Kimia Dasar 1

119
1 PERCOBAAN I PENGAMATAN ILMIAH DAN STOIKIOMETRI PENGUKURAN KClO 3 I. Tujuan 1. Memperoleh pengalanman dalam mencatat dan menjelaskan pengamatan percobaan 2. Mengembangankan keterampilan dalam menangani alat kaca dan mengalihkan bahan kimia padat maupun campuran. 3. Membiasakan diri dengan tata cara keselamatan kerja di laboratorium. 4. Menentkan koefesien reaksi penguraian KCLO 3. 5. Menghitung volume molar gas oksigen dalam keadaan STP. 6. Menghitung persentase O 2 dalam KCLO 3 II. Teori Kimia sebagai ilmu pengetahuan baru di kenal sejak manusia mengenal peradaban, orang orang cina, india, Mesopotamia, dan Mesir telah dapat mengekstralkan logam dari biji biji logam, menbuat zat warna, meramu obat obatan, membuat benda-benda keramik, membuat minuman keras, dan membalsem mayat. Namun, mereka tidak berusaha untuk memahami sifat benda yang digunakannya. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari materi, yaitu sifat- sifatnya, komposisi, struktur, dan perubahan yang di ambilnya, serta energi yang timbul atau diserap selama terjadi perubahan tersebut. Proses pengembangan kimia yang berlangsung secara induktif ini dapat dilihat dari struktur ilmu kimia melalui kegiatan pengamatan dan eksperimen.kimia merupakan kumpulan data dan fakta mengenai sifat sifat zat. (Lubna, 2014 ; 77). Setiap zat mengalami proses berbagai proses kimia berlangsung ini dapat di bagi dalam 4 kelompok proses yaitu : a. Stoikiometri Bersumber dari asas kekekalan massa (hukum lavoiser) dan memasalahkan satu zat kesetaraaan nya dengan yang lain dalam suatu perubahan kimia dalam bentuknya yang sederhana adalah kemampuan melengkapi koefesien-koefesien dalam suatu reaksi kimia.

description

bundelan laporan praktikum kimia dasar 1 semester 1

Transcript of Kimia Dasar 1

Page 1: Kimia Dasar 1

1

PERCOBAAN I

PENGAMATAN ILMIAH DAN STOIKIOMETRI

PENGUKURAN KClO3

I. Tujuan

1. Memperoleh pengalanman dalam mencatat dan menjelaskan pengamatan

percobaan

2. Mengembangankan keterampilan dalam menangani alat kaca dan

mengalihkan bahan kimia padat maupun campuran.

3. Membiasakan diri dengan tata cara keselamatan kerja di laboratorium.

4. Menentkan koefesien reaksi penguraian KCLO3.

5. Menghitung volume molar gas oksigen dalam keadaan STP.

6. Menghitung persentase O2 dalam KCLO3

II. Teori

Kimia sebagai ilmu pengetahuan baru di kenal sejak manusia mengenal

peradaban, orang – orang cina, india, Mesopotamia, dan Mesir telah dapat

mengekstralkan logam dari biji biji logam, menbuat zat warna, meramu obat

obatan, membuat benda-benda keramik, membuat minuman keras, dan

membalsem mayat. Namun, mereka tidak berusaha untuk memahami sifat benda

yang digunakannya. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari materi, yaitu sifat-

sifatnya, komposisi, struktur, dan perubahan yang di ambilnya, serta energi yang

timbul atau diserap selama terjadi perubahan tersebut.

Proses pengembangan kimia yang berlangsung secara induktif ini dapat dilihat

dari struktur ilmu kimia melalui kegiatan pengamatan dan eksperimen.kimia

merupakan kumpulan data dan fakta mengenai sifat sifat zat.

(Lubna, 2014 ; 77).

Setiap zat mengalami proses berbagai proses kimia berlangsung ini dapat di

bagi dalam 4 kelompok proses yaitu :

a. Stoikiometri

Bersumber dari asas kekekalan massa (hukum lavoiser) dan memasalahkan

satu zat kesetaraaan nya dengan yang lain dalam suatu perubahan kimia dalam

bentuknya yang sederhana adalah kemampuan melengkapi koefesien-koefesien

dalam suatu reaksi kimia.

Page 2: Kimia Dasar 1

2

b. Energetika

Bersumber dari hukum-hukum termodinamika dan memasalahkan peran

energi dalam sifat-sifat zat.

c. Struktur

Memasalahkan molekul atau zat yaitu bagaimana bagian dari dari zat tersebut

tersususn satu dengan yang lain dalam ruang dan banyak bersumber dari teori

kuantum.

d. Dinamika

Memasalahkan peranan waktu dalam perubahan sifat zat dalam perubahan

sifat zat yang terkait,baik dengan proses dinamika dalam mekanika klasik maupun

kuantum

( Yayan,2010;76 ).

Memulainya dengan membahas stoikiometri berasal dari bahasa yunani

stoichein yang berarti unsur atau partikel dan metron yang berarti

perhitungan.jadi,stoikiometri mempelajari semua perhitungan kimia secara

kuantitatif.dan tidak terbatas pada unsur saja tetapi juga perhitungan senyawa

maupun campuran.

( Lestari, Muji.2013;52 )

Hukum-hukum dasar dalam ilmu kimia adalah sebagai berikut :

1. Hukum Lavoiser (Kekekalan Massa)

2. Hulum Proust (Ketetepan Perbndingan)

3. Hukum Dalton (Perbandingan Berganda)

Hukum-hukum dalam ilmu kimia untuk gas adalah sebagai berikut :

1. Hukum Gay Lussac (Hukum perbandingan volume)

2. Hukum Avogadro

3. Hukum Boyle (Ketetapan hasil kali tekanan dan volume)

4. Hukum Boyle-Gay Lussac

5. Rumus Gas Ideal

(Achmad ,hiskia 2014;78 )

Pada Stoikiometri terdapat Massa atom relatif, massa molekul relatif, dan

konsep Mol.

Page 3: Kimia Dasar 1

3

a. Massa Atom Relatif

Biasa disebut bobot atom ( BA) Suatu unsur adalah Massa Atom suatu unsur

tersebut di bagi dengan 1/12 massa satu atom isotop c-12.

b. Massa Molekul Relatif

Biasa disebut dengan bobot Molekul ( BM ) suatu senyawa adalah suatu

molekul senyawa tersebut dibagi 1/12 massa satu atom c-12.

c. Konsep Mol

Mol (n) adalah jumlah yang di dapat di setarakan artinya dengan lusin ,satu

mol berisi 6,02×10²³ partikel. Mol dapat dirumuskan sebagai

n = massa unsur A n = jumlah partikel

Ar Unsur A 6,02 x 10²³

n = Massa molekul AB

Mr unsur AB

Konsep mol ini digunakan untuk perhitungan berguna menyelambangkan

persamaan kimia .dengan mempelajari stoikiometri yang berarti dapat mengukur

unsur dalam bobot di reaksi-reaksi kimia dan dapat menentukan komponen

senyawa dalam campuran dan dapat digunakan untuk memperkirakan hasil dalam

pembuatan senyawa kimia.

( Chang,Raymond 2004 ;80 )

Page 4: Kimia Dasar 1

4

III. Prosedur Percobaan

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

1) Labu Florence

2) klep penjepit

3) Tabung Reaksi

4) Gelas piala

5) Pemanas Spritus

6) Gelas ukur

7) Gelas kimia

8) Termometer

9) Tabung reaksi pyrex 200 ml

10) Selang karet

11) Statif

12) Pipa kaca pendek

13) Neraca

3.1.2 Bahan

1) KCLO3 0,2 gr

2) MnO2 0,03gr

3) NH4Cl

4) CaCL2

5) H2O

6) Merkiri II Nitrat

7) CuSO4

Page 5: Kimia Dasar 1

5

3.2 Skema kerja

a. Percobaan Penguraian KCLO3

b. Percobaan panas dan dingin

KClO3

MnO2

KClO3 dan MnO2

Hasil

Amonium klorida

- Disiapkan

- ditimbang 0,2 gram

- dimasukan ke tabung reaksi

- ditambahkan

- Disiapkan

- Ditimbang 0,1 gr

- dihomogenkan

- Dipanaskan

- Ditimbang

- Dicatat

-Dimasukkan ke tabung reaksi

-Diisi air

-Diamati bagian bawah

-Dicatat

Hasil

Kalsium klorida

-Dimasukkan ke tabung reaksidi

- isi air

-dipegang bagian bawah tabung

-dicatat

Hasil

Page 6: Kimia Dasar 1

6

c. percobaan ada dan hilang

d. Percobaan paku tembaga

Merkeri (II)Nitrat

- Dimasukkan 10 mL ke gelas ukur

Kalium 10 dicle

- Ditambahkan 20 mL

- Diamati

- Ditambahkan lagi 30 mL

- Diaduk dan dicatat

Hasil

Tembaga (II) Sulfat

- Diisi setengah gelas piala

- Dimasukkan paku besi

- Diamati

- dicatat

Hasil

e. Percobaan Busa Hitam

Gula pasir

- Dimasukkan 150 mL ke gelas piala

- Ditambahkan asam sulfat

- Diaduk

- Dicatat

Hasil

Page 7: Kimia Dasar 1

7

IV. Hasil Dan Pembahasan

4.1 Data dan perhitungan

a) Pengukuran KClO3

Pengukuran Ulangan 1 Ulangan 2

Massa tabung pyrex

Massa tabung pyrex + KClO3

Massa KClO3

Massa KClO3 + MnO2

Suhu air (ºC)

Tekanan uap air(mmHg)

Tekanan udara (mmHg)

Massa tabung pyrex setelah pemanasan

18,822

19,027

0,292

1,26

29

30,04

760

19,275

18,828

19,15

0,282

1,29

-

-

-

19,287

Koefesien pengukuran KClO3

Pengukuran Hasil perhitungan

Mol KClO3

Mol O2

Mol KCL

0,00235

0,003525

0,00235

2KClO3 2KCL +3O2

* Mol KClO3 = gr = 0,287 =0,00235

Mr 122

Mr KClO3=1 Ar k +1.Ar Cl +3. Ar O

=19 +15 +1. 16

=122

*Mol O2 = 3 ×mol diket = 3 ×0,00235 =0,003525

2 2

*Mol KCl = kec. dik ×mol diket

Kec.dik

= 2 ×0,00235 = 0,00235

3

Page 8: Kimia Dasar 1

8

*Volume Molar O2 dan % dalam KClO3

Pengukuran Hasil perhitungan

Tekanan dari O2 kering

Volume O2 pada STP

Volume molar O2

Persentase O2 dalam KClO3

729,96 mmHg

-

11,06

0,0022%

*tekanan volume O2 kering

=P total – P H2O

=P udara – P suhu percobaan

=760 mmHg – 30,04

=729,96 mmHg

*Volume O2 pada STP

PV=n.R.T

n= PV

RT

*Volume molar O2

Vo2 = 0,039 = 11,06

Vo2 0,003525

*Persentase O2 dalam KClO3

Massa KClO3 =0,287

Massa O2 = Mol O2 = 0,003525 = 0,00011

2 ArO 32

% =0,000011 × 100%×0,2= 0,0022 gr

Page 9: Kimia Dasar 1

9

*Percobaan panas dan dingin

Larutan +H2O Hasil

NH4Cl

CaCl

Dingin

Hangat

*percobaan ada dan hilang

Larutan Hasil

Merkeri (II) Nitrat +kalium Iodie

Merkeri (II)nitrat + 30 kalium iodie

dari semua

Serbuk orange berjatuhan

Sepenuhnya orange

*Percobaan paku tembaga

Larutan hasil

Tembaga (II)sulfat + paku paku berubah warna seperti karat

Page 10: Kimia Dasar 1

10

4.2 Pembahasan

a. Percobaan Penguarain KClO3

Setelah dipanaskan KClO3 Dan MnO2 terjadi penguapan di dalam tabung

reaksi,karena massa KClO3 danMnO2 terlalu sedikit ,maka menyebabkan

percobaan kurang sempurna .akan tetapi , karena penguapannya tidak terlalu besar

sehigga sulit untuk mengaliri air ke selang karet dan pipa kaca pendek , percobaan

ini dianggap berhasil karena adanya penguapan tersebut.

b. Percobaan panas dingin

Direaksikan NH4Cl dan CaCl2 masing-masing dengan akuades dan hasil dari

percobaan tersebut didapatkan bahwa tabung yang di beri NH4Cl terasa dingin,

sedangkan pada CaCl2 terasa hangat. Ini menandakan bahwa NH4Cl dengan

akuades merupakan reaksi endoterm, berarti terjadi penyerapan kalor oleh sistem

dari lingkungan sehimgga menyebabkan suhu lingkungannya turun dan terasa

dingin.

Kemudian reaksi CaCl2 dengan H2O merupakan reaksi eksoterm , berarti

terjadi pelepasan kaor dari sistem ke lingkungan sehingga suhu lingkungan naik

dan terasa hangat.

c. Percobaan ada dan hilang

Saat Merkuri (II) nitrat dan kalium 10 die di masukkan dalam suhu tabung

reaksi yang terjadi larutan berubah menjadi serbuk.serbuk orange yang berjatuhan

kebawah gelas ukur .tetapi saat ditambahkan lagi 30ml ke dalam gelas ukur hasil

nya arutan tersebut berubah menjadi warna orange sepenuhnya berubah .ketika di

diamkan selama 5-10menit serbuk-serbu tersebut yang warna orange perlahan

turun.

d. Percobaan paku tembaga

Direaksikan paku besi dengan tembaga sulfat (CuSO4). Berdasarkan hasil

percobaan, paku besi yang semua berwarna abu-abu berubah menjadi warna

orange atau seperti warna karat .hal tersebut dapat terjadi karena reaksi redoks.

CuSO4 berperan sebagai oksidator yang mengoksidasi logam besi sehingga logam

besi menjadi berkarat.

e. Percobaan Busa Hitam

Direaksikan gula (C6H12O6) dengan asam sulfat (H2SO4).hasilnya berbentuk

busa warna hitam. Warna hitam dihasilkan oleh percampuran gula dengan asam

sulfat. Ini disebabkan gugus c oada gula yang dibakar oleh asam sulfat sehingga

ikatan gulanya terputus.

Page 11: Kimia Dasar 1

11

f. Percobaan Warna Biru Sirna

Direaksikan glukosa dan metil biru pada gelas kimia. setelah diaduk

menghasilkan warna biru yang semua ada berubah menjadi hilang atau sirna.

Page 12: Kimia Dasar 1

12

V. Kesimpulan Dan Saran

5.1. Kesimpulan

Dari percobaan tentang pegamatan ilmiah dan stoikiometri penguraian

KClO3 yang telah dilakukan , maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Praktikan dapat memperoleh dalam mencatat dan menjelaskan pengamatan

percobaan.

2. Bisa mengembangkan keterampilan dalam menangani alat kaca dan

mengalihkan bahan kimia padat maupun cair.

3. Pratikan telah membiasakan diri dengan tata cara keselamatan kerja di

laboratorium.

4. Menentukan koefesien reaksi penguraian KClO3 dengan cara menyetarakan

reaksi dan perbandingan mol.

5. Persentase O2 dalam KClO3 dapat dihitung dengan rumus :

Massa O2 × 100% Massa KClO3

5.2. Saran

Diharapkan untuk pratikum selanjutnya menggunakan sarung tangan dan

maskar supaya terhindar dari zat zat yang berbahaya bagi tubuh kita dan usahakan

selalu fokus pada pratikum agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Page 13: Kimia Dasar 1

13

DAFTAR PUSTAKA

Baradja, Lubna.2004. Kimia Dasar .Bandung : Citra Aditya Bakti.

Hiskia, Achmad.2014. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga

Sunarya, Yayan.2010. Kimia Dasar 1.Bandung : Trama Widya

Purba, Micheal.2006. Kimia. Jakarta : Erlangga

Wuri, Dian.2013. Kimia. Jakarta : Pustaka Widyamata

Page 14: Kimia Dasar 1

14

LAMPIRAN

Pertanyaan Pra-Praktek

1. Dengan kata kata sendiri, definisikan istilah berikut : kimia, percobaan,

hipotesis, ilmu, hukum ilmiah, metode ilmiah dan teori

Jawaban :

- Kimia adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang materi,serta

energi yang menyertai perubahan materi tersebut

- Percobaan adalah suatu usaha yang dilakukan menguji, menganalisis,

suatu masalah atau hal sehingga didapatkan kebenarannya.

- Hipotesis adalah fakta-fakta yang belum teruji kebenarannya secara

empiris ,maka penjelasan iresional yang diajukan untuk sementara.

- Ilmu adalah dasar untuk mempelajari sebuah masalah

- Hukum ilmiah adalah data yang terkumpul disusun menjadi pernyataan

umum yang disimpulkan dari pengamatan fakta percobaan.

- Metode ilmiah adalah prosedur atau cara mendapatkan suatu kebenaran

yang berlaku umum dari pengamatan.

- Teori adalah suatu penuntun untuk melakukan eksperimen baru yang

menghasilkan fakta baru ,hukumbaru dan akhirnya teori baru.

2. Mana dari bahan kimia berikut yang perlu ditangani dengan hati hati dan

sebutkan bahayanya : asam pekat, alkohol, amonium nitrat, kalsium klorida,

bahan kimia organik dan air suling

Jawaban :

- Asam pekat = Berbahaya ,karena dapat membuat keracunan ,kulit terbakar

dan iritasi

- Alkohol = Berbahaya, karena dapat menyebabkan mual keracunan,dan

mudah terbakar.

- Amunium Nitrat = Berbahaya, karena bila terkena kulit akan melepuh

- Kalsium Klorida = Berbahaya ,karena dapat menyebabkan rasa gatal, kulit

mengekupas dan iritasi.

- Bahan kimia organik = Berbahaya,karena dapat menyebabkan rasa pusing

dan mual

- Air suling = Berbahaya, karena jika terkena bahan mudah terbakar akan

meledak.

3. Apa yang anda lakukan bila bahan kimia terpecik ke mata anda?

Jawaban :

Page 15: Kimia Dasar 1

15

Jika bahan kimia mengenai mata ,seggalah mencuci mata dengan air sebanyak

banyak nya dan laporkan segera ke Asisten laboratorium.

4. Tuliskan persamaan reaksi kimia untuk reaksi yang terjadi bila KClO3

dipanaskan ?

Jawaban :

2KClO3 2KCL + 3O2

5. Apa gunanya MnO2 yang ditambahkan pada KClO3 sebelum dipanaskan?

Jawaban :

Sebagai katalisator yang mempercepat laju reaksi zat tersebut walaupun MnO2

tidak ikur bereaksi.

6. Tuliskan KClO3 dalam industri?

Jawaban :

Pupuk HCL, Pelapis korek api, Kembang api, Bahan peledak

Page 16: Kimia Dasar 1

16

PERCOBAAN II

GOLONGAN DAN IDENTIFIKASI UNSUR

I. Tujuan

1. Mengkaji kesamaan sifat unsur-unsur dalam tabel berkala.

2. Mengamati uji nyala dan reaksi beberapa unsur alkali dan alkali tanah.

3. Mengenali reaksi air klorin dan halida.

4. Menganalisa larutan anu yang mengandung unsur alkali atau alkali tanah

dan halida.

