Kisah-kisah Dalam Al-qur_an (Kelompok8)
-
Upload
handi-pandriantama -
Category
Documents
-
view
93 -
download
4
Transcript of Kisah-kisah Dalam Al-qur_an (Kelompok8)
Pendahuluan
Tidak dapat diragukan lagi bahwa kisah-kisah yang cermat akan digemari dan
bisa mempengaruhi para pembacanya. Adalah merupakan salah satu keistimewaan
sastra bahwa sastra yang baik bisa membawa para pembaca kepada alam yang
ingin diwujudkan dalam karya tersebut.
Menyoal kisah-kisah yang ada dalam Alquran, ummat Islam meyakini bahwa
kisah-kisah tersebut mengandung nilai-nilai filosofis dan pelajaran dalam
menjalani hidup. Sekalipun demikian, tidak semua kisah-kisah yang diungkapkan
dalam Alquran bisa dibuktikan kebenarannya secara ilmiah. Sementara itu,
sebagian kaum muslimin ada yang menganggap bahwa tidaklah semua kisah
dalam Alquran itu memang terjadi, tapi hanya untuk I’tibar, tapi sebaliknya
sebagian lain menganggap bahwa meskipunbelum terbukti bahwa kisah itu benar,
tidaklah wajar bagi kaum muslimin untuk tidak meyakininya.
Dalam makalah ini, penulis akan menguraikan beberapa persoalan yang
berkenaan dengan kisah-kisah dalam Alquran yang dimulai dengan menguraikan
batasan kisah yang diuraikan secara defenitif, yakni pengertian kisah dalam
Alquran, macam-macam kisah dalam Alquran, bentuk pengungkapannya,
pengulangan dan tujuan kisah tersebut.
Kisah-kisah dalam Al-quran. Page 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
Kisah-kisah dalam Al-quran. Page 2
KISAH DALAM AL QUR’AN
Al-Qur'an adalah obyek yang tidak pernah habis dikaji dan diteliti. Oleh
karenanya wacana baru dalam kajian al-Qur'an selalu muncul ke permukaan.
Term ini berawal dari kehebatan al-Qur'an. Dari sinilah, harus diakui bahwa al-
Qur'an adalah mu’jizat yang tidak ada tandingannya. Disamping itu harus diakui
pula bahwa al-Qur'an adalah kitab suci yang selalu menarik untuk dikaji, baik
oleh Islam maupun non Islam, dari dulu sampai sekarang.
Kisah-kisah dalam al-Qur'an adalah salah satu dari sekian banyak hal yang terkait
dengan al-Qur'an. Terdapat beberapa permasalahan yang kemudian harus
mengkaji sesuatu yang lebih bersifat substansial dari kisah-kisah yang terdapat
dalam al-Qur'an. Misalnya: salah satu bentuk kisah adalah menceritakan masa lalu
dan masa yang akan datang, disamping itu juga banyak perumpamaan-
perumpamaan serta pelajaran-pelajaran yang dapat diambil hikmah dibalik cerita
lain yang akan dibahas dalam makalah ini.
Kisah-kisah dalam Al-quran. Page 3
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Umum Tentang Kisah
Terkait dengan masalah tujuan umum tentang kisah ini, ada beberapa hal yang
perlu dibicarakan yaitu apa sebenarnya kisah itu dan apa yang kemudian disebut
dengan kisah dalam al-Qur'an. Disamping itu juga perlu diketahui beberapa tehnik
al-Qur'an dalam memaparkan kisah-kisahnya.
1. Pengertian
Kisah berasal dari kata “al-Qossu” yang berarti mencari atau mengikat jejak.
Disamping itu juga dapat berarti potongan berita, berita yang berurutan, dan berita
yang diikuti. Berbagai arti kata kisah tersebut terdapat dalam al-Qur'an yang
diantaranya secara universal.
Kisah al-Qur'an adalah pemberitaan al-Qur'an tentang hal ihwal umat terdahulu,
kenabian terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. Lebih dari itu,
dalam kisah al-Qur'an menjelaskan tentang sesuatu yang belum terjadi maupun
yang akan terjadi. Pemaparan kisah-kisah yang komplit ini, merupakan salah satu
mu’jizat al-Qur'an yang diarahkan untuk memberikan pemahaman-pemahaman
kepada umat manusia tentang sejarah Nabi atau umat terdahulu dan beberapa
kejadian dimasa yang akan datang.
2. Tekhnik pemaparan
Dalam memaparkan kisah-kisahnya, al-Qur'an memiliki metode yang spesifik,
misalnya memperlihatkan aspek seni dan mendominankan aspek keagamaan.
