Kista Endometriosis

29
REFERAT KISTA ENDOMETRIOSIS Disusun oleh: Nur Anis Binti Mohd Anuar NIM: 11-2012-255 Pembimbing: Dr. Afra F. Tangdialla, Sp.OG KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI & GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA RUMAH SAKIT BHAKTI YUDHA, DEPOK 1

description

endometriosis

Transcript of Kista Endometriosis

Page 1: Kista Endometriosis

REFERAT

KISTA ENDOMETRIOSIS

Disusun oleh: Nur Anis Binti Mohd Anuar

NIM: 11-2012-255

Pembimbing: Dr. Afra F. Tangdialla, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI & GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

RUMAH SAKIT BHAKTI YUDHA, DEPOK

PERIODE 24 JUNI 2013- 31 AUGUSTUS 2013

1

Page 2: Kista Endometriosis

BAB I:

PENDAHULUAN

Endometriosis adalah terdapatnya jaringan endometrium (kelenjar dan stroma) di luar uterus.

Lokasi paling sering adalah pada organ dalam pelvis dan peritoneum. Endometriosis dipengaruhi

estrogen dan progesterone sehingga secara periodic mengalami perdarahan dan jaringan

sekitarnya mengalami inflamasi dan perlekatan. Endometriosis sering ditemukan pada wanita

usia reproduksi, namun terdapat juga pada remaja dan wanita pascamenopause yang mendapat

terapi hormonal. 1

1.1 DEFINISI

Endometriosis adalah kelainan ginekologik jinak yang sering diderita oleh perempuan

usia reproduksi yang ditandai dengan adanya glandula dan stroma endometrium di luar letaknya

yang normal.2 Endometriosis sering didapatkan pada peritoneum pelvis tetapi juga didapatkan

pada ovarium, septum rektovaginalis, ureter tetapi jarang pada vesika urinaria, pericardium dan

pleura. Pertumbuhan endometriosis tergantung pada hormone estrogen.2 Endometriosis uteri

adalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi terdapat diluar kavum

uteri. Jaringan ini terdiri atas kelenjar-kelenjar dan stroma yang terdapat di dalam miometrium

ataupun diluar uterus, bila jaringan endometrium terdapat miometrium disebut adenomiosis.2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 INSIDENS

Endometriosis yang berlaku sulit dikuantifikasi oleh karena sering gejalanya asimtomatis

dan pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis sensitifitasnya rendah. Perempuan

dengan endometriosis bisa dengan tanpa gejala, subfertil atau menderita rasa sakit pada daerah

pelvis terutama waktu mensturasi (dismenorea). Pada perempuan endometriosis yang

2

Page 3: Kista Endometriosis

asimtomatis prevalensinya sekitar 2-22% tergantung pada populasinya. Oleh karena berkaitan

dengan infertilitas dan rasa sakit di rongga panggul, prevalensinya bisa meningkat 20-50%.2

Endometriosis paling sering ditemukan pada perempuan melahirkan di atas usia 30 tahun

disertai dengan gejala menoragia dan dismenorea yang progresif. Kejadian adenomiosis

bervariasi antara 8-40% dijumpai pada pemeriksaan dari semua specimen histerektomi. Dari

30% pasien ini diketemukan adanya endometriosis dalam rongga peritoneum secara bersamaan. 2

Kejadian endometriosis 10-20% pada usia reproduksi perempuan. Jarang sekali pada perempuan

pramenarke ataupun menopause. Faktor resiko terutamanya terjadi pada perempuan yang

haidnya banyak dan lama, yang menarkenya pada usia dini, perempuan dengan kelainan saluran

Mulleri dan lebih sering dijumpai pada ras Asia daripada Kaukasia.2

2.2 KLASIFIKASI

Tingkat endometriosis didasarkan pada Revised American Fertility Society (AFS) yang

diperbahaui. Namun kelemahan pembahagian ini adalah derajat beratnya klasifikasi

endometriosis tidak selalu merujuk beratnya derajat nyeri yang ditimbulkan ataupun efek

infertilitasnya.2,3

3

Page 4: Kista Endometriosis

Gambar 1: Klasifikasi endometriosis menurut Revised American Fertility Society (AFS)

