Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi...

95
Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijau

Transcript of Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi...

Page 1: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Kit PelatihanPertumbuhan Ekonomi Hijau

Page 2: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Pengantar: Siapakah kami?

Page 3: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

3

Pemerintah Indonesia dan Program Pertumbuhan Hijau GGGI

Indonesia, anggota GGGI• Indonesia adalah anggota pendiri GGGI.• Pemerintah Indonesia menandatangani Perjanjian Pembentukan GGGI di Seoul pada tanggal 17

September 2012.• Indonesia adalah anggota peserta GGGI.• Bappenas ditetapkan sebagai focal point oleh pertemuan antar-menteri tanggal 16 Oktober 2012.

Ratifikasi Indonesia Bappenas mendukung ratifikasi perjanjian dengan Indonesia untuk pengakuan resmi sebagaiOrganisasi Antarpemerintah.

Alasan bergabung dengan GGGIDengan menjadi anggota GGGI, Pemerintah Indonesia dapat mempercepat implementasipertumbuhan hijau di Indonesia, sesuai dengan:• UU No. 17/2007 – RPJPN 2005-2025 – misi ke-6, Indonesia Asri dan Lestari, yang

memprioritaskan prinsip-prinsip keberlanjutan• UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup• Peraturan Presiden No. 5/2010 – RPJMN 2010-2014 – Pengarusutamaan pembangunan

berkelanjutan ke dalam pembangunan nasional• Peraturan Presiden No. 61/2011 – Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

Page 4: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

4

GGGI di Indonesia

April 2013Payung Nota Kesepahaman (MoU) ditandatangani

Juni 2013PeluncuranProgram

Mei 2013Rencana Strategidisusun dan Lokakaryapertama denganlembaga-lembagapelaksana

Juli 2013Peluncurandi Kalimantan TimurKalimantan

Okt 2013Peluncuraninternasionaluntuk alat & metodologiyang digunakanuntukpendekatanpertumbuhanhijau

2013

Sep 2013Kunjungan tingkattinggi kepadaWakil PresidenIndonesia

Berikutnya:Pembentukan KomitePengarah

Pembentukan DewanPenasehat

SK Menteri 2014

Des 2013Peluncuran di Kalimantan Tengah

Lokakarya/pelatihan hinggasaat ini: ~ 14

Page 5: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

5

Program Pertumbuhan Hijau Pemerintah Indonesia – GGGI

Program Pertumbuhan Hijau 2013-2014

Nota Kesepahaman (MoU)

Nota Kesepahaman antara Bappenas dan GGGI telah ditandatangani untuk memulai Program GGGI Indonesia

Kementerian pelaksana dan pemangku kepentingan lintas sektoral

Program akan dilaksanakan oleh sejumlah kementerian, meliputi Kementerian Koordinator BidangPerekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah (Kalteng) yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di pemerintah, sektor swasta, dan organisasi-organisasimasyarakat sipil (OMS)

Page 6: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

6

Program Pertumbuhan Hijau Pemrintah Indonesia– GGGI

Indonesia membutuhkan pendekatan sistematis denganlangkah-langkah konkret

“Melalui program baru yang inovatif ini, kitamengembangkan kerangka kerja dan seperangkat alat yang dapat digunakan untuk membantu mengarusutamakanpertumbuhan hijau ke dalam proses penilaian perencanaandan investasi yang sudah ada.”

Dr. Ir. Lukita Dinarsyah Tuwo, M.AWakil Menteri PerencanaanPembangunan NasionalPerwakilan Anggota Dewan GGGI

Page 7: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Tingkat negara Tingkat komponen

“Untuk mendorongPertumbuhan Hijau di Indonesia yang mengakui nilai modal alam, meningkatkanketahanan, membangunperekonomian lokal, yang bersifat inklusifdan adil.”

Rencana PertumbuhanHijau

1

Menghijaukanproses perencanaan

2

REDD+ untukpertumbuhanhijau

3Pelibatandaerah

“Mengarusutamakan pertumbuhan hijau kedalam proses perencanaan pembangunandan ekonomi Indonesia”

“Meningkatkan penggunaan teknologi hijaudan meningkatkan investasi modal dalamindustri hijau” (GIMS)

“Memastikan bahwa pendanaan, program, dan kebijakan REDD+ mempercepatpertumbuhan hijau di Indonesia”

“Mendukung pemerintah provinsi kuncidalam memprioritaskan dan melaksanakanpertumbuhan hijau.”

7

1C

2

3CK

3EK

1B

1A

Program Pertumbuhan Hijau Pemrintah Indonesia– GGGI

Page 8: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Bagian 1: Apa yang dimaksud denganPertumbuhan Hijau?

Page 9: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

9

Apa yang dimaksud dengan Pembangunan Berkelanjutan?

“Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan sekarang tanpamengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.“ (Brundtland Report)

Ciri-ciri Pembangunan Berkelanjutan• Peduli pada keadilan dan pemerataan – menjamin hak kelompok miskin dan generasi

penerus• Berpandangan jangka panjang – menerapkan prinsip kehati-hatian• Memikirkan sistem – memahami interkoneksi antara pemerintah, ekonomi, dan masyarakat

1960-an• 1962: Silent spring (oleh Rachel Carson) menjelaskan

interkoneksi antara lingkungan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.

• 1967: Pembentukan Dana Pertahanan Lingkungan(Establishment of Environmental Defense Fund/EDF) untuk mencari solusi hukum atas kerusakan lingkungan.

• 1969: UU Kebijakan Lingkungan Nasional disahkan di Amerika Serikat.

1970-an• 1970: Hari Bumi Pertama• 1976: Konferensi PBB tentang Permukiman Manusia

(UNCHS) diselenggarakan untuk menghubungkanlingkungan dengan permukiman manusia

• 1978: Direktorat Lingkungan OECD meluncurkankembali penelitian tentang hubungan lingkungandan ekonomi

1980-an• 1980: Strategi Koservasi Dunia (World

Conservation Strategy) diterbitkan oleh IUCN• 1985: Pertemuan Perubahan Iklim Masyarakat

Meteorologi Dunia (World Meteorological Society), UNEP, dan Dewan InternasionalSerikat Ilmiah (International Council of Scientific Union) memprediksi pemanasanglobal

1990s• 1992: KTT Bumi dilaksanakan• 1996: Adopsi ISO 14001 sebagai

standar internasional sukarelauntuk sistem manajemenlingkungan perusahaan

• 1999: Peluncuran IndeksKeberlanjutan (Sustainability) Dow Jones

2000-an• 2000: Pertemuan Tujuan

Pembangunan Milenium PBB• 2005: Protokol Kyoto mulai

berlaku• 2009: Negosiasi iklim

Kopenhagen

Linimasa Pembangunan Berkelanjutan

Page 10: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

10

Pembangunan Berkelanjutan

Layak secaraekonomi

Diterimasecara sosial

Berkelanjutansecaralingkungan

Pembangunan Berkelanjutan

EkologiBerkelanjutan

Keadilan Sosial Apresiasi BudayaDukungan Politik

ProduksiEkonomi

• Efisiensi dalam penggunaan sumber dayaalam

• Menjaga ketersediaan sumber dayaterbarukan

• Teknologi terapan untuk menggantikansumber daya tak terbarukan

• Menjaga kualitas lingkungan hidup

Page 11: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

11

Green Growth Contributes to Sustainable Development

Social Green Economy Environment Governance

4 Pillars of Sustainable Development

GOI-GGGI Green Growth Program

BAPPENAS Framework for Sustainable Development

Page 12: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Pertumbuhan Hijau: Apakah itu dan apa manfaatnya?

12

• Pertumbuhan Hijau adalah sebuah pendekatan untuk mencapai sejumlah tujuan secara simultan yang membawaIndonesia semakin dekat dengan pembangunan berkelanjutan yang sesungguhnya

• Memberikan kerangka kerja praktis untuk tujuan pembangunan nasional, seperti mitigasi perubahan iklim, adaptasi terhadap bencana alam, ketahanan pangan dan energi, dan keterpaduan Timur-Barat.

• Pertumbuhan Hijau mendukung target-target yang berpihak pada pertumbuhan, lapangan kerja, masyarakatmiskin, dan lingkungan.

• Gagasan dan perangkat Pertumbuhan Hijau akan memudahkan pengambilan keputusan dalam menganalisakebijakan dan proyek secara lebih baik untuk menghasilkan manfaat yang lebih luas bagi perekonomian, masyarakat, dan lingkungan.

Konsep pertumbuhan hijau di Indonesia diinformasikan oleh sejumlah pandangan organisasi internasional terkemukayang terlibat dalam perencanaan dan pengembangan pertumbuhan hijau, meliputi:

“Ekonomi Hijau adalah suatu hal menghasilkan peningkatan kesejahteraan manusia dan keadilan sosial, sambilmengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan ekologi secara signifikan. Ekonomi ini rendah karbon, efisien dalamsumber daya, dan inklusif secara sosial” (UNEP)

“Pertumbuhan hijau berarti mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, sambil memastikan bahwa modal alam terus menyediakan sumber daya dan jasa-jasa lingkungan yang kita butuhkan” (OECD)

“Pertumbuhan yang efisien dalam menggunakan sumber daya alam, bersih karena meminimalisasi polusi dan dampak lingkungan, dan tangguh karena berperan dalam bencana alam dan pengelolaan lingkungan dan modal alam dalam mencegah bencana fisik” (Bank Dunia)

“Perekonomian tangguh yang memberikan kualitas hidup yang lebih baik untuk semua dalam batas-batas ekologiplanet.” (Koalisi Ekonomi Hijau)

“Sebuah paradigma baru yang menyeimbangkan hijau dan pertumbuhan” (UNESCAP)

Page 13: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

13

Tantangan global dengan Aktivitas Seperti Biasa (Business As Usual)

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

Pe

rmin

taan

en

erg

i, M

toe

2011 2035

Asia Pasifik

Eropa & Eurasia

Amerika Utara

Afrika TimurTengah

Amerika Latin

4.500

6.900

4.200

2.700

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

Mili

ar, m

3

Pemakaian air tahun 2010

Pemakaian air tahun 2030

Perbedaanpersediaan danpemakaian

Persediaanyang ada, dapat diakses, dapatdiandalkan, danberkelanjutan

Gabungan kesenjangan global antara pasokan yang dapat diakses dan diandalkan dan pengambilan air 2030.

