Kitektro Vol01No01Thn2012 Rizqiya p26-32
-
Upload
icha-hidayah -
Category
Documents
-
view
62 -
download
6
Transcript of Kitektro Vol01No01Thn2012 Rizqiya p26-32
![Page 1: Kitektro Vol01No01Thn2012 Rizqiya p26-32](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022012315/55cf9da3550346d033ae7fd2/html5/thumbnails/1.jpg)
7/16/2019 Kitektro Vol01No01Thn2012 Rizqiya p26-32
http://slidepdf.com/reader/full/kitektro-vol01no01thn2012-rizqiya-p26-32 1/7
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro 26 e-ISSN: 2252-7036
Vol.1 No.1 2012: 26-32
PENGEMBANGAN APLIKASI UNTUK SIMULASI EVAKUASI BENCANA
TSUNAMI BERBASIS AGENT BASED MODELING
Rizqiya Windy Saputra1)
, Khairul Munadi2)
, Yudha Nurdin3)
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Syiah KualaJln. Tgk Syech Abdurrauf No. 7, Darussalam, Banda Aceh, Indonesia
e-mail : [email protected], [email protected], [email protected]
ABSTRAK
Simulasi evakuasi bencana merupakan salah satu metode yang digunakan dalam proses mitigasi resiko bencana.
Khususnya bencana tsunami, kerusakan parah yang mungkin ditimbulkan dapat dihindari dengan adanya edukasi mitasi
bencana dalam bentuk simulasi. Agent Based Modeling (ABM) merupakan salah satu metode pengembangan model
simulasi berbasis agent . Pemodelan simulasi berbasis agent merupakan salah satu metode yang digunakan dalam
pemodelan simulasi fenomena alam dan sosial. Agent yang merupakan bagian dari Artificial Intelligence adalah objek
autonomous yang dapat bertindak berdasarkan pengaruh sekitarnya. Pengembangan model dari simulasi menggunakantoolkit Netlogo 4.1.3 yang bersifat open source. Proses pengerjaan model dilakukan dengan membuat kode-kode perintah
pada bagian procedures dari Netlogo, untuk kemudian dapat dieksekusi oleh agent-agent pada halaman interface. Model
simulasi yang dibuat terdiri dari model bencana tsunami, manusia yang bergerak menuju exit point dan penentuan letak
exit point . Setiap model yang dibuat, mewakili simulasi sederhana dari bentuk dan fenomena sebenarnya pada dunia nyata.
Model yang dihasilkan ini dapat menjadi sebuah acuan menentukan persentase keselamatan agent human pada model.
Kata Kunci : Agent , ABM, Netlogo
DEVELOPMENT OF APPLICATION FOR TSUNAM I DI SASTER EVACUATION SIMULATI ON BASED ON AGENT BASED MODELI NG
ABSTRACT
Disaster evacuation simulation is one of the methods used in the process of disaster risk mitigation. Especially the tsunami
disaster, a huge damage that probably arise can be avoided by the education of disaster mitigation in the form of
simulation. Agent Based Modeling (ABM) is one method of agent-based simulation model development. Agent-based
modeling simulationis one of the methods used in simulation modeling of natural and social phenomena. Agents as part of
Artificial Intelligence are autonomous objects that can act on the surrounding influences. Development of simulation
models using Netlogo 4.1.3 as toolkit, and that is an opensource. The process of the model was made by creating a
command code in the procedures tab of Netlogo, and then to be executed by agents on the interface tab. Simulation model is consisting of a model of the tsunami disaster, people are moving towards the exi point and determination of exit point
location. Each model is created, is representing a simple simulation of the actual forms and phenomena in the real world.
The result of model can be a reference to determine the percentage of the safety of human agents in the model.
Keyword : Agent , ABM, Netlogo
1) Mahasiswa Tugas Akhir , 2) Dosen Pembimbing Utama, 3) Dosen Pembimbing Kedua. Karya ilmiah ini telah di- review oleh komite
pembahas dan disetujui untuk dipublikasikan pada tanggal 27 Maret 2012.