Berdasarkan klasifikasi AFS,endometriosis dibagi menjadi 4 kelompok yaitu1,3:

Stadium I (minimal) : 1-5

Stadium II (ringan) : 6-15

Stadium III (sedang) : 16-40

4

Page 5: Kista Endometriosis

Stadium IV (berat) : >40

Klasifikasi endometriosis menurut Acosta:

Ringan; yaitu endometriosis yang menyebar tanpa perlekatan pada anterior atau posterior

kavum Douglasi, peritoneum pelvic atau permukaan ovarium1

Sedang;

o endometriosis pada satu atau dua ovarium dengan parut dan retraksi atau

endometrioma kecil

o Perlekatan minimal sekitar ovarium dengan ovarium yang mengalami

endometriosis

o Endometriosis pada anterior atau posterior kavum Douglasi dengan parut dan

retraksi atau perlekatan tanpa menyerang sigmoid1

Berat;

o Endometriosis pada satu atau dua ovarium dengan ukuran lebih dari 2x2cm2

o Perlekatan satu atau dua ovarium, tuba, atau kavum Douglasi karena

endometriosis

o Keterlibatan usus dan traktus urinarius yang nyata 1

LOKASI ANATOMI

Endometriosis dapat muncul di pelbagai lokasi dalam pelvic dan juga pada luar rongga pelvik

seperi di permukaan peritoneum. Endometriosis terdapat paling banyak di dalam rongga panggul

seperti ovari, kavum Douglasi, dan jarang sekali dapat tumbuh sampai ke rectum dan kandung

kemih. Ada juga dapat timbul di luar rongga panggul (ekstrapelvik) sampai ke rongga paru,

pleura, umbilicus.2,3

5

Page 6: Kista Endometriosis

Gambar 2 : lokasi yang paling sering berlakunya endometriosis di dalam abdomen dan rongga

pelvic.3

2.3 ETIOLOGI

Faktor keturunan

Terdapat bukti endometriosis dapat diturunkan di dalam keluarga. Walaupun tiada pola genetic

Mandel yang jelas,terdapat peningkatan insiden dalam kerabat keluarga tingkat pertama.

Misalnya, dalam studi genetic wanita dengan endometriosis, Simpson dan rekan-rekan (1980)

mencatat bahwa 5.9% darisaudara perempuan dan 8.1% ibu dari wanita dengan endometriosis

dibandingkan dengan 1% dari keluarga suami perempuan kerabat tingkat pertama.3

Mutasi genetic dan polimorfisme

Kadar berlakunya endometriosis disebabkan oleh factor keturunan ada kaitannya dengan mutasi

genetic. Telah diidentifikasi terdapat mutasi pada region kromosom 10q26 membuktikan

terdapat hubungan yang signifikan pada 2 saudara kandung dengan endometriosis. Terdapat gen

EMX2 yang merupakan factor transkripsi untuk pembentukan saluran reproduksi. Gen yang

kedua adalah PTEN, merupakan tumor suppressor yang menghalang transformasi maligna

endometriosis ovary.3

6

Page 7: Kista Endometriosis

Defek anatomi

Obstruksi pada saluran reproduksi dapat menyebabkan predisposisi pengembangan

endometriosis, seperti pada eksaserbasi refluks siklus haid. Dengan demikian, endometriosis

telah diidentifikasi pada wanita dengan noncommunicating uterine horn, selaput dara

imperforata, dan septum vagina transversal. Oleh karena itu, laparoskopi diagnostik dilakukan

untuk mengidentifikasi dan mengobati endometriosis disarankan pada saat operasi korektif bagi

perbaiki anomali ini. Perbaikan defek anatomi tersebut diperkirakan mengurangi risiko

pengembangan endometriosis.3

Racun dari lingkungan

Terdapat pelbagai kajian menunjukkan terpapar kepada keracunan lingkungan memainkan

peranan dalam pembentukan endometriosis. Toxin yang paling banyak adalah 2,3,7,8-

tetrachlorodibenzo-p-dioxin (TCDD) dan racun seperti komponen dioxin. Apabila berikatan,

TCDD mengaktivasi reseptor aryl hydrocarbon. Reseptor ini adalah asas factor transkripsi dan

sama dengan golongan reseptor hormone steroid, yang menghasilkan transkripsi pelbagai gen.

