Kkp Abid Perub Struktur Cip

109
DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN............................................. 1 1.1 LATAR BELAKANG.............................................1 1.2 ALASAN PEMILLIHAN OBYEK KULIAH KERJA PRAKTEK...............3 1.3 TUJUAN KKP.................................................3 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................5 2.1. PENGERTIAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA..................5 2.2. UNSUR MSDM ADALAH MANUSIA.................................5 2.3. TUJUAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA......................5 2.4. TUJUAN-TUJUAN MSDM........................................6 2.5. PERAN, FUNGSI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEPARTEMEN........7 2.5.1. MELAKUKAN PERSIAPAN DAN SELEKSI TENAGA KERJA..........7 2.5.2. REKRUTMEN & SELEKSI...................................7 2.5.3. PELATIHAN, PENGEMBANGAN & PENILAIAN PRESTASI..........8 2.5.4. PROMOSI, PEMINDAHAN DAN PEMISAHAN.....................8 BAB III. METODE PELAKSANAAN....................................10 3.1 TEMPAT DAN WAKTU..........................................10 3.2 METODE PELAKSANAAN........................................10 DAFTAR PUSTAKA................................................. 11 0

Transcript of Kkp Abid Perub Struktur Cip

Page 1: Kkp Abid Perub Struktur Cip

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................................1

1.2 ALASAN PEMILLIHAN OBYEK KULIAH KERJA PRAKTEK........................................3

1.3 TUJUAN KKP.........................................................................................................................3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................5

2.1. PENGERTIAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA...........................................5

2.2. UNSUR MSDM ADALAH MANUSIA................................................................................5

2.3. TUJUAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA.....................................................5

2.4. TUJUAN-TUJUAN MSDM...................................................................................................6

2.5. PERAN, FUNGSI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEPARTEMEN.......................7

2.5.1. MELAKUKAN PERSIAPAN DAN SELEKSI TENAGA KERJA...............................7

2.5.2. REKRUTMEN & SELEKSI...........................................................................................7

2.5.3. PELATIHAN, PENGEMBANGAN & PENILAIAN PRESTASI.................................8

2.5.4. PROMOSI, PEMINDAHAN DAN PEMISAHAN.........................................................8

BAB III. METODE PELAKSANAAN........................................................................................10

3.1 TEMPAT DAN WAKTU......................................................................................................10

3.2 METODE PELAKSANAAN................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11

0

Page 2: Kkp Abid Perub Struktur Cip

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Guna menghadapi era globalisasi yang memerlukan lulusan perguruan tinggi dengan

kemampuan softskill dan hardskill yang mumpuni diperlukan kegiatan penunjang di luar kegiatan

kuliah yang kiranya bisa menambah pengalaman kerja dan mengembangkan kemampuan

mahasiswa. Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa banyak sekali lulusan perguruan tinggi yang

akhirnya menjadi pengangguran karena kurangnya softskill yang dimiliki sehingga kurang siap

pakai dalam dunia kerja. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut untuk melakukan pengembangan

ilmu dan teori yang diberikan di bangku perkuliahan dengan terjun langsung pada dunia kerja agar

mendaptkan pengalaman bekerja.

Dalam menanggapi kondisi di atas, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian

Universitas Brawijaya Malang mengadakan program Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang

merupakan salah satu kegiatan akademik yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa Fakultas

Pertanian Universitas Brawijaya sebagai syarat untuk menempuh ujian sarjana. Pada pelaksanaan

KKP ini mahasiswa dituntut untuk membuat perencanaan dan melaksanakan kegiatan pertanian di

lapangan secara mandiri, atau magang kerja di suatu perusahann (instansi, lembaga

pemerintah/swasta). Tujuan akhir dari kegiatan KKP ini adalah untuk membentuk sumber daya

manusia khususnya lulusan Fakultas Pertanian, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas

Brawijaya Malang. menjadi lulusan yang siap kerja dengan kemampuan hardskill dan softskil

yang mumpuni.

Beberapa perusahaan khusunya perusahaan besar sangat memperhatikan kualitas

sumberdaya manusianya dikarenakan sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor produksi

yang terpenting dalam suatu perusahaan, tanpa mereka betapa sulitnya perusahaan dalam

mencapai tujuan, merekalah yang menentukan maju mundurnya suatu perusahaan, dengan

memiliki tenaga-tenaga kerja yang terampil dengan motivasi tinggi perusahaan telah mempunyai

asset yang sangat mahal, yang sulit dinilai dengan uang. Setiap perusahaan tentu selalu memiliki

tujuan yang ingin dicapainya, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai setiap perusahaan sebenarnya

sama yaitu mereka ingin mencapai laba yang optimal dalam jangka panjang sehingga 1

Page 3: Kkp Abid Perub Struktur Cip

kelangsungan hidup dari perusahaan tersebut dapat terjamin dan untuk itu diperlukan SDM yang

berkualitas.

Dibandingkan dengan faktor produksi lainnya, faktor tenaga kerja adalah yang paling unik

dan spesifik sekali karena manusia memiliki prilaku dan perasaan, memiliki akal budi dan

mempunyai tujuan-tujuan pribadi, bila manajemen perusahaan mampu mengelola dengan baik,

mendaya gunakan secara optimal, tenaga kerja yang termotivasi akan memiliki semangat kerja

tinggi sehingga produktivitasnya juga menjadi lebih baik yang pada akhirnya akan mencapai

sasaran seperti yang diharapkan manajemen perusahaan. Oleh karena itu sumber daya manusia

memegang peranan yang sentral didalam pencapaian tujuan perusahaan, sehingga harus dilakukan

usaha-usaha yang terencana untuk pengembangannya. Pengembangan karyawan ini mencakup

mempertahankan dan meningkatkan motivasi didalam menjalankan semua aktivitas dari suatu

perusahaan sesuai dengan yang direncanakan.

Tidak terkecuali yang dilakukan PG. Kebon Agung, Malang. Perusahaan yang bergerak

dalam bidang Pertanian, khususnya di bidang produksi gula ini tentunya berupaya memberikan

perhatian kepada karyawannya dengan berbagai upaya melalui Manajemen Sumberdaya Manusia,

semua ini diharapkan dapat menjadi pemicu dalam meningkatkan produktivitas kerja mereka

dalam menghadapi kondisi persaingan yang semakin ketat, PG. Kebon Agung berharap dapat

memaksimalkan sumber daya manusia yang dimiliki dengan kompotensi tinggi, ketrampilan yang

profesional dibidangnya.

Dalam kegiatan KKP ini di samping dapat belajar memahami berbagai aspek Manajemen

Sumber Daya Manusia dari perusahaan, mahasiswa juga diharapkan dapat lebih menguasai dan

memahami praktek dan aplikasi di tempat dilaksanakannya KKP. Hal ini menuntut kamampuan

mahasiswa untuk lebih beradaptasi dengan lingkungan dunia usaha dan mampu survive yang

akhirnya nanti akan tercipta tenaga kerja yang handal, terampil dan profesional.

2

Page 4: Kkp Abid Perub Struktur Cip

1.2 Alasan Pemillihan Obyek Kuliah Kerja Praktek

Sektor pertanian terutama agribisnis perkebunan tebu di Jawa Timur mempunyai

kontribusi yang tinggi terhadap perekonomian daerah serta mempunyai peranan penting terhadap

penyerapan tenaga kerja. Provinsi Jawa Timur mempunyai sejumlah perkebunan yang paling

kompleks diantara seluruh perkebunan di Indonesia.

Pabrik Gula Kebon Agung merupakan Perusahaan Swasta Nasional yang bergerak di

bidang industri gula dan perdagangan umum, secara langsung maupun tidak langsung turut

berperan aktif dalam pembangunan Nasional dengan berperanserta dalam produksi gula,

memberikan pendapatan kepada Negara, dan menciptakan lapangan kerja.

Sebagai organisasi usaha profesional, PT Kebon Agung senantiasa berusaha untuk maju

dan mengembangkan usaha-usaha baik yang berbasis tebu maupun usaha lainnya sehingga

Perusahaan mampu bersaing dalam era pasar bebas, dan meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh

Stake Holder.

1.3 Tujuan KKP

Semoga Kuliah Kerja Profesi (KKP) ini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi

kami sebagai mahasiswa yang melaksanakan KKP, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian maupun

perusahaan selaku obyek pelaksanaan dan pendukung kegiatan ini. Adapun tujuan-tujuan yang

ingin dicapai adalah :

Tujuan umum :

1. Mampu mempraktekkan dan mengaplikasikan teori yang di dapat pada perkuliahan

dengan realita yang terjadi pada dunia kerja.

2. Meningkatkan kemampuan softskill dan hardskill mahasiswa dalam menghadapi dunia

kerja.

3. Memberikan pengalaman kerja yang terkait pada kegiatan Pertanian.

Tujuan Khusus :

1. Mengetahui bentuk Manajemen Sumber Daya Manusia yang diaplikasikan pada

perusahaan.

3

Page 5: Kkp Abid Perub Struktur Cip

2. Mengetahui peran, fungsi, tugas dan tanggung jawab masing - masing departemen pada

perusahaan.

4

Page 6: Kkp Abid Perub Struktur Cip

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Manajemen sumber daya manusia

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur

hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan

efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama

perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep

bahwa setiap karyawan adalah manusia - bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya

bisnis.

2.2. Unsur MSDM adalah manusia.

Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem

perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi

kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber

daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktek manajemen yang mempengaruhi secara

langsung sumber daya manusianya.

2.3. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber

daya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan kerja

yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen personalia akan menunjukkan

bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi,

dan memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat.

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada

ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat

menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia atau

dalam bahasa inggris disebut HRD atau Human Resource Department. Menurut A.F. Stoner 5

Page 7: Kkp Abid Perub Struktur Cip

manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk

memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan

pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.

2.4. Tujuan-tujuan MSDM

terdiri dari empat tujuan, yaitu :

a. Tujuan Organisasional

Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya manusia (MSDM)

dalam memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas organisasi. Walaupun secara formal

suatu departemen sumber daya manusia diciptakan untuk dapat membantu para manajer, namun

demikian para manajer tetap bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan. Departemen sumber

daya manusia membantu para manajer dalam menangani hal-hal yang berhubungan dengan

sumber daya manusia.

b. Tujuan Fungsional

Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang sesuai dengan

kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi tidak berharga jika manajemen sumber daya

manusia memiliki kriteria yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.

c. Tujuan Sosial

Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan dan

tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi dampak negatif terhadap

organisasi. Kegagalan organisasi dalam menggunakan sumber dayanya bagi keuntungan

masyarakat dapat menyebabkan hambatan-hambatan.

d. Tujuan Personal

Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal tujuan-tujuan

yang dapat mempertinggi kontribusi individual terhadap organisasi. Tujuan personal karyawan

harus dipertimbangkan jika parakaryawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi.

Jika tujuan personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun dan

karyawan dapat meninggalkan organisasi.

6

Page 8: Kkp Abid Perub Struktur Cip

2.5. Peran, Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab Departemen Sumber Daya Manusia

2.5.1. Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja (Preparation and selection)

Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia

dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Kegiatan yang dapat dilakukan

adalah dengan melakukan perkiraan/forecast akan pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu, dan

lain sebagainya. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor

internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen yang ada, dan

lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasar tenaga kerja, dan lain

sebagainya.

2.5.2. Rekrutmen & Seleksi

a. Rekrutmen tenaga kerja/Recruitment.

Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai,

karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm

oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperlukan analisis jabatan yang ada untuk

membuat deskripsi pekerjaan/job description dan juga spesifikasi pekerjaan/job

specification.

b. Seleksi tenaga kerja/Selection.

Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari

sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah

menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup/cv/curriculum vittae milik

pelamar. Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan

dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah

memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja/interview

dan proses seleksi lainnya.

7

Page 9: Kkp Abid Perub Struktur Cip

2.5.3. Pelatihan, Pengembangan & Penilaian Prestasi

a. Pengembangan dan evaluasi karyawan (Development and evaluation).

Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai

pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu

pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya

masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada. Dengan begitu proses

pengembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai dari karyawan pada

tingkat rendah maupun yang tinggi.

b. Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai (Compensation and protection).

Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari

organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan

kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak

sesuai dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di

kemudian hari atau pun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan.

Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya

dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal dari

waktu ke waktu.

2.5.4. Promosi, Pemindahan dan Pemisahan

a. Promosi adalah sebuah jenis transfer yang meliputi penugasan kembali seorang pegawai

pada sebuah posisi yang kemungkinan besar diberikan pembayaran yang lebih tinggi dan

tanggung jawab, hak dan kesempatan yang lebih besar. Demosi, kadang-kadang disebut

transfer ke bawah, adalah sebuah jenis transfer meliputi pemotongan pembayaran, hak dan

kesempatan.

b. Pemisahan, disebut juga pemberhentian, bahkan sering disebut downsizing, adalah

perpindahan sementara atau tidak definitif seorang pegawai dari daftar gaji. Umumnya

adalah untuk mengurangi kelebihan beban biaya tenaga kerja dan permasalahan keuangan

perusahaan semakin serius.

c. Terminasi adalah tindakan manajemen berupa pemisahan pegawai dari organisasi karena

melanggar aturan organisasi atau karena tidak menunjukkan kinerja yang cukup.8

Page 10: Kkp Abid Perub Struktur Cip

d. Pemberhentian sukarela adalah pemisahan pegawai dari organisasi atas inisiatif organisasi

atau kemauan pegawai sendiri.

e. Pengunduran diri adalah pemisahan pegawai yang telah menyelesaikan masa kerja

maksimalnya dari organisasi atau umumnya di kenal dengan istilah pensiun

9

Page 11: Kkp Abid Perub Struktur Cip

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu

Kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) ini dilaksanakan di PG Kebun Agung Kecamatan

Pakisaji, Kabupaten Malang. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive).

Kuliah Kerja Profesi (KKP) di PG Kebun Agung, Kecamatan Paks aji, Kabupaten Malang ini

dilaksanakan pada hari kerja mulai tanggal 5 Juli sampai 28 Agustus dengan perhitungan waktu

kerja selama 6 jam/hari

3.2 Metode Pelaksanaan

3.2.1 Magang kerja

Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi (KKP) ini dalam bentuk magang kerja yaitu praktek kerja

langsung sesuai dengan aktivitas yang ada di perusahaan. Dimana kami mengaplikasikan ilmu

yang selama ini kami pelajari dalam perkuliahan yang meliputi aspek : budidaya, usahatani,

manajemen, dan pemasaran.

3.2.2 Diskusi dan wawancara dengan staf perusahaan

Dalam praktek KKP ini kami melakukan diskusi dengan staf perusahaan untuk

memperdalam pengetahuan kami serta mengetahui mengalaman-pengalaman kerja yang telah

dimiliki oleh staf perusahaan. Selain itu wawancar juga kami lakukan untuk menghimpun data

yang kami perlukan dalam menyusun laporan akhir

3.2.3 Pengumpulan data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai referensi, laporan, literatur baik data

ataupun ringkasan yang diperoleh dari pihak-pihak yang terkait, hasil penelitian terdahulu, bukti-

bukti relevan serta instansi terkait yang digunakan untuk menunjang data primer dan melengkapi

penulisan laporan. Pengambilan data sekunder yang digunakan untuk mengambil data adalah

dengan cara dokumentasi, yaitu pengambilan data dan informasi dari instansi temapat kami

melakukan kegiatan KKP dan pustaka-pustaka ilmiah yaitu buku penunjang lain yang

berhubungan dengan penelitian dan berguna untuk melengkapi data primer.

10

Page 12: Kkp Abid Perub Struktur Cip

3.3. Rencana Kegiatan

KegiatanJuli 2010 Agustus 2010

I II III IV I II III IV

Mengkoordinasi Kegiatan

Membahas teknis kegiatan

Mengumpulkan data dasar

Konsultasi dengan PPL

Mengkordinasi Teknis wawancara kepada petani

dengan PPL

Membicarakan teknis wawancara dengan PPL

Wawancara Quisioner di Desa Pakis Aji

Wawancara Petani di tiap Dusun Pakis Aji

Merencanakan pemberdayaan stand

penangkaran tanaman

Mengumpulkan data kuisioner di tiap Dusun Desa

Pakis Aji

Menyusun data kuisioner di tiap Dusun Desa

Pakis Aji

Mendata kuisioner di tiap Dusun Desa Pakis Aji

Penyuluhan ke petani

Partisipasi dan observasi (PO)

11

Page 13: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Latihan dan kunjungan (LAKU)

Supervisi

12

Page 14: Kkp Abid Perub Struktur Cip

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Profil Perusahaan

Pabrik Gula Kebon Agung mulai didirikan pada tahun 1905 di Malang oleh seorang

pengusaha bernama Tan Tjwan Bie. Kapasitas giling pada waktu itu 500 ton per tahun. Sekitar

tahun 1917 pengelolaan PG Kebon Agung diserahkan kepada NV. Handel & Landbouws

Maatschapij Tideman van Kerchem sebagai Direksinya, kemudian dibentuk Perusahaan dengan

nama NV. Suiker Fabriek Kebon Agoeng yang disebut PT PG Kebon Agung dan disahkan dengan

akte Notaris Hendrik Willem Hazenberg pada tanggal 20 Maret 1918 dengan No. 155, dan

disahkan dengan Surat Keputusan Sekretaris Gubernur Hindia Belanda tanggal 30 Mei 1918 No.

