kelembagaan.ristekdikti.go.idkelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LAKIN... ·...

172

Transcript of kelembagaan.ristekdikti.go.idkelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LAKIN... ·...

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

i

KATA PENGANTAR

Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti telah melaksanakan program dan

kegiatan, serta melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan, untuk

mengetahui tingkat keberhasilan dan kendala dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Pendidikan Tinggi juga telah melaksanakan

penyusunan laporan evaluasi terhadap program dan kegiatan tahun 2017. Laporan ini sekaligus

bentuk dari pertanggungjawaban dan bagian dari akuntabiltas kinerja Direktorat Jenderal

Kelembagaan Iptek dan Pendidikan Tinggi, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

2015 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri PAN dan

RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan

Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri PAN dan

RB Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Nomor 50 Tahun 2017 tentang Revisi Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi dan

Pendidikan Tinggi Tahun 2016-2019.

Laporan Kinerja ini menyajikan capaian kinerja sesuai target-target yang tercantum

dalam Sasaran Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Periode 2015-2019, salah satunya adalah meningkatnya kualitas kelembagaan iptek dan

pendidikan tinggi. Dimana didalamnya juga menyampaikan capaian – capaian dari pendukung

indikator kinerja utama meliputi penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi yang ditunjang oleh

Anggaran DIPA Tahun 2017 yang dilaksanakan oleh penanggungjawab program dilingkungan

Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Pendidikan Tinggi dengan 2 layanan yaitu fungsi

pendidikan dan fungsi umum. Laporan ini disusun dengan menyesuaikan revisi Rencana

Strategi Kemristekdikti dimana pada tahun 2017 Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan

Dikti dengan 4 indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu: 1) Jumlah Perguruan Tinggi masuk top

500 dunia, 2) Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (Unggul), 3) Jumlah Taman dan

Teknologi yang mature dan 4) Jumlah Pusat Unggulan Iptek. Dalam pelaporan kinerja ini juga

dijelaskan perbandingan antara realisasi pencapaian IKU tahun 2017 dengan kontrak kinerja

(Perjanjian Kinerja) tahun 2017, serta beberapa kinerja lainnya yang telah dicapai oleh

Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti.

Berdasarkan pencapaian sasaran strategis Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti dalam

meningkatkan kualitas kelembagaan iptek dan dikti mencapai 100% dari rencana sasaran

strategis tahun 2017. Keberhasilan pencapaian target tersebut merupakan cermin bahwa para

stakeholder ikut serta memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan yang

mendukung indikator kinerja utama Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

ii

Akhir kata, kepada seluruh staf Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti yang

terlibat dalam penyusunan laporan ini disampaikan ucapan terima kasih atas bantuan tenaga

dan pikiran sehingga laporan dapat diterbitkan sesuai dengan rencana. Semoga laporan kinerja

ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi serta acuan dalam menyusun rencana pelaksanaan

program dimasa yang akan datang dan sebagai pendorong peningkatan kinerja organisasi

Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti

Jakarta, Januari 2018

Direktur Jenderal

Kelembagaan Iptek dan Dikti,

ttd

Patdono Suwignjo

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

iii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Direktorat Kelembagaan Iptek dan Dikti Tahun 2017 ini disusun

sebagai perwujudan dan tekad Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti dalam

melaksanakan tugas dan fungsi serta penggunaan anggaran yang akuntabel dan transparansi.

Laporan Kinerja ini juga merupakan wujud dari kinerja dalam pencapaian sasaran strategis

Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti. Pencapaian indikator kinerja tersebut juga

merupakan cerminan bagi jajaran Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti, sehingga

menjadi pemicu dan penyemangat untuk bekerja lebih efisien dan efektif dalam mencapai

sasaran strategis yaitu meningkatnya kualitas kelembagaan iptek dan dikti.

Perubahan sebagaimana tertuang dalam perubahan renstra Kemenristekdikti tahun

2015-2019 yang tertuang dalam Permenristekdikti No 50 Tahun 2017. Untuk mencapai sasaran

strategis Meningkatnya kualitas kelembagaab iptek dan dikti, telah menetapkan 4 (empat)

indikator kinerja yaitu:

1. Jumlah Perguruan Tinggi masuk Top 500 dunia

2. Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (unggul)

3. Jumlah Taman Sains dan Teknologi (TST) yang mature

4. Jumlah Pusat Unggulan Iptek

Sasaran strategis meningkatnya kualitas kelembagaan iptek dan Dikti, dengan 4 (empat)

indikator kinerja tahun 2017 sudah tercapai semuanya dengan baik.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

2015 - 2019

Tahun 2017

Target Realisasi %

Meningkatnya kualitas

kelembagaan Iptek dan Dikti

Jumlah Perguruan Tinggi

masuk top 500 dunia 5 3 3 100%

Jumlah Perguruan Tinggi

berakreditasi A (Unggul) 110 59 65 108%

Jumlah Taman dan

Teknologi yang mature 22 16 16 100%

Jumlah Pusat Unggulan

Iptek 40 30 46 153%

Untuk mendukung pencapaian sasran strategis sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian

kinerja Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti mengelola anggaran sebesar Rp. 892.808.916,00

dan telah mengalami beberapa kali revisi karena adanya efisiensi sehingga pagu efisiennya Rp.

549.954.769.000,00.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

iv

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………... i

Ikhtisar Eksekutif …………………………... iii

Daftar Isi …………………………... iv

Daftar Tabel …………………………... v

Daftar Gambar …………………………... vii

Daftar Grafik …………………………... xi

Bab I Pendahuluan

…………………………...

1

A. Gambaran Umum Organisasi …………………………... 1

B. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi …………………………... 1

C. Tugas Pokok dan Struktur Organisasi …………………………... 2

D. Indikator Kinerja Kegiatan dan Permasalahan

Utama yang dihadapi Organisasi …………………………... 7

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

…………………………...

16

A. Rencana Strategi …………………………... 16

B. Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat

Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti …………………………... 16

C. Perjanjian Kinerja …………………………... 18

Bab III Akuntabilitas Kinerja

…………………………...

20

A. Caaian Kinerja Utama Organisasi …………………………... 20

1. Jumlah PT Masuk Top 500 Dunia …………………………... 20

2. Jumlah PT Berakreditasi A (Unggul) …………………………... 35

3. Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang

mature …………………………... 68

4. Jumlah Pusat Unggulan Iptek …………………………... 145

B. Capaian Realisasi Keuangan …………………………... 165

Bab IV Penutup

…………………………...

166

Lampiran …………………………... 167

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah SDM Direktorat Jenderal Kelembagaan

Iptek dan Dikti Tahun 2017 ……………………………. 8

Tabel 2. Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan ……………………………. 16

Tabel 3. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 ……………………………. 17

Tabel 4. Pagu Anggaran Per Unit Eselon II ……………………………. 18

Tabel 5. Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja Tahun

2016 dan 2017 ……………………………. 19

Tabel 6. Realisasi jumlah perguruan tinggi masuk Top 500

dunia

……………………………. 20

Tabel 7. Tren peringkat 9 perguruan tinggi di Indonesia

dalam QS WUR. (Sumber: QS Intelligence Unit) ……………………………. 21

Tabel 8. Rincian penilaian perguruan tinggi Indonesia

dalam QS WUR

(Sumber: QS Intelligence Unit Data)

……………………………. 21

Tabel 9. Profil World Class University di Asia Tahun 2017 ……………………………. 22

Tabel 10. Akreditasi Perguruan Tinggi 2012-2017 ……………………………. 34

Tabel 11. Jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia Tahun

2017 ……………………………. 35

Tabel 12. Perguruan Tinggi Terakreditasi A (Unggul)

Tahun 2017 ……………………………. 36

Table 13. Indikator Kinerja Dewan Eksekutif BANPT

2017 ……………………………. 40

Tabel 14. Jumlah Pengembangan STP di Indonesia ……………………………. 68

Tabel 15. Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang Mature ……………………………. 71

Tabel 16. Indikator dan Capaian Sasaran Kegiatan

Penguatan dan Pengembangan Lembaga Penelitian dan

Pengembangan

……………………………. 92

Tabel 17. Perbandingan KST Unpad dengan STP di Luar

Negeri

……………………………. 105

Tabel 18. Penyusunan Dokumen Perencanaan Solo Techno

Park

……………………………. 116

Tabel 19. Layanan Pengembangan Teknologi atau Produk

oleh Solo Techno Park

……………………………. 118

Tabel 20. Penguatan Jejaring Untuk Penguatan Inovasi

2015 – 2017

……………………………. 118

Tabel 21. Jumlah Tenant dan Bidang Usaha Yang Telah

Dinkubasi oleh Solo Techno Park

……………………………. 119

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

vi

Tabel 22. Rencana Pengembangan Sarana Prasarana IPB

Science Park

……………………………. 120

Tabel 23. Daftar Perusahaan Yang Beroperasi di IPB

Science Park

……………………………. 121

Tabel 24. Beberapa Kerjasama Penelitian ITS STP dengan

Pihak Lain ……………………………. 127

Tabel 25. Diseminasi Teknologi Terkait Kopi dan Kakao

di CCSTP

……………………………. 130

Tabel 26. Perusahaan Yang Menggunakan Teknologi

Produksi CCSTP

……………………………. 131

Tabel 27. Indikator dan Capaian Sasaran Program

Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti

(PUI)

……………………………. 132

Tabel 28. Indikator dan Capaian Sasaran Kegiatan

Penguatan dan Pengembangan Lembaga Penelitian dan

Pengembangan

……………………………. 132

Tabel 29. Lembaga Litbang yang telah Ditetapkan Sebagai

PUI Tahun 2011-2017

……………………………. 135

Tabel 30. Perbandingan Kondisi Pusat Unggulan Iptek

Perguruan Tinggi di Indonesia dan Luar Negeri ……………………………. 141

Tabel 31. Indikator dan CapaianSasaran Program

MeningkatnyaKualitasKelembagaanIptekdanDikti

……………………………. 146

Tabel 32. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Utama

(IKU) dan Indikator Kinerja Tahun 2012-2017

……………………………. 147

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. JWG RI - Perancis 2017 ……………………………. 27

Gambar 2. Seminar How Science and Techno Parks Propel

Innovation: Indonesia and Swiss Experience

……………………………. 28

Gambar 3. Arah, Kebijakan dan Strategi Pembangunan dan

Pengembangan Taman Sains dan Teknologi

……………………………. 65

Gambar 4. Dimensi, Sasaran dan Indikator Keberhasilan

Taman Sains dan Teknologi

……………………………. 66

Gambar 5. Indikator Keberhasilan Maturitas Taman Sains

dan Teknologi

……………………………. 67

Gambar 6. Peran STP dalam memfasilitasi aktor-aktor

inovasi (A-B-G)

……………………………. 70

Gambar 7. Empat faktor kunci dalam Pengembangan

Taman Sains dan Teknologi

……………………………. 71

Gambar 8. Kolaborasi dan Peranan ABG dalam

Pengembangan Taman Sains dan Teknologi

……………………………. 72

Gambar 9. Daftar Lokasi Pengembangan STP ……………………………. 78

Gambar 11. Rencana pengembangan Science Techno Park

(STP) Riau sampai tahun 2020

……………………………. 79

Gambar 11. Batam Techno Park ……………………………. 81

Gambar 12. Launching Dan Seminar Forum Organisasi

Profesi Iptek I Tahun 2017

……………………………. 90

Gambar 13. Lokasi dan Aksesibilitas KST Unpad ……………………………. 99

Gambar 14. Konsep Pengembangan KST Unpad ……………………………. 100

Gambar 15. Strategi Pengembangan Kelembagaan KST

Unpad

……………………………. 100

Gambar 16. Layanan KST Unpad ……………………………. 101

Gambar 17. Clustering Inventor dan Tenant KST Unpad ……………………………. 101

Gambar 18. Roadmap KST Universitas Padjadjaran ……………………………. 102

Gambar 19. Lokasi Tapak Lahan Gedung Pengelola dan

Inkubator Bisnis KST Unpad

……………………………. 104

Gambar 20. Rencana Tapak IPB - SP ……………………………. 121

Gambar 21. Posisi Pengelola STP ITS Dalam Struktur

Organisasi ITS

……………………………. 126

Gambar 22. Pemberian Sertifikat dan Trofi oleh

Menristekdikti kepada Lembaga PUI

……………………………. 132

Gambar 23. Penandatanganan Kerjasama antara Lembaga

PUI dengan Mitra disaksikan oleh Dirjen Kelembagaan

Iptek dan Dikti pada kegiatan Indonesia Innovation Day di

Belanda

……………………………. 135

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

viii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Prosentase Program Studi yang diminati dalam

program KNB (2010 – 2017) ……………………………. 26

Grafik 2. Sebaran Beasiswa KNB di Perguruan Tinggi

(2010 – 2017) ……………………………. 27

Grafik 3. Distribusi Asal Mahasiswa Internasional di

Indonesia ……………………………. 31

Grafik 4. Realisasi Jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi

A (Unggul) ……………………………. 35

Grafik 5. Bobot Penilaian 7 Standar Akreditasi Institusi

Perguruan Tinggi ……………………………. 39

Grafik 6. Capaian Proses Akreditasi Program

Studi/Perguruan Tinggi Tahun 2017 ……………………………. 42

Grafik 7. Sasaran Akreditasi Program Studi/Perguruan

Tinggi Tahun 2017 ……………………………. 43

Grafik 8. Jumlah PTS Penerima Berdasarkan Jawad an

Luar Jawa

……………………………. 44

Grafik 9. Jumlah PTS Penerima Berdasarkan Kopertis ……………………………. 44

Graik 10. Jumlah Rekomendasi Penataan Kelembagaan ……………………………. 46

Grafik 11. Jumlah Rekomendasi Pendirian PT Baru ……………………………. 51

Grafik 12. Jumlah Rekomendasi Pembukaan Program

Studi Baru

……………………………. 54

Grafik 13. Kegiatan Utama Pengembangan STP Per

Lokasi ……………………………. 78

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

1

BAB I PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI

Berdasarkan Permenristekdikti nomor 15 Tahun 2015 pada pasal 176 dijelaskan bahwa

Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti didukung oleh 5 (lima) eselon II

yaitu:

1. Sekretaris Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti

2. Direktur Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi

3. Direktur Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi

4. Direktur Lembaga Penelitian dan Pengembangan

5. Direktur Kawasan Sains dan Teknologi, dan Lembaga Penunjang Lainnya.

Dalam pelaksanaannya Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti mempunyai

2 (fungsi layanan), yaitu adalah fungsi pendidikan dan fungsi layanan umum terdiri

dari:

No Fungsi Pendidikan Fungsi Layanan Umum

1 Direktorat Pengembangan Kelembagaan

Perguruan Tinggi

Direktorat Lembaga Penelitian dan

Pengembangan

2 Direktorat Pembinaan Kelembagaan

Perguruan Tinggi

Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi,

dan Lembaga Penunjang Lainnya

Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan baik fungsi layanan Pendidikan maupun

fungsi layanan umum diperlukan dukungan manajemen yang dikelola oleh Sekretariat

Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti.

B. DASAR HUKUM PEMBENTUKAN ORGANISASI

Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti dibentuk

berdasarkan:

1. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kementerian Riset, Teknologi,

dan Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

14);

2. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian

dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014 -2019 sebagaimana

telah diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 79/P Tahun

2015 tentang Penggantian beberapa Kementerian Kabinet Kerja Periode Tahun

2014-2019

3. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahun 2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan

Tinggi

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

2

C. TUGAS POKOK DAN STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti berdasarkan Peraturan Menteri

Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi terdiri dari:

1. Direktur Jenderal

2. Sekretaris Direktorat Jenderal

3. Direktur Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi

4. Direktur Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi

5. Direktur Lembaga Penelitian dan Pengembangan

6. Direktur Kawasan Sains dan Teknologi, dan Lembaga Penunjang Lainnya *) detail sesuai dengan bagan struktur organisasi

Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 22 Tahun 2016

tentang Rincian Tugas di Lingkungan Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti

dengan rincian tugas sebagai berikut:

1. Rincian Tugas Sekretariat Direktorat Jenderal:

a. melaksanakan penyusunan program kerja Sekretariat Direktorat Jenderal dan

konsep program kerja Direktorat Jenderal;

b. melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana, program, kegiatan, sasaran,

dan anggaran Direktorat Jenderal;

c. melaksanakan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana, program,

kegiatan, sasaran, dan anggaran Direktorat Jenderal;

d. melaksanakan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan di

bidang kelembagaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi;

e. melaksanakan fasilitasi advokasi hukum di lingkungan Direktorat Jenderal;

f. melaksanakan penyiapan dokumen dan koordinasi kerja sama di lingkungan

Direktorat Jenderal;

g. melaksanakan pengembangan sistem, pengelolaan, dan layanan informasi di

bidang kelembagaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan tinggi;

h. melaksanakan urusan ketatausahaan, persuratan, dan kearsipan di lingkungan

Direktorat Jenderal;

i. melaksanakan penyusunan formasi dan rencana pengembangan pegawai di

lingkungan Direktorat Jenderal;

j. melaksanakan urusan mutasi kepegawaian di lingkungan Direktorat Jenderal;

k. melaksanakan urusan pengembangan, disiplin, penghargaan, dan kesejahteraan

pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal;

l. melaksanakan penyusunan usul penyempurnaan organisasi dan pelembagaan di

lingkungan Direktorat Jenderal;

m. melaksanakan analisis jabatan dan analisis organisasi di lingkungan Direktorat

Jenderal;

n. melaksanakan penyusunan peta bisnis proses dan sistem prosedur kerja di

lingkungan Direktorat Jenderal;

o. melaksanakan urusan kerumahtanggaan di lingkungan Direktorat Jenderal;

p. melaksanakan pengelolaan barang milik negara di lingkungan Direktorat

Jenderal;

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

3

q. melaksanakan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen Sekretariat Direktorat

Jenderal; dan

r. melaksanakan penyusunan laporan Sekretariat Direktorat Jenderal dan konsep

laporan Direktorat Jenderal.

2. Rincian Tugas Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan:

a. melaksanakan penyusunan program kerja Direktorat;

b. melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan di bidang penguatan dan

penjaminan mutu lembaga penelitian dan pengembangan;

c. melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang

penguatan lembaga penelitian dan pengembangan;

d. melaksanakan penyusunan pedoman penguatan dan penjaminan mutu lembaga

penelitian dan pengembangan;

e. melaksanakan fasilitasi penjaminan mutu lembaga penelitian dan

pengembangan;

f. melaksanakan penyusunan bahan penilaian kinerja lembaga penelitian dan

pengembangan;

g. melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan di bidang penguatan dan

penjaminan mutu lembaga penelitian dan pengembangan;

h. melaksanakan penyusunan laporan di bidang penguatan lembaga penelitian dan

pengembangan serta fasilitasi penjaminan mutu lembaga penelitian dan

pengembangan;

i. melaksanakan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen Direktorat; dan

j. melaksanakan penyusunan laporan Direktorat.

3. Rincian Tugas Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi, dan Lembaga Penunjang

Lainnya:

a. melaksanakan penyusunan program kerja Direktorat;

b. melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan

kawasan sains dan teknologi dan lembaga penunjang lainnya;

c. melaksanakan penyusunan pedoman pengembangan dan evaluasi kawasan sains

dan teknologi dan lembaga penunjang lainnya;

d. melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang

pengembangan kawasan sains dan teknologi dan lembaga penunjang lainnya;

e. melaksanakan penyusunan rencana dan pembangunan kawasan sains dan

teknologi di kawasan politeknik;

f. melaksanakan fasilitasi kawasan sains dan teknologi di kawasan politeknik dan

kawasan sains dan teknologi lainnya;

g. melaksanakan fasilitasi pengembangan dan pembinaan lembaga inkubator dan

intermediasi teknologi, dan lembaga penunjang lainnya;

h. melaksanakan fasilitasi organisasi profesi di bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi;

i. melaksanakan pemberian apresiasi kawasan sains dan teknologi dan lembaga

penunjang lainnya;

j. melaksanakan pemantauan dan evaluasi pengembangan kawasan sains dan

teknologi dan lembaga penunjang lainnya;

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

4

k. melaksanakan penyusunan laporan di bidang pengembangan kawasan sains dan

teknologi dan lembaga penunjang lainnya;

l. melaksanakan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen Direktorat; dan

m. melaksanakan penyusunan laporan Direktorat.

4. Rincian Tugas Direktorat Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi:

a. melaksanakan penyusunan program kerja Direktorat;

b. melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan dan

penataan kelembagaan perguruan tinggi;

c. melaksanakan penyusunan pedoman pengembangan dan penataan kelembagaan

perguruan tinggi;

d. melaksanakan penyusunan standar dan kriteria kelembagaan perguruan tinggi;

e. melaksanakan penilaian usul pengembangan dan penataan kelembagaan

perguruan tinggi;

f. melaksanakan penyusunan pemberian bimbingan teknis pengembangan dan

penataan kelembagaan perguruan tinggi;

g. melaksanakan penyusunan rekomendasi pendirian, perubahan, dan penutupan

perguruan tinggi negeri;

h. melaksanakan penyusunan bahan pemberian ijin pendirian, perubahan, dan

penutupan perguruan tinggi swasta;

i. melaksanakan penyusunan penetapan pendirian, perubahan, dan penutupan

perguruan tinggi negeri;

j. melaksanakan fasilitasi pengembangan dan penataan kelembagaan perguruan

tinggi;

k. melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan di bidang pengembangan dan

penataan kelembagaan perguruan tinggi;

l. melaksanakan penyusunan laporan di bidang pengembangan dan penataan

kelembagaan perguruan tinggi;

m. melaksanakan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen Direktorat; dan

n. melaksanakan penyusunan laporan Direktorat.

5. Rincian Tugas Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi:

a. melaksanakan penyusunan program kerja Direktorat;

b. melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembinaan

kelembagaan perguruan tinggi;

c. melaksanakan penyusunan pedoman pembinaan kelembagaan perguruan tinggi;

d. melaksanakan penilaian usul pembinaan kelembagaan perguruan tinggi;

e. melaksanakan penyusunan rekomendasi di bidang pembinaan kelembagaan

perguruan tinggi;

f. melaksanakan penyusunan pengembangan kerja sama perguruan tinggi;

g. melaksanakan pemantauan dan evaluasi di bidang pembinaan kelembagaan

perguruan tinggi;

h. melaksanakan penyusunan laporan di bidang pembinaan kelembagaan

perguruan tinggi;

i. melaksanakan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen Direktorat; dan

j. melaksanakan penyusunan laporan Direktorat.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

5

;/ dat akeu2 0 15/ st rukt ur o rganiasai d it jen.IPTEKdan D IKT I 2 0 15

DIREKTORAT LEMBAGA PENELITI

DAN PENGEMBANGAN

(Ir. Kemal Prihatman, M.Eng)

DIREKTORAT KAWASAN SAINS

DAN TEKNOLOGI DAN LEMBAGA

PENUNJANG LAINNYA

Dr.Ir. Lukito Hasta P, M.Sc)

DIREKTORAT PENGEMBANGAN

KELEMBAGAAN PENDIDIKAN

TINGGI

(Dr. Ir. Ridwan, M.Sc.)

Kasie Lembaga Penelitian dan

Pengembangan Kementerian

(Edita Diah Triana Dewi)

Kasie Lembaga Penelitian dan

Pengembangan Non Kementerian

(Ashwin Firmansyah)

Kasie Pengembangan

(Engkas Sukaesih)

Kasie Evaluasi

(Duddy Hermawan)

Kasie Pengembangan Perguruan Tinggi

Program Akademik I

(Siti Labiba Fathin)

Kasie Pengembangan Perguruan Tinggi

Program Akademik II

(Minerva Wenno)

Kasubdit Lembaga Penelitian dan

Pengembangan Pemerintah Pusat

(Yudho Baskoro, S.Sos, M.Si, MPP.)

Kasubdit Penjaminan Mutu dan

Penilaian Kinerja Lembaga Penelitian

dan Pengembangan

(Lelya Nirsa, S.Sos, M.Hum.)

Kasubdit Lembaga Penunjang Lainnya

(Dr. Ir. Dwi Nowo Martno, M.Si)

Kasubdit Pengendalian Kelembagaan

Perguruan Tinggi

(Dr. Henry Togar Tambunan)

Kassubag Tata Usaha Direktorat

Lembaga Peneliti dan Pengembangan

(Ellia Dariah)

Kassubag Tata Usaha Direktorat Kawasan

Sains dan Teknologi dan Lembaga

Penunjang Lainnya

(Dwi Astuti)

Kassubag Tata Usaha Direktorat

Pengembangan Kelembagaan

Pendidikan Tinggi

(Evi Nursanti)

Kasubdit Kawasan Sains dan Teknologi

(Ir. Gopa Kusworo, M.Eng.)

Kasubdit Pengembanngan Perguruan

Tinggi Program Akademi

(Ir. Tato Setiyarto)

Kasubdit Pemberdayaan Kelembagaan

Perguruan Tinggi

(Endang Pergiwati, S.Sos.)

Kasubdit Lembaga Penelitian dan

Pengembangan Pemerintah Daerah

(Rosmaniar Dini, SE, MM.)

Subbag Pemantauan dan Evaluasi

(Heneria Thyar Prasetyani)

Subbag Rumah Tangga

(Abdillah)

Subbag Perbendaharaan dan

Pelaporan Keuangan

(Josephine Margareta)

Subbag Barang Milik Negara (BMN)

(Putri Nailatul Himma)

Kassubag Tata Usaha Direktorat

Pembinaan Kelembagaan Pendidikan

Tinggi

(Bambang Haryono)

Subbag Kerja Sama

(Vivi Indra Amelia)

Subbag Layanan Informasi

(Sri Partini)

DIREKTORAT PEMBINAAN

KELEMBAGAAN PENDIDIKAN

TINGGI

(Dr. Totok Prasetyo, B.Eng.,MT.)

SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL

(Dr.Ir. Agus Indarjo, M.Ph.)

KEPALA BAGIAN PERENCANAAN

DAN PENGANGGARAN

(Dra. Sawitri Isnandari)

KEPALA BAGIAN UMUM

(Arsiadi, SE.)

Subbag Perencanaan

(Waluyo Basuki)

Subbag Tata Usaha dan

Kepegawaian

(Dwi Septi Sulastri)

KEPALA BAGIAN HUKUM, KERJA

SAMA, & LAYANAN INFORMASI

(Sakti Nasution, SH.)

Subbag Hukum

(Leyla Nadia)

STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

TAHUN 2017

DIRJEN KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI

(Dr.Ir. Patdono Suwignjo, M.Eng.Sc)

Kasie Wilayah I

(Dewi Yulianti)

Kasie Inkubator Teknologi

(Tekad Iman Sumarisman)

Kasie Wilayah II

(Enny Suci Rahayu)

Kasie Intermediasi Teknologi

(Tiara Elgi Fienda)

Kasubdit Lembaga Inkubator dan

Intermediasi Teknologi

(Ir. Yani Sofyan, MT.)

Kasubdit Pengembanngan Perguruan

Tinggi Program Vokasi

(Drs. Sudarsono)

Kasie Industri Manufaktur, Agro,

Kesehatan dan Obat

(Irmawati)

Kasie Penataan

(Irvan Aji Setiawan)

Kasubdit Lembaga Penelitian dan

Pengembangan Industri

(Galuh Endah Palupi, ST, MM.)

Kasubdit Organisasi Profesi

(Dedy Saputra, SE., S.Sos.,M.Pub.Pol.)

Kasie Industrio Berbasis Teknologi Tinggi

(Leni Purwaningsih)

Kasie Pengawasan

(Leli Nurleli)

Kasie Penjaminan Mutu

(Siti Nurosiah)

Kasie Dewan Riset

(Karlin Wahyudi)

Kasie Penilaian Kinerja

(Yuni Syam)

Kasie Lembaga Penunjang Lainnya

(Sarmini)

Kasie Penguatan Kelembagaan

Perguruan Tinggi

(Dedi Irawan)

Kasie Tata Kelola Perguruan Tinggi

(Irma Gitawati)

Kasie Penilaian Kinerja Perguruan Tinggi I

(Sugiharto)

Kasie Penilaian Kinerja Perguruan Tinggi

II (M.

Dian Indra)

Kasie Kerja Sama Luar Negeri

(Adrial Refadin)

Kasie Kerja Sama Dalam Negeri

(M. Ifdal)

Kasubdit Penilaian Kinerja Perguruan

Tinggi

(Dra.Nining Setyawati)

Kasubdit Kerja Sama Perguruan Tinggi

(R. Purwanto Subroto, Ph.D.)

Kasie Pengendalian Kelembagaan I

(I Gede Gita Dharma Husada)

Kasie Pengendalian Kelembagaan II

(Kristiantoro Nurwahyono)

Kasie Pengembangan Perguruan Tinggi

Program Vokasi I

(Anang Sudrajat)

Kasie Pengembangan Perguruan Tinggi

Program Vokasi II

(Deis Savitri)

Kasie Penataan Kelembagaan I

(Aulia Ni'matu Fajar)

Kasie Penataan Kelembagaan II

(Ardian Kusuma)

Kasubdit Penataan Kelembagaan

Perguruan Tinggi Tinggi

(Dra. Sylvia Supartiningsih)

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

6

D. INDIKATOR KINERJA KEGIATAN DAN PERMASALAHAN UTAMA

YANG DIHADAPI ORGANISASI

Beberapa pencapaian indikator keberhasilan dalam melaksanakan dukungan

manajemen yaitu tugas menyelenggarakan fungsi penyiapan koordinasi kegiatan,

penyusunan rencana dan evaluasi program dan anggaran, peraturan perundang-

undangan advokasi, bahan kerjasama dan layanan informasi, pembinaan dan pemberian

dukungan administrasi kepegawaian, penataan organiasasi dan tata laksana,

pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan barang/jasa,

disampaikan sebagai berikut:

a. Kepegawaian:

Jumlah layanan Kepegawaian di Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti,

yang telah dilakukan pada tahun 2017 antara lain:

No Layanan Kepegawaian Asal/Gol Tahun

2016

Tahun

2017

1 Mutasi Pegawai Kemdikbud - 7

Kominfo - 1

Batan - 1

Setneg - 4

2 Kenaikan Pangkat IV/a 4 2

III/d - 1

III/c 5 17

III/b - 2

3 Kenaikan Gaji Berkala - 43 6

4 Usulan Penghargaan Satya Lencana 20 Tahun

30 Tahun

3

6

2

3

5 Penyesuaian Ijazah - 2 3

6 Ujian Dinas - 1 1

7 Cuti Pegawai - 63 76

8 Proses Pembuatan Karpeg PNS - - 6

9 Proses Pembuatan Taspen PNS - - 5

10 Penerbitan kartu BPJS PPNPN - - 21

11 Usulan Penerbitan SK Pensiun - 2 4

12 Usulan Izin Belajar/Tugas Belajar - - 3

Untuk menunjang pencapaian indikator kinerja pada Direktorat Jenderal

Kelembagaan Iptek dan Dikti didukung dengan jumlah sumber daya manusia terdiri

dari 127 orang PNS dan 103 PPNPN dengan rincian sebagai berikut:

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

7

Tabel 1. Jumlah SDM Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Tahun

2017

No Unit Kerja

Jenis Kelamin Jumlah

Pria Wanita

1 Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti 1 - 1

2 Sekretariat Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti 14 17 31

3 Direktorat Pengembangan Kelembagaan Perguruan

Tinggi 8 10 18

4 Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan

Tinggi 16 8 24

5 Direktorat Penguatan dan Pengembangan Lembaga

Penelitian dan Pengembangan 6 17 23

6 Direktorat Pengembangan Taman Sains dan

Teknologi (TST) dan Lembaga Penunjang Lainnya 20 10 30

7 PPNPN 74 28 102

Jumlah 139 90 229

b. Barang Milik Negara

Per 31 Desember 2017, Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti memiliki nilai

asset Rp 156.016.549.570,- (seratus lima puluh enam milyar enam belas juta lima ratus

empat puluh sembilan ribu lima ratus tujuh puluh rupiah). Bila dibandingkan dengan

tahun anggaran 2016, aset Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti mengalami kenaikan

50,71% dengan rincian sebagai berikut:

KODE

AKUNNAMA AKUN

PER 31 DESEMBER

2017

PER 31 DESEMBER

2016 (AUDITED)

KENAIKAN

(PENURUNAN)

% KENAIKAN

(PENURUNAN)

117111 Barang Konsumsi 24,208,269 12,168,850 12,039,419 98.94%

117122

Tanah Bangunan untuk Dijual

atau Diserahkan kepada

Masyarakat 72,843,865,327 32,010,472,437 40,833,392,890 127.56%

117124

Peralatan dan Mesin untuk

Dijual atau Diserahkan kepada

Masyarakat 66,395,259,891 67,106,605,135 (711,345,244) -1.06%

117127Aset Lain-Lain untuk Dijual atau

Diserahkan kepada Masyarakat915,058,640 431,780,000 483,278,640 111.93%

132111 Peralatan dan Mesin 9,586,938,918 6,468,720,729 3,118,218,189 48.20%

136111 Konstruksi Dalam Pengerjaan 9,941,444,500 - 9,941,444,500 100.00%

137111Akumulasi Penyusutan

Peralatan dan Mesin (4,019,036,374) (2,702,055,741) (1,316,980,633) 48.74%

162151 Software 603,278,325 571,778,325 31,500,000 5.51%

162191 Aset Tak Berwujud Lainnya 123,750,000 - 123,750,000 100.00%

169315 Akumulasi Amortisasi Software(398,217,926) (378,626,676) (19,591,250) 5.17%

JUMLAH 156,016,549,570 103,520,843,059 52,495,706,511 50.71%

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

8

Adapun perubahan nilai aset selama tahun 2017 ini disebabkan;

I. Penambahan BMN dikarenakan:

a. Pembelian kendaraan operasional, peralatan kantor, serta software yang akan

dipergunakan oleh Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti untuk mendukung manajemen

dalam meningkatkan kualitas kelembagaan Iptek dan Dikti, senilai Rp 1.157.915.000,-

sebanyak 55 unit/set/paket;

b. Pembelian peralatan hardware untuk peningkatan kualitas kelembagaan Iptek dan Dikti

di BAN-PT senilai Rp 219.641.281,- (dua ratus sembilan belas juta enam ratus empat

puluh satu ribu dua ratus delapan puluh satu rupiah) sebanyak 28 unit/set.

c. Pembelian Persediaan untuk Operasional Perkantoran selama tahun 2017 sebesar Rp

718.185.350,-;

d. Pengadaan BMN yang sudah direncanakan untuk diserahkan kepada

Pemda/Masyarakat terkait Program Pengembangan Science Techno Park Tahun 2017,

senilai Rp 81.898.997.873,- (delapan puluh satu milyar delapan ratus sembilan puluh

delapan juta sembilan ratus sembilan puluh tujuh ribu delapan ratus tujuh puluh tiga

rupiah) sebanyak 332.479 unit/set/paket, untuk 15 lokus STP;

e. Pengadaan BMN yang sudah direncanakan untuk diserahkan kepada masyarakat terkait

Program Pengembangan Perguruan Tinggi Swasta Tahun 2017, senilai Rp

36.655.722.409,- (tiga puluh enam milyar enam ratus lima puluh lima juta tujuh ratus

dua puluh dua ribu empat ratus embilan rupiah) sebanyak 4.855 unit/set/paket, untuk

115 perguruan tinggi swasta.

II. Pengurangan BMN dikarenakan:

a. Pemakaian Persediaan untuk Operasioal Perkantoran selama tahun 2017 sebesar Rp

706.145.931,-;

b. Pemindahtanganan BMN yang memang sudah direncanakan untuk diserahkan kepada

Pemda berkaitan dengan Program Pengembangan Science Techno Park Tahun 2016,

senilai Rp 54.731.856.158,- sebanyak 5.657 unit, dengan rincian;

No Nama STP Jenis Barang Jumlah Unit

Diserahterimakan

Nilai yang

Dihibahkan

1 Sumbawa

Gedung, Peralatan Mesin

& Meubelair 953

9.120.736.104

2 Sragen

Gedung, Peralatan Mesin

& Meubelair

68

2.852.216.000

3 Jepara

Peralatan Mesin &

Meubelair

468

9.042.211.000

4 Palembang

Gedung, dan Peralatan

Mesin

36

1.431.815.500

5 Solo Peralatan Meubelair 3,604

6.299.803.553

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

9

Peralatan Mesin 4

7.529.500.000

6 IPB Renovasi Gedung

1

972.019.000

7 Kaur

Peralatan Mesin &

Meubelair

329

1.957.631.322

Gedung

3

8.365.115.679

8 Riau

Gedung, Peralatan Mesin

& Meubelair

191

7.160.808.000

Jumlah 5.657 54.731.856.158

c. Pemindahtanganan BMN yang diserahkan kepada Masyarakat berkaitan dengan

Program Pengembangan Perguruan Tinggi Swasta Tahun 2016, senilai Rp

16.661.543.584,- sebanyak 3.217 unit, dengan rincian;

No Usulan

Pemindahtanganan

PPPTS 2016

Jenis Barang Jumlah Unit

Diserahterimakan

Nilai yang

Dihibahkan

1 Tahap 1

Peralatan dan

Mesin 1.460

9.119.432.365

2 Tahap 2

Peralatan dan

Mesin 1.757

7.542.111.219

Jumlah 3.217

16.661.543.584

c. Rumah Tangga

Layanan kegiatan rumah tangga Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti

yang telah dilakukan di tahun 2017, adalah sebagai berikut:

1. Inventaris penggunaan barang/ATK dan permintaan kebutuhan operasional

2. Inventaris daftar keperluan pokok kantor

3. Pencatatat penggunaan ruang sidang kantor

4. Penataan dan pemeliharaan ruangan kantor

5. Penataan arsip dan jadwal referensi arsip dan keamanan akses

6. FGD dengan tim K3 (Keselamatan Kerja)

d. Hukum, Kerjasama dan Layanan Informasi

Layanan Hukum, Kerjasama dan Layanan Informasi yang telah dicapai sepanjang

tahun 2017 adalah sebagai berikut:

1. Hukum

Surat Keputusan yang telah diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Kelembagaan

Iptek dan Dikti sebanyak 116 Surat Keputusan (SK) untuk mendukung beberapa

program dan kegiatan pada Diektorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

10

Berikut rekapitulasi SK yang telah diterbitkan, sebagai berikut:

No Direktorat/Bagian Jumlah Tahun

2017 SK Dirjen SK Setditjen

1 Direktorat Pengembangan

Kelembagaan PT

2 2 4

2 Direktorat Pembinaan

Kelembagaan PT

2 2 4

3 Direktorat Lembaga Penelitian

dan Pengembangan

7 - 7

4 Direktorat Kawasan Sains dan

Teknologi, dan Lembaga

Penunjang Lainnya

- - 0

5 Sekretariat Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti

A Bagian Umum - 93 93

B Bagian Perencanaan dan

Penganggaran

4 - 4

C Bagian Hukum, Kerjasama dan

Layanan Informasi

4 - 4

Total SK yang telah diterbitkan 19 97 116

2. Kerjasama

Jumlah layanan kerjasama yang telah diterbitkan pada tahun 2017 terdiri dari 2

dokumen yaitu Dokumen Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama dan

Dokumen Adminstrasi Perjalanan Dinas Luar Negeri, berikut beberapa dokumen

yang telah diterbitkan, sebagai berikut:

No Jenis dokumen Jumlah Keterangan

1 Nota Kesepahaman 1 Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

Dengan PT Riset Perkebunan Nusantara

Tentang Pembentukan dan

Pengembangan Oil Palm Science Techno

Park Berbasis Kelapa Sawit dan

Hilirisasinya di Sumatera Utara.

2 Perjanjian Kerja Sama 3 - Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti

dengan Ditjen Imigrasi Kementerian

Hukum dan HAM tentang Layanan

Izin Belajar dan Student Visa;

- Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti

Dengan Ditjen Bina Konstruksi

Kemen PUPR Tentang Pelaksanaan

Praktik Keinsinyuran Pada Program

Profesi Insinyur Bidang Pekerjaan

Umum, Perumahan, dan Kawasan

Permukiman

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

11

- Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti

dengan Institut Otomotif Indonesia

tentang pengembangan pendidikan

vokasi otomotif;

3 Memorandum of Agreement

(MoA)

2 1. Dit. Kawasan Sains dan Teknologi

dan Lembaga Penunjang Lainnya

dengan Lund University Swedia;

2. Bidang Kolaborasi Riset, Kerjasama

Pengembangan Inkubasi Teknologi

dan Science Park antara Ristekdikti

dengan High Tech Campus

Eindhoven (HTCE);

4 MoU 3 - BAN PT dengan NAAAA (National

Agency for Academic Assesment and

Accreditation) Timor Leste

- BAN PT dengan HEEACT (Higher

Education Evaluation and

Accreditation Council of Taiwan);

- BAN PT dengan QAAHE (Quality

Assurance Agency for Education)

Inggris;

5 Administrasi Perjalanan

dinas luar negeri

28

3. Layanan Informasi

Layanan Informasi yang telah dilaksanakan pada tahun 2017 adalah sebagai

berikut:

1. Laporan hasil pemberitaan program kegiatan di Lingkungan Direktorat Jenderal

Kelembagaan Iptek dan Dikti, melalui media cetak maupun media elektronik;

2. Laporan hasil pemberitaan program kegiatan di Direktorat Jenderal

Kelembagaan Iptek dan Dikti yang melebihi target dari 30 pemberitaan menjadi

77 berita per November 2017

3. Pengembangan websiste dan terupdatenya konten website kelembagaan

4. Terbitnya majalah Simbaga

5. Tersusunnya Tim Website Kelembagaan

6. Tersusunnya Tim Majalah Simbaga

7. Periode tahun 2017 Pelayanan di pintu telah berhasil memberikan informasi atau

menjawab tamu sebanyak 1.926 tamu per November 2017, dan

8. Pertanyaan dan pengaduan melalui layanan informasi aspirasi dan pengaduan

online rakkyat (LAPOR) periode 2017 telah berhasil di jawab sebanyak 96

pengaduan di LAPOR per November 2017,

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

12

e. Perencanaan dan Penganggaran

Untuk Perencanaan dan Penganggaran capaian kinerja Bagian Perencanaan dan

Penganggaran Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti sebagai berikut:

1. Perencanaan

Layanan yang telah dilakukan pada Subbagian Perencanaan adalah sebagai berikut:

a. Revisi draft renstra Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti

b. Usulan RKP dan pagu indikatif tahun 2018 Direktorat Jenderal Kelembagaan

Iptek dan Dikti

c. Usulan pagu indikatif tahun 2018 Satker di lingkungan Ditjen Kelembagaan

Iptek dan Dikti

d. Usulan pagu anggaran tahun 2018 dan efisiensi APBNP tahun 2017 Ditjen

Kelembagaan Iptek dan Dikti, serta Satker di lingkungan Ditjen Kelembagaan

Iptek dan Dikti

e. Usulan pagu alokasi tahun 2018 Ditjen Kelembagaan dan Satker di bawah

Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti

f. Penyusunan RKAKL konsep DIPA Satker di lingkungan Ditjen Kelembagaan

Iptek dan Dikti

g. Realokasi Program Revitalisasi Vokasi ke 12 Satker Politeknik

h. Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran

2. Perbendaharaan dan Pelaporan Keuangan

Layanan pada Subbagian Perbendaharaan dan Pelaporan keuangan yang sudah

dilakukan adalah:

a. Penyusunan Laporan Keuangan tahun 2016

b. Penyampaian Dokumen usulan UP Dispensasi

c. Penyusunan Laporan Pertanggung Jawaban setiap bulan

d. Penyampaian Usulan Dokumen Persetujuan TUP

e. Penyusunan Laporan Keuangan Audited 2016

f. Tanggapan Konsep Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan 2016

g. Penyampaian Dokumen Pengajuan revolving UP

h. Laporan Pajak setiap bulan

i. Laporan dan Konfirmasi Pengembalian Kas Negara

j. Verifikasi SPJ LS-BP dan Revolving UP

k. Tindak Lanjut LHP BPK Tahun 2016

l. Pencairan kontrak-kontrak

m. Pembayaran Gaji PNS dan PPNPN

n. Pembayaran Uang makan

3. Pemantauan dan Evaluasi

Untuk layanan pada Subbagian Pemantauan dan Evaluasi kegiatan yang sudah

dilakukan adalah:

a. Laporan Kinerja Tahun 2016 Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti

b. Laporan Capaian Output pada aplikasi Simonev (B1 s.d. B12)

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

13

c. Laporan Capaian Kinerja Eselon I dan Eselon II per-Triwulan (B3, B6, B9

dan B12) pada aplikasi Simonev

d. Laporan Pemantauan dan Evaluasi per-Triwulan ke Satker di bawah Ditjen

Kelembagaan Iptek dan Dikti

e. Laporan Pemantauan dan Evaluasi per-Triwulan program/kegiatan Ditjen

Kelembagaan Iptek dan Dikti

f. Laporan Evaluasi Kegiatan Prioritas/KSP

g. Penyusunan Perjanjian Kinerja 2017

h. Laporan data dukung Penilaian SAKIP untuk Kemen PAN-RB

i. Penyusunan Penyelarasan Rencana Aksi, Sasaran dan Indikator Kinerja

Tahun 2018

j. Penyusunan draft Laporan Kinerja Tahun 2017 Ditjen Kelembagaan Iptek

dan Dikti

Sejak terjadi perubahan struktur pada Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan

Tinggi pada tahun 2015, sampai dengan tahun anggaran 2017 secara garis besar

mengalami keterlambatan dalam penyelenggaraan kegiatan pada tiap tingkat Eselon II.

Beberapa jabatan yang kosong dikarenakan staf yang sedang tugas belajar dan

memasuki masa pensiun sampai saat ini masih kosong. Selain itu permasalahan yang

dihadapi adalah tidak ada penerimaan CPNS untuk staf struktural administrasi pada

tahun 2017, sehingga faktor ini menjadi kendala dalam pelaksanaan program dan

kegiatan pada Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti.

Selain permasalahan diatas ada beberapa permasalahan yang juga terjadi pada

organisasi Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti dalam mencapai sasaran

strategis Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti, yaitu antara lain:

1. payung hukum untuk pemberian bantuan hibah pada PP-PTS (pedoman umum) di

Direktorat Pembinaan Kelembagaan Iptek dan Dikti terlambat disusun;

2. waktu dalam pengadaan/lelang terkait program/kegiatan pada Direktorat Kawasan

Sains Teknologi dan Lembaga Penunjang Lainnya dan pengurusan perjalanan dinas

pada program revitalisasi Pendidikan Vokasi pada Direktorat Pengembangan

Kelembagaan Iptek dan Dikti;

3. Adanya efisiensi anggaran menyebabkan beberapa program tidak mencapai target

yang telah ditetapkan;

4. Masih terbatasnya jumlah evaluator yang sesuai dengan keragaman bidang ilmu,

sehingga ada beberapa evaluator yang mendapat beban penilaian berlebih sehingga

tidak melakukan evaluasi dengan tepat waktu;

5. Usul dan evaluasi perubahan perguruan tinggi negeri saat ini belum menggunakan

system online;

6. Terbatasnya SDM sebagai sumber daya utama untuk mencapai sasaran strategis

Meningkatnya kualitas kelembagaan Iptek dan Dikti,

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

14

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang telah

ditetapkan untuk tahun 2015 – 2019 mengalami beberapa kali revisi. Sehingga ada

beberapa indikator pada Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti mengalami

perubahan sasaran kegiatan. Namun secara prinsip perubahan sasaran kegiatan pada

Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti tidak mempengaruhi perubahan

semua capaian indikator kinerja dan tidak mempengaruhi upaya untuk mewujudkan visi

dan misi yang diemban oleh Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti yaitu

"Meningkatkan akses, relevansi, dan mutu pendidikan tinggi untuk menghasilkan SDM

yang berkualitas".

B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DITJEN KELEMBAGAAN IPTEK DAN

DIKTI

1. ARAH KEBIJAKAN

Arah kebijakan yang terkait dengan kontek Kelembagaan Iptek dan Dikti adalah:

a. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi:

Revitalisasi kelembagaan khususnya dalam upaya membangun fleksibilitas

kelembagaan iptek dan mendorong Lembaga Penelitian dan Pengembangan

untuk menjadi Pusat Unggulan atau Center of Execelen.

Termasuk didalamnya adalah:

1. BPPD sebagai koordinator sistem inovasi daerah (SIDa)

2. Taman Sains Teknopark sebagai wahana implementasi SIDa

3. Inkubator teknologi

4. KNAPP sebagai pelaksana akreditasi dengan penjaminan mutu Lembaga

litbang

b. Pendidikan Tinggi

Meningkatnya kualitas Pendidikan tinggi melalui strategi:

- Peningkatan akreditasi perguruan tinggi

- Peningkatan Kerjasama Perguruan Tinggi

- Peningkatan dan pemerataan akses Pendidikan tinggi

- Revitalisasi pendidikan vokasi

2. STRATEGI KEBIJAKAN

Sesuai dengan arah kebijakan diatas, maka strategi yang dilakukan pada Direktorat

Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti secara subtansional adalah strategi kebijakan

diarahkan untuk meningkatkan jumlah perguruan tinggi masuk dalam ranking 500

top dunia dan perguruan tinggi berakreditasi A (unggul), pusat unggulan iptek dan

science teknologi park (STP) atau taman sains dan teknologi (TST) yang dibangun

dan mature.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

15

3. PROGRAM DAN KEGIATAN

Dalam upaya meningkatkan kualitas kelembagaan iptek dan dikti, ditetapkan

beberapa sasaran kegiatan dengan dikdukung oleh beberapa indikator kinerja

kegiatan (IKK) sebagai berikut:

Tabel 2. Sasaran Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan

1 Dukungan manajemen untuk

program peningkatan kualitas

kelembagaan Iptek dan Dikti

a) Jumlah dokumen perencanaan dan

penganggaran

b) Jumlah dokumen laporan keuangan

c) Jumlah dokumen hukum, humas dan

kerjasama

d) Jumlah layanan pengelolaan aset BMN

e) Jumlah layanan kepegawaian

f) Pemantauan dan Evaluasi

g) Operasional layanan perkantoran

2 Pengembangan Kelembagaan

Perguruan Tinggi

a) Jumlah rekomendasi pembukaan dan

penutupan program studi

b) Jumlah rekomendasi pendirian dan perubahan

perguruan tinggi

c) Jumlah rekomendasi perubahan status

kelembagaan perguruan tinggi

d) Jumlah rekomendasi program pendidikan

jarak jauh

e) Jumlah Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi

3 Pembinaan Kelembagaan

Perguruan Tinggi

a) Jumlah layanan administrasi BAN-PT

b) Jumlah PT penerima Beasiswa, Pembinaan,

Pengembangan dan Kerjasama

c) Jumlah bimbingan kelembagaan dan

kerjasama perguruan tinggi

d) Jumlah publikasi dan promosi perguruan

tinggi

e) Jumlah dokumen pembinaan dan kerjasama

kelembagaan perguruan tinggi

4 Penguatan dan pengembangan

lembaga penelitian dan

pengembangan

a) Jumlah Lembaga Litbang yang dibina menjadi

Pusat Unggulan Iptek

b) Jumlah rekomendasi kebijakan

pengembangan lembaga penelitian dan

pengembangan

c) Jumlah lembaga litbang yang dibina menjadi

pusat unggulan Iptek

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

16

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan

d) Jumlah BPPD yang dibina menjadi BPPD

berkinerja utama

e) Jumlah pranata litbang yang terakreditasi

5 Pengembangan Taman Sains

dan Teknolgi (TST) dan

Lembaga Penunjang lainnya

a) Jumlah rekomendasi kebijakan

pengembangan taman sains dan teknologi dan

lembaga penunjang lainnya

b) Jumlah taman sains dan teknologi yang

dikembangkan

c) Jumlah lembaga inkubator teknologi yang

dikembangkan

C. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti 2017adalah

sebagai berikut:

Tabel 3. Perjanjian Kinerja Tahun 2017

No Sasaran

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3) (4)

1

Meningkatnya kualitas

kelembagaan Iptek dan

Dikti

Jumlah Perguruan Tinggi masuk top

500 dunia

3 Perguruan Tinggi

Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi

A (Unggul)

59 Perguruan

Tinggi

Jumlah Taman Sains dan Teknologi

yang mature

16 Taman Sains dan

Teknologi

Jumlah Pusat Unggulan Iptek 30 Pusat Unggulan

Iptek

Pagu awal untuk anggaran tahun 2017 Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti

adalah sebesar Rp. 892.808.916,00 dan mengalami efisiensi sehingga menjadi sebesar

Rp. 549.954.769.000,00 dengan rincian:

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

17

Tabel 4. Pagu Anggaran Per Unit Eselon II

No Unit Eselon II Pagu Awal (Rp) Efisiensi (Rp) Realisasi (Rp) %

1 Sekretariat Ditjen

Kelembagaan Iptek dan Dikti 43.732.379.000,00 30.338.742.000,00 26.031.774.373,00

85,80

2 Pengembangan Kelembagaan

Perguruan Tinggi 279.638.917.000,00 106.414.137.000,00 81.792.628.467,00 76,86

3 Pembinaan Kelembagaan

Perguruan Tinggi

369.937.620.000,00 263.701.890.000,00 240100.936.808,00 91,05

4

Penguatan dan Pengembangan

Lembaga Penelitian dan

Pengembangan

49.000.000.000,00 42.400.000.000,00 36.936.722.281,00 87,11

5

Pengembangan Taman Sains

dan Teknologi (TST) dan

Lembaga Penunjang Lainnya

150.500.000.000,00 107.100.000.000,00 102.773.575.839,00 95,96

Jumlah 892.808.916.000,00 549.954.769.000,00 487.635.637.768,00 88,67

*) Catatan persentase diambil dari data Simonev per 31 Desember 2017.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

18

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA UTAMA ORGANISASI

Untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti

pada tahun 2017 telah ditetapkan 4 indikator kinerja, yaitu sebagai berikut:

1. Jumlah Perguruan Tinggi masuk top 500 dunia

2. Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (Unggul)

3. Jumlah Taman dan Teknologi yang mature

4. Jumlah Pusat Unggulan Iptek

Capaian sasaran strategis Meningkatnya kualitas kelembagaan Iptek dan Dikti maka pada

tahun 2017 pada program peningkatan kualitas kelembagaan iptek dan dikti Direktorat Jenderal

Kelembagaan Iptek dan Dikti dengan 4 (empat) indikator kinerja sudah tercapai dengan baik.

