Keutamaan Bahasa Arab -Tutorial Bahasa Arab

93
KEUTAMAAN BAHASA ARAB Tidak perlu diragukan lagi, memang sepantasnya seorang muslim mencintai bahasa Arab dan berusaha menguasainya. Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an karena bahasa Arab adalah bahasa yang terbaik yang pernah ada sebagaimana firman Allah ta’ala: ا ن إ اه ن ل ز ن أ ا آن ر ق ا ي ب ر ع م ك ل ع ل ون ل ق ع ت‚Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.‛ Ibnu katsir berkata ketika menafsirkan surat Yusuf ayat 2 di atas: ‚Yang demikian itu (bahwa Al - Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab) karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, jelas, luas, dan maknanya lebih mengena lagi cocok untuk jiwa manusia. Oleh karena itu kitab yang paling mulia (yaitu Al-Qur’an) diturunkan kepada rosul yang paling mulia (yaitu: Rosulullah), dengan bahasa yang termulia (yaitu Bahasa Arab), melalui perantara malaikat yang paling mulia (yaitu malaikat Jibril), ditambah kitab inipun diturunkan pada dataran yang paling mulia diatas muka bumi (yaitu tanah Arab), serta awal turunnya pun pada bulan yang paling mulia (yaitu Ramadhan), sehingga Al-Quran menjadi sempurna dari segala sisi.‛ (Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir surat Yusuf). Sungguh sangat menyedihkan sekali, apa yang telah menimpa kaum muslimin saat ini, hanya segelintir dari mereka yang mau mempelajari bahasa Arab dengan serius. Hal ini memang sangat wajar karena di zaman modern ini banyak sekali kaum muslimin tenggelam dalam tujuan dunia yang fana, Sehingga mereka enggan dan malas mempelajari bahasa Arab. Karena mereka tahu tidak ada hasil duniawi yang bisa diharapkan jika pandai berbahasa Arab. Berbeda dengan mempelajari bahasa Inggris, kaum muslimin di saat ini begitu semangat sekali belajar bahasa Inggris, karena mereka tahu banyak tujuan dunia yang bisa diperoleh jika pandai bahasa Inggris, sehingga kita dapati mereka rela untuk meluangkan waktu yang lama dan biaya yang banyak untuk bisa
  • Upload

    -
  • Category

    Documents

  • view

    257
  • download

    51

description

gfgd

Transcript of Keutamaan Bahasa Arab -Tutorial Bahasa Arab

KEUTAMAAN BAHASA ARAB

Tidak perlu diragukan lagi, memang sepantasnya seorang muslim mencintai bahasa Arab dan berusaha menguasainya. Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an karena bahasa Arab adalah bahasa yang terbaik yang pernah ada sebagaimana firman Allah ta’ala:

ت عقلون لعلكم عربيا ق رآنا أن زلناه إنا

‚Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.‛

Ibnu katsir berkata ketika menafsirkan surat Yusuf ayat 2 di atas: ‚Yang demikian itu (bahwa Al -Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab) karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, jelas, luas, dan maknanya lebih mengena lagi cocok untuk jiwa manusia. Oleh karena itu kitab yang paling mulia (yaitu Al-Qur’an) diturunkan kepada rosul yang paling mulia (yaitu: Rosulullah), dengan bahasa yang termulia (yaitu Bahasa Arab), melalui perantara malaikat yang paling mulia (yaitu malaikat Jibril), ditambah kitab inipun diturunkan pada dataran yang paling mulia diatas muka bumi (yaitu tanah Arab), serta awal turunnya pun pada bulan yang paling mulia (yaitu Ramadhan), sehingga Al-Quran menjadi sempurna dari segala sisi.‛ (Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir surat Yusuf). Sungguh sangat menyedihkan sekali, apa yang telah menimpa kaum muslimin saat ini, hanya segelintir dari mereka yang mau mempelajari bahasa Arab dengan serius. Hal ini memang sangat wajar karena di zaman modern ini banyak sekali kaum muslimin tenggelam dalam tujuan dunia yang fana, Sehingga mereka enggan dan malas mempelajari bahasa Arab. Karena mereka tahu tidak ada hasil duniawi yang bisa diharapkan jika pandai berbahasa Arab. Berbeda dengan mempelajari bahasa Inggris, kaum muslimin di saat ini begitu semangat sekali belajar bahasa Inggris, karena mereka tahu banyak tujuan dunia yang bisa diperoleh jika pandai bahasa Inggris, sehingga kita dapati mereka rela untuk meluangkan waktu yang lama dan biaya yang banyak untuk bisa

menguasai bahasa ini. Sehingga kursus-kursus bahasa Inggris sangat laris dan menjamur dimana-mana walaupun dengan biaya yang tak terkira. Namun bagaimana dengan kursus bahasa Arab…??? seandainya mereka benar-benar yakin terhadap janji Allah ta’ala untuk orang yang menyibukkan diri untuk mencari keridhoanNya, serta yakin akan kenikmatan surga dengan kekekalannya, niscaya mereka akan berusaha keras untuk mempelajari bahasa arab. Karena ia adalah sarana yang efektif untuk memahami agama-Nya. Kenyataan ini tidak menunjukkan larangan mempelajari bahasa Inggris ataupun lainnya. Tapi yang tercela adalah orang yang tidak memberikan porsi yang adil terhadap bahasa arab. Seyogyanya mereka juga bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam mempelajari bahasa Arab. Dan termasuk hal yang sangat menyedihkan, didapati seorang muslim begitu bangga jika bisa berbahasa Inggris dengan fasih namun mengenai bahasa Arab dia tidak tahu?? Kalau keadaannya sudah seperti ini bagaimana bisa diharapkan Islam maju dan jaya seperti dahulu. Bagaimana mungkin mereka bisa memahami syari’at dengan benar kalau mereka sama sekali tidak mengerti bahasa Arab…??? Hukum Orang Yang Mampu Berbahasa Arab Namun Berbicara Menggunakan Bahasa Selain Bahasa Arab Asy-Syafi’iy berkata sebagaimana diriwayatkan As-Silafi dengan sanadnya sampai kepada Muhammad bin Abdullah bin Al Hakam, beliau berkata: ‚Saya mendengar Muhammad bin Idris Asy-syafi’iy berkata: ‚Allah menamakan orang-orang yang mencari karunia Allah melalui jual beli (berdagang) dengan nama tu’jar (tujjar dalam bahasa Arab artinya para pedagang-pent), kemudian Rosululloh juga menamakan mereka dengan penamaan yang Allah telah berikan, yaitu (tujjar) dengan bahasa arab. Sedangkan ‚samasiroh‛ adalah penamaan dengan bahasa `ajam (selain arab). Maka kami tidak menyukai seseorang yang mengerti bahasa arab menamai para pedagang kecuali dengan nama tujjar dan janganlah orang tersebut berbahasa Arab lalu dia menamakan sesuatu (apapun juga-pent) dengan bahasa `ajam. Hal ini karena bahasa Arab adalah bahasa yang telah dipilih oleh Allah,

