kimfis
-
Upload
nikke-ardilah -
Category
Documents
-
view
229 -
download
1
description
Transcript of kimfis
![Page 1: kimfis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/563db847550346aa9a923378/html5/thumbnails/1.jpg)
TUGAS KIMIA FISIKA
Baca dengan teliti Atkin’s PhysChem 9 bab 10, kemudian dalam waktu seminggu ini:
1. Tuliskan persamaan-persamaan dari bab tersebut
2. Beri penjelasan makna setiap simbol dalam masing-masing persamaan tersebut..
3. Beri penafsiran fisik secara realistis terhadap masing-masing persamaan dan
penjelasan maknanya.
4. Buat contoh soal dan penyelesainannya untuk masing-masing persamaan yang ada.
JAWAB
Persamaan 10.3
1. h1=s+px+ py+ pz
h2=s−px−py+ pz
h3=s−px+ p y−pz
h4=s+ px−py−pz
2. Penjelasan makna simbol :
h = orbital hibrida
s = orbitas s
p = orbital p
3. Penafsiran fisik: h1 sampai dengan h4 disebut orbital hibrida 1 sampai 4. Disebut
orbital hibrida sp3 karena hibrid masing-masing dibangun dari satu orbital s dan
tiga orbital p.
Persamaan 10.6
1. h1=s+pz
h1=s−pz
2. Makna simbol :
h = orbital hibrida
s = orbitas s
p = orbital p
3. Penafsiran fisik : h1 sampai dengan h2 disebut orbital hibrida 1 sampai 2. Disebut
orbital hibrida sp karena hibrid masing-masing dibangun dari satu orbital s dan
satu orbital p.
![Page 2: kimfis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/563db847550346aa9a923378/html5/thumbnails/2.jpg)
Persamaan 10.7 dan 10.8
1. Pers. 10.7
H=−h2
2 mc
∇12+V V= e2
4πε 0 ( 1r A 1
+ 1rB1
− 1R )
Pers. 10.8
❑±=N ( A ± B )
2. Makna simbol :
Pers. 10.7 : r A 1 dan r B1 adalah jarak antara elektron dari titik A dan B
m = massa partikel
V = Energi potensial partikel
∇ = Nabla
Pers. 10.8 : N = Faktor Normalisasi
A = Kepekatan peluang jika electron terkurung di A
B = Kepekatan peluang jika electron terkurung di B
3. Penafsiran :
Pers 10.7 : Persamaan Schrodingersatu-partikel dan dapat diperoleh energy total
molekul pada pemisahan terpilih R merupakan jumlah nilai eigen E dan tolakan
inti-inti.
Pers. 10.8 : Persamaan Schrodinger untuk electron di dalam molekul menjadi
sama dengan persamaan untuk atom H terisolasi, dan penyelesaian dengan energy
terendah adalah orbital 1s pada A, jadi dengan A, orbital molekul serupa dengan
orbital 1s demikian pula dekat dengan B. Jika sebuah electron dekat dengan A
maka akan jauh dari B.
4. Contoh soal dan pembahasan :
Foton dengan panjang gelombang 2 A berinteraksi dengan elektron yang terkait
dalam atom hidrogen (energi ikat = 13,6 eV). Terjadi tumbukan Compton dan
elektron bergerak kedepan searah datangnya foton.
a. Berapa tingkat energi elektron tersebut setelah tumbukan
b. Berapakah energi foton yang terhambur
![Page 3: kimfis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/563db847550346aa9a923378/html5/thumbnails/3.jpg)
Penyelesaian
energi foton:
E = hc/λ
=
12400eV2,0
Ao
= 6200 eV
jauh lebih besar dari energi ikat elektron dalam atom hidrogen, sehingga
energi ikat ini dapat diabaikan dan tumbukan yang terjadi dapat dianggap
sebagai benturan Compton.
