KEWENANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM … A… · KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM...
Transcript of KEWENANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM … A… · KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM...
i
TESIS
KEWENANGAN KOMISI PEMBERANTASAN
KORUPSI DALAM MENUNTUT PERKARA TINDAK
PIDANA PENCUCIAN UANG
NUR SODIQ
NIM 1490561021
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
ii
KEWENANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM
MENUNTUT PERKARA TINDAK PENCUCIAN UANG
Tesis Untuk Memperoleh Gelar Magister
Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Hukum ,
Program Pasca Sarjana Universitas Udayana
NUR SODIQ
NIM 1490561021
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) ILMU HUKUM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
iii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI
TANGGAL 01 Juli 2016
Pembimbing I,
Dr. I Gede Artha, SH.,MH
NIP. 195801271985031002
Pembimbing II,
Dr. I Dewa Made Suartha, SH.,MH.
NIP. 195712121986011001
Mengetahui
Ketua Program Studi
Magister (S2) Ilmu Hukum
Universitas Udayana
Dr. Dewa Nyoman Rai Asmara Putra, SH.,MH
NIP. 195604101983031002
Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana
Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S(K)
NIP. 195902151985102001
iv
Tesis Ini Telah Di Uji Pada
Tanggal 01 Juli 2016
Panitia Penguji Tesis
Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana
No. 1410 / UN. 14.4 / HK / 2016 Tanggal 20 Juni 2016
Ketua : Dr. I Gede Artha, SH., MH.
Sekertaris : Dr. I Dewa Made Suartha, SH., MH.
Anggota :
1. Prof. Dr. I Ketut Mertha, SH.,M.Hum.
2. Dr. I Gusti Ketut Ariawan, SH.,MH.
3. Dr. Ida Bagus Surya Darmajaya, SH.,MH.
v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Nur Sodiq
Program Studi : Ilmu Hukum
Judul Tesis : Kewenangan KPK dalam Menuntut Perkara Tindak
Pidana Pencucian Uang.
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila di
kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia
menerima sanksi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.
Denpasar, 24 Maret 2016
Yang menyatakan,
Nur Sodiq
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Melalui tulisan ini perkenankanlah penulis memanjatkan puja dan puji
syukur kehadiratTuhanYang Maha Esa, karena dengan rahmat dan anugerah-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “KEWENANGAN
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM MENUNTUT
PERKARA TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG.”
Dalam penyusunan tesis ini penulis telah banyak mendapatkan bimbingan,
saran serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang se dalam-dalam nya kepada:
Rektor Universitas Udayana, Prof.Dr.dr.I Ketut Suastika, Sp.PD-
KEMD. Ucapan terima kasih ini juga peneliti ditujukan kepada Direktur Program
PascasarjanaUniversitas Udayana Prof.Dr.dr.A.A.Raka Sudewi, Sp.S(K).
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Dr. Dewa Nyoman Rai
Asmara Putra, SH.,MH, Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum yang
dengan penuh perhatian memberikan semangat, bimbingan serta saran selama
penulis menempuh pendidikan Magister ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan
kepada Dr. Putu Tuni Cakabawa Landra SH .,M.Hum., selaku Sekretaris
Program Studi Magister (S2) Ilmu Hukum Universitas Udayana.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Dr. I Gede Artha, SH., MH. Pembimbing I yang
dengan penuh perhatian telah memberikan semangat, bimbingan dan saran selama
vii
penulis menempuh pendidikan magister khususnya dalam penyelesaian tesis ini.
Terima kasih sebesar-besarnya kepada Dr. I Dewa Made Suartha, SH., MH.
Pembimbing II yang selalu sabar dan penuh perhatian memberikan semangat
bimbingan dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Penulis juga mengucapkan rasa terima kasih kepada para penguji Tesis
yaitu Prof. Dr. I Ketut Mertha, SH.,M.Hum, Dr. I Gusti Ketut Ariawan,
SH.,MH serta Dr. Ida Bagus Surya Darmajaya, SH.,MH, yang telah
memberikan saran, masukan, sanggahan dan koreksi sehingga tesis ini dapat
terselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tulus kepada bapak/ibu dosen Program Magister (S2) Ilmu Hukum Universitas
Udayana yang mengajar dan mendidik penulis selama mengikuti perkuliahan
mulai dari semester awal hingga akhir semester, serta para pegawai di Sekretariat
Magister Ilmu Hukum Universitas Udayana.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada ibunda tercinta Hj.