sehingga Allah menurunkan kitab-Nya yang dengan bahasa Arab dan menjadikan bahasa Arab merupakan bahasa penutup para Nabi, yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, kami katakan seyogyanya setiap orang yang mampu belajar bahasa Arab mempelajarinya, karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling pantas dicintai tanpa harus melarang seseorang berbicara dengan bahasa yang lain. Imam Syafi’iy membenci orang yang mampu berbahasa Arab namun dia tidak berbahasa Arab atau dia berbahasa Arab namun mencampurinya dengan bahasa `ajam.‛ (Iqtidho Shirotil Mustaqim). Abu Bakar bin ‘Ali Syaibah meriwayatkan dalam Al Mushanaf: ‚Dari Umar bin Khattab, beliau berkata: Tidaklah seorang belajar bahasa Persia kecuali menipu, tidaklah seseorang menipu kecuali berkurang kehormatannya. Dan Atho’ (seorang tabi’in) berkata: Janganlah kamu belajar bahasa-bahasa ajam dan janganlah karnu masuk gereja – gereja mereka karena sesungguhnya Allah menimpakan kemurkaan-Nya kepada mereka, (Iqtidho Shirotil Mustaqim). Diriwayatkan bahwa Imam Ahmad berkata: ‚Tanda keimanan pada orang ‘ajam (non arab) adalah cintanya terhadap bahasa arab.‛ Dan adapun membiasakan berkomunikasi dengan bahasa selain Arab, yang mana bahasa Arab merupakan syi’ar Islam dan bahasa Al-Qur’an, sehingga bahasa selain arab menjadi kebiasaan bagi penduduk suatu daerah, keluarga, seseorang dengan sahabatnya, para pedagang atau para pejabat atau bagi para karyawan atau para ahli fikih, maka tidak disangsikan lagi hal ini dibenci. Karena sesungguhnya hal itu termasuk tasyabuh (menyerupai) dengan orang `ajam dan itu hukumnya makruh.‛ (Iqtidho Shirotil Mustaqim). Khurasan, yang penduduk kedua kota tersebut berbahasa Persia serta menduduki Maghrib, yang penduduknya berbahasa Barbar, maka kaum muslimin membiasakan penduduk kota tersebut untuk berbahasa Arab, hingga seluruh penduduk kota tersebut berbahasa Arab, baik muslimnya maupun kafirnya. Demikianlah Khurasan dahulu kala. Namun kemudian mereka menyepelekan bahasa Arab, dan mereka kembali membiasakan bahasa Persia sehingga akhirnya menjadi bahasa mereka. Dan mayoritas mereka pun menjauhi bahasa Arab. Tidak disangsikan lagi bahwa hal ini adalah makruh. (Iqtidho Shirotil Mustaqim).

Hukum Mempelajari Bahasa Arab Syaikhul Islam Berkata: ‚Dan sesungguhnya bahasa Arab itu sendiri bagian dari agama dan hukum mempelajarinya adalah wajib, karena memahami Al-Kitab dan As-Sunnah itu wajib dan keduanya tidaklah bisa difahami kecuali dengan memahami bahasa Arab. Hal ini sesuai dengan kaidah:

واجب ف هو بو إال الواجب يتم ال ما

‚Apa yang tidak sempurna suatu kewajiban kecuali dengannya maka ia juga hukumnya wajib.‛ Namun disana ada bagian dari bahasa Arab yang wajib ‘ain dan ada yang wajib kifayah. Dan hal ini sesuai dengan apa yang diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Abi Syaibah, dari Umar bin Yazid, beliau berkata: Umar bin Khattab menulis kepada Abu Musa Al-Asy’ari (yang isinya) ‚…Pelajarilah As-Sunnah, pelajarilah bahasa Arab dan I’roblah Al-Qur’an karena Al-Qur’an itu berbahasa Arab.‛ Dan pada riwayat lain, Beliau (Umar bin Khattab) berkata: ‚Pelajarilah bahasa Arab sesungguhnya ia termasuk bagian dari agama kalian, dan belajarlah faroidh (ilmu waris) karena sesungguhnya ia termasuk bagian dari agama kalian.‛ (Iqtidho Shirotil Mustaqim). Penutup Bahasa Arab adalah bahasa Agama Islam dan bahasa Al-Qur’an, seseorang tidak akan dapat memahami kitab dan sunnah dengan pemahaman yang benar dan selamat (dari penyelewengan) kecuali dengan bahasa Arab. Menyepelekan dan menggampangkan Bahasa Arab akan mengakibatkan lemah dalam memahami agama serta jahil (bodoh) terhadap permasalahan agama. Sungguh sangat ironis dan menyedihkan, sekolah-sekolah dinegeri kita, bahasa Arab tersisihkan oleh bahasa-bahasa lain, padahal mayoritas penduduk negeri kita adalah beragama Islam, sehingga keadaan kaum muslimin dinegeri ini jauh dari tuntunan Allahta’ala dan Rasul-Nya.

Maka seyogyanya anda sekalian wahai penebar kebaikan… mempunyai andil dan peran dalam memasyarakatkan serta menyadarkan segenap lapisan masyarakat akan pentingya bahasa Al Qur’an ini, dengan segala kemampuan yang dimiliki, semoga Allah menolong kaum muslimin dan mengembalikan mereka kepada ajaran Rasul-Nya yang shohih. Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah ta’ala. Segala puji hanyalah bagi Allah Tuhan semesta alam. Penyusun: Tim Bahasa Arab Online

Pendahuluan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كتم إن تضلوا لن أمرين فيكم ت ركت مس وسنت اهلل كتاب بما ت‚Aku meninggalkan kepada kalian dua perkara, jika kalian berpegang teguh kepada keduanya maka kalian tidak akan tersesat selama-lamanya. Dua perkara tersebut adalah kitabullah (al-Qur’an) dan

sunnahku (al-Hadits).‛

Allah ta’ala berfirman,

ر ت عقلون لعلكم عربيا ق رآنا أن زلناه إنا – المبني تابالك آيات تلك ال‚Alif, Laam, Raa. ini adalah ayat-ayat kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah). Sesungguhnya Kami

menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kalian memahaminya.‛

Bahasa Arab Dasar 1: Nahwu Shorof

Nahwu adalah ilmu untuk mengetahui hukum akhir dari suatu kata. Contoh:

برجل مررت رجال رأيت رجل جاءShorof adalah ilmu tentang perubahan suatu kata.

Contoh:

منصور ناصر نصر

Bahasa Arab Dasar 2: Al-Harfu (Huruf)

الحرف

A. Huruf Mabany (Huruf Hijaiyah) Huruf yang digunakan untuk menyusun suatu kata Huruf mabany terbagi menjadi 2:

1. Huruf ‘Illah Ada 3 huruf yaitu: ي و ا 2. Huruf Shohih Seluruh huruf hijaiyah selain ي و ا B. Huruf Ma’any Huruf-huruf yang mempunyai makna Huruf ma’any terbagi menjagi beberapa macam, diantaranya: 1. Huruf Jer Huruf yang membuat kata setelahnya secara umum berharokat akhir kasroh. Diantara huruf-huruf jer adalah:

ل , ك , ب , رب , ف , على , عن , إىل , من2. Huruf Athof Huruf yang digunakan untuk menghubungkan antara satu kata dengan kata yang lain. Diantara huruf-huruf athof adalah:

أو , ث , و

Bahasa Arab Dasar 3: Kalimah الكلمة

Al-Kalimah Al-Kalimah (kata) adalah lafaz yang mempunyai makna.

A. Isim Kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut tidak terikatdengan waktu. Contoh:

شجرة أستاذ باب دين ب يت كتابB. Fi’il Kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut terikat dengan waktu. Contoh:

أكل ق تل جلس ضرب كتب نصرC. Huruf Kata yang tidak mempunyai makna yang sempurna kecuali setelah bersambung dengan kata yang lain. Huruf yang dikategorikan sebagai al-kalimah adalah huruf-huruf ma’any.