Akibatnya, TCDD dan komponen dioxin akan menstimulasi endometriosis dengan meningkatkan

kadar interleukin, mengaktivasi sitokrom enzim P450 seperti aromatase dan mengakibatkan

perubahan pada remodeling jaringan. Selain itu, TCDD dalam hubungannya dengan estrogen

muncul untuk merangsang pembentukan endometriosis, dan TCDD muncul untuk memblokir

progesterone-induced pada regresi endometriosis. Di lingkungan, TCDD dan komponen dioxin

adalah hasil libah dari industry pengolahan. Paparan paling banyak kepada manusia adalah

akibat menelan makanan terkontaminasi atau kontak tidak disengajakan. Terdapat prevelensi

yang tinggi pada ibu dengan endometriosis mempunyai kandungan konsentrasi dioxin yang

tinggi di dalam ASI. Selain itu, penelitian selanjutnya telah menunjukkan tingkat dioxin serum

lebih tinggi pada wanita fertile dengan endometriosis dibandingkan dengan mereka yang

infertile.3

2.4 PATOFISIOLOGI

Teori mensturasi retrograde 2,3

o Teori ini pertama kali dibahas oleh Sampson, 1927.

7

Page 8: Kista Endometriosis

o Berlaku reflux jaringan-jaringan darah haid ke dalam tuba falopi dan masuk ke

dalam rongga peritoneum, jaringan tersebut menempel dan invasi ke dalam

mesotelium peritoneal dan membentuk peredarahan darah di situ, menyebabkan

implantasi hidup dan tumbuh berkembang.

o Teori ini dibuktikan dengan penemuan lebih banyak volume darah yang reflux

dan tisu endometrial di dalam pelvis wanita yang mempunyai endometriosis

o Hiperperistalsis dan disperitalsis yang berlaku pada wanita dengan endometriosis

juga menyebabkan peninggian reflux endometrial

Teori penyebaran melalui aliran darah (hematogen) dan limfogen2,3

o Bukti juga mendukung konsep endometriosis yang berasal dari aliran darah dan

limfa karena endometriosis terdapat di lokasi yang tidak wajar seperti perineum.

o endometrial adenocarcinoma dapat menyebar melalui sistem limfatik, oleh karena

itu endometrium juga dapat melalui sistem tersebut

teori koelemik metaplasia2,3

o akibat stimulus tertentu terutama hormone, sel mesotel dapat berubah menjadi sel

endometrium ektopik.

o Berlaku metaplasia sel multipotensial menjadi endometrium

o Terbukti dengan ditemukan endometriosis pada perempuan pramenarke dan pada

daerah yang tidak berhubungan langsung dengan refluks haid seperti di rongga

paru

o Endometrium eutopik dan ektopik adalah 2 bentuk yang jelas berbeda, baik

morfologi maupun fungsional

Pengaruh genetic3

o Pola penurunan penyakit endometriosis terlihat berperan secara genetic

o Risiko menjadi 7kali lebih besar bila ditemukan endometriosis pada ibu atau

saudara kandung

Patoimunologi3

o Reaksi abnormal imunologi yang tidak berusaha membersihkan refluks haid

dalam rongga peritoneum, malah memfasilitasi terjadinya endometriosis.

o Apoptosis sel-sel endometrium ektopik menurun

8

Page 9: Kista Endometriosis

o Terdapat peningkatan makrofag dan monosit di dalam cairan peritoneum, yang

teraktivasi menghasilkan factor pertumbuhan dan sitokin yang merangsang

tumbuhnya endometrium ektopik

o Terdapat peningkatan aktivitas aromatase intrinsic pada sel endometrium ektopik

menghasilkan estrogen local yang berlebihan, sedangkan respons sel

endometrium ektopik terhadap progesterone menurun

o Peningkatan sekresi molekul neurogenik seperti nerve growth factor dan

reseptornya yang merangsang tumbuhnya syaraf sensoris pada endometrium.

