KITA PASTI BISA dan ini yang terakhrirrrr.doc

download KITA PASTI BISA dan ini yang terakhrirrrr.doc

of 39

Transcript of KITA PASTI BISA dan ini yang terakhrirrrr.doc

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI RUMAH SAKIT ORTHOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

MEMBANDINGKAN CROSSMATCH METODE TABUNG dengan METODE GELDiajukan untuk Memenuhi syarat Ujian Akhir Sekolah

Disusun oleh :

1. Agustina Dwi Suryawati

23902. Christava Nugraheni S

2396

3. Francisca Verawati

2406

4. Riseta Derajat Gemilang

2421

BIDANG KEAHLIAN

: ANALIS KESEHATAN

PROGRAM KEAHLIAN

: KIMIA KLINIK

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ANALIS KESEHATAN NASIONAL

KOTA SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2011-2012LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI RUMAH SAKIT ORTHOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

MEMBANDINGKAN CROSSMATCH METODE TABUNG dengan METODE GELDiajukan untuk Memenuhi syarat Ujian Akhir Sekolah

Disusun oleh :

1. Agustina Dwi Suryawati

2390

2. Christava Nugraheni S

2396

3. Francisca Verawati

2406

4. Riseta Derajat Gemilang

2421

BIDANG KEAHLIAN

: ANALIS KESEHATAN

PROGRAM KEAHLIAN

: KIMIA KLINIK

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ANALIS KESEHATAN NASIONAL

KOTA SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2011-2012PANITIA PELAKSANA PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN(SMK) ANALIS KESEHATAN NASIONAL

KOTA SURAKARTA

Jl. Yos sudarso 338,Surakarta,57155,Jawa Tengah

Telp.(0271)644958, fax. (0271) 655023,Email: [email protected]

LEMBAR PENGESAHANMEMBANDINGKAN CROSSMATCH METODE TABUNG dengan CROSSMATCH METODE GELLAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGANDiajukan untuk Memenuhi Syarat Ujian AkhirOleh :

Agustina Dwi Suryawati

Nis:2390

Christava Nugraheni S

Nis:2396

Francisca Verawati

Nis:2406

Riseta Derajat Gemilang

Nis:2421

Disahkan:

Hari

: .............................

Tanggal: ............................

Pembimbing

Pembimbing SekolahRumah Sakit Ortopedi

Prof.DR.R. Soeharso Surakarta

Salim, S.ST

Lani Ciptaningsih S.TMengetahui,

Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Analis Kesehatan Nasional Surakarta

Dr.Juniarti Winarno, M.Kes

PERSEMBAHAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini penulis

persembahkan untuk :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan.

2. Ayah,ibu serta saudara-saudara kami tercinta.

3. Semua pegawai laboratorium RSO Prof. Dr.R.Soeharso SURAKARTA

4. Semua pihak yang turut membimbing

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan berjudul MEMBANDINGKAN CROSSMATCH METODE TABUNG dengan METODE GEL. Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dibuat untuk memenuhi syarat mengikuti Ujian Akhir Sekolah SMK Analis Kesehatan Nasional Surakarta.

Dalam penyususnan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini, tidak terlepas dari dorongan dan bantuan beberapa pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :

1. Prof.DR.R.Respati Suryo Drajat, SpOT selaku Direktur RSO Prof.DR.R.Soeharso SURAKARTA.

2. Kepala Laboratorium dan Seluruh staff laboratorium RSO Prof.Dr.R.Soeharso yang telah membatu dalam menyelesaikan laporan Praktek kerja Lapangan ini.

3. Dr.Juniarti Winarno,M.Kes selaku Kepala Sekolah Menengah Analis Kesehatan Nasional Surakrta.

4. Lani Ciptaningsih selaku pembimbing dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini.

5. Orang tua serta saudara kami yang selalu memberi semangat dan dorongan.

6. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan ini.

Penulis menyadari laporan Praktek Kerja Lapangan ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan laporan Praktek Kerja Lapangan ini. Akhirnya penulis berharap semoga laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan dan dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Surakarta, November 2012Penulis

DAFTAR ISIHalaman Judul

Lembar Pengesahan

Persembahan

Kata Pengantar

BAB I.Pendahuluan

A.Latar Belakang

B.Perumusan Masalah

C.Tujuan dan Kegunaan Penelitian

D.Metode Penulisan

BAB II.Profil Perusahaan

A.Tinjauan Institusi Lahan PKL

B.Tinjauan Institusi

1.Visi

2.Misi

3.Motto

4.Tugas dan Fungsi

5.Jenis Pelayanan

6.Kemampuan Pelayanan Laboratorium

7.Kualitas Mutu Laboratorium

8.Jenis Pemeriksaan

9.Alur Pelayanan Pemeriksaan 10.LIS ( Laboratory Information System )11.Logistik laboratoriumBAB III.Pembahasan

A.Definisi

B.Tujuan dan Manfaat

C.Cara Pemeriksaan

1.Crossmatch Metode Tabung

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan masyarakat akan transfusi darah akhir-akhir ini banyak dijumpai tuntutan, karena reaksi transfusi yang salah dan berakiba tseriu satau fatal bahkan kematian. Reaksi transfusi yang terjadi tersebut disebabkan oleh pemberian darah yang tidak kompatibel / cocok dengan penerima, untuk meminimalisir terjadinya reaksi transfuse tersebut maka sebelum darah di transfusikan kepada resipien / penerima,darah donor harus dilakukan tes uji silang cocok serasi (crossmatch).