42, didaftar dalam register Kantor Pengadilan Negeri, Surabaya dengan No. 143.

Pada tahun 1932 seluruh saham PT. PG. Kebon Agung tergadaikan kepada de Javasche

Bank Malang dan pada tahun 1936 PT. PG. Kebon Agung dimiliki oleh de Javasche Bank. Dalam

RUPS Perseroan tahun 1954 ditetapkan bahwa Pemegang Saham PT. PG. Kebon Agung adalah

Spaarfonds voer Beamten van de Bank Indonesia (yang kemudian bernama Yayasan Dana

Tabungan Pegawai Bank Indonesia) dan Bank Indonesia (atas nama Yayasan Dana Pensiun dan

Tunjangan Hari Tua Bank Indonesia).

Pada tahun 1957 PT PG Kebon Agung dikelola oleh Badan Pimpinan Umum Perusahaan

Perkebunan Gula atau BPU-PPN Gula dan tahun 1962 perseroan ini membeli seluruh saham NV

Cultuur Matschapij Trangkil di Pati yang didirikan tahun 1835 (semula dimiliki oleh Ny. A de

Donariere EMSDA Janiers van Hamrut) dengan kapasitas giling 300 ton tebu per hari. Pada saat

itu pula Pemegang Saham bergabung menjadi satu badan hukum sendiri bernama Yayasan Dana

Pensiun dan Tunjangan Hari Tua Bank Indonesia (YDP THT BI) sebagai Pemegang Saham

tunggal.

13

Page 15: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Setelah BPU-PPN Gula dilikuidasi pada tahun 1967, PT PG Kebon Agung dikembalikan

kepada YDP THT BI, dan pada tanggal 17 Juli 1968 Direksi Bank Indonesia Unit I (sekarang

bernama Bank Indonesia) yang merupakan Pemegang Saham tunggal PT PG Kebon Agung

menunjuk PT Biro Usaha Manajemen Tri Gunabina atau PT Tri Gunabina sebagi pengelola PG

Kebon Agung di Malang dan PG Trangkil di Pati.

Masa pengoperasian PT PG Kebon Agung yang berakhir pada tanggal 20 Maret 1993,

diperpanjang hingga 75 tahun mendatang dengan Akte Notaris Achmad Bajumi, S.H. dengan No.

120 tanggal 27 Februari 1993, disahkan dengan Keputusan Menteri Kehakiman RI tanggal 18

Maret 1993 No. C2-1717 HT.01.04.Th.93, didaftar dalam register Kantor Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat No. 1099/1993 dan telah diumumkan dalam Berita Negara RI No. 2607 tanggal 8

Juni 1993, Tambahan Berita Negara RI No.46 tanggal 8 Juni 1993.

Dengan didirikannya Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia (YKK-BI) oleh

Direksi Bank Indonesia pada tanggal 25 Februari 1992 yang diresmikan dengan akte Notaris

Abdul Latif dengan No. 29 tanggal 23 Februari 1992 dan adanya kebijakan dari Departemen

Kehakiman yang mengatur bahwa Direksi suatu Perseroan tidak boleh berupa badan hukum tetapi

harus orang perseorangan, maka dalam RUPS-LB tanggal 22 Maret 1993 diputuskan bahwa

YKK-BI menjadi Pemegang Saham tunggal PT Kebon Agung. Dan pada tanggal 1 April 1993

bertempat di Kantor Bank Indonesia Cabang Surabaya dilakukan serah terima pengurusan dan

pengelolaan PT Kebon Agung dari Direksi PT Tri Gunabina kepada Saudara Sukanto (alm.)

selaku Direktur PT Kebon Agung.

Perubahan Anggaran Dasar terakhir dibuat berdasarkan akte Notaris Hartati Marsono, SH

No. 58 tanggal 22 Juli 1996 Jo akte No. 32 tanggal 31 Januari 1997 dan akte No. 8 tanggal 15 Juli

1997, yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman RI dengan Surat Keputusan No.C2.11161 MT

01.04.Th.97 tanggal 28 Oktober 1997 dan telah diumumkan dalam Berita Negara RI No.

743/1998 tanggal 3 Februari 1998, Tambahan Berita Negara RI No. 10 Tanggal 3 Februari 1998.

Berdasarkan Undang-Undang No.1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, maka dalam

RUPS-LB tanggal 26 Juli 1996 diputuskan bahwa Pemegang Saham PT Kebon Agung terdiri dari

YKK-BI dengan pemilikian saham sebanyak 2.490 lembar atau sebesar 99,6 % dan Koperasi

Karyawan PT Kebon Agung “Rosan Agung” dengan pemilikan saham sebanyak 10 lembar atau

sebesar 0,4 %.

14

Page 16: Kkp Abid Perub Struktur Cip

a. Alamat Pabrik :    

Desa : Kebonagung

Kecamatan : Pakisaji

Kabupaten : Malang

Propinsi : Jawa Timur

Kode Pos : 65102

Terletak : 110 km dari Ibukota Propinsi, 5 km dari Ibukota Kabupaten.

b. Batas Wilayah:

Sebelah Utara : Kecamatan Kebonsari, Kecamatan Sukun Kota Malang.

Sebelah Selatan : Desa Genengan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.

Sebelah Timur : Kecamatan Lowokwaru, Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.

Sebelah Barat : Desa Sitirejo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.

c. Topografi

Tinggi di atas permukaan laut   : 500 – 700 m diatas permukaan laut.

Jenis tanah  : Aluvial, Litosol, Andosol, Mediteran.

d. Prasarana Pendukung

Sumber air (pabrik) : Air sungai

Sumber bahan baku pendukung : Belerang, kapur, pupuk Sp-36

Kelas jalan : Jalan Propinsi

Fasilitas sosial : Poliklinik, Masjid, Lapangan olah raga.

e. Kondisi Pabrik

Tahun pembuatan : 1905

Kepemilikan : Swasta

Jenis prosessing : Sulfitasi

Jenis gula yang dihasilkan : Kualitas GKP-I

15

Page 17: Kkp Abid Perub Struktur Cip

f. Kondisi Pabrik

Jenis prosessing Asal Negara Rehab terakhir tahun

1. Stasiun Ketelan

2. Stasiun Gilingan

3. Pemurnian Nira

4. Stasiun Penguapan

5. St. masakan/Puteran

Jepang

USA

Indonesia

Indonesia

USA

2005

1977

2003

2003

2005

g. Lahan

Hak Guna Usaha           : 11,5    Ha

Hak Guna Bangunan      : 46,423 Ha, termasuk hak pakai 9,600 Ha

4.1.2. Struktur Organisasi PG. Kebon Agung

Berdasarkan hasil RUPS-LB tanggal 5 April 2007, ditetapkan bahwa :

KOMISARIS

Komisaris Utama : Mansjurdin Nurdin

Komisaris : M. Rasyid Izada

Penasihat : Marathon Wirija Mihardja

DIREKSI

Direktur Utama : Ir. Rudi Ch. Basarah

Direktur KU. : Djatiwalujo, SE, MA

Direktur PP. : Ir. Sudibyo

16

Page 18: Kkp Abid Perub Struktur Cip

17

Page 19: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Struktur Organisasi PG. Kebonagung

Jumlah Karyawan Staf : 41

18

Page 20: Kkp Abid Perub Struktur Cip

4.1.3. Visi dan Misi PG. Kebon Agung

Visi PG. Kebon Agung sebagai Perusahaan Swasta Nasional yang bergerak di bidang

industri gula dan perdagangan umum, secara langsung maupun tidak langsung turut berperan aktif

dalam pembangunan Nasional dengan berperanserta dalam produksi gula, memberikan

pendapatan kepada Negara, dan menciptakan lapangan kerja.

Sebagai organisasi usaha profesional, PG. Kebon Agung senantiasa berusaha untuk maju

dan mengembangkan usaha-usaha baik yang berbasis tebu maupun usaha lainnya sehingga

Perusahaan mampu bersaing dalam era pasar bebas, dan meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh

Stake Holder.

Untuk mewujudkan visi Perusahaan tersebut di atas, misi PG. Kebon Agung dalam periode

tahun 2005–2011, memantapkan industri gula dengan mengelola secara profesional guna

menjamin kelangsungan hidup perusahaan sehingga dapat memberikan manfaat dan

meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh stake holder.

Dalam periode tahun 2011–2016, bahwa PG. Kebon Agung bekerjasama dengan Lembaga

Penelitian dan atau fihak lain untuk mengkaji peluang-peluang mengembangkan usaha

diversivikasi dengan berbasis tebu, dengan mengelola setiap produk bukan gula menjadi produk

yang memiliki nilai ekonomi sehingga dapat menekan harga pokok produksi utama.

a. Tujuan jangka Pendek

Tujuan jangka pendek merupakan tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan untuk

kepentingan tertentu dalam jangka waktu yang relatif pendek yaitu untuk jangka waktu satu tahun.

Tujuan jangka pendek adalah dasar dan penunjang bagi tujuan jangka panjang perusahaan.

Adapun tujuan jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut:

1) Mencapai target perusahaan pada tingkat yang diharapkan dari segi kualitas maupun

kuantitas. Untuk mencapai target produksi ini terlebih dahulu harus menciptakan kelancaran

proses produksi, baik yang menyangkut bahan baku, mesin – mesin maupun tenaga kerja.

2) Menjaga kelancaran proses produksi.

Kelancaran proses produksi pada perusahaan mendapat perhatian yang cukup besar, pihak

perusahaan harus senantiasa menjaga kegiatan yang berhubungan dengan proses produksi

19

Page 21: Kkp Abid Perub Struktur Cip

guna menghindari hambatan – hambatan yang tidak diingginkan seperti kemancetan bahan

baku, kerusakan mesin dan lain – lain.

3) Meningkatkan produksi kerja karyawan.

Peningkatan produktifitas karyawan sangat berkaitan erat dengan besar kecilnya keuangan

yang akan di peroleh oleh perusahaan dengan produktifitas yang tinggi maka akan dapat

menimngkatkan hasil produksi dan tentunya akan dapat mencapai target yang diharapkan

sesuai dengan kualitas dan kuantitasnya.

b. Tujuan Jangka Panjang

Tujuan jangka panjang merupakan tujuan yang akan dicapai untuk masa mendatang dengan rentang

waktu lebih dari satu tahun. Tujuan jangka panjang ini juga merupakan ketentuan dari tujuan

jangka pendek. Tujuan jangka panjang ini sangat bergantung dari keberhasilan tujuan jangka

pendek. Adapun tujuan jangka panjang pada perusahaan ini adalah sebagai berikkut :

1) Memperoleh laba yang optimal

Dalam aktivitas sehari - hari setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk mencapai suatu

keuntungan yang sebesar – besarnya. Hal ini dapat di wujudkan bila tingkat laba

perusahaan dari tahun ke tahun dicapai dengan menekan biaya operasional perusahaan

seminimal mungkin.

2) Menjaga kelancaran aktivitas perusahaan

Setiap perusahaan pada dasarnya akan senantiasa menjaga kelancaran aktivitas serta

menjaga kelangsungan hidupnya. Di samping menjaga kelancaran aktivitas produksinya,

perusahaan harus juga benar – benar memperhatikan unsur manusia sebagai tenaga kerja

agar dapat berproduksi dengan lebih efektif dan efisien.

3) Mengadakan perluasan usaha (ekspansi)

Dengan semakin meningkatnya jumlah permintaan akan produk yang dihasilkan maka

kegiatan – kegiatan produksi akan semakin bertambah. Hal ini tentunya akan

membutuhkan tambahan tenaga kerja dan lain sebagainya.

20

Page 22: Kkp Abid Perub Struktur Cip

4.1.4. Kapasitas Giling Pabrik Gula Kebun Agung

Kebun Agung merupakan pabrik gula yang ada di Malang selain Pabrik Gula Kerebet.

Kebun Agung memiliki kapasitas giling 80 ribu ton per hari dengan masa giling 210 hari. Dengan

kapasitas tersebut Kebun Agung merupakan pabrik gula berkapasitas terbesar ke- 3 yang mampu

memasok permintaan gula di Indonesia. Pabrik gula dengan kapasitas terbesar di Indonesia

dipegang oleh Pabrik Gula Gunung Madu di Lampung dengan kapasitas giling130 ribu kuintal

tebu per hari. Selanjutnya peringkat ke-2 dipegang oleh Pabrik GulaPutih Mataram dengan

kapasitas giling 90 ribu kuintal. Meskipun di banyak pabrik gula yang beroperasi di Indonesia,

masih belum bisa memenuhi permintaan gula di Indonesia. Permintaan gula di dalam negri sangat

tinggi sehingga untuk memenuhi permintaan tersebut tidak cukup hanya dipenuhi oleh produksi

gula dalam negeri tetapi harus ditambah dengan mengimpor gula dari luar negri. Produksi dalam

negri relatif rendah dibanding dengan total konsumsi, sehingga diperlukan impor gula pasir yang

semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berikut adalah data mengenai perkembangan produksi,

konsumsi, dan impor gula Indonesisa pada tahun 1984-2004:

Gambar 1. Perkembangan Produksi, konsumsi, dan Impor Gula Indonesisa, 1984-2004

Pada tahun 2010 PG Kebun Agung memiliki target giling sebesar 14,6 juta kuintal tebu

per satu kali masa giling. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 13 juta kuintal tebu.

21

Page 23: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Target giling tersebut disesuaikan dengan ketersediaan bahan baku dan kapasitas giling mesin

pabrik. Semakin besar jumlah tebu yang digiling maka biaya produksi yang ditanggung semakain

kecil. Untuk PG yang berkapasitas giling besar seperti PG Gunung Madu Lampung memiliki

biaya produksi dibawah Rp 2000,00 per kilogram. Sedangakan untuk pabrik gula kecil yang

kapasitas gilingnya sekitar 30 ribu kuintal per hari memiliki biaya produksi yang lebih mahal

yaitu Rp 5000,00 per kilogram. Sedangkan untuk PG Kebun Agung sendiri dengan kapasitas

giling sebesar 80 ribu kuintal tebu per hari memiliki biaya produksi sebesar Rp 3000,00 per

kilogramnya.

Lahan kerja yang dimiliki PG Kebun Agung jumlahnya sekitar 17 ribu hektar. Sekitar 99%

dari lahan tersebut merupakan lahan pertanian rakyat sedangkan sekitar 1 % merupakan lahan

milik PG Kebun Agung yang didapatkan melalui sistem sewa. Jadi lahan sewa yang dimiliki ada

sekitar 170 hektar. Lahan sewa ini berada tersebar diberbagai wilayah kerja. Pada tahun 2010 ini

awal giling ditentukan pada tanggal 5 Mei. Penentuan awal giling tersebut di dasarkan pada

perkiraan jumlah bahan baku tebu yang akan digiling. Pada PG Kebun Agung perkiraan bahan

baku ini di bagi menjadi 2 tahap yaitu taksasi Desember dan taksasi Maret. Taksasi Desember

merupakan perkiraan luas lahan yang akan di tanami tebu, sedangkan taksasi maret merupakan

perkiraan jumlah tebu yang akan masuk ke penggilingan. Taksasi ini menentukan tebu mana yang

siap ditebang dan akan diangkut ke PG. Untuk lebih jelasnya nanti akan di bahas pada bab

selanjutnya.

