Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

49
BUSSINES PLAN PETERNAKAN SAPI POTONG DI KABUPATEN BANYUMAS ” D’M GUMARANG FARM ” Disusun oleh: 1.YOCHIE ANGGIH B. D1E008123 2.ARIE NURDIANSYAH D1E008130 3.RACHMAT H. D1E008133 4.PUGUH ARIF W. D1E008143 5.AJI BADRUZZAMAN D1E008147 6.BENTAR M.W. D1E010001 7.AHMAD RIO S. D1E010002 8.YANS PANGERUNGAN D1E010003 9.RIZWAN NURDIANA D1E010004 Kelompok : 2 Kelas : A

description

Tugas Kewirausahaan Fapet Unsoed

Transcript of Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

Page 1: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

BUSSINES PLANPETERNAKAN SAPI POTONG DI KABUPATEN BANYUMAS” D’M GUMARANG FARM ”

Disusun oleh:

1. YOCHIE ANGGIH B. D1E008123

2. ARIE NURDIANSYAH D1E008130

3. RACHMAT H. D1E008133

4. PUGUH ARIF W. D1E008143

5. AJI BADRUZZAMAN D1E008147

6. BENTAR M.W. D1E010001

7. AHMAD RIO S. D1E010002

8. YANS PANGERUNGAN D1E010003

9. RIZWAN NURDIANA D1E010004

Kelompok : 2

Kelas : A

DEPRTEMEN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PETERNAKANPURWOKERTO

2012

Page 2: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

I. PENDAHULUAN

Kabupaten Banyumas yang beribukota di Purwokerto, merupakan salah satu

dari 35 kabupaten di wilayah provinsi Jawa Tengah yang terletak diantara

108°39’17”-109°27’15” Bujur Timur dan 7°15’05” - 7°37’10” Lintang Selatan.

Wilayah Kabupaten Banyumas berbatasan dengan beberapa kabupaten. Sebelah

utara berbatasan dengan Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang; sebelah

timur dengan Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten

Kebumen; sebelah selatan dengan Kabupaten Cilacap; dan sebelah barat dengan

Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Brebes.

Wilayah Banyumas memiliki luas 132.759 Ha, sekitar 4,08% dari luas

wilayah Provinsi Jawa Tengah. Lahan sawah di Kabupaten Banyumas luasnya

sekitar 32.881 Ha atau sekitar 24,77% dari wilayah Kabupaten Banyumas dan

sekitar 10.468 Ha merupakan sawah dengan pengairan teknis. Sisa tanah seluas

75,23% atau sekitar 99.878 Ha adalah lahan bukan sawah dengan 18.627 Ha atau

18,65% merupakan tanah untuk bangunan dan pekarangan/ halaman. Wilayah

Kabupaten Banyumas merupakan daerah dataran yang terbesar (45%) di bagian

tengah dan selatan serta membujur dari barat ke timur. Ketinggian wilayah

Kabupaten Banyumas sebagian besar berada pada kisaran 25-100 m dpl, yaitu

seluas 42.310,3 Ha dan 100-500 m dpl, yaitu seluas 40.385,3 Ha. Kabupaten

Banyumas mempunyai kemiringan yang terbagi dalam 4 ( empat ) kategori yaitu:

a. 0–2 meliputi areal seluas 43.876,9 Ha atau 33,05% (tengah dan selatan),

b. 2–15 meliputi areal seluas 21.294,5 Ha atau 16,04% (sekitar Gunung

Slamet),

c. 15–40 meliputi areal seluas 35.141,3 Ha atau seluas 26,47% (lereng Gunung

Slamet), dan

d. Lebih dari 45 meliputi areal seluas 32.446,3 Ha atau seluas 24,44% (Gunung

Slamet).

Page 3: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

Kabupaten Banyumas mempunyai iklim tropis basah dengan rata-rata suhu

udara rata-rata 26,3C. Suhu minimum sekitar 24,4C dan suhu maksimum sekitar

30,9C selama tahun 2007 di Kabupaten Banyumas terjadi hujan rata-rata

pertahun sebanyak 109 hari dengan curah rata-rata 2.897 mm per tahun.

Kecamatan yang paling sering terjadi hujan di Kabupaten Banyumas

adalah Kecamatan Jatilawang dengan 109 hari hujan dan curah hujan pertahun

mencapai 3.210 mm selama tahun 2007. Sedangkan Kecamatan yang paling

sedikit terjadi curah hujan Kecamatan Sokaraja dengan 40 hari hujan dan curah

hujan mencapai 759 mm.

Penduduk kabupaten Banyumas pada akhir tahun 2003 tercatat sebesar

1.524.901 jiwa atau naik sebesar 15.534 jiwa. Dengan rata-rata laju pertumbuhan

penduduknya pertahun (2006-2007) sebesar 1,03 persen, yang berarti mengalami

percepatan pertumbuhan sebesar 0,28 persen dari kurun waktu sebelumnya (2004-

2005). Laju pertumbuhan menurun terlihat cukup berfariasi, tertinggi ada pada

Kecamatan Rawalo sebesar 8,78 persen dan yang terendah pada Kecamatan

Banyumas yakni sebesar 0,18 persen.