Kelangkaan air

Total permintaan energi utama, berdasarkan kawasan, Mtoe, 2011 dan 2035

Meningkatnya Permintaan Energi

Page 14: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

14

Tantangan global dengan Aktivitas Seperti Biasa (Business As Usual)

0

20

40

60

80

100

120

140

160

19

87

19

89

19

91

19

93

19

95

19

97

19

99

20

01

20

03

20

05

20

07

20

09

20

11

Energi yang tidak stabil dan harga pangan Peningkatan temperatur global dan permukaan laut

0

50

100

150

200

250

300

20

00

20

01

20

02

20

03

20

04

20

05

20

06

20

07

20

08

20

09

20

10

20

11

20

12

20

13

20

14

Index Harga Pangan Bulanan FAO

Harga batu bara (Batu Bara Uap, CIF Jepang)

-50

0

50

100

150

200

250

18

80

18

90

19

00

19

10

19

20

19

30

19

40

19

50

19

60

19

70

19

80

19

90

20

00

Rat

a-ra

ta p

erm

uka

anla

ut

glo

bal

, mm

Uncertainty Tide gauge data

-0.8

-0.4

0.0

0.4

0.8

1.2

18

80

18

90

19

00

19

10

19

20

19

30

19

40

19

50

19

60

19

70

19

80

19

90

20

00

20

10

Rat

a-ra

ta t

emp

per

mu

kaan

glo

bal

. an

om

ali(

deg

.C)

Annual_Mean 5-year_Mean

Ketidak-pastian

Rata-rata Tahunan

Rata-rata 5 Tahunan

Page 15: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

15

Tantangan global dengan Aktivitas Seperti Biasa (Business As Usual)

Kerusakan ekosistem Peningkatan kerugian akibat bencana alam

0

50

100

150

200

250

19

75

19

76

19

77

19

78

19

79

19

80

19

81

19

82

19

83

19

84

19

85

19

86

19

87

19

88

19

89

19

90

19

91

19

92

19

93

19

94

19

95

19

96

19

97

19

98

19

99

20

00

20

01

20

02

20

03

20

04

20

05

20

06

20

07

20

08

20

09

20

10

Perkiraan kerusakan akibat bencana alam yang dilaporkan, 1970-2010, $ Miliar

1.0

2.0

3.0

4.0

1960 1965 1970 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010

Total ecological footprint Total biocapacity

Jejak ekologi dan kapasitas hayati (biocapacity) global, 1961-2007 (ha/kapita)

Total jejak ekologi Total kapasitas bio

Page 16: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

16

Tantangan yang dihadapi Indonesia dengan Kegiatan Seperti Biasa (Business As Usual)

0

1

2

3

4

5

0

40

80

120

160

200

19

90

19

91

19

92

19

93

19

94

19

95

19

96

19

97

19

98

19

99

20

00

20

01

20

02

20

03

20

04

20

05

20

06

20

07

20

08

20

09

20

10

20

11

20

05

$ p

er

kg s

eta

ram

inya

k

TWh

Coal Hydro

Natural Gas Oil

Renewables Energy Intensity ($/energy use)

BatubaraGas Bumi

Sumber Terbarukan

Air

MinyakIntensitas Energi ($/pemakaianenergi)

$0

$1.000

$2.000

$3.000

$4.000

$5.000

$0

$20

$40

$60

$80

$100

$120

1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012

Mili

arU

SD

Investment GDP per capita

Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang spektakuler sejak 1990 dan terutama sejakKrisis Finansial Asia:

• 57 juta orang telah diangkat dari kemiskinan

• Pendapatan rata-rata meningkat dua kali lipat

• Pertumbuhan dalam beberapa tahunterakhir mendekati sekitar 6% per tahun

Sejak milenium, Populasi Indonesia telahtumbuh sebanyak 37 juta – setara denganjumlah seluruh populasi Polandia

Dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi, produksi dan konsumsi energi meningkat sangatbanyak, terlepas dari keuntungan efisiensi…

Investasi PDB per kapita

Page 17: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Emisi karbon meningkat dengan bertambahnyakonsumsi materi dan energi …

17

Tantangan yang dihadapi Indonesia dengan Kegiatan Seperti Biasa (Business As Usual)

0

0.5

1

1.5

2

2.5

1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010

MtC

O2

/kap

ita

-

2

4

6

8

10

120%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

19

90

19

91

19

92

19

93

19

94

19

95

19

96

19

97

19

98

19

99

20

00

20

01

20

02

20

03

20

04

20

05

20

06

20

07

20

08

20

09

20

10

20

11

Bill

ion

s

Forested Area Mineral depletion (USD)

Namun, pertumbuhan sering mengorbankanlingkungan hidup.

• Rata-rata deforestasi 0,6% setahun

• Stok mineral menipis sekitar $10 miliarsetahun

• Cadangan/Rasio Produksi Indonesia hanya14 untuk batu bara dan 11 untuk minyak

… dan peningkatan distribusi pendapatanterkonsentrasi pada beberapa yang beruntung.

0

10

20

30

40

50

1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010

Ko

efi

sie

nG

INI

0 = kesetaraan sempurna, 100 = ketidaksetaraan sempuran

Area Hutan Pengurangan Mineral (USD)

Page 18: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

18

Tantangan yang dihadapi Indonesia dengan Kegiatan Seperti Biasa (Business As Usual)

Dampak perubahan iklim mungin akanmempengaruhi Indonesia secara khusus:

• Peningkatan temperatur berdampak padaproduktivitas pertanian

• Peningkatan curah hujan dan banjir secarabersamaan karena peningkatan kemarau di beberapa wilayah

Sumber: UNEP /Perpustakaan Grafis dan Peta GRID-Arendal; Pemanasan global dan pertanian, William Cline 2007Wilayah stres air yang tinggi, tahun 2050

Merah = <0,5 m liter/per orang. Stress Ekstrim.

Sumber: Pusat Penelitian Sistem Lingkungan, Universitas Kassel

Page 19: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

19

Visi Pertumbuhan Hijau untuk Indonesia

Tahun 2050 …

• Indonesia adalah negara demokrasi pasca-industri

• Bhineka Tunggal Ika

• Pendapatan $32.000/kepala

• Populasi berpendidikan, sehat, dan produktif secara ekonomi

• Seorang anak yang lahir tahun 2045 di Papua, Maluku, atau Nusa Tenggara akan mendapatkan kesempatanhidup yang sama seperti di Jawa, Sumatera, atau Bali

• Perekonomian rendah karbon dan diversifikasi

• Rehabilitasi ekologi

• Sektor berbasis hutan dan perikanan berkembang karena ekoturisme, bioteknologi, dan energi terbarukan

• Indonesia mandiri dalam energi

• Emisi tahunan GRK menurun

Defisini yang diajukan oleh Komite Pengarah GGGI termasuk Emil Salim

Page 20: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

20

Kerangka Pertumbuhan Hijau Indonesia: 5 hasil Pertumbuhan Hijau

Ketahanansosial,

ekonomi, dan lingkungan

Penurunangas rumah

kaca

Modal alamyang sehat

menyediakanjasa ekosistem

Pertumbuhanyang adil dan

inklusif

Pertumbuhanekonomi yang berkelanjutan

PertumbuhanHijau

Page 21: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

21

Kerangka Pertumbuhan Hijau Indonesia: 5 hasil Pertumbuhan Hijau

Ekosistem sehat dan produktif yang menyediakan jasa ekosistem

Apakah itu?

• Ekosistem sehat dan produktif yang menyediakan jasa ekosistem menyoroti pertumbuhan yang mempertahankan modal alam, yaitu stok sumber daya alam yang dapat memasok aliran manfaat dalam bentukjasa ekosistem secara berkesinambungan. Jasa-jasa ini, misalnya penyediaan air bersih, memberikan kontribusipenting bagi pertumbuhan dan kesejahteraan, namun sering diabaikan dalam pengambilan keputusan.

Mengapa penting dan bagaimana kaitannya dengan tujuan nasional dan daerah?

• Mendukung tujuan RPJM untuk “meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan untuk mendukungkualitas hidup”

• Mendukung UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

• Mendukung keberlanjutan pertumbuhan jangka panjang dan standar kehidupan keseluruhan yang lebih tinggi, memanfaatkan lahan kritis daripada mengeksploitasi modal alam.

• Mendorong munculnya rantai nilai hijau untuk modal alam dan ekosistem.

• Melestarikan keindahan alam Indonesia agar generasi penerus dapat menikmatinya dengan baik.

Kebijakan seperti apa yang dapat mendukung implementasinya?

• Insentif ekonomi (pembayaran untuk jasa ekosistem, REDD+, mekanisme kompensasi, pembagian pendapatandaerah dan pusat…)

• Rencana tata ruang (rencana tata ruang yang jelas dan konsisten, tanggung jawab perizinan yang jelas, penegakanhukum yang lebih tegas …)

• Informasi dan inisiatif sukarela (kesadaran umum terhadap dampak pembuangan sampah sembarangan … )

Page 22: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

22

Kerangka Pertumbuhan Hijau Indonesia: 5 hasil Pertumbuhan Hijau

Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

Apakah itu?

• Penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) menyoroti pentingnya pertumbuhan rendah karbon untukberkontribusi pada upaya global dan nasional untuk mengurangi perubahan iklum dan memperkecildampak kerusakan terhadap masyarakat lokal dan internasional di masa depan.

Mengapa penting dan bagaimana kaitannya dengan tujuan nasional dan daerah?

• Mendukung komitmen Indonesia terhadap perubahan iklim internasional (penurunan 26-41% padatahun 2020)

• Mendukung kebijakan nasional untuk mencapai komitmen ini, seperti RAN-GRK dan RAD-GRK, Panduan (Roadmap) Sektoral Perubahan Iklim Indonesia …

• Mendorong pengembangan teknologi bersih, meliputi efisiensi energi, limbah menjadi energi, dan hal-hal terbarukan lainnya. Peluang ekspor potensial yang kuat..

• REDD+ mendukung bisnis untuk mengurangi deforestasi dan mendukung modal alam.

Kebijakan seperti apa yang dapat mendukung implementasinya?

• Insentif ekonomi (pajak karbon, perdagangan emisi, kredit internasional, subsidi/feed-in tariffs … )

• Mandat teknologi (target energi terbarukan, standar emisi … )

• Informasi dan inisiatif sukarela (pelabelan energi, kesadaran umum tentang perubahan iklim … )

Page 23: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

23

Kerangka Pertumbuhan Hijau Indonesia: 5 hasil Pertumbuhan Hijau

Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan

Apakah itu?

• Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan menyoroti pentingnya KELUARAN perekonomiannasional, provinsi, dan kabupaten (PDB), yang cukup kuat dan beragam untuk mendukungpembangunan dan kemakmuran masyarakat secara luas.

Mengapa penting dan bagaimana kaitannya dengan tujuan nasional dan daerah?

• Mendukung target pertumbuhan Indonesia hingga 7% dan target untuk masuk dalam 6 BesarPerekonomian Global di tahun 2050

• Mendukung tujuan inti RPJPN dan RPJMN.

• Mendukung pembangunan ekonomi melewati tahap Penghasilan Menengah (“menghindariperangkap”).

• Menyoroti peluang-peluang pertumbuhan di wilayah hijau: Produk dan Jasa Lingkungan ($149 miliardi Asia Pasifik dan $570 miliar pasar global di tahun 2010), Peluang Kerja Hijau, Investasi Hijau …

Kebijakan seperti apa yang dapat mendukung implementasinya?

• Investasi pada Infrastruktur Transportasi dan Energi

• Stabilitas makro dan kebijakan untuk investasi sektor swasta

• Dukungan fiskal untuk Industri Hijau

• Litbang, dukungan teknologi dan inovasi

• Dukungan untuk manufaktur maju dengan daya saing internasional

Page 24: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

24

Kerangka Pertumbuhan Hijau Indonesia: 5 hasil Pertumbuhan Hijau

Pertumbuhan yang inklusif dan adil

Apakah itu?

• Pertumbuhan yang inklusif dan adil menyoroti pertumbuhan yang bermanfaat untuk seluruhsegmen, termasuk anak-anak, perempuan, dan laki-laki, mereka yang ada di daerah perkotaan dan perdesaan, kaya dan miskin, terpinggirkan dan terhubung dengan baik

Mengapa penting dan bagaimana kaitannya dengan tujuan nasional dan daerah?

• Mendukung persatuan Indonesia yang fundamental, perdesaan dan perkotaan, miskin dan kaya… Bhinneka Tunggal Ika

• Mendorong penyertaan sosial (social inclusion), kejujuran, dan keadilan.

Kebijakan seperti apa yang dapat mendukung implementasinya?

• Investasi pada kesehatan dan pendidikan

• Jaring pengaman sosial

• Konektivitas dan infrastruktur transportasi untuk daerah terpencil

• Zona Ekonomi Khusus untuk mendorong pembangunan di daerah terpencil

Page 25: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

25

Kerangka Pertumbuhan Hijau Indonesia: 5 hasil Pertumbuhan Hijau

Ketahanan sosial, ekonomi, dan lingkungan

Apakah itu?

• Ketahanan sosial, ekonomi, dan lingkungan menyoroti pertumbuhan yang meningkatkan kemampuan menjagaatau memulihkan stabilitas ekonomi, finansial, sosial, dan lingkungan dalam menghadapi guncangan eksternal(misalnya adaptasi terhadap dampak fisik perubahan iklim, diversifikasi sektor ekonomi, menunjang ketahananpangan, dan mengelola stabilitas mata uang dan perdagangan).