Δ λ =
hm0 c ( 1 – cos 180 )
= 0,049 Ao
λ ’ = λ + Δ λ
= 2 + 0,049
= 2,049 Ao
Ee’ = hc/λ ’
= 6052 Ao
Persamaan 10.9 dan 10.10
1. Pers. 10.9
A= e−r A/a0
(πa03 )1 /2
B= e−rB/a0
(πa03 )1/2
Pers 10.10
r B={r A2 +R2−2r A R cos θ}1 /2
2. Makna simbol
Pers 10.9 : A = orbital atom A
B = orbital atom B
rA = jarak antara A dan elektron
rB = jarak antara B dan elektron
Pers. 10.10 : rA = jarak antara A dan elektron
rB = jarak antara B dan electron
R = jarak antara orbital A dan orbital B
![Page 4: kimfis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/563db847550346aa9a923378/html5/thumbnails/4.jpg)
3. Penafsiran :
Pers 10.9 : Rumus tersebut digunakan untuk menentukan orbital atom A atau
orbital atom B. Sehingga dapat digunakan untuk menentukan rumus garis
kombinasi dari orbital atom
Pers . 10.10 : persamaan rumus r B={r A2 +R2−2r A R cos θ }1 /2 digunakan untuk
menentukan hubungan antara rA dan rB
Persamaan 10.11 dan 10.12
1. Pers. 10.11 : Ψ+2 = N2 (A2 + B2 + 2AB)
Pers. 10.12 : Elσ=EHls+j0
R− j+k
1+S
2. makna simbol :
pers 10.11 :
Ψ+2 = Fungsi gelombang, fungsi gelombang yang menggambarkan keadaan
dasar sistem elektron di dalam molekul.
N = N adalah nomor yang diberikan pada atom-atom karbon
A2 = kerapatan probabilitas jika elektron yang terbatas pada atom orbital A
B2 = kerapatan probabilitas jika elektron yang terbatas pada atom orbital B
2AB = kontribusi tambahan untuk kepadatan dari kedua orbital atom.
Pers 10.12 :
E1σ = energi dari orbital H1s
j0
R= energi potensial dari penolakan antara 2 inti
3. penafsiran :
pers. 10.11 : persamaan ini dapat digunakan untuk mencari kepadatan probabilitas
yang sesuai dengan fungsi gelombang
pers 10.12. : Rumus ini dapat digunakan untuk mencari energi σ elektron
Persamaan 10.13a dan 10.13b
1. Pers. 10.13a : S = ∫ψ ( A )¿ψ (B ) dτ = {1+ Rao
+ 13
Rao
2}e−Rao
Pers. 10.13b : J = Jo = ∫ A2
rB dτ =
jo
ao {1−(1+ R
ao)e
−Rao }
Pers. 10.13c : k = j0 ∫ ABrB
dτ = j0
a0 (1+ Ra0 )e-R/a
0
![Page 5: kimfis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/563db847550346aa9a923378/html5/thumbnails/5.jpg)
2. Makna simbol :
S merupakan integral tumpang tindih
∫ merupakan lambang dari integral
Ψ (A) merupakan persamaan gelombang pada A
Ψ (B) merupakan persamaan gelombang pada B
R merupakan jarak antara A dan B
k merupakan interaksi antara inti dan kelebihan kerapatan elektron pada timbulnya
internuklear akibat overlap
j0 merupakan kerapatan elektron dan inti pada kondisi awal
AB merupakan jumlah elektron pada inti A dan B
rB merupakan jarak antara elektron dengan inti B
a0 merupakan koefisien a pada kondisi awal
3. Penafsiran :
Jika orbital atom Ψ (A) pada A kecil, walaupun orbital Ψ (B) pada B besar,
ataupun sebaliknya, maka hasil kali amplitudonya dimanapun akan kecil dan
integralnya -jumlah hasil kali itu- juga kecil. Jika Ψ (A) dan Ψ (B) sama-sama
besar pada beberapa daerah ruang, maka S mungkin besar. Hal ini digambarkan
kontribusi pada integral tumpang-tindih S=0 karena orbital berjauhan dan hasil
kalinya selalu kecil, serta pada S besar (tetapi kurang dari 1) karena Ψ (A) Ψ (B)
besar pada banyak daerah. Jika kedua orbital atom ternomalisasi itu identik
(misalnya orbital 1s pada inti yang sama), maka S=1. Pada S=0 karena daerah
positif tumpang-tindih itu dihilangkan oleh daerah negatif, dimana orbital s
bertumpang tindih dengan orbital p dari atom yang berbeda. Pada suatu titik r
hasil kali Ψ (A) * Ψ (B) mungkin besar. Walaupun demikian, terdapat titik r'
dengan Ψ (A) * Ψ (B) yang besarnya sama tetapi tandanya berlawanan. Jika
integral itu dievaluasikan, kedua kontribusi itu tergabung dan saling meniadakan.
