KEWENANGAN KHALIFAH

31
KEWENANGAN KHALIFAH Khalifah berwenang dalam dalam bidang-bidang : 1.Memelihara kemaslahatan masyarakat. 2.Menegakkan peradilan. 3.Menolak berbagai kezaliman. 4.Menegakkan amr ma’ruf nahi munkar. 5.Mengatur pelaksanaan ibadah haji.

Transcript of KEWENANGAN KHALIFAH

Page 1: KEWENANGAN KHALIFAH

KEWENANGAN KHALIFAH

Khalifah berwenang dalam dalam bidang-bidang :1.Memelihara kemaslahatan masyarakat.2.Menegakkan peradilan.3.Menolak berbagai kezaliman.4.Menegakkan amr ma’ruf nahi munkar.5.Mengatur pelaksanaan ibadah haji.

Page 2: KEWENANGAN KHALIFAH

TUGAS-TUGAS KHALIFAH DALAM MENCIPTAKAN KEMASLAHATAN

MASYARAKAT1. Menjaga supaya tidak terjadi kemurtadan

(riddah).2. Menjaga supaya tidak terjadi pemberontakan

terhadap pemerintahan yang sah (bugat).3. Menjaga supaya tidak terjadi kerusuhan

(hirabah).

Page 3: KEWENANGAN KHALIFAH

MURTAD (RIDDAH)

Murtad ialah dimana seorang muslim menyatakan diri keluar dari Islam.

Mukmin dimaksud ialah :1.Apakah ia muslim sejak lahir, atau2.Apakah ia pada mulanya bukan muslim,

kemudian masuk Islam, lalu keluar dari Islam.

Page 4: KEWENANGAN KHALIFAH

Setelah keluar dari Islam, apakah ia memeluk salah satu agama samawiy yang disampaikan oleh Rasul sebelum Nabi Muhammad S.a.w. atau tidak beragama sama sekali. Kedua-duanya tetap dihukumkan murtad.

Page 5: KEWENANGAN KHALIFAH

DALIL-DALIL TENTANG MURTAD

1. Q.S. Al-Baqarah/2 ayat (217) :كافرفؤالئك وهـو فيمت دينه عـن منكم يرتدد ومن

واالخرة الدنيا في اعمالهم حبطت2. Q.S. An-Nisa’/4 ayat (138) :

ثم كفروا ثم آمنوا ثم كفروا ثم آمنوا الذين انكفرا ازدادوا

3. H.R. Muslim :فاقتلوه دينه بدل من

Page 6: KEWENANGAN KHALIFAH

KEWAJIBAN KHALIFAH TERHADAP ORANG MURTAD

Khalifah berkewajiban menyuruh orang murtad supaya bertaubat (dalam arti kembali ke Islam) dan kepada murtad tersebut diberikan kesempatan sampai batas waktu tertentu untuk bertaubat. Apabila ia bertaubat, taubatnya diterima dan apabila ia tidak bertaubat, maka khalifah memberikan sanksi.

Page 7: KEWENANGAN KHALIFAH

MURTAD YANG BERTAUBAT

• Imam Malik berpendapat bahwa orang murtad apabila ia bertaubat, ia wajib mengganti semua kewajiban yang tertinggal selama murtad, baik salat, puasa dan lain-lain.

• Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa orang murtad apabila ia bertaubat tidak wajib mengganti semua kewajiban yang pernah menjadi kewajibannya, ia sama seperti kafir yang baru masuk Islam.

Page 8: KEWENANGAN KHALIFAH

• Imam Syafi’i berpendapat bahwa orang murtad apabila ia bertaubat, wajib mengganti semua kewajiban yang pernah menjadi kewajibannya, sejak ia balig sampai ia bertaubat dari kemurtadannya.

Page 9: KEWENANGAN KHALIFAH

AKIBAT LAIN DARI MURTAD

• Batal nikah dengan suami atau isterinya.• Tidak waris mewarisi dengan yang muslim.• Tidak dilaksanakan fardu kifayah dan tidak

dikuburkan di kuburan orang Islam.

Page 10: KEWENANGAN KHALIFAH

WALLAHU A’LAM

Page 11: KEWENANGAN KHALIFAH

PEMBERONTAKAN TERHADAP PEMERINTAHAN YANG SAH

(BUGAT) Apabila sekelompok muslim melakukan

pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah dan mereka tidak sependapat dengan masyarakat lainnya, maka khalifah mengingatkan mereka untuk tidak melakukan perbuatan tersebut. Apabila mereka melakukan perlawanan, pemerintah boleh memeranginya.

Page 12: KEWENANGAN KHALIFAH

Apabila mereka menganut satu keyakinan yang menyimpang dari Islam dan khalifah menyatakan bahwa apa yang mereka yakini bertentangan dengan ajaran Islam, mereka boleh diperangi oleh pemerintah supaya mereka kembali ke keyakinan yang benar menurut Islam.

Page 13: KEWENANGAN KHALIFAH

PEMBERONTAK

Orang yang melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah disebut ahl al-bagyi, dan perbuatannya dinamakan bugat.

Perang antar kelompok di kalangan kaum muslimin juga termasuk dalam pengertian bugat.

Page 14: KEWENANGAN KHALIFAH

DALIL LARANGAN BUGAT

1. Q.S. Al-Hujurat/49 ayat (6).2. H.R. al-Bukhari :او ايمان بعد كفر ثالث بأحدى اال امرئ دم يحل ال

نفس بغير نفس قتل او احصان بعد زنا

Page 15: KEWENANGAN KHALIFAH

BENTUK-BENTUK BUGAT

1. Memberontak dengan melakukan perlawanan melalui perang.

2. Berpaling dari maslahat (melakukan perbuatan-perbuatan yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan syari’at (maqasid asy-syari’ah).

