kknp manufacturing operation

49
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA Manufacturing Operation Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Beton Prima Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi berbagai macam produk beton pracetak di Indonesia. Kualitas produk yang di produksi oleh PT. Beton Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Adapun macam produk standar yang di produksi oleh PT. Beton Prima Indonesia meliputi PC Spun Piles, PC Square Piles, PC Flat Sheet Piles, PC Corrugated Sheet Piles. Sedangkan untuk produk khususnya meliputi PC I Girder, PC Beam & Columns, PC Half Pipes, PC U Ditch & Drainage Pipes, PC Wall Panel, PC Floor Slabs, dan kebutuhan pelanggan yang lainnya. Dengan luas wilayah 10 HA dan dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern, BPI selalu berupaya memenuhi kebutuhan klien yang hanya menginginkan produk terbaik untuk proyek-proyek mereka. Dalam produksinya, PT Beton Prima Indonesia memproduksi produk standarnya dalam jumlah yang besar. Kebanyakan proyek yang dimiliki oleh customer PT Beton Prima Indonesia memesan beton ( produk standar ) dari BPI dari waktu ke waktu. Dalam hal ini biasaya jangka waktu customer memesan produk BPI selama 1 sampai 2 bulan untuk satu proyeknya. Oleh sebab itu, PT Beton Prima Indonesia dituntut untuk memiliki kemampuan beroperasi / produksi secara efisien berkualitas ,cepat , fleksibel dan inovatif. Manufacturing operation adalah suatu konsep yang digunakan untuk menganalisa proses operasi didalam lantai produksi yang bertujuan untuk untuk mengetahui laju produksi, kuantitas produksi bahkan permasalahan yang menyebabkan proses manufaktur tidak sesuai dengan ekspektasi. Hal ini dilakukan supaya perusahaan dapat memenuhi permintaan yang ada. Karena tanpa adanya analisa pada setiap operasi manufaktur tersebut , maka proses produksi yang berjalan tidak dapat berjalan secara efektif dan efesien. Manufactur operation sangat di perlukan dalam membantu mewujudkan tujuan perusahaan dalam pemenuhan kepuasan pelangan/ custumer dari PT BETON PRIMA INDONESIA. Operasi manufactur yang tidak sesuai harapan akan berakitbat fatal karena

Transcript of kknp manufacturing operation

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT. Beton Prima Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi

berbagai macam produk beton pracetak di Indonesia. Kualitas produk yang di produksi

oleh PT. Beton Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Adapun macam produk standar

yang di produksi oleh PT. Beton Prima Indonesia meliputi PC Spun Piles, PC Square

Piles, PC Flat Sheet Piles, PC Corrugated Sheet Piles. Sedangkan untuk produk

khususnya meliputi PC I Girder, PC Beam & Columns, PC Half Pipes, PC U Ditch &

Drainage Pipes, PC Wall Panel, PC Floor Slabs, dan kebutuhan pelanggan yang lainnya.

Dengan luas wilayah 10 HA dan dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern,

BPI selalu berupaya memenuhi kebutuhan klien yang hanya menginginkan produk

terbaik untuk proyek-proyek mereka.

Dalam produksinya, PT Beton Prima Indonesia memproduksi produk standarnya

dalam jumlah yang besar. Kebanyakan proyek yang dimiliki oleh customer PT Beton

Prima Indonesia memesan beton ( produk standar ) dari BPI dari waktu ke waktu. Dalam

hal ini biasaya jangka waktu customer memesan produk BPI selama 1 sampai 2 bulan

untuk satu proyeknya. Oleh sebab itu, PT Beton Prima Indonesia dituntut untuk memiliki

kemampuan beroperasi / produksi secara efisien berkualitas ,cepat , fleksibel dan inovatif.

Manufacturing operation adalah suatu konsep yang digunakan untuk menganalisa

proses operasi didalam lantai produksi yang bertujuan untuk untuk mengetahui laju

produksi, kuantitas produksi bahkan permasalahan yang menyebabkan proses manufaktur

tidak sesuai dengan ekspektasi. Hal ini dilakukan supaya perusahaan dapat memenuhi

permintaan yang ada. Karena tanpa adanya analisa pada setiap operasi manufaktur

tersebut , maka proses produksi yang berjalan tidak dapat berjalan secara efektif dan

efesien. Manufactur operation sangat di perlukan dalam membantu mewujudkan tujuan

perusahaan dalam pemenuhan kepuasan pelangan/ custumer dari PT BETON PRIMA

INDONESIA. Operasi manufactur yang tidak sesuai harapan akan berakitbat fatal karena

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 2

dapat mengakibatkan kegiatan produksi yang tidak efesien dan memungkinkan

kehilangan kesempatan dalam mendapatkan keuntungan.

PT BETON PRIMA INDONESIA adalah perusahaan penghasil beton tiang pancang

/ pracetak yang berkualitas tinggi dengan kemampuan jual yang tinggi . sebagai

perusahaan beton pracetak yang berpotensi untuk lebih berkembang dengan mutu yang

lebih baik.

1.2 Lingkup Observasi

Obsevasi praktik kerja lapangan yang dilakukan selama kegiatan Kuliah Kerja

Nyata-Praktik (KKN-P) di PT. Beton Prima Indonesia yaitu, di Departemen spunt pile

production (tiang pancang bulat) . Lingkup observasi dari kegiatan KKN-P meliputi :

1. Gambaran umum perusahaan

2. Organisasi dan manajemen perusahaan

3. Proses produksi (manufaktur)

4. Penerapan manufacturing operation pada lini produksi beton tiang

pancang jenis spunt piles.

Sesuai dengan observasi yang akan dilakukan maka pengambilan data dilakukan

pada aktivitas proses produksi tiang pancang bulat (spun pile) pada perusahaan PT

BETON PRIMA INDONESIA yang antara lain terdiri dari beberapa proses produksi

antara lain cutting,heading,gulung spiral, setting ,feeding, spinning steaming dan

finishing.aktivitas produksi ini menggunakan beton dengan ukuran type 300 yang mana

ukurang tersebut yang sering di pesan oleh customer dan merupakan ukuran standart

bahan bakunya menggunakan PC BAR dengan pancang 12 m.

1.3 Manfaat

1. Manfaat bagi mahasiswa dalam pelaksanaan KKN-P sebagai berikut :

a. Menambah pengetahuan serta wawasan mahasiswa dalam dunia industri

khususnya dalam Manufacturing operation pada proses produksi

b. Mengenal dan belajar sikap profesional di dunia industri

c. Sebagai studi perbandingan antara teori dan praktek yang didapatkan di

bangku perkuliahan dengan di dunia kerja.

d. Dapat mengukur kemampuan atau ketrampilan yang dimiliki mahasiswa

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 3

e. Mendapatkan data – data detail yang akan digunakan dalam penyusunan

laporan KKN-P.

2 Manfaat bagi PT. Beton Prima Indonesia dalam pelaksanaan KKN - P sebagai

berikut :

a. Memperoleh masukan yang mungkin dapat membantu penyelesaian studi

kasus di kalangan sesuai dengan konsentrasinya

b. Menjalin hubungan baik yang saling menguntungkan antara pihak universitas

dengan pihak industri.

3 Manfaat bagi Universitas Brawijaya dalam pelaksanaan KKN – P adalah sebagai

berikut :

a. Dapat menjembatani penelitian dengan Lembaga Penelitian Universitas

Brawijaya

b. Memperoleh masukan kompetensi yang diperlukan PT. Beton Prima

Indonesia terhadap tenaga ahli khususnya pada bidang Teknik Industri.

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 4

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

Kebanyakan klien selalu mempertimbangkan harga produk pracetak yang lebih

rendah karena mereka tidak tahu kualitas sebenarnya dari produk yang mereka akan

gunakan untuk proyek-proyek mereka. kekecewaan kemudian akan muncul setelah

mereka menyadari bahwa kualitas produk pracetak yang mereka beli adalah penyebab

utama kerusakan bangunan mereka.

Mengingat sulitnya dalam mencari produk-porduk beton pracetak berkualitas

tinggi di pasar, PT Beton Prima Indonesia (BPI) yang didirikan pada tahun 2010

menyediakan berbagai macam produk beton pracetak untuk melayani kebutuhan pasar

konstruksi. Pabrik BPI terletak di Bangsal-Mojokerto, Jawa Timur. Dengan luas wilayah

menempati 10 HA dan dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern, BPI dapat

memenuhi kebutuhan klien yang hanya menginginkan produk terbaik untuk proyek-

proyek mereka.

Dalam rangka untuk memenuhi kepuasan pelanggan, PT Beton Prima Indonesia

menggunakan proses manufaktur sesuai spesifikasi standar nasional dan internasional,

seperti:

Standard Nasional Indonesia : SNI-03-2874-2002

American Society of Testing Materials : ASTM

Japanese Institute Standars :JIS

British Standards Institute : BIS

American Concrete Institute : ACI

Prestressed Concrete Institute Design Handbook.

