klasifikasi Bahaya

download klasifikasi Bahaya

of 20

Transcript of klasifikasi Bahaya

  • 8/10/2019 klasifikasi Bahaya

    1/20

    klasifikasi Bahaya

    Bahaya di lingkungan kerja dapat didefinisikan sebagai segala kondisi yang dapat

    memberi pengaruh yang merugikan terhadap kesehatan atau kesejahteraan orang yang

    terpajan.

    Faktor bahaya di lingkungan kerja meliputi faktor Kimia, Biologi, Fisika, Fisiologidan Psikologi

    BAHAYA KIMIAJalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh:

    o Pernapasan ( inhalation ),

    o Kulit (skin absorption )

    o Tertelan ( ingestion )

    Racun dapat menyebabkan efek yang bersifat akut,kronis atau kedua-duanya.

    Korosi

    Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada permukaan tempatdimana terjadi kontak. Kulit, mata dan sistem pencernaan adalah bagain tubuh yang

    paling umum terkena.

    Contoh : konsentrat asam dan basa , fosfor.

    Iritasi

    Iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat kontak. Iritasi kulit bisa

    menyebabkan reaksi seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada alat-alat pernapasan

    yang hebat dapat menyebabkan sesak napas, peradangan dan oedema ( bengkak )

    Contoh :

    o

    Kulit : asam, basa,pelarut, minyak .o Pernapasan : aldehydes, alkaline dusts, amonia, nitrogen dioxide, phosgene,

    chlorine ,bromine, ozone.

    Reaksi Alergi

    Bahan kimia alergen atau sensitizers dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit atau

    organ pernapasan

    Contoh :

    o Kulit : colophony ( rosin), formaldehyde, logam seperti chromium atau nickel,

    epoxy hardeners, turpentine.

    o Pernapasan : isocyanates, fibre-reactive dyes, formaldehyde, nickel.

    Asfiksiasi

    Asfiksian yang sederhana adalah inert gas yang mengencerkan atmosfer yang ada,

    misalnya pada kapal, silo, atau tambang bawah tanah. Konsentrasi oksigen pada udara

    normal tidak boleh kurang dari 19,5% volume udara.

    Asfiksian kimia mencegah transport oksigen dan oksigenasi normal pada darah atau

    mencegah oksigenasi normal pada kulit.

    Contoh :

    o Asfiksian sederhana : methane, ethane, hydrogen, helium

    o Asfiksian kimia : carbon monoxide, nitrobenzene, hydrogen cyanide, hidrogen

    sulphide

  • 8/10/2019 klasifikasi Bahaya

    2/20

    Kanker

    Karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas telah terbukti pada

    manusia.

    Kemungkinan karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas sudah

    terbukti menyebabkan kanker pada hewan . Contoh :

    o Terbukti karsinogen pada manusia : benzene ( leukaemia); vinylchloride (

    liver angiosarcoma); 2-naphthylamine, benzidine (kanker kandung kemih );

    asbestos (kanker paru-paru , mesothelioma);

    o Kemungkinan karsinogen pada manusia : formaldehyde, carbon tetrachloride,

    dichromates, beryllium

    Efek Reproduksi

    Bahan-bahan beracun mempengaruhi fungsi reproduksi dan seksual dari seorang

    manusia.

    Perkembangan bahan-bahan racun adalah faktor yang dapat memberikan pengaruh

    negatif pada keturunan orang yang terpapar, sebagai contoh :aborsi spontan.

    Contoh :

    o Manganese, carbondisulphide, monomethyl dan ethyl ethers dari ethylene

    glycol, mercury. Organic mercury compounds, carbonmonoxide, lead,

    thalidomide, pelarut.

    Racun Sistemik

    Racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka pada organ atau sistem

    tubuh.

    Contoh :

    o Otak : pelarut, lead,mercury, manganese

    o Sistem syaraf peripheral : n-hexane,lead,arsenic,carbon disulphide

    o Sistem pembentukan darah : benzene,ethylene glycol ethers

    o Ginjal : cadmium,lead,mercury,chlorinated hydrocarbons

    o Paru-paru : silica,asbestos, debu batubara ( pneumoconiosis )

    BAHAYA BIOLOGI Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari sumber-

    sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang atau

    bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang terdegradasi.

    Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menyebabkan infeksi dan non-

    infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi menjadi organisme

    viable, racun biogenik dan alergi biogenik.

    Bahaya infeksi

    Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai. Pekerja yang

    potensial mengalaminya a.l.: pekerja di rumah sakit, laboratorium, jurumasak, penjaga

    binatang, dokter hewan dll.

    Contoh : Hepatitis B, tuberculosis, anthrax, brucella, tetanus, salmonella, chlamydia, psittaci

    Organisme viable dan racun biogenic.

  • 8/10/2019 klasifikasi Bahaya

    3/20

    Organisme viable termasukdi dalamnya jamur, spora dan mycotoxins; Racun biogenik

    termasuk endotoxins, aflatoxin dan bakteri.

    Perkembangan produk bakterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan

    media dimana mereka tumbuh. Pekerja yang beresiko: pekerja pada silo bahan

    pangan, pekerja pada sewage & sludge treatment, dll. Contoh : Byssinosis, grain fever,Legionnaires disease

    Alergi Biogenik

    Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived protein, enzim.

    Bahan alergen dari pertanian berasal dari protein pada kulit binatang, rambut dari bulu

    dan protein dari urine dan feaces binatang.

    Bahan-bahan alergen pada industri berasal dari proses fermentasi, pembuatan obat,

    bakery, kertas, proses pengolahan kayu , juga dijumpai di bioteknologi ( enzim,

    vaksin dan kultur jaringan).

    Pada orang yang sensitif, pemajanan alergen dapat menimbulkan gejala alergi seperti

    rinitis, conjunctivitis atau asma.

    Contoh :

    o Occupational asthma : wool, bulu, butir gandum, tepung bawang dsb.

    BAHAYA FISIKA

    Kebisingan

    Kebisingan dapat diartikan sebagai segala bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat

    memberi pengaruh negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan seseorang maupun

    suatu populasi.

    Aspek yang berkaitan dengan kebisingan antara lain : jumlah energi bunyi, distribusifrekuensi, dan lama pajanan.

    Kebisingan dapat menghasilkan efek akut seperti masalah komunikasi, turunnya

    konsentrasi, yang pada akhirnya mengganggu job performance tenaga kerja.

    Pajanan kebisingan yang tinggi (biasanya >85 dBA) pada jangka waktu tertentu dapat

    menyebabkan tuli yang bersifat sementara maupun kronis.

    Tuli permanen adalah penyakit akibat kerja yang paling banyak di klaim .

    Contoh : Pengolahan kayu, tekstil, metal, dll.

    Getaran

    Getaran mempunyai parameter yang hampir sama dengan bising seperti: frekuensi,

    amplitudo, lama pajanan dan apakah sifat getaran terus menerus atau intermitten.