2.5 MANIFESTASI KLINIS

Dismenorea1-4

o Nyeri haid disebabkan oleh reaksi peradangan akibat sekresi sitokin dalam rongga

peritoneum akibat perdarahan local pada sarang endometriosis dan oleh adanya

infiltrasi endometriosis ke dalam syaraf pada rongga panggul

Nyeri pelvic1-4

o Akibat perlengketan, lama-lama dapat mengakibatkan nyeri pelvic yang kronis

o Rasa nyeri bisa menyebar jauh ke dalam panggul, punggung dan paha dan bahkan

menjalar sampai ke rectum dan diare

o 2/3 perempuan dengan endometriosis mengalami rasa nyeri intermenstrual

Dispareunia1-4

o Paling sering timbul terutama bila endometriosis sudah tumbuh di sekitar kavum

douglasi dan ligamentum sakrouterina dan terjadi perlengketan sehingga uterus

dalam posisi retrofleksi

Diskezia1-4

o Keluhan sakit buang air besar bila endometriosis sudah tumbuh dalam dinding

rektosigmoid dan terjadi hematokezia pada saat siklus haid

Subfertilitas1-4

9

Page 10: Kista Endometriosis

o Perlengketan pada ruang pelvis yang diakibatkan endometriosis dapat menganggu

pelepasan oosit dari ovarium atau menghambat perjalanan ovum untuk bertemu

dengan sperma

o Endometriosis meningkatkan volume cairan peritoneal, peningkatan konsentrasi

makrofag yang teraktivasi, prostaglandin, interleukin-1, tumor nekrosis factor dan

protease. Cairan peritoneum mengandung inhibitor penangkap ovum yang

menghambat interaksi normal fimbrial kumuls. Perubahan ini dapat memberikan

efek buruk bagi oosit, sperma, embrio dan fungsi tuba. Kadar tinggi nitric oxide

akan memperburuk motilitas sperma, implantasi dan fungus tuba.

o Dapat juga terjadi gangguan hormonal (hiperprolaktinemia) dan ovulasi, termasuk

sindroma Luteinized Unruptured Follicle (LUF), defek fase luteal, pertumbuhan

folikel abnormal dan lonjakan LH dini.

2.6 DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN FISIK

Untuk mendapatkan hasil yang lebih mendukung, dilakukan pemeriksaan fisik saat awal

mensturasi dimana implant dalam keadaan paling besar dan paling lunak. Jika terdapat penyakit

yang lebih luas, dapat diketemukan dengan nodul pada uterosacral pada pemeriksaan

rectovaginal atau uterus retrovert yang terfiksasi. Jika ovary terlibat, ditemukan bagian masa

adnexal yang terfiksasi, lunak dapat teraba dengan pemeriksaan bimanual atau ultrasonografi.4

Inspeksi

Selalunya tidak terdapat sebarang kelainan pada inspeksi visual dari luar. Namun, pada beberapa

kasus, terdapat tanda endometriosis di dalam bekas episiotomy ataupun bekas operasi lainnya,

paling banyak adalah pada insisi Pfannenstiel. Endometriosis dapat bertumbuh secara spontan

dalam perineum atau perianal.3

10

Page 11: Kista Endometriosis

Gambar 3 : endometriosis pada bagian bawah bekas insisi vertical bagian median.3

Pemeriksaan Inspekulo

Pemeriksaan vagina dan serviks dengan inspekulum selalu mendapatkan tiada tanda

endometriosis. Namun, dapat juga terlihat adanya lesi kebiruan atau kemerahan pada serviks atau

forniks posterior vagina. Lesi ini mungkin berkonsistensi lunak atau berdarah jika disentuh.

Dengan pemeriksaan ini sebanyak 14% pasien dapat didiagnosis dengan endometriosis infiltrasi

yang dalam.3

Pemeriksaan bimanual

Pada palpasi rongga pelvic, dapat ditemukan anatomi yang abnormal menunjukkan

endometriosis. Ligament uterosacral bernodul dan lunak dapat menunjukkan penyakit yang aktif

atau terdapat jaringan parut sepanjang ligament. Masa yang besar dan kistik pada adneksa dapat

menandakan endometrioma ovary, yang dapat mobil atau adheren pada struktur pelvic.

Pemeriksaan bimanual ini dapat mengetahui apakah uterus retrovert, tetap, lunak atau keras.