![Page 2: Kitektro Vol01No01Thn2012 Rizqiya p26-32](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022012315/55cf9da3550346d033ae7fd2/html5/thumbnails/2.jpg)
7/16/2019 Kitektro Vol01No01Thn2012 Rizqiya p26-32
http://slidepdf.com/reader/full/kitektro-vol01no01thn2012-rizqiya-p26-32 2/7
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.1 No.1 2012 27 @2012 kitektro
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu daerah yang
rawan terjadi bencana. Potensi bencana ini sangat terkait
dengan letak geografis, banyaknya gunung berapi yang
berpotensi menyebabkan gempa serta sangat luasnya
area-area potensi tsunami (Goto, 2010). Resiko bencanayang ditimbulkan sangat luas pengaruhnya bagi
masyarakat. Terutama daerah kita yang rawan akan bencana gempa dan tsunami. Persiapan menghadapi
bencana dapat dilakukan dengan metode edukasi dan
non-edukasi. Persiapan dalam konteks non-edukasi dapat
dicontohkan pada pembangunan infrastruktur
penanggulangan bencana pada daerah rawan dan
penertiban hukum terkait. Serta dalam bentuk edukasidapat berupa sosialisasi kepada masyarakat luas,
penambahan materi pelajaran di sekolah-sekolah,
mengadakan pelatihan-pelatihan tanggap bencana serta
dengan pengadaan simulasi-silmulasi penanggulangan
bencana.Salah satu bentuk pengembangan metode
simulasi adalah dengan agent based modeling (ABM).
ABM merupakan pengembangan dari kecerdasan buatan
yang lebih dikenal dengan istilah artificial inteligence
(AI). Metode simulasi ini mempresentasikan agent
sebagai model dari orang yang melarikan diri. Selain itu,
simulasi ini juga mempresentasikan karakter fisik
lingkungan dan pemodelan dari bencana tsunami.
Terkait dengan berbagai bentuk bencana yang
umum terjadi di Indonesia misalnya banjir, gempa, tanah
longsor dan bahkan tsunami. Karena bencana dapat
terjadi secara tiba-tiba dan melewati proses yang
perlahan. Ada bencana yang bisa diperkirakansebelumnya seperti tsunami, tanah longsor atau banjir,
sedangkan bencana seperti gempa tidak dapat
diperkirakan sebelumnya. Paling tidak ada empat faktor
yang dapat mengakibakan dampak-dampak seperti
kerugian yang besar dan dan jumlah korban yang banyak (Tim, 2008), yaitu:
Kurangnya pemahaman terhadap karakteristik
bencana (hazard ).
sikap dan prilaku yang dapat mengakibatkan
penurunan kualitas sumber daya alam
(vulnerability).
Kurangnya informasi/ peringatan dini (early
warning ) yang menyebabkan ketidaksiapan. Ketidakberdayaan/ketidakmampuan dalam
menghadapi bahaya bencana.
Beberapa metode mitigasi dapat dilakukan berdasarkan faktor yang telah dirincikan diatas. Metode
simulasi merupakan salah satunya. Pengembangan
simulasi berbasis agent ini merupakan sebuah edukasi
penting dalam evakuasi bencana. Edukasi adalah sebuah
langkah pembelajaran dengan tujuan tertentu yang ingindicapai. Edukasi visual memberikan nilai penting bagi
masyarakat. Pentingnya edukasi terhadap evakuasi
bencana tsunami akan mengurangi resiko jumlah korban
yang merupakan target yang ingin dicapai dari edukasi.
Dalam pengembangan simulasi berbasis agent ini,
terdapat banyak sekali free software yang dapat
digunakan. Diantaranya MASON, Repast, Swarm,
Netlogo dan Starlogo. Free software dapat diunduh
disitusnya masing-masing.
II. DASAR TEORI
2. 1 Definisi Inteligence Agent
AI merupakan salah satu bagian ilmu komputer
yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan
pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh
manusia (Rohman, 2008). Lebih tepatnya yaitu membuatmesin dapat memiliki kemampuan belajar serta
beradaptasi dengan sesuatu. Perkembangan dari AI ini
yang selanjutnya bercabang hingga sampai pada
pengertian agent.
Perkembangan dari AI ini berawal pada tahun1950 – an, Alan Turing, seorang pionir AI dan ahlimatematika Inggris melakukan percobaan Turing
(Turing Test ) yaitu sebuah komputer melalui
terminalnya ditempatkan pada jarak jauh. Di ujung yang
satu ada terminal dengan software AI dan diujung lain
ada sebuah terminal dengan seorang operator. Operator
itu tidak mengetahui kalau di ujung terminal lain
dipasang software AI. Mereka berkomunikasi dimana
terminal di ujung memberikan respon terhadap
serangkaian pertanyaan yang diajukan oleh operator.
