Kkp Raskin

50
1 KERTAS KERJA PERSEORANGAN (KKP) RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA TIM PELAKSANA DAN POKMAS DISTRIBUSI RASKIN TINGKAT DUSUN OLEH BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL DINAS TENAGA KERJA DAN SOSIAL KABUPATEN BANTUL OLEH : PESERTA No. 30/Diklatpim III/VIII/DIY/2013 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN VIII YOGYAKARTA 2013

Transcript of Kkp Raskin

Page 1: Kkp Raskin

1

KERTAS KERJA PERSEORANGAN (KKP)

RENCANA KERJA PENINGKATAN KINERJA

TIM PELAKSANA DAN POKMAS DISTRIBUSI RASKIN TINGKAT DUSUN OLEH BIDANG KESEJAHTERAAN

SOSIAL DINAS TENAGA KERJA DAN SOSIAL KABUPATEN BANTUL

OLEH :

PESERTA No. 30/Diklatpim III/VIII/DIY/2013

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN VIII YOGYAKARTA

2013

Page 2: Kkp Raskin

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan sosial yang

memerlukan penanganan secara serius oleh pemerintah dalam membantu

meningkatkan kesejahteraannya. Raskin merupakan program nasional yang

cukup strategis dan dikelola secara lintas sektoral, dimana pemerintah daerah

mengambil bagian tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan program

raskin tersebut sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing,

sedangkan pemerintah pusat berperan dalam membuat kebijakan.

Presiden secara khusus telah memberikan instruksi kepada Perum

Bulog untuk menyediakan dan menyalurkan beras bersubsidi bagi

masyarakat miskin dengan tujuan untuk mengurangi beban pengeluaran

masyarakat miskin dan meningkatkan akses dalam pemenuhan kebutuhan

pokok pangan. Berdasarkan hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial

Tahun 2011, Tim Nasional Program Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)

menetapkan jumlah Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Raskin (RTS-

PM) Tahun 2013.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

Nomor 7/KEP/2013 tentang Penetapan Pagu Rumah Tangga Sasaran

Penerima Manfaat dan Surat Keputusan Bupati Bantul Nomor

31/Kep.KDH/A/2013 tentang Program Raskin sebanyak 60.485 RTS-PM,

dengan jumlah beras 10.887.300 Kg, setiap RTS-PM menerima 15 Kg per

bulan, dengan harga tebus Rp. 1.600,- per Kg di Titik Distribusi (Desa). Untuk

Page 3: Kkp Raskin

3

pengendalian dan peningkatan efektivitas pelaporan pelaksanaan distribusi

program raskin telah ditetapkan indikator kinerja yaitu Tepat Sasaran, Jumlah,

Harga, Waktu, Administrasi dan Tepat Kualitas.

Dalam implementasinya pelaksanaan program raskin di lapangan

menghadapi permasalahan diantaranya adalah ditribusi raskin yang tidak

tepat sasaran, jumlah, kualitas dan pembayaran, yang secara spesifik

memerlukan kebijakan dan kearifan lokal. Melalui Musyawarah Desa

(MUSDES), Pemerintah Desa bersama unsur terkait membangun

kesepahaman dan kesepakatan untuk mengatasi permasalahan tersebut

yang hasilnya dituangkan dalam Berita Acara MUSDES.

Sejalan dengan rencana pemerintah untuk mengatasi permasalahan

sosial dan kemiskinan yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP)

Tahun 2013 dengan tema Memperkuat Perekonomian Domestik bagi

Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Rakyat. Maka penulis mengambil

judul Kertas Kerja Perorangan (KKP) adalah “Rencana Kerja Peningkatan

Kinerja Tim Pelaksana dan Pokmas Distribusi Raskin Tingkat Dusun

oleh Bidang Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Sosial

Kabupaten Bantul“.

B. Isu Aktual

Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III Angkatan VIII

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 mengambil

Tema yaitu “Membangun World Class Governance melalui Pengembangan

Sumber Daya Manusia Aparatur, Pembangunan Berkelanjutan dan

Peningkatan Kesadaran Berbangsa dan Berbudaya”.

Page 4: Kkp Raskin

4

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Bidang Kesejahteraan Sosial

yaitu menyelenggarakan, membina dan mengendalikan kesejahteraan sosial,

rehabilitasi tuna sosial dan bantuan sosial, dengan isu strategis pada urusan

sosial adalah angka Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

yang masih cukup tinggi belum dibarengi dengan penanganan secara intensif

dan terintegrasi.

Dalam pelaksanaannya di lapangan saat ini menghadapi

permasalahan yaitu kinerja pelaksana ditribusi raskin kurang optimal yang

menyebabkan penyaluran raskin tidak tepat sasaran dan terjadi

keterlambatan pembayaran.

C. Visi dan Misi Organisasi

1. Visi

Pengertian visi menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN-RI)

adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan

berisikan cita-cita yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah. Visi

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2010-2015

adalah: “Terwujudnya Tenaga Kerja, Penyandang Masalah Sosial dan

Warga Miskin yang lebih mapan secara ekonomi maupun sosial pada

tahun 2015”.

2. Misi

Visi tersebut dijabarkan lebih lanjut ke dalam misi yang diharapkan

agar seluruh anggota organisasi, semua pemangku kebijakan dan pihak

yang berkepentingan dapat mengetahui peran dan fungsi Dinas Tenaga

Kerja dan Sosial dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan. Misi Dinas

Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul meliputi:

Page 5: Kkp Raskin

5

a. Mengoptimalkan penyelenggaraan sistem ketatausahaan dan kinerja

aparatur.

b. Meningkatkan kapasitas daya saing tenaga kerja dan penganggur.

c. Meningkatkan kualitas hidup penyandang masalah kesejahteraan

sosial.

d. Meningkatkan kapabilitas warga miskin dan kepesertaan transmigrasi.

D. Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Sosial tertuang

dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bantul nomor 12 tahun 2011 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bantul nomor 9 tahun 2009

tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantul dan Peraturan

Bupati Bantul Nomor 48 tahun 20011 tentang Perubahan Atas Peraturan

Bupati Bantul nomor 20 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan

Tatakerja Dinas Tenaga Kerja dan Sosial sebagai berikut (tabel 1):

Tabel 1. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Kesejahteraan Sosial

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kab. Bantul ( L. 1 )

No Tugas Pokok dan Fungsi 1.

2.

Tugas Pokok : Menyelenggarakan, membina dan mengendalikan kesejahteraan sosial, rehabilitasi tuna sosial dan bantuan sosial. Fungsi : a. penyusunan rencana kerja Bidang Kesejahteraan Sosial; b. perumusan kebijakan teknis kesejahteraan sosial, rehabilitasi tuna

sosial dan bantuan sosial; c. penyelenggaraan, pembinaan dan pengendalian kesejahteraan

sosial; d. penyelengaraan, pembinaan dan pengendalian rehabilitasi sosial; e. penyelenggaraan, pembinaan dan pengendalian bantuan sosial; f. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja

bidak kesejahteraan sosial.

Page 6: Kkp Raskin

6

E. Tujuan Jangka Panjang

Bantuan raskin yang disalurkan pemerintah sejak beberapa tahun lalu

besar manfaatnya bagi keluarga miskin yang penanganannya melibatkan

seluruh stakeholder yang prakteknya di lapangan menghadapi kendala dan

permasalahan. Sesuai dengan tupoksi Bidang Kesejahteraan Sosial adalah

merumuskan kebijakan teknis dalam penyelenggaraan, pembinaan dan

pengendalian bantuan raskin, maka tujuan jangka panjang dapat di lihat

sebagai berikut (Tabel 2):

Tabel 2. Tujuan Jangka Panjang Bidang Kesejahteraan Sosial

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kab. Bantul ( L. 2 )

No Tujuan Jangka Panjang

1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah/miskin

2. Meningkatkan peran lembaga pelaksana distribusi raskin di tingkat desa

3. Meningkatkan kesadaran dan kebersamaan masyarakat

Untuk menentukan prioritas, digunakan analisis USG (Urgency,

Seriousness, Growth) yang dilakukan dengan cara menentukan skor tiap

tujuan berdasarkan urgensi, keseriusan dan tingkat berkembangnya masalah

dengan skala nilai 1 (satu) sampai 5 (lima) sebagai berikut :

1. Angka 5 memiliki USG yang relatif sangat tinggi

2. Angka 4 memiliki USG yang relatif tinggi

3. Angka 3 memiliki USG yang relatif cukup tinggi

4. Angka 2 memiliki USG yang relatif rendah

5. Angka 1 memiliki USG yang relatif sangat rendah

Page 7: Kkp Raskin

7

Hasil analisis USG tersebut kemudian disajikan ke dalam tabel sebagai

berikut (Tabel 3):

Tabel 3. USG Tujuan Jangka Panjang Prioritas

Bidang Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul

No Tujuan Jangka Panjang U S G Total

1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah/miskin

4 4 3 11

2. Meningkatkan peran lembaga pelaksana distribusi raskin di tingkat desa

5 5 5 15

3. Meningkatkan kesadaran dan kebersamaan masyarakat

4 4 4 12

Tujuan Prioritas : nomor 2 Meningkatkan peran lembaga pelaksana distribusi raskin di tingkat desa

Berdasarkan hasil analisis USG tersebut di atas maka yang menjadi

tujuan jangka panjang prioritas adalah tujuan yang kedua yaitu ”Meningkatkan

peran lembaga pelaksana distribusi raskin di tingkat desa” dengan total skor

USG 15, sedangkan di urutan kedua adalah tujuan nomor 3 dengan total nilai

skor USG 12, dan di urutan ketiga adalah tujuan nomor 1 dengan total nilai

skor USG 11.