Meskipun palpasi organ panggul dapat membantu dalam diagnosis, sensitivitas dan spesifisitas

nyeri panggul fokus dalam mendeteksi endometriosis menampilkan variasi yang luas dan rentang

36-90 persen dan 32 sampai 92 persen. 3

Pemeriksaan laboratorium

11

Page 12: Kista Endometriosis

Untuk menolak penyebab lain pada nyeri panggul, dilakukan pemeriksaan laboratorium.

Pemeriksaan darah lengkap, urinalisis dan kultur urin, kultur vagina dan hapusan serviks dapat

digunakan untuk menolak penyebab disebabkan infeksi atau penyakit menular seksual yang

dapat menyebabkan pelvic inflammatory disease.3

SERUM CA125

CA125 diidentifikasi pada beberapa jaringan dewasa seperti epithelium pada tuba falopi,

endometrium, endoserviks, pleura dan peritoneum. Jika terdapat peningkatan CA125 pada

pemeriksaan esei antibody monoclonal, terdapat peningkatan derajat keparahan pada

endometriosis. Walaupun begitu, pemeriksaan esei ini mempunyai sensitifiti yang buruk dalam

mendeteksi endometriosis derajat ringan. Namun marker ini lebih tepat untuk mendiagnosa

endometriosis derajat III dan IV. Juga meningkat pada infeksi radang panggul, mioma dan

trimester awal kehamilan. Untuk monitor prognostic pascaoperatif endometriosis bila nilainya

tinggi berarti prognostic kekambuhannya tinggi. Bila CA 125> 65 mIU/ml praoperatif

menunjukkan derajat beratnya endometriosis.3

Serum marker yang lain

CA 19-9, glikoprotein antigenic yang lain merupakan serum marker yang menunjukkan korelasi yang positif dengan derajat keparahan endometriosis.

Serum placental protein 14 (PP14; glycodelin-A) juga menunjukkan sensitivity yang adekuat (59%) namun tidak dikonfirmasi oleh studi yang lain.

Serum Interluekin-6 (IL-6), jika kadarnya melebihi 2 pg/mL (90% sensitivity dan 67% specificity), tumor necrosis factor- (TNF- ) dengan peritoneal fluid levels diatas 15 pg/mL (100% sensitivity dan 89% specificity) dapat digunakan untuk diskriminasi antara yang mempunyai endometriosis ataupun tidak.3

Pemeriksaan Penunjang

Ultrasonografi (USG)

o Hanya dapat digunakan untuk mendiagnosis endometriosis (kista endometriosis)

>1cm, tidak dapat digunakan untuk melihat bintik-bintik endometriosis ataupun

perlengketan

12

Page 13: Kista Endometriosis

o Dengan USG transvaginal dapat melihat gambaran karakteristik kista

endometriosis dengan bentuk kistik dan adanya interval eko di dalam kista.

(ground grass appearance)1-4

Gambar 4 : Sonogram transvaginal menunjukkan endometrioma ovarian.

Terdapat kista dengan eko yang rendah dapat dilihat.3

Magnetic resonance imaging (MRI)

o Tidak menawarkan pemeriksaan lebih superior dibandingkan dengan USG

o Dapat digunakan untuk melihat kista, masa ekstraperitoneal, adanya invasi ke

usus dan septum rektovagina1-4

Gambar 5-6 : T2- (A ) and T1-weighted (B ) Menunjukkan terdapat endometrioma (anak panah) yang terdapat di bagian lateral rectum. Terdapat perdarahan subakut pada bagian intensiti yang jelas pada T1 dan kurang jelas pada pada lesi T2 3

Bedah laparoskopi diagnostic

Laparoskopi adalah bahan baku emas untuk mendiagnosis endometriosis. Lesi aktif baru

berwarna merah terang, sedangkan yang sudah lama berwarna merah kehitaman. Lesi nonaktif

13

Page 14: Kista Endometriosis

terlihat berwarna putih dengan jaringan parut. Pada endometriosis yang tumbuh di ovarium dapat

terbentuk kista yang disebut endometrioma. Biasanya isinya berwarna coklat kehitaman sehingga

juga diberi nama kista cokelat.

