Klasifikasi Agregat Menurut Aashto

2
KLASIFIKASI AGREGAT MENURUT AASHTO Klasifikasi Agregat Klasifikasi agregat adalah mengelompokkan agregat berdasarkan sifat-sifat teknik dan karakteristiknya. Sifat dan karakteristik agregat itu bermacam-macam, baik menurut susunan butiran tertentu dan ukurannya. Ada yang suka air (hidrophilic), agregat jenis ini mudah mengembang jika kena air, dan menyebabkan stabilitasnya terganggu. Ada juga yang hidrophobic (benci air). Secara umum, karakteristik agregat dapat di lakukan sebagai berikut: Secara langsung di lapangan oleh teknisi. Karakteristik ini dapat langsung di kenali oleh pemilih agregat. Contohnya tanah lempung. Tanah ini terlalu banyak butiran halaus. Bagus ketika dipadatkan. Tetapi ketika menerima tekanan, butiran-butirannya akan mudah meluruh, sehingga menjadi tidak stabil. Karakteristik struktur di laboratorium. Di laboratorium terdapat alat-alat untuk menguji karakteristik agregat. Contohnya: uji CBR (menguji besarnya daya dukung tanah tersebut, atau mengetahui besar beban yang dapat diterima tanah tersebut). Compaction (uji pemadatan, untuk mengetahui gamma yang dicapai/ kepadatan maksimum tanah tersebut) Penentuan dari kepadatan dan kekasaran butir di lapangan. Cara mengklasifikasi agregat yang paling dikenal saat ini adalah AASHTO dan USCS. AASHTO (The American Association of State Highway and Transportation Official) Berdasarkan klasifikasi AASHTO, agregat dibagi 2: Agregat berbutir kasar Agregat berbutir halus Agregat berbutir kasar terdiri dari: A-1, A-2, dan A-3 Agregat berbutir halus terdiri dari: A-4, A-5, A-6, dan A-7 A-1 >> kondisi dari agregat berbutir kasar sampai halus, dengan pengikat non plastis atau tanpa bahan pengikat. A-2 >> agregat kasar tapi bats kerikil dengan pasir A-3 >> pasir halus, termasuk debu. Dapat bercampur dengan pasir dengan lempung atau lanau. Masih non plastis. A-4 >> lempung yang non plastis atau sedikit plastis. A-5 >> Sama seperti A-4, tetapi elastis. A-6 >> lempung plastis A-7 >> kata bapak tanah humus karena bervolume besar, tetapi di buku katanya tanah humus tidak termasuk. (akan dicari referensi selanjutnya)

description

Perkerasan

Transcript of Klasifikasi Agregat Menurut Aashto

Page 1: Klasifikasi Agregat Menurut Aashto

KLASIFIKASI AGREGAT MENURUT AASHTO

Klasifikasi Agregat

Klasifikasi agregat adalah mengelompokkan agregat berdasarkan sifat-sifat teknik dan karakteristiknya. Sifat dan karakteristik agregat itu bermacam-macam, baik menurut susunan butiran tertentu dan ukurannya. Ada yang suka air (hidrophilic), agregat jenis ini mudah mengembang jika kena air, dan menyebabkan stabilitasnya terganggu. Ada juga yang hidrophobic (benci air).

Secara umum, karakteristik agregat dapat di lakukan sebagai berikut:

Secara langsung di lapangan oleh teknisi.Karakteristik ini dapat langsung di kenali oleh pemilih agregat. Contohnya tanah lempung. Tanah ini terlalu banyak butiran halaus. Bagus ketika dipadatkan. Tetapi ketika menerima tekanan, butiran-butirannya akan mudah meluruh, sehingga menjadi tidak stabil.

Karakteristik struktur di laboratorium.Di laboratorium terdapat alat-alat untuk menguji karakteristik agregat.Contohnya:uji CBR (menguji besarnya daya dukung tanah tersebut, atau mengetahui besar beban yang dapat diterima tanah tersebut).Compaction (uji pemadatan, untuk mengetahui gamma yang dicapai/ kepadatan maksimum tanah tersebut)

Penentuan dari kepadatan dan kekasaran butir di lapangan.

Cara mengklasifikasi agregat yang paling dikenal saat ini adalah AASHTO dan USCS.

AASHTO (The American Association of State Highway and Transportation Official)Berdasarkan klasifikasi AASHTO, agregat dibagi 2:Agregat berbutir kasarAgregat berbutir halus

Agregat berbutir kasar terdiri dari: A-1, A-2, dan A-3Agregat berbutir halus terdiri dari: A-4, A-5, A-6, dan A-7

A-1 >> kondisi dari agregat berbutir kasar sampai halus, dengan pengikat non plastis atau tanpa bahan pengikat.A-2 >> agregat kasar tapi bats kerikil dengan pasirA-3 >> pasir halus, termasuk debu. Dapat bercampur dengan pasir dengan lempung atau lanau. Masih non plastis.A-4 >> lempung yang non plastis atau sedikit plastis.A-5 >> Sama seperti A-4, tetapi elastis.A-6 >> lempung plastisA-7 >> kata bapak tanah humus karena bervolume besar, tetapi di buku katanya tanah humus tidak termasuk. (akan dicari referensi selanjutnya)

Kesimpulannya: Dari A-1 sampai A-7, makin ke bawah makin halus ukuran butirannya dan makin ke bawah makin plastis.

non plastis >> tidak bisa mempertahankan bentuk. Bagian ini masih agak bingung saya. Mau bertanya, tetapi penjelasan beliau sudah sangat banyak tentang ini. Akan saya cari referensi lain.

Terus kami bahas tabel 1.2 yang ada pada modul Rekayasa Bahan dan Tebal Perkerasan Jalan Raya karangan Ir. Bukhari RA, M.Eng, dkk. Tabel Klasifikasi Agregat Berdasarkan AASHTO.

data yang diperlukan untuk mengklasifikasi agregat berdasarkan AASHTO adalahAnalisa SaringanSifat fraksi yang lewat saringan #40LLPI

Page 2: Klasifikasi Agregat Menurut Aashto

#40 >> saringan pada batas plastisitas, lolos saringan 40 artinya material tersebut mempunyai plastisitas.#10 >> saringan yang memisahkan agregat kasar dengan agregat halus (Menurut Bina Marga)tertahan #10 >> agregat kasarlolos #10 >> agregat halus (tetapi tertahan #200)#200 >> lolos saringan 200 adalah filler (bahan pengisi).

LL (Liquid Limit) >> kadar air batas dimana tahan bersifat plastis menjadi cair.Cair >> material tidak bisa mempertahankan bentuk.Plastis >> material bisa mempertahankan bentuk.Elastis >> bisa dibentuk sesuai keinginan.

Sumber :  Rekayasa Bahan dan Tebal Perkerasan - Ir. Bukhari RA, M. Eng  dkk