KHITBAH.docx

14
A. Pendahuluan Pernikahan atau munakahat merupakan suatu hal yang sangat sakral dalam kehidupan dua orang insan. Janji sehidup semati yang diikrarkan dalam pernikahan bukanlah hal yang mudah untuk diwujudkan. Lika-liku perjalanan hidup mengarungi bahtera pernikahan akan dijalani. Tidak sedikit pasangan hidup yang telah terikat dalam pernikahan tapi tidak mampu mempertahankan pernikahan mereka. Banyak faktor penyebab masalah ini. Salah satunya adalah tidak saling kenalnya pasangan nikah ini. Salah satu hal yang halal namun sangat dibenci oleh Allah Swt. adalah perceraian. Oleh karena itu, Islam mensyariatkan agar calon pasangan suami istri saling mengenal sebelum melangkah ke jenjang pernikahan dengan tujuan memantapkan hati mereka satu sama lain dalam menempuh hidup berumah tangga. Khitbah dalam istilah Islam inilah yang dimaksud dengan pengenalan tahap awal atau pertunangan. Berkhalwat adalah seorang laki-laki dan perempuan berduaan di tempat yang sepi dan merekah bukanlah muhrim dalam hal ini perbutan ini sangatlah dilarang 1

Transcript of KHITBAH.docx

Page 1: KHITBAH.docx

A. Pendahuluan

Pernikahan atau munakahat merupakan suatu hal yang sangat sakral dalam

kehidupan dua orang insan. Janji sehidup semati yang diikrarkan dalam

pernikahan bukanlah hal yang mudah untuk diwujudkan. Lika-liku perjalanan

hidup mengarungi bahtera pernikahan akan dijalani.

Tidak sedikit pasangan hidup yang telah terikat dalam pernikahan tapi tidak

mampu mempertahankan pernikahan mereka. Banyak faktor penyebab masalah

ini. Salah satunya adalah tidak saling kenalnya pasangan nikah ini.

Salah satu hal yang halal namun sangat dibenci oleh Allah Swt. adalah

perceraian. Oleh karena itu, Islam mensyariatkan agar calon pasangan suami istri

saling mengenal sebelum melangkah ke jenjang pernikahan dengan tujuan

memantapkan hati mereka satu sama lain dalam menempuh hidup berumah

tangga. Khitbah dalam istilah Islam inilah yang dimaksud dengan pengenalan

tahap awal atau pertunangan.

Berkhalwat adalah seorang laki-laki dan perempuan berduaan di tempat yang

sepi dan merekah bukanlah muhrim dalam hal ini perbutan ini sangatlah dilarang

oleh agama Islam seperti halnya dalam sebuah hadistnabi yang berbunyi

محر دى مع اال ة مراء باء كم احو يخلون ال“ Janganlah salah seorang diantara kamu (laki-laki) menyepi berdua-duaan

dengan seorang wanita kecuali bersama dengan seorang muhrim.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai khitbah dan larangan berkhalwat,

moga makalah ini menjadi pelajaran bagi pembaca serta perlu adanya kritikan dan

saran demi erbaikan makalah ini menjadi lebih baik.

B. Pengertian Khitbah

Secara bahasa, khitbah berasal dari bahasa Arab, yang berarti bicara.

Khitbah bisa juga diartikan sebagai ucapan yang berupa nesihat, ceramah, pujian,

1

Page 2: KHITBAH.docx

dan sebagainga.1 Kata khitbah dalam bahasa Arab secara literal berarti pinangan

atau lamaran. Yang dimaksud dengan pinangan atau lamaran secara istilah adalah

pernyataan keinginan untuk menikah yang disampaikan oleh salah satu pihak

kepada pihak yang lain dengan cara-cara yang ma’ruf dalam masyarakat2 atau

dengan cara yang lumrah dan biasa dilakukan dalam masyarakat.3

Pelaku khitbah disebut khatib atau khitb. Khitbah merupakan

pendahuluan dari pernikahan.4 Yang umum berlaku dalam masyarakat bahwa laki-

laki yang mengkhitbah perempuan, sehingga khitbah diterjemahkan oleh fuqaha

dengan:

“Pernyataan keinginan untuk menikah terhadap seorang perempuan yang

telah jelas dan perempuan itu memberitahukan keinginan tersebut kepada

walinya.”5

Namun, kebiasaan umum ini tidak selamanya berlaku dalam suatu

masyarakat, tergantung tradisi masyarakat tetempat. Selain itu, karena laki-laki

dan perempuan mempunyai hak yang sama dalam hal khitbah.

