KL Dasar

13
BEBERAPA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR I. JAMUR 1. Definisi Jamur adalah tumbuh – tumbuhan berbentuk sel atau benang bercabang, mempunyai dinding dari selulosa atau kitin atau keduanya, mempunyai protoplasma yang mengandung satu atau lebih inti, tidak mempunyai klorofil dan berkembang biak secara aseksual, seksual atau keduanya. Ilmu yang mempelajari jamur disebut mikologi (dari kata Yunani Mykes yang berarti jamur dan logos yang berarti ilmu). Mikologi kedokteran adalah ilmu yang mempelajari jamur serta penyakit yang ditimbulkannya pada manusia. Penyakit yang disebabkan oleh jamur disebut mikosis. Mikosis yang mengenai permukaan badan yaitu kulit, rambut dan kuku, disebut mikosis superfisialis. Mikosis yang mengenai alat dalam disebut mikosis profunda atau mikosis sistemik. 2. Sifat Umum Jamur menggunakan enzim untuk mencegah dan mencerna zat organic, seperti hewan dan sebagian besar kuman, untuk hidupnya memerlukan zat organic sebagai sumber energy, sehingga jamur disebut sebagai jasad yang bersifat heterotrop. Jamur menggunakan enzim untuk mengubah zat organic untuk pertumbuhannya sehingga jamur merupakan saprofit

Transcript of KL Dasar

Page 1: KL Dasar

BEBERAPA PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR

I. JAMUR

1. Definisi

Jamur adalah tumbuh – tumbuhan berbentuk sel atau benang bercabang,

mempunyai dinding dari selulosa atau kitin atau keduanya, mempunyai

protoplasma yang mengandung satu atau lebih inti, tidak mempunyai klorofil

dan berkembang biak secara aseksual, seksual atau keduanya.

Ilmu yang mempelajari jamur disebut mikologi (dari kata Yunani Mykes

yang berarti jamur dan logos yang berarti ilmu). Mikologi kedokteran adalah

ilmu yang mempelajari jamur serta penyakit yang ditimbulkannya pada

manusia. Penyakit yang disebabkan oleh jamur disebut mikosis. Mikosis yang

mengenai permukaan badan yaitu kulit, rambut dan kuku, disebut mikosis

superfisialis. Mikosis yang mengenai alat dalam disebut mikosis profunda atau

mikosis sistemik.

2. Sifat Umum

Jamur menggunakan enzim untuk mencegah dan mencerna zat organic,

seperti hewan dan sebagian besar kuman, untuk hidupnya memerlukan zat

organic sebagai sumber energy, sehingga jamur disebut sebagai jasad yang

bersifat heterotrop. Jamur menggunakan enzim untuk mengubah zat organic

untuk pertumbuhannya sehingga jamur merupakan saprofit atau parasit.

System enzim jamur dapat mengubah selulosa, karbohidrat dan zat organic

lain yang berasal dari tumbuh – tumbuhan, binatang, serangga, dan lain – lain

yang mati menjadi zat anorganik yang dibutuhkan oleh tumbuh – tumbuhan.

Sifat ini juga yang menimbulkan kerusakan pada benda dan makanan sehingga

menimbulkan kerugian dan diperlukan biaya yang besar untuk mencegah

kerusakan tersebut. Dengan cara yang sama, jamur dapat masuk ke dalam

tubuh manusia dan hewan sehingga menimbulkan penyakit. Jamur yang

biasanya menimbulkan penyakit pada manusia, hidup pada zat organic atau

ditanah yang mengandung zat organic yaitu humus, tinja binatang atau

burung. Dalam keadaan demikian, jamur tersebut dapat hidup terus – menerus

sebagai saprofit tanpa melalui daur sebagai parasit pada manusia.

Page 2: KL Dasar

3. Morfologi

Jamur mencakup :

a. Khamir, yaitu sel –sel yang berbentuk bulat, lonjong atau memanjang

yang berkembangbiak dengan membentuk tunas dan membentuk

koloni yang basah atau berlendir.

b. Kapang yang terdiri dari sel – sel memanjang dan bercabang yang

disebut hifa. Hifa tersebut dapat bersekat sehingga terbagi menjadi

banyak sel, atau tidak bersekat dan disebut hifa senositik. Anyaman

dari hifa, baik yang multiseluler atau senositik, disebut miselium.

Kapang membentuk koloni yang menyerupai kapas atau padat.

Terdapat khamir yang membentuk tunas yang memanjang yang

bertunas lagi pada ujungnya secara terus – menerus, sehingga

berbentuk seperti hifa dengan penyempitan pada sekat – sekat dan

disebut hifa semu. Hifa dapat bersifat sebagai hifa vegetatif, yaitu

berfungsi mengambil makanan untuk pertumbuhan, bersifat sebagai

hifa reproduktif, yaitu membentuk spora, dan bersifat sebagai hifa

udara, yaitu yang berfungsi mengambil oksigen. Hifa dapat berwarna

atau tidak berwarna dan jernih.

