KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

32
KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA) “DASAR TERNAK POTONG DAN KERJA” Oleh : FADIL O 121 14 029 PROGRAM STUDI PETERNAKAN JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS TADULAKO 2015

Transcript of KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

Page 1: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

“DASAR TERNAK POTONG DAN KERJA”

Oleh :

FADIL

O 121 14 029

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2015

Page 2: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

1. Klasifikasi Kambing

a. Kambing Bagot

Kambing bagot merupakan jenis kambing tertua di Inggris mulai

diternakkan secara luas pada tahun 1957. Kambing ini adalah kambing semi liar,

sulit dibedakan dengan domba. Perbedaan nya adalah jika pada kambing ekornya

menghadap ke atas sedangka doba ke bawah. Juga pada tanduknya, kambing

tanduknya lebih besar dan mengarah ketas, melingkar cenderung melingkar

kembali kearah depan, sedagkan domba tumbuh ke samping kemudian

kebelakang. Jenis Jantannya berjanggut. Dahi kambing cembung sedangkan

domba cekung.

b. Kambing Booted

Page 3: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

Kambing Booted berasal dari hasil perkawinan silang antara kambing St.

Gallen dan kambing Glarus cantons di Switzerland. Kambing Booted ini adalah

kambing gunung yang sudah termasuk jenis yang langka. Kambing jenis ini

adalah kambing yang beradaptasi untuk hidup di keadaan cuaca dan ketinggian

yang ekstrim.

c. Kambing Pulau Arapawa

Kambing Pulau Arapawa adalah jenis kambing liar, keturunan dari jenis

kambing perah English landrace, jenis kambing inggris yang sudah tidak

diketemukan lagi hidup di Inggris.. Pada tahun 1970 Beberapa ekor diekspor ke

daerah Amerika Utara dan daerah lainnya untuk dikembang biakkan.

d. Kambing Samosir (Kambing Putih, Kambing Batak)

Berdasarkan sejarahnya kambing Samosir ini dipelihara penduduk setempat

secara turun temurun di Pulau Samosir, di tengah Danau Toba, Kabupaten

Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Kambing Samosir pada mulanya digunakan

untuk bahan upacara persembahan pada acara keagamaan salah satu aliran

kepercayaan aninisme (Parmalim) oleh penduduk setempat. Kambing yang

dipersembahkan harus yang berwama putih, maka secara alami penduduk

setempat sudah selektif untuk memelihara kambing mereka mengutamakan yang

berwarna putih. Kambing Samosir ini bisa menyesuaikan diri dengan kondisi

ekosistem lahan kering dan berbatu-batu, walaupun pada musim kemarau

Page 4: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

biasanya rumput sangat sulit dan kering. Kondisi pulau Samosir yang

topografinya berbukit, ternyata kambing ini dapat beradaptasi dan berkembang

biak dengan baik. Tubuh kambing dewasa yaitu rataan bobot badan betina 26 – 32

kg; panjang badan 57 – 63 cm; tinggi pundak 50 – 56 cm; tinggi pinggul 53 – 59

cm; dalam dada 28 – 33 cm dan lebar dada 17 – 20 cm. Berdasarkan ukuran

morfologi tubuh, kambing spesifik lokal Samosir ini hampir sama dengan

kambing Kacang yang ada di Sumatera Utara, yang membedakannya terhadap

kambing Kacang yaitu penotipe warna tubuh yang dominan putih dengan hasil

observasi 39,18% warna tubuh putih dan 60,82% warna tubuh belang putih hitam.

Pemberian nama kambing Samosir pada saat ini masih secara lokal dan dikenal

dengan nama Kambing Putih atau Kambing Batak.

e. Kambing Nigerian Dwarf

Kambing Nigerian Dwarf adalah kambing yang asalnya dari afrika barat,

kemudia dibawa ke amerika untuk dijadikan makanan bagi singa atau macan.

kambing nigerian dwarf yang selamat kemudian di kembang biakkan di kebun

binatang.

Page 5: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

f. Kambing Golden Guernsey

Kambing Golden Guernsey adalah salah satu jenis kambing yang langka

yang berasal dari daerah Guernsey, kepulauan Channel. Kambing jenis ini dibawa

masuk ke Inggris pada tahun 1965, kambing ini kemudian berkembang biak dan

dikenal dengan nama kambing Guernsey Inggris.

g. Kambing Girgentana

Kambing Girgentana berasal dari Sisilia, Italia. Namanya Girgentana

diambil dari nama tempat berkembang biaknya pertama kali yaitu kota Agrigento

di Sisilia. Pada masa lalu kambing jenis ini populasinya bisa lebih dari 30.000

ekor. Tapi saat ini populasinya berkurang drastis dan dikhawatirkan menjadi

punah

.

Page 6: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

h. Kambing Hitam Anatolia

Kambing ini berkembang biak daerah anatolia, turki, dikembang biak kan

sebagai kambing perah, potong atau pedaging dan diambil serat atau bulunya.

kambing jenis ini termasuk jenis kambing yang berasal dari daerah Suriah.

i. Kambing Boerandu

Merupakan kambing hasil persilangan antara kambing boer jenis tyson f1

dan kambing jawa randu.

