Kimia Koordinasi Pendahuluan - ayundantika.files.wordpress.com · molekul atau ion yang terikat...

9
Kimia Koordinasi Pendahuluan

Transcript of Kimia Koordinasi Pendahuluan - ayundantika.files.wordpress.com · molekul atau ion yang terikat...

Kimia KoordinasiPendahuluan

• Senyawaan Koordinasi umumnya terdiri dari satu atom logam atau ion dan setidaknya satu ligand (atom, ion atau molekul) yang dapat dilihat sebagai donor elektron bagi logam itu.

• Pada mulanya senyawaan ini dianggap aneh karena menyalahi aturan valensi yang sudah dikenal sehingga disebut sebagai senyawaan kompleks.

• Kelompok senyawaan koordinasi yang mengandung ikatan logam–karbon dipelajari dalam satu sub disiplin yang disebut kimia organologam.

• Kelompok senyawaan koordinasi yang terdapat dalam sistem yang hidup (makhluk hidup) dipelajari dalam kimia bioanorganik.

• Senyawaan koordinasi telah digunakan sebagai zat warna sejak jaman purba antara lain prussian blue (KFe[Fe(CN)6]), aureolin (K3[Co(NO2)6] · 6 H2O, berwarna kuning), dan zat pewarna merah alizarin (garam kalsium aluminium dari 1,2-dihidroksi-9,10-antrakinon).

• Studi modern senyawaan koordinasi dimulai oleh Alfred Werner (meraih hadiah nobel pada 1913) dan Sophus Mads Jørgensen.

• Ahli kimia anorganik ketika itu menggunakan teori ikatan organik mutakhir untuk menjelaskan senyawaan koordinasi tetapi gagal.

• [Co(NH3)6]Cl3 oleh Blomstrand dan Jørgensen diusulkan memiliki rantai nitrogen seperti halnya karbon, dan ion klorida yang terikat langsung pada kobal memiliki ikatan yang kuat.

• Alfred Werner mengusulkan bahwa kobal memiliki valensi utama dan valensi kedua, dan molekul atau ion yang terikat pada valensi kedua tidak bebas sedangkan yang pada valensi pertama akan lepas sebagai ion jika berada dalam larutan.

• Kuatnya argumen perlawanan yang diberikan oleh Jørgensen telah mendorong Werner untuk melakukan uji dan sintesis senyawa koordinasi baru untuk membuktikan teorinya.

'saFoaql o/trl eql ol EupJoJJ"'uollnlos ul el"lJossp sapuolrlJ pazrtrrJel eqtr :eroN

IJ/J-rHN-rH"-t;),

I3/J-rHN-tHN-rt*-,g t t\3

tf,I3

,J-tH N-tHN-rgp-rg 1)3IJ_,HN/,,_,HN

,J -' H N-t H N-- u N-rH t t\cIJ_,HN/

IttJrfHN)oJ]

,J['lJo(€HNoJ]

'/JllJs(€HN)ocl

e/J['CHN)oJ]

panlpatdsuol to

nqwnN

olnuuo!utD\J puDttswolg

pa1tpailsuol to

raqwnN

(tutot unpow)opttu.rol nuta714

{roaql uolleurpJoo) s,JeuJa/fi pue rtoaql ureq) pupllsruolg ;o uosueduo]l-8 3'tsvl

• Werner mengamati beberapa senyawaan koordinasi kobal telah dikenal dan diberi nama berdasarkan warnanya

CoCl3 · 6NH3 (kuning, kompleks Luteo)

CoCl3 · 5NH3 (merah muda, kompleks Purpureo)

CoCl3 · 4NH3 (hijau, kompleks Praseo)

CoCl3 · 4NH3 (ungu, kompleks Violeo)

Reaksi terhadap Ag+:

CoCl3 · 6NH3 + Ag+ berlebih —> 3AgCl(s)

CoCl3 · 5NH3 + Ag+ berlebih —> 2AgCl(s)

CoCl3 · 4NH3 + Ag+ berlebih —> 1AgCl(s), berlaku untuk praseo maupun violeo.

Werner bekesimpulan: dalam seri senyawaan ini kobal memiliki koordinasi tetap yaitu 6, setiap molekul amoniak yang keluar digantikan oleh ion klorida yang dapat dianggap berikatan secara kovalen pada kobal dan bukan ion klorida bebas. Werner lalu menuliskan rumus molekul senyawaan itu sebagai [Co(NH3)6]Cl3, [Co(NH3)5Cl]Cl2, dan [Co(NH3)4Cl2]Cl.

crs - and fi?ns - Tetramminedichlorocobalt (III), [Co(NHjaCl2]+Hexagonal (three isomers)

CI

NHr

Hexagonal pyramidal (three isomers)

Co

",/\ CI

ct

Trigonal prismatic (three isomers)c'\=7 "< "<+.,+'*cl

Trigonal antiprismatic (three isomers)

CI

-

-Co-

'4>,,

",*(j)", H3N<DNH3 H3N<T>NH3

',N{JNH, H,N<>cr H,N$*",NHr

Co

",Acl

' Octahedral (two isomers)

[:p+r.",] [::zT{::: ]L NHT JL CI J

crs- and ,rdrr.r - Diamminedichloroplarinum (II). IPrCI2NH3)21Tetrahedral (one isomer) Square planar (two isomers)

cla- ,NH' cla zNH,^. rPt., ,ft..cr NH, NH; -cl

• Adu argumentasi yang dimulai oleh Blomstrand pada tahun 1871 berakhir setelah pada tahun 1907 Jørgensen mengaku kalah ketika Werner berhasil mensintesis senyawa isomer trans, hijau, dan cis, ungu, dari [Co(NH3)4Cl2]+, yang mana tidak ditemukan penjelasannya dalam teori rantai.

• Walaupun berbagai senyawaan koordinasi telah disintesis, teori Werner tidak segera diterima oleh para ahli kimia sampai Werner membuat senyawa koordinasi optis aktif yang tidak mengandung atom karbon dari senyawaan yang disintesis oleh Jørgensen.

• Werner berkesimpulan bahwa karena hanya ada 2 isomer [Co(NH3)4Cl2]+, cis dan trans, maka senyawaan koordinasi ini berbentuk oktahedral.

• Senyawaan Pt(II) yang berkoordinasi 4 memiliki dua kemungkinan bentuk, planar atau tetrahedral. Karena terdapat 2 isomer, cis dan trans, maka Werner berkesimpulan bahwa senyawa ini planar.

tH1"H zHJ'-- N zH

'H\7-J-------7 N-/ "5 / )c'u

,t/ i /*r*, rJ 'H

iH lJ zHzHJ- Xf---l----Z N,#'/ o5 / )r'" z"\*Z--.1-41 :J"H If, 'H

*[ztf, .(zHN 4{zcN.H)oJ]

NsHlelor^

stJNsH

NtH

N€HueerEsuD.tt

eHN

sHN

IJ

IJ

+[ztJt(eHN)oJ]

TH,N H t,,,,,,,, )..,..\\,N

H 3

T", H r?/'1"\*",*

" r"',,,lJ .:,.."' o ",,,, lo \\\\\\\\

o H

NHr/l\o/l\oH*", H H(' IJ"',,,,"1

,.,.n'NH3

NH{ I \*",NHt

6 Br-