kewirausahaan ragwan

35
BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Produktivitas Beberapa decade terakhir ini, kita mendengar berita sensasi tentang pukulan-pukulan oleh perusahaan Jepang terhadap pasaran produk buatan Amerika. Dikatakan bahwa Jepang menguasai pasaran barang-barang di Amerika, seperti pasaran mobil dikuasai Jepang di pasar/Negara Amerika sebanyak 30%, sepeda motor 90%, alat rekaman 50%, radio 50%, kamera 30%, dan televise 25%. Jepang memberikan pukulan terhadap pasaran Amerika dengan kualitas barang yang semakin baik, harga yang murah dan pelayanan memuaskan. Mengapa ini bisa terjadi ? Jawabannya ialah Jepang sangat memperhatikan tingkat produktivitas dalam organisasi bisnisnya. Apakah yang dimaksud dengan produktivitas ? Di dalam beberapa ensiklopedia, produktivitas didefinisikan sebagai berikut : 1. Productivity in economics, is a term used to describe how well or how efficiently an economy’s resources are used in the processes of production (Americana, Vol 22, 1978 : 640). 2. Productivity in economics is the ratio of what is produced to what is require to produce it (Britanica, Vol 15, 1982 : 27).

Transcript of kewirausahaan ragwan

Page 1: kewirausahaan ragwan

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Produktivitas

Beberapa decade terakhir ini, kita mendengar berita sensasi tentang

pukulan-pukulan oleh perusahaan Jepang terhadap pasaran produk buatan

Amerika. Dikatakan bahwa Jepang menguasai pasaran barang-barang di Amerika,

seperti pasaran mobil dikuasai Jepang di pasar/Negara Amerika sebanyak 30%,

sepeda motor 90%, alat rekaman 50%, radio 50%, kamera 30%, dan televise 25%.

Jepang memberikan pukulan terhadap pasaran Amerika dengan kualitas barang

yang semakin baik, harga yang murah dan pelayanan memuaskan. Mengapa ini

bisa terjadi ? Jawabannya ialah Jepang sangat memperhatikan tingkat

produktivitas dalam organisasi bisnisnya. Apakah yang dimaksud dengan

produktivitas ?

Di dalam beberapa ensiklopedia, produktivitas didefinisikan sebagai

berikut :

1. Productivity in economics, is a term used to describe how well or how

efficiently an economy’s resources are used in the processes of production

(Americana, Vol 22, 1978 : 640).

2. Productivity in economics is the ratio of what is produced to what is require

to produce it (Britanica, Vol 15, 1982 : 27).

3. Productivity refers to a class of empirical output-input ratios that is widely

used in economic history, economic analysis and economic policy (The

Encylopedy of Social Science, Vol 12, 1972 : 523).

Inti dari pengertian produktivitas yang diungkapkan di atas ialah

menyangkut perbandingan hasil yang diperoleh dengan sumber-sumber ekonomi

yang digunakan.

Page 2: kewirausahaan ragwan

Ada yang menyatakan bahwa produktivitas ialah kuantitas atau volume

dari produk atau jasa yang dihasilkan. Akan tetapi banyak pandangan menyatakan

bahwa produktivitas bukan hanya kuantitas, tetapi juga kualitas produk yang

dihasilkan, yang harus juga dipakai sebagai pertimbangan mengukur tingkat

produktivitas. Seperti dinyatakan dalam pengertian berikut : Productivity means

quality of output as well as quantity. Productivity refers to the output per man

hour in anyone, company or organization. Productivity refern to the ratio of

output to input by industry of section of the economy (Ray A. Killian, 1976 : 120).

Pandangan di atas ada yang termasuk pandangan tradisional dan ada yang

termasuk pandangan modern tentang produktivitas. Pandangan tradisional

memfokuskan pada perbandingan antara output fisik dan resources inputs.

Sedangkan pandangan yang lebih modern menyatakan : Productivity is a

summary measure of the quantity and quality of work performance with resource

utilization considered (Schermerhorn, 1984: 17).

Productivity is defined for our purpose as output per employee-hour,

quality considered. (Sutermeister, 1976: 5).

Jadi dalam menentukan produktivitas tidak hanya dilihat factor kuantitas

saja, tetapi juga factor kualitasnya. Jika seseorang menghasilkan 20 unit produk

bulan yang lalu, dan sekarang dihasilkan 22 unit, maka dikatakan

produktivitasnya naik 10%. Jika seseorang menghasilkan 20 unit produk bulan

lalu dan sekarang tetap 20 unit, tetapi dalam kualitas yang lebih baik, maka

dikatakan produktivitasnya juga meningkat.

Page 3: kewirausahaan ragwan

Melihat definisi di atas, maka produktivitas ini dapat diukur menurut tiga

tingkatan, yaitu :

individu

kelompok

organisasi

Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Ketiga kelompok di atas yang terdapat dalam organisasi bisnis dapat

diukur produktivitasnya. Ada tiga ukuran produktivitas yang harus

dipertimbangkan dalam mengelola organisasi, yaitu :

1. Untuk tujuan strategi, apakah organisasi sudah benar sesuai dengan apa yang

telah digaris kan.

