kinerja_pemb

10
Infokop Nomor 25 Tahun XX, 2004 45 Kinerja Pembangunan Koperasi Pembangunan koperasi menun- jukkan kemajuan yang pesat pada periode 2000 - 2003, jika diukur dengan jumlah koperasi, jumlah anggota, aktiva dan volume usaha. Pertumbuhan jumlah koperasi meningkat menjadi 123.162 unit pada tahun 2003, meningkat 20.085 unit atau 19,49% dari 103.077 unit pada tahun 2000. Jumlah koperasi yang telah melaksanakan rapat anggota tahunan (RAT) mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan jumlah koperasi. Jumlah koperasi yang melaksanakan RAT pada tahun 2000 sebanyak 36.283 unit meningkat menjadi 44.647 unit. Jumlah anggota koperasi pada tahun 2003 sebanyak 27,28 juta orang, meningkat 4,42 juta atau 19,35% dari tahun 2000 sebanyak 22,85 juta orang. Periode pertambahan jumlah anggota koperasi relatif besar terjadi pada periode 2002 - 2003 yang meningkat lebih dari 3,279 juta orang. Hal ini diduga akibat meningkatnya kemampuan koperasi memberikan layanan, terutama kegiatan simpan pinjam dengan efektifnya dana bergulir untuk koperas. Koperasi mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 226.954 orang yang terdiri dan 25.493 orang manajer dan 201.461 orang karyawan pada tahun 2003, yang berarti koperasi mampu menciptakan lapangan kerja sebesar 51,79% dari tenaga kerja yang mampu diserap oleh usaha besar. Volume usaha koperasi pada tahun 2003 mengalami peningkatan sebesar 37,02% menjadi Rp 31.682,95 milyar dari volume usaha koperasi pada tahun 2000 sebesar Rp 23.122,15 milyar. Volume usaha koperasi ni setara dengan 7% dari volume usaha menengah di Indonesia. Modal sendiri koperasi mengalami peningkatan yang sangat signifikan (38,12%) selama periode 2000 - 2003. Modal luar juga mengalami peningkatan yang pesat sebesar 20,71% selama periode yang sama. Peningkatan modal luar ini diduga sebagian berasal dari dana bergulir yang difasilitasi oleh pemerintah (MAP, subsidi BBM dan lain-lain). Stimulan dana bergulir ni terbukti mampu meningkatkan partisipasi anggota untuk bertransaksi dengan koperasi dan meningkatkan partisipasi anggota dalam permodalan koperasi Hasil usaha koperasi mengalami kenaikan yang fantastis sebesar 168,59% selama periode 2000 - 2003, yang mengakibatkan profitabilitas koperasi yang diukur dengan rasio profitabilitas modal sendiri meningkat dari 10,18% menjadi 19,79% pada tahun 2003. Hal ini menunjukkan fasilitasi dan dukungan pemerintah dapat meningkatkan produktivitas dan profitabilitasnya serta meningkatkan layanan koperasi kepada anggotanya. Secara umum koperasi mengalami perkembangan usaha dan kelembagaan yang atraktif selama periode 2000- 2003. Namun demikian, koperasi masih memiliki berbagai kendala untuk pengembangannya sebagai badan usaha, yaitu (1) rendahnya partisipasi anggota yang ditunjukkan dengan rendahnya nilai 1) Dikutip dari Rencana Program Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2005-2009 KINERJA PEMBANGUNAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH 1

description

essay

Transcript of kinerja_pemb

  • Infokop Nomor 25 Tahun XX, 2004

    45

    Kinerja Pembangunan KoperasiPembangunan koperasi menun-

    jukkan kemajuan yang pesat padaperiode 2000 - 2003, jika diukur denganjumlah koperasi, jumlah anggota, aktivadan volume usaha. Pertumbuhan jumlahkoperasi meningkat menjadi 123.162 unitpada tahun 2003, meningkat 20.085 unitatau 19,49% dari 103.077 unit pada tahun2000. Jumlah koperasi yang telahmelaksanakan rapat anggota tahunan(RAT) mengalami peningkatan seiringdengan pertumbuhan jumlah koperasi.Jumlah koperasi yang melaksanakan RATpada tahun 2000 sebanyak 36.283 unitmeningkat menjadi 44.647 unit.