II. Teori

Unsur – unsur dalam satu golongan mempunyai banyak persamaan sifat

kimianya, sifat-sifat kimia ditentukan oleh elektron valensinya, yaitu elektron

yang terdapat pada kulit lintasan terluar. Karena elektron valensi unsur yang

segolongan sama, dengan sendirinya sifat kimia juga sama.Unsur golongan alkali

sangat elektropositif dan reaktif. Unsur ini karena reaktifnya, tidak terdapat dalam

keadaan bebas alam. Fransium merupakan unsur yang radioaktif. Semua unsur

golongan ini merupakan penghantar panas dn listrik yang baik, karena lunaknya

logam ini dapat dipotong dengan pisau, semuanya merupakan reduktor yang kuat

dalam mempunyai panas jenis yang rendah.

(Sukardjo, 1985: 373)

Logam alkali dalam keluarga I A dari tabel berkala dan logam alkali tanah

dalam keluarga II A dinamakan demikian karena kebanyakan oksida dan

hidroksidanya termasuk diantara basa (alkali) yang paling kuat dikenal. Ciri

khusus yang paling menyolok dari logam alkali dan alkali tanah adalah

kereaktifannya yang luar biasa besar. Karena logam-logam ini begitu aktif

sehingga mereka tak terdapat sebagai unsur, bila bersentuhan dengan udara atau

air. Tak satupun dari unsur-unsur I A dan II A terdapat dalam kedaaan unsurnya.

Semua unsur alkali terdapat dalam senyawa alam sebagai ion unipositif (positif

satu), semua unsur alkali tanah terdapat sebagai ion positif (positif dua). Logam

alkali dan alkali tanah adalah zat pereduksi yang sangat kuat, karena begitu mudah

Page 17: Kimia Dasar 1

17

kehilangan elektron. Mereka mudah bergabung kebanyakan unsur non-logam,

membentuk senyawa ion seperti halida, hidrida, oksida dan sulfida.

(Keenam, 1980: 154)

Halida anhidrat dapat dibuat dengan dehidrasi dari garam hidrat. Halida-

halida Mg dan kalsium mudah menyerap air. Kemampuan untuk membentuk

hidrat seperti juga kelarutannya dalam air menurun dengan naiknya ukuran dan

halida-halida Sr, Ba dan Ra biasanya anhidrat.Hal ini melengkapi kenyataan

bahwa energi menurun secara lebih cepat dari pada energi kisi dengan

bertambahnya ukuran M2+

.

(Cotton, 1989: 265)

Kereaktifan logam alkali ditunjukkan oleh unsur. Unsur alkali tanah

adalah Berelium (Be), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Stronsium (Sr), Barium

(Ba), dan unsur radioaktif Radium (Ra).Diantara unsur-unsur ini Mg dan Ca yang

terbanyak terdapat dikerak bumi. Atom-atom golongan ini memiliki konfigurasi

elektron np6 (n+1) s

2 kecuali Be. Kerapatan unsur-unsur ini lebih besar dari unsur

alkali dalam satu periode. Unsur-unusr ini mempunyai dua elektron valensi yang

terlibat dalam ikatan logam. Oleh karena itu, praktikum dibandingkan dengan

unsur lain golongan 1A, unsur-unsur ini lebih keras, energi koefisiennya lebih

besar, dengan titik lelehnya lebih tinggi. Titik leleh unsur-unsur alkali tanah tidak

berubah secara teratur karena mempunyai struktur kristal yang berbeda. Misal

unsur Be dan Mg memiliki struktur kristal heksogonal terjejal, sedangkan struktur

kristal unsur Sr berbentuk kubus berpusat maka dan struktur kristal unsur Ba

berbentuk kubus berpusat badan.

(Harvey,2000,180)

Reagensia yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah :

- Hcl - (NH4)2S

- H2S - (NH4)2CO3

Klasifikasi ini didasarkan atas suatu kation bereaksi dengan reagen-reagensia ini

dengan membentuk endapan atau tidak. Klasifikasi kation yang paling umum

Page 18: Kimia Dasar 1

18

didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfat dan karbodat dari kation

tersebut.

Definisi unsur yaitu, suatu zat tunggal yang tidak dapat diuraikan mrnjadi

zat-zat lain yang lebih sederhana dengan reaksi kimia sederhana. Sedangkan

sistim periodik unsur adalah suatu susunan yang mengambarkan suatu letak

keadaan, periode, golonga dan unsur kimia. Sistim periodik unsur disusun

berdasarkan kenaikan nomor atau (kenaikan jumlah proton dan muatan inti).

(Ralph, H petiucci.1987:140)

Page 19: Kimia Dasar 1

19

III. Prosedur Percobaan

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

- Tabung reaksi

- Bunsen

- Rak tabung reaksi

- Penjepit tabung reaksi

- Pipet tites

3.1.2 Bahan

- BaCl2 - Kalium

- CaCl2 - Natrium

- LiCO - Stronsium

- KCl - Amonium Fosfat

- NaCl - Amonium sulfat

- SrCl - NaBr

- Kwata nikrom - Na1

- Amonium karbonat - Air klorin

- Air suling - Karbon tetraklorida

- Barium - Asam nitrat

- Kalsium - Larutan anu (x)

- Litium - Larutan anu (y)

Page 20: Kimia Dasar 1

20

3.2 Skema Kerja

A. Uji Nyala Unsur Alkali dan Alkali Tanah

B. Reaksi-reaksi Unsur Alkali dan Alkali Tanah

Larutan BaCl2, CaCl2, LiClO, KCl,

NaCl, dan SrCl.

Dimasukkan Ketabung reaksi 2ml

Kawat nikrom

Dipanaskan.

Dicelupkan ketabung reaksi

larutan barium.

Dipanaskan.

Dicatat.

Dibersihkan.

Diulangi untuk larutan lain.

Amonium Karbonat

Ba, Ca, Li, K, Na dan Sr

Amonium Fosfat

Ca, Li, Cl, Na dan Sr

Amonium Sulfat

Ditambahkan kesetiap tabung

Dimasukkan ketabung reaksi.

Ditambahkan.

Dicatat.

Dimasukkan setiap

tabung.

Ditambahkan.

Dicatat.

Hasil

Hasil

Page 21: Kimia Dasar 1

21

C. Reaksi-reaksi Halida

D. Analisis Larutan Anu

NaCl, NaBr. NaI

Karbon Tertraklorida

Air klorin, dan asam nitrat encer

Dimasukkan ketabung.

Ditambahkan.

Dikocok.

Diamati.

Larutan Anu X

Dimasukan ke dalam tabung

Ditambahkan

Amonium karbonat, amonium

fosfat, dan amonium fosfat

Dicatat.

Larutan Anu Y

Karbon tetraklorida, air karbon, asam nitrat

Dimasukkan ketabung.

Ditambahkan.

Dikocok.

Dicatat.

Hasil

Hasil

Page 22: Kimia Dasar 1

22

IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 Data dan Perhitungan

A. Uji nyala unusr alkali dan alkali tanah.

NO Zat Warna nyala Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

CaCl2

BaCl2

SrCl2

KCl

NaCl

LiCl

Merah

Kuning

Merah Pekat

Ungu

Merah

Merah

Alkali tanah

Alkali tanah

Alkali tanah

Alkali

Alkali

Alkali

B. Reaksi-reaksi unsur alkali dan alkali tanah.

NO Zat Pereaksi EDP TR

1.

2.

3.

4.

5.

6.

CaCl2

BaCl2

SrCl2

KCl

NaCl

LiCl

(NH4)2CO3

NO Zat Pereaksi EDP TR

1.

2.

3.

4.

5.

6.

CaCl2

BaCl2

SrCl2

KCl

NaCl

LiCl

(NH4)3PO4

Page 23: Kimia Dasar 1

23

NO Zat Pereaksi EDP TR

1.

2.

3.

4.

5.

6.

CaCl2

BaCl2

SrCl2

KCl

NaCl

LiCl

(NH4)2SO4

C. Reaksi-reaksi Halida.

NO Zat Warna nyala

1.

2.

3.

NaCl + Cl2

NaBr + Cl2

NaI + Cl2

Tidak ada.

Berminyak, Warna kekuningan dan berbuih.

Kuning dan pink.

D. Analisis Larutan Anu.

a. Zat X

- Warna nyala zat x Bening

- X + (NH4)2CO3 Tidak ada reaksi

- X + (NH4)3PO4 Tidak ada reaksi

- X + (NH4)2SO4 Tidak ada reaksi

Kesimpulan : Zat X NaCl

b. Zat Y

- Zat Y + CCL4 + HNO3 Bening

- Warna lapisan CCl4 Bening

Kesimpulan : Zat Y NaI

Page 24: Kimia Dasar 1

24

4.2 Pembahasan

Pada percobaan ini dilakukan beberpa percobaan, antara lain : Uji nyala unsur

alkali dan alkali tanah, reaksi-reaksi unsur alkali dan alkali tanah.

A. Uji nyala unsur alkali dan alkali tanah.

Pada percobaan ini, untuk melihat warna nyala larutan CaCl2, BaCl2, SrCl2,

KCl, NaCl, LiCl. Dapat dilakukan dengan menggunakan kawat nikrom dengan

dipanaskan terlebih dahulu sampai panas, kemudian dimasukkan kedalam zat

yang diperlukan (didalam tabung reaksi) setelah itu kawat dibakar lagi dan akan

terjadi perubahan atau terbentuk warna pada api disekitanya, warna yang terlihat

itulah warna dari zat tersebut. Pada percobaan yang dilakukan didapatkan bahwa

CaCl2 memiliki merah nyala dan dari buku panduan atau literatur warna dari

CaCl2 adalah merah. Ini berarti praktikum yang dilakukan berhasil.

Pada hasil percobaan uji nyala terhadap BaCl2 didapatkan warna kuning dan

dari buku panduan atau litelatur warna dari BaCl2 adalah hijau. Ini berarti

praktikum yang dilkukan tidak berhasil. Hal ini dikarenakan pada saat setelah

pembersihan dengan HCl pekat pemanasan kawat nikrom tidak terlalu panas,

karena kawat nikrom belum panas sedangkan BaCl2 langsung dipanaskan atau

dibakar sehingga tidak menghasilkan warna yang diharapkan atau mungkin juga

dipengaruhi oleh udara disekitar pasa saat praktikum atau dapat juga dikarenakan

warna lampu spiritus yang berwarna kuning sehingga warna yang dihasilkan tidak

terlihat karena warna kuning yang lebih dominan.

Pada percobaan uji nyala KCl didapatkan warna ungu pada hasil percobaan

dan pada literatur warna dari KCl adalah ungu. Ini berarti praktikum yang

dilakukan berhasil.

Pada percobaan uji nyala NaCl didapat warna merah sedangkan pada literatur

warna uji nyala NaCl adalah kuning. Ini berarti percobaan yang dilakukan tidak

berhasil, karena warna yang didapat tidak sesuai yang diinginkan. Hal ini

dsebabkan karena udara disekitar mempengaruhi atau kesalahan terjadi pada saat

penentuan warna.

Page 25: Kimia Dasar 1

25

Pada percobaan uji nyala LiCl didapatkan warna merah pada hasil percobaan,

sedangkan pada literatur warna menunjukkan merah. Hal ini berarti percobaan

yang dilakukan berhasil.

B. Reaksi-reaksi unsur alkali dan alkali tanah.

Jika CaCl2 direkasikan dengan (NH4)2CO3 hasil dari percobaan didapatkan

terbentuk endapan. Hal ini dikarenakan CaCl2 dapat bereaksi dengan larutan

(NH4)2Co3. Dengan reaksi :

CaCl2 + (NH4)2CO3 CaCO3 + 2NH4Cl.

CaCl2 direaksikan dengan (NH4)3PO4 hasil dari percobaan didapatkan

terbentuk endapan, hal ini dikarenkan CaCl2 tidak bereaksi dengan (NH4)2PO4

tetapi walaupun tidak terbentuk endapan warna larutan agak keruh.

CaCl2 direaksikan dengan (NH4)3SO4 hasil dari percobaan didapatkan

terbentuk endapan, hal ini dikarenkan CaCl2 tidak bereaksi dengan (NH4)2SO4

tetapi walaupun tidak terbentuk endapan warna larutan agak keruh.

Jika BaCl2 direaksikan dengan (NH4)2CO3 hasil dari percobaan didapatkan

terbentuk endapan. Hal ini dikarenakan BaCl2 dapat direaksikan dengan

(NH4)SO4.

Jika BaCl2 direaksikan dengan (NH4)3PO4 hasil dari percobaan didapatkan

terbentuk endapan. Hal ini dikarenakan BaCl2 dapat direaksikan dengan

(NH4)SO4.

Jika BaCl2 direaksikan dengan (NH4)2SO4 hasil dari percobaan didapatkan

terbentuk endapan. Hal ini dikarenakan BaCl2 dapat bereaksi dengan (NH4)3SO4.

SrCl2 direaksikan denan (NH4)2CO3 hasil dari percobaan didapatkan

terbentuk endapan. Hal ini dikarenakan SrCl dapat direaksikan dengan larutan

(NH4)2CO3.

Page 26: Kimia Dasar 1

26

SrCl2 direaksikan denan (NH4)3PO4 hasil dari percobaan didapatkan

terbentuk endapan. Hal ini dikarenakan SrCl dapat direaksikan dengan larutan

(NH4)2PO4.

SrCl2 direaksikan denan (NH4)2SO4 hasil dari percobaan didapatkan

terbentuk endapan. Hal ini dikarenakan SrCl dapat direaksikan dengan larutan

(NH4)2SO4.

KCl pada percobaan ini direaksikan dengan larutan (NH4)2CO3 dari hasil

percobaan didapatkan bahwa tidak terbentuk endapan dan tidak terjadi reaksi. Hal

ini dikarenakan KCl tidak dapat bereaksi dengan larutan (NH4)2CO3.

KCl pada percobaan ini direaksikan dengan larutan (NH4)3PO4 dari hasil

percobaan didapatkan bahwa tidak terbentuk endapan, namun reaksi yang terjadi

yaitu larutan menjadi berminyak. Hal ini dikarenakan KCl tidak dapat membentuk

endapan dari larutan (NH4)3PO4 tetapi mampu bereaksi dengan membentuk

minyak.

KCl pada percobaan ini direaksikan dengan larutan (NH4)2SO4 dari hasil

percobaan didapatkan bahwa tidak terbentuk endapan dan tidak terjadi reaksi. Hal

ini dikarenakan KCl tidak dapat bereaksi dengan larutan (NH4)2SO4.

NaCl pada larutan percobaan ini direaksikan dengan (NH4)2CO3. Dari hasil

percobaan didapatkan bahwa tidak ada terbentuk endapan dan tidak ada reaksi.

Hal ini dikarenakan bahwa NaCl tidak dapat bereaksi dengan (NH4)2CO3.

NaCl pada percobaan ini direaksikan dengan larutan (NH4)3PO4 dari hasil

percobaan didapatkan bahwa tidak terbentuk endapan, namun reaksi yang terjadi

yaitu larutan menjadi berminyak. Hal ini dikarenakan NaCl tidak dapat

membentuk endapan dari larutan (NH4)3PO4 tetapi mampu bereaksi dengan

membentuk minyak.

NaCl pada larutan percobaan ini direaksikan dengan (NH4)2SO4. Dari hasil

percobaan didapatkan bahwa tidak ada terbentuk endapan dan tidak ada reaksi.

Hal ini dikarenakan bahwa NaCl tidak dapat bereaksi dengan (NH4)2SO4.

Page 27: Kimia Dasar 1

27

LiCl pada percobaan ini direaksikan dengan larutan (NH4)2CO3. Dari hasil

didapatkan bahwa tidak ada terjadi endapan atau reaksi apapun. Hal ini

menandakan bahwa larutan LiCl tidak dapat bereaksi dengan (NH4)2CO3.

LiCl pada percobaan ini direaksikan dengan larutan (NH4)3PO4. Dari hasil

didapatkan bahwa tidak ada terjadi endapan, namun reaksi yang terjadi yaitu

larutan menjadi berminyak. Hal ini dikarenakan LiCl tidak dapat membentuk

endapan dari larutan (NH4)3PO4 tetapi mampu bereaksi dengan membentuk

minyak.

LiCl pada percobaan ini direaksikan dengan larutan (NH4)2SO4. Dari hasil

didapatkan bahwa tidak ada terjadi endapan atau reaksi apapun. Hal ini

menandakan bahwa larutan LiCl tidak dapat bereaksi dengan (NH4)2SO4.

C. Reaksi reaksi Halida.

Pada percobaan ini, larutan antara NaCl,NaBr, NaI, dengan Cl2 pada

percobaan didapatkan hasil sabagai berikut :

Pada percobaan pereaksian antara larutan NaCl + Cl2 terjadi hasil, pada

larutan ini didapatkan tidak ada terjadinya reaksi. Sedangkan pada literatur atau

pengamatan lainnya terbentuknya endapan dan timbul warna putih. Hal ini

mungkin dikarenakan kesalahan dalam mereaksikan larutan sehingga hasil tidak

sesuai.

Pada percobaan larutan NaBr + Cl2 terjadi reaksi dengan hasil warna larutan

berubah kuning, berminyak dan berbuih. Percobaan ini dikatakan berhasil karena

terdapatnya warna kuning seperti di literatur.

Pada percobaan larutan NaI + CL2 terjadi reaksi dengan hasil larutan berubah

menjadi warna pink dan kuning, namun tidak menyatu. Pada bagian atas terdapat

sedikit warna pink dan pada bagian bawah terdapat bayka warna kuning.

Percobaan yang dilakukan dikatan berhasil karena adanya timbul warna kuning

pada larutan.

Page 28: Kimia Dasar 1

28

D. Analisis Larutan Anu.

Pada analisis larutan X terdapat hasil bahwa nyala larutan zat X yaitu

berwarna bening. Dari didapatkan bahwa zat X yang direaksikan dengan

(NH4)2CO3 tidak terjadi reaksi. Saat dilarutkan atau direaksikan dengan larutan

(NH4)3PO4 zat X tidak menghasilkan reaksi. Saat dilarutkan dengan (NH4)2SO4

hasil yang didapatkanpun sama, tidak adanya terjadi reaksi pada larutan. Dari

hasil yang diperoleh larutan zat X sama dengan percobaan reaksi unsur alkali dan

alkali tanah yang bila dicampur dengan ketiga unsur larutan tersebut tidak terjadi

endapan berarti zat tersebut adalah NaCl atau zat tersebut Na.

Pada percobaan analisis alrutan anu Y yang didapatkan hasil bahwa setelah

ditambahkan CCl4 ditemukan ada terbentuk endapan dan minyak pada permukaan

zat Y menjadi cekung dan setelah ditambahkan HNO3 akan terbentuk endapan

dan permukaannya tidak terlalu cekung. Kesimpulannya bahwa zat Y adalah NaI,

karena sma dengan endapan dengan percobaan pada reaksi halida.

Page 29: Kimia Dasar 1

29

V. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

1. Garam-garam alkali dan alkali tanah pada uji nyala dapat menghasilkan

warna yaitu Ca warna jingga-merah,Ba warna hijau, K warna Ungu,Na

warna kuning.