Adapun tingkat pencapaiannya adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Perbandingan Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2016 dan 2017

Sasaran

Strategis Indikator Kinerja

Target

2015 - 2019

Realisasi

2016

Tahun 2017

Target Realisasi %

Meningkatnya

kualitas

kelembagaan

Iptek dan Dikti

Jumlah Perguruan

Tinggi masuk top 500

dunia 5 3 3 3 100%

Jumlah Perguruan

Tinggi berakreditasi A

(Unggul) 110 49 59 65 108%

Jumlah Taman dan

Teknologi yang mature 22 14 16 16 100%

Jumlah Pusat Unggulan

Iptek 40 27 30 46 153%

Penjelasan capaian indikator kinerja yang telah dicapai Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek

dan Dikti, sebagai berikut:

1. Jumlah Perguruan Tinggi Masuk Top 500 Dunia

Jumlah perguruan tinggi masuk top 500 dunia ditetapkan sebagai indikator kinerja

sasaran strategis untuk mengukur mutu dan tingkat daya saing perguruan tinggi Indonesia di

tingkat internasional dan membangun kesadaran akan pentingnya perguruan tinggi di Indonesia

hadir dalam pemeringkatan perguruan tinggi dunia. Persaingan untuk menjadi yang terbaik

akan mendorong perguruan tinggi untuk selalu mengacu pada kriteria yang digunakan dalam

menentukan pengembangan universitas dan programnya. Sehingga apapun kriteria yang

digunakan oleh lembaga pemeringkat, secara otomatis akan diadopsi sebagai panduan dalam

menyusun program kerja sekaligus sistem penilaian kinerja internal.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

19

Sejalan dengan rencana strategis Kemristekdikti melalui Direktorat Jenderal

Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, secara umum program ini

dimaksudkan untuk mendorong terwujudnya perguruan tinggi berkualitas, dikelola secara

otonom dalam lingkungan organisasi yang sehat, sehingga mampu menghasilkan luaran yang

bermutu dan berdaya saing tinggi. Secara khusus pendanaan ini ditujukan untuk mendorong

peningkatan reputasi akademik perguruan tinggi menuju World Class University (WCU).

Indikator utama yang digunakan untuk mengukur keberhasilan program ini meliputi beberapa

aspek:

1. Academic Reputation

2. Employer Reputation

3. Research and Publication

4. Internationalization

Indikator utama di atas diukur secara agregat di tingkat perguruan tinggi. Perguruan tinggi

penerima dana ini diharuskan mengevaluasi base-line data per akhir tahun 2015, dan membuat

target capaian per tahun sampai akhir tahun 2019. Selain indikator kinerja di atas, perguruan

tinggi dapat menambahkan indikator tambahan yang mencerminkan reputasi akademik

perguruan tinggi, misalnya jumlah penelitian kolaborasi internasional, jumlah program studi

terakreditasi internasional, dan lain-lain.

Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan, pada tahun 2017 tingkat capaian IKU

ini telah mencapai target yang ditetapkan. Dari target yang ditetapkan sebanyak 3 Perguruan

Tinggi berhasil terealisasi sebanyak 3 perguruan tinggi, dengan persentase capaian kinerja

sebesar 100%. Jika dibandingkan pada tahun 2017, capaian realisasi IKU tahun 2017 sama dari

tahun sebelumnya. Jika dibandingkan target jangka menengah tahun 2019, realisasi IKU

mencapai 60% dari target 5 perguruan tinggi di Indonesia masuk Top 500 Dunia.

Tabel 6. Realisasi jumlah perguruan tinggi masuk Top 500 dunia

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Target 5 6 8 2 3 3

Realisasi 3 3 2 2 3 3

Prosentase 60% 50% 25% 100% 100% 100%

Untuk World University Ranking tahun 2017, dari 11 Perguruan tinggi hasil

pemeringkatan PT tahun 2015, terdapat 9 universitas yang masuk dalam pemeringkatan.

Universitas Indonesia masih menjadi universitas dengan ranking paling tinggi diantara

universitas-universitas di Indonesia. Dari tabel dibawah dapat dilihat bahwa 5 universitas

mengalami kenaikan peringkat dari tahun sebelumnya yaitu UI, ITB, UGM, UNAIR dan IPB.

Universitas Indonesia berhasil masuk dalam peringkat 300 besar. Dilain pihak, UGM

mengalami lompatan peringkat yang drastis yaitu sejauh kurang lebih 100 peringkat dalam 1

tahun.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

20

Tabel 7. Tren peringkat 9 perguruan tinggi di Indonesia dalam QS WUR.

(Sumber: QS Intelligence Unit)

No Perguruan Tinggi Ranking

2015 2017 2017 Tren

1 Universitas Indonesia 358 325 277 ▲

2 Bandung Institute of Technology (ITB) 431 401 331 ▲

3 Universitas Gadjah Mada 551 501 401 ▲

4 Universitas Airlangga 701+ 701+ 701-750 ▲

5 Bogor Agricultural University (IPB) 701+ 701+ 751-800 ▲

6 Universitas Diponegoro 701+ 701+ 801-1000 =

7 Institute of Technology Sepuluh

Nopember

701+ 701+ 801-1000 =

8 Universitas Muhammadiyah Surakarta 701+ 701+ 801-1000 =

9 Universitas Brawijaya 701+ 701+ 801-1000 =

Ada beberapa indikator performa dalam penilaian pendekatan World Class University.

Indikator performa untuk pendekatan pertama, research quality, adalah berdasarkan academic

peer review, paper per faculty, dan citations per paper. Academic peer review dilakukan

dengan survey yang didistribusikan ke responden dan subscribers dari 2 database kunci, yaitu

daftar The World Scientific dan IBIS. Paper per faculty dan citations per paper didapatkan

berdasarkan data Scopus dalam periode lima tahun. Penilaian pendekatan kedua atau teaching

quality didasarkan pada student-faculty ratio yang dihitung dari jumlah mahasiswa dibagi

dengan jumlah dosen full time. Indikator performa untuk pendekatan ketiga, graduates

employability, berasal dari Asian employer review yang berdasarkan survey online dari alumni

yang bekerja di perusahaan domestik dan internasional dari berbagai sektor. Untuk pendekatan

terakhir atau Internationalization, indikator performa didasarkan pada International faculty &

students dan Exchange students-inbound & outbound.

Tabel 8. Rincian penilaian perguruan tinggi Indonesia dalam QS WUR

(Sumber: QS Intelligence Unit Data)

Universitas Ranking Total

Score Academic

Reputation Employer

Reputation

Faculty

Student

Ratio

Citations

per

faculty

International

Faculty International

Student

Universitas

Indonesia 277 39,2 48,1 60,1 44,3 1,6 87,1 5,8

Institut

Teknologi

Bandung

331 35,3 52,9 56,1 31 2,9 30,1 2,6

Universitas

Gadjah Mada 401-410 30,2 48,8 42,2 24 1,5 23,5 2,4

Universitas

Airlangga 701-750 16,4 25,2 20,6 18,7 1,2 2,1 2

Institut Pertanian

Bogor 751-800 16 21,6 22 19,5 1,7 15,9 1,9

Universitas

Diponegoro 801-1000 11 17,7 16,3 8,1 1,5 6,1 1,4

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

21

Universitas Ranking Total

Score Academic

Reputation Employer

Reputation

Faculty

Student

Ratio

Citations

per

faculty

International

Faculty International

Student

Institut

Teknologi

Sepuluh

Nopember

801-1000 10,2 10,9 16,8 13,3 2,0 18,9 1,9

Universitas

Brawijaya 801-1000 8 12,4 15,1 5,3 1,2 2,7 1,8

Bila dibandingkan dengan negara tetangga terdekat yaitu Malaysia, peringkat

perguruan tinggi Indonesia di dunia Internasional masih berada dibawah perguruan tinggi

Malaysia. Perbandingan peringkat perguruan tinggi Indonesia dengan perguruan tinggi di Asia

untuk periode 2017/2018 terlampir sebagai berikut:

Tabel 9. Profil World Class University di Asia Tahun 2017

Negara ∑ PT

masuk 500

besar

Ranking Pendanaan

Negara

Singapore 2 11, 15, 441-450 USD 4 B

Hong Kong 6 26-299 4,5% PDB

China 21 25-500 USD 9 B

South Korea 14 36-500 USD 4,6 B

Taiwan 11 76-490 USD 1,6 B

Malaysia 5 114-164 USD 1,5 B

Vietnam 0 USD 0,5 B

Thailand 2 245, 334 USD 0,35 B

Indonesia 3 277, 331, 401-410 USD 0,006 B

Analisis terhadap pendanaan peningkatan program WCU Perguruan Tinggi di Indonesia

- Melakukan kajian besaran anggaran dan positioning capaian PT Indonesia terhadap target

Renstra Dikti 2019

- Mengidentifikasi faktor kunci yang berperan untuk akselerasi PT menjadi top 500 WUR

seperti Faktor kebijakan, Faktor strategis operasional PT dan Faktor kunci indikator

akademik perankingan dunia

- Menyusun solusi strategis untuk akselerasi PT Indonesia menjadi Top 500 WUR

Dari hasil evaluasi pelaksanaan IKU Jumlah Perguruan Tinggi Masuk Top 500 dunia tahun

2017, rekomendasi khusus untuk perguruan tinggi yang ditargetkan masuk dalam 500 dunia

tahun 2018 (IPB) dan 2019 (UNAIR), yaitu:

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

22

1. Aktif membangun academic reputation dengan melakukan kerjasama secara aktif

dengan partner global yang telah ada, baik melalui joint research, joint publication,

double degree, staffs/students exchange, dan international exhibition.

2. Aktif membangun employer reputation melalui pengembangan organisasi alumni yang

berperan aktif, baik yang di dalam dan di luar negeri.

3. Peningkatan dan perimbangan publikasi pada jurnal-jurnal yang terindeks Scopus

dalam 5 bidang: arts and humanities, engineering and technology, life sciences and

medicine, natural sciences, and social sciences and management. Perimbangan

diperlukan untuk mengantisipasi normalisasi di 5 bidang. Minimal IPB dan Unair telah

memiliki 4.000-an paper yang terindeks di Scopus sebagai threshold untuk masuk QS

WUR 500.

4. Pengalokasian dana dari internal PT yang terdistribusikan hingga ke unit terkecil

(program studi atau departemen) untuk meningkatkan sense of belonging dan

engagement dari internal stakeholders.

5. Perlu tambahan dana untuk mengimplementasikan program-program WCU dari

Kemenristekdikti.

Aspek-aspek yang perlu diperhatikan untuk bisa menjadi World Class University:

1. Peningkatan Publikasi Internasional

2. Peningkatan Produktifitas Riset dengan cara menambah anggaran riset bagi para dosen

yang produktif

3. Peningkatan Reputasi & Mutu dosen dan lulusan/alumni

4. Peningkatan jumlah dosen dan mahasiswa asing

5. Pembiayaan Visiting Profesor dan Post-Doc (Pemberian intensif)

6. Peningkatan alokasi beasiswa untuk S3 dalam negeri

7. Fasilitasi Kerjasama International

8. Fasilitasi seminar/workshop/symposium Internasional

9. Memperbaiki Rasio dosen dan mahasiswa

Strategi Perguruan Tinggi dalam mencapai TOP 500

1. Penyediaan data dosen asing via web dan data di dikti

2. Meningkatkan “inbound student mobility” dan “visiting professor”

3. Ada kantor khusus yg menangani ini untuk update data secara langsung dg QS (bisa

sbg bagian international office)

4. Melakukan merging data sitasi ( yang saat ini masih tersebar dengan berbagai nama

institusi)

5. Lebih fokus pada paper’s citation, bukan hanya jumlah paper

6. Peningkatan kualitas produk riset

7. Peningkatan program2 internasional

8. Kontribusi pada solusi masalah bangsa

9. Peningkatan kualitas program pascasarjana

10. Peningkatan faculty member

Namun secara keseluruhan ketercapaian target IKU jumlah perguruan tinggi masuk top 500

dunia juga menghadapi beberapa kendala, antara lain:

1. Kurangnya komitmen Pimpinan PT dalam menaikkan peringkat dunia,

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

23

2. Pendanaan program WCU di masing-masing PT masih sangat bergantung pada dana dari

Kementerian,

3. Rasio dosen / mahasiswa masih rendah,

4. Jumlah publikasi terindeks dan sitasi yang amat rendah,

5. Jumlah dosen dan mahasiswa asing yang kecil,

6. Sistem pangkalan data yang belum terbangun,

7. Jejaring dengan pengguna global yang belum terbangun dan teridentifikasi dengan baik.

Melihat kendala tersebut di atas, beberapa langkah antisipasi yang akan dilaksanakan di masa

yang akan datang adalah sebagai berikut :

1. Mendorong perguruan tinggi (terutama PTN-BH) untuk meningkatkan peringkat kelas

dunia,

2. Perguruan Tinggi dalam pengalokasian anggaran perlu memprioritaskan pembiayaan

program dan kegiatan yang terkait dengan penilaian WCU,

3. Menambah dosen untuk meningkatkan rasio dosen/mahasiswa,

4. Menambah jumlah mahasiswa S3,

5. Meningkatkan alokasi beasiswa untuk S3 dalam negeri,

6. Menambah anggaran riset para dosen yang produktif,

7. Menginisiasi kerjasama institusional yang dapat meningkatkan produktivitas riset,

8. Membiayai post-doc dan world class profesor asing untuk meningkatkan mutu kelas dunia

di PTNBH,

9. Memberi insentif riset program S3 dalam negeri dan kepada profesor / dosen produktif,

10. Memonitor dan mengevaluasi progress penyiapan menuju WCU,

11. Peningkatan kemampuan pangkalan data lokal (di tiap-tiap PTNBH).

Keberhasilan pencapaian indikator ini didukung melalui beberapa program dan kegiatan,

diantaranya:

1. Bantuan Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB)

Program beasiswa KNB yang telah ditawarkan kepada mahasiswa asing sejak Tahun 1993

juga merupakan bentuk kepedulian pemerintah Indonesia sebagai salah satu “founding

fathers” gerakan negara non-blok dalam upaya memberikan kontribusi pengembangan

kualitas sumber daya manusia di negara-negara berkembang. Pemberian beasiswa bagi

mahasiswa asing untuk menjalani program Sarjana (S1) dan Pascasarjana (S2) di 16

Perguruan Tinggi utama di Indonesia. Bagi Perguruan Tinggi pengelola, program ini

merupakan media yang cukup strategis untuk meningkatkan reputasi Internasional yang

diukur dari jumlah mahasiswa asing yang menempuh studi di perguruan tinggi dimaksud

dan untuk mendorong peningkatan jumlah Artikel Ilmiah yang dimuat di dalam Jurnal

berskala Internasional.

Program Beasiswa KNB dikelola oleh 16 perguruan tinggi berikut ini:

1. Institut Pertanian Bogor;

2. Institut Teknologi Bandung;

3. Institut Teknologi Sepuluh November;

4. Universitas Airlangga;

5. Universitas Atma Jaya Yogyakarta;

9. Universitas Muhammadiyah Malang;

10. Universitas Muhammadiyah Surakarta;

11. Universitas Negeri Malang;

12. Universitas Negeri Yogyakarta;

13. Universitas Padjadjaran;

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

24

6. Universitas Diponegoro;

7. Universitas Gadjah Mada;

8. Universitas Indonesia

14. Universitas Parahyangan;

15. Universitas Pendidikan Indonesia;

16. Universitas Sebelas Maret Surakarta;

Program Beasiswa KNB tahun 2017, jumlah mahasiswa yang mendapatkan beasiswa

KNB adalah sebanyak 511 mahasiswa, dengan rincian sebagai berikut: 345 mahasiswa

Lanjutan dan 166 mahasiswa Baru tahun 2017. Kondisi dalam penyelenggaraan program

beasiswa KNB tahun 2017, tercatat beberapa mahasiswa tidak berhasil menyelesaikan

studi-nya karena alasan sakit (1 orang), meninggal dunia (1 orang), dan performa

akademik yang tidak memenuhi syarat kelulusan (2 orang). Sementara dari 166 mahasiswa

baru yang diterima pada tahun akademik 2017/2018, tercatat ada 7 mahasiswa yang tidak

bisa hadir karena permasalahan Paspor (dokumen Keimigrasian), mengundurkan diri

karena sudah mendapatkan penawaran beasiswa yang lain, tidak lolos tes kesehatan dan

tidak mendapatkan izin dari pemerintah negara asal. Hal tersebut mengakibatkan jumlah

mahasiswa yang menerima beasiswa KNB tidak mencapai target indikator kinerja yang

telah ditetapkan.

Grafik 1. Prosentase Program Studi yang diminati dalam program KNB (2010 – 2017)

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

25

Grafik 2. Sebaran Beasiswa KNB di Perguruan Tinggi (2010 – 2017)

2. Bantuan Fasilitasi Kerja Sama Internasional

Bantuan Fasilitasi Kerja Sama Internasional (BFKSI) merupakan pemberian bantuan

kepada perguruan tinggi untuk meningkatkan rintisan kerja sama sebagai salah satu bentuk

komitmen untuk mendukung perguruan tinggi dalam mengembangkan kerja sama

internasional, khususnya untuk kerja sama bidang akademik, yaitu: kerja sama penelitian,

penyusunan jurnal ilmiah bersama, pembentukan rintisan Pusat Unggulan IPTEK dan

Inovasi di PT, pembentukan rintisan Science and Technology Park, dan Joint Program.

Bantuan ini dialokasikan untuk 25 peguruan tinggi.

3. Bantuan Penguatan Kelembagaan Kantor Urusan Internasional

Program Bantuan Penguatan Kelembagaan Kantor Urusan Internasional (PKKUI) di

Perguruan Tinggi merupakan bagian integral dari Rencana Strategis Kemristek-Dikti

untuk mendorong perkembangan perguruan tinggi Indonesia menuju World Class

University.

Berdasarkan hasil telaah yang dilakukan oleh tim program PKKUI, sebanyak 17 proposal

dinyatakan Lolos dan berhak mendapatkan bantuan pendanaan dari program PKKUI 2017.

Jumlah ini lebih banyak dari target pemberian bantuan PKKUI 2017 yaitu 15 PT.

4. Bimbingan Teknis Kerja Sama Perguruan Tinggi

Kegiatan Bimbingan Teknis Kerjasama Kelembagaan Perguruan Tinggi (Bimtek Kerma)

yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman penyelenggara program studi dalam

mengelola kerja sama dan meningkatkan kemampuan pengelola unit kerja sama dan KUI

dalam mengembangkan konsep dan program kerja sama, sekaligus menyelenggarakan,

memonitoring dan mengevaluasi program kerja sama. Pada tahun 2017 Kegiatan Bimtek

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

26

telah diselenggarakan 2 kali yaitu pada tanggal 9 – 10 Juni 2017 di Surakarta dan tanggal

11 – 12 Desember 2017 di Bogor.

5. Publikasi dan Promosi Perguruan Tinggi

Internasionalisasi pendidikan tinggi bergerak dengan sangat dinamis, cepat dan pasti.

Globalisasi pendidikan tinggi menuntut perguruan tinggi di Indonesia, seperti halnya

perguruan tinggi lain di seluruh dunia, untuk selalu berpikir strategis dalam menyusun

setiap program dan kegiatan dalam upaya untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing

perguruan tinggi.

Beberapa kegiatan yang mendukung capaian indicator kegiatan publikasi

perguruan tinggi, antara lain telah terlaksananya kegiatan pendukung, yaitu:

1. Pameran dan Konferensi Pendidikan Tinggi Internasional APAIE 2017, diikuti

dengan jumlah peserta sebanyak 13 perwakilan perguruan tinggi yang

diselenggarakan pada tanggal 20 – 23 Maret 2017 di Provinsi Kaohsiung.

2. Pertemuan Joint Working Group RI – Perancis, jumlah peserta terdiri dari 194

perwakilan dari berbagai Lembaga penelitian dan 47 perguruan tinggi Indonesia dan

22 perguruan tinggi Perancis, pada tanggal 3 – 4 Mei 2017 di UGM.

Gambar 1. JWG RI - Perancis 2017

3. Pertemuan Joint Working Group RI – Jepang, dihadiri oleh 252 perwakilan dari 72

PT Indonesia dan 22 PT Jepang

4. Seminar Internasional Kerja Sama RI – Swiss

Sebagai upaya awal untuk membangun kerja sama antara ke-2 negara, Direktorat

Pembinaan Kelembagaan PT dan Kedutaan Besar Swiss untuk Indonesia

menyelenggarakan Seminar Internasional pada tanggal 13 Juli 2017 di Jakarta dengan

tema: How Science and Techno Parks Propel Innovation: Indonesia and Swiss

Experience. Seminar ini menghadirkan pembicara dari praktisi STP dari Perguruan

Tinggi Swiss (Ecole Polytechnique Fédérale de Lausanne), pelaku industri

multinasional asal Swiss yang bergerak di Indonesia (Nestle), dan Duta Besar Swis

untuk Indonesia Mauro Moruzzi.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

27

Gambar 2. Seminar How Science and Techno Parks Propel Innovation:

Indonesia and Swiss Experience

5. International Student Summit 2017

ISS 2017 diselenggarakan di Semarang pada tanggal 14 – 16 Nopember 2017 dihadiri

oleh 130 mahasiswa asing yang berasal dari 28 perguruan tinggi.

6. Pengembangan Program Internasionalisasi Perguruan Tinggi

Pertemuan Forum Kantor Urusan Internasional (Forum KUI) yang diselenggarkaan di

Universitas Kristen Petra Surabaya yang dihadiri oleh 125 Pimpinan KUI di PTN dan PTS

seluruh Indonesia, pertemuan ini telah mempersiapkan Kerangka Strategis baru dengan

mengundang pimpinan KUI perguruan tinggi untuk bekerja secara bersama-sama melalui

metode:

• Konsultasi: Dengan diskusi dan rapat pimpinan Kantor Urusan Internasional telah

dikonsultasikan tentang bagaimana Forum ini dapat menyediakan platform bersama

untuk menghadapi tantangan internasionalisasi.

• Prioritas: Para pimpinan Kantor Urusan Internasional Se-Indonesia dalam forum ini

akan menyesuaikan dan memprioritaskan kebutuhan mereka dalam tiga prioritas

tematis.

Berdasarkan data sebanyak 239 perguruan tinggi di Indonesia telah menjalankan fungsi

KUI untuk mengawal pengembangan program-program internasionalisasi, namun

pengakuan, kapasitas dan port folio KUI di tiap-tiap perguruan tinggi cukup bervariasi.

Untuk itu, pada tahun-tahun mendatang perlu dilakukan pemberian ketetapan hukum atas

Dokumen Kebijakan Pengembangan Program Internasionalisasi yang direkomendasikan

oleh Forum KUI melalui Dit. Pembinaan Kelembagaan PT.

7. Pengembangan Kerja Sama Luar Negeri dan Dalam Negeri

Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti telah berkomitmen untuk selalu

mendukung upaya perguruan tinggi dalam mengembangkan kapasitas dan meningkatkan

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

28

daya saing global. Upaya perguruan tinggi ini tentunya dilakukan melalui pelaksanaan Tri

Dharma Perguruan Tinggi yaitu: peningkatan mutu dan kualitas pembelajaran, penelitian

dan pengabdian masyarakat. Upaya tersebut dilakukan salah satunya dengan cara

meningkatkan kuantitas dan kualitas kerja sama baik dalam skala dalam negeri maupun

internasional.

Pengembangan Kerja Sama Dalam dan Luar Negeri terdiri dari beberapa output kinerja,

yaitu:

1. Kebijakan Pengembangan Kerja Sama: Naskah akademik pengembangan kerja

sama perguruan tinggi telah disusun sebagai hasil dari penyelenggaraan Forum

Wakil Rektor Bidang Kerja Sama yang terdiri dari 2 kali pertemuan. Naskah

Kebijakan tersebut berisi kesepakatan Forum untuk mendukung upaya Ditjen

Kelembagaan Iptek-Dikti untuk mengembangkan kualitas dan jumlah kerja sama

pendidikan tinggi melalui program-program hibah dan pengembangan kapasitas

kelembagaan dan tata kelola kerja sama di Perguruan Tinggi. Secara garis besar,

Forwarek akan mendukung pengembangan kerja sama perguruan tinggi yang akan

difokuskan pada 4 kluster utama di dalam arah kebijakan pembangunan pendidikan

tinggi Indonesia, yaitu:

a. Student Mobility melalui Program PERMATA

b. Pendirian Pusat Unggulan IPTEK di perguruan tinggi

c. Konsorsium Keilmuan / Pusat Studi

d. Pengembangan Kerja Sama dengan Industri

2. Panduan pelaksanaan kerja sama Joint Program Internasional: Dit. Pembinaan

Kelembagaan PT telah melakukan penyesuaian di dalam panduan penyelenggaraan

kerja sama Joint Program sebagai rujukan bagi perguruan tinggi dalam

penyelenggaraan kerja sama akademik bergelar, yaitu: Gelar Bersama, Gelar

Ganda, dan Alih/Ambil Kredit. Penyesuaian ini diperlukan agar luaran dan kualitas

lulusan yang dihasilkan dari program kerja sama dimaksud sesuai dengan luaran

pembelajaran yang dimandatkan di dalam Kerangka Kualifikasi Nasional

Indonesia.

3. Pusat Data Kerja Sama: Dit. Pembinaan Kelembagaan PT mengembangkan aplikasi

Pelaporan Kerja Sama berbasis Daring untuk melaksanakan mandat Undang-

Undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi terkait pelaporan kerja

sama kepada Menteri yang harus dilakukan oleh perguruan tinggi.

4. Layanan Perizinan Penyelenggaraan Kerja Sama Joint Program: berdasarkan

Undang-Undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dan Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 14 tahun 2014 tentang Kerja Sama

Perguruan Tinggi, semua kerja sama akademik dengan luaran gelar (Joint Program)

harus mendapatkan izin dari Menteri.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

29

8. Ijin Mahasiswa Asing

Jumlah Mahasiswa Asing yang menempuh studi di perguruan tinggi merupakan salah satu

aspek yang digunakan untuk mengukur kesiapan kelembagaan perguruan tinggi dalam

menyelenggarakan program internasionalisasi untuk menghadapi persaingan global

pendidikan tinggi. Terkait dengan hal tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah

menyediakan layanan penerbitan Izin Belajar Mahasiswa Asing yang lebih efektif, cepat,

akuntabel dan efisien.

Layanan Izin Belajar merupakan layanan yang sangat strategis dalam mendukung upaya

PT dalam merekrut mahasiswa Internasional, namun masa pengurusan rata-rata masih

cukup panjang karena kendala-kendala berikut ini:

1. Belum terintegrasi-nya Aplikasi Izin Belajar dengan Aplikasi Visa dan Izin Tinggal

Terbatas yang dikelola oleh Ditjen Imigrasi.

2. Penerbitan Izin Belajar secara manual, yaitu menggunakan dokumen hard copy yang

ditandatangani secara manual oleh pejabat yang ditunjuk.

3. Terbatasnya sumber daya manusia dan infrastruktur penunjang layanan Izin Belajar

Grafik 3. Distribusi Asal Mahasiswa Internasional di Indonesia

9. Pemeringkatan Kelembagaan

Tanggung jawab Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi atas penyelenggaraan

Pendidikan Tinggi mencakup pengaturan, perencanaan, pengawasan, pemantauan, dan

evaluasi serta pembinaan dan koordinasi. Tanggung jawab tersebut hanya bisa dilakukan

berdasarkan data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Sehubungan dengan hal

tersebut, perguruan tinggi di Indonesia wajib menyampaikan data dan informasi,

memastikan kebenaran dan ketepatannya melalui media yang telah disediakan (PD Dikti).

Data-data tersebut harus diubah sebagai informasi sebagai dasar bagi Menteri untuk

menentukan kebijakan pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

30

Klasifikasi dan Pemeringkatan Kelembagaan Perguruan Tinggi disusun dengan mengubah

data-data dari 3,249 PT (3,062 PT Non-Politeknik dan 187 Politeknik) yang tersedia di

PD Dikti, Evaluasi Penelitian di Ditjen Riset dan Pengembangan, Kegiatan

Kemahasiswaan di Direktorat Kemahasiswaan, data skor penelitian PT Indonesia di

Scopus, data Akreditasi PT dan Prodi di BAN-PT, serta data keuangan di PT, menjadi

informasi untuk memetakan performa akademik dan non-akademik PT Indonesia.

Klasifikasi dan Pemeringkatan Kelembagaan Perguruan Tinggi disusun untuk

membangun landasan bagi Kemenristek-Dikti dalam rangka melakukan perbaikan terus

menerus dan membina kesehatan organisasi perguruan tinggi. Hal ini dilakukan dengan

cara:

1. Merumuskan penciri kualitas perguruan tinggi yang telah terdokumentasi di PD

Dikti;

2. Melakukan telaah klasifikasi dan pemeringkatan berdasarkan penciri untuk

kepentingan pembinaan perguruan tinggi.

Berdasarkan data-data yang berhasil dikumpulkan, data-data tersebut kemudian diproses

secara statistik dan menghasilkan dokumen Klasifikasi dan Peringkat Perguruan Tinggi

2017 dengan detail sebagai berikut:

15 PT Peringkat Terbaik Non Politeknik

1 Universitas Gadjah Mada 3.78 3.89 3.22 3.93 3.662 1

2 Institut Teknologi Bandung 3.87 3.88 3.44 2.06 3.525 2

3 Institut Pertanian Bogor 4.00 3.83 3.13 1.99 3.449 3

4 Universitas Indonesia 3.63 3.82 2.94 2.82 3.381 4

5 Institut Teknologi Sepuluh Nopember 3.62 3.77 2.72 2.33 3.234 5

6 Universitas Diponegoro 3.55 3.46 2.91 1.43 3.080 6

7 Universitas Airlangga 3.35 3.74 2.40 1.77 2.987 7

8 Universitas Brawijaya 3.21 3.47 2.37 2.68 2.966 8

9 Universitas Hasanuddin 3.51 3.55 2.71 0.88 2.965 9

10 Universitas Negeri Yogyakarta 3.45 3.48 2.07 1.97 2.865 10

11 Universitas Sebelas Maret 3.32 3.41 2.43 1.39 2.848 11

12 Universitas Andalas 3.60 3.21 2.37 0.42 2.738 12

13 Universitas Pendidikan Indonesia 3.81 3.63 1.72 0.49 2.734 13

14 Universitas Padjadjaran 3.15 3.51 2.30 0.81 2.715 14

15 Universitas Negeri Malang 3.63 3.39 1.43 1.02 2.592 15

No. Nama Perguruan Tinggi

SKOR

SDM

(30%)

SKOR

LEMBA-

GA (28%)

SKOR

RISET

(30%)

SKOR

MHSW

(12%)

SKOR

TOTAL

RAN-

KING

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

31

15 Politeknik Peringkat Terbaik

Namun secara keseluruhan ketercapaian target IKU jumlah perguruan tinggi masuk top

500 dunia juga menghadapi beberapa kendala, antara lain:

1. Kurangnya komitmen Pimpinan PT dalam menaikkan peringkat dunia,

2. Pendanaan program WCU di masing-masing PT masih sangat bergantung pada dana

dari Kementerian,

3. Rasio dosen / mahasiswa masih rendah,

4. Jumlah publikasi terindeks dan sitasi yang amat rendah,

5. Jumlah dosen dan mahasiswa asing yang kecil,

6. Sistem pangkalan data yang belum terbangun,

7. Jejaring dengan pengguna global yang belum terbangun dan teridentifikasi dengan

baik.

Melihat kendala tersebut di atas, beberapa langkah antisipasi yang akan dilaksanakan di

masa yang akan datang adalah sebagai berikut :

1. Mendorong perguruan tinggi (terutama PTN-BH) untuk meningkatkan peringkat

kelas dunia,

2. Perguruan Tinggi dalam pengalokasian anggaran perlu memprioritaskan

pembiayaan program dan kegiatan yang terkait dengan penilaian WCU,

3. Menambah dosen untuk meningkatkan rasio dosen/mahasiswa,

4. Menambah jumlah mahasiswa S3,

5. Meningkatkan alokasi beasiswa untuk S3 dalam negeri,

6. Menambah anggaran riset para dosen yang produktif,

7. Menginisiasi kerjasama institusional yang dapat meningkatkan produktivitas riset,

No Perguruan Tinggi

SKOR

SDM

(30%)

SKOR

KELEMBA-

GAAN

(28%)

SKOR

KEMAHA-

SISWAAN

(12%)

SKOR

RISET

(30%)

SKOR

TOTAL

RAN-

KING

1 Politeknik Elektronik Negeri Surabaya 2.98 3.45 0.86 0.94 2.244 1

2 Politeknik Negeri Sriwijaya 2.82 2.80 0.33 0.97 1.962 2

3 Politeknik Negeri Semarang 2.45 3.18 0.15 1.06 1.960 3

4 Politeknik Negeri Malang 2.99 3.07 0.10 0.62 1.955 4

5 Politeknik Negeri Jakarta 2.72 2.92 0.34 0.78 1.909 5

6 Politeknik Negeri Jember 2.87 2.66 0.25 0.82 1.881 6

7 Politeknik Negeri Bandung 2.22 3.29 0.37 0.72 1.849 7

8 Politeknik Negeri Lampung 2.61 2.75 0.04 0.95 1.842 8

9 Politeknik Negeri Medan 2.56 2.77 0.27 0.80 1.816 9

10 Politeknik Negeri Pontianak 2.66 2.73 0.03 0.47 1.706 10

11 Politeknik Negeri Padang 2.21 2.66 0.01 0.95 1.694 11

12 Politeknik Negeri Ujung Pandang 2.37 2.82 0.16 0.51 1.674 12

13 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya 2.02 3.00 0.34 0.45 1.622 13

14 Politeknik Pertanian Negeri Kupang 2.16 2.65 0.00 0.76 1.616 14

15 Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan 2.01 2.85 0.01 0.70 1.613 15

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

32

8. Membiayai post-doc dan world class profesor asing untuk meningkatkan mutu kelas

dunia di PTNBH,

9. Memberi insentif riset program S3 dalam negeri dan kepada profesor / dosen

produktif,

10. Memonitor dan mengevaluasi progress penyiapan menuju WCU,

11. Peningkatan kemampuan pangkalan data lokal (di tiap-tiap PTNBH).

2. Jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi A (Unggul)

Salah satu instrumen pengukuran mutu pendidikan tinggi adalah akreditasi. Akreditasi

institusi perguruan tinggi merupakan proses evaluasi dan penilaian secara komprehensif atas

komitmen perguruan tinggi terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan program Tri dharma

Perguruan Tinggi, untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan. Hal ini sesuai

dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun

2005 dan peraturan perundangan lainnya.

Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (Unggul) ditetapkan sebagai indikator kinerja

sasaran strategis untuk mengukur kinerja institusi perguruan tinggi yang terakreditasi A dan

memenuhi standar mutu yang ditetapkan BAN-PT. Dengan akreditasi unggul akan

memberikan jaminan bahwa institusi perguruan tinggi yang terakreditasi telah memenuhi

standard mutu yang ditetapkan oleh BAN PT, sehingga mampu memberikan perlindungan bagi

masyarakat dari penyelenggaraan perguruan tinggi yang tidak memenuhi standar serta

mendorong perguruan tinggi untuk terus menerus melakukan perbaikan dan mempertahankan

mutu yang tinggi.

Perguruan tinggi didedikasikan untuk: (1) menguasai, memanfaatkan,

mendiseminasikan, mentransformasikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi,

dan seni (Ipteks), (2) mempelajari, mengklarifikasikan dan melestarikan budaya, serta (3)

meningkatkan mutu kehidupan masyarakat. Oleh karena itu perguruan tinggi sebagai lembaga

melaksanakan fungsi tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian

kepada masyarakat, serta mengelola Ipteks. Untuk menopang dedikasi dan fungsi tersebut,

perguruan tinggi harus mampu mengatur diri sendiri dalam upaya meningkatkan dan menjamin

mutu secara terus menerus, baik masukan, proses maupun keluaran berbagai program dan

layanan yang diberikan kepada masyarakat. Selain itu, kualitas pendidikan tinggi masih relatif

rendah baik dalam konteks institusi (Perguruan Tinggi) maupun program studi yang

diindikasikan dengan mayoritas Perguruan Tinggi hanya mendapatkan akreditasi C dan masih

sangat sedikit yang berakreditasi A atau B. Disamping itu, Perguruan Tinggi Indonesia juga

belum mampu berkompetisi dengan Perguruan Tinggi Negara lain bahkan masih tertinggal dari

Negara-negara di kawasan Asia Tenggara sekalipun. Sejumlah lembaga internasional secara

berkala melakukan survei untuk menyusun peringkat universitas terbaik dunia dan

menempatkan universitas-universitas Indonesia, bahkan yang berstatus paling baik di

Indonesia sekalipun berada pada posisi yang masih rendah.

Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas publik, perguruan tinggi harus secara aktif

membangun sistem penjaminan mutu internal. Untuk membuktikan bahwa sistem penjaminan

mutu internal telah dilaksanakan dengan baik dan benar, perguruan tinggi harus diakreditasi

oleh lembaga penjaminan mutu eksternal. Dengan sistem penjaminan mutu yang baik dan

benar, perguruan tinggi akan mampu meningkatkan mutu, menegakkan otonomi, dan

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

33

mengembangkan diri sebagai institusi akademik dan kekuatan moral masyarakat secara

berkelanjutan.

Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan, pada tahun 2017 tingkat capaian IKU

ini sudah mencapai target yang ditetapkan. Dari target yang ditetapkan sebesar 59 Perguruan

Tinggi berhasil terealisasi sebesar 64 perguruan tinggi, dengan persentase capaian kinerja

sebesar 108%. Jika dibandingkan pada tahun 2017 dimana perealisasian IKU mencapai 125%

dari target 39 perguruan tinggi, maka capaian tahun 2017 sama dengan tahun sebelumnya yaitu

melebihi 100% dari jumlah yang ditargetkan. Jika dibandingkan target jangka menengah tahun

2019, realisasi IKU mencapai 58,18% dari target 110 perguruan tinggi berakreditasi A

(Unggul).

Grafik 4. Realisasi Jumlah Perguruan Tinggi Berakreditasi A (Unggul)

Jumlah Perguruan Tinggi pada tahun 2017 sebanyak 4.569 PT, dari jumlah tersebut Perguruan

Tinggi yang sudah terakreditasi BAN PT hanya 1.541 PT sehingga masih ada 3.028 perguruan

tinggi di Indonesia yang belum menperoleh akreditasi institusi oleh BAN PT. Hasil akreditasi

BAN-PT menunjukkan bahwa jumlah perguruan tinggi yang terakreditasi A (unggul) masih

minim dan terdapat disparitas yang besar antara mutu pendidikan di Pulau Jawa dan di luar

Pulau Jawa. Dari 64 perguruan tinggi terakreditasi A, 54 perguruan tinggi berasal dari Pulau

Jawa dan 10 perguruan tinggi dari luar Pulau Jawa.

Tabel 10. Akreditasi Perguruan Tinggi 2012-2017

Peringkat 2012 2013 2014 2015 2017 2017

A - 10 21 26 49 65

B 5 23 69 240 338 527

C 7 8 69 587 733 949

Jumlah 12 41 159 853 1.120 1.541

2015 2016 2017

29

39

59

26

49

64

Target Realisasi

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

34

Tabel 11. Jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia Tahun 2017

Adapun hambatan dan kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target IKU ini,

diantaranya:

1. PT yang belum dibimtek saat ini berada pada kisaran nilai mendekati batas bawah dari

akreditasi B (<310).

2. Mispersepsi bahwa bimtek hanya sebatas mengisi borang (walaupun mengisi borang

dengan benar masih menjadi persoalan bagi sebagian PT).

3. Perlu peningkatan sinergitas implementasi kegiatan mengingat kualitas PT tidak bisa

hanya dilihat dari sisi kelembagaan namun dibutuhkan dukungan dalam hal pengelolaan

sumber daya manusia, kurikulum, pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat

dari Direktorat Jenderal lain di Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

4. BAN-PT tidak hanya sekedar melakukan asesmen, namun juga ikut bertanggungjawab

dalam meningkatkan jumlah PT yang berkualitas.

Keberhasilan pencapaian indikator kinerja jumlah perguruan tinggi berakreditasi unggul (A)

yaitu:

1. Permenristekdikti Monor 32 Tahun 2016 tentang Akreditasi Program Studi dan

Perguruan Tinggi

2. Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

3. Melakukan pendampingan Perguruan Tinggi dengan menyelenggarakan workshop

peningkatan akreditasi yang dapat dijadikan acuan baggi perguruan tinggi terakreditasi

B untuk mencapai A

Melihat hambatan dan permasalahan tersebut di atas, beberapa langkah antisipasi yang

akan dilaksanakan di masa yang akan datang adalah sebagai berikut :

1. PT yang memiliki AIPT A mendapat insentif dari kementerian misalnya berupa

kemudahan membuka program pascasarjana, atau menjadi persyaratan mendapatkan

berbagai hibah (penelitian, dsb).

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

35

2. Kementerian terus melakukan sosialisasi, membangun tata nilai baru berupa pengakuan

pentingnya akreditasi institusi dengan nilai A.

Tabel 12. Perguruan Tinggi Terakreditasi A (Unggul) Tahun 2017

Tahun SK No Nama Perguruan Tinggi 2013 1 Universitas Indonesia

2 Institut Teknologi Bandung

3 Institut Pertanian Bogor

4 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

5 Universitas Islam Indonesia

6 Universitas Gadjah Mada

7 Universitas Muhammadiyah Malang

8 Universitas Hasanuddin

9 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

10 Universitas Diponegoro

2104 11 Universitas Gunadarma

12 Universitas Padjadjaran

13 Universitas Sebelas Maret

14 Institut Teknologi Sepuluh Nopember

15 Universitas Kristen Petra

16 Universitas Airlangga

17 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

18 Universitas Andalas

19 Universitas Negeri Malang

20 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

21 Universitas Brawijaya

2015 22 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

23 Universitas Jember

24 Universitas Syiah Kuala

25 Universitas Surabaya

2016 26 Akademi Kepolisian Republik Indonesia

27 Universitas Sriwijaya

28 Politeknik Negeri Bandung

29 Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

30 STIE Perbanas Surabaya

31 Universitas Bina Nusantara

32 Universitas Negeri Medan

33 Universitas Lampung

34 Universitas Sanata Dharma

35 UPN Veteran Jawa Timur

36 Universitas Pendidikan Indonesia

37 Universitas Negeri Padang

38 Politeknik Negeri Semarang

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

36

Tahun SK No Nama Perguruan Tinggi 39 Universitas Mercu Buana

40 Universitas Telkom

41 Universitas Pertahanan

42 Universitas Multimedia Nusantara

43 STI Pelayaran Jakarta

44 Universitas Udayana

45 Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta

46 Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka

47 Universitas Negeri Semarang

48 Universitas Negeri Yogyakarta

2017 49 Universitas Katolik Soengijapranata

50 Universitas Mulawarman

51 Universitas Negeri Makassar

52 Universitas Dian Nuswantoro

53 Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan

54 Universitas Muhammadiyah Surakarta

55 Universitas Islam Bandung

56 Universitas Tarumanegara

57 STIE Trisakti

58 Akademi Militer Magelang

59 Universitas Ahmad Dahlan

60 Universitas Kristen Duta Wacana

61 Universitas Nasional

62 Universitas Katolik Parahyangan

63 Universitas Trisakti

64 Universitas Negeri Surabaya

65 Universitas Sam Ratulangi

Penilaian dokumen akreditasi institusi oleh BAN PT diukur melalui 2 komponen, yaitu:

1. Mutu evaluasi-diri perguruan tinggi (Penilaian kualitatif laporan evaluasi-diri institusi)

dengan bobot 10%.

2. Mutu data dan informasi pemenuhan 7 standar akreditasi perguruan tinggi (Penilaian

kualitatif dan kuantitatif berdasarkan buku V: Matriks Penilaian Borang) dengan bobot

90%.

7 standar akreditasi perguruan tinggi terdiri dari:

Standar 1 : visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian

Standar 2 : Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan dan penjaminan mutu.

Standar 3 : Mahasiswa dan lulusan

Standar 4 : Sumber daya manusia

Standar 5 : Kurikulum, pembelajaran dan suasana akademik

Standar 6 : Pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi.

Standar 7 : Penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

37

Melihat hambatan dan permasalahan tersebut di atas, beberapa langkah antisipasi yang

akan dilaksanakan di masa yang akan datang adalah sebagai berikut:

Pada tahun 2017, upaya Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk

mendorong perguruan tinggi berakreditasi unggul (A) adalah dengan melakukan sosialisasi

peningkatan akreditasi PT pada 95 perguruan tinggi (47 PT wilayah barat dan 48 PT wilayah

Timur) yang hasil nilai akreditasi BAN PT pada periode akreditasi sebelumnya berada pada

range nilai 310-359 (Kluster 2). Adapun ciri perguruan tinggi yang masuk kluster 2 yaitu

sumber daya manusia dan manajemen perguruan tinggi tergolong relative kuat namun belum

berhasil didayagunakan untuk mencapai prestasi nasional yang tinggi.

Dari 95 PT yang sudah mengikuti sosialisasi, terpilih 21 PT yang berhak mendapatkan

pembimbingan penyusunan borang akreditasi institusi perguruan tinggi oleh asessor yang

sudah ditetapkan dan ditugaskan oleh Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti. Dari hasil

pembimbingan peningkatan akreditasi pada 21 PT terdapat 5 perguruan tinggi yang didorong

untuk melakukan reakreditasi institusi ke BAN PT atas rekomendasi Direktorat Jenderal

Kelembagaan Iptek dan Dikti.

Untuk menunjang peningkatan jumlah perguruan tinggi berakreditasi A (unggul) dilakukan

juga berbagai program dan kegiatan pembinaan kelembagaan perguruan tinggi, sebagai

berikut:

1. Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi dan Akreditasi Program Studi oleh BAN PT

Akreditasi merupakan kegiatan penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan

berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Akreditasi dilakukan untuk

menentukan kelayakan Program Studi dan perguruan tinggi atas dasar kriteria yang

mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Akreditasi juga merupakan bentuk

akuntabilitas publik yang dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif.

Untuk melaksanakan akreditasi pemerintah membentuk badan/lembaga mandiri yang

diberi kewenangan untuk melakukan akreditasi. Berkaitan dengan hal tersebut, pada tahun

1994, pemerintah c.q Menteri Pendidikan dan Kebudayaan membentuk Badan Akreditasi

Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) yang bertugas melakukan akreditasi perguruan

2,63%

26,32%

13,16%

18,42%

7,89%

18,42%

13,16% Standar 1 Standar 2 Standar 3

Standar 4 Standar 5 Standar 6

Standar 7

Grafik 5. Bobot Penilaian 7 Standar Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

38

tinggi. Pendirian Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT) dilakukan

berdasarkan UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan

Pemerintah (PP) No. 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.

Selanjutnya pada Pasal 33 dan pasal 60 UU NO. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan

Tinggi mengatur keharusan pemenuhan persyaratan minimum akreditasi sebelum ijin

program studi/perguruan tinggi dikeluarkan oleh kementerian. Pasal 33 ayat (6) juga

mengatur kewajiban program studi untuk melakukan akreditasi ulang pada saat jangka

waktu akreditasinya berakhir. Program Studi yang tidak diakreditasi ulang dapat dicabut

izinnya oleh Menteri (Pasal 33 ayat (7)).

Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 32 Tahun 2017 tentang

Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi, dalam Pasal 9 ayat (2) dan (3) dinyatakan

bahwa BAN-PT merupakan badan nonstruktural di lingkungan Kementerian dan

bertanggung jawab kepada Menteri, yang memiliki kemandirian dalam melakukan

akreditasi Perguruan Tinggi. Menurut Pasal 10 Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi Nomor 32 Tahun 2017, BAN-PT memiliki tugas dan wewenang

sebagai berikut:

1. Mengembangkan sistem akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi selaras

dengan kebijakan pengembangan pendidikan tinggi;

2. menyusun dan menetapkan instrumen akreditasi Perguruan Tinggi berdasarkan

Standar Pendidikan Tinggi;

3. Melakukan akreditasi Perguruan Tinggi;

4. Menerbitkan, mengubah, atau mencabut keputusan tentang status akreditasi dan

peringkat terakreditasi Perguruan Tinggi;

5. Memeriksa, melakukan uji kebenaran, dan memutuskan keberatan yang diajukan

atas status akreditasi dan/atau peringkat terakreditasi Perguruan Tinggi;

6. Membangun dan mengembangkan jejaring dengan pemangku kepentingan baik di

tingkat nasional maupun internasional;

7. Melakukan penilaian kelayakan pendirian LAM sebagai dasar rekomendasi

pengakuan Menteri kepada LAM;

8. Mengevaluasi kinerja LAM secara berkala yang hasilnya disampaikan kepada

Menteri;

9. Menyusun instrumen evaluasi pendirian Perguruan Tinggi berdasarkan Standar

Nasional Pendidikan Tinggi bersama dengan Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu

Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;

10. Memberikan rekomendasi pemenuhan persyaratan minimum akreditasi untuk

pendirian Perguruan Tinggi kepada Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu

Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; dan

11. Menyampaikan laporan hasil akreditasi dilengkapi dengan rekomendasi secara

berkala kepada Menteri.

Kepengurusan baru BAN-PT yang dikukuhkan pada Bulan September 2017, pada

tahun 2017 telah dapat berjalan secara efektif. Dewan eksekutif BAN-PT melaksanakan

fungsinya dalam pelaksanaan akreditasi sedangnkan MA berfungsi sebagai penentu

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

39

kebijakan akreditasi. Sesuai dengan Renstra BAN-PT 2017-2022 dan RKAT 2017

BAN-PT telah melaksanakan:

1. Penetapan kebijakan akreditasi dalam bentuk Peraturan BAN-PT

2. Akreditasi terhadap 3850 program studi dan 480 perguruan tinggi.

3. Mengembangkan instrument

4. Melaksanakan rekrutmen dan pelatihan asesor

5. Mengembangkan berbagai system IT untuk mendukung pelaksanaan akreditasi dan

administrasi pelaksanaan akreditasi.

6. Mengimplementasikan kerjasama internasional dan memperoleh pengakuan

internasional

Dalam menjalankan tugas BAN-PT serta mengacu pada Rencana Strategis BANPT

2017-2022, secara keseluruhan, ukuran kinerja BAN-PT dapat dinyatakan dengan

indikator sebagaimana diperlihatkan pada Tabel I-1.

Table 13. Indikator Kinerja Dewan Eksekutif BANPT 2017

No Indikator Kinerja Satuan Target

2017

Capaian 2017

1 PERBAN 12

2 Monev LAM 3 1

3 Jumlah APT diproses PT 1.000 472

4 Jumlah APS diproses PS 3.000 3850

5 Jumlah SK/Sertifikat APT SK 3.000

6 Jumlah SK/Sertifikat APS SK 1.000

7 Jumlah SK Prodi Baru SK 350 359

8 Rata-rata waktu proses APT

a. Konvensional Hari 120 155

b. SAPTO Hari 90 70

9 Rata-rata waktu proses APS

a. Konvensional Hari 120 155 hari

b. SAPTO Hari 90 90

10 Pengakuan Internasional Sertifikat 1 Submit SAR

Target sasaran akreditasi program studi tahun 2017 sebanyak 3.850 PS dan 500 PT,

dapat terealisasi hasil akreditasi sebanyak 3.850 PS dan akreditasi institusi perguruan

tinggi sebanyak 472 PT. Capaian program akreditasi program studi/institusi perguruan

tinggi sebesar 99%. Sistem dan proses akreditasi yang selama ini bersifat manual telah

menyebabkan sulitnya untuk memantau dan mengendalikan kualitas dan validitas

proses. Banyak sekali ditemukan usulan akreditasi dari tahun-tahun sebelumnya yang

prosesnya belum diselesaikan. Sementara itu, proses data entry hasil assessment bukan

hanya menjadikan proses berjalan lambat, tapi juga sangat rentan terhadap kesalahan.