Sulastri yang selalu memberikan motivasi, do’a dan memberikan kasih sayang
yang tiada perrnah berakhir hingga saat ini. Akhirnya penulis sampaikan ucapan
terima kasih kepada Istri tercinta Rini Winangsih, SST,M.Kes yang selalu
memberikan dukungan moral untuk menyelesaikan studi ini, serta anakku tercinta
Abiel Abhizar Sodix yang selalu menjadi penyemangat dalam setiap langkah
hidup penulis. Teman-teman MH 2014 yang telah banyak memberikan masukan,
saran, semangat dalam penyusunan Tesis ini.
viii
Ucapan terima kasih juga tak lupa penulis ucapkan kepada seluruh senior
juga rekan-rekan Advokat Peradi yang juga terus memberi semangat
Seiring doa semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan
penulisan Tesis ini.
Penulis juga menyadari bahwa materi yang telah disajikan dalam tesis ini
masih sangat jauh dari sempurna karena dengan segala keterbatasan juga
kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun sehingga berguna untuk melengkapi dan
penyempurnaan Tesis ini. Akhirnya peneliti berharap semoga Tesis ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis sendiri maupun bagi para pembaca.
Terima kasih
Denpasar 15 Maret 2016
Peneliti
ix
ABSTRAK
KEWENANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM
MENUNTUT PERKARA TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
Polemik kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam menuntut
perkara Tindak Pidana Pencucian Uang sebenarnya sudah cukup lama terjadi,
namun sampai saat ini masih menjadi persoalan yang cukup mendasar karena
justru terjadi pada lembaga penegak hukum sendiri khususnya para hakim
Tipikor. Hal ini terlihat jelas dengan adanya putusan yang bersifat Dissenting
Opinion sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan ketidakpastian hukum,
karena di dalam UU. KPK maupun UU. TPPU tidak ada norma yang mengatur
secara ekplisit apakah Komisi Pemberantasan Korupsi memiliki kewenangan
dalam menuntut perkara TPPU, sehingga terjadi kekosongan norma, maka
rumusan masalah yang dapat dikemukakan yang berkaitan dengan fenomena
hukum tersebut adalah: 1. Apakah Komisi Pemberantasan Korupsi memiliki
kewenangan dalam menuntut perkara Tindak Pidana Pencucian Uang, serta 2.
Bagaimanakah pengaturan ke depan masalah penuntutan dalam perkara TPPU
yang terkait dengan perkara tindak pidana korupsi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, dengan memakai
pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual , pendekatan kasus serta
pendekatan perbandingan. Adapun bahan hukum yang digunakan adalah bahan
hukum primer, bahan hukum sekunder serta bahan hukum tersier. Tehnik
pengumpulan bahan hukum yang digunakan adalah menggunakan metode
sistematis yaitu dengan mengumpulkan bahan hukum yang terdapat dalam
perundang-undangan serta dicatat untuk mempermudah serta menganalisa
permasalahan. Tehnik analisis bahan hukum menggunakan tahnik diskripsi lalu
dikembangkan serta dikaji dengan memakai metode interpretasi, dan apabila
bahan hukum sudah dideskripsikan serta di interpretasi sesuai dengan pokok
permasalahan, selanjutnya disistematisasi, dieksplanasi dan diberikan
argumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa KPK selain berwenang
melakukan penyidikan terhadap tindak pidana korupsi, juga berwenang
melakukan penuntutan terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang yang tindak
pidana asalnya (predicate crime) berasal dari korupsi. Selain itu untuk prespektif
ke depan dalam perkara TPPU yang tindak pidana asalnya adalah korupsi dalam
x
kewenangan penuntutan yang dilakukan oleh Jaksa KPK, maka dirumuskan
secara jelas di dalam Undang-undang Tindak Pidana Korupsi.
Kata kunci : Kewenangan KPK, menuntut, Tindak Pidana Pencucian Uang.
