kIMFIS, PRAKTIKUM3
-
Upload
rizky-dayu-utami -
Category
Documents
-
view
56 -
download
0
Transcript of kIMFIS, PRAKTIKUM3
-
JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA II
VISKOSITAS CAIRAN
Sabtu, 26 April 2014
Disusun Oleh :
Rizky Dayu Utami
1112016200070
Kelompok 4:
Amaliyyah Mahmudah
Mudzilatun Nupus
Annisa Etika Arum
Nurrachmawati
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
-
I. ABSTRAK
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk memahami cara penentuan
kerapatan zat cair (viskositas) dengan metode Ostwald dan falling ball (bola
jatuh). Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang
merupakan gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain.
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas
yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan
memilik viskositas yang tinggi. Dari praktikum yang dilakukan dan melalui
perhitungan terjadi perbedaan besar koefisien viskositas cairan pada dua
metode yaitu Ostwald dan falling ball, hal ini dikarenakan terjadi kesalahan
atau kekurang telitian praktikan pada saat melakukan percobaan.
II. PENDAHULUAN
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis
cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah,
dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memilik viskositas
yang tinggi. Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan antara
gaya-gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai: Geseran dalam
(viskositas) fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan
tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara
tegangan geser(s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah
yang disebut dengan viskositas (Burhanudin, 2014:8).
Aliran cairan dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe, yang pertama
adalah aliran laminar atau aliran kental, yang secara umum menggambarkan
laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah kecil. Aliran yang lain
adalah aliran turbulen, yang menggambarkan laju aliran yang besar melalui
pipa dengan diameter yang lebih besar (Dogra, 2009:210).
Koefisien viskositas secara umum diukur dengan dua metode:
Viskometer Oswald:waktu yang dibutuhkan untuk mengalirnya sejumlah
tertentu cairan dicatat, dan dihitung dengan hubungan
-
= ()4
Umumnya koefisien viskositas dihitung dengan membandingkan laju
aliran cairan dengan laju aliran yang koefisien viskositasnmya diketahui.
Hubungan itu adalah
1
2 =
1122
Metode Bola Jatuh: Metode bola jatuh menyangkut gaya gravitasi yang
seimbang dengan gerakan aliran pekat, dan hubungannya adalah:
= 2 2 ( )
9 atau =
2 2 ( )
dimana b merupakan bola jatuh atau manik-manik dan g adalah konstanta
gravitasi. Apabila digunakan metode perbandingan, kita dapatkan
12
= ( 1) 1( 2) 2
(Dogra, 2009:211).
III. ALAT, BAHAN DAN LANGKAH KERJA
Penelitian dilaksanakan pada Sabtu, 26 April 2014 di Laboratorium Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah gelas kimia, pipet tetes, gelas ukur, stopwatch,
neraca O-hauss, kelereng, piknometer. Bahan yang digunakan adalah etanol
murni, minyak tanah, oli bekas dan akuades.
Metode Oswald
1. Membersihkan viskometer dengan menggunakan pelarut yang sesuai
sampai semua pelarutnya habis/hilang.
-
2. Mengisi viskometer dengan sampel yang akan dianalisa melalui tabung G
sehingga reservoir terbawah, sampel cukup hingga level antara garis J dan
K.
3. Menempatkan jari pada tabung B dan memasukkan penghisap pada tabung
A sampai larutan mencapai tengah bulp C. memindahkan penghisap dari
tabung.
4. memindahkan jari dari tabung B dan dengan cepat memindahkannya pada
tabung A sampai sampel jatuh dari kapiler bagian bawah akhir ke bulb I.
kemudian memindahkan jari dan mengukur waktu refluks.
5. Untuk mengukur waktu refluks, membiarkan sampel mengalir bebas
memasuki bagian D, mengukur waktu saat larutan D sampai F.
6. Menghitung viskometer kinematik sampel dengan mengalikan waktu
refflux dengan viskometer konstan.
7. Melakukan percobaan secara duplo.
8. Mengulangi percobaan untuk sampel yang berbeda.
9. Menghitung masing-masing viskositas masing-masing sampel.
Metode Bola Jatuh
1. Tentukan massa jenis bola (kelereng) dan massa jenis zat cair.
2. Masukkan bola ke dalam gelas ukur yang telah diisi dengan akuades dan
di beri batas awal dan batas akhir.
3. Putar tabung 1800 jalankan tabung saat bola mulai bergerak dari titik awal
dan hentikan ketika bola sampai di titik akhir. Tulis waktu yang
diperlukan.
4. Ulangi percobaan sampai 3 kali.
5. Lakukan percobaan serupa dengan zat cair yang lain: alkohol, minyak
tanah, dan oli bekas.
