Kisah nyata mengharukan

download Kisah nyata mengharukan

If you can't read please download the document

Transcript of Kisah nyata mengharukan

  • 1. Kisah Nyata Mengharukan:"Disaat Sholat, Imam Masjid Mendengar Jeritan Anaknya Yang Tenggelam Di Laut"Umur siapa yang tahu, demikian juga seorang pemuda, bagaimanapun kuatnya juga tak bisamengelak dari hal tersebut.Kisah nyata ini diceritakan sendiri oleh pelakunya dan pernah disiarkan oleh Radio Al Qurandi Makkah al Mukarramah. Kisah ini terjadi pada musim haji dua tahun yang lalu di daerahSyuaibah, yaitu daerah pesisir pantai laut merah, terletak 110 Km di Selatan Jeddah.Pemilik kisah ini berkata:Ayahku adalah seorang imam masjid, namun demikian aku tidak shalat. Beliau selalumemerintahkan aku untuk shalat setiap kali datang waktu shalat. Beliau membangunkan kuuntuk shalat subuh. Akan tetapi aku berpura-pura seakan-akan pergi ke masjid padahal tidak.Bahkan aku hanya mencukupkan diri dengan berputar-putar naik mobil hingga jamaah selesaimenunaikan shalat. Keadaan yang demikian terus berlangsung hingga aku berumur 21 tahun.Pada seluruh waktuku yang telah lewat tersebut aku jauh dari Allah dan banyak bermaksiatkepada-Nya. Tetapi meskipun aku meninggalkan shalat, aku tetap berbakti kepada keduaorang tuaku.Inilah sekelumit dari kisah hidupku di masa laluPada suatu hari, kami sekelompok pemuda bersepakat untuk pergi rekreasi ke laut. Kamiberjumlah lima orang pemuda. Kami sampai di pagi hari, lalu membuat tenda di tepi pantai.Seperti biasanya kamipun menyembelih kambing dan makan siang. setelah makan siang,kamipun mempersiapkan diri turun ke laut untuk menyelam dengan tabung oksigen. sesuaiaturan, wajib ada satu orang yang tetap tinggal di luar, di sisi kemah, hingga dia bisabertindak pada saat para penyelam itu terlambat datang pada waktu yang telah ditentukan.Akupun duduk, dikarenakan aku lemah dalam penyelaman. Aku duduk seorang diri di dalamkemah, sementara disamping kami juga terdapat sekelompok pemuda yang lain. Saat datangwaktu shalat, salah seorang diantara mereka mengumandangkan adzan, kemudian merekamulai menyiapkan shalat. Aku terpaksa masuk ke dalam laut untuk berenang agar terhindardari kesulitan yang akan menimpaku jika aku tidak shalat bersama mereka. Karena kebiasaankaum muslimin di sini adalah sangat menaruh perhatian terhadap shalat berjamaah denganperhatian yang sangat besar, hingga menjadi aib bagi kami jika seseorang shalat fardhusendirian.Aku sangat mahir dalam berenang. Aku berenang hingga merasa kelelahan sementara akuberada di daerah yang dalam. AKu memutuskan untuk tidur diatas punggungku danmembiarkan tubuhku hingga bisa mengapung di atas air. Dan itulah yang terjadi. Secara tiba-tiba, seakan-akan ada orang yang menarikku ke bawah aku berusaha untuk naik..aku