Page 7: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

j. Kambing Jawarandu

Kambing Jawarandu merupakan kambing hasil persilangan antara kambing

Etawa dengan kambing Kacang. Kambing ini memliki ciri separuh mirip kambing

Etawa dan separuh lagi mirip kambing Kacang. Kambing ini dapat menghasilkan

susu sebanyak 1,5 liter per hari. Kambing Jawa Randu memiliki nama lain Bligon,

Gumbolo, Koplo dan Kacukan. Merupakan hasil silangan dari kambing peranakan

etawa dengan kambing kacang, sifat fisik kacang lebih dominan. Baik jantan

atupun betina merupakan tipe pedaging dan penghasil susu. Untuk menghemat

biasanya peternak susu kambing memilih kambing ini untuk diternakkan guna

diambil susu nya.

k. Kambing Appenzell

Kambing ini berbulu putih dengan bulu yang panjangnya sedang, memiliki

perpaduan anggota tubuh yang baik. Bentuk tubuh yang lebih lebar dan lebih kecil

Page 8: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

dibandingkan kambing saanen. Jantan tingginya berkisar 75-85cm berat 65kg

sedangkan betina 70-80cm berat 45kg. Kambing ini berkembang biak di Negara

Swiss, daerah sebaran nya sekitar Canton Appenzell, St.Gallen (Togeburg), di

Canton Zurich dibiakkan jenis salah satu jenis Appenzell yang merupakan hasil

dari persilangan antara Appenzell dengan Saanen. Saat ini jumlahya sangat sedikit

l. Kambing Kasmir Australia

Kambing Kasmir Australia yang berasal dari Australia. Diimpor ke

Australia pada tahun 1830-1832. Kemudian mulai dikembang biakkan secara

professional mulai tahun 1970an. Ciri fisiknya tidak ada yang berubah dari

angora-cashmere.

m. Kambing Toggenburg

Kambing Toggenburg adalah kambing perah yang ditemukan dan

berkembang biak di lembah Toggenburg, Swiss. Kambing Toggenburg memiliki

bentuk tubuh yang sedang dan memiliki produksi susu yang jumlahnya tidak

banyak jika dibandingkan kambing perah lainnya seperti misalnya kambing

Saanen, Anglo Nubian, Argentata atau Bionda DelAdamello. Kandungan lemak

Page 9: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

susu (butterfat) nya pun termasuk rendah , hanya sekitar 2-3 %, sedangkan kadar

protein nya 2,8%.

n. Kambing Pygmy

Kambing Pygmy merupakan penghasil susu kambing yang mantab, karena

hasilnya banyak dan kontinyu sepanjang tahun. Kambing jenis ini tidak biasa

dipelihara untuk diambil dagingnya atau susunya, walaupun daging dan susu

kambing yang dihasilkan bisa dan layak untuk dikonsumsi manusia.

o. Kambing Muara

Kambing Muara dijumpai di daerah Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli

Utara di Propinsi Sumatera Utara. Dari segi penampilannya kambing ini nampak

gagah, tubuhnya kompak dan sebaran warna bulu bervariasi antara warna bulu

coklat kemerahan, putih dan ada juga berwarna bulu hitam. Bobot kambing Muara

ini lebih besar dari pada kambing Kacang dan kelihatan prolifik. Kambing Muara

ini sering juga beranak dua sampai empat sekelahiran (prolifik). Walaupun

Page 10: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

anaknya empat ternyata dapat hidup sampai besar walaupun tanpa pakai susu

tambahan dan pakan tambahan tetapi penampilan anak cukup sehat, tidak terlalu

jauh berbeda dengan penampilan anak tunggal saat dilahirkan. Hal ini diduga

disebabkan oleh produksi susu kambing relatif baik untuk kebutuhan anak

kambing 4 ekor.

p. Kambing Black Bengal

Kambing Black Bengal ini diketemukan di Bengal, Bihar dan daerah Orissa.

Daerah Tenggara India dan daerah daerah sekitaran Bangladesh. Kambing jenis

Black Bengal ini adalah jenis kambing dual purpose, atau kambing dengan 2 jenis

kegunaan, yaitu sebagai kambing perah untuk diambil susunya dan kambing

pedaging untuk diambil dagingnya.

q. Kambing Bionda dell’Adamello

The “Bionda dell ‘Adamello” adalah kambing lokal dari Italia utara Region

Lombardia. Namanya diambil dari warna rambutnya. Bionda dalam bahasa Italia

Page 11: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

berarti Fair – dan dari gunung “Adamello” yang merupakan bagian dari

Pegunungan Alpen Italia. Mereka termasuk dalam populasi kambing yang disebut

kambing Alpine, dari mana, selama bertahun-tahun, banyak keturunan kambing

berasal, dan hari ini masih tinggal di daerah Alpen Eropa.

r. Kambing Pulau Auckland

Kambing jenis ini sudah sangat langka, diperkirakan sudah punah. Pada

awal abad ke 19 dikembang biakkan sebagai makanan pengelana dan korban

kapal karam yang berlindung di pulau Auckland. Pada tahun 1970 tinggal seekor

saja menurut perkiraan. Sekitar 100 ekor diketemukan di sekitar Port Rose arah

timur-utara mainland Auckland. Pada tahun 1986-1987 sekitar 60 ekor di

pindahkan ke selandia baru untuk penangkaran. Pada tahun 1999 diperkirakan

nasib keturunan kambing ini telah punah.