Rasio jenis kelaminnya pada akhir tahun 2007 sebesar 99,66; yang berarti

dari setiap 100 penduduk perempuan terdapat sekitar 99 penduduk laki-laki.

Jumlah rumah tangga pada akhir tahun 2007 sebesar 397.755 atau naik sebesar

8.810 rumah tangga (2,27 persen) dari tahun sebelumnya. Rata-rata jiwa perumah

tangga sekitar 4 jiwa. Dengan yang terendah pada Kecamatan Lumbir sekitar 3

jiwa dan yang tertinggi pada Kecamatan Purwokerto Utara sekitar 5 jiwa.

Kesadaran masyarakat akan terpenuhinya gizi yang terus meningkat

dipengaruhi oleh meningkatnya pengetahuan, pendapatan dan penghasilan dari

masyarakat serta kesadaran untuk hidup sehat dengan tujuan meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Sub sektor peternakan merupakan salah satu

sumber yang mampu mememenuhi kebutuhan gizi masyarakat dengan berbagai

macam produk ternak yang salah satunya adalah daging, khususnya daging sapi.

Page 4: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

Dari data statistik yang ada, ternyata kebutuhan gizi masyarakat di daerah

Banyumas dan sekitarnya belum terpenuhi. Hal tersebut disebabkan karena

ketidaksesuaian antara jumlah penduduk di kab. Banyumas dan sekitarnya dengan

produksi daging yang dihasilkan. Kekurangan kebutuhan gizi tersebut diatasi

dengan mendatangkan atau membeli daging dari daerah lain. Tetapi, upaya

tersebut tidak efisien karena akan memperbesar anggaran atau pengeluaran

daerah.

Efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan gizi tersebut dapat ditingkatkan

apabila ada peran aktif dari masyarakat dalam hal ini melalui kegiatan usaha

peternakan sapi potong. Peningkatan usaha sapi potong dapat dilakukan dengan

melakukan manajemen pemeliharaan sapi potong yang baik sehingga

menghasilkan produk daging yang baik pula dari segi kualitas maupun

kuantitasnya.

Adanya produksi daging yang baik akan sangat bermanfaat bagi pemerintah

daerah dan masyarakat secara umum karena dengan produksi daging yang baik

akan mengurangi ketergantungan dengan daerah lain apalagi di era otonomi

daerah sekarang yang sangat mengandalkan potensi dari daerah masing-masing,

kemudian kebutuhan masyarakat akan gizi dalam hal ini daging dapat terpenuhi,

selain itu akan meningkatkan efisiensi biaya daerah dan dapat meningkatkan

pendapatan daerah.

Peningkatan usaha peternakan sapi potong tersebut tidak hanya

membutuhkan peran aktif masyarakat, tetapi diperlukan juga peran aktif dari

pemerintah daerah dan lembaga-lembaga yang terkait untuk memberikan fasilitas

dan ruang gerak bagi kegiatan usaha peternakan sapi potong. Selain itu, kegiatan

usaha peternakan sapi potong memerlukan manajemen yang baik dalam

pemeliharaan, ataupun pengelolaan. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan adanya

perencanaan usaha dengan memperhatikan beberapa aspek yang mungkin

dihadapi sehingga diharapkan semua masalah yang timbul dapat diatasi dan

diselesaikan dengan baik.

Page 5: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

II. PERMASALAHAN

Kabupaten Banyumas merupakan kabupaten yang cukup luas dengan luas

wilayah 132.759 Ha sekitar 4,08% dari luas wilayah Propinsi Jawa Tengah. Luas

wilayah ini tentunya jumlah penduduknya pun cukup banyak. Penduduk yang

banyak akan membutuhkan bahan pangan yang banyak pula, begitu pula

kebutuhan akan protein hewani asal ternak.

Usaha peternakan yang diusulkan merupakan usaha yang memiliki

perkembangan cukup lambat di daerah Banyumas. Persaingan dalam usaha

peternakan khususnya yang menghasilkan daging sapi belum terlalu ketat,

sehingga prospeknya cukup baik Masalah usaha yang ingin di selesaikan dalam

usaha Peternakan sapi potong di Kabupaten Banyumas adalah Menghasilkan

produk daging kepada masyarakat, mempertahankan kontinuitas produk daging

dan pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan sapi potong.

Page 6: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

III. TUJUAN, SASARAN DAN MANFAAT

A. Tujuan

1. Memperoleh keuntungan usaha guna memaksimalkan return of investment

2. Menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat disekitar lokasi

3. Ikut membantu dalam meningkatkan hasil produksi peternakan

4. Menyediakan protein hewani asal ternak guna peningkatan gizi

masyarakat

B. Sasaran

1. Laba Perusahaan semakin meningkat setiap tahun

2. Pemenuhan kebutuhan daging sapi regional, nasional, dan ekspor nantinya

3. Peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi

C. Manfaat

1. Tercapainya laba perusahaan

2. Kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat

3. Mengurangi penggunaan devisa negara

4. Tercukupinya kebutuhan protein hewani masyarakat

5. Kelestarian sumber daya alam

Page 7: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

IV. IDENTIFIKASI

A. Faktor Produksi

Elemen Strengthens/ Kekuatan Weakness/ Kelemahan

Opportunities/ Peluang

Threats/ancaman

Input Daerah Baturaden

mempunyai lahan yang cukup luas dan kaya akan hijauan

Bibit sapi yang dipelihara termasuk jenis bibit unggul.