Dan sang operator itu mengira bahwa ia sedang
berkomunikasi dengan operator lainnya yang berada
pada terminal lain. Turing beranggapan bahwa jikamesin dapat membuat seseorang percaya bahwa dirinya
mampu berkomunikasi dengan orang lain, maka dapat
dikatakan bahwa mesin tersebut cerdas (seperti layaknya
manusia).
Selain kecerdasan buatan terdapat pula istilahkecerdasan alami. Kecerdasan alami adalah bentuk
kecerdasan yang timbul secara alami tanpa perlu dibuat.
Perbedaan ntara kecerdasan buatan dan kecerdasan alami
diantaranya berupa kecerdasan alami bersifat tidak kekal
dan kreatif.
2. 2 Defenisi Agent
Untuk saat ini, kosa kata agent telah sangat banyak digunakan dalam berbagai bidang informatika,
komputer, industri, elektronik maupun manufacturing.
Penggunaan nya yang sangat populer malah
mengakibatkan arti dari kata agent menjadi tidak jelas.
Karena setiap peneliti selalu mendefinisikan kata agent
sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuninya. Walaupun
hingga saat ini belum ada arti formal bagi kata agent ,
telah muncul beberapa gabungan kata seperti : Intelegent
agent, software agent, technology agent dan autonomousagent . Kata-kata agent itu sendiri terdapat beberapa arti
diantaranya (Azhari,2005):
![Page 3: Kitektro Vol01No01Thn2012 Rizqiya p26-32](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022012315/55cf9da3550346d033ae7fd2/html5/thumbnails/3.jpg)
7/16/2019 Kitektro Vol01No01Thn2012 Rizqiya p26-32
http://slidepdf.com/reader/full/kitektro-vol01no01thn2012-rizqiya-p26-32 3/7
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.1 No.1 2012 28 @2012 kitektro
“software agents are program that engage
indialogs and coordinate transfer of
information”.
An agent is a software, a hardware or (more
usually) software-based computer system that
enjoys the autonomy, social ability, reactivity and
pro-activieties”
Dalam konteks penelitian karya ilmiah ini, pengertian agent mengarah kepada model orang yang
melakukan evakuasi terhadap bencana (orang yang
melarikan diri), model exit point dan model bencana
tsunami.
2. 3 Agent-Based Modeling (ABM) Agent-Based Modeling (ABM) dikenal dengan
banyak nama yaitu ABM (agent-based modeling ), ABS
(agent-based systems), dan IBM (individual based
modeling ) (Macal, 2006). Dengan menggunakan metode
ini terdapat tiga keunggulan yang tidak didapatkan padateknik yang lain, yaitu (Bonabeau, 2002) :
ABM menampilkan phonomena yang sedang
terjadi
ABM menyediakan deskripsi sumber dari sebuah
sistem.
ABM sangat flexible.
2. 4 Metode Simulasi
Simulasi adalah sebuah metode untuk
mempelajari suatu sistem dengan memodelkan sistem
tersebut sesuai dengan karakteristiknya dan melakukan
beberapa eksperimen dengan memberikan beberapa
input yang mungkin pada model tersebut untuk
kemudian dipelajari keluarannya (Mahtarami,2006).
Proses dari simulai perlu diterapkan pada pembuatansistem ini untuk penentuan tujuan dari perangkat lunak
yang dibuat.
III. PERANCANGAN MODEL SIMULASI
Perancangan model pada karya ilmiah ini
bertujuan untuk Menghasilkan sebuah aplikasi sederhana
evakuasi bencana tsunami yang mudah dipahami, dapat
dikembangkan dan menjadikan aplikasi simulasi yang
telah dibuat ini sebagai salah satu metode mengurangi
bahaya akibat bencana Tahap perancangan model
simulasi bertujuan untuk menentukan pengembangan
model evakuasi bencana tsunami sesuai dengan konsepyang diinginkan.