2. Garam-garam alkali dan alkali tanah pada reaksi-reaksi unsur alkali dan

alkali tanah ada yang dapat bereaksi (dengan terbentuknya endapan) dan

ada yang tidak reaksi bila dicampurkan dengan suatu larutan zat yang

dapat bereaksi.

3. air klorin dan HNO3 menghasilkan warna yangberbeda tergantung pad

senyawa halida yang digunakan serta pada suhu biasa memiliki bentuk dan

ciri yang khas. Air klorin berfungsi untuk memberikan perbedaan warna

pada tiap-tiap zat.

4. golongan I A tidak terjadi pengendapan hal ini berarti tidak terjadi

reaksi,karena golongan I A larut dalam pelarut membentuk basa-basa

kuat.Sedangkan golongan II A terjadi endapan berarti terjadi reaksi karena

golongan II A tidak larut dalam pelarut dan membentuk basa yang sangat

lemah.

5.2 Saran.

1. diharapkan praktikum lebih serius dan berhati-hati.

2. kelengkapan alat praktikum diusahan agar tidak repot saat praktikum.

3. pada saat praktikum diharapkan memberikan panduan lebih lengkap lagi

agar tidak asal-asal praktikumny, dan tidak terjadi kesalahan.

Page 30: Kimia Dasar 1

30

Daftar Pustaka

Cotton, F Albert. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : Universitas Indonesia

Harvey. 2000. Kimia. Jakarta: Erlangga

Keenan.dkk. 1980. Kimia untuk Universitas. Jakarta : Erlangga

Petrucci, H. Raiph. 1987. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga

Sukardjo. 1985. Kimia Anorganik. Jakarta : Rhineka Cipta

Page 31: Kimia Dasar 1

31

LAMPIRAN

I. Pertanyaan Prapraktek

1. Tuliskan unsur-unsur yang termasuk golongan IA (alkali) dan golongan

IIA (alkali tanah).

Jawab :

Alkali: Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Cesium

(Cs), Fransium (Fr).

Alkali tanah: Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calsium (Ca), Stransium

(Sr), Barium (Ba), radium (Ra).

2. Selesaikan persamaan reaksi berikut :

Jawab :

o CaCl2 + (NH4)2Co3 CaCo3 + 2NH4Cl

o BaCl2 + (NH4)2Co3 BaCo3 + 2NH4Cl

o NaCl + (NH4)2Co3 NaCo3 + 2NH4Cl

o NaCl + Cl : tidak bereaksi

o NaBr + Cl2 2NaCl + Br

o NaI + Cl2 2NaCl + I2

3. Apakah fungsi penambahan CCl4 dalam percobaan C ?

Jawab :

o Sebagai pelarut nonpolar, untuk melarutkan golongan halogen.

o Untuk mengidentifikasikan unsur-unsur yang ada dalam larutan.

II. Pertanyaan pasca praktek

1. Apakah reaksi nyala saja dapat digunakan untuk mengidentifikasi unsur ?

2. Mengapa reaksi air klorin dengan NaCl, NaBr dan NaI memberikan hasil

yang berbeda ?

3. Mengapa unsur golongan IA memberikan hasil yang berbeda dengan

golongan IIApada percobaan B 1,2 dan 3 ?

Jawaban :

1. Tidak, karena unsur tidak dapat diuji dengan reaksi nyala tetapi dapat diuji

dalam bentuk senyawa seperti : NaCl, CaCl2 dan lain-lain. Selain dengan

Page 32: Kimia Dasar 1

32

reaksi nyala, untuk mengidentifikasi unsur dapat digunakan atau dapat

mereaksikan unsur atau senyawa tersebut dengan beberapa larutan dan

membandingkan hasil dari uji reaksi nyala yang didapatkan atau telah

teridentifikasi dengan hasil dari mereaksikan unsure senyawa dengan

beberapa larutan.

2. Reaksi air klorin dengan NaCl,NaBr dan NaI memberikan hasil yang

berbeda, ini dikarenakan setiap zat atau senyawa tersebut memiliki unsur

halogen yang berbeda dan memiliki kereaktifan yang berbeda, serta pada

suhu biasa memiliki bentuk danwarna khas yang berbeda yaitu : klor (Cl)

berupa gas yang kuning kehijauan, brom(Br) berupa cairan yang merah

coklat, iod (I) berupa zat pada hitam dan flour (F) gas yang kekuning-

kuningan. Sedangkan air klorin berguna untuk memberikan perbedaan

warna pada tiap-tiap zat.

3. Unsur golongan IA memberikan hasil yang berbeda dengan golongan IIA

padapercobaan B 1,2 dan 3 ini dikarenakan golongan IA apabila bereaksi

akanmembentuk basa kuat dan mudah larut,sedangkan golongan IIA bila

bereaksi akanmembentuk basa yang lemah dan sukar terlarut.

Page 33: Kimia Dasar 1

33

PERCOBAAN III

RUMUS EMPIRIS DAN HIDRASI AIR

I. Tujuan

1. Mencari rumus empiris dari suatu senyawa dan menetapkan rumus

molekul senyawa tersebut.

2. Mempelajari cara mendapatkan data percobaan dan cara memakai data

untuk menghitung rumus empiris.

3. Mempelajari sifat – sifat senyawa tersebut.

4. Mempelajari reaksi bolak – balik hidrasi.

5. Menetukan persentase air di dalam suatu berhidrat.

II. Teori

Rumus empris adalah rumus perbandingan jumlah mol unsur – unsur dalam

suatu senyawa sedangkan Molekul merupakan reaksi kimia yang menggambarkan

jumlah atom dan unsur yang menyusun dalam suatu senyawa. Menetapkan rumus

empiris dari percobaan penentu susunan senyawa dengan melakukan

perbandingan massa unsur dalam suatu senyawa berdasarkan massa.

Contoh : senyawa metil benzoate yang digunakan dalam industry perfume

mengandung 70,58 % C ; 5,93% H ; 23,49% O. Berdasarkan percobaan, bobot

molekulnya 136. Bagaimana rumus empiris dan rumus molekul metil benzoate ?

Penyelesaian :

Langkah I. Tentukan massa tiap unsur dalam 100 gr menjadi jumlah mol.

Page 34: Kimia Dasar 1

34

Langkah II. Tulis rumus sementara yang didasarkan jumlah mol yang baru

ditentukan (5,88 ; 5,47 ; 1,47) atau C4H7O (rumus empiris), kemudian tentukan

rumus molekul :

(C4H4O) n = 136

(68) n = 136

n = 2 Jadi rumus molekulnya adalah C8H8O2 (Daniel,2006:1-2).

Menentukan rumus empiris senyawa dengan mengetahui persen

komposisinya memungkinkan kita untuk menhidentifikasikan senyawa melalui

percobaan. Prosedurnya adalah dengan analisis kimia kita akan memperoleh

jumlah gram dari tiap unsur yang terkandung dalam suatu senyawa dengan massa

tertentu. Kemudian, kita ubah jalan dalam gram menjadi jumlah dalam mol setiap

unsur. Akhirnya, rumus empiris dari senyawa tersebut dapat ditentukan dengan

metode yang di dalam contoh khusus, dalam senyawa etanol.

Jika etanol dibakar dalam sebuah peralatan seperti gas karbon dioksida

(CO2) dan air (H2O) akan dilepaskan. Karena sebelumnya, tidak terdapat karbon

maupun hydrogen di dalam gas. Maka dapat disimpulkan bahwa karbon (C) dan

hydrogen (H) serta mungkin oksigen (O), yang terdapat etanol. (Molekul oksigen

memang ditambahkan pada proses pembakaran tetapi, sebagian oksigennya

mungkin berasal dari sampel awal etanol).

Massa CO2 dan H2O yang dihasilkan dapat ditentukan dengan mengukur

kenaikan massa penyerapan CO2 dan H2O. Andaikan dalam sebuah percobaan,

pembakaran 11,5 gram etanol menghasilkan 22 gram CO2 dan 13,5 gram H2O.

Kita dapat menghitung massa karbon dan hydrogen dari 11,5 gram sampel awal

sebagai berikut :

Page 35: Kimia Dasar 1

35

Jadi, dalam 11,5 g etanol terdapat 6 g karbon dan 1,51 g hydrogen sisanya

tentulah oksigen, yang massanya adalah :

( )

( )

Jumlah mol dari tiap unsur dalam 11,5 g etanol adalah :

Jadi, rumus etanol adalah C0,50H1,5O0,25 (kita bulatkan jumlah mol menjadi dua

angka signifikan). Karena jumlah atom haruslah berupa bilangan bulat, maka kita

bagi subskripnya dengan subskrip terkecil 0,25 sehingga kita dapatkan rumus

empiris etanol C2H6O

(Chang, Raymond.2005;68).

Senyawa kimia ditandai dengan rumusnya. Ada 3 rumus yaitu rumus

empiris, molekul dan struktur. Rumus empiris suatu senyawa menunjukkan

perbandingan yang sederhana dari atom unsur dalam senyawa itu. Jadi, hanya

menunjukkan jumlah relative atom setiap unsur. Rumus molekul hanya

menunjukkan jumlah atom setiap unsur dalam molekul tetapi tidak menemukan

bagaimana susunan atom dalam molekul. Rumus yang menunjukan bagaimana

atom yang bergabung membentuk molekul disebut rumus struktur

(Respati,1986;45-46).

Page 36: Kimia Dasar 1

36

Dalam etana terdapat karbon dan hydrogen dengan perbandingan atomnya

1:3 sedangkan glukosanya mengandung karbon oksigen dan hydrogen dengan

perbandingan 1:1:1 dengan demikian rumus empiris kedua senyawa adalah CH3

untuk rumus empiris etana dan CH2O rumus empiris glukosa.

Rumus molekul memberikan jumlah mol setiap jenis atom dalam satu mol

molekul senyawa data yang diperlukan untuk menentukan rumus molekul yaitu

rumus empiris dan massa molekul relative. Data yang diperlukan untuk

menentuka rumus empriris yaitu macam unsur dalam senyawa, persen komposisi

unsur dan massa atom relative unsur yang bersangkutan

(Achmad, Hiskia.2001:123).

Rumus molekul hydrogen peroksida suatu zat yang digunakan sebagai zat

anti septik dan zat pemutih untuk tekstil dan rambut adalah H2O2. Rumus ini

menandakan bahwa setiap molekul hydrogen peroksida terdiri atas 2 atom

hydrogen dan 2 atom oksigen

(Sunarya, Yayan.2001;81)

Page 37: Kimia Dasar 1

37

III. Prosedur Percobaan

3.1 Alat dan Bahan

a. Rumus Empiris Senyawa

Alat :

(1.) Cawan krus dan penutupnya (6.) Pembakar Bunsen

(2.) Timbangan (7.) Stopwatch

(3.) Tissue (8.) Penjepit Krus

(4.) Kaki tiga (9.) Pipet tetes

(5.) Segitiga porselen

(6.) Pembakar Bunsen

Bahan :

(1.) Potongan pita Mg 10-15 cm

(2.) Air

b. Hidrasi Air

(a.) Penentuan kuantitatif persentase air dalam senyawa hidrat

Alat :

(1.) Cawan porselen dan penutupnya

(2.) Segitiga penyangga

(3.) Timbangan

(4.) Kaki tiga

Bahan :

(1.) Deterjen

(2.) Aquades

(3.) Larutan HNO3 6 M

(b.) Reaksi bolak – balik hidrat

Alat : Bahan :

(1.) Spatula (1.) ZnSO4 . 5H2O

(2.) Cawan porselen (2.) Aquades

(3.) Kaca arloji

Page 38: Kimia Dasar 1

38

3.2 Skema Kerja

a. Rumus empiris senyawa

Pita Mg 10-15 cm

- Ditimbang cawan krus dan tutupnya

- Dibersihkan pita Mg

- Digulung

- Dimasukkan ke dalam krus

- Ditimbang

- Diletakkan diatas kaki tiga yang ada segitiga porselen

- Dipanaskan 20 menit

- Dibuka tutupnya sedikit

- Dipanaskan 20 menit lagi

- Didinginkan 15 menit

- Ditetesi air sebanyak 40 tetes

- Dipanaskan 5 menit

- Didinginkan 15 menit

- Ditimbang

- Dipanaskan lagi 20 menit dan dinginkan

- Ditimbang krus + isi + penutup

Hasil Percobaan

b. Hidrasi Air

(a.) Penentuan kuantitatif persentase air dalam senyawa hidrat

Tembaga (II) Sulfat

- Dicuci cawan porselen dan tutupnya dengan deterjen

- Dibilas dengan aquades dan HNO3 6 M

- Dibilas lagi dengan air suling

- Dikeringkan

- Dipanaskan cawan 5 menit

- Didinginkan 10-15 menit

- Ditimbang

- Dimasukkan 1 gr sampel dan ditimbang

- Dipanaskan 10 menit dan didinginkan

- Ditimbang dan dicatat

Hasil Percobaan

Page 39: Kimia Dasar 1

39

(b.) Reaksi bolak balik Hidrat

ZnSO4 . 5H2O

- Dimasukkan ke dalam cawan porselen

- Diamati dan di catat perubahannya

- Dipanaskan hingga berubah warna

- Didinginkan

- Ditetesi aquades

- diamati

Hasil Percobaan

Page 40: Kimia Dasar 1

40

IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 Data dan perhitungan

1. Senyawa Magnesium

Bagaimana

mendapatkannya

Ulangan I Ulangan II

1. Bobot cawan krus +

tutup

Menimbang 53,019 g 53,014 g

2. Bobot cawan krus +

magnesium

Menimbang

53,143 g 53,134 g

3. Bobot magnesium (2) - (1) 0,124 g 0,12 g

4. Bobot cawan krus +

tutup + magnesium

oksida

Menimbang 53,920 g 53,915 g

53,134 g 53,121 g

5. Bobot magnesium

oksida

(4) - (1) 0,901 g 0,901 g

0,115 g 0,107 g

6. Bobot oksida

(4) - (2) 0,777 g 0,781 g

- 0,009 g -0,013 g

7. Bobot atom

magnesium

Tabel berkala 24,3 24,3 g

8. Bobot atom oksida Tabel berkala 16,0 g 16,0 g

9. Jumlah mol atom

oksida

0,048 mol 0,049 mol

- 0,00056 mol -0,00081 mol

10. Jumlah mol atom

magnesium

0,0051 mol 0,0049 mol

11. Rumus empiris magnesium oksida MgO9 Mg10O

2. Hidrat

1) Massa cawan kosong + tutup = 51,045 gram

2) Massa cawan kosong + tutup + contoh = 51, 917 gram

3) Massa cawan kosong + tutup + contoh = 51,484 gram

Pemanasan I

Page 41: Kimia Dasar 1

41

4) Massa cawan kosong + tutup + contoh = 51, 494 gram

Pemanasan II

5) Massa cawan kosong + tutup + contoh = 51,512 gram

Pemanasan III

6) Masssa contoh setelah pemanasan (bobot tetap) = 0,467 gram

7) Massa contoh setelah pemanasan = 0,452 gram

8) Massa air yang hilang dari contoh = 0,405 gram

9) Persentase air yang hilang dari contoh = 49,27 %

10) Massa molar senyawa anhidrat = 155

11) Rumus Hidrat = CuSO4 . 75H2O

12) Jumlah zat anu =

3. Reaksi Bolak – Balik Hidrat

a) Warna ZnSO4 . 5H2O = biru

b) Pada pemanasan ZnSO4 . 5H2O terdapat atau tidak terdapat air pada kaca

arloji? Terdapat.

c) Warna contoh setelah pemanasan adalah … putih / pucat

d) Setelah pemanasan dan penambahan H2O terjadi warna … biru

e) Persamaan reaksi :

ZnSO4 . 5H2O ZnSO4 + 5H2O

ZnSO4 + 5H2O ZnSO4 . 5H2O

PERHITUNGAN

1. Senyawa Magnesium

3) Bobot Mg = (bobot + cawan krus + Mg) – (bobot cawan krus + tutup)

Ulangan I = (53,143 g) – (53,019 g) = 0,124 g

Ulangan II = (53,134 g) – (53,014 g) = 0,12 g

5) Bobot Mg Oksida = (bobot cawan krus + Mg) – (bobot cawan krus + tutup)

Ulangan I = (53,920 g) – (53,019 g) = 0,901 g

Ulangan II = (53,121 g) – (53,014 g) = 0,107 g

Page 42: Kimia Dasar 1

42

6) Bobot Oksida = (bobot cawan krus + tutup + MgO) – (bobot cawan krus

+Mg)

Ulangan I = (53,920 g) – (53,143 g) = 0,777 g

= (53,134 g) – (53,143 g) = -0,009 g

Ulangan II = (53,915 g) – (53,134 g) = 0,781 g

= (53,121 g) – (53,134 g) = -0,031 g

9) Jumlah mol atom Oksida

Ulangan I

Ulangan II

10) Jumlah mol atom Mg

Ulangan I

11) Rumus empiris MgO

Perbandingan :

Mol1 Mg : Mol1 oksida

0,0051 : 0,048

1 : 9 Jadi, rumus empirisnya MgO9

Mol2 Mg : Mol2 oksida

0,0049 : 0,049

10 : 1 Jadi, rumus empirisnya Mg10O

Page 43: Kimia Dasar 1

43

2. Hidrat

6) Massa contoh setelah pemanasan (bobot tetap)

= Pemanasan 3 – (massa cawan + tutup)

= (51,512 g) – (51,045 g)

= 0,467 g

8) Massa air yang hilang dari contoh

= Massa sebelum pemanasan – massa setelah pemanasan

= (51,917 g) – (51,512 g)

= 0,405 g

9) Persentase air yang hilang dari contoh

10) Massa molar senyawa anhidrat

Mr CuSO4 = Ar Cu + Ar S + (Ar O . 4)

= 59 + 32 + 64 = 155

11) Rumus Hidrat

Perbandingan mol = CuSO4 : H2O

0,003 : 0,225

1 : 75

Jadi, rumus Hidratnya = CuSO4 . 75H2O

Page 44: Kimia Dasar 1

44

4.2 Pembahasan

Seperti yang telah diketahui bahwa empiris menyatakan jumlah atom –

atom perbandingan terkecilnya dari unsur – unsur yang menyusun senyawa.

Rumus empiris dapat ditentukan dalam percobaan ini. Adapun langkah yang

digunakan untuk menentukan rumus empiris yaitu :

1. Menentukan massa tiap unsur dalam senyawa.

2. Menghitung mol masing – masing unsur.

3. Membandingkan mol dari unsur yang satu dengan yang lain.

4. Perbandingan mol itu adalah rumus empiris.

Dalam reaksi, pita Magnesium beraksi dengan udara bebas. Seperti yang

kita ketahui udara mengandung banyak gas seperti gas oksigen dan nitrogen. Kita

hanya dapat memprediksi pita magnesium beraksi dengan gas apa dan membentuk

apa dengan melihat massa perhitungan yang mendekati. Misalkan saja pita

Magnesium bereaksi dengan oksigen membentuk MgO. Kita harus mencari mol

M dan mol O2.

Dalam percobaan ini didapatkan senyawa massa unsur Mg dan massa

unsur O masing – masing 0,124 g dan 0,777 g dan mol Mg 0,0051 dan mol O

0,0481 g. perbandingan Antara mol Mg dan O adalah MgO9.