Crossmatch menurut R.Gandasoebrata merupakan tindakan yang diperlukansebelum melakukan transfuse darah untuk melih atapakah darah penderita sesuai dengan donor, sehingga crossmatch adalah indicator terakhir untuk memutuskan apakah produk darah boleh ditransfusikan kepenerima atau tidak. Kami mendapatkan crossmatch metode tabung di sekolah, setelah kami melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di RUMAH SAKIT ORTHOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA, ternyata crossmatch yang dipakai adalah crossmatch metode Gel yang tidak pernah kami dapatkan di sekolah. Perbedaan metode crossmatch inilah yang membuat kami tertarik untuk membuat judul MEMBANDINGKAN CROSSMATCH METODE TABUNG dengan METODE GELB. Perumusan Masalah

1. Apakah kelebihan pemeriksaan Crossmatch metode gel dibanding Crossmatch metode tabung?

2. Apakah perbedaan pembacaan hasil pada pemeriksaan Crossmatch metode gel dengan Crossmatch metode tabung?

C. Tujuan dan Kegunaan penelitian

1. Untuk mengetahui kelebihan pemeriksaan Crossmatch metode gel disbanding Crossmatch metode tabung.2. Untuk mengetahui perbedaan pembacaan hasil pada pemeriksaan Crossmatch metode gel dengan Crossmatch metode tabung.

D. Metode Penulisan

Komparatif

Metode ini seorang penulis memberikan sebuah perbandingan terhadap objek masalah yang dikembangkan dalam tulisannya

BAB IIPROFIL PERUSAHAANA. Tinjauan Institusi Lahan PKL

Profil Rumah Sakit

Rumah Sakit Prof.DR.R. Soeharso Surakarta pada awalnya adalah bagian pelayanan Rehabilitasi Centrum (RC). Pada tanggal 28 Agustus 1951 RC secara resmi berdiri, dirintis oleh almarhum Prof.DR.R. Soeharso RC melaksanakan kegiatan rehabilitasi terpadu yaitu rehabilitasi medik, sosial, dan kerja. Tahun 1955 RC dipecah menjadi dua lembaga yaiti Lembaga Orthopedi dab Prothese (LOP) dan Pusat Rehabilitasi Penderita Cacat Tubuh (PRPCT), oleh karena lokasi yang semakin sempit dan sesuai dengan kemajuan berupa peningkatan tuntutan peayanan serta perkembangan ilmu pengetahuan, maka LOP membangun gedung di daerah Pabelan Kartasura dengan areal seluas 10 Ha.

Tahun 1978, dengan SK Menteri Kesehatan No 139/Menkes/SK/IV/78 tanggal 28 April 1978 LOP diubah nama menjadi Rumah Sakit Orthopedi dan Prothese (RSOP) dan pada tanggal 16 April 1987 RSOP menempati lokasi baru di Pabelan, sebelah barat kota Surakarta. Tanggal 24 April 1987 RSOP diresmikan dengan nama RSOP Prof.DR.R. Soeharso. Tahun 1994 dengan SK Menteri Kesehatan No 511/Menkes/VI/94 tanggal 8 Juni 1994 RSOP Prof.DR.R. Soeharso Surakarta ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan Dokter Spesialis Orthopedi dan Rehabilitasi Medik.

Rumah Sakit orthopedi Prof.DR.R. Soeharso Surakarta adalah rumah sakit khusus dibidang pelayanan orthopedi dan rehabilitasi medik yang ditetapkan sebagai pusat rujukan Nasioanal. Lokasi Rumah Sakit terletak di kelurahan Pabelan Kartasura Kabupaten Sukoharjo sebelah barat kota Surakarta. Luas lahan sekitar kurang lebih 103.000 m2. Secara geografis termasuk daerah administrasi Kabupaten Sukoharjo. Luas bangunan Rumah Sakit seluruhnya adalah 21.876.989 m2 serta memiliki bangsal Rawat Inap sebanyak 6 ruangan dengan kapasitas tempat tidur berjumlah 200 buah.

B.Tinjauan Institusi1. Visi

a) Menjadi Rumah Sakit pusat pelayanan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi orthopedi, traumatologi dan rehabilitasi medik yang mandiri bertaraf internasional.

b) Menjadi tempat pengabdian dan berprestasi serta dapat memberikan kesejahteraan lahir dan batin.2. Misi

a) Menyelenggarakan pelayanan orthopedi dan traumatologi, rehabilitasi medik dan pelayanan medis lainnya secara terpadu, paripurna dan berkualitas internasional serta terjangkau semua lapisan masyarakat.b) Melaksanakan pendidikan, pelatihan, penelitian, pengembangan teknologi.c) Mengembangkan pelayanan medis lain sebagai tempat pengabdiannya.d) Melaksanakan usaha-usaha untuk memberikan kesejahteraan lahir dan batin .3. Motto

CEKATAN ( Cepat, Akurat, Aman dan Nyaman )4. Tugas Pokok dan Fungsia) Melaksanakan pelayanan medis.

b) Melaksanakan pelayanan penunjang dan non penunjang medis.

c) Melaksanakan asuhan dan pelayanan keperawatan.

d) Melaksanakan pelayanan rujukan.

e) Melaksanakan kegiatan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan.

f) Melaksanakan penelitian dan pengembangan serta penyebarluasan.

g) Melaksanakan administrasi umum dan keuangannya.