Penemuan laparoskopi terdapat pelbagai jenis dan dapat dibedakan antara lesi endometriotik,

endometrioma dan formasi adheren.1-4

Lesi endometriotik

Organ pelvic dan peritoneum pelvic adalah lokasi tipikal untuk endometriosis. Penampilan lesi

bervariasi dan warnanya dapat menjadi merah, putih, hitam. Lesi yang gelap karena berpigmen

dari pemendapan hemosiderin dari debris mensturasi yang terperangkap. Lesi ini juga dapat

muncul sebagai gelembung-gelembung kecil dan halus pada permukaan peritoneum, lubang atau

defek pada peritoneum atau lesi stellata yang datar mengelilingi jaringan parut. Lesi

endometriotik terdapat pada permukaan dan invasi peritoneum atau organ pelvic. 3

Gambar 7 : Dibawah hujung irrigator, terdapat lesi endometriotik berwarna putih

dan merah di dalam peritoneum pelvic sewaktu laparoskopi.

Endometrioma

Endometrioma adalah lesi kistik endometrial di dalam ovary. Lesi ini kelihatan kista coklat

mengandungi cairan coklat yang pekat. Masa ovary ini dapat unilokal, namun selalunya

multilokal jika diameter lebih dari 3cm.3

14

Page 15: Kista Endometriosis

Gambar 8,9,10 : Endometrioma dalam rongga pelvic, kista coklat endometriosis, keadaan

endometrioma yang dibelah, menunjukkan shaggy hemorrhagic lining3

Pemeriksaan patologi anatomi

o Didapatkan adanya kelenjar dan stroma endometrium

Gambar 11 : Endometriosis kolon. Terdapat kelenjar endometrial yang jinak dan

struma endometrial di dalam submukosa kolon.3

15

Page 16: Kista Endometriosis

2.7 PENANGANAN

Bagan 1 : Diagnostik dan penanganan untuk perempuan dengan presumsi atau telah dibuktikan dengan endometriosis. COCs = combination oral contraceptives; GnRH =gonadotropin-releasing hormone; IUI = intrauterine insemination; NSAIDs = nonsteroidal anti-

inflammatory drugs.3

Penanganan Medis

Pengobatan endometriosis sulit mengalami penyembuhan karena adanya resiko kekambuhan.

Tujuan pengobatan endometriosis lebih disebabkan oleh akibat endometriosis itu, seperti nyeri

panggul dan infertilitas.1-4

Pengobatan simtomatik

16

Page 17: Kista Endometriosis

o Memberikan antinyeri seperti parasetamol 500mg 3 kali sehari, Non Steroidal

Anti Inflammatory Drugs (NSAID) seperti ibuprofen 400mg tiga kali sehari, asam

mefenamat 500mg tiga kali sehari. Tramadol, parasetamol dengan codein, GABA

inhibitor seperti gabapentin.1-4

Kontrasepsi oral

o Diberikan pil kontrasepsi dosis rendah

o Kombinasi monofasik (sekali sehari selama 6-12 bulan) merupakan pilihan

pertama yang sering dilakukan untuk menimbulkan kondisi kehamilan palsu

dengan timbulnya amenorea dan desidualisasi jaringan endometrium

o Kombinasi pil kontrasepsi apa pun dalam dosis rendah yang mengandung 30-

35ug etinilestradiol yang digunakan secara terus-menerus bisa menjadi efektif

terhadap penanganan endometriosis.

o Tujuan pengobatan adalah induksi amenorea, dengan pemberian berlanjut selama

6-12 bulan. Membaiknya gejala dismenorea dan nyeri panggul dirasakan oleh 60-

95% pasien. Tingkat kambuh pada tahun pertama terjadi sekitar 17-18%

o Biaya lebih rendah dibandingkan dengan lainnya dan bisa membantu terhadap

penanganan endometriosis jangka pendek, dengan potensi keuntungan yang bisa

dirasakan dalam jangka panjang.1-4

Progestin

o Memungkinkan efek antiendometriosis dengan menyebabkan desidualisasi awal

pada jaringan endometrium dan diikuti dengan atrofi

o Pilihan utama karena efektif mengurangi rasa sakit seperti danazol, lebih murah

tetapi efek samping lebih ringan daripada danazol

o Hasil pengobatan dievaluasi pada 3-6 bulan terapi. Medroxyprogesterone acetate

(MPA) adalah hal yang paling sering diteliti dan sangat efektif dalam

meringankan rasa nyeri. Dimulai dosis 30mg per hari dan kemudian ditingkatkan

sesuai respons klinis dan pola perdarahan. MPA 150mg yang diberikan

intramuskuler setiap 3 bulan, juga efektif terhadap penanganan rasa nyeri pada

endometriosis

17

Page 18: Kista Endometriosis

o Pengobatan dengan suntikan progesterone seperti suntikan KB dapat membantu

mengurangi gejala nyeri dan perdarahan. Efek samping progestrin adalah

peningkatan berat badan, perdarahan lecut dan nausea.

