Klasifikasi Konjungtivitis

48
Klasifikasi Konjungtivitis Konjungtivitis dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya, a.l : 1. Konjungtivitis bakteri 2. Konjungtivitis virus 3. Konjungtivitis jamur 4. Konjungtivitis alergi 5. Konjungtivitis karena penyebab yang lain. KONJUNGTIVITIS BAKTERI Konjungtivitis bajteri merupakan suatu peradangan pada konjungtiva yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang menyebabkan bisa oleh infeksi gonokokus, meningokokus, staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza, dan Eschericia coli. Secara umum, gejala yang terjadi adalah adanya secret mukopurulen atau purulen, kemosis konjungtiva, edema kelopak, dan kadang dapat disertai dengan keratitis dan blepharitis. Terdapat papil pada konjungtiva dan mata merah. Selain itu, konjungtivitis bakteri ini mudah menular. Konjungtivitis bakteri dapat muncul dalam 3 bentuk yaitu : 1. konjungtivitis hiperakut merupakan konjungtivitisHiperakut yang berat, dan merupakan infeksi ocular yang dapat membahayakan penglihatan. Onsetnya mendadak dengan karakteristik sejumlah sekret kuning-hijau. Gejalanya progresif, terdapat hiperemi

description

konjungtivitis

Transcript of Klasifikasi Konjungtivitis

Klasifikasi Konjungtivitis Konjungtivitis dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya, a.l : 1. Konjungtivitis bakteri 2. Konjungtivitis virus 3. Konjungtivitis jamur 4. Konjungtivitis alergi 5. Konjungtivitis karena penyebab yang lain.

KONJUNGTIVITIS BAKTERI

Konjungtivitis bajteri merupakan suatu peradangan pada konjungtiva yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang menyebabkan bisa oleh infeksi gonokokus, meningokokus, staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza, dan Eschericia coli. Secara umum, gejala yang terjadi adalah adanya secret mukopurulen atau purulen, kemosis konjungtiva, edema kelopak, dan kadang dapat disertai dengan keratitis dan blepharitis. Terdapat papil pada konjungtiva dan mata merah. Selain itu, konjungtivitis bakteri ini mudah menular.

Konjungtivitis bakteri dapat muncul dalam 3 bentuk yaitu : 1. konjungtivitis hiperakut merupakan konjungtivitisHiperakut yang berat, dan merupakan infeksi ocular yang dapat membahayakan penglihatan. Onsetnya mendadak dengan karakteristik sejumlah sekret kuning-hijau. Gejalanya progresif, terdapat hiperemi konjungtiva dan kemosis, pembengkakan kelopak, nyeri, bengkak pada kelenjar limfe preaurikular. Penyebab utama dari konjungtivitis purulen hiperakut adalah Neisseria gonorrhoeae (paling sering) dan Neisseria meningitidis. Infeksi gonokokus yang dibiarkan tidak terobati dapat menyebabkan ulserasi kornea dengan perforasi, dan kadang hilangnya penglihatan permanen. Diagnosis dapat dilakukan dengan pewarnaan gram dari specimen ocular dan kultur untuk spesies Neisseria. Pengobatan termasuk pemberian antibiotic sistemik dan dengan antibiotic ocular. Karena prevalensi N. gonorrhoeae yang resisten penicillin semakin meningkat, pemilihan antibiotic harus ditentukan dengan informasi terbaru terkait sensitivitas antibiotic. 2. konjungtivitis bakteri akut memiliki karakteristik gejalaAkut rasa terbakar, berair, dan dengan sekret mukopurulen atau purulen. Biasanya disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumonia, S. aureus, dan Haemophilus influenza. Kelopak mata menjadi lengket, dengan kemungkinan ekskoriasi pada margin kelopak mata. Pengobatan selain menjaga higienitas adalah dengan local antibiotic. 3. paling sering disebabkan oleh spesies Staphylococcus,Kronis meskipun bakteri lain mungkin juga terlibat. Sering berhubungan dengan blefaritis dan kolonisasi bacterial pada margin kelopak mata. Gejalanya bervariasi dan dapat termasuk di dalamnya adalah rasa gatal, terbakar, sensasi benda asing, dan krusta bulu mata di pagi hari. Gejala-gejala lain seperti adanya debris kecil (flaky debris) dan eritema sepanjang margin kelopak mata, hilangnya bulu mata, dan hiperemi mata. Beberapa orang dengan konjungtivitis bacterial akut juga memiliki styes dan kalazia pada margin kelopak mata. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah menjaga higienitas mata dan pemberian antibiotic topical.

Oftalmia neonatorum Merupakan bentuk konjungtivitis yang terjadi pada bayi baru lahir berusia kurang dari 1 bulan. Penyebabnya bisa karena N. gonorrhoeae, Pseudomonas, dan C. trachomatis. Pemberian tetes eritromisin 0,5% atau silver nitrate 1 % adalah obat yang diberikan untuk pencegahan gonore, dan silver nitrate dapat menyebabkan konjungtivitas ringan dan self-limited. Tanda-tanda dari oftalmia neonatorum adalah kemerahan dan bengkak pada konjungtiva, bengkak pada kelopak mata, dan adanya discharge yang dapat purulen. Konjungtivitis yang disebabkan silver nitrate terjadi 6-12 jam setelah lahir atau 24 jam setelah penetesan dan menghilang dalam 24-48 jam. Masa inkubasi N. gonorrhoeae adalah 2-5 hari dan untuk C. trachomatis adalah 5-14 hari. Infeksi haris dicurigai terjadi apabila konjungtivitis berkembang dalam 48 jam setelah lahir. Oftalmia neonatorum merupakan kondisi yang potensial menyebabkan kebutaan, dan berpotensial menyebabkan manifestasi sistemik yang serius. Penyakit ini membutuhkan diagnosis dan pengobatan segera. KONJUNGTIVITIS JAMUR

Infeksi jamur jarang terjadi, sedangkan 50% infeksi jamur yang terjadi tidak memperlihatkan gejala. Jamur yang dapat memberikan infeksi pada konjungtivitis jamur adalah candida albicans dan actinomyces. KONJUNGTIVITIS VIRAL Radang konjuntiva akibat berbagai agen virus. Biasanya disebabkan adenovirus atau suatu infeksi herpes simpleks. Infeksi virus ini biasanya terjadi bersama-sama dengan infeksi saluran pernapasan atas. Akibat sangat mudah menular, maka virus akan mengenai kedua mata. Konjungtivitis virus dapat memberikan gambaran sebagai keratokonjuntivitis epidemic, demam faringokonjungtiva, konjungtivitis herpetic, konjungtivitis New Castle, konjungtivitis hemoragik epidemic akut.

Keratokonjungtivitis epidemic Demam faringokonjungtiva Konjungtivitis herepetic Konjungtivitis New Castle Konjungtivitis hemoragik epidemic akut Adenovirus tipe 3, 7,8,dan 19. Penularan melalui kolam renang Adenovirus tipe 2,4,dan 7. Melalui droplet atau kolam renang Herpes simplex tipe 1. Biasanya pada anak usia