Mengapa penting dan bagaimana kaitannya dengan tujuan nasional dan daerah?

• Mendukung Strategi RPJM mengenai Pengelolaan Bencana Alam.

• Mendukung strategi ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan dan energi.

• Stabilitas dan pengurangan risiko memungkinkan investasi pada generasi penerus dan menghindari jeratkemiskinan.

• Melindungi Indonesia dari dampak perubahan iklim global.

Kebijakan seperti apa yang dapat mendukung implementasinya?

• Investasi pada kesehatan dan pendidikan

• Asuransi yang disponsori pemerintah (asuransi polisi, asuransi bencana)

• Jaring pengaman sosial; asuransi pengangguran, pensiun, tunjangan anak

• Penambahan investasi pada infrastruktur tahan iklim

• Investasi dan adaptasi teknologi pertanian

• Dukungan terhadap manufaktur maju dan industri jasa yang stabil

• Pengelolaan makro ekonomi dan moneter yang kuat

Page 26: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Kerangka Pertumbuhan Hijau Indonesia: Dimulai dengan Modal Alam dan mengarah pada Pembangunan Berkelanjutan

26

Page 27: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

27

Bagaimana Pertumbuhan Hijau dapat membantu Indonesia?

Daya SaingInternasional

TeknologiHijau Baru

Gas Bumi danindustri

menggunakantenaga

geotermal

Meningkatkannilai tambahpada sektor

kilangtambang

Pelistrikan off-grid

GabunganPupuk

Limbahmenjadi energi

Limbahmenjadi Energi

Kelapa SawitberkelanjutanBatubara Hijau

Kota Pintar

Page 28: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Bagian 2: Menerapkan Pertumbuhan Hijaupada kebijakan dan perencanaan proyek

Page 29: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

29

Pengantar

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional- RPJPN

DeskripsiRPJPN adalah rencana pembangunan nasional yang memberikan arahan dan panduan visi dan misiuntuk periode 20 tahun.

Lembaga Kunci

1. Bappenas sebagai koordinatordan menganalisis evaluasiprogram dari kementerian dan lembaga sektoral*

2. Kementerian dan lembagasektoral untuk pengendaliandan evaluasi program*

Periode2005-2025

*Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007

Page 30: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

30

Pengantar

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional- RPJMN

Deskripsi• Tahapan untuk mencapai visi RPJPN 2005-2025• Formulasi tantangan, strategi, dan target untuk mengatasi tantangan yang dihadapi negara dalam

periode 5 tahun.

Lembaga Kunci

• Bappenas sebagai koordinator Perencanaan, Pengawasan, dan Evaluasi program

• Koordinator Buku;

1. Buku I (Prioritas dan Prioritas Fokus Nasional) dikoordinasikan oleh Bappenas

2. Buku II setiap sektor dipimpin oleh Koordinator Sektoral

3. Buku III dipimpin oleh Deputi yang terkait dengan sektor pembangunan daerah

Periode• RPJMN I 2005-2009• RPJMN II 2010-2014• RPJMN III 2015-2019• RPJMN IV 2020-2024

Page 31: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

31

Pengantar

Elemen perencanaan yang baik

• Memahami dampak dari rencana

Data; informasi kuantitatif

Bukti; tambahan bukti kualitatif

• Koordinasi antar lembaga

Kementerian

Sektor publik

Sektor swasta

Masyarakat sipil/LSM

• Skenario

Baseline/Kegiatan seperti biasa (BAU)

Skenario Pertumbuhan Hijau;

Memberikan manfaat jangkapanjang

Pertumbuhan berkelanjutan

Strategi investasi hijaumenyebabkan tingkatpertumbuhan tahunan lebih tinggidibandingkan Aktivitas SepertiBiasa (Business as usual/BAU)

Skenario lain

Sumber: UNEP, 2011

Page 32: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

32

Rencana kebijakan nasional

RPJPN RPJMN RKP RAPBN

MP3EI RTRWN

Renja KL RKA KLRenstra KL

Pemerintah Pusat

Rencana 5 Tahun Rencana 1 Tahun AnggaranRencana 20 Tahun

Page 33: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

33

Rencana kebijakan daerah

RPJPD RPJMD RKPD RAPBD

Pemerintah Provinsi & Daerah

Renstra SKPD Renja SKPD RKA SKPD

Rencana 5 Tahun Rencana 1 Tahun AnggaranRencana 20 Tahun

MP3EI RTRWN

Page 34: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

34

Perencanaan proyek

Perencanaankebijakan pra-proyek

Analisis kelayakandan pilihan-pilihan

Analisiskeuangan

KajianLingkungan

Tahap 0 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

• Penilaian pasar

• Penilaian teknis

• Penilaian biayakeuangan dan manfaat

• AMDAL• RPJMN/D

• Rencana tataruang

• Zona EkonomiZones (KEK, KSN)

• Daftar investasi

Page 35: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Perencanaan proyek

34

Page 36: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

36

Proses Kajian Pertumbuhan Hijau: Kebijakan dan Proyek

GGF

Roadmap

GGAP

eCBA

GGP

Targets inform and test the vision

Feasibility assessment

GG potential assessment

Monitoring & Evaluation

Business Cases

Sector plans

Extractives

Production

Land use

Connectivity

Policies & enablers

National

Province

Corridor

District

Sector

Project generation and Identification

Revisit policy & enablers to remove barriers and ensure projects fully align with Green Growth planningapproach

Roadmap and settingtargets

Business As Usual

National

Province

Corridor

Step 1 Step 2 Step 3

Step 4

Step 5

eCBA Step 7

Step 8

Step 6

Towards a green

growth vision

National & Regional

plansSocial,

economic and

environmental resilience

Greenhousegas emission

reduction

Healthy and productive ecosystems providingservices

Inclusive and

equitable growth

Sustainedeconomic

growthGreen Growth

Page 37: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

37

Mengintegrasikan Pertumbuhan Ekonomi ke dalam perencanaan kebijakannasional dan daerah

RPJPN RPJMN RKP RAPBN

MP3EI RTRWN

Renja KL RKA KLRenstra KL

5 Year Plan 1 Year Plan Budget 20 Year Plan

Target hijauKLHS / KPIs

Target sektorPenggunaanteknik eCBAuntuk menilaiaset

Insentifkebijakansektor

Target HijauNasionalKebijakan HijauStrategis

Insentif hijaudianggarkanuntuk

M&E

Page 38: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

38

Perencanaan proyek

Perencanaankebijakan pra-proyek

Kelayakan dananalisis pilihan

Analisisfinansial

PengkajianLingkunganHidup

Tahap 0 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

• Penilaian pasar

• Penilaian teknis

• Penilaian biaya dan manfaat finansial

• AMDAL• RPJMN/D

• Rencana Tata Ruang

• Zona Ekonomi(KEK, KSN)

• Daftar investasi

Page 39: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

39

Mengintegrasikan Pertumbuhan Hijau ke dalam perencanaan proyek

Perencanaankebijakanpra-proyek

Kelayakandan analisispilihan

Analisisfinansial

Analisis

Biaya

Manfaat

AnalisisMulti-Kriteria

Pengkajian Dampak

Tahap 0 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5

• Penilaian pasar

• Penilaian teknis

• PenyaringanGGAP proyek

• PengkajianLingkungan HidupStrategis (PLHS)

• Penilaian biayadan manfaatfinansial

• Penilaian biayadan manfaatsosial

Mengintegrasikandampak kualitatifdan strategis yang lebih luas

• AMDAL

• PengkajianDampak Sosial -Ekonomi

• RPJMN/D

• Rencana Tata Ruang

• Zona Ekonomi(KEK, KSN)

• Daftar investasi

• PengkajianLingkungan HidupStrategis (PLHS)

Prioritas proyekyang akandilaksanakan

Merancangulang proyekdan koridor

Menyediakaninfo menyeluruhtentang proyeksebelumpelaksanaan

Upayamitigasirisiko akhir

Merancangulang proyekMemberikansaran kebijakan

Page 40: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

40

Mengintegrasikan Pertumbuhan Hijau ke dalam perencanaan Proyek: Contohpraktis

Perencanaankebijakanpra-proyek

Kelayakandan analisispilihan

Analisisfinansial

AnalisisBiayaManfaat

AnalisisMulti-Kriteria

Pengkajian Dampak

Tahap 0 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5

• Perlu 100MW di kekuatan di Kota ‘X’

• Pilihan meliputi:

• Gas• Hidro• Geotermal• Biodisel

• Pilihan yang menguntungkan:GasGeotermalHidro

• Pilihan terbaiksecara sosial:HidroGeotermalGas

• Pilihan terbaiksecara keseluruhan:GeotermalHidroGas

• Mitigasi risikodengan sedikitperubahan lokasi

Page 41: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Rekap

41

1.

2.

3.

GGF

Roadmap

GGAP

eCBA

GGP

Targets inform and test the vision

Feasibility assessment

GG potential assessment

Monitoring & Evaluation

Business Cases

Sector plans

Extractives

Production

Land use

Connectivity

Policies & enablers

National

Province

Corridor

District

Sector

Project generation and Identification

Revisit policy & enablers to remove barriers and ensure projects fully align with Green Growth planningapproach

Roadmap and settingtargets

Business As Usual

National

Province

Corridor

Step 1 Step 2 Step 3

Step 4

Step 5

eCBA Step 7

Step 8

Step 6

Towards a green

growth vision

National & Regional

plansSocial,

economic and

environmental resilience

Greenhousegas emission

reduction

Healthy and productive ecosystems providingservices

Inclusive and

equitable growth

Sustainedeconomic

growthGreen Growth

Pre-projectpolicyplanning

Feasibilityand optionsanalysis

Financialanalysis

CostBenefitAnalysis

MultiCriteriaAnalysis

ImpactAssessment

Stage 0 Stage 1 Stage 2 Stage 3 Stage 4 Stage 5

Business As Usual

Green Growth

Aktivitas Seperti Biasa(Business As Usual)

Pertumbuhan Hijau

Page 42: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Bagian 3: Mengukur Pertumbuhan Hijau

Page 43: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

43

Pendekatan saat ini untuk mengukur pertumbuhan

Tentang PDB

• Produk Domestik Bruto digunakan secara internasional untuk mengukur tingkat pembangunan

• Namun, itu merupakan ukuran kasar: hanya mengukur “apa yang keluar dari gerbang pabrik”

• Hanya berbicara sedikit tentang apa yang diterima secara sosial atau berkelanjugan secaralingkungan hidup.

• Dan, merupakan pengukuran yang terbatas atas keberhasilan ekonomi (misalnya, bencana alam, kemacetan lalu lintas)

Diterima secarasosial

Berkelanjutan secaralingkungan hidup

Layak secara ekonomi

PDB

Page 44: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

44

Pendekatan saat ini untuk mengukur pertumbuhan; apa yang kurang?