2. Efektivitas, sampai tingkat manakah tujuan itu sudah dicapai dalam arti

kuantitas dan kualitas.

3. Efisiensi, bagaimana perbandingan output dibagi input, dimana pengukuran

output termasuk di dalamnya kuantitas dan kualitas.

Selanjutnya untuk menghitung tingkat produktivitas, ada tiga bentuk dasar

perhitungan yaitu :

1. Produktivitas Parsial, yaitu perbandingan output dengan salah satu input

tertentu, misalnya dengan input pekerja.

Page 4: kewirausahaan ragwan

2. Produktivitas Total-Faktor, yaitu perbandingan output dengan sejumlah input

yang berhubungan dengan pekerja dan modal.

3. Produktivitas Total, yaitu perbandingan output dengan input.

Kemudian ada lagi pengertian produktivitas yang kelihatannya lebih

konprehensif ialah dikemukakan oleh Paul Mali (1978: 6) yang menyatakan :

“Productivity is the measure of how well resources are brought together in

organization and utilized for accomplishing a set of results. Productivity is

reaching the highest level of performance with the least expenditure of resources.

Paul Mali mengungkapkan bahwa produktivitas bukanlah produksi, bukan

performans, bukan pula hasil. Dikatakan bahwa baik produksi, performans,

maupun hasil merupakan komponen produktivitas. Dalam hal ini ada dua hal

yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Seperangkat hasil atau performans. Di sini kita melihat efektivitas.

2. Penggunaan sumber-sumber, ini menyangkut efisiensi.

Untuk mengkaji kedua hal di atas dapat diajukan pertanyaan : Hasil apa

yang diinginkan oleh organisasi (menyangkut evektivitas) dan sumber-sumber

apa yang dikorbankan (menyangkut efisiensi) ?

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disusun formula untuk mencari

indeks produktivitas sebagai berikut :

Beberapa Variabel yang Mempengaruhi Produksi

Page 5: kewirausahaan ragwan

Ada beberapa variable yang mempengaruhi tingkat produktivitas suatu

usaha atau organisasi. Perhatikan gambar berikut :

Dari gambar tersebut terlihat ada tiga kekuatan internal yang berpengaruh

pada produktivitas, yaitu : managerial processes, managerial leadership, dan

motivation.

Managerial processes; menyangkut; perihal merencanakan organisasi,

mengintegrasikan, dan mengawasi segala kegiatan. Dengan demikian

pekerjaan dapat dijalankan dengan lancer dan sempurna. Jika organisasi

strukturnya tidak besar, pekerjaan semrawut, pengawasan lemah, maka tingkat

produktivitasnya akan menurun.

Managerial leadership; berhubungan dengan tujuan perusahaan, penyediaan

kondisi kerja, ruangan, ventilasi, peralatan, yang dapat mendorong ppekerja

bekerja lebih giat dan semangat.

Motivation; yaitu factor-faktor yang dapat memotivasi karyawan untuk

bekerja lebih produktif, meningkatkan prestasi, mengurangi kesalahan, dan

meningkatkan efisiensi.

Page 6: kewirausahaan ragwan

Kemudian ada tiga kekuatan eksternal yang mempengaruhi produktivitas,

yaitu :

Government regulation; yaitu peraturan-peraturan yang dibuat oleh

pemerintah. Hal ini dapat menurunkan produktivitas, maupun meningkatkan

produktivitas.

Union; yaitu organisasi karyawan, serikat pekerja. Hal ini juga dapat

menurunkan produktivitas, maupun meningkatkan produktivitas. Dalamhal ini

harus dijaga bagaimana terjalin hubungan harmonis antara manajemen dengan

karyawan melalui serikat pekerjanya.

Inovation; ini menyangkut penemuan baru dalam bidang teknologi yang

menyebabkan alat produksi lama menjadi kuno, tidak efisien, ketinggalan

mode. Siapa yang lebih cepat menerapkan teknologi baru, biasanya akan

mendahului para saingannya dan dapat memenangkan persaingan yang terjadi

di pasar.

Dari uraian di atas jelas bahwa produktivitas tidak hanya masalah

bagaimana karyawan harus bekerja keras saja, tetapi yang penting bekerja sama,

dengan manajemen, dengan pemimpin yang luwes (smarter), membuat pekerjaan

lebih mudah, sederhana, cepat dan efisien.

Seorang wirausaha yang berhasil harus mempertimbangkan semua

komponen produktivitas yang tersebut di atas, serta mengantisipasinya lebih dini,

agar kegiatan wirausaha dapat berjalan dengan sukses dan mencapai kemajuan.