5. Jenis Pelayanan

Rumah Sakit Orthopedi Prof.DR.R. Soeharso Surakarta memberikan pelayanan khusus untuk penderita dan cacat orthopedi yang diakibatkan oleh penyakit, kecelakaan dan pembawaan sejak lahir. Pelayanan paripurna diberikan dalam bentuk usaha rehabilitasi yang dilakukan oleh para tenaga ahli. Adapun jenis pelayanan yang terdapat di Rumah Sakit Orthopedi Prof.DR.R. Soeharso meliputi :

a) Pelayanan Gawat Darurat Orthopedi dan Trauma Center (24 jam).b) Rawat Jalan (Eksekutif dan Reguler).

c) Bedah Orthopedi

d) Perawatan Orthopedi : Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat Sehari.

e) Pelayanan Rehabilitasi Medik.

f) Pelayanan ICU.

g) Pelayanan Penunjang.

h) Pelayanan Informasi.C. Profil dan Pelayanan Laboratorium1. Profil Laboratorium

Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral bina upaya Kesehatan Rumah Sakit Orthopedi Prof.DR.R.Soeharso Surakarta tentang Pedoman Pengolahan Laboratorium Klinik Rumah Sakit, yang mana pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

Laboratorium Rumah Sakit Orthopedi Prof.DR.R. Soeharso Surakarta dibuka pelayanan berdasarkan SK Menkes no 511/VI/1994 tanggal 8 Juni 1994 tentang organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Orthopedi Prof.DR.R.Soeharso Surakarta, dengan tugas pokok mengelola sumber daya, tenaga, sarana dan metode/manajemen bagi terselenggaranya pelayanan laboratorium klinik.

Laboratorium Klinik adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bukan dari manusia untuk menentukan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang berpengaruh pada kesehatan perorangan atau masyarakat.

2. Falsafah Laboratorium

Memberikan pelayanan yang bermutu dan terbaik bagi pasien dalam rangka pelayanan dan pengembangan di bidang ortopedi.

3. Visi Laboratorium

Laboratorium mampu memberikan pelayanan parpurna yang profesional beserta mengikuti perkembangan pelayanan dibidang orthopedi-traumatologi dan rehabilitasi medik.

4. Misi Laboratorium

Memberikan pelayanan laboratorium paripurna bermutu yang terjangkau masyarakat luas dan meningkatkan perkembangan pelayanan dibidang othopedi.

5. Tujuan Laboratorium

Terselenggaranya pelayanan laboratorium cepat, akurat,aman dan nyaman dalam bidang mendukung rumah sakit orthopedi sebagai pusat rujukan orthopedi traumatologi dan rehabilitasi medik.

6. Kemampuan Pelayanan Laboratorium

Laboratorium Rumah Sakit Prof.DR.R. Soeharso Surakarta mempunyai kemampuan memberikan pelayanan terhadap pasien sebagai berikut :a. Waktu Pelayanan

1) Pagi

: Pukul 07.30 14.00

2) Siang

: Pukul 14.00 20.00

3) Malam

: Pukul 20.00 07.30

b. Tempat Pelayanan

1) Laboratorium satelit di UGD dan Bank Darah

2) Laboratorium sentral di Poloklinik Orthopedi

c. Kecanggihan alat yang dimiliki

1) Autoanalyzer Kimia Klinik

: 2 buah2) Hematologi Analyzer (Medonik): 2 buah

3) Autoanalyzer Imunoserologi

: 1 buah

4) Stat

: 1 buah

5) Trupoint

: 1 buah

7. Kualitas mutu laboratoriumUpaya peningkatan kualitas mutu laboratorium Rumah Sakit Prof.DR.R. Soeharso dilakukan dengan menjaga kualitas alat dan Quality Control.a. Kalibrasi alat

Kalibrasi eksternal satu tahun sekali dilaksanakan oleh laboratorium kesehatan pusat dan waktu pelaksanaan kalibrasi internal dilakukan secara rutin sesuai dengan SOP ( Standar Operasional Prosedur ) yang berlaku di Rumak Sakit Prof.DR.R. Soeharso.b. Quality Control

1) Internal

a) Kimia Klinik

Q/C dialkukan tiap hari sebelum melakukan pemeriksaan sampel yaitu dengan melakukan pemeriksaan kontrol normal Precinorm U (PU) dan kontrol abnormal Precipath P (PP).b) Hematologi

Q/C dilakukan tiap hari sebelum melakukan pemeriksaan sampel yaitu dengan Boule Con-Diff Normal.

2) Eksternal

a) Melakukan kerjasama dengan laboratorium lain dengan melakukan perbandingan hasil pemeriksaan.

b) Mengikuti pemantapan mutu laboratorium yang diselenggarakan oleh laboratorium kesehatan pusat yaitu PNPKLK (Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium Kesehatan ) atau regional PMER (Pemantapan Mutu Eksternal Regional ) setiap 2 tahun sekali.8. Jenis Pemeriksaan

Jenis pemeriksaan yang biasa dilakukan di laboratorim Rumah Sakit Prof.DR.R.Soeharso antara lain :

a. Hematologi meliputi Darah Lengkap ( pemeriksaan Hemoglobin, pemeriksaan jumlah Lekosit, pemeriksaan jumlah Trombosit, pemeriksaan jumlah Eritrosit, Hematokrit, Laju Endap Darah, pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit, Waktu Pendarahan, Waktu Pembekuan, dan Golongan darah ) dan Darah Rutin ( sama seperti Darah Lengkap kecuali pemeriksaan Golongan Darah yang tidak dialkukan).b. Kimia Darah1) Faal Hati ( SGOT,SGPT,Gama GT,Total protein, Albumin, Total Bilirubin, dan Bilirubin Direct )

2) Diabetes ( Gula Darah Sewaktu, Gula Darah Puasa, Gula Darah 2 jam PP )

3) Faal Ginjal ( Ureum, Kreatinin, Uric Acid )

4) Panel Lemak ( Cholesterol, Trigliserid, HDL, LDL )

c. Imuno-serologi

1) Hepatitis ( HbsAg metode slide dan ELISA )

2) Protein Specifik ( ASTO dan RF )

3) IgG anti TBd. Urinalisa

1) Urine Lengkap ( BJ, pH, Protein, Reduksi, Bilirubin, Urobilin, Urobilinogen, Keton, Nitrit, Sediment,Darah Samar )

2) Protein Bence Jones

e. Lain-lain

1) BGA ( Blood Gas Analysis )

2) Pemeriksaan Elektolit

9. Alur Pelayanan Pemeriksaan

a. Pengambilan SpesimenMerupakan prosedur pengambilan spesimen yan dilakukan oleh petugas laboratorium dengan memperhatikan syarat-syarat tertentu. Prosedur pengambilan spesimen adalah :

1) Waktu pengambilan spesimen

Pengambilan spesimen dilakukan setiap saat untuk pemeriksaan Hematologi dan Klinik.