Diantara tehnik pemaparannya adalah:
Kisah-kisah dalam Al-quran. Page 4
a) Berawal dari kesimpulan
Sebagian cerita dalam al-Qur'an, ada yang mulai dari kesimpulan dan diikuti
dengan rinciannya: yaitu dari fragmen pertama hingga fragmen terakhir. Contoh:
kisah Nabi Yusuf.
b) Berawal dari ringkasan
Tekhnik ini memaparkan kisah dari ringkasannya yang kemudian diikuti
rinciannya dari awal hingga akhir. Contoh: kisah Ashabul Kahfi.
c) Berawal dari ringkasan adegan klimaks
Pada tekhnik pemaparan ini, al-Qur'an mengawalinya terlebih dahulu dengan
adegan klimaks, kemudian dikisahkan rinciannya dari awal hingga akhir. Contoh:
kisah Nabi Musa dengan keganasan Fira’un.
d) Tanpa pendahuluan
Pada umumnya, sebelum al-Qur'an memaparkan kisahnya, terdapat pendahuluan
yang digunakan, misalnya ketika menjelaskan tentang nabi Musa dalam surat an-
Nazi’at yang didahului dengan pertanyaan “Sudahlah sampai kepadamu kisah
Musa?”. Kendatipun demikian, terdapat kisah yang tidak memakai pendahuluan.
Yaitu langsung pada poin yang diinginkan. Contoh kisah Nabi Musa yang
mencari ilmu dalam surat al-Kahfi.
e) Adanya keterlibatan imajinasi manusia
Dalam hal ini, kisah-kisah dalam al-Qur'an banyak yang disusun secara garis
besarnya saja, sedangkan kelengkapannya diserahkan pada imajinasi manusia.
f) Penyisipan nasehat keagamaan
Kisah-kisah dalam Al-quran. Page 5
Pemaparan kisah dalam al-Qur'an sering disisipi oleh nasehat keagamaan. Contoh:
ketika al-Qur'an menuturkan kisah-kisah Nabi Musa dalam surat Thaha dari ayat 9
hingga 98, di tengah-tengahnya disisipkan tentang kekuasaan Allah, ilmu Allah,
kemurahan Allah dan kebangkitan manusia dari kubur (ayat 50:55), kemudian
diakhiri dengan pengesaan Allah (ayat 98) .
B. Macam-Macam Kisah dalam Al-Qur'an
Ada dua hal pokok yang secara garis besar menjelaskan tentang variasi isi kisah
dalam al-Qur'an yang kemudian diklasifikasi dengan dua tinjauan, yaitu dari segi
waktu dan materi.
1. Tinjauan dari segi waktu
a) Kisah ghaib pada masa lampau
Al-Qur'an mengesahkan sekian banyak peristiwa masa lampau. Walaupun
diantara kisah yang terdapat dalam al-Qur'an tidak terbukti, akan tetapi sebagian
lainnya dapat dibuktikan kebenarannya hingga kini.
Diantara kisah tersebut adalah kaum ‘Ad dan Thamut serta kehancuran kota Iran,
cerita Fir’aun, dan lain-lain. Dari beberapa contoh tersebut, dapat dikatakan
bahwa indikasi ghaib disini adalah karena cerita tersebut tidak dapat ditangkap
oleh panca indera kita mengingat peristiwanya terjadi pada masa lampau yang
tidak dapat dijangkau dengan fasilitas yang dimiliki manusia secara natural. Akan
tetapi peristiwa-peristiwa tersebut, sebagian ada yang dibuktikan walaupun salah
satunya tidak sama persis dengan apa yang telah dikemukakan oleh al-Qur'an.
b) Kisah ghaib pada masa kini.
Kisah ini menerangkan tentang hal-hal ghaib pada masa sekarang (meski sudah
ada sejak zaman dahulu dan akan tetap ada pada masa yang akan datang) dan
yang menyingkap rahasia orang-orang munafiq. Misalnya cerita tentang Allah dan
Kisah-kisah dalam Al-quran. Page 6
sifat-sifat-Nya, para Malaikat, Jin, Syetan, siksa neraka, kenikmatan surga dan
lain sebagainya.
c) Kisah ghaib pada masa yang akan datang
Dalam kisah ini al-Qur'an menerangkan tentang suatu peristiwa akan datang yang
belum terjadi pada waktu turunnya al-Qur'an, akan tetapi peristiwa tersebut betul-
betul terjadi. Misalnya cerita tentang kemenangan Romawi setelah kekalahannya
serta cerita-cerita lainnya. Pada model kisah ini, dikatakan ghaib pada masa yang
akan datang karena pada mulanya cerita ini suatu informasi yang sebenarnya tidak
terdapat argumentasi atau alasan rasional yang mengirinya akan tetapi benar-benar
terjadi setelah al-Qur'an menyatakan cerita ini.