Page 12: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

s. Kambing Anglo Nubian

Kambing Anglo Nubian dikembangkan di Inggris, di Amerika dikenal

dengan nama Nubia. Kambing Anglo Nubian ini hasil dari persilangan antara

Kambing asal Afrika dengan kambing asal India. Kambing Anglo Nubian

merupakan kambing serba guna, berguna sebagai kambing perah dan kambing

potong yang diambil daging atau , susunya . Jenis Ini bukan produsen susu yang

baik namun memiliki rata-rata kandungan lemak mentega yang tinggi (antara

empat dan lima persen). Musim kawin Kambing Anglo Nubian lebih lama

daripada kambing keturunan Swiss sehingga memungkinkan untuk menghasilkan

susu sepanjang tahun.

t. Kambing Gunung Altai

Kambing Gunung Altai atau disebut juga kambing Altai Mountain

merupakan jenis kambing yang diambil bulunya. Bulunya dikenal dengan Wol.

Page 13: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

Kambing jenis ini dapat diketemukan di daerah otonomi Gorno-Altai, daerah

bekas jajahan Uni Soviet. Daerah tersebut merupakan daerah yang padang

rumputnya menghijau sepanjang tahun. Kambing Gunung Altai seragam dalam

warna, ukuran, konformasi dan produksi wol. Mereka tercatat mempunyai

kemampuan yang kuat dalam beradaptasi dengan kondisi parah peternakan luas

di dataran tinggi. Mereka memiliki berat yang relatif tinggi dan kualitas daging

yang baik dan mampu menggemukkan cepat selama periode musim panas yang

singkat.

u. Kambing Bhuj

Kambing Bhuj ini uga dikenal dengan nama Bhuj Brasileira. Kambing Bhuj

ini diketemukan di daerah tenggara Brazil. Kambing ini adalah kambing multi

fungsi, yang berfungsi sebagai kambing perah yang diambil susu dan Kambing

potong yang diambil dagingnya. Kambing ini biasanya berwarna hitam dengan

sedikit warna putih di bulunya. Bentuk hidung kambing Bhuj ini convex, atau

dikenal juga dengan bentuk “roman nose” , bentuk yang sama dengan bentuk

hidung kambing ettawa. Asal kambing ini adalah dari kambing jenis Kutchi di

India.

v. Kambing Kacang

Jenis kambing ini adalah salah satu ras unggul kambing yang pertama kali

dikembangkan di Indonesia. Kambing kacang merupakan kambing lokal

Indonesia, kambing ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi alam

setempat serta memiliki daya reproduksi yang tinggi pula. Kambing kacang jantan

dan betina keduanya merupakan tipe kambing pedaging.

Page 14: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

Ciri-ciri kambing kacang :

Memiliki tubuh yang relatif kecil dengan kepala ringan dan kecil.

Posisi telinganya tegak, berbulu lurus dan pendek.

Umumnya memiliki warna bulu tunggal putih, hitam, coklat, atau

kombinasi ketiganya.

Kambing jantan maupun betina memiliki dua tanduk pendek.

Berat tubuh jantan dewasa dapat mencapai 30 kg, serta betina dewasa

mencapai 25 kg.

Tinggi kambing jantan 60 – 65 cm, sedangkan yang betina 56 cm.

Memiliki bulu pendek pada seluruh tubuh, kecuali pada ekor dan dagu,

pada kambing jantan juga tumbuh bulu panjang sepanjang garis leher,

pundak dan punggung sampai ekor dan pantat.

w. Kambing Ettawa (Kambing Jamnapari)

Kambing Ettawa atau dikenal juga dengan nama Kambing Jamnapari,

merupakan jenis kambing unggul yang dapat diternakkan sebagai kambing

penghasil susu maupun sebagai kambing penghasil daging. Kambing Ettawa ini

didatangkan dari India.

Adapun ciri-ciri kambing Ettawa :

Badannya besar, tinggi gumba kambing jantan 90 cm hingga 127 cm dan

yang betina mencapai 92 cm.

Bobot yang jantan bisa mencapai 91 kg, sedangkan betina hanya mencapai

63 kg.

Telinganya panjang dan terkulai ke bawah.

Dahi dan hidungnya cembung.

Kambing jantan maupun betina bertanduk pendek.

Kambing Etawa mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari.

x. Kambing Saanen

Kambing Saanen ini aslinya berasal dari lembah Saanen, Swiss

(Switzerland) bagian barat. Merupakan salah satu jenis kambing terbesar di Swiss

dan penghasil susu kambing yang terkenal. Sulit berkembang di wilayah tropis

karena kepekaannya terhadap matahari. Oleh karena itu di Indonesia jenis

Page 15: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

kambing ini disilangkan lagi dengan jenis kambing lain yang lebih resisten

terhadap cuaca tropis dan tetap diberi nama kambing Saanen, antara lain dengan

kambing peranakan etawa.

Ciri-ciri kambing Saanen :

Bulunya pendek berwarna putih atau krim dengan titik hitam di hidung,

telinga dan di kelenjar susu.

Hidungnya lurus dan muka berupa segitiga.

Telinganya sederhana dan tegak ke sebelah dan ke depan.

Ekornya tipis dan pendek.

Jantan dan betinanya bertanduk.

Berat dewasa 68-91 kg (Jantan) dan 36kg – 63kg (Betina), tinggi ideal

kambing ini 81 cm dengan berat 61 kg, di saat tingginya 94 cm beratnya

81 kg.