2) Pengambilan spesimen dilakukan dengan syarat tertentu, yaitu :

a) Pengambilan untuk pemeriksaan Gula Darah Puasa dan 2 jam PP, dilakukan puasa 8-10 jam, dan 2 jam setelah makan.

b) Untuk pemeriksaan Lemak Darah dan Asam Urat, dilakukan puasa 12 jam sebelum pengambilan.

b. Volume spesimen

Volume spesimen dilakukan menggunakan spuit/vacutainer yang dilakukan oleh tenaga terampil.

c. Cara pengambilan spesimen

Pengambilan spesimen dilakukan menggunakan spuit/vacutainer yang dilakukan oleh tenaga terampil.

d. Lokasi pengambilan spesimenLokasi pengambilan spesimen sesuai dengan pemeriksaan yang diminta.

a. Pengambilan darah dari vena umumnya pada daerah vena cubiti.

b. Pengambilan darah arteri dari daerah arteri femoralis.

c. Pengambilan darah kapiler pada ujung jari atau cuping telinga.

e. Macam-macam spesimen

a. Spesimen darah

Tujuan : Untuk mendapatkan bahan pemeriksaan (darah) secara tepat dan benar dari desinfeksi sampai didapatkan bahan pemeriksaan.

Prosedur :

a) Darah kapiler

(1) Bahan pemeriksaan ini dapat digunakan untuk pemeriksaan glukosa darah dengan glukosa stick.

(2) Peralatan yang diperlukan :

Autoclick

- Gluco stick Kapas kering

- Accu stick

(3) Reagen yang diperlukan : Alkohol 70 %

(4) Cara pengambilan :

a) Daerah yang telah dipilih di desinfeksi dengan kapas yanh telah dibasahi alkohol 70%

b) Biarkan kerinh tanpa ditiup

c) Melakukan penusukkan sedalam 2-3 mm sampai darah mengalir bebas tanpa dipijit-pijit (pada ujung jari tangan, penusukkan dilakukan dibagian sisi kanan atau kiri dari ujung jari tersebut)

d) Darah yang keluar pertama kali dihapus dengan kapas kering dan tidak dipergunakan sebagai bahan pemeriksaan.

b) Darah vena

(1) Bahan pemeriksaan ini dapat ditampung dengan atau tanpa anticoagilant dan daripadanya dapat diperoleh whole blood, plasma, serum yang kesemuanya dapat dipergunakan untuk bermacam-macam pemeriksaan.

(2) Tempat pengambilan:

Pengambialn darah dapat dilakukan di berbagai tempat tergantung keperluan pemeriksaan. Untuk pemeriksaan hematologi (darah rutin atau darah lengkap) biasanya digunakan darah vena superficialis seperti vena cubiti atau vena saphena. Sedangkan untuk pemeriksaan tertentu seperti Analisa Gas Darah digunakan darah arteri yang biasanya diambil di arteri branchialis atau pembuluh arteri yang agak besar yaitu arteri femoralis.

Bayi atau anak kecil, diman vena tersebut sangat kecil, maka pengambilan dilakukan pada vena jugularis superficialis atau dari sinus saggitalis superior.

Pengambilan pada kedua tempat tersebut memerlukan ketrampilan dan pengalaman, maka pemeriksa lebih mudah menggunakan jarum yang lebih kecil (bila perlu wing needle) untuk mengambil didaerah vena fossa cubiti atau pada vena punggung tangan.(3) Peralatan yang diperlukan :(a) Jarum (21-11 gauge) dan semprit steril (disposable) atau jarum dan vacuumtainer.

(b) Torniquet

(c) Kapas dan plester(d) Botol dan penampung dengan atau tanpa anticoagulant,berlabel.

(4) Reagen yang deperlukan :

a. Alkohol 70%

b. Anti-koagulan, dipilih sesuai dengan keperluan (EDTA, Heparin,Na Citrat)

(5) Cara pengambilan : (dengan jarum dan spuit dari cubiti)

(a) Posisi penderita : lebih baik pasien dalam posisi tiduran agar pasien lebih rileks. Apabila tidak memungkinkan untuk pasien diperbolehkan duduk asalkan pasien tetap rileks dengan posisi terjulur dan diberi sandaran agar posisi lengan dapat sejajar dengan jantung.

(b) Pasanglah torniquet pada lengan atas dan mintalah pasien untuk mengepal dan membuka tangannya berkali-kali agar vena terlihat jelas. Pembendungan vena tidak perlu dengan ikatan erat-erat, bahkan sebaiknya hanya cukup erat untuk memperlihatkan dab agak menonjolkan vena.(c) Bersihkan bagian yang akan ditusuk dengan alkohol 70% dan biarka sampai kering.

(d) Tegakkanlah vena di atas vena dengan jari-jari tangan kana supaya vena tidak bergerak.

(e) Tusuklah kulit dengan jarum dan spuit dalam tangan kakan sampai ujung jarum masuk ke dalam lumen vena.

(f) Lepaskan atau renggangkan pembendungan dan perlahan-lahan tarik spuit sampai jumlah darah yang dikehendaki didapatkan.