ABSTRACT
THE AUTHORITY OF KPK (CORRUPTION ERADICATION
COMMISSION)
TO PROSECUTE CASES OF MONEY LAUNDERING ACT
Polemics about the authority of the Corruption Eradication Commission
(KPK) in prosecuting money laundering act has actually been quite a long time,
but it is still a fairly basic problem because it happens on the law enforcement
agencies themselves, especially judges dealing with corruption. This is evident
with the verdict that is dissenting opinion which could create legal uncertainty,
because in the UU. KPK (Corruption Eradication Commission Law) and
UUTPPU(Money Laundering Act Law) no explicit norms governing whether the
KPK has the authority to prosecute cases ofmoneylaudering, resulting in a void of
norms. Thus, the formulation of the problem that could be addressed with regard
to the legal phenomena are: 1. wheher the Corruption Eradication Commission
has the authority to prosecute cases of Money Laundering, and 2How is the future
regulation on the issue of the prosecution in the case of money laundering related
to corruption cases.
This research is a normative legal research, by means of law approach,
conceptual approach, case approach and comparative approach. The legal
materials used are primary, secondary and tertiary legal materials. The technique
of collecting legal material used is a systematic method by collecting legal
material contained in the legislation and noted to simplify and analyze the
problems.The analysis of legal materials uses description techniques and is
further developed and assessed by using the method of interpretation, and if the
legal material has been described and in accordance with the interpretation of the
subject matter, it is then systematized, described and given argument.
The results of study indicate that the Commission in addition to having the
authority to conduct investigations against corruption, it also has the authority to
prosecute to the money laundering which underlying predicate crime derived from
corruption.In addition, for the future perspective in TPPU cases with underlying
predicate crime is corruption, the authority of the prosecution is conducted by the
Attorney of KPK, that is clearly defined in the Act of Corruption.
Keywords: authorityof KPK, prosecute, money laundering act
xi
RINGKASAN
Penelitian tentang Kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam
menuntut perkara Tindak Pidana Pencucian Uang oleh penulis di susun dalam
lima bab yang secara garis besarnya dapat diuraikan sebagai berikut :
Bab 1 menguraikan tentang hal-hal yang melatarbelakangi penulisan
penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian yang meliputi tujuan umum serta
tujuan khusus, adapun manfaat penelitian meliputi manfaaat teoritis serta manfaat
praktis, orisinalitas penelitian, landasan teoritis serta kerangka berfikir, metode
penelitian yang terdiri dari lima bahasan antara lain yaitu jenis penelitian,
pendekatan yang digunakan, sumber bahan hukum, tehnik pengumpulan bahan
hukum serta tehnik analisa bahan hukum.
Bab II menguraikan tentang tinjauan umum yang berupa tinjauan secara
garis besarnya tentang konsep yang tertuang dalam judul penelitian. Konsekuensi
nya dalam bab II ini adalah menjelaskan berbagai macam pengertian,
kewenangan,pembagian kewenangan,dasar hukum KPK, tugas, wewenang dan
kewajiban KPK, doktrin tentang korupsi,definisi menuntut,pengertian tindak
pidana,pengertian umum tentang Tindak Pidana Pencucian Uang serta
pengaturan/rumusan delik Tindak Pidana Pencucian Uang.
Bab III adalah bab inti yang menguraikan tentang pembahasan rumusan
masalah pertama yaitu dasar pembenar Komisi Pemberantasan Korupsi
dalammelakukan penuntutan Tindak Pidana Pencucian Uang. Bab ini terdiri dari
tujuh sub bab diantaranya adalah kewenangan penuntutan menurut KUHAP,dasar
hukum tugas , wewenang dan tanggung jawab KPK dalam pemberantasan
korupsi, keterkaitan antara TPK dengan TPPU, kendala KPK dalam penuntutan
TPPU, dasar hukum KPK dalam penuntutan TPPU, mekanisme TPPU oleh KPK
serta perbandingan hukum mengenai pengaturan TPPU di beberapa Negara.
Bab IV adalah bab inti mengenai pembahasan rumusan masalah ke 2 yaitu
pengaturan penuntutan TPPU perspektif ke depan terdiri dari 2 sub bab yaitu
tujuandan wewenang perkara pidana pada umumnya serta tugas dan
wewenangpenuntutan perkara pidana dalam tindak pidana khusus.