Page 16: KEWENANGAN KHALIFAH

KEWAJIBAN KHALIFAH TERHADAP PELAKU BUGAT

- Mengingatkan mereka supaya berhenti dari perbuatan bugat.

- Mengingatkan mereka supaya mereka kembali ke aturan-aturan syari’at.

- Apabila mereka melakukan perlawanan, maka khalifah memerangi mereka.

Page 17: KEWENANGAN KHALIFAH

GUGUR KARENA BUGAT

1. Yang gugur karena melakukan bugat harus dimandikan, dikafani dan disalatkan. Imam Abu Hanifah berpendapat tidak disalatkan, sebagai bagian hukuman dari perbuatannya.

2. Yang gugur karena perang dengan pelaku bugat tidak dimandikan dan tidak disalatkan sebagai upaya memuliakannya, karena sama dengan syahid melawan musyrik.

Page 18: KEWENANGAN KHALIFAH

3. Orang yang melakukan bugat tidak menjadi ahli waris terhadap muslim yang tidak melakukan bugat, demikian pula sebaliknya.

Page 19: KEWENANGAN KHALIFAH

WALLAHU A’LAM

Page 20: KEWENANGAN KHALIFAH

KERUSUHAN (HIRABAH)

Khalifah wajib menjaga dan memelihara kemaslahatan masyarakat agar tidak terjadi hirabah/muharabah (kerusuhan). Orang yang melakukan kerusuhan dinamakan dengan muharib.

Page 21: KEWENANGAN KHALIFAH

BENTUK-BENTUK (HIRABAH)

1. Melakukan kerusuhan dengan menggunakan senjata.

2. Merampok atau menodong dengan menggunakan senjata.

3. Mengambil harta orang lain tanpa hak.4. Membunuh tanpa hak.

Page 22: KEWENANGAN KHALIFAH

DALIL LARANGAN HIRABAH

- Q.S. Al-Maidah/5 ayat (33) :ويسعون ورسوله الله يحاربون الذين جـزآء انما

تقطع او يصلبوا او يقتلوا ان االرضفسادا فىاالرض من ينفوا او خالف من وارجلهم ايديهم

Page 23: KEWENANGAN KHALIFAH

SANKSI TERHADAP PELAKU HIRABAH

1. Dihukum mati.2. Disalib.3. Potong tangan dan kaki.4. Diasingkan (dibuang ke tempat lain).

Page 24: KEWENANGAN KHALIFAH

PENDAPAT PARA ULAMA TENTANG SANKSI HIRABAH

1. Sa’id ibn al-Musayyab berpendapat bahwa khalifah atau orang yang ditunjuknya berwenang memilih salah satu sanksi yang kan diberlakukan terhadap pelaku hirabah.

2. Malik ibn Anas berpendapat bahwa bagi tokoh intellektual atau perencana hirabah dikenakan sanksi hukuman mati tanpa dimaafkan, sedangkan bagi pelakunya dikenakan sanksi hukuman potong tangan dan bagi yang ikut-ikutan melakukan hirabah dikenakan sanksi ta’zir.

Page 25: KEWENANGAN KHALIFAH

3. Ibn ‘Abbas berpendapat bahwa pelaku hirabah dengan membunuh dan merampas harta sanksinya dihukum mati dan disalib. Pelaku hirabah yang membunuh tanpa mengambil harta sanksinya dihukum mati tanpa disalib, sedangkan pelaku hirabah hanya mengambil harta orang lain tanpa hak sanksinya dipotong tangan dan kaki.

Page 26: KEWENANGAN KHALIFAH

SANKSI DIASINGKAN

Pengertian diasingkan ialah :1.Dikeluarkan dari territorial Daulah Islamiyyah.2.Dibuang ke tempat lain.3.Ditahan (dipenjarakan).4.Diputus komunikasinya dengan dunia luar.

Page 27: KEWENANGAN KHALIFAH

KEWENANGAN KHALIFAH DALAM MENGATUR FAI’ DAN GANIMAH

Fai’ ialah tagihan khalifah dari non muslim yang berada di bawah pemerintahan Daulah Islamiyyah.

Fai’ terdiri dari :1.Tagihan karena jiwa (jizyah).2.Tagihan karena harta (kharaj).

Page 28: KEWENANGAN KHALIFAH

Ganimah ialah harta rampasan perang. Pembagian fai’ dan ganimah merupakan

kewenangan khalifah dan jumlah pembagiannya bersifat ijtihadiy (menurut pertimbangan khalifah).

20 % (1/5) dari harta ganimah diperuntukkan bagi Allah dan Rasul (di jalan Allah) dan digunakan bagi kemaslahatan kaum muslimin.

Page 29: KEWENANGAN KHALIFAH

PEMBAGIAN GANIMAH

- 80 % dibagikan kepada tentara yang memperoleh harta ganimah tersebut.

- 20 % ditujukan untuk Allah dan Rasul dan digunakan bagi kemaslahatan kaum muslimin.

Page 30: KEWENANGAN KHALIFAH

YANG BERHAK TERHADAP GANIMAH YANG 20 %

1. Satu bagian untuk karib kerabat.2. Satu bagian untuk anak-anak yatim.3. Satu bagian untuk orang miskin.4. Satu bagian untuk orang musafir.5. Satu bagian untuk keperluan kaum muslimin.

Page 31: KEWENANGAN KHALIFAH

WALLAHU A’LAM