(g) Lepaskan pembendungan jika masih terpasang.

(h) Taruhlah kapas di atas jarum dan cabutlah injeksi spuit itu.

(i) Tekan tempat tusukkan dengan kapas dan tutup dengan plester.

(j) Masukkan darah dari spuit kedalam tabung yang berisi antikoagulan melalui dinding tabung.

(k) Tutup penampung dipasang dan homogenkan dengancaran dogoyangkan atau dibolak-balik (jangan dikocok).

(l) Lalu beri barcode pada botol penampung.

c) Darah arteri

(1) Cara pengambilan :(a) Daerah yang telah dipilih di desinfeksi dengan kapas yang telah dibasahi alkohol 70%.

(b) Biarkan kering tanpa ditiup.

(c) Lakukan penusukkan dengan menggunakan spuit sampai volume yang dikehendaki ( 2ml).

(d) Lepaskan spuit dari tempat tersebut.

(e) Kemudian lakukan pemeriksaan, misalnya : analisa gas darah.

10. LIS ( LABORATORY INFORMATION SYSTEM )Pelayanan laboratorium pada umumnya didukung oleh alat-alat yang tidak satu dan sulit system (merk / brand name). Data yang dihasilkanpun bermacam-macam dan sulit dipadukan (diintegrasikan). System yang berbeda-beda pada satu alat menjadi kendala ketika akan dibuat LIS. Gerakan efisiensi dan keselamatan pasien merupakan faktor utama mengapa integrasi dan otomatisasi peralatan laboratorium begitu penting dilakukan.

Tujuan : Untuk memangkas proses konvensional, yaitu entri ulang padaalat laboratorium serta hasil pemeriksaan ke computer ( output ). Data yang akurat, karena data dari mesin / alat laboratorium langsung dkirim ke computer tanpa proses entri ulang.

Manfaat : Hasil pemeriksaan cepat selesai dan meningkatkan utilitas laboratorium.

Cara kerja :

Berdasarkan kemampuan peralatan laboratorium, bentuk integras / komunikasi antara peralatan laboratorium dengan computer dapat dikategorikan sebagai berikut :

a. Unidirectional : perlatan laboratorium hanya bisa mengirim data ke komputer. Data hasil pemeriksaan akan dikirim ke komputer, untuk input pemeriksaannya tetap dilakukan entri sebelum dilakukan pemeriksaan.

b. Bidirectional : peralatan laboratorium yang bisa melakukan komunikasi 2 arah dengan komputer, biasa disebut Query Mode. Tidak semua alat laboratorium memiliki fasilitas ini. Biasanya alat-alat laboratorium yang baru menyediakan fitur ini. Cara kerja metode ini :

Petugas laboratorium meng-entry biaya pemeriksaan dan jenis pemeriksaan pada database Hospital information System (HIS).

1. Sampel dimasukkan ke alat lab

2. Alat membaca Barcode ID ( identifikasi pasien )

3. Alat berkomunikasi ke HIS meminta data sesuai dengan ID pasien.

4. HIS mengirimkan data yg ditransakasikan (ID pasien dan jenis px)

5. Software mengubah transaksi menjadi jenis pemeriksaan6. Alat melakukan pemeriksaan7. Alat mengirim hasil ke HIS

Metode bidirectional ini memungkinkan analis laboratorium tidak perlu memasukkan ID pasien dan jenis pemeriksaan lagi, karena jenis pemeriksaan telah dipilih ketika mambuat barcode, sehingga terjadinya human eror sangat minimal. Tipe laboratorium yang bisa mengimplementasikan system ini antara lain

a. Laboratorium kecil, sedang

b. Laboratorium rujukan skala baesar

Peralatan / komponen yang harus disiapkan oleh laboratorium antara lain :1. Kabel RS-232 (db9 & db25) dan jack output RS-232 (db9 & db25) serta input PCI RS-232 U/ INSTRUMEN Interface server.2. Satu set computer P4, sebagai instrumen Interface server ( server penghubung anatara peralatan laboratorium dan HIS)

a. Operating System Windows XP Home atau Professional.

b. Printer Baercode

c. Manual book masing-masing alt, khususnya keterangan tentang host-interface.

d. Sudah terinstal HIS atau rekam medis elektronik dan Billing System.

e. Beberapa alat pendukung lainnnya.

Jika terdapat perbedaan kode antara billing dan hasil pemeriksaan maka software ini akan disesuaikan sesuai kebutuhan masing-masing laboratorium termasuk juga masalah konversi / ekspansi kode, ( seperti contoh pada gambar diatas ) sehingga data input-output sesuai yang kita inginkan.

Semua peralatan laboratorium bisa diintegrasikan, dengan syarat dilengkapi keterangan tentang host-interface pada buku manual.

11. LOGISTIK LABORATORIUMa. Pengadaan Barang laboratorium

Dilakukan secara berkala setiap 1 tahun, 3 bulan, dan bulanan. Jenis barang lab ada bahan medis maupun non medis. Mekanisme pengadaannya dari unit lab membuat perencanaan yang disetujui oleh kepala bidang pelayanan dan pengadaan barang dilaksanakan oleh unit atau instalasi pengadaan.

b. Penerimaan

Barang yang dating dari rekanan diterima oleh unit logisitik dan didistribusikan ke laboratorium, barang yang diterima disimpan digudang laboratorium.

c. Penyimpanan

Tehnik penyimpanan barang disusun sesuai tanggal kadaluarsa , barang yang mendekati kadaluarsa disusun pada deretan paling depan pada almari penyimpanan.

d. Pendistribusian

Barang yang sudah berada di laboratorium yang akan mendekati tanggal kadaluarsa didistribusikan terlebih dahulu ke unit yang membutuhkan baik laboratorium central maupun IGD dan dilakukan secara online.BAB III

PEMBAHASANA. Prinsip Pemeriksaan Crossmatch Prinsip crossmatch ada dua yaitu Mayor dan Minor, penjelasnya sebagai berikut :

1. Crossmatch Mayor adalah serum penerima dicampur dengan sel darah merah donor. Tunjuannya, untuk mengetahui apakah sel darah merah donor itu akan dihancurkan oleh antibody dalam serum pasien atau tidak.