Spora dapat dibentuk secara aseksual atau seksual. Spora aseksual disebut

talospora, yaitu spora yang langsung dibentuk dari hifa reproduktif. Spora

yang termasuk talospora adalah :

Blastopora, yaitu spora yang berbentuk tunas pada permukaan sel,

ujung hifa atau pada sekat atau septum hifa semu.

Artrospora, yaitu spora yang dibentuk langsung dari hifa dengan

banyak septum yang kemudian mengadakan fragmentasi sehingga hifa

tersebut terbagi menjadi banyak artrospora yang berdinding tebal.

Klamidospora, yaitu spora yang dibentuk pada hifa diujung, di tengah

atau yang menonjol ke lateral dan disebut klamidospora terminal.

Aleuriospora, yaitu spora yang dibentuk pada ujung atau sisi dari hifa

khusus yang disebut konidiofora.

Sporangiospora, yaitu spora yang dibentuk di dalam ujung hifa yang

menggelembung, disebut sporangium.

Page 3: KL Dasar

4. Pembagian Jamur

a. Actinomycetes, tergolong bakteri, tetapi karena penyakit yang

ditimbulkannya mirip dengan beberapa penyakit jamur, maka secara

tradisional dimasukkan dalam mikologi.

b. Myxomycetes, bentuk vegetatif pada sel – sel yang motil. Kelas ini

digolongkan dalam mikologi.

c. Chytridiomycetes, kapang dari kelas tersebut mempunyai hifa

senositik. Salah satu spesies adalah pathogen pada manusia.

d. Zygomycetes, kelas kapang ini mempunyai hifa senositik.

e. Ascomycetes, kapang dari kelas ini membentuk askospora dalam

askus. Penyebab penyakit jamur sistemik pada manusia yang termasuk

dalam kelas ini.

f. Basidiomycetes, kapang dari kelas ini membentuk basidiospora.

Merupakan salah satu pathogen yang penting pada manusia.

g. Deuteuromycetes, yang digolongkan dalam kelas ini adalah semua

kapang yang belum dikenal stadium seksualnya.

II. BEBERAPA PENYAKIT YANG DISEBABKAN JAMUR

1. Mikosis Superfisial

Penyakit jamur yang mengenai lapisan permukaan kulit, yaitu

stratum korneum, rambut dan kuku. Kelainan yang ditimbulkan berupa

bercak yang warnanya berbeda warna kulit, berbatas tegas dan disertai

rasa gatal atau tidak memberi gejala. Diagnosis dibuat dengan mengambil

kerokan kulit yang diperiksa secara langsung dengan membuat sediaan

KOH dan yang dibiak pada agar Sabouraud dekstrosa. Pengobatan

tergantung dari penyebabnya.

2. Mikosis Superfisial bukan Dermatofitosis (Pitiriasis Versikolor)

Pitiriasis versikolor atau panu disebabkan oleh Malassezia furfur.

Jamur ini mudah ditemukkan pada kulit penderita. Manusia mendapatkan

infeksi bila hifa atau spora jamur penyebab melekat pada kulit. Kelainan

kulit pada penderita panu tampak jelas, sebab pada kulit berwarna panu ini

Page 4: KL Dasar

merupakan bercak dengan hipopigmentasi, sedangkan pada orang kulit

putih, sebagai bercak dengan hiperpigmentasi. Bila kulit panu disinari

dengan sinar ultra violet, maka tampak fluoresensi hijau kebiru – biruan.

Diagnosis panu cukup dengan pemeriksaan langsung bahan kerokan kulit

yang ada kelainan. Pada sediaan langsung dengan larutan KOH 10%. Bila

kelainan meliputi hamper seluruh tubuh, obat oral yang sistemik yaitu

ketokonazol memberikan hasil baik. Agar pengobatan berhasil baik,

infeksi ulang harus dicegah, misalnya dengan merebus baju agar semua

spora jamur mati. Penularan panu terjadi bila ada kontak dengan jamur

penyebab. Oleh karena itu, factor kebersihan pribadi sangat penting.