    Metode kerja dan ketrampilan memegang peranan penting dalam memberikan efek

    yang berbahaya. Pekerjaan manual menggunakan powered tool berasosiasi dengan

    gejala gangguan peredaran darah yang dikenal sebagai Raynauds phenomenon

    atau vibration-induced white fingers(VWF).

    Peralatan yang menimbulkan getaran juga dapat memberi efek negatif pada sistem

    saraf dan sistem musculo-skeletal dengan mengurangi kekuatan cengkram dan sakit

    tulang belakang.

    Contoh : Loaders, forklift truck, pneumatic tools, chain saws.

    Radiasi Non Mengion

  • 8/10/2019 klasifikasi Bahaya

    4/20

    Radiasi non mengion antara lain : radiasi ultraviolet, visible radiation, inframerah,

    laser, medan elektromagnetik (microwave dan frekuensi radio) .

    Radiasi infra merah dapat menyebabkan katarak.

    Laser berkekuatan besar dapat merusak mata dan kulit.

    Medan elektromagnetik tingkat rendah dapat menyebabkan kanker. Contoh :

    o Radiasi ultraviolet : pengelasan.

    o Radiasi Inframerah : furnacesn/ tungku pembakaran

    o Laser : komunikasi, pembedahan .

    Pencahayaan ( Illuminasi )

    Tujuan pencahayaan :

    o Memberi kenyamanan dan efisiensi dalam melaksanakan pekerjaan

    o Memberi lingkungan kerja yang aman

    Efek pencahayaan yang buruk: mata tidak nyaman, mata lelah, sakit kepala,

    berkurangnya kemampuan melihat, dan menyebabkan kecelakaan.

    Keuntungan pencahayaan yang baik : meningkatkan semangat kerja, produktivitas,

    mengurangi kesalahan, meningkatkan housekeeping, kenyamanan lingkungan kerja,

    mengurangi kecelakaan kerja.

    BAHAYA PSIKOLOGI

    Stress

    Stress adalah tanggapan tubuh (respon) yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap

    tuntutan atasnya. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan, maka hal inidinamakan stress.

    Gangguan emosional yang di timbulkan : cemas, gelisah, gangguan kepribadian,

    penyimpangan seksual, ketagihan alkohol dan psikotropika.

    Penyakit-penyakit psikosomatis antara lain : jantung koroner, tekanan darah tinggi,

    gangguan pencernaan, luka usus besar, gangguan pernapasan, asma bronkial, penyakit

    kulit seperti eksim,dll.

    BAHAYA FISIOLOGI

    Pembebanan Kerja Fisik

    Beban kerja fisik bagi pekerja kasar perlu memperhatikan kondisi iklim, sosialekonomi dan derajat kesehatan.

    Pembebanan tidak melebihi 3040% dari kemampuan kerja maksimum tenaga kerja

    dalam jangka waktu 8 jam sehari.

    Berdasarkan hasil beberapa observasi, beban untuk tenaga Indonesia adalah 40 kg.

    Bila mengangkat dan mengangkut dikerjakan lebih dari sekali maka beban maksimum

    tersebut harus disesuaikan.

    Oleh karena penetapan kemampuan kerja maksimum sangat sulit, parameter praktis

    yang digunakan adalah pengukuran denyut nadi yang diusahakan tidak melebihi 30-

    40 permenit di atas denyut nadi sebelum bekerja.

  • 8/10/2019 klasifikasi Bahaya

    5/20

    BAHAYA PENGELASAN SECARA UMUM

    DAN PENGENDALIANNYA

    Bahaya pengelasan dapat terjadi dalam berbagai situasi yang mungkin berbeda. MenurutCAN/ CSA W 117.2-M87 Safety in Welding, Cutting, and Allied Processes bahaya secara

    umum dapat dibedakan berdasarkan proses pengelasannya. Namun secara umum bahaya

    dapat dibedakan menjadi bahaya karena sifat pekerjaannya seperti operasi mesin, shok karena

    listrik, api/ panas (terbakar), radiasi busur las,fume, bising juga karena kendaraan/ alat angkat

    serta gerakan material. Disamping itu masih terdapat bahaya yang bersifat laten

    (tersembunyi), yang secara umum kurang menjadi perhatian juru las walaupun sebenarnya

    merupakan bahaya yang cukup potensial, sebagai contoh :

    - Bekerja dengan menggunakan alat yang tidak biasa dipergunakan atau bukan menjadi

    tanggung jawabnya.

    - Bekerja pada lingkungan yang terbatas (ruang tertutup, tangki, dll)

    - Koneksi listrik atau gas yang kurang baik,

    - Logam panas tanpa tanda, dll

    A. Bahaya Listrik

    Listrik yang mengalir dalam suatu sirkuit disebut arus listrik (I) dan diukur dengan satuan

    ampere (A). Sedangkan tegangan yang menyebabkan adanya aliran dalam suatu sirkuit

    diukur dengan volt (V). tubuh manusia dapat dikatakan sebagai bahan yang konduktif.

    Sehingga apabila tegangan listrik terkena bagian badan, arus dapat mengalir dan dapatmenimbulkan kejut, terbakar, kelumpuhan atau kematian. Tegangan listrik yang tidak terlalu

    tinggi pun dapat menyebabkan kasus tersebut di atas, namun akibat dari padanya tergantung

    pada banyak faktor seperti halnya ; dibagian mana arus listrik mengenai bagian tubuh

    ataupun seberapa efektif kontak dengan tegangan listrik tersebut. Tegangan listrik (voltage)

    induk yang masuk ke peralatan listrik pada bengkel biasanya sebesar 480 volt untuk 3 phase

    dan 240 atau 120 volt untuk single phase. Tegangan ini sering disebut sebagai tegangan

    primair. Pada beberapa peralatan tegangan listrik ini diturunkan dengan mempergunakan

    transformer untuk memperoleh tegangan sekundair yang lebih rendah. Teganan yang

    dibutuhkan pada terminal output alat las biasanya sekitar 80 volt bila tidak ada arus ( OCV,

    open circuit voltage), dan tegangan akan menjadi 20 30 volt bila arus mengalir dan nyala

    busur las di bentuk.

    Perbedaan teganan listrik bagian primair dan sekundair ini sangat penting untuk diketahui.

    Tegangan tinggi pada sisi primair dari mesin las sangat berbahaya, namun tegangan pada sisi

    sekundair pun tidak boleh diabaikan karena dapat pula menyebabkan kejut (shock) yang

    seruis.

    Beberapa type mesin las seperti halnya plasma welding mempunyai tegangan sekundair

    cukup tinggi. Bahaya ikutan yang dapat terjadi akibat shok yang sebenarnya hanya

    mengejutkan dapat menjadi fatal karena posisi kerja juru las, misalnya juru las berada

    ditempat yang tinggi dapat terjatuh dan lain sebagainya.