(10.13c) Jika terjadi overlaping pada pembentukan orbital ikatan yang berinteraksi
antara inti dan kelebihan elektron, maka dapat digunakan persamaan tersebut.
Persamaan 10.14 ; 10.15 ; 10.16
1. Pers. 10.14 : ψ−¿2=N2 ( A2+B2+2 AB )¿
Pers. 10.15 : E2σ= H 1s +J 0R
- j−k1−s
Pers. 10.16 : ψ=C A2 s χ A 2 s+CB2 s χ B2 s+C A2 pz χ A2 pz+C B2 pz χ B2 pz
2. Makna simbol :
![Page 6: kimfis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/563db847550346aa9a923378/html5/thumbnails/6.jpg)
𝝍 2_ merupakan kemungkinan kerapatan orbital anti ikatan
N2 merupakan normalisasi
A2 merupakan jumlah elektron yang terkurung pada orbital A
B2 merupakan jumlah elektron yang terkurung pada orbital B
2AB merupakankontribusi ekstra kerapatan pada orbital A dan B
E merupakanpersamaan gelombang schrodinger
σ merupakan Orbital ikatan sigma
H merupakanmolekulhidrogen
ψ merupakan Orbital molekul
cdan x merupakankoefisien
S merupakan orbital s
3. Penafsiran : Ada pengurangan kepadatan probabilitas antara inti karena istilah -
2AB, hal itu menandakan ada gangguan yang merusak di mana dua atom orbital
saling tumpang tindih. Orbital 2σ adalah contoh dari sebuah orbital anti ikatan,
orbital yang ditempati memberikan kontribusi untuk penurunan kohesi antara dua
atom dan membantu untuk meningkatkan energi relatif molekul atom yang
dipisahkan. Untuk mencari kemungkinan kerapatan orbital anti ikatan, maka
digunakan persamaan tersebut.
Persamaan 10.17a ; 10.17b
1. Pers. 10.17a : ψ=C A2 s χ A2 s+CB2 s χ B2 s
Pers. 10.17b : ψ= C A2 pz χ A 2 pz+CB 2 pz χB 2 pz
2. Soal dan pembahasan :
Manakah yang lebih kuat ikatan N2 dibanding N2+ mengapa? Bagaimana
meningkatkan kuat ikatan menggunakan unsur-unsur lain?
Jawab :
7N = 1s2 2s2 2p3
N2 = σ1s2 σ*1s2 σ2s2 σ*2s2 σ2px2 (π2py = π2pz)2
N2+=σ1s2 σ*1s2σ2s2σ*2s2σ2px2π2py2π2pz1
Ikatan yang lebih kuat adalah ikatan N2 karena memiliki orde ikatan yang lebih
besar yaitu 3. Semakin besar orde ikatan maka semakin kuat dan stabil senyawa
tersebut. Untuk dapat meningkatkan kekuatan ikatan N2+, maka dibutuhkan atom
![Page 7: kimfis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/563db847550346aa9a923378/html5/thumbnails/7.jpg)
yang kekurangan electron seperti ion halide (X-) sehingga membentuk senyawa
yang lebih stabil N2X.
