klasifikasi batuan

21
PENDAHULUAN Klasifikasi massa batuan menguntungkan pada tahap studi kelayakan dan desain awal dimana sangat sedikit informasi yang tersedia mengenai massa batuan, tegangan, dan hidrogeologi. Secara sederhana, klasifikasi massa batuan digunakan sebagai sebuah check-list Untuk meyakinkan bahwa Semua informasi penting telah dipertimbangkan.Satu atau lebih sistem klasifikasi dapat digunakan untuk mempeikirakan: - Komposisi dan karaktenstik massa batuan, - Perkiraan awal kebutuhan penyangga, - Perkiraan kekuatan dan sifat deformasi massa batuan. Harus diingat bahwa klasifikasi massa batuan tidak dimaksud kan untuk menggantikan pekerjaan desain rinci. Tetapi, pekerjaan desain ini memerkikan informasi mengenai tegangan in situ, sifat massa batuan, dan tahapan penggalian. Semua data ini mungkin tidak tersedia pada tahap awal proyek. Jika data ini telah tersedia, klasifikasi massa batuan dapat diubah dan disesuaikan dengan kondisi spesifik lapangan.

description

klasifikasi masa batuan

Transcript of klasifikasi batuan

  • PENDAHULUANKlasifikasi massa batuan menguntungkan pada tahap studi kelayakan dan desain awal dimana sangat sedikit informasi yang tersedia mengenai massa batuan, tegangan, dan hidrogeologi.Secara sederhana, klasifikasi massa batuan digunakan sebagai sebuah check-list Untuk meyakinkan bahwa Semua informasi penting telah dipertimbangkan.Satu atau lebih sistem klasifikasi dapat digunakan untuk mempeikirakan:- Komposisi dan karaktenstik massa batuan,- Perkiraan awal kebutuhan penyangga,- Perkiraan kekuatan dan sifat deformasi massa batuan.Harus diingat bahwa klasifikasi massa batuan tidak dimaksud kan untuk menggantikan pekerjaan desain rinci.Tetapi, pekerjaan desain ini memerkikan informasi mengenai tegangan in situ, sifat massa batuan, dan tahapan penggalian. Semua data ini mungkin tidak tersedia pada tahap awal proyek.Jika data ini telah tersedia, klasifikasi massa batuan dapat diubah dan disesuaikan dengan kondisi spesifik lapangan.

  • Klasifikasi Massa BatuanSudah dikembangkan lebih Bari 100 tahun lalu, sejak Ritter (1879) mencoba melakukan pendekatan emphis untuk perancangan terowongan, khususnya penentuan kebutuhan penyangga.Metode klasifikasi akan cocok jika digunakan dalam kondisi yang sama dengan kondisi pada saat metode tersebut dikembattan. Meskipun demikian, tetap diperlukan kehati- hatian untuk menerapkannya pada persoalan mekanika batuan yang lain.

  • Klasifikasi Massa BatuanTerzaghi (1946)Referensi paling awal mengenai penggunaan klasifikasi massa batuan untuk perancangan terowongan.Beban batuan yang harus ditahan oleh steel sets diperkirakan berdasarkan deskripsi kualitatif massa batuan.Contoh yang bagus mengenai jenis informasi geologi teknik yang sangat berguna untuk perancangan rekayasa

  • Klasifikasi Stand-Up TimeLauffer (1958) mengusulkan bahwa stand-up time untuk span tidak disangga berhubungan clengan kualitas massa batuan,Klasifikasi Lauffer telah dimodifikasi oleh banyak pihak, yang terpenting adalah modifikasi yang dilakukan oleh Pacher et al. (1974).Klasifikasi Pacher et al. ini sekarang menjadi bagian dari New Austrian Tunnelling Method (NATM).Semakin besar span terowongan, semakin singkat waktu yang harus digunakan untuk pemasangan penyangga.Sebagai contoh, pilot tunnel kecil mungkin saja dikonstruksi dengan penyangga minimal sedangkan terowongan clengan span yang ebih besar pada massa batuan yang sama mungkin tidak mantap jika penyangga tidak seketika dipasang.

  • Rock Structure Rating - RSR(Wickham et al., 1972)Dikembangkari dari terowongan-terowongan ked yang disangga dengan steelsets.Sistem pertama yang merekomendasikan pemakaian shotoete.Hemperkerialkan konsep rating dari setiap komponenRSR = A + 5 + C

  • RSR: Parameter AGeologi Daerah Umum

  • RSR: Parameter BPola Kekar, Arah Penggalian

  • RSR: Parameter CAir Tanah, Kondisi Kekar

  • RSR: Penggalian dengan TBMJika penggalian dilakukan dengan TBM,RSRharus dikoreksi dengan Adjustment Factor (AF)Diameter = 9.15 m 4 AF = 1.058Diameter = 8.00 m 4 AF = 1.127Diameter = 7.63 m 4 AF = 1.135Diameter = 7.00 m 4 AF = 1.150Diameter = 6.10 m 4 AF = 1.168

  • RSR : tebal shotcretet = D((65-RSR)/100)

    t = tebal shotcrete (inchi)D = diameter terowongan (ft)

  • RSR: Rekomendasi Penyangga