Upaya perbaikan melalui pengembangan system aplikasi berbasis TIK telah dilakukan,

yang tidak hanya ditujukan untuk peningkatan mutu dan efisiensi proses akreditasi

(SAPTO), tapi juga system informasi public melalui website (www.banpt.or.id), system

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

40

aplikasi keuangan, dan system aplikasi administrasi persuratan. Namun solusi

dimaksud belum menyelesaikan proses yang masih tertunda dan belum ditemukan.

Selain system IT dan governance, instrument dan assessor merupakan faktor kunci

dalam menentukan kualitas akreditasi secara keseluruhan. Instrument yang saat ini

digunakan dirasakan masih sangat jauh dari harapan. Selain masih didominasi oleh

aspek input, instrument dimaksud juga sangat mekanistik sehingga tidak memberi

ruang yang cukup bagi asesor untuk menggunakan wisdom dan expert judgement

dalam menentukan hasil assessment. Selain itu, kompetensi assessor khususnya dalam

aspek penjaminan mutu dan pengembangan Pendidikan tinggi masih relative terbatas.

Upaya perbaikan yang telah dilakukan adalah menyusun instrument baru dengan

paradigm yang mengedepankan aspek proses, output dan outcome, dan mengurangi

aspek penilaian yang bersifat mekanistik, serta menambah porsi aspek penilaian

kualitatif yang didasari atas wisdom dan kepakaran asesor baik dalam hal keilmuan

maupun dalam aspek pengelolaan dan penyelenggaraan perguruan tinggi. Upaya

peningkatan kompetensi asesor juga telah dilakukan melalui kegiatan pelatihan,

pemantauan kinerja, dan perekrutan asesor baru. Penyisihan asesor yang dipandang

berkinerja buruk (weeding out) juga telah dilakukan.

Sebagai institusi utama dalam pelaksanaan akreditasi, BANPT juga memerlukan

pengakuan dari dunia internasional. Di lingkungan ASEAN, system akreditasi di

Indonesia sudah relative lebih maju di banding negara lain. Partisipasi aktif BANPT di

AQAN juga telah berdampak positive dalam pengakuan atas akreditasi perguruan

tinggi di Indonesia oleh negara-negara anggota ASEAN. Di luar ASEAN, BANPT

masih perlu mendapatkan pengakuan lebih substantive. Upaya yang telah dilakukan

antara lain menjalin kerjasama dengan QAA – UK, HEEACT – Taiwan, NIAD – Japan,

dan proses external review oleh ENQA dengan menggunakan ASEAN Quality

Assurance Framework (AQAF).

Grafik 6. Capaian Proses Akreditasi Program Studi/Perguruan Tinggi Tahun

2017

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

41

Grafik 7. Sasaran Akreditasi Program Studi/Perguruan Tinggi Tahun 2017

2. Bantuan Program Pembinaan Perguruan Tinggi Swasta (PP-PTS)

Bantuan Program Pembinaan Perguruan Tinggi Swasta (PP-PTS) Tahun 2017

merupakan kelanjutan dari PP-PTS 2016 berupa program bantuan pengembangan

institusi yang ditujukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran melalui perbaikan

proses pembelajaran melalui:

a. bantuan sarana/prasarana pendidikan dan

b. bantuan pembangunan gedung kuliah/laboratorium/perpustakaan

PTS yang dapat menerima bantuan ini adalah PTS yang berada pada kluster 4 dan 5

sesuai Surat Keputusan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor

2188/C/KEP/VIII/2016. Program PP-PTS 2017 telah berhasil mancapai target output

PTS sebanyak 100 PTS dimana pada jumlah PTS penerima Hibah sebanyak 130 PTS

yang terdiri dari Kopertis I sampai dengan Kopertis XIV.

Sedangkan yang menjadi kendala pada program PP PTS ini dikarenakan terjadi

perubahan peraturan kementerian keuangan mengenai mengenai mekanisme

pelaksanaan anggaran bantuan pemerintah pada kementerian lembaga No. 168 Tahun

2015 menjadi PMK No 173 tahun 2016 yang membuat Direktorat Pembinaan

Kelembagaan PT harus menyesuaikan petunjuk teknis PP-PTS Tahun 2017, sehingga

menyebabkan mundurnya waktu pelaksanaan kegiatan PP-PTS Tahun 2017

Sasaran Realisasi (%)

APS 3850 3850 100

APT 500 472 94

3850 3850

100500 472

940

2000

4000

6000

SASARAN AKREDITASI PRODI/PT TA.2017

APS APT

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

42

Grafik 8. Jumlah PTS Penerima Berdasarkan Jawad an Luar Jawa

Grafik 9. Jumlah PTS Penerima Berdasarkan Kopertis

3. Program Peningkatan Tata Kelola Perguruan Tinggi

Program ini dilaksanakan dengan tujuan untuk:

1. Peningkatan kapasitas perguruan tinggi dalam pengelolaan perguruan tinggi;

2. Pembinaan dan pembimbingan Badan Hukum Penyelenggara Perguruan Tinggi dan

Perguruan Tinggi Swasta agar mampu:

a. meningkatkan mutu pengelolaan PTS

b. memahami aspek-aspek yang terkait dengan keberadaan statuta di PTS dan

pengaturan yang diperlukan.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

43

Program ini direncanakan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Persiapan dan Koordinasi penyusunan rencana kerja, peetepatan mekanisme

pelaksanaan program dan Standar Lokakarya Penguatan Tata Kelola Perguruan

Tinggi Swasta yang telah disepakati bersama Kopertis.

2. Sosialisasi Program ke Kopertis dan PTS

3. Pelatihan/Workshop Penyusunan Statuta PTS

Output yang diharapkan dari tahap ini adalah:

• Peningkatan pemahaman mengenai pengelolaan Perguruan Tinggi yang bermutu

(good university governance)

• Peningkatan pemahaman aspek-aspek statuta PT termasuk

penyusunan/perubahannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan

4. Pembimbingan Teknis Penyempurnaan/Perubahan atau Penyusunan Statuta PTS

Output yang diharapkan dari tahap ini adalah:

• PTS dapat menyusun statuta sesuai dengan kaidah pengelolaan perguruan tinggi

yang baik

• Dihasilkan statuta PTS yang sesuai dengan tatakelola perguruan tinggi yang baik

dan berdampak pada peningkatan mutu tatakelola PTS

5. Bimbingan Lapangan Teknik Penyusunan Peraturan Badan Hukum Penyelenggara

untuk Penetapan/Perubahan Statuta PTS

Output yang diharapkan pada tahap ini sama dengan yang tersebut pada tahap ke-4.

6. Evaluasi dan Penyusunan Laporan

4. Pembinaan dan Pemberdayaan PTS

Realisasi capaian kegiatan yang menjadi indikator dari pembinaan dan pemberdayaan

PTS, pada tahun 2017 adalah sebagai berikut:

No Kegiatan Target Realisasi Kendala Tindak Lanjut

1 Pemetaan dan

Persiapan

4 kegiatan

pemetaan PTB

2 kegiatan

Pemetaan

PTB

Jadwal kegiatan yg

padat dan

penugasan monev

PTB yang semakin

bertambah

Di tahun 2018 akan

dijadwalkan 4 kali

kegiatan

pemetaan/tahun

atau 3 bulan sekali

2 Evaluasi dan

Pembahasan

PTB

20 Pembahasan

PTB

40

Pembahasan

PTB

Masih Belum

optimal krn

standar

penanganan

masalah PT masih

perlu dibenahi

Di tahun 2018

perlu dibenahi

standar

penanganan

masalah PT

3 Koordinasi

dengan

Kopertis

14 Koordinasi

dengan kopertis

12 Koordinasi

dengan

Kopertis

Masih fokus pada

Kopertis dengan

jumlah PTB yang

banyak

Di Tahun 2018

Akan

menjadwalkan

koordinasi ke

seluruh Kopertis

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

44

4 Visitasi

Penutupan

Prodi dan PT

30 Visitasi PT

dan prodi

bermasalah

43 Visitasi PT

dan prodi

bermasalah

Masih ada

beberapa yang

harus di monev

ulang untuk

mengecek

perbaikan data nya

Tahun 2018 visitasi

akan dijadwalkan 2

kali per PT untuk

memastikan

perbaikan sudah

dilaksanakan

Sasaran strategis keterjangkauan, kesetaraan dan keterjaminan akses untuk

memperoleh pendidikan tinggi didukung oleh 5 indikator kinerja kegiatan, dengan

capaian kinerja sebagai berikut:

1. Rekomendasi Perubahan Perguruan Tinggi

Graik 10. Jumlah Rekomendasi Penataan Kelembagaan

Bahwa untuk melaksanakan Permenristekdikti Nomor 100 tahun 2016 tentang Pendirian,

Perubahan, dan Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, serta Pendirian, Perubahan, dan

Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta. Direktorat Pengembangan Kelembagaan Perguruan

Tinggi, menangani usul perubahan pada perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta,

perubahan tersebut yaitu:

a. Perubahan Perguruan Tinggi Negeri

1) Perubahan nama perguruan tinggi (perubahan nomenklatur) yaitu perubahan kata atau

frasa dan bukan merupakan perubahan nama perguruan tinggi.

2) Penataan organisasi tata kelola dan perguruan tinggi yaitu perubahan organisasi

berdasarkan kebutuhan dan beban kerja pada perguruan tinggi, perubahan organisasi

tersebut berupa pendirian Fakultas, Jurusan, Biro, Bagian, dan unit organisasi

perguruan tinggi, pada tahun 2017 telah direkomendasi :

NO USUL PERGURUAN TINGGI

1 Pendirian Fakultas Keperawatan Universitas Negeri Jember

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

45

2 Pendirian Fakultas Ilmu Komputer Universitas Negeri Jember

3 Penataan OTK Politeknik Negeri Lhoksuemawe

4 Penataan OTK Politeknik Negeri Ujung Pandang

5 Penataan OTK Universitas Negeri Makassar

3) Perubahan bentuk perguruan tinggi yaitu perubahan suatu bentuk perguruan tinggi

menjadi bentuk perguruan tinggi lainnya. Sebagai contoh perubahan Sekolah Tinggi

Seni Indonesia menjadi Institut Seni Indonesia. Selain PTN, juga terdapat usul

perubahan bentuk pada Perguruan Tinggi Kementerian Lain (PTKL) dan Lembaga

Pemerintah Non Kementerian (LPNK). Kebijakan pemerintah tentang penyelenggaraan

pendidikan tinggi dalam pembinaan Kementerian Lain dan LPNK disesuaikan dengan

kekhususan bidang untuk mencukupi kebutuhan masing-masing lembaga mewajibkan

perguruan tinggi dalam binaannya berbentuk pendidikan vokasi (Politeknik).

Berdasarkan hal tersebut, saat ini terdapat usul perubahan bentuk Akademi atau

Sekolah Tinggi menjadi Politeknik.

Pada tahun 2017, Perguruan Tinggi dalam pembinaan Kementerian lain dan LPNK

yang telah berubah menjadi Politeknik yaitu :

INSTANSI PERGURUAN TINGGI

Kementerian ESDM Politeknik STEM Cepu

Kementerian Pertanian 1. Politeknik Teknologi Pertanian Medan,

2. Politeknik Teknologi Pertanian Bogor,

3. Politeknik Teknologi Pertanian Magelang,

4. Politeknik Teknologi Pertanian Malang,

5. Politeknik Teknologi Pertanian Gowa,

6. Politeknik Teknologi Pertanian Manokwari

4) Alih bina perguruan tinggi yaitu pengalihan pembinaan perguruan tinggi Kementerian

Lain atau LPNK ke Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan tinggi. Alih bina ini

diusulkan oleh perguruan tinggi kesehaan daerah (PT-Kesda) sebagai akibat

pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, yaitu Pemerintah

Daerah tidak diperbolehkan menyelenggarakan pendidikan tinggi. Kebijakan

Pemerintah saat ini, alih bina PT-Kesda dilakukan dengan langkah penyatuan PT-

Kesda ke PTN yaitu menjadi program studi pada PTN.

Beberapa PT-Kesda yang telah disatukan dengan PTN pada tahun 2017, sebanyak 9

PT-Kesda, yaitu:

a. Penyatuan AKPER Pemkab Garut ke Universitas Padjadjaran

b. Penyatuan AKPER Pemkab Sumedang ke Universitas Pendidikan Indonesia

c. Penyatuan AKPER Pemkab Serang ke Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

d. Penyatuan AKPER Pemkab Gresik ke Universitas Airlangga

e. Penyatuan AKPER Pemkab Lamongan ke Universitas Airlangga

f. Penyatuan AKPER Pemkab Belu ke Universitas Timor

g. Penyatuan AKPER Lumajang ke Universitas Jember

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

46

h. Pentauan AKPER Pemkab Kolaka ke Universitas 19 November Kolaka

i. Penyatuan AKPER Pemkab Padang Pariaman ke Universitas Negeri Padang

5) capaian indikator perubahan perguruan tinggi negeri yaitu terevaluasi dan

terekomendasinya usul perubahan perguruan tinggi negeri.

6) Kendala dan rekomendasi :

a) Peraturan tentang organisasi perguruan tinggi belum diperbaharui dan disesuaikan

dengan kebutuhan organisasi perguruan tinggi saat ini, maka Permendikbud Nomor

139 tahun 2014 tentang Pedoman Organisasi Perguruan Tinggi perlu diperbaharui.

b) Sesuai amanat Permenristekdikti Nomor 100 tahun 2017 tentang Pendirian,

Perubahan, dan Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, serta Pendirian, Perubahan,

dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta, penyelenggaraan perguruan tinggi

dalam pembinaan Kementerian Lain dan LPNK diatur lebih lanjut denggan

Peraturan Pemerintah, maka perlu segera menyelesaikan dan menerbitkan

Peraturan Pemerintah tersebut, sehingga penyelenggaraan perguruan tinggi dalam

pembinaan Kementerian Lain dan LPNK lebih tertata.

c) Usul dan evaluasi perubahan perguruan tinggi negeri saat ini belum menggunakan

system online, sehingga dengan memperbaharui peraturan tentang Organisasi

perguruan tinggi dan penetapan peraturan tentang penyelenggaraan perguruan

tinggi dalam pembinaan Kementerian Lain dan LPNK, maka sistem usul dan

evaluasi online dapat dibangun.

b. Perubahan tinggi swasta

Pada tahun 2015 Direktorat Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi mengambil

kebijakan proses administrasi perubahan perguruan tinggi swasta dilakukan secara online

atau digital pada laman silemkerma.ristekdikti.go.id.

1) Perubahan nama perguruan tinggi PTS

yaitu Perubahan nama perguruan tinggi swasta (perubahan nomenklatur) yaitu

perubahan kata atau frasa dan bukan merupakan perubahan nama perguruan tinggi.

Jumlah rekomendasi ijin perubahan nama PTS yang telah diberikan pada tahun 2017

sebanyak 4 PTS, dengan rincian sebagai berikut:

a. Perubahan nama Universitas Bhayangkara Jaya

b. Perubahan nama Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putera Indonesia

c. Perubahan nama STIE Muhammadiyah Kisaran

d. Perubahan nama Universitas Alchairat

2) Perubahan atau pindah lokasi PTS

yaitu pemindahan domisili PTS sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri

tentang Pendirian PTS tersebut. Jumlah rekomendasi ijin pindah lokasi PTS pada tahun

2017, sebanyak 4 PTS dengan rincian sebagai berikut:

a. Perubahan Lokasi dan Nama STIKES Bina Bangsa Kuala Simpang di Kabupaten

Aceh Tamiang menjadi STIKES Murni Teguh di Kota Medan

b. Perubahan Lokasi AKPER Teladan Bahagia dari Kota Medan ke Kabupaten

Humbang Hasudutan

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

47

c. Pindah Lokasi AMIK Stiekom Sumatera Utara

3) Perubahan Bentuk PTS

yaitu perubahan bentuk suatu bentuk PTS menjadi perubahan bentuk lainnya, dengan

rincian sebagai berikut:

a. perubahan bentuk Akademi Pariwisata Mataram menjadi Sekolah Tinggi

Pariwisata Mataram

b. perubahan bentuk Akademi Keperawatan Dirgahayu Samarinda menjadi STIKES

c. Perubahan Bentuk STIKES Deli Husada Deli Tua di Kabupaten Deli Serdang

Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua di Kabupaten Deli Serdang

d. Perubahan bentuk STIKES Medistra Lubuk Pakam menjadi Institut Kesehatan

Medistra Lubuk Pakam

e. Perubahan Bentuk Akper menjadi STIKES Panti Rapih Jogja

f. Perubahan Bentuk AKBID Yo menjadi STIKES

g. Perubahan bentuk Akbid Mitra Husada Medan menjadi STIKES

h. Perubahan bentuk STT Telkom Purwokerto menjadi Institut

i. Perubahan bentuk AMIK Al-Ma-soem menjadi STMIK

j. Perubahan bentuk STIE Bina Bangsa - Banten menjadi Universitas

k. perubahan bentuk STKIP Garut menjadi Institut

l. Perubahan bentuk STKIP Tapanuli Selatan di Kota Padangsidimpuan menjadi

Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

m. Perubahan Bentuk STKIP Siliwangi menjadi IKIP

n. perubahan bentuk AKPER Muhammadiyah Kendal menjadi STIKES

o. Perubahan Bentuk AKBID Uniska di Kabupaten Kendal menjadi STIKES Uniska

4) Pengalihan pengelolaan PTS

yaitu pengalihan pengelolaan PTS dari suatu Badan Penyelengara ke Badan

Penyelenggara lainnya.

Menurut Pasal 60 ayat (3) UU Dikti, Badan penyelenggara PTS dapat berbentuk

Yayasan, Perkumpulan, dan bentuk lainnya sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Baik yayasan, perkumpulan, maupun bentuk lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai pengelola

PTS, yang pada gilirannya akan berpengaruh pada mutu penyelenggaraan pendidikan

tinggi di PTS yang bersangkutan.Ketika suatu badan penyelenggara PTS memiliki

kekurangan dalam mengelola PTS, pada umumnya badan penyelenggara tersebut akan

berusaha untuk menemukan cara agar pengelolaan PTS tersebut dapat terbebas dari

segala kekurangan tersebut. Usaha tersebut dilakukan dengan berbagai cara alih kelola

PTS.

Daftar Ijin Alih Kelola PTS pada tahun 2017, sebanyak 4 PTS sebagai berikut:

a. Alih Kelola Univ Sahid Surakarta

b. Alih Kelola Akademi Komunitas Semen Gresik

c. Alih Kelola Akper Pertiwi

d. Alih Kelola STKIP Bina Bangsa Meulaboh

5) Penggabungan dan Penyatuan PTS

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

48

- Penggabungan Perguruan Tinggi Swasta merupakan penggabungan beberapa

perguruan tinggi swasta yang masing – masing dikelola oleh 1 (satu) badan

penyelenggara, menjadi 1 (satu) perguruan tinggi swasta baru yang dikelola oleh 1

(satu) badan penyelenggara baru.

- Penyatuan Perguruan Tinggi Swasta merupakan penyatuan 1 (satu) perguruan

tinggi swasta atau lebih ke dalam 1 (satu) perguruan tinggi swasta lain

- Tujuan penggabungan dan penyatuan PTS yaitu penguatan kemampuan dan

peningkatan mutu Perguruan Tinggi Swasta

Berikut jumlah pencapain dari ijin penggabungan dan penyatuan PTS tahun 2017,

sebagai berikut:

1. penggabungan STIBA Teknokrat di Kota Bandar Lampung, AMIK Teknokrat di

Bandar Lampung, STMIK Teknokrat di Kota Bandar Lampung yang menjadi

Universitas Teknokrat

2. Penyatuan AAK ke Univ Muhammadiyah Surabaya

3. penyatuan Poltekkes Majapahit ke STIKES Majapahit Mojokerto

4. penyatuan Akbid Surya Sehat ke Universitas Dr. Soetomo Surabaya

5. Penggabungan AKBID Mamba’ul Ulum Surakarta di Kota Surakarta dan AKPER

Mamba’ul Ulum Surakarta di Kota Surakarta menjadi STIKES Mamba’ul Ulum

Surakarta di Kota Surakarta

6. Penggabungan STIE, STT, STB, dan AMIK Harapan menjadi Universitas Harapan

Medan

7. Penggabungan STIE dan STIKES menjadi Universitas Muhammadiyah

Kalimantan Timur

8. penyatuan AKBID dan STIKES ke Universitas Dehasen Bengkulu

9. penggabungan AKBID YKN dan Akademi Tenaga Kesehatan Baubau menjadi

Politeknik Baubau

10. Penggabungan STIPER Yapim Maros, STKIP Yapim, STIM Maros menjadi

Universitas Muslim Maros

11. Penyatuan STIE Selamat Sri di Kendal ke Universitas Selamat Sri

12. Penyatuan AKBID ke STIKES Ngudia Husada Madura

Dalam rangka penguatan perguruan tinggi swasta dengan cara penggabungan dan

penyatuan perguruan tinggi swasta, Direktorat Kelembagaan Ilmu Pengetahuan,

Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah mengambil langkah:

- Sosialisasi penggabungan penyatuan PTS pada 14 wilayah Kopertis pada bulan

Oktober dan November 2017 :

KOPERTIS BADAN

PENYELENGGARA

JUMLAH PTS YANG

DISELENGGARAKAN

LOKASI TGL

PELAKSANAAN

III

IV

XI

36

38

18

97

94

50

Jakarta 10 Okt 2017

I

XIII

X

37

17

37

99

46

94

Medan 11 Okt 2017

V

VI

10

19

23

60

Yogyakarta 17 Okt 2017

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

49

VII

VIII

44

9

95

21

Surabaya 29 Okt 2017

XII

XIV

IX

4

4

57

9

8

138

Makassar 31 Okt 2017

II 28 86 Palembang 9 Nov 2017

Total Peserta 358 920

- Menyusun pedoman persyaratan dan prosedur usul penggabungan dan penyatuan

perguruan tinggi swasta secara khusus.

- Menambahkan menu khusus penggabungan dan penyetuan PTS pada laman

silemkerma.ristekdikti.go.id.

6) capaian indikator perubahan perguruan tinggi swasta yaitu terevaluasi dan

terekomendasinya usul perubahan perguruan tinggi swasta.

1. Rekomendasi Pendirian Perguruan Tinggi

➢ Jumlah Rekomendasi Pendirian Perguruan Tinggi Baru

Sejak tanggal 10 Agustus 2012 telah dilakukan pembaruan dan strategi pembangunan

pendidikan tinggi melalui penerbitan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 Tentang

Pendidikan Tinggi (UU Dikti). Untuk memenuhi amanat UU Dikti pada tahun 2017

telah diterbitkan Permenristekdikti No. 100 Tahun 2017 Tentang Pendirian, Perubahan,

Dan Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, Serta Pendirian, Perubahan, dan

Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta. Untuk mempercepat layanan usul pendirian

perguruan tinggi baru sejak tahun 2015, usul pendirian dilakukan secara online melalui

http://silemkerma.ristekdikti.go.id dan dilaksanakan sebanyak 2 kali dalam waktu 1

tahun.

Grafik 11. Jumlah Rekomendasi Pendirian PT Baru

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

50

Analisis ketidakberhasilan/keberhasilan capaian indikator

• Untuk pendirian perguruan tinggi, badan penyelenggara harus memenuhi

persyaratan dari segi kelembagaan dan program studi. Untuk segi kelembagaan,

badan penyelenggara harus memenuhi 3 aspek yaitu aspek hukum, aspek

keuangan, dan aspek umum. Melalui usulan online badan penyelenggara tidak

memiliki kesempatan untuk melakukan perbaikan, badan penyelenggara yang

usulannya belum memenuhi persyaratan disarankan untuk mengajukan pendirian

secara online pada periode berikutnya.

• Badan penyelenggara calon perguruan tinggi belum paham benar mengenai

persyaratan pendirian perguruan tinggi terutama dalam penyusunan proposal.

• Pada Tahun 2017, Menristekdikti mengeluarkan Surat Edaran Nomor

2/M/SE/IX/2017 tentang Pendirian Perguruan Tinggi Baru dan Pembukaan

Program Studi, terkait moratorium yang mulai diberlakukan mulai tanggal 1

Januari 2017. Sehubungan dengan SE tersebut, disebutkan bahwa pendirian

perguruan tinggi baru hanya diberikan untuk perguruan tinggi vokasi dan Institut

Teknologi.

• Semua usulan yang diajukan melalui sistem online dilakukan evaluasi dengan

sistem first in first out. Untuk tahun 2017 pada periode kedua, evaluasi dilakukan

pertama kali terhadap pembukaan program studi. Setelah pembukaan program

studi direkomendasi, maka akan dilakukan evaluasi lapangan terhadap usul

pendirian perguruan tinggi. Evaluasi dari aspek kelembagaan dilaksanakan di

lokasi untuk mempercepat proses evaluasi usul pendirian perguruan tinggi.

➢ PDD Rintisan Akademi Komunitas

Dalam masa moratorium pendirian perguruan tinggi negeri, pada tahun ini kegiatan

pengembangan pendirian akademi komunitas fokus pada:

(1) evaluasi PDD rintisan akademi komunitas yang telah berjalan

(2) pelaksanaan revisi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 48

Tahun 2013 tentang Pendirian, Perubahan, dan Pncabutan Izin Akademi

Kumnitas.

(3) Penyusunan instrumen akreditasi untuk pendirian dan pembukaan program

studi akademi komunitas.

Jumlah perkembangan program studi di luar domisili rintisan akademi komunitas

hingga akhir tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Status Lokasi Jumlah

Telah menjadi Satker 1. Aceh Barat

2. Rejang Lebong

3. Pacitan

4. Blitar

4 Kab/Kota

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

51

Sudah pembahasan draft BAST

Lahan dan Gedung di tahun

2015

1. Gianyar

2. Prabumulih

3. Pangkalpinang

4. Singkawang

5. Sumenep

6. Nganjuk

7. Mukomuko

7 Kab/Kota

Sudah dibahas di KemenpanRB

tahun 2014 dan belum direkom

Lampung Tengah 1 Kab/Kota

Sudah phasing out 25 Kab/Kota di th 2015

2. Tuban

3. Kolaka

4. Buru

5. Manokwari

6. Keerom

7. Ponorogo

8. Temanggung

9. Kotawaringin Timur

10. Sumabwa

11. Pagar Alam

12. Mesuji

13. Dharmasraya

14. Gresik

15. Trenggalek

16. Sumbawa Barat

17. Kupang

18. Bondowoso

19. Paser

20. Polewali Mandar

21. Enrekang

22. Lembata

23. Deli Serdang

24. MAtaram

25. Karawang

26. Cimahi

2 kab/Kota di th 2017:

1. Bontang

2. Ende

27 Kab/Kota

Menunggu menjadi Satker AKN 55 Kab/Kota

Kendala dan rekomendasi:

1) Diperlukan kesepakatan bersama antara Kemenpan dan RB mengenai

penyelesaian usulan PDD rintisan akademi komunitas negeri.

2) Diperlukan percepatan layanan revisi peraturan dan penyusunan instrumen

akreditasi akademi komunitas.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

52

2. Rekomendasi Pembukaan Program Studi

Grafik 12. Jumlah Rekomendasi Pembukaan Program Studi Baru

Mulai tahun 2015 proses usul pembukaan pembukaan program studi dilakukan secara

daring melalui silemkerma.dikti.go.id dalam waktu 1 kali periode pengusulan dan 1 kali

periode perbaikan, hal ini dilakukan dalam rangka peningkatan layanan yang lebih

efisien dan akuntabel sehingga waktu pengusulan, penilaian dan pengumuman yang

lebih terukur serta keamanan dan kerahasiaan usulan lebih terjaga.

Pada tahun 2015 juga diterapkan pemenuhan akreditasi minimal pada pembukaan

program studi sesuai amanat Undang-Undang nomor 12 tahun 2012, sehingga format

pengusulan dibuat menyesuaikan standar (kriteria) akreditasi minimal yang ditetapkan

bersama BAN-PT, hal ini dilakukan dalam rangka memastikan bahwa program studi

yang diseujui/direkomendasi bukan hanya dalam rangka meningkatkan akses

pendidikan tinggi tetapi juga dapat meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia

secara umum.

Pada tahun 2017 proses pengusulan pembukaan program studi dilakukan dalam 2 kali

dalam setahun yaitu pada bulan Januari-Februari dan bulan Juli-Agustus serta

ditiadakannya proses perbaikan usulan. Pada tahun 2017 juga diterapkan moratorium

sesuai dengan Surat Edaran Menteri nomor 2/M/IX/2017 tanggal 6 September 2017

tahun pengusulan pembukaan program studi jenis Pendidikan akademik yang tidak

termasuk dalam STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) sampai

dengan waktu yang belum ditentukan.

3. Revitalisasi PendidikanTinggi Vokasi

Program Pembangunan Infrastruktur dan Industri di tanah air memerlukan tenaga

terampil terlatih dan terdidik dalam berbagai jenjang kebisaan (kompetensi). Kondisi

pada saat ini sebagian besar institusi politeknik negeri di tanah air menghasilkan

tenaga menengah siap latih untuk memenuhi keperluan pembangunan dan industri,

namun masih memanfaatkan pola pembelajaran dan peralatan yang disediakan sejak

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

53

berdirinya di tahun 80-an. Pengembangan pendidikan politeknik bertujuan untuk

mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi berbasis pada pengembangan wilayah

sesuai dengan potensinya. Untuk itu Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan

Tinggi sejak anggaran tahun 2017 telah merencanakan dan menetapkan 12 politeknik

penerima hibah program revitalisasi. Pemilihan daftar politeknik pilot project

berdasarkan pada penyebaran tanggungjawab daerah, potensi dan tantangan daerah,

basis kompetensi yang merata, kemampuan politeknik untuk direvitalisasi dan kondisi

khusus dimana industri utama berada. Keduabelas politeknik yang ditugaskan ini

diharapkan menjadi Pusat Unggulan Teknologi Sesuai dengan Strategi Ketahanan

Energi, Ketahanan Pangan dan Konektivitas Politeknik yang dipilih diharapkan

mampu meningkatkan kualitas sumberdaya manusia sesuai dengan potensi daerah

masing-masing.

Tujuan pelaksanan kegiatan:

a. Meningkatkan relevansi pendidikan politeknik dengan kebutuhan industri

pengguna lulusannya.

b. Mendorong keunggulan spesifik di masing-masing politeknik sesuai potensi

daerahnya

c. Mengkinikan metode pembelajaran, keperluan pembelajaran, dan pemberian

sertifikat kebisaan/kompetensi disamping pemberian ijazah/Diploma

d. Meningkatkan nilai tawar untuk bekerjasama dengan industri dan dengan institusi

sejenis dari negara maju.

e. Meningkatkan efisiensi sistem pembelajaran dengan memanfaatkan materi

latihan menjadi produk bernilai ekonomis (teaching industry).

Mengembangkan kurikulum dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan

politeknik termasuk peningkatan sarana prasarana, peralatan laboratorium dan

peningkatan kapasitas dosen;

1. Membangun dan menerapkan program pendidikan dual system;

2. Membangun dan menerapkan program teaching factory;

3. Menyiapkan tenaga pengajar / dosen dari industri;

4. Mengembangkan Lembaga Sertifikasi Profesi – Tempat Uji Kompetensi

(LSP/TUK);

5. Program Sertifikasi kompetensi bagi mahasiswa dan alumni politeknik;

6. Retooling / Magang di Luar Negeri bagi dosen politeknik negeri dan swasta;

7. Menyiapkan dan menyelenggarakan Program Pendidikan Guru SMK Produktif

melalui sandwich system.

Daftar perguruan tinggi peserta program revitalisasi pendidikan tinggi vokasi tahun

2017 adalah sebagai berikut:

No. Nama PT Prodi Revitalisasi Bidang Prioritas

1 Politeknik Negeri

Batam

D3 Perawatan Pesawat

Udara

Perhubungan Udara

D3 Manufaktur Mikro

Elektronik

Perhubungan Udara

2 D4 Teknik Permesinan

Kapal

Perhubungan Laut

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

54

Politeknik

Perkapalan Negeri

Surabaya

D4 Teknik Perancangan dan

Konstruksi Kapal

Perhubungan Laut

3 Politeknik

Elektronika Negeri

Surabaya

D3 Elektronika Perhubungan Darat

D3 Elektro Industri Perhubungan Darat

4 Politeknik Maritim

Negeri Indonesia

D3 Teknika Perhubungan Laut

D3 Ketatalaksanaan

Pelayaran Niaga dan

Kepelabuhanan

Perhubungan Laut

5 Politeknik

Manufaktur Negeri

Bandung

D3 Teknik Mekanik Umum Perhubungan Darat

D4 Teknik Mesin dan

Manufaktur

Perhubungan Darat

6 Politeknik Negeri

Ambon

D3 Teknik Listrik Energi

D3 Teknik Mesin Energi

7 Politeknik Negeri

Jember

D3 Produksi Ternak Ketahanan Pangan

D4 Teknik Produksi Benih Ketahanan Pangan

8 Politeknik Negeri

Lhokseumawe

D3 Pengolahan Migas Energi

D4 Teknologi Kimia

Industri

Energi

9 Politeknik Negeri

Samarinda

D4 Rekayasa Jalan &

Jembatan

Perhubungan Darat

D3 Teknik Alat Berat Perhubungan Darat

10 Politeknik Negeri

Banjarmasin

D3 Teknik Mesin Energi

D3 Teknik Listrik Energi

11 Politeknik

Pertanian Negeri

Pangkep

D3 Penangkapan Ikan Ketahanan Pangan

D3 Budidaya Tanaman

Perkebunan

Ketahanan Pangan

12 Politeknik Negeri

Malang

D3 Teknik Kimia Ketahanan Pangan

D4 TekniK Elektronika Ketahanan Pangan

Selama tahun 2017 Direktorat Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi

bekerjasama dengan Dit. Pembelajaran dan Kemahasiswaan berupaya untuk melakukan

pendampingan proses penyesuaian di 12 (dua belas) politeknik terpilih dalam

menyusun metode pembelajaran agar sesuai dengan desain konsep dual system.

Kegiatan yang dilaksanakan antara lain:

- Workshop pengembangan kurikulum dan konsep dual system dan Teaching

factory

- Workshop pendampingan perencanaan pengadaan barang dan jasa untuk

Revitalisasi Politeknik.

Disamping pelaksanaan pilot project pengembangan politeknik di tanah air, Dit.

Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi juga berupaya untuk memberikan

bantuan peningkatan keahlian kepada dosen dan mahasiswa di politeknik melalui

skema beasiswa. Program Retooling Kompetensi Pendidikan Tinggi Vokasi adalah

suatu program peningkatan kapasitas dan kapabilitas untuk dosen dan mahasiswa di

program pendidikan tinggi vokasi. Program ini merupakan kombinasi antara pelatihan

kompetensi dan sertifikasi serta magang di lembaga pendidikan dan industri yang

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

55

sesuai dengan kompetensi yang diikuti. Informasi program ini dapat diakses di laman:

retoolingvokasi.ristekdikti.go.id.

Jumlah dosen pendidikan tinggi vokasi yang akan mendapat Beasiswa ini di dalam

negeri adalah 250 (dua ratus lima puluh) orang di dalam negeri dan di 150 (seratus

lima puluh) 150 orang untuk pelatihan di luar negeri. Dengan berjalannya waktu

jumlah ini dapat berubah dengan evaluasi kebutuhan nyata dosen pendidikan tinggi

vokasi. Berdasarkan hasil seleksi pelaksanaan program beasiswa retooling

kompetensi vokasi dosen pendidikan tinggi vokasi di luar negeri adalah sebagai

berikut:

No Bidang Kompetensi PT

Penyelenggara Lokasi Pendaftar Diterima

1 Ketahanan

Pangan

Agriculture and

farming food

processing

Aeres UAP Netherland 50 29

2 Energi dan

konektifitas

Martine Nautika dan

Aquaculture Marine Institutee

New

Foundland,

Canada

36 23

3 Konektifitas Water Quality in Delta

Management HZ UAP Netherland 22 10

4 Energi Oil and gas: drilling

and LNG SAIT AL Canada 31 20

5 Energi Electrical Power system SAIT AL Canada 24 19

6 Konektifitas Aircraft Technician ZbW Swiss 26 15

7 Konektifitas Industrial Produktion St. Polten Austria 34 15

JUMLAH 223 131

Hasil seleksi pelaksanaan program beasiswa retooling kompetensi vokasi dosen pendidikan

tinggi vokasi di luar negeri adalah sebagai berikut:

No Kompetensi Pendaftar Diterima Perguruan Tinggi

1 Oracle Certified Associate

(OCA) Database 12c

18 10 Politeknik Negeri Samarinda

2 Oracle Certified Associate

(OCA) Java SE 8

18 13 Politeknik Negeri Samarinda

3 International Certificate in

Occupational Safety and

Health (K3 Umum)

25 9 Politeknik Negeri Samarinda

4 Cisco Certified Network Assc.

(CCNA) 1 & 2

10 6 Politeknik Negeri Bandung

5 MikroTik Certified Network

Associate

16 6 Politeknik Caltex Riau

6 Certified Data Centre

Professional (CDCP)

12 8 Politeknik Negeri Malang

7 Certified Security Analysis

(ECSA)

9 6 Politeknik Negeri Malang

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

56

No Kompetensi Pendaftar Diterima Perguruan Tinggi

8 Analyze Computing 7 7 Politeknik Negeri Malang

9 Welding Inspector (WI) 10 7 Politeknik Perkapalan Negeri

Surabaya

10 Welding engineer 14 10 Politeknik Perkapalan Negeri

Surabaya

11 ACU (Autodesk Certified

User) Exam

11 5 Politeknik Elektronika

Negeri Surabaya

12 Autodesk Certified

Professional

9 5 Politeknik Elektronika

Negeri Surabaya

13 Sipil TEKLA Foundation 14 6 Politeknik Negeri Bandung

14 Perancangan dan

Pengembangan Produk

Manufaktur

13 8 Politeknik Manufaktur

Bandung

15 Kompetensi Rekayasa Kontrol

Mesin Industri

16 9 Politeknik Manufaktur

Bandung

16 Rekayasa Teknologi Mesin

CNC

7 6 Politeknik Manufaktur

Bandung

17 Instrumentasi Industri (PLC &

HMI)

18 10 Politeknik Caltex Riau

18 Certified Labview Associate

Developer

17 9 Politeknik Caltex Riau

19 International Eletrical

Installation & Maintenance

25 11 Politeknik Negeri Batam

20 Health & Safety 15 7 Politeknik Negeri Batam

Jumlah 284 158

Untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas dan memiliki

daya saing internasional, Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan kualitas alumni

Pendidikan tinggi vokasi melalui penyediaan bantuan pendanaan sertifikasi pendidikan tinggi

vokasi bagi mahasiswa Pendidikan tinggi vokasi penerima beasiswa Bidikmisi di lingkungan

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Program beasiswa harus diambil di

kampus yang terdekat yang mempunyai Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Tempat Uji

Kompetensi (TUK). Untuk saat ini memang jumlah LSP/TUK yang ada masih terbatas karena

belum semua Pendidikan tinggi vokasi mempunyai LSP/TUK. Dengan adanya Pengembangan

LSP/TUK di berbagai Pendidikan tinggi vokasi, usaha untuk mendapatkan Sertifikasi

Kompetensi Profesi bagi mahasiswa juga akan bertambah mudah dikarenakan lokasinya berada

di kampus mereka masing-masing. Pada tahun 2017 program beasiswa ini dilaksanakan dengan

model penyelenggaraan sebagai berikut:

1. diperuntukkan bagi mahasiswa aktif peserta beasiswa bidikmisi Pendidikan tinggi

vokasi di lingkungan Kemenristek Dikti;

2. dilaksanaan di Perguruan Tinggi yang telah disepakati antara Direktorat Pengembangan

Kelembagaan PT dengan Pendidikan tinggi vokasi di dalam Negeri yang mempunyai

LSP/TUK dan dosen penguji/Asesor Kompetensi yang sesuai peraturan;

3. ruang lingkup pelatihan yang dilakukan adalah:

a. pelaksanaan pelatihan jangka pendek untuk persiapan uji kompetensi mahasiswa.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

57

b. pelaksanaan uji kompetensi untuk mendapatkan Sertifikat Kompetensi;

c. pelaporan hasil uji untuk mendapatkan sertifikat kompetensi.

4. Dalam hal berkegiatan seperti yang dimaksud pada butir 2, semua pihak wajib mengacu

pada pola pembiayaan yang diberlakukan oleh Direktorat Pengembangan Kelembagaan

PT;

5. Jenis program pendidikan tak bergelar, namun bersertifikat. Sehingga penerima

bantuan wajib memperoleh sertifikat dari LSP tempat mereka mengambil tersebut.

Berdasarkan hasil seleksi diperoleh jumlah mahasiswa Bidikmisi yang mendapat kesempatan

untuk memperoleh beasiswa sertifikasi kompetensi program vokasi pada tahun 2017 adalah

sebagai berikut:

No Penyelenggara Kompetensi Diterima

1 Politeknik Negeri

Malang 1 Administrasi Keamanan Jaringan 19

2 Pembuatan Produk Bahan Kimia Cair Kapasitas 300

liter 21

3 Pemeliharaan Jaringan Distribusi Saluran Udara 14

4 Operator Pembuatan Komponen Mesin Industri 9

5 Pengembangan Mobile Application 10

6 Juru Las Dasar & Terampil Las Pelat Proses SMAW 6

7 Pengadministrasian Infrastruktur E-Government 6

2 Politeknik Negeri

Samarinda 1 Analisa Laboratorium Kimia 29

2 Tune Up Mesin Otomotif 10

3 Pemrograman Komputer 7

4 Computer Technical Support 8

3 Politeknik

Pertanian Negeri

Pangkajane dan

Kepulauan

1 Operator Alat Tangkap Huhate(Pole and Line) 8

2 Penyuluh Perikanan Level Supervisor 90

3 Okupasi: Teknisi Pembesaran Udang 27

4 Okupasi: Teknisi Pengolahan Hasil Perikanan 73

5 Basic Safety Training (kerjasama dengan Politeknik

Ilmu Pelayaran Makassar) 12

6 Cluster: Pembudidaya Tanaman/Agriculture 38

3 Politeknik Negeri

Batam 1 Certified Labview Associate Developer 22

2 Foresec certified in networking security 18

3 Internasional Health and Safety Passport 18

4 Microsoft Office Specialist 33

5 Microsoft Technology Associate 25

6 Pengelasan 30

7 Web Programming 17

8 Visual Communication Adobe Certified Associate 14

5 Politeknik Negeri

Jember 1 Teknisi Madya Mekanisasi Budidaya Pertanian 11

2 Produksi Benih Tanaman 26

3 Perancangan Pengembangan Mobile API 16

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

58

No Penyelenggara Kompetensi Diterima

4 Penyuluh Pertanian Fasilitator 19

5 Penyuluh Pertanian Supervisor 10

6 Pengelolaan Ternak Unggas 22

7 Pengelolaan Usaha Agribisnis 23

8 Pembudidayaan Ternak Unggas 16

9 Pengolahan Buah dan Sayur 8

1

0 Pengawasan Mutu Pembekuan Udang 8

1

1 Mandor Kebun Kelapa Sawit 8

1

2

Penginstalasian Infrastruktur Jaringan Komputer

Lokal 8

1

3 Pengeringan Bahan Pangan 6

4 Politeknik Caltex

Riau 1 Cisco (CCENT) 16

2 MyOB 23

3 Oracle Database 11g (SQL Fundamentals) 11

4 Pengoperasian PLC 6

5 Politeknik

Elektronika 1

Perekayasa Basis Data Untuk Aplikasi Sistem

Informasi 20

Negeri Surabaya

(PENS) 2 Instalasi Jaringan Lokal 18

3 Pemrograman Berorientasi Objek 22

4 Pengoperasian sistem kendali berbasis PLC 15

5 Pembuatan Aplikasi Web Dinamis 10

6 Inspeksi Sistem Kendali Berbasis PLC 10

7 Instalasi Listrik Bangunan Sederhana 10

8 Pemeliharaan Sistem Kendali Berbasis PLC 6

6 Polman Bandung 1 Skema/Kluster Mechanic 1. Perform lathe,

milling,grinding,boring and jig boring operations 10

2

Skema/Kluster Mechanic Maintenace 3

(Diagnosa,Memelihara,Memperbaiki,Memasang,Mer

akit)

8

3 Skema/Kluster Technical Drawing-Create 3D

Drawing Using CAD 26

4 Skema/Kluster Foundry-Operate Melting Furnace 7

5 Skema/Kluster Electrical -Fault Fnd and

Repair/Rectify Basic Electrical Circuits 6

7 Politeknik Negeri

Bandung 1 Laporan Keuangan berbasis SAK-ETAP 18

2 Microsoft Office Assisstance 25

3 PLC 18

4 Sistem Operasi Boiler 7

5 Manual Metal Arc Welding (MMAW) 9

6 Pengoperasian Proses Ekstraksi dan Penukaran Panas 6

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

59

No Penyelenggara Kompetensi Diterima

7 Analisis Spektrofotometri Uv-VIS dan AAS 5

8 PPNS 1 Non Destructive Test (NDT) Level 1 51

2 Teknik K3 Listrik 17

9 Politeknik Negeri

Bali 1 Okupasi Juru Ukur (Surveyor) 17

2 Klaster Teknisi Akuntansi Junior 16

3 Sertifikasi Okupasi Receptionist 15

4 Klaster English for Communication 19

10 Politeknik Negeri

Lhokseumawe 1 Pengoperasian Peralatan Pemisah Kimia 8

2 Pengoperasian Spektrofotometer UV-VIS 11

3 Perekayasaan Jaringan Lokal 9

Jumlah 1220

Pelaksanaan pemberian beasiswa retooling kompetensi vokasi dosen pendidikan tinggi vokasi

dan kegiatan pemberian beasiswa sertifikasi kompetensi mahasiswa bidikmisi pendidikan

tinggi vokasi tidak terlepas dari berbagai kendala diantaranya:

▪ Pelaksanaan waktu yang singkat mulai dari persiapan, penyusunan sistem, persyaratan dan

prosedur kedua program beasiswa mengakibatkan program tersebut harus dimulai pada

semester II Tahun 2017 yaitu mulai bulan Agustsu 2017;

▪ Proses sosialisasi yang singkat sehingga pendaftar tidak terlalu banyak;

▪ Waktu pelaksanaan kegiatan yang bersamaan dengan pelaksanaan kuliah sehingga peserta

beasiswa sulit menyesuaikan dengan pelaksanaan.

4. Layanan Program Studi diluar Domisili

a) Penyelenggaraan PDD Rintisan Akademi Komunitas di Institut Pertanian Bogor

Layanan program studi di luar domisili adalah kegiatan operasional pelaksanaan

perkuliahan program studi di luar domisili rintisan akademi komunitas di Institut

Pertanian Bogor di 4 (empat) Kabupaten/Kota yaitu:

1. Kabupaten Aceh Taming

2. Kabupaten Enrekang

3. Kabupaten Kepulauan Yapen

4. Kabupaten Lembata

Seluruh pelaksanaan perkuliahan tersebut telah diselenggarakan sejak tahun 2013

sesuai dengan izin Kepmendikbud Nomor 179/P/2013, yang pengelolaan

anggarannya pada Dit. Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi pasca

disahkannya IPB sebagai Perguruan Tinggi berbadan Hukum di Tahun 2014, maka

secara prinsip tanggung jawab pengelolaan akademik dilaksanakan oleh IPB.

Beberapa aktivitas yang dilaksanakan pada kegiatan ini diantaranya:

▪ Penyelenggaraan kuliah semester genap dan ganjil

▪ Pelaksanaan bimbingan tugas akhir

▪ Pelaksanaan praktek kerja lapangan

▪ Pelaksanaan ujian semester dan ujian akhir

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

60

b) Penyelenggaraan Prodi untuk mendukung bidang energi di Maluku

Menindaklanjuti program pembangunan untuk mendukung bidang energi di Maluku,

Ditjen Kelembagaan Iptekdikti ikut serta membantu dalam penyediaan sumber daya

manusia di Maluku yang dapat menunjang program pembangunan industri migas di

Blok Masela. Rencana pembangunan kilang LNG (gas alam cair) di Blok Masela,

Maluku baik onshore ataupun offshore diprediksikan akan menyerap tenaga kerja

cukup besar1. Kebijakan untuk membuka program studi baru di Maluku diarahkan

agar nantinya masyarakat setempat dapat ikut serta dalam pengelolaan sumberdaya di

daerahnya. Maka Dit. Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi telah

melakukan telaah usul terhadap usul Pembukaan prodi baru dari Politeknik Negeri

Ambon dan Universitas Patimura.

Evaluasi Pembukaan prodi di Unpati:

Prodi Teknik Saat ini Usul

1. S1 Teknik Industri

2. S1 Teknik Mesin

3. S1 Teknik Perkapalan

4. S1 Teknik Sistem Perkapalan

5. S1 Teknologi Hasil Perikanan

6. S1 Teknologi Hasil Pertanian

• Surat Permohonan Pembukaan Prodi Baru

Nomor 2554/UN13/LL/2017 tanggal 16 Mei

2016:

1. Prodi Studi Pengolahan Migas (D4)

2. Prodi Produksi Migas (D4)

3. Prodi Teknik Geologi (S1)

4. Prodi Teknik pertambangan (S1)

5. Prodi Geofisika (S1)

• Surat Permohonan Pembukaan Prodi Baru

Nomor 2555/UN13/LL/2017 tanggal 16 Mei

2016:

1. Pendidikan Matemarika (S2)

2. Manajemen Pendidikan (S1)

3. Pendidikan Anak usia Dini (S1)

4. Prodi Ilmu Pangan (S2)

• Surat Permohonan Pembukaan Prodi Baru

Nomor 3118/UN13/LL/2017 tanggal 21 April

2017:

1. Prodi Geofisika (S1)

2. Prodi Teknik Pertambangan (S1)

3. Prodi Perminyakan (S1)

4. Prodi Teknik pengolahan Migas (D4)

5. Prodi Teknik Produksi Migas (D4)

6. Prodi Pendidikan Vokasi Juru Ukur

Pertanahan (D1)

1 http://www.antaranews.com/info-grafis/20500/lapangan-gas-blok-masela

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

61

Evaluasi Pembukaan prodi di Politeknik Negeri Ambon:

Prodi Saat ini Usul

1. Administrasi Bisnis (D4)

2. Akuntansi Sektor Publik, Kampus

Masohi (D4)

3. Budidaya Perairan, K. Banda Neira

(D4)

4. Manajemen Proyek Kontruksi (D4)

5. Manajemen Sumberdaya Perairan, K.

Banda Naira (D4)

6. Pariwisata, Kampus Masohi (D4)

7. Teknik Informatika (D4)

8. Teknik Informatika, K. Masohi (D4)

9. Teknik Kontruksi Jalan dan Jembatan

(D4)

10. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan,

K. Masohi (D4)

11. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian,

K. Masohi (D4)

12. Administrasi Bisnis (D3)

13. Akuntansi (D3)

14. Teknik Listrik (D3)

15. Teknik Mesin (D3)

16. Teknik Sipil (D3)

17. Teknik Manufaktur (D1)

• Surat Permohonan Direktur

Politeknik Negeri Ambon Nomor

706/PL13/KL/2016 tanggal 13 Mei

2016 dan Surat Permohonan dari

Sdr/i Mercy Chriesty Barends, ST

Nomor 004/MCB-DPR-RI/K-

27/VII/2016 tanggal 26 Juli 2016

perihal Rekomendasi Pembukaan

Prodi Migas dan Non Migas

Unpati dan Politeknik Negeri

Ambon:

1. Survey pemetaan (D2)

2. Pertambangan dan Gas (D3)

3. Perminyakan (D3)

4. Teknik Pemeliharaan (D3)

5. Bangunan Gedung (D4)

6. Rekayasa Irigasi dan Pantai (D4)

7. Teknik Perpipaan (D4)

8. Teknik Pengelasan Logam (D4)

9. Teknik Listrik (D4)

Berdasarkan usul tersebut , maka pada tahun 2017 telah diberikan rekomendasi atas:

1. program studi produksi migas program diploma empat di Politeknik Negeri Ambon,

bekerjasama dengan STEM Migas Cepu.

2. program studi teknik geologi program sarjana di Universitas Negeri Pattimura,

bekerjasama dengan ITB.