Hidrasi Air

Pada praktikum ini, digunakan tembaga (II) sulfat yang mengikat beberapa

molekul air. Tembaga (II) sulfat tersebut kemudian dipanaskan selama 11 menit

dan dihitung beberapa persentase air yang hilang selama pemanasan dan

sebenarnya tembaga tersebut mengikat beberapa molekul air juga dapat kita

ketahui dengan menghitung massa krus dan penutupnya terlebih dahulu.

Rumus senyawa hidrat yang kami dapat dalam praktikum ini adalah

CuSO4 . 75H2O yang berarti 1 mol tembaga (II) sulfat mengikat 75 molekul air.

Molekul air ini apabila senyawa hidrat dipanaskan maka molekul air akan lepas

dari hidrat dan menguap ke udara bebas. Dari sini terlihat bahwa dalam percobaan

Page 45: Kimia Dasar 1

45

ini terdapat kesalahan, yang berupa kurang teliti dalam menimbang massa –

massa, melihat waktu.

Reaksi Bolak – Balik Hidrasi

Percobaan yang kami lakukan ini berhasil membuktikan reaksi bolak –

balik hidrat. Senyawa Hidrat berubah menjadi senyawa anhidrat melalui

pemanasan yang menyebabkan molekul air lepas dan menguap di udara, serta

senyawa anhidrat dapat berubah menjadi hidrat melalui penambahan air. Hal itu,

terlihat dari perubahan warna zat setelah pemanasan dan penambahan air.

senyawa hidrat yang kami gunakan pada percobaan ini adalah ZnSO4 . 5H2O yang

warna setelah dipanaskan warnanya berubah menjadi putih dan setelah ditambah

air berubah kembali ke warna semula (biru). Berikut reaksi yang dihasilkan :

ZnSO4 . 5H2O ZnSO4 + 5H2O

ZnSO4 + 5H2O ZnSO4 . 5H2O

Page 46: Kimia Dasar 1

46

V. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Bedasrkan praktikum kimia dasar yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

Rumus empiris menunjukkan kepada kita unsur – unsur yang ada dan

perbandingan bilangan bulat paling sederhana dari atom – atomnya

tetapi tidak selalu harus menunjukkan jumlah atom sebenarnya dalam

suatu molekul. Sedangkan rumus molekul menunjukkan jumlah

ekstrak atom – atom dari setiap unsur dalam unit terkecil suatu zat.

Rumus empiris dapat ditentukan dengan cara berikut :

- mencari massa tiap unsur penyusun senyawa.

- mengubah ke satuan mol.

- Perbandingan mol tiap unsur merupakan rumus empiris.

Sifat – sifat senyawa Hidrat yaitu :

- Membentuk Kristal

- Mengandung molekul

- Mengalami reaksi bolak – balik Hidrat

Pada reaksi bolak balik hidrasi senyawa hidrat akan berubah menjadi

senyawa anhidrat melalui pemanasan dan senyawa anhidrat akan

berubah menjadi senyawa hidrat melalui penambahan air.

Menentukan persentase air yang hilang :

5.2 Saran

Dalam praktikum kimia dasar dengan judul Rumus Empiris dan Senyawa

Hidrasi Air, sebaiknya praktikan harus sabar dan teliti dalam menghitung waktu

pemanasan dan menimbag suatu senyawa. Supaya praktikum dapat berjalan sesuai

yang diinginkan. Terima kasih kepada asisten laboratorium yang telah sabar

dalam membimbing kami dan menghadapi sikap kami.

Page 47: Kimia Dasar 1

47

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Hiskia. 1992. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga

Daniel, Ir. 2006. Kimia SPMB. Jakarta : Primagama

Raspati, Ir. 1986. Dasar – dasar Ilmu Kimia. Jakarta : Erlangga

Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar. Bandung : Yiama Widya

Page 48: Kimia Dasar 1

48

LAMPIRAN

Pertanyaan Prapraktek

1. Apakah yang disebut dengan rumus empiris dan rumus molekul ?

Jawab :

- Rumus empiris adalah rumus kimia suatu zat yang menyatakan jenis

dan perbandingan paling sederhana (bilangan bulat terkecil) dari atom

– atom penyusunnya.

- Rumus molekul adalah rumus kimia suatu zat yang menyatakan jenis

dan banyaknya atom yang sebenarnya dalam suatu molekul zat.

2. Jika dalam 5 g tembaga klorida terdapat 2,35 g tembaga dan 2,65 g

klorida, tentukan rumus yang paling sederhana dari tembaga klorida

tersebut !

Penyelesaian :

Diketahui : Massa CuxClx = 5 g Ar Cu = 63,5

Massa Cu = 2,35 g Ar Cl = 35,5

Massa Cl = 2,65 g

Maka, perbandingannya = 0,037 : 0,074 = 1 : 2

Jadi, rumus empirisnya = CuCl2

3. Definisikan apa yang dimaksud dengan hidrat ?

Jawab :

Hidrat adalah zat padat yang mengikuti molekul sebagian dari struktur

Kristal.

4. Suatu sampel diketahui berupa hidrat yaitu Zink Sulfat (ZnSO4). Bila 300

g sampel dipanaskan hingga bobotnya tetap, bobot yang tersisa = 1,692 g.

Bagaimana rumus garam Hidrat ini ? (Mr (ZnSO4 = 161; H2O = 18))

Page 49: Kimia Dasar 1

49

ZnSO4 . H2O ZnSO4 + xH2O

Penyelesaian :

Massa H2O yang dilepaskan = 300 – 1,692 = 298,308 g

Perbandingan = 1,86 : 16,6 = 1 : 9

Jadi, rumus garam Hidrat ini adalah ZnSO4 . 9H2O ZnSO4 + 9H2O

Pertanyaan Rumus Empiris

1. Bila logam magnesium yang digunakan bobotnya berbeda – beda, apakah

rumus empirisnya sama ? Jelaskan.

Jawab :

Iya, bila logam magnesium yang digunakan bobotnya berbeda – beda

maka rumus empirisnya tetap sama karena rumus empiris hanya

menyatakan perbandingan terkecil atom – atom yang menyusun senyawa

tersebut.

2. Dari data dibawah ini, hitunglah rumus empiris senyawa. Suatu senyawa

surfur dengan bobot 50,00 g dipanaskan dengan kondisi tertentu untuk

menghasilkan senyawa surfur oksigen. Bobot senyawa sulfur oksigen

100,00 g. Bagaimana rumus empiris senyawa tersebut ?

Penyelesaian :

Massa S = 50 g

Ar S = 32

Massa Sulfur Oksigen = 100 g

Perbandingan Mol S : Mol O = 1,5625 : 3,125 = 1 : 2

Jadi, rumus empirisnya = SO2

Page 50: Kimia Dasar 1

50

3. Suatu senyawa setelah dianalisis ternyata mengandung 74,06 % oksigen

dan sisanya nitrogen. Tentukan rumus empiris senyawa tersebut !

Penyelesaian :

( )

Perbandingan Mol N : Mol O = 1,85 : 4,63 = 2 : 5

Jadi, rumus empirisnya = N2O5

4. Berapa g logam Zink yang akan larut dalam 1,5 kg HCl 37% dan berapa

volume gas nitrogen yang dibebaskan dalam keadaan standar ?

Penyelesaian :

Zn + 2HCl ZnCl2 + H2

76 15,20 7,6 7,6

( ) iter

Pertanyaan Hidrasi Air

1. Kenapa dipilih cawan porselin yang masih baik (utuh) untuk percobaan

menentukan rumus hidrat (Percobaan A)?

Jawab :

Karena cawan porselin digunakan untuk memanaskan zat maka bila cawan

porselin yang digunakan dalam keadaan kurang baik maka akan

mempengaruhi percobaan misalnya dari segi waktu.

2. Apa yang dimaksud bobot tetap?

Page 51: Kimia Dasar 1

51

Jawab :

Bobot tetap adalah bobot yang di dapat setelah beberapa kali pemanasan

hingga tidak ada terjadi perubahan lagi pada bobotnya.

3. Apa tujuan menutup mulut tabung reaksi pada percobaan B ? Jelaskan.

Jawab :

Mulut tabung reaksi ditutup dengan tujuan tidak ada air dari senyawa

hidrat tersebut keluar dan membuktikan bahwa senyawa tersebut adalah

hidrat yang mengandung air.

4. Mengapa warna CuSO4 yang baru berubah menjadi putih pada pemanasan

?

Jawab :

Warna biru pada CuSO4 sebenarnya adalah air yang diikat pada saat

dipanaskan air yang diikat itu lepas dan menguap sehingga warna CuSO4

yang tadinya biru karena air berubah menjadi putih.

5. Pemanasan harus dihentikan segera bila warna berubah menjadi coklat

atau hitam. Jelaskan maksud dan tujuan kalimat tersebut.

Jawab :

Pemanasan harus dihentikan segera bila warna berubah menjadi hitam

karena tidak ada lagi air yang tersedia dan dapat membakar zat serta tidak

ada lagi bobot tetap.

6. Suatu senyawa hidrat mempunyai massa 1,632 g sebelum dipanaskan dan

1,008 g setelah dipanaskan. Hitung persentase air secara eksperimen pada

hidrat.

Penyelesaian :

Diketahui : Massa sebelum pemanasan = 1,632 g

Massa sesudah pemanasan = 1,008 g

Ditanya : % air yang hilang ?

Jawab :

Page 52: Kimia Dasar 1

52

Massa air yang hilang = 1,632 g – 1,008 gr = 0,624 g

7. Tuliskan reaksi setimbang dari pemanasan CuSO4 . 5H2O

Jawab :

CuSO4 . 5H2O CuSO4 + 5H2O

CuSO4 + 5H2O CuSO4 . 5H2O

Page 53: Kimia Dasar 1

53

PERCOBAAN IV

DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT

I. Tujuan

1. Mengukur daya hantar listrik berbagai jenis senyawa dan larutan pada

berbagai konsentrasi.

2. Mempelajari pengaruh jenis senyawa dan konsentrasi suatu larutan

terhadap daya hantar listrik.

II. Teori

Larutan elektrolit dalam air terdisosiasi kedalam partikel-partikel

bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion ( ion positif dan ion

negatif). Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif,

sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion itu bertugas menghantarkan

arus listrik. Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau

timbulnya gelembung gas dalam larutan.

Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation

dan anion). Larutan ini bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai

ikatan kovalen polar).

Daya listrik larutan elektrolit bergantung pada jenis dan konsentrasinya.

beberapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik dengan baik

meskipun konsentrasinya kecil, larutan ini dinamakan elektrolit kuat, sedangkan

larutan elektrolit yang mempunyai daya hantar lemah meskipun konsentrasinya

tinggi dinamakan elektrolit lemah

( Svante.Arrhenius, 1883).

Arus listrik dapat dianggap sebagai aliran elektron yang membawa aliran

negatif melalui suatu pengantar. Arus listrik akan mengalir dari tempat yang

potensialnya tinggi ketempat potensialnya rendah.

Daya hantar listrik adalah kemampuan suatu substansi tenaga listrik dari

ujung substansi sampai ujung lainnya. Adanya arus listrik ternyata disebabkan

Page 54: Kimia Dasar 1

54

oleh perpindahan elektron dari unsure yang satu ke unsure lain, terutama dalam

reaksi kimia seperti reaksi reduksi oksidasi

(Jho.Djamaludin, 2002).

Zat elektrolit dapat berasal dari senyawa ion atau beberapa senyawa

kovalen yang didalam larutan dapat terurai menjadi ion-ion. Senyawa ion terdiri

dari ion, senyawa yang terdiri atas senyawa garam basa kecuali NH4OH. Senyawa

ion sendiri dalam keadaan kristal sudah sebagai ion-ion, tetapi ion itu berkait satu

sama lain dengan kuat dan rapat, sehingga tidak bebas bergerak.

Beberapa senyawa kovalen didalam air dapat terurai menjdi ion – ion

positif dan ion-ion negatif. HCl merupakan senyawa kovalen, tetapi ukuran

perganda molekul air HCl dapat terurai menjadi ion H+ dalam ion CL

-

(Anwar, 1987.34).

Pada referensi dijelaskan bahwa daya hantar listrik adalah ukuran seberapa

kuat suatu larutan dapat menghantarkan listrik. daya hantar listrik adalah

kebalikan dari hambatan listik (R). Secara matematis : R=ρ I/A suatu hambatan

dinyatakan dalam ohm (Ω), ρ adalah tahanan spesifik atau resistivitas dalam ohm

cm (satuan SI,ohm,m) I adalah panjang dalam cm, dan A luas penampang lintang

dalam cm2. Oleh karena itu daya hantar listrik dinyatakan K=I/ρ

(Setyadi.Markus, 1989:55).

Larutan adalah suatu campuran homogen dari dua atau lebih zat. Dalam

larutan, zat yang ada dalam jumlah yang lebh kecil disebut zat terlarut atau solute,

sedangkan zat yang ada dalam jumlah yang lebih kecil disebut pelarut atau

solvent. Solute-solute yang ada didalam larutan dapat dibagi menjadi dua kategori

yaitu elektrolit dan nonelektrolit. Elektrolit merupakan suatu zat yang apabila

dilarutkan dalam air menghasilkan suatu larutan yang dapat menghantarkan

listrik, sedangkan nonelektrolit merupakan kebalikannya yaitu kalau dilarutkan

dalam air tidak menghantarkan listrik

(Supadi.M.si, 2000).

Page 55: Kimia Dasar 1

55

Larutan merupakan suatu sistem homogen yang mengandung dua atau

lebih zat yang masing-masing komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik dan

campuran yaitu suatu sistem yang heterogen. Larutan elektrolit adalah larutan

yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan nonelektrolit adalah larutan

yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit kuat adalah larutan

yang mempunyai daya hantar arus listrik, karena zat terlarut yang berada didalam

pelarut (air), seluruhnya dapat terurai sempurna membuat ion positif (kation) dan

ion negatif (anion) dengan harga derajat ionisasi yaitu satu (a=1). Larutan

elektrolit lemah adalah larutan yang mampu menghantarkan arus listrik dengan

daya lemah, dengan harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi kurang satu

(0<a<1). Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak terurai kedalam air

sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik disebabkan tidak mengion.

(Purwono, 1879:283-284).

Hukum mengenai Daya Hantar Listrik

Hambatan

Menurut (Langley.2002;63) Hubungan antara tegangan (V), arus (I) dan

hambatan (R) pada rangkaian tertutup dikenal sebagai hokum ohm. Hubungan ini

dapat dinyatakan sebagai berikut : arus berbanding lurus dengan tegangan dan

berbanding terbalik dengan hambatan. Hal ini dapat disederhanakan menjadi :

Jika V naik, I akan Naik

Jika V turun, I akan Turun

Jika R naik, I akan Turun

Jika R turun, I akan naik

Dapat ditulis dengan rumus matematika sebagai berikut :

Page 56: Kimia Dasar 1

56

III. Prosedur Percobaan

3.1 Alat dan Bahan

a. Alat :

1. Beker gelas 100 ml : 8 buah

2. Batang pengaduk : 1 buah

3. Rangkaian alat multimeter

4. Gelas ukur 100 ml : 1 buah

5. Gelas ukur 50 ml : 1 buah

6. Kaca arloji : 1 buah

7. Pipet tetes : 5 buah

8. Spatula : 1 buah

b. Bahan :

1. Aquades

2. NaCL

3. Air jeruk nipis

4. NH4OH

5. NaOH

6. HCl

7. NaOH

8. NaBr

9. NaI

10. NH4Cl

11. Minyak tanah

Page 57: Kimia Dasar 1

57

3.2 Skema Kerja

a. Menentukan daya hantar listrik berbagai

b. Mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap Daya Hantar Listrik

Larutan Elektrolit

25 mL minyak tanah, H2O, NaCl

- Disiapkan alat dan bahan

- Dimasukkan masing – masing larutan ke gelas beker 100 mL

- Diukur dengan alat multimeter

- Ditentukan sifat zatnya

Hasil Percobaan

Larutan

- Disiapkan dengan volume 25 mL, konsentrasi (0,05;0,01;0,5 dan 1

M)

- Diukur daya hantar listriknya

- Digambar grafiknya kelompok 1 dan 2

- Dibandingkan

Hasil Percobaan

Page 58: Kimia Dasar 1

58

IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 Data dan Perhitungan

4.1.1 Data

A. Menentukan daya hantar listrik berbagai senyawa

Senyawa I (mA) V (volt) L=I/R (ohm-1)

Minyak tanah - 3 volt -

H2O 0,4 3 volt 0,053

Larutan NaCl 0,4 3 volt 0,053

Kristal NaCl - 3 volt -

=> Minyak tanah : tidak ada gelembung

=> H2O : ada gelembung

=>Larutan NaCl : ada gelembung

=> Kristal NaCl : tidak ada gelembung

B. Mempelajari pengaruh kosentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit.

o Kelompok 1

[M] Air Jeruk Nipis NH4OH HCl NaOH

I mA V

volt

L

ohm-1

I

m

A

V

vol

t

L

ohm-1

I

m

A

V

vol

t

L

ohm-1

I

mA

V

v

ol

t

L

ohm-1

0,0

5

0,1 3 0,03 0,6 3 0,2 3 4,4 3 1,46

0,1 3 3 3 20 3 6,66

0,5 3 2 3 0,66 3 3

1,0 3 1 3 0,3 2,5 3 8,33 7,1

0

3 2,50

Air jeruk nipis : banyak gelembung

HCl : banyak gelembung

NaOH : sedikit gelembung

NH4OH : sedikit gelembung

o Kelompok II

[

M

]

NaCl NaBr NaI NH4Cl

I mA V

volt

L

ohm-1

I

m

A

V

vol

t

L

ohm-1

I

m

A

V

vol

t

L

ohm-1

I

m

A

V

vol

t

L

ohm-1

0,05 11 3 3,7 3 10 3 33,3 10 3 33,3

0,1 8 3 2,66 10 3 33,3 3 3

Page 59: Kimia Dasar 1

59

0,5 8 3 2,66 3 3 3

1,0

20 3 2,66 3 3 3

4.1.2 Perhitungan

Percobaan 1

1. diketahui : H2O

* I = 0,4 mA

* V = 3 V

ditanya : L= ...?

penyelesaian : R = V = 3 = 7,5 ohm

I 0,4

L = I = 1 = 0,053 ohm⁻¹

R 7,5

2. diketahui : NaCL

* I = 0,4 mA

*V = 3 v

ditanya : L = ...?

penyelesaian : * R = V = 3 = 7,5 ohm

I 0,4

* I = I = 1 = ohm ⁻¹

R 7,5

=) percobaan 2

* kelompok 1

1. diketahui : air jeruk nipis

* I = 0,1 mA

* V= 3 volt

ditanya : L=...?

penyelesaian : * R= V = 3 = 30 ohm

I 0,1

* L= I = 1 = 0,03 ohm⁻¹

R 30

Page 60: Kimia Dasar 1

60

2. diketahui : NH₄OH

* I= 0,6 mA

* V= 3 volt

ditanya : L=...?

penyelesaian : * R = V = 3 = 5 ohm

I 0,6

*L= I = 1 = 0,2 ohm⁻¹

R 5

3. diketahui : NH₄OH

* I = 2 mA

* V= 3 volt

ditanya : L = ...?

penyelesaian : *R= V = 3 = 1,5 ohm

I 2

* L= I = 1 = 0,66 ohm⁻¹

R 1,5

4. diketahui : NH₄OH

* I= 1 mA

* V= 3 volt

ditanya : L=...?

penyelesaian : * R= V = 3 = 3 ohm

I 1

*L=I = 1 = 0.3 ohm⁻¹

R 3

5. diketahui : HCL

* I= 2,5 mA

*V=3 volt

ditanya : L=...?

penyelesaian : * R = v = 3 = 1,2 ohm

I 2,5

* L= I = 1 = 8,33 ohm⁻¹

R 1.2

8. diketahui : NaBr

* I =10 mA

* V= 3 Volt

Page 61: Kimia Dasar 1

61

ditanya : L=...?

penyelesaian : * R = V = 3 = 0,3 ohm

I 10

* L= I = 1 = 3,33 ohm⁻¹

R 0,3

9. diketahui : NaI

* I = 10 mA

*V= 3 volt

ditanya : L=...?

penyelesaian :

* R= V = 3 = 0,3 ohm

I 10

*L= I = 1 = 3,33 ohm⁻¹

R 0,3

10. diketahui : NH₄CL

*I= 10 mA

*V= 3 volt

ditanya : L=...?

penyelesaian : * R= V = 3 = 0,3 ohm

I 10

*L= I = 1 = 3,33 ohm⁻¹

R 0,3

Page 62: Kimia Dasar 1

62

4.2 Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan untuk menguji daya

hantar listrik pada larutan. Di dapatkan hasil pada percobaan terhadap larutan

yang kami uji. Berikut penjelasannya :

Larutan asam klorida (HCl)

Larutan HCl dapat menghantarkan arus listrik karena semua molekul

HCL dapat terurai menjadi ion H⁺ dan Cl- ( terionisasi secara sempurna).