Pemilihan tujuan jangka panjang prioritas tersebut juga berdasarkan

pertimbangan bahwa kinerja lembaga pelaksana distribusi raskin di tingkat

desa/dusun sangat berpengaruh terhadap kelancaran distribusi raskin dari

titik distribusi ke titik bagi yang mempunyai dampak luas terhadap

keberhasilan program raskin di daerah. Dengan demikian tujuan jangka

panjang tersebut diharapkan akan dapat mendorong terwujudnya kelancaran

distribusi raskin sesuai kriteria Tepat Sasaran, Jumlah, Harga, Waktu,

Page 8: Kkp Raskin

8

Administrasi dan Tepat Kualitas, serta dapat meminimalisir keterlambatan

pembayaran.

F. Tujuan Jangka Pendek, Indikator Kinerja dan Perolehan Informasi

1. Tujuan Jangka Pendek

Dengan pembentukan kelompok masyarakat (Pokmas) penerima

raskin untuk dapat berperan aktif dalam pendistribusian raskin dari titik

distribusi ke titik bagi sesuai dengan tujuan untuk mencapai indikator

kinerja yaitu Tepat Sasaran, Jumlah, Harga, Waktu, Administrasi dan

Tepat Kualitas maka tujuan jangka pendek yang ingin dicapai adalah

sebagai berikut (Tabel 4):

Tabel 4. Tujuan Jangka Pendek Bidang Kesejahteraan Sosial

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kab. Bantul (L.3)

No Tujuan Jangka Pendek

1. Meningkatnya kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun

2. Meningkatnya kesadaran penerima raskin untuk membayar tepat waktu

3. Meningkatnya monitoring, evaluasi dan pelaporan distribusi raskin

Untuk menentukan tujuan jangka pendek prioritas, digunakan

teknik analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth) untuk mengukur

tingkat kepentingan masalah, tingkat keseriusan masalah, dan tingkat

berkembangnya masalah dengan skala nilai 1 (satu) sampai dengan 5

(lima) sebagai berikut :

a. Angka 5 memiliki USG yang relatif sangat tinggi

b. Angka 4 memiliki USG yang relatif tinggi

Page 9: Kkp Raskin

9

c. Angka 3 memiliki USG yang relatif cukup tinggi

d. Angka 2 memiliki USG yang relatif rendah

e. Angka 1 memiliki USG yang relatif sangat rendah

Hasil analisis USG tersebut kemudian disajikan ke dalam tabel

sebagai berikut (Tabel 5):

Tabel 5. USG Tujuan Jangka Pendek Prioritas

Bidang Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul

No Tujuan Jangka Pendek U S G Total

1. Meningkatnya kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun

5 5 5 15

2. Meningkatnya kesadaran penerima raskin untuk membayar tepat waktu

4 5 4 13

3. Meningkatnya monitoring, evaluasi dan pelaporan distribusi raskin

4 4 4 12

Tujuan Prioritas : nomor 1 Meningkatnya kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin

tingkat dusun

Berdasarkan analisa USG, prioritas pertama yang ingin dicapai

dalam tujuan jangka pendek adalah Meningkatnya kinerja tim pelaksana

dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun, dengan tujuan untuk

mempercepat tercapainya indikator kinerja, yaitu Tepat Sasaran, Jumlah,

Harga, Waktu, Administrasi dan Tepat Kualitas sehingga dapat

mempercepat pelaporan hasil distribusi, monitoring dan evaluasi raskin di

tingkat desa.

2. Indikator Kinerja

Indikator adalah satuan, variabel, besaran-besaran yang dapat

dikuantitatifkan sebagai petunjuk alat ukur yang dipergunakan untuk

Page 10: Kkp Raskin

10

mengetahui tingkat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Indikator

kinerja harus jelas dan mudah dipahami serta memiliki syarat yaitu:

- S = Specific artinya bersifat khusus atau sederhana,

- M = Measurable artinya dapat diukur,

- A = Achievable artinya dapat dicapai,

- R = Relevant artinya bersifat sesuai dengan ketentuan perundangan

- T = Time Related artinya dimensi waktunya jelas.

Adapun indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur

keberhasilan pencapaian tujuan jangka pendek yang telah ditetapkan

adalah sebagai berikut:

a. Penerima raskin tepat sasaran, satuan indikator kinerjanya adalah

keluarga.

b. Meningkatnya pokmas distribusi raskin di tingkat dusun, satuan

indikator kinerjanya adalah jumlah.

c. Berkurangnya keterlambatan pembayaran raskin, satuan ukuran

indikator kinerjanya adalah hari.

d. Meningkatnya pelaporan distribusi raskin tingkat desa, satuan indikator

kinerjanya adalah desa.

3. Perolehan Informasi

Dari rumusan Tukadek (L.3.A), kemudian akan dirumuskan

prioritas tukadek, indikator kinerja, satuan ukuran dan perolehan informasi

(L.3.B) dengan menganalisis atau membahas dengan mencoba

menguraikan hubungan sebab dan akibat dari fakta-fakta yang diselidiki

dan disimpulkan melalui indikator kinerja (performance indicators).

Page 11: Kkp Raskin

11

Sumber data berasal dari Tim Nasional Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), hasil Pendataan Program

Perlindungan Sosial Tahun 2011, Deputi Menko Kesra Bidang Koordinasi

Perlindungan Sosial dan Perumahan Rakyat selaku Ketua Pelaksana Tim

Koordinasi Pusat yang di kirim kepada Gubernur DIY., Bupati, yang

diteruskan kepada Tim Koordinasi Raskin Tingkat Kabupaten, Kecamatan

dan Tim Pelaksana Raskin Tingkat Desa.

Tujuan jangka pendek, indikator kinerja, satuan ukurannya serta

diperolehnya informasi dapat dijelaskan sebagai berikut (Tabel 6) :

Tabel 6. Prioritas Tukadek, Indikator Kinerja dan Perolehan Informasi

Pada Bidang Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2013 ( L. 3B )

No Prioritas Tukadek

Indikator Kinerja Satuan Ukuran

Perolehan Informasi

Diperoleh Di Dicari Di

1. Meningkatnya kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun

a. Penerima raskin tepat sasaran

Keluarga Seksi Bansos

Desa / dusun

b. Meningkatnya pokmas distribusi raskin di tingkat dusun

Jumlah

Seksi Bansos

Desa / dusun

c. Berkurangnya keterlambatan pembayaran raskin

Hari

Seksi Bansos

Desa / dusun

d. Meningkatnya pelaporan distribusi raskin tingkat desa

Desa

Seksi Bansos

Tim koordinasi

raskin kabupaten

Keterangan:

Tim Koordinasi Raskin Kabupaten adalah pelaksana Program Raskin di

kabupaten yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati.

.

Page 12: Kkp Raskin

12

BAB II GAMBARAN KEADAAN

A. Keadaan Tingkat Kinerja Sekarang

1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten

Bantul berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 12 tahun

2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor

9 tahun 2009 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantul

dan Peraturan Bupati Bantul Nomor 48 tahun 20011 tentang Perubahan

Atas Peraturan Bupati Bantul nomor 20 Tahun 2009 tentang Uraian

Tugas, Fungsi dan Tatakerja Dinas Tenaga Kerja dan Sosial dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, terdiri dari :

1). Sub Bagian Umum;

2). Sub Bagian Kepegawaian

3). Sub Bagian Keuangan;

4). Sub Bagian Perencanaan.

c. Bidang Tenaga Kerja, terdiri dari :

1). Seksi Pelatihan, Produktivitas, Penempatan dan Perluasan;

2). Seksi Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Pekerja;

3). Seksi Pengembangan dan Pengawasan Ketenagkerjaan; dan

4). Seksi Transmigrasi

d. Bidang Kesejahteraan Sosial, terdiri dari :

1). Seksi Bina Sosial;

Page 13: Kkp Raskin

13

2). Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial;

3). Seksi Bantuan Sosial.

e. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Latihan Kerja;

f. Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Sumber Daya Manusia

Secara keseluruhan Pegawai Negeri Sipil di Dinas Tenaga Kerja

dan Sosial Kabupaten Bantul termasuk UPT Balai Latihan Kerja per 30

Juni 2013 berjumlah 107 pegawai dengan rincian sebagai berikut:

a. Berdasarkan golongan/ruang

1). Golongan I : 1 orang

2). Golongan II : 14 orang

3). Golongan III : 80 orang

4). Golongan IV : 12 orang

b. Berdasarkan jenjang pendidikan

1). SLTP : 7 orang

2). SLTA : 40 orang

3). Sarjana Muda (D3) : 5 orang

4). Sarjana (S1) : 51 orang

5). Pasca Sarjana (S2) : 4 orang

c. Berdasarkan jabatan struktural sebanyak 17 orang, yaitu:

1). Eselon II-b : 1 orang

2). Eselon III-a : 1 orang

3). Eselon III-b : 2 orang

4). Eselon IV-a : 11 orang

5). Eselon IV-b : 1 orang

Page 14: Kkp Raskin

14

d. Berdasarkan jabatan fungsional

1). Mediator : 4 orang

2). Pengawas Ketenagakerjaan : 5 orang

3). Pengantar Kerja : 1 orang

4). Instruktur : 28 orang

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki untuk menunjang kegiatan

operasional Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul sebagai

berikut :

a. Gedung kantor : 1 unit

b. Gedung BLK : 1 unit

c. Kendaraan roda 4 : 6 buah

d. Kendaraan roda 2 : 39 buah

e. Komputer / laptop : 33 buah

f. Printer : 19 buah

g. Mesin tik : 14 buah

h. Meja / Kursi kerja : 229 buah

i. Almari kayu : 22 buah

j. Filing cabinet : 32 buah

4. Tingkat Kinerja Sekarang

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul mempunyai

tugas yang penting untuk menentukan arah dan kebijakan pembangunan

di bidang tenaga kerja dan kesejahteraan sosial. Berdasarkan indikator

kinerja dalam pencapaian tujuan jangka pendek yang telah ditetapkan

Page 15: Kkp Raskin

15

yaitu peningkatan kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin

tingkat dusun maka gambaran tingkat kinerja sekarang dapat diuraikan

sebagai berikut:

a. Penerima raskin tepat sasaran

Berdasarkan data dari Tim Penanggulangan Kemiskinan

Daerah (TPKD) jumlah Kemiskinan di Kabupaten Bantul sebesar

15,85%, sedangkan menurut data dari BPS sebesar 10,43%. Data

yang diterima dari TNP2K, di tetapkan dengan SK Bupati Bantul

Nomor 31/Kep.KDH/A/2013 tentang Program Raskin sebanyak 60.485

keluarga (RTS-PM), sebagai dasar distribusi Raskin di Kabupaten

Bantul Tahun 2013.

Dalam pelaksanaan distribusi raskin di Kabupaten Bantul tahun

2013 masih dijumpai beberapa permasalahan diantaranya tidak Tepat

Sasaran, Jumlah beras yang diterima kurang dari 15 Kg, Harga tebus

raskin lebih dari Rp 1600,- per kg. Dari jumlah penerima raskin di

Kabupaten Bantul sebanyak 60.485 keluarga tersebut, yang tepat

sasaran hanya 51.412 keluarga.

b. Meningkatnya pokmas distribusi raskin di tingkat dusun

Pemerintah Kabupaten Bantul terdiri dari 17 Kecamatan, 86

Desa, dan 1.212 Dusun. Dari jumlah dusun sebanyak 1.212 tersebut,

belum semua dusun sudah terbentuk Kelompok Masyarakat (Pokmas)

yang menangani raskin sehingga distribusi raskin menjadi kurang

optimal. Saat ini jumlah Pokmas yang sudah terbentuk di Kabupaten

Bantul sebanyak 912 Pokmas sehingga masih ada kekurangan

Pokmas untuk 300 dusun.

Page 16: Kkp Raskin

16

c. Berkurangnya keterlambatan pembayaran raskin

Permasalahan lain yang saat ini dihadapi dalam pelaksanaan

distribusi raskin di Kabupaten Bantul yaitu masih seringnya terjadi

keterlambatan pembayaran raskin. Sesuai peraturan yang ditetapkan

bahwa pelaksanaan pembayaran maksimal selama 3 hari, namun

dalam prakteknya seringkali dijumpai pembayaran raskin yang lebih

dari batas waktu 3 hari bahkan sampai 10 hari.

d. Meningkatnya pelaporan distribusi raskin tingkat desa

Laporan distribusi raskin tingkat desa harus segera disusun dan

dilaporkan kepada Tim Koordinasi Raskin Kabupaten. Namun dalam

kenyataannya di lapangan masih banyak dijumpai laporan tim

pelaksana distribusi raskin yang tidak segera dibuat / dikirim, tidak

tertib administrasi, dan belum semua desa melaksanakan Musdes,

sehingga Dinas Tenaga Kerja dan Sosial, dalam hal ini Bidang

Kesejahteraan Sosial sebagai tim koordinasi kabupaten kesulitan dan

mengalami keterlambatan dalam menyampaikan laporan sesuai

dengan ketentuan. Saat ini pelaporan raskin yang sudah tertib dan

tepat waktu baru sebanyak 72 desa dari 86 desa yang ada di

Kabupaten Bantul.

B. Keadaan Tingkat Kinerja yang Diinginkan

Berdasarkan uraian tingkat kinerja sekarang, maka diperlukan adanya

tindakan perbaikan yang lebih komprehensif dalam rangka meningkatkan

kinerja Tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun di

Kabupaten Bantul. Harapan yang diinginkan adalah tercapainya indikator

kinerja yaitu Tepat Sasaran, Jumlah, Harga, Waktu, Administrasi dan Tepat

Page 17: Kkp Raskin

17

Kualitas, laporan berjalan sesuai dengan mekanisme yang ditentukan

sehingga permasalahan tersebut dapat segera diatasi pada program kerja

tahun 2014.

Deskripsi tentang tingkat kinerja yang diinginkan dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Penerima raskin tepat sasaran yang saat ini sebanyak 51.412 keluarga,

diharapkan pada tahun mendatang akan dapat meningkat menjadi 60.000

keluarga.

2. Meningkatnya pokmas distribusi raskin di tingkat dusun yang saat ini baru

terdapat 912 pokmas, diharapkan pada tahun mendatang jumlah tersebut

akan meningkat menjadi 1.212 pokmas.

3. Berkurangnya keterlambatan pembayaran raskin yang saat ini hingga

mencapai 10 hari, diharapkan dengan semakin meningkatnya pembinaan

dan pengawasan maka pembayaran raskin akan semakin tepat waktu

yaitu maksimal 3 hari.

4. Meningkatnya pelaporan distribusi raskin tingkat desa yang saat ini

sebanyak 72 desa, diharapkan pada tahun mendatang seluruh desa akan

dapat dapat melaporkan distribusi rakisn di desa masing-masing sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Berdasarkan uraian Keadaan Tingkat Kinerja Sekarang dan Kinerja

yang Diinginkan (L.4), maka dapat dijelaskan sebagai berikut (Tabel. 7):

Page 18: Kkp Raskin

18

Tabel 7. Tujuan Jangka Pendek, Tingkat Kinerja Sekarang dan Tingkat Kinerja Yang Diinginkan Bidang Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja dan

Sosial Kabupaten Bantul (L. 4)

Tukadek Indikator Kinerja Satuan Ukuran

Tingkat Kinerja

Sekarang (2013)

Tingkat Kinerja Yang Diinginkan (Thn 2014) 3

bln 6

bln 9

bln 12 bln

Meningkatnya kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun

a. Penerima raskin tepat sasaran

Keluarga 51.412 53 rb

56 rb

58 rb 60 rb

b. Meningkatnya pokmas distribusi raskin di tingkat dusun

Pokmas 912 950 1100 1150 1212

c. Berkurangnya keterlambatan pembayaran raskin

Hari 10 8 6 4 3

d. Meningkatnya pelaporan distribusi raskin tingkat desa

Desa 72 76 79 82 86

Page 19: Kkp Raskin

19

BAB III

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS

KEKUATAN PENGHAMBAT DAN KEKUATAN PENDORONG

A. Identifikasi dan Analisis Kekuatan Penghambat Utama Kinerja

1. Identifikasi Kekuatan Penghambat Utama Kinerja

Dalam rangka pelaksanaan rencana kerja peningkatan kinerja tim

pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun oleh Bidang

Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul,

tidak terlepas dari adanya kekuatan penghambat yang akan menghalangi

pencapaian tukadek. Kekuatan penghambat yang ada dan diperkirakan

akan muncul harus dapat diidentifikasi dan diantisipasi sedini mungkin.

Berdasarkan gambaran kinerja sekarang dan gambaran kinerja yang

diinginkan dalam upaya meningkatkan kinerja tim pelaksana dan Pokmas

distribusi raskin tingkat dusun maka disajikan beberapa faktor yang menjadi

kekuatan penghambat dalam upaya mencapai tujuan jangka pendek

tersebut. Pada langkah ini adalah mengidentifikasikan kekuatan

penghambat utama (L.5) yang dapat dianggap sebagai kekuatan yang

merintangi tercapainya tujuan, yang berjumlah 6 (enam) berasal dari 3 (tiga)

kelemahan (Weaknesses) dan 3 (tiga) ancaman (Threats).

Dalam membuat L.5 diklasifikasikan menurut dimensinya yang

meliputi sumber daya manusia, prosedur, dana, sarana dan prasarana,

mekanisme kerja dan koordinasi yang berasal dari dalam atau luar

organisasi. Identifikasi Kekuatan Penghambat Utama dapat dijelaskan

sebagai berikut (Tabel. 8):

Page 20: Kkp Raskin

20

Tabel 8. Identifikasi Kekuatan Penghambat Utama Kinerja

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kab. Bantul Tahun 2013 ( L. 5 )

No Kekuatan Penghambat Utama Kinerja

H1 Petunjuk teknis distribusi raskin belum maksimal

H2 Penjadwalan distribusi raskin kurang maksimal

H3 Sosialisasi distribusi raskin belum maksimal

H4 Data keluarga penerima raskin kurang akurat

H5 Peran pokmas di dusun kurang optimal

H6 Kurang kesiapannya pembayaran raskin tepat waktu

2. Analisis Kekuatan Penghambat Utama Kinerja

Untuk pemberian nilai atau bobot besarnya hambatan (dampak) dari

kekuatan penghambat serta tingkat kemudahan dalam pemecahan

kekuatan penghambat maka perlu dilakukan analisis terhadap kekuatan

penghambat yang teridentifikasi. Dengan analisis tersebut dapat diketahui

kekuatan penghambat dan dampaknya terhadap pencapaian tujuan jangka

pendek. Analisis tersebut dapat disajikan sebagai berikut:

H.1 Petunjuk teknis distribusi raskin belum maksimal

Petunjuk teknis distribusi raskin saat ini masih belum maksimal

karena belum dapat dipahami dengan baik oleh seluruh aparatur yang

terlibat dalam pelaksanaan distribusi raskin. Hal ini mengakibatkan

masih adanya pelaksanaan distribusi raskin yang tidak sesuai aturan.