3. Otomikosis

Otomikosis adalah penyakit jamur pada liang telinga yang

disebabkan oleh berbagai jamur, yang terbanyak ialah Aspergillus,

Penicillium, Mucor, Rhizopus dan Candida. Otomikosis terdapat di

seluruh dunia. Jamur penyebab otomikosis merupakan jamur kontaminan

yang terdapat di udara bebas. Mikosis superfisial ini mengenai kulit liang

telinga dan dapat bersifat akut atau menahun, biasanya unilateral, tetapi

dapat juga bilateral. Keluhan penerita adalah rasa gatal dan “rasa penuh”

di dalam telinga. Rasa penuh di dalam telinga tersebut timbul karena jamur

– jamur kontaminan tumbuhnya sangat cepat, sehingga dapat menutup

liang telinga. Bahan yang dipakai untuk pemeriksaan ialah serumen yang

diambil dengan kapas usap steril atau kulit liang telinga. Diagnosis

otomikosis ialah dengan menemukan hifa atau spora jamur penyebab pada

kotoran telinga dengan cara pemeriksaan sediaan langsung KOH 10%.

Pengobatan otomikosis yang terutama ialah mengeluarkan kotoran liang

telinga dan kemudian menjaga kebersihan liang telinga tersebut. Penyakit

ini ditemukan di seluruh dunia, terutama di daerah yang panas dan lembab.

Kebiasaan mengorek – ngorek telinga mempermudah terjadinya infeksi.

Serumen telinga ada yang basah dan ada yang kering. Jamur mudah

tumbuh pada serumen yang basah.

Page 5: KL Dasar

4. Piedra

Piedra adalah infeksi jamur pada rambut, berupa benjolan yang

merekat erat pada rambut, berwarna hitam atau putih kekuningan.

a. Piedra Hitam

Infeksi jamur pada jamur pada rambut yang disebabkan oleh jamur

Piedraia hortai. Penyakit ini ditemukan di daerah tropik, termasuk

Indonesia. Jamur ini tergolong kelas ASCOMYCETES dan

membentuk spora seksual. Piedraia hortai, termasuk jamur

Dematiaceae. Infeksi terjadi karena rambut kontak dengan spora

penyebab. Piedra adalah penyakit yang mengenai rambut terutama

rambut kepala. Kelainan berupa benjolan yang sangat keras berwarna

coklat kehitaman. Pada pemeriksaan langsung dengan larutan KOH

10% tampak jamur berupa anyaman padat dari hifa yang berwarna

tengguli. Pengobatan piedra ialah dengan memotong rambut yang

terkena infeksi atau mencuci kepala setiap hari dengan larutan

sublimat 1/2000 atau shampoo yang mengandung antimikotik.

b. Piedra putih

Infeksi jamur pada rambut yang disebabkan oleh Trichosporon

beigelii. Piedra putih ditemukan pada rambut ketiak dan pubis, jarang

mengenai rambut kepala. Jamur penyebab piedra putih mepunyai hifa

yang tidak berwarna, termasuk Moniliaceae. Benjolan pada piedra

putih terlihat lebih memanjang pada armbut dan tidak padat. Kelainan

rambut tampak sebagai benjolan yang berwarna putih kekuningan.

Selain pada rambut kepala, dapat juga menyebabkan kelainan pada

rambut kumis dan rambut janggut. Pengobatan penyakit ini yaitu

dengan memotong rambut yang terkena infeksi atau mencuci daerah

rambut yang terkena setiap hari dengan larutan sublimat 1/2000 atau

shampoo yang mengandung ketokonazol.

5. Onikomikosis

Onikomikosis disebabkan oleh berbagai macam jamur, terutama

disebabkan oleh candida dan dermatofita. Kadang-kadang dapat pula

disebabkan oleh Fusarium, Cephalosporium, Scopulariopsis, Aspergilus,

Page 6: KL Dasar

dan lain-lain. Penyakit ini tersebar diseluruh dunia. Candida adalah jamur

yang mempunyai sel ragi dan hifa semu. Jamur lainnya adalah jamur

kontaminan dengan morfologinya masing-masing. Infeksi jamur ini dapat

mengenai satu kuku atau lebih. Kuku yang menderita onikomikosis

mempunyai permukaan tidak rata, tidak mengkilat. Selain itu kuku yang

terkena menjadi rapuh atau mengeras. Unutk menentukan spesies jamur

penyebabnya, dilakukan biakan pada agar Sabouraud dan kemudian

diperiksa koloni yang tumbuh. Penyakit ini membutuhkan pengobatan

yang lama, biasanya selama beberapa bulan. Pengobatan onikomikosis

sebaiknya dilakukan dengan obat yang berbentuk cairan, agar obat dapat

masuk kesela-sela rongga kuku yang rapuh. Kadang-kadang seorang

penderita onikomikosis juga sedang menderita mikosis dibagian lain dari

tubuhnya. Bila penyebabnya jamur yang sama, mungkin mikosis tersebut

menjadi sumber infeksi bagi onikomikosisnya yang ditularkan pada kuku

setelah menggaruk.