Tenaga kerja relatif murah.

Pemanfaatan lahan hijauan kurang optimal.

Bibit sapi impor yang perlu adanya adaptasi lingkungan

Banyak investor yang tertarik.

Banyak tersedia pakan.

Lahan untuk usaha peternakan cukup luas.

Sarana dan prasarana transporta-si kurang memadai.

Proses Pengelolaan

reproduksi yang intensif

Pemenfaatan tenaga kerja efisien

Adanya laboratorium memproduksi straw sapi jenis simental.

Adanya penanganan pasca panen

Penanganan pasca panen kurang diperhatikan

Proses produksi berjalan dalam jangka waktu lama

Letak geografis cukup mendu-kung

Besar peluang penggunaan teknologi tepat guna

Penyakit pada ternak.

Perusaha-an sejenis

Out-put

Produk berupa daging yang berkualitas

Adanya hasil ikutan yang mendukung hasil utama

Daging merupakan bahan yang mudah rusak

Diversifikasi produk rendah

Kebutuhan masyara-kat akan produk asal ternak belum tercukupi.

Maraknya sapi impor yang lebih murah.

Outcome

Menyediakan potein hewani asal ternak

Produk mampu bersaing dipasaran

Rencana harga output masih da atas daging impor

Membuat produk yang lebih bervariasi

subtitusi bagi daging sapi

Page 8: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong
Page 9: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

B. Faktor Manajemen

Elemen Strengthens/ Kekuatan

Weakness/ Kelemahan

Opportunities/Peluang

Threats/ Ancaman

Input .Adanya

spesifikasi perbidang.

Organisasi pembangunan proyek yang kompleks

Pembangunan proyek jangka panjang perlu pengorganisasian yang lebih mendetail

Mudahnya akses informasi mengenai teknik pemeliharaan terbaru.

Penyakit pada ternak khususnya yang zoonosis.

Cepatnya perkembangan teknologi

Proses Pola

pemeliharaan intensif dengan teknologi tepat guna.

Implementasi organisasi bisnis dan pembangunan yang spesifik

Sulitnya koordinasi antar bidang

Skala pemeliharaan besar mebuka peluang penerapan setiap teknologi terbaru lebih efisien

Keinginan tenaga terlatih untuk mendirikan usaha sendiri

Penyakit pada ternak khususnya yang zoonosis.

Output

Organisasi memunculkan orang orang yang berdedikasi tinggi

Pola manajemen terarah dan terencana

Program yang berkesi-nambungan dalam setiap bidang.

Besarnya usaha menyulit-kan pengawas-an teknis di lapangan

Banyaknya sumberdaya pengelola organisasi di sekitar perusahaan yang notabene dekat dengan institusi pendidikan

Persaingan yang tidak sehat dalam dunia usaha

Outcome Membuka lapangan pekerjaan sehingga menarik simpati konsumen

Alih informasi semakin mudah

Perdagangan global

Page 10: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

C. Faktor Sumberdaya Manusia

Elemen Strengthens/ Kekuatan

Weakness/ Kelemahan

Opportunities/ Peluang

Threats/ Ancaman

Input Sumber Daya

Manusia yang cukup besar.

Setiap manajer bidang merupakan tenaga yang terlatih sesuai dengan bidangnya.

manajer merupakan fresh graduate

Rendahnya tingkat pendidikan pegawai kandang.

Mudahnya akses informasi mengenai teknik pemeliharaan terbaru.

Banyaknya SDM yang tersedia memungkinkan pemilihan pegawai secara selektif

Proses Adanya

peningkatan SDM melalui pelatihan–pelatihan

Karyawan kandang umumnya dari masyarakat sekitar yang sudah memiliki pengalaman beternak

Minimnya pengalam-an

Dekat dengan perguruan tinggi yang sering mengadakan seminar dan pelatihan dalam bidang peternakan

Kesenjang-an sosial memungkinkan kecurangan- kecurangan..

Output

Setelah melalui proses pelatihan diharapkan dapat menghasilkan sumberdaya yang mumpuni

Rendahnya Upah Minimum Regional (UMR) kabupaten/ kota

Provokasi pihak luar terhadap loyalitas karyawan

Outcome

Meningkatkan pengetahuan beternak

Page 11: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

D. Faktor Finansial

Elemen Strengthens/ Kekuatan

Weakness/ Kelemahan

Opportunities/Peluang

Threats/ Ancaman

Input Modal yang

cukup, yang berasal dari modal bersama dalam bentuk saham

Ketersediaan lahan yang cukup luas dan murah.

Besarnya investasi yang dibutuhkan

Banyak investor yang tertarik

.