Produksi susu 740 kg/ms laktasi.

y. Kambing Gembrong

Kambing Gembrong terdapat di daerah kawasan Timur Pulau Bali terutama

di Kabupaten Karangasem. Pertama kali melihat hewan ini seperti melihat anjing

berbulu panjang dan lebat, padahal kambing. Melihat badannya memang mirip

kambing, tetapi bila melihat bulunya yang lebat mirip anjing. Dari badan hingga

kepala, hewan ini juga hampir tertutup seluruhnya oleh bulu. Itulah kambing

Gembrong•, kambing asal Bali yang hampir punah. Ciri khas kambing

Gembrong jantan berbulu panjang lebat dan mengkilap, yang tumbuh mulai dari

kepala hingga ekor. Bila dibiarkan, panjang bulu bisa mencapai 25—30 cm.

Setiap 12—16 bulan sekali, bulunya mesti dicukur. Jika tidak, bulu bagian kepala

dapat menutupi mata dan telinga, sehingga akan mempersulit kambing saat

makan. Sedangkan bentuk dan ukuran tubuh kambing betina mirip kambing

kacang. Tapi pada bagian bawah perut melebar. Kambing gembrong betina juga

bertanduk, namun lebih pendek dan oval. Rambut panjang terdapat pada kambing

jantan, sedangkan kambing Gembrong betina berbulu pendek berkisar 2-3 cm.

Warna tubuh dominan kambing Gembrong pada umumnya putih sebagian

berwarna coklat muda dan coklat. Pola warna tubuh kebanyakan satu warna,

Page 16: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

sebagian lagi dua – sampai tiga warna. Tinggi kambing (gumba) 58 – 65 cm,

bobot badan kambing dewasa 32-45 kg. Kambing jantan berjumbai pada dahi.

Jumbai terkadang menutup mata dan muka kambing. Kambing gembrong ini

dulunya merupakan persilangan antara kambing Kashmir dengan kambing Turki.

Kedua jenis kambing itu masuk ke Bali dari luar negeri sebagai hadiah untuk

seorang bangsawan Bali, yang kemudian berkembang sampai sekarang di daerah

Bali. Beberapa peternak mencoba menyilangkan kambing Gembrong dengan

kambing Peranakan Ettawah (PE). Dari persilangan itu dihasilkan kambing gettah

alias gembrong ettawa.

z. Kambing Kosta

Lokasi penyebaran kambing Kosta ada di sekitar Jakarta dan Propinsi

Banten. Kambing ini mempunyai bentuk tubuh sedang, hidung rata dan kadang-

kadang ada yang melengkung, tanduk pendek, bulu pendek. Kambing ini dulunya

terbentuk dari persilangan kambing Kacang dan kambing Khasmir (kambing

impor). Warna dari kambing Kosta ini adalah coklat tua, coklat muda, coklat

merah, abu-abu sampai hitam. Pola warna tubuh umumnya terdiri dari 2 warna,

dan bagian yang belang umumnya didominasi oleh warna putih. Kambing Kosta

terdapat di Kabupaten Serang, Pandeglang, dan disekitarnya serta ditemukan pula

dalam populasi kecil di wilayah Tangerang dan DKI Jakarta. Selama ini

masyarakat hanya mengenal Kambing Kacang sebagai kambing asli Indonesia,

namun karena bentuk dan performa Kambing Kosta menyerupai Kambing

Kacang, sering sulit dibedakan antara Kambing Kosta dengan Kambing Kacang,

padahal bila diamati secara seksama terdapat perbedaan yang cukup signifikan.

Salah satu ciri khas Kambing Kosta adalah terdapatnya motif garis yang sejajar

pada bagian kiri dan kanan muka, selain itu terdapat pula ciri khas yang dimiliki

oleh Kambing Kosta yaitu bulu rewos di bagian kaki belakang mirip bulu rewos

pada Kambing Peranakan Ettawa (PE), namun tidak sepanjang bulu rewos pada

Kambing PE dengan tekstur bulu yang agak tebal dan halus. Tubuh Kambing

Kosta berbentuk besar ke bagian belakang sehingga cocok dan potensial untuk

dijadikan tipe pedaging. Saat ini populasi Kambing Kosta terus menyusut.

Page 17: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

2. Klasifikasi Domba

a. Domba Argali

Domba Argali ini masih hidup liar didaratan tinggi yang berbukit.

Umumnya domba jenis ini berada pada daerah asia tengah. Domba argali

merupakan salah satu domba terbesar didunia, tingginya dapat mencapai 120 cm

dan berat 140 kg. Warna rambut (bulu) domba ini bervariasi dari kuning sampai

coklat gelap. Pada domba jantan rambut di leher berwarna keputih-putihan

dan terdapat jambul di belakangnya. Domba jantan dari jenis in

bertanduk besar, panjangnya mencapai 190 cm atau 6.3 kaki.

b. Domba Bighorn

Domba Bighorn ini biasa juga disebut sebagai domba bertanduk besar.

Tersebar di Amerika Utara dan Siberia, walaupun populasi nya sebagaian besar

berada pada daerah Amerika Utara. Nama Bighorn diambil dari bentuk

tanduknya, Domba jantan memiliki tanduk yang besar dan membengkok, berat

tanduknya dapat mencapai 30 lb (14 kg). Warna domba Bighorn bervariasi (coklat

gelap atau keabu-abuan). Domba Bighorn betina beratnya bisa 200 pon (90

kg), jantan beratnya dapat mencapai 300 pon (135 kg).