2. Ditinjau dari segi materi
Selain dapat dilihat dari segi pemaparan secara periodik, kisah al-Qur'an juga
dapat dilihat dari materi yang dipaparkan. Pertama, kisah para Nabi yang berisi
tentang dakwah, mu’jizat, sikap musuhnya. Kedua adalah kisah orang-orang
tertentu sebagai pelajaran bagi manusia, contoh: Lukman Hakim, Qorun, Ashabul
Kahfi dan sebagainya. Ketiga adalah peristiwa-peristiwa, misalnya terjadinya
perang Badar, perang Uhud, Isra’ Mi’raj, hijrah dan lain sebagainya.
Mengingat variasi kisah yang terdapat dalam al-Qur'an, ada mengelompokkan
menjadi 3 (tiga), yaiu
1. Qisshah Tarikhiyah, yaitu kisah tentang seputar tokoh sejarah.
2. Qisshah Tansiliyah, yaitu kisah yang memaparkan peristiwa dengan
tujuan untuk menerangkan suatu pengertian, sehingga kisah ini tidak perlu
benar-benar terjadi.
3. Qisshah al-Asatir, yaitu kisah yang berpautan dengan peristiwa yang
terjadi dimasa lampau.
Kisah-kisah dalam Al-quran. Page 7
Dari semua penjelasan tentang kisah yang ditinjau dari segi materinya, dapat
disimpulkan bahwa pada dasarnya, bahan atau materi pokok yang disajikan suatu
cerita dalam al-Qur'an melalui beberapa unsur, yaitu tokoh yang terdiri dari
manusia, makhluk luas dan binatang. Kedua, adalah peristiwa. Dan ketiga adalah
dialog.
C. Tujuan Kisah dalam al-Qur'an
Dalam pemaparan kisah-kisah al-Qur'an, pada dasarnya terdapat banyak sekali
faedah yang dapat dipetik manfaatnya. Faedah-faedah tersebut tertuang jelas
dalam al-Qur'an. Diantara faedah yang tertuang jelas dalam al-Qur'an adalah :
1. Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan pokok-pokok
syari’at yang dibawa oleh para Nabi.
2. Meneguhkan hati Rasulullah dan umatnya atas agama Allah.
3. Membenarkan Nabi terdahulu, menghidupkan kenangan serta mengabaikan
jejak dan peninggalannya.
4. Menampakkan kebenaran Muhammad dalam berdakwah.
5. Menyibak kebohongan ahli kitab dengan hujjah.
6. Kisah termasuk salah satu bentuk sastra yang dapat menarik perhatian para
pendengar dan memantapkan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya ke dalam
jiwa.
Dari beberapa faedah yang telah disebutkan diatas, dapat dikatakan bahwa
sebenarnya muatan atau kandungan yang terdapat dalam kisah-kisah itu adalah
mencakup beberapa hal. Diantaranya adalah unsur teologis yang dapat dilihat
dengan keterangan yang bersifat ketuhanan dan kenabian. Kedua, adalah
moralitas, hal ini dapat dilihat dengan adanya pesan-pesan yang terdapat di
dalamnya menyangkut suatu pelajaran-pelajaran penting yang harus dijadikan
Kisah-kisah dalam Al-quran. Page 8
pelajaran. Ketiga, adalah unsur peradaban dan sastra yang terlihat ketika metode
penyampaiannya menggunakan cerita.
D. Rahasia Pengulangan Kisah
Secara garis besar, minimal ada tiga bentuk pengulangan yang terdapat dalam al-
Qur'an, yaitu:
1. Pengulangan alur kisah dengan tokoh yang berbeda
Diantara tujuan kisah dalam al-Qur'an adalah menetapkan keesaan Tuhan,
kesatuan agama, kesatuan Rasul, kesamaan penggunaan metode dakwah dan
kesamaan yang ditempuh bagi orang yang mendustakannya. Dari tujuan yang
ingin disampaikan ini, al-Qur'an mengisahkan beberapa tokoh yang sama
walaupun dengan alur yang berbeda. Misalnya kisah Nabi Nuh, Hud, Saleh as.