Sebelum mengirim produk ke pasar, produk BPI akan lulus kontrol pengujian

yang sangat ketat untuk memastikan bahwa hanya produk-produk berkualitas prima dapat

dikirimdan produk cacat akan ditolak dan dihancurkan. Selain memproduksi produk

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 5

standar, BPI juga bisa memproduksi produk-produk khusus sesuai kebutuhan pelanggan,

seperti:

Macam produk standar:

-PC Spun Piles ( ø 250 sampai ø 600)

-PC Square Piles (20/20 sampai 50/50)

-PC Flat Sheet Piles

-PC Corrugated Sheet Piles

Produk Khusus:

-PC I Girder

-PC Beam & Columns, PC Half Pipes

-PC U Ditch & Drainage Pipes

-PC Wall Panel

-PC Floor Slabs

-kebutuhan pelanggan yang lainnya.

2.2 Logo Perusahaan

Logo PT. Beton Prima Indonesia adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Logo PT. Beton Prima Indonesia

2.3 Visi, Misi, dan Motto

Berikut adalah visi, misi, dan motto dari PT Beton Prima Indonesia

2.3.1 Visi

Visi dari PT. Beton Prima Indonesia adalah

“Mengembangkan perusahaan menjadi market leader yang terpercaya dalam industri

produk beton pracetak dan pratekan bermutu prima dengan skala nasional maupun

internasional”

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 6

2.3.2 Misi

Misi dari PT.Beton Prima Indonesia adalah

“ Memproduksi beton pracetak dan pratekan bermutu prima sesuai standar internasional

melalui suatu sistem operasional dan manajemen mutu yang selalu disempurnakan

sehingga menghasilkan proses produksi yang efektif, efisien, aman serta ramah

lingkungan. “

2.3.3 Motto

Motto PT. Beton Prima Indonesia adalah “ Trusted for Prime Quality &

Accuracy “

2.4 Badan Usaha dan Bidang Usaha

PT Beton Prima Indonesia (BPI) merupakan perusahan beton menyediakan

berbagai macam produk beton pracetak untuk melayani kebutuhan pasar konstruksi. Saat

ini PT. Beton Prima Indonesia terus melakukan perbaikan dan inovasi untuk menjadi

perusahaan yang menguasai pangsa pasar dalam negeri dan internasional. Untuk

mendukung hal ini, maka peningkatan efektifitas dan efisiensi perusahaan merupakan hal

wajib yang harus dilakukan.

PT. Beton Prima Indonesia menggunakan jenis produksi make to order, yaitu

produksi yang dilakukan berdasarkan order pelanggan sesuai yang mereka inginkan

dalam melaksanakan proyek mereka. BPI melakukan proses produksinya secara

berurutan mulai dari cutting sampai ke finishing product. Sehingga dalam meningkatkan

nilai tambah ( added value ) dan daya saing usaha, perusahaan di tuntut memiliki

kemampuan beroperasi/ produksi secara efisien, berkualitas, cepat, fleksibel dan inovatif.

Pada PT. Beton Prima Indonesia memiliki 4 produk standar yang dihasilkan yaitu

sebagai berikut:

1. PC Spun Piles (ø 250 sampai ø 600)

2. -PC Square Piles (20/20 sampai 50/50)

3. -PC Flat Sheet Piles

4. -PC Corrugated Sheet Piles

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 7

2.5 Struktur Organisasi PT. Beton Prima Indonesia

General Manager

Marketing, Engineering, Research & Development

Section Head

Human Resource Development Section

Head

Building maintenance Section Head

P2K3 Section Head Purchasing Section Head

Marketing, Engineering, Research & Development

Supervisor

Human Resource

Development Staff

Security

Marketing

Project Engineer

Engineering Staff

Drafter

Planning, Schedule, & Controling

P2K3 StaffForeman Mojokerto

Surabaya

Spun Section Head Non Spun Section HeadQuality Control Section

HeadMechanical, Electrical

Section HeadInventory Section Head

Spun Supervisor 1

Spun Supervisor 2

Non Spun Supervisor

LAB Supervisor

Quality Control

Supervisor

Repair Supervisor

Mechanical Supervisor

Tool Maintenance

Supervisor

Electrical Supervisor

Boiler Supervisor

Warehouse Supervisor

Stock Delivery Supervisor

Management Representative

Cost Accounting / Control Section Head

Cost Accounting / Control Staff

General Affair

Batching Plan Supervisor

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Beton Prima Indonesia

1. General Manager

Tugas dari General Manager adalah

a. Merencanakan strategi implementasi atas kebijakan perusahaan secara

menyeluruh agar dapat dijalankan secara optimal.

b. Memonitor pelaksanaan kebijakan dan strategi perusahaan serta memastikan

kelancaran pelaksanaannya agar dapat berjalan secara maksimal dan tepat.

c. Mengontrol dan mengevaluasi implementasi strategi agar memperoleh masukan

strategis sebagai usulan untuk kebijakan tahun berikutnya.

d. Mengevaluasi dan menganalisa hasil implementasi strategi perusahaan serta

mencari usulan atas pemecahan masalah yang timbul.

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 8

e. Mengarahkan fungsi setiap departemen dalam menjalankan strategi perusahaan

2. Management Representative

Seorang wakil manajemen (management representative) merupakan tokoh sentral

yang akan menentukan berhasil atau tidaknya penerapan sistem manajemen mutu di

perusahaan Anda. Dengan tanpa mengabaikan keterlibatan seluruh karyawan, seorang

management representative dengan kebijaksanaan, komitmen, dan ketegasan yang

dimiliki mampu memberikan komando untuk seluruh level organisasi untuk tetap fokus

dan berkomitmen penuh dalam menjalankan sistem manajemen mutu.

Tugas dan tanggung jawab management representative sebagai berikut :

a. Berkoordinasi dengan Badan Sertifikasi

b. Mewakili manajemen selama sertifikasi dan audit surveillance

c. Mempromosikan kesadaran tentang persyaratan pelanggan

d. Menyiapkan dan merevisi dokumen SMM (Manual yaitu Kualitas, Prosedur

sistem mutu dan dokumentasi lainnya).

e. Mempersiapkan Tinjauan Manajemen Jadwal Pertemuan dan melakukan Rapat

Management Review

f. Mempersiapkan jadwal Audit, Melakukan Audit Internal menyiapkan laporan

audit, Menulis laporan Ketidaksesuaian .

g. Berkomunikasi dengan Top Management pada isu-isu Kualitas /

Ketidaksesuaian & laporan Audit

h. Mengukur & Mengawasi kinerja proses.

i. Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan yang diperlukan.

j. Membuat ISO / kesadaran Kualitas untuk rekan dengan pelatihan internal.

k. Review Kebijakan mutu secara berkala

l. Waktu ke waktu meninjau semua fungsi, untuk memeriksa pelaksanaan yang

efektif dari sistem Manajemen Mutu.

3. Cost Acounting / Control Section Head

Kepala bagian Cost Accountant merupakan posisi yang menangani aktivitas

akuntansi perusahaan yang lebih menspesialisasikan diri pada biaya yang dikeluarkan

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 9

perusahaan, adapun tugas utama dari jabatan cost accountant yaitu menjaga,

menganalisis, mencatat, mengkoordinasi dan melaporkan aktivitas pengeluaran arus kas

unruk biaya operasional perusahaan.

Kepala bagian cost acounting di perusahaan Beton Prima Indonesia mempunyai

beberapa staff yang tugasnya adalah

a. Menjaga Transaksi harian (IVR, Issue un-plan, dll)

b. Memelihara biaya bulanan standar

c. Menganasilis laporan biaya bulanan

d. Memelihara Persediaan Rekonsiliasi PO tahap pertama

e. Mencatat aktiva tetap

f. Melakukan koordinasi dengan baguan lapangan untuk mengambil keputusan

Stock Inventory

g. Melakukan penjualan ulang.

4. Marketing, Engineering, Research & Development Section Head

Pada bagian ini seorang kepala bagian memiliki tugas yang berhubungan dengan

marketing, engineering, dan research & development. Adapun tugas lebih jelasnya

adalah mengontrol dan bertanggungjawab atas kinerja dari supervisor marketing,

engineering, research & development.

Pada bagian ini terdapat supervisor yang bertugas memonitor beberapa bidang pada

bagian ini . Beberapa bidang tersebut antara lain:

a. Marketing

Tugas dari marketing antara lain:

1) Mengenalkan produk perusahaan baik melalui promosi langsung, iklan,

kegiatan pemasaran langsung disuatu tempat dan media lainnya.

2) Menjual produk perusahaan sesuai program dan target yang direncanakan.

3) Melayani kebutuhan konsumen dengan baik

4) Mampu melihat dan melaporkan perubahan dalam pasar yang terkait dalam

pemasaran yang sedang dilakukan.

