Klasifikasi Huminite
-
Upload
marko-marin -
Category
Documents
-
view
13 -
download
4
description
Transcript of Klasifikasi Huminite
KLASIFIKASI KELAS HUMINITE
1. Asal istilah
Istilah huminit dikenalkan oleh Szadecky-Kardoss (1949) untuk batubara cokelat (sekarang dikenal
dengan nama lignit). Sedangkan ICCP telah menggunakan terminologi huminit sejak 1970.
2. Definisi
Huminit merupakan suatu grup maceral abu – abu yang memiliki Reflectance diantara gabungan
liptinite yang lebih gelap dan inertinite yang lebih terang.
a. Ulasan
Grup huminit dibagi menjadi 3 subgrup maceral dan 6 maceral. Subgrup maceral dibagi
berdasarkan struktur ( derajat pengawetan dari sisa tanaman) sedangkan maceral dibagi
berdasarkan gelifikasi. Variasi maceral menunjukkan perbedaan reflectance.
Tabel 1 : : subdivisi dari maseral grup huminit
3. Ciri fisik
a. Warna dan reflectance
- Perbedaan warna dan reflectance sangat bergantung pada tingkat kematangan maceral,
tumbuhan asalnya, dan komposisi kimia dari maceral huminit.
- Warna huminit adalah abu – abu gelap hingga sedang. Reflectance diantara 0,2 dan 0,4%.
Batas atas reflectance digunakan sebagai harga yang membatasi batubara tingkat rendah
dengan tingkat medium.
- Secara umum huminit berbentuk isotropik. Anisotropik terbentuk apabila terdapat sisa dari
selulosa.
- Reflectance huminit pada gambut beragam diantara 0,1% dan 0,26% tergantung
submaceralnya.
b. Fluorescence
Warna dan intensitas Fluorescence bergantung pada derajat degradasi, humifikasi dan
bituminisasi huminit. Warnanya berkisar antara cokelat kekuningan hingga cokelat kemerahan.
c. Kekerasan
Huminit lunak dan tidak memiliki relief
d. Sifat kimia
- Memiliki oksigen yang relatif tinggi dan kandungan karbon yang rendah dibandingkan dua
grup lainnya.
- Komponen utama dari material huminic adalah selulosa, lignin dan tannin, teralterasi selama
humifikasi dan peatifikasi dan menghilang tahap ortholignite.
- Perbandingan atom H/C dan O/C dan jumlah grup methoxyl berkurang sabagai hasil proses
biokimia, sedangkan aromatisitas dan kandungan grup karboksil bertambah.
e. Ulasan
Diantara struktur kimia di kayu berlignit dan huminit, cincin yang menyerupai catechol sangat
dominan dimana komponen utama pada vitrinit bisa berupa struktur yang menyerupai phenol.
4. Asal
- Huminit berasal dari parenchymatous dan jaringan kayu dan kandungan sel dari akar,
batang, kulit, dan daun yang tersusun oleh selulosa, lignin, dan tannin.
- Maceral pada grup huminit dapat ditentukan berdasarkan perbedaan struktur yang
merupakan hasil dari perbedaan sumber dan jalur transformasi pada mire.
- Huminit adalah pendahulu dari vitrinit.
5. Keterdapatan
- Huminit terbentuk di lapisan batubara terbentuk akibat hasil dari pengawetan anaerobic dari
material lignocellulose pada mire.
- Selain itu huminit juga terbentuk pada gambut, tanah dan sedimen.
- Pada kebanyakan batubara tersier, huminit merupakan kandungan utamanya, bahkan hingga
90%.
6. Kepentingan praktis
Derajat humifikasi dan khususnya gelifikasi huminit di batubara mempengaruhi hampir semua proses
industri seperti briquetting, karbonisasi, liquifaksi, gasifikasi, dan pembakaran.
A. Telohuminite:
1. Asal istilah
Istilah huminit dikenalkan ICCP 1970 untuk menunjukkan huminite yang memiliki struktur sel.
Struktur ini terlihat dengan variabel luas di reflected white light.
2. Definisi
Telohuminite adalah subgrup dari maceral huminit dengan struktur sel tumbuhan lengkap yang
terlihat dengan variasi yang luas dan sel yang terisolasi menunjukkan reflectance antara liptinite lebih
gelap dan inertinit lebih cerah.
a. Ulasan
Subgrup ini terdiri dari maceral textinite dan ulminite yang dapat dibedakan berdasarkan derajat
gelifikasinya. Textinite menunjukkan dinding sel yang terpisah, sedangkan ultinite terdiri dari
dinding sel yang dapat dikenali secara jelas namun terkompres.
3. Asal
- Maceral dari grup ini berasal dari parenchymatous dan jaringan kayu dan kandungan sel dari
akar, batang, kulit, dan daun yang tersusun oleh selulosa, dan lignin yang berasal dari
tanaman harbal dan arborescent.