Akibatnya daya hantar listrik yang dihasilkan kuat. Sehingga larutan HCL

dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit kuat.

Larutan natrium hidroksida (NaOH).

Larutan NaOH dapat menghantarkan arus listrik karena semua molekul

NaOH dapat terurai menjadi ion Na⁺ dan OH- Akibatnya daya hantar listrik yang

dihasilkan kuat. Akan tetapi ketika melakukan pengamatan larutan NaOH dengan

multimeter terjadi perubahan warna, hal ni menunjukkan bahwa larutan

mengandung unsur logam Na. Larutan NaOH digolongkan larutan elektrolit kuat

karena daya listrik yang dihasilkan kuat dan juga terdapat sedikit gelembung.

Larutan H₂O (Aquades)

Pada pengujian larutan H₂O, larutan tersebut tidak dapat menghantarkan

daya listrik, karena sebagian molekul H₂O dapat terurai menjadi H₂⁺₂ dan O₂-

(terionisasi tidak sempurna). Akibatnya daya hantar listrik yang dihasilkan tidak

ada. Sehingga larutan H₂O dapat digolongkan larutan non elektrolit karna hanya

mengandung sedikit ion.

Larutan NaBr

Larutan ini dapat menghantarkan listrik, karena semua molekul NaBr

dapat terurai menjadi ion Na⁺ dan Br- ( terionisasi secara sempurna). Akibatnya

daya hantar listrik yang dihasilkan kuat. Sehingga larutan NaBr dapat

digolongkan larutan elektrolit kuat.

Page 63: Kimia Dasar 1

63

larutan NH₄CL

Larutan ini dapat menghantarkan listrik karena semua molekul NH₄Cl

dapat terurai menjadi ion NH₄⁴⁺ dan Cl⁴⁻, sehingga dapat digolongkan larutan

elektrolit kuat.

Larutan NaCL

Larutan ini dapat menghantarkan arus listrik karena semua molekul NaCl

dapat terurai menjadi ion Na⁺ dan Cl⁻ ( terionisasi sempurna). Akibatnya daya

hantar listrik yang dihasilkan kuat. Sehingga NaCl dapat digolongkan sebagai

larutan elektrolit kuat.

Larutan NaI

Larutan ini dapat menghantarkan arus listrik karena semua molekul NaI

dapat terurai menjadi ion Na⁺ dan I⁻ (terionisasi secara sempurna). Akibatnya

daya hantar yang dihasilkan kuat. Sehingga larutan NaI dapat digolongkan

sebagai larutan elektrolit kuat. Dari percobaan tersebut didapat larutan yang

tergolong larutan elektrolit dan non elektrolit, karena adanya ion-ion yang

dihasilkan tiap larutan berbeda, dan daya hantar listrik itu sendiri.

Larutan elektrolit adalah suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air akan

menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan listrik. Non elektrolit tidak

menghantarkanlistrik. larutan elektrolit dibedakan menjadi dua, berdasarkan kuat

arus yang ditunjukkan pada saat pengukuran dengan alat ukur multimeter, yaitu :

larutan yang memiliki arus yang besar dan terdapat pada banyak

gelembung disebut larutan elektrolit kuat. Larutan elektolit kuat memiliki

ciri-cirinya yaitu : terdapat banyak gelembung, dan lampu menyala terang

larutan yang memiliki arus yang lemah dan terdapat sedikit gelembung

disebut larutan elektrolit lemah. Larutan elektrolit lemah memiliki ciri-ciri

yaitu : lampu menyala tapi tidak terang sekali dan sedikit gelembung

larutan yang memiliki arus yang tidak ada dan tidak terdapat gelembung

disebut larutan non elektrolit. Larutan non elektrolit memiliki ciri-ciri

yaitu : lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung.

Page 64: Kimia Dasar 1

64

V. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Dari pengamatan diatas, dapat disimpulkan bahwa larutan elektrolit

merupakan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan

nonelektrolit merupakan larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik. Daya

hantar listrik larutan tergantung pada jenis dan konsentrasi zat terlarut. Ada

larutan yang mampu menghantarkan arus listrik dengan baik, tetapi ada yang

kurang baik dalam menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit lemah,

larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan non elektrolit.

Perbedaan daya hantar listrik ditandai dengan nyala lampu, sedangkan

larutan elektrolit kuat menyebabkan lampu menyala dan banyak terdapat

gelembung gas. Larutan elektrolit lemah memiliki gejala lampu redup atau tidak

menyala dan gelembung sedikit, serta pada larutan non elektrolit lampu tidak

menyala dan tidak ada terdapat gelembung sedikitpun.

5.2 Saran

Sebaiknya dalam melaksanakan praktikum harus cermat, hati-hati, dan

cepat.Gunakan alat-alat yang aman dan sesuai standar praktikum agar tidak terjadi

suatu kecelakaan yang fatal. Hati-hati dengan zat-zat atau bahan kimia yang

berbahaya. Dalam melakukan praktikum diharapkan tenang, agar apa yang

dilakukan dalam praktikum bisa berjalan lancar. praktikum ini cukup berjalan

baik, tetapi karna keterbatasan waktu sehingga masih ada beberapa larutan yang

tak dapat diuji coba, jadi sebaiknya waktunya diperhatikum dan dipercepat agar

semua yang dipraktikumkan bisa dapat semua dikerjakan.

Page 65: Kimia Dasar 1

65

DAFTAR PUSTAKA

Anwar. 1987. Kimia Dasar I. Bandung : ITB

Jho, Djamaludin.2002. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.

Lingley, Billy C. 2002. Electrical application for air conditioning &

refrigeneration system. USA : The Fairmont press, ins

Setyadi, Markus.1989.Dasar Ilmu Kimia. Depok : Erlangga.

Supadi,M.Si.2000. Kimia Dasar 1. Jakarta : Erlangga

Svante, Arrhenius.1883.Kimia Dasar 2. Jakarta: Universitas Terbuka

Page 66: Kimia Dasar 1

66

LAMPIRAN

Pertanyaan Prapraktik

1. Apa yang dimaksud dengan daya hantar listrik?

Jawab :

Daya hantar listrik adalah parameter yang dipengaruhi silimitas tinggi

rendahnya berkaitan erat dengan nilai silimitas.

2. Bagaimana suatu larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik ?

Jawab :

Ini untuk pertama kalinya diterapkan oleh Svante August Arrhenius (1859-

1927), seorang ilmuan dari swedra. Ia menemukan bahwa zat elektrolit

dalam air akan terurai menjadi partikel berupa atom dan gugus atom yang

bermuatan listrik. Secara total larutan tidak bermuatan, maka jumlah

muatan positif dalam larutan harus semua dengan muatan negatif.

3. Jelaskan cara kerja pengukuran daya hantar listrik dengan menggunakan

alat multimeter ?

Jawab :

Larutan dimasukan kedalam gelas beker, kedua kutub dari alat multimeter

dicelupkan kedalam larutan, lalu diamati berapa nilai arus listriknya.

Evaluasi

1. Apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit ?

Jawab :

Larutan elektrolit merupakan larutan yang dapat menghantarkan listrik

dengan memberi gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau

timbulnya gelembung gas dalam larutan.

2. Bagaimana sifat dari larutan yang bersifat elektrolit kuat, lemah, dan non

elektrolit ?

jawab :

Page 67: Kimia Dasar 1

67

- larutan elektrolit kuat = larutan yang mempunyai daya hantar

listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya

air) seluruhnya berubah menjadi ion-ion (alpha=1).

- larutan elektrolit lemah = larutan yang daya hantar listriknya lemah

dengan derajat ionisasi sebesar 0 (alpha<1).

- larutan Non elektrolit = larutan yang tidak dapat menghantarkan

arus listrik dan tidak menimbulkan reaksi apa-apa.

3. Berikan masing-masing tiga buah contoh senyawa yang bersifat elektrolit

kuat, elektrolit lema, non elektrolit ?

Jawab :

- senyawa elektrolit kuat.

Contoh : NaCL, HCL, NaI,NH4CL.

- senyawa elektrolit lemah.

contoh : NH4OH, CH3COOH.

- senyawa Non elektrolit.

Contoh : urea {CO(NH2)2}, gula {(C12H12O11)}, glukosa{C6H12O},

alkohol{C2H5OH}

4. Jelaskan pengaruh jenis senyawa dan konsentrasi suatu larutan terhadap

daya hantar listrik ?

Jawab :

Jenis senyawa non elektrolit tidak bisa menghantarkan listrik, dengan kata

lain daya hantar listriknya nol. Jenis senyawa elektrolit bisa

menghantarkan arus listrinya > nol. Semakin besar konsentrasi dari suatu

senyawa elektrolit, maka akan semakin besar pula daya hantar listrik

larutan tersebut.

Page 68: Kimia Dasar 1

68

PERCOBAAN V

PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN DAN

ANALISIS MELALUI PENGENDAPAN

I. Tujuan

1. Memisahkan campuran dengan cara 1) Sublimasi, 2) Dekatasi, 3)

Ekstraksi, 4) Kristalisasi 5) Kromotografi.

2. Mengendapan Barium Klorida dan menentukan persentasi hasil dari

Barium Kromat

3. Menentukan persentasi barium klorida dari suatu campuran

4. Mengalami dan menggunakan Rumus Stiokiometri dalam reaksi kimia

5. Mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan endapan.

II. Teori

Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang

saling bercampuran serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah

tercampur atau tercemar. Campuran adalah setiap contoh materi yang tidak murni,

yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa.

Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan dua zat

berlainan atau lebih menjadi zat fisik. Setiap zat dalam campuran ini tetap

memperhatikan sifat-sifat aslinya. Sifat asli campuran :

- Campuran terbentuk tanpa melalui reaksi kimia

- Mempunyai sifat zat asalnya

- Terdiri dari dua jenis zat tunggal atu lebih

- Komposisinya tidak tetap.

Pemisahan ada 4 cara yaitu : ekstraksi, dekantasi, kristalisasi, dan

kromatografi. Dalam percobaan ini digunakan kromatografi partisi. Dipengaruhi

oleh jenis fase geak atau pemisahan terjadi karnaa adanya perbedaan kepolaran

senyawa yang dianalisis terhadap pelarut. Dalam system kromatografi

perbandingan gesekan zat terhadap aliran pelarut adalah tetap dan merupakan sifat

Page 69: Kimia Dasar 1

69

yang khas. Hal ini dinyatakan sbagai harga Rf yang didefinisikan sebagai Rf =

jarak yang ditempuh zat : jarak yang dittempuh pelarut

(Syukuri,1999).

Suatu campuran dapat dipisahkan dengan beberapa cara:

1) Memisahkan zat padat dari suatu senyawa :

- Penyaringan biasanyan digunakan kertas sarig yaitu pomnya relative kecil

sehingga akan menahan partikel suspense

- Saritigasi dapat digunakan untuk memisahkan zat yang jumlah nya sedikit.

2) Memisahkan zat padat dari larutannya

- Penguapan larutan dipanaskan sehingga pelarutnya menguap dan

meninggalkan zat pelarutnya.

- Pengkristalan larutan pekat didinginkan sehingga zat terlarutt

mmengkristal.

3) Memisahkan campuran dari jenis padatan

- Sublimasi, memisahkan komponen yang dapat menyublin dari campuran

yang tidak dapat menyublin

- Kristalisasi : berdasarkan larutan dan kompnen dalam pelarut tertentu

(Michael Purba : 2004:35).

Memisahkan sedikit elektrolit tampaknya menyebabkan sol liofobik

(setidak-tidaknya dalam air) tetapi penambahan jumlah yang lebih banyak

menyebabkan partikel-partikel bergabung dan membentuk endapan pristiwa ini

disebut koagulasi. Ion efektif dalam menyebabkan pengendapan dari sol adalah

yang muatannya berlawanan dengan muatan dari partikel koloid. Pengaruh

pengendapan akan bertambah dengan bertambahnya valensi dari nol

(Respati,1986:162).

Bila suatu zat dapat terlarut dalam dua terlarut dalam dua pelarut yang

tidak bercampur dan ketiga ada bersama-sama maka zat tersebut terbagi kedalam

dua pelarut tersebut dalam kondisi pelarut berharga tetap pada suhu yang tetap

pernyataan ini dikenal sbagai hukum distribusi. Hukum ini berlaku bila larutannya

Page 70: Kimia Dasar 1

70

encer dan zat terlarut mempunyai struktur molekul yang sama dalam kedua

pelarut.

Untuk larutan encer perbandingan fraksi mol dapat diganti dengan

perbandingan knsentrasi untuk campuran I2 dalam air dan C1I4,diperoleh:

KCl= Cl2 dalam CcL2 : Cl2 dalam H2O = 84

KCl= Koefisien distribusi

Pengetahuan tentang koefisien distribusi sangat penting proses ekstraksi

yaitu pengambilan zat terlarut dalam suatu larutan dengan pelarut lain. Bila

ekstraksi diulang beberapa kali dengan cara pengekstrak dan volumenya tiap kali

sama, maka tiap kali jumlah zat terlarut berkurang

(Sukardjo:1990).

Bila suatu larutan asam klorida ditambahkan suatu larutan perak

nitrat,partikel-partikel halus endapan padat turun kedasar labu. Persamaan

kesetimbangan antara fase padat dari garam yang tidak larut dan ion-ionnya dalam

laruttan

(AgCl → Ag + Cl¯)

Tetapan kesetimbangan antara fase padat dari garam yang tidak larut dan

ion-ionnya dalam larutan.

AgCl = [Ag] [Cl¯]

[Ag Cl]

Konsentrasi [AgCl] padat tetap sehingga [Ag Cl] padat digabungkan

dengan memberikan dengan memberikan tetapan baru yang diberi lambang KSP :

Kc=[AgCl]=[Ag] [Cl¯]

Ksp=[Ag] [Cl¯]

Page 71: Kimia Dasar 1

71

Ksp disebut titipan hasil kali larutan harga Ksp tetap meskipun terdapat

zat-zat yang lain dalam larutan

(Yuliandi:2000).

Page 72: Kimia Dasar 1

72

III. Prosedur Percobaan

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1. Pemisahan komponen dari campuran

a) Alat

- Cawan penguap - Gelas piala

- Neraca - pipa kapiler

- Bunsen

- Kertas saring

- Kaca arloji

b).Bahan

- NaCl

- NH4Cl

- C1C4

- 25 ml Air

- Butanol

- Asam nitrat

3.1.2. Analisis melalui pengendapan

a). Alat

- Gelas piala 250 ml

- Neraca

- Pengaduk

- Bursen

- Kertas saring 20 hatwan

b). Bahan

- Kira-kira 1 gr

- (0,8-1,29) BaCl

- 25 ml air suling

- K2CrO4 0,2 M Sebanyak 25 ml

Page 73: Kimia Dasar 1

73

3.2 Skema kerja

Pemisahan Komponen dari Campuran

a) pemisahan dengan cara koonversional

NH4Cl 0,1 gr, NaCl 0,1 gr,SO2 0,1 gr

- ditimbang cawan penguap dan diletakkan

sampai, asap putih betul-betul habis

- didinginkan setelah ditimbang.

- ditambahkan pada padatan yang terbentuk dan

- diamati 10 perak selama 5 menit

25 ml air

Larutan

- didekantasikan dengan cermat pada cawan penguap

lain yang sudah ditimbang dicuci tangan dengan air

sampai padatan betul-betul bebas NaCl

- ditempatkan cawan penguap yang mengandung larutan

NaCl

- dibiarkan sampai terbentuk Kristal NaCl kering,

ditimbang

SiO2

- dikeringkan dengan pembakaran bensin

- ditempatkan cawan penguap yang mengandung

SiO2

- ditutup dengan kaca arloji

- didinginkan sampai suhu kamar setelah SiO2 kering

dan tidak terjadi penguapan lagi

- ditimbang

Hasil

Page 74: Kimia Dasar 1

74

b) pemisahan dengan kromatografi

Campuran Butanol,asam asetat dan air

Analisis Melalui Pengendapan

a) Pesentase hasil melalui barium kromat

1 gr (0,8-1,2 gr) BaCl2

- disediakan bejana kromattografi atau gelas piala 25 ml

- disikan pada bajana lalu tutup dengan kaca untuk menjenukan

bejana dengan eluen

- digunting kertas saring (3x1,5cm),dibuat garis (3x8,5cm) dari

bagian bawah kertas

- digantungkan kertas saring yang telah diberikan noda dalam

bajana kromatografi

- dibiarkan sampai diiperoleh pemisahan yang baik,pelarut

dibiarkan bergerak sampai 1cm menjelang tepi kertas saring

- dittentukan harga Rf dari setiap noda yag diperoleh

Hasil

- ditimbang gelas piala dicatat bobotnya

- dimasukkan kedalam piala kembali dan ditimbang kembali

- ditambahkan 25 ml air diaduk-aduk sampai larutan homogeny

- dimasukkan K2CrO4 0,2 M sebanyak 25ml diaduk-aduk dan

diamati endapan yang terbentuk

- diisi dengan beberapa tetes larutan K2CrO4 apakah endapan

masih terbentuk ditambahkan terus K2CrO4 sampai endapan

BaCrO4 tidak terbentuk lagi

- dipanaskan sampai mendidih dialihkan dari api dan saring

dengan kertas saring whatman yang bobot tidak diketahui

- diambil kertas saring beserta endapannya,dikeringkan,ditinban,

dan dicatat bobotnya

- dihitung hasil teoritis endapan BaCrO2 dan ditentukan persen

Page 75: Kimia Dasar 1

75

HASIL

b) Persentase barium klorida dalam campuran

Barium klorida

HASIL

- didapatkan campuran,dicatat bobotnya

- dihitung prosedur A

- dihitung massanya dalam campuran dan

- dihitung persentasenya dalam campuran semula

Page 76: Kimia Dasar 1

76

IV. Hasil dan Pembahasan

4.1. Data Dan Perhitungan

1) Pemisahan dengan cara konvensional

Bobot cawan penguap dan contoh semula : 88,468 gr

Bobot cawan penguap : 87,968 gr

Bobot contoh : 0,5 gr

Persentase NaCl : 99,9 %

Perhitungan :55,37 : 58,4 x 100 % = 99,9%

Bobot cawan + SiO2 : 58,4 gr

Bobot cawan : 57,902 gr

Bobot SiO2 : 0,5 gr

Persentase :113%

Perhitungan :66 : 58,4 x 100%= 113%

Bobot sampel

Bobot NaCl + SiO4 = 58,37 gr + 66 gr : 124,37 gr

Selisih bobot

Bobot SiO4 – NaCl = 66 - 58,37= 1,63 gr

2) Pemisahn dengan kromatografi

No noda Noda Rf Warna

1 4,5/6,5=0,652 Abu-abu

2 5/6,5=0,769 Hitam

3 6/6,5= Ungu

Analisis Melalui Pengendapan

A) Persentase hasil bariun kromat

Bobot gelas piala + BaCl2 :103,54 gr

Bobot BaCl :1 gr

Bobot kertas saring +endapan BaCrO4 :2,68 gr

Bobot kertas saring :0,94 gr

Page 77: Kimia Dasar 1

77

Hasil nyata endapan BaCrO4 :serbuk kuning yang

lengket pada kertas

saring.