Page 18: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

c. Domba Thinhorn

Domba Thinhorn merupakan Domba liar yang hidup didaerah bergunung-

gunung, atau daerah berbukit yang curam, yang memiliki padang rumput. Domba

Thinhorn menghuni rangkaian pegunungan Alaska yang

subarctic, Wilayah Yukon, Wilayah barat laut pegunungan Mackenzie, dan

Columbia Britania utara. Warna rambut dari domba ini ialah putih dan coklat.

Warna tanduk kekuning-kuningan, pada domba jantan tanduknya bengkok dan

besar, sedangkan pada domba betina lebih pendek dan tipis, serta hanya sedikit

membengkok.

d. Domba Mouflon

Domba Mouflon tersebar di Caucasus, dan di Iraq utara dan daerah

Iran. DombaMouflon pertama kali diperkenalkan ke pulau Corsica, Sardinia,

Rhodes, dan Cyprus,pada periode neolithic, perkanalan ini telah dimulai sejak

permulaan penjinakan domba ini. Umumnya warna rambut ialah coklat kemerah-

merahan . Pada Domba jantan terdapat tanduk yang besar. Tinggi bagaian depan

domba ini ialah berkisar 90 cm dengan berat badan sekitar 50 kg untuk domba

jantan dan 35 kg untuk domba betina. Pemanfaatan domba ini ialah pada

penggunaan dagingnya.

Page 19: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

e. Domba Urial

Domba Urial ini merupakan kelompok domba liar Ovis orientalis.

Domba Urial dikenalsebagai Shapo atau Arkhar. Urial ditemukan di daerah Asia

pusat dari northeastern Iran dan Kazakhstan ke Balochistan dan Ladakh. Warna

rambut domba urial coklat kemerah-merahan, rambut akan mengalami

pemudaransepanjang musim dingin. Domba jantan mempunyai tanduk besar

mengeriting keluar sampai ke belakang kepala. Tanduk dari

jantan dapat tumbuh sampai 1 meter . Rata-Rata tinggi depan dari domba jantan

dewasa berkisar 80-90 cm. Lingkungan hidup dari Urial berada di tempat yang

berumput. Domba ini memiliki musim kawin yang dimulai pada bulan September.

f. Domba Merino

Domba Merino merupakan domba yang berasal dari daerah Asia kecil

namun domba ini berkembang baik di Spanyol, Inggris, dan Australia. Domba

merino merupakan penghasil Wol terbaik dengan panjang rambut mencapai 10

cm. Domba Merino menghasilkan wol yang halus. Produksi wol dapat mencapai

10 kg wol perekor . Domba jantan bertanduk besar, kokoh dan kuat. Berat badan

domba jantan mencapi 64-79 Kg, dan domba betina 45-57 Kg. Memilki bentuk

leher yang pendek. Penyebaran domba ini ialah terutama pada daerah Texas,

Mexico Baru dan California. Ohio, Iowa, Michigan, Pennsylvania, Barat

Page 20: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

Virginia,dan New York. Namun pada saat ini domba jenis ini hampir telah

menyebar keseluruh dunia.

g. Domba Suffolk

Domba Suffolk berasal dari Inggris. Domba ini memiliki ciri khas yaitu

memiliki warna kepala yang hitam. Suffolk memilki bobot badan yang tinggi, di

Inggris berat Domba jantan dapat mencapai 135-200 Kg dan Domba betina 100-

150 Kg. Domba ini persilangan antara domba jantan Southdow dengan

domba Norfolkbetina. Dari domba Southdow, domba Suffolk mendapatkan

rambut yang bermutu baik, sedangkan dari domba Norfolk didapatkan tanduk

yang cukup besar dan berat badan yang berkualitas bagus Presentase daging yang

tinggi yaitu 55-65 % dari bobot badan, domba ini telah disilangkan dengan domba

merino yang menghasilkan domba suffmer. Penyebaran domba ini yaitu didaerah

New York, Panama, dan beberapa negara-negara eropa.

h. Domba Hampshire

Domba Hampshire dikembangkan di daerah Hampshire, Inggris, pada abad

ke-19 melalui persilangan antara domba Southdown jantan dengan domba betina

keturunan Wiltshire Horn dan Berkshire Knot.

Ciri-ciri Domba Hampshire Yaitu : wajah berwarna gelap, bulu panjang dan tebal

berwarna coklat, telinga agak melengkung, kaki berwarna hitam dan tidak ditutupi

wol.

Page 21: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

i. Domba Polwarth

Domba Polwarth merupakan tipe dual-purpose, dikembangkan di Victoria,

Australia sejak tahun 1880. Merupakan persilangan antara Merino (75%) dan

Lincoln (25%). Domba Polwarth memiliki tubuh yang besar, tegap,

pemeliharaannya mudah dan memiliki produktivitas wool yang tinggi dengan

serat bulu berdiameter antara 22-25 mikron.

j. Domba Portland

Domba Portland berasal dari Inggris dan merupakan salah satu breed

Dorset. Bertubuh kecil dan dipenuhi oleh wool kecuali pada bagian wajah dan

kaki bagian bawah yang berwana kecoklatan. Domba yang baru lahir berwarna

dan berwarna agak keputih-putihan atau abu-abu selama beberapa awal bulan

kehidupan. Tanduk muncul setelah dewasa dan berbentuk spiral.

k. Domba Rambouillet

Page 22: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

Domba Rambouillet berasal dari Prancis disebut juga Merino Prancis.

Domba Rambouillet merupakan tipe dwiguna.