Persamaan 10.18 dan 10.19
1. Pers. 10.18 :S= χ A¿ χB dτ
Pers. 10.19 : S( 1 s ,1 s )={1+ ZRa0
+ 13 (ZR
a0 )2}e
−ZRa0
2. Makna simbol :
S = orbital s
XA = Orbital atom A
XB = Orbital atom B
ZR = Panjang ikatan pada nomor atom z
3. Penafsiran :
Pada persamaan 10.18 menjelaskan bahwa jika orbital atom XA kecil maka
amplitudo dan jumlah produk yang dihasilkan juga kecil. Dan jika orbital atom XB
besar maka amplitudo dan jumlah produk yang dihasilkan juga besar. jika Xa Dan
Xb keduanya besar di beberapa wilayah ruang, maka S mungkin besar. jika dua
orbital atom yang dinormalisasi adalah identik (misalnya), 1s orbital pada inti
yang sama), maka s = 1. Dalam beberapa kasus, rumus sederhana dapat diberikan
untuk integral tumpang tindih, sehingga persamaan dapat diturunkan menjadi
persamaan 10.19.
4. Soal dan pembahasan
Tentukan s jika diketahui orbital atom XA sebesar 0,15 dan orbital atom XB 0,20?
Jawab:
S= χ A¿ χB dτ = ∫0,15 .0,2=∫0,03= 1,07
Persamaan 10.20 ; 10.21
1. Pers. 10.20 : b = 12
(N-N*)
Pers. 10.21 : hv=12
me v2+ I
2. Makna simbol :
b = orde ikatan
N = jumlah elektron pada orbital ikatan
N* = jumlah elektron pada orbital anti ikatan
![Page 8: kimfis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/563db847550346aa9a923378/html5/thumbnails/8.jpg)
3. Penafsiran : N merupakan jumlah elektron pada orbital ikatan dan N* adalah
jumlah elektron pada orbital anti ikatan. Jadi, setiap pasangan elektron di dalam
orbital ikatan menaikkan 1 orde ikatan dan setiap pasangan di dalam orbital anti
ikatan menurunkan 1 orde ikatan. Untuk H2, b = 1, yang bersangkutan dengan
ikatan tunggal H – H. antara kedua atom. Dalam He2, b = 0, sehingga tidak ada
ikatan.
4. Dengan menggunakan teori orbital molekul, tentukan orde ikatan N2 bila diketahui
NA N=7 !
Penyelesaian:
Orde ikatan = 10−6
2= 4
2=2
Persamaan 10.23 ; 10.24
1. Pers. 10.23 : ψ=cH χ H+c F χF
Pers. 10.24 : |χ A− χ B|={D0 ( AB )−12
[ D0 ( AA )+D0 (BB ) ]}12
2. Makna simbol :
Pers 10.23 : Dimana XH adalah orbital H1s dan XF adalah orbital F2Pz (dengan z
mendekati sumbu internukleus, yang lazim dari molekul linear). Orbital H1s
berada 13,6 eV kebawah nol dari energi (proton dan eletron terpisah). Oleh karena
itu, ikatan orbital di HF adalah sebagian besar F2Pz dan anti ikatan orbital
adalah sebagian besar dalam sifat orbital H1s. Dua elektron yang berada dalam
ikatan orbital adalah kemungkinan besar ditemukan dalam orbital F2Pz.
Pers. 10.24 : Dimana D0 (AA) dan D0 (BB) adalah energi disosiasi dari ikatan A-A
dan B-B dan D0 (AB) adalah energi disosiasi dari ikatan A-B dan semua
elektronvolt.
Persamaan 10.25 ; 10.26
1. Pers. 10.25 : χ M=12
( I+Eea )
Pers. 10.26 : χ P=1,35 χ M1/2−1,37
2. Makna :
XM merupakan energi elektronegativitas (elektronegativitas Mulliken)
I merupakan energi ionisasi
Eea merupakan afinitas elektron
Xp merupakan energi elektronegativitas (elektronegativitas Pauling)
![Page 9: kimfis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/563db847550346aa9a923378/html5/thumbnails/9.jpg)
XM merupakan energi elektronegativitas (elektronegativitas Mulliken)
X12
digunakan untuk menghasilkan nilai yang tidak berdimensi
3. Penafsiran :
Pers. 10.25 : R. Mulliken mengusulkan pendekatan alternatif lain dengan
melibatkan parameter atomik secara langsung yaitu energi ionisasi dan afinitas
elektron; pada dasarnya elektronegativitas (absolut) suatu atom didefinisikan
sebagai harga rata-rata dari energi ionisasi dan afinitas elektron atom yang
bersangkutan dengan I dan Eea dalam satuan eV. Dengan kata lain dapat diartikan
bahwa elektronegtivitas berbandng lurus dengan rerata energi ionisasi dan afinitas
elektron.