H.2 Penjadwalan distribusi raskin kurang maksimal

Penjadwalan distribusi raskin sering kali molor / terlambat dari

yang telah ditetapkan sehingga distribusi raskin kepada masyarakat

menjadi terlambat. Keterlambatan jadwal distribusi tersebut antara lain

Page 21: Kkp Raskin

21

disebabkan oleh adanya perubahan data pada rumah tangga sasaran

penerima manfaat (RTS-PM).

H.3 Sosialisasi distribusi raskin belum maksimal

Sosialisasi distribusi Raskin adalah kegiatan untuk memberikan

informasi yang lengkap dan benar kepada seluruh pihak terkait dengan

Program Raskin secara berjenjang untuk meningkatkan efektivitas

pelaksanaan Program Raskin sehingga dapat mencapai target 6

(enam) Tepat. Sosialisasi distribusi raskin kepada masyarakat dan

pihak-pihak terkait lainnya selama ini belum maksimal dan belum

dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

H.4 Data keluarga penerima raskin kurang akurat

Data keluarga penerima raskin (RTS-PM) di Kabupaten Bantul

berasal dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

(TNP2K). Seringkali data RTS-PM yang diterima tersebut masih

kurang akurat sehingga distribusi Raskin menjadi tidak tepat sasaran

kepada masyarakat yang membutuhkan. Kenyataan di lapangan

menunjukkan adanya perbedaan jumlah data rumah tangga miskin

(RTM) dengan kondisi riil di masyarakat sehingga rawan menimbulkan

gejolak dan kecemburuan sosial di masyarakat.

H.5 Peran pokmas di dusun kurang optimal

Pokmas tingkat dusun merupakan pelaksana distribusi raskin

langsung kepada masyarakat. Selama ini peran pokmas tingkat dusun

masih kurang optimal dalam pelaksanaan distribusi raskin karena

belum meratanya pemahaman anggota pokmas terhadap program

raskin. Disamping itu, belum seluruh dusun yang ada di Kabupaten

Bantul telah terbentuk pokmas.

Page 22: Kkp Raskin

22

H.6 Kurang kesiapannya pembayaran raskin tepat waktu

Berdasarkan pengalaman selama ini, pembayaran raskin masih

seringkali terlambat dari ketentuan yang ditetapkan, bahkan banyak

yang menunggak. Umumnya keterlambatan pembayaran terjadi di

tingkat desa/dusun, sedangkan dari masyarakat tidak ada masalah

terkait pembayaran karena pembayaran dari masyarakat diberikan

secara langsung (cash and carry).

3. Dampak Relatif dan Kemudahan Pemecahan Kekuatan Penghambat

Setelah kekuatan penghambat terhadap pencapaian tujuan

diidentifikasi dan dianalisis, maka diperoleh gambaran akan pemecahan

kekuatan penghambat utama dalam rangka pencapaian Tukadek. Pada

KKP ini untuk menentukan dampak relatif dan mudahnya memecahkan

(L.6) melalui Identifikasi Kekuatan Penghambat Utama (L.5), kemudian

dianalisis dengan memberikan nilai atau bobot terhadap 2 (dua) hal yaitu:

a. Besarnya dampak kekuatan penghambat dianalisis melalui pengukuran

dengan skala interval angka 5 (dampak sangat kuat menghambat)

sampai angka 1 (dampak sangat kurang menghambat).

b. Tingkat kemudahan dalam memecahkan kekuatan penghambat

dianalisis melalui pengukuran dengan skala interval dari angka 5

(hambatan sangat mudah dipecahkan) sampai angka 1 (sangat sukar

dipecahkan).

Untuk lebih jelas memberikan gambaran mengenai besarnya

dampak relatif kekuatan penghambat tersebut maka perlu dilakukan

penilaian dengan menggunakan skala ukuran kuantitatif sebagai berikut:

a. Angka 5 : Menyatakan dampak sangat kuat menghambat

Page 23: Kkp Raskin

23

b. Angka 4 : Menyatakan dampak kuat menghambat.

c. Angka 3 : Menyatakan dampak cukup kuat menghambat.

d. Angka 2 : Menyatakan dampak kurang kuat menghambat.

e. Angka 1 : Menyatakan dampak sangat kurang kuat menghambat.

Skala penilaian kuantitatif terhadap mudah tidaknya pemecahan

kekuatan penghambat dapat digunakan skala bobot sebagai berikut:

a. Angka 5 : Menyatakan hambatan sangat mudah dipecahkan.

b. Angka 4 : Menyatakan hambatan mudah dipecahkan.

c. Angka 3 : Menyatakan hambatan cukup mudah dipecahkan.

d. Angka 2 : Menyatakan hambatan sukar dipecahkan.

e. Angka 1 : Menyatakan hambatan sangat sukar dipecahkan.

Hasil analisis kekuatan penghambat dan kemudahan pemecahannya

tersebut dapat disajikan sebagai berikut (Tabel. 9):

Tabel 9. Kekuatan Penghambat, Dampak Relatif dan Kemudahan

Pemecahannya Pada Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2013 ( L. 6 )

No Kekuatan Penghambat Dampak Relatif

Kemudahan Pemecahannya

H1 Petunjuk teknis distribusi raskin belum maksimal 3 3

H2 Penjadwalan distribusi raskin kurang maksimal 4 4

H3 Sosialisasi distribusi raskin belum maksimal 4 3

H4 Data keluarga penerima raskin kurang akurat 4 3

H5 Peran pokmas di dusun kurang optimal 4 3

H6 Kurang kesiapannya pembayaran raskin tepat waktu 3 3

Page 24: Kkp Raskin

24

B. Identifikasi dan Analisis Kekuatan Pendorong Utama Kinerja

1. Identifikasi Kekuatan Pendorong Utama Kinerja

Disamping kekuatan penghambat yang ditemui dalam upaya

pencapaian tujuan jangka pendek yaitu meningkatnya kinerja tim pelaksana

dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun oleh Bidang Kesejahteraan

Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul, juga terdapat

sejumlah kekuatan pendorong yang akan membantu dalam pemecahan

dalam rangka peningkatan kinerja yang diinginkan. Hasil identifikasi

kekuatan pendorong utama (L.7) dapat dijelaskan sebagai berikut

(Tabel.10) :

Tabel 10. Identifikasi Kekuatan Pendorong Utama

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kab. Bantul Tahun 2013 ( L. 7 )

No Kekuatan Pendorong Utama Kinerja

D1 Adanya SOP Distribusi Raskin

D2 Dukungan dana distrisbusi raskin dari APBD cukup

D3 Adanya monitoring, evaluasi dan pelaporan secara periodik

D4 Adanya dukungan dari Forum Lintas Pelaku (FLP)

D5 Adanya partisipasi warga masyarakat.

D6 Adanya tim pelaksana dan pokmas distribusi raskin

2. Analisis Kekuatan Pendorong Utama Kinerja

Penjelasan tentang kekuatan pendorong yang membantu dalam

penyajian tujuan jangka pendek dapat diuraikan sebagai berikut:

D.1 Adanya SOP Distribusi Raskin

Dalam pelaksanaan distribusi raskin, Dinas Tenaga Kerja dan

Sosial Kabupaten Bantul mengacu pada Standar Operasional dan

Page 25: Kkp Raskin

25

Prosedur (SOP) yang telah ada. Dalam SOP telah diatur mengenai

mekanisme pelaksanaan distribusi raskin sejak dari perencanaan

sampai dengan pengendalian dan pelaporan.

D.2 Dukungan dana distrisbusi raskin dari APBD cukup

Untuk menunjang pelaksanaan distribusi raskin maka

dibutuhkan dana operasional yang terdiri dari belanja pegawai untuk

honor tim dan belanja barang untuk menunjang operasional seperti

alat tulis kantor. Dukungan dana untuk distribusi raskin saat ini telah

dirasakan cukup memadai.

D.3 Adanya monitoring, evaluasi dan pelaporan secara periodik

Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan distribusi

Raskin bertujuan untuk mengetahui ketepatan realisasi pelaksanaan

Program Raskin dan permasalahannya. Hasil monitoring dan evaluasi

dibahas secara berjenjang sesuai dengan lingkup dan bobot

permasalahannya untuk ditindaklanjuti, serta sebagai bahan

pertimbangan dalam penyempurnaan program.Monitoring dan evaluasi

dilaksanakan dengan metode kunjungan lapangan, rapat koordinasi

dan pelaporan.

D.4 Adanya dukungan dari Forum Lintas Pelaku (FLP)

Forum Lintas Pelaku (FLP) adalah lembaga independen yang

memantau pelaksanaan distribusi raskin. Dengan adanya dukungan

dari FLP tersebut maka diharapkan pelaksanaan distribusi raskin akan

lebih tepat sasaran dan memenuhi target 6 (enam) Tepat.