Ciri-ciri Domba Rambouillet adalah badan besar, dalam, lebar dan padat dengan

tulang-tulang yang kuat, kepala tegak. Domba jantan bertanduk besar sedangkan

betina tidak bertanduk.

l. Domba Norwegia (Villsau)

Domba Norwegia merupakan domba primitif yang hidup di daerah

Norwegia dan Skandinavia. Memiliki muka yang kecil dengan kaki yang bagus

dan bulu yang berwarna hampir putih sampai keabu-abuan, cokelat gelap dan

hitam. Berat jantan dewasa sekitar 43 kg dan betinanya 32 kg.

m. Domba Shoutdown

Domba Southdown berasal dari Inggris dan merupakan tipe pedaging. Ciri-

ciri Domba Southdown : tubuh kecil, lebar dan dalam, bentuk bulat, daging padat

dan kaki pendek.Garis punggung lurus, leher pendek dan tebal.Telinga pendek

dengan ujung bulat dan tidak bertanduk.

Page 23: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

3. Klasifikasi Rusa

a. Rusa Sika

Rusa Sika (Cervus nippon) adalah jenis rusa dari keluarga Cervidae yang

menempati wilayah Asia Timur. Rusa sika mendiami habitat hutan berdaun gugur

di sebelah utara dan hutan campuran subtropis dan hutan di daerah yang lebih

hangat di sebelah selatan Asia Timur. Rusa Sika adalah kerabat dekat dari rusa

merah, rusa merah asia tengah dan elk. Rusa sika ditemukan dari wilayah Ussuri

di Siberia sampai semenanjung Korea, Manchuria, Tiongkok sebelah utara dan

selatan, dengan populasi yang sedikit terisolir di Vietnam. Rusa Sika juga

mendiami kepulauan Jepang dan Taiwan. Rusa Sika juga didatangkan ke pulau-

pulau di Pasifik.

b. Rusa Ekor Putih

Rusa Ekor Putih ketika berjalan memiringkan ekor. Dengan panjang tubuh

1,83-1,98 m, tinggi bahu 0,92 m, dan panjang ekor 10-28 cm. Telinga kecil,

kelenjar tubuh kecil, panjang hanya sekitar 3 cm, rambut putih di sekitar kelenjar.

Bulu putih ekor rusa itu sedikit merah pada musim panas dan abu-abu pada

musim dingin.

Page 24: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

c. Rusa Merah

Rusa merah (Cervus elaphus) adalah salah satu spesies rusa terbesar yang

mendiami sebagian Eropa, Pegunungan Kaukasus wilayah, Asia Kecil, Iran,

bagian dari Asia Barat, dan Asia Tengah. Jenis ini juga mendiami Pegunungan

Atlas daerah antara Maroko dan Tunisia di barat laut Afrika, menjadi satu-satunya

spesies rusa yang mendiami Afrika. Rusa merah telah diperkenalkan ke daerah

lain, termasuk Australia, Selandia Baru, Peru, Uruguay, Chile dan Argentina. Di

beberapa negara, daging (daging rusa) dari rusa merah digunakan sebagai sumber

makanan.

d. Rusa Air

Rusa Air (Hydropotes inermis) merupakan rusa kecil lebih mirip dengan

rusa musk. Berasal Cina dan Korea, ada dua subspesies: Rusa Air Cina

(Hydropotes inermis inermis) dan Rusa Air Korea (Hydropotes inermis

argyropus). Meskipun kurangnya tanduk dan tertentu lainnya anatomi anomali-

termasuk sepasang menonjol gading (menunjuk ke bawah gigi taring), itu

diklasifikasikan sebagai cervid a. Karakteristik unik anatomi yang

menyebabkannya harus diklasifikasikan dalam sendiri genus (Hydropotes) serta

subfamili sendiri (Hydropotinae).

Page 25: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

e. Rusa Muntjac

Rusa Muntjacs, juga dikenal sebagai kijang dan Rusa Mastreani, rusa

terkecil dari genus Muntiacus. Muntjacs adalah rusa tertua, diperkirakan telah

mulai muncul 15-35000000 tahun yang lalu, dengan sisa-sisa ditemukan di

Miosen deposito di Perancis, Jerman dan Polandia .

f. Rusa Tutul

Rusa Tutul juga disebut sebagai Chital Deer. Memiliki ciri khas terdapat

bintik-bintik putih disaat muda tidak hilang ketika dewasa. Rusa ini disebut

sebagai Rusa Tutul.

g. Rusa Besar

Page 26: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

Rusa Besar (Alces alces) merupakan salah satu spesies rusa yang hidup di

hutan boreal dan daun lebar campuran sedang, dari Norwegia sampai Kanada

sepanjang arah ke timur. Rusa besar merupakan rusa yang berukuran paling besar

dan paling khas bila dilihat dari tandungnya yang palmate, sementara spesies yang

lain berbentuk seperti ranting. Rusa besar yang tumbuh dewasa jarang memiliki

musuh, namun sekawanan serigala masih dapat menunjukkan ancaman,

khususnya pada betina dengan anaknya.

h. Rusa Key

Rusa Key (Odocoileus virginianus clavium) merupakan spesies rusa yang

terancam punah. Rusa jenis ini hanya hidup di Florida Keys dan merupakan

subspesies dari rusa berekor putih (O. virginianus). Jenis ini merupakan rusa

terkecil Amerika Utara.

i. Rusa Sambar

Rusa Sambar merupakan rusa terbesar di Indonesia. Rusa Sambar atau

dalam bahasa ilmiah (latin) disebut Cervus unicolor menjadi rusa paling besar

diantara 3 rusa asli Indonesia lainnya seperti Rusa Timor (Cervus timorensis),

Rusa Bawean (Axis kuhlii), dan Kijang (Muntiacus muntjak).