  • 8/10/2019 klasifikasi Bahaya

    6/20

    Apabila terjadi kecelakaan karena listrik, beberapa langkah yang harus diambil antara lain

    adalah :

    1. Jangan mencoba menarik korban dari kontak (kecuali tidak ada alternative lain). Bila

    terpaksa penolong harus menarij korban dari kontak, ia harus mempergunakan

    insulasi bagi dirinya missal sarung tangan atau proteksi lain yang sejenis.2. Putus aliran dan matikan sumber dahulu baru kemudian pindahkan korban dari

    kontak.

    3.

    Bila korban tidak bernafas berikan CPR (cardiopulmonary resuscitation/ rangsangan

    jantung dan paru-paru).

    4.

    Letakkan korban pada posisi horizontal dan usahakan tetap hangat.

    5.

    Minta segera bantuan dokter terdekat.

    Untuk menghindari terjadinya bahaya akibat listrik yang mungkin terjadi disarankan agar :

    1. Tidak mengerjakan pekerjaan yang bukan menjadi bidang kerjanya atau karena tidak

    berkualifikasi dalam bidangnya. Misalnya untuk pekerjaan penyambungan instalasi haruslah

    dikerjakan oleh ahli listrik yang berkualifikasi.

    2. Kabel tegangan tinggi harus selalu dijaga dan diusahakan sependek mungkin serta setiap saat

    mendapat perlindungan yang cukup. Misalnya dengan melindungi diri dari kemungkinan

    tertimpa logam/ baja atau terinjak kendaraan.

    3. Sebelum memasang atau melepaskan koneksi (Steker) arus listrik harus dimatikan terlebih

    dahulu.

    4. Bila menghidupkan tombol (switch) harus dari sisi yang sama.

    5. Yakinkanlah bahwa koneksi kabel mesin las dalam kondisi yang baik.

    Dalam proses pengelasan salah satu kabel dari mesin las dihubungkan dengan pegangan

    elektroda (electrode holder) dan arus dari sumber listrik akan mengalir melewati kabel ini

    untuk diloncatkan sehingga terjadi busur las yang kemudian melewati material dan kembali

    ke mesin las. Material kerja hendaknya dapat diletakkan pada meja baja atau yang sejenis

    agar dapat dilewati arus balik ke mesin las.

    Untuk mendapat hasil pengelasan yang baik, yang perlu mendapat perhatian adalah kabel

    kerja harus mempunyai hubungan yang baik dengan material kerja. Pada pengelasan saluran

    pipa, arus listrik dapat melewati struktur yang di las. Pekerjaan seperti ini harus mendapat

    perhatian khusus terutama apabila di dalam pipa terdapat cairan mudah terbakar atau gas.

    Rangka mesin las atau sumber arus listrik, panel control, material kerja dan lain-lain harus di

    hubungkan dengan grounding. Grounding material kerja harus terpisah tetapi dapat pula

    dihubungkan degan grounding mesin las. Besar diameter kabel grounding harus disesuaikan

    dengan besarnya arus.

    Penggunaan kabel yang lebih kecil dari yang telah direkomendasikan akan dapat membawa

    akibat panas yang berlebihan pada kabel (over heating) dan menyala yang pada akhirnya

    akan terbakar.

  • 8/10/2019 klasifikasi Bahaya

    7/20

    Penggunaan kabel yang panjang harus dengan ukuran lebih besar disbanding kabel pendek.

    Penggunaan kabel yang terlalu panjang hendaknya dihindari dan agar praktis gunakan kabel

    sependek mungkin.

    B. Radiasi

    Radiasi pada pengelasan dapat dikategorikan radiasi non ionizing. Radiasi yang ditimbulkan

    oleh busur las ini mem[unyai sifat dapat dilihat, ultra violet dan infra merah.

    Bahaya radiasi non ionizing pada proses pengelasan dapat menimbulkan luka terbakar,

    kerusakan kulit dan mata. Kerusakan mata karena radiasi sinar ultra violet ini disebut arc-eye,

    welders eye atau arc flash. Efek tidak dapat hilang dalam beberapa jam setelah terekspose,

    oleh sebab itu mata harus dilindungi dengan kaca gelap yang sesuai.

    Pengelasan juga merupakan sumber bahaya bagi pekerja lain yang berada di dekat pekerjaan

    las sebagaimana juru las itu sendiri. Pekerja tersebut dapat juga terpapar sinar yang

    dipantulkan dari dinding atau permukaan lain.

    Pantulan atau radiasi sinar ultra violet yang besar ini biasanya dari pengelasan dengan proses

    gas tungsten atau gas metal arc welding yang dipergunakan untuk pengelasan aluminium

    atau baja stainless. Agar tidak membahayakan lingkungan setiap aktivitas pengelasan yang

    berada di dekat lokasi kerja yang lain agar mempergunakan partisi yang dibuat dari bahan

    tahan api dan harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi pantulan atau refleksi

    ataupun melindungispatterkeluar dari ruangan.

    C. Fume (debu/ asap las)

    Fumebiasanya terlihat pada setiap operasi pengelasan. Fume ini terdiri dari komponen yang

    dihasilkan dari elektroda, loga, dasar dan flux pada saat operasi. Elektroda merupakan

    penghasil fume yang paling utama. Diameter debu dalam asap las (fume) berkisar antara 0,2

    mikrometer s/d 3 mikrometer. Butiran debu dengan ukuran > 0,5 mikrometer bila terhisap

    akan tertahan oleh bulu hidung dan bulu pada pipa pernapasan, sedangkan yang lebih halus

    akan terbawa masuk ke dalam paru-paru. Sebagian akan dihembuskan kembali, sedangkan

    sebagian lain akan tertinggal dan melekat pada kantong udara dalam paru-paru (alveoli)

    sehingga bila sudah terakumulasi akan dapat menimbulkan berbagai penyakit pernapasan.

    Komposisi kimia fume tergantung dari proses pengelasan dan elektrodanya. Misalnya pada

    pengelasan dengan menggunakan elektroda jenis law hydrogenmaka di dalam asap las akan

    terdapat fluor (F) dan oksida kalium dan sebagainya.

    Fume dapat juga di hasilkan dari pelapisan residu pada logam. Sebagai contoh logam yang di

    galvanis (pelapisan seng) akan menghasilkan asap pada saat di las.

    Berbagai gas berbahaya terkandung dalam fume yang terjadi pada pekerjaan pengelasan

    antara lain adalah karbon monoksida, karbon dioksida, ozon, dan nitrogen dioksida,

    disamping gas-gas lain yang terbentuk dari penguraian bahan pelapis, karat dan lain-lain.