Pers. 10.26 : Pada aturan Mulliken, energi ionisasi dan afinitas elektron yang
dimaksudkan berhubungan dengan tingkat valensi atom yang bersangkutan, yaitu
keadaan yang menganggap atom dalam keadaan bagian dari suatu molekul; jadi,
dalam perhitungan melibatkan tingkat-tingkat spektroskopik atom yang
bersangkutan. Hasilnya berupa numerik yang paralel dengan skala Pauling dan
hubungan antara keduanya mendekati formula tersebut diatas.
Persamaan 10.27a ; 10.27b
1. Pers. 10.27a : (α A−E )C A+ ( β−ES )CB
=0
Pers. 10.27b : ( β−ES )C A+(α B−E )CB
=0
2. α disebut Coulomb integral. Ini adalah negatif dan dapat diartikan sebagai energi
elektron ketika menempati A (forαA) atau B (forαB). Dalam homonuclear
diatomik molekul, αA = αB. β disebut terpisahkan resonansi (untuk alasan
klasik). Ini hilang ketika orbital tidak tumpang tindih, dan pada kesetimbangan
ikatan panjang itu biasanya negatif.
Persamaan 10.28 ; 10.29 ; 10.30
1. Pers. 10.28 : E=∫ψ¿ H dτ
∫ψ¿ψdτ
pers. 10.29 : α A=∫ A H A dτ
α B=∫B H B dτ
Pers. 10.30 : E=C A
2 α A+CB2 α B+2C A CB β
C A2+CB
2+2C A CB S
2. Makna : β = integral resonasi
![Page 10: kimfis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/563db847550346aa9a923378/html5/thumbnails/10.jpg)
α = integral coulomb
E = operator energi
C2A = orbital atom ψ(A)
C2B = orbital atom ψ(B)
Persamaan 10.32a ; 10.32b
1. Pers 10.32a : E±=α A+α B−2 β S± {(α A+α B−2 β S )2−4 (1−S2 )(CA CB−β2) }1 /2
2 (1−S2 )
Pers. 10.32b : E+¿=α−β1+S
¿E
−¿=α−β1−S
¿
Pers. 10.32c : E±=12
(α A+α A )± 12
(α A−α B ) {1+( 2 βα A−α B
)2}
1 /2
2. Makna :
E = Energi pada fungsi gelombang
αA = kedudukan energi elektron pada posisi αA
αB = kedudukan energi elektron pada posisi αB
S = integral tumpang tindih
β = integral resonansi
E = energi pada fungsi gelombang
α A= kedudukan energi elektron pada posisi α A
α B = kedudukan energi elektron pada posisiα B
β= resonansi integral
3. Penafsiran
10.32a : Untuk menyelesaikan persamaan sekuler untuk koefisien kita perlu
mengetahui daya E dari Orbita. Adapun setiap set persamaan sekuler, persamaan
sekuler memiliki satu solusi jika penentu sekuler, determinan dari koefisien
adalah nol.persamaan kuadrat menjadi punya dua akar yang beri daya dari ikat
dan orbital molekular antibonding dibentuk dari orbital yang atomis
10.32b : Ungkapan ini menjadi lebih transparan dalam dua kasus. Untuk diatomik
homonuclear molekul kita dapat mengatur αA = αB = α dan memperoleh sebuah
persamaan seperti pada persamaan 10.32b
10.32c : Untuk mencari energi pada fungsi gelombang jika diketahui β< 0
persamaan yang digunakan yaitu pada 10.32c. Dapat diperkirakan S = 0karena
![Page 11: kimfis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/563db847550346aa9a923378/html5/thumbnails/11.jpg)
molekulnya memiliki 2 atom yang heteronuclear, oleh karena itu kedudukan
energi elektron pada posisi α A dan posisi α B sangat diperlukan untuk
menyelesaikan persamaan ini.