3.1 Perancangan Model Simulasi
Pemodelan evakuasi sederhana ini dirancang
dengan 6 tahapan. Rancangan yang dibuat tergambar
pada diagram gambar 1.a berikut :
Gambar 1. Tahapan Perancangan Model dan Model Agent pada Simulasi
b. Tahapan perancangan a. Model Agent
![Page 4: Kitektro Vol01No01Thn2012 Rizqiya p26-32](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022012315/55cf9da3550346d033ae7fd2/html5/thumbnails/4.jpg)
7/16/2019 Kitektro Vol01No01Thn2012 Rizqiya p26-32
http://slidepdf.com/reader/full/kitektro-vol01no01thn2012-rizqiya-p26-32 4/7
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.1 No.1 2012 29 @2012 kitektro
a) Pemodelan Bencana, Agent manusia dan Exit Point
Poin utama dari pemodelan simulasi ini adalah
menggunakan agent turtles pada Netlogo. Agent yang
pada awal proses berbentuk turtles dirubah sesuai
dengan keinginan kita untuk memodelkannya. Dalam
simulasi ini, agent turtles yang digunakan dibagi dalamtiga macam, yaitu :
Agent bencana tsunami berbentuk square
Agent manusia yang melakukan evakuasi
berbentuk human
Agent exit point berbentuk house
Hasil pemodelan yang dibuat terlihat pada Gambar 1.b.
b) Pemodelan Area Sebelum dan Sesudah Bencana
Tsunami Terjadi.
Pada world Netlogo, terdapat dua pathces yang
digunakan. Pathces yang berwarna hitam dimodelkan
sebagai bangunan, sedangkan yang berwarna coklat
dimodelkan sebagai area sebelum bencana terjadi. Pathces berwarna hitam diletakkan juga secara acak.
Peletakan secara acak ini bertujuan agar konsep dari
pergerakan agent human ke area penyelamatan dengan
jalur yang acak juga dapat direalisasikan.
Patches pada world Netlogo merupakan model
area yang coba disimulasikan, terdiri dari dua macamwarna, brown dan black . Sebagaimana telah disebutkan,
patches berwarna hitam menggambarkan model
bangunan, sedangkan warna coklat menggambarkan
jalur bebas yang dapat dilewati oleh agent manusia
ketika bergerak. Area yang dimodelkan ini berada pada
world Netlogo dengan maksimum koordinat X 120, dan
maksimum koordinat Y adalah 100.
c) Pemodelan Proses Bencana Tsunami
Pemodelan untuk bencana tsunami pada
simulasi ini dimodelkan agent berbentuk square yang bergerak dari sisi koordinat X negatif menuju koordinat
X positif. Gerak laju gelombang tsunami pada model
simulasi ini dibatasi pada kecepatan tertentu, hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan hasil kerusakan yang
dibuat oleh bencana tersebut.
d) Pemodelan Proses Evakuasi
Fenomena kehidupan nyata menggambarkan
bahwa manusia akan menuju ke tempat yang amanketika bencana terjadi. Namun, dalam beberapa situasi
jumlah korban bisa menjadi lebih besar karena tidak
tepatnya area evakuasi. Dalam model simulasi yangdibuat saat ini, telah ditentukan area evakuasi (exit point )
yang menjadi tujuan bergeraknya agent manusia.
Terdapat maksimum 10 buah area evakuasi, jumlahnya
dapat diatur sesuai keinginan pada awal memulai
simulasi.
Model agent yang bergerak menuju area
evakuasi ini dimodelkan dengan bergerak maju ke
depan. Apabila bertabrakan dengan patches berwarna
hitam (bangunan), maka agent manusia akan berputar kearah patches berwarna coklat untuk kemudian kembali
bergerak maju.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Dalam penelitian ini Netlogo dipilih sebagai
toolkit untuk membangun sebuah model simulasi
evakuasi bencana berbasis ABM. Netlogo dipilih karena
cocok model berbasis agent yang kompleks, multi level
maupun dalam jumlah yang besar untuk memodelkan
simulasi natural ( alam) dan fenomena sosial.