6. Dermatofitosis

Dermatofitosis ialah mikosis superfisialis pada jaringan yang

mengandung zat tanduk (keratin) yakni kuku, rambut, dan stratum

korneum pada kulit, yang disebabkan jamur dermatofita. Dermatofitosis

disebabkan oleh golongan jamur dermatofita. Dermatofita merupakan

golongan jamur yang mempunyai sifat yang mencernakan keratin. Jamur

golongan dermatofita membentuk koloni filament pada biakan agar

Sabouraud. Gejala dermatofitosis terjadi karena jamur mengadakan

kolonisasi pada kulit, kuku atau rambut pada umumnya dermatofitosis

pada kulit mempunyai morfologi yang khas. Keluhan penderita adalah

gatal terutama bila berkeringat. Diagnosis laboratorium dibuat berdasarkan

pemeriksaan langsung kerokan kulit, rambut dan kuku dengan KOH 10 –

20 %. Biasanya kelainan berbatas tegas sehingga dapat diobati dengan

obat setempat, yaitu dengan larutan spritus atau salep yang mengandung

bahan fungistatik dan keratinolitik, misalnya sulfur dan asam salisilat.

Sumber infeksi diduga berasal dari orang – orang di sekitar penderita,

tanah (debu) dan binatang peliharaan.

Page 7: KL Dasar

7. Tinea Kapitis

Penyebabnya ialah berbagai spesies dari Microsporum dan

Trichophyton. Kelainan ini mengenai kulit dan rambut kepala dan lebih

banyak terdapat pada anak. Kelainan kulit mungkin berat atau ringan,

tergantung dari penyebabnya. Terdapat 3 bentuk klinis tinea kapitis :

a. Bentuk kerion : merupakan kelainan yang bersifat akut disertai

peradangan dan pembentukan pustula.

b. Bentuk grey patch : kelainan ini disebabkan oleh infeksi ektotriks

spesies – spesies lain dari Trichopyton dan Microsporum.

c. Bentuk black dot : pada kulit kepala tampak bintik – bintik hitam

karena rambut patah pada folikel.

Penyebabnya ialah spesies dari Trichophyton, Microsporum dan E

floccosum. Kelainan mengenai kulit badan, lengan dan tungkai. Pada

stadium akut gambaran klinis khas. Bila telah menahun batas sering tidak

jelas dan dapat terlihat infeksi sekunder oleh kuman karena garukan.

8. Tinea Imbricata

Penyakit ini disebabkan oleh satu spesies saja yaitu T.concentrium.

Penyakit ini juga dikenal sebagai Tokelau dan Dajakse schurft. Penyakit

banyak terdapat di daerah tropic dan terdapat endemis si beberapa daerah

di Indonesia. Kelainan dapat meliputi seluruh badan kecuali kepala yang

berambut, telapak tangan dan kaki. Kelainan berupa sisik kasar yang

terbentuk secara konsentris dan sisik itu terlepas di bagian dalam lingkaran

sehingga terlihat seperti susunan genteng. Pada stadium lanjut banyak

timbul pusat – pusat susunan sisik konsentris tersebut sehingga kemudian

tidak terlihat lagi susunan sisik konsentris, tetapi sisik kasar yang tidak

beraturan melapisi kulit.

9. Tinea Favosa

Penyebab terutama adalah T.schoenleini, kadang – kadang juga

T.violaceum dan M.gypseum. kelainan terdapat pada kulit kepala dan

dapat menyebar ke tubuh dan kuku, menimbulkan bau yang khas, disebut

mousy odor. Kelainan berupa scutula dibentuk oleh sisik – sisik yang

Page 8: KL Dasar

tersusun seperti kerucut. Di bagian kepala dapat menyebabkan pitak yang

menetap. Bila tidak cepat diobati, kelainan dapat menyebabkan pitak.

10. Tinea Kruris

Penyebab penyakit ialah spesies dari Trichophyton, Microsporum

dan E.floccosum. Penyakit terdapat baik di daerah tropic maupun di

daerah dingin. Kelainan mengenai kulit di daerah inguinal, paha bagian

dalam dan perineum. Kelainannya seperti telah diterangkan di bagian

ummum.

11. Tenia Pedis

Semua genus deermatofita meskipun lebih sering disebabkan oleh

Trichophyton. Kelainan mengeni kulit diantara jari – jari kaki, terutama

antara jari ke 3 – 4 dan ke 4 -5, telapak kaki dan bagian lateral kaki.

Karena tekanan dan kelembaban maka gambaran klinis khas

dermatofitosis tidak terlihat. Bila terjadi infeksi sekunder oleh kuman

dapat timbul pustule dan rasa nyeri. Faktor predisposisi berupa kaki yang

selalu basah, baik oleh air maupun oleh keringat. Sering terjadi maserasi

kulit yang terkena.