- Sejumlah besar telohuminite mengindikasikan pengawatan derajat tinggi dari jaringan sel,
pada kondisi pH rendah di daerah tanah gambut atau bog.
- Banyak telohuminit di lignit tersier berasal dari kayu coniferous, dimana kayu angiospermous
dan jaringan yang tidak terlignifikasi pada tanaman herbal secara struktural terdekomposisi.
B. Textinite:
1. Asal istilah
Istilah Textinite diajukan ke ICCP pada 1963 untuk mendeskripsikan material dinding sel huminit
(batubara cokelat). Pada 1970, ICCP membatasi terminologi textinite untuk maceral yang terdiri dari
material dinding sel yang tidak ter-gel kan.
2. Definisi
Textinite adalah maceral dari grup huminit, subgrup telohuminit, terdiri dari dinding sel yang tidak
ter-gelkan pada sel individu atau antar jaringan yang terisolasi namun utuh.
a. Ulasan
Bentuk dan ukuran dari sel pada textinite dapat beragam, dan mencirikan struktur sel
originalnya. Lumens pada sel terbuka, atau terisi oleh maceral lain atau oleh minreal.
Kebanyakan yang mengisi adalah resinite, corpohuminite, porigelinite, micrinite, mineral
lempung, dan karbonat. Terdapat 2 variasi textinite, yaitu Textinite A dan B, dimana Textinite A
memiliki reflektance yang lebih rendah dibanding yang B.
Gambar 1: Gambar A Textinite (T) dan corpohuminite (C) pada lignite, bersama-sama dendan fusinite.
Gambar B Textinite (T) dengan corpohuminite (C) pada batubara lignite Miosen.
3. Ciri fisik
a. Warna dan reflectance
- Textinite A berwarna abu – abu gelap, umumnya dengan sedikit kecokelatan dan berlimpah
dengan pantulan intern orange dan merah kecokelatan.
- Textinite B berwarna abu – abu dan tidak menunjukkan pantulan intern.
- Reflectance Textinite A sangat rendah dan dekat dengan reflectance dari maceral liptinite
- Textinite B menunjukkan tingkat reflectance ~0,2 hingga ~0,4%.
- Pada cahaya pantul, textinite berbentuk isotropic
- Pada cahaya tertransmit, textinite A menunjukkan anisotropi yang terbentuk oleh sisa
selulosa.
b. Fluorescence
Secara umum Fluorescence beragam dari kuning hingga cokelat. Intensitas Fluorescence pada
textinite A lebih tinggi dari textinite B, namun lebih rendah dari maceral liptinite.
c. Kekerasan
Textinite lunak dan tidak memiliki relief
d. Sifat kimia
- Textinite terdiri dari zat humic beserta sisa selulosa dan lignin.
- Perbedaan signifikan pada textinite A dan B adalah pada komposisinya, dimana textinite B
hanya mengandung humin dan sisa lignin, sedangkan textinite A dapat mengan dung
selulosa, resin, lilin, dan tannin.
A B
4. Asal
- Terxtinite berasal dari dinding sel parenchymatous dan jaringan kayu pada akar, batang, dan
kulit, sangat jarang berasal dari daun, selulosa yang terkompos, dan lignin.
- Textinite berasal dai tanaman herbal dan arborescent.
- Textinite A terbentuk dari kayu gymnosperm
- Textinite B merupakan hasil dari kayu agiosperm dan tanaman kayu.
5. Keterdapatan
- Jumlah textinite didalam lignit tergantung derajat gelification. Textinite terbentuk pada
semua lignite.
- Textinite dalam jumlah besar mengindikasikan pengawetan jaringan sel pada suhu tinggi
dibawah keadaan kering, pH rendah pada daerah hutan gambut atau bog.
6. Kepentingan praktis
Textinite berpengaruh pada lignite, tahap yang terpengaruh terhadap kehadiran textinite adalah:
- Persiapan : berhubungan dengan elastisitas, batubara yang kaya textinite sangat sulit untuk
diasah.
- Karbonisasi : textinite menghasilkan tar dan gas yang tinggi.
- Ekstraksi : textinite menghasilkan bitumen yang rendah.
- Likuifaksi : reaktifitas textinite lebih rendah daripada maceral huminit yang ter-gel.
- Pembakaran : lignit tingkat rendah yang mengandung textinite yang tinggi akan
menghasilkan pembakaran yang tidak sempurna.
- Pelapukan : textinite secara relatif resisten terhadap pelapukan.
- Stratigrafi : textur dari textinite dapat digunakan untuk mengidentifikasi tanaman tertentu
dan sebagai korelasi stratigrafi.