Dalam karya ilmiah ini fenomena alam yangdiangkat adalah musibah tsunami. Pemilihan fenomena
ini berkaitan erat dengan kondisi daerah aceh saat ini
yang masih merasakan dampak dari potensi bahaya yangditimbulkan. Dengan menggunakan Netlogo sebagai
toolkit ini sendiri, prilaku intelligence dapat dituliskan
secara jelas dengan perintah ask. Segala bentuk perintah
yang berkaitan dengan agent itu sendiri dituliskan
seluruhnya pada bagian procedure, sehingga dengan katalain procedure pada pemograman ini adalah bagian
spesifik yang terdiri dari perintah-perintah yang
dijalakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Agent untuk tsunami dimodelkan dengan agent
berbentuk square yang bergerak dari satu sisi ke sisiyang lain. Prilaku agent turtles yang tergambar
merupakan prilaku dari tsunami pada dunia nyata. Pada
simulasi yang dibuat, ketika prosedur “mulai” dijalankan
maka interaksi antara agent tsunami dan environment
akan terjadi. Sesuai dengan perintah yang telah dibuat,
maka model tsunami akan bergerak dan menabrak model
bangunan dan manusia. Dengan adanya interaksi ini,
didapatkan hasil ataupun grafik dari jumlah kerusakan
bangunan yang diakibatkan oleh tsunami ini sendiri.
Selain memodelkan tsunami, dalam simulasi ini
juga dimodelkan agent berbentuk manusia yang
melakukan evakuasi menjauh dari tsunami. Agent ini
berjalan menuju ke beberapa exit point. Sebelummenjalankan simulasi, pengguna dapat mengatur jumlah
exit point dan agent manusia yang akan ditampilkan
pada model. Agent manusia dalam simulasi ini dibatasi
untuk maksimum 4000 agent , dengan batasan exit point
maksimum mencapai 10 buah. Prilaku yang dilakukanoleh agent manusia adalah menjauh dari tsunami dan
menuju ke exit point .
![Page 5: Kitektro Vol01No01Thn2012 Rizqiya p26-32](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022012315/55cf9da3550346d033ae7fd2/html5/thumbnails/5.jpg)
7/16/2019 Kitektro Vol01No01Thn2012 Rizqiya p26-32
http://slidepdf.com/reader/full/kitektro-vol01no01thn2012-rizqiya-p26-32 5/7
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.1 No.1 2012 30 @2012 kitektro
Gambar 2. Tampilan Simulasi yang sedang Berjalan dalam 2D
Gambar 3. Tampilan Simulasi yang sedang Berjalan dalam 3D
![Page 6: Kitektro Vol01No01Thn2012 Rizqiya p26-32](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022012315/55cf9da3550346d033ae7fd2/html5/thumbnails/6.jpg)
7/16/2019 Kitektro Vol01No01Thn2012 Rizqiya p26-32
http://slidepdf.com/reader/full/kitektro-vol01no01thn2012-rizqiya-p26-32 6/7
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.1 No.1 2012 31 @2012 kitektro
4.2 Hasil Penelitian
hasil simulasi yang dijalan kan memberikan nilai berbeda dari setiap simulasi yang dilakukan. Untuk memvalidasi
hasil, penulis mencoba dengan delapan kali percobaan, yaitu :
a Percobaan pertamaPercobaan dilakukan dengan menentukan jumlah agent human 4000 orang, 3 exit point dan kecepatan tsunami
1.0/ticks. Hasil yang didapat adalah :
Gambar 4. Tampilan grafik dari percobaan pertama
a Percobaan berikutnya,
Untuk percobaan yang dilakukan kemudian, dapat terlihat pada tabel 1 berikut :
Tabel 1. Hasil Percobaan pada simulasi yang dilakukan
Pengujian yang dilakukan dengan delapan kali
percobaan menunjukkan perbedaan jumlah agent
manusia yang selamat setelah proses simulasi
berlangsung. Pada percobaan berikutnya, sebelum
No. Percobaan
Jumlah Agent H uman
Jumlah Exit Point
Kematian Agent H uman
sebelum sesudah %
1. Pertama 3572 1892 3 52.96
2. Kedua 3567 1842 4 51.64
3. Ketiga 3556 1824 5 51.29
4. Keempat 3579 1808 6 50.51
5. Kelima 3581 1796 7 50.15
6. Keenam 3548 1797 8 50.64
7. Ketujuh 3591 1782 9 49.62
8 Kedelapan 3581 1770 10 49.42
![Page 7: Kitektro Vol01No01Thn2012 Rizqiya p26-32](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022012315/55cf9da3550346d033ae7fd2/html5/thumbnails/7.jpg)
7/16/2019 Kitektro Vol01No01Thn2012 Rizqiya p26-32
http://slidepdf.com/reader/full/kitektro-vol01no01thn2012-rizqiya-p26-32 7/7
KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-ISSN: 2252-7036
Vol.1 No.1 2012 32 @2012 kitektro
simulasi agent human yang diinisialisasikan berjumlah
4000, namun untuk simulasi berjalan, agent yang
terdapat di area simulasi berbeda. Hal ini disebabkan
oleh program yang tidak membolehkan agent human
berada pada black patches. Pada percobaan untuk 4 exit
point misalnya, agent yang terdapat pada simulasi
berjumlah 3567 sebelum simulasi dan setelah simulasi berjalan berkurang menjadi 1842. Begitu pula untuk
percoban ketiga. Pengurangan jumlah kematian inimenunjukan peningkatan dari sisi keselamatan pada
agent human. Hal ini dapat disesuaikan dengan realita di
kehidupan nyata, dimana dengan semakin banyaknya
exit point , kemungkinan orang-orang untuk melakukan
evakuasi semakin banyak.
