Kiambang

7
Kiambang (dari ki: pohon, tumbuhan, dan ambang: mengapung) merupakan nama umum bagi paku air dari genus Salvinia. Tumbuhan ini biasa ditemukan mengapung di air menggenang, seperti kolam, sawah dan danau, atau di sungai yang mengalir tenang. Kiambang memiliki dua tipe daun yang sangat berbeda. Daun yang tumbuh di permukaan air berbentuk cuping agak melingkar, berklorofil sehingga berwarna hijau, dan permukaannya ditutupi rambut berwarna putih agak transparan. Rambut-rambut ini mencegah daun menjadi basah dan juga membantu kiambang mengapung. Daun tipe kedua tumbuh di dalam air berbentuk sangat mirip akar, tidak berklorofil dan berfungsi menangkap hara dari air seperti akar. Orang awam menganggap ini adalah akar kiambang. Kiambang sendiri akarnya (dalam pengertian anatomi) tereduksi. Kiambang tidak menghasilkan bunga karena masuk golongan paku-pakuan. Sebagaimana paku air (misalnya semanggi air dan azolla) lainnya, kiambang juga bersifat heterospor, memiliki dua tipe spora: makrospora yang akan tumbuh menjadi protalus betina dan mikrospora yang akan tumbuh menjadi protalus jantan. Paku air ini tidak memiliki nilai ekonomi tinggi, kecuali sebagai sumber humus (karena tumbuhnya pesat dan orang mengumpulkannya untuk dijadikan pupuk), kadang-kadang dipakai sebagai bagian dari dekorasi dalam ruang, atau sebagai tanaman hias di kolam atau akuarium. Karena dapat tumbuh sangat rapat hingga menutupi permukaan sungai atau danau, muncul pepatah Melayu biduk berlalu, kiambang bertaut , yang berarti setelah gangguan berlalu, keadaan akan kembali seperti semula. KIAMBANG DAN KHASIAT UBATAN Seluruh bahagian pokok kiambang dikatakan mengandungi banyak kalium dalam bentuk kalium klorida dan kalium sulfat dan bahan pahit yang akan larut dalam air di mana ia tumbuh. Oleh itu pendarahan dalam usus dikatakan mampu terjadi jika manusia terminum air di mana kiambang tumbuh. Malah jika kiambang dimakan mentah, kesannya dikatakan mulut dan kerongkong akan berasa gatal dan sakit. Pokok air ini tidak memiliki nilai ekonomi yang tinggi kecuali sebagai sumber humus atau baja atau pun sebagai tanaman hiasan di kolam atau akuarium. Namun begitu tahukah anda, kiambang juga dikatakan memiliki khasiat ubatan yang tersendiri. Untuk tujuan ubat herba, tidak semua spesies yang boleh digunakan, hanya spesies yang tercatat saha-ja yang dimaksudkan.

description

tanaman kiambang

Transcript of Kiambang

Page 1: Kiambang

Kiambang (dari ki: pohon, tumbuhan, dan ambang: mengapung) merupakan nama umum bagi paku air dari genus Salvinia. Tumbuhan ini biasa ditemukan mengapung di air menggenang, seperti kolam, sawah dan danau, atau di sungai yang mengalir tenang.

Kiambang memiliki dua tipe daun yang sangat berbeda. Daun yang tumbuh di permukaan air berbentuk cuping agak melingkar, berklorofil sehingga berwarna hijau, dan permukaannya ditutupi rambut berwarna putih agak transparan. Rambut-rambut ini mencegah daun menjadi basah dan juga membantu kiambang mengapung. Daun tipe kedua tumbuh di dalam air berbentuk sangat mirip akar, tidak berklorofil dan berfungsi menangkap hara dari air seperti akar. Orang awam menganggap ini adalah akar kiambang. Kiambang sendiri akarnya (dalam pengertian anatomi) tereduksi. Kiambang tidak menghasilkan bunga karena masuk golongan paku-pakuan.

Sebagaimana paku air (misalnya semanggi air dan azolla) lainnya, kiambang juga bersifat heterospor, memiliki dua tipe spora: makrospora yang akan tumbuh menjadi protalus betina dan mikrospora yang akan tumbuh menjadi protalus jantan.