Perekonomian denganVisi Sosial & Lingkungan Hidup

Menjadi dasaruntuk

pengelolaanSDA dan

lingkungan

Teknologi terapan untukmenggantikan penggunaan

Sumber daya tak terbarukan

Sumber dayayang berkelanjutan

Menjaga kualitaslingkungan

Efisien dalamPenggunaan SDA

Menjaga keberlanjutanSDA

Mengetahui KetersediaanSDA

Mengetahui kontribusi nyatatiap sektor terhadap PDB

Mengetahui SDA dan kerusakan lingkungan

MasyarakatSejahtera

Page 45: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

45

Contoh internasional untuk pengukuran pertumbuhan hijau

Pengukuran Pertumbuhan Hijau

• Sejumlah lembaga telah meneliti indikator Pertumbuhan Hijau dan merekomendasikankerangka di bawa ini sebagai praktik terbaik internasional

Masukan dan Aset Alam

Produksi danproduktivitas

Keluaran dan kesejahteraan

• Air (volume dan kualitas air tawar)• Sumber daya hutan dan laut (ha hutan, ton ikan)• Sumber daya mineral/energi (cadangan gas)• Keragaman hayati (kawasan lindung, spesies)

• Intensitas energi (kWh per unit PDB)• Intensitas material (ton per unit PDB)• Limbah (% yang dikumpulkan dan didaur ulang)• Inovasi (Litbang, produktivitas tenaga kerja)

• Kesehatan (kematian/penyakit dari polusi udara)• Risiko (mengalammi bencana alam)• Pembuangan (ketersediaan air minum bersih, kualitas air

tawar)• Jasa ekosistem (tersedia untuk rekreasi, nilai estetika)

Studi Kasus: Target produktivitas Cina pada tahun 2020 (pada tingkat di tahun 2000)• Intensitas energi (energi digunakan per unit PDB) mencapai 50 hingga 60 persen• Intensitas air (air digunakan per unit PDB) mencapai 80 persen• Intensitas sulphur dioksida (SO2) (Emisi SO2 per unit PDB) mencapai 75 persen• Intensitas karbon dioksida (CO2) (Emisi CO2 per unit PDB) mencapai 60 persen

Sumber: Green Growth Knowledge Platform: Moving Towards a Common Approach on Green Growth Indicators

Sumber: UNESCAP, Greening Growth in Asia and the Pacific

Page 46: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Indikator makro dan mikro

46

Indikator

Indikator proyekmeningkatkan kesadaranluasnya dampak proyekdan dapat digunakanuntuk monitoring dan evaluasi

Indikator makro dapat menggambarkan data dariindikator mikro tingkat proyek

Indikator tingkat nasional, provinsi, dan kabupatenuntuk monitoring, evaluasi, dan penentuantarget

Indikator

Makro, tingkat

nasional/provinsi

Mikro, tingkatproyek

Ketahanansosial,

ekonomi, dan lingkungan

hidup

Penurunan gas rumah kaca

Modal alamyang sehat

menyediakanjasa ekosistem

Pertumbuhanyang adil dan

inklusif

Pertumbuhanekonomi yang berkelanjutan

Pertumbuhan Hijau

Contohdiberikan di slide-slide berikutnya

Tergantungproyek, contohdiberikan di bagian slide eCBA

Page 47: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Ketersediaan dan aliran atau indikator absolut dan intensitas

47

Ket

ers

ed

iaan

Co

nto

hm

od

al a

tau

ten

ag

ake

rja

2014 Berlanjut dari waktu kewaktu…

Absolut

Intensitas

Absolut

Pilihan meliputi:• Populasi• PDB• Wilayah geografis• Jam kerja• Permintaan Oksigen Biokimia dari air

Page 48: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Indikator makro absolut pertumbuhan hijau

48

Pilar pembangunanberkelanjutan

Ekonomi Sosial Lingkungan Hidup

Hasil pertumbuhanhijau normatif

Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

Pertumbuhan yang adildan inklusif

Modal alam yang sehat menyediakan jasa ekosistem

Penurunan GRK

Ketersediaan

Pembentukan modalbruto

Investasi Langsung LuarNegeri (Foreign DirectInvestment)

Populasi yang bekerjaR Utang

Angka kemiskinan(headcount)

R PopulasiR Populasi yang tinggal

di kawasan lahandengan elevasi dibawah 5 meter

Kawasan berhutan Indeks GEF untuk

keragaman hayati Spesies mamalia yang

terancam Kawasan konservasi laut Spesies ikan yang terancam Kawasan terumbu karang

yang sehat Ketersediaan ikanR Cadangan energi primer

Kawasanberhutan

Cadanganbahan bakarfosil + impor –ekspor

Aliran

PDB (Paritas Daya Beli) Pertumbuhan Produk

Domestik Bruto (PDB)(% yoy)

Produktivitas factortotal (% pertumbuhan)

Lapangan kerja formal Lapangan kerja informal Pengangguran Pengangguran

terselubung

HDI Belanja sosial

pemerintahR Koefisien GiniR Akses ke listrikR Akses ke puskesmasR Akses ke internet

Produksi perikanan Belanja lingkungan hidup

pemerintahR Laju deforestasiR Konsumesi energi primerR Indeks stress airR Penarikan air tawar

GRKR Laju

deforestasi

Catatan:R = Indikator yang merupakan elemen hasil ketahanan

Page 49: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Indikator makro intensitas pertumbuhan hijau

49

Pilar pembangunanberkelanjutan

Ekonomi Sosial Lingkungan Hidup

Hasil pertumbuhanhijau normatif

Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

Pertumbuhan yang adil dan inklusif

Modal alam yang sehat menyediakan jasaekosistem

Penurunan GRK

Ketersediaan

Pembentukan modal bruto/PDB Investasi Langsung Luar Negeri

(Foreign Direct Investment) /PDB Populasi yang bekerja/PDBR Utang/PDB

Angkakemiskinan/populasi

R Populasi yang tinggal di kawasan dengan elevasidi bawah 5 meter/Populasi

Kawasanberhutan/wilayahgeografis

R Polusi air/EmisiKebutuhan OksigenBiokimia

Kawasanberhutan/wilayahgeografis

Aliran

PDB/Populasi PDB/jam kerja (produktivitas

tenaga kerja) PDB Sektor/PDB (contoh PDB

Pertanian/PDB) RPDB/PDB Lapangan kerja formal/populasi Lapangan kerja informal/populasi Pengangguran/Populasi Pengangguran

terselubung/Populasi

Belanja sosialpemerintah/PDB

R Populasiterpelajar/Populasi

R Akses ke listrik/PopulasiR Akses ke

puskesmas/PopulasiR Akses ke

internet/Populasi

Belanja lingkunganhiduppemeringah/PDB

Populasi/wilayahgeografis

R Konsumsienergi/Populasi

R Konsumsi energi/PDBR Penggunaan

air/Populasi

GRK/PDB GRK/Populas

i

Notes:R = Indikator yang merupakan elemen hasil ketahanan

Page 50: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

50

Kinerja daerah: Indikator Kinerja Utama Pertumbuhan Hijau yang ada

42

195

4048

21

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

Labour Productivity

CentralKalimantanEastKalimantanNorthSulawesiSouthSulawesiIndonesia

Juta

Rp

/ o

ran

g ya

ng

dip

eker

jaka

n

KPI terdistorsiolehrepatriasi

Produktivitas Pekerja

Catatan: Kalteng Kaltim Sulut Indo 2010, Sulsel 2012

Catatan: Kaltim 2010, Kalteng Sulut Sulsel Indo 2011

80%

95%93%

87%

95%

70%

75%

80%

85%

90%

95%

100%

Electricity Availability

CentralKalimantanEastKalimantanNorthSulawesiSouthSulawesiIndonesia

Ketersediaan Listrik

Kalimantan Tengah

Kalimantan Timur

Sulawesi Utara

Sulawesi Selatan

Indonesia

Catatan: Kaltim Indo Sulut Sulsel 2010, Kalteng 2008

54%56%

52%

29%

48%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Forest cover

CentralKalimantanEastKalimantanNorthSulawesiSouthSulawesiIndonesia

Area HutanArea Hutan

Kalimantan Tengah

Kalimantan TimurSulawesi Utara

Sulawesi Selatan

Indonesia

0.02%

50%

23%

44%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

PLN power generated from renewable energy(other IPPs may generate more percentage)

KalimantanTengahKalimantanTimurSulawesiUtaraSulawesiSelatanIndonesia

Kalimantan Tengah

Kalimantan Timur

Sulawesi Utara

Sulawesi Selatan

Indonesia

Kalimantan TengahKalimantan TimurSulawesi Utara

Sulawesi Selatan

Indonesia

Energi Terbarukan yang dibangkitkan oleh PLN (IPP lainnyakemungkinan menghasilkan presentase yang lebih)

Catatan: tenaga hidro, tenaga uap, geotermal, tenaga surya 2012

Page 51: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

51

Catatan: Kalteng Kaltim Sulut Indo 2010, Sulsel 2012

6%

7%

9%

10%

11%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

Poverty Headconut

CentralKalimantanEastKalimantanNorthSulawesiSouthSulawesiIndonesia

Penghitungan Kemiskinan Perkepala

Catatan: Kaltim Sulut 2010, Kalteng Indo 2011, Sulsel 2012

0.32

0.20

0.37

0.41 0.40

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

0.35

0.40

0.45

Measuring inequality

CentralKalimantanEastKalimantanNorthSulawesiSouthSulawesiIndonesia

Ko

efi

sie

nG

ini

Kalimantan Tengah

Kalimantan Timur

Sulawesi Utara

Sulawesi Selatan

Indonesia

Note: Kalteng Kaltim, Sulut Sulsel 2011, Indo 2012

21%

41%

31%

26%

15%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

Accessibility to the internet

CentralKalimantanEastKalimantanNorthSulawesiSouthSulawesiIndonesia

Akses kepada Internet

Kalimantan Tengah

Kalimantan Timur

Sulawesi Utara

Sulawesi Selatan

Indonesia

Catatan: Kaltim, Sulut 2010, Indo 2011, Sulsel 2012

17%

27%25%

27%

15%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

Sectoral diversification

CentralKalimantanEastKalimantanNorthSulawesiSouthSulawesiIndonesia

Deversifikasi Sektoral

Kalimantan Tengah

Kalimantan Timur

Sulawesi Utara

Sulawesi Selatan

Indonesia

Kinerja daerah: Indikator Kinerja Utama Pertumbuhan Hijau yang ada

Mengukur Ketidaksetaraan

Kalimantan Tengah

Kalimantan Timur

Sulawesi Utara

Sulawesi Selatan

Indonesia

Page 52: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Mengukur Diversifikasi Economi

52

Pertambangan dan

Penggalian; 41.4%Industri Pabrik;

27.7%

Perdagangan, Hotel, dan

Retoran; 8.9%

East Kalimantan GDRP Share

Pertanian, Peternakan, Perhutanan,

dan Perikanan, 19.5%

Industri Pabrik, 8.1%

Konstruksi, 16.5%

Perdagangan, Hotel &

Restoran, 17.0%

Transportasidan Komunikasi,

11.5%

Jasa, 16.6%

Pembagian GDRP Sulawesi Utara

InvestasiLangsung

Luar Negeri(Foreign

Direct Investment),

26.4%

Pertambangan dan

Penggalian

IndustriPabrik

Perdagangan, Hotel &

Restoran, 19.0%

Jasa, 18.7%

Pembagian GDRP Sulawesi Selatan

Pertanian, Peternakan,

Kehutanan, dan Perikanan, 28.4%

Pertambangan dan Penggalian,

9.6%

Perdagangan, Hotel & Restoran20.9%

Transportasi dan Komunikasi

Jasa, 13.4%

Pembagian GDRP Kalimantan Tengah

Agriculture, Livestock, Forestryand Fishery

Mining and Quarrying

Manufacturing Industry

Electricity, Gas & Water Supply

Construction

Trade, Hotel & Restaurants

Transport and Communication

Finance, Real Estate andBusiness Services

Services

Pertanian, Peternakan, Perhutanan, danPerikanan

Pertambangan danPenggalian

Industri Pabrik

Listrik, Gas, danPenyediaan Air

Konstruksi

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Transportasi danKomunikasi

Keuangan, Properti, danJasa

Jasa

Page 53: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Bagian 4: Melakukan Analisis PertumbuhanHijau – Alat dan Metodologi

Page 54: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

54

Alat Proses Pengkajian Pertumbuhan Hijau: Tujuan

Tujuan alat

• Contoh (template) untukmelaksanakan proyek dan pengkajian intervensi.

• Cara mudah untuk memaparkaninformasi finansial dan pertumbuhan hijau lain dari proyek.

• Alat yang transparan untukmengkaji proyek.

