Klasifikasi Rumah sakit

11
Klasifikasi Rumah sakit Rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria (Siregar dan Lia, 2004) sebagai berikut : 1. Berdasarkan Kepemilikan a. Rumah sakitUmum Pemerintah Rumah SakitUmum Pemerintah adalah rumah sakit yang dibiayai, diselenggarakan dan diawasi oleh pemerintah baik pemerintah pusat (Departemen Kesehatan), Pemerintah Daerah, ABRI, Departemen Pertahanan dan Keamanan maupun Badan Umum Milik Negara (BUMN). Rumah sakit ini bersifat non profit.Rumah Sakit Umum Pemerintah dapat diklasifikasikan berdasarkan pada unsur pelayanan, ketenagaan, fisik, dan peralatan. 1) Rumah Sakit Kelas A Rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik yang bersifat spesialistik dan subspesialistik luas. Mempunyai kapasitas tempat tidur minimal 400

Transcript of Klasifikasi Rumah sakit

Page 1: Klasifikasi Rumah sakit

Klasifikasi Rumah sakit

Rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria (Siregar dan Lia,

2004) sebagai berikut :

1. Berdasarkan Kepemilikan

a. Rumah sakitUmum Pemerintah

Rumah SakitUmum Pemerintah adalah rumah sakit yang dibiayai,

diselenggarakan dan diawasi oleh pemerintah baik pemerintah pusat

(Departemen Kesehatan), Pemerintah Daerah, ABRI, Departemen

Pertahanan dan Keamanan maupun Badan Umum Milik Negara (BUMN).

Rumah sakit ini bersifat non profit.Rumah Sakit Umum Pemerintah dapat

diklasifikasikan berdasarkan pada unsur pelayanan, ketenagaan, fisik, dan

peralatan.

1) Rumah Sakit Kelas A

Rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medik yang bersifat spesialistik dan subspesialistik luas. Mempunyai

kapasitas tempat tidur minimal 400 buah (Permenkes 340, 2010) dan

merupakan Rumah sakit rujukan tertinggi, seperti RSUP Dr. Cipto

Mangunkusumo.

2) Rumah Sakit Kelas B

Rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medis spesialistik sekurang-kurangnya 11 jenis, meliputi Pelayanan

Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik Spesialis

Dasar, Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, Pelayanan Medik

Page 2: Klasifikasi Rumah sakit

Spesialis Lain, Pelayanan Medik Spesialis Gigi-Mulut, Pelayanan

Medik Subspesialis, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Kebidanan,

Pelayanan Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non

Klinik.Rumah Sakit kelas B harus mempunyai kapasitas tempat tidur

minimal200 buah.(Permenkes 340, 2010).

3) Rumah Sakit Kelas C

Rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medis sekurang-kurangnya 4 Pelayanan Medik Spesialis Dasar dan 4

Pelayanan Spesialis Penunjang Medik. Mempunyai kapasitas tempat

tidur minimal 100 buah.(Permenkes 340, 2010).

4) Rumah sakit Kelas D

Rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan

medic sekurang-kurangnya 2 Pelayanan Medik Spesialis Dasar.

Memiliki kapasitas tempat tidur minimal 50buah.(Permenkes 340,

2010).

b. Rumah Sakit Swasta

Rumah sakit yang dimiliki dan diselenggarakan oleh yayasan, organisasi

keagamaan atau Badan Hukum lain dan dapat juga bekerja sama dengan

institusi Pendidikan. Rumah sakit ini bertanggung jawab terhadap

penyantun dana dan umumnya tidak memungut pajak kepada pelanggan

mereka. Rumah sakit ini dapat bersifat profit dan non profit.

Berdasarkan Keputusan Menteri Republik Indonesia No.

806b/Menkes/SK/XII/1987, klasifikasi Rumah sakit Umum Swasta, yaitu:

Page 3: Klasifikasi Rumah sakit

1) Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, memberikan pelayanan medis

bersifat umum,

2) Rumah Sakit Umum Swasta Madya, memberikan pelayanan medis

bersifat umum dan spesialistik 4 dasar lengkap,

3) Rumah Sakit Umum Swasta Madya, memberikan pelayanan medis

bersifat umum, spesialistik dan subspesialitik.

2. Berdasarkan Bentuk Pelayanan

a. Rumah Sakit Umum

Rumah sakit yang melayani semua bentuk pelayanan kesehatan sesuai

dengan kemampuannya. Pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit

bersifat dasar, spesialistik, dan subspesialistik.

b. Rumah Sakit Khusus

Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan berdasarkan jenis

pelayanan tertentu seperti Rumah Sakit Kanker, Rumah Sakit Kusta,

Rumah Sakit Paru, Rumah Sakit Mata, dll.

3. Berdasarkan Lama Tinggal di Rumah Sakit

a. Rumah Sakit Untuk Perawatan Jangka Pendek

Rumah sakit ini melayani pasien dengan penyakit-penyakit kambuhan

yang dapat dirawat dalam periode waktu relatif pendek, misalnya rumah

sakit yang menyediakan pelayanan spesialis.