D.5 Adanya partisipasi warga masyarakat

Partisipasi warga masyarakat sangat penting dalam

pelaksanaan distribusi raskin dalam rangka mewujudkan target 6

Page 26: Kkp Raskin

26

(enam) Tepat. Masyarakat berperan dalam hal pengawasan dan

pelaporan terkait penyimpangan pelaksanaan distribusi raskin. Untuk

menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan raskin,

maka Pemerintah Kabupaten Bantul telah menyediakan layanan

pengaduan dari masyarakat sehingga masyarakat berani melaporkan

kesalahan yang dilakukan oknum dalam penyaluran raskin.

D.6 Adanya tim pelaksana dan pokmas distribusi raskin

Tim pelaksana dan pokmas distribusi raskin merupakan ujung

tombak dalam pelaksanaan distribusi raskin kepada masyarakat

sehingga keberhasilan program raskin tersebut sangat tergantung

pada kinerja dari tim pelaksana dan pokmas. Oleh karena itu kinerja

tim pelaksana dan pokmas tersebut harus selalu ditingkatkan sehingga

dapat mewujudkan target 6 (enam) Tepat yaitu Tepat Sasaran, Tepat

Jumlah, Tepat Mutu, Tepat Waktu, Tepat Harga dan Tepat

Administrasi.

3. Dampak Relatif dan tingkat Kendali Kekuatan Pendorong

Untuk menganalisis dampak relatif dan tingkat kendali kekuatan

pendorong (L.8) berdasarkan kekuatan pendorong utama (L.7), dengan

memberikan nilai atau bobot terhadap 2 (dua) hal yaitu :

a. Besarnya dampak relatif terhadap pencapaian Tukadek, dianalisis

melalui pengukuran dengan skala interval angka 5 (dampak sangat kuat

mendorong) sampai angka 1 (dampak sangat kurang mendorong)

sebagai berikut:

1) Angka 5 menyatakan dampak sangat kuat mendorong

2) Angka 4 menyatakan dampak kuat mendorong

Page 27: Kkp Raskin

27

3) Angka 3 menyatakan dampak cukup kuat mendorong

4) Angka 2 menyatakan dampak kurang mendorong

5) Angka 1 menyatakan dampak sangat kurang mendorong

b. Besarnya tingkat kendali kekuatan pendorong yang ada di bawah

pengaruh, dianalisis melalui pengukuran dengan skala interval angka 5

(seluruhnya di bawah kendali dan atau pengaruh penyusun) sampai

angka 1 (sangat kecil di bawah kendali) sebagai berikut:

1) Angka 5 menyatakan seluruhnya di bawah kendali

2) Angka 4 menyatakan sebagian besar di bawah kendali

3) Angka 3 menyatakan sebagian di bawah kendali

4) Angka 2 menyatakan sebagian kecil di bawah kendali

5) Angka 1 menyatakan sebagian sangat kecil di bawah kendali

Adapun analisis Kekuatan Pendorong, Dampak Relatif dan Tingkat

Kendali dari kekuatan pendorong (L.8) dapat dijelaskan sebagai berikut

(Tabel. 11) :

Tabel 11. Kekuatan Pendorong, Dampak Relatif dan Tingkat Kendali

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2013 ( L. 8 )

No Kekuatan Pendorong Dampak Relatif

Tingkat Kendali

Pihak Lain Yang

Berpengaruh D1 Adanya SOP Distribusi Raskin

5 4 Bupati

D2 Dukungan dana distrisbusi raskin dari APBD cukup

3 3 DPRD, TAPD

D3 Adanya monitoring, evaluasi dan pelaporan secara periodik

4 3 Bappeda

D4 Adanya dukungan dari Forum Lintas Pelaku (FLP)

4 2 FLP

D5 Adanya partisipasi warga masyarakat

4 3 Masyarakat

D6 Adanya tim pelaksana dan pokmas distribusi raskin

4 3 Pokmas

Page 28: Kkp Raskin

28

C. Perkiraan Tingkat Kekuatan Relatif Pendorong dan Penghambat

Pada tahapan ini dilaksanakan pembobotan kembali kekuatan-kekuatan

yang telah diperoleh dalam rangka menentukan tingkat kekuatan relatif dari

kekuatan pendorong dan penghambat. Dalam menetapkan tingkat kekuatan

relatif penilaiannya didasarkan atas professional judgement yaitu

pertimbangan-pertimbangan profesional yang sejalan dengan standar dan

kriteria yang telah ditetapkan oleh profesi yang dianut, termasuk di dalamnya

pengetahuan dan dengan membandingkan antara tingkat kekuatan

penghambat dengan kemudahan pemecahannya dan tingkat kekuatan

pendorong dengan besarnya tingkat kendalinya.

Untuk membobot tingkat kekuatan relatif dari kekuatan pendorong dan

penghambat (L.9) dipergunakan pengukuran dengan skala interval mulai dari

angka 5 (mewakili kekuatan relatif yang sangat kuat) sampai angka 1 (mewakili

kekuatan relatif yang sangat lemah) sebagai berikut:

1. Angka 5 : mewakili tingkat kekuatan relatif sangat kuat

2. Angka 4 : mewakili tingkat kekuatan relatif yang kuat

3. Angka 3 : mewakili tingkat kekuatan relatif cukup kuat

4. Angka 2 : mewakili tingkat kekuatan relatif yang lemah

5. Angka 1 : mewakili tingkat kekuatan relatif sangat lemah

Hasil analisis penilaian tingkat kekuatan relatif dari kekuatan pendorong

dan penghambat tersebut (L.9) dapat disajikan sebagai berikut (Tabel. 12) :

Page 29: Kkp Raskin

29

Tabel 12. Tingkat Kekuatan Relatif Pendorong dan Penghambat

Pada Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2013 ( L. 9 )

No Kekuatan Pendorong Tingkat

Kekuatan Relatif

No Kekuatan Penghambat Tingkat

Kekuatan Relatif

D1 Adanya SOP Distribusi Raskin. 5

H1 Petunjuk teknis distribusi raskin belum maksimal 3

D2 Dukungan dana distrisbusi raskin dari APBD cukup 3

H2 Penjadwalan distribusi raskin kurang maksimal 4

D3 Adanya monitoring, evaluasi dan pelaporan secara periodik

4 H3 Sosialisasi distribusi

raskin belum maksimal

4

D4 Adanya dukungan dari Forum Lintas Pelaku (FLP) 4

H4 Data keluarga penerima raskin kurang akurat

4

D5 Adanya partisipasi warga masyarakat 4

H5 Peran pokmas di dusun kurang optimal

4

D6 Adanya tim pelaksana dan pokmas distribusi raskin

4 H6 Kurang kesiapannya

pembayaran raskin tepat waktu

3

D. Diagram Medan Kekuatan

Untuk menemukan kekuatan mana yang mempunyai pengaruh yang

sangat besar dalam upaya pencapaian tujuan jangka pendek maka perlu

digambarkan besarnya kekuatan-kekuatan penghambat dan kekuatan

pendorong tersebut dalam sebuah diagram yang disebut diagram medan

kekuatan. Besarnya kekuatan relatif dari masing-masing kekuatan baik

kekuatan penghambat maupun kekuatan pendorong digambarkan dengan

menggunakan anak panah.

Agar anak panah dalam diagram memperlihatkan setiap kekuatan yang

panjangnya berbanding dengan kekuatan relatif yang dimiliki, maka penetapan

anak panah tersebut ditempatkan secara selang seling, hal ini dimaksudkan

untuk menghindari penafsiran bahwa masing-masing kekuatan saling

berhadapan. Untuk dapat mengenali dengan cepat dan untuk memperjelas

Page 30: Kkp Raskin

30

diagram pada masing-masing anak panah ditulis kekuatan relatif yang dimiliki.

Panjang anak panah menyesuaikan dengan kekuatan relatif yang dimilikinya.

Nilai skor / angka 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) pada diagram

merupakan gambaran nilai tingkat kekuatan. Sedangkan titik 0 pada garis tegak

lurus menggambarkan keadaan kinerja saat ini. Diagram medan kekuatan ini

dapat menunjukkan tingkat kekuatan relatif dari setiap kekuatan baik

pendorong maupun penghambat.

Gambaran diagram medan kekuatan tersebut adalah sebagai berikut

(Gambar 1) :

∑D = 24 ∑H = 22 Gambar 1.

Diagram Medan Kekuatan Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2013 ( L. 10 )

Arah Yang Diinginkan

H1 = 3 D1 = 5 H2 = 4 D2 = 3 H3 = 4

D3 = 4 H4 = 4 D4 = 4 H5 = 4

D5 = 4 H6 = 3 D6 = 4 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5

Page 31: Kkp Raskin

31

E. Keterkaitan Antar Kekuatan

Kekuatan penghambat dan pendorong dimungkinkan untuk mempunyai

keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Keterkaitan tersebut dapat terjadi

antara kekuatan pendorong dengan kekuatan pendorong lainnya, kekuatan

pendorong dengan kekuatan penghambat, dan antara kekuatan penghambat

dengan kekuatan penghambat lainnya.

Keterkaitan antar kekuatan akan memberikan gambaran terhadap

kekuatan organisasi dalam mengantisipasi/menghadapi hambatan-hambatan

serta memanfaatkan kekuatan pendorong sehingga eksistensi organisasi dapat

dipertahankan dan ditingkatkan agar visi, misi dan tujuan organisasi dapat

terwujud.

Dari keterkaitan antara kekuatan tersebut kemudian dapat dicari

kekuatan kunci yang selanjutnya dituangkan menjadi ide-ide strategis dan

langkah-langkah penyusunan rencana kegiatan sebagai alternatif untuk

menanggulangi dampak negatif atas kekuatan penghambat dengan harapan

akan mempunyai dampak positif guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Untuk menilai besar keterkaitan antar kekuatan digunakan nilai

pembobotan sebagai berikut:

Angka 5 : menyatakan besar sekali keterkaitannya.