Di sinilah cirri-ciri dan prilaku/sifat wirausaha diuji dan dilaksanakan

segenius mungkin, yaitu dalam menghadapi perkembangan peraturan pemerintah,

memiliki pandangan jauh ke depan, menghadapi kumpulan karyawan. Seorang

wirausaha harus mampu bekerjasama dan memotivasi mereka. Dan yang paling

penting ialah gaya kepemimpinan yang dibawakan oleh wirausaha, bagaimana ia

mampu memotivasi karyawan untuk meningkatkan produktivitas.

Page 7: kewirausahaan ragwan

2. Pengertian Motivasi

Produktivitas suatu pekerjaan sangat tergantung kepada kemauan para

pekerja untuk bekerja lebih giat. Agar pekerja lebih giat melakukan pekerjaan,

maka mereka perlu diberi motivasi dengan berbagai cara. Pada umumnya tingkah

laku manusia dilakukan secara sadar, artinya selalu didorong oleh keinginan

untuk mencapai tujuan tertentu. Disinilah letaknya peran penting dari motivasi.

Motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah

kebutuhan, keinginan, dorongan atau impuls. Motivasi seseorang tergantung

kepada kekuatan motifnya. Motif dengan kekuatan yang sangat besarlah yang

akan menentukan perilaku sesorang. Motif yang kuat ini seringkali berkurang

apabila telah mencapai kepuasan ataupun karena menemui kegagalan.

Jadi kekuatan motif ini dapat berubah karena :

1. Terpuaskannya kebutuhan.

Bila kebutuhan telah terpuaskan maka motif akan berkurang, dan beralih

kepada kebutuhan lain dan seterusnya.

2. Karena adanya hambatan, maka orang mencoba mengalihkan motifnya ke

arah lain.

Adanya frustasi memberikan beberapa kemungkinan terhadap kekuatan

motif. Pertama bisa menimbulkan patah semangat, dan tidak mau mencoba lagi.

Akibatnya produktivitas atau prestasi kerja dari karyawan ini akan menurun.

Namun ada pula karyawan yang karena frustasi memberikan balikan yang sangat

positif lalu dia mencoba lagi sekuat tenaga. Hanya jika dia menghadapi frustasi

lagi maka akibatnya menjadi fatal. Mereka dapat melakukan tindakan destruktif,

demonstrasi, menyerang pimpinan, merusak kantor dan sebagainya.

3. Teori Motivasi Hirarki Kebutuhan Maslow

Page 8: kewirausahaan ragwan

Teori motivasi yang sangat polpuler ialah teori hirarki kebutuhan yang

dikemukakan oleh Abraham Maslow. Maslow berpendapat bahwa hirarki

kebutuhan manusia dapat dipakai untuk melukiskan dan meramalkan

motivasinya. Teorinya tentang motivasi didasarkan oleh dua asumsi. Pertama,

kebutuhan seseorang tergantung dari apa yang telah dipunyainya, dan kedua,

kebutuhan merupakan hirarki dilihat dari pentingnya. Menurut Maslow ada lima

kategori kebutuhan manusia, yaitu : Physiological needs, safety (security), social

(affiliation), esteem (recognition), dan self actualization.

Bila suatu tingkat kebutuhan sudah terpenuhi, maka akan muncul tingkat

kebutuhan yang lebih tinggi. Namun ini tidak berarti tingkat tingkat kebutuhan

yang lebih rendah harus terpenuhi 100% atau sangat memuaskan. Bisa saja

kebutuhan lebih rendah belum memuaskan sekali, sudah muncul tingkat yang

lebih tinggi. Hal ini terasa sekali pada Negara yang sedang berkembang, yang

masyarakatnya ingin cepat sekali memenuhi tingkat kebutuhan yang lebih tinggi,

yang kemudian merupakan gejala demonstration effect.

4. Teori Motivasi Hawthorne

Pada tahun 1924, ahli efisiensi Elton Mayo mengadakan penelitian di

Hawthorne Illinois, Westernlectric Coy mengenai pengaruh lampu penerangan

terhadap produktivitas karyawan. Penelitian ini mencoba menemukan kombinasi

yang terbaik untuk memacu produktivitas maksimum dari karyawan melalui

berbagaimacam percobaan, antara lain dengan merubah jam kerja, makan siang,

metode kerja, dan sebagainya. Elton Mayo dari Harvard University Graduate

Page 9: kewirausahaan ragwan

School of Busines Administration menduga bahwa Produktivitas akan meningkat

dengan peningkatan penerangan. Dua kelompok diambil, satu kelompok

eksperimen dan yang satu lagi kelompok control. Kedua kelompok disamakan

fasilitasnya kecuali penerangannya. Ketika penerangannya ditingkatkan pada

kelompok eksperimen, output meningkat sesuai dengan yang diramalkan. Sesuatu

yang di luar dugaan, output kelompok control juga meningkat tanpa diberi

penerangan.

Kemudia Moyo dan asosiasinya diminta untuk mengetahui apa sebab-

sebabnya. Selama 1,5 tahun Mayo dan kawan-kawannya mengadakan penelitian

dengan mengadakan perubahan jadwal periode istirahat, makan siang di

perusahaan, dan kerja dalam seminggu diperpendek di perusahaan itu. Hasilnya

mencengangkan, produksi meningkat setiap waktu, mengapa ?