5) Membuat program-program pemasaran yang jitu dan efektif untuk

menjaring konsumen lebih besar

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 10

6) Aktif menawarkan produk yang diproduksi perusahaan kepada konsumen.

b. Project Engineering

Seorang PE tanggung jawabnya meliputi persiapan jadwal,persiapan sumber

daya teknik dan segala kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan teknis dalam

sebuah proyek. PE juga mungkin bertanggung jawab atas kinerja manajemen vendor,

menjamin akurasi prakiraan keuangan yang terintegrasikan dengan jadwal,

memastikan proyek selesai sesuai dengan rencana, mengelola sumber daya team

proyek dengan berbagai pelatihan dan mengembangkan pengalaman dan keahlian

team proyek.

Pada proyek dengan struktur yang bagus, semua disiplin khusus teknis

melakukan pelaporan pada PE, tetapi dua hal penting yang menjadi tanggung jawab

PE adalah sebagai koordinator berbagai disiplin teknik pada sebuah proyek dan

sebagai kontrol kualitas proyek secara umum.

c. Engineering staff

Tugas dari engineering staff antara lain:

1) Melaksanakan desain konseptual;

2) Melaksanakan desain awal;

3) Melaksanakan desain rinci;

4) Melaksanakan perhitungan;

5) Melaksanakan pengujian;

6) Melaksanakan eksplorasi;

7) Melaksanakan observasi;

8) Melaksanakan pengukuran;

9) Melaksanakan modifikasi produk;

10) Melaksanakan perawatan produk;

11) Melaksanakan studi kelayakan sistem teknologi;

12) Melaksanakan studi banding sistem teknologi;

13) Menuliskan hasil pekerjaan diatas dalam sistem pelaporan yang telah

ditentukan dan melaporkan hasilnya kepada Leader

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 11

d. Drafter

Seseorang drafter bertugas untuk membuat gambar kerja yaitu gambar detail dari

gambar/sketsa perencanaan yang telah dibuat. Gambar detail itu meliputi setiap detail

rencana arsitektur, detail rencana konstruksi/struktur, detail rencana mekanikal dan

elektrikal.

e. Planning, Schedule, & Controling

Tugas pada planning, schedule, dan controling antara lain:

1) Mendata permintaan produk dari customer.

2) Menjabarkan kebutuhan bahan baku yang akan diproduksi sesuai

permintaan.

3) Membuat jadwal produksi dengan menyesuaikan sumber daya yang ada.

5. Human Resource Development Section Head

Tugas dari kepala HRD antara lain:

1. Memelihara data/arsip kepegawaian per orang meliputi, biodata,

kontrak,perjanjian,cuti, kehadiran dll,serta melengkapi bila terdapat arsip baru

terkait karyawan tersebut.

2. Mengatur payroll,tunjangan-tunjangan, menyeimbangkan pendapat antara

karyawan sesuai tingkatan dan beban kerja masing-masing karyawan.

3. Mengkoordinir pelaksanaan evaluasi kerja / penilaian karyawan bagi staff

maupun karyawan operator/harian

4. Memastikan hubungan ketenagakerjaan antara karyawan dan perusahaan

berjalan harmonis sesuai dengan keadaan dan kondisi perusahaan.

5. Melakukan bimbingan kepada para karyawan tentang keserasian kerja dengan

tetap menghormati tingkatan jabatan, berdasarkan Struktur organisasi yang

berlaku.

6. Membuat jobdesc / uraian pekerjaan untuk setiap posisi yang ada serta

memeliharanya apabila terdapat perubahan.

7. Mengatur berbagai kegiatan karyawan terkait kegiatan non pekerjaan seperti

rekreasi,olah raga,halal bihalal dll

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 12

8. Melakukan proses penerimaan karyawan dan menyiapkan kontrak kerja.

9. Melaksanakan kegiatan penerimaan karyawan sesuai kebutuhan & melakukan

analisa kebutuhan tenaga kerja pada setiap unit kerja.

10. Menyelenggarakan pelatihan bagi karyawan baru atau lama sesuai kebutuhan &

melakukan analisa kebutuhan tenaga kerja pada setiap unit kerja.

11. Menangani kegiatan Hubungan Industrial (Disnaker, warga dan lain-lain)

12. Menangani seluruh perijinan Disnaker (Bejana Tekan, Peraturan Perusahaan,

Wajib Lapor, Instalasi Listrik, Instalasi Penyalur Petir, Forklift, dan Hoist)

13. Menangani dan memberikan masukan Manajerial pada hal-hal lain terkait HRD

14. Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan perusahaan.

Pada bagian ini terdapat staf HRD dan General Affair.

6. Building maintenance Section Head

Kepala bagian building maintenance bertugas:

a. Perencanaan dan pengontrolan kinerja maintenance gedung dan aset

b. Pengontrolan maintenance kendaraan inventaris

c. Pengontrolan fungsi foreman

Pada bagian ini terdapat foreman, yang memiliki tugas yaitu memikirkan serta

melaksanakan kegiatan perbaikan guna mengatasi kegiatan-kegiatan operasi produksi

yang menyimpang dari batas-batas atau parameter yang telah ditetapkan agar sasaran

yang diberikan dapat tercapai. Kegiatan perbaikan ini secara rutin harus dilakukan agar

"Kejadian yang sama tidak terulang kembali".

7. P2K3 Section Head

Tugas pokok kepala bagian P2K3 yaitu memberikan saran dan pertimbangan baik

diminta maupun tidak kepada pengusaha / pengurus tempat kerja yang bersangkutan

mengenai masalah-masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Kepala bagian P2K3 disini dibantu oleh beberapa staffnya

.

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 13

8. Purchasing Section Head

Tugas / Job Desk pada bagian Purchasing sebagai berikut :

a. Membuat laporan pembelian & pengeluaran barang (inventory,material)

b. Melakukan pengelolaan pengadaan barang melalui perencanaan secara sistematis

dan terkontrol ( FIFO atau ERP/ MRP )

c. Melakukan pemilihan / seleksi rekanan pengadaan sesuai kriteria perusahaan

d. Bekerjasama dengan departemen terkait untuk memastikan kelancaran

operasional perusahaan

e. Memastikan kesedian barang/material melalui mekanisme audit / control stock

dll

Pada bagian purchasing ini terdapat dua kantor, yaitu di daerah Surabaya dan

Mojokerto.

9. Spun Section Head

Pada bagian ini, Spun Section Head bertanggungjawab atas segala kegiatan produksi

untuk jenis beton spun piles. Pada bagian ini terdapat beberapa supervisor yang bertugas

untuk mengawasi, mengontrol jalannya produksi sehingga hasilnya sesuai dengan yang

diharapkan.

10. Non Spun Section Head

Pada bagian ini, Spun Section Head bertanggungjawab atas segala kegiatan produksi

untuk jenis beton spun piles. Pada bagian ini terdapat beberapa supervisor yang bertugas

untuk mengawasi, mengontrol jalannya produksi sehingga hasilnya sesuai dengan yang

diharapkan. Supervisor tersebut antara lain supervisor batching plan, supervisor LAB,

dan supervisor non spun.

11. Quality Control Section Head

Quality Control bertanggung jawab atas pengontrolan kualitas pada perusahaan.

Tugas utama dari jabatan Quality Control adalah melakukan pemantauan pengawasan

terhadap mutu produk, memberikan arahan dan koordinasi terhadap pelaksanaan proses

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 14

produksi agar tidak menyimpang dari standar mutu yang telah di tetapkan. Berikut

deskripsi pekerjaan Quality Control secara lebih lengkap :

a. Melakukan pemantauan pengawasan mutu hasil produksi

b. Melakukan pemantauan pelaksanaan proses produksi

c. Menilai efektifitas kinerja pada divisi quality

d. Melakukan penilaian terhadap keluhan yang terjadi pada teknis pelaksanaan

ataupun hasil produksi.

e. Membuat perencanaan corective & preventive action

f. Membuat laporan hasil pengawasan terhadap mutu produk

12. Mechanical, Electrical Section Head

Pada bagian ini Mechanical, Electrical Section Head memiliki tugas dan tanggung

jawab sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab terhadap tugas-tugas Mechanical & Electrical.

b. Bertanggung jawab terhadap perawatan peralatan Mechanical & Electrical.

c. Koordinasi dengan Dept. Lain dalam menunjang kinerja Mechanical & Electrical.

13. Inventory Section Head

Tugas dari bagian ini adalah:

a. Mengendalikan stok dari bahan baku, kemasan, dan bahan jadi agar sesuai

dengan perencanaan produksi dan permintaan dari pemasaran

b. Mengevaluasi stok dari bahan baku, kemasan dan barang jadi untuk diadakan

konfirmasi dengan pemasaran tentang adanya obat jadi yang harus dijual.

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 15

2.6 Proses Produksi dan Tata Letak

Berikut merupakan penjelasan mengenai proses produksi dan tata letak dari PT.

Beton Prima Indonesia.