2. Crossmatch Minor adalah serum donor dicampur dengan sel darah merah penerima. Tujuannya, apakah sel pasien akan dihancurkan oleh plasma donor atau tidak.B. Crossmatch metode TabungPrinsip : Sel donor dicampur dengan serum penerima (Mayor Crossmatch) dan sel penerima dicampur dengan serum donor dalam bovine albumin 20% akan terjadi aglutinasi atau gumpalan serta hemolisis bila golongan darah tidak cocok.Alat dan Reagensia :

1. Tabung reaksi

2. Pipet tetes

3. Centrifuge

4. Tabung centrifuge

5. Mikroskop

6. Anticoagulan Na2EDTA 10%

7. Bovine albumin 20%

8. NaCl 0,9 %

9. Serum Coombs

Bahan pemeriksaan : sampel darah vena donor dan resipien.

Cara kerja

1. FASE I (SALINE)a. Siapkan 2 tabung reaksi pendek, beri label OS (orang sakit/resipien) danD (donor), masing-masing diisi 2 tetes antikoagulan Na2EDTA 10% .

b. Lakukan pengambilan darah vena donor dan orang sakit masing-masing 2ml, masukkan kedalam tabung reaksi pendek.

c. Lakukan pemeriksaan golongan darah pada masing-masing tabung.

d. Lakukan pemusingan pada kedua sampel darah dengan kecepatan 3000rpm selama 15 menit.

e. Pisahkan plasma.

f. Endapan sel darah D dan OS ditambah NaCl 0,9% sama banyak, pusing dengan kecepatan 1000 rpm selama 5 menit.

g. Buang supernatant sehingga tinggal sel darah merah saja.

h. Buatlah suspense sel 5% pada tiap sampel darah.

(1 tetes sel darah merah + 19 tetes NaCl 0,9%)

i. Lakukan uji silang pada tabung serologi.

Crossmatch mayor: 2 tetes plasma OS + 1 tetes suspensi sel 5% DCrossmatch minor: 2 tetes plasma D + 1 tetes suspensi sel 5% OSj. Lakukan pemusingan dengan kecepatan 1000rpm selama 1 menit.

k. Goyangkan tabung dan periksa adanya aglutinasi (gunakan mikroskop bila diperlukan).

Interprestasi hasil:

(-) tidak terjadi aglutinasi

(+)terjadi aglutinasi

CATATAN :

a. Jika fase saline (+) / incompatible : pemeriksaan tidak perlu dilanjutkan

b. Jika fase saline (-) / compatible : lanjutkan kefase II dan III

2. FASE II (ALBUMIN)

a. Tabung mayor dan tabung minor masing-masing ditambah 2 tetes Reagen Bovine Albumin, kocok.

b. Inkubasi pada suhu 37oC selama 15 menit.

c. Pusing selama 1 menit dengan kecepatan 1000 rpm.

d. Jika hasil :

(+) : kriteria hasil = fase saline, darah tidak dapat ditransfusikan

(-) : dilanjutkan fase III

3. FASE III (COOMBS)

a. Sisa endapan dari fase I dicuci dengan NaCL 0,9% sama banyak, pusing 10 menit pada 3000 rpm, supernatant dibuang (ulangi sebanyak 3x).

b. Hasil pencucian terakhir dibuat suspensi 5% yang baru.

c. Lakukan uji silang mayor dan minor dari suspense yang baru tadi.

d. Masing-masing tabung ditambah 2 tetes Reagen Coombs.

e. Pusing 1 menit 1000 rpm.

Baca hasil ( interprestasi hasil = Fase I ).C. Crossmatch Metode GelAlat dan Reagensia :

1. Comb card2. Mikropipet 5 l, 25 l, 500 l3. Centrifuge4. Inkubator

5. LISS DiluentBahan pemeriksaan : sampel darah vena donor dan resipien.

Cara kerja :1. Crossmatch dengan 1 donora. Lakukan pemeriksaan golongan darah orang sakit dan D.

b. Lakukan pemisahan plasma.c. Siapkan 2 tabung diberi label OS (orang sakit) dan D (donor).d. Membuat suspensi sel 0,8% - 1% dengan cara :

Tabung OS = masukkan 500 l LISS Diluent + 5 l sel darah merah pekat (10 l whole blood) OS. Tabung D = masukkan 500 l LISS Diluent + 5 l sel darah merah pekat (10 l whole blood) D.e. Siapkan Comb card

Diberi label nama pasien,bangsal dan tanggal pemeriksaan dan beri tanda M (mayor), N (minor) dan AC (auto control)

M = pipetkan 50 l suspensi sel donor + 25 l plasma OS.

N = pipetkan 50 l suspensi sel OS + 25 l plasma donor.

AC = pipetkan 50 l suspensi sel OS + 25 l plasma OS.f. Ketuk perlahan-lahan samping ID card, biarkan tercampur.g. Inkubasi 15 menit pada suhu 37 C di ID inkubator.h. Centrifuge 10 menit dengan kecepatan 1.030 di ID centrifuge.i. Baca reaksi dan catat hasil.

InterprestasiHasil

(-) = semua sel darah merah mengumpul menjadi satu didasar gel.

+1 = sel darah merah sebagian besar didasar gel.