Pengalihan dana ke usaha bidang lain

Proses Adanya tim auditor yang mengawasi kemungkinan penyelewengan secara finansial

Lamanya pengembalian modal membutuh-kan kesabaran pemegang saham

Institusi keuangan yang terdapat di wilayah Kabupaten Banyumas sangat banyak dari Bank Pemerintah, Bank Swasta, ataupun lembaga keuangan lain

Kemungkin-an investor mencabut sahamnya apabila manajemen jelek

Output

Keuntungan yang cukup menjanjikan setelah semua unit usaha berjalan

Besarnya usaha menyulitkan pengawasan keuangan

Penanaman modal bagi pengembangan unit usaha yang mendukung

Formula ekonomi yang salah

Outcome

Bunga modal bagi pemilik saham

E. Faktor Yuridis

Elemen Strengthens/ Weakness/ Opportunities/ Threats/

Page 12: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

InputPerusahaan

mempunyai badan hukum yang kuat

Pelaku bisnis adalah warga negara Indonesia

Perlu penyediaan tanah dan air

Perlu lahan yang sesuai

Mendapat dukungan pemerintah kaerna untuk pemberdaya-an masyarakat sekitar (meningkat-kan taraf hidup petani peternak)

Mentalitas penegak hukum yang rendah

Pendirian perusahaan memerlukan banyak persyaratan.

ProsesPemimpin

perusahaan adalah seorang yang berpendidikan

Pembagian kerja jelas

Izin usaha berlakuk seterusnya selama melakukan usaha.

Perlu adanya pengelolaan lingkungan hidup

Perlu pembuatan prinsip yang sesuai dengan pemerintah

Tidak ada UU yang mengatur penyembelih-an ternak kecil

Usaha peternakan yang mengganggu masyarakat bisa dicabut izinnya.

Pendirian perusahaan peternakan perlu izin masyarakat sekitar.

Output

Adanya surat rekomendasi dari lingkungan sekitar, yaitu RT, RW, kelurahan, kecamatan, kabupaten dan propinsi.

Kurangnya pengalaman dari seorang pemimpin dalam hal perundangan usaha

Biaya untuk memperoleh izin usaha relatif murah

Mahalnya biaya AMDAL

Dinamika perundangan Indonesia yang terus berubah-ubah

Outcome

izin didukung pemerintah

Alih informasi semakin mudah

berlaku hukum usaha global

F. Faktor Pasar dan pemasaran

Page 13: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

Elemen Strengthens/ Kekuatan

Weakness/ Kelemahan

Opportunities/ Peluang

Threats/ Ancaman

Input .Rencana

pemasaran yang meliputi hasil utama dan hasil ikutannya

Penggunaan sarana promosi pada media lokal

Rencana lokasi usaha tidak jauh dari lokasi pemasaran

Pasar yang telah dikuasai terencana 28.000 kg per minggu.

Segmentasi pasar kurang menjurus

Distribusi harus cepat agar kualitas daging tetap terjaga

Sulitnya promosi terhadap kalangan masyarakat menengah kebawah

Pasar kekurangan daging cukup besar

Adanya media massa di wilayah Kabupaten Banyumas

Sempitnya pasar dengan globalisasi

Proses Pola

pemasaran langsung memotong rantai distribusi.

Sudah dilakukan analisa data pasar

Memiliki pelanggan tetap berupa pedagang bakso

Sebagai pendatang baru mungkin target pasar yang akan di capai sulit

Apabila permintaan pasar melebihi target maka pemenuhan permintaan dalam waktu lama

Peningkatan pendapatan serta kesadaran masyarakat

pasar bebas

Out-put

Pendistribusian mudah pedagang besar banyak

produk luar daerah yang masuk

Page 14: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

G. Faktor Ekonomi, sosial, dan Politik

Elemen Strengthens/ Kekuatan

Weakness/ Kelemahan

Opportunities/Peluang

Threats/ Ancaman

Input Tidak ada

larangan sosial tentang konsumsi daging sapi

Foramula ekonomi yang terencana dan terarah

Belum menguasai politik bisnis

Sosialisasi yang lamban

Kondisi perekonomi-an negara yang makin membaik

Gejolak politik

Tingkat inflasi

Proses Sejalan

dengan dinamika sosial

Permintaan tinggi

Belum memiliki status sosial

Iklim usaha yang menukung

Kurs rupiah dengan valuta asing

Output

Menurunkan rasio kesenjangan social

Outcome

peningkatan status sosial

H. Faktor Persaingan usaha

Elemen Strengthens/ Weakness/ Opportunities/ Threats/

Page 15: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

Input Perusahaan peternakan terbesar di wilayah purwokerto

Perusahaan baru belum dikenal

Minimnya pesaing lokal

Tekanan dari pihak luar karena pendatang baru

Proses Promosi

secara intensif

Mentalitas terhadap tekanan yang tinggi

Banyak pesaing dari luar

Out-put

Kualitas produk tinggi

Kegiatan import daging sapi

Out-come

transfer teknologi

mendapat respon lingkungan sekitar

Page 16: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

I. Faktor Lingkungan hidup

Elemen Strengthens/ Kekuatan

Weakness/ Kelemahan

Opportunities/Peluang

Threats/ Ancaman

Input .Lahan Masih

luas

adanya studi AMDAL

Jauh dari pemukiman

Kondisi lahan yang tidak rata

Dekat dengan sumber air

Biaya AMDAL cukup murah

Lahan bersaing dengan pembangunan

Proses Curah hujan tinggi memudah kontinuitas hijauan

Faktor iklim belum terpikirkan sempurna

Pencemaran lingkungan

Pengaruh iklim yang tidak stabil dewasa ini

Output

Tidak banyak menghasilkan limbah

Pencemaran lingkungan

Outcome

Adanya instalasi penanganan limbah sehingga 80-90% limbah di olah

Memberi dampak positif bagi lingkungan

Page 17: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

V. V. STRATEGI UNTUK MENCAPAI TUJUAN

A. Strategi Utama

Strategi utama ini meliputi Rencana Teknis Produksi Usaha (RTPU) yang

akan dijalankan.