Angka 3 : menyatakan besar keterkaitannya.

Angka 1 : menyatakan kecil keterkaitannya.

Angka 0 : menyatakan tidak ada keterkaitannya.

Gambar keterkaitan antara kekuatan pendorong dan kekuatan

penghambat adalah sebagai berikut ( Gambar 2 ) :

Page 32: Kkp Raskin

32

D1 Adanya SOP Distribusi Raskin

5 D2 Dukungan dana distrisbusi raskin dari APBD cukup

3 1 D3 Adanya monitoring, evaluasi dan pelaporan secara periodik

1 5 1 D4 Adanya dukungan dari Forum Lintas Pelaku (FLP)

1 5 3 1 D5 Adanya partisipasi warga masyarakat

5 3 3 3 1 D6 Adanya tim pelaksana dan pokmas distribusi raskin

3 1 1 3 1 1 H1 Petunjuk teknis distribusi raskin belum maksimal

3 1 3 1 3 1 5 H2

Penjadwalan distribusi raskin kurang maksimal

3 3 3 1 3 3 1 1 H3

Sosialisasi distribusi raskin belum maksimal

3 3 1 3 1 3 1 3 3 H4 Data keluarga penerima raskin kurang akurat

5 1 1 1 3 3 1 1 1 3 H5 Peran pokmas di dusun kurang optimal

1 1 1 1 5 3 1 5 1 1 1

H6

Kurang kesiapannya pembayaran raskin tepat waktu .

Jumlah Nilai

Keterkaitan

33 29 21 21 27 29 19 27 23 25 21 21

D1 D2 D3 D4 D5 D6 H1 H2 H3 H4 H5 H6

Gambar 2. Keterkaitan Antar Kekuatan

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2013 ( L. 11 )

F. Kekuatan Kunci Pendorong dan Penghambat

1. Proses Pemilihan Kekuatan Kunci

Dalam proses penentuan kekuatan kunci perlu mempertimbangkan

sebagai berikut:

a. Ditentukan oleh tingkat kekuatan relatif pendorong dan penghambat

yang lebih besar.

b. Apabila tingkat kekuatan relatif sama, maka dipilih berdasarkan tingkat

keterkaitan yang lebih besar.

Page 33: Kkp Raskin

33

c. Apabila tingkat keterkaitan sama besarnya, maka dipilih berdasarkan

tingkat kendali kekuatan pendorong dan kemudahan pemecahan

kekuatan penghambat yang lebih besar.

d. Apabila tingkat kendali kekuatan pendorong atau kemudahan

pemecahan kekuatan penghambat sama besarnya, maka dipilih yang

dampaknya lebih besar.

e. Apabila juga masih sama, diserahkan pada pertimbangan sendiri untuk

memilih berdasarkan kemampuan yang dimiliki (professional

judgement).

Untuk lebih jelasnya mengenai proses pemilihan kekuatan kunci

dapat dilihat sebagai berikut (Tabel 13) :

Tabel 13. Proses Pemilihan Kekuatan Kunci

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2013 (L. 12A)

No Kekuatan L.5 & l.7

Dampak L.8 & L.6

Kemuda-han

Peme-cahan

L.6

Tk. Kendali

L.8

Tk. Kekuatan

Relatif L.9

Tk. Keterkaitan

L.11

Prioritas Kekuatan

Kunci

1. D1 5 - 4 5 33 I

2. D2 3 - 3 3 29 VI

3. D3 4 - 3 4 21 IV

4. D4 4 - 3 4 21 V

5. D5 4 - 3 4 27 III

6. D6 4 - 3 4 29 II

1. H1 3 3 - 3 19 VI

2. H2 4 2 - 4 27 I

3. H3 3 2 - 4 23 III

4. H4 4 2 - 4 25 II

5. H5 4 2 - 4 21 IV

6. H6 3 3 - 3 21 V

Page 34: Kkp Raskin

34

2. Kekuatan Kunci

Kekuatan kunci pada dasarnya merupakan kekuatan-kekuatan yang

besar dampaknya terhadap pencapaian tujuan jangka pendek atau yang

mempunyai pengaruh terhadap kemudahan, serta kekuatan pendorong

yang ada di bawah kendali. Dengan mempertimbangkan kembali tingkat

kekuatan relatif dan keterkaitan, maka dapat ditentukan Kekuatan Kunci (L.

12. B) sebagai berikut (Tabel 14) :

Tabel 14. Kekuatan Kunci ( L. 12B )

Kode Kekuatan Pendorong Kode Kekuatan Penghambat

D1 Adanya SOP Distribusi Raskin.

H2 Penjadwalan distribusi raskin kurang maksimal

D6 Adanya tim pelaksana dan pokmas distribusi raskin

H4 Data keluarga penerima raskin kurang akurat

D5 Adanya partisipasi warga masyarakat

H3 Sosialisasi distribusi raskin belum maksimal

H5 Peran pokmas di dusun kurang optimal.

Page 35: Kkp Raskin

35

BAB IV

STRATEGI DAN RENCANA KEGIATAN TERKOORDINASI

A. Ide-Ide Strategis

Setelah kekuatan kunci dipilih, langkah berikutnya adalah

menentukan strategi dan rencana aksi yang akan dilakukan agar kinerja

yang diinginkan dapat tercapai. Strategi merupakan rencana tindakan yang

tepat dan dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan

pengaruh kekuatan kunci atau keunggulan organisasi agar terarah pada

pencapaian kinerja (tujuan) yang telah ditetapkan.

Proses penyusunan strategi dilakukan melalui serangkaian

pengembangan visi, misi, tujuan jangka panjang, tujuan jangka pendek,

identifikasi peluang dan kekuatan, dan identifikasi kelemahan dan

ancaman, serta menganalisanya guna menentukan kekuatan kunci.

Strategi kegiatan ini diarahkan untuk dapat mengatasi kekuatan-kekuatan

penghambat yang ada, serta diharapkan pula dapat memacu kekuatan

pendorong.

Rumusan strategi dibuat dalam bentuk pernyataan positif atau

kalimat yang bersifat operasional, spesifik dan terarah pada indikator

kinerja yang ingin dicapai / ditingkatkan. Ada 2 (dua) strategi utama yang

dapat ditetapkan terhadap kekuatan kunci organisasi yaitu :

1. Strategi optimalisasi atau efektifitas terhadap kekuatan kunci

pendorong yang diandalkan / diunggulkan.

2. Strategi perubahan atau perbaikan atau eliminasi terhadap kekuatan

kunci penghambat.

Page 36: Kkp Raskin

36

Adapun ide-ide strategis pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Dinas

Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul dalam rangka meningkatkan

kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun dapat

dilihat sebagai berikut (Tabel 15) :

Tabel 15. Ide-Ide Strategis

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul ( L. 13 )

No Kode Kekuatan Pendorong dan Penghambat Kunci

Strategi

1. D1 Adanya SOP Distribusi Raskin

Tingkatkan pelaksanaan distribusi raskin sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan

2. D6 Adanya tim pelaksana dan pokmas distribusi raskin

Tingkatkan kinerja tim pelaksana dan pokmas distribusi raskin melalui monitoring dan evaluasi secara periodik

3. D5 Adanya partisipasi warga masyarakat

Manfaatkan partisipasi warga masyarakat untuk meningkatkan pengawasan distribusi raskin melalui penyediaan layanan pengaduan

4. H2 Penjadwalan distribusi raskin kurang maksimal

Tingkatkan koordinasi dengan pihak terkait dalam penjadwalan distribusi raskin, pelaporan dan pembayaran tepat waktu

5. H4 Data keluarga penerima raskin kurang akurat

Tingkatkan akurasi data keluarga penerima raskin melalui Musyawarah Desa (MUSDES)

6. H3 Sosialisasi distribusi raskin belum maksimal

Tingkatkan sosialisasi tentang pelaksanaan distribusi raskin kepada masyarakat

7. H5 Peran pokmas di dusun kurang optimal

Tingkatkan peran pokmas dalam pelaksanaan distribusi raskin melalui pendampingan

Page 37: Kkp Raskin

37

B. Rencana Kegiatan Terkoordinasi

Setelah strategi dan kegiatan-kegiatan diiventarisasi dalam satu

format maka langkah selanjutnya menentukan siapa atau unit mana yang

akan melaksanakan kegiatan tersebut dan siapa yang akan bertanggung

jawab serta menentukan jadwal waktunya.