Tebu yang diolah menjadi gula akan mengalami mengalami penyusutan bobot. Presentase

jumlah gula yang dihasilkan tiap kuintal tebu di sebut rendemen gula. Untuk menghitung

rendemen gula konsepnya sama dengan konsep evisiensi yaitu output/input. Dimana jumlah gula

yang dihasilkan dibagi dengan tebu yang digiling. Berikut merupakan data rendemen gula yang

ada di PG Kebun Agung selama kurun waktu 2005-2009 :

Tahun Rendemen

22

Page 24: Kkp Abid Perub Struktur Cip

2005 7.08%

2006 7.40%

2007 6.95%

2008 7.91%

2009 7.40%

Tabel 1. Tabel rendemen total PG Kebun agung tahun 2005-2009

Di sini PG Kebun Agung tidak membeli tebu kepada petani tetapi menerapkan sistem bagi

hasil kepeda petani tebu yaitu 66% gula untuk petani dan 34% gula untuk PG. Jadi PG hanya

menyediakan jasa penggilingan tebu kepada petani dengan upah 34% gula yang dihasilkan. Gula

yang dihasilkan akan dijual dengan sistem lelang. Lelang gula ini dilakukan tiap minggu sekali.

PG Kebun Agung memeberikan kebebasan kepada petani untuk mengambil 66% gulanya atau

menitipkannya kepada PG untuk dilelang. Apabila petani menitipkan gulanya untuk dilelang

maka PG Kebun Agung akan melelangkan 90% gulanya sedangkan 10% nya akan diberikan

kepada petani dalam bentuk gula.

Dalam sistem pelelangannya PG Kebun Agung tidak menerapakan dana talangan ke petani

seperti kebanyakan pabrik gula yang lain. Dana talangan yaitu harga yang diberikan kepada petani

dimuka sebelum pelelangan dimulai. Dana talangan ini bisa dikatakan seperti sistem ijon. Petani

yang akan melelangkan gulanya sudah dipatok harga terlebih dahulu dan mereka tidak

mendapatkan harga yang terbentuk pada saat lelang gula. Besarnya dana talangan yang diterima

petani tebu sebesar Rp 6330 per kuintal. Apabila harga yang terjadi pada saat lelang berada di atas

dana talangan maka petani tidak akan dapat menikmati selisih harga yang terjadi. Untuk PG

Kebun Agung petani tidak mendapatkan dana talangan tetapi mereka akan mendapatkan harga

yang terjadi pada saat lelang. Ini berarti untung maupun rugi akan ditanggung bersama-sama

antara petani dengan PG. Untuk data harga lelang gula pada Bulan Mei sampai Agustus 2010

dapat dilihat pada table 2.

23

Page 25: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Waktu Pelelangan Gula Harga per Kg

Minggu ke-2 Mei 2010 8410

Minggu ke-3 Mei 2011 8185

Minggu ke-4 Mei 2012 8050

Minggu ke-1 Juni 2010 7800

Minggu ke-2 Juni 2011 7355

Minggu ke-3 Juni 2012 7450

Minggu ke-4 Juni 2013 7720

Minggu ke-1 Juli 2010 9100

Minggu ke-2 Juli 2010 9138

Minggu ke-3 Juli 2010 8925

Minggu ke-4 Juli 2010 8775

Minggu ke-1 Agustus 2010 8625

Tabel 2. Data Pelelangan Gula di PG Kebun Agung

Minggu ke-2 Mei sampai Minggu ke-1 Agustus

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa harga yang terbentuk pada saat lelang selalu berada

di atas dana talangan. Ini berarti petani mendapatkan harga yang lebih tinggi dari pada mereka

menggilingkan tebu mereka kepada pabrik gula lain. Sistem ini yang menyebabkan PG Kebun

Agung lebih diminati oleh petani tabu, bahkan petani tebu diluar Malang tertarik untuk

menggilingkan gulanya di PG Kebun Agung.

24

Page 26: Kkp Abid Perub Struktur Cip

4.1.5. Tugas dan Wewenang

Berdasarkan struktur organisasi yang ada pada PT. PG. Kebon Agung Malang, berikut

adalah tugas dan wewenang dari masing – masing bagian :

a. Pimpinan

Pimpinan dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh empat kepala bagian, yaitu :

1) Bagian Tanaman.

2) Bagian Pabrikasi.

3) Bagian Teknik.

4) Bagian Tata Usaha dan Keuangan.

Pimpinan di bawah pengawasan langsung dan dengan persetujuan direksi melakukan

manajemen PG. Kebon Agung meliputi :

1) Melaksanakan tata cara kerja dan prosedur yang disetujui direksi.

2) Membuat dan melaksanakan rencana kegiatan yang terperinci dengan bekerja sama

dengan para kepala bagian.

3) Melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan dari berbagai bagiann dalam pabrik.

4) Memelihara dan memperhatikan mutu dan pelaksanaan tiap pekerjaan.

5) Meninjau secara teratur pelaksanaan pekerjaan di tiap bagian dan memberikan bimbingan

serta petunjuk di dalam pelaksanaan pekerjaan.

b. Manager Bagian Tata Usaha Dan Keuangan

Di dalam menjalankan tugasnya manger bagian tata usaha dan keuangan dibantu oleh seksi

seksi, adapun tugas dari Manager bagian tata usaha dan keuangan berikut :

1) Dibawah bimbingan dan pengawasan dengan pesetujuan pimpinan dapat melaksanakan

perencanaan, pengadaan dan penggunaan sisa modal, bahan dari barang serta

melampirkan dan melaksanakan administrasi di PG. Kebon Agung secara cepat dan tepat.25

Page 27: Kkp Abid Perub Struktur Cip

2) Merencanakan dan mengkoordinasi anggaran belanja baik

3) Memeriksa kebutuhan modal kerja dan rencan bulanan.

4) Membuat laporan yang akurat mengenai penggunaan persediaan modal kerja, gula,

bahan, alat yang berada di bagian TUK dan seluruh bagian.

5) Mengawasi verifikasi bon utang dari seluruh bagian

6) Mengawasi dan mengatur pengadaan dari penggunaan alat alat kerja untuk bagian TUK

dan bagian lainnya.

7) Merencanakan rotasi dan mutasi bawahan

8) Memberi instruksi kerja dan wajib mengawasi tata tertib karyawan di bagian TUK.

9) Menerima, memeriksas dan menandatangani surat yang masuk.

10) Bimbingn pegawai dalammelaksanakan dan menyelesaikan tugasnya.

11) Menjaga suasana dan kekompakan kerja yang menyenangkan di bagian TUK.

Dalam menjalankan tugasnya Manager Bagian TUK dibantu oleh 2 Asisten Manager,

antara lain :

1. Asisten Manager SDM dan Umum

Asisten Manager SDM dan Umum dibantu oleh 2 kasubsie, yaitu :

a) Kasubsi Personalia

Bertugas menyelesaikan teknis kerja yang menyangkut ketenagakerjaan, dan keamanan.

Bertanggung jawab kepada manager bagian tata usaha dan keuangan.

b) Kasubsi Rumah Tangga dan Umum

Bertugas menyelesaikan teknis kerja yang menyangkut rumah tangga dan umum,

mengkoordinasi kerja bagian administrasi kepegawaian, dan perhitungan upah.

Bertanggung jawab kepada manager bagian tata usaha dan keuangan.

2. Asisten Manager Keuangan

Asisten Manager Keuangan dibantu oleh 4 kasubsie, yaitu :

a) Kasubsi Akuntansi

26

Page 28: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Bertugas menyelenggarakan pengawasan terhadap keluar masuknya keuangan,

penyelesaian persoalan pabrik atau perusahaan secara keseluruhan. Bertanggung jawab

kepada manager bagian tata usaha dan keuangan.

b) Kasubsi EDP (Electronic Data Processing)

Bertugas menyelenggarakan penyediaan data secara rinci yang berhubungan dengan

kerja produksi maupun kepentingan perusahaan secara keseluruhan. Bertanggung jawab

kepada manager bagian tata usaha dan keuangan.

c) Kasubsi Logistik

Bertugas terhadap pengadaan barang/bahan yang berkaitan dengan pabrik secara

keseluruhan dan distribusi gula. Bertanggung jawab kepada manager bagian tata usaha

dan keuangan.

d) Kasubsi Gudang

Bertugas menyelesaikan teknis kerja yang menyangkut ketenagakerjaan dan umum,

mengkoordinasi kerja bagian administrasi kepegawaian, perhitungan upah dan

keamanan. Bertanggung jawab kepada manager bagian tata usaha dan keuangan.

c. Manager Bagian Tanaman

Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

1) Membuat penanaman tebu dengan teknik yang baik guna menjamin hasil produksi

yang maksimal dengan biaya yang ekonomis.

2) Merumuskan rencana dan strategi peningkatan mutu dan jumlah rakyat untuk

kepentingan petani tebu dan perusahaan.

3) Mengusahakan penebangan dan pengangkutan tebu dengan biaya yang ekonomis

dengan hasil yang maksimal.

4) Mengelola administrasi tanaman mulai dari penggarapan sampaipemeliharaan

tanaman.

27

Page 29: Kkp Abid Perub Struktur Cip

5) Bertanggungjawab terhadap pimpinan pabrik.

Dalam pelaksanaan kegiatan, Manager bagian Tanaman dibantu oleh 3 Asisten Manajer dan

2 Kasubsi, yaitu :

1) Asisten Manajer Tebu Rakyat Malang Utara

Bertugas merencanakan dan menyelesaikan masalah penenman tebu, yaitu mulai dari

tanaman, pemeliharaan sampai dengann panen di wilayah Utara. Bertanggungjawab

kepada manager bagian tanaman.

2) Asisten Manajer Tebu Rakyat Malang Selatan.

Bertugas merencanakan dan menyelesaikan masalah penenman tebu, yaitu mulai dari

tanaman, pemeliharaan sampai dengann panen di wilayah Tengah. Bertanggungjawab

kepada manager bagian tanaman.

3) Asisten Manajer Tebang dan Angkutan.

Bertugas merencanakan waktu tebang dan pengangkutan tebu ke pabrik.

Bertanggungjawab kepada manager bagian tanaman.

4) Kasubsie Litbang dan Bina Sarana.

Bertugas merencanakan sarana angkutan sehubungan dengan waktu panen untuk

mengangkut tebu. Bertanggung jawab kepada manager bagian tanaman.

5) Kasubsie Biro Administrasi Tanaman

Bertugas menyelenggarakan administrasi berkaitan dengan tanaman tebu terkait taksasi

(peramalan panen) hingga pada pendataan proses tebang angkut.

d. Manager Teknik.

Mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

28

Page 30: Kkp Abid Perub Struktur Cip

1) Menjalankan semua rencana reparasi dan pemeliharaaan yang telah disetujui dengan

atasan dengan biaya yang ekonomis.

2) Mengusahakan bekerjanya bengkel besi dan kayu yang baik.

3) Mengusahakan terpeliharanya jembatan dan jalan untuk kelancaran pengangkutan tebu.

4) Membantu rencana reparasi dan memelihara semua mesin dan peralatan pabrik.

5) Mengusakan bekerjanya ketel, pembangkit tenaga listrik, instalasi air minum untuk

menjamin kontinuitas pengadaan uap, listrik dan air yang baik.

6) Membantu pemeliharaan kendaraan bermotor serta menjalankan kebijaksanaan yang

telah ditetapkan.

7) Betanggungjawab kepada pimpinan pabrik.

Dalam kinerjanya, Manager Teknik dibantu oleh Asisten Manager teknik yang mempunyai 4

koordinator, antara lain :

1. Koordinator Gilingan.

Bertugas mengadakan reparasi dan pemeliharaan terhadap mesin – mesin yang berada

pada stasiun giling dan stasiun persiapan tebu. Bertanggung jawab kepada manager bagian

teknik.

2. Koordinator Instrumen

Bertugas menyelenggarakan reparasi dan pemeliharaan terhadap mesin – mesin yang

berada pada stasiun pemurnian, penguapan, pemasukan, pendinginan dan pengaturan.

Bertanggungjawab kepada manager bagian teknik.

3. Koordinator Ketel.

Bertugas menyelenggarakan persiapan peralatan pada stasiun ketel apabila saatnya

digunakan. Bertanggung jawab terhadap bekerjanya ketel, Bertanggungjawab kepada

manajer bagian teknik.

4. Koordinator Listrik.

Bertugas menyelenggarakan pembangkit tenaga listrik dan instalasi listrik. Bertanggung

jawab manger bagian teknik.

e. Manager bagian pabrikasi

29

Page 31: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Adapun tugas dan tanggung jawab Manager bagian pabrikasi sebagai berikut :

1) Membuat rencana kegiatan produksi.

2) Melaksanakan rencana produksi yang telah disetujui.

3) Mengawasi pengolahan tebu untuk memperoleh gula yang maksimal dan pembungkusan

gula yang ekonomis.

4) Menetapkan kecepatan gilingan dan menjamin pengerahan tebu yang optimal.

5) Mengawasi penimbangan tebu dan pemeriksaan hasil tebangan serta supplay tebu

gilingan.

6) Melakukan analisis untuk pengawasan mutu dan menjamin mutu produksi yang

dihaasilkan.

7) Mengusahakan administrasi untuk pealporan bagian produksi.

8) Bertanggungjawab kepada pimpinan pabrik

Manajer bagian pabrikasi dibantu oleh asisten manajer pabrikasi yang memiliki 3 Kasubsi,

antara lain :

a. Kasubsie Puteran dan Timbangan.

Bertugas menyelenggarakan pengawasan terhadap peralatan timbangan harian lepas dan

timbangan tetap portable. Bertanggung jawab manger bagian pabrikasi.

b. Kasubsie masakan dan pendinginan

Bertugas menyelenggarakan pengadaan alat produksi, bahan kimia, serta pengoperasian

yang berkaitan dengan proses masakan dan pendinginan. Bertanggung jawab kepada

manager bagian pabrikasi.

c. Kasubsie pemurnian dan penguapan

Bertugas menyelenggarakan pengadaan alat produksi, bahan kimia, laboraturium serta

pengoperasian yang berkaitan dengan proses pemurnian dan penguapan. Bertanggung

jawab kepada manager bagian pabrikasi.

30

Page 32: Kkp Abid Perub Struktur Cip

4.1.6. Produksi dan Hasil Produksi

a. Pemakaian Bahan

1) Bahan baku

Kuatitas bahan baku sangat menentukan mutu produk yang dihasilkan. Oleh

karenanya bahan baku adalah : tebu segar, tebu manis dan tebu tua yang sesuai standar

waktu penentuan.

2) Bahan pembantu

Bahan pembantu yang dibutuhkan yaitu air, susu kapur, belerang (sulfur), asam fospat,

caustic soda, Pb Asetat, Pb Oksida, kapur oxida dan flocculant.

b. Pemakaaian peralatan dan mesin

Peralatan yang digunakan untuk mengubah bahan baku menjadi bahan jadi yaitu :

1) Mesin krepyek/carrier : mesin yang berfungsi untuk membawa tebu ke mesin pemotong

tebu (cane cutter)

2) Mesin turbin berfungsi untuk menggerakkkan mesin pemotong

3) Ketel uap untuk menguapkan air sebagai pengerak turbin

4) Heater yaitu mesin pemanas nira untuk mencapai suhu tertentu.

5) Devektor berfungsi uuntuk meningkatkan kadar keasaman pencampuran bahan pembantu

yaitu berupa susu kapur.

c. Keuangan Perusahaan

1) Sumber Dana.

31

Page 33: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Sumber dana Pabrik Gula Kebon Agung Malang ditentukan dan berasal dari

Direksi.Sedangkan pencairan keuangan diaksanakan oleh Bank Bumi Daya (BBD) setempat

yang telah nendapat persetujuan dari Direksi.

2) Penggunaan Dana

Dana digunakan untuk aktivitas perusahaan yang di dalamnya termasuk proses produksi

yaitu mulai dari penyediaan bahan baku sampai penjualan barang jadi dan juga digunakan

untuk membayaar gaji karyawan serta untuk keperluan yang lain. Penggunaan dana pada

pabrik Gula Kebon Agung Malang berpedoman pada RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran

Perusahaan) yang dilakukan setiap tahun.