    Usaha untuk mengurangi pengaruh fume ini secara praktis adalah apabila fume masih dapat

    terlihat bernafaslah di luar kepulan fume tersebut. Hal ini akan sangat menguntungkan bagi

  • 8/10/2019 klasifikasi Bahaya

    8/20

    juru las, namun usaha ini sangatlah sulit untuk dilaksanakan terutama pada pengelasan

    ditempat yang tertutup/ kurang ventilasi. Untuk itu haruslah diingat pada saat pengelasan di

    dalam ruangan tertutup atau tida cukup sirkulasi udaranya, diperlukan adanya ventilasi

    mekanik.

    Sebagai gambaran kasar kebutuhan udara segar tiap juru las adalah 2000 cuft per menit.Kecepatan udara yang ditiupkan atau disedot kira-kira 0,5 meter per detik atau 100 feet per

    menit.

    D. GAS

    Terdapat 2 (dua) tipe gas yang perlu mendapat perhatian, yaitu :

    1. Gas yang dipergunakan untuk keperluan pengelasan, pemotongan, antara lain oksigen,

    karbon monoksida, acetylene, gas alam, hydrogen, propan, butan dan gas untuk pelindung

    seperti argon, helium, carbon dioksida dan nitrogen.

    2. Gas yang ditimbulkan selama proses pengelasan, antara lain ozon, nitrogen dioksida, carbon

    monoksida, karbon dioksida, hydrogen chloride dan phosgene.

    Pengaruh gas-gas tersebut diatas terhadap tubuh manusia adalah sebagai berikut :

    1. Gas karbon monoksida. Gas karbon dioksida diubah menjadi karbon monoksida dengan

    konsentrasi yang menurun pada jarak semakin jauh dari tempat pengelasan. Gas karbon

    monoksida mempunyai sifat afinitas yang tinggi terhadap hemoglobin yang dengan

    sendirinya akan mengurangi daya penyerapan oksigen.

    2. Gas karbon dioksida. Di dalam udara sudah terdapat gas ini dengan konsentrasi sebesar 300

    ppm. Gas karbon dioksida ini sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh manusia bilakonsentrasinya tidak terlalu tinggi.

    3. Gas ozon. Gas ozon ini terjadi karena reaksi foto kimia dari sinar ultra violet. Bila seseorang

    bernafas dalam udara yang mengandung 0,5 ppm ozon selama 3 jam akan merasa sesak

    nafas. Pada konsentrasi 1 2 ppm dalam waktu 2 jam orang akan merasakan pusing, sakit

    dada dan kekeringan pada saluran nafas.

    4. Gas nitrogen monoksida. Gas ini bila masuk ke dalam saluran pernapasan tidak merangsang

    tetapi akan bereaksi dengan haemoglobin seperti halnya gas carbon monoksida. Tetapi ikatan

    gas nitrogen monoksida dengan Hb jauh lebih kuat dan tidak mudah terlepas bahkan akan

    mengikat oksigen yang dibawa oleh Hb. Hal ini akan dapat menyebabkan kekurangan

    oksigen dalam darah yang membahayakan system syaraf.

    5. Gas nitrogen dioksida. Gas ini dapat memberikan rangsangan yang kuat terhadap mata dan

    pernapasan

    Udara mengandung kurang lebih 21 % oksigen dan campuran kurang lebih 79% nitrogen

    dengan sejumlah kecil gas-gas lain. Untuk dapat bernafas dengan baik diperlukan minimum

    18 % oksigen. Sedangkan kalau kurang dari persentase tersebut akan dapat mengakibatkan

    pusing-pusing, pingsan atau bahkan kematian. Namun kandungan oksigen besar dari 21 %

    juga sangat berbahaya karena akan dapat meningkatkan bahaya kebakaran atau peledakan.

    Beberapa peraturan di Negara maju mempersyaratkan kandungan oksigen dalam udara yang

    baik adalah 19,5 %.

  • 8/10/2019 klasifikasi Bahaya

    9/20

  • 8/10/2019 klasifikasi Bahaya

    10/20

    Pelindung telinga harus dipergunakan pada waktu mengerjakan arc gauging atau pekerjaan

    lain yang menimbulkan tingkat kebisingan (dB) yang cukup tinggi.

    F. Bahaya Lain

    Bahaya lain yang dapat terjadi misalnya :

    - Material panas akibat proses pengelasan,

    - Spark atau spatter yaitu titik kecil material cair yang memercik dari daerah pengelasan dan

    menyebar cukup jauh. Spatter ini akan menimbulkan bahaya terbakar bila terkena kulit yang

    tak terlindungi atau menimbulkan bahaya api bila kontak dengan material yang mudah

    terbakar.

    Guna mengurangi akibat bahaya karena material panas juru las harus dilengkapi dengan baju

    dan sarung tangan pelindung dan baju pelindung yang sesuai. Disarankan tidak memakai

    cincin pada waktu bekerja (mengelas). Untuk sebelum melakukan pengelasan harus

    diyakinkan tidak ada material yang mudah terbakar di sekeliling tempat kerja termasuk korek

    api gas. Pada pengelasan di tempat tinggi perlu diperhatikan bahwa spatter kemungkinan

    jatuh ditempat yang cukup jauh.

    Harus selalu diingat bahwa di dalam pekerjaan pengelasan api sewaktu-waktu dapat timbul di

    sekeliling lokasi sehingga APAR harus selalu tersedia dan pekerja harus diberi tahu cara

    penggunaannya. Setelah pekerjaan pengelasan selesai periksa apakah di daerah tersebut tidak

    ada api atau material panas yang ditinggalkan.

    Keselamatan Kerja, Kedokteran Kerja, dan Higiene IndustriErgonomi merupakan ilmu yang cakupannya luas dan multidisipliner. Karena luasnya maka ilmu ini

    dipelajari oleh berbagai disiplin ilmu mulai dari teknik industri (ergonomi secara keseluruhan: fisik,

    kognitif, lingkungan, dan organisasi), psikologi (ergonomi kognitif), dan kesehatan masyarakat atau

    kedokteran (ergonomi fisik dan lingkungan). Ergonomi bisa dikuasai baik oleh berbagai background

    pendidikan atau profesi seperti insinyur, higienis industri maupun kedokteran kerja. Perbedaannya

    hanyalah titik berangkatnya. Jika insinyur berangkat dari keselamatan / kecelakaan dan

    produktivitas, higienis industri berangkat dari ancaman bahaya terhadap manusia, sedangkan

    kedokteran kerja biasanya berangkat dari terjadinya gangguan kesehatan pada manusia. Tujuan

    umum dari ergonomi di berbagai macam profesi tersebut adalah sama yakni mencapai kesehatan

    kerja.

