kimfis 5 Rahmi Safitri
-
Upload
rahmi-safitri -
Category
Documents
-
view
728 -
download
1
Transcript of kimfis 5 Rahmi Safitri
5/11/2018 kimfis 5 Rahmi Safitri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kimfis-5-rahmi-safitri 1/10
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA
PERCOBAAN V
TENAGA PENGAKTIFAN REAKSI IONIK
OLEH
NAMA : RAHMI SAFITRI
NIM : J1E110019
KELOMPOK : V (Lima)
ASISTEN : FITRI AHDA KUSUMA
PROGAM STUDI S-1 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2011
5/11/2018 kimfis 5 Rahmi Safitri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kimfis-5-rahmi-safitri 2/10
PERCOBAAN V
TENAGA PENGAKTIFAN REAKSI IONIK
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Pada eksperimen ini akan ditentukan tenaga pengaktifan reaksi ion
persulfat dengan ion iodida.
II. DASAR TEORI
Energi pengionan adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan
suatu elektron dari atom, ion, atau molekul energi untuk melepaskan
elektron pertama disebut energi pengionan pertama, untuk melepaskan
elektron kedua disebut energy pengionan kedua, dan seterusnya. Energi
pengionan dihitung elektron volt/atom atau k kal/mole.
1 e v = 23,0629 k kal/mole
(Alberty, 1997).
Versi termodinamika dari teori kompleks teraktifkan , mempermudah
pembahasan reaksi dalam larutan. Teori statistik sangat rumit untuk
diterapkan, karena pelarut memegang peranan penting dalam kompleks
teraktifkan. Dalam pendekatan termodinamika, kita menggabungkan hukum
laju (Atkins, 1997).
Variasi konstanta laju reaksi antara ion, terhadap kekuatan ion dengan
penambahan ion lamban, akan menaikkan koefisien laju. Pembentukan satu
kompleks ionik bermuatan tinggi dari dua ion yang kurang tinggi
muatannya, dipermudah oleh kekuatan ion yang tinggi, karena ion yang
baru mempunyai atmosfer ion yang lebih rapat. Sebaliknya, ion dengan
muatan berlawanan, bereaksi lebih lambat dalam larutan dengan kekuatan
ion tinggi. Muatan itu saling menghilangkan, dan antaraksi antara muatan
kompleks dengan atmosfernya lebih buruk jika ion-ion itu terpisah (Atkins,
1997).
Satu cara untuk menganalisis ion dalam larutan adalah dengan
memisahkan campuran menjdi komponen-komponennya dengan
memanfaatkan perbedaan kelarutan senyawanya yang mengandung ion.
Kecepatan reaksi bergantung pada jenis zat pereaksi, temperatur reaksi,
5/11/2018 kimfis 5 Rahmi Safitri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kimfis-5-rahmi-safitri 3/10
konsentrasi zat pereaksi. Tidak semua reaksi kimia dapat dipelajari secara
kinetik (Sukarjo, 1989).
Biasanya reaksi kimia tergantung pada konsentrasi pereaksi-
pereaksinya. Untuk menentukan tenaga pengaktifan suatu reaksi ionik maka
dapat dilakukan dengan cara melakukan percobaan reaksi antara persulfat
dengan iodida menggunakan persamaan Arrhenius ( Basset, 1994).
Ion persulfat direaksikan dengan ion iodida, reaksi yang terjadi
adalah:
S2O82- + 2I- →
∆ 2SO42- + I2
Untuk menyelesaikan seluruh bagian reaksi maka ditambahkan larutan
tiosulfat dan indikator amilum yang berfungsi untuk memberikan warna biru
ketika tiosulfat telah habis atau pendeteksi titik akhir reaksi, yang nantinya
tiosulfat akan mereduksi iod yang kemudian ion yodida yang dihasilkan
akan bereaksi kembali dengan persulfat, sehingga nantinya tiosulfat habis
dan iod berikatan dengan amilum membentuk kompleks yang memberikan
warna biru pada larutan. Reksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
S2O32- + I2 →
∆ 2I- + S4O62-
I2 + amilum → I2-amilum
(Basset, 1994).
Energi aktifasi Ea dapat diperkirakan dari persamaan Arrhenius, jika
konstanta kecepatan reaksi diketahui pada dua suhu atau lebih. Persamaan
empiris kecepatan reaksi dianggap memenuhi suhu yang lain sehingga
hanya satu suhu yang diperlukan untuk menghitung kecepatan sejumlah
konsentrasi yang diketahui.
K = Ae-Ea/RT
K = konstanta laju reaksi
A = faktor frekuensi
Ea = energi aktivasi
Umumnya konstanta laju meningkat dengan meningkatnya temperatur, dan
harganya kira-kira dua kali untuk tiap kenaikkan 10oC. Hubungan
kuantitatif pertama antara k dan temperatur adalah karena persamaan
Arheniuss : K = Ae-Ea/RT. Dimana A adalah faktor pra-eksponensial atau
5/11/2018 kimfis 5 Rahmi Safitri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kimfis-5-rahmi-safitri 4/10
faktor frekuensi, Ea adalah energi pengaktifan yakni molekul-molekul harus
mempunyai energi sebanyak ini sebelum membentuk produk. Persamaan
diatas mensyaratkan bahwa satuan Ea harus merupakan energi/mol
(Sukarjo, 1989).