Perhitungan hasil teeoritis BaCrO4

Bobot endapan BaCrO4 (hasil teoritis) :1,216

Perhiitungan persentase hasil : % BaCrO4

1,74: 1,216 x 100%

1,43x100%

` 143%

Persentase hasil BaCrO4 :143%

Page 78: Kimia Dasar 1

78

4.2 Pembahasan

A) Pemisahan dengan cara konversional

Pada percobaan ini kami mencampurkan 3 senyawa NH4Cl,NaCl,SiO4

yang masing-masing mempunyai 0,5 gr. Dengan menggunakan pemisahan

campuran secara konvensional persentase bahan yang dipisahkan adalah dimana

(gram zat yang terbentuk) (gram sample) x 100%.

Campuran itu dipanaskan dalam cawan penguap sampai terlihat asap

putih,asap putih yang timbul adalah NH4Cl yang menyublin. Massa NaCl = bobot

cawan penguap dan contoh bobot semula – bobot penguap sesudah bobot

penyublin sehingga diperoleh persentase NaCl=99,9% denngan perhitungan =

588,37:588,4x100% = 99,9%

Bobot NaCl : bobot campuran x 100%

Pada pemanasan larutan SiO2 diperoleh persentase

% SiO2= bobot SiO2 : bobot sampel x 100%

=66:58,4 x 100%

= 113%

Dari data tersebutt bobot sampel yang diuraikan adalah bobot NaCl +

bobot SiO2 = 58,7+66 gr = 124,37 gr

Dan dapat diketahui selisih bobot

SiO2- NaCl = 66-58,37

=1,63 gr.

B) Pemisahan dengan kromatografi

Pemisahan warna yang menunjukkan pemisahan komponen dipengaruhi

oleh perbedaan fase gerak dari kepolaran senyawa. Apabila zat-zat tidak teerpisah

sbagaimana mestinya artinya baik fase gerak maupun kepolarannya hampir atau

sama. Berdasarkan rata-rata Rf , rata-rata kecepatan setiap zat adalah Rf= (Rf

total) : banyak warna = 2,386 : 3 = 0,,7953

Rf yang meningkatkan terjadinya pemisahan zat yang berada disekitaar

angka nol. dalam hal ini perbedaan Rf yang diperoleh. Menurut teori nilai Rf

ditentukan oleh adanya pelarut ukuran bejana,sifat campuran,suhu,dan kertas.

Page 79: Kimia Dasar 1

79

Dalam percobaan ini kami membuat noda ppada kertas saring dengan

menggunakan penodaan spidol/pena direndam dalam campuran air, warna yang

terurai adalah abu-abu, hitam, ungu.

Perbandingan gerakan zat terhadap zat aliran pelarut adalah tetap

dinyatakan dengan Rf = jarak yang ditempuuh zat : jarak yang ditempuh pelarut

= 4,5 /6,5 = 0,695 (abu-abu)

=5/5,6 = 0,769 (hitam)

=6/6,5 = 0,923 (ungu)

Anallisis Melalui Pengendapan

Persentase hasil barium kromat

Pada percobaan yang telah dilakukan,penccampuran baCl2, dengan

sejumlah air dihasilkan larutan homogen berupa larutan BaCl2. Penambahan 25

ml K2CrO4 0,2 M menghasilkan endapan BaCrO4 dengan persamaan reaksi..

BaCl2.2H2O+K2CrO4 → 1CrO4 + 2KCl+2H2O

Terbentuknya endapan tersebut karena hasil kali konnsentrasi ion-ion

BaCrO4 lebih besar dari Kspnya.. Untuk endapan terbentuk sempurna maka

ditambahkan bebrapa tetes larutan K2CrO4, dengan penambahan K2CrO4 maka

konsentrasi BaCrO4 semaki kecil sehingga harga larutan semakin besar daripada

harga Ksp, akibatnya terjadi endapan tambahan. Persaamaan ion bersih dari

BaCrO4

BaCrO4→Ba² + CrO2²¯

Agar dapat diperoleh hasil endapan yang mudah disaring dengan partikel

yang relatf Kasar larutan dipanaskan sebelum penyaringan. Pada hasil

pengamatan daan perhitungan,berat BaCrO4 + kertas saring sebesar 2,68 gr dan

berat teoritis sebesar 1,216 gr.

Hasil teoritis diperoleh dengan menghitung dan menggunakan hukum

stoikiometri sehingga persentase endapan yang diperoleh adalah 143% menurut

teori endapan persentase seharusnya kurang atau sama 100% (tidak boleh lebih

100%).

Page 80: Kimia Dasar 1

80

Dari persentae 143% menunjukkan telah terjadi kesalahan dalam praktikum,

hal ini terjadi karena kekurang telitian prakttikum dalam pengamatan dan

perhitungan. Kurang keringnnya endapan waktu pengerinngan maupun

penggunaan kertas saring juga berpengaruh terhadap hasil yang didapat.

Page 81: Kimia Dasar 1

81

V. Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa;

1) Pemisahan komponen dari campuran dapat dilakukan dengan cara

sublimasi, ekstraksi, dekantasi, kristalasi dan kromatografi.

2) Suatu zat akan mengendap apabila hasil kali kelarutan ion-ionnya lebih

besar daripada harga Ksp.Persentase hasil suatu zat dapat ditentukan

dengan rumus;

% hasil zat =

x 100%

3) Dapat mengalami dan menggunakan hukum stoikiometri dalam reaksi

kimia. Misalnya: menghitung persentase hasil menyaring.

4) Dapat mengembangkan keterampilan menyaring dan memindahkan.

5.2. Saran

Diharapkan sebelum melakukan praktikum bahan dan alat dilengkapi

sehingga praktikum berjalan dengan lancar. Sebaiknya pakai masker dan sarung

tangan agar terhindar dari zat-zat yang berbahaya.

Page 82: Kimia Dasar 1

82

DAFTAR PUSTAKA

Michael purba.2004.Kimia.Jakarta:Erlangga

Respati.1986.Dasar-dasar Ilmu Kimia.Yogyakarta:UGM

Syukri.1999.Kimia dasar I.Bandung:ITB

Sukardjo.1990.Kimia Fisika.yogyakarta:Bina Aksara

Yuliandi.2000.Kimia Dasar I ..Jakarta:Erlangga

Page 83: Kimia Dasar 1

83

LAMPIRAN

Pertayaan prapraktek

1. Apa yang dimaksud dengan pemisahan komponen dari campuran?

Jawab:

Pemisahan komponen dari campuran adalah memisahkan komponen yang

menyusun suatu campuran (zat terlarut) dengan pelarutnya (dapat berupa

zat padat, cair dan gas)

2. Sebutkan cara-cara pemisahan yang anda ketahui dan jelaskan prinsipnya?

Jawab:

Sublimasi adalah pemisahan padatan dari campuran berbentuk padatan

dengan cara penguapan.

Ekstrasi adalah proses pemisahan komponen zat dari suatu campuran

berdasarkan perbedaan kelarutan.

Dekantasi adalah proses pemisahan cairan dari padatannya dengan

menuangkan aupernatan9perlahan).

Kristalisasi adalah proses pemisahan cairan dari padatannya

berdasarkan kelarutan.

Kromatografi adalah pemisahan zat padat dari campurannya

berdasarkan perbedaan migrasi seyawa.

Destilasi adalah cara pemisahan pada campuran zat-zat yang

didasarkan pada per bedaan titik didihnya.

3. Apakah yang disebut Rf dan apa peranannya dalam proses pemisahan?

Jawab:

Rf merupakan perbandingan dari jarak yang ditempuh zat dan jarak yang

ditempuh pelarut. Rf digunakan untuk keperluan identifikasi, noda-noda

sering ditentukan coraknya dengan harga Rf.

4. Berikan definisi untuk: flitral, %komposisi, endapan, stoikiometri,

supernatan dan hasil teortitis!

Jawab:

Flitral adalah zat hasil filtrasi (penyaringan) dari suatu campuran

%komposisi adalah persentase setiap unsur dalam senyawa.

Page 84: Kimia Dasar 1

84

Endapan adalah komponen yang tidak larut dan biasanya terdapat pada

bagian bawsah suatu campuran.

Stoikiometri adalah kajian tentang pengukuran partikel-partikel/ unsur-

unsur yang terdapat dalam senyawa dalam reaksi kimia.

Supernatan adalah perlahan-lahan (hati-hati)

Hasil teoritis adalah banyaknya produk yang diperoleh dari reaksi yang

berlangsung sempurna.

5. Bagaimana menguji apakah endapan telah sempurna?

Jawab:

Dengan memasukkan beberapa tetes larutan yang kita ujikan/reaksikan

sehingga tidak lagi terlihat pengendapan.

6. Masalah apa yang terjadi jika endapan yang tejadi tidak sempurna?

Jawab:

Jika endapan yang terjadi tidak sempurna, maka sebagian bobot yang

seharusnyan Mengendap terpaksa harus menguap karena masih menyatu

dengan bagian Larutan yang paling atas.

7. Apakah yang anda larutan jika partikel endapan kelihatan dalam filtrat?

Apakah sumber utama dari kesalahan percobaan tersebut?

Jawab:

Apabila partikel endapan kelihatan dalam filtrat maka harus

dilakukanpenyaringan kembali sampai tidak ada lagi partikel dalam filtrat.

Sedangkan sumber utama dari kesalahan tersebut adalah kertas saring

yang digunakan tidak sesuai atau praktikan yang kurang teliti dalam

menyaring.

Pertanyaan pasca praktek

1. A. Bagaimana cara anda memisahkan HiCO3 dari Na2CO3?

Jawaban: dengan memasukkan Na2CO3 ke dalam air aduk hingga

homogen dan nantinya akanterbentuk endapn. Endapan tersebut adalah

NiCO3. Campuran tersebut kemudian didekantasi sebagai tidak ada lagi

Na2CO3 yang tertinggal dalam endapan NiCO3.

Page 85: Kimia Dasar 1

85

B. Bagaimana cara anda memisahkan AgCl dari BaCl2?

Jawaban:

dengan cara memasukkan campuran kedalam air, setelah itu campuran

diekstraksi untuk mendapatkan AgCl.

C. Bagaimana cara anda memisahkan TeO2 dari SiO2?

Jawaban:

dengan cara memasukkan campuran ke dalam air, lalu ditambahkan O2+

dalamcampuran sebagai akibat ion sejenis akan memperkecil kelarutan

dan dipisahkan dengan cara dekantasi.

2. apakah ada cara pemisahan selain yang disebutkan dalam percobaan ini?

Jawaban:

ada, yaitu filtrasi, sentrifungsi, destilasi, sedimentasi, evaporasi, eksraksi

zat cair dan destilasi bertingkat.

3. Mengapa contoh NaCl perlu ditutup selama pemanasan?

Jawaban:

karena pada saat pemanasan, terdapat uap yang keluar, sehingga apabila

tidak ditutup akan mempengaruhi berat contoh NaCl.

4. Apa kekurangan dan kelebihan cara kromatografi sebagai alat analisis?

Jawaban:

Kelebihannya yaitu dapat memisahkan campuran secara kompleks, bahan

yang digunakan sedikit atau tidak terlalu rumit dan dapt mengetahui

dengan mudah warna penyusun menggunakan noda.sedangkan

kekurangannya yaitu prosesnya lama dan sukar menambahkan warna yang

tampak pada noda tinta.

5. Contoh magnesium klorida sebanyak 0,552gr dilarutkan dalam air dan

diendapkan dengan larutanperak nitrat. Jika endapan perak klorida

bobotnya 1,631gr, berapa persentase hasil?MgCl2 + 2AgNO3→ 2AgCl +

Mg(NO3)2

Page 86: Kimia Dasar 1

86

Jawaban:

Diket: Ms MgCl2 = 0,552gr

Ms endapan AgCl 1,631gr

Dit : % AgCl?

Mol MgCl2 :

= 0,0058 mol

Mol AgCl :

x 0,0058 = 0,0116 mol

Massa AgCl = mol AgCl x Mr

= 0,0116 mol x 143,4

= 1,66344 gr

% AgCl =

x 100%

=

x 100%

= 98,05%

Page 87: Kimia Dasar 1

87

PERCOBAAN VI

REAKSI – REAKSI KIMIA DAN REAKSI REDOKS

I. Tujuan

1) Mempelajari jenis reaksi kimia secara sistematis

2) Mengamati tanda-tanda terjadinya reaksi

3) Menulis persamaan reaksi dengan benar

4) Menyelesaikan reaksi redoks dari setiap percobaan

II. Teori

Reaksi kimia yaitu suatu proses dimana zat (senyawa) diubah menjadi satu

atau lebih senyawa baru. Dalam kimia, terdapat reaksi asam-basa yang dikenal

sebagai proses transper-proton. Kelompok reaksi oksidasi-reduksi (redoks)

dikenal juga sebagai reaksi transper electron.

Reaksi oksidasi dan reduksi berperan dalam banyak hal di dalam

kehidupan sehari-hari. Reaksi setengah selyang melibatkan hilangnya electron

disebut reaksi oksidasi. Istilah oksdidasi pada awalnya digunakan oleh kimiawan

untuk menjelaskan kombinasi unsure dengan oksigen. Reaksi setengah sel yang

melibatkan penangkapan elektron disebut reaksi reduksi.

Reaksi redoks yang terjadi oleh suatu spesi disebut disproporsionasi atau

reaksi autooksidasi. Spesi ini mengandung unsur yang mempunyai bilangan

oksidasi di antara bilangan oksidasi tertinggi dan terendah yang saling bereaksi

satu sama lain. Metode percobaan langsung untuk menentukan potensial

elektroda yaitu berdasarkan penentuan percobaan potensial.

Antara dua elektroda, bila dibuat suatu hubungan listrik antara dua daerah

yang mempunyai rapatan muatan yang berbeda maka muatan listrik akan mengalir

dari daerah yang mempunyai rapatan muatan yang lebih tinggi atau potensial

listrik yang lebih tinngi menuju daerah dengan potensial listrik yang lebih rendah.

Gabungan dua setengah sel disebut sel elektokimia

(Chang.2003.92).

Page 88: Kimia Dasar 1

88

Hubungan listrik antara dua setengah sel harus dilakukan dengan cara

tertentu, kedua elektroda logam dan larutannya harus berhubungan secara

sederhana elektroda saling dihubungkan dengan kawat logam yang

memungkinkan aliran elektroda. Aliran listrik di antara dua larutan harus

berbentuk migrasi ion. Hal ini hanya dapat dilakukan melalui larutan yang

“menjembatani” kedua setengah sel. Hubungan ini disebut jembatan garam.

Jembatan garam ini terdiri dari pipa U terbaik yang diisi dengan elektrolit yang

menghantarkan listrik seperti kalium klorida, dan disumbat dengan kapas pada

kedua ujungnya untuk mencegah aliran mekanis.

Jembatan ini menghubungkan kedua cairan tanpa mencampurnya.

Elektrolit dalam jembatan garam selalu dipilih sedemikian rupa sehingga tidak

bereaksi dengan masing-masing larutan yang dihubungkan nama alat ini biasa

disebut sel Galvani atau Sel Volta.

Angka yang biasanya tertera di pengukuran lingkar arus listrik

menunjukan perbedaan potensial di antara dua setengah sel tersebut. Karena

perbedaan potensial ini merupakan “daya dorong” elektron, maka sering disebut

daya elektromotif (eruf) sel atau potensial sel satuan yang digunakan untuk

mengukur potensial listrik adalah Volt, jadi potensial sel disebut juga Voltase Sel.

(Petrucci. 1989 : 96-97)

Dua aturan yang cocok untuk menghitung daya gerak listrik suatu sel

penentuan reaksi sel, dan untuk menentukan apakah reaksi sel seperti tertulis

berlangsung spontan daya gerak listrik sel E0 adalah daya gerak listrik bila semua

konstituen terdapat pada keaktifan satu.

Daya gerak listrik suatu sel sama dengan potensial elektroda standar

elektroda katode dikurangi potensial elektroda anode.

E0 sel = E

0 katode - E

0anode

Hasil E0 sel > 0 menyatakan reaksi berlangsung spontan, dan E

0 sel < 0

maka menyatakan reaksi berlangsung tidak spontan.

Page 89: Kimia Dasar 1

89

Reaksi yang berlangsung pada anode ditulis sebagai reaksi oksidasi dan

reaksi yang berlangsung pada anode ditulis sebagai reaksi oksidasi dan reaksi

yang berlangsung pada katode adalah reaksi reduksi.

Reaksi sel adalah jumlah dari kedua reaksi ini. Untuk mengetahui reaksi

redoks spontan atau tidak juga bisa dilihat dalam deret keaktifan logam yaitu : Li

K Ba Ca Na Mg Al Mn (H2O) Zn Cr Fe Ni Co Sn Pb (H) Cu Hg Ag Pt Au,

semakin kekanan maka potensial reduksinya semakin meningkat sehingga

semakin mudah untuk direduksi, dan semakin ke kiri makin mudah untuk

dioksidasi.

(Achmad.1993:82-85)

Elektroda acuan untuk mengukur potensial elektroda dipilih elektroda

hidrogen baku. Potensial elektroda standar suatu elektroda diberi nilai positif bila

elektroda ini lebih positif dari pada elektroda hidrogen standar, dan tandanya

negatif bila lebih negatif daripada elekrtoda hidrogen standar.

Penulisan dengan lambang digunakan untuk menggambarkan sebuah sel.

Penulisan ini disebut diagram sel, untuk sel elektrokimia :

Zn │Zn2+

││Ag+

│ Ag

Berdasarkan konvensi, maka sebelah kiri merupakan elektroda dimana

terjadi oksidasi dan disebut anode. Sedangkan kanan merupakan elektroda dimana

terjadi reduksi disebut katode. Garis tegak lurus tunggal merupakan batas antara

suatu elektroda dan fase lain. Garis tegak lurus ganda menekankan bahwa larutan

tersebut dihubungkan oleh jembatan garam.