    Kesehatan Kerja

    Kesehatan kerja mempelajari keterkaitan antara kesehatan dan pekerjan. Kesehatan yang kurang

    baik akan dapat mengganggu produktivitas pekerjaan, dan pekerjaan dapat pula menimbulkan

    terganggunya kesehatan. Karena peliknya permasalahan bidang ini tidak dapat ditangani oleh satu

    pihak saja, misalnya oleh dokter saja atau oleh insinyur saja. Bidang ini harus ditangani oleh berbagai

    disiplin ilmu, seperti: higiene industri, kedokteran kerja, ergonomi, sosial, hukum, psikologi dan lain-

    lain. Paling sedikit ada tiga bidang ilmu besar yang mencakup kesehatan kerja secara keseluruhan,

    yaitu: keselamatan kerja (safety), higiene industri dan kedokteran kerja.

    http://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/08/keselamatan-kerja-kedokteran-kerja-dan.htmlhttp://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/08/keselamatan-kerja-kedokteran-kerja-dan.htmlhttp://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/08/keselamatan-kerja-kedokteran-kerja-dan.html
  • 8/10/2019 klasifikasi Bahaya

    11/20

  • 8/10/2019 klasifikasi Bahaya

    12/20

    assessment juga umumnya dikerjakan oleh para higienis industri.

    Referensi: Program Pelatihan dan Sertifikasi Higienis Industri Muda (HIMU), Asosiasi Hiperkes dan

    Keselamatan Kerja Indonesia (AHKKI)

    Pengertian Kesehatan Kerja

    Sebelum menelusuri aspek etik dan hukum kesehatan kerja, harus dipahami terlebih dahulu tentang

    pengertian kesehatan kerja.

    Kesehatan kerja adalahspesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta praktiknya yang

    bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik,

    mental, maupun sosial, dengan usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit/gangguan kesehatan

    yang diakihatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan keija, serta penyakit umum.

    Beberapa aspek keselamatan kerja

    Sebagaimana biasa dilakukan, di sini kita pun membahas keselamatan dan kesehatan kerja

    bersama-sama. Tetapi walaupun pasti ada hubungan erat antara kesehatan kerja dan keselamatankerja, ada alasan juga untuk membedakan dua masalah itu. Keselamatan kerja bisa terwujud

    bilamana tempat kerja itu aman. Dan tempat kerja adalah aman, kalau bebas dari risiko terjadinya

    kecelakaan yang mengakibatkan si pekerja cedera atau bahkan mati. Kesehatan kerja dapat

    direalisasikan karena tempat kerja dalam kondisi sehat.Tempat kerja bisa dianggap sehat, kalau

    bebas dari risiko terjadinya gangguan kesehatan atau penyakit (occupational diseases) sebagai

    akibat kondisi kurang baik di tempat kerja.

    Di seluruh dunia terjadi banyak kecelakaan di tempat kerja. Tidak dapat diragukan, hal itu

    merupakan akibat langsung dari cara berproduksi yang disebut industri dan penggunaan teknologi

    canggih. Dari Amerika Serikat dilaporkan bahwa 7 juta lebih pekerja dari angkatan kerja 80 juta

    orang setiap tahun mengalami penyakit dan cedera yang disebabkan karena pekerjaannya dan

    beberapa juta di antaranya mengakibatkan orang bersangkutan tidak bisa bekerja lagi atau malah

    mati. Menurut National Institute of Occupational Safety and Health, di Amerika Serikat setiap hari

    rata-rata 32 orang tewas di tempat kerja dan 5500 orang mengalami cedera yang mengakibatkan

    mereka tidak bisa bekerja. Biaya finansial diperkirakan 48 milyar dollar setiap tahun untuk

    kompensasi para korban dan jauh lebih banyak lagi untuk pembayaran jaminan sosial dan perawatan

    medis. Mau tidak mau, hal itu akan tercermin dalam harga yang lebih tinggi untuk banyak produk

    dan jasa.(12) Di negara kecil seperti Belgia setiap tahun kira-kira 175 orang mati karena kecelakaan

    kerja dan lebih dari 165.000 pekerja terluka di tempat kerja. Di Indonesia masalah keselamatan dan

    kesehatan kerja dikenal sebagai K3 dan banyak perusahaan mempunyai Panitia Pembina

    Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Data-data lengkap tidak ditemukan, tetapi dapat

    diperkirakan bahwa persentase kecelakaan kerja di Indonesia juga banyak, pasti tidak kurang

    dibandingkan dengan negaranegara maju. Dalam surat kabar kadang-kadang dilaporkan kejadian.

    Beberapa tahun lalu dapat dibaca bahwa pembangunan sebuah mal besar di Jakarta sudah menelan

    19 korban jiwa, pada saat pembangunannya belum selesai. Tentang pulau Batam pernah dilaporkan

    bahwa selama 1996 terjadi 921 kasus kecelakaan pada 1126 perusahaan yang tercatat di sana

    (Kompas 6-1-1997).

    Ada aneka macam kecelakaan kerja. Yang minta banyak korban adalah kecelakaan industri di pabrik-

    pabrik atau tempat industri lain: tangki meledak, pekerja kena mesin, gang pertambangan ambruk,

    perusakan mata bagi montir las, dan banyak lain lagi. Sering terjadi kecelakaan yang sebetulnya tidakperlu terjadi, jika peraturan keselamatan diterapkan dengan konsekuen, seperti pekerja bangunan

  • 8/10/2019 klasifikasi Bahaya

    13/20

    atau tenaga kebersihan jatuh dari gedung tinggi, pekerja terkena benda yang jatuh, pekerja tewas

    karena kebakaran di tempat kerja, dan sebagainya. Seandainya dilaksanakan peraturan keselamatan

    yang mewajibkan memakai sabuk pengaman, helm pengaman, atau setiap ruang kerja mempunyai

    pintu dan tangga darurat, banyak kecelakaan semacam itu bisa dihindarkan.

    Kalau kecelakaan kerja hampir selalu terjadi secara mendadak dan langsung mengakibatkan

    kerugiannya, maka occupational diseases atau penyakit akibat pekerjaan baru tampak sesudah si

    karyawan bekerja cukup lama. Selalu sudah diketahui bahwa beberapa macam pekerjaan

    mempunyai faktor risiko khusus untuk kesehatan si karyawan. Contoh yang sudah dikenal lama

    adalah penyakit paru-paru (pneumocosiosis atau silicosis, dalam bahasa Inggris disebut black lung)

    yang diakibatkan karena pekerja di pertambangan kapur, batu alam, batu bara, dan sebagainya,

    menghirup debu di atas ambang toleransi dalam periode lama. Tetapi dalam industri modern, para

    pekerja menjumpai jauh lebih banyak faktor risiko untuk kesehatan, khususnya bahan artifisial,

    bahan kimia, bahan nuklir, dan sebagainya. Salah satu contoh adalah asbes. Kalau dihirup dalam

    kuantitas besar, dalam waktu singkat asbes bisa mengakibatkan penyakit paru-paru kronis yang

    disebut asbestosis dan dalam waktu panjang penyakit kanker paru-paru. Juga penggunaan pestisidadi sektor pertanian banyak merugikan kesehatan para pekerja pertanian. Kasus penyakit yang lebih

    sulit untuk diidentifikasi dan ditangani adalah stress on the job: stress (dengan berbagai akibat fisik,

    seperti sakit kepala, keluhan jantung, dan sebagainya) yang disebabkan oleh pekerjaan. Namun

    demikian, kondisi medis ini banyak ditemukan. Menurut penelitian di Amerika, malah tiga per empat

    pekerja Amerika mengeluh tentang stress yang disebabkan oleh pekerjaan.