Persamaan 10.33 ; 10.35 ; 10.36
1. Pers. 10.33 : E
+¿=α A+β2
α A−α B
¿ E
−¿=α B−β2
α A−α B
¿
Pers. 10.35 :
∫ψ2 dτ=∫ (CA A+CB B )2 dτ=C A2∫ A2 dτ+CB
2∫B2 dτ+2 CA CB∫ABdτ
= C A2+CB
2+2C A CB S=1
Pers. 10.36 : C A=
1
{1+(α A−Eβ−ES )
2
−2 S (α A−Eβ−ES )}
1/2
2. Makna :
E = energi pada fungsi gelombang
α A= kedudukan energi elektron pada posisi α A
α B = kedudukan energi elektron pada posisi α B
β= resonansi integral
Ψ =Psi (Fungsi Gelombang Ikatan valensi)
dτ= turunan torsi
c A= koefisien benda A
cB=¿koefisien benda B
A=Orbital 2pz
B=Orbital 2pz
S= entropi
α A= percepatan sudut melingkar benda A
E=Energi yang digunakan
β= radiasi nuklir
S=entropi
3. Penafsiran :
Pers. 10.33 : digunakan ketika perbedaan daya sangat besar, daya dari molekular
yang dihasilkan orbital dibedakan hanya sedikit dari orbital yang atomis, yang
mana pada gilirannya itu ikatan dan anti ikatan efeknya adalah kecil.
![Page 12: kimfis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/563db847550346aa9a923378/html5/thumbnails/12.jpg)
Pers 10.35 : Persamaan di atas mengasumsikan bahwa sebuah ikatan kimia
terbentuk ketika dua valensi elektron bekerja dan menjaga dua inti atom. Oleh
karena efek penurunan energi, persamaan ini berlaku dengan baik pada molekul
diatomik. Menurut persamaan ini elektron-elektron dalam molekul menempati
orbital-orbital atom dari masing-masing atom.
Pers 10.36 : Persamaan di atas untuk mencari koefisien benda A dari percepatan
sudut melingkar dan energi yang digunakan. Hal terpenting dari teori ikatan
valensi molekul diatomik homonuklir adalah memasangkan elektron-elektron dan
mengakumulasi kerapatan elektron-elektron pada daerah antar inti sehingga dapat
terbentuk ikatan.
Persamaan 10.37 ; 10.38
1. Pers. 10.37 : E+¿=α−β1+S
¿ C A=1
{2 (1+S ) }1 /2 CB=C A
E−¿=α−β
1−S¿ C A=
1
{2 (1−S ) }1/2 CB=−CA
Pers. 10.38 : C A=
1
{1+(α A−Eβ )
2}1 /2
CB=−(α A−E
β )C A
2. Makna :
α merupakan coloumb terpisahkan
β merupakan resonansi terpisahkan
E+ merupakan energi diatomik homonuklear molekul terbawah dengan
αA = αB = α
nilai E = E ± diambil dari persamaan 10.32c
αA = energi negatif
3. Pemafsiran :Pers. 10.37 : Energi diatomik homonuklear molekul dari fungsi gelombang terendah dengan αA = αB = α memberikan koefisien untuk ikatan molekul orbital.Pers. 10.38. Rumus itu digunakan untuk mencari Molekul Heteronuklear Diatomik
Persamaan 10.42 ; 10.43 ; 10.44a ; 10.44b
1. Pers. 10.42 : |α−E ββ α−E|=(α−E )2−β2=0
Pers. 10.43 : E±=α ± β
Pers. 10.44a : (H AA−Ei S AA )Ci , A+(H AB−Ei S AB )C i , B=0
![Page 13: kimfis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/563db847550346aa9a923378/html5/thumbnails/13.jpg)
Pers. 10.44b : (H BA−E i SBA )Ci , A+(HBB−Ei SBB )C i, B=0
2. Makna :α – E merupakan simbol untuk menandakan elemen semua diagonal
β merupakan simbol untuk menandakan Off-diagonal elemen antara atom
tetangga
0 merupakan simbol untuk menandakan semua elemen yang lain
E merupakan Energi etena
merupakan Potensial ionisasi elektron
merupakanEnergi ikatan
HAA, HAB merupakan Huckel approximation , Huckel approximation
EiSAA, EiSAB merupakan Eigen , Eigen
3. Penafsiran :Pers. 10.43 : Tanda + sesuai dengan kombinasi ikatan (β negatif) dan tanda- sesuai
dengan kombinasi antiikatan. Asas pembangunan menghasilkan konfigurasi 12,
karena setiap atom karbon memberikan satu elektron kepada sistem . Jika
elektron tereksitasi kedalam orbital *, terletak sekitar 2β diatas keadaan
dasarnya. (β sering dibiarkan sebagai parameter).