Dalam surat al-A’raf (7:59-64, 65-72, dan 73-79), dan Juga dalam Surat al-
Syu’ara’ (26: 123-127, dan 143-145).
2. Pengulangan alur kisah dengan kronologis yang berbeda.
Kisah-kisah dalam al-Qur'an tidak disusun berdasarkan kronologis kejadian yang
sebenarnya, namun disesuaikan dengan tujuan dan kondisi pada waktu itu,
sehingga tidak jarang suatu kisah tertentu diceritakan secara berulang-ulang
dengan kronologi yang berlainan. Misalnya: kisah Nabi Syu’aib dalam surat al-
A’raf (7:85-93), surat Hud (11:84-95) dan surat al-Syu’ara (26:176-190). Dan
kisah Nabi Lut dalam surat Hud (11:77-83) dan al-Hijr (15:61-75).
3. Pengulangan dari kisah dengan gaya yang berbeda
Kisah-kisah dalam Al-quran. Page 9
Al-Qur'an sering mengalami cerita tokoh-tokoh kisah tertentu dalam beberapa
surah dengan menggunakan gaya bahasa yang berbeda. Misalnya kisah Nabi
Musa yang diceritakan dalam surat Thaha (20:24-98), al-Syu’ara (26:10-68), dan
al-Qashas (28:1-47).
Contoh yang lain adalah Kisah tentang percakapan antara Allah dan Iblis yang
enggan bersujud kepada Adam (QS. 7:12-13, dan QS. 15:32-34). Dalam hal ini
Khalafullah mengemukakan bahwa pengulangan suatu kisah tidak dimaksudkan
untuk mengulang kata-kata, akan tetapi yang dimaksud adalah mengulang
maknanya. Karena itu, perbedaan dan persamaannya bukan menjadi suatu
masalah. Untuk jelasnya, perhatikan kisah dalam Al-Qur’an beikur ini:
“Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam)
di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis: "Saya lebih baik daripadanya:
Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".Allah
berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya
menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu
termasuk orang-orang yang hina". (7:12-13)
Dari bentuk diatas, dapat diketahui bahwa pada dasarnya ada tujuan atau rahasia
tertentu mengapa al-Qur'an mengulangi sebagian kisahnya. Diantara rahasianya
adalah:
1. Menjelaskan ke-balaghah-an al-Qur'an pada tingkat paling tinggi. Karena
diantara keistimewaan balaghah adalah mengungkapkan sebuah makna dalam
berbagai bentuk yang berbeda.
2. Menunjukkan kehebatan mukijizat al-Qur'an. Karena mengungkapkan suatu
makna pada beberapa bentuk yang tidak satu bentukpun dapat ditandingi oleh
sastrawan Arab adalah tantangan dahsyat dan bukti al-Qur'an itu benar-benar
datang dari Allah SWT.
Kisah-kisah dalam Al-quran. Page 10
3. Memberikan perhatian besar terhadap kisah tersebut agar pesan-pesannya lebih
mantap dan melekat dalam jiwa. Karena pada dasarnya, pengulangan adalah salah
satu cara pengukuhan yang mengindikasikan bahwa suatu peristiwa tersebut
benar-benar mendapat perhatian dari Allah.
Suatu hal apabila kita melihat adanya tuduhan-tuduhan orientalis terhadap al-
Qur'an, misalnya tentang adanya rekayasa pada kisah-kisahnya, ketidak-otentikan
isinya, dan lain sebagainya terjadi ketika al-Qur'an disamakan dengan sejarah.
Sehingga unsur-unsur sejarah yang harus dipenuhi juga harus terpenuhi pada al-
Qur'an, misalnya waktu terjadinya baik tanggal maupun tahunnya.
E. Aspek Psikologi dan Pendidikan pada Kisah Nabi
1. Kisah Nabi Ibrahim tentang mimpi menyembelih putranya
Surat Ash-Shaaffat (37) : 102
ف�ي ى ر�� أ �ي �ن إ �ي� ن ب �ا ي ق�ال� ع�ي� الس� م�ع�ه �غ� �ل ب �م�ا ف�ل
�ت� �ب أ �ا ي ق�ال� ى �ر� ت م�اذ�ا �ظ ر� ف�ان �ح ك� �ذ�ب أ �ي �ن أ � �ام �م�ن ال
م�ن� �ه الل اء� ش� �ن� إ �ي �ج�د ن ت س� ؤ�م�ر ت م�ا اف�ع�ل�
�ر�ين� الص�اب
Artinya : “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-
sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam
mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia
Kisah-kisah dalam Al-quran. Page 11
menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya
Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".”