    Jumlah anggota koperasi pada tahun2003 sebanyak 27,28 juta orang,meningkat 4,42 juta atau 19,35% daritahun 2000 sebanyak 22,85 juta orang.Periode pertambahan jumlah anggotakoperasi relatif besar terjadi pada periode2002 - 2003 yang meningkat lebih dari3,279 juta orang. Hal ini diduga akibatmeningkatnya kemampuan koperasimemberikan layanan, terutama kegiatansimpan pinjam dengan efektifnya danabergulir untuk koperas. Koperasi mampumenyerap tenaga kerja sebanyak 226.954orang yang terdiri dan 25.493 orangmanajer dan 201.461 orang karyawanpada tahun 2003, yang berarti koperasimampu menciptakan lapangan kerjasebesar 51,79% dari tenaga kerja yangmampu diserap oleh usaha besar.

    Volume usaha koperasi pada tahun2003 mengalami peningkatan sebesar37,02% menjadi Rp 31.682,95 milyar dari

    volume usaha koperasi pada tahun 2000sebesar Rp 23.122,15 milyar. Volumeusaha koperasi ni setara dengan 7% darivolume usaha menengah di Indonesia.Modal sendiri koperasi mengalamipeningkatan yang sangat signifikan(38,12%) selama periode 2000 - 2003.Modal luar juga mengalami peningkatanyang pesat sebesar 20,71% selamaperiode yang sama. Peningkatan modalluar ini diduga sebagian berasal dari danabergulir yang difasilitasi oleh pemerintah(MAP, subsidi BBM dan lain-lain).Stimulan dana bergulir ni terbukti mampumeningkatkan partisipasi anggota untukbertransaksi dengan koperasi danmeningkatkan partisipasi anggota dalampermodalan koperasi

    Hasil usaha koperasi mengalamikenaikan yang fantastis sebesar 168,59%selama periode 2000 - 2003, yangmengakibatkan profitabilitas koperasiyang diukur dengan rasio profitabilitasmodal sendiri meningkat dari 10,18%menjadi 19,79% pada tahun 2003. Hal inimenunjukkan fasilitasi dan dukunganpemerintah dapat meningkatkanproduktivitas dan profitabilitasnya sertameningkatkan layanan koperasi kepadaanggotanya.

    Secara umum koperasi mengalamiperkembangan usaha dan kelembagaanyang atraktif selama periode 2000- 2003.Namun demikian, koperasi masihmemiliki berbagai kendala untukpengembangannya sebagai badan usaha,yaitu (1) rendahnya partisipasi anggotayang ditunjukkan dengan rendahnya nilai

    1) Dikutip dari Rencana Program Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

    Tahun 2005-2009

    KINERJA PEMBANGUNAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH1

  • Infokop Nomor 25 Tahun XX, 2004

    46

    perputaran koperasi per anggota yangkurang dari Rp 100. 000,00 per bulan danrendahnya simpanan anggota yang kurangdari Rp 345.225,00, (2) efisiensi usahayang relatif rendah yang ditunjukkandengan tingkat perputaran aktiva yangkurang dari 1,3 kali per tahun, (3)rendahnya tingkat profitabilitas koperasi,(4) citra masyarakat terhadap koperasiyang menganggap sebagai badan usahakecil dan terbatas, serta bergantung padaprogram pemerintah, dan (5) kompetensiSDM koperasi yang relatif rendah, serta(6) kurang optimalnya koperasi mewu-judkan skala usaha yang ekonomis akibatbelum optimalnya kerjasama antarkoperasi dan kerjasama koperasi denganbadan usaha lainnya. Hal-hal di atas perlumemperoleh perhatian dalam pemba-ngunan usaha koperasi pada masamendatang.

    Kinerja UMKM Dalam PerekonomianIndonesia

    Secara umum peran usaha mikro dankecli daiam PDB mengalami kenaikandibanding sebelum krisis, bersamaandengan merosotnya usaha menengah danbesar. Enam tahun setelah krisis,keadaan usaha menengah belum pulih,sedang usaha besar baru mulai pulih padatahun 2003. Gambaran perbandinganposisi keuangan tahun 1997 dan 2003memberikan gambaran bahwa krisisekonomi memiliki dampak yang besarterhadap usaha menengah dan besar.Perekonomian nasional baru pulih darikrisis pada akhir tahun 2003. Usahamenengah semakin mengecil perannyadalam perekonomian nasional, dan secaraperlahan tumbuh kembali. Usaha mikrodan kecil relatif yang paling cepat pulihdari krisis ekonomi dan pernah

