Kista nasolabial

4
Kista nasolabial Definisi : Kista nasolabial merupakan suatu pembengkakan ektodermal yang bermanifestasi sebagai suatu massa pada setengah lateral dari lantai vestibulum nasi di dasar ala nasi. Menurut classification of cyst of the orofacial region berdasarkan WHO tahun 1992, kista ini termasuk kista epitelial yang non-odotogenik. Tanda klinis dan Gejala : timbulnya pembengkakan di bibir atas pada daerah kaninus, sehingga menyebabkan hilangnya lipatan nasolabial, serta mengangkat ala nasal dibagian lateral serta superior dan merubah bentuk lubang hidung.Secara intraoral,kista nasolabial membentuk tonjolan di sulkus labial. Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa : Diagnosis kista nasolabial ini ditegakkan dengan gejala klinik dan pemeriksaan histopatologis. -Kista dapat dipalpasi secara bimanual, gambaran kista yang lebih jelas dapat dilihat dari pemeriksaan tomografi komputer. Gambaran yang didapatkan pada tomografi komputer kista nasolabial menunjukan adanya lesi hipodens, berbatas tegas pada regio nasolabial dan tidak ditemukan erosi tulang. Foto panoramik dapat membedakan antara kista nasolabial dengan kista odontogenik lainnya -Selain tomografi komputer, magnetic resonance imaging (MRI) juga merupakan modalitas yang penting dalam mendeteksi kelainan pada jaringan lunak karena kemampuannya dalam membuat gambaran jaringan lunak dengan resolusi yang sangat baik. -Pemeriksaan subjektif : Anamnesis -GAMBARAN RADIOGRAFIS : Pada gambaran radiografis dari kista nasolabialis terlihat adanya peningkatan gambaran radiolusen pada prossesus alveolar di bawah apikal gigi insisivus. Gambaran radiolusen ini berasal dari tekanan pada permukaan

description

a

Transcript of Kista nasolabial

Page 1: Kista nasolabial

Kista nasolabial

Definisi : Kista nasolabial merupakan suatu pembengkakan ektodermal yang

bermanifestasi sebagai suatu massa pada setengah lateral dari lantai vestibulum nasi di dasar ala nasi. Menurut classification of cyst of the orofacial region berdasarkan WHO tahun 1992, kista ini termasuk kista epitelial yang non-odotogenik.

Tanda klinis dan Gejala : timbulnya pembengkakan di bibir atas pada daerah

kaninus, sehingga menyebabkan hilangnya lipatan nasolabial, serta mengangkat ala nasal dibagian lateral serta superior dan merubah bentuk lubang hidung.Secara intraoral,kista nasolabial membentuk tonjolan di sulkus labial.

Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa : Diagnosis kista nasolabial ini

ditegakkan dengan gejala klinik dan pemeriksaan histopatologis.

-Kista dapat dipalpasi secara bimanual, gambaran kista yang lebih jelas dapat dilihat dari pemeriksaan tomografi komputer. Gambaran yang didapatkan pada tomografi komputer kista nasolabial menunjukan adanya lesi hipodens, berbatas tegas pada regio nasolabial dan tidak ditemukan erosi tulang. Foto panoramik dapat membedakan antara kista nasolabial dengan kista odontogenik lainnya

-Selain tomografi komputer, magnetic resonance imaging (MRI) juga merupakan modalitas yang penting dalam mendeteksi kelainan pada jaringan lunak karena kemampuannya dalam membuat gambaran jaringan lunak dengan resolusi yang sangat baik.

-Pemeriksaan subjektif : Anamnesis

-GAMBARAN RADIOGRAFIS : Pada gambaran radiografis dari kista nasolabialis terlihat adanya peningkatan gambaran radiolusen pada prossesus alveolar di bawah apikal gigi insisivus. Gambaran radiolusen ini berasal dari tekanan pada permukaan labial maksila yang dapat terlihat pada pandangan longitudinal. Jika tekanan meluas ke margin lateral pada celah tulang anterior hidung, resorpsi akan terjadi pada bagian yang rendah dari nasal notch.Margin inferior pada celah tulang anterior hidung berubah bentuk oleh karena lesi. Hasilnya, radiograf oklusal yang standar memperlihatkan kecembungan posterior yang nyata pada satu setengah dari bentuk kurung garis radiopak yang membentuk batasan tulang pada celah hidung, sebagai ganti kurva ganda yang biasa. Cairan kista diaspirasi dan cairan radiopak diinjeksi sehingga bentuk kista akan terlihat pada pandangan oklusal vertex. Normalnya, lesi berbentuk ginjal atau bulat terletak pada tepi inferior dan lateral celah tulang anterior hidung yang meluas dari midline ke fossa kaninus.