4.1.7. Personalia

a. Jumlah Karyawan

Adapun jumlah seluruh tenaga kerja PG. Kebon Agung Malang dari tiap – tiap bagian

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2. Macam dan Jumlah Karyawan dari tiap – tiap bagian tahun 2008.

bagian Karyawan stafKaryawan non staf

jumlahtetap kampaye

Pimpinan

TUK

Tanaman

Teknik

Pabrikasi

Garase

Keamanan

Transportasi

Tebangan

1

8

6

9

13

5

6

12

-

-

65

140

35

30

30

25

14

-

-

200

248

98

175

17

30

80

386

1

273

394

142

218

52

61

106

386

32

Page 34: Kkp Abid Perub Struktur Cip

60 339 1.234 1.633

Sumber data : Pabrik Gula Kebon Agung Malang, 2009.

b. Jam Kerja

Adapun pembagian jam kerja secara garis besar adalah sebagai berikut :

1) Hari Senin sampai dengan Kamis

Jam kerja : 07.00 - 16.00

Jam istirahat : 11.30 – 12.30

2) Hari Jum’at

Jam kerja : 07.00 - 16.00

Jam istirahat : 11.00 – 12.30

3) Hari Sabtu

Jam kerja : 07.00 - 13.00

c. Upah dan Sistem Penggajian

Adapun upah dan sistem penggajian yang diberlakukan pada PG. Kebon Agung diuraikan

sebagai berikut :

1) Upah Bulanan

Untuk karyawan yang berstatus sebagai tenaga kerja bulanan, gaji yang diberikan

berdasarkan golongan masing – masing pekerja. Adapun golongan yang dimaksud antara

lain seperti

2) Sistem Upah Harian

Untuk tenaga kerja harian, upah yangg diberikan berdasarkan kehadiran karyawan.

d. Kualitas karyawan dilihat dari pendidikan.

Mengenai kualitas karyawan dilihat dari pendidikan pada PG. Kebon Agung Malang dapat dilihat

pada tabel seperti di bawah ini :

33

Page 35: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Tabel 3

Tingkat Pendidikan Karyawan

PT. PG. Kebon Agung Malang

Tahun 2008

NO Jabatan Jumlah Karyawan Pendidikan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Pimpinan

Manajer Tanaman

Manajer TUK

Manajer Teknik

Bagian Tanaman

Bagian TUK

Bagian Teknik

Bagian Pabrikasi

Keamanan

Garase

Tebangan

Transportasi

Kampanye

1

1

1

1

404

159

145

127

48

23

280

52

390

Sarjana

Sarjana

Sarjana

Sarjana

SMA dan SMP

SMA dan SMP

SMA dan SMP

SMA dan SMP

SMP dan SD

SMP dan SD

SMP dan SD

SMP dan SD

SMP dan SD

Jumlah

Sumber Data : Pabrik Gula Kebon Agung, 2009

e. Kesejahteraan karyawan.

Kesejahteraan Yang diberikan kepada karyawan PG Kebon Agung Malang adalah.

1) Tunjangan Hari Raya.

2) Tunjangan Kesehatan

34

Page 36: Kkp Abid Perub Struktur Cip

3) Tunjangan Jaminan Kecelakaan Kerja

4) Tunjangan Natura

5) Asuransi

4.2. Pembahasan

4.2.1 Budidaya Tebu

1. Persiapan Lahan

Penyiapan lahan merupakan kegiatan pengolahan tanah untuk mempersiapkan lahan guna

ditanami tanaman tertetentu. Terdapat dua sistem pengolahan lahan yang digunakan oleh PG.

Kebon Agung, yaitu Sistem Budidaya Tebu Rasional (SBTR) dan Sistem Mekanisasi. Sistem

Budidaya Tebu Rasional (SBTR) diterapkan pada lahan sawah yang berpengairan dan pengolahan

lahannya terbatas pada juringan. Sedangkan Sistem Mekanisasi biasa diterapkan pada lahan

kering atau tegalan dan cara pengolahannya dengan cara membajak semua lahannya.

Saat ini sistem yang digunakan oleh PG. Kebon Agung adalah Sistem Mekanisasi atau pada lahan

kering, dimana alat yang diguankan adalah alat bajak piring ( I dan II ) dan kair ( furrower) yang

ditarik menggunakan traktor. Bajak piring I digunakan untuk membongkar tanah serta

membalikkannya dan menghancurkannya. Dan bajak II digunakan untuk menghaluskan,

meratakan tanah dan membalikkan tanah ke arah berlawanan dengan bajak I.

35

Page 37: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Gambar. Bajak Piring I

2. Penanaman

Penanaman dilakukan setelah penyiapan lahan selesai. Bibit yang hendak ditanam di lahan

berupa bibit pucuk, bibit batang muda, bibit rayungan, dan bibit siwilan. Bibit pucuk diambil dari

bagian pucuk tebu yang akan digiling berumur 12 bulan. Jumlah ruas yang diambil 2-3 sepanjang

20 cm. Bibit batang muda atau bibit mentah berasal dari tanaman yang berumur 5-7 bulan.

Seluruh batang tebu dapat diambil dan dijadikan tiga stek. Bibit rayungan diambil dari tanaman

tebu khusus untuk pembibitan berupa stek yang tumbuh tunasnya tetapi akarnya belum keluar,

sedangkan bibit siwilan diambil dari tunas-tunas baru dari tanaman yang pucuknya sudah mati.

Bibit unggul yang digunakan PG Kebon Agung antara lain PS-85, PS-86, PS-92, dan BL-86.

Sebelum bibit ditanam perlu dilakukan kegiatan kletek bibit, kethok bibit, dan ngecer.

Kegiatan kletek merupakan menghilangkan pelepah daun agar mata tunas dapat tumbuh dengan

baik. Kethok bibit merup[akan memotong-motong lonjoran bibit yang telah dikletek menjadi

beberapa bagian dengan jumlah mata bibit 2-3 buah. Ngecer merupakan membawa bibit dari

tempat kethok bibit ke tempat yang akan ditanam. Kegiatan ini biasanya tidak jauh dari lahan

yang akan ditanami. Jumlah bibit yang dibutuhkan untuk satu hektar lahan adalah 6-8 ton. Massa

tanam yang optimal untuk tanaman tebu dalah bulan April Juli karena tersedia air untuk

pertumbuhan tunas.hal ini bertujuan agar tebu ayng dihasilkan memiliki rendemen yang tinggi.

Cara penanaman tebu yaitu dengan cara menidurkannya pada juringan dimana mata tunas

terletak disamping kanan dan kiri agar mata tunas mudah berkecambah dan dapat tumbuh ke atas.

Bibit kemudian ditutup tanah dengan ketebalan 4 cm untuk menghindari kekeringan yang

diakibatkan oleh sinar matahari. Penanaman harus searah (Utara –Selatan) hal ini bertujuan agar

bibit yang ditanam pada juringan mendapatkan matahari pagi secara penuh tanpa terhalang oleh

rerumputan yang terdapat pada juringan. Beberapa bibit bagal (batang tebu), top stek, bibit

rajungan, dan bud chip (diambil mata tebunya kemudian disemai.

36

Page 38: Kkp Abid Perub Struktur Cip

3. Perawatan

a. Penyulaman

Penyulaman bertujuan untuk menggantikan bibit tebu yang rusak atau mati. Pada prinsipnya

kegiatan ini dilakukan sedini mungkin agar didapatkan tanaman yang seragam. Bibit yang

digunakan dapat berupa bibit yang sudah dipersiapkan untuk penyulaman ataupun bibit

rayungan yang memiliki varietas dan umur yang sama.

b. Pemupukan

Merupakan kegiatan penambahanbahan organik dalam tanah, memperbaiki tekstur tanah,

meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan serta mendorong pertumbuhan vegetatif

dan generatif. Pemupukan di lahan PG. Kebon Agung dilakukan dalam dua tahap, yaitu sehari

sebelum penanaman dan 35 hari setelah tanam atau bulan ke-9 saat musim hujan tiba.

Pemupukan tahap I menggunakan pupuk biokompos yang berasal dari blotong dan abu ketel

yang dihasilkan pada proses pengolahan gula dengan dosis 3 ton0ha dan ZA 3-4 kw/ha.

Pemupukan tahap II menggunakan pupuk ZA dengan dosis 5 kw/ha.

c. Pembubunan

Kegiatan ini dilakukan untuk memutuskan akar yang sudah tua, sehingga akar-akar yang baru

mudah tumbuh dan menggemburkan tanah. Tujuan dilakukannya pembumbunan adalah untuk

memperkuat dan memperkokoh tanaman, serta menutup pupuk I dan pupuk II. Pada lahan yang

digunakan oleh PG. Kebon Agung pembumbunan dilakukan sebanyak 4 tahap.

d. Penyiangan

Penyiangan merupakan usaha untuk menghilangkan gulma disekitar tanaman yang dapat

mengganggu pertumbuhan tanaman. Kegiatan ini dilakukan sebelum penanaman, ketika akan

37

Page 39: Kkp Abid Perub Struktur Cip

memupuk, ataupun menurut keadaan agar terlihat lebih bersih. Pengendalian gulma dapat

dilakukan dengan cara manual, mekanis maupun kimia.

e. Roges atau Kletek

Merupakan kegiatan menghilangkan daun yang sudah kering maupun yang belum kering yang

bertujuan untuk memperlancar pertumbuhan batang, menghindari tebu roboh, menghindari

kebakaran, serta memperlancar sirkulasi udara di dlam kebun. Di lahan PG. Kebon Agung,

kletek dilakukan 3 kali. Kletek pertama dilakukan pada umur 3 bulan, kletek ke-2 dilakukan

saat sebelum pembumbunan akhir, dan kletek ke-3 dilakukan pada saat menjelang panen.

4. Pamanenan

Merupakan kegiatan terakhir dari proses budidaya tebu sebelum dilakukannya pemanenan.

Tebu yang mau dipanen diambil terlebih dahulu daimbil beberapa batang untuk dijadikan sampel

yang nantinya kan dibawa ke laboratorium penggilingan contoh untuk diperiksa % Brik dan % Pol

tebu tersebut. Dari hasil penghitungan % Brik dan % Pol tersebut kemudian akan dicari Faktor

Kemasakan (FK) tebu. Tebu yang memiliki nilai FK mendekati 25%, berarti tebu tersebut sudah

dapat dilakukan penebangan.

Batang tebu yang dipotong untuk tebu giling harus dipotong dibagian bawah batang dekat

dengan permukaan tanah. Hal ini dilakukan karena kandungan sukrosa tebu paling banyak

terdapat di batang bagian bawah yang dekat dengan daerah perakaran. Batang tebu yang telah

ditebang kemudian dibersihkan dari daun kering, akar dan daun pucuk.

38

Page 40: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Gambar. Tebang dan Angkut

4.2.2. Proses Pembuatan Gula Pasir

a. Stasiun Penerimaan

Stasiun penerimaan merupakan tempat dimana truk yang mengangkut tebu ke PG. Kebon

Agung pertama kali masuk sebelum ke dalam pabrik. Tebu yang masuk dan akan digunakan untuk

diproduksi menjadi gula harus memenuhi kualitas MBS, yaitu Manis, Bersih, Segar. Ketiga

kriteria ini sangat berpengaruh dalam rendemen gula, dalam arti tebu yang manis akan

menghasilkan rendemen tinggi, tebu yang bersih menguntungkan pabrik karena tidak ada kotoran

yang tercampur, dan tebu yang segar dengan waktu tunggu yang singkat dari tebang hingga giling

menyebabkan rendemen tinggi.

Kadar manis dari tebu ditunjukkan oleh besarnya nilai brix. Batas terkecil nilai brix yang

diterima adalah 15 %. Jika kursng dari nilai tersebut, tebu ditolak karena rendemen kecil sehingga

produksi kurang optimal. Hal ini bisa terjadi pada tebu yang masih muda. Nilai brix maksimal

yang dapat dicapai PG. Kebon Agung adalah 19%. Kadar brix yang berbeda tersebut dikarenakan

tebu yang masuk PG. Kebon Agung memiliki varietas yang berbeda-beda sehingga derajat

kemanisan yang diperoleh juga berbeda-beda.

Dan untuk menjaga kelangsungan ketersediaan tebu, PG Kebon Agung melakukan

langkah-langkah dengan memberlakukan Surat Perintah Tebang Angkut (SPTA). Tujuan

pemberlakuan SPTA ini adalah untuk menghindari kesalahan dalam teransportasi tebu yang akan

masuk ke pabrik dan untuk mencegah terjadinya kelebihan bahan baku (overstock tebu).

Pengadaan bahan baku dibagi menjadi dua yaitu lahan yang berasal dari pembudidayaan tebu

kebun sendiri (TS) dan pembudidayaan oleh tebu rakyat (TR).

Bagian penerimaan tebu dibagi menjadi dua yaitu bagian barat dan abgian timur. Kedua

bagian ini memiliki total jalur sebanyak 25 jalur yaitu jalur A-Y dangan A-V untuk bagian barat

dan W, X, Y untuk bagian timur. Kapasitas rata-rata masing-masing jalur adalah 36 truk, sehingga

dari 26 jalur yang tersedia, terdpat 900 truk per hari. Berat rata-rata masing-masing truk adalah 80

39

Page 41: Kkp Abid Perub Struktur Cip

kuintal untuk truk engkel kecil, 120 kuintal untuk truk engkel besar, dan 240 kuintal untuk truk

gandeng. Nomor urut untuk masing-masing truk juga diberi warna yang berbeda, yaitu warna biru

untuk engkel kecil, warna kuning untuk truk besar, dan warna merah untuk truk gandeng.

Mutu produk yang dihasilkan oleh PG Kebon Agung ini harus terus dikontrol agar

menghasilkan rendemen yang tinggi. Untuk meningkatkan mutu produk ini ditetapkan suatu

peraturan yang mengontrol kondisi tebu yang masuk sebelum proses giling. Jika tebu yang dibawa

oleh petani tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan maka akan terkena istilah refraksi. Umumnya

refraksi diberlakukan karena kondisi tebu yang terkontaminasi benda yag mengganggu proses

pemurnian kristal misalnya daun dan tanah serta kecurangam dalam berat tebu yang disetorkan.

Macam-macam rafraksi ini sendiri beragam, yaitu:

1. Tali pucuk (tebu diikat dengan pucuk daun tebu) dikenakan potongan 2%

2. Daduk (daun tebu yag kering) dikenakan potongan 5%

3. Akar ( tebu yang akarnya belum dipotong) dikenakan potongan 5 %

4. Sogolan ( tunas tebu yang panjangnya < 1.5 m) dikenakan potongan 10 %

5. Pucuk ( pucuk daun tebu yang balum dipotong ) dikenakan potongan 15 %

6. Gabungam antara pucuk dan sogolan dikenakan potongan 20 %

7. Akar tanah dikenakan potongan 15 %

8. Kocoran air ( air yang disemprotkan pada tebu sehingga menimbulkan endapan pada tebu)

dikenakan potongan 30 %

9. Kombinasi antara tanah, akar, pucuk, dan sogolan dikenakan potongan 20 %

Gambar. Stasiun Penerimaan40

Page 42: Kkp Abid Perub Struktur Cip

b. Stasiun Penimbangan

Stasiun penimbangan merupakan tempat setelah truk tebu mendapat panggilan petugas pos

penerimaan yang selanjutnya truk tersebut di arahkan menuju stasiun timbangan. Stasiun

penimbangan di PG Kebon Agung dibagi tiga, yaitu:

1) Timbangan I ( timbangan depan )

Timbangan ini berfungsi untuk mengukur berat tebu yang akan masuk ke stasiun penggilingan.

Timbangan ini berupa lantai timbang yang di hubungkan ke prosesor sehingga pada layar

monitor akan terbaca berat, bruto, tara dan nettonya.

2) Timbangan II ( timbangan belakang )

Timbangan dua berfungsi sebagai timbangan non tebu. Bahan-bahan yang ditimbang pada

timbangan ini adalah tetes, bibit,/kompos, gamping/belerang,residu,bahan kimia,

solar/premium, besi tua, ampas, tebu crane.

3) Timbangan III ( timbanagn crane )

Timbangan ini digantung pada sling crane dikendalikan oleh operator menggunakan alat

pengendali.

Gambar. Timbangan depan Gambar. Timbanagn crane

c. Stasiun Penggilingan

41

Page 43: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Stasiun penggilingan merupakan proses pada awal produksi gula. Tujuan dari stasiun gilingan ini

adalah untuk memisahkan ampas tebu dan nira dari batang tebu sehingga menghasilkan sakarosa

sebanyak-banyaknya.Proses ini diawali dengan pembongkaran tebu dari truk pengangkut ke meja

tebu. Terdapat empat unit meja tebu yang dilengkapi dengan crane tebu dan kicker. Crane tebu

berfungsi untuk memindahkan tebu dari truk pengangkut ke meja tebu. Kicker berfungsi

meratakan tebu pada meja tebu.

Gambar. Stasiun Penggilingan

Tebu dipindahkan dari meja tebu ke cane cutter melalui cane carrier. Pada cane carrier terdapat

cane leveler yang berfungsi untuk meratakan tebu pada cane carrier agar tidak terjadi

penumpukan tebu yang berlebihan. Care carrier terjadi dari tiga jenis yaitu :

1) Auxiliary cane carrier berfungsi membawa tebu dari cane table menuju cane cutter dan

unigrator.