Kendala yang dihadapi dalam pembukaan prodi baru bidang energi di Maluku yaitu

sebagai berikut:

1. Pembukaan program studi disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang tersedia

pada Ditjen Kelembagaan Iptekdikti;

2. Politeknik Negeri Ambon dan Universitas Negeri Pattimura perlu segera untuk

memenuhi persyaratan dosen tetap, sehingga pendampingan dari perguruan tinggi

pembina dapat dioptimalkan untuk penambahan program studi lainnya.

Kendala yang dihadapi dan rekomendasi yang dikeluarkan dalam penyelenggaraan

program dan kegiatan Rekomendasi Pendirian Perguruan tinggi, Rekomendasi

Perubahan Perguruan Tinggi dan Rekomendasi Pembukaan Program Studi, secara

prinsip hampir sama, yaitu:

• Evaluator memberikan hasil evaluasi melewati batas waktu yang telah ditentukan

• Masih terbatasnya jumlah evaluator dan keragaman bidang ilmu sehingga ada

evaluator yang mendapat beban penilaian berlebih

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

62

• Beberapa evaluator dinilai keliru untuk melakukan evaluasi terhadap dokumen

usulan pendirian sehingga menyebabkan adanya keberatan/klarifikasi terhadap hasil

evaluasi yang telah dilakukan

• Kurangnya evaluator yang memiliki standar yang baik untuk melakukan evaluasi

secara tepat waktu

• Perlunya diberikan workshop/bimbingan terhadap badan penyelenggara yang akan

mendirikan perguruan tinggi

• Perlunya dilakukan seleksi dan pembekalan terhadap calon evaluator agar hasil

evaluasi dapat dipertanggung jawabkan

• Penyederhanaan instrumen usul pendirian perguruan tinggi.

• Kebijakan pemberhentian sementara (moratorium) pembukaan prodi jenis

Pendidikan akademik non-STEM

• Diperlukan pakta integritas antara stakeholder yaitu Ditjen Kelembagaan IPTEK dan

DIKTI, BAN-PT, LAM-PTKes, dan Biro Hukum dan Organisasi terkait standar

waktu layanan perizinan pembukaan program studi

• Proses evaluasi pembukaan program studi dilakukan di LLDIKTI dan proses

validasi pemenuhan akreditasi minimal dilakukan di Ditjen Kelembagaan IPTEK

dan DIKTI

• Penyempurnaan dan peningkatan fitur pada sistem silemkerma

3. Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang mature

Program Nawacita butir ke-6 Presiden RI Joko Widodo, yaitu: Meningkatkan

produktifitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia

bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya, dengan: Membangun

sejumlah Science dan Techno Park di daerah-daerah, politeknik dan SMK-SMK dengan

prasarana dan sarana dengan teknologi terkini, telah menjadi kebijakan yang langsung

dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo menjadi salah satu bagian dalam Buku I Rancangan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Pembangunan techno park ini

memiliki fungsi sebagai center of excellence (kerjasama dunia usaha/swasta-Pemerintah-

Perguruan tinggi) yang dimaksudkan untuk memperkuat daya saing industri manufaktur

nasional yang fokus pengembangannya disesuaikan dengan potensi sektor yang sedang

berkembang di kabupaten/kota terkait.

STP digunakan sebagai sarana untuk menginisiasi dan mengalirkan pengetahuan dan

teknologi diantara lembaga litbang, universitas dan industri. STP memfasilitasi tumbuh dan

berkembangnya industri-industri berbasis inovasi melalui inkubasi dan proses ‘spin-off’

disamping menyediakan jasa bernilai ekonomi tinggi dalam suatu kawasan yang dilengkapi

fasilitas berkualitas tinggi.

Keberhasilan pembangunan STP sebagai salah satu indikator keberhasilan iptek dan

inovasi dapat dilihat di berbagai negara yang telah mengembangkan STP. Beberapa STP yang

telah dikembangkan di luar negeri seperti Daejeon Science Town di Korea, Zongguanchun

Science Park di Tiongkok, Tsukuba Science City di Jepang, dan Technology Park Malaysia

(TPM) di Malaysia.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

63

Daejeon Science Town di Korea mempunyai fasilitas layanan penelitian dan

pengembangan, eksperimen dan kapasitas produksi, inkubasi bisnis high-tech dan

pendukungnya, tempat rekreasi dan taman, dan pendukung lain administrasi. Zongguanchun

Science Park (ZSP) di Tiongkok merupakan kawasan yang didalamnya terdapat National

University, Research Institute, dan Hitech Company yang bergerak dalam sektor Information

Technology. Salah satu pilar dalam ZSP adalah Beijing Internasional Business Incubation (IBI)

yang didirikan pada tahun 1994. IBI mempunyai komitmen untuk mendukung inovasi dan start

up company, industri dengan teknologi tinggi, kerjasama internasional dalam pengembangan

industri berbasis Science and Technology, mempercepat komersialisasi dan promosi dari

industri berbasis teknologi tinggi di Tiongkok. STP Tiongkok memiliki kelebihan khusus

karena semua yang pertama terkait sinergi Iptek dan ekonomi dihasilkan di sini. Sebagai

contoh, STP di Tiongkok telah menjadi yang pertama untuk kategori: perusahaan berbasis Iptek

“pertama”; perusahaan tanpa pengujian bisnis “pertama”, partner investor terbatas “pertama”,

industri dengan legal status sebagai organisasi sosial “pertama”, dan perusahaan dengan 100

persen capaian Ipteknya teregistrasi sebagai modal. Tidak heran jika STP memiliki peran vital

untuk meningkatkan iptek dan inovasi dan menjadi pendukung utama pada pembangunan

sosial serta ekonomi di Tiongkok.

STP lain di luar negeri yaitu Tsukuba Science City di Jepang Technology Park Malaysia

di Malaysia. Tsukuba Science City memiliki 5 wilayah yang merupakan lokasi dari pusat

institusi penelitian (riset), dan terdapat 40 institusi pendidikan dan penelitian, serta 33

organisasi pemerintah dan swasta yang berlokasi di kawasan ini. Technology Park Malaysia di

Malaysia merupakan kawasan yang dikembangkan untuk mempercepat proses transformasi

peningkatan ilmu pengetahuan dan perekonomian Malaysia. TPM dikelola oleh tenaga

profesional yang memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan

mempromosikan budaya berinovasi dan bersaing dalam aspek ilmu pengetahuan dan industri.

Saat ini di beberapa daerah di Indonesia telah terbentuk STP baik atas inisiatif

pemerintah, perguruan tinggi, maupun swasta. Diantaranya adalah Bandung Techno Park,

Jababeka Research Center di Kota Mandiri Jababeka Jawa Barat, Agro Techno Park di berbagai

Provinsi, Puspiptek di Tangerang Selatan Banten, Cibinong Science Center milik LIPI di

Cibinong serta Universitas Indonesia Science Park di Depok Jawa Barat. Sedangkan beberapa

STP yang dibentuk dan dikembangkan di beberapa daerah yang diinisiasi oleh

Kemenristekdikti diantaranya, seperti Solo Techno Park, Sragen Techno Park, Kalimantan

Utara Science Park, Papua Barat, Sumbawa, Kaur (Bengkulu). Pada tahun 2017, selain

membentuk dan mengembangkan 9 (Sembilan) lokasi STP, Kemenristekdikti menambah 6

(enam) lokasi baru STP yang dikembangkan dari 5 Universitas (IPB, ITB, Unpad, UGM dan

ITS) serta satu Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember yang dikembangkan dari Pusat

Unggulan Iptek (PUI). Jumlah STP yang dikembangkan oleh Kemenristekdikti menjadi 15

(limabelas) STP. 15 STP tersebut masih dikembangkan sampai tahun 2017.

Pembangunan dan pengembangan Taman Sains dan Teknologi di Indonesia mengacu

pada arah kebijakan sebagaimana dalam dokumen RPJMN 2014-2019. Pada pembangunan dan

pengembangannya dinyatakan adanya konsepsi National Science Techno Park (NSTP),

Science Park (SP) dan Techno Park (TP). Nomenklatur ketiganya mengacu pada peruntukkan

tugas pokok dan fungsinya di samping aspek ruang dan kewilayahan. Distribusi

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

64

pelaksanaannya pun diatur dalam dokumen RPJMN 2014-2019. Arah, kebijakan dan strategi

Pembangunan dan Perkembangan Taman Sains dan Teknologi di Indonesia, adalah:

a) Pembangunan Taman Sains dan Teknologi Nasional (National Science and Technology

Park) yang diarahkan berfungsi sebagai: (1) pusat pengembangan sains dan teknologi

maju, (2) pusat penumbuhan wirausaha baru di bidang teknologi maju, dan (3) pusat

layanan teknologi maju ke masyarakat.

b) Pembangunan Taman Sains Provinsi diarahkan berfungsi sebagai: (1) penyedia

pengetahuan terkini oleh dosen universitas setempat, peneliti dari lembaga litbang

pemerintah, dan pakar teknologi yang siap diterapkan untuk kegiatan ekonomi, (2)

penyedia solusi-solusi teknologi yang tidak terselesaikan di Techno Park, dan (3)

sebagai pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian lokal.

c) Pembangunan Taman Tekno Kabupaten/Kota diarahkan berfungsi sebagai: (1) pusat

penerapan teknologi di bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan pengolahan hasil

(pasca panen), industri manufaktur, ekonomi kreatif, dan jasa-jasa lainnya yang telah

dikaji oleh lembaga penelitian, swasta, perguruan tinggi untuk diterapkan dalam skala

ekonomi, dan (2) tempat pelatihan, pemagangan, pusat diseminasi teknologi, dan pusat

advokasi bisnis ke masyarakat luas.

Gambar 3. Arah, Kebijakan dan Strategi Pembangunan dan Pengembangan

Taman Sains dan Teknologi

Pelaksanaan fungsi dan layanan Taman Sains dan Teknologi yang menekankan pada

peningkatan pemanfaatan teknologi hasil riset selanjutnya diukur dengan tiga dimensi

pengukuran kinerja yaitu dimensi relevansi, dimensi keberlanjutan dan dimensi kemandirian.

Penerapan tiga dimensi ini didasarkan atas basis asumsi pertumbuhan (growth) bahwa Taman

Sains dan Teknologi tumbuh dan berkembang mulai dari tingkatan dasar kinerja

terterapkannya produk teknologi, menguatnya kelembagaan pengelola dan pada akhirnya

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

65

meningkatnya daya saing produk. Dengan demikian pemahaman aspek pertumbuhan ini

menjadi pijakan dalam pengukuran kinerja Taman Sains dan Teknologi.

Dimensi relevansi menekankan pada tercapainya sasaran tingkat kesesuaian program

dengan potensi dan daya dukung daerah. Dimensi relevansi merupakan dimensi tahapan awal

yang harus dicapai oleh Pengelola Taman Sains Teknologi. Indikator keberhasilan dari

dimensi relevansi ini menyangkut pada pencapaian (a) jumlah paket produk berbasis potensi

daerah yang dikembangkan, (b) jumlah unit usaha pemula yang dibina, dan (c) jumlah paket

teknologi hasil litbang domestik yang diterapkan. Sementara itu dimensi keberlanjutan

mengacu pada pencapaian terwujudnya kelembagaan pengelola yang kokoh dengan

penerapan strategi bisnis yang profesional. Beberapa indikator keberhasilan dari dimensi

keberlanjutan ini antara lain (a) prosentase biaya operasional yang dipenuhi sendiri, (b) jumlah

unit usaha pemula (spin-off) yang lulus, (c) jumlah paket kontrak pembiayaan atas

pengembangan produk inovatif, dan (d) bentuk /level organisasi pengelola daerah. Adapun

dimensi kemandirian dalam pengukuran kinerja Taman Sains Teknologi ditujukan untuk

tercapainya daya saing produk yang didukung oleh manajemen operasional yang mandiri.

Indikator dalam dimensi kemandirian ini antara lain (a) besarnya prosentase pendapatan usaha

dalam kawasan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), (b) jumlah unit produk yang telah

dilepas ke pasar, (c) jumlah tenaga kerja yang diserap dalam kawasan, dan (d) jumlah unit

industri yang masuk dalam kawasan.

Gambar 4. Dimensi, Sasaran dan Indikator Keberhasilan Taman Sains dan Teknologi

Aspek pertumbuhan dan perkembangan kinerja Taman Sains Teknologi menjadi pijakan

dalam pengukuran kinerja Taman Sains Teknologi. Indikator pertumbuhan dan perkembangan

kinerja ini selanjutnya memperlihatkan tingkat maturitas sebuah Taman Sains dan Teknologi.

Maturitas yang dimaknai sebagai tingkatan tahapan kinerja dari Taman Sains dan Teknologi

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

66

akan mencerminkan tingkat keberhasilan atas operasionalisasi pengelolaan sesuai dengan

rencana induk dan rencana aksi sehingga menghasilkan kinerja awal dan secara

berkesinambungan diharapkan dapat terus mencapai kinerja yang mandiri.

Ukuran maturitas kinerja disesuaikan dengan tugas dan fungsi yang diemban masing-

masing Taman Sains (Science Park), Taman Teknologi (Techno Park) dan Taman Sains

Teknologi Nasional (National Science Technology Park). Taman Sains dinyatakan mandiri

(mature) apabila telah menghasilkan teknologi yang siap untuk diterapkan dalam lingkungan

industri yang sebenarnya (Tingkat Kesiapan Teknologi ≥ 7). Sementara itu, Taman Teknologi

dinyatakan mandiri (mature) apabila kondisi kinerjanya telah menghasilkan usaha baru secara

berkesinambungan. Adapun untuk Taman Sains dan Teknologi Nasional dapat dikatakan

mature apabila telah memperlihatkan kinerja awal berupa (a) melaksanakan riset secara

berkesinambungan, (b) menghasilkan perusahaan pemula, dan (c) mampu menarik industri ke

kawasan.

Gambar 5. Indikator Keberhasilan Maturitas Taman Sains dan Teknologi

Seiring dengan berjalannya waktu, rencana awal pembangunan 100 STP di Indonesia menjadi

perhatian tersendiri bagi kementerian dan lembaga terkait yang bertanggungjawab terhadap

pembangunan STP di Indonesia. Berdasarkan hasil pertemuan Kementerian/Lembaga yang

memfasilitasi pembangunan TST, yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Pembangunan

Manusia dan Kebudayaan, maka disepakati untuk dilakukan evaluasi mandiri oleh masing-

masing K/L terhadap target maturity (kesiapan kematangan) TST yang sedang dibangun. Dari

hasil evaluasi mandiri tersebut didapatkan bahwa target capaian yang realistis untuk Jumlah

Taman Sains dan Teknologi yang mature pada tahun 2019 adalah sebanyak 22 TST, dengan

rincian sebagai berikut:

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

67

Tabel 14. Jumlah Pengembangan STP di Indonesia

No Kementerian/

Lembaga

Evaluasi oleh K/L Keterangan

Target dalam

RPJMN

STP yang

dilanjutkan

1 LIPI 1 STP

7 TP

1 STP

1 TP

STP Cibinong

TP Banyumulek

2 BATAN 1 NSTP

3 TP

1 NSTP

3 ATP

NSTP di Kawasan Nuklir Pasar Jum’at

ATP Kab Musi Rawas, Sumsel

ATP Klaten

ATP Polewali Mandar, Sulbar

3 BPPT 1 NSTP

8 TP

1 NSTP

5 TP

NSTP BPPT Puspiptek

TP Kab Pelalawan

TP Kota Pekalongan

TP Kab Bantaeng

TP Cimahi

TP Kab Gunung Kidul (Baron TP)

4 Kementerian

Perindustrian

5 STP 5 STP Bandung Techno Park

TohpaTI Center Bali

IBC Semarang

Pusat Pengembangan Design Ponsel

Batam

RICE Makassar

5 Kemenristekdikt

i

7 STP 4 STP Solo Techno Park

Marine Science Techno Park Jepara

Palembang Techno Park

Riau Techno Park

6 Kementerian

Pertanian

43 STP 1 STP STP BB Padi di Subang

42 lainnya akan menjadi pusat

diseminasi teknologi pertanian

JUMLAH 100 STP 22 STP

CAPAIAN KINERJA PENGEMBANGAN DAN MATURITAS KST/STP TAHUN 2017

Berdasarkan evaluasi perkembangan STP Indonesia yang telah dilakukan oleh 7 (tujuh)

Kementerian/LPNK, ditetapkan 16 (enam belas) lokasi STP yang dinyatakan mature. 16 lokasi

STP mature tersebut adalah sebagai berikut:

1. Puspiptek Serpong (NSTP Mature, karena telah melaksanakan riset secara

berkesinambungan, menghasilkan perusahaan pemula (start-up), dan mampu

menarik/melayani industri ke kawasan);

2. Bandung Techno Park (TP Mature, karena telah menghasilkan usaha baru

berkesinambungan dan melayani industri)-Binaan Kementerian Perindustrian.

3. Solo Techno Park (TP Mature, karena telah menghasilkan usaha baru dan melayani

industri);

4. N-STP Batan – Pasar Jum’at (STP Mature, karena telah melakukan riset yang

berkesinambungan, mengaplikaskan iptek nuklir di bidang pangan dan menghasilkan

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

68

teknologi bidang pangan yang dibutuhkan masyarakat)

5. Science and Technology Park Padi, Sukamandi-Kementan (STP Mature, karena telah

melaksanakan riset secara berkesinambungan, dan mampu melayani/menghasilkan

petani penangkar padi ke kawasan)

6. Science and Technology Park LIPI, Cibinong (NSTP Mature, karena telah melaksanakan

riset secara berkesinambungan, menghasilkan perusahaan pemula, dan mampu menarik

industri ke kawasan);

7. STP – ITB (STP – Institut Teknologi Bandung, STP Mature, karena telah melaksanakan

riset secara berkesinambungan, menghasilkan perusahaan pemula berbasis teknologi dan

melayani industri);

8. STP – IPB (STP – Institut Pertanian Bogor, STP Mature, karena telah melaksanakan riset

secara berkesinambungan, menghasilkan perusahaan pemula berbasis teknologi dan

melayani industri);

9. STP – UGM (STP – Universitas Gajah Mada, STP Mature, karena telah melaksanakan

riset secara berkesinambungan, menghasilkan perusahaan pemula berbasis teknologi dan

melayani industri);

10. STP – Puslitkoka (STP – Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Jember, STP Mature,

karena telah melaksanakan riset secara berkesinambungan, menghasilkan perusahaan

pemula berbasis teknologi dan melayani industri);

11. STP – UNPAD (STP – Universitas Padjajaran, STP Mature, karena telah melaksanakan

riset secara berkesinambungan, menghasilkan perusahaan pemula berbasis teknologi dan

melayani industri);

12. STP – ITS (STP – Institut Teknologi Sepuluh Nopember di Surabaya, STP Mature,

karena telah melaksanakan riset secara berkesinambungan, menghasilkan perusahaan

pemula berbasis teknologi dan melayani industri);

13. Cimahi Techno Park (TP Mature, karena telah menghasilkan usaha baru

berkesinambungan dan melayani industri)

14. Batam Techno Park (TP Mature, karena telah menghasilkan usaha baru

berkesinambungan dan melayani industri)

15. Bantaeng Techno Park (TP Mature, karena telah menghasilkan usaha baru

berkesinambungan dan melayani industri)

16. MSTP – Jepara (TP Mature, karena telah menghasilkan usaha baru berkesinambungan

dan melayani industri)

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, capaian perkembangan STP mature tahun 2017, telah

mencapai target IKU yang telah ditetapkan sebanyak 16 STP, hingga prosentase capaian

kegiatan menjadi 100%.

Tabel 15. Jumlah Taman Sains dan Teknologi yang Mature

STP Mature TAHUN

2015 2017 2017 2018 2019

Target 6 14 16 19 22

Realisasi 6 12 16 - -

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

69

Prosentase 100 % 85.71% 100% - -

Kondisi terpenuhinya target maturitas dari enambelas STP tersebut didukung oleh

meningkatnya kinerja STP-STP mature tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya

sinergi dan kolaborasi antar actor utama dan stakeholders STP (Academician-Business-

Government - ABG) serta meningkatnya kinerja STP mature yang didukung oleh efektifitas 4

elemen (Source of Innovation, Humanware, Software dan Hardware) dalam melaksanakan

layanan dan fungsi STP sehingga mencapai target output masing-masing STP.

STP merupakan wahana sinergi kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi guna

mewujudkan ekonomi berbasis inovasi dalam kerangka sistem inovasi nasional (SINas).

Sebagai sebuah lembaga intermediasi, pada dasarnya STP memfasilitasi interaksi aktor-aktor

inovasi di dalamya. Oleh karena itu unsur-unsur utama yang harus terlibat dalam sebuah STP

adalah aktor-aktor inovasi (Triple Helix) itu sendiri, yang terdiri dari: perguruan tinggi /

lembaga litbang (academician, A), pelaku usaha (Business, B); dan Pemerintah (Government,

G). STP menjalankan tiga fungsi utama: (1) menjalankan riset dan pengembangan teknologi

dan bisnis yang berkelanjutan; (2) menumbuhkembangkan perusahaan pemula berbasis

teknologi; serta (3) memfasilitasi industri untuk memanfaatkan layanan di kawasan STP.

Ketiga fungsi tersebut mensyaratkan adanya sinergi yang kuat diantara penyedia teknologi

(universitas/ lembaga litbang), pemerintah/pemerintah daerah, dan pelaku usaha

(industri/IKM/ masyarakat).

Gambar 6. Peran STP dalam memfasilitasi aktor-aktor inovasi (A-B-G)

Selain itu STP dalam pelaksanaannya melibatkan 4 (empat) elemen sumber daya, sebagai kunci

keberhasilan pembangunan dan pengembangan STP, yaitu: (1) Source of Innovation, (2)

humanware, (3) software, dan (4) hardware.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

70

Gambar 7. Empat faktor kunci dalam Pengembangan Taman Sains dan Teknologi

Berdasarkan evaluasi dan analisis pengembangan STP, keberhasilan 16 (enambelas) STP

mature dipengaruhi oleh beberapa factor yang menjadi kunci utama kesuksesan pengembangan

STP. Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Sinergi dan kolaborasi antar aktor ABG dalam melaksanakan fungsi-fungsi dan

layanan STP untuk mencapai tujuan dan menghasilkan output yang telah

ditetapkan.

STP merupakan integrasi yang sinergi antar unsur akademisi, bisnis dan pemerintah

(ABG). Peran masing-masing unsur ini menggambarkan kontribusi dalam pembangunan

dan pengembangan sebuah STP. Unsur akademisi akan berkontribusi pada perannya untuk

mengembangkan riset dan teknologi, memperkuat kapasitas SDM dalam posisi sebagai

mentor bagi aktivitas yang ada, dan dukungan bagi pemanfaatan fasilitas laboratorium

yang dimilikinya. Sementara itu, unsur kalangan bisnis diharapkan dapat meningkatkan

perannya bagi upaya pemanfaatan ide inovasi, peningkatan layanan bagi para tenant,

pembukaan pasar bagi produk yang dihasilkan serta memperkuat posisi sebagai angle

investor. Adapun pemerintah akan memfokuskan perannya pada penguatan regulasi,

penyediaan lahan-infrastruktur, penguatan daya dukung lokal, dukungan program-

anggaran serta perluasan jaringan dan akses informasi yang diperlukan.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

71

Gambar 8. Kolaborasi dan Peranan ABG dalam Pengembangan Taman Sains

dan Teknologi

Keberhasilan pelaksanaan STP ini sangat dipengaruhi oleh implementasi, kesinambungan,

kontinuitas, dan konsistensi program STP tersebut. Aspek penting yang harus dipenuhi

dalam pelaksanaan program STP adalah adanya sinergi antar pihak-pihak/lembaga yang

terlibat dalam pelaksanaan program, yakni pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga

litbang, perguruan tinggi, dunia usaha, dan industri. Semua pihak yang terkait dengan

program STP merupakan aktor-aktor yang mendukung pelaksanaan program STP, yang

idealnya dengan menguji kompetensi riset dan pengembangan dari lembaga litbang dan

perguruan tinggi dikembangkan oleh dunia usaha dan industri. Semua pihak selayaknya

berinteraksi dan bersinergi memanfaatkan sumber daya yang disediakan agar

menghasilkan produk berdaya saing tinggi.

Jika di petakan, secara ideal peran aktor-aktor yang terlibat dalam STP digambarkan

sebagai berikut:

No Unsur/Aktor Peran

1. Pemerintah/Peme

rintah Daerah Penyusunan regulasi

Penyiapan lahan dan infrastruktur fisik (bangunan dan peralatan)

Penyiapan konsep, strategi, dan organisasi STP; bersama-sama stakeholder

lainnya

Dukungan program dan operasional

Menumbuhkembangkan iklim kewirausahaan di masyarakat

Menyediakan alternatif pendanaan untuk litbang maupun permodalan bagi

IKM baru

Mengembangkan jejaring

Mengembangkan pasar

Menciptakan stimulus-stimulus insentif (seperti keringanan pajak)

2. Perguruan Tinggi Menghasilkan prototype teknologi

Membangun kolaborasi riset dengan industri

Menyediakan/mengembangkan SDM yang sesuai dengan kebutuhan

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

72

No Unsur/Aktor Peran

Mendukung program diklat untuk SDM

Menjadi mentor dalam proses inkubasi

Mendukung STP dalam dalam penyediaan fasilitas tertentu

3. Lembaga Litbang Menghasilkan prototype teknologi

Membangun kolaborasi riset dengan industri

Mendukung program diklat untuk SDM

Menjadi mentor dalam proses inkubasi

Mendukung STP dalam dalam penyediaan fasilitas tertentu

4. Industri Memberikan ide inovasi berbasis permasalahan / rencana pengembangan

produk di industri

Menjadi pasar bagi produk-produk PPBTyang dihasilkan oleh STP

Menjadi “bapak angkat” sekaligus investor bagi PPBT

Melakukan investasi serta menjalin kolaborasi dalam aktivitas litbang dan

pengembangan SDM dengan STP

5. Start up

companies

(PPBT)

Sebagai tenan binaan inkubator di STP

Sebagai mitra bagi industri

Sebagai pelaku komersialisasi hasil riset iptek

Jika lulus dari inkubator, menjadi salah satu tenan (penyewa) di STP

6. Lembaga

Keuangan (Bank,

modal Ventura,

investor

perorangan)

Mendukung investasi litbang

Jika berupa perusahaan modal ventura, mendukung pembiayaan bagi PPBT

(spenyertaan modal, obligasi, bagi hasil).

Jika berupa bank, mendukung pembiayaan bagi PPBT dalam bentuk

pemberian pinjaman berbunga rendah.

Jika berupa angel investor (perorangan),mendukung pembiayaan sesuai

kesepakatan dengan PPBT.

7. Pengelola STP Menyusun program dan agenda aktivitas STP

Menjalankan operasional pengelolaan STP secara profesional

Mengembangkan jejaring dengan pemerintah, industri, perguruan tinggi,

lembaga litbang, masyarakat, dan STP lain

Kolaborasi dan efektivitas kinerja aktor ABG dari 16 STP mature dapat dilihat pada masing-

masing STP mature, walaupun setiap STP mempunyai karakteristik yang berbeda-beda namun

masing-masing aktor tetaplah mempunyai peranan sesuai dengan tugasnya. Pada STP

Cibinong yang dipegang oleh LIPI misalnya, fungsi dari masing-masing aktor ABG sudah

dapat terlihat dengan baik dan masing-masing sudah melaksanakan fungsi dan peranannya

masing-masing sehingga STP ini telah melaksanakan riset secara berkesinambungan,

menghasilkan perusahaan pemula, dan mampu menarik industri ke kawasan. Apa yang

dilakukan oleh LIPI juga dilakukan oleh STP Puspiptek Serpong, ITB, IPB, UGM, Unpad,

ITS, dan STP Puslitkoka.

Peran Aktor dalam Pengembangan CSTP LIPI

Aktor Peran

Lembaga Litbang Sekretariat Utama LIPI Koordinasi kegiatan Cibinong STP dengan

STP lainnya di LIPI

Kedeputian Jasa Ilmiah LIPI Pengawasan kegiatan Cibinong STP

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

73

Pusat Inovasi LIPI (Pusinov LIPI) Manajemen STP

Satuan teknis di bawah Kedeputian Jasa

Ilmiah LIPI

Pelayanan seperti pengemasan dan publikasi

produk

Pusat penelitian LIPI yang berada di

kawasan Cibinong Science Center (CSC)

Produsen teknologi untuk Cibinong STP

Pemerintah Kementerian Koordinator Bidang

Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

(Kemenko PMK)

monitoring dan evaluasi program STP

Kementerian Riset Teknologi dan

Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti)

monitoring dan evaluasi program STP

Aktor-Aktor dan Perannya dalam Pengembangan Puspiptek

No. Aktor Nama lembaga Peran

1

2

3

4

5

6.

7

Lembaga litbang

Perguruan Tinggi

Industri

Pengusaha/bisnis

Pemerintah pusat

Pemerintah

daerah

LPNK

LIPI

BPPT

LAPAN

BATAN

Belum ada

Belum ada

Belum ada

Kemkeu

Kemenperind

Kemkop-Kemperind-

Kemdikbud-Kemristek

Kemdikbud

Pemkot Tangsel

Kemristek

Kementerian teknis terkait

lainnya

KemPPN/Bappenas

Menko Perekonomian

Menghasilkan teknologi dan inovasi berdasarkan

kegiatan litbang

Input SDM iptek

Pengguna teknologi

Komersialisasi hasil teknologi

Kebijakan fiskal dan keuangan

Kebijakan industri (infrastruktur, fasilitas

prod,pendanaan industri tertentu

Start-up company

Kebijakan pendidikan (enterpreneural education, SDM

siap wirausaha)

Manajemen dan administrasi

Infrastruktur (akses jalan, perumahan, dsb)

Kebijakan perpajakan

Tenaga kerja upah

Kebijakan riset dan teknologi

(inkubasi teknologi, spin-off,asuransi tek, prototipe)

Program pengembangan produk/industri nasional,

membangun pusat riset dg CoE yg sesuai dengan target

industri di Puspiptek

Sinergi program kementrian teknis utk pengembangan

STP

Sinergi kebijakan lintas kementerian utk pengembangan

STP

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

74

Peran Aktor dalam Pengembangan Bandung Techno Park

Aktor Peran

Perguruan Tinggi Telkom University Produsen teknologi untuk BTP

Bandung Techno Park (BTP) Manajemen STP

Industri Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) Pengawasan dan dukungan dana pembangunan

infrastruktur dan operasional STP

Pemerintah Kementerian Perindustrian

(Kemenperin)

Dukungan dana pembangunan infrastruktur

STP

Dinas Perindustrian dan Perdagangan

(Diperindag) Provinsi Jawa Barat

Dukungan dana operasional untuk pelatihan

tenant

2. Efektivitas 4 (empat) elemen sumberdaya sebagai kunci keberhasilan

pengembangan STP, seperti di bawah ini:

Pembangunan dan Pengembangan Science Techno Park memiliki 4 kunci yang memiliki

peran penting yang mempertimbangkan berbagai aspek, aspek komoditas unggulan lokal,

rencana pengembangan industri, rantai pasokan, budaya masyarakat, serta jenis wirausaha

yang ada di daerah sekitar. 4 (empat) faktor dalam Science Techno Park yakni: (1) Source

of innovation; (2) human ware; (3) software; dan (4) hardware.

Perkembangan STP yang difasilitasi oleh Kemenristekdikti

Pembangunan dan pengembangan STP tahun 2017 yang difasilitasi oleh Kemenristekdikti

sebanyak 15 (limabelas) lokasi. STP diinisiasi oleh Lembaga Litbang, Perguruan Tinggi, dan

Pemerintah Daerah. Adanya inisiator yang berasal dari berbagai institusi disebabkan oleh

beberapa alasan dan kepentingan. Dari Pemerintah daerah/kantor Litbangda sebagai tindak

lanjut dan amanat dari RPJMD/RPJMP-Daerah untuk pengembangan IPTEK dan dalam rangka

meningkatkan daya saing daerah, dari perguruan tinggi yang berkeinginan untuk

mengkomersialisasikan hasil-hasil penelitian, dari Industri yang membutuhkan informasi hasil-

hasil riset untuk pengembangakan produk mereka, dari kemenristek sebagai tindak lanjut untuk

mewujudnyatakan Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,

Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

75

Gambar 9. Daftar Lokasi Pengembangan STP

Sedangkan Pengembangan STP dilakukan oleh Kemenristekdikti memfokuskan kepada 5

(lima) komponen penting sumberdaya, yaitu: Pengembangan SDM (Capacity Building),

Pengembangan Kelembagaan, Pengembangan Sarana dan Prasarana, serta Implementasi

kegiatan Inovasi/Teknologi.

Grafik 13. Kegiatan Utama Pengembangan STP Per Lokasi

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

76

A. KST YANG DIKELOLA OLEH LEMBAGA LITBANG

Tiga Kawasan sains dan Teknologi yang dikelola oleh Lembaga Penelitian, yaitu (1) Riau STP

yang dikelola oleh Balibangda Provinsi Riau, (2) STP Sumatera Selatan yang dikelola oleh

Balitbangda Provinsi Sumatera Selatan, dan (3) STP Puslit Kakao, Jember, Jawa Timur.

Riau Science Techno Park (Puribantek)

Provinsi Riau merupakan salah satu daerah yang mendapat alokasi pembangunan

kawasan Science Techno Park dibawah koordinasi Kementerian Riset Teknologi dan

Pendidikan Tinggi RI selama 5 tahun dari tahun 2015-2019. STP Riau berada pada kawasan

Pusat Riset dan Pengembangan Teknologi (Puribangtek) yang terletak di Jalan Raya Pasir

Putih, Km 21 (di depan Pesantren Teknologi Riau), desa Pangkalan Baru, Kec. Siak Hulu,

Kabupaten Kampar. Kawasan Puribangtek memiliki luas kurang lebih 30,46 Ha dibangun

mulai tahun 2002 oleh Pemerintah Provinsi Riau sebagai instalasi riset dan pengembangan

teknologi. Pada tahun 2005, melalui Keputusan Gubernur Riau Nomor 63 Tahun 2005

ditetapkan sebagai Pusat Riset dan Pengembangan Teknologi (Puribangtek) yang dikelola oleh

Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Riau. Melalui kerjasama dengan Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada tahun 2005 mulai dibangun pilot plant

pabrik pengolahan biodiesel menggunakan bahan baku CPO parit dengan kapasitas produksi 8

ton/hari. Selanjutnya dibangun berbagai fasilitas untuk mendukung riset dan pengembangan

teknologi antara lain : Gedung kantor manajemen, pilot plant pabrik bioethanol, laboratorium

mini, fotobioreaktor mikroalgae, rumah contoh tahan gempa, ruang workshop pengolahan ikan

kaleng, kolam ikan dan rumah jaga.

Pada tahun 2011, Pemerintah Provinsi Riau bekerjasama dengan Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah merencanakan untuk menjadikan kawasan Puribangatek

tersebut sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menyusun

Masterplan Riau Science and Technology Park. Kawasan Puribangtek Riau ditetapkan sebagai

salah satu lokasi pembangunan Science Techno Park pada acara kick off Program

Pembangunan 100 STP oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI pada tanggal

7 Mei 2015 di Bandung Jawa Barat.

Berdasarkan pertimbangan potensi sumberdaya alam, kinerja perekonomian daerah,

serta arah kebijakan pembangunan daerah, bidang fokus pengembangan teknologi di STP Riau

ditetapkan adalah produk hilir komoditi sagu, kelapa, perikanan dan nanas. Untuk mendukung

pengembangan produk inovatif di STP Riau, telah dijajaki kerjasama dengan berbagai

stakeholders melalui model triple helix ABG (academic, business, government) dengan

melibatkan Perguruan Tinggi, terutama Universitas Riau, Lembaga Litbang dan Dunia Usaha

(Industri).

Secara kelembagaan, STP Riau saat ini dikelola oleh Tim Teknis Pengelola STP Riau

yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi

Riau No. Kpts.34/Balitbang/2015. Namun demikian, untuk pengembangan kelembagaan,

Balitbang Provinsi Riau telah mengajukan usulan untuk membentuk Unit Pelaksana Teknis

(UPT) Science Techno Park (STP) Riau dibawah Balitbang Provinsi Riau. Saat ini usulan

pembentukan UPT tersebut sedang dalam pembahasan di Kementerian Dalam Negeri.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

77

STP Riau memiliki Visi: “Menjadikan STP Riau sebagai wahana pemasyarakatan

hasil riset dan pendorong daya saing UKM Riau berbasis inovasi teknologi”. Untuk mencapai

visi tersebut, telah ditetapkan misi sebagai berikut:

1) Menyediakan layanan riset, pelatihan, dan pengembangan bisnis berbasis inovasi

teknologi.

2) Menyelenggarakan layanan inkubasi bisnis berbasis inovasi teknologi.

3) Menyediakan jasa wisata edukasi sebagai sumber income tambahan.

Dalam menjalankan aktivitasnya, STP Riau memiliki beberapa fungsi antara lain:

a) Fungsi Komersialisasi

Pengembangan kawasan untuk penumbuhan usaha-usaha baru berbasis teknologi, melalui:

▪ Komersialisasi hasil penelitian.

▪ Menumbuhkan perusahaan-perusahaan baru dengan dukungan teknologi dan inovasi.

▪ Melakukan identifikasi dan menumbuhkan UKM inovatif.

▪ Fasilitasi hak kekayaan intelektual dari hasil riset yang telah dilakukan.

b) Fungsi Pendidikan

Pengembangan pusat edukasi dan wisata Iptek berbasis sumberdaya lokal, melalui:

▪ Pusat pengembangan pelatihan dan ketrampilan berbasis inovasi teknologi.

▪ Pusat peragaan iptek.

▪ Pusat riset dan pengembangan produk yang berdaya saing.

▪ Pusat perlindungan plasma nutfah

c) Fungsi pendukung daya saing

Untuk memperkuat daya saing daerah dan bangsa pada umumnya, maka fungsi STP

antara lain:

▪ Menarik Industri-industri untuk dapat beroperasi di kawasan Science Techno-Park

▪ Melakukan perbaikan Teknologi terhadap industri-industri dalam negeri yang masih

menggunakan teknologi tradisional

▪ Melakukan asistensi teknologi terhadap industri dalam negeri hingga menjadi

perusahaan yang siap berkompetisi di era persaingan bebas.

Gambar 10. Rencana pengembangan Science Techno Park (STP) Riau sampai tahun

2020

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

78

Sumatera Selatan Science Techno Park (Palembang ATP)

Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu lokasi pengembangan STP yang

merupakan program nasional pemerintah. Melalui pengembangan STP di Provinsi Sumatera

Selatan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi local/ daerah dan secara jangka

panjang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional. STP Provinsi Sumatera Selatan

merupakan lembaga yang sebelumnya bernama Agrotechnopark (ATP) yang berada lokasinya

berada di dua lokasi yakni:

• ATP 1 seluas ± 100 ha yang terletak di Desa Bakung, Kecamatan Indralaya Utara,

Kabupaten Ogan Ilir. Komoditas unggulan : pertanian, peternakan (unggas dan sapi

potong), agroindustri, biocyclofarming (BCF), dan transfer teknologi.

• ATP 3 seluas ± 30 ha yang terletak di Desa Gedung Buruk, Kecamatan Muara Belida,

Kabupaten Muara Enim. Komoditas unggulan : perikanan

• STP Sumatera Selatan merupakan revitalisasi Agrotecnopark (ATP) Palembang.

ATP merupakan kawasan iptek yang dibangun dengan basis teknologi yang

mengintegrasikan berbagai kegiatan pertanian, perikanan, peternakan dan pascapanen secara

terpadu dan dikelola dengan best management agriculture practices. Kawasan ini berfungsi

sebagai sarana percepatan alih teknologi hasil litbang (pemerintah, perguruan tinggi dan

industri), pusat percontohan pertanian terpadu berbasis teknologi, dan pusat alih teknologi

kepada masyarakat. STP Sumatera Selatan dikembangkan pada lokasi ATP I yang terletak di

Desa Bakung, Kec. Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir seluas 100 hektar dan ATP 3 terletak

di Desa Patra Tani Kecamatan Muara Belida Kabupaten Muara Enim seluas 14 hektar. STP

diharapkan dapat menjadi Kawasan Peternakan Terpadu Berbasis Inovasi Teknologi, yang

mampu menjadi motor penggerak pertumbuhan industri pertenakan yang berdaya saing.

Adapun tujuan pengembangan STP Sumatera Selatan, yakni: a) Meningkatkan kerjasama

antara Academic-Business-Goverment-Community (ABGC) dalam pengembangan kawasan

peternakan terpadu berbasis inovasi teknologi, b) Membangun budaya inovatif, semangat

kewirausahaan dan sadar mutu untuk meningkatkan daya saing komoditas sapi dan

turunannya, c) Menumbuhkembangkan masyarakat yang mampu memanfaatkan hasil inovasi

teknologi di bidang peternakan yang dikembangkan oleh STP, dan d) Menciptakan

tecnopreunership di masyarakat.

B. KST YANG DIKELOLA OLEH PERGURUAN TINGGI

Science Techno Park (STP) Kalimanta Utara

Science Park Kaltara lokasinya berada di lingkungan Universitas Borneo Tarakan.

Konsep SP Kaltara ini dapat didefinisikan sebagai kawasan untuk memfasilitasi perkembangan

IPTEK dari Lembaga Litbang/Universitas/Industri sehingga terjadi inovasi melalui proses

inkubasi dalam membangun pertumbuhan UKM di tanah air. Bidang Fokus Perikanan dan

Pertanian yang akan dikembangkan di SP Kaltara adalah Perikanan dan Pertanian meliputi

Inovasi pengolahan bahan hayati laut serta inovasi teknologi budidaya tambak yang ramah

lingkungan.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

79

Provinsi Kalimantan Utara dengan basis perguruan tinggi di Kota Tarakan sebagai

sumber pengembangan SDM mempunyai keinginan kuat untuk mewujudkan berdirinya

Science Park (SP/ Science Techno Park (STP) dan pusat inovasi di kabupaten/kota di seluruh

wilayah Kalimantan Utara. Hal ini sejalan dengan visi misi Provinsi Kalimantan Utara yang

sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kalimantan Utara,

yaitu ”Berpadu Dalam Kemajemukan untuk mewujudkan Kaltara 2020 yang mandiri, Aman,

dan Damai dengan dukungan Pemerintahan yang bersih dan berwibawa“. Oleh karena itu,

Direktorat Jendral Pengembangan Kelembagaan IPTEK Perguruan Tinggi, Kemenristekdikti

menindaklanjuti aspirasi Provinisi Kalimantan Utara melalui kegiatan “Penyusunan

Masterplan Pengembangan SP/STP di Kalimantan Utara” yang dilakukan pada tahun 2016. SP

Kalimantan Utara seluas 30 Ha milik Universitas Borneo Tarakan dengan focus bidang Pangan

(Pertanian dan Perikanan).

Papua Barat Techno Park

Berdasarkan tujuan, luaran dan posisi strategis STP bagi daerah, kemudian Pemerintah

Pusat melalui Kemristekdikti menginisiasi pembentukan STP di Papua. Dari aspek kesiapan

daerah dan ketersediaan inovasi dari perguruan tinggi/lembaga litbang, selanjutnya ditetapkan

di Provinsi Papua Barat. Rencana tersebut ditindaklanjuti melalui pertemuan antara tim

Kemenristekdikti dengan Bappeda Provinsi Papua Barat pada tanggal 22 Mei 2015, yang

menghasilkan pernyataan dukungan pemerintah provinsi terhadap pembangunan STP di

Provinsi Papua Barat. Bentuk dukungan pemerintah daerah yang diperlukan dalam

pengembangan STP Papua Barat berupa: kemudahan perijinan dan kelembagaan, penyediaan

lahan dan prasarana pendukung, penyiapan konsep dan masterplan (termasuk bentuk

kelembagaan/organisasi STP), dukungan program, serta penguatan jejaring di daerah (dengan

perguruan tinggi, lembaga keuangan, dan sebagainya). Pada pertemuan-pertemuan dalam

bentuk Focus Group Discussion (FGD) berikutnya juga disepakati bahwa bentuk organisasi

STP adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di bawah Balitbangda Provinsi Papua

dengan konten lokal yang diangkat adalah sagu, hasil hutan dan hasil perikanan/laut. Terkait

dengan itu, pembentukan STP Papua Barat juga selaras dengan misi Gubernur Papua Barat

Periode 2017-2022, yaitu: (1) meningkatkan daya saing dan iklim investasi daerah; (2)

membangun pertanian yang mandiri dan berdaulat; (3) membangun perikanan dan

kepariwisataan yang berdaya saing. berdasarkan hasil audisi dengan gubernur Papua Barat

pada bulan September 2017, Gubernur mendukung untuk berdirinya STP Papua Barat.

kekurangan dalam sarana prasarananya dan yang lainnya dapat diusulkan dalam program

percepatan pembangunan Papua Barat.

Lokasi STP Papua Barat di kampus Unipa pada bekas lahan Arboretum hutan alam dibelakang

kampus Fakultas Kehutanan dan Rektorat lama seluas 4,60 ha dan cadangan 2,83 ha dengan

total luasan 7,43 ha.

Politeknik Negeri Batam

Batam Technopark merupakan suatu wadah untuk menghubungkan pusat-pusat

riset/kajian, pengkaderan kewirausahaan dan pelatihan di Politeknik Negeri Batam dengan

industry, perbankan, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah di Batam. Cikal bakal Batam

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

80

Technopark adalah Business Technology Center (BTC) yang telah beroperasi sejak tahun 2005

dalam bidang pembinaan, konsultasi, pendampingan, dan inkubasi start up company di bidang

teknologi. Saat ini BTC telah berbadan hukum perseroan terbatas.

Sesuai dengan bidang keahlian para peneliti Politeknik Negeri Batam, arah

pengembangan industri di Batam di masa depan, dan potensi daerah provinsi Kepri, maka

Batam Technopark fokus pada bidang industry 4.0, logistic, dan creative industry. Bidang

industry 4.0 mencakup electronics manufacturing, industrial automation, dan robotic. Bidang

logistic meliputi cyber security, logistics 4.0, smart Supply Chain Management, dan e-

commerce. Bidang creative industry antara lain animation, multimedia, dan game technology.

Semua area tersebut berbasis pada program studi dan 29 unit laboratorium yang saat ini

telah ada di Politeknik Negeri Batam. Operasional Batam Technopark didukung oleh 113 orang

peneliti dengan kualifikasi pendidikan S2, 6 orang peneliti S3, dan sekitar 3.600 mahasiswa

kader inventor dan technopreneur.

Gambar 11. Batam Techno Park

Teknologi/Inovasi Yang Telah Dihasilkan

▪ Perakitan Perangkat Controller Brushless DC Motor (BLDC) dengan Teknologi SMT.

Perakitan perangkat dilakukan dengan metode “Reverse Engineering” dari produk yang

telah ada di pasaran. Proses perakitan komponen dengan Surface Mount Technology

(SMT) secara garis besar ditunjukkan oleh proses flow di bawah ini:

a. Proses Screen Printing merupakan proses memberikan solder pasta terhadap pad yang

akan diberikan dipasangkan kaki komponen. Pada proses ini dibutuhkan stencil sebagai

mask seperti proses sablon pada umumnya. Stencil yang digunakan

Batam Technopark

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

81

b. disesuaikan dengan desain PCB pada sisten yang akan dirakit. Tebal dan jenis stainless

steel yang dipakai sebagai stencil sangat menentukan kualitas pencetakan solder paste

pada PCB. Parameter yang menjadi perhatian adalah speed, Squeege Force, snap off

dan snap off motion.

c. Pick and Place Komponen

Proses pemasangan komponen pada PCB dilakukan setelah proses screen printing.

Proses pemasangan komponen dimulai dengan pemrograman board, part list dan

feeder. Kecepatan pick and place menyesuaikan dengan jenis dan ukuran komponen.

d. Reflow Oven

Reflow adalah proses pengeringan solder pasta dengan cara dimasukkan ke dalam

mesin reflow oven dengan suhu yang diatur menurut spesifikasi MSDS (Material

Safety Data Sheet) dari solder pasta yang digunakan. Proses ini harus memperhatikan

profil temperature dari mesin yang digunakan.

e. Pemeriksaan hasil inspeksi selain menggunakan magnifying lamp dilakukan dengan

bantuan Automatic Optical Inspection (AOI). Pemeriksaan hasil sampel produksi

meliputi penempatan komponen, kondisi penyolderan dan kebenaran komponen.

C. KST YANG DIKELOLA OLEH PEMERINTAH DAERAH

Kemenristekdikti melakukan pendampingan 3 KST yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.

Ketiga KST tersebut adalah (1) Solo Technopark, (2) Sragen Techno Park dan (3) Kaur Techno

Park.

Sragen Techno Park

Techno Park Sragen, dibangun pada tahun 2009, diatas lahan -/+23 Hektar. Sebagian

besar gedung yang ada dibangun oleh Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) dan sebagian

yang lain dibangun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen. Kemudian pad pemerintahan

Presiden Joko Widodo, selaras dengan Program Nawacita 6 dan kebijakan Menristekdikti maka

pada tahun 2015 dimulailah program pengembangan Technopark Sragen. Dari lahan seluas 23

Hektar tersebut, pemkab Sragen mengalokasikan sekitar 6,5 hektar untuk pengembangan

techno park yang akan difasilitasi pengembangannya oleh Kemenristekdikti.

Sesuai dengan surat dari Kemenristekdikti RI Nomor 13/D-KI/III/2015 perihal

pemberitahuan hasil Quick Assessment Techno Park calon lokasi pengembangan TP/SP/STP

agar Kabupaten Sragen diminta menyiapkan Dokumen dan petugas pendamping untuk tidak

lanjut di awal bulan Maret 2015. Kemudian pada Bulan April 2015 Bupati Sragen telah

menandatangani surat kesanggupan yang terkait dengan rencana pengembangan Techno Park

Sragen tentang penyiapan lahan, menyiapkan organisasi pengelola dan SDM yang

professional, menyiapkan sumber daya anggaran pendampingan, menyediakan sumber daya

anggaran rutin, memasukkan Techno Park kedalam RPJMD kab. Sragen, dan menerima

seluruh program dan asset hasil pengembangan/ pembangunan sesuai yang telah disusun

bersama.

Techno Park Sragen, dibangun pada tahun 2009, diatas lahan -/+23 Hektar. Sebagian

besar gedung yang ada dibangun oleh Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) dan sebagian

yang lain dibangun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen. Kemudian pad pemerintahan

Presiden Joko Widodo, selaras dengan Program Nawacita 6 dan kebijakan Menristekdikti maka

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

82

pada tahun 2015 dimulailah program pengembangan Technopark Sragen. Dari lahan seluas 23

Hektar tersebut, pemkab Sragen mengalokasikan sekitar 6,5 hektar untuk pengembangan

techno park yang akan difasilitasi pengembangannya oleh Kemenristekdikti.

Sesuai dengan surat dari Kemenristekdikti RI Nomor 13/D-KI/III/2015 perihal

pemberitahuan hasil Quick Assessment Techno Park calon lokasi pengembangan TP/SP/STP

agar Kabupaten Sragen diminta menyiapkan Dokumen dan petugas pendamping untuk tidak

lanjut di awal bulan Maret 2015. Kemudian pada Bulan April 2015 Bupati Sragen telah

menandatangani surat kesanggupan yang terkait dengan rencana pengembangan Techno Park

Sragen tentang penyiapan lahan, menyiapkan organisasi pengelola dan SDM yang

professional, menyiapkan sumber daya anggaran pendampingan, menyediakan sumber daya

anggaran rutin, memasukkan Techno Park kedalam RPJMD Kab. Sragen, dan menerima

seluruh program dan asset hasil pengembangan/ pembangunan sesuai yang telah disusun

bersama.

Kaur Techno Park (Pondok Pusaka)

Pondok pusaka dibangun di atas Kawasan seluas ± 30 Ha, yang terletak 2 km di sebelah

Timur Kompleks Perkantoran Padang Kempas Kota Bintuhan. Pondok pusaka Techno Park

merupakan suatu kawasan yang dibangun oleh pemerintah Kabupaten Kaur yang ditujukan

untuk menjadi Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Transfer Teknologi yang terkait dengan

pengembangan budidaya pertanian, agroindustri, industri rumah tangga, baik skala mikro dan

menengah yang sekaligus juga menjadi pusat pembinaan sosial capital, kawasan wisata techno,

kepanduan dan kepemudaan.

Pondok pusaka merupakan sentral bagi manajemen pengembangan industri berbasis sumber

daya lokal yang menjadi salah satu bagian dari tiga pusat keunggulan pengembangan kualitas

sumber daya manusia dan inovasi teknologi yang terdiri atas PUSAT INOVASI PERTANIAN

(Dangau MERDEKA), PONDOK PUSAKA dan PUSAT INOVASI BUDIDAYA

PEMASARAN (TAMAN BINEKA).