2.6.1 Proses Produksi

Pada penjelasan proses produksi ini dijelaskan proses produksi beton untuk tipe spun

piles. Proses yang pertama adalah pemotongan pc bar dengan mesin cutting dengan

ukuran yang sudah ditentukan kemudian setelah itu ujung-ujung dari pc bar di masukkan

ke mesin heading yang berfungsi untuk pengunci dari emplit . Dari proses heading

menuju proses gulung spiral dengan mesin spiral dan pemasangan emplit yang dilakukan

dengan 2-3 orang pekerja . Kemudian dilakukan setting . Setting adalah proses set-up

sebelum bahan baku (concentrate ) di masukkan . Setelah setting kemudian feeding yaitu

memasukkan concentrate ke dalam cetakan melalui conveyor dari batching plant

kemudian dilakukan penarikan beton dengan mesin stressing yang bertujuan untuk

menghindari ketidakrataan concentrate dalam cetakan beton tiang pancang. Setelah itu

proses spining yaitu proses pemadatan concentrate agar semua bagian terisi oleh

concentrate (tidak ada bagian yang kosong) yang pada akhirnya nanti dapat

menyebabkan defect . Setelah proses spining dan stressing selesai beton dilakukan proses

steaming yaitu pemanasan beton dengan suhu 90° dengan jumlah beton 20-30 batang.

Yang dilakukan dengan mesin boiler selama kurung waktu 3 jam . Setelah proses

steaming selesai maka dilakukan the molding yaitu proses pelepasan cetakan beton tiang

pancang dan dilakukan finishing yang meliputi : Marking,pengecatan emplit dan repair

setelah itu beton tiang pancang delivery menuju warehouse .

Tahapan proses dalam proses produksi Beton tiang pancang ( Spun pile ) berikut:

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 16

Pemotongan PC BAR

(mesin cutting )

Pemberian kunci ujung PC BAR

(mesin heading )

Pembuatan spiral pada PC BAR

( mesin spiral )

Pasang emplit pada PC BAR

Setting

Feeding

Stresing

Spinning

Steaming

The Molding

Finishing

Warehouse

Gambar 2.3 Alur proses produksi beton tiang pancang ( Spun piles)

Sumber: PT. Beton Prima Indonesia

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 17

Mesin-mesin yang digunakan dalam dalam proses produksi Beton tiang pancang

( Spun pile ) sebagai berikut :

1. Mesin cutting

Gambar 2.4 Mesin Cutting

Sumber : PT BETON PRIMA INDONESIA

Mesin ini berfungsi untuk memotong pc bar yang panjang nya sesuai yang inginkan.

Mesin ini masih konvensional .

2. Mesin Heading

Gambar 2.5 Mesin Heading

Sumber : PT BETON PRIMA INDONESIA

Mesin yang berfungsi membuat kepala pada ujung pc bar yang berfungsi sebagai

pengunci pada emplit .

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 18

3. Mesin spiral

Gambar 2.6 Mesin Spiral

Sumber : PT BETON PRIMA INDONESIA

Mesin spiral berfungsi dalam pembuatan geronjong spiral (kerangka /tulang beton

tiang pancang ) yang selanjutnya ujungnya nannti akan di berikan emplit.

4. batching plant

Gambar 2.7 Batching Plant

Sumber : PT BETON PRIMA INDONESIA

Batching plant merupakan alat yang berfungsi untuk mencampur/memproduksi

beton ready mix dalam produksi yang besar.Batching plant digunakan agar produksi

beton ready mix tetap dalam kualitas yang baik, sesuai standar, nilai slump

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 19

test dan strength-nya stabil sesuai yang diharapkan, untuk itu komposisi material harus

terkendali. Dalam artikel kali ini, dipakai tipe dry mixed. Tipe dry mixed yaitu batching

plant yang fungsinya hanya untuk menimbang saja, pengadukan beton ready

mix dilakukan pada concrete mixer truck. Semua material yang akan diaduk, sebelumnya

ditimbang sesuai dengan mix design dengan memperhitungkan kandungan air dalam

material, baik dalam agregat kasar maupun agregat halus (pasir).

5. Mesin stressing

Gambar 2.8 Mesin Stressing

Sumber : PT BETON PRIMA INDONESIA

Mesin ini berfungsi untuk menarik beton agar beton yang di produksi tidak dapat

diragukan untuk ketahanan dan kekuatan dari beton tiang pancang tersebut.

6. Mesin spinning

Gambar 2.9 Mesin Spinning

Sumber : PT BETON PRIMA INDONESIA

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 20

Mesin ini berfungsi untuk melakukan pemadatan concentrate yang bertujuan untuk

bahan baku cor yang dituangkan dapat merata dalam cetakan .

7. Mesin boiler / Steaming

Gambar 2.10 Mesin boiler

Sumber : PT BETON PRIMA INDONESIA

Mesin boiler ini berfungsi untuk memberikan panas hingga 90 ° terhadap beton

tiang pancang selama 3 jam dengan jumlah beton 20-30 batang beton tiang

pancang.

2.6.2 Tata Letak PT. Beton Prima Indonesia

Berikut merupakan denah PT. Beton Prima Indonesia yang menunjukkan tata letak

fasilitas yang ada di PT. Beton Prima Indonesia.

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 21

Gambar 2.11 Denah PT. Beton Prima Indonesia

Sumber: PT. Beton Prima Indonesia

2.7 Manajemen Personalia

Pada manajemen personalia ini PT.Beton Prima Indonesia dalam pelaksanaanya

tidak jauh beda dengan perusahaan yang lainnya. Pengaturan peraturan kerja dan segala

hal yang berhubungan dengan tenaga kerja PT. BPI ini berpacuan pada undang-undang.

Jumlah tenaga kerja yang terdapat pada PT. Beton Prima Indonesia ini sebanyak 540

pekerja.

Adapun dasaran dalam pengaturan teanga kerja, diatur dalam Undang-Undang

No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 sampai dengan pasal 85.

Pasal 77 ayat 1, UU No.13/2003 mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan

ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2 sistem seperti yang telas

disebutkan diatas yaitu: 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk

6 hari kerja dalam 1 minggu; atau 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1

minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.

Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan jam kerja yaitu 40

(empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu. Apabila melebihi dari ketentuan waktu kerja

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 22

tersebut, maka waktu kerja biasa dianggap masuk sebagai waktu kerja lembur sehingga

pekerja/buruh berhak atas upah lembur.

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 23

BAB III

PELAKSANAAN KKN-P

Hal yang akan dibahas pada bab ini adalah: waktu dan tempat pelaksanaan KKN-P,

jurnal kegiatan yang berisikan jadwal dan aktivitas selama kegiatan KKN-P, dan metode

penelitian yang berisikan tentang langkah-langkah observasi yang dilakukan.

3.1 Waktu dan Tempat KKN-P

Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata-Praktek (KKN-P) dilakukan selama 1 bulan. KKN-

P dilakukan 4 hari dalam seminggu.

Waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktek adalah:

Waktu : 3 Maret – 29 Maret 2014

Tempat : PT. Beton Prima Indonesia

Alamat : Jl. KH. Ahmad Dahlan KM.2, Ds. Sumberwono, Kec. Bangsal,

Mojokerto, Telp (0321) 513697-99

3.2 Jurnal kegiatan KKN-P

Pelaksanaan KKN-P di PT Beton Prima Indonesia ini dilakukan dalam jangka waktu

2 bulan, dalam 2 bulan tersebut terdapat waktu 1 bulan untuk melaksanakan kegiatan di

PT. Beton Prima Indonesia sedangkan 1 bulan kemudian untuk penyelesaian laporan

KKN-P. Kegiatan di PT. Beton Prima Indonesia terdiri dari observasi lapangan dan

pengambilan data dan asistensi pada pembimbing. Dalam kegiatan observasi lapangan

diisi dengan kegiatan berkeliling pabrik untuk mengetahui keseluruhan dari proses

produksi beton hingga menjadi menjadi produk jadi. Selain itu juga terdapat kegiatan

pengambil data yang diisi dengan pencarian informasi dan pengamatan terhadap objek

yang diteliti sesuai dengan tema laporan KKN-P yang diambil. Setelah melakukan

observasi lapangan dan pengambilan data, maka dilakukan asistensi pada pembimbing

lapangan untuk melaporkan data apa saja yang telah kita peroleh dan yang telah susun

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 24

serta untuk mencari informasi pendukung tambahan mengenai hal-hal yang bersangkutan

dengan tema KKN-P yang diambil.

Tabel 3.1 Jurnal Kegiatan KKN-P

Hari ke- Tanggal Kegiatan

1 3 Maret 2014 Orientasi Office

2 4 Maret 2014 Orientasi Office

3 5 Maret 2014 Orientasi office

4 6 Maret 2014 Orientasi Lapangan

5 10 Maret 2014 Orientasi Lapangan

6 11 Maret 2014 Observasi Lapangan

7 12 Maret 2014 Observasi Lapangan

8 13 Maret 2014 Observasi Lapangan

9 18 Maret 2014 Pengambilan Data

10 19 Maret 2014 Pengambilan Data

11 21 Maret 2014 Orientasi office

12 24 Maret 2014 Pengambilan Data

13 26 Maret 2014 Orientasi office

14 29 Maret 2014 Orientasi office

3.3 Metode penelitian

Metode Penelitian adalah tahap yang harus ditetapkan dahulu sebelum melakukan

penyelesaian masalah. Melalui metodologi penelitian, penyusunan laporan ini akan

memiliki alur yang searah dan sistematis. Selain itu, metodologi penelitian akan menjadi

kerangka dasar berfikir logis bagi pengembangan penelitian ini kearah penarikan

kesimpulan secara ilmiah.