C. Dasar Hukum dan Khitbah

Meski khitbah dalam masyarakat sangat sering dilakukan dalam masyarakat,

namun mayoritas fuqaha menyatakan bahwa khitbah memang syari’at Islam,

tetapi seseorang tidak wajib melakukan khitbah sebelum menikah karena tidak ada

satu dalil pun, baik al-Qur’an atau Sunnah, yang menunjukkan secara eksplisit

akan kewajiban melakukan khitbah.6

1Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, (Jakarta Pusat: Pena Pundi Akasara, 2009), hlm. 4712Ahmad Azharuddin Latif, Pengantar Fiqih, (Jakarta: Pusat Studi Wanita UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2005), hlm. 189 3Sayyid Sabiq, Op.Cit, hlm.4724Ibid.hlm.4725Ahmad Azharuddin Latif, Op. Cit.hlm.1896Ibid., hlm. 190

2

Page 3: KHITBAH.docx

D. Wanita yang boleh dipinang

Tidak semua wanita itu bisa dikawini oleh laki-laki. Ada yang tidak bisa

dikawin untuk selama-selamanya, yaitu karena adanya hubungan darah , hubungan

semenda maupun hubungan susunan. Dan ada pula yang tidak boleh dikawin

sementara waktu. Hal ini berlaku juga dalam pinagan , ada wanita yang boleh

dipinang dan ada juga yang tidak boleh dipinang.

Adapun wanita yang boleh dipinang ialah :

a. Tidak ada halangan –halangan menurut ketentuan syara’ untuk dapat dikawini

seketika, misalnya : wanita tidak ada hubungan muhrim dengan laki-laki

hendak meminang, wanita yang tidak ada dalam hubungan perkawinan

dengan orang lain atau wanita yang tidak sedang menjalani iddah talaq raj’i.

b. Wanita yang tidak sedang dipinang oleh laki-laki lain.

E. Kriteria Wanita yang Dipinang

Adapun kriteria wanita yang dipinang terdapat dua yaitu secara mustahsinah

dan Lazimah

1. Mustahsinah

Yang dimaksud dengan syarat mustahsinah ialah syarat yang berupa anjuran

kepada pihak laki yang akan meminang seorang wanita agar ia meneliti dahulu

wanita yang akan dipinangnya tersebut. Adapun syarat-syarat dari mustasina itu

sendiri sebagai berikut :

a. Wanita yang akan dipinang itu telah diteliti tentang keluarganya, akhlak dan

agamanya, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :

عليه الله صلى النبى عن عنه االله رضى يرة هر أبى عنولدينها ولجملها ولحسبها لها لما آلربع المرأة تنكح وسلم

الترمذي . اال عه الجما روه يداك تربت الدين بذات فاظفرArtinya : dari Abu Hurairah ra. Dan Nabi saw beliau bersabda : Wanita itu

dinikahi karena 4 perkara, karena hartanya, kebangsawanannya/nasabnya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah pilihlah yang

3

Page 4: KHITBAH.docx

beragama, mudah-mudahan engkau berhasil baik. (HR. Jamaah ahli hadis kecuali At-Tirmidzi).

b. Wanita yang dipinang adalah wanita yang mempunyai keturunan dan

mempunyai sifat kasih sayang. Sabda Nabi saw :

الله صلى النبى الله رسول كان قال عنه االله رضى أنس عن . ويقول شديدا نهيا التبتل عن وينهى يأمربالبأة وسلم عليه

. روه القيامة يوم األنبياء بكم ثر مكا فاءنى تزوجواالودوداالولوداحمد

Artinya : Dari Anas ra. Beliau berkata, Rasulullah saw menyuruh orang yang sanggup kawin, dan melarang dengan sangat hidup membujang selamanya. Selanjutnya Beliau bersabda : “Kawinilah wanita yang mempunyai sifat kasih saying dan mempunyai keturunan, sesungguhnya aku bangga pada hari kiamat nanti dengan melihat jumlahmu yang banyak dibandingkan dengan jumlah ummat nabi-nabi yang lain (HR. Ahmad).7

c. Wanita yang dipinang itu mempunyai hubungan darah yang jauh dengan laki-

laki yang meminang. Agama melarang seorang laki-laki menikahi seorang

wanita yang sangat dekat hubungan darahnya.8  Sayyidina Umar ibnu khatab

menatakan kepada bani Sa’ab :

. فانكحواالغراءب ضعفتم فقدArtinya : sesungguhnya kamu dalah lemah-lemah, maka nikahlah dengan

orang-orang asing (yang jauh hubungan darahnya denganmu).

2. Lazimah

Yang dimaksud dengan lazimah adalah syarat yang wajib dipenuhi sebelum

peminangan dilakukan.Sahnya peminangan tergantung pada adanya syarat-syarat

lazimah tersebut. Yang termasuk dalam syarat lazimah antara lain :

a. Wanita yang tidak dalam pinangan orang lain atau sedang dalam pinangan

akan tetapi orang yang meminangnya melepaskan hak pinangannya.