Ketiga pusat unggulan ini merupakan tiga serangkaian dalam sistem pengembangan

ekonomi di Kabupaten Kaur yang memiliki fungsi masing-masing dari sisi hulu ke hilir dalam

menjamin berkembangnya pertanian dan industrI berbasis pertanian di Kabupaten Kaur.

Fungsi Utama Pondok Pusaka, yakni:

1. Sebagai inkubator agribisnis, agroindustri;

2. Industri kerajinan bagi masyarakat

Melalui inkubator ini, masyarakat dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan

tentang tata cara melakukan pengolahan yang baik dan berkualitas terhadap produk-produk

pasca panen dan produk-produk kerajinan, mulai dari penyiapan bahan baku, sortasi, granding,

pengolahan, quality control, dan pengemasannya. Produk-produk yang dihasilkan dari pondok

pusaka adalah produk-produk yang siap dilempar ke pasar melalui pusat pemasaran produk

unggulan Kabupaten Kaur di Taman Bineka.

Fungsi lainnya dari Pondok Pusaka adalah sebagai lini akhir dari agroindustri yang

mengelola bahan olahan setengah jadi yang diproduksi oleh kelompok desa industri

pengolahan primer yang tersebar di level kecamatan dan desa. Sebagai contoh adalah para

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

83

industri TEPUNG MOCAF (modified cassava flour) yang mana pada tingkat industri desa dan

kecamatan memproduksi bahan setengah jadi berupa singkong iris yang telah dijemur, maka

pondok pusaka melakukan pengolahan berupa penepungan terhadap produk yang dihasilkan

oleh desa industri tersebut. Sementara desa-desa industri juga memproduksi produk pangan

yang menjadi bahan baku bagi desa industri.

Pada kawasan PONDOK PUSAKA techno park ini, sejumlah bangunan yang terkait

dengan penguatan kuallitas SDM Kabupaten Kaur dibangun. Di dalam setiap bangunan

tersebut, dilengkapi dengan alat dan mesin mulai dari yang sederhana hingga modern yang

digunakan untuk melatih masyarakat dalam mengolah produk-produk sumberdaya lokal

memperkenalkan cara-cara pengolahan yang baik dan modern sehingga produk-produk

tersebut berubah menjadi produk olahan yang memiliki daya saing dan nilai tambah tinggi.

Adanya Kawasan Terpadu tersebut, diharapkan pada tahun 2035 mendatang, Kabupaten Kaur

mampu menjadi daerah yang memiliki peradaban yang tinggi yang mengedepankan inovasi

dan IPTEK serta memiliki daya saing terhadap daerah maju lainnya.

Sumbawa Techno Park

Sumbawa Technopark adalah Technopark berbasis perguruan tinggi karena diinisiasi

oleh perguruan tinggi swasta di Kabupaten Sumbawa yaitu Universitas Teknologi Sumbawa

(UTS) serta juga karena berlokasi dekat/bertetangga dengan kampus UTS di Dusun Batu

Alang, Desa Leseng, Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa dan dalam radius 2 km

dengan lembaga pendidikan lainnya di Dusun Batu Alang seperti Akademi Komunitas, Institut

Ilmu Sosial dan Budaya Samawa Rea serta SMK Al Kahfi. Yayasan Dea Mas yang menaungi

lembaga-lembaga pendidikan di atas, pada tanggal 10 Agustus 2015 menyerah terimakan lahan

seluas 10 ha ke PEMDA Kabupaten Sumbawa dan selanjutnya PEMDA menghibahkan tanah

tersebut untuk pembangunan Sumbawa Technopark berdasar Surat Pernyataan Bupati

Sumbawa No. 593/152/ASET/2015 tanggal 3 September 2015 ke KEMENRISTEK-DIKTI.

Sumbawa Technopark resmi berdiri 7 April 2015 dengan ditandai oleh

penandatanganan kesepakatan penerimaan bantuan dari KEMENRISTEK-DIKTI yang

memfasilitasi Sumbawa Technopark dengan Bupati Sumbawa di kantor KEMENRISTEK-

DIKTI di Gedung 2 BPPT, Jl. MH Thamrin, Jakarta. Selanjutnya, upacara peletakan batu

pertama pendirian Sumbawa Technopark dilakukan oleh Menteri BAPPENAS pada tanggal 9

Mei 2015. Berdasarkan Master Plan Sumbawa Technopark yang diselesaikan pada akhir

Desember 2015 oleh KEMENRISTEK-DIKTI melalui kajian dari data-data potensi Sumbawa

dan FGD dengan para pemangku kepentingan a.l. pada tanggal 22 Oktober 2015 di Wisma

Daerah Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Technopark adalah technopark yang memiliki fokus

pada teknologi hayati/bio-teknologi dengan penerapan pada sektor Pangan, Pertanian,

Peternakan, Kehutanan, Kelautan, Kesehatan, Lingkungan dan Energi Terbarukan. Beberapa

tenant Sumbawa Technopark saat ini adalah perusahaan pemula berbasis teknologi (PPBT)

yang bekerja di bidang produksi mesin pertanian, pembibitan tanaman, energi terbarukan, dll.

Pada tanggal 3 Maret 2017, Sumbawa Technopark diresmikan oleh Sekjen Kemenristek-Dikti

Dan Dirjen Kelembagaan Iptek Dikti, Kemenristek-Dikti.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

84

Cibinong Science and Technology Park (CSTP)

Cibinong Science and Technology Park, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (CSTP

LIPI) merupakan salah satu National Science and Technology Park yang dikembangkan oleh

Pemerintah pada tahun 2015 sebagai salah satu impelementasi Nawa Cita butir ke-enam,

membangun 100 technopark di Indonesia. Saat ini CSTP LIPI berada di bawah pengelolaan

Pusat Inovasi LIPI. CSTP LIPI berlokasi di Cibinong Science Center (CSC) LIPI, Cibinong,

Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat Indonesia menempati lokasi sekitar 18 Ha. CSTP LIPI

menempati lokasi strategis dengan jarak hanya sekitar 30 Km dari Ibukota Jakarta.

Pusat Inovasi LIPI memiliki fungsi utama: (a) Manajemen Kekayaan Intelektual dan (b)

Inkubasi dan Alih Teknologi. Pada tahun 2013, Pusat Inovasi menempati lokasi baru di

Cibinong Science Center LIPI dalam kawasan seluas 6 Ha. Di lokasi baru ini Pusat Inovasi

dilengkapi dengan fasilitas kantor Pusat Inovasi, ruang kantor dan workshop incubator

teknologi, ruang pelatihan dan seminar. Inkubator teknologi Pusat Inovasi LIPI memiliki

kapasitas 20 ruang kantor untuk tenant. Sejak tahun 2015, Pusat Inovasi kemudian mendapat

mandat untuk mengembangkan dan mengelola Cibinong Science and Technology Par (CSTP)

dengan fungsi-fungsi sebagai berikut:

• Pusat Pengembangan Teknologi Maju

• Pusat Pengembangan Industri/Startup berbasis pengetahuan

• Pusat Kewirausahaan berbasis inovasi (technopreneurship)

• Manajemen kekayaan intelektual

• Inkubasi Bisnis Teknologi

• Komersialisasi dan Alih Teknologi

• Penyediaan jasa iptek dan inovasi untuk IKM

• Pusat simpul inovasi teknologi (innovation hub) dalam pengembangan jejaring

regional dan internasional

Perbandingan dengan STP di Luar Negeri

CSTP LIPI masih dalam tahap pengembangan untuk menjadi STP yang dapat memberikan

layanan secara komprehensif. Ketersediaan infrastruktur fisik untuk pengembangan inovasi

dan operasional industri di kawasan STP merupakan keharusan dan daya tarik bagi industri

untuk memanfaatkan sarana, prasarana, dan layanan STP. Infrastruktus CSTP LIPI seperti telah

ditetapkan dalam Masterplan akan mulai dibangun pada tahun 2018 berupa 2 unit dedung

produktif pilot plant bidang bioteknologi.

Secara bertahap, infrastruktur fisik CSTP akan dilanjutkan pembangunannya pada tahun 2019

berupa 1 klaster gedung tenant industri CSTP. Infrastruktur fisiklainnya akan dibangun seiring

dengan ketersediaan dana dan/atau mitra.

Paralel dengan pembagunan infrastruktur fisik kawasan CSTP LIPI tersebut, pengembangan

tim SDM yang professional dan desain kelembagaan yang business like akan dikembangkan.

Diperkirakan kelengkapan fisik dan kelembagaan ini akan dapat dipenuhi sekitar tahun 2021.

Pada saat ini perbandingan kinerja dan praktek-praktek pengelolaan akan dapat dilakukan

dengan STP professional yang lebih maju seperti di Singapura, Thailand, Malaysia, China, dll.

Untuk itu komimen pebangunan fisik dan SDM harus terus dilaksanakan secara konsisten.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

85

Kendala dan Solusi Pembangunan dan Pengembangan STP Kemenristekdikti:

Kegiatan Kendala Solusi

Kelembagaan 1. Sesuai dengan tahapan, akhir tahun

2017, status kelembagaan Pengelola

STP di semua lokasi sudah definitif.

Sampai saat ini yang sudah ada

adalah STP Solo, STP Kaur, IPB dan

MSTP Jepara sedangkan yg lainnya

masih berupa usulan melalui SK

Gub./Bupati/Rektor

2. Belum optimalnya lembaga yg

mengurusi Teknologi Transfer dan

Inkubasi, yang merupakan kunci dari

pencapaian STP

1. Memberikan surat dukungan dari

Kemenristekdikti untuk di

percepat status kelembagaanya,

agar ditingkatkan dari SK ke

UPT/BLUD

2. Pendampingan dari Lembaga/

Organisasi yang mempunyai

kapasitas melakukan Teknologi

Transfer dan Inkubasi

SDM Belum banyak pengelola STP yang

mandiri dan professional

Melakukan Capacity Building dan

juga bench Marking, baik di dalam

maupun di luar negeri

Jaringan/Tenan Syarat mandirinya suatu STP adalah

Kolaborasi unsur ABG.

1. Umumnya STP yang di kelola oleh

Pemerintah Daerah masih belum

dapat berkolaborasi dengan unsur

Bisnis/Industri, sedangkan tenan

yang ada hanya mempunyai

jaringan sebatas lokal.

2. Untuk STP yang dikelola oleh

Perguruan Tinggi, jaringan ke

Industri/Bisnis sudah cukup baik,

hanya kerjasama dengan unsur

Pemerintah daerah di lokasi STP

relatif sulit. (Cat. PT mempunyai

organisasi yg vertical ke Pusat)

1. Melakukan Kerjasama yang

lebih inten dengan Industri

dengan cara mengundang

Industri ke daerah baik berupa

workshop, FGD atau bertemu

dengan Gub/Bupati.

2. Mempertemukan antara Rektor

dengan Bupati/Gubernur. Dan

membuat nota Kerjasama antara

Pemerintah Daerah dengan PT,

dalam bentuk dukungan

Teknologi

Keuangan Terjadinya pemotongan/optimalisasi

anggaran di tengah tahun pelaksanaan

Melakukan penyesuaian -

penyesuaian, walaupun target yang

diharapkan pada tahun berjalan

menjadi mundur pada tahun

berikutnya

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

86

Sasaran strategis ini juga didukung dengan program dan kegiatan dari:

1. Organisasi Profesi

Ada 3 kegiatan utama yang telah dilaksanakan pada tahun 2017, yaitu :

1. Kajian Akdemis Dalam Rangka Fasilitasi Penguatan Kelembagaan Organisasi Profesi

Iptek (Orprof Iptek), di dalamnya termasuk:

(1) Kajian NSPK Kelembagaan Orprof Iptek dan

(2) Kajian Akademis Juknis Fasilitasi Kelembagaan Orprof Iptek;

2. Pembuatan Sistem Informasi Orprof Iptek, mencakup:

(1) Penyusunan Data Base Orprof Iptek dan

(2) Pembuatan Website Orprof Iptek;

Penyusunan Data Base Organisasi Profesi Iptek merupakan pangkalan data yang akan

dipergunakan dalam berbagai kegiatan yang terkait dengan Orprof Iptek di bawah

koordinasi Subdit Organisasi Profesi Iptek, Kemenristekdikti. Selaain untuk

meninvetarisasi organisasi profesi yang ada saat ini, pembuatan database ini juga

bertujuan untuk mendapat gambaran terkait kondisi organsisi profesi di bdiang Iptek di

Indonesia. Penyusunana data base ini menjadi penting, karena hingga saat ini belum ada

pengkalan data yang mendokumentasi data data.

DATABASE ORGANISASI PROFESI

No Nama Organisasi

Profesi Alamat Sekretariat No. SK

Kemenku

mham

Kontak Pengurus

Telp/Fa

x E-mail Websit

e Nama Jabatan Kontak

(HP&E

-mail)

1 Asosiasi Ilmu

Politik Indonesia

Ilmu Administrasi Negara

Widya Graha Lt III, Jl.

Jend Gatot Subroto No 10

ppaipi@g

mail.com

pp_aipi@

yahoo.co

m

Dr.

Alfitra

Salam

Dr. Nico

Harjanto

Ketua

Umum

Sekjen

2

Codata (Committe

on Data for

Science and

Technology)

PDII LIPI

Jl. Gatit Subroto 10-

Jakarta

T : 021-

5733465

F : 021-

5733467

ka_pdii@

mail.lipi.g

o.id

3 Grup Fisikawan

Teori Indonesia

(GFTI)

D/A p2 Fisika LIPI

Kompleks Puspiptek

Serpong-Tangsel 15310 T : 021-

7560570 gttk@mai

l.lipi.go.id

http://si

tus.opi.

lipi.go.

id/gtti

L.T.

Handoko 081115

58728

4 Himpunan Fisika

Indonesia (HFI)

Cab Jakarta

FMIPA-UI Depok

Departemen Fisika T :

0813873

78962

ariadne@

sci.ui.ac.i

d

enis002@

lipi.go.id

Dr.

Ariadne L

Juwono

Dr. Eni

Sugiarti

Ketua

HFI

Cab.

Jakarta

Koordin

ator

Serpong

P2

Fisika-

LIPI

081387

378962

'082125

767325

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

87

5 Himpunan Peneliti

Indonesia

(Himpenindo)

Gd. Korpri LIPI Lt. 2

Jl. Gatot Subroto No 10

Jakpus

T : 021-

4082761

0/08880

8990937

F : 021-

2152551

79/021-

7587113

7

himpenin

do@mail.

lipi.go.id

himpen

indo.or

g

Prof

Bambang

Subiyanto

Pro Enny

Sudarmon

owati

Agus

Fanar

Syukri,

PH.d

Ketua

Umum

Wakil

Ketua

Umum

Direktur

Eksekuti

f

6 Himpunan Kimia

Indonesia (HKI)

Pusat Penelitian Kimia,

Kawasan Puspiptek

Serpong, Tangsel T : 021-

7560090 hki@kimi

awan.org

Prof.Dr.

Silvester

Tursiloadi

085715

760733

tursiloa

di@yah

oo.com

7 Masyarakat

Katalisis

lab katalis dan katalisis,

dep teknik kimia, fak. Ti,

Institute Teknologi

Bandung

subagio@

yahoo.co

m

Dr.

Subagio 081220

85744

8 masyarkat

Komputasi

Indonesia

D/A p2 Fisika LIPI

Kompleks Puspiptek

Serpong-Tangsel 15310 T: 021

7560570 gttk@mai

l.lipi.go.id

http://si

tus.opi.

lipi.go.

id/gtti

L.T.

Handoko 081115

58728

9 masyarakat

limnologi

indonesia (MLI)

pusat penelitian limnologi

indonesia-LIPI CSC

Cibinong T:021

8757071

masyarak

at_limnol

ogi_indon

esia@goo

glegroups

.com

Dr. Tri

widiyanto

Fifia

Zulfi,

M.Si

Dr. Luki

Subehi

081807

01401

_luki@

limnolo

gi.lipi.g

o.id

087884

493509

Fifia.zu

lfi@lim

nologi.l

ipi.go.i

d

10 Masyarakat Nano

Indonesia (MNI)

Ruang 1000 TMC 2

gedung 124 graha widya

bakti pusat penelitian ilmu

pengetahuan dan teknologi

(PUSPIPTEK) tangsel

15314

T: 021

7560031 info@nan

o.or.id

M.

Ikhlasul

amal

Sekertari

s Jendral

081296

470432

amal@

nano.or

.id

11 Perhimpunan

Biologi indonesia

d/a pusat penelitan biologi,

gedung kusnoto, Jl

IR.H.Juanda 18, Bogor T: 021

8765056

pbi@biol

ogi.or.id /

Wrosafari

da@gmail

.com

W Rosa

Farida

Sekertari

s I PBI

pusat

081111

7533

wrosafa

rida@g

mail.co

m

12

penggolong

taksonomi

tumbuhan

indonesia

herbarium bogorience,

puslit biologi-lipi jl raya

jakarta-bogor- KM 46

cibinong 16911

T:021

8765066

ptti.1985

@gmail.c

om

yessi

santika

dedy

darmadi

yessi

santika

'081380

428091

santika

ye@gm

ail.com

3. Pelaksananan Forum Tahunan Orprof Iptek.

Forum Tahunan Organisasi Orprof Iptek I 2017 adalah merupakan salah satu kegiatan

yang direncanakan dilakukan secara regular setiap tahun. Secara umum, tujuan pelaksanaan

kegiatan Forum Tahunan Organisasi Orprof Iptek I adalah untuk memberikan dukungan dan

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

88

membentuk iklim yang kondusif bagi penguatan organisasi profesi iptek agar dapat lebih

mandiri secara kelembagaan. Secara khusus, maka tujuan dari kegiatan ini adalah: (1)

menghimpun dan memberikan wahana bagi orprof iptek untuk saling berinterakasi dan

berkolaborasi, (2) mengidentifikasi hal-hal yang diperlukan dalam memperkuat kelembagaan

Orprof Iptek, (3) mempersiapkan instrument kebijakan yang mendukung penguatan

kelembagaan Oprof Iptek.

Beberapa kontribusi yang bisa dimainkan oleh Orprof Iptek, antara lain : (1)

menghilirisasi produk dan jasa nuklir untuk menjadi industry sebagai upaya untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional (APRONUKI), (2) memberikan kontribusi

terkait riset asset dan kekayaan Negara serta pendidikan terkait pengembangan profesi penilai

bagi masyarakat ataupun mahasiswa yang berada di perguruan tinggi (MAPPI), (3)

memberikan kontribusi terkait riset teknologi lingkungan yang ramah lingkungan dan efektif

untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan, serta pendidikan terkait pengembangan

profesi tenaga ahli lingkungan bagi masyarakat ataupun mahasiswa yang berada di perguruan

tinggi (PTALI).

Sedangkan fasilitasi yang dibutuhkan oleh Orprof Iptek, antara lain: (1) Kerjasama

antar organisasi profesi IPTEK nasional dan dengan lembaga internasional (ex. ADB, JICA

dll), (2) Informasi terkait teknologi dan riset, (3) Pendanaan untuk pengembangan profesi

(capacity building) seperti : sosialisasi, pelatihan, bimbingan teknis, seminar), (3) Dukungan

bagi organisasi profesi untuk kerjasama internasional, (4) Memberikan ruang kepada

organisasi profesi sebagai pelaksana lapangan bagi program pemerintah, (5) Memberikan

fasilitas kepada organisasi profesi sebagai pendampingan pada program / kegiatan pemerintah.

Gambar 12. Launching Dan Seminar Forum Organisasi Profesi Iptek I Tahun 2017

2. Lembaga Penunjang Lainnya

Adapun Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan kegiatan

Pelaksanaan Pengembangan Taman Sains dan Teknologi: Lembaga Penunjang Lainnya,

beserta capaiannya adalah seperti pada tabel berikut:

Permasalahan umum yang terdapat pada DRD maupun STP di daerah menyangkut

beberapa hal:

• Urgensi Dewan Riset Daerah yang merupakan lembaga yang kegiatannya berkaitan

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

89

dengan penyusunan kebijakan ilmu pengetahuan dan teknologi di daerah yang

bersangkutan kadang-kadang belum dapat memberikan dukungan yang diharapkan

dalam hal dukungan kelembagaan yang memberikan kemudahan akses kepada pihak

eksekutif dalam rangka melakukan hilirisasi dari berbagai upaya riset dan inovasi yang

telah dilakukan dan sesuai untuk kondisi daerah yang bersangkutan;

• Dalam hal Dewan Riset Daerah juga berfungsi untuk mendukung pemerintah daerah

melakukan koordinasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan daerah-daerah

lain, serta mewakili daerah di Dewan Riset Nasional, masih terdapat kesenjangan secara

struktural, dalam hal ini tidak terlihat adanya hubungan vertikal langsung di antara

keduanya;

• Maka menjadi permasalahan kelancaran tugas Dewan Riset Daerah adalah mekanisme

kelembagaan;

• Permasalahan yang terkait dengan keberadaan STP di daerah meliputi:

a. Kurangnya dukungan kuat pemerintah daerah dan universitas/ lemlitbang (sebagai

owner sekaligus inisiator) pada keberadaan STP di daerah,

b. Masih lemahnya dukungan industri (industri jangkar atau bapak angkat) sebagai

basis investasi, pasar dan pelaku usaha pada keberadaan STP di daerah,

c. Di beberapa daerah belum terbentuknya organisasi (Satker Daerah) yang fleksible,

sehingga mampu membuat pengelola STP yang mandiri,

d. Belum terbentuknya manajemen profesional yang mampu menjalankan program

sehingga mampu meningkatkan aspek relevansi, berkelanjutan dan kemandirian

STP di daerah.

Beberapa upaya Pemberdayaan DRD dalam rangka Pengembangan STP, dapat

direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Memberikan dukungan penguatan status dan mekanisme kelembagaan bagi DRD,

melalui beberapa cara antara lain:

• Memberikan status DRD di samping sebagai dewan riset daerah yang member

masukan kepada kepala daerah, juga dimungkinkan memberi masukan kepada

instansi teknis maupun kepada lembaga lain dalam rangka hilirisasi (spin off)

inovasi sehingga semua hasil atau produk DRD dapat terakomodasi langsung;

• Membuat landasan hukum yang dapat berupa Peraturan Menteri Dalam Negeri,

maupun Peraturan Kepala Daerah baik propinsi maupun kabupaten/ kota, atau

dalam bentuk suatu Peraturan Daerah dalam rangka status dan mekanisme

kelembagaan DRD;

• Apabila hal tersebut di atas tidak memungkinkan, maka dapat pula dibentuk adanya

lembaga integrator sehingga DRD dapat memberi masukan kepada instansi teknis

maupun kepada lembaga lain dalam rangka hilirisasi (spin off) inovasi sehingga

semua hasil atau produk DRD dapat terakomodasi secara langsung.

2. Memberikan dukungan sarana dan prasarana melalui instansi yang bersifat vertical

(Pusat) maupun instansi yang bersifat horizontal (Daerah);

3. Dukungan berupa bantuan operasional yang dapat berupa dana operasional yang

dipertanggungjawabkan baik oleh penerima bantuan, dalam hal ini DRD yang ada di

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

90

daerah maupun pihak pemberi bantuan. Tentu saja hal ini akan diatur melalui peraturan

tersendiri.

4. Memberikan bantuan lainnya yang memiliki karakteristik pengembangan inovasi di

Kementerian/ Lembaga yang terkait;

5. Dukungan atau bantuan tersebut yang merupakan upaya penguatan DRD di daerah

secara khusus merupakan domain dari Kemenristek-Dikti serta lembaga pemerintah

lain yang mempunyai substansi atau bidang yang sama;

6. Dalam memberikan bantuan diperlukan adanya Petunjuk Teknis (Juknis) yang

mengatur bantuan tersebut. Petunjuk teknis tersebut memuat beberapa hal antara lain:

• Dasar hukum pemberian bantuan

• Tujuan pemberian bantuan

• Pemberi bantuan

• Penerima bantuan dan persyaratan penerima bantuan

• Bentuk bantuan

• Alokasi anggaran

• Tatakelola dan mekanisme penyaluran bantuan

• Pertanggungjawaban bantuan

• Ketentuan perpajakan

• Sanksi

3. Inkubator dan Intermediasi

A. Jumlah Lembaga Inkubator yang dikembangkan

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran Program

Meningkatnya kualitas kelembagaan Iptek dan Dikti, salah satunya adalah Jumlah Lembaga

Inkubator. Adapun Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan kegiatan

Pengembangan Taman Sains Teknologi dan Pembinaan Pengembangan Lembaga Inkubator

beserta capaiannya adalah seperti pada tabel berikut:

Tabel 16. Indikator dan Capaian Sasaran Kegiatan Penguatan dan Pengembangan

Lembaga Penelitian dan Pengembangan

No Indikator Sasaran

Kegiatan

Target 2017 Capaian 2017 Kinerja

1 Lembaga Inkubator yang

dikembangkan 7 19 271 %

Tujuan program pengembangan lembaga inkubator teknologi adalah menguatkan peran

lembaga inkubator teknologi, mendukung penumbuh-kembangan wirausaha baru berbasis

teknologi dan pemodelan inkubasi wirausaha baru berbasis inovasi iptek melalui inkubator.

Pada tahun 2017, kegiatan pengembangan lembaga inkubator teknologi mentargetkan

penguatan kelembagaan lembaga inkubator teknologi yang sudah ada (exist), khususnya di

lembaga litbang dan perguruan tinggi. Pada tahun-tahun selanjutnya program ini akan

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

91

mendukung pembentukan dan penguatan lembaga inkubator teknologi di kawasan Taman

dan Sains Teknologi (TST) dan kawasan lain yang ditetapkan kemudian.

Pada tahun 2017 ini kegiatan difokuskan pada lembaga inkubator di 7 (tujuh) inkubator

PTNBH yang memiliki STP (Undip, ITB, Unpad, IPB, ITS, UGM, dan UI) ditambah 2 (dua)

inkubator PTNBH yang belum memiliki STP (USU dan Unhas). Selain itu juga kegiatan

penguatan lembaga inkubator Non PTNBH pada 10 (sepuluh) inkubator yaitu ; Inkubator

Binus, BIT BPPT, Inkubator SBS Stikubank Semarang, Incubator Cubic Bandung,

Incubator Gerdhu Surabaya, Inkubator Unsoed Purwokerto, Inkubator Univ. Brawijaya

Malang, Inkubator Universitas Trunojoyo Madura, Inkubator PENS Sky Venture Surabaya,

Inkubator Agribisnis Universitas Riau.

Pada Tahun 2017, Jumlah Lembaga Inkubator yang mendapat fasilitasi sejumlah 19

(sembilan belas) Lembaga. Jika dibandingkan dengan jumlah yang ditargetkan, yakni

sejumlah 7 (tujuh) Lembaga inkubator PTNBH, maka realisasi capaian kinerja Program ini

telah tercapai (271%). Keberhasilan program ini didukung oleh kesamaan visi dan misi

dalam memajukan lembaga inkubator yang dikelola dan semangat yang sama dalam

menumbuhkembangkan pengusaha pemula berbasis teknologi dalam upaya hilirisasi hasil

hasil riset.

1. Fasilitasi Pengembangan Lembaga Inkubator Teknologi (PTNBH dan Non

PTNBH)

Secara umum bentuk program fasilitasi pengembangan lembaga inkubator teknologi PTN BH

meliputi :

• Penyusunan dan Pendampingan Business Canvas, Business Plan Lengkap, Action Plan

Inkubator Bisnis Teknologi

• Penyusunan SOP operasional IBT

• Pendampingan Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) antara STP dan Inkubator

• Penyusunan Business Plan Tenant

Penyusunan business plan tenant untuk memperoleh pendanaan dari luar IBT untuk tahun

2018. Business plan tenant yang disusun adalah business plan yang lengkap.

• Business Matching

Business matching adalah menggelar proses pitching antara tenant dengan calon investor.

Business Matching wajib dilaksanakan oleh IBT Tahap Berkembang dan Tahap Lanjut.

Tahapan business matching sebagai berikut.

1. Inkubator memilih tenant yang siap untuk bertemu dengan calon investor.

2. Inkubator mendampingi tenant untuk menyiapkan business model canvas masing-

masing dan melatih tenant untuk menyampaikan presentasi yang memikat selama 5

menit.

3. Inkubator meminta masukan dari tenant akan calon investor yang perlu diundang dan

juga mengambil inisiatip untuk tambahan calon investor.

4. Menggelar acara business matching serentak gelar produk mereka – tenant peserta

business matching.

5. Kewajiban menggelar business matching sesuai tahap pertumbuhan inkubator.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

92

• Implementasi Action Plan Lainnya

Merupakan pelaksanaan kegiatan yang telah dituangkan di dalam Action Plan yang telah

dibuat oleh masing-masing incubator yang dibina. Disadari bahwa pelaksanaan kegiatan

tidak dapat dilaksanakan secara menyeluruh dalam waktu yang singkat selama

pelaksanaan program ini, namun beberapa kegiatan yang memang telah dijadwalkan dalam

kurun waktu pelaksanaan program ini dapat/wajib dilaksanakan untuk mendapat feedback

(masukkan) bagi penyempurnaan action plan masing-masing inkubator yang difasilitasi.

• Lokakarya Dengan Pemangku Kepentingan

Lokakarya dengan pemangku kepentingan inkubator di lokasi masing-masing untuk

memperoleh komitmen pemangku kepentingan, saran dan masukan atas business plan dan

action plan yang telah disusun. Presentasi manajer inkubator diikuti minimal dengan

penyajian business canvas model dari 3 tenant yang paling progresif. Acara Lokakarya

digelar serentak dengan menampilkan produk dari para tenant inkubator.

• Capacity building tenaga pengelola inkubator

• Benchmarking Lembaga Inkubator Teknologi

Secara umum bentuk program fasilitasi pengembangan lembaga inkubator teknologi non PTN

BH meliputi :

a) Penyusunan Business Canvas, Business Plan Lengkap, Action Plan Inkubator Bisnis

Teknologi

b) penyusunan SOP operasional IBT

c) Penyusunan Business Plan Tenant

Penyusunan business plan tenant untuk memperoleh pendanaan dari luar IBT untuk tahun

2018. Business plan tenant yang disusun adalah business plan yang lengkap.

d) Business Matching

Business matching adalah menggelar proses pitching antara tenant dengan calon investor.

Business Matching wajib dilaksanakan oleh IBT Tahap Berkembang. Tahapan business

matching sebagai berikut:

• Inkubator memilih tenant yang siap untuk bertemu dengan calon investor.

• Inkubator mendampingi tenant untuk menyiapkan business model canvas masing-

masing dan melatih tenant untuk menyampaikan presentasi yang memikat selama 5

menit.

• Inkubator meminta masukan dari tenant akan calon investor yang perlu diundang dan

juga mengambil inisiatip untuk tambahan calon investor.

• Menggelar acara business matching serentak gelar produk mereka – tenant peserta

business matching.

• Kewajiban menggelar business matching.

e) Implementasi Action Plan Lainnya

Pelaksanaan kegiatan lainnya yang telah dituangkan di dalam Action Plan.

f) Lokakarya Dengan Pemangku Kepentingan

Lokakarya dengan pemangku kepentingan inkubator di lokasi masing-masing untuk

memperoleh komitmen pemangku kepentingan, saran dan masukan atas business plan dan

action plan yang telah disusun. Presentasi manajer inkubator diikuti minimal dengan

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

93

penyajian business canvas model dari 3 tenant yang paling progresif. Acara Lokakarya

digelar serentak dengan menampilkan produk dari para tenant inkubator.

2. PROGRAM AKREDITASI DAN SERTIFIKASI PENGELOLA LEMBAGA

INKUBATOR BISNIS TEKNOLOGI

A. Kegiatan akreditasi dikerjakan oleh Konsultan dan secara umum Akreditasi

Lembaga Inkubator dapat dirinci sebagai berikut:

a) Mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan terkait kegiatan kajian.

b) Mengidentifikasi sistem akreditasi inkubator bisnis dan teknologi di mancanegara

(melalui web site).

c) Menganalisis sistem akreditasi inkubator bisnis dan teknologi yang telah

diidentifikasi.

d) Menyusun draft akreditasi inkubator bisnis dan teknologi di Indonesia dengan

mengacu pula pada Perpres No 27 tahun 2013 dan Permenkop dan UKM No. 24

tahun 2015.

e) Melakukan FGD draft akreditasi inkubator bisnis dan teknologi di Indonesia.

Melakukan uji coba penerapan draft akreditasi inkubator bisnis dan teknologi

terhadap asesor dan lembaga inkubator (Menyusun laporan kajian yang meliput

seluruh luaran tersebut di atas.

f) Berdasarkan hasil kajian akreditasi tersebut maka Direktorat KST dan Bajang

Lainnya meminta kepada pihak AIBI (Asosisasi Inkubator Bisnis Indonesia)

melakukan uji coba penilaian akreditasi terhadap 7 inkubator yaitu Inkubator BIT

BPPT, Inkubator DIIB Universitas Indonesia, Inkubator Universitas Bina

Nusantara, Inkubator Cubic Bandung, Inkubator PIB Universitas Padjajaran,

Inkubator LPIK Institut Teknologi Bandung, Inkubator Incubie IPB Bogor.

B. Kegiatan sertifikasi pengelola inkubator dikerjakan oleh Konsultan dan secara

umum dapat dirinci sebagai berikut:

a) Mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan terkait kegiatan kajian.

b) Menyusun peta fungsi Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

(RSKKNI) Pengelola Inkubator Bisnis Teknologi.

c) Menyusun draft body SKKNI Pengelola Inkubator Bisnis Teknologi.

d) Verifikasi internal RSKKNI Pengelola Inkubator Bisnis Teknologi.

e) Penyusunan draft uraian jabatan (deskripsi jabatan, peran kerja, sikap kerja)

Rancangan Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia (RKKNI) Pengelola Inkubator

Bisnis Teknologi.

f) Penyusunan level dan kemungkinan jabatan dan unit kompetensi RKKNI yang

diperlukan Pengelola Inkubator Bisnis Teknologi.

g) Melakukan FGD draft uraian SKKNI dan RKKNI

h) Menyusun laporan kajian yang meliputi seluruh luaran tersebut di atas.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

94

Daftar Lembaga Inkubator yang telah mendapat kegiatan Fasilitas Penguatan Lembaga

Inkubator Teknologi dari Direktorat KST dan Lembaga Penunjang Lainnya

No Nama Inkubator Intansi Tahun

1 Inkubator CIKAL Universitas Sumatera Utara 2016

2 Inkubator Intens Balitbangda Prov. Sumsel 2016

3 Inkubator Bisnis AMIKOM AMIKOM Yogyakarta 2016

4 Inkubator IKITAS IKITAS Semarang 2016

5 Inkubator Balitbang Provinsi JawaTengah Balitbang Prov. Jawa

Tengah 2016

6 Inkubator Bisnis LPPM Unud Universitas Udayana 2016

7 BTC Poltek Batam Politeknik Negeri Batam 2016

8 Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis ITI Institut Teknologi

Indonesia 2016

9 KKIB Undip Universitas Diponegoro 2016

10 Inbis PSWG LPPM UNY Universitas Negeri

Yogyakarta 2016

11 Inkubator CIKAL Universitas Sumatera Utara 2017

12 KKIB Undip Universitas Diponegoro 2017

13 UPKB Unhas Universitas Hasanudin 2017

14 Incubie IPB Institut Pertanian Bogor 2017

15 DIIB UI Universitas Indonesia 2017

16 LPIK ITB Institut Teknologi Bandung 2017

17 PIB Unpad Universitas Padjajaran 2017

18 Inkubator ITS Institut Sepuluh November

Surabaya 2017

19 Inkubator Gama Multi Universitas Gajah Mada 2017

20 Inkubator Binus Universitas Bina Nusantara 2017

21 BIT Serpong BPPT 2017

22 CUBIC CV CUBIC Bandung 2017

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

95

23 LPPM Unsoed Universitas Jenderal

Soedirman 2017

24 SBS Stikubank Stikubank Semarang 2017

25 GERDHU INKUBATOR PT Gerdhu 2017

26 PENS SKY VENTURE Politeknik Negeri Surabaya 2017

27 Inkubator UTM Universitas Trunojoyo

Madura 2017

28 Inkubator UB Universitas Brawijaya 2017

29 Inkubator Agribisnis Unri Universitas Riau 2017

Catatan :

• Inkubator CIKAL Universitas Sumatera Utara dan KKIB Universitas Diponogoro

terpilih di tahun 2016 karena proses seleksi, sedangkan di tahun 2017 melalui

penunjukkan PTNBH.

Profil 16 (enambelas) STP Mature

Berikut daftar 16 (enambelas) STP Mature yang sedang dikembangkan dibawah koordinasi

Kementerian Ristekdikti:

No

Nama

Kawasan

Sains

Jenis

Kawasan

Sains

Fokus Lokasi

Kelompok

(Baru/

Pengemba

ngan)

K/L

Pelaksana

Mitra Utama

dan Mitra

Pendukung

1. Bandung

Techno

Park

Techno

Park

ICT Kawasan

Telkom

Dayeuhkolot

Bandung

Pengemba

ngan

Kementerian

Perindustrian

Pemprov. Jabar,

Univ. Telkom

2. Solo Tekno

Park

Tekno

Park

Manufaktur Kota Solo Pengemba

ngan

Kementerian

Riset,

Teknologi dan

Pendidikan

Tinggi

Pemkot Solo,

ATMI Solo dan

UNS

3. N-STP

BATAN

Pasar

Jum’at

Science

Park

Pangan Pasar Jumat ,

Jakarta Selatan

Pengemba

ngan

BATAN BATAN

4. STP

Sukamandi

Science

and

Techno

Park

Pertanian

padi (hulu-

hilir)

Kecamatan

Ciasem,

Kabupaten

Subang, Jawa

Barat

Pengemba

ngan

Kementerian

Pertanian

Eksternal: Pemkab

dan diperta

Subang,

Karawang,Purwkrt

Litbangda Jabar,

Ristekdikti, Kop

Internal : BPTP

Jabar,Unit Kerja

Balitbangtan

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

96

No

Nama

Kawasan

Sains

Jenis

Kawasan

Sains

Fokus Lokasi

Kelompok

(Baru/

Pengemba

ngan)

K/L

Pelaksana

Mitra Utama

dan Mitra

Pendukung

5. Science &

Techno

Park BIT –

Puspiptek

STP Teknologi Kawasan

Puspiptek

Tangsel

Pengemba

ngan

BPPT Pemkot. Tangsel,

ITI PUSPIPTEK

6. Science and

Technology

Park LIPI,

Cibinong

NSTP Pangan,

Energi,

Lingkungan

, Kesehatan

& Obat,

Informasi &

Telekomuni

kasi

Gedung Inovasi-

LIPI, Jl Raya

Jakarta Bogor

KM.47

Baru LIPI Pemkab. Bogor,

Pemprov Jawa

Barat

7. Science and

Technology

Park -

Institut

Teknologi

Bandung

STP TIK, Energi LPIK ITB, Jl.

Ganesha

Bandung, dan

Gedebage

Bandung

Baru Kemenristekdi

ikti (Insitut

Teknologi

Bandung)

Institut Teknologi

Bandung

Pemkot Bandung

Pemprov Jawa

Barat

8. Science and

Technology

Park -

Institut

Pertanian

Bogor

STP Pertanian Komplek IPB

Science Techno

Park Jl. Taman

Kencana No. 3

Bogor 16128

Baru Kemenristekdi

ikti (Insitut

Pertanian

Bogor)

Institut Pertanian

Bogor

Pemkot Bogor.

Pemkab Bogor

Pemprov Jawa

Barat

9. Science and

Technology

Park –

Universitas

Gajah Mada

STP Medical

Devices

Kampus UGM

Jl. Kaliurang,

dan

Purwomartani

DIY.

Baru Kemenristekdi

ikti

(Universitas

Gajah Mada)

Universitas Gajah

Mada, Pemprov

DI Yogyakarta

10. Science and

Technology

Park – ITS

STP Maritim &

Otomotif

Kampus ITS

Sukolilo

Baru Kemenristekdi

ikti (Institut

Tekinologi

Surabaya)

Institut Teknologi

Surabaya,

Pemprov jawa

Timur

11. Science and

Technology

Park –

UNPAD

STP ICT

Kampus

UNPAD

Jatinangor

Baru Kemenristekdi

ikti

(Universitas

Padjajaran)

Universitas

Padjajaran,

Pemprov Jawa

Barat

12. Science and

Technology

Park –

Pusat

Penelitian

Kopi &

Kakao

Science

Park

Kopi &

Kakao

Jalan PB

Sudirman No.90,

Jember Lor,

Patrang,

Kabupaten

Jember, Jawa

Timur

Baru Kemenristekdi

kti & Pusat

Penelitian

Kopi Kakao

Kementerian

Pertanian,

Pemkab jember

Pemprov Jawa

Timur

13. Batam

Techno

Park

Techno

Park

Elektronika

& animasi.

Jl.Tanjung

Bemban Citra

Lautan Teduh

no.18 Batu

Besar

Baru Kemenperin &

Politeknik

BATAM

Kemenperin &

Politeknik

BATAM

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

97

No

Nama

Kawasan

Sains

Jenis

Kawasan

Sains

Fokus Lokasi

Kelompok

(Baru/

Pengemba

ngan)

K/L

Pelaksana

Mitra Utama

dan Mitra

Pendukung

14. Bantaeng

Techno

Park

Techno

Park Teknologi

Pertanian

Nipa-Nipa,

Pa'jukukang,

Kab. Bantaeng,

Sulawesi Selatan

Baru BPPT &

PemKab.

Bantaeng

BPPT, PemKab.

Bantaeng, Unhas

15. MSTP

Jepara

Techno

Park Teknologi

Kelautan

Jalan UNDIP,

Desa Teluk

Awur, Tahunan,

Kab. Jepara,

Jawa Tengah

Baru Kemenristekdi

kti & Pemda

Kab Jepara,

Undip

Kemenristekdikti

& Pemda Kab

Jepara, Undip

16. Cimahi

Techno

Park

Techno

Park Jl. Raya Baros

No.78, Utama,

Cimahi Sel.,

Kota Cimahi,

Jawa Barat

Baru BPPT &

Pemkot

Cimahi

BPPT & Pemkot

Cimahi

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

98

Dari 16 STP yang Mature, ada 8 STP yang difasilitasi oleh Kemenristekdikti

antara lain :

1. Science Techno Park Universitas Padjadjaran

KST Universitas Padjadjaran (Unpad) terletak di Kampus Unpad Jatinangor, sangat

sesuai untuk pengembangan sains dan teknologi yang memerlukan persyaratan alam terbuka,

aman, dan menyatu dengan kampus utama tempat berfungsinya fakultas, laboratorium dan

pusat-pusat studi di lingkungan Universitas Padjadjaran.

Gambar 13. Lokasi dan Aksesibilitas KST Unpad

Konsep kebijakan pengembangan dan kelembagaan KST Unpad dimuat dalam Gambar

14 dan Gambar 15 Perencanaan dan konsep pengembangan KST Unpad sepenuhnya adalah

merupakan bentuk-bentuk kemitraan strategis antara Unpad dengan pemerintah Provinsi Jawa

Barat, pelaku usaha komersial, dan kelompok-kelompok masyarakat. Khusus dengan Provinsi

Jawa Barat, kemitraan strategis dalam pengembangan sains dan teknologi mempunyai arti

penting dengan mempertimbangkan bahwa Bappeda Provinsi Jawa Barat telah mengukuhkan

Kawasan Jatinangor sebagai “Kawasan Andalan dengan Core Business Pendidikan”. Realisasi

pencanangan kawasan Jatinangor sebagai kawasan pendidikan, Pemprov Jawa Barat juga telah

menginisiasi pembentukan kemitraan penelitian lintas perguruan tinggi dengan mitranya

pelaku usaha komersial dan masyarakat yang dikenal sebagai Taman Budaya, Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (TBIT) Jatinangor.

Pembentukan KST Unpad akan menguatkan kemitraan strategis antar pemangku

kepentingan pembangunan di Jawa Barat tersebut. Keberadaan KST Unpad diharapkan akan

menjadi tujuan dan tumpuan kolaborasi penelitian dan pengembangan laboratorium untuk

energi, lingkungan hidup, agro-bisnis, kesehatan dan kedokteran, farmasi dan bidang-bidang

prioritas pembangunan lainnya. Dengan demikian, melalui pengembangan KST Unpad akan

menjadi katalis untuk terciptanya lapangan pekerjaan di Jawa Barat dan wilayah Indonesia

lainnya.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

99

Strategi pengembangan fokus bidang KST Unpad dilakukan dengan membuat suatu

entitas badan usaha milik Unpad yang akan berinteraksi dengan industri dan masyarakat. Badan

usaha milik Unpad ini dibentuk dan dibuat secara professional sebagai entitas bisnis, dengan

demikian diharapakn dapat berperan sebagai entitas perantaara interaksi dengan KST Unpad

dan industri.

Gambar 14. Konsep Pengembangan KST Unpad

Gambar 15. Strategi Pengembangan Kelembagaan KST Unpad

KST Unpad memiliki empat divisi layanan, yaitu divisi layanan KST Unpad (Gambar

16) terdiri dari divisi layanan teknis, divisi layanan pengembangan teknologi, divisi layanan

inkubasi bisnis teknologi dan divisi layanan pendukung. Divisi layanan teknis melayani

pelatihan, peragaan, konsultasi teknis dan informasi; divisi layanan pengembangan teknologi

melayani desain teknologi, purwarupa, managemen kelayakan intelektual dan konsultasi

hukum, divisi layanan inkubasi bisnis teknologi melayani dukungan teknologi dan managemen

bagi perusahaan pemula berbasis teknologi; dan divisi layanan pendukung melayani fasilitas

produksi skala terbatas, ruang kantor, ruang konferensi/ seminar/ pameran.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

100

Gambar 16. Layanan KST Unpad

Clustering inventor dan tenant KST Unpad dimuat dalam Gambar 17. Inventor

teknologi terdiri dari empat cluster, yaitu agrobisnis, herbal & medical science and technology,

nano teknologi dan sumber daya air. Sedangkan clustering layanan terdiri dari bisnis center;

inovasi kebijakan; governance; dan transformasi budaya; ICT dan media cente; layanan jasa;

sentra usaha kecil dan menengah; serta inkubasi teknologi Unpad.

Gambar 17. Clustering Inventor dan Tenant KST Unpad

KST Unpad telah menyusun roadmap pengembangan sampai tahun 2025 (Gambar

18). Sesuai dengan roadmap KST 2017, telah dibangun gedung pengelola dan inkubator bisnis

KST Unpad oleh Kemenristekdikti. Gedung tersebut merupakan gedung utama KST Unpad.

Gedung lainnya akan dibangun secara bertahap.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

101

Gambar 18. Roadmap KST Universitas Padjadjaran

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

102

1.1 Jejaring KST

Dalam tahun 2017 kegiatan jejaring kerjasama KST yang telah dilakukan antara lain

business expo, business matching, dan business talk.

1.2 Pengembangan SDM

Pengembangan SDM yang dilakukan KST Unpad selama 2017 antara lain dengan

mengikutsertakan tim pengelola KST dalam pelatihan-pelatihan, workshop dan seminar

internasional baik yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti maupun yang diselenggarakan

oleh kementerian lainnya serta menyelenggarakan workshop pengembangan program untuk para

tenant inventor, UMKM Kabupaten Sumedang dan UMKM Provinsi Jawa Barat.

Kegiatan-kegiatan yang telah diikuti tim antara lain:

1. Workshop Hakteknas, Makassar (5 Agustus 2017) (Sintaningrum, Hamzah Ritchi)

2. Workshop on Powerful Research Commercialization (September 2017, Ritchi)

3. Marine Technopark (I Made Joni, Camellia Panatarani)

4. Seminar Internasional Pengembangan Science Technopark (Ritchi, Sinta, WR3)

5. Forum STP 2017 (6 Desember 2017, Sintaningrum)

6. International Conference and Exhibition on Powder Technology (Edy, IMJ, CP)

7. Sosialisasi PPBT (7 Desember 2017, Nani)

1.3 Implementasi Teknologi/ Inovasi (Inkubasi Bisnis Teknologi)

Teknologi/inovasi yang telah diimplemantasikan oleh KST Unpad antara lain:

1. Pupuk Bion Up: Lisensi sudah diberikan ke perusahaan dan sudah diproduksi massal

2. Rantai Pasok Pasar Terstuktur: sudah diimplementasikan oleh kelompok tani Katata yang

bermitra dengan Hero Swalayan

3. E- strategic mapping: Sudah diimplementasikan di Prov Jabar, e-performance (tunjangan

kinerja pegawai) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Pemerintah Kota Cimahi

4. Buku Bahasa Indonesia bagi penutur asing: sudah digunakan di 5 negara. yaitu Thailand,

Polandia, China, Perancis, dan Jerman

5. Ubi Jalar Awachy sudah diimplementasikan oleh PT Indowooyang (eksportir produk

olahan ubi jalar) dan Uji lapangan untuk komersialisasi bibit ubi jalar dengan PT

Indowooyang

6. Ubi Cilembu: telah dilakukan uji lapangan untuk komersialisasi

1.4 Pengembangan Sarana dan Prasarana

Pengembangan sarana dan prasarana yang telah dilakukan pada tahun 2017 antara lain

pembangunan gedung pengelola dan inkubator bisnis serta pengadaan meubelair. Gedung

pengelola dibangun pada lahan tapak seperti dimuat dalam Gambar 19.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

103

Gambar 19. Lokasi Tapak Lahan Gedung Pengelola dan Inkubator Bisnis KST Unpad

Lokasi tapak tersebut telah dicanangkan oleh Unpad melalui Surat Keputusan Rektor

Universitas Padjadjaran Nomor 1998/UN6.RKT/KEP/HK/2016: Rencana tapak lahan Kawasan

Sains dan Teknologi Unpad Tahap 1 adalah pada lingkaran biru dengan luas lahan 1,7 Ha. Terletak

pada koordinat (UTM) X.806100-X.806250 dan Y.9234150-Y.9234300.

Deskripsi lingkungan: Lokasi KST berada di sebelah utara Rektorat Kampus Jatinangor, tepat pada

sisi selatan dari jalur kampus kebun kemiri-Ds. Sayang.

Pada sisi sebelah utaran adalah kebun kemiri yang juga direncanakan akan dipergunakan

untuk rencana pembangunan Pusat Akuatik Unpad-PAU, sisi sebelah selatan adalah lapangan

parkir utara gedung Rektrat, Gudang dan Asrama Unpad serta Reservoir PDAM Kab. Sumedang.

Sisi sebelah timur adalah kebun dan sawah dan sisi sebelah barat adalah kebun kemiri dan jalan

Winayamukti.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

104

1.5 Perbandingan dengan STP di Luar Negeri

Tabel 17. Perbandingan KST Unpad dengan STP di Luar Negeri

Negara INDONESIA MALAYSIA KOREA SELATAN SINGAPORE

Nama Kawasan Sains dan Teknologi

(KST) Universitas Padjadjaran

Technologi Park Malaysia (TPM)

Daedeok Science Town Singapore Science Park

Visi Visi KST Unpad adalah

menjadi Kawasan Sains dan

Teknologi yang Unggul,

Berkelanjutan, dan

Bereputasi Internasional

Tahun 2025.

Untuk menjadi sebuah Taman Teknologi yang memacu inovasi

nasional dan ekonomi berlandaskan pengetahuan bagi menunjang

pendapatan dan keharmonisan masyarakat.

Daedeok Science Town

diciptakan sebagai mesin

untuk meningkatkan daya

saing teknologi tinggi

nasional dan kemakmuran

ekonomi melalui aglomerasi

lembaga penelitian dan

universitas di Science Town

yang direncanakan.

Menjadi pelopor dalam

pembangunan perkotaan

berkelanjutan yang

mengkatalisis transformasi

ekonomi dan memperkaya

kehidupan.

Misi 1. Membangun kapasitas

masyarakat melalui

inovasi iptek.

2. Mengembangkan

kemitraan strategis

global.

3. Menumbuhkembangkan

perusahaan berbasis

inovasi iptek.

4. Meningkatkan daya

saing dan nilai tambah

inovasi iptek.

1. Untuk memudahkan dan memupuk perusahaan berlandaskan

pengetahuan dengan menawarkan layanan konsultan,

fasilitas, peralatan dan layanan pendukung.

2. Untuk memudahkan usaha R&D, aktivitas inovasi dan

pengkomersialan dengan menawarkan infrastruktur yang

maju, peralatan dan fasilitas yang lengkap.

3. Untuk menggalakkan komunitas intelektual, kreatif dan

inovatif bagi membangunkan ekonomi berorientasikan

teknologi dengan mencipta persekitaran Taman Teknologi

yang kondusif.

4. Untuk memudahkan hubungan pintar diantara kerajaan dan

sektor swasta dalam pembangunan teknologi dan

pengkomersialan keputusan kajian.

5. Untuk menyediakan platform bagi menubuhkan rangkaian

strategik bisnis dan teknologi di antara institusi kajian,

akademisi, kounitas keuangan, dan industri nasional dan

internasional.