Setelah diteliti penyebab produksi meningkat, ternyata bukan karena aspek

yang dieksperimenkan, melainkan karena “aspek-aspek manusia”. Mereka merasa

seperti diperlukan seperti orang penting pada bagian perusahaan itu. Mereka dapat

berhubungan satu sama lain, dan tidak lagi merasa terisolasi, perasaan berafiliasi,

kompeten dan berprestasi mulai bertunas di dalam hati mereka. Mereka bebas

bicara tentang apa yang mereka anggap penting.

Suatu hal yang sangat berarti dan sangat penting ditemukan bahwa untuk

meningkatkan prestasi kerja karyawan, perlu adanya factor human relation. Jika

karyawan mendapat perhatian khusus secara pribadi terhadap dirinya dan juga

terhadap kelompoknya, maka produktivitas akan meningkat. Oleh sebab itu

seorang wirausaha harus pandai mendekati dan memperhatikan pekerjaan yang

sedang dikerjakan karyawan. Beri mereka pujian spontan, atau tepuk bahunya,

sebagai tanda kebanggaan pimpinan. Memiliki karyawan seperti dia. Jumlah yang

dikenal sebagai “manajemen tepuk” yang memberikan andil dalam meningkatkan

produktivitas.

5. Teori X dan Teori Y (Douglas Mc. Gregor)

Page 10: kewirausahaan ragwan

Teori X mengasumsikan bahwa kebanyakan orang lebih suka dipimpin

tidak punya tanggung jawab dan ingin selamat saja, ia dimotivasi oleh uang,

keuntungan dan macam hukuman. Manajer yang menganut teori X akan

menganut sistem pengawasan dan disiplin yang ketat terhadap para pekerja.

Sedangkan teori Y mengasumsikan bahwa orang itu malas bukan karena bakat

atau pembawaan sejak lahir. Semua orang sebenarnya bersifat kreatif, yang harus

dibangkitkan atau dirangsang oleh pimpinan. Inilah tugas manajer, yaitu

membangkitkan daya kreasi para pekerja. Mc Gregor mengemukakan daftar

asumsi tentang hakekat manusia dalam teori X dan teori Y sebagai berikut.

Teori X

1. Pekerjaan pada hakekatnya tidak disenangi orang banyak

2. Kebanyakan orang rendah tanggung jawabnya danlebih suka dipimpin.

3. Kebanyakan orang kurang kreatif.

4. Orang lebih suka memikirkan kebutuhan-kebutuhan yang bersifat fisik

saja, asal itu sudah dipenuhi, selesai persoalannya.

5. Kebanyakan orang harus dikontorl secara ketat, dan sering harus

dipaksakan menerima tujuan organisasi (dipaksa bekerja).

Teori Y

1. Pekerjaan itu sebetulnya sama dengan bermain, cukup menarik dan

mengasyikkan.

2. Orang mempunyai kemampuan mengawasi diri sendiri guna mencapai

tujuan.

3. Setiap orang mempunyai kemampuan kreativitas.

4. Orang tidak hanya memiliki kebutuhan fifik saja tetapi juga memiliki

kebutuahan rasa aman, ingin bergaul, ingin dihargai dan ingin

menonjolkan dirinya.

5. Orang harus diberi motivasi agar dapat membangkitkan daya inisiatif dan

kreativitasnya.

Page 11: kewirausahaan ragwan

Kedua teori ini jangan disimpulkan bahwa teori X jelek dan teori Y baik.

Teori X dan Y hanya memberikan kira-kira arah atau kecenderungan orang.

Orang yang menganut teori Y untuk hal tertentu, namun ia juga hharus

memimpin dan mengawasi para pejerjaan menurut teori X.

6. Teori Pola A dan Pola B

Di samping teori di atas, ada lagi teori Pola A dan Pola B dari chris

Argyris.

Teori Pola A bertanggapan bahwa orang atau individu tidak punya

perasaan, tidak terbuka, suka menolak eksperimen, dan tidak mau menolong

orang lain.

Pola B beranggapan bahwa setiap orang memiliki perasaan, ada tenggang

rasa, bersifat terbuka, mau melakukan eksperimen dan mau menolong orang lain.

Argyris menyatakan walaupun pola A sama dengan teori X, dan pola B

sama dengan teori Y, tetapi sebenarnya tidak selalu demikian. Dalam keadaan

tertentu pola A bisa berhubungan dengan teori Y, pola B bisa berhubungan

dengan teori X, dengan cara demikian dapat timbul manajer-manajer yang

memiliki kombinasi XA, XB, atau YA dan YB.