    Karena penyakit yang disebabkan pekerjaan berkembang perlahan-lahan dan baru menyatakan diri

    sesudah periode cukup lama, di sini tanggung jawab perusahaan tidak selalu jelas. Ini perbedaan

    besar dengan kecelakaan di tempat kerja yang langsung memperlihatkan efeknya dan karena itu

    hubungan dengan pekerjaan tidak bisa diragukan. Misalnya, kanker akibat kontak intensif dengan

    ashes baru tampak sesudah 30 atau 40 tahun. Pada saat itu si pekerja barangkali sudah masuk masa

    pensiunnya. Karena alasan itu para pengusaha dulu kurang merasa bertanggung jawab atas penyakit

    yang diakibatkan pekerjaan.

    Sama halnya dengan kesehatan lingkungan, pengetahuan tentang kesehatan kerja juga akan lebih

    banyak melibatkan kalangan kedokteran/kesehatan yang menangani kesehatan pekerja di pabrik,

    pertambangan, dan perusahaan. Kini, di dunia kesehatan dikenal istilah hiperkes; kependekan dari

    higiene perusahaan dan kesehatan kerja.

    Sasaran higiene perusahaan adalah lingkungan kerja dan bersifat teknik, sedangkan sasaran

    kesehatan keda adalah manusia dan bersifat medik. Penggabungan dua disiplin yang berbeda ini

    dalam praktiknya seperti conditio sine qua non, dengan kemajuan di bidang yang satu memerlukan

    kemajuan atau bergantung pada bidang yang lain. Penggabungan yang serasi ini membuka

    kemungkinan sebesar-besarnya untuk kesempurnaan penyelenggaraan higiene perusahaan dan

    kesehatan kerja.

    Dengan demikian, akan sulit membicarakan kesehatan kerja tanpa membicarakan kesehatan

    lingkungan sebab hakikat dari kedua disiplin ini adalah:

    1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja setinggi-tingginya, baik buruh, petani,

    nelayan, pegawai negeri, maupun pekerja lepas. Dengan demikian, hakikat kedua disiplin ini

    dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja.

    2. Sebagai alat untuk meningkatkan produksi melalui efisiensi dan daya produktivitas manusia.

    Undang-undang kesehatan kerja ini semakin penting diatur sejalan dengan semakin meningkatnyapembangunan di segala bidang, khususnya di bidang industri yang memerlukan tenaga kerja yang

  • 8/10/2019 klasifikasi Bahaya

    14/20

    tidak saja terampil di bidangnya, tetapi juga mempunyai derajat kesehatan yang baik.

    Aspek Etik Kesehatan Kerja

    Oleh karena dalam upaya kesehatan kerja tercakup berbagai disiplin ilmu seperti disiplin rekayasa,

    sosial budaya, ekonomi, hukum, dan cabang-cabang ilmu kesehatan, untuk menyelesaikan masalah

    kesehatan kerja dari segi etik lebih tepat diterapkan etika biomedis (bioetika).

    Berbagai upaya peningkatan kerja mengandung komponen bioetika, dan para dokter yang

    mengelola kesehatan kerja dituntut mempedomani Kode Etik Dokter Kesehatan Kerja (KEDKI).

    Hal-hal yang menuntut perhatian dokter kesehatan kerja meliputi:

    1. Kontrak kerja dan pelaksanaan fungsi profesi

    a. Profesi dokter kesehatan kerja di Indonesia akan terus berkembang sesuai dengan pertumbuhan

    dan perkembangan industrialisasi.

    b. Dokter kesehatan kerja hams menghindari diri dari setiap pertimbangan atau kegiatan yang dapat

    mengurangi intensitas dan kemandirian atau kebebasan profesi dan tetap memelihara komunikasi

    yang serasi dengan tenaga kerja dan manajernen perusahaan.c. Dalam setiap pertentangan kepentingan, dokter kesehatan kerja tidak boleh memihak manajemen

    perusahaan.

    2. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja

    Melaksanakan secara berkala pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dengan baik dan benar dan

    memberikan penjelasan manfaat serta tujuan pemeriksaan kesehatan dalam rangka perlindungan

    kesehatan tenaga kerja dengan fbkus pada upaya pencegahan.

    3. Perlindungan terhadap tenaga kerja

    a. Melaksanakan profesi berlandaskan KODEKI.

    b. Memelihara, membina, dan meningkatkan derajat kesehatan, produktivitas dan kesejahteraan

    tenaga kerja baik perseorangan maupun kelompok.

    c. Memberi penyuluhan kesehatan untuk kepentingan kesehatan tenaga kerja, guna mencegah

    bahaya pekerjaan.

    4. Pengembangan kebijakan dan program kerja

    Dokter kesehatan kerja bersama-sama pengusaha dan wakil tenaga kerja membuat rencana

    pengembangan kebijakan program kesehatan kerja di tempatnya sesuai kebutuhan dan kemampuan

    perusahaan serta sesuai perkembangan iptek kedokteran mutakhir dan berpartisipasi dalam upaya

    perlindungan komunitas dan lingkungan.

    5. Mengikuti perkembangan iptek. Dokter kesehatan kerja bertanggung jawab terhadap peningkatan

    derajat kesehatan tenaga kerja sesuai perkembangan iptek kedokteran mutakhir, mengenal dan

    memahami pekerjaan dan lingkungan kerjanya serta masalahmasalah yang mungkin timbul.

    Aspek Hukum Kesehatan Kerja

    Pengetahuan tentang aspek hukum ini perlu dipahami karena atas kekuatan undang-undanglah para

    pejabat departemen tenaga kerja atau departemen kesehatan dapat melakukan inspeksi dan

    memaksakan segala sesuatu yang diatur dalam undang-undang dan peraturan yang dikeluarkan

    pemerintah ke perusahaan-perusahaan.

    Bila nasihat dan peringatan demikian tidak dihiraukan, atas kekuatan undangundang dapat

    dipaksakan sanksi hukum yang diatur dalam undang-undang.

    Hal ini perlu diketahui kalangan kedokteran/kesehatan karena tugas utama kalangankedokteran/kesehatan adalah membina agar kesehatan kerja dan kesehatan lingkungan dapat

  • 8/10/2019 klasifikasi Bahaya

    15/20

    dilaksanakan sebagaimana mestinya.