• Bank indikator yang relevan untukmengkaji dampak PertumbuhanHijau di Indonesia.

Naskah Pendukung PanduanPerencanaan Pertumbuhan Hijau

• Penjelasan tentang PertumbuhanHijau dan kerangka pengkajianpotensi pertumbuhan hijau proyek.

• Cara untuk mendukung pemangkukepentingan mempertimbangkanberagam dampak pertumbuhanhijau pada saat menyusun kebijakandan intervensi.

Page 55: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

55

Alat Pengkajian Proses Pertumbuhan Hijau: Proses keseluruhan

GGF

Roadmap

GGAP

eCBA

GGP

Targets inform and test the vision

Feasibility assessment

GG potential assessment

Monitoring & Evaluation

Business Cases

Sector plans

Extractives

Production

Land use

Connectivity

Policies & enablers

National

Province

Corridor

District

Sector

Project generation and Identification

Revisit policy & enablers to remove barriers and ensure projects fully align with Green Growth planningapproach

Roadmap and settingtargets

Business As Usual

National

Province

Corridor

Step 1 Step 2 Step 3

Step 4

Step 5

eCBA Step 7

Step 8

Step 6

Towards a green

growth vision

National & Regional

plansSocial,

economic and

environmental resilience

Greenhousegas emission

reduction

Healthy and productive ecosystems providingservices

Inclusive and

equitable growth

Sustainedeconomic

growthGreen Growth

Page 56: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

56

Menggunakan Alat Proses Pengkajian Pertumbuhan Hijau (1)

1• Informasi dasar yang lengkap tentang proyek, termasuk nama,

lokasi, dan deskripsi proyek

2

•Melengkapi kuesioner kelayakan. Ini menentukan apakahproyek berada di tahap yang tepat untuk pengkajian GGAP, atau apakah hambatan seperti ketersediaan data, akanmembatasi pengkajian

3•Masukkan data tentang proyek dari indikator kuantitatif yang

ditampilkan

4•Nilai kinerja proyek dari hasil pertumbuhan dan dibandingkan

dengan proyek-proyek lain

Informasi dasar

Kuesioner kelayakan

Pengkajianpertumbuhan hijau

Hasil

Page 57: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

57

Menggunakan Alat Proses Pengkajian Pertumbuhan Hijau (2)

Informasi dasar

Kuesioner kelayakan

Pengkajianpertumbuhan hijau

Hasil

Bidang untuk memasukkan data

Tampilan hasil

Page 58: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

58

Menggunakan Alat Proses Pengkajian Pertumbuhan Hijau (3)

NamaProyek*

JenisProyek*

OrganisasiPengembang Koridor* …

Proyek 1 JembatanBali-Nusa Tenggara

Proyek 2 Jalan Jawa

Proyek 3 Stasiun Air Sulawesi

Proyek 4 Bandar Sulawesi

Kemampuan yang dikaji …

NamaProyek*

Apakah tersediadata yang memadai untukpengkajianpotensipertumbuhanhijau?

Apakah kita bisamendapatkanakses ke data yang dibutuhkanuntuk mengkajiproyek? …

Proyek 1

Proyek 2

Proyek 3

Proyek 4

DimensiPertumbuhan

Hijau

Ekosistem yang sehat dan produktif

IndikatorKawasan lindung atau

produktif yang terlantar…

Metrik HaKualitas Data

Sumber …

Proyek 1 15 Primer

Proyek 2 50 Proxy

Proyek 3

Proyek 4

1 2

3 4 Tampilan hasilmengkombinasikanseluruh data yang dimasukkan untukmemberi nilaiproyek untuk setiaphasil pertumbuhanhijau, dan menyusunnyasesuai peringkat

$-2 $-1 $- $1 $2

Millions

GHG Emissions

Economic Growth

Social Development

Ecosystems

Resilience

Page 59: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

59

Analisis Biaya Manfaat yang diperluas (eCBA): Tujuan dan Manfaat

• eCBA memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih luas berdasarkan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup yang lebih luas dari sebuah proyek atau kebijakan.

• eCBA dapat

• Memutuskan apakah sektor swasta atau publik perlu melaksanakan proyek

• Memperkirakan dampak fiskal proyek

• Menentukan apakah pengaturan untuk pengembalian biaya efisien dan adil

• Mengkaji potensi dampak lingkungan hidup proyek dan kontribusinya terhadap pengentasankemiskinan.

• Oleh karena itu, ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi rancangan ulang sebuah proyekuntuk kinerja Pertumbuhan Hijau yang maksimal

• Tergantung pada tingkat kapasitas dan sumber daya yang tersedia, ECBA biasanya dilakukan olehkonsultan dan akademisi yang membantu pemerintah.

• Pemerintah biasanya bertanggung jawab atas tahapan berikut (lihat slide berikutnya):

• Tahap 1: Identifikasi dasar (baseline) proyek

• Tahap 2: Identifikasi pilihan Pertumbuhan Hijau

• Tahap 3: Memetakan Jalur Dampak

• Tahap 7: Mempertimbangkan implikasi

Rangkaian lingkup studi dan tujuan

Terjemahkan hasil ke dalam solusikebijakan

Page 60: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

60

Analisis Biaya Manfaat yang diperluas (eCBA): Tujuan dan Manfaat

Efek Hidrologi

Penggunaan LahanPenyerapan Karbon Pembeli Karbon

Jasa Ekosistem

Penurunan Emisi

Jasa Air

Kesejahteraan bagiPenerima Manfaat

Kesejahteraan bagiPengguna Air

Konservasi Keaneka-ragaman Hayati

Hubungan Bio-Fisik Valuasi

Perlu Multi Disiplin Ilmu

Page 61: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

61

Analisis Biaya Manfaat yang diperluas (eCBA): Tahapan

Identifikasibaseline proyek

Identifikasi pilihanPertumbuhan Hijau

PemetaanJalurDampak

Pengumpulan data

Analisis BiayaManfaat yang diperluas

Memvalidasitemuan

Mempertimbangkanimplikasi

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

• Konsultasi denganpemangkukepentinganproyek

• Memeriksadokumentasiproyek

• Konsultasi denganpemangkukepentinganproyek

• Konsultasi denganpara ahli

• Tinjauan literatur

• Identifikasikeluaran, hasil, dan dampak

• Mengkajimaterialitas

• Identiffikasicakupan CBA

• Mengumpulkandata daridokumentasiproyek

• Mengumpulkandata pasarsetempat

• Mengumpulkandata teknologiinternasional

• Mengukur biayadan amnfaatintervensipertumbuhanhijau

• Menilai biaya dan manfaat bagimasyarakat

• Memvalidasitemuan-temuandengan pemangkukepentingan

• Mempertimbangkan implikasi hasiluntuk kebijakan

• Mempertimbangkan implikasi untukperancanganulang proyek dan investasi

Page 62: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

62

Analisis Biaya Manfaat yang diperluas (eCBA): Tahap 1

Identifikasibaseline proyek

Identifikasi pilihanPertumbuhan Hijau

PemetaanJalurDampak

Pengumpulan data

Analisis BiayaManfaat yang diperluas

Memvalidasitemuan

Mempertimbangkanimplikasi

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

Tujuan

• Memahami kegiatan utama tujuan proyek, lingkup geografis dan ekonomi proyek sesuai rancangansaat ini

Kegiatan utama

Penilaian finansial

Dokumen teknis

Rencana Tata Ruang

Renncana Induk

Page 63: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

63

Analisis Biaya Manfaat yang diperluas (eCBA): Tahap 2

Identifikasibaseline proyek

Identifikasi pilihanPertumbuhan Hijau

PemetaanJalurDampak

Pengumpulan data

Analisis BiayaManfaat yang diperluas

Memvalidasitemuan

Mempertimbangkanimplikasi

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

Tujuan

• Identifikasi kemungkinan perbaikan skenario baseline

• “Bisakah proyek ini dirancang lebih baik untuk meningkatkan Kinerja Pertumbuhan Hijau”?

Kegiatan utama

• Pelibatan pemangku kepentingan dan penelitian baseline meliputi:

Literatur

Page 64: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

64

Analisis Biaya Manfaat yang diperluas (eCBA): Tahap 3

Identifikasibaseline proyek

Identifikasi pilihanPertumbuhan Hijau

PemetaanJalurDampak

Pengumpulan data

Analisis BiayaManfaat yang diperluas

Memvalidasitemuan

Mempertimbangkanimplikasi

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

• Finansial dan sumberdaya lain yang dilakukan

• Ukuran kuantitatifperubahan

• Pemangku kepentinganmana yang terpengaruh?

• Apa hasilnya bagimereka, dalam hal Rp.?

• Apakah ini akan tetapterjadi juga? Apa baseline-nya?

Tujuan

• Memetakan dampak proyek secara konsisten dan teliti untuk memprioritaskan sebagian besardampak material dan memahami bagaimana menilai dampaknya terhadap pemangku kepentinganyang berbeda.

Kegiatan utama

• Menciptakan jalur dampak untuk Baseline dan Skenario Pertumbuhan Hijau:

• Memetakan kegiatan/masukan (dilakukan pada Tahap 1)

• Memetakan keluaran; apa yang telah berubah dalam hal fisik? (contoh hektar hutan, ton keluaran)

• Memetakan hasil; bagaimana pemangku kepentingan terpengaruh? (penyakit paru-paru dan biayalayanan kesehatan, regulasi pengurangan air, dan biaya untuk pembangkit hidro di hilir; peningkatan laba)

• Memetakan dampak; apakah hasil-hasil ini tetap terjadi?

Masukan Keluaran Hasil Dampak

Page 65: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

65

Analisis Biaya Manfaat yang diperluas (eCBA): Tahap 3

Identifikasibaseline proyek

Identifikasi pilihanPertumbuhan Hijau

PemetaanJalurDampak

Pengumpulan data

Analisis BiayaManfaat yang diperluas

Memvalidasitemuan

Mempertimbangkanimplikasi

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

• Kawasan hutan bakau• Pupuk• Bibit ikan

• Peningkatan produksikolam ikan• Pengurangan kawasanhutan bakau• Pengurangan produksiikan tangkap

Positif• Pendapatan untukpetani ikan• Ketahanan panganuntuk masyarakatsetempat• Penciptaan lapangankerja lokalNegatif•Risiko Perubahan IklimLokal• Polusi Pesisir• Erosi

Perbandingan dengan sebelumnya:• Pendapatan lebih banyak dibanding

penangkapan ikan secara normal• Makanan lebih banyak dibanding

penangkapan ikan secara normal• Jumlah nelayan yang sama

• Risiko perubahan iklim lebih banyak

• Lebih banyak polusi yang taktersaring

• Lebih banyak erosi

Contoh

Kolam ikan di hutan bakau pesisir

Masukan Keluaran Hasil Dampak

Latihan 1: Pilih opsi drop-down yang tepat untuk tiap tahap dari jalur.