Pendekatan terhadap tenaga kerja harus secara manusiawi, sejalan dengan

perubahan pancasila yang tidak membenarkan perlakuan manusia sebagai mesin,

sebagai robot. Hubungan perubahan pancasila menekankan bahwa tenaga kerja

adalah manusia yang memiliki harkat dan martabat, memiliki cita rasa,

berketuhanan, memiliki kepribadian, ada kekurangan dan kelebihan yang perlu di

bantu sesama. Tidak boleh ada expoloitation de I’homme par I’homme,

penghisapan oleh manusia atas manusia.

Mengurus tenaga kerja demikian sulitnya, sehingga para pemimpin

perusahan bila diberi pertanyaan: apabila perusahan anda musnah terbakar apa

usaha anda lagi? Jawaban mudah, ambil saja asuransi dan bangunan kembali.

Tapi bagaimana jika tenang kerja terampil dalam perusahan anda hilang? Para

Page 12: kewirausahaan ragwan

pemimpin perusahan tidak bisa menjawabnya karena terbayang kesulitan-

kesulitan dan pembinaan tenaga kerja yang telah dilakukannya selama ini

sehingga tenaga kerja itu boleh dikatakan “sudah jadi’, sulit mendapatkan

penggantinya.

Oleh sebab itu, tenaga kerja harus dipelihara sebaik-baiknya, harus saling

menguntungkan kedua belah pihak, baik perusahaan maupun tenaga kerja itu

sendiri.

Memanga tenga kerja manusia perlu diberi motivasi, sehingga mereka

bersemangat meningkatkan produktivitas. Masalah semangat kerja berbeda-beda

pada masyarakat tertentu. Ada kelompok masyarakat yang tinggi semangat

kerjanya dan ada pula yang rendah. Masalah ini dihadapi dan kadang-kadang ini

merupakan kendala bagi pelaksanaan pembangunan nasional di seluruh wilayah

negara kita.

7. Teori Hyglene dari Frederick Herzberg

Teori motivasi hygiene INI ADALAH HASIL STUDI Herzberg di

pittsburg. Dia menginterview 200 insinyur dan akutan dari 11 industri. Dalam

menginterview dinyatakan hal-hal apa saja yang menyenangkan dan yang tidak

menyenangkan dalam pekerjaan.

Kesimpulan Hezberg ialah ada dua kategori yang berlainan yang

mempengaruhi perilaku. Ia menemukan bahwa bila orang merasa tidak puas

dengan pekerjaannya, maka nereka akan memperhatikan lingkungan sekitar

tempat bekerjanya. Sebaliknya bila orang merasa senang dengan pekerjaannya,

maka ia akan memperhatikan pekerjaannya.

Herzberg mengatakan kategori pertama disebut faktor hygiene, yaitu

faktor lingkungan yang mempengaruhi ketidakpuasan dalam melakukan

pekerjaan. Kategori kedua sebagai motivator karena memotivasi orang un tuk

bekerja.

Termasuk faktor hygiene ialah kebijaksanaan perusahaan, administrasi,

supervisi, kondisi kerja, hubungan interpersonal, uang, status, dan keamanan. Hal

Page 13: kewirausahaan ragwan

ini tidak termasuk bagian pekerjaan, tetapi berhubungan dengan gairah kerja.

Istilah hygiene adalah istilah kesehatan, karena mencegah sesuatu penyakit.

Faktor hygiene ini tidak ada hubungannya dengan peningkatan output secara

langsung, tetapi hanya mencegah timbulnya kerugian karena kegairahan kerja

buruh yang rendah . sedangkan faktor motivator ialah yang memuaskan seperti

rasa puas berkembangnya karir, ada pengalaman dalam pekerjaan. Faktor-faktor

ini akan meningkatkan kegairahan kerja. Jika dirinci, faktor-faktor hygiene adalah

sebagai berikut:

1. Administrasi dan kebijaksanaan

2. Supervisi

3. Kondisi kerja

4. Hubungan interpersonal

5. Uang, status, security

Sedangkan faktor monivator antara lain:

1. Prestasi

2. Pengesahan atas pekerjaan

3. Tantangan pekerjaan

4. Bertambah tanggung jawab

5. Ada kemungkinan meningkatkan lebih maju.

8. Teori ekspektasi (harapan) dari Vroom

Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Lewin dan dilanjutkan oleh tori

motivasi Vroom. Teori ini mendasarkan pemikirannya pada dua asumsi:

1. Manusia biasanya meletakkan nilai kepada sesuatu yang diharapkan dari

hasil karyanya, oleh karena itu ia mempunyai urutan kesenangan

(preference) diantara sekian banyak hasil yang ia harapkan. Artinya ada

sesuatu yang dia harapkan.

