Khazanah Kearifan Lokal Dalam Petuah

download Khazanah Kearifan Lokal Dalam Petuah

of 2

Transcript of Khazanah Kearifan Lokal Dalam Petuah

KHAZANAH KEARIFAN LOKAL DALAM PETUAH-PETUAH PEPATAH BUGIS Setiap bangsa lahir dan berkembang dengan kebudayaan mereka masing-masing. Tak terkecuali dengan masyarakat Sulawesi Selatan. Berbicara tentang Sulawesi Selatan tentunya tidak lepas dari pembicaraan terhadap entitas etnis masyarakat Bugis-Makassar. Walau harus disadari bahwa penyandingan Sulawesi Selatan dengan Bugis-Makassar tidaklah dalam rangka menghilangkan/mengkaburkan keberadaan entitas etnis lainnya seperti Mandar, Konjo dan juga tentunya Luwu. Mungkin butuh kajian dari para pakar untuk membahas perihal tersebut. Sebab, kepusingan yang sama masih saya alami. Dengan keterbatasan saya dalam memahami sejarah, ketika orang bertanya tentang orang apa saya? Bugis atau Makassar kah ? maka saya dengan ala sadarnya menjawab Saya Orang Luwu !!! Terlepas dari itu semua, tulisan ini coba hadir sekedar untuk mengingatkan kembali tentang betapa kayanya kita orang Bugis (lagi-lagi pusing untuk menyandarkan Orang Luwu dalam kalimat ini, maka ambil jalan amannya saja tetap menulis orang Bugis agar tidak dapat protes dari para pakar sejarah dan budaya). Perlunya melakukan sebuah Kajian Budayadidasari akan pemahaman bahwa dengan Kajian budaya kita akan mampu untuk menyusun sejumlah acuan-acuan teoritis yang dapat dipakai untuk menjelaskan hubungan teks-teks budaya dengan aspek sosial, ekonomi dan politis. Dialog kita dengan kajian budaya mungkin dapat menambah gairah kita untuk senantiasa mencari dan menemukan hal-hal baru. Sebuah proses pencarian harta karun ! kekayaan budaya yang terpendam. Kekayaan yang dimaksudkan adalah selain adat istiadat yang begitu mengakar, salah satu yang hendak di angkat kepermukaan dalam konteks tulisan ini adalah khazanah pepatah-pepatah lama yang secara turun temurun di lafadzkan dan di bacakan kepada kita dari generasi ke generasi. Suatu hal yang menjadi kesyukuran kita adalah bahwa dengan pemahaman yang benar terhadap khazanah budaya tersebut yang kemudian teraplikasi dalam pola hidup dan sikap masyarakat Bugis pada umumnya disadari atau tidak akan melahirkan sebuah budaya hidup yang penuh dengan kearifian-kearifan. Ini yang sering kita maknai sebagai kearifan-kearifan lokal. Berikut beberapa pepatah bugis (lebih tepatnya petuah-petuah/nasehat-nasehat dari orang tua kita dulu tentang kehidupan yang mereka sari dalam sebuah ungkapan ringkas nan sarat akan makna) : Resopa Temmanginngi Malomo Nalettei Pammase Dewata" Hanya dengan bekerja keras kita akan mendapat rahmat Allah SWT. Ininnawa mitu denre sisappa, sipudoko, sirampe teppaja Hanya budi baik yang akan saling

mencari, saling menjaga, dalam kenangan tanpa akhir. Taro ado taro gau Selarasnya antara perkataan dan perbuatan. Padioloi niya madcng, ritemmadduppana iyamanenna gau Dahului dengan niat yang baik sebelum terlaksananya segala perbuatan. Pada laleng teppada upe sama jalannya, tak sama peruntungannya. Nigi-nigi majenggo dena masempajang, iya na diaseng bembe` Siapa-siapa yang berjenggot namun tidak sembahyang, dialah kambing. Toddopuli temalara Sekali layar terkembang, pantang surut ke tepian. Nakko de' siri'mu engka mussa pessemu Jika tak punya malu, paling tidak punya rasa solidaritas sosial. Akkai padammu rupa tau natanrrko Angkatlah sesamamu manusia supaya engkau juga akan di junjung. "Pada Idie Pada Elo, Sipatuo Sipatokkong" Kita Bersama Inginkan Kebaikan, Saling Meng'hidup'kan & Membantu. Dan tentunya masih banyak lagi harta-harta terpendam lainnya peninggalan orang tua kita. sudah saatnya kita peduli melestarikan Budaya (positif) untuk saling mengingatkan ! "Mali Siparappe, Rebba Sipatokkong, Malilu Sipakainge" Jadi ingat pepatah guyon teman sekelas dulu . Balla tenri pagar, tawana babie. Nanre tenri tongko, tawana cokie. Ana dara tenri jampangi, tawana kalloloe.. hehehe