Page 27: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

Rusa Sambar terdiri sedikitnya 13 subspesies. Subspesies rusa sambar yang

asli berasal dari Indonesia dan menjadi rusa terbesar di Indonesia adalah Cervus

unicolor equinus. Subspesies ini selain terdapat di Indonesia (Sumatera dan

Kalimantan) terdapat juga di semenanjung Malaysia dan Thailand. Ciri khas Rusa

Sambar adalah tubuh yang besar dengan warna bulu kecoklatan dan cenderung

berwarna coklat ke abu-abuan atau ke merah-merahan, warna gelap sepanjang

bagian atas. Rusa yang hidup di Sumatera Indonesia ini dapat tumbuh setinggi

102 cm – 160 cm dengan panjang tubuh sekitar 150 cm. Berat rusa dewasa sekitar

80-90 kg (betina) dan 90-125 kg (jantan). Tanduk rusa sambar juga tergolong

panjang dan bisa mencapai hingga tinggi 1 meter. Meskipun tidak memiliki

musim kawin yang spesifik, umumnya Rusa Sambar (Cervus unicolor) melakukan

perkawinan alami berkisar antara bulan Juli sampai September. Rusa betina akan

bunting selama 7-8 bulan. Anak akan bersembunyi selama 1-2 minggu, kemudian

bergabung dengan kelompok. Tanduk rusa hanya dimiliki oleh rusa jantan yang

tumbuh pada umur sekitar 14 bulan. Tanduk pertama hanya berbentuk lurus dan

baru bercabang pada masa pertumbuhan tanduk berikutnya. Tanduk akan lepas

pada umur 10-12 bulan setelah tumbuh, selanjutnya akan tumbuh kembali.

Rusa Sambar merupakan binatang diurnal yang beraktifitas pada siang hari.

Mereka hidup secara berkelompok dan mendiami daerah hutan tropis maupun

subtropis hingga ketinggian mencapai 2000 meter dpl.

j. Rusa Pudu

Rusa Pudu merupakan subspesies rusa Amerika Selatan dari genus Pudu,

dan merupakan rusa terkcil di dunia. Kedua spesies pudús adalah Pudu Utara

(Pudu mephistophiles) dari Kolombia, Ekuador, dan Peru, dan Pudu selatan. Rusa

Page 28: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

Pudu memiliki berbagai ukuran dan tinggi 32-44 cm dan panjang sampai 85 cm.

Pada tahun 2009, kedua spesies rusa tersebut diklasifikasikan sebagai “Hewan

Langka" di IUCN Red List.

Rusa Pudu adalah rusa terkecil di dunia, dengan subspesies Rusa Pudu

selatan yang sedikit lebih besar dari Rusa Pudu utara. Rusa Pudu memiliki berat

sampai 12 kg, tercatat berat badan tertinggi Rusa Pudu adalah 13,4 kg. Rusa Pudu

memiliki mata hitam, hidung hitam, dan telinga bulat dengan panjang 7,5-8 cm.

Rusa Pudu adalah hewan soliter yang perilakunya di alam liar adalah sebagian

besar tidak diketahui karena sifat rahasia nya. Rusa Pudu yang kusam, paling aktif

di pagi hari, sore, dan malam.

k. Rusa Roe

Rusa Roe (Capreolus capreolus) merupakan spesies rusa di Eropa, Asia

Kecil, dan wilayah pantai laut Kaspia. Terdapat spesies lain yang disebut Rusa

Roe Siberia (Capreolus pygargus) yang dapat ditemui dari pegunungan Ural

sampai Tiongkok dan Siberia. Kedua spesies bertemu di pegunungan Kaukasus,

dengan spesies Eropa menduduki bagian selatan pegunungan dan rusa roe siberia

menduduki wilayah utara pegunungan. Di Eropa, rusa Roe hampir muncul di

seluruh wilayah, terkecual di Skandinavia utara dan beberapa pulau, terutama

Islandia, Irlandia, dan kepulauan di laut Tengah.

Page 29: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

l. Rusa Timor

Rusa Timor merupakan salah satu rusa asli Indonesia selain rusa bawean,

sambar, dan menjangan. Rusa timor yang mempunyai nama latin Cervus

timorensis diperkirakan asli berasal dari Jawa dan Bali, kini ditetapkan

menjadi fauna identitas provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Rusa Timor (Cervus timorensis) yang ditetapkan menjadi fauna identitas

NTB, mempunyai bulu berwarna coklat kemerah-merahan hingga abu-abu

kecoklatan dengan bagian bawah perut dan ekor berwarna putih.

Rusa Timor dewasa mempunyai panjang badan berkisar antara 195-210 cm

dengan tinggi badan mencapai antara 91-110 cm. Rusa Timor (Cervus timorensis)

mempunyai berat badan antara 103-115 kg walaupun rusa timor yang berada

dipenangkaran mampu memiliki bobot sekitar 140 kg. Ukuran rusa timor ini

meskipun kalah besar dari sambar (Cervus unicolor) namun dibandingkan dengan

rusa jenis lainnya sepertirusa bawean, dan menjangan, ukuran tubuh rusa timor

lebih besar. Rusa jantan memiliki tanduk (ranggah) yang bercabang. Tanduk akan

tumbuh pertama kali pada anak jantan saat umur 8 bulan. Setelah dewasa, tanduk

menjadi sempurna yang ditandai dengan terdapatnya 3 ujung runcing.