1. Mewujudkanpembangun

an nasional dan daerah

untuk mencapai

pertumbuhan ekonomi

berbasis teknologi dan

inovasi dalam empat

puluh tahun terakhir.

2. Mewujudkan kebijakan

inovasi daerah Korea

telah mentargetkan

cluster yang inovatif

sebagai salah satu

instrumen penting untuk

mencapai pembangunan

berkelanjutan melalui

kerjasama jaringan antara

lembaga penelitian,

industri dan pemerintah.

1. Melakukan proyek

urbanisasi skala besar

yang memanfaatkan

pengalaman global

Singapura dan

menciptakan lingkungan

bisnis yang menginspirasi

orang untuk berprestasi.

2. Sebagai wadah yang

mengkatalisis transformasi

ekonomi, adalah lokasi

dimana Ascendas-

Singbridge bekerja sama

dengan mitra strategis

untuk membangun sebuah

komunitas kelas dan

komunitas kewirausahaan.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

105

Negara INDONESIA MALAYSIA KOREA SELATAN SINGAPORE

Kemitraan "Academia +

Industry"

Layanan/

Keunggulan

Clustering inventor (produk

unggulan dan tenant KST

Unpad cluster teknologi

terdiri dari empat cluster,

yaitu

a. agrobisnis,

b. herbal & medical

science and

technology

c. nano teknologi

d. sumber daya energi

dan air

Sedangkan clustering

layanan terdiri dari

a. bisnis center

b. inovasi kebijakan

governance

c. transformasi

budaya ICT dan

media center

d. layanan jasa

e. sentra usaha kecil

dan menengah

f. inkubasi teknologi

Unpad.

1. Penyewaan premis-premis inkubator yang sesuai untuk ahli

sains, peneliti-peneliti, usahawan tekonologi serta sewaaan

kawasan untuk perusahaan-perusahaan berlandaskan

teknologi.

2. Menyelenggarakan Program inkubasi teknologi dan bisnis

yang menawarkan layanan pendampingan dan pelatihan,

layanan bantuan pemasaran & keuangan, forum dan bengkel

bisnis dan teknologi, pemadanan bisnes kepada penyelidik,

ahli-ahli sains, dan pengusaha berbasis teknologi.

3. Memberikan bantuan dan dukungan dalam pengkomersialan

teknologi termasuk khidmat nasihat dan rundingan dalam

fasilitasi pemindahan teknologi, pengurusan projek,

bimbingan pengurusan strategi, analisis pasaran serta

program pembangunan profesional

4. Pembangunan produk, penyelidikan kontrak, perkhidmatan

makmal, perkilangan secara kontrak dan pengkomersialan

produk biofarmaseutikal dan neutraseutikal melalui TPM

Biotech Sdn Bhd

5. Desain dan penyelesaian kejuruteraan, mesin CNC,

pemprototaipan dan servis perkilangan kontrak untuk PKS

melalui TPM Engineering Sdn Bhd

6. Pembekalan servis jalur lebar, pusat data, pengurusan dan

rundingan projek untuk usahawan ICT melalui TPM IT Sdn

Bhd

7. Memberikan pendidikan dan program-program latihan

khusus melalui TPM College Sdn Bhd untuk melengkapkan

keperluan nasional bagi pembagunan bangsa dan negara

Malaysia.

NA

NA

Program

Unggulan

1. Mitra utama dengan

pemerintahan di Jawa

Barat dengan program

ASUP Jabar

2. Lokasi strategis

PUSAT INKUBASI INOVASI

Pusat Inkubasi Inovasi mempunyai visi untuk mencetus

perkembangan usahawan teknologi di dalam industri tenaga

janasemula, ICT, bioteknologi dan kejuruteraan dari idea kepada

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

106

Negara INDONESIA MALAYSIA KOREA SELATAN SINGAPORE

3. Memiliki inventor yang

cukup banyak dan

Unggul

4. PTNBH memungkinkan

leluasanya dalam

penggunaan anggaran

5. Sudah memiliki mitra

industri baik di dalam

maupun di luar negeri

6. Kelebihan: seluruh

produk yang dihasilkan

ramah lingkungan dan

sustainable (berbasis

teknologi hijau)

pengkomersialan melalui program campur tangan dalam

bahagian-bahagian kritikal.

Untuk inkubasi dan memupuk perusahaan berorientasikan

pengetahuan dalam memberikan kepakaran dan bimbingan

teknikal dan bisnes.

Untuk memberi servis sokongan seperti latihan komprehensif,

menjadi mentor dan perunding untuk memajukan keusahawanan

teknologi.

Untuk membantu menjana pembiayaan usahawan teknologi.

Untuk membantu proses R&D,aktiviti inovasi dan

pengkomersialan dengan memberikan infrastruktur, fasiliti, dan

peralatan yang canggih.

NA

NA

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

108

Kelebihan/ keunggulan/keberhasilan KST Unpad antara lain:

1. Mitra utama dengan pemerintahan di Jawa Barat dengan program ASUP Jabar

2. Lokasi strategis dalam zona ekonomi kreatif (regional Bandung, Sumedang, Jawa Barat)

3. Memiliki inventor yang cukup banyak dan Unggul

4. PTNBH memungkinkan leluasanya dalam penggunaan anggaran

5. Sudah memiliki mitra industri baik di dalam maupun di luar negeri

6. Kelebihan: seluruh produk yang dihasilkan ramah lingkungan dan sustainable (berbasis

teknologi hijau)

2. UGM Science Techno Park (STP)

UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi mengisyaratkan pentingnya sinergi antara

industri, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi melalui link and match yang berbasis pada

sertifikasi keahlian untuk pengembangan pendidikan tinggi di Indonesia. Selain itu di dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, disebutkan bahwa daya saing

bangsa diperkuat dengan peningkatan pengembangan kemampuan SDM dan Iptek yang dilakukan

melalui penyediaan SDM yang memiliki kompetensi yang disesuaikan dengan kebutuhan

pengembangan industri di masing-masing pusat-pusat pertumbuhan di daerah.

Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai socio-entrepreneurial university berkomitmen

mengembangkan inovasi berbasis riset untuk mendukung industri nasional dalam kerangka

kemandirian dan keadaulatan bangsa. Komitmen tersebut diwujudkan melalui pembentukan unit baru

dengan nama Direktorat Pengembangan dan Inkubasi (Dit. PUI) berdasarkan SK Rektor UGM No

858/P/SK/HT/2012. Pengembangan usaha berbasis riset yang dilakukan ditujukan untuk peningkatan

inovasi produk yang aplikatif dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat serta dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus dapat mengembangkan potensi dan sumber daya

yang ada di masyarakat serta mengurangi ketergantungan terhadap produk impor.

Menyikapi kedua hal tersebut, Universitas Gadjah Mada akan mengembangkan UGM Science

Techno Park (STP) di berbagai bidang sesuai kompetensi kompetitif yang dimiliki UGM,

bekerjasama dengan pemerintah dan industri, dimana kampus induk UGM Bulaksumur sebagai pusat

gravitasi penciptaan inovasi dengan satelit-satelit Teaching Industry yang tersebar di wilayah sekitar,

sesuai kelima bidang priotitas yang telah ditetapkan. UGM selalu berkomitmen

mengimplementasikan socio-entrepreneural university melalui pembangunan UGM STP yang di

dalamnya terdapat proses inkubasi start-up berbasis teknologi, riset komersial berkelanjutan, spin

off, dan factory oriented.

UGM memiliki Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi yang dimaksudkan untuk

membantu mengatasi problematika yang ada di masyarakat. Dua subdirektorat yang berada di bawah

Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi mendesain dan melaksanakan berbagai aktivitas yang

pada akhirnya bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi di dalam masyarakat dengan

memanfaatkan sumber daya dari berbagai unit terkait. Produk yang tercipta atas kerja sama tersebut

nantinya juga dapat dimanfaatkan untuk kemajuan di laboratorium, departemen, fakultas, dan mitra

UGM lainnya, termasuk masyarakat luas (publik).

Selanjutnaya, UGM menjadikan inovasi bidang kesehatan sebagai langkah pertama

pengembangan UGM STP yang didasari atas keyakinan bahwa Pengembangan Industri Farmasi dan

Alat Kesehatan secara mandiri di Indonesia dapat menjadi “lokomotif” inovasi dan teknologi terapan

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

109

untuk peningkatan kualitas kehidupan sosial-ekonomi masyarakat. Fakta empirik mengindikasikan

bahwa 97,2% produk alat-alat kesehatan yang dibutuhkan Indonesia dipenuhi dengan cara impor.

Rencana pengembangan produk inovatif berbasis riset unggulan, khususnya produk kesehatan (alat

kesehatan, farmasi, makanan sehat) di UGM diharapkan menjadi model inovasi yang mengadopsi

pendekatan triple-helix, yaitu kolaborasi antara akademia dan industri alam menggulirkan hasil

inovasi ke masyarakat dengan dukungan dari pemerintah (pusat dan daerah).

2.1 Aktivitas/Program yang dilakukan Tahun 2017:

Tahun 2016 melalui hibah penguatan inovasi perguruan tinggi bidang kesehatan dari

Kemenristekdikti menjadi langkah awal pengembangan UGM STP Bidang Kesehatan. Penyiapan

produk produk inovasi unggulan bidang kesehatan yang siap hilir dan dilakukan uji keberterimaan

pasar melalui unit usaha pemula (start up) telah dilakukan melalui unit di UGM yang diberi nama

Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi, dibawah Wakil Rektor Kerjasama dan Alumni.

Dalam rangka membangun kelembagaan dan tata pamong UGM STP, Kemenristekdikti juga telah

mendukung dengan hibah kelembagaan STP Nasional pada Tahun 2016.

2.2 Pengembangan SDM

Penguatan sumber daya manusia dilakukan dengan menambah sumber daya manusia sesuai

dengan kualifikasi dan jumlah yang dibutuhkan. Adapun upaya pengembangan SDM yang telah

dilakukan adalah sebagai berikut:

- Penataan struktur organisasi yang efektif dan efisiensi

- Pelatihan SDM

2.3 Pengembangan Sarana dan Prasarana Fisik Bangunan

2.3.1 Pembangunan Tahap 1

UGM STP Bidang Kesehatan ini direncanakan akan dibangun di Padukuhan Babadan,

Purwomartani, Kalasan, Sleman Yogyakarta. Rencana pengembangan fisik tahap I tahun 2017

berada di atas lahan seluas 4.910 m2 dengan luas bangunan 946 m2.

2.3.2 Usulan Pengembangan Tahap II

Pembangunan tahap II akan diusulkan terlaksana pada tahun 2018.

3. Teknologi/ Inovasi yang telah dihasilkan:

UGM STP dalam lingkup awal ini direncanakan akan memfasilitasi 4 produk unggulan hasil

riset UGM, yaitu : INA Shunt, NPC Strip, CeraSpon dan INA Stent.

Kampus induk UGM beserta fasilitas laboratorium dan infrastruktur pendukung yang ada

sekarang ini dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai pusat inovasi utama dalam kerangka Science

Park, sedangkan implementasi spasial untuk teknologi dan inovasi yang akan digulirkan di area

terpisah di luar kampus induk dalam kerangka Techno Park. Kedua kerangka pengembangan

tersebut, science park dan techno park, tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain karena pada

prinsipnya saling melengkapi. Techno Park berfungsi sebagai pusat penerapan teknologi yang telah

dikaji untuk diterapkan dalam skala ekonomi; tempat pelatihan, pemagangan, pusat disseminasi

teknologi, dan pusat advokasi bisnis ke masyarakat luas; sedangkan Science Park berfungsi sebagai

penyedia pengetahuan terkini oleh akademisi dan pakar teknologi yang siap diterapkan untuk

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

110

kegiatan ekonomi; penyedia solusi-solusi teknologi yang belum terselesaikan di Techno Park; serta

pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian lokal.

UGM Science Techno Park (UGM STP) adalah satu wujud totalitas UGM dalam

menjalankan misi Tridarma yang dilandasi spirit socio-entrepreneurial yang diharapkan mampu

mengkombinasi ragam pendekatan, kreasi, inovasi, dan praktek terbaik di dunia. Pengembangan

UGM STP yang dilakukan berpijak pada sinergi antara pendidikan tinggi, pelaku industri dan

pemerintah yang hasilnya diperuntukkan bagi kemanusiaan, kemakmuran, dan pembangunan yang

berkelanjutan.

3. ITB Innovation Park

Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai perguruan tinggi terdepan dalam inovasi teknologi,

memiliki potensi untuk turut andil meningkatkan posisi inovasi Indonesia. Setiap tahunnya, ITB

menghasilkan berbagai inovasi melalui kegiatan penelitian, misalnya di bidang bioteknologi,

kesehatan dan olahraga, energi dan manufaktur, serta industri kreatif. ITB juga telah menghasilkan

paten untuk produk-produk yang dapat dikomersialisasi, termasuk beberapa yang masih dalam tahap

didaftarkan dan proses pemohonan. Pada saat ini, kerjasama dengan pihak industri juga sudah

dilakukan secara parsial, misalnya dengan Indosat, Microsoft, PT Chevron, Korean International

Cooperation Agency, dsb. Namun demikian disisi lain, kebutuhan innovation centre dan inkubasi

sebagai wahana kolaborasi dengan pihak lain yang terintegrasi masih dibutuhkan.

Terkait dengan hal tersebut, dalam beberapa tahun terakhir melalui Lembaga Pengembangan

Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB telah dirintis inisisiasi pembangunan “Technology and

Science Park” yang akan diberi nama “ITB Innovation- Park”. LPIK ITB merupakan lembaga yang

didirikan untuk mendorong pemanfaatan hasil-hasil penelitian atau inovasi para peneliti, dosen dan

mahasiswa ITB. Untuk mendorong inovasi, LPIK ITB berupaya melakukan berbagai program

kegiatan yang terkait dengan inovasi diantaranya program pengembangan

kewirausahaan, kesadaran pada hak kekayaan intelektual, dan membangun ekosistem inovasi yang

diwujudkan secara kelembagaan dalam bentuk divisi-divisi dalam organisasi LPIK.

Pada masa yang akan datang rencana pembangunan ITB Innovation Park diharapkan dapat

memainkan fungsi untuk memberikan layanan akselerasi aktivitas R&D, Pencapaian komersialisasi

hasil riset dan inkubasi perusahaan rintisan (Start Up Enterprises) berbasis teknologi. ITB Innovation

Park diharapkan memberikan manfaat ekonomi bagi bangsa sehingga ekonomi berbasis teknologi

tidak sekedar menjadi impian tetapi menjadi sebuah kenyataan. ITB Innovation Park akan menjadi

titik temu bagi applied research, yang merupakan muara dari basic research dan industry research,

dengan proyek komersialisasi. Proyek komersialisasi yang dimaksud di sini adalah hasil riset yang

berada dalam proses incubation, market test, dan proses transisi menuju mass production. ITB

Innovation Park nantinya akan menjadi pusat inkubasi dari inovasi-inovasi yang akan diluncurkan

ke pasaran, maupun menjadi tempat test products bagi industri-industri yang terlibat.

Pembentukan ITB Innovatioan-Park bertujuan agar :

1. Menghasilkan produk-produk inovasi berbasis pengetahuan.

2. Menghasilkan produk-produk inovasi berkelanjutan.

3. Melahirkan perusahaan-perusahaan rintisan/start up enterprises

berbasis teknologi

4. Komersialisasi hasil-hasil penelitian

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

111

Pembentukan ITB Innovation-Park memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Mendorong sinergi antara perguruan tinggi dengan industri

2. Transfer teknologi lembaga penelitian dan lembaga pendidikan kepada masyarakat.

3. Menumbuhkan sektor ekonomi berbasis pengetahuan melalui proses inovasi berkelanjutan.

4. Menciptkan peluang-peluang bisnis baru dan penciptaan nilai tambah untuk perusahaan-

perusahaan yang sedang tumbuh.

5. Membangkitkan peluang kerja berbasis pengetahuan.

6. Kawasan yang kondusif untuk melhirkan pekerja-pekerja berpengetahuan.

7. Mendorong entrepreneurship bagi perusahaan-perusahan inovasi baru.

Realisasi pembangunan ITB Innovation-Park membutuhkan dukungan dari berbagai pihak,

yang mencakup pemerintah pusat, pemerintah daerah, kalangan bisnis, lembaga keuangan dan sivitas

akademik. Seluruh pemangku kepentingan secara bersama-sama mewujudkan ITB Innovation Park

sehingga proses, keberadaaan, dan keberhasilan ITB Innovation Park menjadi tanggung jawab dan

manfaat oleh seluruh pemangku kepentingan.

1. Aktivitas/Program yang dilakukan Tahun 2017:

1.1 Pengembangan Sumber Daya

Sumber Daya manusia untuk mengelola ITB Innovation Park akan dilakukan melalui

pentahapan. Pada tahap awal sumber daya LPIK ITB dan dengan didukung oleh sejumlah unit terkait

merupakan tulang punggung utama bakal pengelolan ITB Innovation Park. Saat ini LPIK ITB

memiliki 32 sumber daya manusia yang sudah memiliki pengalaman dalam pengelolaan

kelembagaan. LPIK ITB pada dasarnya merupakan bentuk dari STP, sehingga kesiapan ITB untuk

mengelola ITB Innovation Park sudah sangat memadai.

Namun demikian dalam jangka panjang ITB akan meningkatkan kapasitas manajemen ITB

Innovation Park, melalui rekrutmen tenaga profesional yang memahami sistem kerja dunia bisnis.

Adapun sumber daya manusia yang dimiliki LPIK ITB memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam

mengelola ITB Innovation Park di masa depan. Tim LPIK telah mengikuti sejumlah pelatihan-

pelatihan yang berhubungan dengan pengelolaan STP.

LPIK ITB telah mengirimkan sumber daya manusianya untuk meningkatkan kapabilitas dan

kapasitas dengan menghadiri sejumlah pelatihan baik nasional dan internasional. Tujuan utama dari

kesertaan LPIK ITB adalah untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan dan upaya-upaya untuk

melakukan perbandingan dengan lembaga-lembaga sejenis di Indonesia dan di dunia.

- Pelatihan pengembangan jejaring bagi pengelola STP

- Pelatihan Marketing & Communication for Innovation Park

- Pelatihan Start-up Valuation dan Venture Capital Camp

- Pelatihan Business Development & Business Process for Innovation Park

- Pelatihan Pengembangan UKM

- Pelatihan Technology Transfer And Business Incubation

- Pelatihan Pengelolaan Inkubator Bisnis Teknologi

- Pelatihan Technology Transfer Office , Euro Business Network

- Pelatihan IP Management and Utilization

- Pelatihan Technology Licensing

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

112

2. Persiapan Pembangunan Gedung ITB Innovation Park

ITB dalam hal pengembangan Innovation Park akan mengembangkan pada 2 lokasi, yaitu Ganesha

dan Gedebage.

2.1 ITB Innovation Park Gedebage

Lokasi ITB Innovation Park Gedebage berada di Kawasan Bandung Teknopolis Gedebage. ITB

Innovation Park ini akan menjadi bagian dari Kawasan Bandung Teknopolis. Pengembangan ITB

Innovation Park Gedebage akan bertema industri smart and creative, direncanakan terdiri dari 4

tower (pada lahan 1 hektar) dengan jumlah lantai adalah 12 lantai. Saat ini ITB Innovation Park

Gedebage telah memasuki tahap Detailed Engineering Design (DED) yang pendanaannya berasal

dari APBN melalui Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi Kementerian Riset, Teknologi dan

Pendidikan Tinggi.

2.2 ITB Innovation Park Ganesha

Pengembangan ITB Innovation Park Ganesha akan berada pada di bagian belakang area gedung

Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK ITB) dengan rencana luas bangunan

2500 m2 (berjumlah 4 lantai). Saat ini pengembangan ITB Innovation Park Ganesha memasuki

finalisasi Detailed Engineering Design, dan akan mulai di bangun pada awal tahun 2018. Dimana

pembangunan gedung ITB Innovation Park Ganesha ini akan menggunakan anggaran dari swasta,

pembangunan diharapkan selesai dalam 10 bulan dan akan beroperasi di awal tahun 2019.

Keberadaan ITB Innovation Park Ganesha ini berfungsi sebagai Hub dimana letaknya berdekatan

dengan kampus ITB, pusat pemerintahan, dan beberapa industri. Adapun ITB Innovation Park

Ganesha akan berfungsi sebagai berikut :

- Memberikan fasilitas pendukung

- Menyiapkan human capital melalui pendidikan dan pelatihan

- Membantu mencari pasar

3. Teknologi/ Inovasi yang telah dihasilkan:

ITB telah memiliki pengalaman dalam melakukan kerjasama penelitian dan pemanfaatan hasil-

hasil penelitian. Berikut ini adalah beberapa kasus yang telah dilaksanakan dalam rangkan

implementasi dan tranfer teknologi pada industri yaitu:

3.1 Adsorben Desulfurisasi Gas Dan Proses Pembuatannya

Invensi ini adalah suatu produk katalis berupa zat padat yang digunakan untuk menyingkirkan H2S

dari gas atau disebut adsorben desulfurisasi gas yang berkomponen aktif besi (III) oksida hidrat

dan proses pembuatannya. Proses pembuatan adsorben sesuai invensi ini adalah dengan

mereaksikan larutan soda abu (Na2CO3) dan larutan besi sulfat (FeSO4). Endapan yang terbentuk

pada reaksi tersebut besi karbonat (FeCO3) kemudian dipisahkan, lalu dicuci, dan dioksidasi

menjadi besi (III) oksida hidrat (Fe2O3.H2O). Selanjutnya besi (III) oksidahidrat yang diperoleh

dicetak dalam bentuk pelet. Adsorben sesuai invensi ini berunjuk kerja penyingkiran H2S lebih

unggul bila dibandingkan dengan adsorben-adsorben lainnya dan memiliki karakteristik mekanik

(kekuatan tindih atau ketahanan remuk) yang lebih baik, sehingga tidak pecah atau hancur pada

saat pemuatan maupun pembongkaran.

3.1.1 Bidang Aplikasi :

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

113

Industri yang menggunakan bahan baku gas alam seperti pupuk, industri gas untuk bahan bakar

dan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar gas. Untuk menyaring kandungan sulfur

gas alam agar gas tidak bersifat korosif.

3.1.2 Status Kepemilikan :

Kepemilikan bersama ITB dan PT. Pupuk Iskandar Muda (PT PIM)

3.1.3 Tahap Pengembangan :

Sudah diproduksi oleh PT. PIM dan digunakan oleh PT Pupuk Iskandar Muda dan PT Medco.

3.2 Proses Pembuatan Katalis Pengolahan Hidro Yang Selektif Pada Penjenuhan Olefin dan

Penyingkiran Senyawa Nitrogen Dalam Umpan Hidrokarbon Dan Produk Yang Dihasilkan

Dari Proses Tersebut.

Invensi ini berkaitan dengan katalis dan proses pembuatan katalispengolahan hidro (hydrotreating)

fraksi nafta. Katalis yang dihasilkan memiliki aktivitas yang tinggi dalam menyingkirkan senyawa

sulfur, dan terutama menyingkirkan senyawa nitrogen serta menjenuhkan olefin. Kinerja katalis

diuji dalam proses hydrotreating nafta menggunakan reaktor berskala pilot (dengan 80-100 gram

katalis), dan reaktor komersial di kilang RU III Pertamina Dumai dengan 3,6 ton katalis. Hasil

pengujian menunjukkan, katalis yang dihasilkan dari invensi ini terbukti memiliki kinerja yang

lebih baik daripada katalis komersial yang selama ini harus diimport dari luar negeri, terutama

dalam menyingkirkan sulfur dan menjenuhkan olefin. Struktur pori bimodal merupakan salah satu

penyebab keunggulan kinerja hasil invensi ini. Katalis hasil invensi juga lebih stabil, karena

memiliki sifat mekanik yang baik dan tidak (sedikit sekali) mempromosikan pembentukan arang

(coke). Selain itu bentuk dan ukuran katalis sesuaiinvensi ini dapat memberikan hilang tekan

(pressure drop) yang lebih rendah dibandingkan katalis import. Dengan sifat-sifat unggul ini,

katalis hasil invensi dapat bekerja dalam waktu yang lebih panjang.

3.2.1 Status Kepemilikan Paten :

Kepemilikan Bersama ITB dan PT Pertamina

3.2.2 Bidang Aplikasi :

Industri pengolahan minyak mentah yaitu pada tahapan produksi

fraksi nafta.

3.2.3 Tahapan Pengembangan :

1. Formulasi 2004-2007

2. Pengujian menggunakan reaktor berskala pilot (dengan 100 gram katalis) pada 2006-

2007

3. Perancangan pabrik produksi katalis berskala mini (50-100kg/hari) 2007-2008

4. Pembangunan pabrik mini pada 2008-2009

5. Pada 2011 katalis hasil invensi ini digunakan untuk hydrotreating nafta di RU III

Pertamina-Dumai, dan pada 2014 akan diproduksi sekitar 30 ton untuk digunakan di

RU III Dumai dan RU VI Balongan, Pertamina.

3.3 Komposisi Ekstrak Etanol Jahe (Zingiber officinale) dan Ekstrak Etanol

Mengkudu(Morinda citrifolia) Sebagai Antituberkulosis

Tuberkulosis (TB) paru merupakan masalah dunia, WHO memperkirakan sepertiga penduduk

duniaterinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Indonesia merupakan negara yang

penduduknyaterinfeksi tuberkulosis dengan urutan kelima setelah Cina India, Afrika Selatan dan

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

114

Nigeria. Resistensi Mycobacterium tuberculosis terhadap obat standar antituberkulosis seperti iso

nicotinic hidrazid (INH) atau disebut isoniazid, etambutol, rifampisin, pirazinamid dan

streptomisin berkembang pesat dan dikenal Mycobacterium tuberculosis yang resisten terhadap

beberapa obat standar (multi drug resistance), hal ini dapat menggagalkan pengobatan TB yang

mengancam kehidupan. Untuk menanggulangi tidak efektifnya obat standar diperlukan obat

alternatif dari tumbuhan sebagai obat tambahan (ajuvan) atau sebagai pengganti obat kimia.

Invensi ini berupa obat yang berupa komposisi ekstrak etanol jahe (Zingiber officinale) dan

ekstrak etanol mengkudu (Morinda citrifolia) untuk antituberkulosis, yang tidak toksik dan

mempunyai efek mematikan terhadap Mycobacterium tuberculosis galur resisten terhadap obat-

obat antituberkulosis standar seperti tersebut di atas dan galur peka.

3.3.1 Bidang Aplikasi :

Industri farmasi yang memproduksi obat-obatan.

3.3.2 Status Kepemilikan Paten :

Kepemilikan ITB

3.3.3 Tahap Pengembangan :

Sudah diproduksi oleh PT. Soho untuk kategori Jamu sambil melengkapi uji klinis pada

manusia. Saat ini sudah melewati tahap uji klinis dan siap diproduksi untuk kategori obat

fitofarmaka atau sekurang-kurangnya sebagai herbal terstandar.

4. Inkubator Bisnis

Inkubator Bisnis yang dikembangkan di perguruan tinggi merupakan wahana bagi

komersialisasi riset dan penciptaan lapangan kerja baru, yang diharapkan terciptanya suatu

proses usaha yang mepunyai nilai tambah, mampu menciptakan lapangan kerja dan jalinan

kerjasama yang erat antara Universitas – Industri – Masyarakat – Pemerintah. Aktivitas ini akan

mampu mengubah penemuan-penemuan itu menjadi inovasi, sehingga terjadi proses penciptaan

nilai (value creation). Melalui proses tersebut, memiliki dampak positif yang akan muncul yaitu

komersialisasi teknologi yang mampu mendorong penciptaan dan peningkatan kesejahteraan

masyarakat (social wealth creation and social wealth improvement). Untuk menunjang

inkubator bisnis , LPIK ITB mengembangkan konsep Co-working Space yaitu suatu tempat

bersama untuk memberikan ruang yang lebih luas agar masyarakat ITB dapat berinteraksi

secara bersama-sama dalam melahirkan ide-ide kreatif dan inovatif.

Definisi Co-working Space adalah tempat untuk melakukan kolaborasi dengan

pemanfaatan fasilitas secara bersama-sama sebagai sebuah ruang kantor dan fasilitas-fasilitas

perkantoran untuk menunjang operasionalisasi sebuah bisnis. Coworking Space ITB

diharapkan menjadi wadah bagi para pelaku usaha baru untuk melakukan kolaborasi, berbagi

ide, membangun komunitas inovator, dan membangun jaringan untuk pencapaian keberhasilan

bersama. Sejumlah manfaat yang dapat diperoleh para pelaku usaha baru diantaranya adalah :

1. Mengurangi beban biaya pada awal pendirian usaha.

2. Mendorong keberhasilan usaha mula.

3. Mempertemukan usaha mula dengan calon konsumen

4. Mempertemukan usaha mula dengan calon investor

5. Wadah berbagi informasi peluang-peluang kerjasama bisnis

6. Membangun motivasi bisnis secara bersama

7. Dan lain-lain

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

115

Karena itu Co-working Space didesain dengan mempertimbangkan aspek- aspek

sosial dan psikologis untuk memudahkan inovator berkerja bersama- sama ( Co Creation).

Pada fase awal pengembangan STP, Co-working space merupakan bagian penting sebagai

bagian pengembangan STP. Pengembangan STP akan membutuhkan waktu yang panjang dan

dana yang besar.Program kewirausahaan dan inkubasi bisnis telah menghasilkan perusahaan

rintisan yang berbasis pada teknologi. Berikut ini adalah sebagaian perusahaan rintisan

yang bernaung di bawah LPIK ITB.

4. Solo Techno Park

Dalam rangka memfasilitasi sinergi dan pertumbuhan serta interaksi unsur kelembagaan iptek serta

pusat peragaan iptek yang dapat menumbuhkan kecintaan dan budaya iptek, maka pada tahun 2007

Pemerintah Kota Surakarta mulai membangun Kawasan Solo Technopark.

Solo Technopark dibangun sebagai pusat pendidikan dan teknologi, pusat riset, pusat pelatihan dan

pusat inkubasi produk baru, serta pusat industri dan perdagangan. Solo Technopark merupakan

kawasan terpadu menggabungkan dunia industri, perguruan tinggi, riset dan pelatihan,

kewirausahaan, perbankan, pemerintah pusat dan daerah di kawasan Pedaringan, Jebres, Solo, Jawa

Tengah.

Solo Technopark memberikan layanan pendidikan di bidang aplikasi praktis industri seperti program

pelatihan mekanik manufaktur, pengelasan, mekanik garmen, otomotif, Informasi Teknologi

(IT/elektronik), dan teknik mesin. Layanan lain dari Solo Technopark adalah meningkatkan

kewirausahaan dan inovasi dengan menggunakan inkubator canggih dan penyebaran layanan

konseling yang ekstensif, baik dalam konteks teknis dan operasional untuk ekonomi lokal. Inkubator

bisnis dan teknologi dirancang bagi lulusan akademi dan wirausaha muda untuk mengembangkan

inovasi dan mengkomersialkannya. Dari beberapa layanan tersebut, pelatihan pengelasan di bawah

air dan mekanik manufaktur merupakan produk unggulan dari Solo Technopark. Perda No. 6/2007

menetapkan Kawasan Solo Technopark seluas 7,15 Ha (Hektar), kemudian pada 2013 diusulkan bertambah

menjadi sekitar 8 sampai dengan 9 Ha.

4.1 Pengembangan Kelembagaan (Software)

Berdasarkan Keputusan Walikota Surakarta No.420/03/1/2009, No 13 Tahun 2009 dan No. 530/66-

B/1/2011, bentuk pengelolaam Solo Technopark adalah Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

Personil pengelola berjumlah 4 orang, dengan satu orang berpendidikan Master (S2) dan 3 lainnya

berpendidikan Sarjana (S1).

Kegiatan pengembangan kelembagaan pengelola techno park, dapat dikelompokkan kedalam tiga

kelompok besar, yaitu (1) penyusunan regulasi, (2) penyiapan dokumen perencanaan dan SOP, (3)

menyelenggarakan rapat koordinasi, dan (4) peningkatan kapasitas pengelola.

Penyusunan dokumen perencanaan telah dilakukan pada tahun tahun 2015 dan 2016. Dokumen-

dokumen perencanaan tersebut disajikan dalam Tabel 18

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

116

Tabel 18. Penyusunan Dokumen Perencanaan Solo Techno Park

No. Dokumen Tahun

Berlaku

Tahun

Disusun

Penyusun

1. Masterplan KST 2019 2015 Bapppeda

2. Business Plan/Roadmap 2017 2015 Solo technopark

3. Action Plan/ RBA 2017 2016 Solo technopark

4. DED gedung Inkubator 2017 2016 cv. Reka Puri Desain

5. DED Prasarana Lingkungan 2017 2015 cv.Astha Bawana

Sumber : Pengelola Solo Technopark, 2017

Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang harus disiapkan oleh pengelola techno

park untuk dijadikan panduan pengelolaan. SOP juga diharapkan mampu memberikan kepastian

waktu dan proses bagi customer/relasi techno park. Berdasarkan analisis matrik antara elemen

pengembangan dan tahapan manajemen maka terdapat minimal 16 SOP yang harus disusun untuk

pengembangan sebuah techno park.

Pada tahun 2017, pengelola Solo Techno Park telah menyusun SOP pengelolaan techno park. SOP

tersebut berisi prosedur perencanaan, pembiayaan dan monitoring dan evaluasi kegiatan

pengembangan Techno Park.

Peningkatan kapasitas personil pengelola dilakukan dengan (a) berpartisipasi aktif dalam

pertemuan/rapat terkait dengan pengembangan techno park, (b) mengirimkan staf pada pelatihan atau

kegiatan bimbingan teknis, dan (c) melakukan kunjungan atu studi banding ke techno park baik di

dalam negeri maupun luar negeri.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

117

4.2 Pengembangan Sarana Prasarana (Hardware)

Dalam rangka mendukung operasionalisasi techno park maka dibutuhkan sarana prasarana (sarpras)

pendukung. Sarpras tersebut meliputi (a) kantor manajemen, (b) 18 jenis ruangan pendukung

operasional techno park, (c) prasarana sarana dasar, dan (d) sarana khusus pengembangan bidang

fokus.

Solo Techno Park sudah memiliki gedung manajemen seluas 2.934 m2. Gedung tersebut telah selesai

di bangun tahun 2009. Di dalam gedung tersebut telah menyediakan 9 ruang dari 18 ruang yang

dipersyaratkan. Sementara terdapat 3 ruang pendukung operasional techno park dialokasikan di luar

gedung manajemen.

Berdasarkan Masterplan Solo Techno Park, terdapat 12 sarana prasarana yang akan dibangun. Ke 12

sarpras dan statusnya saat ini adalah:

a) Entrance Utama (belum dibangun)

b) Taman dan Sculpture (sedang dibangun)

c) Jalan Utama (belum dibangun)

d) Jembatan(belum dibangun)

e) Bangunan Utama (Sky Tower) (belum

dibangun)

f) Bangunan Industri (belum dibangun)

g) Gedung Solo Trade & Expo Center (Sedang

dibangun)

h) Gedung Kolam Welding Bawah Air (selesai

dibangun)

i) Gedung Research dan Development (selesai

dibangun)

j) Gedung Teaching Factory (slesai dibangun)

k) Gedung Pusat Peragaan IPTEK (belum

dibangun)

l) Bangunan Industri (belum dibangun)

4.3 Pengembangan Sumber-Sumber Inovasi (Source of Innovation)

Dalam rangka pengembangan teknologi yang berpotesi untuk dikomersialkan, Solo Techno Park

telah melakukan upaya-upaya pengembangan teknologi. Upaya tersebut berupa Pelayanan

Pengembangan Teknologi atau Pelatihan terkait yang pernah dilakukan KST, yang meliputi desain

produk; purwarupa/prototyping dan konsultasi hukum).

Hingga tahun 2017, telah dilakukan berbagai layanan terkait dengan pengembangan kepada berbagai

klien, baik perusahaan maupun perguruan tinggi dan sekolah. Layanan-layanan tersebut berupa

desian produk, pelatihan, uji specimen, uji kompetensi, pembuatan mesin dan perijinan.

Pengembangan teknologi juga dilakukan dengan penguatan jejaring dengan Stakeholder untuk suplai

hasil inovasi ke KST. Penguatan jejaring tersebut dilakukan dengan riset bersama, penggunaan

fasilitas bersama dan konsultasi. Penguatan jaringan tersebut dilakuan dengan perguruan tinggi,

kementerian/lembaga, perusahaan besar dan yayasan. Kegiatan penguatan jejaring Inovasi selama

2015-2017.

Tabel 19. Layanan Pengembangan Teknologi atau Produk oleh Solo Techno Park

No Nama Layanan /Pelatihan Tahun Jenis Klien/Peserta

1. Layanan Industri (Desain

produk-Jasa Produksi)

2010-skrg 1,2 PT. ATMI Solo, PT. KING Manufactur,

PT.ADE, PT. SAS, PDAM Surakarta, PT.

BINTERJET

2. Layanan Training SDM

(Capacity Building)

2010-

2017

PT. Sugar Group, Kemenperin, KKP, PT.

INLASTEK, PT. GMF Aerosia, PolTek

ATMI, Mularagam Garmentech,

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

118

Dinsosnakertran Kota Surakarta, Disdikpora

Kota Surakarta, Disperindag Kota Surakarta,

Dreamlight World Media, CV. Seven

Fotografi, EVERGREEN, LKP JAVACom,

BBLKI Surakarta

3. Pembuatan Spesimen Uji

Riset-Desain-Jasa Produksi

2014-

2016

1,2 Universitas Sebelas Maret

4. Uji Kompetensi 2010-Skrg SMK-SMK

5. Pembuatan Mesin

Laboratory/Penelitian/Penguj

ian

2013 1,2 Universitas Setya Budi

6. Perijinan BPOM 2017 4 UMKM Kota Surakarta

Catatan : Kolom Jenis : (1) desain produk; (2) purwarupa/prototiping; (3) manajemen HAKI; dan (4) konsultasi hukum

Sumber : Pengelola Solo Technopark, 2017

Tabel 20. Penguatan Jejaring Untuk Penguatan Inovasi 2015 - 2017

No Stakeholder Tahun Lingkup Kerjasama

1. Perguruan Tinggi 2016/2017 Hilirisasi Hasil Riset Perguruan Tinggi

2. Kementerian/Lembaga 2015/

2016/2017

Pelatihan Peningkatan SDM (Kemenperin)

Program Prainkubasi dan Inkubasi

(Kemenristek)

3. Perusahaan Besar Training, Produksi-Prototyping, Konsultasi

(PT. ATMI Solo)

4. Yayasan 2016 Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA)

Sumber : Pengelola Solo Technopark, 2017

4.4 Penciptaan dan Pelayanan Usaha Berbasis Teknologi (Humanware)

Dalam rangka menciptakan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), Solo Techno Park telah

melakukan serangkaian kegiatan. Kegiatan tersebut berupa (a) Inkubasi Bisnis, dan (b) Palatihan dan

Pemagangan. Semenjak tahun 2015, Solo Techno Park telah melakukan inkubasi bisnis sebanyak 11

tenant. Inkubasi binis tersebut dilakukan baik secara in-wall maupun outwall.

Tabel 21. Jumlah Tenant dan Bidang Usaha Yang Telah Dinkubasi

oleh Solo Techno Park

No. Tahun Jumlah Tenant

di inkubasi

Bidang Usaha Dominan Jumlah

Tenant yg

Lulus

1. 2015 1 Material Maju (Komposit) 1

2. 2016 9 Rekayasa Manufaktur, Teknologi

Pangan, Kesehatan-Obat, ICT

9

3. 2017 1 Rekayasa Manufaktur Proses

Sumber : Pengelola Solo Technopark, 2017

Sampai tahun 2016, Solo Techno Park telah menghasilkan 10 Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi

(PPBT). PPBT yang telah dihasilkan tersebut mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 40 orang.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

119

PPBT yang dihasilkan tersebut bergerak dalam bidang rekayasa manufaktur, ICT, Obat-Obatan,

material maju dan teknologi pangan.

5. IPB Science Park

PT. Bogor Life Science and Technology Perusahaan holding/ induk yang dimiliki oleh Institut

Pertanian Bogor (IPB). Bergerak dalam pengembangan komersialisasi hasil riset dan inovasi IPB.

IPB Science Park merupakan kawasan untuk mendukung pengembangan dan komersialisasi hasil

inovasi produk dan jasa bidang pertanian tropis, pangan dan bio-sains dengan dukungan infrastruktur,

bisnis, dan teknologi. IPB Science Park tertuang dalam master plan BLST dan mulai dirintis pada

bulan Juli 2014. Didirikan sebagai salah satu bisnis pendukung dari tiga kelompok bisnis inti, yakni

certified training, consulting services dan innovation products.

BLST adalah perusahaan induk (holding) yang berfungsi untuk menjalankan semua kegiatan

IPB dalam bidang bisnis termasuk komersialisasi inovasi yang dihasilkan dari riset-riset yang

diselenggarakan di kampus hijau itu. Khusus untuk komersialisasi inovasi dijalankan dibawah anak

perusahaan yang bernama PT IPB Science Techno Park (IPB STP).

BLST menempati lahan seluas 3,5 hektar itu dibangun di atas lahan milik IPB yang merupakan bekas

kompleks Fakultas Kedokteran Hewan. Dengan investasi sebesar Rp 20 miliar, BLST memugar

gedung dan halaman kompleks tersebut menjadi pusat riset, laboratorium, inkubator bisnis teknologi,

rumah kaca, galeri inovasi, meeting room, park management office, multitenant building dan guest

house.

Ada empat aktivitas utama yang berjalan didalamnya. Pertama, komersialisasi riset dan

pengembangan produk. Kedua, inkubasi bisnis teknologi. Ketiga, pelatihan, konsultasi dan

workshop. Keempat, pilot plant untuk para inovator yang inovasinya masih dalam fase atau tahap

startup. Tak hanya itu, IPB STP juga menyediakan layanan pendukung bagi para pelaku industri yang

membutuhkan laboratorium untuk biomedicine, bioteknologi dan food technology.

5.1 Penguatan Kelembagaan (Software)

Struktur organisasi dari SBU IPB Science Park terdiri dari Managing Director yang

membawahi Senior Advisor. Secara garis besar divisi pada SBU IPB Science Park terdiri dari

Supporting Product & Building Development, Supporting Administrasi & Legal, Supporting Facility,

serta Officer Product Development yang bertanggung jawab secara langsung terhadap produk yang

dikembangkan

Pengembangan kelembagaan IPB Science Park (SP) dilakukan melalui kegiatan kajian

pengembangan model bisnis plan IPB - SP. Saat ini sedang dilakukan finalisasi terhadap laporan

kajian pengembangan model bisnis plan tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperkuat atau

menyempurnakan kelembagaan yang sudah ada sebelumnya agar IPB –SP semakin mampu dalam

melaksanakan fungsi-fungsi sebagai sebuah lembaga Science Techno Park.

5.2 Pengembangan Sarana Prasarana (Hardware)

Pengembangan sarana prasana KST merupakan salah satu dari empat aspek pengembangan

KST. Ketersediaan sarana prasarana ini akan mempengaruhi pelaksanaan fungsi-fungsi KST

disamping kualitas dan kuantitas SDM yang memadai.

IPB Science Park mempunyai 18 dari 19 sarana prasarana yang harus ada sebagai KST. Satu-satunya

sarana yang belum ada di KST ini adalah Ruang Konsultasi Hak Atas Kekayaan Intekektual (HAKI).

Daftar sarana prasarana KST yang telah ada di IPB Science Park disajikan dalam Tabel 26.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

120

Berdasarkan ketersediaan sarana prasarana tersebut maka dapat dikatakan bahwa IPB Science Park

termasuk KST yang memiliki sarana prasaran yang nyaris komplit, sehingga diharapkan semua

fungsi-fungsi KST sebagai yang diamanahkan dalam Perpres No. 106 Tahun 2017, dapat

dilaksanakan di KST ini.

Pengembangan sarana prasarana IPB - SP merupakan salah satu upaya penting yang harus dilakukan

dalam rangka pengembangan IPB - SP. Beberapa akfitas/ kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka

pengembangan sarana dan prasarana diantaranya, sebagai disajikan dalam Tabel 22.

Tabel 22. Rencana Pengembangan Sarana Prasarana IPB Science Park

No Kegiatan Detail Pekerjaan Pelaksana Waktu Pelaksanaan

1 Penyusunan Master Plan

IPB – SP

Penyusunan Master Plan - Tahun 2016 -

Sudah selesai

2 Pembangunan/renovasi

Gedung dan Fasilitas

IPB – SP

Gedung dan Fasilitas - Tahun 2016 -

Sudah selesai

3 Pengadaan Peralatan

Mesin IPB - SP

Pengadaan Peralatan Mesin

Ekstraksi dan Evaporasi

- Tahun 2017 -

Sudah selesai

Sumber : laporan pengelola IPB Science Park, 2017

Berdasarkan Masterplan yang ada, IPB – SP akan terus mengembangkan sarana prasarana untuk

mendukung aktifitas operasionalnya, diantaranya:

1. Multi tenant 1

2. Multi tenant 2

3. Research Center

4. Pilot Plant

5. Park Management

6. Technology Business Incubator

7. Galeri Inovasi

8. Guest House

9. Meeting Room

Gambar 20. Rencana Tapak IPB - SP

5.3 Penguatan Sumber-Sumber Inovasi (Source of Innovation)

Sejak tahun 2015 – 2016, IPB STP telah menghasilkan beberapa inovasi yang berhasil

dikomersilkan dinataranya adalah bibit kacang kedelai hitam untuk PT Unilever Indonesia, substrat

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

121

vaksin polio untuk produksi vaksin polio Bio Farma, bibit pepaya California, vaksin flu burung,

enzim dan traktor. Menurut Meika, masing-masing inovasi tersebut ada yang dikembangkan dengan

membangun perusahaan patungan, misalnya vaksin flu burung dikembangkan lewat PT IPB Sygeta

yang merupakan perusahaan patungan IPB dan sebuah perusahaan asal Jepang. Ada juga yang

dikomersilkan dengan sistem royalti dan atau yang dikembangkan sendiri oleh BLST, seperti bibit

pepaya California dan beras analog yang dijual lewat gerai ritel BLST, Serambi Botani yang tersebar

di 14 mall di Indonesia.

Ratusan riset dari kampus yang akhirnya bisa terpilih untuk dikomersilkan lewat IPB STP ini

melewati beberapa tahapan seleksi terlebih dahulu. Pertama riset dari jurusan atau fakultas yang

propektif diuji apakah inovasinya dapat diproduksi dan di terima oleh pasar. Setelah lolos seleksi

tahap pertam, inovasi kemudian masuk ke inkubator bisnis teknologi di IPB STP. Selanjutnnya jika

menunjukkan pertumbuhan bisnis yang membaik maka akan masuk ke pilot plant skala stratup dan

sekaligus mendapatkan seed money atau investasi awal dari BLST sebesar Rp500 juta.

Disamping riset dari kampus IPB sendiri, untuk menhambengkan hasil-hasil inovasi juga dilakukan

kerjasama dengan lembaga swasta untuk pengembangan produk. Perusahaan tersebut adalah PT Indo

Farma dan PT Kalbe Farma.

5.4 Penciptaan dan Pelayanan Usaha Berbasis Teknologi (Humanware)

Dalam rangka menciptakan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), IPB-SP telah

melakukan serangkaian kegiatan pra inkubasi dan inkubasi bagi tenant serta kerjasama dengan pihak

industri. Beberapa tenant yang ada di IPB-SP diantaranya, yang disajikan dalam Tabel 23.

Tabel 23. Daftar Perusahaan Yang Beroperasi di IPB Science Park

No. Nama Perusahaan Tahun

di KST

Bidang Usaha Rata-rata

Produksi/

Tahun

Tenaga Kerja

1. PT Prima Kelola 2014 Konsultan 40

2. PT Penerbit IPB Press 2014 Penerbit 40

3. PT Serambi Botani Indonesia 2014 Produk Inovasi 200

4. Klinik Hewan 2014 Kesehatan hewan

Sumber : laporan pengelola IPB Science Park, 2017

6. Marine Science Techno Park Undip

Dalam rangka mewujudkan Nawacita Nomor 6, yaitu “Meningkatkan daya produktivitas rakyat dan

daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-

bangsa Asia lainnya”, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menjalankan program

kerja “Membangun sejumlah Science dan Techno Park di daerah-daerah, politeknik dan SMK-SMK

dengan prasana dan sarana dengan teknologi terkini”. Universitas Diponegoro, sebagai Perguruan

Tinggi Negeri yang memiliki Pola Ilmiah Pokok “Pengelolaan Pesisir Tropis Berkelanjutan”

diamanahkan untuk mengembangkan Marine Science Techno Park (MSTP) Undip di Jepara, Jawa

Tengah sejak kuartal ketiga tahun 2015.

Marine Science Techno Park UNDIP berlokasi di Marine Station Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan Universitas Diponegoro (FPIK UNDIP) di pantai Teluk Awur, Kecamatan Tahunan,

Kabupaten Jepara, Propinsi Jawa Tengah dengan luas 52 hektar dan di lokasi Laboratorium

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

122

Pengembangan Wilayah Pantai (LPWP) FPIK UNDIP di pantai Kartini, Kecamatan Kota Jepara,

Propinsi Jawa Tengah dengan luas 2 hektar.

MSTP Undip bertugas mengembangkan kegiatan-kegiatan:

1. Hilirisasi hasil-hasil riset dan inovasi teknologi kelautan;

2. Inkubator bisnis perusahaan pemula (startup company) berbasis teknologi kelautan; dan

3. Layanan inovasi dan industri kelautan.

MSTP Undip fokus pada pengembangan bidang-bidang, sebagai berikut:

a. Biofarmakologi Laut:

• Teknologi budidaya pesisir dan laut; dan

• Teknologi pembenihan (hatchery).

b. Keamanan Pangan (Food Safety):

• Teknologi pengolahan hasil laut: udang, ikan, rumput laut, kepiting, kerang, dan lain-lain;

dan

• Teknologi penyimpanan hasil laut: udang, ikan, rumput laut, kepiting, kerang, dan lain-lain.

c. Wisata Bahari:

• Teknologi operator wisata bahari; dan

• Pengembangan destinasi wisata bahari berkelanjutan

6.1 Pengembangan Kelembagaan Pengelola (Software)

UNDIP sebagai perguruan Tinggi berbadan hukum (PTN BH), sangat berkepeningan dengan

didirikannya MSTP, di mana kedepan adalah sebagai lembaga RGA (revenue Generating Activity)

universitas. Tujuan didirakannya MSTP adalah upaya UNDIP dalam :

1. Mensinergikan kegiatan perguruan tingggi (akademisi) khususnya dilingkungan UNDIP dengan

pelaku industry/bisnis/ finansial dan pemerintah

2. Memfasilitasi jaringan litbang iptek dalam pembinaan/ pelatiha SDM dan pengembangan

IKM/UKM maritime berbasis teknologi

3. Menciptakan linkungan yang kondusif untuk merangsang pertumbuhan knowledge based

company dengan menyediakan saana pendukung di bidang pemasaran, manajemen, dan technical

fields untuk perusahaan baru berbasis teknologi

4. Meningkatkan dan mempercepat pengembangan produk serta mengurangi waktu yang

dibutuhkan untuk memindahkan inovasi ke produk yang dapat dipasarkan dengan harapan

memperoleh economic return yang lebih tinggi

5. Mendorong penelitian dan pengembangan serta inovasi di sector swasta

6. Memfasilitasi sector industry untuk dpaat mengakses ide, inovasi da teknologi yang

dikembangkan di dalam kampus

7. Memfasilitasi dosen, peneliti, dan mahasiswa dapat berhadapan langsung dengan masalah nyata

yang dihadapi oleh industry

8. Menciptakan terjadinya clustering dan critical mass dari peneliti dan technopark dapat mencegah

atau mengurangi terjadinya brain drain

Pilar-pilar Action plan pengembangan MSTP Jepara:

1. Sumberdaya Manusia yang Kompeten dan Profesional

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

123

2. Sarana Prasaran dan infrastruktur yang memadai

3. Manajemen kelembagaan yang memadai

4. Revenue center dan bukan cost center

5. Kegiatan inovasi teknologi yang komersial dan dibutuhkan pasar

6. Informasi dan transformasi teknologi yang efektif

7. Peluang usaha/informasi bisnis baru hasil inovasi teknologi

8. Jaringan kerjasama

6.2 Pengembangan Sarana Prasarana (Hardware)

Pada tahun anggaran 2017 akan dilaksanakan pengembangan beberapa sarana dan prasarana

penunjang kegiatan pengembangan MSTP jepara antara lain:

1. Pembangunan Rumah Asap Cair; yang dilaksanakan September – Desember 2017. Pekerjaan

lingkup pekerjaan sebagai : Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Pondasi, Pekerjaan

Beton, Pekerjaan Pasangan, Pekerjaan Konstruksi Atap, Pekerjaan Cerobong Asap, Pekerjaan

Plafond, Pekerjaan Pintu Dan Jendela, Pekerjaan Cat, Pekerjaan Listrik, Sanitasi Dan Drainase

dan Pekerjaan Jalan Masuk.