Paku air ini tidak memiliki nilai ekonomi tinggi, kecuali sebagai sumber humus (karena tumbuhnya pesat dan orang mengumpulkannya untuk dijadikan pupuk), kadang-kadang dipakai sebagai bagian dari dekorasi dalam ruang, atau sebagai tanaman hias di kolam atau akuarium. Karena dapat tumbuh sangat rapat hingga menutupi permukaan sungai atau danau, muncul pepatah Melayu “biduk berlalu, kiambang bertaut”, yang berarti setelah gangguan berlalu, keadaan akan kembali seperti semula.

KIAMBANG DAN KHASIAT UBATAN

Seluruh bahagian pokok kiambang dikatakan mengandungi banyak kalium dalam bentuk kalium klorida dan kalium sulfat dan bahan pahit yang akan larut dalam air di mana ia tumbuh. Oleh itu pendarahan dalam usus dikatakan mampu terjadi jika manusia terminum air di mana kiambang tumbuh. Malah jika kiambang dimakan mentah, kesannya dikatakan mulut dan kerongkong akan berasa gatal dan sakit.Pokok air ini tidak memiliki nilai ekonomi yang tinggi kecuali sebagai sumber humus atau baja atau pun sebagai tanaman hiasan di kolam atau akuarium. Namun begitu tahukah anda, kiambang juga dikatakan memiliki khasiat ubatan yang tersendiri. Untuk tujuan ubat herba, tidak semua spesies yang boleh digunakan, hanya spesies yang tercatat saha-ja yang dimaksudkan.

Air rebusan daun dikatakan boleh diminum untuk merawat batuk darah, diabetes dan sifilis dan juga digunakan sebagai air mandian untuk

Page 2: Kiambang

mengurangkan masalah kembung air di perut.Seluruh bahagian pokok dikatakan jika ditumbuk lumat boleh dijadikan ubat tampal pada kulit perit dan bengkak, bisul, sifilis dan terseliuh. Manakala air rebusan seluruh bahagian ini dikatakan boleh diminum untuk merangsang haid, melawaskan buang air kecil dan penghadaman, merawat disenteri, gonorea, sakit buang air kecil dan tiada atau kurang air kecil. Akar pokok teratai pula dikatakan boleh direbus dan diminum untuk melawaskan buang air besar.Walaupun terdapat pelbagai kegunaan kiambang, namun sebelum menggunakannya perlulah mendapatkan nasihat pengamal perubatan bagi mengelakkan kemudaratan di kemudian hari.

KIAMBANG MERAWAT LUKA

POKOK KIAMBANG atau nama botaninya Pistia stratiotes merupakan sejenis tumbuhan yang senang dikenali dan mudah ditemui.Habitatnya sama seperti pokok teratai, hidup segar di kawasan berair seperti kolam, tasik atau paya air tawar.Cuma bezaya dengan pokok teratai, kiambang adalah sejenis tumbuhan yang merayap di atas air dan cepat membiak.

Malah, ia dikatakan menjadi ‘musuh’ kepada ikan kerana ia memiliki akar yang begitu banyak dan menyukarkan ikan untuk bergerak dan bernafas. “Pokok kiambang mempunyai akar yang bukan hanya banyak tetapi berserabut. Kalau jenis ikan yang tidak gemar memakan akarnya itu, ikan tersebut sukar untuk hidup.Sebab itulah, kalau kolam, tasik atau paya air tawar dipenuhi pokok kiambang, ia kurang digemari oleh kaki-kaki pancing,” kata pegawai di Pusat Sumber Genetik Tumbuhan, Institut Biosains UPM, Tajuddin Abdul Manap. Namun begitu, jelas beliau, bagi mereka yang gemar menghias halaman rumah dengan kolam atau pasu berisi air, pokok kiambang pasti menjadi pilihan.Ia bukan hanya memiliki bunga yang cantik dan daun yang segar, tetapi dikatakan mempunyai khasiat untuk merawat luka. Ujarnya, ambillah beberapa helai daun pokok kiambang yang segar dan rebuskan daun itu sehingga mendidih. “Bila sudah suam, alirkan air rebusan tadi di tempat yang luka tersebut. Ia boleh menyekat pengaliran darah keluar,” katanya.

Tetapi, kata Tajuddin, ada juga pengamal perubatan tradisional yang menyatakan bahawa kiambang juga boleh digunakan sebagai bahan pencuci pakaian yang terkena kotoran berminyak.Caranya ialah ambil beberapa helai daun kiambang yang segar dan rendamkannya dalam sebekas air selama beberapa minit. Kemudian keluarkan daun-daun kiambang tadi dan rendamkan pakaian yang terkena kekotoran berminyak selama beberapa minit dan bilaskannya.”