Sabda Nabi saw :

7Djaman Nur, Fiqih Munakahat, (Semarang : Dina Utama, 1993), hlm 148Lihat Al-Qur’an Suroh An-Nisaa Ayat 22 dan 23

4

Page 5: KHITBAH.docx

أخيه بيع على يبتاع أن له يحل فال أخوالمؤمن المؤمنمسلم . و أحمد روه يزر حتى أخيه خطبة على واليخطب

Artinya : orang mukmin adalah bersaudara, tidak boleh menawar barang yang sedang ditawar oleh saudaranya, dan tidak boleh melamar wanita yang sedang dilamar oleh saudaranya sampai saudaranya itu membatalkan tawaran atau pinangannya. (HR.Ahmad dan Muslim).

b. Wanita yang dipinang hendaklah wanita yang halal untuk dinikahi dalam artian

wanita tersebut bukanlah menjadi mahram dari laki-laki yang meminangnya.

F. Larangan Berkhalwat

Khalwat atau bersama-sama dengan orang lain dalam suatu tempat adalah

suatu hal yang sering dilakukan oleh manusia sebagai makhluk yang berasaskan

zoon politicon atau makhluk sosial, namun Islam sebagai agama yang universal

dan kaffah memberikan tuntunan di dalam melakukan khalwat ini, khususnya

ketika dilakukan bersama-sama antara laki-laki dan perempuan yang bukan

mahram dengan tujuan agar tetap terjaganya kehormatan masing-masing dan

terjauh dari kemudharatan.

Berkenaan dengan hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

OهOمNا Qث Nال ث NانNطR ي Sالش SنQ فNإ VةN أ NرRمQ Qا ب RمO NحNدOك أ SنNوO ل RخN ي Nال

Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua.9

Di dalam hadits lain Rasulullah juga bersabda:

مNعNهNا NسR Nي ل VةN أ NرRمQ Qا ب SنNوO ل RخN ي NالNف QرQاآلخ Q NوRم Rي وNال QاللهQ ب OنQمRؤO ي NانN ك RنNمNو

OانNطR ي Sالش NهOمNا Qث Nال ث SنQ فNإ RهNا مQن V م NرRحNم RوOذ

9Ibnul Atsir, An-Nihayah fi goribil hadits, (Darul Ma’rifah, tahqiq Syaikh Kholil Ma’mun, tt), hlm.116.

5

Page 6: KHITBAH.docx

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah ia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa ada mahrom wanita tersebut, karena syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua.10

Nا ي NالNقNف XلOج Nر NامNقNف V م NرRحNم RيQذ NعNم SالQ إ VةN أ NرRمQ Qا ب XلOج Nر SنNوO ل RخN ي Nال NذNا وNك NذNا ك QةNو RزNغ RيQف OتR Nب Nت Rت Qك وNا حNاجNة\ RتNج NرNخ RيQ Nت أ NرRمQ ا Qالله NلRو Oس Nر

NكQ Nت أ NرRمQ ا NعNم SجOحNف RعQج RرQ ا NالNقDari Ibnu Abbas, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda, “Janganlah seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang wanita kacuali jika bersama dengan mahrom sang wanita tersebut”. Lalu berdirilah seseorang dan berkata, “Wahai Rasulullah, istriku keluar untuk berhaji, dan aku telah mendaftarkan diriku untuk berjihad pada perang ini dan itu”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Kembalilah!, dan berhajilah bersama istrimu.11

Di dalam hadits di atas, nabi saw mengatakan bahwa syaitan akan menjadi

orang ketiga diantara mereka berdua. Berkata Al-Munawi mengenai hal ini,

menurut beliau maksudnya adalah syaitan menjadi penengah (orang ketiga)

diantara keduanya dengan membisikan mereka (untuk melakukan kemaksiatan)

dan menjadikan syahwat mereka berdua bergejolak dan menghilangkan rasa malu

dan sungkan dari keduanya serta menghiasi kemaksiatan hingga nampak indah di

hadapan mereka berdua, sampai akhirnya syaitan pun menyatukan mereka berdua

dalam kenistaan (yaitu berzina) atau (minimal) menjatuhkan mereka pada perkara-

perkara yang lebih ringan dari zina yaitu perkara-perkara pembukaan dari zina

yang hampir-hampir menjatuhkan mereka kepada perzinaan.”12

Berkata As-Syaukani, “Sebabnya adalah lelaki senang kepada wanita karena

demikanlah ia telah diciptakan memiliki kecondongan kepada wanita, demikian

juga karena sifat yang telah dimilikinya berupa syahwat untuk menikah. Demikian

10HR Ahmad dari hadits Jabir 3/339. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Irwaul Golil jilid 6 no 1813