    Tabel 1Perkembangan Data Koperasi Tahun 2000 dan 2003

    Variabel 2000 2003 Pertumbuhan

    Jumlah Koperasi (unit) 103 .077 123 162 + 19,49%Jumlah Koperasi Yang Telah 36.283 44.647 + 23,05%RATJumlah Anggota (orang) 22.857.893 27.280.916 + 19,35%Jumlah Manajer (orang) 21.749 25.493 + 17,21%Jumlah Karyawan (orang) 197.810 201.461 + 1,85%Modal Sendiri (Rp juta) 6.818.953 9.417.983 + 38,11%Modal Luar (Rp juta) 12.373.404 14.936.005 + 20,71%Volume usaha (Rp juta) 23.122.152 31.682.951 + 37,02%Sisa Hasil Usaha (Rp juta) 694.504 1.864.380 + 168,45%

    Sumber Kementerian Koperasi dan UKM

    1 Usaha Kecil 39.704.661 38.669.335 42.326.519 9,46%2 Usaha Menengah 60.449 54.632 61.986 13,46%3 Usaha Besar 2.097 1.973 2.243 13,68% Jumlah 39.767.207 38.725.940 42.390.749 9,46%

  • Infokop Nomor 25 Tahun XX, 2004

    47

    memberikan kontribusi yang terbesardalam perekonomian nasional, terutarnapada puncak krisis ekonomi tahun 1998dan 1999, Namun kemudian tergeserkembali oleh usaha besar.

    Krisis ekonomi telah mengakibatkanjumlah unit usaha menyusut secaradrastis (7,42%), dari 39,77 juta unitusaha pada tahun 1997 menjad 36,82juta unit usaha pada tahun 1998, danbahkan usaha menengah dan besarmengalami penurunan jumlah unit usaha

    1 Usaha Kecil 39.704.661 38.669.335 42.326.519 9,46%2 Usaha Menengah 60.449 54.632 61.986 13,46%3 Usaha Besar 2.097 1.973 2.243 13,68% Jumlah 39.767.207 38.725.940 42.390.749 9,46%

    Tabel 3Perkembangan Jumlah Unit Usaha Tahun 1997, 2000 dan 2003

    No. Skala Usaha Tahun 1997 Tahun2000 Tahun 2003 Pertumbuhan

    Sumber: BPS dan Kementerian Koperasi dan UKM (diolah)

    lebih dari 10%. Usaha menengah relatifyang paling lamban untuk pulih darikr isis ekonomi, padahal usahamenengah memiliki peran strategisuntuk menjaga dinamika dankeseimbangan struktur perekonomiannasional dan penumbuhan kehidupanyang lebih demokratis. Tabel 3.memberikan gambaran upayapemulihan jumlah unit usaha dari krisisekonomi selama pemerintahanKabinet Gotong Royong.

    No. Skala Usaha 1997 2003 Pertumbuhan

    Tabel 2Perbandingan Komposisi PDB Menurut Kelompok Usaha Pada Tahun 1997 dan 2003

    Atas Dasar Harga Konstan 1993 (Milyar Rupiah)

    1 Usaha Mikro dan 171.048 183.125 +7,06%Kecil (40,45) (41,11)

    2 Usaha Menengah 78.524 75.975 - 3,25%(17,41) (15,61)

    3 Usaha Besar 1183.673 185.352 + 0,91% (42,17) (43,28)

    Jumlah PDB 433.245 444.453 + 2,59% (100) (100)

    Sumber. BPS dan Kementerian Koperasi dan UKM (diolah)

  • Infokop Nomor 25 Tahun XX, 2004

    48

    Tabel 2 dan 3 memberikan indikasibahwa krisis ekonomi telahmengakibatkan pelaku ekonomi di Indo-nesia tertinggal selama 5 tahundibandingkan pelaku ekonomi dari negaralainnya. Untuk itu, perlu komitmen, inovasidan strategi pemberdayaan UMKM untukmeningkatkan daya saingnya pada masamendatang.