Bahasa Arab Dasar 4: Beda Isim Fi'il

الفعل و االسم ب ين الفرق(Perbedaan antara Isim dan Fi’il)

Ciri-ciri Isim:

االسم عالماتنوين الت

رة {ت علمون وأنتم أندادا للو تعلوا فال }: مثل ق ب 22:ال الخفض

ة {الرحيم الرحن اللو بسم} : مثل فاحت 1:ال

لف والالم الفيو ريب ال الكتاب ذلك }: مثل رة { ق ب 2:ال

حرف الجررة {بالباطل الق ت لبسوا وال }: مثل ق ب :ال

Bahasa Arab Dasar 5: Ciri-Ciri Fi'il Ciri-ciri Fi’il:

الفعل عالمات قد

رة {مشرب هم أناس كل علم قد }: مثل ق ب 60:الين) س ) الس

الق {يسرا عسر ب عد اهلل سيجعل } : مثل ط 7:ال سوف

ر {ت علمون سوف كال} : مثل تكاث 4:الالساكنة التأنيث تاء

مي {تقيا كنت إن منك بالرح ن أعوذ إن قالت} : مثل ر 18 : م

Bahasa Arab Dasar 6: Catatan Beda Isim Fi'il Catatan Perbedaan Isim dan Fi’il: 1. Huruf tidak ada ciri khusus. Untuk mengetahuinya harus dihafal. 2. Suatu kata sudah cukup dikatakan sebagai isim atau fi’il apabila telah menerima salah satu dari

tanda di atas. 3. Pada ciri isim, antara tanda ‚tanwin‛ dan ‚alif lam‛ tidak akan pernah bertemu.

Untuk fi’il, seringkali ciri-cirinya tidak disebutkan. Cara praktis untuk mengetahuinya adalah dengan menghafal ciri isim dan menghafal macam-macam huruf. Apabila tidak termasuk isim maupun huruf berarti dia termasuk fi’il.

Bahasa Arab Dasar 7: Idhofah اإلضافة

Idhofah adalah bentuk penyandaran antara satu kata dengan kata yang lain. Contoh:

اهلل رسول مضاف – رسول

مضافإليو - اهلل القب عذاب

مضاف - عذاب مضافإليو - القب

Ketentuan Umum: 1. Mudhof tidak boleh ditanwin 2. Mudhof ilaih biasanya berharokat akhir kasroh 3. Mudhof dan mudhof ilaih kedua-duanya merupakan isim

Bahasa Arab Dasar 8: Jumlah Mufidah

الكالم / المفيدة الجملةJumlah mufidah adalah susunan kata yang dapat memberikan faedah yang sempurna. Contoh:

ريض علي م علي رجع

Adapun susunan kata yang tidak memberikan faedah yang sempurna tidak dinamakan sebagai Jumlah Mufidah. Contoh:

علي رجع إن فأكرمو علي رجع إن

Jumlah ismiyah adalah jumlah yang diawali dengan isim Contoh:

ريض علي مد نب مم

Jumlah fi’liyah adalah jumlah yang diawali dengan fi’il Contoh:

زيد ذىب علي رجع

Bahasa Arab Dasar 9: Syibhul Jumlah

الجملة شبوSyibhul jumlah adalah rangkaian kata yang mirip dengan jumlah

Zhorof adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan keterangan waktu atau tempat Contoh:

المكان ظرف – وراء ,أمام الزمان ظرف – ق بل , ب عد

Isim yang terletak setelah huruf jer dan zhorof maka secara umum berharokat akhir kasroh (Isim Majrur)

Contoh:

مرور و جر – السوق مننزل أمام

مرور و ظرف – امل

Bahasa Arab Dasar 10: Isim Mufrod Dan Mutsanna

االسم أقسام عدده إلى بالنظر االسم ت قسيم

(Pembagian Isim Ditinjau Dari Segi Jumlah Bilangannya)

1. Isim Mufrod adalah Isim yang jumlah bilangannya satu Contoh:

(Seorang mukmin) من مؤ(Seorang kafir) كافر

2. Isim Mutsanna adalah Isim yang jumlah bilangannya dua Contoh:

(Dua orang mukmin) منان من ني / مؤ مؤ(Dua orang kafir) كافرين / كافران

Cara pembentukan isim mutsanna Dengan menambahkan huruf alif dan nun atau ya dan nun pada akhir isim mufrodnya.

ن/ان + مفرد اسم يContoh:

منان من ني /مؤ من => مؤ ن/ان + مؤ ين/ان + ركاف => كافرين/كافران ي

Bahasa Arab Dasar 11: Isim Jamak 3. Isim Jamak adalah Isim yang jumlah bilangannya lebih dari dua Isim Jamak tebagi menjadi 3: - Jamak Mudzakkar Salim - Jamak Muannats Salim - Jamak Taksir A. Jamak Mudzakkar Salim Jamak yang dibentuk dari isim mufrodnya yang digunakan untuk menunjukkan jenis laki-laki. Contoh:

(Para laki-laki mukmin) مؤمنني / مؤمن ون ( Para laki-laki kafir) كافرين / كافرون

Cara pembentukan isim jamak mudzakkar salim Cara pembentukannya adalah dengan menambahahkan wawu dan nun atau ya dan nun pada akhir isim mufrodnya

ن/ون + مفرد اسم ي Contoh:

ن/ون + مؤمن => مؤمنني/مؤمن ون ين/ون + كافر => كافرين/كافرون ي

B. Jamak Muannats Salim Jamak yang dibentuk dari isim mufrodnya yang digunakan untuk menunjukkan jenis perempuan. Contoh:

( Para perempuan mu’min) مؤمنات (Para perempuan kafir) كافرات

Cara pembentukan isim jamak muannats salim

مفرد اسم ات + ( ة × ) Contoh:

(ة × (مؤمنة => ات + مؤمن => مؤمنات (ة × (كافرة => ات + كافر => كافرات

C. Jamak Taksir Jamak yang berubah dari bentuk mufrodnya Contoh:

رسول => رسل ب يت => ب ي وت كتاب => كتب

أساتيذ أستاذ =>

Bahasa Arab Dasar 12: Ketentuan Jamak Ketentuan isim agar dapat dibentuk menjadi jamak mudzakkar salim: 1. Nama orang Contoh:

دون دين/مم د => مم مم زيد => زيدين/زيدون

2. Sifat

فاعل Contoh:

ناصر , كاتب مفعل

Contoh:

مفسد , مسلم

مفتعلContoh:

مستمع , متهد مفاعل

Contoh:

ماىد , منافق

عولمفContoh:

منصور , مقتول

Bahasa Arab Dasar 13: Isim Mudzakkar dan Muannats

ن وعو إلى بالنظر االسم ت قسيم(Pembagian Isim ditinjau dari segi jenisnya)

1. Isim Mudzakkar adalah isim yang menunjukkan jenis laki-laki a. Isim Mudzakkar Haqiqi Isim yang berasal dari kelompok makluk hidup yang berjenis kelamin laki-laki.