Page 4: Klasifikasi Rumah sakit

b. Rumah Sakit Untuk Perawatan Jangka Panjang

Rumah sakit ini melayani pasien dengan penyakit-penyakit kronik yang

harus berobat secara tetap dan dalam jangka waktu yang panjang,

misalnya Rumah Sakit Rehabilitasi dan Rumah Sakit Jiwa.

4. Berdasarkan Hubungannya Dengan Lembaga Pendidikan

a. Rumah sakit pendidikan, yaitu rumah sakit yang menyelenggarakan

program latihan untuk berbagai profesi.

b. Rumah sakit non pendidikan, yaitu yaitu rumah sakit yang tidak

menyelenggarakan program latihan untuk berbagai profesi dan tidak

memiliki hubungan kerjasama dengan universitas.

5. Berdasarkan Status Akreditasi

Terdiri atas rumah sakit yang telah diakreditasi dan rumah sakit yang belum

terakreditasi. Rumah sakit yang telah diakreditasi adalah rumah sakit yang

telah diakui secara formal oleh suatu badan sertifikasi yang diakui, yang

menyatakan bahwa suatu rumah sakit telah memenuhi persyaratan untuk

melakukan kegiatan tertentu.

Tujuan IFRS adalah:

1. Memberi manfaat kepada penderita, rumah sakit, sejawat profesi kesehatan,

dan kepada profesi farmasi oleh apoteker rumah sakit yang kompeten dan

memenuhi syarat.

2. Membantu dalam penyediaan perbekalan yang memadai oleh apoteker rumah

sakit yang memenuhi syarat.

3. Menjamin praktik profesional yang bermutu tinggi melalui penetapan dan

Page 5: Klasifikasi Rumah sakit

pemeliharaan standar etika profesional, pendidikan dan pencapaian, dan

melalui peningkatan kesejahteraan ekonomi.

4. Meningkatkan penelitian dalam praktik farmasi rumah sakit dan dalam ilmu

farmasetik pada umumnya.

5. Menyebarkan pengetahuan farmasi dengan mengadakan pertukaran informasi

antara para apoteker rumah sakit, anggota profesi, dan spesialisasi yang

serumpun.

6. Memperluas dan memperkuat kemampuan apoteker rumah sakit untuk :

a. Secara efektif mengelola suatu pelayanan farmasi yang terorganisasi

b. Mengembangkan dan memberikan pelayanan farmasi klinik

c. Melakukan dan berfartisifasi dalam penelitian klinik dan farmasi dan

dalam program edukasi untuk praktisi kesehatan, penderita, mahasiswa,

dan masyarakat.

7. Meningkatkan pengetahuan dan pengertian praktik farmasi rumah sakit

kontemporer bagi masyarakat, pemerintah, industri farmasi, dan profesional

kesehatan lainnya.

8. Membantu menyediakan personel pendukung yang bermutu untuk IFRS

9. Membantu dalam pengembangan dan kemajuan profesi kefarmasian.

Siregar, Ch. J.P., dan Amalia, L. 2004. Farmasi Rumah Sakit, Teori dan

Penerapan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Page 6: Klasifikasi Rumah sakit

Klasifikasi Rumah Sakit

Menurut Siregar dan Amalia (2004), rumah sakit dapat diklasifikasikan

berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1. Klasifikasi berdasarkan kepemilikan, terdiri dari:

a. Rumah sakit pemerintah, terdiri dari:

1) rumah sakit yang langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan.

2) rumah sakit pemerintah daerah.

3) rumah sakit militer.

4) rumah sakit Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

b. rumah sakit yang dikelola oleh masyarakat (swasta).

2. Klasifikasi berdasarkan jenis pelayanan, terdiri dari 2 jenis:

a. Rumah sakit umum, memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan

berbagai penyakit.

b. Rumah sakit khusus, memberi pelayanan diagnosa dan pengobatan untuk

penderita dengan kondisi medik tertentu baik bedah maupun non bedah,

contoh: rumah sakit kanker maupun rumah sakit jantung.

3. Klasifikasi berdasarkan afiliasi pendidikan, terdiri dari 2 jenis:

a. Rumah sakit pendidikan, yaitu rumah sakit yang menyelenggarakan

program latihan untuk berbagai profesi.

b. Rumah sakit nonpendidikan, yaitu rumah sakit yang tidak memiliki

program pelatihan profesi dan tidak ada kerja sama rumah sakit dengan

universitas.

Page 7: Klasifikasi Rumah sakit

Rumah sakit umum pemerintah pusat dan daerah diklasifikasikan menjadi rumah

sakit kelas A, B, C, dan D. Klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur pelayanan,

ketenagaan, fisik dan peralatan (Siregar dan Amalia, 2004).

a. Rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis

dasar, 5 (lima) spesialis penunjang medik, 12 (dua belas) spesialis lain dan 13

(tiga belas) subspesialis.

b. Rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis

dasar, 4 (empat) spesialis penunjang medik, 8 (delapan) spesialis lain dan 2

(dua) subspesialis dasar.

c. Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis

dasar dan 4 (empat) spesialis penunjang medik.

d. Rumah sakit umum kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sedikitnya 2 (dua) spesialis dasar.