Page 14: kewirausahaan ragwan

2. Selain mempertimbangakan hasil yang dicapai, juga mempertimbangkan

keyakinan orang tersebut bahwa yang dikerjakannya itu akan memberikan

sumbangan terhadap tercapainya tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, Vroom mengusulkan suatu teori tentang

motivasi: motiv seseorang untuk melakukan sesuatu pekerjaan adalah fungsi

nilai dan kegunaan dari setiap hasil yang mungkin dapat dicapai/ekspektasi

dengan persepsi kegunaan suatu perbuatan dalam usaha tercapainya hasil

tersebut. Jadi dapat dirumuskan sebagai berikut:

M = E (H.N) M = Motivasi

E = Ekspektasi

H = Hasil

N = Nilai

Untuk mengetes teori Vroom ini telah banyak dilakukan penelitian. Ada dua hal

penting yang ditemukan dalam penelitian tersebut, yaitu:

1. Perbedaan antara imbalan intrinsik dan ekstrinsik

2. Spesifikasi dari suatu keadaan, dimana ekspektasi dan nilai mempengaruhi

kualitas pekerjaan seseorang

Pada penelitian-penelitian awal tidak dibedakan apakah hadiah itu datang

dari luar subyek atau dari dalam subyek. Tetapi pada penelitian selanjutnya

ditemukan bahwa usaha yang berhasil itu sendiri sudah merupakan hadiah

yang menyebakan kepuasan itu dapat mempengaruhi penampilan, yaitu:

1. Persepsi yang tepat tentang peranan seseorang dalam organisasi.

2. Kemampuan yang memadai untuk terlaksananya tugas (Filley, 1976).

Penelitian lebih lanjut dari teori Vroom ini dilakukan oleh Porter dan

Lawyer.

Page 15: kewirausahaan ragwan

9. Teori Motivasi Model Porter dan Lawyer

 Model porter lawyer adalah teori pengharapan dari motivasi dengan versi

orientasi masa mendatang, dan juga menekankan antisipasi tanggapan –

tanggapan atau hasil hasil. Para manajer tergantung terutama pada pengharapan

dimasa yang akan dating, dan bukan pengalaman biasa dimasa yang lalu. Atas

dasar probabilitas usaha pengharapan yang dirasakan usaha dijalankan, prestasi

dicapai, penghargaan diterima, kepuasan terjadi, dan ini mengarahkan ke usaha

dimasa yang akan dating.

Model dan Lawyer ini digambarkan sebagai berikut:

 

10. Teori Prestasi (Achievement Theory) dari Mc Clellanf

Mc Clelland, atkinson dan kawan-katwan (Filley et. Al, 1976) telah melakukan

penelitian yang ekstensif dalam mengembangkan teori prestasi.

Pada dasarnya motivasi seseorang ditentukan oleh kebutuhan:

Page 16: kewirausahaan ragwan

1. Kebutuhan akan kekuasaan (need for power)

2. Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation)

3. Kebutuhan akan keberhasilan (need for achievement).

11. Teori Z dari William G.Ouchi

William G.Ouchi (1982) meneliti rahasia kesuksesan yang dinikmati oleh

perusahaan-perusahaan jepang yang melijit maju meninggalkan partnernya para

pengusaha Amerika. Dikatakan oleh Ouchi bahwa issu yang populer bagi

Amerika untuk dekade yang akan datang bukan persoaalan teknologi, investasi,

atau inflasi. Akan tetapi issu pokok ialah bagaimana menghadapi suatu kenyataan

keunggulan Jepang yang bekerja jauh lebih baik dari Amerika.

Orang Amerika sudah cukup bekerja keras sebagaimana halnya orang Jepang

yang senang pada performance tinggi, tetapi harus ingat kata Ouchi, bahwa

produktivitas bukan dihasilkan oleh kerja keras individu tersebut. Ouchi yakni

bahwa produktivitas adalah masalah organisasi sosial, dengan kata lain

merupakan dengan masalah organisasi.

Pelajaran pertama dari teori Z ini ialah: bahwa peoduktivitas dan kepercayaan

saling bergandengan. Ciri umum kehidupan bangsa Jepang ialah adanya rasa

intim. Bagi bangsa Amerika sifat intim ini hanya dijumpai dalam keluarga, klub,

tetangga. Tetapi nampaknya sifat intim ini makin menurun dengan semakin

banyaknya terjadi perceraian. Orang Amerika yang lahir tahun 1900, menyatakan

pernah bercerai (12,5%) dan yang lahir tahun 1940-tahun 1945 ada 40% pernah

cerai, diantaranya ada sebanyak 40% yang pernah dua kali bercerai. Ahli

sosiologi menyatakan bahwa sifat intim ini adalah unsur penting dalam menuju

masyarakat sehat. Bila sifat intim ini tidak ada, maka masyarakat akan menuju

kehancurannya, orang tak punya hubungan satu sama lain Di Amerika

penempukan sifat intim itu sangat terbatas, bahkan di tempat kerja tidak ada sifat

ini. Di Jepang, sifat intim ini selalu ada dalam perusahaan, sebagaimana halnya

ditempat-tempat lain.

Page 17: kewirausahaan ragwan

Demikianlah Ouchi memberi gambaran organisasi tipe Z, yang lebih lanjut

dirinci sebagai berikut:

Karakteristik orgtanisasi tipe Z:

1. Mengharapkan pekerja akan bekerja untuk seumur hidup di perusahaan

tersebut.