Contoh: ذ (Seorang siswa laki-laki) تلم (Seekor singa jantan) أسدb. Isim Mudzakkar Majazi Ism yang berasal dari kelompok benda mati yang dianggap berjenis kelamin laki-laki berdasarkan kesepakatan orang arab. Contoh: ت (Sebuah rumah) ب (Bulan) قمر 2. Isim Muannats adalah isim yang menunjukkan jenis perempuan A. Isim Muannats Haqiqi Isim yang berasal dari kelompok makluk hidup yang berjenis kelamin perempuan. Contoh: سة (Seorang pengajar perempuan) مدرة (Seekor kucing betina) هر B. Isim Muannats Majazi Isim yang berasal dari kelompok benda mati yang dianggap berjenis kelamin perempuan berdasarkan kesepakatan orang arab Contoh: (Sebuah perkampungan) دار (Matahari) شمس

Bahasa Arab Dasar 14: Tanda-Tanda Isim Muannats Tanda-Tanda Isim Muannats Diantaranya: 1. Isim yang diakhiri dengan ta’ marbuthoh Contoh: (Sekolah) مدرسة (Peci) قلنسوةسة (Seorang pengajar perempuan) مدر (Perempuan muslimah) مسلمة 2. Nama orang perempuan Contoh:

م (Maryam) مرنب (Zainab) ز 3. Isim yang khusus untuk perempuan Contoh:

(Ibu) أم (Orang yang menyusui) مرضع 4. Nama negara atau kota Contoh: ا س (Indonesia) إندون (Jogjakarta) جوكجاكرتا 5. Nama anggota badan yang berpasangan Contoh: ن (Mata) ع

د (Tangan) 6. Jamak taksir Contoh: (Buku-buku) كتب (Golongan-golongan) فرق Catatan: Nama orang laki-laki, walaupun diakhiri dengan ta’ marbuthoh tetap dikatakan sebagai isim mudzakkar Contoh : (Usamah) أسامةة (Mu’awiyah) معاو

Bahasa Arab Dasar 15: Isim Ma'rifat dan Nakirah

ت عيينو إلى بالنظر االسم ت قسيم(Pembagian Isim Ditinjau Dari Segi Kejelasannya)

1. Isim Nakiroh Isim Nakiroh adalah isim yang belum jelas penunjukannya Contoh: (Seorang muslim) مسلم

(Buku seorang mahasiswa) طالب كتاب 2. Isim Ma’rifat Isim Ma’rifat adalah isim yang sudah jelas penunjukannya Contoh: (Umar) عمرد كتاب (Buku Muhammad) محم Macam-macam isim ma’rifat 1. Dhomir (kata ganti orang) Contoh: أنا – أنت – هو2. Isim Isyaroh (kata penunjuk) Contoh: ذالك – هذا3. Isim Maushul (kata sambung) Contoh: ن -الذي الذ4. ‘Alam (nama orang) Contoh: د – عمر جة – محم خد5. Isim yang ada alif dan lam Contoh: ت المسجد – المصباح - الب6. Isim yang disandarkan pada isim ma’rifat yang lain Contoh: د كتاب ت صاحب - محم الب

Catatan: 1. Isim Nakiroh biasanya mempunyai harokat akhir yang bertanwin Contoh: مصباح – مسلم2. Nama orang walaupun bertanwin tetap dikatakan sebagai isim ma’rifat dan bukan sebagai isim nakiroh. Contoh: د د – محم ز3. Apabila suatu isim disandarkan pada isim nakiroh, maka dia adalah isim nakiroh. Namun apabila disandarkan pada isim ma’rifat, maka dia adalah juga sebagai isim ma’rifat. Contoh: د كتاب - طالب كتاب محم

Bahasa Arab Dasar 16: Pembagian Isim Ditinjau Dari Sisi Bangunan Akhirnya

يتوبن إلى بالنظر االسم ت قسيم(Pembagian Isim Ditinjau dari Sisi Bangunan Akhirnya)

A. Isim Ghoiru Shohih Akhir 1. Isim Maqshur Isim Maqsur adalah isim yang diakhiri dengan huruf alif lazimah. Alif lazimah adalah huruf alif yang senantiasa melekat di akhir dari suatu kata. Alif lazimah terkadang tertulis dengan huruf ya’, akan tetapi dalam pengucapannya tetap dibaca sebagai huruf alif. Contoh: (Petunjuk) الهدى (Remaja) الفتى (Tongkat) العصا 2. Isim Manqush Isim Manqush adalah isim yang diakhiri dengan huruf ya’ lazimah dan huruf sebelumnya berharokat kasroh. Contoh: (Pemberi petunjuk) الهادي (Hakim) القاضاع (Penyeru) الد 3. Isim Mamdud Isim Mamdud adalah isim yang diakhiri dengan huruf hamzah dan sebelumnya berupa alif za’idah (tambahan). Contoh: (Padang pasir) اءصحر (Langit) سماء (Permulaan) ابتداء

B. Isim Shohih Akhir Semua isim yang tidak masuk dalam kategori Isim Maqshur, Manqush ataupun Mamdud. Contoh: ل (Kuda) خ (Keledai) حمار (Baju) ثوب Catatan: 1. Jika isim mamdud berupa isim jamak, maka ia tidak boleh ditanwin. 2. Jika isim mamdud merupakan isim muannats, maka ia tidak boleh ditanwin. 3. Semua isim yang diakhiri dengan huruf-huruf shohih (kecuali hamzah) maka dia adalah isim

shohih akhir.

Bahasa Arab Dasar 17: Dhomir (Kata Ganti Orang)

ر الضمي (Kata Ganti Orang)

A. Dhomir Munfashil Dhomir Munfashil adalah dhomir yang penulisannya terpisah dengan kata yang lain.

Pembacaan Tabel

Dia (Seorang laki-laki) هو Mereka (Dua orang laki-laki/perempuan) هما

Mereka (Para lelaki) هم Kamu (Seorang laki-laki) تأن

Kalian (Para lelaki) أنتمdst..

Contoh: (Dia adalah seorang Ustadz) أستاذ هو (Aku adalah seorang muslim) مسلم أنا B. Dhomir Muttashil Dhomir Muttashil adalah dhomir yang penulisannya bersambung dengan kata yang lain.

Pembacaan Tabel

Bukunya (Buku milik laki-laki itu) كتابه Buku mereka (Buku milik para perempuan itu) كتابهن

نا Buku kami كتابdst..

C. Dhomir Mustatir Dhomir Mustatir adalah dhomir yang tidak tertulis dalam kalimat akan tetapi tersembunyi dalam suatu kata. Akan datang penjelasannya, insyaAllah…

Bahasa Arab Dasar 18: Isim Ghoirul Munshorif

ر / الصرف من الممنوع المنصرف غي (Isim Ghoirul Munshorif)

Isim Ghoirul Munshorif adalah isim yang tidak boleh ditanwin dan dikasroh. Contoh: عائشة – عمر – مساجد – عثمان

Syarat-syarat isim ghoirul munshorif: 1. Tidak sebagai mudhof (disandarkan pada isim yang lain) Contoh: ت مساجد فى صل بعمر مررتApabila isim ghoirul munshorif ini sebagai mudhof, maka batal hukumnya. Contoh: ت هم مساجد فى صل2. Terbebas dari alif dan lam Contoh: ت اجدمس فى صل بعمر مررتApabila isim ghoirul munshorif ini memakai alif dan lam, maka batal hukumnya. Contoh: ت المساجد فى صل Kelompok isim yang masuk dalam kategori ghoirul munshorif 1. Bentuk jamak yang berpola مفاعل (shighoh muntahal Jumu’) Contoh: غبجذ مبػذ – 2. Isim maqshur yang berjenis muannats Contoh: دج – وجش 3. Isim mamdud yang berjenis muannats Contoh: شاء – طذشاء د4. Nama perempuan Contoh: ش٠ ػبئشخ – 5. Nama yang berpola فؼContoh: ش – ػ صد6. Nama yang diakhiri dengan tambahan alif dan nun ا Contoh: ب – ػث ب ع7. Nama orang asing (selain arab) / nama ajam Contoh: ١ – إثشا بػ١ إع

Catatan: 1. Isim maqshur yang bukan kelompok muannats, maka tidak termasuk isim ghoirul munshorif. Contoh: فز – ذ 2. Semua nama orang yang diakhiri dengan ta marbuthoh maka dia ghoirul munshorif walaupun digunakan untuk nama orang laki-laki. Contoh: ٠خ ؼب ذخ – ط3. Nama negara dan kota dikategorikan sebagai nama perempuan sehingga temasuk kelompok ghoirul munshorif. Contoh: ظش – ثغذاد