-
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Massa Jenis
Sampel Massa
piknometer
kosong
Massa
piknometer
+ sampel
Massa
sampel
Volume
sampel
Massa
jenis
sampel
Akuades
21,94 g
46,45 g 25,51 g
24,9 mL
1,024
Etanol
murni 42,85 g 20,91 g 0,838
Oli bekas 42,21 g 20,27 g 0,812
Minyak
tanah 41,15 g 19,21 g 0,770
Spiritus 42,25 g 20,31 g 0,814
Metode Ostwald
Sampel Volume
sampel
Jari-jari pipa Panjang pipa Waktu
rata-rata
Akuades 29,5 cm
1,5 cm 19 cm
1 s
Etanol murni 28,5 cm 1 s
Oli bekas 28 cm 30,5 s
Minyak tanah 28 cm 1 s
Spirtus 29 cm 1 s
Metode Bola Jatuh
Sampel Volume
sampel
Jari-jari bola Tinggi
tabung
Waktu
rata-rata
Akuades
30 mL 0,5 cm 16,5 cm
0,38 s
Etanol murni 0,60 s
Oli bekas 1,40 s
-
Minyak
tanah 0,84 s
Spiritus 0,78 s
Perhitungan
Metode Ostwald
Diasumsikan tekanan sebesar 1 dyne/cm2
Akuades
= ()4
8
= 3,14 (1)(1,5)4 1
8 (29,5) 19 = 0,00355
Etanol murni
= ()4
8
= 3,14 (1)(1,5)4 1
8 (28,5) 19 = 0,00362
Oli Bekas
= ()4
8
= 3,14 (1)(1,5)4 30,5
8 (28) 19 = 0,11392
Minyak Tanah
= ()4
8
= 3,14 (1)(1,5)4 1
8 (28) 19 = 0,00373
Spirtus
= ()4
= 3,14 (1)(1,5)4 1
8 (29) 19 = 0,00360
-
Metode Bola Jatuh
Akuades
= 2 2 ( )
= 2 (0,5) 2 (1,0240)10,0,38
16,5
= 0,11792
Etanol murni
= 2 2 ( )
= 2 (0,5) 2 (0,8380)10,0,60
16,5
= 0,15236
Oli Bekas
= 2 2 ( )
= 2 (0,5) 2 (0,8120)10,0,40
16,5
= 0,09842
Minyak tanah
= 2 2 ( )
= 2 (0,5) 2 (0,7700)10,0,84
16,5
= 0,19600
Spirtus
= 2 2 ( )
= 2 (0,5) 2 (0,8140)10,0,78
16,5
= 0,19240
-
Pembahasan
Pada praktikum ini telah dilakukan praktikum viskositas cairan yang
bertujuan untuk menentukan kerapatan zat cair (viskositas) dengan metode
Ostwald dan falling ball (bola jatuh). Viskositas dapat dinyatakan sebagai
tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara molekul-molekul cairan
satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan
memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit
mengalir dikatakan memilik viskositas yang tinggi.
Zat cair yang digunakan pada praktikum ini yaitu akuades, etanol murni,
oli bekas, minyak tanah dan spiritus. Untuk mengetahui massa jenis suatu
sampel yang akan dianalisa, kita akan menggunakan alat ukur piknometer. Dari
massa jenis yang telah didapatkan air mempunyai massa jenis paling besar
dibandingkan zat cair lainnya. Massa jenis dari asing-masing zat cair ini dapat
digunakan untuk menghitung viskositas cairan dengan metode bola jatuh.
Pada Metode Ostwald kita menggunakan alat ukur viskometer.
Viskometer merupakan alat untuk mengukur viskositas suatu fluida. Pada saat
percobaan dengan metode Ostwald pada saat bulb pipet dan ibu jari secara
bersamaan dilepas terkadang dalam cairan suka terbentuk gelembung dan
ketika itu terjadi praktikan harus mengulangnya berulang kali sampai tidak ada
gelembung sama sekali. Dari data hasil percobaan dan perhitungan didapatkan
koefisien viskositas air sebesar 0,00355, etanol murni sebesar 0,00362, oli
bekas sebesar 0,11392, minyak tanah sebesar 0,00373 dan spiritus sebesar
0,00360. Air mempunyai viskositas cairan yang paling kecil dan oli bekas
mempunyai viskositas cairan yang paling besar.
Pada Metode Falling Ball kita menggunakan alat ukur gelas ukur. Dari
data hasil percobaan dan perhitungan didapatkan koefisien viskositas air
sebesar 0,11792, etanol murni sebesar 0,15236, oli bekas sebesar 0,09842,
minyak tanah sebesar 0,19600, dan spiritus sebesar 0,19240. Dengan metode
ini oli bekas yang memiliki viskositas cairan yang paling kecil dan minyak
tanah yang mempunyai viskositas cairan yang paling tinggi. Dari hasil
praktikum teerjadi perbedaan viskositas cairan zat-zat tersebut. Hal ini
-
dikarenakan kesalahan praktikum dan kekurangtelitian praktikum pada saat
melakukan percobaan.
V. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:
1. Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya
tahanan dalam fluida terhadap gesekan.
2. Untuk menghitung viskositas cairan dapat digunakan metode Ostwald dan
falling ball.
3. Berdasarkan metode Ostwald didapatkan koefisien viskositas air sebesar
0,00355, etanol murni sebesar 0,00362, oli bekas sebesar 0,11392, minyak
tanah sebesar 0,00373 dan spiritus sebesar 0,00360.
4. Berdasarkan metode Falling Ball didapatkan koefisien viskositas air
sebesar 0,11792, etanol murni sebesar 0,15236, oli bekas sebesar 0,09842,
minyak tanah sebesar 0,19600, dan spiritus sebesar 0,19240.
5. Terjadinya perbedaan hasil koefisien viskositas beberapa cairan antara
metode Ostwald dan falling ball dikarenakan terjadi beberapa kesalahan
dan kekurang telitian praktikan dalam praktikum.
VI. REFERENSI
Dogra, S.K & S. Dogra. 2009. KIMIA FISIK DAN SOAL-SOAL. Jakarta: UI
Press.
Milama, Burhanudin. 2014. Panduan Praktikum Kimia Fisika II. Jakarta: FITK
Press.
Budianto, A. 2008. Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair dengan
Menggunakan Regresi Linier Hukum Stokes. http://jurnal.sttn-batan.ac.id/wp-
content/uploads/2008/12/12-anwar157-166.pdf . Diakses pada tanggal 03 Mei
2014 Pukul 09.21 WIB.
USU. 2011.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29343/4/Chapter%20II.pdf .
Diakses pada tanggal 03 Mei 2014 Pukul 09.25 WIB.