2. Bekerja dengan pebuh rasa intim, seperti sebuah “clan” (paguyuban).

3. Tipe Z penuh dengan sistem informasi serba moderen dan memiliki sistem

pembukuan mutakhir, tetapi sistem pengawasan yang tegas secara eksplisit

tidak ada.

4. Keputusana diambil secara kolektif.

5. Perusahaan tipe Z tidak perluh terlalu menekankan terhadap pentingnya laba.

6. Sifat egalitarian adalah prinsip yang dianut oleh tipe Z.

Menurut Dr. Satoshi Kuribayashi dari lembaga Riset Nomura di Tokyo,

mengatakan gaya Amerika. Manajemen gaya Jepang sangat berbeda dengan

gaya manajemen Amerika. Manajemen gaya Jepang mulai maju pesat

sesudah tahun 1965, setelah ekonomi Jepang mengalami pertumbuhan pesat.

Periode 1945 sampai 1965 adalah periode menjiplak teknologi Asing oleh

bangsa Jepang. Setelah tahun 1965, Jepang baru mulai memperlihatkan

identitasnya.

Menurut Dr. Kuribayashi manajemen Jepang pada hakekatnya menitik

beratkan buruh sebagai modal utama dan terpenting dalam perusahaan.

Mereka tidak dianggap sebagai unit produksi seperti gaya Amerika, tetapi

sebagai manusia-manusia utuh, perusahaan berkewajiban memenuhi segala

kebutuhan mereka, material, sosial, dan spritual. Perusahaan menjadi

keluarga seumur hidup besar bersatu antara buruh dan majikan. Oleh sebab

itu, mereka bekerja seumur hidup dalam perusahaan itu artinya sampai

pensiun, setelah bekerja sampai 40 tahun.

Dengan adanya rasa kesatuan, buruh merasa aman bekerja, mereka

mempunyai sifat lebih positif terhadap pembaharuan dan penggunaan

Page 18: kewirausahaan ragwan

teknologi baru. Mereka tidak perlu takut bila perusahaan menggunakan

mesin robot yang akan menyaingi tenaga kerja merka. Buruh dengan senang

hati menciptakan teknologi baru diterapkan dilingkungan mereka.

Ciri lain manajemen Jepang ini adalah sistem pengambilan keputusan dari

bawah ke atas. Istilah mengambil keputusan tidak ada di Jepang. Keputusan

biasanya terjadi dengan bincang-bincang atau diskusi tidak resmi, pada jam-

jam makan, waktu istirahat, dan lebih banyak membicarakan fakta yang

terjadi. Pengaturan pendapat pribadi banyak dihindari, tetapi yang penting

adalah gagasan kelompok. Manajemen jepang mengutamakan pendidikan

dalam perusahaan, sehingga buruh meningkatkan pengetahuan dan

pengalamannya, dengan cara magang dalam segala keterampilan pekerjaan.

Page 19: kewirausahaan ragwan

Makalah...

kewirausahaan

“Meningkatkan Produktivitas Usaha Melalui

Motivasi”

Oleh :

RAGUWAN_A 251 09 011

NI PUTU SRI YUNDIATI A 251 09 0

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

Page 20: kewirausahaan ragwan

2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Beberapa decade terakhir ini, kita mendengar berita sensasi tentang

pukulan-pukulan oleh perusahaan Jepang terhadap pasaran produk buatan

Amerika. Dikatakan bahwa Jepang menguasai pasaran barang-barang di Amerika,

seperti pasaran mobil dikuasai Jepang di pasar/Negara Amerika sebanyak 30%,

sepeda motor 90%, alat rekaman 50%, radio 50%, kamera 30%, dan televise 25%.

Jepang memberikan pukulan terhadap pasaran Amerika dengan kualitas barang

yang semakin baik, harga yang murah dan pelayanan memuaskan. Mengapa ini

bisa terjadi ? Jawabannya ialah Jepang sangat memperhatikan tingkat

produktivitas dalam organisasi bisnisnya. Apakah yang dimaksud dengan

produktivitas ?

Produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan

untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia,

dengan menggunakan sumber-sumber riil yang makin sedikit.” Produktivitas

adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif,

pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktivitas untuk

menggunakan sumber-sumber secara efisien, dam tetap menjaga adanya kualitas

yang tinggi. Produktivitas mengikutsertakan pendayagunaan secara terpadu

sumber daya manusia dan keterampilan, barang modal teknologi, manajemen,

informasi, energi, dan sumber-sumber lain menuju kepada pengembangan dan

Page 21: kewirausahaan ragwan

peningkatan standar hidup untuk seluruh masyarakat, melalui konsep

produktivitas semesta total.

Produktivitas mempunyai pengertiannya lebih luas dari ilmu pengetahuan,

teknologi dan teknik manajemen, yaitu sebagai suatu philosopi dan sikap mental

yang timbul dari motivasi yang kuat dari masyarakat, yang secara terus menerus

berusaha meningkatkan kualitas kehidupan.