3.3.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan KKN-P ini digunakan dua metode dalam pengumpulan data.

Adapun metode praktek yang digunakan ini adalah sebagai berikut

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 25

a. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research) meruapkan suatu metode yang

digunakan dalam mendapatkan data dengan jalan studi literatur di perpustakaan serta

dengan membaca sumber-sumber data informasi lainnya yang berhubungan dengan

pembahasan. Selain itu, data juga bisa didapatkan dengan bertanya secara langsung pada

saat perusahaan mengadakan kegiatan sehari-hari. Sehingga dengan penelitian

kepustakaan ini diperoleh secara teori mengenai permasalahan yang dibahas.

b. Metode Penelitian Lapangan (Field Research)

Metode ini digunakan dalam pengumpulan data, dimana mahasiswa secara langsung

terjun pada proyek penelitian, sedangkan cara lain yang dipakai dalam Field Research ini

adalah :

1) Interview, yaitu suatu metode yang digunakan dalam mendapatkan data dengan

jalan mengajukan pertanyaan secara langsung pada saat perusahaan mengadakan

suatu kegiatan.

2) Observasi, yaitu suatu metode dalam memperoleh data, dengan mengadakan

pengamatan langsung terhadap keadaan yang sebenarnya dalam perusahaan.

3.3.2 Metodologi Penyusunan Laporan

Adapun metodologi penyusunan laporan KKN-P ini berupa suatu format laporan,

yaitu:

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Lingkup observasi

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 26

1.3 Manfaat Kuliah Kerja Nyata-Praktek

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

2.2 Logo Perusahaan

2.3 Visi, Misi dan Motto

2.4 Badan Usaha dan Bidang Usaha

2.5 Organisasi dan Manajemen

2.6 Proses Produksi dan Tata Letak

2.7 Manajemen Personalia

BAB III PELAKSANAAN KKN-P

3.1 Waktu dan Tempat KKN-P

3.2 Jurnal kegiatan KKN-P

3.3 Metode penelitian

BAB IV ANALISIS MENGGUNAKAN MANUFACTURING OPERATION

4.1 Situasi Masalah

4.2 Rumusan Masalah

4.3 Tujuan Penelitian

4.4 Batasan Penelitian

4.5 Tinjauan Pustaka

4.6 Pengolahan data

4.7 Analisa dan Pembahasan

BAB V PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 27

3.3.3 Diagram Alir (Flowchart)

Diagram alir kegiatan KKN-P di PT Beton Prima Indonesia

Mulai

Identifikasi Masalah

Tinjauan Pustaka

Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Pengumpulan data

Perhitungan waktu proses operasi

dengan 5 replikasi

Analisi dengan manufacturing

operation

Melakukan perhitungan laju

produksi dan kapasitas produksi

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Tahap Pendahuluan

Tahap Penelitian

Tahap Akhir

Gambar 3.1 Diagram Alir KKN-P

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 28

BAB IV

ANALISIS PROSES PRODUKSI TIANG PANCANG SPUNT PILE

MENGGUNAKAN KONSEP MANUFACTURING OPERATION

DI PT.BETON PRIMA INDONESIA

4.1 Situasi Masalah

Pada setiap perusahaan diperlukan analisi tentang aktivitas-aktivitas yang terjadi

didalam sistem manufatur / sistem produksi dari produk yang dihasilkan yang bertujuan

untuk mengetahui perkembangan tentang produk , yang berasal dari produk mentah

sampai dengan produk jadi. Permasalahan yang ada didalam perusahaan PT.BETON

PRIMA INDONESIA antara lain adanya waktu aktivitas proses manufaktur proses

manufaktur yang tidak seharusnya sehingga menyebabkan laju produksi tidak optimal

yang berpengaruh terhadap kapasitas produksi. Kondisi perusahaan yang seharusnya bisa

memenuhi demand sesuai dengan target akhirnya tidak bisa tercapai dengan adanya

masalah tersebut.

Oleh karena itu dibutuhkan suatu cara dengan analisa manufacturing operation

untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan proses manufaktur tidak dapat

memenuhi permintaan yang ada.

Berdasarkan penjelasan diatas penelitian ini akan dilakukan dengan

memanfaatkan konsep produksi yang dispesifikan membahas laju produksi dan kapasitas

produksi.

4.2 Rumusan masalah

Dari studi kasus yang diperoleh di PT. BETON PRIMA INDONESIA maka dapat

dirumuskan beberapa masalah , yaitu :

1. Apa saja tahapan proses produksi dalam pembuatan tiang pancang jenis spunt

piles ?

2. Bagaimana penerapan manufacturing operation didalam studi kasus perusahaan

tersebut ?

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 29

3. Bagaimana menentukan laju produksi dalam pembuatan tiang pancang jenis spunt

piles ?

4. Bagaimana menentukan kapasitas produksi dan apakah kapasitas produksi yang

ada dapat memenuhi permintaan pelangan ?

4.3 Tujuan penelitian

Selain untuk pelaksanaan KKN-P penelitian ini juga memiliki beberapa tujuan

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui proses produksi pembuatan tiang pancang

2. Mengetahui konsep penerapan manufacturing operation didalam studi kasus

3. Mengetahu laju produksi dalam proses pembuatan tiang pancang

4. Menentukan kapasitas produksi dan memperoleh perbandingan kapasitas produksi

perusahaan dengan permintaan pelangan.

4.4 Batasan dan Asumsi

1. Observasi hanya dilakukan pada proses produksi terhadap produk SPUNT

PILE (tiang pancang bulet) dengan ukuran Ø250 , Ø300 , Ø400, dan Ø600

pada PT. BETON PRIMA INDONESIA

2. Mesin yang diamati memiliki efesiensi yang sama

3. Operator yang bertugas dalam mengoperasikan mesin bekerja dalam keadaan

normal

4. Data diambil hanya 5 replikasi pada masing-masing mesin dan diasumsikan

cukup sertas seragam .

5. Setting mesin dan perawatan hanya dilakukan pada saat pergantian shift atau

hari libur dari produksi

6. Satu hari kerja terdiri dari 2 shift kerja dengan 8 jam kerja untuk masing-

masing shiftnya

7. Manufacturing operation hanya memperhatikan kecepatan waktu produksi

untuk memenuhi permintaan per-harinya tanpa harus memperhatikan biaya

yang dibutuhkan untuk proses produksi.

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 30

4.5 Tinjauan pustaka

4.5.1 Proses Manufaktur

Proses manufaktur dapat didefinisikan sebagai penerapan proses fisik dan kimia

untuk mengubah geometri, sifat-sifat dan atau penampilan dari suatu material awal dalam

pembuatan komponen atau produk ; proses manufaktur juga meliputi penggabungan

beberapa komponen untuk membuat produk rakitan. Proses manufaktur melibatkan

kombinasi mesin-mesin, perkakas, tenaga penggerak dan tenaga kerja manual.

Proses manufaktur hampir selalu dijalankan berupa urutan operasi. Setiap urutan

proses tersebut membuat material menjadi semakin dekat dengan bentuk akhir yang

diinginkan.

Proses manufaktur membahas tentang operasi manufaktur. Dimulai dengan

industry-industri dalam lingkup manufaktur dan produk-produk yang dihasilkan

perusahaan. Kemudian membahas mengenai proses-proses pembuatan yang digunakan

pada industry manufaktur dan juga aktivitas-aktivitas yang mendukung proses tersebut

dengan menggunakan penjabaran model matematis dari berbagai operasi manufaktur.

Model-model ini membantu dalam mendefinisikan masalah tertentu dan bermacam

parameter yang penting dalam manufaktur dan untuk memberi perspektif kuantitatif pada

operasi manufaktur.

4.5.2 Operasi-operasi Manufaktur

Terdapat aktivitas tertentu yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mengubah

bahan baku menjadi produk jadi. Dengan membatasi lingkup bahasan kita pada pabrik

yang berhubungan dengan pembuatan produk diskrit.

Produk harus dipindahkan dari satu operasi ke operasi selanjutnya dalam urutan

manufaktur, dan produk tersebut harus diinspeksikan atau diuji untuk menjamin kualitas

yang tinggi. Operasi-operasi yang tidak perlu, apakah itu pengerjaan, perakitan,

pemindahan bahan atau inspeksi harus dibuang dari urutan langkah kerja untuk

menyelesaikan produk tertentu.

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 31

4.5.3 Konsep Produksi dan Model-model Matematis

Sejumlah konsep produksi bersifat kuantitatif, atau konsep ini memerlukan

pendekatan kuantitatif untuk mengukurnya. Tujuan konsep produksi tersebut untuk

mendefinisikan beberapa konsep dalam perusahaan. Selanjutnya meninjau ulang konsep-

konsep produksi pada otomasi dan system produksi. Model-model yang dikembangkan

ini bersifat ideal dalam arti model-model mengabaikan beberapa kenyataan dan

komplikasi yang ada di pabrik. Sebagai contoh, suatu model memperhatikan pengaruh

dari laju pembuangan geram (scrap).