Page 66: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

66

Analisis Biaya Manfaat yang diperluas (eCBA): Tahap 4

Identifikasibaseline proyek

IdentifikasipilihanPertumbuhanHijau

PemetaanJalurDampak

Pengumpulan data

AnalisisBiayaManfaatyang diperluas

Memvalidasitemuan

Mempertimbangkanimplikasi

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

Tujuan

• Pengumpulan data untuk menilai jalur dampak

Kegiatan utama

• Tinjauan literatur dan pelibatan pemangku kepentingan untuk pengumpulan data meliputi:

Kategori Data

Teknologi • Persyaratan masukan (material, lahan, tenaga kerja, bahan bakar)• Investasi dan biaya pengoperasian• Tingkat keluaran per $ masukan (ton produksi dll)

Sosial • Survei Keinginan untuk Membayar• Tingkat pendapatan/kesehatan/pendidikan/pengangguran• Biaya layanan kesehatan/biaya penyakit• Laba sosial dari pendidikan

Ekonomi • Harga produk dan biaya transportasi• Efek ganda (multiplier)

Lingkungan Hidup • Rasio keluaran polutan (tCO2, SOx, BOD dll. Per ton produksi)• Karakteristik lingkungan hidup setempat (populasi, cuaca, hidrologi)• Jasa ekosistem yang terpengaruh dan nilai mereka

Page 67: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

67

Analisis Biaya Manfaat yang diperluas (eCBA): Tahap 4

Identifikasibaseline proyek

IdentifikasipilihanPertumbuhan Hijau

PemetaanJalurDampak

Pengumpulan data

AnalisisBiayaManfaatyang diperluas

Memvalidasitemuan

Mempertimbangkanimplikasi

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

Sumber Data Umum

Kategori Data Sumber Data Potensial

Sumber dariIndonesia

Sumber Internasional

Teknologi • Persyaratan masukan (material, lahan, tenaga kerja, bahan bakar)

• Investasi dan biaya pengoperasian• Tingkat keluaran per $ masukan (ton produksi dll)

• BPS Indonesia

• BPPT

• ISPO

• Konsultasidengan para ahli lokal

• GGGI

• Platform PengetahuanPertumbuhan Hijau

• OECD

• UNDP

• UNEP

• Bank Dunia

• WWF

• PwC

• RSPO

Sosial • Survei Keinginan untuk Membayar• Tingkat

pendapatan/kesehatan/pendidikan/pengangguran• Biaya layanan kesehatan/biaya penyakit• Laba sosial dari pendidikan

Ekonomi • Harga produk dan biaya transportasi• Efek ganda (multiplier)

LingkunganHidup

• Rasio keluaran polutan (tCO2, SOx, BOD dll. Per ton produksi)

• Karakteristik lingkungan hidup setempat (populasi, cuaca, hidrologi)

• Jasa ekosistem yang terpengaruh dan nilai mereka

Page 68: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

68

Analisis Biaya Manfaat yang diperluas (eCBA): Tahap 5

Identifikasibaseline proyek

Identifikasi pilihanPertumbuhan Hijau

PemetaanJalurDampak

Pengumpulan data

Analisis BiayaManfaat yang diperluas

Memvalidasitemuan

Mempertimbangkanimplikasi

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

Tujuan

• Menilai dampak negative (biaya) dan positif (manfaat) terhadap pemangku kepentingan, yang ditunjukkan dalam istilah moneter yang dibandingkan ke seluruh daerah dan periode waktu.

• Menjawab pertanyaan “Apakah proyek ini bernilai positif bersih?”, “Apa yang dimaksud dengankeseimbangan biaya dan manfaat sosial, lingkungan, dan ekonomi?”, dan “Apa yang dimaksuddengan distribusi manfaat swasta vs publik?”

Mengidentifikasi Manfaat dan Biaya

Biaya finansial Biaya manfaat

• Investasi di depan • Pendapatan produk baru

• Pemeliharaan • Harga produksi lebih tinggi

• Tenaga kerja • Penghematan bahan bakar dan efisiensilainnya

• Lahan

• Biaya bahan bakar

• Biaya operasional lainnya

Latihan 2: Yang manakah biaya dan yang manakah manfaat? Latihan 3: Menghitung biaya dan manfaat hanya untuk satu tahun.

Page 69: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

69

Analisis Biaya Manfaat yang diperluas (eCBA): Tahap 5

Identifikasibaseline proyek

Identifikasi pilihanPertumbuhan Hijau

PemetaanJalurDampak

Pengumpulan data

Analisis BiayaManfaat yang diperluas

Memvalidasitemuan

Mempertimbangkanimplikasi

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

Membandingkan manfaat dan biaya lintas waktu

2014 2015

Page 70: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

70

Analisis Biaya Manfaat yang diperluas (eCBA): Tahap 5

Identifikasibaseline proyek

Identifikasi pilihanPertumbuhan Hijau

PemetaanJalurDampak

Pengumpulan data

Analisis BiayaManfaat yang diperluas

Memvalidasitemuan

Mempertimbangkanimplikasi

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

Membandingkan manfaat dan biaya lintas waktu

Tahun

(1)

Biaya (Rp)

(2)

Manfaat (Rp)

(3)

Manfaat Neto

(4)=(3-2)

DF 10%

(5)= 1/(1+r)t

PV 10%

(6)= (4x5)

1 500 (500) 0,909 (454,5)

2 400 (400) 0,826 (330,4)

3 200 200 0,751 150,2

4 300 300 0,683 204,9

5 400 400 0,620 248

6 500 500 0,564 282,0

TOTAL NPV 100,2

Investasi yang layak karena NPV > 0 dengan suku bunga diskonto 10%• Nilai manfaat PV = Rp 885,5, nilai biaya PV = (Rp 784,9) • B/C Neto = (885,5/784,9) = 1,13 … setiap unit biaya memberikan manfaat netto 1.13

+885,5

- 784,9

Page 71: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

71

Analisis Biaya Manfaat yang diperluas (eCBA): Tahap 5

Identifikasibaseline proyek

Identifikasi pilihanPertumbuhan Hijau

PemetaanJalurDampak

Pengumpulan data

Analisis BiayaManfaat yang diperluas

Memvalidasitemuan

Mempertimbangkanimplikasi

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

Membandingkan manfaat dan biaya lintas waktu

Tahun

(1)

Biaya (Rp)

(2)

Manfaat

(Rp)

(3)

NB

(4)=(3-2)

DF 10%

(5) =1/(1+r)t

PV 10%

(6)=(4x5)

DF 15%

(7) =1/(1+r)t

PV 15%

(8)=(4x7)

1 500 (500) 0,909 (454,5) 0,869 (434,5)

2 400 (400) 0,826 (330,4) 0,756 (302,4)

3 200 200 0,751 150,2 0,657 131,4

4 300 300 0,683 204,9 0,572 171,6

5 400 400 0,620 284,4 0,497 198,8

6 500 500 0,564 282,0 0,432 216

TOTAL NPV 100,6 -19,1

IRR: Pada DF 10% NPV +, coba hitung NPV (-) dengan menambahkan suku bunga diskonto. PadaDF 15% NPV adalah negatif (19,1) jadi kita bisa mulai menggunakan formula IRR

IRR = 10 % + (15%-10%){(100,6)/(100,6-(-19,1)} = 14,20 % Berarti, berdasarkan kriteria proyek, IRR dinilai layak karena memberikan laba 14,20% (>10%)

Latihan 4: Masukkan suku bunga diskonto 10% - Bagaimana NPV-nya? Hapus suku bunga diskonto, bagaimana IRR-nya? Apakah investasinya menguntungkan?Latihan 5-7: Pertimbangkan untuk mengganti 10% dari kapasitas batu bara untuk Palm Kernel Shells. Bagaimana NPV skenario ini dengan suku bunga diskonto15%. Bandingkan dengan kasus dasar 100% batu bara. Apakah investasi PKS menguntungkan?

Page 72: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

72

Analisis Biaya Manfaat yang diperluas (eCBA): Tahap 5

Identifikasibaseline proyek

Identifikasi pilihanPertumbuhan Hijau

PemetaanJalurDampak

Pengumpulan data

Analisis BiayaManfaat yang diperluas

Memvalidasitemuan

Mempertimbangkanimplikasi

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

Dampak yang lebih luas: dampak finansial vs ekonomi

1. Biaya peluang

2. Eksternalitas

3. Diskonto sosial

Page 73: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

73

Analisis Biaya Manfaat yang diperluas (eCBA): Tahap 5

Identifikasibaseline proyek

Identifikasi pilihanPertumbuhan Hijau

PemetaanJalurDampak

Pengumpulan data

Analisis BiayaManfaat yang diperluas

Memvalidasitemuan

Mempertimbangkanimplikasi

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

Dampak lebih luas: Harga bayangan (shadow price) dan biaya peluang (opportunity cost)

• Prinsip 1: Seluruh sumber daya harus dinilai sepenuhnya dalam biaya peluang mereka hingga biayaekonomi

Informasi

• Mobil lama mebakar 500 liter per tahun.

• Mobil baru membakar 300 liter per tahun

• Harga bahan bakar 6.500 Rp/liter (setelah subsusi sebesar 3.500 Rp/liter – mari kita anggapbiayanya 10.000 liter untuk impor)

Finansial

Manfaat

Penghematan bahan bakar= 200 liter * Rp. 6.500= Rp 1.300.000/tahun

Economic

Benefit to individual Benefit to government

Penghematan bahan bakar= 200 liter * Rp. 6.500= Rp. 1.300.000/tahun

Penghematan subsidi = 200 liter *Rp. 3.500= Rp. 700.000/tahun

= Rp 10.000 * 200 liter= Rp 2 jt/tahun

Kembali ke Latihan 3 dan 4. ubah ‘harga batu barau’ dari harga Obligasi Pasar Domestik $40 menjadi harga potensi ekspor $67. Apayang terjadi pada NPV? Apa yang kita pelajardi dari latihan ini?

Page 74: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

74

Analisis Biaya Manfaat yang diperluas (eCBA): Tahap 5

Identifikasibaseline proyek

IdentifikasipilihanPertumbuhan Hijau

PemetaanJalurDampak

Pengumpulan data

Analisis BiayaManfaat yang diperluas

Memvalidasitemuan

Mempertimbangkanimplikasi

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

Dampak lebih luas: Eksternalitis dan Total Nilai Ekonomi

• Prinsip 2: Kita harus menilai dampak tindakan terhadap yang lain … jika pasar gagal menangkapdampak ini

Latihan 8: Hitung GRK dan Sulfur Dioksida yang dihemat dari penggantian bahan bakar. Masukkan mereka ke dalam penghitunganarus kas. Mengapa pajak dihapuskan dari penghitungan ini (Petunjuk: lihat slide sebelumnya).

Page 75: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

75

Analisis Biaya Manfaat yang diperluas (eCBA): Tahap 5

Identifikasibaseline proyek

Identifikasi pilihanPertumbuhan Hijau

PemetaanJalurDampak

Pengumpulan data

Analisis BiayaManfaat yang diperluas

Memvalidasitemuan

Mempertimbangkanimplikasi

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

Dampak lebih luas: Eksternalitas dan Total Nilai Ekonomi

• Prinsip 2: Kita harus menilai dampak tindakan terhadap yang lain … di mana pasar gagal menangkapdampak ini

Berjalan, memancing

RegulasiIklim

Pilihan untukmembangun

Keberadaanspesies

Pengetahuanrekreasi

Berharapgenerasi

penerus dapatmenikmatinya

Total NilaiEkonomi

Nilai langsungdibayarkan untukproduk atau jasa

Nilaipenggunaan

Nilaipenggunaan

langsung

Nilaipenggunaan

tidak langsungNilai Pilihan

Nilai non-penggunaan

Nilaikeberadaan

Nilaialtruistik

Nilai warisan

Jasa ekosistem Arah masa depandan nilai

penggunaan tidaklangsung

Pengetahuantentang

keberlanjutankeberadaan

sumber daya

Pengetahuantentang

keberlanjutanpenggunaan

sumber daya olehyang lainnya darigenerasi sekarang

Pengetahuantentang

mewariskansumber daya

untuk generasipenerus

Page 76: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

76

Analisis Biaya Manfaat yang diperluas (eCBA): Tahap 5

Identifikasibaseline proyek

Identifikasi pilihanPertumbuhan Hijau

PemetaanJalurDampak

Pengumpulan data

Analisis BiayaManfaat yang diperluas

Memvalidasitemuan

Mempertimbangkanimplikasi

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

Dampak lebih luas: Eksternalitas dan Total Nilai Ekonomi

• Prinsip 2: Kita harus menilai dampak tindakan terhadap yang lain … di mana pasar gagal menangkapdampak ini

Sumber: WWF

Page 77: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

77

Analisis Biaya Manfaat yang diperluas (eCBA): Tahap 5

Identifikasibaseline proyek

IdentifikasipilihanPertumbuhan Hijau

PemetaanJalurDampak

Pengumpulan data

Analisis BiayaManfaat yang diperluas

Memvalidasitemuan

Mempertimbangkanimplikasi

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

Latihan 8: Ubah suku bunga diskonto dengan angka yang lebih rendah (5-10%). Apa yang terjadi dengan NPV? Apa artinya ini bagi keputusan yang diambil pemerintah?Lihat rangkuman hasil. Apa pelajaran yang dapat diambil secara keseluruhan?