Tenaga kerja atau pegawai adalah manusia yang merupakan faktor

produksi yang dinamis memiliki kemampuan berpikir dan motivasi kerja, apabila

pihak manajemen perusahaan mampu meningkatkan motivasi mereka, maka

produktivitas kerja akan meningkat. Ada pun faktor- faktor yang mempengaruhi

produktivitas yaitu:

Setiap tenaga kerja perlu diberikan motivasi dalam usaha meningkatkan

produktivitas. Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk

melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau usaha-usaha yang dapat

menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu bergerak melakukan

sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat

kepuasan atas perbuatannya. Supardi dan Anwar (2004:47) mengatakan motivasi

adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu

untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi yang

ada pada sescorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan

mencapai sasaran kepuasan. Jadi, motivasi bukanlah yang dapat diamati tetapi

adalah hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu perilaku yang tampak.

Menurut Hasibuan (2003:92) motivasi berasal dari kata latin movere yang

berarti ‘dorongan atau daya penggerak’. Motivasi ini hanya diberikan kepada

manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Motivasi penting

karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja

Page 22: kewirausahaan ragwan

keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Motivasi

harus dilakukan pimpinan terhadap bawahannya karena adanya dimensi tentang

pembagian pekerjaan untuk dilakukan dengan sebaik-baiknya, bawahan

sebetulnya mampu akan tetapi malas mengerjakannya, memberikan penghargaan

dan kepuasan kerja. sebenarnya banyak pembahasan teori-teori motivasi, namun

ada beberapa yang cukup menonjol adalah antara lain sebagai berikut: Teori

Maslow, mengenai tingkatan dasar manusia yaitu: (a) kebutuhan fisiologi dasar,

(b) keselamatan dan keamanan, (c) cinta/kasih sayang, (d) penghargaan, (e)

aktualisasi diri (self actualization). Menggarisbawahi pendapat di atas dapat

diambil kesimpulan bahwa bergabungnya seseorang dalam organisasi didorong

oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan, berupa penghasilan yang akan

digunakan untuk mencukupi kebutuhannya. Suasana batin (:psikologis) seorang

karyawan sebagai individu dalam organisasi yang menjadi lingkungan kerjanya

tampak selalu semangat atau gairah keija yang menghasilkan kegiatan kerja

sebagai kontribusi bagi pencapaian tujuan organisasi tempatnya bekerja.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Pengertian Produktivitas, Pengertian Motivasi?

Teori Motivasi Hirarki Kebutuhan Maslow

Teori Motivasi Hawthorne

Teori X dan Teori Y (Douglas Mc. Gregor)

Teori Pola A dan Pola B ?

Teori ekspektasi (harapan) dari Vroom ?

Teori Motivasi Model Porter dan Lawyer ?

Teori Prestasi (Achievement Theory) dari Mc Clellanf ?

Teori Z dari William G.Ouchi ?

Page 23: kewirausahaan ragwan

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Produktivitas kerja merupakan kondisi untuk mengukur tingkat kemampuan

dalam menghasilkan produk: individual, kelompok, dan organisasi.

Produktivitas ditentukan oleh dukungan oleh semua sumber daya organisasi

yang dapat diukur dari segi efektivitas dan efesiensi, yang difokuskan pada

aspek-aspek: 1) hasil akhir (produk nyata) yang dicapai: kualitas dan

kuantitasnya 2) durasi atau lamanya waktu yang digunakan untuk mencapai

hasil akhir 3) penggunaan sumber daya secara optimal 4) kemampuan

beradaptasi dengan permintaan pasar atau pengguna

2. Produktivitas dapat dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal

3. Penilaian produktivitas menitikberatkan pada upaya untuk memotret hasil

yang telah dicapai secara objektif, sebagai bahan dasar ketika dilakukan

pengukuran, sedangkan pengukuran kinerja lebih meneitikberatkan kepada

upaya untuk melakukan perbandingan antar hasil yang dicapai dengan rencana

atau standar yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian bias

diketahui kadar atau tingkat ketercapainnya, untuk kemudian dijadikan

feedback ataupu feedforward. Ketika pegawai mampu menunjukkan hasil

yangs sesuai atau sesuai target berarti mereka memiliki produktivitas tinggi,

sedangkan jika di bawah standar maka produktivitas mereka dinilai rendah.

4. Strategi pembelajaran untuk membangun kinerja produktivitas yang dapat

dikembangkan dalam organisasi, sekurang-kurangnya harus memperhatikan

aspek-aspek berikut:Relevansi (internal dan eksternal), fleksibilitas,

Page 24: kewirausahaan ragwan

kontinuitas, evektivitas, efesiensi, dan orientasi pada mutu, koordinasi dan

tersediannya system, monitoring dan evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Buchari Alma “ Kewirausahaan “ Untuk Mahasiswa dan Umum, Penerbit ALFABETA,Bandung, edisi revisi 2005