Dalam beberapa operasi manufaktur, persentase geram (scrap) yang dihasilkan

adalah cukup tinggi yang sebaliknya memperngaruhi laju produksi, kapasitas pabrik dan

biaya produk. Umumnya masalah tersebut focus pada system produksi yang khusus.

4.5.3.1 Kuantitas produksi dan Varian produk

Kuantitas produksi dan varian produk yang dibuat perlu diketahui dan

didefinisikan agar dapat mengetahui jumlah kuantitas produk yang dibuat dan

dengan varian produknya apa saja. Oleh karena itu dibuat model matematis atau

perhitunganya. Dengan rumus sebagai berikut

Q = P. Qf

Keterangan Q : Menyatakan Unit produk yang dihasilkan

P : Jumlah total dari berbagai macam style atau varian produknya

Qf : Kuantitas produk yang dihasilkan

4.5.3.2 Laju Produksi

Laju produksi bagi satu proses tunggal atau operasi perakitan biasanya dinyatak

dalam laju perjam, yakni part atau produk jam. Perhatikan bagaimana laju produksi ini

ditentukan pada ketiga macam produksi : produksi jobshop , produksi batch, produksi

massal.

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 32

Untuk operasi produksi apapun, waktu siklus operasi (CT) T, didefinisikan sebagai

waktu yang dihabiskan sebuah benda kerja saat mengalami proses pengerjaan atau

perakitan. Waktu ini dihitung antara saat dimulainya proses pengerjaan satu unit hingga

dimualinya benda kerja berikutnya. Waktu Tc adalah waktu yang dihabiskan part tunggal

dalam mesin, tapi tidak seluruh waktu bersifat produktif.

Pada operasi pengerjaan khusus, seperti permesinan, Tc terdiri dari : (1) waktu

operasi permesinan tunggal, (2) waktu penanganan benda kerja, (3) waktu penanganan

perkakas per benda kerja. Dalam bentuk persamaan, ketiganya dapat dinyatakan dalam

bentuk :

Dimana Tc = waktu siklus operasi (menit – mnt/benda kerja – bk), To = waktu

operasi permesinan actual (menit/bk), Th = waktu penanganan (mnt/bk), dan Tth = waktu

penangan perkakas potong (mnt/bk).

Waktu penanganan perkakas terdiri dari waktu yang dipakai untuk mengganti pahat

ketika aus, waktu penggantian perkakas terdiri dari waktu yang dipakai untuk mengganti

pahat ketika aus, waktu penggantian perkakas satu ke yang lain, waktu pemutaran bagi

perkakas sisipan atau perkakas mesin bubut atau gurdi turret, pemosisian kembali

perkakas bagi benda kerja baru dan lain sebagainya.

Setiap istilah memiliki padanannya dalam produksi Benda diskrit yang

lain. Terdapat bagian dari siklus dimana part sebenarnya sedang diproses (To), terdapat

bagian-bagian dari siklus dimana part sebenarnya sedang dipindahkan (Th) disesuaikan

dan diganti (Tth). Selanjutnya dapat menyederhanakan persamaan Tc= To+Th+Tth untuk

mencakup sebagian besar operasi pengerjaan dalam manufaktur.

Dalam produksi batch, waktu untuk mengerjakan satu batch yang berisi Q unit

adalah penjumlahan waktu persiapan dan waktu pengerjaan, yakni :

Dimana Tb = waktu pemrosesan batch (mnt), Tsu = waktu persiapan untuk

menyiapkan batch (mnt), Tc = waktu siklus operasi per benda kerja (mnt/siklus).

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 33

Diasumsikan bahwa satu benda kerja dapat diselesaikan dalam satu siklus, sehingga Tc

juga memiliki satuan (mnt/bk). Bila lebih dari satu part yang dihasilkan per siklus, maka

persamaan harus disesuaikan kembali. Dengan membagi waktu batch dengan kuantitas

batch, akan mendapat waktu produksi rata-rata per unit untuk satu mesin tertentu :

Laju prduksi rata-rata mesin berbanding terbalik dengan waktu produksi. Biasanya

dinyatakan dalam laju produksi per satuan jam, seperti :

Dimana = laju produksi per jam (prt/jam), = waktu pengerjaan rata-rata per menit

(mnt/bk) dan konstanta 60 dipakai untuk mengubah menit ke jam.

Untuk produksi job-shop apabila kuantitas Q = 1, waktu produksi per benda kerja adalah

penjumlahan waktu setup dengan waktu siklus operasi :

4.5.3.3 Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi didefinisikan sebagai laju keluaran (output) maksimum yang

mampu dihasilkan oleh suatu fasilitas produksi dalam sejumlah kondisi operasi yang

telah diasumsikan. Fasilitas produksi biasanya mewakili suatu pabrik, sehingga kapasitas

pabrik ini sering digunakan dalam pengukuran hal terkait.

Jumlah jam beroperasi pabrik dalam seminggu adalah masalah yang sangat kritis

dalam mendefinisikan kapasitas pabrik. Pabrik biasanya beroperasi 24 jam/hari, 7

hari/minggu.

Dalam pembuatan part atau produk diskrit, kecenderungan yang berkembang dalah

mendefinisikan kapasitas pabrik menuju 7 hari seminggu penuh, 24 jam/hari. Inilah

jumlah waktu maksimum yang tersedia (168 jam/minggu) dan bila pabrik beroperasi

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 34

lebih sedikit dari jumlah maksimum, berarti kapasitas maksimum yang mungkin tidak

dimanfaatkan secara penuh.

Anggap PC = kapasitas dari sebuah fasilitas tertentu, dan ukuran kapasitas = jumlah

unit yang diproduksi perminggu. Sebut n = jumlah mesin atau pusat pengerjaan dalam

fasilitas. Sebuah pusat pengerjaan adalah suatu system manufaktur dalam pabrik yang

biasanya terdiri dari satu pekerja, dan satu mesin. Ataupun bias satu mesin otomatis tanpa

pekerja.

Setiap pusat pengerjaan beroperasi selama H jam/shift. Perlengkapan sebagai waktu

persiapan dimasukkan dalam sesuai sesuai persamaan

.

Sebut S sebagai jumlah shift per minggu. Semua parameter dapat dikombinasikan untuk

menghitung kapasitas produksi :

Dimana PC = kapasitas produksi fasilitas (unit/minggu) , n = jumlah pusat pengerjaan

berproduksi dalam fasilitas, S = jumlah shift per periode (shift/week), H = jam/shift (hr),

dan = laju produksi per jam dari setiap pusat pengerjaan (unit output/jam).

Seperti dalam persamaan sebelumnya, asumsi nahwa unit kerja yang diproses melewati

sejumlah pusat pengerjaan adalah seragam dan karenanya nilai menjadi sama untuk

semua unit yang dihasilkan.

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 35

4.6 Pengolahan Data

Permasalahan tentang operating system and production dari produk

tiang pancang bulat (spunt pile) yang berukuran Ø250 , Ø300 , Ø400, dan Ø600

yang di hasilkan oleh perusahaan PT.BETON PRIMA INDONESIA akan dianalisis

menggunakan Manufactuing operation dengan perhitungan sebagai berikut :

1. Gambarkan tahapan proses pada proses produksi

2. Hitung jumlah total unit produk yang dihasilkan oleh perusahan. dengan berbagai

macam jenis varian produk yang dihasilkan.kemudian nanti akan diketahui berapa

total unit produk yang dihasilkan dari masing-masing jenis ukuran Ø250 , Ø300 ,

Ø400, dan Ø600

3. Hitunglah berapa jumlah aktivitas proses operasi yang ada dalam proses produksi

beton tiang pancang (spunt piles) ukuran Ø250 , Ø300 , Ø400, dan Ø600

4. Menghitung jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi beton

tiang pancang (spunt piles )

5. Hitunglah waktu siklus operasi yang dibutuhkan

6. Hitunglah laju produksi dari proses produksi dalam pembuatan produk.

7. Hitunglah kapasitas produksi yang mengacu dengan jumlah kegiatan dalam proses

produksi dan jumlah produk yang dihasilkan.