2. Renovasi Bangunan Training Center dan Tenant; Jadwal Pelaksanaan: September – Desember

2017. Lingkup Pekerjaan: Pekerjaan Persiapan da Pekerjaan Renovasi Bangunan Training Center

dan Ruang Tenant.

3. Renovasi Hatchery; Jadwal Pelaksanaan: September – Desember 2017. Lingkup Pekerjaan

adalah Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Renovasi Bak Filter Air Laut, Pekerjaan Pembuatan Bak

Tandon air Produksi, Pembuatan Rumah Pemeliharaan & Perkawinan Indukan, Pembuatan

Rumah Produksi Benur, Rehab Rumah Produksi Benur Lama dan Pembuatan Rumah Plankton.

4. Renovasi Guest House; Jadwal Pelaksanaan: Oktober – Desember 2017.

5. Renovasi Dermaga; Jadwal Pelaksanaan: Oktober – Desember 2017

6. Pelaksanaan Review Master Plan MSTP Jepara.

7. Pengadaan Peralatan Pendukung; yaitu pengadaan generator set dan kelengkapannya

6.3 Penciptaan dan Pelayanan Usaha Berbasis Teknologi (Humanware)

Marine Science Techno Park (MSTP) Undip di Kabupaten Jepara berfokus pada hilirisasi

riset dan inkubasi bisnis teknologi kelautan berkaitan dengan pangan, energy dan Wisata Pendidikan.

Karena ketiga bidang tesebut merupakan bisnis strategis dengan pasar yang sangat luas. Beberapa

sarana dan prasarana pendukung telah disediakan oleh MSTP antara lain rumah hatchery, rumah asap

cair dan mesin asap cair, perlatan laboratorium yang modern, dan peralatan selam. Untuk itu pada

tahun anggaran 2017 memilih tenant dengan spesifikasi bidang bisnis yang terkait dengan sarana dan

prasarana yang sudah tersedia yaitu produksi asap cair, pembibitan udang, penyimpanan ikan suhu

di atas normal dan ekowisata bahari. Selain itu MSTP telah menyediakan sarana pendukung lain yaitu

kantor pengelola inkubator, tenant dan ruang pertemuan bisnis yang dapat digunakan oleh tenant

untuk diskusi baik dengan sesame tenant maupun dengan calon investor atau dengan konsultan bisnis.

Dalam kurun waktu tersebut MSTP melakukan kegiatan inkubasi agar tenant-tenant yang

dipilih dapat tumbuh dan berkembang menjadi unit bisnis berbasis teknologi hasil riset Univesitas

Diponegoro dan lembaga Litbang lain di Jawa Tengah. Kegiatan inkubasi yang akan dilakukan antara

lain Pelatihan formulasi bisnis, Pelatihan dan pengembangan produk marketable, Pitching bisnis,

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

124

workshop, Focus Discusion Group (FGD) dengan para peneliti/pakar dan study banding ke

perusahaan atau unit bisnis lain yang sudah mapan.

Kegiatan inkubasi di MSTP dapat dilakukan secara Inwall maupun outwall. Namun untuk

tahun pertamanya, kegiatan inkubasi akan dilakukan secara inwall mengingat tempat yang disediakan

masih sangat mencukupi untuk menampung tenant yang ada dan pertimbangan minimnya jumlah

SDM pendukung yang masih terbatas.

Dalam meningkatkan kinerja tenant, peran dari Science Techno Park yang bersama-sama dengan

Inkubator Bisnis sangat diperlukan untuk mendorong, mendongkrak dan menstimulan secara

terintegrasi, dan selaras agar tenant menjadi entrepreneur yang mampu, mandiri yang inovatif dan

kreatif serta berbasis teknologi yang menghasilkan produk yang semakin meningkat dan menciptakan

lapangan kerja.

Menunjang itu semua, peran Marine Science Techo Park Undip bersama-sama dengan

Inkubator Bisnis KKIB Undip melakukan kegiatan Inkubasi Marine Science Techno Park (MSTP)

untuk tenant. Oleh karena itu Inkubator Bisnis KKIB Undip akan menyampaikan Laporan Kemajuan

Kegiatan yang sudah dilaksanakan, bagaimana kendala dan solusi yang dihadapi serta rencana ke

depan yang akan dilaksanakan untuk menjadikan tenant wirausaha yang tangguh, produktif, inovatif,

berteknologi dan mandiri.

Ruang lingkup kegiatan ini adalah:

1. Pelatihan Formulasi Bisnis

2. Pelatihan Pengembangan produk agar marketabel

3. Pitchng Bisnis (pertemuan dengan para investor)

4. Worshop/Pelatihan Standarisasi produk

5. Konsultasi Bisnis

6. Membuat Lapangan Kegiatan

MSTP UNDIP bertugas mengembangkan kegiatan-kegiatan:

1. Hilirisasi hasil-hasil riset dan inovasi teknologi kelautan;

2. Inkubasi bisnis perusahaan pemula (startup company) berbasis teknologi kelautan; dan

3. Layanan inovasi dan industri kelautan.

Pemilihan tenant yang masuk ke dalam kegiatan Inkubasi Marine Science Techno Park (MSTP)

Undip Jepara tahun 2017 berdasarkan pada kajian yang dilakukan oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan Universitas Diponegoro pada tahun sebelumnya dan invensi/inovasi yang dihasilkan hanya

dari hasil riset Universitas Diponegoro. Kajian tersebut berkaitan dengan komoditas unggulan yang

akan dikembangkan di MSTP Undip Jepara yaitu Perikanan tangkap, perikanan budidaya,

pengolahan pangan, wisata bahari. Adapun kriteria komoditas unggulan sebagai berikut:

• Bahan baku tersedia dan berkelanjutan

• Produk dibutuhkan pasar dalam negeri maupun global

• Mempunyai ciri khas daerah karena melibatkan masyarakat (tenaga kerja setempat)

• Mempunyai nilai tambah (value added) yang tinggi (potensi produksi) baik dalam kemasan

maupun pengolahannya

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

125

• Menguntungkan dan bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan dan kemampuan SDM

masyarakat (pertumbuhan)

• Ramah lingkungan

Dari hasil kajian tersebut dan ditambah dengan kriteria kesiapan teknologinya yang siap untuk

diinkubasi. Maka pada rapat MSTP yang diadakan di Salatiga dan setelah diadakan seleksi dan

pemilihan kepada tenant untuk hilirisasi riset, dan akhirnya diumumkan tanggal 26 Oktober 2016,

dan dilakukan penetapan tenant untuk ditetapkan sebagai tenant yang akan mengikuti Program

Inkubasi Marine Science Techno Park (MSTP), yaitu:

1. Asap Cair (Liqued Smoke): teknologi pengolahan hasil laut

2. Cold Storage: berteknologi plasma dengan Ozone untuk Penyimpanan Ikan dan pengawetan

ikan, teknologi penyimpanan hasil laut

3. Hatchery: Teknologi Pengolahan Air Laut (Desalinasi) untuk Penunjang Budidaya Laut

(Hatchery dan Tambak), disini teknologi budidaya pesisir dan laut dan teknologi pembenihan

4. Wisata Bahari: Teknologi Transplantasi Terumbu Karang dalam Ekosistem Tertutup dan

Terkontrol untuk Pengembangan Jepara Marine Ecopark. Kegiatan tenant disini adalah

teknologi operator wisata bahari dan pengembangan destinasi wisata bahari berkelanjutan.

7. Science and Techno-Park (STP) ITS

Visi ITS Menjadi salah satu pusat unggulan pengembangan IPTEKS dan dengan reputasi

internasional, terutama yang menunjang industri yang berwawasan lingkungan. Sementara Misinya

adalah Memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

untuk kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan pendidikan, penelitian, pengabdian

kepada masyarakat yang berkelanjutan.

Tujuan :

1. Melaksanakan berbagai kebutuhan penelitian dasar atau konseptual dan penelitian pengembangan

(terapan) terkait berbagai kegiatan perencanaan dan perancangan serta pengembangan produk

inovatif bidang sains, teknologi dan seni.

2. Melaksanakan proses rekayasa teknis, pengujian atau penilaian teknis atas berbagai kegiatan

perencanaan dan perancangan serta pengembangan produk inovatif bidang sains, teknologi dan

seni.

3. Menghasilkan berbagai prototipe perencanaan dan perancangan serta pengembangan produk

inovatif bidang sains, teknologi dan seni yang akan selanjutnya diproduksi secara massal oleh unit

lain yang dilakukan berdasarkan kontrak bisnis.

STP ITS didirikan tagun 2016, berlokasi di Desa Keputih, Sukolila, Surabaya. Luas kawasanya

sebesar 22 hektar. Bidang fokus KST ini adalah Maritime, Automotive dan Creative Industry.

kawasan ini merupakan tempat pengembangan dan komersialisasi hasil inovasi produk dan jasa

bidang ilmu pengetahuan, teknlogi, dan seni. Kawasan terpadu ini didukung fasilitas dan infrastruktur

yang baik serta peraturan yang kondusif.

7.1 Pengembangan Kelembagaan Pengelola (Software)

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

126

STP ITS dikelola oleh sebuah perusahaan yang merupakan anak perusahaan dari PT. ITS Techno

Science. Perusahaan-perusahaan tersebut berada di bawah Badan Pengembangan dan Pengelolaan

Usaha (BPPU) ITS. Badan ini berada di bawah Rektor ITS. Posisi PT STP didalam struktur

organisasi ITS disajian dalam gambar berikut.

Gambar 21. Posisi Pengelola STP ITS Dalam Struktur Organisasi ITS

7.2 Pengembangan Sarana Prasarana (Hardware)

Kawasan ITS STP ini didirikan di kawasan sisi timur ITS dengan dukungan lingkungan, National

Ship Design Centre, PT. PAL, Energy Laboratory, Marine Tech Faculty, Hydrodynamic Laboratory-

BPPT, Forensic Laboratory, Research Center, LPPM Building, Robotic Laboratory, Shipbuilding

Polytechnic (PPNS), dan Electronic Polytechnic (PENS) di sekelilingnya. Pengembangan tahap

pertama dilakukan hingga tahun 2019.

Di dalam kawasan ini dibangun Maritime center, Automotive Center, and Creative Center dan

Gallery Inovasi ITS, Training dan Meeting Center, Research Center, Guest House dan Restaurant,

Park Management, Ruang Terbuka Hijau, Parking Area, serta fasilitas pendukung lainnya.

Pada tahun 2017, kegiatan di STP ITS meliputi :

- Penyusunan DED Renovasi Gedung Nasdec Penguatan Lembaga Inkubator STP ITS, nilai

pekerjaan Rp 45.632.000

- Penyusunan DED Interior Automotive Center Penguatan Lembaga Inkubator STP ITS, nilai

pekerjaan Rp 47.190.000

- Penyusunan DED Automotive Center Penguatan Lembaga Inkubator STP ITS, nilai pekerjaan

45.445.100

- Penyusunan DED Creative Center dan Maritim Center STP ITS, dengan nilai kontrak Rp

811.855.000

- Pengadaan peralatan komputer stp its , nilai kontrak Rp 1.262.011.473. Pekerjaan pengadaan

peralatan tersebut, dilakukan melalui system e katalog.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

127

- Pengadaan dan pelatihan software 3D catia di STP ITS , nilai kontrak Rp 363.893.200. Pekerjaan

pengadaan peralatan tersebut dilaksanakan dengan metode penunjukan langsung. Selain

pengadaan software tersebut, juga telah diadakan pelatihan penggunaan software tersebut.

7.3 Pengembangan Sumber-Sumber Inovasi (Sources of Innovation)

Sumber inovasi KST ini berasal dari ratusan penelitian ITS dan inovasinya akan dikembangkan

sehingga dapat diimplementasikan sebagai produk yang bisa ditawarkan dan dijual kepada

masyarakat. Dengan demikian, keberadaan kawasan ini dapat memberikan keuntungan ekonomi

berupa peningkatan nilai tambah produk dan penciptaan lapangan kerja. Selain itu masyarakat bisa

menikmati keuntungan sosial dengan ketersediaan wahana edutainment, dan keuntungan lingkungan

dengan penambahan lahan hijau dan ruang terbuka serta atmosfer yang baik.

Disamping sumber innovasi yang berasal dari peneliti ITS, juga telah dilakukan kerjasama penelitian

dengan berbagai pihak. Beberapa kerjasama riset disajikan dalam Tabel 24.

Tabel 24. Beberapa Kerjasama Penelitian ITS STP dengan Pihak Lain

No. Stakeholder Jenis Kerjasama Tahun Lingkup Kerjasama

1. ITS Riset & dukungan

Akademik

2017 Riset, Pelatihan, Pengurusan HKI

2. Kementerian Ristek Riset inovasi 2017 Riset

3. Kementerian

Perindustrian

Studi Roadmap dan

Tata Kelola

2015 -

2017

Penyusunan naskah akademik

Pelaksanaan Program Kreatif

4. Badan Ekonomi Kreatif Riset 2016 -

2017

Penyusunan Grand Strategi Desain Produk

Industri dan Desain Komunikasi Visual

5. Pemerintah Provinsi Jawa

Timur

Riset studi Ekonomi

Kreatif

2012-

2015

Studi Preferensi dan Pemetaan Industri

Kreatif Jawa Timur

6 Pemerintah Kota

Surabaya

Riset desain moda

transportasi publik

2015-

2017

Studi Feeder dan low floor bus Surabaya

Studi Tram dan Monorail Surabaya

Sumber : isian kuesioner evaluasi KST, 2017

8. Pusat Penelitian Kopi Dan Kakao Scince Techno Park (CCSTP)

Coffee and Cocoa Science Techno Park (CCSTP) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia

merupakan suatu kawasan yang dikelola secara profesional guna menginisiasi dan menyalurkan

inovasi teknologi hulu (on farm) sampai dengan hilir (off farm) kepada semua pelaku usaha dan

industri kopi maupun kakao serta lembaga pendidikan dan penelitian sehingga mampu mencetak

entrepreneur- entrepreneur baru yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi nasional.

CCSTP alias Taman Sains dan Teknologi Kopi dan Kakao ini merupakan bagian dari

Puslitkoka Indonesia. Lokasinya di Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember,

sekitar 30 menit ke arah barat daya dari pusat kota Jember. Pengunjung harus menggunakan

kendaraan pribadi jika ke sini karena lokasinya memang di pedesaan, tak bisa dijangkau dengan

kendaraan umum.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) yang didirikan pada 1 Januari 1911

dengan nama Besoekich Proefstation ini tumbuh berkembang menjadi pusat penelitian yang unggul,

inovatif dan berdaya saing. Puslitkoka menunjukkan kinerja terbaiknya dengan ditetapkan oleh

Menteri Riset dan Teknologi sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) Kakao (2012) dan Pusat Unggulan

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

128

Iptek (PUI) Kopi (2013). Keberhasilan Puslitkoka menjalankan fungsi sebagai PUI Kopi dan Kakao

menumbuhkan motivasi untuk melakukan transformasi PUI menjadi Science Techno Park (STP).

Science Techno Park memerlukan sinergi antara akademisi, pemerintah, pelaku usaha, dan

masyarakat dengan Puslitkoka sebagai inti dan motor penggeraknya.

Taman Sains dan Teknologi Kopi & Kakao (Coffee and Cocoa Science Techno Park =

CCSTP) yang digagas oleh Puslitkoka merupakan suatu kawasan yang dikelola secara profesional

guna menginisiasi serta menyalurkan hasil-hasil inovasi teknologi hulu (on farm) sampai dengan hilir

(off farm) kepada semua pelaku usaha – pada tahap awal di sektor industri berbasis kopi dan kakao,

serta lembaga pendidikan dan penelitian sehingga mampu mencetak entrepreneur-entrepreneur baru

pendorong pertumbuhan ekonomi Nasional. Secara khusus, bagi Kabupaten Jember, pengembangan

STP ini merupakan satu langkah strategis untuk mencetak entrepreneur baru yang berdaya saing

tinggi dan berkelanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jember sejalan dengan

program “1 desa 1 dosen” pendamping inovasi.

Dalam CCSTP selain ditunjukkan beberapa inovasi teknologi unggulan berupa bahan tanam

unggul kopi dan kakao, biopestisida maupun atraktan untuk pengendalian hama- penyakit kopi dan

kakao yang ramah lingkungan, pupuk organik hasil pengolahan limbah, juga ditunjukkan proses

produksi kopi dan kakao mulai dari on farm sampai dengan off farm termasuk pengembangan alat

mesin pengolah kopi dan kakao, biogas dan pengelolaan limbah, outlet produk olahan kopi dan kakao

serta ICCRI Training Canter (ICCRI TC). Diharapkan keberadaan Coffee and Cocoa Science Techno

Park (CCSTP) dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas Puslitkoka menjadi Lembaga Penelitian

yang terkemuka dan unggul dalam hal penguasaan teknologi kopi dan kakao. Secara aktif ikut serta

dalam usaha meningkatkan pengetahuan dan daya saing masyarakat yang berbasiskan inovasi dan

teknologi serta mendorong pertumbuhan ekonomi Nasional.

Fasilitasi pelatihan untuk mencetak start-up entrepreneur baru dilakukan untuk meningkatkan

industri hilir kopi dan coklat serta konsumsi dalam negeri, serta untuk tujuan motivasi dan sarana

sosialisasi untuk meningkatkan daya saing kopi-kakao Indonesia. Tahapan Pembangunan dan

Pengembangan CCSTP di Puslitkoka adalah: 1). Pelatihan. 2). Pendampingan. 3). Pemantapan. 4).

Inkubasi. Tahap Inkubasi bisnis merupakan tahapan yang akan dikembangkan oleh CCSTP

Puslitkoka menjadi sarana pendukung penyempurnaan dari penerapan STP di Indonesia.

Pembagian zona strategis CCSTP adalah sebagai berikut:

• Zona 1: Riset dan pengembangan teknologi

• Zona 2: Pelatihan dan inkubasi

• Zona 3: Industri & Perdagangan

• Zona 4: Eduwisata

Perencanaan struktur kawasan Puslitkoka menjadi CCSTP mempertimbangkan faktor-faktor utama

pembentuk kondisi lingkungan lahan seperti topografi, geologi, ekologi, dan iklim kawasan secara

umum, serta faktor-faktor pembentuk kondisi fisik dan non fisik lahan.

8.1 Penguatan Kelembagaan (Software)

Sumberdaya manusia Puslitkoka terdiri atas 287 pegawai, sebagai komponen utama dalam

lembaga penelitian, SDM peneliti sampai tahun 2016 berjumlah 40 orang, yang berdasarkan jenjang

fungsionalnya terdiri atas : Peneliti Utama sebanyak 7 orang, Peneliti Madya 6 orang, Peneliti Muda

6 oang, Peneliti Pertama 13 orang, Peneliti Pengembangan 4 dan Calon Peneliti 4 orang. Para peneliti

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

129

dikelompokkan ke dalam 5 Kelompok Peneliti (Kelti), yaitu Kelti Pemuliaan Tanamandan

Bioteknologi, Kelti Agronomi, Kelti Tanah dan Air, Kelti Perlindungan Tanaman, dan Kelti

Pascapanen.

Kelembagaan pengelola CCSTP-Puslit Koka untuk tahap awal akan dikembangkan berada

dibawah Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. Untuk keperluan pengembangan kelembagaan tersebut,

maka telah dilakukan kegiatan kajian pengembangan kelembagaan CCSTP. Selain itu untuk

mendukung proses bisnis CCSTP, dilakukan pula kegiatan kajian untuk pengembangan model bisnis

plan CCSTP. Saat ini sedang dilakukan finalisasi terhadap laporan kajian kelembagaan dan model

bisnis plan tersebut.

Pengelola CCSTP ini berbentuk Tim Koordinasi yang terdiri dari 9 orang. Kesembilan orang

pengelola tersebut terdiri dari satu manajer puncak (general manager) dan 8 manajer. Personil

pengelola tersebut diambil dari personil Puslit Koka.

8.2 Pengembangan Sarana Prasarana (Hardware)

CCSTP memiliki 11 ruang/faslitas dari 18 fasilitas yang harus ada untuk pengembangan KST.

CCSTP juga memiliki fasilitas riset yang berupa :

1. Kebun Riset / Kebun Percobaan; Puslitkoka mempunyai 3 Kebun Percobaan (KP) yaitu : KP.

Kaliwining di Kabupaten Jember seluas 160,5 ha, KP. Sumber Asin di Kabupaten Malang seluas

104,17 ha dan KP. Andungsari di Kabupaten Bondowoso seluas 105,97 ha.

2. Laboratorium Riset : a) Laboratorium Pemuliaan Tanaman, 1 unit, b) Laboratorium

Agronomi, 1 unit, c) Laboratorium Tanah dan Air, 1 unit, d) Laboratorium Proteksi Tanaman,

3 unit, e) Laboratorium Pascapanen, 2 unit, f) Laboratorium Kultur Jaringan/Somatic

embryogenesis (SE), 1 unit, g) Laboratorium Jasa Analisis tersertifikasi oleh KAN, 2 unit, h)

Bengkel Rekayasa Alsin dan Pilot Plan Pengolahan Kopi dan Kakao Skala UKM, 1 unit, i)

Laboratorium Informasi dan Pelatihan Agribisnis Kopi Kakao, 1 unit, j) Green House, 4 unit, k)

Pengering kopi dan kakao, 1 unit, l) Kawasan Cocoa and Coffee Tehcno Science Park, 1

Kawasan.

Pengembangan sarana prasarana CCSTP merupakan salah satu upaya penting yang harus dilakukan

dalam rangka pengembangan CCSTP. Beberapa akfitas/ kegiatan yang dilakukan dalam rangka

pengembangan sarana dan prasarana diantaranya, Paa tahun 2017 ini dilakukan renovasi Gedung

dan Fasilitas khususnya renovasi gedung inkubator.

8.3 Pengembangan Sumber-Sumber Inovasi (Sources of Innovation)

Program penelitian dan pengembangan Puslitkoka diarahkan untuk meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan pekebun, memajukan industri komoditas kopi dan kakao,

meningkatkan pendapatan devisa negara, efisiensi pemanfaatan sumber daya alam, serta

meningkatkan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi pengelolaan komoditas kopi dan kakao.

Oleh karena itu sasaran yang hendak dicapai adalah a) Tersedianya teknologi dan kebijakan yang

mempunyai dampak besar terhadap: 1) upaya untuk mengatasi kendala produksi maupun mutu, 2)

upaya peningkatan mutu hasil, kelestarian alam, optimalisasi sumberdaya, maupun pengembangan

diversifikasi produk, b) usaha dan iklim agribisnis yang kondusif, c) Tersedianya bahan tanam

unggul, d) Terlaksananya proses alih teknologi agribisnis dan agroindustri, e) Terbangunnya citra

sebagai lembaga penelitian yang terpercaya.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

130

Selama tiga tahun terakhir telah dijalin kerjasama Non riset dengan 378 lembaga dalam

negeri, dan kerjasama riset dengan 66 lembaga dalam negeri dan 20 lembaga luar negeri. Selain itu

juga telah dijalin kerjasama dengan lima pelaku industri terbesar kakao dunia, yaitu : ADM Cocoa,

Barry Callebaut, Mondelez International, Nestle International dan MARS, Nestle dan sebagainya.

8.4 Penciptaan dan Pelayanan Usaha Berbasis Teknologi (Humanware)

Dalam rangka menciptakan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), CCSTP

melakukan serangkaian kegiatan, yang meliputi diseminasi teknologi dan inkubasi bisnis. Selama

kurun waktu 2015 – 2016 telah dilakukan diseminasi teknologi terkait dengan pengembangan produk

kopi dan kakao.

Tabel 25. Diseminasi Teknologi Terkait Kopi dan Kakao di CCSTP

No. Nama Teknologi Tahun Bentuk Lokasi

1. Simposium Kopi 2015 Seminar dan Expo Banda Aceh

2. Temu Lapang Kakao 2015 Pameran dan temu

bisnis

Yogyakarta

3 Temu Lapang Kopi 2016 Pameran dan temu

bisnis

Bondowoso-Jember

3. Pendampingan Peningkatan

Produktivitas dan mutu kopi

2015-sekarang Bimbingan teknis Bondowoso, Pasuruan,

Muara enim, Manggarai

timur, Ngada, Karo, Toraja,

Tanjung Jabung, Lampung,

Temanggung, NTB, Sumba

Tengah, dll

4. Pendampingan Peningkatan

Produktivitas dan mutu kakao

2015-sekarang Bimbingan teknis Sikka, Pidie Jaya, Sumatera

Barat, Papua Barat.

5. Konsultasi Peningkatan

Produktivitas dan mutu kopi

2015-sekarang Konsultansi Semua daerah sentra

produksi kopi di Indonesia

6. Konsultasi Peningkatan

Produktivitas dan mutu kakao

2015-sekarang Konsultansi Semua daerah sentra

produksi kopi di Indonesia

Sumber : isian kuesioner pengelola CCSTP, 2017

Hasil dari diseminasi teknologi tersebut maka terdapat beberapa perusahaan yang telah mengadopsi

teknologi yang dihasilkan oleh CCSTP ke dalam bisnisnya. Tidak kurang terdapat 7 perusahaan

yang telah mengadopsi teknologi yang diciptakan oleh CCSTP. Perusahaan-perusahaan yang telah

menggunakan teknologi yang dihasilkan oleh CCSTP, disajikan dalam Tabel 26.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

131

Tabel 26. Perusahaan Yang Menggunakan Teknologi Produksi CCSTP

Sumber : isian kuesioner pengelola CCSTP, 2017

CCSTP juga telah menghasilkan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), yaitu CV Sumari.

Perusahaan ini bergerak dalam produk kopi, dengan omset 100 juta dan mempekerjakan 4 orang

tenaga kerja.

4. Jumlah Pusat Unggulan Iptek

Jumlah Pusat Unggulan Iptek (PUI) merupakan indikator untuk mengukur kinerja lembaga litbang

iptek agar dapat berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan Nasional.

Pengembangan Pusat Unggulan Iptek akan mendukung terwujudnya industri yang berdaya saing,

meningkatkan produksi dan kualitas produk dalam rangka kemandirian, serta meningkatkan nilai

tambah dan jumlah ekspor. Pusat Unggulan Iptek adalah instrument kebijakan untuk meningkatkan

kapasitas dan kapabilitas lembaga litbang pemerintah (LPK dan LPNK), perguruan tinggi, atau

badan usaha (swasta) menjadi lembaga litbang berkinerja tinggi dan bertaraf internasional di bidang

spesifik dan menunjukan relevansi, pendayagunaan dan kemanfaatan produk litbang bagi pengguna.

Meningkatnya jumlah Pusat Unggulan Iptek mencerminkan pencapaian kinerja tertinggi lembaga

litbang.

Capaian kinerja Jumlah Pusat Unggulan Iptek adalah seperti pada Tabel Berikut:

Tabel 27. Indikator dan Capaian Sasaran Program Meningkatnya Kualitas

Kelembagaan Iptek dan Dikti (PUI)

2013 2014 2015 2016 2017

Target 5 9 12 15 30

Realisasi 5 9 19 27 46

Prosentase 100 % 100 % 158 % 180 % 153%

Adapun Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan kegiatan Penguatan dan

Pengembangan Lembaga Penelitian dan Pengembangan beserta capaiannya adalah seperti pada

tabel berikut:

No. Nama Perusahaan Tahun

Menggunakan

Nama Teknologi Lokasi

1. PT Polowijo Gosari 2010-sekarang Lisensi Pupuk Gresik

2. PT Saraswanti Anugrah Makmur 2011-sekarang Lisensi Pupuk Surabaya

3. PT Pijar Nusa Pasifik 2011-sekarang Lisensi Pupuk Gresik

4. PT Nestle Indonesia 2014-sekarang Bibit kopi unggul Lampung

5. PTPN VI 2010-sekarang Bibit kopi unggul Jambi

6. PTPN IX 2010-sekarang Bibit kopi unggul Semarang

7. PTPN XII 2010-sekarang Bibit kopi unggul Surabaya

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

132

Tabel 28. Indikator dan Capaian Sasaran Kegiatan Penguatan dan Pengembangan

Lembaga Penelitian dan Pengembangan

No Indikator Sasaran Kegiatan Target 2017 Capaian 2017 Kinerja

1 Jumlah Rekomendasi Kebijakan

Pengembangan Lembaga Litbang 1 1 100 %

2 Jumlah Lembaga yang dibina

menjadi Pusat Unggulan Iptek 60 60 100 %

3 BPPD yang dibina menjadi BPPD

berkinerja Utama 10 11 110 %

4 Jumlah pranata litbang terakreditasi

yang dibina 40 18 60%

5 Jumlah pranata litbang yang

terakreditasi baru 5 3 45 %

Gambar 22. Pemberian Sertifikat dan Trofi oleh Menristekdikti kepada Lembaga PUI

Lembaga Litbang yang akan ditetapkan sebagai PUI adalah lembaga yang memiliki nilai kinerja

sekurangnya 850, baik berasal dari Lembaga dalam tahap proses seleksi maupun Lembaga yang

yang dalam tahap pembinaan. Untuk Lembaga dalam tahap proses seleksi, nilai kinerja diperoleh

melalui penilaian proposal, isian Borang dan dokumen Masterplan. Sedangkan untuk Lembaga

yang dalam tahap pembinaan, nilai kinerja diperoleh melalui evaluasi capaian terhadap 27 (dua

puluh tujuh) indikator kinerja.

Pada Tahun 2017, Jumlah Pusat Unggulan Iptek yang berhasil ditetapkan adalah sejumlah 46

(empat puluh enam) Lembaga. Jika dibandingkan dengan jumlah yang ditargetkan, yakni sejumlah

30 (tiga puluh) Lembaga, maka realisasi capaian kinerja Program ini adalah sebesar 153 %.

Keberhasilan Program ini dalam mencapai target kinerja dipengaruhi oleh rangkaian fasilitasi

yang dilakukan sepanjang tahun 2017. Fasilitasi tersebut dilakukan dalam bentuk kegiatan:

a. Penajaman Fokus

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

133

Penajaman fokus dimaksudkan untuk memberikan pemahaman secara mendalam kepada

Lembaga yang baru bergabung pada Tahun 2017. Pemahaman yang diberikan terkait

penentuan fokus unggulan riset dan penentuan strategi yang perlu dilakukan dalam rangka

peningkatan kinerja Lembaga untuk mendukung ketercapaian 27 indikator kinerja PUI. Selain

itu, melalui kegiatan ini Tim Pelaksana PUI Ristekdikti dapat mengidenfikasi potensi dan

kendala yang dimiliki Lembaga sebagai dasar penentuan fasilitasi dan asistensi teknis.

b. Dukungan Pendanaan

Dalam upaya pencapaian 27 indikator kinerja, Lembaga perlu melaksanakan rangkaian

kegiatan yang tercantum dalam Rencana Kerja PUI Tahunan. Pemberian bantuan pendanaan

dimaksudkan untuk membiayai sebagian kegiatan yang tidak teralokasi oleh dana DIPA

Lembaga.

c. Asistensi Seleksi

Proses seleksi Pusat Unggulan Iptek merupakan tahapan awal dari pembinaan lembaga litbang

Pusat Unggulan Iptek. Pada tahapan ini, pemahaman lembaga litbang baru terhadap program

PUI serta tahapan-tahapan yang ada di dalamnya merupakan hal penting sehingga lembaga

dapat memahami indikator serta persayaratan untuk menjadi Pusat Unggulan Iptek. Oleh

karenanya perlu dilakukan asistensi seleksi bagi lembaga litbang yang mengikuti proses

seleksi Pusat Unggulan Iptek. Pada tahun 2017, telah terdapat 80 lembaga litbang yang

mendaftar sebagai Pusat Unggulan Iptek, dan 44 diantaranya lolos ke tahap Fact Finding, lalu

31 lolos ke tahap masterplan, hingga 30 lembaga litbang telah lolos seleksi PUI 2017.

d. Supervisi Kinerja

Supervisi dilakukan pada akhir Triwulan II untuk mendapatkan informasi kendala yang

dihadapi lembaga dalam mencapai target kinerja. Kegiatan ini turut melibatkan tim pakar yang

diharapkan dapat memberikan solusi terhadap kendala yang dihadapi Lembaga.

e. Monitoring Kinerja Triwulan

Lembaga litbang yang telah tergabung dalam program Pusat Unggulan Iptek, setiap tahunnya

dilakukan pemantauan terhadap capaian kinerja melalui beberapa indikator Pusat Unggulan

Iptek. Monitoring Kinerja Triwulan dilakukan dengan tujuan untuk memantau progres kinerja

lembaga litbang, sehingga bisa sesuai dengan target dan dapat mencapai tujuan akhir yaitu

menjadi lembaga litbang unggul dan ditetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek.

Namun demikian, berdasarkan hasil rekapitulasi Monev sementara dapat diketahui setidanya

terdapat 8 (delapan) kandidat lembaga yang akan ditetapkan sebagai PUI. Lembaga tersebut

adalah.

No Lembaga Instansi Induk Nilai Kinerja

Sementara

1 Balai Besar Riset Budidaya Laut

dan Penyuluhan Perikanan

Kementerian

KP

934

2 Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan

Buah Subtropika

Kementerian

Pertanian

915

3 Pusat Teknologi Satelit LAPAN 898

4 Pusat Sains dan Teknologi Atmosfir LAPAN 893

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

134

5 Balai Teknologi Hidrodinamika BPPT 886

6 Pusat Penelitian Metrologi LIPI 871

7 Balai Penelitian Tanaman Rempah

Dan Obat

Kementerian

Pertanian

866

8 Pusat Penelitian Perkebunan Gula

Indonesia

PT RPN 864

Dengan penambahan 8 (delapan) lembaga PUI, maka capaian Jumlah PUI di Tahun 2017

menjadi 35 (Tiga Puluh Lima) lembaga dari target 30 lembaga.

f. Pengukuran Capaian Kinerja melalui Sistem Monitoring Evaluasi Online

Lembaga diminta untuk mengupdate data capaian secara online pada sistem yang telah

disediakan, sehingga capaian kinerja dapat dipantau setiap saat.

g. Fasilitasi Diseminasi

Pemerintah mendorong Lembaga litbang untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi

masyarakat. Untuk mendukung hal tersebut, Indikator kinerja pada Kapasitas Diseminasi

diberikan bobot penilaian yang cukup signifikan. Agar Lembaga dapat memenuhi target

capaian kinerja diseminasi, telah dilakukan fasilitasi diseminasi dalam bentuk kegiatan:

1) Safari Pusat Unggulan Iptek

Safari Pusat Unggulan Iptek merupakan paket diseminasi yang dilaksanakan dalam bentuk

pelatihan, sosialisasi dan promosi. Kegiatan yang dibuka Oleh Bapak Menristekdikti pada

tanggal 11 Juli 2017 dilaksanakan di 24 Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan.

Melalui kegiatan ini, selain telah tersampaikannya produk litbang kepada masyarakat, juga

telah dihasilkan sejumlah kerjasama pemanfaatan produk litbang antara Lembaga PUI

dengan Pemerintah Daerah dan UKM.

2) Indonesia Innovation Day

Guna mendukung rancangan hilirisasi produk inovatif PUI tersebut, akan dilakukan

kegiatan Indonesia Innovation Day 2017 yang dilaksanakan pada 27 September 2017 di

lokasi High Tech Campus Eindhoven, Belanda. Tujuan penyelenggaraan kegiatan ini

dimaksudkan untuk:

a) Memperkenalkan produk inovatif unggulan PUI di kalangan institusi riset-inovasi

Belanda dan negara Eropa lainnya.

b) Memperluas jaringan kerjasama internasional baik dalam hal pengembangan teknologi

lanjutan, kerjasama sertifikasi produk untuk pangsa pasar eropa, perluasan promosi dan

pasar atas produk.

c) Meningkatkan sinergi inovasi yang berkelanjutan antar lembaga PUI dengan pusat

riset-inovasi baik yang dalam lingkup HTCE, Institusi di Belanda maupun institusi di

Eropa.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

135

Gambar 23. Penandatanganan Kerjasama antara Lembaga PUI dengan

Mitra disaksikan oleh Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti pada kegiatan

Indonesia Innovation Day di Belanda

3) Inisasi Pusat Unggulan Inovasi Daerah

Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk Sosialisasi dan Pelatihan produk litbang kepada

masyarakat/UKM di 51 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Apabila dibandingkan dengan target yang ditetapkan, pada tahun 2017 tingkat capaian IKU ini

sudah mencapai target yang ditetapkan. Dari target yang ditetapkan sebesar 30 lembaga PUI, pada

pelaksanaan kegiatan 2017 berhasil terealisasi sebesar 46 lembaga PUI yang berstatus ditetapkan,

dengan persentase capaian kinerja sebesar 153%. Jika dibandingkan target jangka menengah tahun

2019, realisasi IKU mencapai 115% dari target 40 PUI.

Dalam kurun waktu 2011 – 2017 telah ditetapkan 46 lembaga Litbang yang ditetapkan

sebagai Pusat Unggulan Iptek yang berasal dari lembaga litbang Pemerintah Kementerian, lembaga

litbang pemerintah non-kementerian, lembaga litbang perguruan tinggi, dan lembaga litbang badan

usaha. Ke-46 lembaga tersebut memiliki tema unggulan yang spesifik dengan standar hasil yang

sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan pengguna Iptek dan berdaya saing. Pusat Unggulan

Iptek yang ditetapkan adalah lembaga Litbang yang dibina atau Lembaga Litbang yang pengusul

yang memiliki nilai kinerja > 850. Berdasarkan hasil Monitoring Evaluasi dan Seleksi, terdapat 8

jumlah lembaga Litbang yang memiliki nilai > 850 dan telah ditetapkan melalui SK Menteri

Ristekdikti NO. 319/M/KPT/2017 tentang Penetapan Lembaga Penelitian dan Pengembangan

Sebagai Pusat Unggulan Iptek Tahun 2017 dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan yang Dibina

Sebagai Pusat Unggulan Iptek Tahun 2017 – 2019. Daftar lembaga berikut tema unggulannya seperti

tergambar pada tabel berikut.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

136

Tabel 29. Lembaga Litbang yang telah Ditetapkan Sebagai PUI Tahun 2011-2017

No Nama Lembaga Tema Unggulan Lembaga

Induk

Tahun

Pembinaan

Tahun

Ditetapkan

PUI Lembaga Litbang

1 Pusat Penelitian

Kelapa Sawit

(PPKS)

PUI Kelapa Sawit PT. Riset

Perkebunan

Nusantara

2012 - 2014 2011

2 Pusat Penelitian

Karet

PUI Karet PT. Riset

Perkebunan

Nusantara

2013 - 2015 2014

3 Pusat Penelitian

Kopi dan Kakao

Indonesia (PPKKI)

PUI Kopi dan

Kakao

PT. Riset

Perkebunan

Nusantara

2013 - 2015 2012/2013

4 Pusat Apilkasi

Isotop dan Radiasi

(PAIR)

PUI Isotop dan

Radiasi

Badan Tenaga

Nuklir

Nasional

2014 - 2016 2015

5 Balai Besar

Penelitian dan

Pengembangan

Pascapanen

Pertanian

PUI Pascapanen Kementerian

Pertanian

2015 - 2017 2015

6 Balai Besar

Penelitian Tanaman

Padi

PUI Tanaman Padi Kementerian

Pertanian

2015 - 2017 2015

7 Balai Besar

Penelitian Veteriner

PUI Veteriner Kementerian

Pertanian

2015 - 2017 2015

8 Balai Penelitian

Tanaman Aneka

Kacang dan Umbi

(Balitkabi)

PUI Aneka Kacang

dan Umbi

Kementerian

Pertanian

2015 - 2017 2014

9 Pusat Penelitian

Bioteknologi dan

Bioindustri

Indonesia

PUI Bioteknologi

dan Bioindustri

PT. Riset

Perkebunan

Nusantara

2015 - 2017 2014

10 Pusat Penelitian Teh

dan Kina (PPTK)

PUI Teh dan Kina PT. Riset

Perkebunan

Nusantara

2015 - 2017 2015

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

137

No Nama Lembaga Tema Unggulan Lembaga

Induk

Tahun

Pembinaan

Tahun

Ditetapkan

11 Lembaga Biologi

Molekuler Eijkman

Pusat Unggulan

Iptek Biologi

Molekuler dan

Genomik

Eijkman 2016-2018 2015

12 Pusat Penelitian dan

Pengembangan Daya

Saing Produk

Bioteknologi

Kelautan dan

Perikanan

PUI Material Aktif

Laut

Kementerian

Kelautan dan

Perikanan

2016-2018 2016

13 Pusat Teknologi

Radioisotop

Radiofarmaka

PUI

Radiobiomolekuler

Badan Tenaga

Nuklir

Nasional

2015-2017 2016

14 Pusat Penelitian

Biomaterial

PUI Lignoselulosa Lembaga Ilmu

Pengetahuan

Indonesia

2016-2018 2016

15 Pusat Penelitan

Bioteknologi

PUI Biorefinari

Terpadu

Lembaga Ilmu

Pengetahuan

Indonesia

2016-2018 2016

16 Pusat Konservasi

Tumbuhan Kebun

Raya

PUI Konservasi

dan Pengembangan

Tumbuhan

Indonesia

Lembaga Ilmu

Pengetahuan

Indonesia

2016-2018 2016

17 Balai Penelitian

Tanaman Palma

PUI Kelapa Kementerian

Pertanian

2017-2019 2016

18 Balai Besar Industri

Agro

PUI Industri Agro Kementerian

Perindustrian

2017-2019 2016

19 Balai Besar

Penelitian

Bioteknologi dan

Pemuliaan Tanaman

Hutan

PUI Pemuliaan

Tanaman Hutan

Tropis

Kementerian

Lingkungan

Hidup dan

Kehutanan

2017-2019 2016

20 Pusat Penelitian

Perkebunan Gula

Indonesia (P3GI)

Pusat Unggulan

Agroindustri

Berbasis Tebu

PT. Riset

Perkebunan

Nusantara

2015 - 2017 2017

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

138

No Nama Lembaga Tema Unggulan Lembaga

Induk

Tahun

Pembinaan

Tahun

Ditetapkan

21

Balai Teknologi

Hidrodinamika

Pusat Unggulan

Hidrodinamika

Bangunan Apung

Badan

Pengkajian dan

Penerapan

Teknologi

2015 - 2017 2017

22 Pusat Sains dan

Teknologi Atmosfir

- LAPAN

Pusat Unggulan

Iptek Pemodelan

Atmosfer Indonesia

Lembaga

Antariksa dan

Penerbangan

Nasional

2016 - 2018 2017

23

Pusat Pemanfaatan

Penginderaan Jauh

Pusat Unggulan

Iptek Pemanfaatan

dan Diseminasi

Informasi

Penginderaan Jauh

Lembaga

Penerbangan

dan Antariksa

Nasional

2017 - 2019 2017

24 Balai Penelitian

Tanaman Rempah

Dan Obat

Pusat Unggulan

Iptek Tanaman

Rempah dan Obat

Kementerian

Pertanian 2017 - 2019 2017

25

Balai Penelitian

Teknologi Bahan

Alam

Pusat Unggulan

Iptek Teknologi

Pengemasan

Makanan

Tradisional

Lembaga Ilmu

Pengetahuan

Indonesia

2017 - 2019 2017

26 Pusat Penelitian

Metrologi LIPI

Pusat Unggulan

Iptek Metrologi

Lembaga Ilmu

Pengetahuan

Indonesia

2017 - 2019 2017

27

Pusat Teknologi

Material

Pusat Unggulan

Iptek Teknologi

Material Medis

Badan

Pengkajian dan

Penerapan

Teknologi

2017 - 2019 2017

28 Balai Penelitian

Tanaman Jeruk dan

Buah Subtropika

Pusat Unggulan

Iptek Jeruk

Kementerian

Pertanian 2017 - 2019 2017

29 Balai Besar

Penelitian dan

Pengembangan

Budidaya Laut

Pusat Unggulan

Iptek Perbenihan

Ikan Laut

Kementerian

Kelautan dan

Perikanan

2017 - 2019 2017

30 Balai Penelitian

Tanaman Serealia

Pusat Unggulan

Iptek Tanaman

Serealia

Kementerian

Pertanian 2017 - 2019 2017

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

139

No Nama Lembaga Tema Unggulan Lembaga

Induk

Tahun

Pembinaan

Tahun

Ditetapkan

31

Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hasil

Hutan

Pusat Unggulan

Iptek Pemanfaatan

Hasil Hutan Tropis

Kementerian

Lingkungan

Hidup dan

Kehutanan

2018 - 2020 2017

32

Pusat Sains dan

Teknologi Bahan

Maju

Pusat Unggulan

Iptek Sains dan

Teknologi Baterai

dan Magnet

Badan Tenaga

Nuklir

Nasional

2018 - 2020 2017

33

Pusat Teknologi dan

Data Penginderaan

Jauh

Pusat Unggulan

Iptek Teknologi

dan Data

Penginderaan Jauh

Lembaga

Penerbangan

dan Antariksa

Nasional

2018 - 2020 2017

34

Pusat Penelitian

Biologi

Pusat Unggulan

Iptek Sumberdaya

Mikroorganisme

Nasional

Lembaga Ilmu

Pengetahuan

Indonesia

2018 - 2020 2017

PUI Perguruan Tinggi

35 Pusat Kajian

Hortikultura Tropika

(PKHT)

PUI Hortikultura

Tropika

Institut

Perkebunan

Bogor

2012 - 2014 2013

36 Lembaga Penyakit

Tropis

PUI Penyakit

Tropis dan Infeksi

Universitas

Airlangga

2012 - 2014 2012

37 Pusat Studi

Biofarmaka

PUI Biofarmaka Institut

Perkebunan

Bogor

2013 - 2015 2013

38 Konsorsium Riset

Pengelolaan Hutan

Tropis Berkelanjutan

PUI Pengelolaan

Hutan Tropis

Berkelanjutan

Universitas

Lambung

Mangkurat

2013 - 2015 2015

39 Pusat

Mikroelektronika

PUI Broadband

Wireless Access

Institut

Teknologi

Bandung

2014 - 2016 2015

40 Pusat Penelitian

Pigmen Material

Aktif (P3MA)

PUI Pigmen

Material Aktif

Universitas Ma

Chung

2014 - 2016 2014

41 Pusat Penelitian

Surfaktan dan

Bioenergi

PUI Surfaktan dan

Bioenergi

Institut

Pertanian

Bogor

2015 - 2017 2015

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

140

No Nama Lembaga Tema Unggulan Lembaga

Induk

Tahun

Pembinaan

Tahun

Ditetapkan

42 Pusat Studi Satwa

Primata

PUI Satwa Primata Institut

Pertanian

Bogor

2015 - 2017 2015

43 Southeast Asian

Food and

Agriculture Science

and Technology

(SEAFAST) Centre -

IPB

Pusat Unggulan

Iptek Keamanan

Pangan

Institut

Pertanian

Bogor

2016 - 2018 2017

44

PUI Sistem Kontrol

dan Otomotif- ITS

Pusat Unggulan

Iptek Sistem dan

Kontrol Otomotif

Institut

Teknologi

Sepuluh

Nopember

2016 - 2018 2017

45 Pusat Riset dan

Enterpreunial

Agroindustri Atsiri

(PUREAA) -

Universitas

Brawijaya

Pusat Unggulan

Iptek Agroindustri

Atsiri

Universitas

Brawijaya 2016 - 2018 2017

46 Pusat Penelitian

Nanosains dan

Nanoteknologi - ITB

Pusat Unggulan

Iptek Nanosains

dan Nanoteknologi

Institut

Teknologi

Bandung

2017-2019 2017

Pusat Unggulan Iptek (PUI) adalah suatu organisasi atau lembaga yang melaksanakan kegiatan-

kegiatan riset bertaraf internasional pada bidang spesifik secara multi dan interdisiplin dengan

standar hasil yang sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan pengguna Iptek. Unsur-unsur yang

menjadi dasar penetapan lembaga sebagai Pusat Unggulan Iptek yaitu kemampuan lembaga untuk

menyerap teknologi dari luar (peningkatan kapasitas), kemampuan mengembangkan kegiatan riset

(peningkatan kapabilitas), kemampuan mendiseminasikan hasil-hasil riset sehingga kemanfaatannya

dirasakan oleh masyarakat banyak dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi (kontinuitas).

Peningkatan kapasitas, kapabilitas dan kontinuitas upaya lembaga litbang menjadi arah bagi

pengembangan Pusat Unggulan Iptek. Upaya peningkatan tersebut dilaksanakan dengan menguatkan

3 kapasitas lembaga yang mencakup :

(a) Sourcing Absorptive Capacity: Kemampuan Lembaga untuk menyerap informasi dan teknologi

dari luar: kemampuan lembaga dalam mengakses informasi teknologi, mengefisienkan penggunaan

sumberdaya yang ada, dan mencegah terjadinya tumpang tindih riset,

1. Perolehan Akreditasi Manajemen Litbang

2. Rasio SDM Peneliti - Perekayasa berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Kompetensi

3. Ketersediaan Sarana Prasarana yang mendukung dan SOP pemanfaatannya

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

141

4. Kapasitas Tata Kelola Anggaran (Prosentase Penyerapan Anggaran, Kompetensi SDM

Pengelola)

5. Perolehan Akreditasi, Standardisasi dan Sertifikasi Lembaga

6. Kapasitas Akses Informasi (website dan jaringan pemanfaatan data informasi)

7. Undangan menjadi Pembicara dalam Konferensi Internasional

8. Undangan menjadi Pemakalah Internasional

9. Kunjungan Lembaga Internasional ke Pusat Unggulan Iptek

(b) R&D Capacity: Kemampuan Lembaga Litbang untuk melakukan kegiatan litbangrap:

kemampuan lembaga untuk meningkatkan kapasitas iptek melalui potensi adopsi, adaptasi, dan

pengembangan teknologi untuk peningkatan daya saing barang dan/atau jasa melalui optimalisasi

input, proses, dan pengelolaan industri.

1. Strategi dan implementasi Penguatan Kapasitas dan Kapabilitas Riset

2. Tingkat Pemanfaatan Roadmap Riset dalam Penguatan Fokus Unggulan

3. Strategi dan Implementasi Lembaga dalam Peningkatan Perolehan Paten dan Rezim HKI lainnya

4. Strategi dan Implementasi Lembaga Memperkuat Produk Unggulan Berbasis Hasil Riset

5. Strategi dan Implementasi Lembaga dalam Memperkuat Kerjasama Pemanfaatan Produk Hasil

Riset

6. Publikasi dalam Jurnal Nasional Terakreditasi

7. Publikasi dalam Jurnal Internasional

8. Lulusan S3 sesuai Tema Riset Unggulan Lembaga

9. Perolehan Paten atau Rezim HKI Lainnya

(c) Disseminating Capacity: Kemampuan Lembaga Litbang untuk melakukan hilirisasi hasil- hasil

litbangrap: kemampuan untuk mendiseminasikan hasil-hasil riset yang kemanfaatannya dirasakan

oleh pengguna teknologi (masyarakat, industri, pemerintah).

1. Strategi dan Implementasi Pengembangan Basis Data dan Informasi Produk Unggulan Lembaga

2. Strategi dan implementasi Penguatan Mekanisme Hilirisasi Produk

3. Kerjasama Riset pada Tingkat Nasional

4. Kerjasama Riset pada Tingkat Internasional

5. Kerjasama non riset (jasa konsultasi, diklat, dll.) dengan pengguna teknologi

6. Kontrak Bisnis dengan Industri dalam rangka hilirisasi Produk Unggulan Lembaga

7. Perolehan apresiasi dari National Recognition untuk Produk berbasis Riset Unggulan Lembaga

8. Perolehan apresiasi dari National References bagi Kinerja Pusat Unggulan Iptek

9. Wujud implementasi Economic Benefit dan Social Impact bagi masyarakat

Berikut perbandingan kondisi Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi di Indonesia dengan Pusat

Unggulan Iptek di Luar Negeri.

Tabel 30. Perbandingan Kondisi Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi

di Indonesia dan Luar Negeri

No

Aspek

PUI PT

PUI PT di Indonesia PUI PT di Luar Negeri

(Jepang)

1. Kelembagaan Peran pemerintah masih sangat

diperlukan untuk menjadikan sebuah

pusat unggulan bisa menghasilkan

Sistem kelembagaan yang

dikembangakan sangat mapan dan

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

142

No

Aspek

PUI PT

PUI PT di Indonesia PUI PT di Luar Negeri

(Jepang)

publikasi, inovasi dan produk yang

dibaca, dirujuk, dikembangan,

diaplikasikan, diterapkan dan

dimanfaatkan baik di dunia pendidikan

dan masyarakat secara nasional bahkan

internasional.

didukung penuh oleh pemerintah

dalam pendanaannya.