Bahasa Arab Dasar 19: Isim Isyaroh dan Isim Maushul

شارة اسن ال(Kata Penunjuk)

الووصول االسن

(Kata Sambung/Penghubung)

Bahasa Arab Dasar 20: Isim Mu'rob Dan Isim Mabni ؼشة االع ا االع ج ا

(Isim Mu’rob dan Isim Mabni) 1. Isim Mu’rob Isim mu’rob adalah isim yang dapat berubah keadaan akhirnya disebabkan oleh adanya perbedaan letak (posisi) dalam suatu kalimat. Contoh: ىزبة (Buku itu baru) جذ٠ذ ا (Aku membaca buku itu) اىزبة لشأدطض وزبةاي ف (Di dalam buku itu terdapat kisah-kisah) ق

1. Isim Marfu’ Isim marfu’ adalah isim yang biasanya pada keadaan akhirnya ditandai dengan harokat dhommah. Contoh: ذ ذ طبت – أعزبر – 2. Isim Manshub Isim manshub adalah isim yang biasanya pada keadaan akhirnya ditandai dengan harokat fathah. Contoh: ذا ذ طبجـب – أعزبرا – 3. Isim Majrur Isim majrur adalah isim yang biasanya pada keadaan akhirnya ditandai dengan harokat kasroh. Contoh: ذ ذ طبت – أعزبر –

Bahasa Arab Dasar 21: Isim Mabni 2. Isim Mabni Isim mabni adalah isim yang keadaan akhirnya tidak mengalami perubahan walaupun diletakkan pada posisi yang berbeda dalam suatu kalimat. Contoh: (Ini baru) جذ٠ذ زا (Aku membaca ini) زا لشأدطض زا ف (Di dalam ini terdapat kisah-kisah) قMacam-Macam Isim Mabni ١ش .1 اضContoh: ذ – أ - ذ 2. اإلشبسح اعContoh: ره - ؤالء – ز 3. االع ا ي ط Contoh: از – از – از٠4. اع االعزفبContoh: – و١ف – أ٠5. شط اع اشContoh: ز – ب - Catatan: 1. Dhommah merupakan ciri pokok isim marfu’, fathah merupakan ciri pokok isim manshub, dan kasroh merupakan ciri pokok isim majrur. 2. Ada beberapa kelompok isim yang perubahan keadaan akhirnya tidak ditandai dengan perubahan harokat, akan tetapi dengan perubahan huruf.

Contoh: غ (Marfu’) ١ غ (Manshub) ١ غ (Majrur)

Bahasa Arab Dasar 22: Asmaul Khomsah بء غخ األع خ ا

(Isim-Isim Yang Lima) ن – أثن ن – أخ ن – د – ف بي ر (Marfu’) بن – أخبن – أثبن بي را – فبن – د (Manshub) ١ه – أخ١ه – أث١ه – ف١ه – د بي ر (Majrur)

Bahasa Arab Dasar 23: Ciri-Ciri I'robnya Isim بد بء اةإػش ػال األع

(Ciri-Ciri I’robnya Isim)

Bahasa Arab Dasar 24: Pembagian Fi'il Ditinjau Dari Waktu Terjadinya

الفعل أقسام وقوعه زهن إلى بالنظر الفعل تقسين

(Pembagian Fi’il Ditinjau Dari Waktu Terjadinya)

1. Fi’il Madhi Fi’il madhi adalah fi’il yang menunjukkan kejadian pada waktu lampau Contoh: (Telah menciptakan) خك (Telah keluar) خشجش (Telah memerintah) أ (Telah makan) أو 2. Fi’il Mudhori’ Fi’il mudhori’ adalah fi’il yang menunjukkan kejadian pada waktu sekarang atau akan datang Contoh:

(Sedang/akan mencipta) خك (Sedang/akan keluar) ٠خشجش (Sedang/akan memerintah) ٠أ (Sedang/akan makan) ٠أو 3. Fi’il Amr Fi’il amr adalah fi’il yang digunakan untuk menuntut terjadinya sesuatu pada waktu setelah pengucapan (kata kerja perintah) Contoh: (Masuklah) ادخج (Keluarlah) اخشجظ (Duduklah) اسفغ (Angkatlah) ا

Bahasa Arab Dasar 25: Tashrif Lughowi Fi'il Madhi

اللغوي التصريفTashrif Lughowi

Tashrif lughowi adalah perubahan fi’il bersama dengan dhomirnya 1. Tashrif lughowi untuk fi’il madhi

Pembacaan Tabel

Dia (seorang laki-laki) telah menulis : وزت Mereka (dua orang laki-laki) telah menulis : وزجب

ا Mereka (para lelaki) telah menulis : وزج Dia (seorang perempuan) telah menulis : وزجذ

Mereka (dua orang perempuan) telah menulis : وزجزبdst..

Contoh tashrif lughowi untuk fi’il ظش

Silakan dicoba… (Duduk) جظ .12. (Membunuh) لز (Minum) ششة .3

Bahasa Arab Dasar 26: Tashrif Lughowi Fi'il Mudhori' 2. Tashrif lughowi untuk fi’il mudhori’

Pembacaan Tabel

Dia (seorang laki-laki) sedang/akan menulis : ٠ىزت

Mereka (dua orang laki-laki) sedang/akan menulis : ٠ىزجب Mereka (para lelaki) sedang/akan menulis : ٠ىزج

Dia (seorang perempuan) sedang/akan menulis : رىزت

Mereka (dua orang perempuan) sedang/akan menulis : رىزجبdst..

Contoh tashrif lughowi untuk fi’il ظش ٠

Silakan dicoba… (Duduk) ٠جظ .12. (Membunuh) ٠مز (Minum) ٠ششة .3

Bahasa Arab Dasar 27: Tashrif Lughowi Fi’il Amr 3. Tasrif lughowi untuk fi’il amr

Contoh tashrif lughowi untuk fi’il ظش ا

Silakan dicoba… (Duduklah) اجظ .12. (Bunuhlah) الز (Minumlah) اششة .3

Bahasa Arab Dasar 28: Huruf Mudhoro'ah ضبسػخ دشف ا

Huruf Mudhoro’ah Harful mudhoro’ah adalah huruf yang menjadi ciri khas dari fi’il mudhori’. Huruf mudhoro’ah ini berupa huruf د – – – أ di singkat أ١ذ

Bahasa Arab Dasar 29: Pembagian Fi'il Ditinjau Dari Pelakunya رمغ١ إ ثبظش افؼ فبػ

(Pembagian Fi’il Ditinjau dari Pelakunya)

1. Fi’il Ma’lum Fi’il ma’lum adalah fi’il yang disebutkan pelakunya (kata kerja aktif) Contoh: ضشة ت ػ ى (Ali telah memukul anjing) ا مبئذ لز ا ؼذ (Panglima itu telah membunuh musuh) ا

رؼ دغ ػ (Hasan telah belajar ilmu nahwu) اذذ ٠ىزت ذ (Muhammad sedang menulis pelajaran) اذسط (Zaid sedang membuka pintu) اجبة ص٠ذ ٠فزخغ ٠غز اس اذبضش ذ (Para hadirin sedang mendengarkan dengan seksama diskusi itu) ا 2. Fi’il Majhul Fi’il majhul adalah fi’il yang yang tidak disebutkan pelakunya (kata kerja pasif) Contoh: ضشة ىت (Anjing telah dipukul) ا

لز ؼذ (Musuh itu telah dibunuh) ارغ ػ (Ilmu Nahwu telah dipelajari) اذ (Pelajaran sedang ditulis) اذسط ٠ىزتجبة ٠فزخ (Pintu sedang dibuka) اغ ٠غز اس ذ (Diskusi itu didengarkan dengan seksama) ا