Strategi SO

Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk asal ternak.

Memperluas area pemasaran produk.

Bekerja sama dengan investor asing untuk mengembangkan usaha peternakan.

Memperbesar skala usaha.

Memanfaatkan tenaga kerja yang ada agar lebih efektif dan efisien

Straregi WO

Mengembangkan produk asal ternak yang variatif.

Meyakinkan investor untuk menanam modal di sektor peternakan.

Memperbaiki manajemen penanganan pasca panen.

Memanfaatkan jerami sebagai pakan ternak..

Mengoptimalkan pemanfaatan lahan hijauan yang masih luas.

Strategi ST

Mengadakan pelatihan penanggulangan penyakit atau melalui program vaksinasi.

Mengadakan pelatihan penguasaan alat-alat atau metode pemeliharaan dengan teknologi tepat guna.

Memanfaatkan lahan yang subur untuk menanam hijauan yang berkualitas untuk pakan ternak.

Mengusahakan sarana transportasi sendiri dan pendirian lokasi dekat dengan jalan utama

Strategi WT

Memperbaiki manajemen pemeliharaan.

Menggunakan sarana produksi seefektif dan seefisien mungkin.

Meningkatkan pemanfaatan lahan hijauan.

Memperbaiki tingkat pengetahuan dan pemahaman peternak melalui program pelatihan dan penyuluhan

Diversifikasi produk

Page 18: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

5.1. Jenis dan Jumlah Produksi

Usaha Pemeliharaan Sapi potong secara intensif dengan jumlah produksi

minimal daging 4.000 kg/hari.

5.2. Strategi pemeliharaan : pemeliharaan secara intensif

Sistem kandang = terbuka

Order perminggu = 28.000 kg

Bobot jual rata-rata perekor = 450 kg

Mortalitas = 0 %

Persentase karkas = 50 %

Rata – rata bobot karkas = 225 kg

Jumlah sapi yang dipelihara = 125 ekor

Lama pemeliharaan = 3 bulan

Jumlah kandang = 13 kandang

Luas kandang = 682,5 m2

5.2. Teknis pemeliharaan

a. Bangsa/Jenis Ternak

Jenis ternak yang dipelihara adalah sapi potong bangsa simental.

b. Manajemen Pemeliharaan

i. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari yaitu pemberian konsentrat

dilakukan pukul 06.00, pemberian hijauan dilakukan pukul 08.00 dan

16.00. Sedang air minum diberikan secara ad libitum.

ii. Kekurangan hujauan pakan dipenuhi dengan pembuatan hijauan

awetan

iii. Sapi dibersihkan setiap semingggu sekali.

iv. Pembersihan kandang dilakukan setiap hari.

Page 19: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

v. Feses ditampung dan dibuat kompos

Page 20: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

c. Manajemen Produksi

i. Produksi diutamakan untuk memenuhi kebutuhan daging di

Kabupaten Banyumas sebanyak 28.000 kg/minggu.

ii. Pemotongan dilakukan untuk ternak jantan di RPH sendiri, dan

daging di pasarkan dalam bentuk karkas

B. Strategi Pendukung

1. Faktor Manajemen

Strategi SO

Penerapan teknik manajemen yang terbaru pada setiap bidang manajerial

Meningkatkan kemampuan manajerial pegawai

Straregi WO

Koordinasi seefektif mungkin per bidang agar mudah terjadi alih informasi

Pengawasan secara insidental dan menyeluruh

Strategi ST

vaksinasi dan pencegahan penyakit secara rutin dalam manajemen pemeliharaan

pembinaan loyalitas karyawan

Strategi WT

pengawasan rutin guna pencegahan penyakit dan menghindari kesalahan manajemen

meningkatkan koordinasi guna pembinaan loyalitas pegawai

2. Faktor Sumber Daya Manusia

Dengan Metode SWOT analisis yang telah dilakukan maka strategi

pendukung dari faktor sumber daya manusia yaitu :

Strategi SO

Memanfaatkan tenaga kerja yang ada agar lebih efektif dan efisien

Mengirim karyawan mengikuti pelatihan dan seminar peternakan

Merekrut pegawai kandang yang sudah berpengalaman

Strategi WO

Lebih selektif dalam menerima pegawai

Mengadakan pelatihan untuk setiap bidang kerja

Pembinaan rutin kepada seluruh pegawai kandang.

Page 21: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

Strategi ST

Kesejahteraan karyawan dijamin dengan pemberian tunjangan tambahan.