-GAMBARAN HISTOPATOLOGIS

Gambaran histopatologis pada dinding kista memperlihatkan bahwa jenis epitel yang banyak dijumpai adalah non-ciliated pseudostratified columnar epithelium. Sejumlah sel goblet dihasilkan di epithelium.

Page 2: Kista nasolabial

Tipe lain dari epithelium pada dinding kista termasuk juga non-keratinized squamosa dan cuboidal epithelium yang terlihat dengan proposal bervariasi dapat dijumpai. Kadang-kadang, dinding kista dapat terbentuk dari jenis squamosa atau cuboidal epithelium atau gabungan dari kedua jenis epithelium, transisional, columnar dan kadang-kadang dengan sel epitel, dan cilliated. Kelenjar mukus yang kecil dapat dihasilkan dalam jaringan ikat kapsuler.

Dinding kista dibentuk oleh struma jaringan ikat longgar dengan ruang vaskuler pendukung, kartilago dan sejumlah kelenjar salivatorius aksesoris. Dinding kista yang fibrous biasanya tidak mengandung sel dan yang lainnya berkolagen longgar atau rapat. Dinding kista yang terdiri dari jaringan ikat longgar sangat mudah berdarah. Satu dinding kista sangat mudah terinfiltrasi dengan sel inflamatori kronik ketika yang lainnya umumnya tidak terinflamasi. Kelenjar mukus terletak dekat ke epitel kista juga dilakukan pemeriksaan histopatologis yang biasanya dilakukan secara punksi biopsi dengan cara pengambilan (aspirasi cairan kista). Aspirasi akan menghasilkan cairan kekuning-kuningan atau seperti warna  jerami.

Perawatan kista dan perawatan pasca bedah :

Perawatan kista nasolabialis adalah dengan cara enukleasi melalui pendekatan secara intraoral,dimana dilakukan insisi untuk membuka flap berbentuk semilunar pada daerah yang dilewati kista. Kista nasolabial biasanya terletak supraperiosteal, namun sering terjadi kondisi dimana kista  melekat pada periosteum dan yang akhirnya insisi dibuat mengelilingi kista untuk memungkinkan pengangkatan dari permukaan tulang.

Diseksi dilakukan dengan menggunakan raspatorium yang bertujuan untuk membebaskan jaringan lunak pada daerah nasolabial dari kantong kista. Pada keadaan ini, diseksi akan menghilangkan perlekatan pada mukosa meatus inferior hidung. Dinding kista ini dipisahkan dari perlekatan mukosa nasal dengan hati-hati. Sejumlah luka robekan diperbaiki ddengan sutura,matras horizontal yang sempurna yang diinsersi dari daerah luka. Sutura dibuat miring untuk mengembalikan tepi yang menghadap hidung. Pertimbangan utama dalam melakukan perawatan kista nasoalveolar adalah mempertahankan keutuhan dinding kista selama enukleasi, karena apabila robek akan mengakibatkan kolaps sehingga sulit mengenali membran kista. Tetapi apabila terjadi kolaps pada dinding kista, maka tetap diusahakan pengambilan kista tersebut karena apabila dibiarkan maka kemungkinan terjadi rekuren akan lebih besar. Luka oral akan tertutup setelah hemostasis dengan diatermis dan tekanan pembalut yang ditempatkan selama beberapa jam.

Setelah pengangkatan kista, posisi lubang hidung dan ala nasi yang berubah akibat tekanan dari kista akan terperbaiki melalui eksisi sederhana pada mukosa adalah baik.

Komplikasi perawatan :

Komplikasi perawatan kista nasolabial berupa pembengkakan, nyeri dan memar pada wajah serta rasa kebas pada gusi dan gigi. Selain itu, komplikasi lain yang dapat timbul akibat pengangkatan kista ini adalah perforasi pada mukosa hidung.

 

Page 3: Kista nasolabial