Bahasa Arab Dasar 30: Pembentukan Fi'il Majhul ي ثبء ج ا

(Pembentukan Fi’il Majhul) Fi’il majhul dibentuk dari fi’il ma’lumnya. Cara Pembentukan Fi’il Majhul Dari Fi’il Ma’lum. 1. Fi’il Madhi Dikasroh huruf sebelum terakhir dan di dhommah semua huruf yang berharokat sebelumnya. Contoh: ضشة <– ضشة <– لز لز

<– رؼ رؼ 2. Fi’il Mudhori’ Difathah huruf sebelum terakhir dan di dhommah huruf pertamanya Contoh: ٠ىزت <– ٠ىزت ٠فزخ <– ٠فزخغ غ <– ٠غز ٠غز Catatan: Apabila pada fi’il madhi terdapat huruf yang disukun, maka pada saat pembentukan fi’il majhul tidak boleh dijadikan dhommah dan tetap harus disukun. Contoh: غ غ <– اعز اعز

Bahasa Arab Dasar 31: Pembagian Fi'il Di Tinjau Dari Objeknya رمغ١ إ ثبظش افؼ ؼ (Pembagian Fi’il Ditinjau dari Objeknya)

1. Fi’il Lazim Fi’il lazim adalah fi’il yang tidak membutuhkan adanya objek (kata kerja intransitif) Contoh:

(Zaid berdiri) ص٠ذ لبذ دضش ذ (Muhammad telah hadir) جظ (Ali duduk) ػ 2. Fi’il Muta’addi Fi’il muta’addi adalah fi’il yang membutuhkan adanya objek (kata kerja transitif) Contoh:

(Zaid memahami pelajaran) اذسط ص٠ذ فذ ششة ذ (Muhammad minum madu) اؼغ أو خجض ػ (Ali makan roti) ا Cara Membuat Fi’il Muta’addi 1. Dibuat mengikuti wazan (pola) فؼContoh: <– دغ دغ

<– ع ع

2. Dibuat mengikuti wazan (pola) أفؼContoh: أخشج <– خشج <– و أو

Bahasa Arab Dasar 32: Fi'il Mu'rob Dan Fi'il Mabni ؼشة افؼ ا ج افؼ ا

(Fi’il Mu’rob dan Fi’il Mabni) 1. Fi’il Mu’rob Fi’il mu’rob adalah fi’il yang dapat berubah keadaan akhirnya karena adanya perbedaanletak dalam suatu kalimat Contoh: ذ ٠ىزت ذ (Muhammad mencatat pelajaran) اذسط ذ ٠ىزت ذ (Muhammad tidak akan mencatat pelajaran) اذسط

ذ ٠ىزت ذ (Muhammad tidak mencatat pelajaran) اذسط

a. Fi’il Marfu’ Fi’il marfu’ adalah fi’il yang keadaan akhirnya mempunyai ciri pokok dhommah Contoh: – ٠جظ – ٠ىزت ٠ف

b. Fi’il Manshub Fi’il manshub adalah fi’il yang keadaan akhirnya mempunyai ciri pokok fathah Contoh: – ٠ىزت - ٠جظ ٠ف c. Fi’il Majzum Fi’il majzum adalah fi’il yang keadaan akhirnya mempunyai ciri pokok sukun Contoh: – ٠ىزت - ٠جظ ٠ف

Bahasa Arab Dasar 33: Fi'il Mabni 2. Fi’il Mabni Fi’il mabni adalah fi’il yang keadaan akhirnya selalu tetap dan tidak mengalami perubahan Kelompok Fi’il Mabni a. Fi’il Madhi Contoh: ذ وزت ذ عبخ (Muhammad telah menulis surat itu) اشب ذ وزت ذ عبخ (Muhammad tidak menulis surat itu) اشb. Fi’il Amr Contoh: (Tulislah pelajaran ini) اذسط زا اوزت ٠ب (Wahai saudaraku tulislah pelajaran ini) اذسط زا اوزت أخc.Fi’il Mudhori’ yang bersambung dengan nun niswah atau dengan nun taukid - Nun niswah adalah nun yang terdapat dalam suatu fi’il untuk menunjukkan jenis perempuan yang keadaannya berharokat fathah. Pada fi’il mudhori’, nun niswah terdapat pada fi’il ٠ىزج dan رىزج

Contoh: بد غ ا عبخ ٠ىزج (Para muslimah sedang menulis surat) اشبد غ ا عبخ ٠ىزج (Para muslimah tidak akan menulis surat اش- Nun taukid adalah huruf nun yang bersambung dengan suatu fi’il yang berfungsi sebagai penguat makna fi’il. Contoh: أ ؼ ؟ رغ (?Apakah kamu benar-benar mendengar adzan) األرا أ ؼ ؟ رغ (?Apakah kamu benar-benar tidak mendengar adzan) األراCatatan: I’rob suatu kata ada 4 macam, yaitu rofa’, nashob, jar, dan jazm. Untuk isim hanya terdiri dari

i’rob rofa’, nashob dan jar serta tidak ada i’rob jazm. Untuk fi’il hanya terdiri dari i’rob rofa’, nashob dan jazm serta tidak ada i’rob jar.

Semua fi’il mudhori’adalah termasuk fi’il mu’rob, kecuali apabila bersambung dengan nun niswah atau nun taukid.

Bahasa Arab Dasar 34: Pembagian Fi'il Mudhori' ألغب فؼ ضبسع ا ا(Pembagian Fi’il Mudhori’)

1. Fi’il Shohih Akhir

Fi’il shohih akhir adalah fi’il yang diakhiri dengan huruf-huruf shohih.

Contoh:

(masuk) ٠ذخ (keluar) ٠خشج (membaca) ٠مشأ 2. Fi’il Mu’tal Akhir Fi’il mu’tal akhir adalah fi’il yang diakhiri dengan huruf-huruf ‘illat. Fi’il mu’tal akhir terbagi menjadi 3: a. Mu’tal Alif Contoh: (meridhoi) ٠شض ٠ (melarang) b. Mu’tal Wawu (menyeru/berdo’a) ٠ذػ (berperang) ٠غضc. Mu’tal ya’ (melempar) ٠ش (berzina) ٠ض

Bahasa Arab Dasar 35: Fi'il Al-Af'alul Khomsah 3. Fi’il Al-Af’alul Khomsah Fi’il al-af’alul khomsah adalah fi’il yang diakhiri dengan huruf ‘illat dan nun. Perhatikan tabel tashrif fi’il mudhori’ berikut:

Dari tashrif diatas, terlihat bahwa fi’il yang diakhiri dengan huruf ‘illat dan nun adalah: 1. ٠ىزجب2. ٠ىزج3. رىزجب4. رىزج5. ٠ رىزتKelima fi’il ini dikenal dengan nama Al-Af’alul Khomsah (Fi’il-fi’il yang Lima)

Bahasa Arab Dasar 36: Ciri-Ciri I'rob Fi'il بد األفؼبي إػشاة ػال

(Ciri-Ciri I’robnya fi’il)

Catatan: Asal I’rob dari suatu fi’il adalah marfu’. Fi’il ini menjadi berubah I’robnya manakala ada sesuatu yang menyebabkannya menjadi manshub ataupun majzum. Sesuatu yang menyebabkan terjadinya perubahan I’rob dari suatu fi’il dikenal dengan nama ‘amil.