Nabi Ibrahim menyampaikan mimpi itu kepada anaknya. Beliau memahami
bahwa perintah itu tidak dinyatakan sebagai harus melaksanakannya kepada sang
anak.Ini berarti bahwa Nabi Ibrahim tidak langsung memaksa untuk menyembelih
anaknya dengan meminta pendapat putranya. Sikap jiwa seperti itu hendaknya
dijadikan contoh bagi setiap orang untuk berbuat yang positif kepada orang lain.
Ucapah sang anak (Nabi Ismail) : “laksanakan apa yang diperintahkan kepadamu,
bukan sembelihlah aku. Sikap ini menunjukkan atau mengisyaratkan
kepatuhannya, karena perintah itu adalah perintah Allah.”
2. Kisah Nabi Yusuf yang dipenjara
Surat Yusuf (12) : 33-34
�ه� �ي �ل إ �ي �ن �د�ع ون ي م�م�ا �ي� �ل إ �ح�ب3 أ ج�ن الس� ب� ر� ق�ال�
م�ن� ن� ك� و�أ �ه�ن� �ي �ل إ ص�ب
� أ �د�ه ن� �ي ك �ي ع�ن �ص�ر�ف� ت �ال و�إ
�ين� �ج�اه�ل ال
ه و� �ه �ن إ �د�ه ن� �ي ك �ه ع�ن ف� ف�ص�ر� 3ه ب ر� �ه ل �ج�اب� ت ف�اس�
�يم �ع�ل ال م�يع الس�
Artinya : “Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada
memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku
tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka)
dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh".
Kisah-kisah dalam Al-quran. Page 12
Maka Tuhannya memperkenankan doa Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari
tipu daya mereka. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.”
Pada ayat diatas jelas bahwa apa yang disampaikan Nabi Yusuf kepada Allah
sebagai bukti bahwa Allah itu dekat. Ia sadar bahwa ajakan mereka untuk
menjauhkan dirinya kepada Allah. Sehingga ia menyatakan bahwa penjara itu
lebih baik baginya daripada memenuhi ajakan berbuat maksiat.
F. PENUTUP
Kesimpulan
Dari semua paparan diatas, terdapat beberapa titik tekan pada kisah-kisah dalam
al-Qur'an, yaitu:
1. Pada dasarnya, kisah dalam al-Qur'an bertujuan untuk mengantarkan manusia
pada suatu kebenaran melalui berbagai metode penyampaian dan ungkapan unsur-
unsurnya.
2. Walaupun intinya sama, akan tetapi dalam al-Qur'an terdapat dua hal yang
pokok, yaitu bahwa variasi kisah dalam paparan diatas dapat dikelompokkan pada
2 (dua) hal saja, yaitu: cerita yang berupa “kenyataan” (cerita yang benar-benar
terjadi), dan “simbolik” (cerita yang hanya berupa simbol belaka dan terjadinya
bukan merupakan keharusan).
Kisah-kisah dalam Al-quran. Page 13
DAFTAR PUSTAKA
A. Khalafullah, Muhammad. al-Fann al-Qashash fy al-Qur'an al-Karim, Terjemah.
Al-Qur’an Bukan Kitab Sejarah. Jakarta: Paramadima, 2002.
Al-Hazimi, Ibrahim bin Abdullah Qishash Waqi’iyah an al-Anbiya’ wa al-Rasul
wa Al-Sahabah wa al-Tabi’in wa al-Mutaqaddimin wa al-Muta’akhirin, Beirut:
Dar al-Haqq, 2000.
Charisma, Moh Chadziq Tiga Aspek Kemukjizatan Al-Quran, Surabaya, Bina
Ilmu, 1991.
Jalal, Abdul H. A, Ulumul Qur’an, Surabaya: Dunia Ilmu, 2000.
Qalyubi, Shihabuddin Stilistika al-Qur'an: Pengantar Orientasi Studi al-Qur'an,
Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997.
Qutub, Sayyid, al-Taswir al-Fann fy al Qur’an, Beirut: Dar al-Ma’arif, 1980.
Syihab, M. Quraish, Mu’jizat al-Qur'an; Ditinjau Dari Aspek Kebahasaan, Isyarah
Ilmiah Dan Pemberitaan Gaib, Bandung: PT Mizan Watt, W. Montgomery Bell’s
Introduction to the al-Qur'an, Endinburgh: The University Press, 1970.
Pustaka. 2004.
http://www.smamda.net/index.php/component/content/article/316-kisah-dalam-al-
quran
Kisah-kisah dalam Al-quran. Page 14