+2 = sebagian sel darah menyebar dari permukaan hingga dasar gel.+3 = sel darah merah sebagian besar diatas permukaan gel dan sebagian kecil menyebar.

+4 = sel darah merah menempel diatas permukaan gel.

2. Crossmatch dengan 2 donor

a. Lakukan pemeriksaan golongan darah orang sakit dan D.

b. Lakukan pemisahan plasma.c. Siapkan 2 tabung diberi label OS (orang sakit), D1 (donor pertama), D2 (donor kedua).d. Membuat suspensi sel 0,8% - 1% dengan cara :

Tabung OS = masukkan 500 l LISS Diluent + 5 l sel darah merah pekat (10 l whole blood) OS. Tabung D1 = masukkan 500 l LISS Diluent + 5 l sel darah merah pekat (10 l whole blood) D1. Tabung D2 = masukkan 500 l LISS Diluent + 5 l sel darah merah pekat (10 l whole blood) D2.e. Siapkan Comb cardDiberi label nama pasien,bangsal dan tanggal pemeriksaan dan beri tanda M (mayor), N (minor), AC (auto control), AP (auto pool)M1 = pipetkan 50 l suspensi sel donor 1 + 25 l plasma OS.M2 = pipetkan 50 l suspensi sel donor 2 + 25 l plasma OS.f. Campur suspensi sel D1 dengan D2 , serta campur plasma D1 dengan D2. N = pipetkan 50 l suspensi sel OS + 25 l plasma D12.

AC = pipetkan 50 l suspensi sel OS + 25 l plasma OS.AP = pipetkan 50 l suspensi sel D12 + 25 l plasma D12.

g. Ketuk perlahan-lahan samping ID card, biarkan tercampur.

h. Inkubasi 15 menit pada suhu 37 C di ID inkubator.

i. Centrifuge 10 menit dengan kecepatan 1.030 di ID centrifuge.

j. Baca reaksi dan catat hasil.

k. Hasil reaksiInterprestasi Hasil

(-) = semua sel darah merah mengumpul menjadi satu didasar gel.

+1 = sel darah merah sebagian besar didasar gel.

+2 = sebagian sel darah menyebar dari permukaan hingga dasar gel.

+3 = sel darah merah sebagian besar diatas permukaan gel dan sebagian kecil menyebar.

+4 = sel darah merah menempel diatas permukaan gel.CATATAN : Tiap satu donor, seharusnya kita membuat satu minor, tetapi pada crossmatch 2 donor, kita hanya perlu membuat satu minor yaitu dengan membuat Pool Minor, sesuai dengan namanya kata pool artinya adalah gabungan, berarti Pool Minor adalah gabungan antara minor donor 1 dengan donor yang lain, dengan catatan satu minor dibatasi maksimal untuk 3 donor. Adapun caranya dapat kita lihat pada cara kerja crossmatch 2 donor diatas, hal ini dilakukan untuk menghemat reagen. AUTO POOL dilakukan untuk mengetahui keadaan autoimun donor, dengan catatan satu auto pool maksimal hanya untuk 3 donor.

AUTO CONTROL dilakukan untuk mengetahui keadaan autoimun penerima / orang sakit.D. Kelebihan Pemeriksaan Crossmatch Metode Gel dibanding Crossmatch Metode Tabung1. Waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan lebih sedikit, dengan rincian sebagai berikut :Croosmatch Metode GelWaktuCroosmatch Metode TabungWaktu

1. Memisahkan serum dari sel darah merah

2. Buat suspense sel 0,8%

3. Pipetisasi suspense sel kedalam ID card

4. Pipetisasi serum/plasma ke dalam ID card

5. Inkubasi pada suhu 37oC

6. Putar

7. Baca hasil reaksi (3 menit)

(1 menit)

(1 menit)

(1 menit)(15 menit)

(10 menit)

( 1 menit)1. Memisahkan serum dari sel darah merah

Cuci sel darah merah 3x dengan NaCl 0,9%

2. Membuat suspensi 5%

3. Teteskan 1 tetes suspense sel kedalam tabung

4. Teteskan 2 tetes serum/plasma kedalam tabung

5. Putar 1000rpm

6. Baca hasil reaksi

7. Teteskan 2 tetes B 4 22%

8. Inkubasi pada suhu 37oC

9. Putar 1000rpm

10. Baca hasil reaksi

11. Cuci sel 3x dengan NaCl 0,9%

12. Teteskan 2 tetes Coomb serum

13. Putar 1000 rpm

14. Baca reaksi Makros / Mikros(10 menit)

(5 menit)

(1 menit)

(1 menit)

(1 menit)

(1 menit)

(15 menit)

(1 menit)

(1 menit)

(7 menit)(1 menit)

(1 menit)

(5 menit)

Waktu yang dibutuhkan(32 menit)Waktu yang dibutuhkan(51 menit)

2. Semua tahapan terstandarisasi, karena semua konsentrasi reagen terukur.3. Cara kerjanya lebih sederhana.4. Hasil obyektif, tidak ditentukan ketrampilan petugas dalam melakukan tes uji silang cocok serasi dimana hal ini tidak dijumpai pada metode uji salin. Hasil crossmatch dengan menggunakan metode uji salin sangat subyektif karena ketrampilan operator memberikan kontribusi yang paling besar terhadap hasil yang didapat.5. Hasil reaksi stabil, tidak perlu terburu-buru dalam melakukan pembacaan hasil reaksi.6. Sampel yang diperlukan hanya sedikit ( 5 mikroliter sel darah merah ), hal ini sangat membantu untuk melakukan uji silang cocok serasi pada bayi yang membutuhkan darah.7. Tidak ada tahap pencucian sehingga menghindari terjadinya reaksi negatif palsu karena kurang sempurnanya tahap pencucian.8. Lebih sensitive dibandingkan metode konvensional sehingga meminimalisir ditemukannya reaksi negatif palsu yang berbahaya bagi penerima darah.9. Hasil reaksi secara visual dapat didokumentasikan.10. Mengurangi limbah di laboratorium karena semua limbah berada dalam kartu.11. Masa kadaluarsa panjang (satu setengah tahun sejak tanggal produksi).E. Perbedaan Pembacaan Hasil pada pemeriksaan Crossmatch Metode Gel dengan Metode TabungCrossmatch metode tabung pembacaan hasilnya perlu menggunakan mikroskop, dan hanya dibaca positif dan negatifnya saja pada tabung mayor dan minor, sedangakan Crossmatch metode gel tidak perlu menggunakan mikroskop serta interptrestasi hasilnya dapat di simpulakan sebagai berikut :NOMAYORMINORACKESIMPULAN