Bahasa Arab Dasar 37: Amil-Amil Pada Fi'il ا األفؼبي ػ

(Amil-amil pada Fi’il)

1. Al-Adawatun Nashibah Al-Adawatun Nashibah adalah alat-alat yang digunakan untuk menashobkan fi’il. Macam-macam alat penashob a. أContoh: أس٠ذ أب غجذ إ أرت أ (Aku ingin pergi ke masjid) اb. Contoh: جخ ٠ ىغال (Tidak akan sukses orang yang malas) اc. إرContoh: جخ إر (Jika demikian, engkau akan sukses) رd. و

Contoh: ذ ٠ب اجز أخ جخ و (Bersungguh-sungguhlah saudaraku, agar engkau sukses) رe. ال وContoh: ره اسفغ ا ط ؼ (Angkatlah suaramu, agar mereka dapat mendengar) ١غf. د ال جذ اContoh: ب وب غ (Seorang muslim tidak akan mencemooh saudaranya) أخب ١غخش اg. دز Contoh: اد ال ث دز رذذ ز (!Janganlah kalian ngobrol hingga pelajaran selesai) اذسط ٠

Bahasa Arab Dasar 38: Adawatul Jazimah 2. Al-Adawatul Jazimah Al-Adawatul Jazimah adalah alat-alat yang digunakan untuk menjazmkan fi’il Macam-macam alat penjazm: a. Alat penjazem yang menjazemkan satu fi’il Kelompok penjazm satu fi’il 1. Contoh: (Zaid tidak hadir dalam kajian) ازؼ١ ف ص٠ذ ٠ذضش ب .2 Contoh: ب ا (mereka belum hadir) ٠ذضش

3. أContoh:

أ رؼ ؼشث١خ اغخ أ ف١ذح ا Apakah kamu tidak tahu bahwa bahasa arab itu sangat) ؟ berfaedah?) 4. ش ال األContoh:

ج١ذ طبدت ١ىش (Hendaklah tuan rumah itu menghormati tamunya) ض١ف ا١خ ال .5 ابContoh: ب رؼجذا ال (!Janganlah kalian menyembah patung-patung) أطب b. Alat penjazm yang menjazmkan dua fi’il Kelompok penjazem dua fi’il 1. إContoh: ذ إ جخ رجز (Jika engkau bersungguh-sungguh niscaya engkau akan sukses) ر2. Contoh: (Barangsiapa yang menanam, ia akan menuai) ٠ذظذ ٠ضسع ب .3 Contoh: ب يرؼ (Amalan apasaja yang engkau lakukan, niscaya ia akan dicatat) ٠ىزت ػب .4 Contoh: ب رمشأ فغ وزبة ٠ (Buku apasaja yang engkau baca, tentulah ia akan bermanfaat)

ز .5 Contoh: ز (Kapansaja engkau kembali, aku akan kembali) أسجغ رشجغ 6. أ٠بContoh: ذ ٠زت أ٠ب ذ (Kapansaja Muhammad pergi, saya akan pergi) أرت 7. أ٠Contoh: شة أ٠ (Kemana saja engkau melarikan diri, akan kutangkap) ألجض رب .8 د١ثContoh:

(Kemana saja engkau pergi, aku akan ikut) أرجغ رزت اد١ثب .9 و١فContoh: ب (Bagaimana saja engkau duduk, begitulah aku akan duduk) أجظ رجظ و١ف10. أContoh: (Ayat apasaja yang engkau baca, engkau akan diberi pahala) رؤجش رمشأ ءا٠خ أ

Bahasa Arab Dasar 39: Macam-Macam Laa اع ال أ

(Macam-macam ال )

1. Laa Nahiyah Laa nahiyah adalah huruf ال yang berfungsi untuk melarang (diartikan janganlah) Ciri dari laa nahiyah adalah menjazmkan fi’il mudhori’. Contoh: ضح ال (!Janganlah kamu begurau) ر (!Janganlah kalian berdua masuk) رذخال الا ال ؼج (!Janganlah kalian semua bermain) ر 2. Laa Nafiyah Laa nafiyah adalah huruf ال yang berfungsi untuk menafikan (diartikan tidak) Ciri dari laa nafiyah adalah tidak menjazmkan fi’il mudhori’ Contoh: ضح ال (Kamu tidak begurau) ر (Kalian berdua tidak masuk) رذخال ال ال ؼج (Kalian semua tidak bermain) ر

Bahasa Arab Dasar 40: Macam-Macam Lam اع أ اال

(Macam-macam lam) Macam-macam lam: 1. جش دشف ال اContoh: ىزبة زا ا ؤ (Buku ini milik seorang mu’min) ىزبة از ا ١ ؤ (Buku ini milik dua orang mu’min) ىزبة زا ا ١ ؤ (Buku ini milik orang-orang mu’min) 2. ال وContoh: زؼجذ خمذ (Kamu diciptakan agar kamu menyembah Allah) هللا ب زؼجذا خمز (Kalian berdua diciptakan agar kalian berdua menyembah Allah) هللا ا خمز زؼجذ (Kalian semua diciptakan agar kalian semua menyembah Allah) هللا 3. د ال جذ اContoh: ب وب غ ش ١ششة ا خ (Tidaklah seorang muslim itu akan minum khomr) اب وب ب غ (Tidaklah dua orang muslim itu akan saling mendengki) ١زذبعذا اب وب غ ا ا ١زشو الح (Tidaklah orang-orang muslim itu akan meninggalkan shalat) اظ4. ش ال األContoh: غجذ ف ١ذخ (Hendaklah ia masuk ke masjid) اغجذ ف ١ذخال (Hendaklah mereka berdua masuk ke masjid) اا غجذ ف ١ذخ (Hendaklah mereka semua masuk ke masjid) ا

5. و١ذ ال ازContoh: غجذ ف ١ذخ (Sungguh ia akan masuk masjid) ا

غجذ ف ١ذخال (Sungguh mereka berdua akan masuk masjid) ا غجذ ف ١ذخ (Sungguh mereka semua akan masuk masjid) ا

Bahasa Arab Dasar 41: Marfu'atul Asma ػبد شف بء األع

(Keadaan Dirofa’kannya Isim-Isim) Kelompok Marfu’atul Asma ‘ ا .1 فبػ بئت .2 افبػجزذأ .3 اخجش .4 ا5. اع وب خجش .6 إاثغ .7 ع از شف

Bahasa Arab Dasar 42: Fa'il ا فبػ

(Fa’il)

Fa’il adalah isim marfu’ yang terletak setelah fi’il ma’lum untuk menunjukkan pelaku dari suatu pekerjaan.

Contoh: ضشة ت ػ ى (Ali telah memukul anjing) اذ ٠ىزت ذ (Muhammad sedang menulis pelajaran) اذسط Ketentuan-Ketentuan Fa’il: 1. Fa’il adalah isim yang marfu’ Contoh: ظش ذا ص٠ذ ذ (Zaid menolong Muhammad) ’adalah sebagai fa’ilnya karena dia merupakan isim yang marfu ص٠ذذا ذ bukan sebagai fa’il karena dia manshub رت ج ق إ اش (Laki-laki itu pergi ke pasar) اغ ج ’adalah sebagai fai’ilnya karena dia merupakan isim yang marfu اشق bukan sebagai fa’il karena dia majrur اغ 2. Fa’il harus diletakkan setelah fi’il. Apabila ada isim marfu’ yang terletak di depan /sebelum fi’il maka dia bukan fa’il Contoh: ذ ذ (Muhammad sedang menulis pelajaran) اذسط ٠ىزت ذ ذ bukan sebagai fa’il. Hal ini karena ia terletak di depan fi’il. Fa’ilnya adalah berupa dhomir mustatir yang terdapat pada fi’il ٠ىزت yang taqdirnya adalah . 3. Fi’il yang dipakai adalah fi’il ma’lum. Apabila ada isim mar’fu’ yang terletak setelah fi’il majhul, maka ia bukan sebagai fa’il. Contoh: ضشة (Ali dipukul) ػ