    Masalah hukum dalam kesehatan kerja

    untuk dapat melakukan pemeriksaan seleksi pada calon pekerja muda dan pemeriksaan wajib bagi

    pekerja di tempat yang berbahaya atau yang bertugas di tempat yang membahayakan. Intl dari

    pelayanan itu ialah Bagian Layanan Medis dari Eksekutif Kesehatan dan Keselamatan (HSE). Badan ini

    merupakan suatu jaringan nasional yang terdiri dari sekitar 140 tenaga dokter dan perawat yang

    bertanggung jawab kepada sembilan Dokter Penasihat Kepegawaian Senior, dan dikepalai oleh

    Direktur Pelayanan Medik HSE, yang mendapatkan nasihat dari satu tim spesialis.

    Tugas khususnyameliputi:

    memberikan nasihat medik kepada orang muda untuk mencari pekerjaan;

    pemeriksaan kesehatan orang muda jika bila dipandang perlu oleh Pelayanan Kesehatan Sekolah;

    pemeriksaan kesehatan wajib, seperti pekerjaan dengan timbal, pekerjaan kimia, rig minyak;

    memberikan nasihat kepada pengawas pabrik;

    penyelidikan kecelakaan kerja; memberi nasihat kepada serikat pekerja, pengusaha, dan dokter;

    melakukan survei nasional dan lokal, seperti survei industri keramik, survei asbestos; dan

    survei-survei pilot kecil untuk mengenal bahaya baru atau untuk menilai ketepatan nilai ambang

    batas yang berlaku.

    Pemeriksaan Kesehatan Wajib

    Ada lebih dari 20.000 pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh Pelayanan Nasihat Kedokteran

    Bagi Pegawai setiap tahunnya. Ada lagi sejumlah 90.000 pemeriksaan kesehatan setahun dikerjakan

    oleh dokter yang diangkat oleh perusahaan yang ditunjuk oleh EMAS untuk melaksanakan

    pemeriksaan tersebut. Mereka disebut sebagai dokter yang ditunjuk. Biaya untuk pemeriksaan ini

    dapat diatur secara bersama antara dokter dan pengusaha yang bersangkutan.

    Diwajibkan oleh undang-undang bahwa:

    pengusaha secara resmi diberitahu mengenai kebugaran pekerja untuk melakukan tugasnya;

    pekerja mempunyai kewajiban untuk menjalani pemeriksaan;

    pengusahadilarang terus mempekerjakan setiap pekerja yang telah dinyatakan tidak sehat;

    pekerja harus dipindahkan dari pekerjaan tertentu untuk masa yang ditentukan dan dipindahkan

    ke pekerjaan lain jika dimungkinkan; dan

    hasil pemeriksaan kesehatan harus ditulis di catatan kesehatan yang dijaga oleh pengusaha.

    Referensi

    - Pengantar Etika Bisnis Oleh Prof. Dr. Kees Bertens, MSC.

    - Kesehatan Kerja

    - Etika kedokteran dan hukum kesehatan ed 4 Oleh Prof. dr. M. Jusuf Hanafiah, Sp.OG(K) & Prof. dr.

    Amri Amir, Sp.F(K), SH

  • 8/10/2019 klasifikasi Bahaya

    16/20

    2.1 Pengertian Alat Pelindung Diri

    Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan perlindungan terhadap bahaya-

    bahaya kecelakaan (Sumamur, 1991). Atau bisa juga disebut alat kelengkapan yang wajib

    digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu

    sendiri dan orang di sekelilingnya.

    APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha

    rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun

    pemakaian APD bukanlah pengganti dari usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.

    Alat Pelindung Diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya-bahaya kecelakaan

    yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD dipilih secara hati-hati agar dapat

    memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan.

    Menurut ketentuan Balai Hiperkes, syarat-syarat Alat Pelindung Diri adalah :

    1. APD harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang spesifik

    atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.

    2.

    Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan rasaketidaknyamanan yang berlebihan.

    3. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.

    4. Bentuknya harus cukup menarik.

    5. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama.

    6. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang dikarenakan

    bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam menggunakannya.

    7. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.

    8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.

    9.

    Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya.2.2. Tujuan, Manfaat,Jenis dan Kegunaan dari Alat Pelindung Diri

    1. Tujuan

    Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak

    dapat dilakukan dengan baik.

    Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja.

    Menciptakan lingkungan kerja yang aman.

    2. Manfaat

    Untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi

    bahaya/kecelakaan kerja.

    Mengurangi resiko akibat kecelakaan.

    3. Jenis

    Alat Pelindung Diri di bagi menjadi 3 kelompok yaitu:

    1. APD bagian kepala meliputi :

    Alat Pelindung Kepala : Alat ini adalah kombiansi dari alat pelindung

    mata,pernapasan dan mata contohnya Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet),

    Tutup Kepala, Hats/cap, Topi pengaman.

    Alat Pelindung Kepala Bagian Atas : Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet),

    Alat Pelindung Muka : Safety Glasses, Face Shields, Goggles.

    Alat Pelindung Pengliahatan : Kaca Mata

  • 8/10/2019 klasifikasi Bahaya

    17/20

    Alat Pelindung Telinga : Tutup Telinga (Ear muff ), Sumbat Telinga (Ear plugs).

    Alat Pelindung Pernafasan : Masker, Respirator.

    1. APD bagian badan meliputi :

    Alat Pelindung Seluruh Badan : jas laboratorium Alat Pelindung Badan Bagian Muka : Apron

    Alat Pelindung Bagian Dada : Rompi Pelindung

    1.

    APD bagian anggota badan meliputi :

    Alat Pelindung Tangan : Sarung Tangan (Safety Gloves).

    Alat Pelindung Kaki : sepatu bot.

    4. Kegunaan

    Alat Pelindung Kepala

    o Alat Pelindung Kepala Topi Pelindung/Pengaman (Safety Helmet) :

    Melindungi kepala dari benda keras, pukulan dan benturan, terjatuh dan

    terkena arus listrik.

    o Tutup Kepala : Melindungi kepala dari kebakaran, korosif, uap-uap,

    panas/dingin.

    o Hats/cap : Melindungi kepala dari kotoran debu atau tangkapan mesin-mesin

    berputar.

    o Topi pengaman : untuk penggunaan yang bersifat umum dan pengaman dari

    tegangan listrik yang terbatas. Tahan terhadap tegangan listrik. Biasanya

    digunakan oleh pemadam kebakaran.

    Alat Pelindung Muka Dan Matao Melindungi muka dan mata dari:

    Lemparan benda-benda kecil.

    Lemparan benda-benda panas

    Pengaruh cahaya

    Alat Pelindung Telinga

    o Sumbat Telinga (Ear plugs ) yang baik adalah menahan frekuensi Daya

    atenuasi (daya lindung) : 25-30 dB, sedangkan frekuensi untuk bicara biasanya

    (komunikasi) tak terganggu.

    o Tutup Telinga (Ear muff ) frekuensi 28004000 Hz sampai 42 dB (3545 dB)

    Untuk frekuensi biasa 25-30 dB. Untuk keadaan khusus dapat dikombinasikan

    antara tutup telinga dan sumbat telinga sehingga dapat atenuasi yang lebih

    tinggi; tapi tak lebih dari 50 dB,karena hantaran suara melalui tulang masih

    ada.