Pers. 10.44b : bahwa sekuler persamaan digunakan untuk memecahkan sistem dua
atom memiliki bentukdimana nilai eigen Ei sesuai dengan fungsi gelombang dari
bentuk ψi = C1, AA + C1, BB
Persamaan 10.45a ; 10.45b ; 10.45c ; 10.45d
1. Pers. 10.45a : (H AA−E1 S AA )C1 , A+(H AB−E1 SAB )C1 ,B=0
Pers. 10.45b : (H BA−E1 SBA )C1 , A+ (HBB−E1 SBB )C1 , B=0
Pers. 10.45c : (H AA−E2 S AA )C2 , A+(H AB−E2 SAB )C2 ,B=0
Pers. 10.45d : (H BA−E2 SBA )C2 , A+(HBB−E2 SBB )C2 , B=0
2. Makna simbol :
HBA = komponen matrix diagonal tranformasi dari H terletak pada baris B dan
kolom A
SBA = komponen matrix terletak pada baris B dan kolom A
HBB = komponen matrix diagonal tranformasi dari H terletak pada baris B dan
kolom B
SBB = komponen matrix terletak pada baris B dan kolom B
HAB = komponen matrix diagonal tranformasi dari H terletak pada baris A dan
kolom B
![Page 14: kimfis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/563db847550346aa9a923378/html5/thumbnails/14.jpg)
HAA = komponen matrix diagonal tranformasi dari H terletak pada baris A dan
kolom A
C = kolom
Ei = eigen values
SAA = komponen matrix terletak pada baris A dan kolom A
SAB = komponen matrix terletak pada baris A dan kolom B
3. Penafsiran :
Pers. 10.45a : Ada dua orbital atom, dua eigenvalues,dan dua fungsi gelombang,
jadi ada dua pasang persamaan sekuler, dengan pertama sesuai dengan E1 andψ1s
Pers. 10.45b : Untuk menemukan nilai Eigen Values Ei dengan metode huckel
dalam bentuk orbital molekul, kita harus menemukan transformasi h yang
membuatnya diagonal. prosedure ini disebut matriks diagonalisasi adalah
koefisien dari anggota himpunan dasar, himpunan orbital atom yang digunakan
dalam perhitungan, dan karenanya memberikan komposisi molekul orbitaldengan
persamaan seperti diatas
Pers. 10.45d : Bahwa persamaan sekuler yang harus memecahkan dua atom sistem
memiliki bentuk di mana nilai eigen Ei, sesuai dengan fungsi gelombang dalam
bentuk ψ i=c i , A A+ci , B B . Ada dua orbital atom, dua nilai eigen, dan dua fungsi
gelombang, jadi ada dua pasang persamaan sekuler, dengan persamaan sekuler
lain yang sesuai untuk E2 dan ψ 2
Persamaan 10.46 ; 10.47 ; 10.48
1. Pers. 10.46 : H=(H AA H AB
HBA HBB) S=(SAA SAB
SBA SBB) C i=(C i , A
C i ,B)
Pers. 10.47 : (H−Ei S )ci=0 or H Ci=S ci Ei
Pers. 10.48 : c=(c1c2 )=(C1 , A C2, A
C1, B C2, B) E=(E10
0E2)
2. Makna :
H adalah matriks Hamiltonian
S adalah matriks overlap
3. Penafsiran :
Pers. 10.46 : Metode Huckel dapat diturunkan dari metode Ritz, dengan asumsi
lebih sedikit mengenai tumpang tindih matriks S dan matriks H, Hamilton.