Semakin banyak jumlah publikasi,

inovasi dan produk yang dihasilkan

PUI PT maka semakin besar jumlah

dana pemerintah yang diberikan

kepada peneliti di Pusat Unggulan

tersebut.

2. Riset Fokus pada bidang riset atau teknologi

sebagaimana yang di amanahkan

dalam nawa cita yaitu 10 bidang

tertentu termasuk sains sosial.

Lembaga PUI PT memiliki rencana

roadmap yang jelas dan terukur di

tiap tahunnya, kerjasama riset

dengan lembaga-lembaga penelitian

dan perusahaan sangat

dimungkinkan untuk dapat menjaga

kelangsungan penelitian yang

dilakukan. Penelitian dapat bersifat

bottom up mengikuti keperluan

penyandang dana riset atau

perusahaan maupun top down

mengikuti agenda riset yang telah

ditentukan oleh pemerintah

3. Pendidikan Sesuai dengan kriteria yang

ditentukan, PUI PT baru melibatkan

mahasiswa S3

Sudah melibatkan mahasiswa S3 dan

peneliti dari perguruan tinggi baik

dalam dan luar negeri maupun

lembaga litbang lain untuk

melakukan penelitian bersama.

Analisis penyebab keberhasilan pencapaian target indikator kinerja untuk Program Pusat Unggulan

Iptek Tahun 2017 dikarenakan penggunaan secara optimal sumber daya yang ada, baik teknologi,

sarana, fasilitas dan peralatan serta adanya inovasi kegiatan tahun 2017 seperti safari pusat unggulan

iptek yang merupakan paket diseminasi dalam bentuk pelatihan, sosialisasi dan promosi hasil litbang

PUI dan kegiatan Indonesia Innovation Day 2017 untuk memperkenalkan produk inovatif unggulan

PUI di kalangan institusi riset-inovasi Belanda dan negara Eropa lainnya, dan memperluas jaringan

kerjasama internasional baik dalam hal pengembangan teknologi lanjutan, kerjasama sertifikasi

produk untuk pangsa pasar eropa, perluasan promosi dan pasar atas produk. Dari kegiatan Indonesia

Innovation Day 2017, lembaga litbang PUI telah berhasil menghasilkan 20 kerjasama dengan industri

maupun lembaga litbang di Belanda dan negara Eropa lainnya. Beberapa produk unggulan yang telah

berhasil diproduksi massal dari hasil kontrak kerjasama tersebut antara lain:

1. Implan Tulang SS316L - Pusat Teknologi Material

Implan Tulang SS316L merupakan alat medis yang terbuat dari Stainless Steel 316L, untuk

menggantikan struktur dan fungsi dari bagian tulang. Teknologi ini telah lolos uji ASTM F-138, dan

telah diproduksi masal oleh PT. Zenith Allmar Precisindo Indonesia. Dengan adanya teknologi ini,

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

143

Indonesia telah berhasil mengurangi import alat kesehatan yang masih banyak bergantung pada

negara lain.

2. Kapsul Buah Merah 500VE- Balai Besar Industri Agro

Kapsul Buah Merah 500VE merupakan suplemen yang mengandung karotenoid, dan vitamin E yang

berguna sebagai penghambat perkembangan kanker. Teknologi ini telah ter-registrasi di Kementerian

Kesehatan, Kesejahteraan, dan Tenaga Kerja, Jepang, dan telah diproduksi massal oleh M&K Labs

di Jepang. Tahun 2017 Balai Besar Industri Agro telah menandatangani Kontrak Kerjasama dengan

Barracuda Point Aps, Denmark untuk produksi masal produk ini di Denmark atau Uni Eropa.

3. Subsea Swimmer Thruster - Balai Teknologi Hidrodinamika

Subsea Swimmert Thruster merupakan alat propulsi untuk penyelaman. Alat ini dapat dimanfaatkan

untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses penyeleman untuk militer, exporasi ilmiah,

hingga untuk pariwisata. Balai Teknologi Hidrodinamika telah menandantangani kerjasama dengan

PT. Risea Propulsion Indonesia, Houben Mobility Management, Belanda, FishFlow Innovation B.V.,

Belanda, Poseidon Propulsion B.V., Belanda, dan Praxis Automation B.V., Belanda untuk produksi

massal di Indonesia dan Belanda atau Uni Eropa

Kegiatan pendukung dalam rangka pengembangan Pusat Unggulan Iptek antara lain:

a. Asistensi Penajaman Fokus Pengembangan PUI di 19 (Sembilan belas) Lembaga PUI yang baru

bergabung di Tahun 2017. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan program PUI secara detail

kepada semua pegawai di masing-masing lembaga, sekaligus memberikan asistensi terkait

penajaman focus kegiatan yang dapat dilakukan pada tahun 2016 dalam rangka pengembangan

kapasitas kelembagaannya untuk menjadi PUI.

b. Supervisi (fasilitasi asistensi) dilakukan dengan melibatkan Tim Pakar yang ahli dibidangnya

untuk menguatkan kapasitas dan kapabilitas lembaga PUI.

c. Monitoring Evaluasi untuk mengukur capaian kinerja lembaga PUI berdasarkan atas 27

indikator kinerja (indikator input, proses, output dan outcome). Sistem pengukuran kinerja

menggunakan basis online pada website PUI.

d. Deklarasi Penetapan Pusat Unggulan Iptek, merupakan upaya dari Kementerian Riset,

Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk memberikan apresiasi terhadap lembaga PUI yang telah

berkinerja tinggi, dan layak untuk ditetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek.

Meskipun kinerja Pusat Unggulan Iptek mencapai target namaun dalam pelaksanaannya ditemui

beberapa kendala antara lain penjadwalan kegiatan supervisi dan monev PUI untuk masing-masing

lembaga menjadi sangat padat akibat bertambahnya jumlah PUI. Alternatif solusi untuk mengatasi

kendala tersebut di tahun yang akan dating adalah dengan melaksanakan monev lembaga PUI yang

berada dalam satu kota secara bersamaan dan auatu dalamwaktu yang berdekatan.

Program dan kegiatan yang mendukung kegiatan penguatan dan pengembangan lembaga

penelitian dan pengembangan adalah sebagai berikut:

1. BPPD yang dibina menjadi BPPD yang berkinerja Utama

Dalam pelaksanaannya program ini mengalamai beberapa hambatan, antara lain:

1. Tidak dapat dilaksanakannya beberapa kegiatan penguatan kelembagaan BPPD pembina

karena adanya efisiensi anggaran

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

144

2. Kurangnya sumberdaya manusia yang ada dalam struktur organisasi di Sub Direktorat

Lembaga Penelitian dan Pengembangan Daerah

3. Sering bergantinya Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah

Provinsi/Kabupaten/Kota, sehingga pelaksanaan koordinasi harus selalu dilakukan

Faktor-faktor kemudahan yang mendukung program/kegiatan ini, adalah sebagai berikut:

1. Adanya Surat Peraturan Bersama antara Kemenristek dan Kemendagri nomor 03 Tahun

2012 dan nomor 36 Tahun 2012.

2. Adanya UU nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan

Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

3. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota masih sangat

memerlukan pembinaan dalam rangka penguatan kapasitas dan kapabilitas selaku lembaga

penelitian daerah untuk dapat berdayasaing dalam inovasi.

4. Adanya UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Bab XXI pada pasal 386

sampai dengan 390 dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2017 tentang Inovasi Daerah.

5. Dukungan kebijakan kepala daerah dalam pelaksanaan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)

6. Dukungan Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Dalam Negeri RI dalam

pelaksanaan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)

Keterkaitan kegiatan dengan indikator sasaran Program:

Dalam rangka mencapai Indikator Kinerja Keterkaitan Kegiatan dan Indikator saran Program

lembaga penelitian dan pengembangan yang berkualitas, kegiatan Badan Penelitian dan

Pengembangan Daerah (BPPD) yang dibina menjadi BPPD Berkinerja Utama merupakan salah

satu indikator sasaran program. Pada Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan

menetapkan Pusat Unggulan Iptek merupakan aktor penyedia inovasi yang dapat dimanfaatkan

oleh Pemerintah Daerah. Dalam hal ini salah satu fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan

Daerah adalah membuat rekomendasi perencanaan pembangunan berbasis pada hasil penelitian.

Sehubungan dengan hal tersebut perlu dikuatkan dalam pelaksanaan yang akan melibatkan Pusat

Unggulan Iptek (PUI). Dalam hal ini BPPD perlu difasilitasi dikuatkan dalam memanfaatkan

hasil inovasi yang dihasilkan oleh Pusat Unggulan Iptek untuk dapat diimplementasikan di

daerah. Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah merupakan aktor penting dalam

implementasi Sistem Inovasi Daerah (SIDa). Dengan semakin banyaknya Pusat Unggulan Iptek

(PUI) yang ada akan semakin menguatkan keberadaan Badan Penelitian dan Pengembangan

Daerah dalam mengimplementasikan pelaksanaan SIDa. Kinerja Badan Penelitian dan

Pengembangan Daerah sangat ditentukan oleh koordinasi yang dilakukan dengan Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Perguruan Tinggi maupun

dengan lembaga-lembaga Penelitian dan Pengembangan Lembaga Pemerintah Kementerian

(LPK)/ Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), maupun dengan masyarakat pengguna

iptek.

Dalam rangka pembinaan pada Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD)

sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan

Menteri Dalam Negeri Nomor 03 Tahun 2012 tentang penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa).

Berkaitan hal tersebut tahun 2017, kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kapasitas Badan Penelitian

dan Pengembangan Daerah (BPPD) telah memberikan insentif kepada 10 (sepuluh) Badan

Penelitian dan Pengembangan Daerah (BPPD) Provinsi/Kabupaten/Kota yaitu: Sumatera

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

145

Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Kabupaten Lampung Tengah, Kota Sungai

Penuh, Jawa Timur, Kabupaten Malang, Kalimantan Timur, dan Kota Makassar. Output dari

fasilitasi berupa kebijakan maupun model Implementasi SIDa pada masing-masing provinsi

/kabupaten/kota berbasis pada komoditas unggulan daerah maupun kebijakan untuk mengatasi

issue strategis daerah maupun nasional. Selain memberikan instentif fasilitasi peningkatan

kapasitas BPPD, kegiatan ini juga melakukan penilaian kinerja terhadap 16 (enam belas) BPPD

Provinsi/Kabupaten/Kota tujuannya selain untuk menentukan BPPD yang berkinerja UTama

Tahun 2017, juga untuk melihat kinerja BPPD yang telah Berkinerja Utama. Penilaian kinerja

BPPD menggunakan metode Anregis (Analisys Regional Innovation System) dalam penilaian ini

yang dinilai mencakup 4 determinan yaitu: Kerangka Kebijakan, Sumberdaya Penunjang,

Kapasitas dan Kapabilitas Kelembagaan, Produktivitas output dan outcome SIDa. Dari 10 BPPD

yang difasilitasi ada 3 (tiga) BPPD yang telah memenuhi standar penilaian Berkinerja Utama,

yaitu: BPPD Provinsi Sumatera Barat, BPPD Provinsi Sumatera Barat dan BPPD Kabupaten

Malang. Penilaian kinerja dilakukan terhadap 16 BPPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi

khusus kelitbangan yang dipimpin oleh Pejabat setingkat Eselon II (dua). Kinerja BPPD Utama

dapat terlihat dari hasil penilaian anregis dengan nilai Total Skore ≥ 3 untuk empat determinan.

BPPD dapat di nobatkan sebagai BPPD Berkinerja Utama apabila telah menjalankan peran dan

fungsi selaku koordinator SIDa, dapat membuat kebijakan untuk penguatan kelembagaan SIDa

dan membuat model implementasi sinergitas dari masing-masing aktor dengan komoditas

unggulan daerah. Untuk BPPD Provinsi Sumatera Selatan berkinerja tinggi dalam

meningkatkan nilai tambah dari komuditas Karet dan tanaman indigofera memasok kebutuhan

bahan baku untuk pakan ternak yang ada di Agro Tekno Park yang terletak pada kabupaten

Ogan Ilir, BPPD Provinsi Sumatera Utara mensinergikan kegiatan Pengembangan Pusat

Penelitian Kelapa Sawit dengan membentuk Oil Palm Science Techno Park (OPSTP) , Sumatera

Barat mengkolaborasikan kegiatan pembentukan konsorsium cabe pada 8 kabupaten/kota

sebagai sentra tanaman cabe, Kota Sungai Penuh dengan komoditas Kopi, Jawa Timur dengan

membuat kebijakan end to end klaster tanaman buah apel, Kabupaten Malang melaksanakan

transfer teknologi untuk peremajaan tanaman buah apel yang terletak di desa gubuk klakah,

BPPD Provinsi Lampung melaksanakan transfer teknologi peningkatan kualitas makanan

kesehatan yang berbahan baku beras siger/beras sehat , BPPD Kabupaten Lampung Tengah

dengan melakukan pembuatan buku panduan pengelolaan panen dan paska panen tanaman ubi

kayu untuk memenuhi standar bahan baku kebutuhan industri, BPPD Kota Makassar

melaksanakan transfer teknologi budidaya tanaman bakau yang terletak di pulau Lakkang untuk

menjaga kelestarian lingkungan sebagai cagar budaya masyarakat asli bugis yang bermata

pencaharian sebagai nelayan, dan BPPD Provinsi Kalimantan Timur dengan melakukan

pembentukan Pusat Diseminasi Iptek yang bertujuan untuk mempercepat proses adanya aliran

alih teknologi yang potensial dari para penyedia teknologi agar dapat dimanfaatkan oleh

pengguna.

Tahun ini telah ditentukan 3 (tiga) BPPD Berkinerja Utama yaitu BPPD Provinsi Sumatera

Barat, BPPD Provinsi Sumatera Utara dan BPPD Kabupaten Malang. Untuk memenuhi target

capaian tahun 2017, sebanyak 15 (lima belas) BPPD Berkinerja perlu ditingkatkan 4 BPPD yang

sebelumnya telah ditetapkan 11 (sebelas), tidak terpenuhi target karena ada pemotongan

anggaran sebesar 23 % (dua puluh tiga) % yang diperuntukan untuk melaksanakan pembinaan.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

146

Tabel 31. Indikator dan CapaianSasaran Program

MeningkatnyaKualitasKelembagaanIptekdanDikti

Indikator

Sasaran

Program

2014 2015 2017 2017

Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian

BPPD yang

dibina Menjadi

BPPD Berkinerja

Utama

3 3 5 7 10 11 15 14

2. Pranata Litbang Terakreditasi

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kementerian Riset, Teknologi,

dan Pendidikan Tinggi, dalam Bab 1 Pasal 3 disebutkan bahwa salah satu fungsi Kementerian

ini adalah perumusan dan penetapan kebijakan di bidang standar kualitas lembaga penelitian,

sumber daya manusia, sarana dan prasarana riset dan teknologi, penguatan inovasi dan riset serta

pengembangan teknologi, penguasaan alih teknologi, penguatan kemampuan audit teknologi,

perlindungan Hak Kekayaan Intelektual, percepatan penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan

riset dan teknologi.

Dalam melakukan fungsi tersebut, sesuai Pasal 11 (1) dibentuk Direktorat Jenderal Kelembagaan

Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Menteri. Direktorat Jenderal ini mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan pendidikan tinggi, serta perumusan kebijakan,

koordinasi, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan ilmu pengetahuan

dan teknologi (Pasal 12).

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan,

Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menyelenggarakan beberapa fungsi, dimana salah satunya

adalah perumusan kebijakan dan fasilitasi penjaminan mutu lembaga penelitian dan

pengembangan (Litbang). Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan

(KNAPPP) merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian

Ristek dan Dikti dalam mendorong peningkatan kapasitas dan kualitas lembaga litbang Iptek,

melalui penyelenggaraan akreditasi pranata Litbang. Fungsi KNAPPP sebagai instrumen

tersebut diperkuat oleh adanya Peraturan Menteri Ristek dan Dikti Nomor 52 Tahun 2017

tentang Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan. KNAPPP didirikan

dengan tujuan untuk membantu Pranata Litbang dengan memberikan panduan dan pembinaan

melalui sistem akreditasi agar manajemen mutu pranata litbang menjadi lebih tertib, sehingga

kinerjanya meningkat dan lebih berperan dalam Sistem Inovasi Nasional.

Akreditasi oleh KNAPPP dapat digunakan sebagai a) informasi tentang ruang lingkup layanan

jasa dan jaminan kualitas kinerja yang dapat diberikan oleh Pranata Libang kepada dunia usaha

dan para pemangku kepentingan di bidang penelitian dan pengembangan serta inovasi teknologi;

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

147

dan b) jaminan mutu pranata litbang bagi industri dan pemangku kepentingan pranata litbang

yang akan menggunakan jasa atau melakukan kerjasama litbang.

Indikator kinerja, target, rencana capaian sampai 2017 serta realisasinya dapat digambarkan pada

tabel berikut:

Tabel 32. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)

dan Indikator Kinerja Tahun 2012-2017

Sasaran Indikator/

Target

Tahun Target

Pranata

Litbang

Terakreditasi

Dibina/Baru

Realisasi

Pranata

Litbang

Terakreditasi

Dibina/Baru

Persentase

Capaian

Target Setiap

Tahun

Pranata

Litbang

Terakredi-

tasi

Jumlah pranata

litbang

terakreditasi yang

dibina dengan

asesmen surveilan

dan reakreditasi

2012 30

- -

2013 30

20 67%

2014 30

6 20%

2015 40

11 28%

2017 40 21 53%

2017 40 18 45%

Jumlah pranata

litbang

terakreditasi awal

(baru)

2012 2

15

2 100%

2013 5 5 100%

2014 5 3 60%

2015 5 5 100%

2017 5 4 80%

2017 5 3 60%

Pada tahun 2017 Subdit Penjaminan Mutu dan Penilaian Kinerja, Direktorat Lembaga Litbang,

telah menetapkan target dan capaian sebagai berikut:

1) Indikator jumlah pranata litbang terakreditasi yang dibina ditargetkan 40 (empat puluh)

pranata litbang. Pembinaan pranata litbang dilakukan melalui asesmen surveilan dan asesmen

reakreditasi. Pada tahun 2017 ini, tercapai 18 (delapan belas) pranata yang telah diasesmen

surveilan dan reakreditasi, sehingga persentase capaiannya adalah 45%.

2) Indikator jumlah pranata litbang terakreditasi awal (baru) ditargetkan 5 (lima) pranata litbang,

yang dilakukan melalui asesmen akreditasi awal dan keputusan akhir ditetapkan oleh Anggota

KNAPPP. Pada tahun 2017 ini, tercapai 3 (tiga) pranata yang telah mendapatkan akreditasi

dari KNAPPP, sehingga persentase capaiannya adalah 60%.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

148

Selain pranata litbang terakreditasi yang dibina dan pranata litbang terakreditasi awal, pada tahun

2017 ini telah diterbitkan pedoman baru terkait KNAPPP yang disahkan oleh Ketua KNAPPP

(Ex-Officio Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti). Pedoman tersebut yaitu:

▪ Pedoman KNAPPP 01:2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komite Nasional Akreditasi

Pranata Penelitian dan Pengembangan;

▪ Pedoman KNAPPP 02:2017 tentang Persyaratan Akreditasi Pranata Penelitian dan

Pengembangan;

▪ Pedoman KNAPPP 03:2017 tentang Bidang Kepakaran Pranata Penelitian dan Pengembangan;

dan

▪ Pedoman KNAPPP 04:2017 tentang Penggunaan Logo Komite Nasional Akreditasi Pranata

Penelitian dan Pengembangan.

Bila ditinjau dari target output sebanyak 5 (lima) pranata litbang terakreditasi awal/baru, maka

kegiatan Pranata Litbang Terakreditasi Tahun 2017 ini hanya mencapai target 60%. Hal ini

dikarenakan adanya pemotongan anggaran yang signifikan dalam pengelolaan kegiatan tersebut

yaitu anggaran awal tahun yang semula sebesar Rp 3.500.000.000,- menjadi Rp 1.534.664.000,-

(dipotong 56,15%). Selain kendala anggaran tersebut ada beberapa kendala lain yang dihadapi

dalam penyelenggaraan KNAPPP antara lain:

▪ Akreditasi KNAPPP bukan merupakan kewajiban bagi Pranata Litbang sehingga tidak ada

sanksi dan kerugian bagi Pranata Litbang yang tidak mengajukan permohonan akreditasi

KNAPPP atau tidak segera melengkapi persyaratan akreditasinya.

▪ Akreditasi KNAPPP belum dijadikan sebagai salah satu indikator bagi para pemangku

kebijakan.

▪ Jumlah asesor ketua yang terbatas (hanya 5 orang), sehingga proses asesmen akreditasi

KNAPPP terhambat, terutama dalam penyesuaian jadwalnya, sulitnya menyesuaikan jadwal

antara para asesor dan pihak pranata litbang.

▪ Proses pencairan anggaran kegiatan yang membutuhkan waktu panjang dan kurang efisien.

▪ Sebagian besar penentu keberhasilan proses akreditasi KNAPPP tidak berada di bawah kontrol

Sekretariat KNAPPP, misalnya sebelum asesor melakukan penutupan (closing) terhadap hasil

asesmennya ternyata pranata litbang telah mengalami restrukturisasi seperti yang terjadi pada

Pranata Litbang Balai Penelitian Tembakau Deli Serdang dan Risbang Tebu di Sumatera Utara.

▪ Pranata litbang membutuhkan proses perbaikan atas laporan ketidaksesuaiannya lebih lama

dari target yang disepakati dalam kegiatan asesmen.

3. Rekomendasi Kebijakan Penguatan Lembaga Litbang

Upaya lain yang dilakukan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam

rangka untuk mencapai sasaran strategis pada elemen kelembagaan yaitu meningkatnya kualitas

kelembagaan Iptek dan Dikti dengan salah satu indikator kinerja utama yaitu pusat unggulan

iptek adalah melakukan penyusunan rekomenasi kebijakan pengembangan lembaga litbang.

Hasil akhir yang dicapai dari penyusunan rekomendasi ini adalah tersusunnya sebuah peraturan

perundangan yang mampu mewadahi mekanisme pembinaan lembaga penelitian dan

pengembangan di Indonesia, mulai dari proses registrasi, penilaian kinerja lembaga penelitian

dan pengembangan, pembinaan lembaga penelitian dan pengembangan, monitoring dan

evaluasi, serta pelaporan hasil pelaksanaan kebijakan. Adapun tujuan dari pembinaan lembaga

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

149

penelitian dan pengembangan yang akan dilaksanakan adalah untuk meningkatkan mutu hasil

penelitian, meningkatkan relevansi dan pendayagunaan hasil litbang dan meningkatkan kinerja

lembaga litbang dengan sasaran akhir terbentuknya lembaga litbang unggul yang memberikan

kontribusi nyata terhadap pemenuhan kebutuhan atau penyediaan solusi bagi persoalan nyata

yang dihadapi masyarakat, pemerintah, atau dunia usaha. Dengan demikian, proses pembinaan

dilakukan dengan tujuan utama untuk melahirkan lembaga-lembaga litbang yang unggul.

Pada tahun 2017, Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Lembaga Penelitian dan

Pengembangan menjadi bagian dari kegiatan Penguatan dan Pengembangan Lembaga Penelitian

dan Pengembangan dengan output Lembaga Litbang yang dibina menjadi Pusat Unggulan Iptek.

Diharapkan pada tahun 2018, Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Lembaga Penelitian dan

Pengembangan dapat menjadi output sendiri dari kegiatan Penguatan dan Pengembangan

Lembaga Penelitian dan Pengembangan. Untuk capaian realisasi serapan anggaran untuk

kegiatan Penguatan dan Pengembangan Lembaga Penelitian dan Pengembangan dapat dilihat

sebagaimana tabel berikut.

Penyusunan rekomendasi kebijakan pengembangan lembaga litbang tahun 2017 ini melanjutkan

hasil rekomendasi kebijakan tahun 2017. Mekanisme pembinaan lembaga penelitian dan

pengembangan yang dimulai dari proses registrasi lembaga litbang, pengklasifikasian,

pelaksanaan pembinaan, pelaksanaan Monev, pelaporan dan penilaian hasil indikator penilaian

yang nantinya akan digunakan sebagai instrumen untuk melakukan penilaian kinerja lembaga

litbang.

Metode pendekatan yang dipakai dalam penyusunan rekomendasi kebijakan ini yaitu metodologi

kualitatif dan deskriptif analitik, dengan melakukan analisis kebijakan integratif yaitu

memadukan analisis kebijakan yang mengarahkan kajiannya pada konsekuensi-konsekuensi

kebijakan sebelum suatu kebijakan diterapkan dan akibat-akibat kebijakan setelah kebijakan

diimplementasikan. Kegiatan dilakukan dengan melihat berbagai aspek dari kebijakan atau

peraturan perundangan lainnya serta faktual di lapangan terkait dengan kelembagaan iptek, agar

menghasilkan informasi yang lengkap sesuai dengan yang dibutuhkan dalam pembinaan

lembaga litbang.

Secara garis besar, tahapan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam penyusunan rekomendasi

kebijakan pengembangan lembaga litbang adalah:

1. Diskusi penyusunan naskah urgensi pembinaan lembaga litbang.

2. Diskusi penyusunan pedoman registrasi lembaga litbang. Registrasi lembaga litbang penting

dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data baik jumlah, sebaran dan kompetensi

lembaga litbang yang akurat, terpercaya dan terintegrasi sebagai dasar kebutuhan dalam

mengembangkan lembaga litbang yang mampu mendukung pengembangan Iptek.

3. Konsinyering penyusunan pedoman penilaian kinerja dan pengklasifikasian lembaga litbang

dengan tujuan untuk mendapatkan masukan dari para pemangku kepentingan (stakeholders)

mengenai indikator yang tepat untuk digunakan dalam melakukan penilaian kinerja lembaga

litbang.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

150

4. Pengawalan terhadap pembahasan rancangan revisi Undang-Undang No. 18 tahun 2002

dengan secara aktif memberikan masukan kepada tim perumus dimana pada rancangan

Undang-undang tersebut memuat pasal tentang kelembagaan dan pembinaan lembaga litbang

Meskipun dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan lembaga litbang Tahun 2017 masih

menemui beberapa kendala, seperti: tertundanya pencairan anggaran kegiatan dan adanya

efisiensi anggaran, namun demikian target indikator kinerja tetap berhasil dicapai. Keberhasilan

ini dapat dicapai utamanya karena beberapa hal sebagai berikut:

1. Penggunaan secara optimal sumber daya yang ada, yaitu komitmen yang tinggi dari sumber

daya manusia pendukung kegiatan;

2. Kerjasama dan koordinasi lintas kegiatan dalam Direktorat lembaga litbang

3. Kerjasama, koordinasi, dan kesepakatan waktu dengan semua stakeholder

Sebagai upaya tindak lanjut kegiatan pengembangan lembaga litbang untuk tahun 2018, akan

dilakukan beberapa kegiatan untuk menyempurnakan output program ini sebagai berikut:

1. Penyusunan kebijakan di bidang standar kualitas lembaga penelitian sesuai dengan

Permenristekdikti Nomor 15 tahun 2015.

2. Exercise/uji petik pelaksanaan penilaian kinerja lembaga litbang di beberapa lembaga litbang

LPK dan LPNK.

3. Simulasi proses penilaian kinerja dan pengklasifikasian lembaga litbang dalam rangka

penyelarasan data-data lembaga litbang.

B. CAPAIAN REALISASI KEUANGAN

Pagu Anggaran Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti pada tahun 2017 adalah sebesar

Rp. 549.954.769.000,00 sampai dengan akhir Desember 2017 (berdasarkan data pada Simonev)

realisasi anggaran Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti sebesar Rp. 487.635.637.768,00

(88,67%).

Adapun kendala ketidaktercapaian realisasi anggran tersebut dikarenakan belum maksimalnya

keterserapan anggaran untuk beberapa pengelolaan kegiatan yang telah direncanakan dan juga

dikarenakan masalah waktu yang tidak tepat pada program kegiatan revitalisasi dan beberapa

kendala lainnya terlambatnya penetapan pedoman umum pada program bantuan hibah pada PTS.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

151

BAB IV PENUTUP

Secara umum pelaksanaan program dan kegiatan pada Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan

Dikti Tahun 2017 dapat dicapai dengan baik. Laporan Kienerja Direktorat Jenderal Kelembagaan

Iptek dan Dikti 2017 menyajikan terkait laporan capaian kinerja pada periode tahun anggaran 2017

secara menyeluruh, dalam upaya menningkatkannya kualitas kelembagaan iptek dan dikti. Beberapa

indikator kinerja dapat direalisasikan dengan baik, meskipun ada beberapa yang belum mencapai

target kinerja. Beberapa program dan kegiatan yang menjadi prioritas Direktorat Jenderal

Kelembagaan Iptek dan Dikti selalu dilakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala

pelaksanaannya sehingga diharapkan dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Pencapaian keberhasilan dalam melaksanakan program dan kegiatan pada Direktorat Jenderal

Kelembagaan Iptek dan Dikti, semua bisa terlaksana karena kerjasama serat komitemen semua pihak

dan atau instansi terkait termasuk para pakar/tim yang terlibat dari perguruan tinggi/lembaga

penelitian dan pengembangan yang membantu pelaksanaan program/kegiatan. Berbagai kebijakan

strategis Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti telah disusun untuk mendorong

pelaksanaan program lebih tepat sasaran, dengan harapan dapat memberikan layanan sebaik-baiknya

kepada masyarakat pendidikan tinggi dan seluruh pihak yang berkepentingan.

Dari sisi pengelolaan dan pemanfaatan anggaran, rendahnya serapan anggaran menjadi cermin bahwa

perencanaan anggaran menjadi faktor penting dalam keberhasilan pencapaian program, terlepas dari

faktor lain yang mempengaruhi yaitu terkait masalah SDM, waktu penyelenggaraan yang tidak tepat

waktu, serta payung hukum pemberian bantuan hibah PTS (pedoman umum). Karena faktor tersebut

maka anggaran pada Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti pada tahun 2017 mengalami

efisiensi anggaran, sehingga ada beberapa program dan kegiatan yang mengalami masalah pada

pelaksanaan program/kegiatan. Permasalahan ini menjadi hambatan terbesar dalam kinerja serapan

anggaran. Namun pada keseluruhanan ketercapaian kinerja program dan kegiatan Direktorat Jenderal

KelembagaanIptek dan Dikti dapat berjalan dengan baik.

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

152

LAMPIRAN

A. PERJANJIAN KINERJA DITJEN KELEMBAGAAN IPTEK DAN DIKTI

TAHUN 2017

Eselon I

Sasaran Program Indikator Kinerja Target

Meningkatnya kualitas

kelembagaan Iptek dan Dikti

Jumlah Perguruan Tinggi masuk top 500

dunia

3 PT

Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi

A (unggul)

59 PT

Jumlah Taman Sains dan Teknologi

yang mature

16 TST

Jumlah Pusat Unggulan Iptek 30 PUI

Eselon II

a. Sekretaris Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti

Sasaran Program Indikator Kinerja Target

Tersedianya layanan dukungan

manajemen untuk program

peningkatan kelembagaan Iptek

dan Dikti

Jumlah dokumen perencanaan 1 laporan

Jumlah layanan dukungan manajemen

eselon I

1 paket

Jumlah layanan internal (overhead) 1 paket

Jumlah layanan perkantoran 12 bulan

b. Direktur Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi

Sasaran Program Indikator Kinerja Target

Tersedianya layanan

pengembangan kelembagaan

Perguruan Tinggi

Jumlah Rekomendasi Tata Kelembagaan

Perguruan Tinggi

57 Lembaga

Jumlah Rekomendasi Pendirian dan

Penutupan Perguruan Tinggi

29 PT

Jumlah Rekomendasi Pembukaan dan

Penutupan Prodi

405 Prodi

Jumlah layanan Program Studi diluar

domisili

12 bulan

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

153

c. Direktur Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi

Sasaran Program Indikator Kinerja Target

Tersedianya layanan pembinaan

kelembagaan Perguruan Tinggi

Jumlah PT/Prodi yang di akreditasi

(BAN PT)

4000

prodi/PT

Jumlah mahasiswa asing penerima

beasiswa kemitraan negara berkembang

516

mahasiswa

Jumlah Perguruan Tinggi yang

meningkat mutu kelembagaannya

358 PT

Jumlah Perguruan Tinggi yang dibina

menjadi PT top 500 dunia

3 PT

d. Direktur Lembaga Penelitian dan Pengembangan

Sasaran Program Indikator Kinerja Target

Tersedianya layanan penguatan

dan pengembangan Lembaga

penelitian dan pengembangan

Jumlah Lembaga Litbang yang dibina

menjadi Pusat Unggulan Iptek

60 Litbang

Jumlah BPPD yang dibina menjadi

BPPD berkinerja utama

10 BPPD

Jumlah Pranata Litbang yang

terakreditasi

45 Pranata

e. Direktur Kawasan Sains dan Teknologi, dan Lembaga Penunjang

Lainnya

Sasaran Program Indikator Kinerja Target

Tersedianya layanan

Pengembagangan Taman Sains

dan Teknologi (TST) dan Lembaga

Penunjang Lainnya

Jumlah Taman Sains dan Teknologi

yang dikembangkan

10 STP

Jumlah Lembaga Inkubator Teknologi

yang dikembangkan

7 Inkubator

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

154

B. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

2015 - 2019

Tahun 2017

Target Realisasi %

Meningkatnya kualitas

kelembagaan Iptek dan Dikti

Jumlah Perguruan Tinggi

masuk top 500 dunia 5 3 3 100%

Jumlah Perguruan Tinggi

berakreditasi A (Unggul) 110 59 65 108%

Jumlah Taman dan

Teknologi yang mature 22 16 16 100%

Jumlah Pusat Unggulan

Iptek 40 30 46 153%

C. DAFTAR REALISASI ANGGARAN TAHUN 2017

1. Pagu Anggaran Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Tahun 2017 Per-

Kegiatan

2. Realisasi Per-Kegiatan (Per-Unit Eselon II) – Update 31 Desember 2017

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

155

3. Realisasi Per-Output

D. DAFTAR CAPAIAN KINERJA PENDUKUNG MELALUI PROGRAM

DAN KEGIATAN

1. Daftar penerima bantuan hibah PTS pada tahun 2017, adalah sebagai berikut:

No Kode

PT Perguruan Tinggi Kopertis

Jenis

Bantuan

1 013085 Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Sukma 1 Barang

2 013140 STIKES Santa Elisabeth Medan 1 Barang

3 013151 STKIP Nias Selatan 1 Barang

4 014020 Akademi Maritim Belawan 1 Barang

5 014036 AMIK Medan Business Polytechnic 1 Barang

6 014052 Akademi Teknik Deli Serdang 1 Barang

7 014118 Akademi Manajemen Informatika & Komputer

Royal 1

Barang

8 015017 Politeknik IT&B Medan 1 Barang

9 021026 Universitas Nahdlatul Ulama Lampung 2 Barang

10 023002 STKIP PGRI Lubuk Linggau 2 Barang

11 031036 Universitas Bhayangkara Jakarta Raya 3 Barang

12 033192 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sismadi 3 Barang

13 034140 Akademi Keperawatan Keris Husada 3 Barang

14 034186 Akademi Keperawatan Manggala Husada 3 Barang

15 034224 Akademi Keperawatan RSPAD Gatot Subroto 3 Barang

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

156

16 041036 Universitas Kebangsaan 4 Barang

17 041053 Universitas Pembangunan Jaya Tangerang 4 Barang

18 041062 Universitas Buana Perjuangan Karawang 4 Barang

19 043086 STMIK Jabar 4 Barang

20 043141 Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bandung 4 Barang

21 043165 Sekolah Tinggi Bahasa Asing Sebelas April

Sumedang 4

Barang

22 043243 STMIK LPKIA Bandung 4 Barang

23 043261 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YPIB 4 Barang

24 043263 STMIK Bina Insani 4 Barang

25 043284 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Budhi Luhur

Cimahi 4

Barang

26 043314 STIKES Ichsan Medical Centre Bintaro 4 Barang

27 043336 STKIP Pangeran Dharma Kusuma Segeran

Juntinyuat Indramayu 4

Barang dan

Bangunan

28 044134 Akademi Kebidanan Karya Bunda Husada 4 Barang

29 045004 Politeknik Bina Budaya Cipta 4 Barang

30 051021 Universitas Alma Ata 5 Barang

31 051022 Universitas Aisyiyah Yogyakarta 5 Barang

32 053004 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha 5 Barang

33 053025 STMIK El Rahma 5 Barang

34 055008 Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia 5 Barang

35 061034 Universitas Aki 6 Barang

36 061036 Universitas Muhadi Setiabudi 6 Barang

37 061040 Universitas Ma'arif Nahdlatul Ulama Kebumen 6 Barang

38 064039 Akademi Teknik Perkapalan Veteran

6 Barang dan

Bangunan

39 064121 Akademi Keperawatan Serulingmas 6 Barang

40 064154 Akademi Kesehatan Asih Husada 6 Barang

41 064157 Akademi Keperawatan Widya Husada 6 Barang

42 065012 Politeknik Harapan Bersama 6 Barang

43 073010 Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Aws 7 Barang

44 073048 STKIP PGRI Lamongan 7 Barang

45 073064 STKIP PGRI Sidoarjo 7 Barang

46 073152 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes 7 Barang

47 073159 STIKES Hutama Abdi Husada Tulungagung 7 Barang

48 073169 STIKES Muhammadiyah Bojonegoro 7 Barang

49 073172 STKIP Qomaruddin Gresik 7 Barang

50 074049 Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri 7 Barang

51 074052 Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo 7 Barang

52 074074 Akademi Kebidanan Jember 7 Barang

53 074117 Akademi Farmasi Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo 7 Barang

54 081019 Universitas Flores 8 Barang

55 083012 STKIP Bima 8 Barang

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

157

56 083015 Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Dan Politik Mbojo

8 Barang dan

Bangunan

57 083034 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bima 8 Barang

58 083041 STMIK Lombok 8 Barang

59 083051 STKIP Taman Siswa Bima 8 Barang

60 083089 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng 8 Barang

61 091017 Universitas Pancasakti 9 Barang

62 091037 Universitas Al Asyariah Mandar 9 Barang

63 091046 Universitas Tomakaka

9 Barang dan

Bangunan

64 093035 Sekolah Tinggi Ilmu Kesejahteraan Sosial

Manado 9

Barang

65 093087 Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Pelita Mas 9 Barang

66 093165 Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen dan Bisnis

Gorontalo 9

Barang

67 093178 STIKES Bataraguru Soroaka 9 Barang

68 093180 STIKES Graha Medika 9 Barang

69 094015 Akademi Keperawatan Muhammadiyah

Makassar 9

Barang

70 094110 Akademi Analis Kesehatan Muhammadiyah

Makassar 9

Barang

71 103067 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional 10 Barang

72 105009 Politeknik Kampar 10 Barang

73 111009 Universitas Muhammadiyah Palangka Raya 11 Barang

74 111019 Universitas Kaltara 11 Barang

75 113062 STKIP Persada Khatulistiwa Sintang 11 Barang

76 113071 STIKES Husada Borneo 11 Barang

77 113085 STKIP Singkawang 11 Barang

78 114065 Akademi Keperawatan Kaltara Tarakan 11 Barang

79 125004 Politeknik Sains & Teknologi Wiratama Maluku

Utara 12

Barang

80 133011 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Muhammadiyah

Takengon 13

Barang

81 133030 STIKES Darussalam Lhokseumawe 13 Barang

82 133044 STKIP Bumi Persada Lhokseumawe 13 Barang

83 134031 Akademi Kebidanan Adhira Mustika Gayo 13 Barang

84 134037 Akademi Kebidanan Pidie Jaya 13 Barang

85 135003 Politeknik Aceh Selatan 13 Barang

86 143005 Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Karya

Dharma 14

Barang

87 143009 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay

Jayapura 14

Barang

88 145001 Politeknik Amamapare 14 Barang

89 023010 STKIP Muhammadiyah Kotabumi 2 Barang

90 093097 STKIP Andi Mattappa 9 Barang

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

158

91 094145 Akademi Kebidanan Gunung Sari Makassar 9 Barang

92 013083 Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Labuhan Batu 1 Barang

93 015003 Politeknik Unggul LP3M 1 Barang

94 015009 Politeknik LP3I Medan 1 Barang

95 033170 STIKES Persada Husada Indonesia 3 Barang

96 034139 Akademi Kebidanan Keris Husada 3 Barang

97 034174 Akademi Keperawatan As-Syafi iyah 3 Barang

98 034204 Akademi Keperawatan RS Husada 3 Barang

99 041054 Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon 4 Barang

100 043185 STMIK IKMI Cirebon 4 Barang

101 043212 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada 4 Barang

102 043283 STMIK Bina Sarana Global 4 Barang

103 054039 Akademi Manajemen Administrasi Yogyakarta 5 Barang

104 054041 Akademi Seni Rupa Dan Desain MSD 5 Barang

105 055010 Politeknik Mekatronika Sanata Dharma 5 Barang

106 061025 Universitas Muhammadiyah Purworejo 6 Barang

107 063043 STMIK Widya Pratama 6 Barang

108 063065 STMIK Amikom Purwokerto 6 Barang

109 064138 Akademi Kebidanan YPBHK Brebes 6 Barang

110 064141

Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa

Purworejo 6

Barang

111 064152 Akademi Kebidanan Graha Mandiri Cilacap 6 Barang

112 073057 Sekolah Tinggi Teknik Malang 7 Barang

113 074119 Akademi Kebidanan Dr Soebandi 7 Barang

114 093123 STIP Muhammadiyah Sinjai 9 Barang

115 095007 Politeknik Bosowa 9 Barang

116 105006 Politeknik Jambi 10 Barang

117 134018

Akademi Kebidanan Public Health Medical

Nursing 13

Barang

118 134033 Akademi Kebidanan Bunga Bangsa Idi 13 Barang

119 043326 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Bina Mutiara 4

Bangunan

120 073044 STKIP PGRI Ponorogo 7 Bangunan

121 073170 STKIP Modern Ngawi 7 Bangunan

122 113036 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muara Teweh 11 Bangunan

123 121018 Universitas Pasifik Morotai 12 Bangunan

124 133016 STKIP Al-Washliyah 13 Bangunan

125 133041 STIKES Nurul Hasanah Kutacane 13 Bangunan

126 134009 AMIK Jabal Ghafur 13 Bangunan

127 143006 STKIP Abdi Wacana Wamena 14 Bangunan

128 041059 Universitas Islam Al-Ihya Kuningan 4 Bangunan

129 093133 Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata Manado 9 Bangunan

130 103080 Sekolah Tinggi Teknologi Payakumbuh 10 Bangunan

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

159

2. Daftar peserta yang mengikuti sosialiasi Program Peningkatan Tatakelola

Perguruan Tinggi Tahun 2017:

Regional Jakarta

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

160

No Perguruan Tinggi Kop-

wil Kota Nama Perwakilan

1 Akademi Akuntansi YPK

Medan

I Medan Darmawati Yayasan

2 Akademi Akuntansi YPK

Medan

I Medan Nurul Izaah Pemimpin

3

Akademi Manajemen

Informatika dan Komputer

Logika

I Medan Fitri Fatimah Pemimpin

4

Akademi Manajemen

Informatika dan Komputer

Logika

I Medan Sahara Abdy Pemimpin

5 AMIK Harapan Medan I Medan Ramli Pemimpin

6 AMIK Harapan Medan I Medan Wan Anayati Yayasan

7 Politeknik Kesehatan YRSU

Dr Rusdi

I Medan Harry Jun K.

Siregar

Pemimpin

8 Universitas Graha Nusantara I Padangsidimpuan Darmadi Erwin

Harahap

Rektor

9 Universitas Graha Nusantara I Padangsidimpuan Leonardi Pane Yayasan

10 Universitas Islam Labuhan

Batu

I Rantauprapat Ismail Ritonga Pemimpin

11 Universitas Islam Labuhan

Batu

I Rantauprapat M. Alam

Wardarit

Pemimpin

12 Universitas Tjut Nyak Dhien I Medan Awaludin Yayasan

13 Universitas Tjut Nyak Dhien I Medan Kurniawan

Sinaga

Pemimpin

14

Akademi Kesehatan

Yayasan Sapta Bakti

Bengkulu

II Bengkulu Djusmalinar Pemimpin

15

Akademi Kesehatan

Yayasan Sapta Bakti

Bengkulu

II Bengkulu Nur Elly Pemimpin

16 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum

Pertiba Pangkalpinang

II Bangka Tengah Marbawi Yayasan

17 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum

Pertiba Pangkalpinang

II Bangka Tengah Susanti Eryani Pemimpin

18 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum

Pertiba Pangkalpinang

II Bangka Tengah Sanyulizar Pemimpin

19 STIKES Citra Delima

Bangka Belitung

II Pangkalpinang Purnomo Herru

Pudjiarto

Yayasan

20 STIKES Citra Delima

Bangka Belitung

II Pangkalpinang Syarifuddin Pemimpin

21 STMIK Dharma Wacana II Metro Joko Bintarto Yayasan

22 STMIK Dharma Wacana II Metro Untoro

Apsiswanto

Pemimpin

23 Universitas Baturaja II Ogan Komering

Ulu

Bambang Sulistyo Pemimpin

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

161

24 Universitas Baturaja II Ogan Komering

Ulu

Supriyadi Jazid Yayasan

25 Universitas Islam Ogan

Komering Ilir Kayuagung

II Ogan Komering Ilir Supriyadi Pemimpin

26 Universitas Nahdlatul

Ulama Lampung

II Lampung Timur Ali Mustofa Pemimpin

27 Universitas Nahdlatul

Ulama Lampung

II Lampung Timur Nasir Pemimpin

28 Universitas Tamansiswa II Palembang Desfitrina Pemimpin

29 Universitas Tamansiswa II Palembang Ki Joko Siswanto Pemimpin

30 Akademi Akuntansi dan

Komputer Stephen Jambi

X Jambi Ahmad Husaein Pemimpin

31 Akademi Akuntansi dan

Komputer Stephen Jambi

X Jambi Ronald Naibaho Yayasan

32 Akademi Kesehatan John

Paul II Pekanbaru

X Pekanbaru Anna Maria Pemimpin

33 STIH Putri Maharaja X Payakumbuh Eviandi Pemimpin

34 STIH Putri Maharaja X Payakumbuh Yopi Citra H Yayasan

35 Universitas Dharmas

Indonesia

X Dharmas Raya Amar Salahuddin Pemimpin

36 Universitas Dharmas

Indonesia

X Dharmas Raya Kaspul Watan Pemimpin

37 Universitas Pahlawan

Tuanku Tambusai

X Kampar M. Nizar S.

Hamidi

Pemimpin

38 Universitas Universal X Batam Techn. Aswandy Pemimpin

39 STIA Bina Banua

Banjarmasin

XI Banjarmasin Gerilyansyah

Basrindu

Yayasan

40 STIA Bina Banua

Banjarmasin

XI Banjarmasin Sayuti Enggok Pemimpin

41 Universitas Antakusuma XI Pangkalan Bun Jeffrie Wattimena Pemimpin

42 Universitas Muhammadiyah

Aceh

XIII Banda Aceh Aliamin Pemimpin

43 Universitas Muhammadiyah

Aceh

XIII Banda Aceh Nasrullah Jakfar Yayasan

44 Universitas Al-Azhar I Medan Dermawan Pemimpin

45 Universitas Al-Azhar I Medan Farida Hariani Pemimpin

46 Sekolah Tinggi Teknik

Poliprofesi

I Medan David JM

Sembiring

Pemimpin

47

Akademi Keperawatan

Kesdam I/Bukit Barisan

Medan

I Medan Suharto Pemimpin

48 STKIP Muhammadiyah

Bangka Belitung

II Bangka Tengah Pratiwi Amelia Pemimpin

49 STKIP Muhammadiyah

Bangka Belitung

II Bangka Tengah Warsangka Yayasan

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

162

50 Universitas Abulyatama XIII Aceh Besar Saifuddin Pemimpin

Regional Makassar

No Perguruan Tinggi Kop-

wil

Kota Nama Perwakilan

1 Universitas Ngurah Rai VIII Denpasar Timur Dr. Drs. Anak

Agung Gede

Raka, M.Si

Pemimpin

2 Universitas Ngurah Rai VIII Denpasar Timur Dr. Drs. Nyoman

Sura Adi Tanaya,

M.Si

Yayasan

3 Universitas Cordova VIII Sumbawa Barat Muhammad Afif

Lillah

Yayasan

4 Universitas Hamzanwadi VIII Lombok Timur Edy Waluyo Pemimpin

5 Universitas Hamzanwadi VIII Lombok Timur Musifuddin Yayasan

6 Institut Keguruan dan

Teknologi Larantuka

VIII Flores Timur Sofia Yayasan

7 Sekolah Tinggi Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Citra

Bakti

VIII Kab. Ngada Ermelinda Yosefa Pemimpin

8 Sekolah Tinggi Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Citra

Bakti

VIII Kab. Ngada Bernadus Yayasan

9 STMIK Primakara VIII Denpasar IGBM Noria Pemimpin

10 STMIK Primakara VIII Denpasar Dharma Yayasan

11 Akademi Farmasi Saraswati

Denpasar

VIII Denpasar Timur I Made Agus

Sunadi Putra

Pemimpin

12 Universitas Andi Djemma

Palopo

IX Palopo Marsus Suti Pemimpin

13 Universitas Andi Djemma

Palopo

IX Palopo Baharuddin M Yayasan

14 Universitas Madako Toli-toli IX Toli toli Agus Burhan Pemimpin

15 Universitas Tomakaka IX Mamuju Muhammad

Irwan

Pemimpin

16 STKIP Cokroaminoto

Pinrang

IX Pinrang Muhammad Nur Yayasan

17 STKIP Cokroaminoto

Pinrang

IX Pinrang Iqbal Mukaddas,

ST, M.PD

Pemimpin

18 Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Petra

IX Bitung Elsya paralewa Yayasan

19 Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Petra

IX Bitung Putra Dumgair Pemimpin

20 STIM Lasharan Jaya

Makassar

IX Makassar Amsal Pemimpin

21 Sekolah Tinggi Ilmu

Pertanian Yapim Maros

IX Maros Mizzdin Yayasan

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

163

22 Sekolah Tinggi Ilmu

Pertanian Yapim Maros

IX Maros Muhanniah Pemimpin

23 Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Mega Rezky

IX Makassar Bahri Majid Yayasan

24 Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Mega Rezky

IX Makassar Hairuddin K. Pemimpin

25 Sekolah Tinggi Ilmu

Keperawatan Gunung Sari

IX Makassar Pius Nalang Pemimpin

26 Sekolah Tinggi Ilmu

Keperawatan Gunung Sari

IX Makassar Lorensius Lonik Pemimpin

27 Sekolah Tinggi Ilmu

Keperawatan Gunung Sari

IX Makassar Basri Pemimpin

28 STIKES Bakti Nusantara

Gorontalo

IX Gorontalo Ansar Pemimpin

29 Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Salewangan

Maros

IX Maros Syafruddin Pemimpin

30 Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Salewangan

Maros

IX Maros A. Roy Yayasan

31 Akademi Kebidanan Madani

Sinjai

IX Sinjai Taufiq Pemimpin

32 Akademi Kebidanan Persada

Wajo

IX Wajo Muh. Amin Yayasan

33 Akademi Kebidanan Persada

Wajo

IX Wajo Ummi Kalsum Pemimpin

34 Akademi Kebidanan Andi

Makkasau

IX Parepare Musyahida

35 Universitas Bumi Hijrah

Tidore

XII Tidore Kepulauan Sarboini Pemimpin

36 Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Umel

XII Tual Fitriyah

Ingratubun

Pemimpin

37 Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Umel

XII Tual Muhammad

Irwan

Yayasan

38 Sekolah Tinggi Ilmu

Administrasi Langgur

XII Maluku Tenggara L. Retnaubun Yayasan

39 Sekolah Tinggi Ilmu

Administrasi Langgur

XII Maluku Tenggara Reweneri Pemimpin

40 Universitas Balikpapan XI Balikpapan Casmudi Pemimpin

41 Universitas Balikpapan XI Balikpapan Belli Amri Yayasan

42 Iisip Yapis Biak XIV Biak Hermanu Iriawan Pemimpin

43 Iisip Yapis Biak XIV Biak Dahlan Pemimpin

44 Iisip Yapis Biak XIV Biak Ridwan

Laporan Kinerja Ditjen kelembagaan Iptek dan Dikti 2017

164

45 Sekolah Tinggi Ilmu

Administrasi Karya Dharma

XIV Merauke Herman CMS

Rumlus

Pemimpin

46 Politeknik Katolik Saint Paul XIV Sorong Paul Tan Pemimpin

47 Amik Makassar IX Makassar A. Tenri Pemimpin

48 Amik Makassar IX Makassar Irwantomo Saleh Yayasan

49 Politeknik Perdamian

Halmahera

XII Halmahera Silva Pemimpin