(Barnasconi.1995:71)

Hukum Faraday adalah hukum dasar untuk elektrolisis dan elektroanalisis.

Hukum ini digunakan untuk menjelaskan pemakaian sel elektrolitik dalam

pemeriksaan kimia. Sehubungan dengan ini, Faraday merumuskan dua hukum

dasar yang dikenal hukum elektrolisis, yaitu :

Page 90: Kimia Dasar 1

90

Massa zat yang bereaksi pada elektroda sebanding dengan jumlah

kelistrikan yang mengalir melalui sel. Massa ekivalen zat yang berbeda dihasilkan

atau dipakai pada elektroda dengan melewatkan sejumlah tertentu muatan listrik

melalui sel.

(Asizin, Zainal.1986:170-172)

Page 91: Kimia Dasar 1

91

III. Prosedur Percobaan

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat :

1) Sudip

2) Cawan krus + tutup

3) Bunsen

4) Kaki tiga +kasa

5) Tabung reaksi

6) Pipet tetes

3.2.2 Bahan

1) Magnesium 0,5gr 22) NaNO3 0,5 M

2) Kristal CuSO4. 5H2O 23) 5 tetes H2O2 0,1 M

3) 1 ml latutan AgNO3 0,01 M 24) FeCl3 0,1 M

4) 0,1 gr serbuk Cu

5) 1 ml larutan HCl 0,1 M

6) 1ml larutan Hg(NO3)2 0,1 M

7) 1ml larutan Al(NO3)3 0,1 M

8) 3ml KI 0,1 M

9) Larutan Na3PO4 0,1M

10) Larutan HNO3 0,1 M

11) Larutan H2SO4 0,1 M

12) Larutan H3PO4 0,1 M

13) NaOH 0,1 M

14) NaHSO4 0,1 M

15) N2C2O4 0,1 M

16) NaOH 10 M

17) Larutan KMnO4

18) Cuso4 0,5 m

19) Logam Zn dan logam Cu

20) ZnSO4 0,5M

21) Pb (No3)2 0,5 M

Page 92: Kimia Dasar 1

92

3.2 Skema Kerja

a) Reaksi penggabungan

b) Reaksi penguraian

- Dimasukkan seujung sudip bahan utama ke

tabung reaksi

- Dipanaskan dengan Bunsen

- Diamati dan dicatat

c) Reaksi penggantian tunggal

- Diisi tabung reaksi dengan 1 mL AgNO3

0,01 M

- Dimasukkan o,1 gr serbuk Cu, dikocok

- Diisi tabung reaksi 1 mL HCl o,1 M

- Dimasukkan o,1 gr serbuk Mg

- Diamati dan dicatat

SERBUK Mg

HASIL

KRISTAL CuSO4.

5H2O

HASIL

LARUTAN AgNO3 0,01 M, HCl O,1 M

HASIL

- Disedikan alat dan bahan

- Diambil seujung sudip

- Dimasukkan ke dalam krus

- Dibakar pada nyala Bunsen

- Diamati dan dicatat

Page 93: Kimia Dasar 1

93

d) Reaksi penggantian rangkap

- Disediakan 3 tabung reaksi

- Diisi masing-masing tabung dengan bahan

utama1 mL

- Ditambahkan 1 mL KI o,1M

- Dicatat hasilnya

- Diualng lagi percobaan tersebut dengan

menambahkan 1 mL Na3PO4

e) Reaksi redoks serta perubahan warna

- Disiapkan 3 buah tabung reaksi

- Dimasukkan larutan X pada tabung 1

- Ditetesi Na2C2O4 0,1M

- Diamati apa yang terjadi

- Dimasukkan larutan XI pada tabung 2

- Ditetesi KMnO4 0,1M

- Diamati dan dicatat

- Dimasukkan larutan XII pada tabung 3

- Ditambah 1g kristal KMnO4

- Diapanaskan dalam lemari asam

- Diamat

Hg(NO3)3 0,1M ; Al(NO3)3 0,1M; AgNO30,01M

HASIL

X (H2SO4 6M, KMnO4 0,1M (0,5mL), XI

(NaHSO3 0,1M, NaOH 10M), XII ( HCl 6M)

HASIL

Page 94: Kimia Dasar 1

94

IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 Data dan Perhitungan

Persamaan reaksi Bukti terjadinya reaksi

A. Reaksi penggabungan

Mg + O2 MgO2

B. Reaksi penguraian

CuSO4 . 5H2O CuSO4 + 5H2O

C. Reaksi penggantian tunggal

1. Cu + 2AgNO3 Cu (NO3)2 + 2Ag

2. Mg + 2HCl MgCl2 + H2

D. Reaksi penggantian rangkap

1. AgNO3+ KI KNO3 +AgI

2. Hg(NO3)2 + 2KI 2KNO3 + HgI2

3. Al(NO3)3 + 3KIN 3KNO3 + ALI3

4. 3AgNO3+ Na3PO4 Hg3PO4 +3NaNO3

5.3Hg(NO3)3+2Na3PO4 Hg3(PO4)2+

6NaNO3

6. Al(NO3)3 + Na3PO4 AlPO4 + 3NaNO3

E. Reaksi netralisasi

1. HNO3 + NaOH NaNO3 + H2O

2. H2SO4 + NaOH Na2SO4 + 2H2O

3. H3PO4 + NaOH Na3PO4 + 3H2O

F. Reaksi redoks

1. Na2C2O4 + KMnO4

2. NaHSO4 + KMnO4

Tidak ada perubahan

Saat diapanaskan berwarna putih

berembun, dan menguap

Ada endapan, tetapi terpisah

Berwarna putih susu dan Mg

mengendap

Kuning

Berubah warna jadi orange, terdapan

endapan diatas

Tidak ada endapan

Ada endapan, larutan berwarna susu

Kuning pekat, ada endapan dibawah

Larutan berwarna kuning

Tidak ada perubahan(10tetes NaOH)

Ada endapan berwarna ungu

Tidak ada perubahan

Berwarna ungu, + Na2C2O4 tetap

ungu

Terdapat endapan diatas, berwarna

coklat

Page 95: Kimia Dasar 1

95

Reaksi –reaksi kimia dan reaksi redoks

Beberapa reaksi redoks

No Percobaan pengamatan Reaksi

1.

2.

3.

4.

CuSO4 + logam Zn

ZnSO4 + logam Cu

Serbuk Mg + Pb(NO3)2

Serbuk Mg + Zn(NO3)2

Serbuk Mg + NaNO3

H2O2 + H2SO4 + KI +

kanji

FeCl3 + H2SO4+ KI +

kanji

Tidak bereaksi

Ada endapan

Warna orange, setelah

ditambah kanji berwarna

coklat

Asap putih, berbau.

Setelah dibakar berwarna

coklat dan ditambah kanji

berwarna kuning.

3. HCl + KMnO4

Berwarna coklat, dipanaskan

langsung mendidih

Page 96: Kimia Dasar 1

96

4.2 Pembahasan

Pada percobaan kali ini kita mengamati perubahan kimia pada reaksi

kimia. Perubahan kimia yang terjadi berupa sifat-sifat fisik pada reaksi kimia

seperti bentuk gas ,perubahan warna dan bentuk endapan. Dalam percobaan yang

kami lakukan didaptkan hasil sebagai berikut:

1) Reaksi penggabungan

Pada serbuk Mg yang dimasukkan ke krus sebanyak 0,5 gr dan dibakar

pada nyala Bunsen. Setelah kami amati ternyata tidak terjadi perubahan warna,

berembun, dan tidak berbau. Secara kasat mata serbuk Mg terlihat berubah warna

menjadi abu-abu dan kering. Hal ini sesuai dengan reaksi yang terjadi:

Mg + O2 MgO2

2) Reaksi penguraian

Pada Kristal CuSO4 . 5H2O yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi

sebanyak 0,5 gr, kemudian dipanaskan dengan Bunsen. Setelah kami amati,

ternyata pada tabung reaksi berembun, terdapat asap putih, dan Kristal CuSO4 .

5H2O berubah menjadi warna putih. Hal ini sesuai reaksi yang terjadi :

CuSO4 . 5H2O CuSO4 + 5H2O

3) Reaksi penggantian tunggal

Pada sebuah tabung reaksi dengan 1 mL larutan AgNO3 0,01 M dan kami

masukkan serbuk Cu 0,1 gr, kemudian kami kocok larutan tersebut, setelah kami

amati ternyata terdapat endapan tetapi terpisah. Sehingga reaksi yang terjadi

adalah:

Cu + 2AgNO3 Cu (NO3)2 + 2Ag

Pada sebuah tabung reaksi dengan 1 mL larutan HCl o,1 M dan

dimasukkan 0,1 gr serbuk Mg. ternyata larutan menjadi putih susu dan serbuk Mg

mengendap. Sehingga reaksi yang terjadi:

Page 97: Kimia Dasar 1

97

Mg + 2HCl MgCl2 + H2

4) Reaksi penggantian rangkap

Pada percobaan ini kami menguji larutan AgNO3 0,01 M, Hg(NO3)2 0,1 M

dan Al(NO3)3 0,1 M . Keempat larutan tersebut kami masukkan ke tabung reaksi

yang berbeda untuk setiap larutan kemudian amsing-masing larutan tersebut kami

tambahkan KI 0,1 M sebanayk 1 mL. setelah kami amati, ternyata untuk larutan

AgNO3 berubah menjadi kuning, terdapat endapan karena andanya larutan AgNO3

yang mengendap di larutan KI encer, AgNO3 mempunyai sifat padat dari KI

sehingga terjadi reaksi:

AgNO3+ KI KNO3 +AgI

Dan untuk larutan Hg(NO3)2 + larutan KI encer, larutan berubah warna

menjadi orange dan ada endapan, karena Hg(NO3)2 mempunyai sifat padat dari KI

sehingga terjadi pengendapan.

Hg(NO3)2 + 2KI 2KNO3 + HgI2

Larutan Al(NO3)3 + larutan KI encer, larutan tersebut tidak berubah warna

sedikit pun. Kemungkinan kami salh dalam mereaksikan larutan tersebut dan juga

karena kami menggoyang-goyangkan tabung reaksinya.

Al(NO3)3 + 3KIN 3KNO3 + ALI3

Pada percobaan kedua kami masih menggunakan larutan yang sama

dengan penambahan larutan Na3PO4 . Untuk larutan AgNO3 + larutan Na3PO4

kami dapatkan hasilnya, ternyata larutan berubah warna menjadi putih susu dan

ada endapan. Untuk larutan Hg(NO3)3+ Na3PO4, larutan berubah warna kuning

bening dan ada endapan. Hal ini sesuai dengan reaksi yang terjadi :

3AgNO3+ Na3PO4 Hg3PO4 +3NaNO3

3Hg(NO3)3+2Na3PO4 Hg3(PO4)2+ 6NaNO3

Al(NO3)3 + Na3PO4 AlPO4 + 3NaNO3

Page 98: Kimia Dasar 1

98

5) Reaksi netralisasi

Pada percobaan ini kami menguji larutan HNO3 0,1 M, H2SO4 0,1 M, dan

H3PO4 0,1 M kedalam tabung reaksi yang berbeda untuk setiap larutan. Masing-

masing larutan kami teteskan fenolnaftalin sebagai indicator. Kemudian kami

tambahkan lagi beberapa tetes NaOh pada setiap larutan. Pada HNO3 tidak ada

perubahan warna dan pada larutan H2SO4 terdapat endapan berwarna ungu, serta

pada larutan H3PO4 tidak ada perubahan. Masing-masing larutan kami tambahkan

10 tetes NaOH. Sehingga reaksi yang terjadi :

HNO3 + NaOH NaNO3 + H2O

H2SO4 + NaOH Na2SO4 + 2H2O

H3PO4 + NaOH Na3PO4 + 3H2O

6) Reaksi redoks serta perubahan warna

Pada percobaan ini kami menguji larutan H2SO4 6M, NaHSO3 0,1M, dan

HCl 6M. masing-masing larutan kmai masukkan pada tabung reaksi yang

berbeda. Untuk larutan H2SO4 6M kami tambahkan KMnO4 0,1M + tetesan

larutan Na2C2O4 0,1 M. Saat larutan H2SO4 6M kami tambahkan KMnO4 ternyata

larutan berubah warna menjadi ungu, lalu kami tambahkan Na2C2O4 ternyata

larutan tetap berwarna ungu walaupun sudah diberi beberapa tetesan. Untuk

tabung ke 2 , larutan NaHSO3 + 1 mL NaOH dan diteteskan larutan KMnO4 . Saat

penambahan NaHSO3 + 1 mL NaOH larutan menimbulkan gelembung dan

ditambahkan KMnO4 larutan terdapat endpan diatas berwarna coklat dan

bergelembung. Untuk tabung 3, larutan HCl + KMnO4 berwarna cokalt dan

berbau menyengat lalu kami panaskan ternyata larutan tersebut langsung bereaksi.

7) Beberapa reaksi redoks

Pada percobaan ini kami menguji serbuk Mg + Zn(NO3)2 , hasil

pengamatan menunjukkan tidak terjadi reaksi, tetapi seharusnya menurut teori

terjadi reaksi . Sedangkan pada reaksi Mg + NaNO3 hasil pengamatan dapat

Page 99: Kimia Dasar 1

99

bereaksi , tetapi menurut teori tidak dapat bereaksi karena Mg terdapat disebelah

kanan logam Na sehingga tidak dapat bereaksi. Apabila dilihat dari hasil yang

diperoleh tersebut, terdapat kekeliruan hasil, mungkin praktikan lupa mana tabung

yang berisi Mg + Zn(NO3)2 dan tabung berisi Mg + NaNO3 sehingga hasilnya

seperti kebalikan.

Pada percobaan kedua kami menguji H2O2 + H2SO4 + KI + kanji. Setelah

diamati pada saat larutan H2O2 + H2SO4 + KI larutanberwarna orange , setelah

ditambahkan kanji larutan berubah warna menjadi coklat. Percobaan ketiga kami

menguji FeCl3 + H2SO4+ KI + kanji yang menimbulkan asap putih , berbau dan

setelah dibakar berwarna coklat serta ditambahakan kanji berubah warna menjadi

kuning. Hasil pengamatan tersebut sesuai dengan teori yang ada.

Page 100: Kimia Dasar 1

100

V. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1) Ada 5 jenis reaksi kimia biasa yaitu yaitu reaksi penggabungan, reaksi

penguraian, reaksi penggantian tunggal, reaksi penggantian rangkap dan

reaksi netralisasi serta reaksi reduksi oksidasi (redoks) yang sering

terjadi.

2) Tanda-tanda reaksi kimia dapat berupa timbulnya gas, endapan, perubahan

warna dan perubahan suhu.

3) Menulis persamaan reaksi yang paling penting adalah penyetaraan unsur-

unsur yang ikut bereaksi.

4) Reaksi redoks dapat disetarakan dengan dua cara, yaitu:

a. Cara perubahan biloks

b. Cara setengah reaksi

5.2 Saran

Pada saat melakukan praktikum , praktikan diharapkan tenang dan berhati-

hati terhadap senyawa ? larutan yang diuji. Usahakan memakai sarung tangan dan

masker saat melakukan percobaan. Untuk asisten laboratorium terima kasih

selama ini telah membimbing kmai saat melakukan praktikum dengan sabar.

Page 101: Kimia Dasar 1

101

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. dkk.1993. Kimia Dasar I. Jakarta: Universitas Terbuka.

Asikin, Zainal. dkk. 1986. Penuntun Belajar Kimia Teori dan 44 soal. Jakarta :

Erlangga.

Barnasconi,G.1995. Teknologi Kimia Bagian 2. Bandung : Bumi Aksara.

Chang, Roymond.2003.Kimia Dasar Edisi ke-3 Jilid I. Jakarta : Erlangga

Petrucci, Ralph H. 1989. Kimia Dasar Edisi Ke-4 Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Page 102: Kimia Dasar 1

102

LAMPIRAN

1. Pertanyaan prapraktek

1. Berikan definisi dari istilah-istilah berikut ;

Jawab:

a. Katalis adalah suatu zat yang dapatmempercepat jalannya laju

reaksi

b. Deret elektromagnetik adalah suatu deret yang menyatakan

susunan unsur-unsur berdasarkan kemampuan mereduksi dari

yang paling kuat sampai yang lemah

c. Reaksi eksotermik adalah reaksi yang melepaskan kalor dari

sistem ke lingkungan

d. Endapan adalah komponen campuran yang tidak ikut larut dan

biasanya terdapat di bagian bawah larutan

e. Produk adalah zat hasil reaksi

f. Pereaksi adalah zat-zat yang bereaksi

2. Terangkan arti lambang-lambang berikut: ∆, WR, (s), (L), (g) dan (aq)

Jawab:

a. ∆ : reaksi diberi panas

b. WR : jumlah energi dalam reaksi

c. (S) : solid umtuk fase padat

d. (L) : liquid untuk fase cair

e. (g) : gas untuk fase gas

f. (aq): aqudes untuk fase larutan

3. Berapa kira-kira volume dalam tabung reaksi yang berisi sepersepuluh bagian?

Jawab:

x 250 = 25 ml

4. Apakah warna indikator PP dalam larutan asam?

Jawab: tidak berwarna

Page 103: Kimia Dasar 1

103

5. Hitung massa atom Cu dari sebagai berikut:

Bobot cawan penguap + logam M yang tidak diketahui 45,82gr

Bobot cawan penguap 45,361gr

Bobot cawan penguap + logam Cu 45,781gr

Jawab: bobot logam Cu = ( bobot cawan penguap + logam Cu) – (bobot

cawanpenguap)

= ( 45,781 – 45,361) gr

= 0,42 gr

6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan oksidasi dan reduksi!

Jawab:

Oksidasi adalah melepaskan elektron

Reduksi adalah menangkap elektron

7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan oksidator dan reduktor.

Jawab:

Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi (penurunan biloks)

Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi (kenaikan biloks)

2. Pertayaan pascapraktek

1. Identifikasi zat-zat berikut ini. Lihat kembali hasil pengamatan

a. Asap putih : reaksi penggabungan NH4Cl = O2

b. Cairan tak berwarna : reaksi penggantian rangkap = H2O

c. Gas yang dapat memadamkan api = reaksi penguraian H2

d. Padatan kelabu = reaksi rangkap tunggal Cu

e. Gas yang tak berwarna = reaksi penggantian tunggal MgCl2

f. Endapan jingga = reaksi penggantian rangkap KNO3endapan

kuning = reaksi penggantian rangkap NaNO3

g. Yang mengubah warna indikator = reaksi netralisasi NaOH

Page 104: Kimia Dasar 1

104

2. Buatlah persamaan reaksinya

a. Tembaga logam + oksigen tembaga (II) oksida

Jawab: Cu + ½ O2 CuO

b. Merkuri (II) nitrat + kalium bromida merkuri (I) bromida + kalium

Jawab : nitrat Hg(NO3)2 +2KBr 2HgBr + 2KNO3

3. Lengkapi persamaan reaksi berikut. Bila tidak ada reaksi, tulis TR.

a. Hg + Fe(NO3)2 TR

b. Zn + Ni(OH)2 Zn(OH)2 + Ni

c. Pb(NO3)2 +K2CrO4 TR

Page 105: Kimia Dasar 1

105

PERCOBAAN VII

PERBANDINGAN SENYAWA KOVALEN DAN IONIK

I. Tujuan

1. Mengenal perbedaan antara senyawa kovalen dan ionik.

2. Mempelajari jenis ikatan dan struktur molekul yang mempengaruhi

senyawa secara langsung.