10%

Dampak lebih luas: Suku bunga diskonto sosial

• Prinsip 2: Kita harus menghitung dampak timbal balik sepanjang waktu untuk komunitas, bukanindividu

10%

10%

5%

Page 78: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

78

Analisis Biaya Manfaat yang diperluas (eCBA): Tahap 6

Identifikasibaseline proyek

Identifikasi pilihanPertumbuhan Hijau

PemetaanJalurDampak

Pengumpulan data

Analisis BiayaManfaat yang diperluas

Memvalidasitemuan

Mempertimbangkanimplikasi

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

Tujuan

• Mengkonfirmasi akurasi dan keandalan hasil

Kegiatan utama

Latihan 9: Apa yang terjadi jika Anda mengubah biaya modal menjadi 10%? Apa artinya ini bagi perencanaan?

Pertumbuhan Hijau?

Pertumbuhan Hijau?

Pertumbuhan Hijau

Page 79: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

79

Analisis Biaya Manfaat yang diperluas (eCBA): Tahap 7

Identifikasibaseline proyek

Identifikasi pilihanPertumbuhan Hijau

PemetaanJalurDampak

Pengumpulan data

Analisis BiayaManfaat yang diperluas

Memvalidasitemuan

Mempertimbangkanimplikasi

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

Tujuan

• Memahami jika kebijakan perlu diganti untuk memaksimalkan kinerja Pertumbuhan Hijau dariproyek ini, dan seluruh perekonomian

Kegiatan utama

• Mengidentifikasi kebijakan-kebijakan yang memungkinkan, berbasis insentif, dan investasi yang dapat membantu …

Kategori Isu dan pertanyaan kunci Tipe kebijakan spesifik

Pendukung(enablers)

Mengidentifikasi hambatan praktisdalam pengimplementasian. Bagaimanakebijakan/perencanaan dapatmembantu?

• Rencana tata ruang untuk mengatasi hambatan lahan/tahan• Pendidikan untuk meningkatkan kuantitas tingkat keterampilan tenaga kerja• Pendanaan untuk UKM dan usaha lain yang butuh kredit.• Infrastruktur transportasi untuk menyediakan rute ke pasar• Pinjaman valuta asing untuk mengimpor perlengkapan modal

Insentifuntuksektorswasta

Mengidentifikasi cara agar kebijakandapat meningkatkan kemungkinaninvestasi melalui pendapatan yang lebihtinggi, biaya lebih rendah, penguranganrisiko

• Subsidi dan insentif lain (subsidi/Feed in Tariffs, harga Karbon. Subsidi Litbang)• Keringanan pajak dan depresiasi yang dipercepat• Pinjaman bersubsidi dan jaminan pinjaman• Jaminan harga atau volume (contoh, komitment untuk pengadaan sektor

publik)

Investasipemerintahlangsung

Memeriksa keberlanjutan fiskal,persyaratan modal, dan lembagapemerintah mana yang harus membiayai

• Pengaturan fiskal yang jelas antara nasional dan daerah dan seluruhdepartemen mengenai pembagian pendapatan dan biaya

• Perjanjian pendanaan yang jelas dengan Kementerian Keuangan

Kembali ke Latihan 1-7: Lat. 6: Tampilkan Baris 26 Tambahkan FiT sebesar 1c/kWh atau kelompok biomassa? Apakah ini mengubah bisnis? Biayadan manfaat sosial? Cara lain apa yang bisa kita lakukan untuk membuat investasi PKS ini lebih menarik bagi investor?

Page 80: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

80

• Daftar panjang mengenai peraturan hijau untuk mempertimbangkan penerapan….

“Ketentuan Informasi"“Aturan Kesukarelaan&

Perjanjian"“Alat yang Berdasarkan Ketentuan

Pasar" “Kekuasaan & Kontrol Peraturan"

Kesadaran & Kampanye MediaAturan Industri & Standard

KenerhasilanBiaya-Biaya atau Pajak Jumlah Masukan/ Campuran Kuota

Eco Label (Eco Labelling) (Publik) Hambatan Kesukarelaan Ijin Skema Perdagangan Teknologi Hijau/ Kewajiban Proses

Pemberitahuan pada PublikMengenai Informasi Polusi

Perjanjian yang Dinegosiasi Subsidi Hijau Kuota Keluaran atau Pelarangan

Prakarsa Sepihak Reformasi Subsidi Energi Fosil Perjinan Perdagangan

Feed-in Tariffs Listrik Perijinan Emisi

SMART dan/atau Pengukuran Bersih Perijinan Lokasi

Skema Pembelian oleh Pemerintah Perijinan Kendaraan

Local content Incentives Persyaratan Hukum di Tingkat Lokal

Dana Hibah untuk Penelitian & Pembangunan/Dana Pinjaman dan

Penghargaan AkademisPembatasan Transportasi

Insentif untuk memulai Bisnis Larangan Impor/Expor

Pembayaran untuk Servis Ekosistem

Identifikasibaseline proyek

Identifikasi pilihanPertumbuhan Hijau

PemetaanJalurDampak

Pengumpulan data

Analisis BiayaManfaat yang diperluas

Memvalidasitemuan

Mempertimbangkanimplikasi

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

Analisis Biaya Manfaat yang diperluas (eCBA): Tahap 7

Page 81: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Lampiran 1: Studi Kasus – Pembangunan Maloy, Kalimantan Timur

Page 82: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Sesi 3: Studi Kasus – KIPI MALOY

Kegiatan IntervensiPembangkit Listrik Mengganti seluruh batu baru dengan biomassa/gas alam dalam pembangkit

listrikSumber energi terbarukan lainnya (contoh PV Surya)

Pengolahan Batu Bara Praktik pertambangan yang bertanggung jawab – Penegakan peraturanperundangan yang adaMendorong penggantian batu bara menjadi gas untuk pembangkit listrik, dengan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon

Jalan Melindungi jalur migrasiMengubah rute jalan untuk menghindari Taman Nasional KutaiMengganti rugi (offsetting) gangguan hidrologi

Rel Kereta Mengganti rel kereta untuk transportasi masyarakat/penumpang sertapengangkutan lainnya (contoh produk hutan) Mengganti rel kereta berbasis diesel menjadi rel kereta elektrik

Perkapalan Meminimalkan tumpahan dari pengisian bahan bakar dengan melarangmengisi bahan bakar di Maloy

Industri Penggunaan teknologi yang hemat energiPenggunaan teknologi energi terbarukan (contoh, PV Surya) Pengurangan limbah padat dan limpasan air Optimalisasi aliran produksi11 minyak sawit mentah (CPO), termasuk biodiesel

Lain-lain Pelatihan kejuruan untuk mendukung penyerapan tenaga kerja dari lapanganpekerjaan di bidang pariwisata dan manufaktur canggih.

82

Page 83: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Gambaran potensi intervensi Pertumbuhan Hijau Interventions

83

3 – Jalur KeretaApi Batubara

2 – JalanTol

4 – Perkebunan Kelapa Sawit5 – Tambang

Batubara

1- KIPI Maloy

Taman NasionalKutai

Page 84: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Rencana Pembangunan KIPI Maloy

84

Page 85: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Pertanyaan kunci untuk analisis dalam Analisis Biaya Manfaat yang diperluas(eBCA)

1. Pemikiran strategis: Kenapa membangun proyek?

2. Pilihan untuk penyelesaiannya: Cara berbeda apa yang dapat dirancang?

3. Ruang lingkup: Indikator mana yang harus digunakan untuk mengukur area yang mana?

4. Materialitas: Area mana yang penting untuk diukur?

5. Hasil: Berapa biaya ($) dan manfaat ($) untuk pindah ke skenario PH?

6. Dampak lain: Berapa biaya dan manfaat kualitatifnya?

7. Kebijakan: Instrumen kebijakan apa yang mendorong perancangan ulangproyek?

8. Kasus bisnis: Apakah skenario Pertumbuhan Hijau layak secara finansial?

9. Implementasi: Pendukung (enabler) lain apa yang perlu untuk mewujudkanPertumbuhan Hijau?

85

Page 86: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Sesi 4: Latihan - ECBA

Aktivitas Intervensi

Pembangkit listrik Mengganti batu bara dengan biomassa dalam pembangkit listrik

Batu bara Mendorong pengolahan batu bara menjadi gas alam dan pupuksecara lokal

Perkebunan kelapasawit

Implementasi praktik manajemen terbaik (BMP)

Jalan Mengubah rute/memperpanjang jalan untuk mengembangkandaerah wisata

Rel kereta Mengubah rute kereta untuk mengikuti rute jalan yang sudah adaMengganti rel kereta untuk mengakomodasi pengangkutan minyaksawit mentah (CPO)

Perkapalan Pendinginan mesin (tenaga listrik lepas pantai)Pembersihan cat pelindung (antifouling paint)Program pengolahan air balas

86

Page 87: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Contoh Jalur Dampak: Mengganti Batubara ke Cangkang Sawit (PKS)

87

PembangkitanTenaga Hijau

PerubahanFisik

Keluaran/ Hasil

Pemangkukepentingan

PemangkuKepentinganyang Terkena

Dampak

Aktivitas SepertiBiasa (Business As Usual): Pembangkitandengan pembakaranbatu bara

Pertumbuhan Hijau: Pemakaian cangkangsawit sebagai bahanbakar

Perubahan pada jumlahemisi CO2

Perubahan pada polusiudara lainnya (SOx, NOx)

Perubahan pada hasilkeuangan

Peningkatan padaproduksi tenagaterbarukan

Rantai nilai baru untukcangkang sawit

Peningkatan padaketersediaan batubarauntuk keperluan ekspor

Komunitas Global

Komunitas Lokal danPekerja

PLN and perusahaanlainnya dalam PenilaianKinerja Utama

PemerintahLokal dan Nasional

Perkebunan Kelapa Sawit, Industri Tenaga, PemerintahLokal dan Nasional

Industri batubaraPemerintah

Perubahan iklim yang termitigasi

Dampak kesehatan danproduktivitas yang terhindarkan

Keuntungan yang menurun

Industri Hijau yang baru

MemperbaikiKeseimbangan Akunsaat ini

Mengurangi paparanterhapdap perubahanharga bahan bakar

Page 88: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Temuan dan asumsi

88

KegiatanInti

ManfaatNeto (juta

USD )Kelapasawit

347

Rel kereta 389

Pembangkitenergi

32*

Jalan 209

Perkapalan 0.04*

Pengolahanbatu bara

2.829

Total 3.806,04

* NPV swasta negatif

-500 500 1,500 2,500 3,500

Coal processing

Rail

Palm oil

Road

Power

Shipping Million USD(2013)

Economic growth GHG Emissions Ecosystems Social development Resilience

Perkapalan

Tenaga Listrik

Jalan

Kelapa Sawit

Rel Kereta

Pengolahan batu bara

Juta USD(2013)

Pertumbuhanekonomi

Emisi GRK Ekosistem Pembangunan sosial

Ketahanan

Page 89: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Pembangkit energi: Tambahan 4% produksi energi untuk Biomassa

89

• Biaya penambahan: 8,7 jutaUSD

• Konsumsi batu bara tahunanyang dapat dihindari: 115.593 t/tahun.