    Usaha mikro, kecil dan menengahmemberikan lapangan kerja bagi 99,45%tenaga kerja di Indonesia, dan masih akanmenjadi tumpuan utama penyerapantenaga kerja pada masa mendatang.Selama periode 2000 - 2003, usaha mikrodan kecil telah mampu memberikanlapangan kerja baru bagi 7,4 juta orangdan usaha menengah mampumemberikan lapangan kerja barusebanyak 1,2 juta orang. Pada sisi lain,usaha besar hanya mampu memberikan

    1 Usaha Mikro dan 62.856.765 70.282.178 7.425.413

    Kecil (88,79) (88,43) (11,81%) 2 Usaha Menengah 7.550.674 8.754.615 1.203.941

    (10,67) (11,02) (15,94%) 3 Usaha Besar 382.438 438.198 55.760

    0.54) (0,55) (14,58%)

    Jumlah Tenaga Kerja 70.789.877 79.474.991 8.685.114 (100) (100) (12,27%)

    Sumber:BPS dan Kementerian Koperasi dan UKM (diolah)

    lapangan kerja baru sebanyak 55.760 or-ang selama periode 2000 - 2003. Hal inimerupakan bukti bahwa UMKMmerupakan katup pengaman, dinamisatordan stabilisator perekonomian Indonesia.

    Kontribusi UMKM pada ekspor nonmigas terus mengalami peningkatansecara perlahan, dan Rp 75.448 milyarpada tahun 2000 menjadi Rp 75.859 milyarpada tahun 2003, sedang usaha besarmengalami penurunan dari Rp 314.518milyar menjadi Rp 305.397 milyar padaperiode yang sama. Pada sisi lain, usahamikro dan kecil relatif rendah penggunaanbahan baku impornya (5,8%) jikadibandingkan dengan usaha menengah(9,3%) dan usaha besar (14,7%). Hal inimembuktikan usaha mikro, kecil danmenengah memberikan kontribusi yangpositif untuk neraca pembayaran Indone-sia.

    Tabel 4Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Menurut Kelompok Usaha

    Pada Tahun 2000 dan 2003 (orang)

    No. Skala Usaha 2000 2003 Pertumbuhan

  • Infokop Nomor 25 Tahun XX, 2004

    49

    Hasil analisis input-outputmengindikasikan omzet usaha mikro dankecil 61,6% dipengaruhi oleh konsumsirumah tangga dan hanya 19,5%dipengaruhi oleh ekspor, sedang usahabesar omzet usahanya Iebih dipengaruhioleh ekspor (44,3%). Tingkatketergantungan usaha mikro dan kecildalam menghasilkan barang dan jasaterhadap usaha besar sebariyak 14,9%dan ketergantungan pada usahamenengah 6,7%, dan sebaliknyaketergantungan usaha besar terhadapusaha kecil darI usaha menengahmasing-masing sebanyak 11,3% dan5,5%. Ketergantungan usaha menengahterhadap usaha kecil dan usaha besarmasing-masing-masing 19,5% dan 15%.Fenomena pada tabel 6 menjelaskandinamika ekonomi domestik lebihmempengaruhi usaha mikro, kecil danrnenengah dibandingkan usaha besar.

    Tabel input-output mengindikasikansetiap perubahan permintaan terhadapkomoditas yang dihasilkan UMKM akan

    Tabel 5Perkembangan Nilai Ekspor Non Migas Menurut Skala Usaha

    Pada Tahun 2000 dan 2003 (Milyar Rupiah)

    Sumber: BPS dan Kementerian Koperasi dan UKM (diolah)

    memiliki dampak peningkatan outputekonomi nasional yang lebih besardaripada perubahan permintaan terhadapusaha besar, karena umumnya sektorUMKM memiliki indeks daya penyebarandan indeks daya kepekaaan yang relatiftinggi. Sektor usaha mikro, kecil danmenengah yang memiliki indeks dayapenyebaran yang tinggi, antara lain:industri sepeda; industri barang perhiasan;industri minyak; penggilingan padi, industrihasil pengolahan kedele; industripengolahan daging dan ikan; industritepung; industri barang dari kayu, bambudan rotan; jasa restoran, industri pakaianjadi; unggas dan hasil-hasilnya; danindustri roti dan sejenisnya. Sektor UMKMyang memiliki daya kepekaan yang tinggiantara antara lain jasa perdagangan; jasalembaga keuangan; padi; jasaperbengkelan; jasa angkutan darat;perkebunan; sewa bangunan dan jasaperusahaan; bangunan; kayu dan hasilhutan lainnya; unggas; tebu; karet; danindustri tekstil.