Penurunan persentase kematian ini menjadikan peningkatan nilai persentase keselamatan berbanding
lurus dengan jumlah exit point yang diberikan. Semakin
banyak lokasi exit point yang diberikan maka persentase
keselamatan semakin meningkat. Namun dari pada itu,
nilai persentase juga bisa berbalik. Salah satu penyebabnya adalah sifat unpredictable yang dimilikioleh Agent Based Modeling (ABM). Hal ini terlihat pada
percobaan keempat dan kelima. Pada percobaan terlihat
persentase kematian dengan 6 exit point lebih besar dari
7 exit point . Na
V. KESIMPULAN
Berdasarkan model yang telah dibuat, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Model yang dihasilkan dari toolkits Netlogo
4.1.3 memberikan gambaran fenomena alamdan sosial.
2. Nilai persentase keselamatan berbanding lurus
dengan jumlah exit point . Semakin banyak
jumlah exit point , maka semakin tinggi
persentase keselamatan.
3. Model dapat dikembangkan sesuai ide-ide
terbaru dari developer .
VI. REFERENSI
Azhari, 2005, Overview Metodologi Rekayasa
Perangkat Lunak Beorientasi Agen, FMIPA Universitas
Gadjah Mada.
Bonabeau, Eric., 2002. Agent-Based Modeling :
Methods and Techniques for Simulating Human System,
PNAS
GOTO, Yozo., 2010, Animation Viewer Development
as A Method of Disaster Preparedness and Education. International Workshop & Expo on Sumatra Tsunami
Disaster & Recovery 2010
Macal, Charles M., 2006, Tutorial on Agent-Based
Modeling and Simulation part 2: How to Model with
Agent, IEEE.Mahtarami, Affan, 2006. Pengembangan Tempat
Rekreasi dengan Simulasi. Universitas Islam Indonesia.
Rohman, Feri Fahrur. (2008). Rancang Bangun Aplikasi
Sistem Pakar Untuk Menentukan Jenis Gangguan
Perkembangan Pada Anak.Universitas Islam Indonesia.
Rizqiya Windy Saputra (0604105010063) dilahirkan di Aceh Timur, pada tanggal 20
Mei 1988. Menamatkan MTs Darul Ulum pada tahun 2003 dan MA Darul Ulum
Banda Aceh pada tahun 2006. Rizqiya merupakan anak pertama dari 6 bersaudara.
Selama menjadi mahasiswa aktif sebagai pengurus HIMATEKTRO periode 2007-2008,
asisten pada Laboratorium Pemrosesan Data periode 2009-2012, dan masih menjabat
sebagai Ketua Bidang Infokom IKADU (Ikatan Alumni Pelajar Darul Ulum). Kegiatanyang pernah diikuti selama perkuliahan yaitu Seminar Nasional dan Expo Teknik Elektro
Unsyiah (SNETE) 2011, Seminar Bisnis Internet 2010 . Tugas Akhir ini diselesaikan
selama setahun dengan kelompok riset MuSig (Multimedia Signal Processing Research
Group). Selepas lulus program S1, Rizqiya berkeinginan untuk bekerja sambil menimba
ilmu di bidang IT pada berbagai perusahaan ternama.