o Pilihan lain dengan menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yang

mengandung progesterone, levonorgestrel dengan efek timbulnya amenorea dapat

digunakan untuk pengobatan endometriosis

o Strategi pengobatan lain meliputi didrogestron (20-30 mg perhari baik it uterus

menerus maupun hari ke 5-25) dan lysnetrenol 10mg per hari. Efek samping

progestrin meliputi nausea, bertambahnya berat badan, depresi, nyeri payudara

dan perdarahan lecut1-4

Gestrinon

o Adalah 19 nortesteron termasuk androgenic, antiprogestagenik, antigonadotropik

o Bekerja sentral dan perifer untuk meningkatkan kadar testosterone dan

mengurangi kadar sex hormone binding globuline (SHBG) menurunkan nilai

serum estradiol ke tingkat folikular awal (antiestrogenik), mengurangi kadar

Luteinizing Hormone (LH) dan menghalangi lonjakan LH. Amenorea sendiri

terjadi 50-100% perempuan. Gestrinon diberikan dengan dosis 2.5-10mg dua

sampai tiga kali seminggu, selama 6 bulan.

o Efek sampingnya sama dengan danazol tapi lebih jarang1-4

Gonadotropin Releasing Hormone Agonist (GnRHa)

o Menyebabkan sekresi terus-menerus FSH dan LH sehingga hipofisa mengalami

disentisasi dengan menurunnya sekresi FSH dan LH mencapai keadaan

hipogonadotropik hipogonadisme, di mana ovarium tidak aktif sehingga tidak

terjadi siklus haid. GnRHa dapat diberikan intramuscular, subkutan, intranasal.

o Biasanya dalam bentuk depot satu bulan atau depot tiga bulan.

o Efek samping: rasa semburan panas, vagina kering, kelelahan, sakit kepala,

pengurangan libido, depresi atau penurunan densitas tulang. Berbagai jenis

GnRHa antara lain leuprolide, busereline, gosereline. Untuk mengurangi efek

samping dapat disertai dengan terapi add back dengan estrogen dan progesterone

alamiah. GnRHa diberikan selama 6-12 bulan1-4

18

Page 19: Kista Endometriosis

Aromatase inhibitor

o Fungsinya menghambat perubahan C19 androgen menjadi C18 estrogen

o Aromatase P450 banyak ditemukan pada perempuan dengan gangguan organ

reproduksi seperti endometriosis, adenomiosis dan mioma uteri1-4

Penanganan pembedahan pada endometriosis

Tujuannya untuk menangani efek endometriosis itu sendiri, yaitu nyeri panggul, subfertilitas dan

kista. Pembedahan juga untuk menghilangkan gejala, meningkatkan kesuburan, menghilangkan

bintik-bintik dan kista endometriosis serta menahan laju kekambuhan.

Konservatif

o Untuk mengangkat semua sarang endometriosis dan melepaskan perlengketan dan

memperbaiki kembali struktur anatomi reproduksi

o Sarang endometriosis dibersihkan dengan eksisi, ablasi kauter, ataupun laser

o Kista endometriosis <3cm di drainase dan di kauter dinding kista

o Kista endometriosis > 3cm dilakukan kistektomi dengan meninggalkan jaringan

ovarium yang sehat

o Dapat dilakukan secara laparatomi ataupun laparoskopi

o Laparaskopi menawarkan keuntungan lama rawatan yang pendek, nyeri pasca

operatif minimal, lebih sedikit perlengketan, visualisasi operatif yang lebih baik

terhadap bintik-bintiuk endometriosis.