2) Main cane carrier berfungsi membawa tebu yang sudah dicacah di unigrator ke gilingannya.

3) Intermediate cane carrier berfungsi membawa tebu dari gilingan satu ke gilingan yang lain.

Tebu selanjutnya dipindahkan ke cane cutter untuk dipotong menjadi serpihan – serpihan

kecil sehingga memudahkan proses penggilingan. Cane cutter merupakan suatu peralatan yang

terdiri dari poros yang memiliki bilah yang tajam serta berputar kencang dan pada ujungnya

42

Page 44: Kkp Abid Perub Struktur Cip

dipasang mata pisau. Fungsi dari cane cutter adalah memotong-motong tebu menjadi serpihan –

serpihan kecil sehingga memudahkan kerja pada stasiun gilingan. Dari cane cutter , tebu dibawa

ke unigrator. Seperti halnya cane cutter, unigrator juga berbentuk bilah yang terletak dan

berputar dalam posisi melintang dengan ujung menyerupai palu. Hasil dari unigrator berupa

serpihan tebu yang berbentuk menyerupai sabut atau serat.

PG Kebon Agung, Malang memiliki lima unit gilingan tebu yang sudah dicacah oleh cane

cutter dan unigrato. Tebu tersebut merupakan umpan yang dibawa oleh main cane carrier ke

gilingan I, Masing-masing gilingan terdiri dari empat roll yang dikelompokkan dalam roll pasif

dan roll aktif. Roll pasif berfungsi membantu memasukkan umpan ke dalam bukaan depan agar

tidak terjadi slip. Roll aktif terdiri dari tiga jenis, yaitu roll atas(top roll), roll depan(voor roll), dan

roll belakang(acther roll). Roll atas merupakan penggerak utama karena poros roll atas

berhubungan langsung dengan mesin penggerak.

Selain ke empat roll tersebut terdapat dua jenis alat pendukung, Yaitu satu ampas plate

dan dua scrapper plate. Ampas plate berfungsi untuk menahan ampas yang keluar dari top roll

dan voor roll sehingga ampas dengan mudah masuk ke bukaan belakang.Amplas plate juga

berfungsi sebagai membersihkan ampas yang menempel pada roll gilingan, menghantarkan ampas

dan menguraikan ampas yang diproses lagi. Scrapper plate berfungsi sebagai mengantisipasi agar

ampas tidak lengket pada roll gilingan.

Cacahan tebu dari unigrator diumpankan oleh main cane carrier ke gilingan I. Umpan

giling pada celah antara roll depan dan roll atas kemudian ampas terdorong ke celah antara roll

atas roll belakang malalui ampas plate. Nira hasil perahan pada gilingan pertama ini disebut Nira

Perahan Pertama (NPP). Nira ini dialirkan ketalang bak nira. Sedangkan amaps tebu yang masih

mengandung gula akan keluar dan masuk gilingan II sebagai umpan untuk kembali diproses.

Proses ini terus berlangsung hingga gilingan V. Hasil ampas tebu dari gilingan IV yang akan

menuju ke gilingan V di tambahkan air imbibisi.

Air imbibisi adalah kondensat yang berasal dari stasiun penguapan dan air sungai. Suhu air

imbibisi yang optimul adalah 70°C dengan persentase pemberian sebesar 25-28%. Suhu pada

pemberian air imbibisi yang optimal dapat membantu pemuaian ampas akhir sehingga

43

Page 45: Kkp Abid Perub Struktur Cip

memudahkan perasan terakhir. Pembentukan air imbibisi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

:

1) Imbisi tunggal

Pemberian air imbisi dilakukan hanya pada ampas yang masuk ke gilingan V.

2) Imbisi berganda

Pemberian air imbisi dilakukan pada ampas yang masuk ke gilingan IV dan V.

Selain air imbisi, terdapat nira imbisisi yang membantu proses pemerasan ampas tebu. Nira

imbibisi awalnya dihasilkan oleh hasil perasan ampas tebu pada gilingan V yang digunakan

sebagai nira imbisisi pada gilingan IV. Perasan pada gilingan IV digunakan sebagai nira imbisisi

gilingan III, dan perasan gilingan III sebagai nira imbisisi gilingan II. Ampas dari gilingan V

dipindahkan dengan cross carrier menuju ketel uap yang selanjutnya digunakan sebagai

pembangkit tenaga uap.

Nira pada bak penampung nira dipompa menuju saringan DSM untuk memisahkan pith (ampas)

dan nira. Ukuran lubang saringan antara 0,5-1 mm. Saringan DSM dibagi menjadi dua, yaitu DSM

duduk (stationer), dan rotary screen. Namun, DSM rotary screen tidak dipakai lagi karena

kapasitas yang tidak memadai dan perawatan yang mahal.

d. Stasiun Pemurnian

Stasiun pemurnian bertujuan untuk menghilangkan kotoran (bukan gula) yang terkandung dalam

nira mentah dari stasiun penggilingan dengan penambahan zat kimia melalui proses pemansan dan

pengendapan sehingga diperoleh nira encer. Selain itu juga bertujuan untuk mencegah terjadinya

inversi pada gula (terurainya sakarosa menjadi fluktosa dan glukosa). Secara garis besar proses

pemurnian di PG. Kebon Agung dilakukan dengan proses sulfitasi adalah sebagai berikut:

1). Penyaringan Nira Mentah

Proses pemurnian ini diawali dengan penyaringan nira mentah oleh DSM screen untuk

memisahkan kotoran yang terdapat dalam nira mentah, kemudian dialirikan menuju tangki

nira mentah.

2). Pemanasn Pendahuluan

Aliran nira mentah yang berasal dari tangki nira mentah kemudian dipompakan ke heater I (PP

I) dengan suhu 75°C, yang dikontrol oleh flow control. Tujuan pemanasan ini adalah

44

Page 46: Kkp Abid Perub Struktur Cip

mencegah terjadinya inversi, membunuh mikroorganisme, memudahkan proses pemurnian

selanjutnya, dan mengendapkan zat bukan gula.

3). Defekasi

Pada proses ini bertujuan untuk menaikkan pH nira sehingga tidak merusak sukrosa dalam

nira, karena sifat dari nira tidak tahan terhadap suasana asam. Dari heater i, nira dialirkan ke

preliming tank I dengan penambahan CaOH yang bertujuan untuk menaikkan pH menjadi

7,5-8, melalui proses pengadukan. Nira mentah kemudian dialirkan menuju preliming thank

II, disini nira mentah direaksikan dengan CaOH lagi sehingga pH 8,5-9. Proses ini dinamakan

defekasi.

4). Sulfitasi

Nira mentah dari preliming thank II dialirkan menuju SO2 tower dan bercampur dengan gas

belerang (SO2). Belerang mentah sebagai bahan SO2 disimpan pada silo kemudian dialirkan

melalui screw menuju Rotary Sulphur Burner (RSB) untuk mengalami proses pembakaran

pada suhu 300-4000C. Selanjutnya belerang didinginkan di sublimator sampai suhu yang

sesuai dengan nira pada SO2 tower. Tujuan dari pembakaran gas SO2 ini adalah untuk

memutihkan atau mengurangi intensitas warna gula.

5). Netralisir

Nira dari proses sulfitasi kemudian dibawa ke angki reaksi untuk netralisasi pH menjadi 7-7,2

dengan menambahkan sejumlah CaOH. Dengan pH 7,2 ini diharapkan dapat meminimalkan

kehilangan sakarosa yang serendah mungkin dalam proses pemurnian. Tujuan dari netralisasi

adalah untuk menjaga kandungan sakarosa dari kerusakan.

6). Pemanfaatan pendahuluan II (heater)

Nira yang keluar dari bak nertralisai dialirkan dan dipompa ke heater II (PP II) dengan suhu

105-1100C. Tujuan dari pemanasan ini adalah menghasilkan gumpalan yang mudah

diendapkan, membunuh bakteri, serta mendorong gas dan udara dalam nira.

7). Pengendapan

Nira hasil pemanasan II dipompakan ke dalam Preflok tower untuk menghilanngkan

gelembung gas di nira dan mencampur flokulan dengan nira. Flokulan berfungsi untuk

mempercepat pengendapan dan menjaring kotoran. Nira selanjutnya dialirkan ke single tray

45

Page 47: Kkp Abid Perub Struktur Cip

clarifier (tangki pengendapan) dengan waktu maksimum 30 menit yang menghasilkan nira

kotor dan nira jernih.

Nira jernih dialirkan melalui saringan 160 mesh menuju ke peti nira jernih, kemudian masuk

ke pemanas III dengan cara dipompa pada suhu 1200C. Selanjutnya nira jernih dialirkan ke

evaporator untuk diuapkan sehingga menghasilkan nira nira kental. Dan nira kotor dialirkan

ke tangki nira kotor, kemudian ke mixer nira kotor dan ditambahkan bagassilo (ampas halus).

Tujuan penambahan bagssilo ini adalah untuk mempertebal kualitas blotong dan menekan

kandungan gula pada blotong. Hasil dari mixer nira kotor dimasukkan ke dlam Rotary

VakumI yang didalamnya terdapat bak vakum. Rotary vakum dibagi menjadi tiga, yaitu:

Vakum tinggi (40-50 cmHg)

Pada waktu ini ditambahkan air siraman dengan tujuan untuk menekan kandungan gula di

blotong.

Vakum rendah (20 cmHg)

Vakum netral (0 cmHg)

Pada vakum ini diperoleh hasil akhir berupa blotong. Hasil akhir dari Rotarfy vakum ini

adalah nira tapis / nira perasan dan limbah (blotong). Nira tapis dikembalikan ketangki nira

mentah (reaction thank) untuk diproses kembali. Sedangkan blotong diolah menjadi pupuk

biokompos dengan penambahan abu ketel, dan stater.

Gambar. Pengendapan

e. Stasiun Penguapan (Evaporasi)

46

Page 48: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Stasiun penguapan berfungsi untuk menguapkan nira encer hasil proses pemurnian yang masih

mengandung air sehingga diperoleh nira kental. Sebelum diuapkan dalam evaporator, nira encer

dipanaskan dalam heater III kemudian dialirkan ke bejana pre evaporator yang selanjutnya ke

evaporator I sampai ke evaporator V. Proses penguapan dilakukan pada kondisi vakum. Hal ini

dilakukan agar sakarosa yang terkandung dalam nira tidak mengalami kerusakan.Tujuan

penggunaan pre evaporator adalah mempermudah penguapan pada evaporator berikutnya. Nira

dialirkan melalui pipa kebagian bawah pre evaporator. Pada proses penguapan ini, digunakan

pemanas dengan suhu 110-1150C. Media yang digunakan uap yang dihasilkan dari ketel uap

dengan tekanan 0,4-0,5 cmHg. Dengan penambahan uap baru ini maka panas yang timbul dapat

mengakibatkan penguapan air dalam nira.

Nira encer dari pre evaporator selanjutnya diumpankan ke evaporator I, nira masuk melalui pipa

nira bagian bawah evaporator. Uap masuk ke badan evaporator yang didalamnya terdapat pipa-

pipa sehingga terjadi transfer panas dan pendidihan nira sampai akhir. Uap yang digunakan adalah

uap bekas yang berasal dari turbin gilingan. Nira hasil penguapan selanjutnya masuk ke

evaporator II dengan suhu 2000C. Nira ini keluar melalui pipa bagian bawah evaporator dan

selanjutnya masuk ke evaporator berikutnya. Proses ini terus berlangsung dengan suhu 900C untuk

evaporator III, 800C untuk evaporator IV dan 600C untuk evaporator V.

Gambar. Stasiun Penguapan

47

Page 49: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Uap yang dihasilkan oleh evaporator V dikondensasikan peda kondensor. Uap dalam kondensor

ini diembunkan menjadi air kondensat dan didinginkan di cooling pond. Sedangkan nira yang

dihasilkan dipompa dan ditampung menuju ke bejana sulfitasi nira kental untuk proses continuous

sulfitation. Proses pemberian gas SO2 ini bertujuan untuk mereduksi zat-zat pembentuk warna

dengan mengubah ikatan ferri menjadi ferro sehingga pH nira menjadi ± 5,5.

Nira dapat mengalir dari evaporator satu ke evaporator yang lain dengan tekanan yang semakin

menurun. Oleh karena itu evaporator ini mudah terkena penyumbatan akibat menempelnya residu

nira maupun akibat korosi. Evaporator yang terdapat pada PG. Kebon Agung berjumlah sembilan,

namun hanya enam evaporator yang digunakan dalam proses penguapan. Tiga evaporator yang

lain dijadikan cadangan jika ada evaporator yang sedang dibersihkan karena evaporator harus

tetap dijaga kebersihannya.

f. Stasiun Pemasakan

Stasiun pemasakan berfungsiuntuk memasak nira kental dengan cara mengurangi pelarut yang

berupa air sampai membentuk kristal gula sebanyak-banyaknya dengan ukuran tertentu. Pada

stasiun pemasakan terjadi proses pengubahan sakarosa dalam larutan menjadi kristal yang

nantinya dapat dengan mudah dipisahkan dari larutan induknya dan kotoran-kotoran bukan gula

dalam stasiun pemutaran. Ukuran kristal yang diharapkan adalah 0,9-1,2 ,,. Jumlah pan maskan

yang digunakan dalam proses pemasakan gula adalah 10 pan masakan dengan penggunaan

sebagai berikut.

Pada nomor 1,2,3,8,9,10 untuk masakan A

Pada nomor 4 untuk masakan A atau C

Pada nomor 5,6,7 untuk masakan D

48

Page 50: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Gambar stasiun pemasakan

Urutan pada proses pemasakan adalah pemasakan D dilanjutkan dengan C danterakhir masakan A

yang akan menghasilkan gula produk. Proses yang terjadi pada masing-masing tingkat masakan

adalah sebagai berikut ini.

1). Masakan D

Masakn D dibagi menjadi dua yaitu D dan D2. Bahan dasar untuk D2 adalah stroop A, klare D

dan nira kental. Volume total dari ketiga bahan tersebut adalah 200 HL dengan jumlah nira

kental 1/4 volume total. Ketiga bahan tersebut ditambahkan fondan sebagai bibit Kristal

sejumlah 200 CC. Fondan terlebih dahulu ditambahkan spiritus sebagai pembawa fondan agar

spiritus lebih mudah mengalir.

2). Masakan C

Bahan yang digunakan untuk masakan C adalah nira kental, klare D, stroop A dan Einwurf D

secukupnya. Tarik bahan sebanyak 200 HL ( nira kental dan klare D ). Larutan ini

dikentalkan sampai membentuk benangan kurang lebih 2.5 cm kemudian tambahkan einwurf

D sesuai kebutuhan dan dipekatkan.Untuk memperbesar ukuran Kristal dilakukan penarikan

nira kental sacara bertahap. Setelah agak tua diambil sejumlah contoh untuk dilihat nilai

HKnya. Kemudian ditambahkan lagi nira kental sampai volume 400 HL. Kemudian dituakan

49

Page 51: Kkp Abid Perub Struktur Cip

lagi dan setelah turun ke palung pendingin dengan HK 70 dan ukuran Kristal 0.5-0.6 mm

dengan kerapatan Kristal yang sudah memenuhi. Hasil dari masakan C adalah stroop C, gula

C, dan einwurf C (babonan C)

3). Masakan A

Masakan A dibedakan menjadi dua, yaitu A dan A². Bahan pada masakan A² adalah nira kental

dan einwurf C. Proses ini diawali dengan penarikan nira kental sejumlah 200 HL kemudian

bahan diuapkan sampai pada tahap pembesaran Kristal dan kepekatannya dapat dilihat

dengan benangan kurang lebih 2.5 - 3 cm. Tarik einwurf C secukupnya. Selanjutnya dituakan

hingga ukuran Kristal besar dan merata dengan menambahkan nira kental hingga mencapai

400HL. Ukuran Kristal hasil masakan A adalah 0.9 – 1.2 mm dengan HK 75-78. Hasil dari

masakan A adalah klare SHS ( gula produk )

g. Stasiun Putaran

Fungsi utama stasiun putaran adalah memisahkan Kristal gula dari larutan induknya

(stroop). Campuran ini dipisahkan dengan pemanfaatan gaya sentrifugal. Pada stasiun putaran ini

terdapat lima putaran untuk putaran A, dan ada 13 putaran untuk putaran C dan D. Pembagian

ketiga belas (13) putaran tersebut adalah putaran 1-4 untuk putaran C, 5-9 untuk putaran D2, dan

10-13 untuk putaran D. Pada proses putaran ini, digunakan dua jenis alat putaran yaitu :

1). Putaran kontinyu

Prinsip putaran kontinyu adalah alat berputar secara terus menerus tanpa berhenti untuk

memasukkan stroop atau mengeluarkan kristal gula. Merupakan alatpemisah antara stroop

dengan kristal gula pada masakan C dan D. Hasil yang diperoleh adalah kristal gula C dan D

yang kemudian dijadikan babonan untuk diproses pada stasiun masakn.