Rusa timor (Cervus timorensis) merupakan hewan yang dapat aktif di siang hari

(diurnal) maupun di malam hari (nokturnal), tergantung kondisi habitatnya.

Rusa Timor sebagaimana rusa lainnya termasuk hewan pemamah biak yang

menyukai daun-daunan dan berbagai macam buah-buahan Rusa memakan

berbagai bagian tumbuhan mulai dari pucuk, daun muda, daun tua, maupun

batang muda. Umumnya Rusa Timor bersifat poligamus yaitu satu penjantan akan

mengawini beberapa betina. Rusa betina mempunyai anak setiap tahun dengan

sekali musim rata-rata satu ekor anak.

Page 30: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

m. Rusa Bawean

Rusa Bawean (Axis kuhlii), merupakan satwa endemik pulau Bawean (Kab.

Gresik, Jawa Timur) yang populasinya semakin langka dan terancam kepunahan.

Oleh IUCN Redlist, Rusa Bawean, yang merupakan satu diantara 4 jenis (spesies)

Rusa yang dimiliki Indonesia ini, dikategorikan dalam “Kritis” (CR; Critiscally

Endangered) atau “sangat terancam kepunahan”. Spesies Rusa Bawean ini juga

terdaftar pada CITES sebagai appendix I. Dalam bahasa inggris disebut

sebagai Bawean Deer. Rusa Bawean memiliki tubuh yang relatif lebih kecil

dibandingkan Rusa jenis lainnya. Rusa Bawean (Axis kuhlii) mempunyai tinggi

tubuh antara 60-70 cm dan panjang tubuh antara 105-115 cm. Rusa endemik

Pulau Bawean ini mempunyai bobot antara 15-25 kg untuk rusa betina dan 19-30

kg untuk rusa jantan. Selain tubuhnya yang mungil, ciri khas lainnya adalah

memiliki ekor sepanjang 20 cm yang berwarna coklat dan keputihan pada lipatan

ekor bagian dalam. Tubuhnya yang mungil ini menjadikan Rusa Bawean lincah

dan menjadi pelari yang ulung. Warna bulunya sama dengan kebanyakan rusa,

cokelat kemerahan kecuali pada leher dan mata yang berwarna putih terang. Bulu

pada Rusa Bawean anak-anak memiliki totol-totol tetapi seiring bertambahnya

umur, noktah ini akan hilang dengan sendirinya. Sebagaimana rusa lainnya, Rusa

Bawean jantan memiliki tanduk (ranggah) yang mulai tumbuh ketika berusia

delapan bulan. Tanduk (ranggah) tumbuh bercabang tiga hingga rusa berusia 30

bulan. Ranggah rusa ini tidak langsung menjadi tanduk tetap tetapi mengalami

proses patah tanggal untuk digantikan ranggah yang baru. Baru ketika rusa berusia

7 tahun, ranggah (tanduk rusa) ini menjadi tanduk tetap dan tidak patah tanggal

Page 31: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

kembali. Rusa Bawean merupakan nokturnal, lebih sering aktif di sepanjang

malam. Dan mempunyai habitat di semak-semak pada hutan sekunder yang

berada pada ketinggian hingga 500 mdpl. Mereka sangat hati-hati, dan muncul

untuk menghindari kontak dengan orang-orang; di mana aktivitas manusia berat,

rusa menghabiskan hari di hutan di lereng-lereng curam yang tidak dapat diakses

oleh penebang kayu jati.

n. Rusa Bagal

Rusa Bagal merupakan spesies Odocoileus dengan tinggi tubub rata-rata 80-

106 cm pada bahu dan panjang hidung-ke-ekor berkisar antara 1,2 sampai 2,1 m

(3,9-6,9 ft ). Dari jumlah ini, ekor dapat terdiri 11,6-23 cm (4,6-9,1 dalam). Berat

normal jantan rata-rata sekitar 55-150 kg, dan rusa betina lebih kecil dan biasanya

memiliki berat badan normal 43-90 kg. Tidak seperti whitetail yang , rusa bagal

umumnya tidak menunjukkan variasi ukuran yang ditandai di jangkauan,

meskipun kondisi lingkungan dapat menyebabkan fluktuasi berat badan yang

cukup besar dalam setiap populasi tertentu.

Page 32: KLASIFIKASI RUMINASIA KECIL (KAMBING, DOMBA DAN RUSA)

o. Rusa Alfredi

Rusa Alfredi merupakan rusa kecil dan berkaki pendek. Rusa jenis yang

terbesar endemik spesies Visayas. Rusa dewasa berkisar 125-130 cm , panjang

dari kepala ke pangkal ekor, 70 sampai 80 cm tinggi bahu dan berat 25-80 kg.

Jenis ini mudah dibedakan dari spesies rusa lain di Filipina dengan ciri pola

bintik-bintik berwarna coklat pada bagian dalam, belakang dan samping. Kepala

dan leher berwarna coklat, dan mata yang dikelilingi bulu berwarna pucat. Rusa

jantan lebih besar dari betina dan memiliki pendek, tebal, dengan tanduk yang

bergelombang.