1---Darah keluar

2+ --Ganti darah donor

3- +-Ganti darah Donor

4- ++Darah keluar bila minor lebih kecil atau sama dengan AC

5+ ++Lihat keterangan No.5

Keterangan :1. Crossmatch Mayor, Minor dan AC = negatifa. Darah pasien kompatibel dengan darah donor b. Darah boleh digunakan atau boleh ditransfusikan kepada penerima.

1. Crossmatch Mayor = positif, Minor = negatif dan AC = negatif.

Periksalah sekali lagi Golongan darah OS apakah sudah sama dengan donor, apabila golongan darah sudah sama, maka :a. Ada Irregular Antibody pada Serum OSb. Ganti darah donor, lakukan crossmatch lagi sampai didapat hasil crossmatch negatifpada mayor dan minor.c. Apabilatidak ditemukan hasilcrossmatch yangkompatibel meskipun darah donor telah diganti maka harus dilakukan screening dan identifikasi Antibodipada Serum OS, dalam halini sampel darah dikirim keUTD Pembina terdekat.2. Crossmatch Mayor = negatif, Minor = positif, AC = negatif.

Artinya ada Irregular Anti Body pada Serum / Plasma Donor. Solusi : Ganti dengan darah donor yang lain, lakukan crossmatch lagi3. Crossmatch Mayor = negatif, Minor = positif, AC = positif.a. Lakukan Direct Coombs Test pada OS.b. Apabila AC = positif, hasil positif pada crossmatch Minor dan AC berasal dari autoantibody.c. Apabila derajat positif pada Minor sama atau lebih kecil dibandingkan derajatpositif pada AC, darah boleh dikeluarkan / digunakan.d. ApabiladerajatpositifpadaMinorlebihbesardibandingkan derajat positifpada AC, darah tidak boleh dikeluarkan. Ganti darah donor, lakukan crossmatch lagi sampai ditemukan positif pada Minor sama atau lebih kecil dibanding AC.4. Mayor, Minor , AC = positif :a. Periksa ulang golongan darah OS maupun donor, baik dengan cell grouping maupun back typing, pastikan tidak ada kesalahan golongan darahb. LakukanACpadaOS,apabilapositif,bandingkanderajatpositif ACdengan Minor, apabila derajat positif Minor sama atau lebih rendah dari AC, makapositifpadaMinordapatdiabaikan,artinyapositiftersebutberasaldariauto antibodyc. Sedangkan positif pada Mayor, disebabkan adanya Irregular Anti Body padaSerumOS, gantidengandarahdonorbaru sampaiditemukanhasilMayornegatif.DAFTAR PUSTAKA1. Calgary Laboratory Services,Blood Collection Guidelines.2. Direktorat Laboratorium Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Pedoman Praktek Laboratorium yang Benar (Good Laboratory Practice), Cetakan ke-3, Jakarta, 2004.

3. Joyce LeFever Kee, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, Edisi 6, EGC, 2007.

4. Kuncoro, T., et. al., 1997, Manajemen Proses di Laboratorium Klinik Menuju Produk yang Bermutu, Dalam : Sianipar, O. (ed), 1997, Prinsip-prinsip Manajemen Untuk Peningkatan Mutu Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit, Magister Manajemen Rumah Sakit, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

5. Laboratorium Patologi Klinik FK-UGM, Tuntunan Praktikum Hematologi, Bagian Patologi Klinik FK-UGM, Yogyakarta, 1995.

6. Lewandrovsky, Kent, 2002, Clinical Chemistry : Laboratory Management and Clinical Corellations, Lippincot William & Wilkins, Philadelphia, USA.

7. Mulyadi, Bagus, et. al., 2001, Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit, Worl Health Organization Direktorat Jendral Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

8. Nawawi, H. Hadari, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan ke-3, Gama Press, Yogyakarta.

9. Pusorowati, Nunuk, 2004, Konsep Dasar Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit, Clinical Epidemiology and Biostatistics Unit, RS Dr. Sardjito/FK-UGM, Yogyakarta.

10. R. Gandasoebrata,1992, Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat, Bandung.11. Sulistiyani, Ambar T. dan Rosidah, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia : Konsep, Teori dan Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik, Graha Ilmu, Yogyakarta.12. The Royal College of Pathologists of Australasia, Manual of Use and Interpretation of Pathology Tests, Griffin Press Ltd., Netley, Australia, 1990.

13. WebPath,Phlebotomy Tutorial, The University of Utah Eccles Health Sciences Library.LAMPIRAN - LAMPIRAN

Medonic:untuk pemeriksaan Cobas e 402 untuk pemeriksaan HbsAgHema rutinHbsAg metode Elisa

Hitachi 902 untuk pemeriksaan Kimia darah

Sampah medis

sampah non medis

Ruang penyimpanan Kulkas untuk menyipan reagen yang dipakai setiap hari

Ruabg pengambilan sampel BOX