Meningkatkan kepercayaan kepada karyawan dan pemberian imbalan tertentu kepada karyawan yang berdedikasi.

Strategi WT

Mempertahankan sumber daya yang telah ada

Pengawasan karyawan secara intensif

3. Faktor Finansial

Strategi SO

Analisis finansial yang lebih ditail sebagai dasar pengajuan dana terhadap investor

Memperbanyak investor

Strategi WO

Memaksimalkan modal yang sudah ada

Mengoptimalkan hasil sampingan berupa feses guna mempercepat pengembalian modal

Strategi ST

Menanamkan kepercayaan terhadap investor, dengan adanya tim audit yang relevan

Menembah investor dengan manajemen yang efisien.

Strategi WT

Menekan biaya produksi seefisien mungkin agar investor tetap menanamkan modalnya kepada perusahaan walaupun investasi cukup besar

4.Faktor yuridis

Strategi SO

Pemerintah memberikan dukungan penuh dalam pendirian usaha yang dilakukan, dan dalam skala usaha besar tenaga kerja mutlak diperlukan dan pemberdayaan masyarakat sekitar (masyarakat sekitar mendapat keuntungan).

Strategi WO

Pengkajian tentang prinsip-prinsip pemerintah perlu dilakukan sebelum pendirian usaha. Demikian juga survey dan pendekatan kepada masyarakat sekitar lokasi dilakukan untuk mendapatkan dukungan dan izin dari pemerintah dan masyarakat.

Strategi ST

Pengkajian tentang tata cara penggemukan perlu dilakukan dengan pemeliharaan ternak lainnya.

Strategi WT

Masyarakat sekitar diberdayakan untuk menyediakan hijauan sehingga tidak merugikan usaha yang didirikan terlebih dahulu melihat zoning yang telah

Page 22: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

direncanakan pemerintah 5. Faktor Pasar Dan Pemasaran

Strategi SO

Proses produksi yang terus menerus meningkat guna pemenuhan pasar

Mengoptimalkan pasar yang dikuasai

Promosi secara gencar pada media lokal

Memperluas pasar

Menjalin kerjasama dengan pedagang bakso dan pedagang daging

Strategi WO

Memperjelas segmentasi pasar Produksi sejalan dengan promosi

Pendekatan ke kalangan masyarakat bawah

Strategi ST

Menjaga kestabilan produk Mempertahankan kualitas

Memanfatkan media yang ada untuk mendukung antisipasi pengaruh globalisasi

Strategi WT

Menanggulangi pengaruh globalisasi

Saluran distribusi langsung

6. Faktor Ekonomi, Sosial dan Politik

Strategi SO

Menambah volume usaha

Sosialisasi produk

Strategi WO

Mempelajari politik bisnis

Menumbuhkan keyakinan publik

Strategi ST

Menjaga kestabilan harga

Meningkatkan kekuatan ekonomi perusahaan

Strategi WT

Mempertahankan kelangsungan usaha

Prinsip sustainability

Page 23: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

7. Faktor Persaingan Usaha

Strategi SO

Memperbesar perusahaan di wilayah yang sama

Mengusai parsaingan usaha lokal

Strategi WO

Antisipasi munculnya pesaing baru

Menjaga masuknya produk luar

Strategi ST

Menjalin kerjasama dengan perusahaan yang berhubungan

Strategi WT

Menanamkan keprcayaan publik

8. Faktor Lingkungan Hidup

Strategi SO

Studi AMDAL secara menyeluruh

Strategi WO

Mencegah erosi lahan

Strategi ST

Menciptakan kondisi yang nyaman bagi ternak

Penanganan limbah menjadi by product

Strategi WT

Mencegah cekaman lingkungan

Mencegah pencemaran

Page 24: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

VI. USULAN : AKTIVITAS, INVESTASI, TARGET SPESIFIK DAN

INDIKATOR TARGET

A. Bidang Produksi

Aktifitas :

a. Menyediakan 125 ekor Bakalan BB : 325 – 350 kg untuk awal

pemeliharaan.

b. Pencapaian PBBH 1,2 Kg, persentase karkas 50 %

c. Lama pemeliharaan 3 bulan

Investasi :

Proyeksi kebutuhan (komoditas) ternak

a. Kandang = 682,5 m2

b. Lahan hijauan = 1,0378 Ha

c. Pakan hijauan = 1,013 ton/hari

d. Pakan konsentrat = 1,181 ton/hari

e. Kantor = 100 m2

f. Gudang = 250 m2

g. Silo = 50 m2

h. Mixer = 100 m2

i. Rumah penjaga = 25 m2

j. Penampungan limbah = 1.500 m2

k. RPH = 150 m2

l. Tempat Pengepakan = 100 m2

m. Garasi mobil = 100 m2

Page 25: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

Lay out lokasi

Keterangan :

A : Mess

B : Kandang

C : Gudang

D : Kantor

E : RPH

F : Tempat pengepakan

G : Silo

H : Mixing konsentrat

I : Pos satpam

J : Tempat Limbah

G H

B

B B B

BB

JC

D

F

E

A I

Page 26: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

Target spesifik :

Memenuhi kebutuhan daging sapi 28.000 kg per minggu.