    No. Skala Usaha 2000 2003 Perkembangan

    1 Usaha Mikro dan Kecil 21.136.510 20.464.869 - 671.641 (5,42) (5,37)

    2 Usaha Menengah 54.312.096 55.394.449 + 1.082.353 (13,93) (14,53)

    3 Usaha Besar 314.518.682 305.397.028 - 9.121.654 (81,63) (80,10)

    Jumlah Nilai Ekspor 389.957.289 381.256.346 - 8.700.943 (100) (100)

  • Infokop Nomor 25 Tahun XX, 2004

    50

    Dalam periode tahun 2000 - 2003,usaha mikro dan kecil merupakankelompok yang paling rendah penyerapaninvestasinya dengan rerata pangsasebesar 18,58%, yang diikuti oleh usahamenengah 23,05% dan usaha besar58,37%. Jumlah investasi usaha mikrodan kecil dalam kisaran Rp 1,467 juta perunit per tahun, sedang usaha menengahdan besar masing-masing sebesar Rp 129

    Tabel 6Struktur Output Menurut Skala Usaha Yang Dipengaruhi oleh Permintaan Akhir Tahun 2000

    Komponen Permintaan akhirU M U B JumlahU K

    Struktur (%)

    Konsumsi Rumah TanggaKonsumsi PemerintahPembentukan Modal Tetap BrutoPerubahan StokEksporJumlah

    61,612,06

    16,410,48

    19,45100,00

    48,771,82

    18,970,43

    30,01100,00

    33,358,31

    12,951,09

    44,30100,00

    45,705,08

    15,120,77

    33,32100,00

    Sumber : BPS dan Kementerian Koperasi dan UKM (2003)

    milyar dan Rp 9142 milyar per unit pertahun. Rendahnya investasi usaha mikrodan kecil merupakan indikasi terbatasnyakelompok usaha ini dalam mengaksessumberdaya produktif terutama pembiayaanpengembangan usahanya. Keterbatasanakses pernbiayaan ini mengakibatkanusaha mikro dan kecil berkonsentrasi padasektor yang padat karya denganproduktivitas yang relatif rendah.

    Tabel 7Rerata Investasi, Investasi Per Unit dan Pertumbuhan Investasi Menurut

    Skala Usaha Periode Tahun 2000 2003

    Skala UsahaPangsa

    (%)Pertum-buhan

    (%)

    Investasi(Rp.

    Milayar)Mikro dan Kecil

    Menengah

    Besar

    Total

    58.884

    73.191

    185.043

    317.118

    18,58

    23,05

    58,37

    100,00

    1,5

    1.290,6

    91.424,2

    7,9

    4,98

    6,12

    4,64

    5,56

    Sumber : BPS dan Kementerian Koperasi dan UKM (2003)

    Investasiper unit

    ( Rp Juta)

  • Infokop Nomor 25 Tahun XX, 2004

    51

    lklim investasi belum mampumendatang investasi pada sektor usahamikro dan kecil, meskipun usaha mikrodan kecil merupakan kelompok usahayang paling efisien penggunaaninvestasinya dan umumnya dengan lagwaktu investasi yang relatif pendekFenomena ini mengindikasikan usahamikro dan kecil akan mampu menjadipendorong pertumbuhan ekonomi jikainvestasi diarahkan pada skala usahamikro dan kecil. Untuk itu, pada masamendatang perlu upaya untukmeningkatkan arus investasi padasektor-sektor yang memiliki ICOR rendahdan lag waktu investasi optimal yangpendek terutama pada sektor-sektorUMKM (Tabel 8). Meningkatnya investasipada skala usaha mikro, kecil danmenengah diharapkan mampumeningkatkan daya saing UMKM, karenaadanya penggunaan teknologi yang lebihbaik.

    Lag 0 2,66 7,05 4,10 8,82 5,85 Lag 1 1,92 5,17 2,99 7,10 4,47 Lag 2 1,53 4,40 2,44 5,87 3,67 Lag 3 1,01 2,70 1,58 3,95 2,41 Lag 4 2,12 5,71 3,32 8,20 5,04

    jumlah investasi rendah, jangkauan pasarterbatas, jaringan usaha terbatas,permodalan dan akses pembiayaanterbatas, kualitas SDM terbatas, danmanajemen yang umumnya belumprofesional, serta belum adanyapemisahan yang tegas antara keuanganpribadi dengan keuangan perusahaan.