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 36

4.6.1 Tahapan proses produksi dalam pembuatan tiang pancang jenis Spunt piles

Proses operasi pembuatan tiang pancang bulat ( spunt pile ) digambarkan pada

diagram berikut :

1

2

2

3

4

4

5

5

6

6

7

7

7

7

8

9

9

10

11

11

12

13

13

13

14

15

15

16

17

17

17

S

Gambar 4.1 Precedence diagram

Tabel 4.1 Keterangan Stasiun kerja proses produksi

S START

1 pemotongan Pc bar

2 Proses Heading

3 pembuatan gulung spiral

4 Pemasangan emplit pada gulung spiral

5 membuka cetakan (molding )

6 penyemprotan Form oil

7 Setting (memasukkan geronjong ke dalam cetakan )

8 Penuangan concentrat ke dalam cetakan

9 pemasangan sil pada cetakan

10 Pemasangan tutup dari cetakan dg mesin Crane

11 pengerasan mur-baut pada tutup cetakan

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 37

12 penarikan beton (stressing )

13 pemadatan beton ( spinning )

14 Pemanasan beton ( steaming )

15 Pelepasan mur-baut pada cetakan

16 Pembukaan cetakan (the molding )

17 pengecatan emplit, marking, pemotongan strant (finishing)

F Selesai

4.6.2 Jumlah unit produk yang dihasilkan oleh perusahaan

Jenis produk nya yang dihasilkan ada 4 antara lain:

Tabel 4.2 Jumlah unit produk

No Variansi

produk (P)

Kuantitas

produksi (Q)

1 Ø250 22.000

2 Ø300 20.000

3 Ø400 18.000

4 Ø600 16.000

total 76.000

Dari tabel diketahui bahwa Variansi produk yang dihasilkan ada 4 macam yaitu

ukuran Ø250 Ø300 Ø400 dan Ø600 dengan total kuantitas produksi pertahunya

sebanyak 76.000 batang tiang pancang bulat ( spunt piles ).

Jumlah komponen/ part yang dihasilkan oleh perusahaan

Dalam memproduksi beton tiang pancang (spun piles) ada beberapa komponen /

komposisi yang dibutuhkan antara lain :

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 38

Tabel 4.3 komponen beton tiang pancang bulat

No komponen/part

1 Semen

2 Pasir

3 Cruser

4 Concentrate

5 PC bar

6 Spiral

7 Emplit

8 Cairan kimia

Untuk memproduksi tiang pancang ini ada 8 komponen/part yang di butuhkan, dari ke 4

varian produk yang berbeda tetapi komponen/part nya sama hanya ukurnya dari

diameternya yang berbeda semisal untuk ukuran Ø250 dan Ø600 yang membedakan dari

2 macam varian ini hanya untuk ukuran spiral nya dan lebar dari pc bar lebih besar yang

ukuran Ø600 dibandingkan dengan Ø250 dan begitu juga untuk volume concentrate lebih

banyak yang ukuran Ø600 karena memang ukuran nya lebih besar. 8 komponen tersebut

didapat dengan membeli makan dalam perhitungan ini komponen tidak tersebut tidak

termasuk dalam pembuatan jadi hanya produk beton tiang pancang saja yang diproduksi

untuk komponen utama dan pendukungnya didapat dari membeli .

Tabel 4.4 kuantitas produksi

No Variansi produk

(P) komponen Kuantitas produksi (Q)

1 Ø250 1 22.000

2 Ø300 1 20.000

3 Ø400 1 18.000

4 Ø600 1 16.000

Total 1 76.000

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 39

4.6.3 Jumlah Aktivitas produksi

Proses produksi beton tiang pancang (spunt piles ) ukuran Ø250 , Ø300 , Ø400,

dan Ø600 mempunyai 17 proses operasi / tahapan pada proses produksinya antara lain

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5 Tahapan proses produksi spunt piles

1 pemotongan Pc bar

2 Proses Heading

3 pembuatan gulung spiral

4 Pemasangan emplit pada gulung spiral

5 membuka cetakan (molding )

6 penyemprotan Form oil

7 Setting (memasukkan geronjong ke dalam cetakan )

8 Penuangan concentrat ke dalam cetakan

9 pemasangan sil pada cetakan

10 Pemasangan tutup dari cetakan dg mesin Crane

11 pengerasan mur-baut pada tutup cetakan

12 penarikan beton (stressing )

13 pemadatan beton ( spinning )

14 Pemanasan beton ( steaming )

15 Pelepasan mur-baut pada cetakan

16 Pembukaan cetakan (the molding )

17 pengecatan emplit, marking, pemotongan strant (finishing)

Berdasarkan tabel didalam proses produksi betong tiang pancang (spunt piles) ada

17 tahapan proses operasi kemudia dari 17 tahapan tersebut di kalikan dengan jumlah

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 40

total produk yang dihasilkan untuk mengetahui waktu operasi pada proses pertahunya

yaitu dengan perhitungan sebagai berikut :

Keterangan : PQ : Jumlah unit produk yang dibuat oleh perusahaan

np : Jumlah total aktifitas operasi yang dilakukan

4.6.4 Jumlah pekerja yang dibutuhkan oleh perusahaan

Dalam perusahaan PT.BETON PRIMA INDONESIA yang memproduksi beton

tiang pancang bulat (Spunt piles) para pekerjanya dipekerjakan selama 16 jam yang

terbagi dalam 2 shit kerja. Yang masing-masing 8 jam. 7 hari dalam seminggu dan satu

tahun ada 50 minggu hari kerja .

Tabel 4.6 Shift dan jam kerja

Shift jam

1 8

2 8

Wt = 16 jam x 7 hari x 50 minggu = 5600 Jam / tahun

Untuk mencari jumlah pekerja yang dibutuhkan dalam proses produksi pembuatan

beton tiang pancang bulat (spunt piles) dapat dilakukan dengan membagi waktu proses

produksi keseluruhan dengan waktu proses produksi terlama dalam proses pembuatan

beton tiang pancang bulat kemudian dari hasilnya itu dibagi lagi dengan lama setiap

pekerja dalam satu proses produksi pembuatan beton atau dapat dibuat model

matematisnya seperti berikut :

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 41

/Wt

(

) /101,434

= 17 pekerja

Keterangan : W : Jumlah pekerja yang dibutuhkan (pekerja )

nof : Jumlah proses operasi (jam )

Wt : waktu pekerjaan dalam setahun ( jam )

4.6.5 Waktu siklus operasi

Tabel 4.7 Waktu operasi dengan 5 replikasi untuk spunt piles

No Operasi Replikasi (menit) waktu

siklus 1 2 3 4 5

S START 0 0 0 0 0 0

1 pemotongan Pc bar 2 1,9 2,1 1,5 1,8 1,86

2 Proses Heading 1 1,3 1,5 1,4 1,3 1,3

3 pembuatan gulung spiral 4 5,2 6,1 3,5 2,95 4,35

4 Pemasangan emplit pada

gulung spiral 8,1 7,5 6 7,5 3,5 6,52

5 membuka cetakan (molding ) 1,3 1,9 1,8 1,4 2,9 1,86

6 penyemprotan Form oil 7,9 8,9 9,8 10,1 12,5 9,84

7

Setting (memasukkan

geronjong ke dalam cetakan

)

6 5,38 5,9 6,3 5,5 5,816

8 Penuangan concentrat ke 1,45 1,86 2 2,3 2,2 1,962

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 42

dalam cetakan

9 pemasangan sil pada cetakan 3,1 2,9 3,75 2,4 2,4 2,91

10 Pemasangan tutup dari

cetakan dg mesin Crane 2 2,1 3,4 2,5 1,9 2,38

11 pengerasan mur-baut pada

tutup cetakan 9,1 9,2 8,2 9,4 9,9 9,16

12 penarikan beton (stressing ) 3,4 3,7 3,7 3,68 4,3 3,756

13 pemadatan beton ( spinning ) 9 9 9 9 9 9

14 Pemanasan beton ( steaming

) 13 13 13 13 13 13

15 Pelepasan mur-baut pada

cetakan 10,9 9,3 9,5 10,8 9,9 10,08

16 Pembukaan cetakan (the

molding ) 3,8 5,1 2,7 3,9 4,9 4,08

17

pengecatan emplit, marking,

pemotongan strant

(finishing)

13,1 12,4 14,9 13,9 13,5 13,56

TOTAL 101,434

Perpindahan antar proses produksi menggunakan crane waktu perpindahan antar mesin

produksi atau antar stasiun kerja membutuhkan ± 1 menit untuk sampai di stasiun kerja berikutnya.

Waktu set up mesin merupakan waktu yang dibutuhkan dalam proses permesinan untuk melakukan

setting ulang untuk produk yang berbeda.waktu yang dibutuhkan dalam melakukan set up mesin ± 2

menit. Waktu set-up dan perpindahan sudah termasuk dalam waktu proses / waktu siklus operasi

yang sudah di tabelkan pada tabel diatas.