2). Putaran diskontinyu

Prinsippada putaran secara diskontinyu adalah alat tidak berputar secara terus meneus, artinya

ada waktu untuk memasukkan stroop ke putaran atau mengeluarkan kristal gula dari putaran.

50

Page 52: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Merupakan latpemisah antara stroop dengan kristal gula pada masakan A hasil yang diperoleh

adalah gula produk (gula kristal putih) dengan hasil samping stroop A dan klare SHS.

Proses putaran

1) Putaran D

Putaran d dibagi menjadi dua, yaitu putaran D dan D2. putaran gula D diawali dengan

memasukkan hasil masakn D dari palung pendingin. Jenis putaran yang digunakan adalah tipe

BMA dengan putaran yang kontinyu dan kecepatan maksimum 1000 rpm. Putaran ini

menghasilkan magma D dan tetes. Tetes akan dialirkan ke timbangan tetes dan ditampung di

bak tetes. Magma D yang dihasilkan digunakan untuk bahan dasar putarand2 yang

dimasukkan dengan bantuan pompa. Putaran d2 akan menghasilkan gula D dan klare D. Gula

D digunakan untuk babonan D pada masakn C, sedangkan klare D digunakan pada masakan

C.

2) Putaran C

Hasil dari masakan C pada palung pendingin dimasukkan ke distributor mixer kemudian

diumpankan ke alat pemutar secara kontinyu. Alat pemutar yang digunakan adalah tipe BMA

dengan kecepatan maksimum 1000rpm. Dalam proses ini dilakukan pemisahan antara stroop

C dan gula C. Gula C digunakan sebagai bibit pada masakan A sedangakn stroop C dialirkan

sebagai umpan pada masakan D.

3) Putaran A

Hasil masakan A diumpankan pada putaran diskontinyu yang terdiri dari dua tipe alat yaitu :

Putaran WS (Amerika)

Putaran ini berjumlah empat buah dengan cara kerja yang otomatis. Kecepatan putaran

maksimum oada putaran jenis ini adalah 1000 rpm. Proses yang terjadi pertama adalah

penyiraman air untukmembersihkan sisa stroop yang elah turun sebelumnya. Air yang

digunakan untuk membersihkan adalah air kondensat yang berasalari stasiun penguapan.

Setelah itu alat berputar dan dilanjutkan dengan pengisian hasil masakn A dari distributor

ke dalam putaran. Selanjutnya terjadi pemutarn dan penyiraman air.

51

Page 53: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Kapasitas bahan yang diumpankan adalah 1200 kg/putaran dengan hasil akhir berupa gula

SHS adalah sebesar 600 kg/putaran. Bagan proses produksi gula kristal putih (GKP) di PG

kebon Agung dapat dilihat pada lampiran 9.

Putaran broadbent (Inggris)

Putaran ini berjumlah satu buah dengan kecepatan kerja maksimum 1200 rpm. Prinsip

kerja pada putaran tipe ini sama dengan putaran tipe pertama. Bedanya pada putaran jenis

ini ditambahkan uap untuk mempercepat proses pengeringan. Hasil yang didapat juga

sama dengan putaran jenis pertama. Kapasitas bahan yang diumpamakan lebih besar, yaitu

1800 kg/putaran dengan hasil berupa gula SHS sebesar 900 kg/ putaran.

h. Stasiun Pengemasan

Gula produk disimpan di silo gula berkpasitas 9000 kuintal dengan suhu 40°C sebelum

dibungkus pada packer. Fungsi dari packer adalah membagi gula produk dari silo untuk

dibungkus karung. Alat ini dipasang pada ujung bawah silo gula. Cara kerja alat ini adalah karung

yang dilapisi plastik dijepit oleh alat dan secar otomatis alat akan mengeluarkan gula sebanyak 50

kg ke dalam karung tersebut. Suhu gula dalam karung adalah 30-35°C. Plastik kedap udara yang

dilapisi di dalam karung berfungsi untuk menghindari uap air yang masuk karung yang

menyebabkan kadar gula naik dan gula akan menjadi lumer sehingga organisme akan tumbuh.

Gula yang telah dibungkus kemudian ditimbang pada timbangan digital untuk memreiksa

apakah berat gula sudah sesuai yaitu berat bruto 50.2 kg, berat tara 0.2 kg, dan berat netto 50 kg.

Gula dari timbangan menuju ke mesin jahit untuk dilakukan penjahitan karung. Selanjutnya gula

dibawa oleh belt conveyor menuju gudang gula. Gula diproduksi adalah 300-500 kuintal per jam.

Spesifikasi alat dan mesin pengolahan gula pada PG Kebon Agung dilihat pada lampiran 10.

Stasiun Boiler (ketel)

Stasiun ketel merupakan salah satu utilitas di PG. Kebon Agung. Pada stasiun ini

dihasilkan uap yang berasal dari proses pembakaran ampas didalamn boiler. Ampas yang

digunakan merupakan hasil samping dari stasiun gilingan yang dibawa oleh konveyor menuju

dapur melalui corong yang berjumlah enam. Amapas yang digunakan harus benar-benar kering

52

Page 54: Kkp Abid Perub Struktur Cip

agar mendapatkan nilai kalor yang besar. Nilai kalor rata-rata ampas adalah 1400 kkal/g jika

nilai kalor ampas kurang memenuhi maka ditambahkan residu ini membutuhakan biaya yang

besar dan mengakibatkan asap hasil pembakaran berwarna hitam

Jenis ketel yang digunakan adalah ketel piapa air, yaitu air berada dalam pipa sedangkan

diluar pipa adala api (panas). Air yang digunakan adalah air kondensat yang berasal dari stasiun

penguapan. Air kondensat ini terlebih dahulu ditampung di dalam tangki 1000 9tangki yang

bervolume 1000 m3). Kapasitas air yang dibutuhkan untuk ketel adalah 180 ton/ jam. Jika air

kondensat tidak mencukupi maka ditambahkan air sungai yang telah dimurnikan terlebih dahulu.

Di pabrik gula kebon agung digunakan dua jenis ketel, yaitu Stork (I dan II) dan Yoshimine (I dan

II). Stork I dan II berkapaitas 3o ton/jam sedangakan Yoshimine berkapsitas 80 ton/jam yosimine

II berkapsitas 120 ton/jam.

Gula yang telah jadi dan telah berwujud dalam bentuk butiran kemudian dikeringkan di talang

goyang dan juga diberikan hembusan uap kering. Produk gula setelah mengalami proses

pengeringan dalam talang goyang, ditampung terlebih dahulu ke dalam sugar bin, selanjutnya

dilakukan pengemasan atau pengepakan. Berat gula dalam pengemasan di PG. Kebon Agung per

sak plastiknya 50 kg. Setelah itu gula yang berada di sak plastik tidak boleh langsung dijahit,

harus dibuka dulu supaya temperatur gula dalam sak plastik mengalami penurunan

suhu/temperatur. Suhu gula dalam karung tidak boleh lebih dari 30 oC/suhu kamar, setelah gula

dalam plastik dinyatakan dingin maka boleh dijahit. Jika gula dalam sak plastik dalam keadaan

panas dijahit maka berakibat penurunan kualitas gula.

53

Page 55: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Gambar. Pengemasan

4.2.5 Pelelangan (Pemasaran)

Tebu yang sudah digiling di PG Kebon Agung akan menghasilkan gula kristal. Gula ini

akan dibawa ke gudang untuk disimpan sebelum diikutkan pada pelelangan gula. Kantor direksi

menyediakan tempat untuk pelelangan gula serta mengundang para investor yang ingin membeli

gula. Lelang gula ini dilakukan tiap minggu sekali. PG Kebon Agung memeberikan kebebasan

kepada petani untuk mengambil 66% gulanya atau menitipkannya kepada PG untuk dilelang.

Apabila petani menitipkan gulanya untuk dilelang maka PG Kebon Agung akan melelangkan 90%

gulanya sedangkan 10% nya akan diberikan kepada petani dalam bentuk gula.

Dalam sistem pelelangannya PG Kebon Agung tidak menerapakan dana talangan ke petani

seperti kebanyakan pabrik gula yang lain. Dana talangan yaitu harga yang diberikan kepada petani

dimuka sebelum pelelangan dimulai. Dana talangan ini bisa dikatakan seperti sistem ijon. Petani

yang akan melelangkan gulanya sudah dipatok harga terlebih dahulu dan mereka tidak

mendapatkan harga yang terbentuk pada saat lelang gula. Besarnya dana talangan yang diterima

petani tebu sebesar Rp 6330 per kuintal. Apabila harga yang terjadi pada saat lelang berada di atas

dana talangan maka petani tidak akan dapat menikmati selisih harga yang terjadi. Untuk PG

Kebon Agung petani tidak mendapatkan dana talangan tetapi mereka akan mendapatkan harga

yang terjadi pada saat lelang. Ini berarti untung maupun rugi akan ditanggung bersama-sama

antara petani dengan PG.

54

Page 56: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Lelang pertama pada musim giling 2010 dilakukan pada tanggal 5 Mei 2010 dihadiri oleh

beberapa investor, perwakilan perusahan, perwakilan petani dan beberapa petani yang ingin

mengetahui harga jual gula. Untuk mendapatkan undangan sebagai investor, diharuskan

menyetorkan uang sebesar Rp. 100 juta pada rekening direksi sebagai deposit. Uang tersebut akan

dikembalikan, apabila investor tersebut tidak menjadi penawar tertinggi dalam suatu pelelangan

gula. Frekuensi pelelangan gula sangat bergantung dari stok gula yang ada di gudang PG. Kebon

Agung. Awal sebelum lelang dimulai, perwakilan dari masing-masing APTR (Asosiasi Petani

Tebu Rakyat) melakukan pertemuan untuk menentukan Harga Penawaran Sementara (HPS). HPS

ini digunakan untuk pembukaan harga gula awal saat proses lelang terhadap investor. Dalam satu

hari lelang terdiri dari dua tahap, yaitu tahap awal digunakan untuk mencari tiga investor yang

memberikan penawaran tertinggi kemudian dilakukan proses lelang dilakukan kembali untuk

mendapatkan satu investor dengan penawaran tertinggi. Lelang yang telah dilaksanakan dapat

batal, apabila di awal pembukaan lelang gula tidak ada investor yang menawar lebih tinggi dari

HPS yang telah ditentukan oleh APTR. Harga gula dengan penawaran tertinggi tahun 2010 pada

tanggal ………….? sebesar Rp …./kg.?

Setelah harga lelang tercapai, investor dengan penawaran tertinggi mentransfer sejumlah

uang tersebut pada rekening PG. Kebon Agung. PG akan membayarkan kepada petani sesuai

dengan harga jual pada saat pelelangan. Pembayaran hasil lelang gula (Pembayaran DO) ini hanya

diberikan kepada para petani yang mengikutkan gulanya pada pelelangan di PG. Kebon Agung.

Petani akan mendapatkan pendapatan bersih setelah pembayaran DO tersebut dipotong

pinjaman (permodalan, pembajakan, pembibitan, pemupukan) yang dilakukan petani di awal

musim tanam. Berikut data hasil pelelangan PG. Kebon Agung selama bulan Mei sampai awal

bulan Agustus.

Waktu Pelelangan Gula Harga/Kg

55

Page 57: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Minggu ke-2 Mei 2010 8410

Minggu ke-3 Mei 2011 8185

Minggu ke-4 Mei 2012 8050

Minggu ke-1 Juni 2010 7800

Minggu ke-2 Juni 2011 7355

Minggu ke-3 Juni 2012 7450

Minggu ke-4 Juni 2010 7720

Minggu ke-1 Juli 2010 9100

Minggu ke-2 Juli 2010 9138

Minggu ke-3 Juli 2010 8925

Minggu ke-4 Juli 2010 8775

Minggu ke-1 Agustus 2010 8625

Tabel :Data Pelelangan Gula di PG. Kebon Agung

4.2.1. Klasifikasi tenaga Kerja

Pada perusahaan PT. PG Kebonagung ini pekerja di bagi menjadi beberapa kelompok

kerja. Pengklasifikasian inn dimaksudkan untuk mempermudah dan memperjelas tugas yang

harus dilakukan oleh masing – masing tenaga kerja agar sesuai dengan job description (uraian

kerja) yang berada pada perusahaan. Berikut ini klasifikasi tenaga kerja di PG. KebonAgung :

a. Tenaga Kerja Tetap

56

Page 58: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Pekerja tetap merupakan pekerja yang sifat hubungan kerjanya dengan perusahaan

memiliki batas waktu yang telah ditentukan yaitu bekerja sampai usia 55 tahun. Tenaga

kerja tetap ini wajib hadir setiap hari kerja dan melaksanakan tugas dan wewenangnya

baik pada masa giling maupun pada waktu luar masa giling, kecuali bila berhalangan

dengan alasan yang sah sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Tenaga Kerja Tidak Tetap

Tenaga kerja tidak tetap adalah pekerja yang sifat hubungan kerjanya untuk jangka waktu

tertentu dan dibayar secara harian, bulanan, atau borongan sesuai dengan kesepakatan.

Tenaga kerja tidak tetap di PG. Kebon Agung dibagi menjadi 3, yaitu:

1) Tenaga Kerja Tidak Tetap Musiman, terdiri atas 3 bagian, yaitu :

a) Tenaga Kerja Tidak Tetap Musiman (Borongan) Tanaman

Tenaga Kerja Tidak Tetap Musiman (Borongan) Tanaman adalah pekerja yang melakukan

pekerjaan – pekerjaan untuk permulaan pembukaan tanah, persiapan tanam dan

pemeliharaan tebu sampai siap tebang dengan mendapat upah secara bulanan, harian

ataupun borongan.

b) Tenaga Kerja Tidak Tetap Musiman (Borongan) Tebangan

Yang dimaksud dengan Tenaga Kerja Tidak Tetap Musiman (Borongan) Tebangan adalah

pekerja yang melaksanakan pekerjaan untuk persiapan tebang sampai tebu diangkat diatas

alat pengangkut dengan upah secara bulanan, harian ataupun borongan.

c) Tenaga Kerja Tidak Tetap Musiman Lain – Lain

Yang dimaksud dengan Tenaga Kerja Tidak Tetap Musiman Lain – Lain adalah pekerja

yang bekerja di sekitar emplasemen yang tidak mempunyai hubungan lansung dengan

penggilingan tebu yang meliputi pembersih rapak atau tebu antara timbangan dengan

gilingan, penjaga emplasemen, tenaga administrasi untuk kepentingan TRI, yaitu

pekerjaan dalam pabrik yang meliputi borongan angkut gula, sortir karung, mengebal

ampas dan pekerjaan mengangkut bahan bakar dengan upah secara bulanan, harian

ataupun borongan.

2) Tenaga Kerja Kampanye

57

Page 59: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Yang dimaksud tenaga kerja kampanye adalah pekerja yang melakukan pekerjaan – pekerjaan

dari permulaaan tebu diangkut melaui timbangan sampai ke gilingan, pekerja – pekerja

disekitar emplasemen dan dalam pekerjaan ini ada hubungannya secara langsung dengan

pabrik dan upah secara bulanan, harian ataupun borongan. Jumlah tenaga kerja kampanye

sampai bulan Agustus 2010 ini berjumlah…….

3) Tenaga Kerja Borongan Lain – lain.

Yang dimaksud dengan Tenaga Kerja Borongan Lain – lain. Adalah pekerja yang melakukan

pekerjaan yang bersifat borongan denngan dasar upah borongan lain – lain untuk prestasi

normal dalam 7 jam sehari dan terdaftar di perusahaan.

4.2.2. Waktu Kerja dan Kegiatan Proses Produksi

Perencanaan tenaga kerja juga menyangkut kegiatan perencanaan waktu kerja yang

dilakukan tenaga kerja itu sendiri. Kegiatan penggerakan tenaga kerja yang dilakukan perusahaan

dapat berjalan baik, dimana penetapan jam kerja bagi karyawan menjadi efektif untuk memotivasi

karyaawan agar bekerja secar disiplin.