    Produktivitas usaha mikro, kecil danmenengah relatif masih rendahdibandingkan usaha besar, baik diukurdengan produktivitas POB per unit usahamaupun produktivitas PDB per tenagakerja. Produktivitas PDB usaha besar perunit usaha setara dengan 19.000 kaliusaha kecil atau setara dengan 162 kaliproduktivitas per tenaga kerja usaha kecil.Namun demikian, produktivitas usahamikro, kecil dan menengah memiliki trenlaju pertumbuhan yang positif. Hal inimerupakan indikasi bahwa upayapemerintah untuk meningkatkanproduktivitas usaha mikro, keci dan

    Tabel 8ICOR Menurut Time Lag dan Skala Usaha Periode 2000 - 2003

    ICOR UK UM UKM UB Total

    Kinerja UMKM secara makro selamaperiode 2000 - 2003 relatif atraktif, namundemikian UMKM secara mikro masihmemiliki kinerja yang perlu ditingkatkan,antara lain: tingkat produktivitas usahadan produktivitas tenaga kerja relatifrendah, nilai tambah rendah, pangsa pasardi dalam negeri dan ekspor masih rendah,

    Sumber : BPS dan Kementerian Koperasi dan UKM (2003)menengah memberikan hasil yang positif.

    Sektor usaha yang paling tinggiproduktivitasnya bagi usaha kecil adalahsektor keuangan, persewaan dan jasaperusahaan (Rp 705,58 juta per unit usahapada tahun 2003) dilkuti sektor bangunan(Rp 276,39 juta) dan sektor pertambangandan penggalian (Rp 41,79 juta) Usaha

  • Infokop Nomor 25 Tahun XX, 2004

    52

    menengah yang paling produktif bergerakpada sektor pertanian, peternakan,kehutanan dan perikanan (Rp 1539 milyar)diikuti sektor keuangan dan jasaperusahaan (Rp 8,71 milyar),pengangkutan (Rp 8,17 milyar) dan sektorindustri pengolahan (Rp 7,38 milyar).Usaha besar yang paling produktifumumnya bergerak di sektor industripengolahan (Rp 471,57 milyar) dilkutisektor listrik, gas dan air bersih (Rp 41681milyar).

    Tabel 9Produktivitas PDB Atas Dasar Harga Konstan 1993 Per Unit Usaha

    Menurut Skala Usaha Periode 2000 - 2003 (Rp 000)

    TAHUN UK UM UKM UB Total

    2000 4.220 1.212.240 5.925 85.451.226 10.2782001 4.345 1.352.820 6.121 96.135.367 10.5832002 4.314 1.223.735 6.078 86.385.456 10.4732003 4.327 1.225.687 6.113 82.635.856 10.485

    Sumber : BPS dan Kementerian Koperasi dan UKM (2003)

    Pada tahun 2003, usaha mikro, kecildan menengah yang paling tinggiproduktivitas PDB per tenaga kerjadihasilkan oleh sektor keuangan dan jasaperusahaan masing-masing Rp 169,43juta dan Rp 196,44 juta per tenaga keriaper tahunnya. Sektor terendahproduktivitasnya untuk usaha mikro dankecil berada di sektor pertanian (Rp 6,82juta) dan industri pengolahan (Rp 9,61juta), sedang untuk usaha menengahberada di sektorjasa (Rp 10,94) danindustri pengolahan (Rp 15,98juta).

    Tabel 10Produktivitas PDB Atas Dasar Harga Konstan 1993 Per Tenaga Kerja

    Menurut Skala Usaha Periode 2000 2003 (Rp 000)

    TAHUN UK UM UKM UB Total

    Sumber : BPS dan Kementerian Koperasi dan UKM (2003)

    2000 2.596 8.771 3.258 440.843 5.6232001 2.592 9.203 3.277 454.245 5.6372002 2.597 978 3.276 439.237 5.6142003 2.606 8.678 3.278 422.987 5.592

  • Infokop Nomor 25 Tahun XX, 2004

    53

    Sektor keuangan, persewaan danjasa perusahaan memiliki produktivitasyang tertinggi bagi usaha mikra, kecil danmenengah. Hal ni diduga karena sektorini umumnya dikelola dengan manajemenusaha yang modern dalam arti ada sistempembukuan yang jelas, didukungketrampilan SDM pengelola yang lebihbalk, adanya persyaratan legal formalyang harus dipenuhi, serta didukungsistem pengendalian intern yangmemadai. Berdasarkan kondisi di atas,maka pengembangan usaha mikro, kecildan menengah pada masa mendatangperlu memberikan prioritas pada upayapengembangan legalitas formalnya,peningkatan ketrampilan SDM koperasidan usaha mikro, kecil dan menengah,serta dukungan sistem pengendalian in-tern dan pembukuannya.