Kecepatan reaksi bergantung pada jenis zat pereaksi, temperatur
reaksi, konsentrasi zat pereaksi. Untuk menentukan tenaga pengaktifan
suatu reaksi ionik maka dapat dilakukan dengan cara melakukan percobaan
reaksi antara persulfat dengan iodida menggunakan persamaan Arrhenius.
Ion persulfat direaksikan dengan ion iodida, reaksi yang terjadi adalah :
S2O82- + 2I- →
∆ 2SO42- + I2
(Basset, 1994).
III. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
Alat-alat yang digunakan adalah gelas piala 1000 mL, tabung reaksi
besar, batang pengaduk, termometer, stop watch, pipet gondok 20
mL, dan pipet tetes.
B. BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan adalah es batu, air, garam, KI 0,5 M,
Na2S2O3 0,01 M, K 2S2O8 0,01 M, larutan amilum.
VI. PROSEDUR KERJA
1. Rangkaian Alat :
Gelas piala
Air dan es batu
5/11/2018 kimfis 5 Rahmi Safitri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kimfis-5-rahmi-safitri 5/10
2. Dua buah tabung 150 ml disesikan dalam gelas piala besar
yang dipenuhi air dan es sebagai termostat.
3. Tabung pertama diisidengan 20 ml larutan kalium iodida
0,5 M dan 20 ml larutan natrium tiosulfat 0,01 M dan tabung kedua
diisi dengan 20 ml larutan kalium persulfat 0,01 M dan 25 tetes
indikator amilum.
4. Isi tabung dibiarkan mencapai suhu termostat.
5. Isi tabung pertama ditambahkan ke dalam isi tabung kedua,
diaduk dengan cepat dan dihidupkan stopwatch, dan dicatat waktu
yang dibutuhkan hingga timbulnya warna biru.
6. Prosedur diulangi pada interval suhu 0oC sampai suhu 25oC
dengan selang 5oC.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL DAN PERHITUNGAN
1. Hasil
Tabel 1. hasil percobaan
No. T (oC) t (menit)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
0
5
10
15
20
25
57 menit 13 detik
40 menit 27 detik
38 menit 33 detik
29 menit 40 detik
22 menit 38 detik
7 menit 21 detik
2. Perhitungan
Tabel 2. Hasil Perhitungan
No. T T (K) t (detik) n t.1/n 1/T ln(t.1/n)
1 0 273 3433 2 1717 0.00366 7.44804
2 5 278 2427 2 1214 0.00360 7.10126
3 10 283 2313 2 1157 0.00353 7.05315
4 15 288 1760 2 880 0.00347 6.77992
5 20 293 1358 2 679 0.00341 6.52062
6 25 298 441 2 220.5 0.00336 5.3959
5/11/2018 kimfis 5 Rahmi Safitri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kimfis-5-rahmi-safitri 6/10
Grafik Hubungan In(t 1/n) terhadap 1/T
Diketahui :
−
=)n/11(
1ln
n
1.
t
1k ..................................................(pers. 1)
ln k = ln A – Ea/RT.............................................................(pers. 2)
dari pers. 1 dan 2
ln (t.1/n) = Ea/RT + B
y = 5654x –13,10x = slope = 1/T
Intersep = b
Ea = slope x R
= 5654 x 8,314 JK-1mol-1
= 47007,356 JK -1mol-1
Faktor frekuensi (B)
Ln 1/A = ln − n/11
1
- B
= ln
− 2/11
1- (-13,10)
= 13,793
1/A = 977,778
A = 1,022 x 10-6
y =5654.x -13.10R² =0.818
5.5
6
6.5
7
7.5
0.00330 0.00335 0.00340 0.00345 0.00350 0.00355 0.00360 0.00365 0.00370
n .
n
1/T (1/K)
Series1
Linear (Series1)
5/11/2018 kimfis 5 Rahmi Safitri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kimfis-5-rahmi-safitri 7/10
B. Pembahasan
Percobaan ini akan ditentukan tenaga pengaktifan dari reaksi ionic ion
yodida. Reaksi ionilk antara ion persulfat (S2O82-) dengan ion yodida (I-)
dalam hal ini digunakan untuk menentukan tenaga pengaktifan dari reaksi
yang terjadi pada senyawa tersebut. Percobaan ini dilakukan dengan
menggunakan dua buah tabung dimana tabung tersebut diisi dengan larutan
yang berbeda. Dalam hal ini perlakuan terhadap larutan dibagi menjadi
beberapa kadar suhu tertentu yaitu 00C, 50C, 100C, 150C, 200C, dan 250C.