Kegiatan pada masa giling 2010 dimulai pada bulan Juni sampai akhir bulan desember,

dimana perusahaan bekerja secara kontinyu atau selama 24jam/haari sampai tidak terdapat lagi

tebu yang digiling. Pelaksanaan jam kerja diatur dengan membagi tenaga kerja menjadi tiga

kelompok/ shift, yaitu kelompok A, B dan C. Masing- masing shiftf bekerja bergantuiann selama

7 hari, baik pagi, siang maupun malam, yaitu :

Shift pagi : 05.00 – 13.00

Shift siang : 13.00-21.00

Shift malam : 21.00-05.00

Kegiatan luar masa giling berlangsung antara bulan januari sampai bulan Mei di mana

kegiatan produksi tidak berlangsung. Pada masa kegiatan ini perusahaan hanya berpusat, idak ada

pembagian kerja, sehingga seluruh pekerja bekerja pada:

Hari senin-kamis : 07.00-14.30 WIB (jam Istirahat 11.30 – 12.30 WIB)

Hari jum’at : 07.00-11.00 WIB (jam Istirahat 12.30 – 13.00 WIB)58

Page 60: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Hari sabtu : 07.30 -12.30

Pekerjaan yang dilakukan diluaar kerja dan di haari libur dinyatakan sebagai jam kerja lembur

untuk semua karyawan. Kerja lembur tersebut dilaksanakan berdasarkan surat perintah kerja

elembur yang dibuat oleh pihak yang berwenang.

4.2.3. Penilaian Dan Pembinaan Tenaga Kerja

Pabrik Gula Kebonagung memiliki prinsip bahwa setiap tenaga kerja berhak diberi

kesempatan yang sama unutk mendapatkan pembinaan keahlian dan keterampilan untuk

memajukkan keahlian tenaga kerja secara rutin melakukan pembinaan tenaga kerja dengan

melakukan pelatihan – pelatihan, dimana dalam hal inin perusahaan melakukan kerjasama dengan

balai penelitian gula (BPG).

Untuk meningkatkan motivasi dari tenaga kerja maka PG. Kebonagung melakukan

penilaian terhadap tenaga kerja dengan kompensasi promosi jabatan bagio tenaga kerja berprestasi.

Faktor – faaktor yang meliputi kriteria dalam mempertimbangkan kenaikkan jabatan dalah sebagai

berikut :

1) Prestasi, yaitu hasil kerja selama masa penilaian serta pada saat diusulkan tenaga kerja

tersebut berprestasi baik.

2) Potensi yaitu kemungkinan untuk diberi tugas dan tanggungjawab yang lebih besar.

3) Kompetensi, yaitu mencakup pengetahuan, keterampilan serta sikap dan perilaku yang

dipersyaratkan dalam jabatan.

4) Tersedia formasi dalam jabatan/pangkat yang lebih tinggi.

4.2.4. Pemutusan Hubungan Kerja

Pabrik Gula Kebonagung dapat melakukan pemutusan hubungan kerja sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Pemutusan hubungan kerja dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1) Meninggal dunia

2) Berakhirnya masa kerja sesuai dalam perjanjian kerja.

3) Sakit yang berkepanjangan lebih dari 12 bulan.59

Page 61: Kkp Abid Perub Struktur Cip

4) Tenaga kerja tidak mempunyai kemampuan yang cukup untuk bekerja (medically Unfit)

yang dinyatakan dengan surat keterangan dokter.

Sampai saat ini, jika tenaga kerja yang bekerja di PG. Kebonagung masih layak

dipekerjakkan maka akan terus dipekerjakan sampai menjelang masa pensiun.

4.2.5. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan kepentingan bersama. Oleh karema itu,

karyawan dan pimpinan wajib mentaati petunjuk keselamatan kerja serta menjaga kebersihan

lingkungan tempat kerja untuk mencegah timbulnya kecelakaan kerja. Pihak PG. Kebon Agung

menjamin kesehatan pekerja dengan memberikan susu pada saat dinas dan memberikann fasilitas –

fasilitas antara lain :

a. Perlindungan Keselamatan Kerja

1. Penerapan lampu yang cukup dan memasang penangkal petir pada bagian bangunan

yang tinggi.

2. Menyediakan perlengkapan kerja dan alat pelinduung diri seperti masker, sarung

tangan, sepatu karet, helm pengaman, kacamata las.

3. Letak peralatan kerja diatur sedemikian rupa sehingga pekerja merasa aman dan

nyaman dalam melakukan pekerjaannya.

b. Kesejahteraan Karyawan

1. Mendirikan poliklinik, sarana olahraga dan kesenian.

2. Pemberian tunjangan dan santunan sosial.

4.2.6. Kompensasi

Kompensasi karyawan adalah setiap bentuk pembayaran atau immbalan yang diberikan

kepada karyawan dan timbul daari yang dikerjakan karyawan itu. Adanya kompensasi ini sebagai

wujud penghargaan perusahaan atas kinerja karyawan. Pemberian kompensasi yang adil dan benar

akan memberikan motivasi serta kepuasan bagi para karyawan . bila kepuasan karyawan inii

60

Page 62: Kkp Abid Perub Struktur Cip

terwujud maka timbul sikap – sikap positif dari karyawan yang dapat diindikasi dari naiknya

produktifitas aatau prestasi kerja karyawan.

Pabrik gula kebon agung malang adalah perusahaan yang peduli terhadap karyawannya.

Hali ini disebabkan karena pihak manjemen pabrik gula keboon agung beranggapan bahwa

kompensasi menjadi salah satu motivator karyawan agar mampu bekerja dengan baik.

Kompensasi yang diberikan oleh PG. Kebon Agung sebagai wujud kepedulian dan kewajiban

perusahaan berupa kompensasi finansial dan kompensasi non finansial.

1. Kompensasi Finansial

a. Dasar Pemberian Upah Tenaga Kerja

Pemberian upah kepada tenega kerja di PG. Kebon Agung diberikan berdasarkan

beberapa dasar pertimbangan, yaitu :

Upah dapat memenuhi kebutuhan hidup pekerja untuk dapat hidup secara layak .

Adanya premi yang diberikan kepada pekerja dapat memberikan motivasi kerja.

Penghargaan atau kenaikan upah bagi tenaga kerja yang berprestasi dalam kerja.

Kemampuan perusahaan untuk membayar tenaga kerja.

Tingkat upah yang berlaku dalam hal ini disesuaikan dengan nilai Upah Minimum

Regional yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.

b. Sistem Upah

Di PG. Kebon Agung Malang ini menganut sistem upah premi, yaitu sistem upah

gabungan dari sistem upah berdasarkan waktu dan berdasarkan borongan. Hal ini

dikarenakan kecepata kerja ditentukan oleh mesin sehingga standar pelaksanaan pekerjaan

sulit ditentukan. Selain upaha dasar, pekerja juga mendapat premi khusus jika bekerja pada

saat – saat tertentu, misalnya saat lembur.

Sistem pengupahan keryawan yang diberikan oleh PG. Kebon Agung Malang

didasarkan atas Surat Keputusan Menteri Pertanian dan Surat Keputusan Bersama (SKB)

antara Menteri Pertanian dengan Menteri Tenaga Kerja beserta peraturan – peraturan

penyempurnaannya. Ketentuan mengenai besaarnya upah sesuai dengan kesepakatan

bersama antara Direksi PT. Kebon Agung dengan Pengurus Unit Kerja Serikat Pekerja

Pertanian dan Perkebunan-Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia PG. Kebon Agung

(PUK SPPP-FSPSI PG KBA)61

Page 63: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Sistem upah yang ada di PG. Kebon Agung bersifat transparan, di mana dapat

terlihat adanya skala upah berdasarkan golongan. Oleh karena bersifat transparan maka

antara pihak pimpinan dengan tenaga kerja tidak ada perasaan curiga bahwa mereka akan

dicurangi.

c. Perincian Upah Tenaga Kerja

Perusahaan memberikan kompensasi/imbalan jasa atas hasil kerja pekerjaan

denagn maksud untuk meningkatkan motivasi, prestasi, dan kepuasan kerja para

pekerjanya sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja. PG. Kebon Agung

memberikan upah tenaga kerja berdasarkan pada skala upah sesuai dengan golongannya,

yaitu golongan I sampai VIII. Menurut Ruky (2001), skala upah adalah rangkaian hirarki

angka – angka patokan upah yang berurutan untuk setiap jabatan atau pekerjaan yang

berurutan dari yang terendah sampai yang tertinggi.

Bagi Pabrik Gula Kebon Agung, penentuan skala upah ini berdasarkan pada faktor

yang dianggap vital yaitu berdasarkan pada harga gula saat itu. Apabila harga gula naik

maka besaarnyanilai upah pokok pada skala upah akan naik. Akan tetapi apabila harga

gula turun maka besarnya nilai upah pokok pada skala upah tetap atau tidak mengalami

penurunan.

Adapun komponen upah yang diterima oleh tenaga kerja tetap adalah :

a. Pendapatan

Pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja tetap PG Kebon Agung ditetapkan

berdasarkan golongan dalam skala upah yang ada di perusahaan. Semakin tinggi golongan

maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh.

b. Tunjangn Jabatan

Tunjangan yang diberikan pada semua tenaga kerja sebesar 20% dari upah per bulan. Hal

ini tentu saja memberi keuntungan bagi sebagian besar pekerja.

c. Premi Kerja Berat

62

Page 64: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Nilai premi yang diberikan kepada tenaga kerja sebesar 7,5% dari upah per bulan dan

diberikan kepada semua tenaga kerja tetap yang tersebar di semua bagian. Perusahaan

memiliki maksud dan tujuan untuk meningkatkan produktifitas kerjanya. Namun

pemberian ini akan lebih efisien jika diberikan kepada tenaga kerja yang memang

pekerjaannya mengandung resiko yang cukup tinggi dan rawan kecelakaan.

d. Uang Cuti

Nilai uang cuti ini diberikan kepada semua tenaga kerja sebesar 40% dari upah per bulan

dan diberikan pada akhir masa giling, bukan pada setiap bulan, dengan total uang cuti

yang diperoleh sebesar lamanya masa giling berjalan.

e. Upah Kerja Lembur

Upah ini diberikan pada tenaga kerja tetap yang bekerja di luar jam kerja dan pada hari

libur berdasarkan surat perintah lembur yang dibuat oleh atasan yang berwenang.

Jika suatu pekerjaan tidak selesai sesuia waktu yang dijadwal maka perusahaan

mempunyai kebijakan untuk melakukan kerja lembur pada tenaga kerja yang bersangkutan dan

mereka akan mendapat upah yang dibayar bersamaan dengan upah yang diterima tiap bulannya.

Biasanya kerja lembur ini terjadi di bagian produksi. Perhitungan upah lembur tenaga kerja tetap

adalah sebagai berikut :

Rumus : ¿1

173x100 % xupah per bulan

Secara terperinci, pelaksanaan lembur dan perhitungan jam lembur dijelaskan sebagai berikut :

Pelaksanaan Lembur

1. Lembur teratur, yaitu lembura yang diadakan karena sifat pekerjaanya

membutuhkan lebih dari jam kerja yang berlaku dan bersifat tetap dengan dilakukan

secara beregu/shift 8 jam per hari.

2. Lembur Insidentik, yaitu lembur yang diadakan karena pekerjaannya perlu segera

diselesaikan dalam waktu tertentu, tetapi jam kerja yang berlaku tidak mencukupi.

63

Page 65: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Perhitungan jam Lembur beregu/shift

1. Regu pagi : lebih daari 7 jam sehari dan 40 jam seminggu

2. Regu Siang : lebih dari 6,5 jam sehari dan 37,5 jam seminggu

3. Regu Malam : lebih 6 jam sehari dan 35 jam seminggu

Kegiatan kerja lembur ini biasanya terjadi pada stasiun giling, stasiun putaran dan stasiun

ketel. Dengan adanya kegiatan ini, meskipun terjadi overlap dengan penambahan 1 jam kerja yang

telah disepakati bersama , maka yang pada awalnya tidak dapat selesai ternyata dapat

diselesaikan tepat waktu sehingga kemunduran jadwal tidak akan terjadi dan kegiatan perusahaan

dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2) Insentif Tenaga Kerja Tetap

Menurut Hariandja (2002) insentif diberikan sebagai bentuk pembayaran langsung

yang didasarkan atau dikaitkan langsung dengan kinerja dan gain sharing dan diartikan

sebagai pembagian keuntungan bagi pegawai akibat peningkatan produktifitas atau

penghematan biaya.

Ada 2 tipe insentif yang diberlakukan di Pabrik guls Kebon Agung yaitu Insentif Material

dan Insentif Non Material.

1. Insentif Material

Insentif ini dapat dikategorikan sebagai :

a. Insentif Dalam Bentuk Uang

Insentif dalam bentuk uang merupakan unsur – unsur balas jasa dimana nilai

rupiah langsung bagi karyawan individual dapat dengan mudah diketahui.

Bentuk tunjanggan yang diberikan PG. Kebon Agung adalah :

Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THR)

Kebutuhan hidup menjelang hari raya cenderung meningkat dan tunjangan

ini dimaksudkan sebagai hiburan bagi tenaga kerja dalam menikmati hari

raya keagamaan. Di PG. Kebon Agung ini pemberian THR didasarkan pada

Peraturan Menteri Tenaga Kerjayaitu sebesar satu bulann upah. Menurut

Ruky (2001), tunjangan ini diberikan berdasarkan kebiasaan dan bersifat

64

Page 66: Kkp Abid Perub Struktur Cip

normatif,yang arrtinya bahwadalammemberikan tunjangan ini perusahaan

tidak boleh mengaitkan dengan prestasi individu ataupun produktifitas dan

kinerja perusahaan.

Tunjangan Sewa Rumah sertaTunjangan Listrik, air dan bahan bakar.

Tenaga kerja yang tidak menempati rumah dinas diberikan tunjangan sewa

rumah serta tunjangan listrik, air dan bahan bakar. Besarnya tunjangan ini

ditetapkan berdasarkan Surat Menteri Pertanian No. KU

440/367/Mentan/X1995 tanggal 9 Oktober 1995beserta ketentuan

penyempurnaannya seperti pada tabel 6.

Nilai tunjangan di atas bisa dikatakan maasih sangat terlalu kecil karena

biaya…..

Tunjangan Kematian

Setiap tenaga kerja mendapatsantunan kematian ddengan ketentuan sebagai berikut :

Tenaga kerja tetap yang meninggal dunia diberikan bantuan biaya pemakaman sebesar

satu bulan upah atau minimalRp. 1.000.000,- uang duka sebesar tiga bulan upah, upah

pada bulan yang sedang berjalan, sokongan sebesar tiga bulan upah dan uang jasa yang

besaarnya menurut masa aktif kerja serta gula 30 kg.

Keluarga tertanggung yang meninggal dunia, bantuan biaya pemakaman sebesar Rp.

1.000.000,-.

Jika tenaga kerja yang meninggal dunia karena menjalankan tugasnya maka kepada ahli

warisnya diberikan dua kali bantuan biaya pemakaman, dua kali uang duka dan dua kali

uang jasa.

b. Uang JAsa Akhir Masa Jabatan

Tenaga kerja tetap yang berhenti dengan hormat dari perusahaan dengan masa

kerja sekurang kurangnya 15 tahun, meninggal dunia, cacat atau gugur dalam menjalankan

tugas perusahaan akan mendapatkan Uang Jasa Akhir Masa Jabatan atau yang sering dikenal

dengan sebutan UAng Pensiun.

Besarnya UJAM ditentukan dengan rumus :

65

Page 67: Kkp Abid Perub Struktur Cip

UJAM = FJ x U x 120%

= 2,5% x Masa Kerja x Upah

Keterangan : UJAM = Uang Jasa Akhir Masa Jabatan

FJ = Faktor Jasa masa kerja x 2,5%

U = Upah yang terdiri dari upah pokok + Tunjangan

UJAM diberikan ssebagai tanda penghormatan atas jerih payah yang telah

dilakukan oleh tenaga kerja. Setiap tenaga kerja mempunyai nilai UJAM yang berbeda sesuai

dengan lama kerjanya dan banyaknya upah yang diterima saat tenaga kerja tersebut aktif

bekerja.

Insentif Dalam bentuk Jaminan

Insentif ini diberikan secara kolektif tanpa unsur kompetitif dan seluruh karyawan

mendaptkannya secara otomatis dan merata.