2. berusaha untuk melawan.aku berusaha dengan seluruh cara yang aku ketahui, akan tetapiaku merasa orang yang tadi menarikku dari bawah menuju ke kedalaman laut seakan-akansekarang berada di atasku dan menenggelamkan kepalaku ke bawah.Aku berada dalam keadaan yang ditakuti oleh semua orang. Aku seorang diri, pada saat ituaku merasa lebih lemah daripada lalat. Nafaspun mulai tersendat, darah mulai tersumbat dikepala, aku mulai merasakan kematian! Tiba-tiba, aku tidak tahu mengapaaku ingat kepadaayahku, saudara-saudaraku, kerabat-kerabat dan teman-temanku hingga karyawan di tokopun aku mengingatnya. Setiap orang yang pernah lewat dalam kehidupanku terlintas dalamingatankusemuanya pada detik-detik yang terbataskemudian setelah itu, aku ingat dirikusendiri..!.!!Mulailah aku bertanya kepada diriku sendiriapa engkau shalat? Tidak. Apa engkau puasa?Tidak. Apa engkau telah berhaji? Tidak. Apa engkau bershadaqah? Tidak. Engkau sekarang dijalan menuju Rabbmu, engkau akan terbebas dan berpisah dari kehidupan dunia, berpisahdari teman-temanmu, maka bagaimana kamu akan menghadap Rabb-mu? Tiba-tiba akumendengar suara ayahku memanggilku dengan namaku dan berkata: Bangun dan shalatlah.Suara itupun terdengar di telingaku tiga kali. Kemudian terdengarlah suara beliau adzan. Akumerasa dia dekat dan akan menyelamatkanku. Hal ini menjadikanku berteriak menyerunyadengan memanggil namanya, sementara air masuk ke dalam mulutku.Aku berteriak.berteriaktapi tidak ada yang menjawab. Aku merasakan asinnya air di dalamtubuhku, mulailah nafas terputus-putus. Aku yakin akan mati, aku berusaha untukmengucapkansyahadat.kuucapkan AsyhaduAsyhaduakutidakmampuuntukmenyempurnakannya, seakan-akan ada tangan yang memegang tenggorokanku danmenghalangiku dari mengucapkannya. Aku merasa bahwa nyawaku sudah dalam perjalanankeluar dari tubuhku.Akupun berhenti bergerakinilah akhir dari ingatanku. Aku terbangun sementara kau beradadi dalam kemahdan di sisiku ada seorang tentara dari Khafar al Sawakhil (penjaga garisbatas laut), dan bersamanya para pemuda yang tadi mempersiapkan diri untuk shalat.Saat aku terbangun, tentara itu berkata:Segala puji bagi Allah atas keselamatan ini.Kemudian dia langsung beranjak pergi dari tempat kami. Aku pun bertanya kepada parapemuda tentang tentara tersebut. Apakah kalian mengenalnya? Mereka tidak mengetahuinya,dia datang secara tiba-tiba ke tepi pantai dan mengeluarkanmu dari laut, kemudian segerapergi sebagaimana engkau lihat, kata mereka.Akupun bertanya kepada mereka: Bagaimana kalian melihatku di air? Merekamenjawab,Sementara kami di tepi pantai, kami tidak melihatmu di laut, dan kami tidakmerasakan kehadiranmu, kami tidak merasakannya hingga saat tentara tersebut hadir danmengeluarkanmu dari laut. Perlu diketahui bahwa jarak terdekat denga Markas PenjagaGaris Laut adalah sekitar 20 Km dari kemah kami, sementara jalannya pun jalan darat, yaitu 3. membutuhkan sekitar 20 menit hingga sampai di tempat kami sementara peristiwa tenggelamtadi berlangsung dalam beberapa menit.Para pemuda itu bersumpah bahwa mereka tidak melihatku. Maka bagaimana tentara tersebutmelihatku? Demi Rabb yang telah menciptakanku, hingga hari ini aku tidak tahu bagaimanadia bisa sampai kepadaku. seluruh peristiwa ini terjadi saat teman-temanku berada dalampenyelaman di laut. Ketika aku bersama para pemuda yang menengokku di dalam kemah, HP-ku berdering. segera HP kuangkat, ternyata ayah yang menelepon. Akupun merasa bingung,karena sesaat sebelumnya aku mendengar suaranya ketika aku di kedalaman, dan sekarangdia menelepon?Aku menjawab.beliau menanyai keadaanku, apakah aku dalam keadaan baik? Beliaumengulang-ulangnya, berkali-kali. Tentu saja aku tidak mengabarkan kepada beliau, supayatidak cemas. Setelah pembicaraan selesai aku merasa sangat ingin shalat. Maka aku berdiridan shalat dua rakaat, yang selama hidupku belum pernah aku lakukan. Dua rakaat itu akuhabiskan selama dua jam. Dua rakaat yang kulakukan dari hati yang jujur dan banyakmenangis di dalamnya.Aku menunggu kawan-kawanku hingga mereka kembali dari petualangan. Aku meminta izinpulang duluan. Akupun sampai di rumah dan ayahku ada di sana. Pertama kali aku membukapintu, beliau sudah ada di hadapanku dan berkata: Kemari, aku merindukanmu! Akupunmengikutinya, kemudian beliau bersumpah kepadaku dengan nama Allah agar aku mengatakankepada beliau tentang apa yang telah terjadi padaku di waktu Ashar tadi. Akupun terkejut,bingung, gemetar dan tidak mampu berkata-kata.Aku merasa beliau sudah tahu. Beliau mengulangi pertanyaannya dua kali. Akhirnya akumenceritakan apa yang terjadi padaku. Kemudian beliau berkata:Demi Allah, sesungguhnyaaku tadi mendengarmu memanggilku, sementara aku dalam keadaan sujud kedua pada akhirshalat Ashar, seakan-akan engkau berada dalam sebuah musibah. Engkau memanggil-manggilku dengan teriakan yang menyayat-nyayat hatiku. Aku mendengar suaramu dan akutidak bisa menguasai diriku hingga aku berdoa untukmu dengan sekeras-kerasnya sementaramanuisa mendengar doaku.Tiba-tiba, aku merasa seakan-akan ada seseorang yang menuangkan air dingin di atasku.Setelah shalat, aku segera keluar dari masjid dan menghubungimu. Segala puji bagi Allah, akumerasa tenang bagitu mendengar suaramu. Akan tetapi wahai anakku, engkau teledorterhadap shalat. Engkau menyangka bahwa dunia akan kekal bagimu, dan engkau tidakmengetahui bahwa Rabbmu berkuasa merubah keadaanmu dalam beberapa detik. Ini adalahsebagian dari kekuasaan Allah yang Dia perbuat terhadapmu.Akan tetapi Rabb kita telah menetapkan umur baru bagimu. Saat itulah aku tahu bahwa yangmenyelamatkan aku dari peristiwa tersebut adalah karena Rahmat Allah Taala kemudiankarena doa ayah untukku. Ini adalah sentuhan lembut dari sentuhan-sentuhan kematian.Allah Taala ingin memperlihatkan kepada kita bahwa betapapun kuta dan perkasanya 4. manusia akan menjadi makhluk yang paling lemah di hadapan keperkasaan dan keagunganAllah Taala.Maka semenjak hari itu, shalat tidak pernah luput dari pikiranku. Alhamdulillah. Wahai parapemuda, wajib atas kalian taat kepada Allah dan berbakti kepada kedua orang tua.Ya Allah, ampunilah kami dan kedua orang tua kami, terimalah taubat kami dan taubatmereka dan rahmatilah mereka dengan rahmat-Mu.Semoga menjadi pelajaran bagi kita semua, jangan sekali-kali mengabaikan kewajiban ibadahkita walaupun kelihatannya sepele.#Sumber : Majalah Qiblati Edisi 10 tahun II, Juli 2007 M