Indikator target :

Terpenuhinya kebutuhan daging sapi 28.000 kg per minggu.

B. Bidang Manajemen

Aktifitas :

Aktifitas manajemen pemeliharaan secara intensif dengan teknologi tepat

guna dan susunan organisasi yang mendukung RTPU.

a. Struktur Organisasi Usaha

Investasi :

Kebutuhan Tenaga Kerja

a. Direktur : 1 orang

b. Manager : 5 orang

c. Staf : 12 orang

d. Pegawai kandang : 9 orang

e. Pegawai RPH : 3 orang

f. Pegawai pengepakan : 2 orang

g. Pegawai mixing : 2 orang

Direktur

ManajerProduksi

ManajerPemasaran

ManajerKeuangan

ManajerPersonalia

ManajerPromosi

4 staf 3 staf 2 staf 2 staf 1 staf

Page 27: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

C. Bidang Sumber Daya Manusia

1. Sumber Tenaga Kerja:

a. Tenaga ahli dari sarjana, dan

b. masyarakat sekitar.

2. Balas jasa tenaga kerja : gaji, THR dan pesangon.

3. Suplai tenaga kerja terlatih maupun tidak terlatih.

Tenaga kerja terlatih dari dinas peternakan atau mendatangkan orang

dari perusahaan lain dan juga memberi pelatihan tenaga kerja. Penggunaan

tenaga kerja tidak terlatih untuk bagian palangan dapat berasal dari masyarkat

sekitar perusahaan.

D. Bidang Finansial

Biaya Investasi

a. Kandang : 682,5 m2 Rp. 68.250.000,00

b. Bangunan:

Gudang : 250 m2 Rp. 25.000.000,00

Kantor : 100 m2 Rp. 25.000.000,00

RPH Rp. 10.000.000,00

Pengepakan Rp. 20.000.000,00

Pos satpam Rp. 3.000.000.00

Garasi Rp. 5.000.000,00

Sumur Rp. 30.000.000,00

Penampungan feses Rp. 20.000.000,00

Mess Rp. 25.000.000,00

c. Peralatan:

Mesin Pemotong Rumput : 3 unit Rp. 36.000.000,00

Silo dan mixer Rp. 25.000.000,00

Biaya investasi kantor Rp. 50.000.000,00

Truck (2 unit) Rp. 200.000.000,00

Colt Bak (1Unit) Rp. 50.000.000,00

Page 28: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

d. Tanah:

Sewa Lahan : 300 Ha Rp 161.250.000,00

e. Ternak : 125 x 325 x Rp.20.000Rp. 812.500.000,00

Jumlah Rp. 1. 566.000.000,00

E. Bidang Yuridis

Bidang yuridis yang akan dilakukan dan dibutuhkan yaitu:

a. Ijin Lokasi dan sertifikasi,

b. Studi AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan),

c. SUIP (Surat Izin Usaha Perdagangan), dan

d. HO

F. Bidang Pasar Dan Pemasaran

Aktifitas pasar yang akan dilakukan yaitu:

a. Kegiatan pemasaran,

b. Segmentasi pasar, dan

c. Promosi.

Investasi yang di butuhkan yaitu:

a. Sarana distribusi, dan

b. Sarana promosi.

G. Bidang Ekonomi, Sosial dan Politik

Aktifitas yang akan dilakukan yaitu:

a. Memaksimalkan keuntungan secara ekonomis,

b. Menanggulangi gejolak inflasi,

c. Menjalankan fungsi sosial, dan

d. Merencanakan politik usaha.

Investasi yang dibutuhkan yaitu Sumber Daya Manusia yang memadai.

H. Bidang Persaingan Usaha

Aktivitas yang akan dilakukan yaitu:

a. Memperbesar usaha,

b. Menanamkan kepercayaan publik, dan

c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk.

Page 29: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

Target yang ingin dicapai adalah memenangkan persaingan sedangkan

indikatornya pasar regional telah dikuasai sepenuhnya.

I. Bidang Lingkungan Hidup

Aktivitas yang akan dilakukan adalah:

a. Mengadakan studi AMDAL,

b. Mengadakan pengolahan limbah, dan

c. Mengurangi dampak lingkungan negatif.

Hal yang diperlukan yaitu input faktor produksi dan perizinan

Page 30: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

VII. FORMULA EKONOMI YANG DIGUNAKAN

Perhitungan selama 1 tahun

1. Biaya Investasi

a. Kandang : 682,5 m2 Rp. 68.250.000,00

b. Bangunan:

Gudang : 250 m2 Rp. 25.000.000,00

Kantor : 100 m2 Rp. 25.000.000,00

RPH Rp. 10.000.000,00

Pengepakan Rp. 20.000.000,00

Pos satpam Rp. 3.000.000.00

Garasi Rp. 5.000.000,00

Sumur Rp. 30.000.000,00

Penampungan feses Rp. 20.000.000,00

Mess Rp. 25.000.000,00

c. Peralatan:

Mesin Pemotong Rumput : 3 unit Rp. 36.000.000,00

Silo dan mixer Rp. 25.000.000,00

Biaya investasi kantor Rp. 50.000.000,00

Truck (2 unit) Rp. 200.000.000,00

Colt Bak (1Unit) Rp. 50.000.000,00

d. Ternak : 125 x 325 x Rp.20.000 Rp. 812.500.000,00

e. Investasi untuk perizinan usaha Rp 30.000.000,00

Jumlah Rp. 1. 437.750.000,00

Page 31: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

2. Biaya Operasional

a. Biaya Tetap

1. Penyusutan perkandangan Rp 15.000.000,00

Penyusutan bangunan Rp. 10.000.000.,00

Penyusutan peralatan

Silo dan mixer Rp 9.000.000,00

Mesin pemotong rumput Rp. 15.000.000,00

Truck : 2unit Rp. 80.500.000,00

Colt Bak : 1 unit Rp. 25.000.000,00

4. Tanah

Sewa Lahan : 300 Ha Rp 70.000.000,00

5. Tenaga Kerja Rp 350.000.000,00

6. Perbaikan Rutin Rp. 8.000.000,00

7. PBB Rp. 5.000.000,00

Jumlah Rp. 686.500.000,00

b. Biaya Variabel

1. Pakan konsentrat Rp. 425.160.000,00

2. Biaya investasi kantor Rp. 60.000.000,00

3. Obat-obatan Rp 12.000.000,00

4. Bahan bakar Rp. 50.000.000,00

5. Listrik Rp. 30.000.000,00

6. Telepon Rp. 40.000.000,00

7. Pajak usaha Rp. 50.000.000,00

8. Lain-lain Rp. 10.000.000,00

Jumlah Rp. 677.160.000,00

Jumlah Biaya Operasional Rp. 1.363.660.000,00

Page 32: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

3. Penerimaan

a. Penjualan produk utama

Karkas Rp. 1.406.250.000,00

b. Penjualan produk sampingan

Non Karkas Rp 125.000.000,00

Penjualan Kulit Rp. 250.000.000,00

Jumlah Rp. 1.781.250.000,00

Pendapatan

Pendapatan = Penerimaan - Biaya Operasional

= Rp. 1.781.250.000,00 - Rp 1.363.660.000,00

= Rp. 417.590.000,00

Kelayakan Usaha

Break even Point (BEP)

BEP harga Produksi = = = Rp. 48.485/kg

R/C (return cost ratio)

R/C = = = 1,31

Dengan R/C 1,31 berarti usaha ini layak untuk dilakukan Karena setiap

penambahan biaya Rp. 1,00 akan memperoleh penerimaan Rp. 1,31

Rentabilitas =

=

= 9,68%

Usaha ini efisien karena tingkat suku bunga bank dibawahnya

Page 33: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

VIII. SUMBER YANG DIPERLUKAN

Sumber–sumber yang diperlukan untuk mendirikan perusahaan adalah

berupa sumber fisik dan non fisik yang nominalnya sudah terangkum dalam bab

terdahulu.

Sumber fisik berupa :

1. Bakalan

2. Lahan

3. Modal

4. Kandang dan Gudang.

5. Fasilitas perkantoran dan karyawan

6. Peralatan dan perlengkapan produksi

7. Tenaga kerja.

Sumber non fisik :

1. Kemampuan wirausaha

2. Mentalitas

3. Komitmen

4. Akhlak

Page 34: Kewirausaan-Perencanaan Sapi Potong

IX. RENCANA PELAKSANAAN USAHA

1. Tahap implementasi

a. Tahap negoisasi

Negoisasi dilakukan selama 6 bulan untuk menegoisasi para investor dan

perbankan untuk memberikan bantuan dana. Selain itu juga dilakukan

negoisasi terhadap pemilik tanah untuk membebaskan tanahnya.

b. Realisasi kontrak

Setelah negoisasi berhasil, maka segera dilakukan realisasi kontrak dengan

para investor dan pihak perbankkan serta para pemilik tanah selama dua

minggu.

c. Desain kerja

Pasca kontrak terealisasi, maka dilakukan perancangan kerja yang bersifat

teknis (ternak, pakan, pemeliharaan) serta non teknisnya (lay out usaha).

d. Pelaksanaan pembangunan usaha

Meliputi pembangunan fisik (kantor dan kandang), lahan hijauan, jaringa

pasar, tenaga kerja, pakan yaitu selama dua bulan.

2. Tahap operasional

Kegiatan operasional pertama yaitu mendatangkan bakalan Kegiatan

operasioal meliputi pemberian pakan, kesehatan, pengolahan limbah. Tahap

operasional dilakukan setiap saat secara berkelanjutan.

3. Monitoring dan pengawasan

Monitoring dan pengawasan dilakukan terus menerus terhadap kinerja

perusahaan.

4. Tahap evaluasi

Evaluasi usaha untuk pertama kali dilakukan ketika perusahaan sudah

berjalan selama tiga tahun. Hal tersebut dimaksudkan agar perusahaan sudah

memiliki penghasilan baik. Selanjutnya evaluasi dilakukan setahun sekali.

5. Penyusunan laporan evaluasi usaha

Setelah melakukan evaluasi, dilakukan penyusunan laporan evaluasi,

sebagai dasar bagi investor, perbankkan dan investor yang akan menanamkan

modalnya.