Bentuk insentif jaminan yang diberikan PG. Kebon Agung adalah sebagai berikut :

a. Pembebasan dari Kewajiban Bekerja

- Tenaga kerja yang telah bekerja selama satu minggu berhak atas istirahat minnguan

selama satu haari yang biasanya dilaksanakan pada hari minggu.

- Setiap tenaga kerja berhak atas libur resmi yang ditetapkan oleh pemerintah

- Tenaga kerja yang telah bekerja terus menerus selama satu tahun berhak atas cuti

tahunan selama 12 hari kerja yang harus dijalani secara fisik karena tidak dapat

diuangkan.

- Tenaga kerja wanita berhak cuti selama satu bulan sebelum melahirkan dan dua bulan

setelah melahirkan. Selain itu, tenaga kerja wanita yang mengalami keguguran bukan

karena disengaja maka diberikan cuti sesuai denga keterangan dokter serta juga wajib

tidak bekerja pada hari pertama dan kedua sewaktu haid dengan menyampaikan surat

keterangan dari poloklinik.

- Teanaga kerja diberikan ijin untuk tidak masuk bekerja dengan tetap menerima upah

untuk keperluan perkawinan, melahirkan, menyunatkan, meninggalnya kerabat,

wisuda dan kepentingan lain yang dapat diterima oleh perusahaan.

66

Page 68: Kkp Abid Perub Struktur Cip

b. Santunan Sosial

- Tenaga kerja tetap diberikan pakaian kerja berupa pakaian jadi sebanyak dua stel

setiap tahun.

- Tenaga kerja tetap mendapatkan gula icip – icip setiap musim giling sebanyak 8 kg

untuk setiap bulan giling atau berdasarkan jasa produksinya.

- Bagi tenaga kerja yang dipindah tugaskan ke tempat lain maka juga diberi bantuan

biaya pindah yang meliputi transportasi dan angkutan barang.

c. Perawatan Kesehatan dan pengobatan

- Kepada tenaga kerja tetap dan keluarga yang sakit, melairkan atau keguguran

diberikan perawatan dan pengobatan oloeh dokter perusahaan.

- Jika tenaga kerja tetap dan keluarga membutuhkan perawatan atau pengobatan di

rumah sakit maka perawatan dan pengobatan tersebut dilakukan di Rumah Sakit

Umum (RSU) di kelas II dan biayanya ditanggung perusahaan.

- Biaya bersalin tenaga kerja wanita dan istri para tenaga kerja menjadi beban

perusahaan.

- Jika tenaga kerja tetap memerlukan perawatan gigi menurut pertimbangan dokter

perusahaan maka biaya tersebut ditanggung oleh perusahaan.

- Pemeriksaan dan Perawatan mata dilakukan di RSU pemerintah serta kacamata untuk

tenaga kerja tetap diberikan berdasarkan pendapat dokter perusahaan.

d. Jaminan Sosial

Setiap teanaga kerja tetap diikutssertakan dalam program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(JAMSOSTEK) yang meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian

(JK) dan Jaminan Hari Tua (JHT). Sudah seharusnya tenaga kerja diikutsertakan dalam

program JAMSOSTEK karena jenis pekerjaan pada pabrik gula banyak yang

mengandun g resiko terjadi kecelakaan sehingga tenaga kerja akan merasa lebih

dilindungi saat melakukan pekerjaannya.

2. Insentif Non Material

Insentif Non Material ini diberikan dalam bentuk :

Pemberian Promosi Jabatan

67

Page 69: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Pemberian Promosi jabatan di PG. Kebon Agung dilakukan dengan dasar keuletan,

ketekunan dan keterampilan atas pekerjaan yang sedang dia jalani serta dedikasinya

terhadap perusahaan yang ikut turut serta dalam memajukkan perusahan dan juga

berdasar lam masa kerja keaktifan dalam bekerja.

Pengadaan Fasilitas Olahraga, Seni dan Pengadaa Koperasi Karyawan

Kegiatan seni, koperasi dan olahraga memang perlu dilakukan sebagai sarana hiburan

setelah lelah dengan pekerjaan yang dilakukan tiap harinya. Selain itu diharapkan

pula akan terjalin keakraban antar tenaga kerja dengan adanya kegiatan ini.

Pengadaan Sarana Angkutan untuk Anak Sekolah

PG. Kebon Agung menyediakan fasilitas saran angkutan anak sekolah di tempat –

tempat dan waktu tertentu yang digunakan bersama pada waktu pagi dan pulang

sekolah. Dengan adanya fasilitas ini , para tenaga kerja dapat menghemat uang saku

anaknya karena tenaga kerja tidak perlu lagi mengeluarkan uang untuk transportasi.

Fasilitas ini juga digunakan untuk mengantar dan menjemput para tenaga kerja yang

rumahnya berda jauh dari lokasi pabrik.

3. Upah tenaga kerja tidak tetap

a. Upah tenaga kerja Kampanye dan musiman

Upah tenaga kerja tidak tetap juga didasarkan atas nilai Upah Minimum Regional

untuk daerah Kabupaten Malang yaitu sebesar Rp. 875.675 . Pada tenaga kerja tidak

tetap jenis kampanya dan musiman juga terdapat penggolongan kerja sesuai dengan

skala upah yang ada. penerapan seorang tenaga kerja pada suatu golongan ditetapkan

berdasarkan pendidikan, pengalaman, kemampuan dan keahlian.

Pada tenaga kerja ini juga terdapat tenaga kerja lembur yang ketentuannya sama

dengan kerja lembur pada tenaga kerja tetap. Rumus perhitungan upah lembur perjam

adalah

Rumus =1

173x100 % xUpah per bulan

b. Upah Tenaga Kerja Borongan dan Honorer

68

Page 70: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Sistem pengupahan tenaga kerja borongan dan honorer didasarkan atas

kesempatan kerja yang diklakukan sesuai dengan satuan hasil pekerjaan yang

disepakati dan dapat berpedoman pada UMR yang berlaku yaitu Rp. 576.675,-. Nilai

inilah yang biasanya dijadikan patokan dalm menetapkan upah tenaga kerja borongan

dan honorer. Hal ini dimaksudkan untuk menekan biaya tenaga kerja dan tidak

merepotkan pimpinan dalam menetapkan upah baru bagi tenaga kerja ini.

Berdasarkan kesepakatan bersama maka telah ditetapkan upah tenaga kerja harian

yang diterrima oleh tenaga kerja ini yaitu sebesar Rp. 26.675,- untuk tahun 2007 per

harinya. Tenaga kerja ini diupah menurut absensi mereka dan bukan berdasrkan atas

golongan serta tidak melakukan kerja lembur. Dengan menetapkan upah pada batas

UMR maka pihak perusahaan akan bebas dari tuduhan bahwa perusahaan hanya

memperbudak tenaga kerja dan tidak memperdulikan kesejahteraannya.

4. Insentif tenaga kerja Tidak tetap

a. Tenaga kerja kampanye

Insentif material dapat dikategorikan sebagai berikut :

Insentif dalam bentuk uang

Tenaga kerja berhak memperoleh tunjangan kematian, dengan ketentuan :

- Apabila tenaga kerja yang meninggal dunia dan masih dalam

ikatan kerja diberi bantuan pemakaman sebesar Rp. 1.000.000,-

uang duka sebesar tiga bulan upah dan upah pada bulan tersebut

dibayarkan serta mendapat gula 30 kg.

- Keluarga tenaga kerja yang meninggal dunia saat sumbangan

kematian sebesar Rp. 1.000.000,-.

- Tenaga kerja yang meninggal dunia saat menjalan tugasnya

diberikan bantuan yaitu dua kali biaya pemakaman dan dua kali

uang duka.

Insentif dalam bentuk Jaminan

- Pembebasan dari kewajiban bekerja dengan keterangan yang sah

seperti meninggalnya keluarga dekat, hari pernikahan tenaga kerja,

menyunatkan atau membaptiskan anak dan wisuda anak.

69

Page 71: Kkp Abid Perub Struktur Cip

- Pekerja diikutsertakan dalam JAMSOSTEK yang meliputi

program: Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), jaminan Kematian

(JK) dan Jaminan Hari Tua (JHT)

- Setiap tahun giling, tenaga kerja diberi pakaian dinas sebanyak

satu stel.

- Tenaga kerja berhak mendapat gula icip – icip sebanyak 8 kg

untuk tiap bulan giling yang berdasarkan jaasa produksi.

- Tenaga kerja dan keluarga berhak mendapat perawatan kesehatan

di poliklinik perusahaan.

Insentif ini diberikan kepada tenaga kerja kampanye karena

pekerja ini ditempatkan pada bagian proses produksi yang

memiliki resiko pekerjaan cukup tinggi dan rawan terjadi

kecelakaan.

b. Tenaga Kerja Musiman, Borongan dan Honorair

Insentif Material dapat dikategorikan sebagai berikut :

Insentif dalam bentuk Uang

Tunjangan kematian yang hanya diberikan kepada tenaga kerja yang

meninggal dunia dan masih dalam ikatan kerja yaitu sumbangan pemakaman

sebesar Rp 1.000.000,- dan uang duka sebesar dua bulan upah.

Insentif dalam bentuk jaminan

Tenaga kerja berhak mendapat perawatan kesehatan untuk diri sendiri di

poliklinik perusahaan selama dalam ikatan kerja.

Bentuk insentif yang diterima oleh tenaga kerja ini memang lebih sedikit daripada

tenaga kerja yang lain karena tenaga kerja ini sifatnya sementara dalam bekerja

dan pekerjaannya tidak mengandung resiko yang cukup tinggi.

70

Page 72: Kkp Abid Perub Struktur Cip

c. Kegiatan Selama KKP di PG Kebon Agung

Pelaksanaan kegiatan KKP dapat dilaksanakan sesuai dengan buku pedoman serta

peraturan yang telah ditetapkan oleh panitia KKP Jurusan Sosial Ekonomi yaitu pada tanggal 5

juli sampai 28 agustus. Karena KKP yang dilakukan cenderung membutuhkan kreatifitas kerja

serta tergantung oleh situasi yang terjadi saat pelaksanaan, maka kegiatan kerja dilakukan secara

tidak terjadwal. Kegiatan kerja dilakukan sesuai dengan kesanggupan petani menyediakan waktu

untuk bekerja sama, namun demikian dalam 1 hari rata-rata team KKP PG Kebon Agung bekerja

dalam 6 jam kerja.

Untuk tempat pelaksanaan kegiatan KKP, sesuai dengan yang telah di tetapkan

sebelumnya yaitu di Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang sebagai wilayah kerjanya. Karena

kegiatan berupa pencarian data serta kegiatan-kegiatan yang bertempat di lapang terbuka dan

bersifat mobile maka kegiatan ini dapat dikatakan tidak memiliki pusat daerah kegiatan walaupun

untuk mengkoordinasikan segala macam proses kegiatan dilakukan di kantor kecamatan atau

kantor desa. Lokasi kegiatan pencarian data ditentukan dengan keberadaan petani atau kelompok

tani yang telah dikenalkan atau di persiapkan sebelumnya dengan/oleh pembimbing lapang. Oleh

karena itu, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh kecamatan di Pakisaji menjadi lokasi sasaran

kegiatan KKP ini.

Pelaksanaan kegiatan proses pencarian data atau pembelajaran dan pemberdayaan yang

diakukan dalam KKP, dapat dilaksanakan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Baik target

dari Universitas Brawijaya yang telah dijadwalkan sebelumnya maupun target sesuai judul

laporan peserta KKP yang secara individu telah di tetapkan. Kegiatan pelaksanaan dan pencapaian

target keseluruhan kegiatan KKP ini dirasa cukup mudah untuk dipahami karena objek dari target

mudah ditemui serta proses pembelajaran yang mudah untuk dipahami. Materi demi materi

didapat berjalan sejalan dengan kegiatan-kegiatan yang ada di Kecamatan tersebut, sehingga dapat

secara mudah menangkap maksud, tujuan serta hasil yang diperoleh dari setiap kegiatan untuk

kemudian disesuaikan dengan materi yang pernah didapatkan sebelumnya.

Dari berbagai kegiatan yang dilakukan selama KKP, hasil yang dicapai dalam pemenuhan

kebutuhan pencarian data telah tercapai dengan baik dan memuaskan. Materi-materi yang

71

Page 73: Kkp Abid Perub Struktur Cip

disampaikan saat kegiatan pembelajaran pun telah terpahami dengan baik. Selain itu kontribusi

yang diberikan juga dirasa telah cukup seimbang dengan apa yang di peroleh selama kegiatan

KKP.

72

Page 74: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Rangkaian kegiatan selama pelaksanaan KKP dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Penyuluhan

Sebagai petugas penyuluh, para penyuluh lapang Kecamatan Pakisaji melakukan kegiatan

menyebarkan informasi kepada para petani dengan standar operasional prosedur(SOP) dalam hal

ini penyuluh disebut sebagai PPL. PPL dalam memberikan materi penyuluhan kepada

petani,selalu disesuaikan dengan kebutuhan para petani. Dari permintaan para petani tersebut,

PPL kemudian merancang program yang sesuai untuk segera dilakukan penyuluhan. Petani pun

menyambut pelatihan yang diadakan PPL dengan sangat antusias.

2. Sekolah Lapang

Gerakan pemberdayaan masyarakat dan penguatan usaha ekonomi rakyat diseluruh tanah

air menghadapi tantangan dan kendala sangat serius akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Oleh karena itu diperlukan terobosan kegiatan dan program khusus untuk menghadapi dampak-

dampak yang diakibatkan oleh adanya krisis ekonomi tersebut.

Salah satu program khusus untuk mensukseskan gerakan nasional tersebut dapat dituangkan

dalam program sekolah lapang Agribisnis-Agroindustri komoditas unggulan. Program ini

dikonsepkan bukan merupakan program yang berdiri sendiri tanpa memerlukan dukungan

program lain, namun justru melalui program inilah diharapkan dapat di padukan berbagai program

unggulan sektoral maupun regional yang diarahkan untuk pemberdayaan masyarakat.dengan

demikian dampak positif program ini akan semakin besar dan pada akhirnya akan berdampak

pada penguatan ekonomi rakyat dapat di tanggulangi.

73

Page 75: Kkp Abid Perub Struktur Cip

3. Pencarian data(observasi)

Kegiatan ini dilakukan sejak awal kegiatan KKP dimulai sampai pertengahan kegiatan.

Dalam pelaksanaannya pencarian data dilakukan secara bertahap setiap hari. Kegiatan dilakukan

dengan menggunakan metode wawancara dibantu.Pada dasarnya kegiatan ini dimaksudkan untuk

mengetahui potensi dari setiap desa akan komoditas tebu. Dari hasil observasi yang telah

dilakukan dengan dapat diketahui bahwa setiap desa memiliki potensi yang berbeda dalam

produksi tebu.

4. Pemberdayaan masyarakat

Kebijakan pemerintah tentang pemberdayaan masyarakat secara tegas tertuang dalam

GBHN Tahun 1999, serta UU.Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah. Di dalam

GBHN Tahun 1999 khususnya di dalam “Arah Kebijakan Pembangunan Daerah” antara lain

dinyatakan “mengembangkan otonomi daerah secara luas,nyata dan bertanggung jawab dalam

rangka pemberdayaan masyarakat, lembaga ekonomi, lembaga keagamaan, lembaga hukum,

lembaga politik, lembaga swadaya masyarakat serta seluruh potensi masyarakat dalam wadah

NKRI.

4.2.9 Kendala-kendala dalam manajemen sumberdaya manusia

74

Page 76: Kkp Abid Perub Struktur Cip

Dapat dilihat dalam pengklasifikasian tenaga kerja di PT. PG. Kebonagung sudah cukup baik dan

efektif karena adanya job description dari tiap pekerja yang sudah jelas tidask ada pekerjaan yang

tumpang tindih. Oleh karena itu setiap pekerja mempunyai tugas dan tanggungjawab sendiri

sendiri dan tidak boleh mencamouri tugas dan tanggungjawab dari pekerja lain karena akan

menimbulkan kekacauan dan ketidak seimbangan dalamm pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T.H.(1987). Manajemen Personalia & Sumber Daya Manusia. Edisi ke-2.

Yogyakarta:PBFE Universitas Gadjah Mada.

Siagian, Sondang P. (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan ketiga belas, Bumi

Aksara, Jakarta.

Saydam, Gouzali, (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia : Suatu pendekatan Mikro (Dalam

Tanya Jawab), Cetakan kedua, Djambatan, Jakarta

Hariandja, Marihot Tua Efendi, (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia : Pengadaan,

Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai, Cetakan ketiga, PT

Grasindo, Jakarta.

75