Untuk Rencana Kegiatan Terkoordinasi (L.14) tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut (Tabel. 16) :

Tabel 16. Rencana Kegiatan Terkoordinasi

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2014 ( L. 14 )

No

Ko de

Kekuatan Kunci

Pendorong & Penghambat

Strategi Langkah Kegiatan

Penanggung Jawab

Jadwal Waktu (2014)

1 2 3 4 5 6 7 1. D1 Adanya SOP

Distribusi Raskin

Tingkatkan pelaksanaan distribusi raskin sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan

a. Mensosialisasi kan SOP distribusi raskin kepada tim pelaksana dan pokmas tingkat dusun

b. Melaksanakan pengendalian penerapan SOP distribusi raskin secara rutin

Kabid Kesejahteraan

Sosial

Kabid Kesejahteraan

Sosial

Jan

Jan - des

2. D6 Adanya tim pelaksana dan pokmas distribusi raskin

Tingkatkan kinerja tim pelaksana dan pokmas distribusi raskin melalui monitoring dan evaluasi secara periodik

a. Melaksanakan monitoring dan evaluasi distribusi raskin secara periodik

b. Melaksanakan pembinaan bagi tim pelaksana dan pokmas dalam distribusi raskin

Kabid Kesejahteraan

Sosial

Kabid Kesejahteraan

Sosial

Jan – des

Jan - des

Page 38: Kkp Raskin

38

No

Ko de

Kekuatan Kunci

Pendorong & Penghambat

Strategi Langkah Kegiatan

Penanggung Jawab

Jadwal Waktu (2014)

1 2 3 4 5 6 7 3. D5 Adanya

partisipasi warga masyarakat

Manfaatkan partisipasi warga masyarakat untuk meningkatkan pengawasan distribusi raskin melalui penyediaan layanan pengaduan

a. Menyediakan layanan pengaduan distribusi raskin melalui surat, sms dan telepon

b. Menyusun

rencana tindak lanjut setiap pengaduan dari masyarakat

Kabid Kesejahteraan

Sosial

Kabid Kesejahteraan

Sosial

Jan

Setiap ada

aduan

4. H2 Penjadwalan distribusi raskin kurang maksimal

Tingkatkan koordinasi dengan pihak terkait dalam penjadwalan distribusi raskin, pelaporan dan pembayaran tepat waktu

a. Melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait dalam penjadwalan distribusi raskin

b. Mensosialisasi

kan batas waktu pelaporan pelaksanaan distribusi raskin

c. Memberikan

teguran terhadap keterlambatan pembayaran raskin oleh pemerintah dusun/desa

Kabid Kesejahteraan

Sosial

Kabid Kesejahteraan

Sosial

Kepala dinas

Setiap 3 bulan

Jan

Jan - des

5. H4 Data keluarga penerima raskin kurang akurat

Tingkatkan akurasi data keluarga penerima raskin melalui Musyawarah Desa (MUSDES)

a. Memfasilitasi pelaksanaan MUSDES penentuan RTS-PM raskin

b. Mengupdate data keluarga penerima raskin sesuai berita acara MUSDES

Kabid Kesejahteraan

Sosial

Kabid Kesejahteraan

Sosial

Setiap 3 bulan

Setiap 3 bulan

Page 39: Kkp Raskin

39

No

Ko de

Kekuatan Kunci

Pendorong & Penghambat

Strategi Langkah Kegiatan

Penanggung Jawab

Jadwal Waktu (2014)

1 2 3 4 5 6 7 6. H3 Sosialisasi

distribusi raskin belum maksimal

Tingkatkan sosialisasi tentang pelaksanaan distribusi raskin kepada masyarakat

a. Menyusun jadwal sosialisasi program raskin kepada masyarakat

b. Melaksanakan sosialisasi distribusi raskin kepada masyarakat

Kasi Bansos

Kasi Bansos

Mar

Mar

7. H5 Peran pokmas di dusun kurang optimal

Tingkatkan peran pokmas dalam pelaksanaan distribusi raskin melalui pendampingan

a. Mendata pokmas tingkat dusun dalam distribusi raskin

b. Melaksanakan

pendampingan pokmas tingkat dusun dalam distribusi raskin

Kasi Bansos

Kasi Bansos

Feb

Feb - Mar

Page 40: Kkp Raskin

40

BAB V PENGATURAN UNTUK PELAKSANAAN

A. Pembentukan Tim Kerja dan Perumusan Peranannya

Agar rencana kerja peningkatan kinerja tim pelaksana dan Pokmas

distribusi raskin tingkat dusun oleh Bidang Kesejahteraan Sosial di

Kabupaten Bantul dapat berjalan dengan lancar dan sukses, maka perlu

dibentuk tim kerja yang akan melibatkan Bidang Kesejahteraan Sosial

pada Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul dan seluruh unit

kerja terkait lainnya yang diharapkan akan dapat mendukung pencapaian

tujuan jangka pendek tersebut. Pembentukan tim kerja dibuat secara

sederhana namun disusun seefektif mungkin. Pembentukan tim kerja ini

terdiri dari :

1. Susunan Tim Kerja

2. Tugas dan Peran Tim Kerja

3. Jadwal Tim Kerja

Untuk Susunan Tim Kerja, Tugas dan Peranannya (L. 15) tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut (Tabel 17) :

Tabel 17. Susunan Tim Kerja, Tugas dan Peranannya

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul (L. 15)

No Jabatan dalam Tim

Jabatan dalam Dinas

Tugas dan Peranannya

1.

Penanggung jawab

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul

a. Memberikan pengarahan dan pembinaan terhadap rencana kerja dan pengoperasian kerja Tim;

b. Melaksanakan koordinasi, pengawasan, pengendalian terhadap program kerja;

Page 41: Kkp Raskin

41

No Jabatan dalam Tim

Jabatan dalam Dinas

Tugas dan Peranannya

2. Ketua Kepala Bidang Kesejahteraan Sosial

a. Memimpin rapat b. Menyusun perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi program serta pertanggungjawaban;

3. Sekretaris Kasi Bansos a. Mengkoordinasikan kegiatan administrasi;

b. Mengkoordinir pengumpulan data dan laporan;

c. Mengkoordinir penyiapan bahan-bahan pembinaan tim pelaksana dan pokmas tingkat dusun;

d. Menyajikan data perencanaan e. Membuat laporan perencanaan,

pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi program.

4. Anggota 1). Kasi

Rehabilitasi Tuna Sosial

2). Kasi Bina Sosial

3). Kasubbag Perencanaan

4). Kasubbag Umum

a. Melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksi atau bidang tugas masing-masing;

b. Menyiapkan bahan perencanaan; c. Menyampaikan laporan

pelaksanaan; d. Mengusulkan langkah-langkah

peningkatan kinerja Tim pelaksana dan pokmas tingkat dusun;

5. Staf

Sekretariat Staf Bidang Kesejahteraan Sosial

a. Melaksanakan tugas-tugas kesekretariatan kegiatan;

b. Membuat notulensi rapat; c. Menyiapkan dokumentasi

kegiatan; d. Menyiapkan penjilidan dan

pencetakan naskah beserta pendistribusiannya;

e. Melaksanakan administrasi pertanggungjawaban keuangan.

Jadwal waktu tim kerja selama dua belas bulan mulai bulan Januari

sampai dengan Desember 2014 dan dilaksanakan sesuai dengan

jadwal/rencana yang sudah ditentukan. Untuk lebih jelasnya mengenai

Page 42: Kkp Raskin

42

kegiatan peningkatan kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin

tingkat dusun oleh Bidang Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja dan

Sosial Kabupaten Bantul dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Menyusun anggaran kegiatan : Januari – Maret 2014

2. Pelaksanaan program kegiatan : Bulan Januari –Desember 2014

3. Pelaksanaan Monev : Bulan Januari –Desember 2014

B. Perkiraan Kesulitan Dalam Pelaksanaan dan Strategi Menanggulanginya

Dalam pelaksanaan rencana kerja peningkatan kinerja tim

pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat dusun oleh Bidang

Kesejahteraan Sosial di Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul

tentu ada kendala atau kesulitan yang dperkirakan mungkin akan terjadi

pada pelaksanannya nanti. Kendala atau kesulitan tersebut harus

diiventarisir sehingga dapat dicarikan alternatif penanggulangannya dan

untuk mengantisipasi kesulitan tersebut ditempuh melalui strategi yang

terbaik.

Perkiraan kesulitan dan strategi menanggulangi (L.16) dapat

dijelaskan sebagai berikut (Tabel. 18) :

Tabel 18. Perkiraan Kesulitan dan Strategi Menanggulanginya

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2014 (L. 16)

No Kesulitan Yang Diperkirakan Terjadi

Strategi Menanggulanginya

1.

2.

Distribusi raskin terlambat dari jadwal yang telah ditetapkan Tim pelaksana dan pokmas belum terbentuk di seluruh dusun yang ada di Kab. Bantul

a. Koordinasikan dengan Perum BULOG b. Lakukan penjadwalan ulang kegiatan a. Fasilitasi pembentukan Pokmas tingkat

dusun b. Tingkatkan peran pemerintah desa /

dusun dalam distribusi raskin

Page 43: Kkp Raskin

43

C. Musyawarah Hal-Hal Utama Dengan Pihak Terkait

Untuk mengantisipasi atau meminimalisir kesulitan-kesulitan yang

terjadi dalam pelaksanaan kegiatan maka perlu dimusyawarahkan hal-hal

utama yang berpotensi sebagai penghambat kelancaran kegiatan untuk

mendapatkan kesepakatan atau persetujuan bersama. Hal-hal utama yang

dimusyawarahkan adalah kegiatan-kegiatan yang melibatkan penggunaan

tenaga, dana, sarana dan prasarana serta kebijaksanaan lain yang

mengikat. Dimungkinkan anggota tim kerja kurang memiliki akses dalam

penyediaan sumber daya, oleh karena itu pimpinan harus mampu

memberikan kemudahan penyediaan sumber daya yang diperlukan

dengan mengkoordinasikan, memusyawarahkan, menyepakati dengan

instansi / pejabat yang berwenang.

Untuk Musyawarah Hal - Hal Utama Dengan Instansi Terkait (L.17)

sebagai berikut (Tabel. 19) :

Tabel 19. Musyawarah Hal-Hal Utama Dengan Pihak Terkait

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kab. Bantul Tahun 2014 ( L. 17 )

No Hal-Hal Utama Yang Dimusyawarahkan

Kesepakatan/Kerjasama Dengan Instansi Lain

1.