![Page 15: kimfis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/563db847550346aa9a923378/html5/thumbnails/15.jpg)
Hal ini diasumsikan bahwa tumpang tindih matriks S adalah matriks identitas. Ini
berarti bahwa tumpang tindih antara orbital diabaikan dan orbital dianggap
orthogonal. Maka masalah eigenvalue umum dari metode Ritz berubah menjadi
masalah nilai eigen.
Hamiltonian matriks H = (Hij) adalah parametrised dengan cara berikut:
Hii = α untuk atom C dan α + hAβ untuk atom lain A.
Hij = β jika dua atom yang sebelah satu sama lain dan keduanya C, dan Kab β
untuk atom tetangga lainnya A dan B.
Hij = 0 dalam hal lain.
Orbital adalah vektor eigen, dan energi adalah nilai eigen dari matriks
Hamiltonian. Jika zat adalah hidrokarbon murni, masalah dapat diselesaikan tanpa
pengetahuan tentang parameter. Untuk sistem hetero, seperti piridin, nilai-nilai hA
dan kAB harus ditentukan.
Pers. 10.47 : Dua set persamaan seperti ini (dengan i = 1 dan 2) dapat
dikombinasikan menjadi satu persamaan matriks dengan memperkenalkan matriks
Pers. 10.48 : Dalam persiapan untuk membuat teori Huckel lebih canggih dan
mudah diterapkanmolekul yang lebih besar, kita perlu merumuskan itu dalam hal
matriks dan vektor (lihat Latar belakang matematika 6 berikut bab ini). Kita telah
melihat bahwa sekulerpersamaan yang kita miliki untuk memecahkan sistem dua
atom memiliki bentuk. Dengan kata lain, untuk menemukan nilai-nilai eigen Ei,
kita harus menemukan transformasi H yang membuat diagonal. Prosedur ini
disebut matriks diagonalisasi. The diagonal elemen maka sesuai dengan nilai-nilai
eigen Ei dan kolom dari matriks c yang membawa diagonalisasi ini adalah
koefisien dari anggota himpunan dasar,set orbital atom yang digunakan dalam
perhitungan, dan karenanya memberikan komposisi
4. Mengatur dan memecahkan persamaan matriks dalam pendekatan Huckel untuk
π yangorbital butadiena (3).Metode matriks akan empat dimensi untuk sistem
empat-atom. mengabaikantumpang tindih, dan membangun matriks H dengan
menggunakan pendekatan Huckel danparametersα dan β. Cari c matriks yang
mendiagonalisasi H: untuk langkah ini, gunakan matematikasoftware. Keterangan
lengkap diberikan dalam latar belakang Matematika 6
Persamaan 10.51 ; 10.52
1. Pers. 10.51 : E=α ± 1,62β α ± 0,62 β
![Page 16: kimfis](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/563db847550346aa9a923378/html5/thumbnails/16.jpg)
Pers. 10.52 : Ebf=Eπ−N Cα
2. Makna :
E = Energi Orbital
N C = angka dari atom karbon pada molekul
Eπ = energi ikat π-elektron total
3. Penafsiran :
Pers. 10.51 : semakin besar jumlah node internuclear, semakin tinggi energi
orbital.
Pers. 10.52 : Sebuah jumlah yang terkait erat adalah energi pembentukan π-ikatan,
EBF, energi yang dilepaskan ketika ikatan π terbentuk. Karena kontribusi α adalah
sama dalam molekul sebagai dalam atom, kita dapat menemukan energi
pembentukan π-ikatan dari π-elektron yang mengikat energi