Sumber rujukan :

Page 3: Kiambang

1. Wikipedia2. http://fazlisyam.com/

Tanaman mungil yang bisa hidup di air limbah ternyata mempunyai potensi sebagai penghasil ethanol.

Duckweed atau di Indonesia dikenal dengan Kiambang atau rumput bebek merupakan tanaman mungil yang tumbuh mengambang di permukaan air. Tanaman ini mengandung protein yang cukup tinggi dan biasanya digunakan untuk campuran pakan ternak.

Page 4: Kiambang

North Carolina State University melakukan sesuatu yang lain. Alih-alih mengembangkan Kiambang untuk pakan ternak, para peneliti di sana, Jay Cheng dan Anne-Marie Stomp, lebih tertarik untuk memberikan solusi terhadap perlunya alternatif pengganti jagung sebagai bahan baku ethanol. Jay Cheng adalah profesor teknik pertanian dan biologi, sedangkan Anne-Marie Stomp adalah lektor kehutanan di universitas yang sama.

Menurut Cheng dan Stomp, hingga kini Kiambang masih digunakan sebagai pengolah air limbah ternak skala besar. Sisa-sisa gizi di dalam limbah diserap oleh tanaman tersebut sekaligus menjadikan air limbah aman untuk dialirkan ke dalam sungai atau perairan lainnya.

Jay Cheng, menjelaskan bahwa karena kemampuannya untuk menetralisir limbah, maka Kiambang adalah tanaman ramah lingkungan sekaligus bisa menjadi sumber bahan baku ethanol yang berkesinambungan.

Kelebihan lainnya jika dibandingkan jagung adalah kemampuannya untuk bereproduksi sendiri dan menghasilkan semacam zat tepung, yaitu bahan dasar yang digunakan untuk membuat ethanol, sekitar lima hingga enam kali lebih banyak jika dibandingkan jagung. Menurutnya Kiambang bisa menjadi tanaman produksi selain tanaman lain yang digunakan untuk bahan baku ethanol.

Saat ini, hasil penelitian yang telah dipublikasikan di konferensi tahunan Institute of Biological Engineering di Santa Clara California, telah dibuatkan prototip skala pilotnya untuk mengetahui lebih jauh kemampuan dan produksi ethanol dari tanaman tersebut.

ARTIKEL BIO ENERGY LAINNYA

Page 5: Kiambang

Produksi Algae Melepaskan...

Menurut sebuah penelitian, produksi algae termasuk kegiatan yang tidak menghasilkan keseimbangan...

Dua proyek besar biofuel...

India sudah memulai perlombaan untuk menghasilkan biofuel. Dua proyek besar sudah dimulai untuk...

Teknologi Baru Ubah Sinar...

Satu perusahaan telah mengembangkan sebuah teknologi untuk memproduksi biofuel dari CO2...

Metode Baru Siapkan...

Metode baru yang dikembangkan oleh BioEnergy Science Center mempercepat isobutanol dari biomassa...

Kiambang (Pistia stratiotes) merupakan salah satu tanaman agen fitoremediasi bagi penyerapan orthofosfat deterjen yang menjadi bahan pencemar perairan. Fitoremediasi menggunakan tanaman diharapkan mampu mengurangi bahkan jika memungkinkan dapat menghilangkan bahan pencemar tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase (%) tingkat penyerapan yang efektif dari berbagai konsentrasi orthofosfat deterjen dengan detensi (lamanya) waktu fitoremediasi tersingkat/efisien dalam menyerap kandungan orhofosfat deterjen dengan menggunakan tanaman kiambang (Pistia stratiotes). Percobaan dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial skala laboratorium. Penelitian ini menggunakan variabel bebas konsentrasi orthofosfat (0.05 mg/L, 0.08 mg/L, 0.13 mg/L) dan lama hari atau detensi waktu fitoremediasi (hari ke-2, hari ke-4 dan hari ke-6). Variabel terikat pada

Page 6: Kiambang

penelitian ini adalah penyerapan orthofosfat pada perlakuan deterjen setelah fitoremediasi. Efektivitas fitoremediasi penyerapan orthofosfat deterjen dengan waktu tersingkat yang optimal (efisien) bagi proses fitoremediasi yaitu fitoremediasi pada perlakuan konsentrasi 0.05 mg/L dihari ke empat (P1T2) sebesar 3.50% atau senilai dengan 0.002 mg/L penyerapan orthofosfat perharinya.