Bab V adalah bab penutup terdiri dari simpulan dan saran. Simpulan
merupakan hasil dari pembahasan penelitian baik dari rumusan masalah pertama
dan kedua, sedangkan saran memuat tentang hal-hal yang menjadi rekomendasi
xii
terkait pemasalahan dalam penelitian sebagai bentuk jalan keluar atas masalah
yang dimaksud sehingga patut dan layak untuk segera dilaksanakan.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DALAM..................................................................
PRASYARAT GELAR MAGISTER ...........................................................
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................
PENETAPAN PANITIA PENGUJI..............................................................
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT..............................................
UCAPAN TERIMA KASIH...........................................................................
ABSTRAK…………………………………………………………………
ABSTRACT…………………………………………………………………
RINGKASAN………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………..
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................
1.3 Ruang Lingkup Masalah…………………………………………...
1.4 Tujuan Penelitian..............................................................................
1.4.1 Tujuan Umum....................................................................
I
ii
iii
iv
v
vi
ix
x
xi
xii
xvi
1
1
14
14
15
15
xiii
1.4.2 Tujuan Khusus....................................................................
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................
1.5.1 Manfaat Teoritis…………………………………………
1.5.2 Manfaat Praktis…………………………………………...
1.6 Orisinilitas Penelitian………………………………………………
1.7 Landasan Teoritis dan Kerangka Berfikir………………………….
1.7.1 Landasan Teoritis…………………………………………
1.7.2 Kerangka Berfikir………………………………………...
1.8 Metode Penelitian…………………………………………………
1.8.1 Jenis Penelitian……………………………………………
1.8.2 Metode Pendekatan………………………………………
1.8.3 Sumber Bahan Hukum……………………………………
1.8.4 Tekhnik Pengumpulan Bahan Hukum……………………
1.8.5 Tekhnik Analisis Bahan Hukum………………………….
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KPK DAN KORUPSI
TERKAIT TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG ...............
2.1 Pengertian Kewenangan…………………………………………...
2.2 Pembagian Kewenangan…………………………………………..
2.3 Pengertian dan Dasar Hukum KPK……………………………….
2.4 Tugas, Wewenang dan Kewajiban KPK………………………….
2.5 Definisi Korupsi…………………………………………………...
2.6 Doktrin tentang Korupsi…………………………………………..
2.7 Definisi Menuntut………………………………………………..
15
15
15
16
16
17
17
34
35
35
36
37
38
39
40
40
42
43
44
52
53
56
xiv
2.8 Pengertian Tindak Pidana…………………………………………
2.9 Tindak Pidana Pencucian Uang…………………………………..
BAB III DASAR PEMBENAR KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
DALAM MELAKUKAN PENUNTUTAN TINDAK PIDANA
PENCUCIAN UANG…………………………………………….
3.1 Kewenangan Penuntutan Menurut KUHAP………………………
3.2 Dasar Hukum, Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab KPK
dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi……………………
3.3 Keterkaitan antara Tindak Pidana Korupsi dengan Tindak Pidana
Pencucian Uang…………………………………………………...
3.4 Kendala KPK dalam Penuntutan Tindak Pidana Pencucian Uang..
3.5 Dasar Hukum Kewenangan KPK dalam Menuntut Tindak Pidana
Pencucian Uang…………………………………………………...
3.6 Mekanisme Penuntutan Tindak Pidana Pencucian Uang Oleh
KPK…………..................................................................................
BAB IV PENGATURAN PENUNTUTAN TINDAK PIDANA
PENCUCIAN UANG PERSPEKTIF KE DEPAN…………………...
4.1 Tujuan dan Wewenang Penuntutan Perkara Pidana Pada
Umumnya……………………………………………………...
4.2 Tugas dan Wewenang Penuntutan Perkara Pidana Dalam Tindak
Pidana
Khusus……………………………………………………........
57
59
68
68
71
79
83
85
92
98
98
107
xv
4.3 Tindak Pidana Pencucian Uang Terkait Tindak Pidana Korupsi
dan Kebijakan Kedepan………………………..........
BAB V PENUTUP…………………………………………………………
5.1 Simpulan………………………………………………………….
5.2 Saran……………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….
120
135
135
135
137
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
4.1 Struktur Organisasi Kejaksaan…………………………………………
112