• Pengurangan CO2e hingga183.082 t/tahun

• SO2 hingga 876.349 kg/tahun• NOx hingga 288.809 kg/tahun• PM10 hingga 35.773kg/tahunNPV Sosial: 32 juta USD

$-200 $-100 $- $100 $200

Millions

GHG Emissions

Economic Growth

Social Development

Ecosystems

Resilience

Emisi GRK

Pertumbuhan

Ekonomi

Pembangunan Sosial

Ekosistem

Ketahanan

Juta

Page 90: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Batu Bara: Batu bara menjadi gas dan pupuk

90

• Biaya investasi 1,6 miliarUSD

• Penurunan CO2e neto: 709.897 t/tahun

• SOx: 18.986.143 kg/tahun• NOx: 18.202.115 kg/tahun• PM10: 2.906.446 kg/tahun• NPV Sosial: 2,8 miliar USD

$- $1,000 $2,000 $3,000

Millions

GHG Emissions

Economic Growth

Social Development

Ecosystems

Resilience

Juta

Emisi GRK

Pertumbuhan

Ekonomi

Pembangunan Sosial

Ekosistem

Ketahanan

Page 91: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Perkebunan kelapa sawit: Peningkatan produktivitas melalui implementasi BMP

91

• Total biaya: 3,8 Juta USD• Peningkatan produksi CPO:

74.956 t/tahun• Pengurangan kawasan

berhutan: 7.496 Ha • NPV Sosial: 347 Juta USD

$- $100 $200 $300 $400

Millions

GHG Emssions

Economic Growth

Social Development

Ecosystems

Resilience

Juta

Emisi GRK

Pertumbuhan

Ekonomi

Pembangunan Sosial

Ekosistem

Ketahanan

Page 92: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Jalan: pelebaran untuk mengembangkan ekoturisme

92

• Biaya Investasi: 106 JutaUSD

• Pendapatan pariwisatatahunan secara langsung: 110 juta USD

• Pendapatan tahunan tidaklangsung: 47 juta USD

• Lapangan pekerjaan lokalyang tercipta: 6.500 (50 per juta yang dibelanjakan)

• NPV Sosial: 209 juta USD

$- $50 $100 $150 $200 $250

Millions

GHG Emissions

Economic Growth

Social Development

Ecosystems

Resilience

Juta

Emisi GRK

Pertumbuhan

Ekonomi

Pembangunan Sosial

Ekosistem

Ketahanan

Page 93: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Rel Kereta: perubahan rute & penggunaan untuk pengangkutan CPO

93

• Biaya investasi: 400 juta USD• Perubahan emisi GRK dari

perubahan jalan-kereta: 8.635 tCO2/tahun

• Pengurangan biayapengangkutan CPO: 28,8 juta USD/tahun

• NPV Sosial: 389 juta USD

$- $100 $200 $300 $400 $500

Millions

GHG Emissions

Economic Growth

Social Development

Ecosystems

Resilience

Juta

Emisi GRK

Pertumbuhan

Ekonomi

Pembangunan Sosial

Ekosistem

Ketahanan

Page 94: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Perkapalan: tenaga listrik ke arah pantai, pemberat pengolahan air, mengganti cat yang anti-pencemaran

94

• Biaya investasi: USD 2,8 Juta• Pencegahan emisi CO2: 1.077

tCO2/tahun• Kawasan bakau yang

dilestarikan: 350 Ha• Kawasan terumbu karang

yang dilestarikan: 1km2• NPV Sosial: USD 40 Ribu

$-2 $-1 $- $1 $2

Millions

GHG Emissions

Economic Growth

Social Development

Ecosystems

Resilience

Juta

Emisi GRK

Pertumbuhan

Ekonomi

Pembangunan Sosial

Ekosistem

Ketahanan

Page 95: Kit Pelatihan Pertumbuhan Ekonomi Hijaugreengrowth.bappenas.go.id/wp-content/uploads/2018/05/...Perekonomian, ESDM, UKP4, dan Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah

Rangkuman

95

Contoh tersedia berdasarkan permintaan

TOTAL FOR GREEN GROWTH SCENARIO

Numbers represent difference from Business As Usual scenario (USD 2013)

Discounted costs -4,188,363,272 $

Discounted benefits 7,996,175,801$

NPV 3,807,812,529$

Total discounted costs (private only) -4,146,231,910 $

Total discounted benefits (private only) 6,327,128,756$

Total NPV (private only) 2,180,896,847$

GHG Emissions 736,446,928$

Economic Growth 2,253,530,933$

Social development 806,915,633$

Ecosystems 7,179,963$

Resilience 3,739,072$

Benefit : Cost Ratio 1.91

Key assumptions

Social Discount Rate 10.0% %

Social Cost of Carbon 78 USD/tCO2

Power Palm Oil

- Substititution of coal for biomass in Power Key assumptions - Implementation of Best Management Practices Key assumptions

Discounted costs -108,657,016 $ Price of coal (f.o.b.)(4,000 kcal/kg) 45 USD/tonne Total discounted costs -15,198,398 $ Cost of implementing Palm Oil Best Management Practices High

Discounted benefits 140,867,755$ Price of PKS 106 USD/tonne Total discounted benefits 362,494,512$ Cost of certifying/monitoring BMP through RSPO High

NPV 32,210,740$ Coal plant capacity factor 85% % Total NPV 347,296,114$ CPO export price (f.o.b.) 690 USD/tonne

Amount of biomass used as fuel 2% % Supply of CPO to Maloy for domestic processing 2,498,530 tonnes/yr

Total discounted costs (private only) -108,657,016 $ Air pollution health damages High % Total discounted costs (private only) -15,198,398 $ Proportion of Palm Oil exported as crude 40% %

Total discounted benefits (private only) -$ Road transport costs in Kaltim Medium Total discounted benefits (private only) 222,331,839$ Average boost in yield from Best Management Practices 15% %

Total NPV (private only) -108,657,016 $ Total NPV (private only) 207,133,440$ Average CPO yield Kaltim 5 t/ha/yr

Proportion of plantations implementing BMP 20% %

Benefit Cost Ratio 1.3 Benefit Cost Ratio 23.9 Proportion of yield boost feeding to reduced land use 50% %

Economic Rate of Return 54% Economic Rate of Return n/a

Road Shipping

- Extension of the road to develop tourist resort Key assumptions - Cold-ironing (on-shore power) - Ballast Water Treatment Programme Key assumptions

- Removal of anti-fouling paint

Total discounted costs -541,324,755 $ Cost of building one 100-room hotel in Indonesia High USD million Comment Total discounted costs -5,792,025 $ Cost of Ballast Water Treatment System Low

Total discounted benefits 750,339,501$ Spend per tourist per day (weighted average) 160 USD Returns from tourism investment should justify road expenditre Total discounted benefits 5,832,719$ Cost of operating BWTS Low

Total NPV 209,014,746$ Tourism potential of East Kutia if infrastructure provided 5% % of visitors to Sabah May be issues relating to Marine Protected Area and operation of current Ports along coastline.Total NPV 40,694$ Price of Marine Diesel Oil 600 USD/tonne

Tourism multiplier Kaltim 1.31 No obvious need for government intervention other than awareness raising Price of Marine Gasoline Oil 950 USD/tonne

Total discounted costs (private only) -499,193,392 $ Proportion of new tourist spend diverted from existing Kaltim tourist spend 20% % Total discounted costs (private only) -5,792,025 $ Ships use low-sulfur or high-sulfur fuel High Sulfur Fuel (2.7%)

Total discounted benefits (private only) 539,682,689$ Hotel capacity factor 59% % rooms occupied on average Total discounted benefits (private only) 1,998,740$ Amount of biomass used as fuel in coal Power 2% %

Total NPV (private only) 40,489,297$ Proportion of tourists that are international 50% Total NPV (private only) -3,793,285 $ Air pollution health damages High

Valuation of coral ecosystem High

Benefit Cost Ratio 1.4 Benefit Cost Ratio 1.01 Cost of anti-fouling paint Low

Economic Rate of Return 29% Economic Rate of Return n/a

Rail Coal

- Railway rerouted to follow existing road's route Key assumptions - Promote gasification of coal for power generation Key assumptions

- Railway converted to accommodate CPO freight

Total discounted costs -468,197,842 $ Proportion of CPO transiting to Maloy able to use the railway 64% % Total discounted costs -3,049,193,236 $ Price of sulfur 150 $/tonne

Total discounted benefits 857,874,100$ Carbon stock in Kaltim forest 200 tCO2/ha Total discounted benefits 5,878,767,214$ Price of anhydrous ammonia (c.i.f) 700 $/tonne

Total NPV 389,676,257$ Forest ecosystem valuation High Total NPV 2,829,573,978$ Air pollution health damages High

Road transport costs in Kaltim Medium Social Cost of Carbon 78.00

Total discounted costs (private only) -468,197,842 $ Proportion of railway route over which land clearance can be avoided 70% % Total discounted costs (private only) -3,049,193,236 $ Skilled labour cost East Kalimantan 6.71 $/hr

Total discounted benefits (private only) 843,365,169$ Number of CPO handling terminals required 6 Total discounted benefits (private only) 4,719,750,320$ Price of coal (f.o.b.)(5,900 kcal/kg) 67.00 $/tonne

Total NPV (private only) 375,167,326$ Total NPV (private only) 1,670,557,084$ Levelised Cost of alternative coal generation 0.08 $/kWh

Benefit Cost Ratio 1.8 Benefit Cost Ratio 1.9

Economic Rate of Return 22% Economic Rate of Return 31%

-$15

-$10

-$5

$0

$5

$10

$15

$20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Mill

ions

Private cost Total Cost Private benefit Total Benefit Discounted Annual Net Benefit (Private) Discounted Annual Net Benefit (Total)

-$120

-$100

-$80

-$60

-$40

-$20

$0

$20

$40

$60

$80

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Mill

ions

Private cost Total Cost Private benefit Total Benefit Discounted Annual Net Benefit (Private) Discounted Annual Net Benefit (Total)

-$500

-$400

-$300

-$200

-$100

$0

$100

$200

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Mill

ions

Private cost Total Cost Private benefit Total Benefit Discounted Annual Net Benefit (Private) Discounted Annual Net Benefit (Total)

-$20

$0

$20

$40

$60

$80

$100

$120

$140

$160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Mill

ions

Private cost Total Cost Private benefit Total Benefit Discounted Annual Net Benefit (Private) Discounted Annual Net Benefit (Total)

-$4

-$3

-$2

-$1

$0

$1

$2

$3

$4

$5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Mill

ions

Private cost Total Cost Private benefit Total Benefit Discounted Annual Net Benefit (Private) Discounted Annual Net Benefit (Total)

-$2,000

-$1,500

-$1,000

-$500

$0

$500

$1,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Mill

ions

Private cost Total Cost Private benefit Total Benefit Discounted Annual Net Benefit (Private) Discounted Annual Net Benefit (Total)

-500 500 1,500 2,500 3,500

Coal processing

Rail

Palm oil

Road

Power

ShippingMillion USD(2013)

Economic growth GHG Emissions Ecosystems Social development Resilience

0

5

10

15

20

25

30

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Power Palm Oil Road Shipping Rail Coal

Economic Rate of Return (LHS) Benefit Cost Ratio (RHS)

$- $1,000 $2,000 $3,000

Millions

GHG Emissions

Economic Growth

Social Development

Ecosystems

Resilience

$- $50 $100 $150 $200 $250

Millions

GHG Emissions

Economic Growth

Social Development

Ecosystems

Resilience

$-2 $-1 $- $1 $2

Millions

GHG Emissions

Economic Growth

Social Development

Ecosystems

Resilience

$- $100 $200 $300 $400 $500

Millions

GHG Emissions

Economic Growth

Social Development

Ecosystems

Resilience

$-200 $-100 $- $100 $200

Millions

GHG Emissions

Economic Growth

Social Development

Ecosystems

Resilience

$- $100 $200 $300 $400

Millions

GHG Emssions

Economic Growth

Social Development

Ecosystems

Resilience