o Menjadi pilihan pada perempuan masih muda, menginginkan keturunan,

memerlukan hormone reproduksi, mengingat endometriosis ini merupakan suatu

penyakit yang lambat progresif, tidak cenderung ganas dan akan regresi bila

menopause.1-4

Radikal

o Dilakukan histerektomi dan bilateral salfingo-oovorektomi.

o Ditujukan kepada perempuan yang mengalami penanganan medis atau bedah

konservatif gagal dan tidak membutuhkan fungsi reproduksi

o Setelah pembedahan radikal diberikan terapi substitusi hormone.1-4

19

Page 20: Kista Endometriosis

Simtomatis

o Dilakukan untuk menghilangkan nyeri dengan presacral neuroctomy atau LUNA

(laser uterosacral nerve ablation)1-4

2.8 KOMPLIKASI

Berlakunya obstruksi pada saluran gastroinstestinal, uterus dan tuba falopi.

Menyebabkan keganasan tahap yang ringan.

Lokasi bertumbuhnya endometriosis adalah di ovary (63%), bagian lain adalah vagina,

tuba falopi, mesosalpinx, dinding pelvic, kolon dan parametrium.5

Obstruksi ginjal dan penurunan fungsi ginjal karena endometriosis dekat kolon atau

ureter.

Torsi ovarium atau rupture ovarium hingga terjadi peritonitis karena endometrioma.

Catamenial seizure atau pneumothoraks karena eksisi endometriosis.1

2.8 PROGNOSIS

Endometriosis sulit disembuhkan kecuali pada perempuan menopause. Setelah diberikan

penanganan bedah konservatif, angka kesembuhan 10-20% per tahun. Endometriosis sangat

jarang menjadi ganas. 2

Pada pasien yang mengalami pembedahan definitive, 3% akan mengalami endometriosis

kembali. Sedangkan pasien yang mengalami pembedahan konservatif 10% akan menderita

kembali pada 3 tahun pertama dan 35% pada 5 tahun pertama. Pemeriksaan CA125 secara serial

mungkin berguna untuk memperkirakan kemungkinan rekurensi setelah terapi.1

20

Page 21: Kista Endometriosis

BAB III

KESIMPULAN

Patogenesis penyakit endometriosis kurang difahami, namun bukti menunjukkan penyebabnya

adalah siklus haid retrograde dan implantasi oleh jaringan endometrial. Endometriosis selalu

terjadi pada perempuan dengan nyeri panggul dan/atau infertile. Laparoskopi adalah tindakan

baku emas untuk mendiagnosa endometriosis pelvic. Banyak kasus menggunakan terapi operasi

untuk menghilangkan nyeri secara efektif dan meningkatkan kesuburan. Terapi medis

menggunakan progestins, progestin-releasing intrauterine devices, danazol, atau GnRH analog

untuk menghilangkan nyeri namun tidak dapat meningkatkan kesuburan. Endometriosis adalah

penyakit yang dapat kembali kambuh dan terapi definitive adalah dengan membuang organ

pelvic yang terlibat.6

DAFTAR PUSTAKA

1. Mansjoer A, Triyanti K, Wardhani W.I, Setiowulan W. Endometriosis. Ilmu Kandungan.

Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,

Jakarta: 2009. Hl. 381-384

2. Luthan D, Adenin I, Halim B. Endometriosis. Ilmu kandungan. Edisi ketiga. Pt. Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta, 2011. Hl.239-250.

3. Schorge J.O, Schaffer J.I, Halvorson L.M, Hoffman B.L. Endometriosis. Begin General

Gynecology. Williams Gynecology. 23rd ed. McGraw Hill. USA: 2010. Pg 476-514

4. Gibbs, Ronald S, Karlan, Beth Y, Haney, Arthur F, Nygaard, Ingrid E. Endometriosis.

Danforth’s Obstetrics and Gynecology. 10th ed. Lippincott Williams & Wilkins. 2008.

PG716-721

5. Collier J, Longmore M, Turmezei T, Mafi A.R. Endometriosis. Gynaecology. Oxford

Handbook of Clinical Specialties. 8th ed. Pg 288-289.

6. Callahan T, Caughey A. Endometriosis and adenomyosis. Blueprints Obstetrics and

Gynaecology. 5th ed. Lippincott Williams & wilkins. USA: 2008. Pg 164-168

21

Page 22: Kista Endometriosis

22