3. Membandingkan sifat fisis dan kimia beberapa pasang isomer.

4. Mempersiapkan diri untuk memasuki praktikum kimia organik.

II. Teori

Ikatan kimia pada molekul awalnya dijelaskan sebagai interaksi atom-atom

melalui ikatan kovalen, yakni penggunaan elektron bersama untuk memperoleh

konfigurasi elektron gas mulia. Dengan munculnya teori mekanika kuantum,

penggunaan elektron bersama tersebut digambarkan oleh Walter Heitler dan Fritz

London (1927) sebagai interaksi orbital-orbital atomiknya, berupa tumpang tindih

orbital-orbital. Hal ini kemudian menjadi dasar teori ikatan kimia, yang disebut

teori ikatan valensi. Sebagai contoh, ikatan H – F pada molekul HF melibatkan

tumpang tindih satu orbital 1s dari atom H dan satu orbital 2p dari atom F

(Chang, 2004;101).

Namun demikian, teori ikatan valensi memiliki kelemahan yakni tidak dapat

menjelaskan pembentukan ikatan kovalen pada sebagaian molekul, termasuk

molekul kecil yang melibatkan atom seperti B, Be dan C. Sebagai contoh,

molekul CH4 yang memiliki 4 ikatan kovalen C – H. Dari pengamatan, CH4

diketahui memiliki bentuk molekul tetrahedron yang simetris, dengan panjang

ikatan C – H yang sama dan sudut H – C – H yang sama pula, yakni 109,5o.

Hal tersebut menunjukan bahwa keempat ikatan kovalen C – H adalah

ekiuvalen. Fakta tersebut sulit dipahami karena atom C memiliki satu orbitas 2s

dan tiga orbital 2p, dimana orbitas 2s-nya sudah terisi. Dengan kata lain, tumpang

tindih orbital-orbital atomic valensinya dengan orbital-orbital 1s dari atom H tidak

mungkin menghasilkan 4 ikatan C – H yang ekivalen.

Page 106: Kimia Dasar 1

106

Untuk mengatasi kelemahan tersebut, Linus Pauling mengemukakan teori

Hibridisasi yang berbunyi :

“ Orbital-orbital atomik dari suatu atom dengan perrbedaan tingkat energy

yang kecil, dapat bercampur dmembentuk orbital-orbital baru yang disebut orbital

atomik hybrid ”

(Keenam, 1980;204).

Ikatan elektrolvalen atau biasa dikenal dengan ikatan ion adalah gaya tarik-

menarik listrik antara ion yang berbeda muatan. Ikatan ion disebut juga ikatan

elektrovalen. Contohnya Natrium Klorida (NaCl) terdiri atas ion Na+ dan Cl

- . ion-

ion tersebut dibutuhkan oleh gaya tarik-menarik listrik sesuai dengan hokum

Coloumb.

Logam mempunyai daya tarik elektron yang lemah. Non-logam mempunyai

daya tarik elektron yang besar. Misalnya Natrium merupakan elektron yang

relative mudah melepaskan elektron (mempunyai energi ionisasi yang relatif

kecil), sedangkan Klorin merupakan non-logam dengan afinitas electron atau

keelektronegatifan yang besar. Ketika Natrium direaksikan dengan Klorin, maka

atom klorin akan menarik satu elektron dari natrium. Atom natrium berubah

menjadi ion positif, sedangkan atom klorin berubah menjadi ion negative.

Selanjutnya, ion-ion yang berbeda muatan itu saling tarik-menarik, sehingga

terbentuknya senyawa NaCl.

Ikatan ion hanya dapat terjadi jika unsur-unsur yang direaksikan mempunyai

perbedaan daya tarik electron (keelektronegatifan) yang cekup besar. Perbedaan

daya tarik electron yang cukup besar memungkinkan terjadinya serah-terima

elekton. Pada kenyataannya, hal itu terjadi pada ikatan antara logam (khususnya

golongan III A dan II A) dengan non logam VIIA dan VI A) senderung ionic

(Sukardjo, 1985;301)

.

Konfigurasi oktet juga dapat dicapai dengan memasangkan elektron

valensinya. Oleh karena mempunya keelektronegatifan yang relatif besar, unsur-

unsur non-logam cenderung mnearik electron. Sebagai contoh, pembentukan

ikatan molekul hidrogen (H2). Masing-masing atom H mempunyai 1 elektron.

Page 107: Kimia Dasar 1

107

Untuk mencapai konfigurasi stabil gas mulia terdekat, yaitu He (Z=2), dua atom

hydrogen saling memasangkan electron valensinya. Pasangan elektron tersebut

menjadi milik bersama, artinya ditarik oleh kedua inti atom yang berikatan.

Dengan demikian, kedua atom tersebut menjadi saling terikat. Ikatan yang

terbentuk karena penggunaan bersama pasangan elektron disebut ikatan kovalen

(Purba, 2000;89).

Ikatan kovalen terbagi menjadi bermacam-macam, yaitu :

Ikatan kovalen ragkap dan rangkap tiga

Dua atom dapat membentuk ikatan dengan sepasang, dua pasang atau tiga

pasang elektron bergantung pada jenis unsure yang berikatan. Ikatan yang

menggunakan dua pasang elektron disebut ikatan rangkap, sedangkan yang

menggunakan tiga pasang elektron disebut ikatan rangkap tiga.

Ikatan kovalen koordinat

Amonik (NH3) dapat bereaksi dengan Boron triklorida (BCl3) membentuk

senyawa NH3. BCl3. atom N dalam NH3sudah oktet dan mempunyai sepasang

elektron bebas. Dipihak lain, atom B dalam BCl3 sudah memasangkan semua

elektron valensinya, namun belum oktet. Atom N dari NH3 dan atom B dari

BCl3 dapat berikatan dengan menggunakan bersama pasangan elektron bebas

dari atom N. ikatan seperti itu disebut ikatan kovalen koordinat atau ikatan

dativ atau ikatan semipolar.

Ikatan kovalen polar dan non-polar

Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk karena menggunakan pasangan

elektron bersama

(Wirasasmita, 1989;81).

Page 108: Kimia Dasar 1

108

III. Prosedur dan Percobaan

3. 1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi

3. Pipet tetes

4. Thermometer

5. Gelas piala 100 mL

6. Gelas piala 150 mL

7. Erlenmeyer 150 mL

8. Batang pengaduk

9. Spatula

10. Kaca arloji

3.1.1 Bahan

1. Akuades

2. n-heksan

3. Sikloheksan

4. n-dekana

5. o-diklorobenzen

6. p-diklorobenzen

7. n-butil alcohol

8. t-butil alcohol

9. naftalen

10. C10H8

11. p-diklorobenzen

12. C6H4Cl2

13. NaCl

14. KI

15. MgSO4

Page 109: Kimia Dasar 1

109

3.2. Skema Kerja

a. Perbandingan titik leleh

senyawa kovalen

- Dimasukan ke tabung kapiler

- Ditekan ujung tabung

- Dibalik dan diketuk kapiler

- Diikat pipa kapiler dengan ternometer

- Dipanaskan

- Diaduk

- Dicatat suhu saat meleleh

Senyawa ionik

- Dimasukan ketabung kapiler

- Ditekan ujung tabung

- Dibalik dan diketuk kapiler

- Dipanaskan

- Diaduk

- Dicatat suhu saat meleleh

Naftalen, C10H8 , p-diklorobenzena, C6H4Cl2

HASIL

NaCl, Kalium Iodida, MgSO4

HASIL

Page 110: Kimia Dasar 1

110

b. Perbandingan Kelarutan

- Dimasukan ke tabung berbeda

- Dimasukan air

- Diaduk

- Diulangi percobaan dengan karbon

tetraklorida

- Dicatat hasil

c. Senyawa karbon berantai lurus dan lingkar (cincin)

- Diamati

- Dibandingkan sifat fisis

- Diamati

- Dibandingkan sifat fisis

Isopropil alcohol, NaCl, KI, p-diklorobenzena, naftalen, (CH3)2CHO,

MgSO4, C6H4Cl2, C10H8

HASIL

n-heksana dan sikloheksana

HASIL

n-heksan, n-dekana, minyak bumi

HASIL

Page 111: Kimia Dasar 1

111

d. Isomer

- Dicatat bau

- Dimasukan ke tabung

- Ditambahkan air dengan alcohol

setetes

- Digoyangkan

p-diklorobenzena, o-diklorobenzena, n-butil alcohol, t-

butil alkohol

HASIL

Page 112: Kimia Dasar 1

112

IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 Data dan Perhitungan

4.1.1 Data

a. Perbandingan kelarutan

Senyawa kovalen Kelarutan

Air Karbon tetraklorida

Naftalen Tidak larut Larut

Isopropil alcohol Larut sebagian Tidak larut

NaCl Larut sebagian Tidak larut

KI Larut sempurna Tidak larut

MgSO4 Larut sempurna Tidak larut

b. Senyawa karbon berantai lurus dan lingkar (cincin)

Senyawa Warna Bau

n-Heksana Jernih / bening Menyengat

Sikloheksana Jernih / bening Tidak menyengat

c. Isomer

Sifat fisis

Senyawa Warna Bau

n-butil alcohol Jernih / bening Lebih menyengat

t-butil alcohol Jernih / bening Tidak terlalu menyengat

Page 113: Kimia Dasar 1

113

4.2 Pembahasan

Peranan elektron dalam ikatan kimia adalah atom-atom dikatakan stabil

apabila konfigurasi elektronnya sama dengan konfigurasi gas mulia (struktur

duplet atau oktet ). Striktur duplet adalah struktur yang mempunyai dua elektron

dikulit terluar (sama dengan konfigurasi electron gas mulia). Struktur oktet adalah

struktur yag mempunyai delapan electron dikulit terluar sama dengan Ne, Ar, Kr,

Xe, Rn

(Wirasasmita, 1989;83).

Macam-macam ikatan kimia adalah ikatan ion da ikatan kovalen.

a. Ikatan ion

Ikatan ion adalah gaya tarik-menarik listrik antara ion yang berbeda muatan.

Ikatan ion disebut juga ikatan elektrovalen. Ion dapat terjadi karena adanya

serah terima elektron antar atom. Ikatan ini terbentuk antara:

Ion positif dengan ion negatif (oleh gaya elektro statis)

Atom-atom berenergi potensial ionisasi kecil dengan atom-atom

berelektronegatifan besar

Atom-atom unsure golongan I A, IIA dengan atom-atom unsur golongan

VI A, VIIA. Contoh :

HCl(g) H+

(aq) + Cl-(aq)

NaOH(s) Na+

(aq) + OH- (aq)

Sifat- sifat senyawa ion , yaitu :

- Bila cair dapat menghantarkan listrik

- Bila padat berbentuk Kristal

- Titik lebur dan titik didihnya tinggi

- Larut dalam pelarut polar

- Keras tapi rapuh

Logam mempunyai daya tarik elektron yang lemah . Non-logam mempunyai

daya tarik electron yang besar

(Purba, 2000;88-89).

Page 114: Kimia Dasar 1

114

b. Ikatan kovalen

Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk karena memiliki electron yang

digunakan bersama. Ikatan anatara sesama logam merupakan ikatan kovalen.

Larutan yang terbentuk karena penggunaan bersama pasangan electron disebut

ikatan kovalen.

Ikatan kovalen terjadi berdasarkan pemakaian pasangan electron bersama.

Ikatan ini terjadi sesame unsur bukan logam yang perbedaan elektronegatifitasnya

rendah.

Sifat – sifat senyawa kovalen :

- Senyawa kovalen polar dapat menghantarkan listrik

- Senyawa kovalen non-polar tidak dapat menghantarkan listrik

- Titik didih dan titik lebur relative lebih rendah dibandingkan senyawa ion

- Larut dalam pelarut non-polar

- Mudah menguap

Ikatan kovalen terbentuk antar unsure yang sama-sama cenderung menarik

electron, tetapi tidak memungkinkan terjadinya serah-terima electron karena

perbedaan keelektronegatifan

(Sukardjo, 1985;302).

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan bahwa Naftalen

pada kelarutan dengan air tidak larut sedangkan pada karbon tetraklorida larut.

Hal ini berarti membuktikan bahwa Naftalen memiliki ikatan kimia kovalen.

Isopropil alcohol pada kelarutan air larut sebagian sedangkan pada karbon

tetraklorida tidak larut. Hal ini berarti menunjukan bahwa isopropyl alcohol

mempunya ikatan ion yang akan tarik-menarik muatannya.

Natrium Klorida (NaCl) pada kelarutan air hasilnya larut sedangkan pada

karbon tetraklorida tidak larut. Hal ini berarti menunjukan bahwa natrium klorida

mempunyai ikatan ion yang berarti adanya ion muatan positif dan negative dalam

senyawa ini.

Page 115: Kimia Dasar 1

115

Kalium iodide pada kelarutan air menghasilkan larut dengan sempurna

sedangkan pada karbon tetraklorida tidak larut. Hal ini berarti menunjukan bahwa

kalium iodide ini mempunyai ikatan ion yang berarti terjadinya reaksi dalam

larutan ini karena unsure-unsur mengalami gaya yang tarik-menarik.

MgSO4 pada kelarutan air menghasilkan larutan yang sempurna terlarut,

sedagkan pada karbon tetraklorida tidak larut. Hal ini berarti menunjukan bahwa

MgSO4 ini mempunyai ikatan ion.

Pada praktikum senyawa karbon berantai lurus dengan lingkar (cincin)

didapatkan bahwa berdasarkan bau jika menyengat berarti memiliki ikatan ion yag

kuat dan sebaliknya jjika tidak menyengat berarti memiliki ikatan ion kovalen.

n-heksana memiliki warna yang bening atau jernih dan memiliki bau yang

sagat menyengat. Hal ini menunjukan bahwa n-heksana mempunyai ikatan ion.

Da sikloheksana memiliki warna yang bening atau jernih dan memiliki bau yang

tidak menyengat. Hal ini menunjukan bahwa sikloheksana mempunyai ikatan

kovalen.

Pada praktikum isomer, menentukan sifat fisis didapatkan bahwa n-butil

alcohol memiliki warna yang bening atau jernih dan bau yang sangat menyengat

dan t-butil alcohol memiliki warna bening atau jernih dengan bau yang tidak

terlalu menyengat jika dibandingkan dengan n-butil alcohol.

Page 116: Kimia Dasar 1

116

V. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

1. Mengenal perbedaan antara senyawa kovalen dan ionic. Senyawa ionic

adalah senyawa yang gaya tarik-menarik listrik anatara ion yang

berbeda muatan. Contoh : NaCl, KI, MgSO4. Senyawa ovalen adalah

senyawa yang memiliki titik didih dan titik leleh yang rendah daripada

senyawa ionic, senyawa kovalen polar dalam non-polar. Contoh : C10H8

dan isopropil alkohol

2. Mempelajari jenis ikatan dan struktur molekul yang mempengaruhi

senyawa secara langsung. Ikatan ion tersusun atas logam dan non-

logam. Ikatan kovalen tersusun atas non-logam dan non-logam.

3. Membandingkan sifat fisis dan kimia beberapa pasang isomer. Sifat

fisis berarti sifat yang tampak pada senyawa tersebut misalnya warna.

Sifat kimia berarti sifat yang tidak tampak misalnya bau.

4. Mempertsiapkan diri untuk memasuki praktikum kimia organik.

5.2 Saran

Praktikum ini berjalan cukup baik, walaupun ada beberapa larutan

yang tidak diuji karena keterbatasan waktu dan kurangnya larutan yang

ada pada laboratorium. Sebaiknya lebih memperhatikan dan

mengidentifikasi kejadian-kejadian yang mungkin saja bias terjadi.

Saran kami alat dan bahan praktikumnya lebih dilengkapi lagi semua

percobaan bias dilakukan.

Page 117: Kimia Dasar 1

117

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Keenam. 1980. Kimia I . Jakarta : Yudhistira.

Purba, Michael, dkk. 2000. Kimia I . Jakarta : Erlangga.

Sukardjo. 1989. Ikatan Kimia. Jakarta : Rineka Cipta.

Wirasasmita. 1989. Ilmu Kimia Jilid I . Klanten : Mancanan Jaya.

Page 118: Kimia Dasar 1

118

LAMPIRAN

a. Pertanyaan Pra-praktek

1. Apa sebabnya air disebut molekul polar ? Jelaskan dwikutub air

berdasarkan bentuk molekulnya ?

Jawab :

Molekul H2O bersifat polar karena ikatan O – H bersifat polar (ada

perbedaan keelektronegatifan) dan bentuk molekul yang tidak simetris. Pol

negative pada O dan pol positil pada H.

2. Tuliskan beberapa perbedaan senyawa ionic dan kovalen ?

Jawab :

Senyawa ionic memiliki titik leleh tinggi, kelatutan tinggi, dan daya hantar

listrik yang tinggi. Sedangkan, senyawa kovalen memiliki titik leleh yang

rendah, kelarutan yang rendah, dan daya hantar listrik yang rendah.

3. Gambarkan struktur isomer C3H6Cl12 (gambar setiap ikatan dengan

garis) !

Jawab :

CH3 – CH2 - CH3

4. Diantara senyawa berikut ini : MgCl2, C4H10, SO3, Li2O, C3H8, PCl3, HCl,

tentukan mana senyawa ionic dan senyawa kovalen ?

Jawab :

Ionik : MgCl2, , C4H10,Li2O,HCl

Kovalen : SO3, Li2O

5. Gambarkan ikatan rantai lurus dari siklus dari C4H8 ?

Jawab :

CH3 – CH = C = CH2

CH = CH

CH = CH

Page 119: Kimia Dasar 1

119

b. Pertanyaan Pasca-praktek

1. Manakah yang lebih tinggi titik lelehnya CaCl2, KI, atau CH3(CO)Cl ?

Jawab :

Kalium iodide dan CaCl2 memiliki titik leleh yang lebih tinggi daripada

aasetil klorida karena CaCl2 merupakan senyawa ionic dan CH3(CO)Cl

senyawa kovalen.

2. Mengapa naftalen tidak larut dalam air ?

Jawab :

Karena naftalenmerupakan senyawa kovalen dan bersifat non-polar

sedangkan air bersifat polar.

3. Mengapa senyawa ionic tidak dapat larut dalam heksana ?

Jawab :

Karena senyawa ionic bersifat polar sehingga senyawa ionic hanya dapat

larut pada senyawa yang bersifat polar juga, dan heksana adalah senyawa

non-polar.

4. Dietil eter sedikit larut dalam air. Jelaskan peraturan air dalam pelarut

eter?

Jawab :

Etil sukar larut dalam air karena molekul eter tidak terlalu polar serta tidak

ada ikatan hidrogennya.

5. Gambarkan 2 isomer eter dari etil eter !

Jawab :

C5H5 – O –C2H3 dietil eter

CH2 – C – C5H2 metal propel eter