    Sektor keuangan, persewaan danjasa perusahaan perlu memperolehprioritas untuk dikembangkan padamendatang mengingat perannya yangstrategis untuk mendukung pengem-bangan usaha mikro, kecil dan menengahyang bergerak di sektor lainnya.

    Perlunya KUMKM Sebagai PrioritasProgram Pembangunan

    Peran koperasi, usaha mikro, kecildan menengah (KUMKM) dalamperekonomian indonesia paling tidakdapat dilihat dan: (1) kedudukannyasebagai pemain utama dalam kegiatanekonomi di berbagai sektor, (2) penyedialapangan kerja yang terbesar, (3) pemainpenting dalam pengembangan kegiatanekonomi lokal dan pemberdayaanmasyarakat, (4) pencipta pasar baru dansumber inovasi, serta (5) sumbangannyadalam menjaga neraca pembayaranmelalui kegiatan ekspor. Peran koperasi,usaha mikro, kecil dan menengah sangat

    strategis dalam perekonomian nasional,sehingga perlu menjadi fokuspembangunan ekonomi nasional padamasa mendatang.

    Pembangunan KUMKM secaratersktuktur dan berkelanjutan diharapkanakan mampu rnenyelaraskan strukturperekonomian nasional mempercepatpertumbuhan ekonomi nasional di atas 6%per tahun, mengurangi tingkatpengangguran terbuka, menurunkantingkat kemiskinan, mendinamisasisektor riil, dan memperbaiki pemerataanpendapatan masyarakat. PembangunanKUMKM seharusnya diarahkan padaupaya meningkatkan produktivitas dandaya saingnya, serta secara sistimatisdiarahkan pada upaya menumbuhkanwirausaha baru di sektor-sektor yangmemiliki produktivitas tinggi yang berbasispengetahuan, teknologi dan sumberdayalokal.

    Pertumbuhan ekonomi memerlukandukungan investasi yang memadai. Padakondisi ekonomi Indonesia saat ini relatifsulit menarik investasi dalam jumlah yangbesar. Untuk itu, keterbatasan investasiperlu diarahkan pada upayamengembangkan wirausaha mikro, keojidan menengah, karena memiliki 10CRyang rendah dengan lag waktu yangsingkat. Pembangunan UMKMdiharapkan lebih mampu menstimulanpertumbuhan ekonomi nasional yangtinggi dalam jangka waktu yang relatifpendek dan mampu memberikanlapangan kerja yang lebih luas dan lebihbanyak, sehingga mampu mengurangitingkat pengangguran terbuka dan tingkatkemiskinan di Indonesia.

    Pengembangan UMKM diharapkanakan meningkatkan stabilitas ekonomimakro, karena menggunakan bahan bakulokal dan memiliki potensi ekspor,

  • Infokop Nomor 25 Tahun XX, 2004

    54

    sehingga akan membantu menstabilkankurs rupiah dan tingkat inflasi.Pembangunan UMKM akanmenggerakkan sektor dii, karena UMKMumumnya memiliki keterkaitan industriyang cukup tinggi. Sektor UMKMdiharapkan menjadi tumpuanpengembangan sistem perbankan yangkuat dan sehat pada masa mendatang,mengingat non-performing loannya yangrelatifsangat rendah. PengembanganUMKM juga akan meningkatkanpencapalan sasaran di bidang pendidikan,kesehatan, dan indikator kesejahteraanmasyarakat Indonesia lainnya.

    Adanya lapangan kerja dan

    meningkatnya pendapatan diharapkanakan membantu mewujudkan masyarakatIndonesia yang aman dan damai add dandemokratis; serta sejahtera. Sulitmewujudkan keamanan yang sejati, jikamasyarakat hidup dalam kemiskinan dantingkat pengangguran yang tinggi. Sulitmewujudkan demokrasi yang sejati, jikaterjadi ketimpangan ekonomi dimasyarakat, serta sulit mewujudkankeadilan hukum jika ketimpanganpenguasaan sumberdaya produktif masihsangat nyata. Pembangunan UMKMmerupakan saiah satu jawaban untukmewujudkan visi Indonesia yang aman,adil dan sejahtera.