2.

Penjadwalan dan pelaksanaan distribusi raskin di Kabupaten Bantul Pembentukan Pokmas tingkat dusun

a. Perum BULOG b. Tim Koordinasi Raskin Kabupaten c. Kecamatan d. Desa / Dusun e. Tim Pelaksana / Pokmas

a. Tim Koordinasi Raskin Kabupaten b. Kecamatan c. Desa / Dusun

D. Tata Urutan Program Kegiatan

Agar terwujud sinkronisasi program kegiatan maka ditempuh

melalui penataan program-program kegiatan sehingga program kegiatan

Page 44: Kkp Raskin

44

merupakan kegiatan berurutan sesuai dengan skala prioritasnya dengan

menetapkan juga kapan kegiatan itu dimulai serta berakhirnya.

Untuk Tata Urutan Program Kegiatan (L. 18) dapat dijelaskan

sebagai berikut ( Tabel. 20):

Tabel 20. Tata Urutan Program Kegiatan

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2014 ( L. 18 )

No Langkah Kegiatan Jadwal Waktu ( 2014 ) Mulai Berakhir

1. Mensosialisasikan SOP distribusi raskin kepada tim pelaksana dan pokmas tingkat dusun

Januari Januari

2. Menyediakan layanan pengaduan distribusi raskin melalui surat, sms dan telepon

Januari Januari

3. Mensosialisasikan batas waktu pelaporan pelaksanaan distribusi raskin

Januari Januari

4. Melaksanakan pengendalian penerapan SOP distribusi raskin secara rutin

Januari Desember

5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi distribusi raskin secara periodik

Januari Desember

6. Melaksanakan pembinaan bagi tim pelaksana dan pokmas dalam distribusi raskin

Januari Desember

7. Menyusun rencana tindak lanjut setiap pengaduan dari masyarakat

Januari Desember

8. Memberikan teguran terhadap keterlambatan pembayaran raskin oleh pemerintah dusun/desa

Januari Desember

9. Mendata pokmas tingkat dusun dalam distribusi raskin

Februari Februari

10. Melaksanakan pendampingan pokmas tingkat dusun dalam distribusi raskin

Februari Maret

11. Menyusun jadwal sosialisasi program raskin kepada masyarakat

Maret Maret

12. Melaksanakan sosialisasi distribusi raskin kepada masyarakat

Maret Maret

13. Melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait dalam penjadwalan distribusi raskin

Maret Desember

14. Memfasilitasi pelaksanaan MUSDES penentuan RTS-PM raskin

Maret Desember

15. Mengupdate data keluarga penerima raskin sesuai berita acara MUSDES

Maret Desember

16. Melakukan monitoring Januari Desember 17. Melakukan evaluasi Januari Desember 18. Menyusun laporan Desember Desember

Page 45: Kkp Raskin

45

E. Jadwal Peninjauan Kembali Untuk Perbaikan

Untuk mengetahui apakah rencana kegiatan yang dilaksanakan

sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka perlu disusun jadwal

peninjauan kembali. Jadwal Peninjauan Kembali (L.19) dapat dijelaskan

sebagai berikut (Tabel. 21) :

Tabel 21. Jadwal Peninjauan Kembali

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kab. Bantul Tahun 2014 ( L. 19 )

No Kegiatan Evaluasi Waktu Pelaksanaan ( 2014 )

1.

2.

3.

4.

Evaluasi I

Evaluasi II

Evaluasi III

Evaluasi IV

Akhir Maret 2014

Akhir Juni 2014

Akhir September 2014

Akhir Desember 2014

F. Bagan Jadwal Kegiatan

Bagan jadwal kegiatan merupakan alat kontrol untuk mengetahui

kemajuan dari suatu kegiatan yang menggambarkan jadwal dalam bagan

secara jelas, sederhana dan memuat antara lain kapan sesuatu kegiatan

dimulai dan kapan berakhirnya. Untuk Bagan Jadwal Kegiatan (L.20) dapat

dijelaskan sebagai berikut (Tabel . 22) :

Page 46: Kkp Raskin

46

Tabel 22. Bagan Jadwal Kegiatan

Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2014 ( L. 20 )

No Program Kegiatan Tahun 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Mensosialisasikan SOP distribusi raskin kepada tim pelaksana dan pokmas tingkat dusun

2 Menyediakan layanan pengaduan distribusi raskin melalui surat, sms dan telepon

3 Mensosialisasikan batas waktu pelaporan pelaksanaan distribusi raskin

4 Melaksanakan pengendalian penerapan SOP distribusi raskin secara rutin

5 Melaksanakan monitoring dan evaluasi distribusi raskin secara periodik

6 Melaksanakan pembinaan bagi tim pelaksana dan pokmas dalam distribusi raskin

7 Menyusun rencana tindak lanjut setiap pengaduan dari masyarakat

8 Memberikan teguran terhadap keterlambatan pembayaran raskin oleh pemerintah dusun/desa

9 Mendata pokmas tingkat dusun dalam distribusi raskin

10 Melaksanakan pendampingan pokmas tingkat dusun dalam distribusi raskin

11 Menyusun jadwal sosialisasi program raskin kepada masyarakat

12 Melaksanakan sosialisasi distribusi raskin kepada masyarakat

13 Melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait dalam penjadwalan distribusi raskin

14 Memfasilitasi pelaksanaan MUSDES penentuan RTS-PM raskin

15 Mengupdate data keluarga penerima raskin sesuai berita acara MUSDES

16 Melakukan monitoring 17 Melakukan evaluasi 18 Menyusun laporan

Page 47: Kkp Raskin

47

BAB VI

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari Bab I sampai Bab V dalam upaya

peningkatan kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat

dusun oleh Bidang Kesejahteraan Sosial pada Dinas Tenaga Kerja dan

Sosial Kabupaten Bantul, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kinerja tim pelaksana dan Pokmas tingkat dusun dalam distribusi raskin

di Kabupaten Bantul masih belum optimal, hal ini terlihat dari masih

belum tercapainya target 6 (enam) Tepat yaitu tepat sasaran, tepat

jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat harga dan tepat administrasi.

2. Untuk meningkatkan kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin

tingkat dusun terdapat 3 (tiga) kekuatan kunci pendorong utama kinerja

yaitu :

a. Adanya SOP Distribusi Raskin.

b. Adanya tim pelaksana dan pokmas distribusi raskin.

c. Adanya partisipasi warga masyarakat

3. Sedangkan kekuatan kunci penghambat utama dalam upaya

peningkatan kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat

dusun yaitu :

a. Penjadwalan distribusi raskin kurang maksimal.

b. Data keluarga penerima raskin kurang akurat.

c. Sosialisasi distribusi raskin belum maksimal.

d. Peran pokmas di dusun kurang optimal.

Page 48: Kkp Raskin

48

B. Rekomendasi

Dari hasil kesimpulan tersebut di atas maka dalam upaya

peningkatan kinerja tim pelaksana dan Pokmas distribusi raskin tingkat

dusun oleh Bidang Kesejahteraan Sosial pada Dinas Tenaga Kerja dan

Sosial Kabupaten Bantul dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Melaksanakan monitoring dan evaluasi distribusi raskin secara periodik.

2. Melaksanakan pendampingan pokmas tingkat dusun dalam distribusi

raskin.

3. Melaksanakan sosialisasi distribusi raskin kepada masyarakat.

4. Memfasilitasi pelaksanaan MUSDES penentuan RTS-PM raskin agar

data penerima raskin lebih tepat sasaran.

5. Meningkatkan pembentukan Pokmas tingkat dusun di seluruh dusun di

Kabupaten Bantul agar distribusi raskin lebih optimal.

6. Mensosialisasikan batas waktu pelaporan pelaksanaan distribusi raskin

dan memberikan teguran terhadap keterlambatan pembayaran raskin

oleh pemerintah dusun/desa.

Page 49: Kkp Raskin

49

DAFTAR PUSTAKA

Buku / Literatur :

Adiwidjoyo dan Napitupulu P, 2008, Kertas Kerja Perseorangan ( KKP ), Bahan Ajar Diklat Kepemimpinan Tingkat III, Lembaga Administrasi Negara RI, Jakarta.

Pemerintah Kabupaten Bantul, 2010, Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja

dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2010-2015, Bantul. Pemerintah Kabupaten Bantul, 2013, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Bantul Tahun 2012, Bantul.

Sianipar JPG dan Entang HM, 2008 Teknik-Teknik Analisis Manajemen,

Bahan Ajar Diklat Kepemimpinan Tingkat III, Lembaga Administrasi Negara RI, Jakarta.

Sudirman dan Wijanarko. T, 2008, AKIP dan Pengukuran Kinerja, Bahan Ajar

Diklat Kepemimpinan Tingkat III, Lembaga Administrasi Negara RI, Jakarta.

Peraturan-Peraturan :

Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7/KEP/2013 tentang Penetapan Pagu Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat

Peraturan Daerah Kabupaten Bantul nomor 12 tahun 2011 tentang Perubahan

Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bantul nomor 9 tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantul

Peraturan Bupati Bantul Nomor 48 tahun 20011 tentang Perubahan Atas

Peraturan Bupati Bantul nomor 20 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tatakerja Dinas Tenaga Kerja dan Sosial

Surat Keputusan Bupati Bantul Nomor 31/Kep.KDH/A/2013 tentang Program

Raskin

Page 50: Kkp Raskin

50

lampiran