C. Ulminite :
1. Asal istilah
Pertama digunakan oleh Stopes (1935) untuk “ material tanaman yang ter-gel sempurna” di
batubara. Pada 1970 ICCP mendefinisikan Ulminite sebagai jaringan tanaman yang ter-geldimana
struktur sel masih dapat dilihat.
2. Definisi
Ukuran dan bentuk dari dinding selnya beragam. Struktur dinding sel tidak terlihat. Lumen sel
tertutup. Sebagai hasil proses gelification, dinding sel terlihat bengkak maka akan menjadi lebih tebal
dibandingkan textinite walau terbentuk dari tanaman yang sama. Dinding sel pada jaringan terkemas
bersama. Retakan kecil dapat ditemukan. 2 variasi Ulminite dapat dibedakan berdasarkan
reflektancenya. Ulminite A gelap, sedangkan Ulminite B cerah.
Gambar 2: Kenampakan ulminit
3. Ciri fisik
a. Warna dan reflectance
- Ulminte A berwarna abu – abu gelap, Ulminite B abu – abu, terkadang dengan cetakan
kecokelatan.
- Ulminte A dapat menunjukkan pantulan internal orange yang lemah
- Reflectance Ulminite B bergantung tingkatan, bervariasi dari ~0,2 - ~0,4%.
b. Fluorescence
Kuning kotor (Dirty-Yellow), cokelat hingga cokelat gelap. Ulminite A menunjukkan intensitas
Fluorescence yang lebih tinggi dari pada Ulminite B.
c. Kekerasan
Huminit lunak dan tidak memiliki relief terhadap maceral lain.
d. Sifat kimia
- Ulminite terdiri dari humic acid, humate dan jejak lignin dan selulosa. Menurut Taylor,
dinding sel yang ter-gel bebas selulosa, maka reflectance Ulminite A yang rendah
diperkirakan akibat resin atau lilin pada dinding sel.
4. Asal
- Ulminite berasal dari parenchymatous dan jaringan kayu pada akar, batang, kulit dan daun,
selulosa dan lignin yang terkompos, dan tanaman herbaceous dan arborescent.
- Ulminite dalam skala besar mengindikasikan pengawetan jaringan sel pada suhu tinggi.
- Ulminite A berasal dari gymnospermae
- Ulminite B berasal dari angiospermae
- Hubungan antara Ulminite A dan B tidak mencerminkan vegetasi primer dari suatu mire
5. Keterdapatan
- Ulminite terbentuk umumnya di gambut dan tanah pada kondisi basah dan pada sedimen
limnic.
- Pengkayaan pada Ulminite mencerminkan kondisi lingkungan purba dan coalifikasi lanjutan
6. Kepentingan praktis
Properti teknologii Ulminite bergantung pada derajat peng-gel-an nya:
- Persiapan : berhubungan dengan proses peng-gel-an, ulminite memiliki kemampuan diasah
yang lebih baik dibandingkan textinite.
- Karbonisasi : Ulminite menghasilkan tar dan gas yang lebih tinggi dibandingkan textinite.
- Penentuan ranking : reflectance dari Ulminite B merupakan parameter rank, dengan cera
mengkorelasikan dengan harga kalor atau kandungan karbon.
D. Detrohuminite:
1. Asal istilah
Dikenalkan oleh ICCP pada 1970 untuk menyebut subgrup dari huminite.
2. Definisi
Detrohuminite adalah subgrup dari grup maceral huminite yang terdiri dari fragmen humic yang
halus (<10 μm) dengan reflectance diantara liptinite dan inertinite.
3. Ciri kimia
- Komposisi kimia detrohuminite adalah bergantung pada derajar gelifikasi nya.
- Detrohuminite pada tahap awal coalification merupakan turunan dari demethylated
dehydrated lignin yang bercampur dengan lipid seperti polymethylene, ester, dan
interpenoid dari tanaman dan microbial.
4. Asal
- Maceral grup ini berasal dari tanaman herbaceous dan aborescent melalui pembusukan
parenchymatous dan jaringan kayu pada batang dan daun.
5. Keterdapatan
- Detrohuminite merupakan unsur pokok dari lignit tersier. Secara umum kandungannya
adalah > 50%.
- Sedangakan pada batubara pucat bisa sampai 90%.
6. Kepentingan praktis
Bergantung pada derajat pneg-gel-an, batubara yang kaya akan detrohuminite cocok untuk proses
industri.
E. Attrinite:
1. Asal istilah
Diajukan oleh Babinkova dan Moussial (1965) sebagai partikel yang ter-gel-kan pada lignite. Namun
ICCP pada 1970 menetapkan istilah ini untuk maceral dari grup huminit yang tersusun atas partikel
humic halus yang membentuk batubara yang tidak ter-gel-kan.
2. Definisi
Attrinite adalah maceral dari grup huminite, subgrup detrohuminite, tersusun atas campuran partikel
huminit halus (<10 µm) yang memiliki bentuk berbeda – beda.