11Imam An-Nawawi, Al-Minhaj syarh shahih Muslim, (Dar Ihyaut Turots, cetakan ketiga, tp, tt), hlm.321

12Ibnu Hajar Al-Asqolani, Fathul Bari, (Darus Salam, cetakan pertama, tp, 1421 H), hlm.271

6

Page 7: KHITBAH.docx

juga wanita senang kepada lelaki karena sifat-sifat alami dan naluri yang telah

tertancap dalam dirinya. Oleh karena itu syaitan menemukan sarana untuk

mengobarkan syahwat yang satu kepada yang lainnya maka terjadilah

kemaksiatan.”13

Imam An-Nawawi berkata, “…Diharamkannya berkhalwat dengan seorang

wanita ajnabiah dan dibolehkannya berkholwatnya (seorang wanita) dengan

mahramnya, dan dua perkara ini merupakan ijma’ (para ulama)”

Dari A’isyah ia berkata : nabi SAW membaiat para perempuan dengan

perkataan tidak perna tangan rasulullah memegang tangan para perempuan,kecuali

tangan perempuan yang telah menjadi miliknya ( artinya perempuan yang telah

dimilikinya) yaitu istri nabi sendiri ( HR. Bukhari )

Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 30 yang berbunyi:

Artinya Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".(SQ.An-Nur ayat 30)

Asbabul nuzul dari ayat diatas ialah Ada seorang laki-laki pada massa

rosululloh yang berjalan di lorong kota madinah, lalu ia bertemu dengan seorang

perempuan  Lalu kedua nya saling menatap dan memandang karna saling

terpesona. laki-laki itupun terus berjalan sambil memandangi perempuan itu dan

akhir nya ia menabrak sebuah dinding sehinggah hidung seorang laki-laki itupun

pecah dan berdarah ,lalu laki-laki itu pun berkata kepada seorang perempuan

tersebut “aku tidak akan membasuh darahku sebelum aku tanyakan apa yang

terjadi padaku ini”, kepada rosullulloh. kemudian laki-laki itu pun datang

menemui rosul dan menceritakan apa yang baru saja ia alami.14

13Ibnu Hajar al-Asqolani, Bulughul Maram, (Singapura:Haramain, tt), hlm.11314Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin, Fiqh Madzhab Syafi’i, (Bandung :Pustaka Setia, 2007),

hlm.34

7

Page 8: KHITBAH.docx

G. Kesimpulan

Adapun yang menjadi kesimpulan makalah ini adalah :

a. Khitbah adalah pernyataan keinginan untuk menikah yang disampaikan oleh

satu pihak kepada pihak yang lain dengan cara-cara yang ma’ruf dalam

masyarakat.

2. Khitbah hukumnya tidak wajib.

3. Hikmah khitbah adalah saling mengenal kepribadian calon pasangan suami

istri.

4. Tata cara khitbah ada berupa sindiran dan ada yang secara langsung,

disesuaikan dengan keadaan pihak yang dikhitbah. Orang yang mengkhitbah

dan dikhitbah harus memenuhi syarat tertentu. Bagian tubuh pihak yang

dikhitbah juga memiliki batasan yang dapat ddilihat oleh pihak yang

mengkhitbah.

5. Bila khitbah telah disepakati dua belah pihak, konsekuensi khitbah berlaku,

yaitu pintu khitbah sudah tertutup bagi tertutup bagi orang lain terhadap

mereka.

6. Berkhalawat adalah dimana seorang laki-laki dan perempuan berduaan di

tempat sepi dan mereka bukanlah muhrim, sesungguhnya berkhalawat atau

berduaan dengan seorang yang bukan muhrimnya sangat dilarang oleh

agama dan dapat menimbulkan fitnah ditengah-tengah masyarakat dan juga

bisa merusak nama baik kita dimasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Azharuddin Latif, Pengantar Fiqih, Jakarta: Pusat Studi Wanita UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005.

8

Page 9: KHITBAH.docx

Djaman Nur, Fiqih Munakahat, Semarang : Dina Utama, 1993.

HR Ahmad dari hadits Jabir 3/339. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Irwaul Golil jilid 6 no 1813

Ibnu Hajar al-Asqolani, Bulughul Maram, Singapura:Haramain, tt.

Ibnu Hajar Al-Asqolani, Fathul Bari, Darus Salam, cetakan pertama, tp, 1421 H.

Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin, Fiqh Madzhab Syafi’i, Bandung :Pustaka Setia, 2007.

Ibnul Atsir, An-Nihayah fi goribil hadits, Darul Ma’rifah, tahqiq Syaikh Kholil Ma’mun, tt.

Imam An-Nawawi, Al-Minhaj syarh shahih Muslim, Dar Ihyaut Turots, cetakan ketiga, tp, tt.

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Jakarta Pusat: Pena Pundi Akasara, 2009.

9