    Alat Pelindung Pernafasan

    o Memberikan perlindungan terhadap sumber-sumber bahaya seperti:

    o Kekurangan oksigen

    o Pencemaran oleh partikel (debu, kabut, asap dan uap logam)

    o Pencemaran oleh gas atau uap

    Alat Pelindung Tangan

    Sarung Tangan (Gloves) Jenis pekerjaan yang membutuhkan sarung tangan :

  • 8/10/2019 klasifikasi Bahaya

    18/20

    o Pengelasan/ pemotongan (bahan kulit)

    o Bekerja dengan bahan kimia (bahan karet)

    o Beberapa pekerjaan mekanikal di workshop dimana ada potensi cedera bila

    tidak menggunakan sarung tangan (seperti benda yang masih panas, benda

    yang sisinya tajam dlsb.).o Beberapa pekerjaan perawatan.

    Alat Pelindung Kaki

    o Untuk mencegah tusukan

    o Untuk mencegah tergelincir

    o Tahan terhadap bahaya listrik

    Alat Pelindung Badan

    o Pakaian Pelindung: digunakan untuk melindungi tubuh dari benda berbahaya,

    misal api, asap, bakteri, zat-zat kimia, dsb.

    Safety Belt

    Berguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh, biasanya digunakan pada

    pekerjaan konstruksi dan memanjat serta tempat tertutup atau boiler.

    Alat pelindung diri untuk tugas khusus

    o Apron untuk bekerja dengan bahan kimia ataupun pekerjaan pengelasan.

    o Full body harness untuk bekerja di ketinggian melebihi 1,24 meter.

    o Tutup telinga (ear plugs) untuk bekerja di tempat dengan kebisingan melebihi

    85 dB.

    o Sepatu boot karet (rubber boot) untuk semua pekerjaan di kebun yang dimulai

    dari survey lahan, pembibitan, penanaman hingga panen.

    2.3 Kekurangan dan Kelebihan Alat Pelindung Diri1. Kekurangan

    o Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai Alat pelindung

    diri yang kurang tepat

    o Fungsi dari Alat Pelindung Diri ini hanya untuk menguragi akibat dari kondisi

    yang berpotensi menimbulkan bahaya.

    o Tidak menjamin pemakainya bebas kecelakaan

    o Cara pemakaian Alat Pelindung Diri yang salah,

    o Alat Pelindung Diri tak memenuhi persyaratan standar)

    o Alat Pelindung Diri yang sangat sensitive terhadap perubahan tertentu.

    o Alat Pelindung Diri yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister,

    filter dan penyerap (cartridge).

    o Alat Pelindung Diri dapat menularkan penyakit,bila dipakai berganti-ganti.

    2. Kelebihan

    o Mengurangi resiko akibat kecelakan

    o Melindungi seluruh/sebagian tubuhnya pada kecelakaan

    o Sebagai usaha terakhir apabila sistem pengendalian teknik dan administrasi

    tidak berfungsi dengan baik.

    o Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja di tempat kerja.

  • 8/10/2019 klasifikasi Bahaya

    19/20

    2.4 Cara Memilih dan Merawat Alat Pelindung Diri

    1. Cara memilih

    o Sesuai dengan jenis pekerjaan dan dalam jumlah yang memadai.

    o

    Alat Pelindung Diri yang sesuai standar serta sesuai dengan jenis pekerjaannyaharus selalu digunakan selama mengerjakan tugas tersebut atau selama berada

    di areal pekerjaan tersebut dilaksanakan.

    o Alat Pelindung Diri tidak dibutuhkan apabila sedang berada dalam kantor,

    ruang istirahat, atau tempat-tempat yang tidak berhubungan dengan

    pekerjaannya.

    o Melalui pengamatan operasi, proses, dan jenis material yang dipakai.

    2. Cara merawat

    o Meletakkan Alat pelindung diri pada tempatnya setelah selesai digunakan.

    o Melakukan pembersihan secara berkala.

    o

    Memeriksa Alat pelindung diri sebelum dipakai untuk mengetahui adanya

    kerusakan atau tidak layak pakai.

    o Memastikan Alat pelindung diri yang digunakan aman untuk keselamatan jika

    tidak sesuai maka perlu diganti dengan yang baru.

    o Dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara

    penyimpanan, kebersihan serta kondisinya.

    o Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang

    kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak

    dibenarkan untuk dipergunakan

    o

    Secara spesifik sebagai berikut

    Helm Safety/ Helm Kerja (Hard hat)

    1. Helm kerja dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara

    penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.

    2. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat helm kerja yang kualitasnya tidak

    sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk

    dipergunakan (retak-retak, bolong atau tanpa system suspensinya).

    3.

    Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki helm

    kerja dan telah mengikuti training.

    Kacamata Safety (Safety Glasses)

    1.

    Kacamata safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara

    penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.

    2.

    Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan kacamata safety yang kualitasnya

    tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk

    dipergunakan.

    3.

    Penyimpanan masker harus terjamin sehingga terhindar dari debu, kondisi yang

    ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan tercemar

    bahan-bahan kimia berbahaya.

    4.

    Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki

    kacamata safety dan telah mengikuti training.

    Sepatu Safety (Safety Shoes)

  • 8/10/2019 klasifikasi Bahaya

    20/20

    1. Sepatu safety dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara

    penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.

    2. Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sepatu safety yang kualitasnya tidak

    sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk

    dipergunakan.3. Setiap manajemen lini harus memiliki catatan jumlah karyawan yang memiliki sepatu

    safety dan telah mengikuti training.

    Masker/ Perlindungan Pernafasan (Mask/ Respiratory Protection)

    1.

    Pelindung pernafasan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut

    cara penyimpanan, kebersihan serta kondisinya.

    2.

    Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat pelindung pernafasan yang

    kualitasnya tidak sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan

    untuk dipergunakan.

    3. Kondisi dan kebersihan alat pelindung pernafasan menjadi tanggung jawab karyawan

    yang bersangkutan,

    4. Kontrol terhadap kebersihan alat tersebut akan selalu dilakukan oleh managemen lini.

    Sarung tangan

    1. Sarung tangan dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara

    penyimpanan, kebersihan serta kondisinya oleh manajemen lini.

    2.

    Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan sarung tangan yang kualitasnya tidak

    sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta tidak dibenarkan untuk

    dipergunakan.

    3. Penyimpanan sarung tangan harus terjamin sehingga terhindar dari debu, kondisi yang

    ekstrim (terlalu panas atau terlalu dingin), kelembaban atau kemungkinan tercemarbahan-bahan kimia berbahaya.