Larutan amilum yang digunakan dalam hal ini harus baru karena larutan
amilum merupakan larutan yang tidak stabil sehingga mudah berubah atau
rusak jika disimpan dalam waktu yang lama. Dalam pemeriksaan ini reaksi
yang terjadi adalah :
2KI + Na2S2O3 → K 2S2O3 + 2NaI
Kalium persulfat digunakan karena merupakan pereaksi oksidasi kuat
dalam larutan. Larutan persulfat akan mengoksidasi ion yodida
membebaskan I2 , kemudian yodium yang dibebaskan ini akan mengoksidasi
ion thiosulfat menjadi ion tetrationat dengan reaksi sebagai berikut :
S2O82- + 2I- → 2SO4
2- + I2
2S2O32- + I2
→ S2O6
2- + 2I-
Kemudian dihitung waktu yang diperlukan untuk pencampuran dua
larutan tersebut melakukan berubah warna. Dalam proses reaksi ini
pencampuran harus diaduk terus agar larutan homogen dan terjadi gerakan
acak pada molekul-molekul dalam larutan.
Penambahan larutan thiosulfat pada larutan KI, dapat menberikn efek
regenerasi yodida karena terjadi reaksi :
2S2O32- + I2 ↔ 2I- + S4O6
2-
Yodida yang terbentuk akan berekasi kembali dengan persulfat dan
seterusnya hingga konsentrasi yodida konstan. Oleh karena itu reaksi ini
berlasung cepat maka tidak ada yodium yang dibebaskan sampai semua ion
thiosulfat habis bereaksi yaitu pada waktu larutan berubah menjadi biru.
Perubahan larutan menjadi biru ini tentunya disebabkan kerena terbentuknya
kompleks yodium-amilum. Dimana yodium yang dihasilkan tidak dapat
5/11/2018 kimfis 5 Rahmi Safitri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kimfis-5-rahmi-safitri 8/10
diregenerasikan lagi oleh thiosulfat kerena telah habis bereaksi , dengan
reaksinya :
S2O82- + 2I- ↔ 2SO4
2- + I2
Dari data hasil pengamatan diperoleh bahwa semakin rendah suhu
dari pencampuran larutan satu dan dua maka akan semakin lama waktu yang
diperlukan untuk bereaksi (berubah warna), yaitu untuk suhu 00C diperlukan
3433 detik, 50C diperlukan 2427 detik, 100C diperlukan 2313 detik , 150C
diperlukan 1760 detik , 200C diperlukan 1358 detik , dan 250C diperlukan
441 detik. Dari hasil inilah kesimpulan itu diperoleh. Sebaliknya waktu
untuk perubahan warna akan semakin cepat jika suhu dinaikkan. Hal ini
dapat dijelaskan karena apabila suu dinaikkan maka kalor yang diberikan
akan menambah energi kinetik partikel perekasi. Akibatnya jumlah dan
energi bertambah besar. Energi aktivitas adalah energi yang diperlukan oleh
molekul untuk pertumbuhan, sehingga reaksi dapat terjadi. Temperature
yang semakin ditingkatkan tidak menjamin reaksi akan berlangsung
sempurna kerena tumbukan yang terjadipun tidak sempurna. Semakin tingg
nilai energi aktivitas maka akan semakin kecil fraksi molekul yang
teraktifkan dan semakin lambat bereaksi.
Berdasarkan persamaan Arrhenius dan persamaan lain yang terdapat
pada perhitungan, maka hasilnya dapat dianalogikan dengan persamaan
yang diperoleh dari grafik. Pada percobaan ini energi aktifitas reaksi antara
persulfat dengan membuat grafik hubungan antara ln(t-1/n) denga 1/T dalam
suatu garis lurus dimana slope yang dihasilkan merupakan hasil bagi anrata
energi aktivitas dengan R . Dari grafik diperoleh persamaan y = 5654x –
13,10 sehinnga didapatkan bahwa energi aktivasi reaksi antara persulfatdengan yodida adalah sebesar 47007,356 JK -1mol-1, ini berarti bahwa
dibutuhkan energi sebesar 47007,356 JK -1mol-1 agar persulfat dan
yodidadapat bereaksi.
5/11/2018 kimfis 5 Rahmi Safitri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kimfis-5-rahmi-safitri 9/10
VI.KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Semakin tinggi suhu larutan maka akan semakin cepat waktu yang
diperlukan untuk bereaksi dan semakin rendah suhu larutan maka akan
semakin lambat waktu yang diperlukan untuk bereaksi.
2. Slope yang diperoleh adalah sebesar 5654 dan intersebnya -13,10.
3. Nilai energi aktivitas (Ea) adalah sebesar 47007,356 JK -1mol-1.
DAFTAR PUSTAKA
5/11/2018 kimfis 5 Rahmi Safitri - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kimfis-5-rahmi-safitri 10/10
Alberty, R, 1987, Kimia Fisik Jiid 1 Edisi Kelima, Erlangga: Jakarta.
Atkins, P. W. 1997. Kimia Fisika Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Bassett, J., 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik . Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Sukardjo. 1989. Kimia Fisika Edisi Kelima. Rineka Cipta. Jakarta.