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 43

Tabel 4.8 Waktu Siklus Operasi Pada Setiap Staisun Proses produksi setiap produknya

Karena ada lebih dari satu produk jadi untuk mengetahui waktu produksi rata-rata

per unit produknya pada satuan produk dari masing-masing staisun kerja (Tp) dengan

melakukan perhitungan :

Tp = Tb / Q

Tp = 1.292.000 / 76.000 batang dalam satu tahun

= 17 menit

No Tahapan proses produksi

waktu siklus operasi

(menit )

1 pemotongan Pc bar 1,86

2 Proses Heading 1,3

3 pembuatan gulung spiral 4,35

4 Pemasangan emplit pada gulung spiral 6,52

5 membuka cetakan (molding ) 1,86

6 penyemprotan Form oil 9,84

7

Setting (memasukkan geronjong ke dalam cetakan

) 5,816

8 Penuangan concentrat ke dalam cetakan 1,962

9 pemasangan sil pada cetakan 2,91

10 Pemasangan tutup dari cetakan dg mesin Crane 2,38

11 pengerasan mur-baut pada tutup cetakan 9,16

12 penarikan beton (stressing ) 3,756

13 pemadatan beton ( spinning ) 9

14 Pemanasan beton ( steaming ) 13

15 Pelepasan mur-baut pada cetakan 10,08

16 the molding 4,08

17 Finishing 13,56

TOTAL 101,434

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 44

Keterangan :

TP = waktu rata-rata proses produksi per unit masing-masing stasiun kerja

Tb = waktu operasi per tahunya

Q = jumlah kuantitas beton dalam satu tahunya

4.6.6 Laju Produksi

Laju produksi bagi satuan proses tungal atau operasi perakitan biasanya

dinyatakan pada laju satuan perjam,yakni perjam nya menghasilkan berapa produk. Tapi

dalam studi kasus ini digunakan laju produksi untuk perharinya karena memang mengacu

pada kuantitas pertahun dari produk yang dihasilkan.

Rp = 960 / Tp

Rp = 960/ 17 menit

= 56,47

= 57 batang perharinya

Keterangan

Rp = Laju produksi perhari

TP = waktu proses produksi per stasiun kerja (menit)

960 = konstanta ketika ada 16 jam kerja dalam sehari (2 shift kerja ) / menit

4.6.7 Kapasitas produksi

Maksimum rate output merupakan kapaitas rata-rata produk jadi yang dapat

dihasilkan oleh perusahaan PT BETON PRIMA INDONESIA per minggunya dalam

memproduksi beton tiang pancang (spunt piles) adalah sebagai berikut :

PC = n.S.H.Rp

PC = 4 x 2 x 8 x 57 batang / harinya

= 3648 batang / minggunya

Keterangan

PC = kapasitas produksi

n = Jumlah macam model

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 45

S = shift kerja

H = jam kerja dalam satu shif

Rp = Laju produksi per-harinya .

Jadi berdasarkan perhitungan diatas PT BETON PRIMA INDONESIA harus dapat

menghasilkan 3648 batang / minggunya untuk perminggunya. Untuk keempat ukuran

tersebut.

4.7 Analisa dan pembahasan

Pengolahan data yang dilakukan sub bab sebelumnya menggunakan konsep

Manufacturing operation dalam melakukan analisanya terbagi menjadi beberapa

tahap. berikut ini adalah analisis untuk masing-masing tahap dalam pengolahan data :

1. Tahap 1 Precedent Diagram

Tahap ini ditunjukkan oleh gambar 4.1 . pada gambar tersebut terdapat gambar

lingkaran yang menunjukkan masing-masing tahapan proses operasi pada proses

produksi produk Spunt Pile di PT.BETON PRIMA INDONESIA . S adalah merupakan

proses awal memulai kegiatan dan F adalah kegiatan akhir setelah proses produksi

berlangsung. Selain itu gambar tersebut juga menunjukkan bahwa proses berikutnya tidak

dapat dilakukan ketika proses pada stasiun kerja sebelumnya belum selesai karena proses

operasinya berurutan.

2. Tahap 2 Jumlah unit produk yang dihasilkan oleh perusahaan

Tahap ini ditunjukan dengan Tabel 4.2 yaitu tentang Jumlah unit produk yang

dihasilkan dengan 4 macam varian produk yaitu Ø250 , Ø300, Ø400 dan Ø600 dengan

kuantitas produksi yang berbeda beda pada setiap ukuran yang ada.kemudian dari

keseluruhan jumlah kuantitas produksi dari masing-masing ukuran dikalikan dengan

jumlah varian produk dan didapatkan hasil 76.000 unit produk yang dihasilkan dalam

pertahunya untuk 4 varian produk tersebut.

3. Tahap 3 Jumlah aktivitas proses operasi yang ada dalam proses produksi

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 46

Pada tahap ini diketahui bahwa jumlah aktivitas operasi yang terjadi dalam satu

tahunya adalah 1.292.000 operasi yang didapat dari 17 operasi yang seperti pada tabel 4.5

dikalikan dengan jumlah kuantitas keseluruhan dari masing masing ukuran.

4. Tahap 4 Jumlah Pekerja

Tahap ini diketahui jumlah pekerja yang dibutuhkan adalah 17 pekerja yang

mengacu pada 1.292.000 proses operasi dan 5600 jam/tahunya. Tetapi dari hasil

wawancara yang dilakukan dengan perusahaan ada 34 pekerja didalam lantai produksi

spunt piles . pada 1 stasiun kerja ada 2 orang operator / pekerja jadi sebenarnya jumlah

pekerja tersebut terlalu banyak. 1 stasiun kerja hanya membutuhkan 1 orang pekerja atau

operator karena dalam pemindahanya menggunakan crane.

5. Tahap 5 Waktu Siklus Operasi Yang Dibutuhkan

Dari tahap 5 ini diketahui waktu siklus dari masing-masing proses operasi seperti

pada tabel 4.7 waktu siklus ini didapatkan dari data pengamatan sebanyak 5 replikasi

dengan asusmsi Mesin yang diamati memiliki efesiensi yang sama sehingga memiliki

perfomance rating yang sama pula dan Operator yang bertugas dalam mengoperasikan

mesin bekerja dalam keadaan normal kemudian Setting mesin dan perawatan hanya

dilakukan pada saat pergantian shift atau hari libur dari produksi.

6. Tahap 6 Laju Produksi

Dari tahap berikut diketahui bahwa laju produksi perharinya adalah 57 batang

beton tiang pancang untuk 4 macam varian tersebut. Tetapi hasil wawancara dengan

bagian Section Head dari perusahaan , laju produksi perusahaan perharinya hanya

mencapai 30-40 batang beton tiang pancang jadi pada kenyataanya banyak kesempatan

yang telah terbuang , karena yang seharusnya laju produksinya bisa mencapai diatas 50

batang per harinya jadi tidak sampai mungkin karena ada beberapa faktor dalam proses

produksi entah faktornya tersebut , karena pekerjanya atau karena bitching plan yang telat

dalam memasak concentate.

7. Tahap 7 Kapasitas produksi

Dalam tahap ini diketahui kapasitas produksi per minggunya adalah 3648 batang

untuk 4 macam varian produk .sedangkan yang didapatkan informasi dari perusahaan

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 47

hanya mampu memproduksi sekitar 2000 batang saja dari ke-4 macam produk tersebut.

Kapasitas produksi yang seharunya 3648 batang ini mungkin dipengaruhi dari laju

produksi per-harinya . karena pada kenyataanya diperusahaan hanya mampu

memproduksi 40 batang beton tiang pancang bulat ( spunt piles) untuk setiap harinya.

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 48

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan Kuliah Kerja Nyata / Praktek dan melakukan pengamatan,

pengolahan data, serta analisis dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan.

Berikut ini adalah kesimpulan dari pelaksanaan KKN-P di PT BETON PRIMA

INDONESIA :

1. Dalam melakukan analisis digunakan Manufacturing operation didalam mengetahui

tahapan proses produksi, laju produksi dan kapasitas produksi dari 4 macam varian

produk yang dihasilkan oleh PT BETON PRIMA INDONESIA

2. Tahapan proses operasi didalam proses produksi spunt piles tersebut ada 17 tahapan

proses untuk sampai menjadi produk jadi. Yang sudah digambarkan dengan precedent

diagram dalam sub-bab pengolahan data. Pada proses produksi ini semua proses

operasinya berurutan , tidak akan ada proses operasi berikutnya ketika proses operasi

sebelumnya belum terselesaikan.

3. Penerapan Manufacturing operation didalam perusahaan cukuplan penting karena

dengan konsep ini perusahaan dapat mengetahui laju produksi dari perusahaan per-

harinya sampai pertahunya untuk ke 4 varian produk yang dihasilkan dan selain untuk

menentukan laju produksi , konsep ini dapat digunakan menganalisa kapasitas

produksi.

4. Laju produksi perharinya didapatkan 57 batang. Laju tersebut mengacu pada dari

jumlah kseluruhan proses operasi yaitu sebesar 1.292.000 dan jumlah jam kerja selama

satu tahunya 5600 jam/tahun.

5. Kapasitas produksi perminggunya diperoleh dari kapasitas per-harinya yang mencapai

57 batang kemudian dilakukan pengolahan data dengan menggunakan rumus tertentu

akhirnya di peroleh kapasitas perminggunya sebesar 3648 batang /minggu.

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Manufacturing Operation Page 49

5.2 Saran

Saran yang diberikan kepada PT. Beton Prima Indonesia dan peserta KKN-P adalah

sebagai berikut.

1. PT. Beton Prima Indonesia sebaiknya dapat mengaplikasikan konsep

Manufacturing operation dalam proses produksinya

2. Peserta KKN-P sebaiknya lebih memahami tentang topik yang akan dibahas

sehingga bisa melakukan pengambilan data dengan benar.

3. Peserta KKN-P sebaiknya lebih memahami peraturan perusahaan sehingga bisa

menjalin kerjasama yang baik antara peserta dengan karyawan.