.bukanlah sebagai fa’il karena fi’il yang dipakai adalah fi’il majhul ػ

4. Fi’il yang dipakai harus selalu dalam bentuk mufrod Contoh: وزت غ (Seorang muslim itu menulis pelajaran) اذسط ا وزت ب غ (Dua orang muslim itu menulis pelajaran) اذسط ا وزت غ (Orang-orang muslim itu menulis pelajaran) اذسط ا 5. Bila fa’ilnya mudzakkar, maka fi’ilnya mufrod mudzakkar. Bila failnya muannats maka fi’ilnya mufrod muannats. Contoh: ذ ششة ذ (Muhammad telah minum susu) اج ششثذ ش٠ (Maryam telah minum susu) اجذ ٠ششة ذ (Muhammad sedang minum susu) اج رششة ش٠ (Maryam sedang minum susu) اج

Bahasa Arab Dasar 43: Catatan Fa'il Catatan Fa’il: 1. Fa’il tidak harus terletak secara langsung dibelakang fi’ilnya. Contoh: سجغ ؼخ جب (Mahasiswa itu telah pulang dari kampus) اطبت ات ضشة ى ا (Ali memukul anjing) ػ2. Apabila fa’il tidak terletak secara langsung dibelakang fi’ilnya, maka untuk fa’il yang muannats, fi’ilnya boleh berbentuk mufrod muannats atau mufrod mudzakkar. Contoh: ششثذ اج ش٠ Atau: ششة اج ش٠ 3. Apabila fa’ilnya berupa jamak taksir, maka fi’ilnya boleh berbentuk mufrod mudzakkar atau mufrod muannats.

Contoh: الد ؼت األ ب غجذ أ اAtau: الد ؼجذ األ ب غجذ أ ا

Bahasa Arab Dasar 44: Macam-Macam Fail اع فبػ أ ا

(Macam-Macam Fa’il)

1. Fa’il yang berupa isim mu’rob ذ جخ جز ف ا زذب اال2. Fa’il yang berupa isim mabni ف اجزذ از جخ زذب االذا زا جخ جز ف زذب اال ف جخ زذب اال

Bahasa Arab Dasar 45: Fa'il Berbentuk Dhomir Dari Fi'il Madhi Mengenal Fa’il Yang Berbentuk Dhomir 1. Fi’il Madhi

Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya :وزت

Fa’ilnya adalah alif :وزجب Fa’ilnya adalah wawu :وزجا

Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya :وزجذ Fa’ilnya adalah alif :وزجزب Fa’ilnya adalah nun :وزج ’Fa’ilnya adalah ta :وزجذب ’Fa’ilnya adalah ta :وزجز

’Fa’ilnya adalah ta :وزجز ’Fa’ilnya adalah ta :وزجذبوزت ’Fa’ilnya adalah ta :ر ’Fa’ilnya adalah ta :وزجز ’Fa’ilnya adalah ta :وزجذ ب Fa’ilnya adalah :وزجب

Contoh: ذ ذ اذسط وزت Fa’il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya غ ا ا اذسط ف

Fa’il dari kalimat ini adalah wawu ػ جغذ ىشع اFa’il dari kalimat ini adalah ta’

Bahasa Arab Dasar 46: Fa'il Berbentuk Dhomir Dari Fi'il Mudhori 2. Fi’il Mudhori’

Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya :٠ىزت

Fa’ilnya adalah alif :٠ىزجب ٠ىزج : Fa’ilnya adalah wawu

Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya :رىزت

Fa’ilnya adalah alif :رىزجب Fa’ilnya adalah nun :٠ىزج

ذ Fa’ilnya adalah dhomir mustatir taqdirnya :رىزت أ

Fa’ilnya adalah alif :رىزجب رىزج : Fa’ilnya adalah wawu ٠ ’Fa’ilnya adalah ya :رىزت

ب رج Fa’ilnya adalah alif :ره Fa’ilnya adalah nun :رىزج

أب Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya :أوزتىزت : Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya ذ

Contoh: ذ ذ ٠شوت ذظب اFa’il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya ضبد ش ا غزشف ٠ذخ اFa’il dari kalimat ini adalah nun عبخ ىزت اشFa’il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya ذ

Bahasa Arab Dasar 47: Fa'il Berbentuk Dhomir Dari Fi'il Amr 3. Fi’il Amr

ذ Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya :اوزت أ

Fa’ilnya adalah alif :اوزجبا Fa’ilnya adalah wawu :اوزج ’Fa’ilnya adalah ya :اوزت Fa’ilnya adalah alif :اوزجباوزت : Fa’ilnya adalah nun

Contoh: اذسط اوزتFa’il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya ذ أا ادفظ مشءا ا

Fa’il dari kalimat ini adalah wawu إ اسجؼ ث١رىFa’il dari kalimat ini adalah nun

Bahasa Arab Dasar 48: Catatan Macam-Macam Fa'il Catatan Macam Fa’il: 1. Alif yang berfungsi sebagai fa’il dinamakan alif itsnain ( أف ( اإلث١2. Wawu yang berfungsi sebagai fa’il dinamakan wawu jama’ah ( ا بػخ ج ( ا3. Nun yang berfungsi sebagai fa’il dinamakan nun niswah ( ( حاغ4. Ta’ yang berfungsi sebagai fa’il dinamakan ta’ fa’il ( ربء فبػ ( ا5. Ya’ yang berfungsi sebagi fa’il dinamakan ya mukhothobah ( خبطجخ ٠بء ( ا

Bahasa Arab Dasar 49: Naibul Fa'il بئت افبػ(Naibul Fa’il)

Naibul fa’il adalah isim marfu’ yang terletak setelah fi’il majhul untuk menunjukkan orang yang dikenai pekerjaan. Contoh: ت ضشة ى (Anjing itu telah dipukul) ا (Pelajaran sedang ditulis) اذسط ٠ىزت Ketentuan-ketentuan naibul fa’il 1. Naibul fa’il merupakan isim marfu’. Asal dari na’ibul fa’il adalah sebagai obyek (maf’ul bih) yang mempunyai I’rob nashob. Tatkala failnya dihapus, maka maf’ul bih menggantikan posisi fa’il yang mempunyai I’rob rofa’.

Contoh: ظش ذا ص٠ذ ذ (Zaid menolong Muhammad) Tatkala fa’ilnya dihapus, menjadi: ظش خ ذ (Muhammad ditolong) 2. Naibul fa’il harus diletakkan setelah fi’il. Apabila ada isim marfu’ yang terletak di depan /sebelum fi’il maka dia bukan naibul fa’il. Contoh: ذ ذ ظش (Muhammad ditolong) ذ ذ bukan naibul fa’il. Hal ini karena ia terletak di depan fi’il. Naibul fa’ilnya adalah berupa dhomir mustatir yang terdapat pada fi’il ظش yang taqdirnya adalah 3. Fi’il yang dipakai adalah fi’il majhul. Contoh: ذ رثخ ذ جمش (Muhammad menyembelih sapi) اذ ذ bukan sebagai na’ibul fail karena fi’il yang dipakai bukan fi’il majhul. 4. Fi’il yang dipakai harus selalu dalam bentuk mufrod Contoh: ىبفش (Seorang kafir itu telah dibunuh) لزال

لز ىبفشا (Dua orang kafir itu telah dibunuh) ا لز ىبفش (Orang-orang kafir itu telah dibunuh) ا5. Bila naibul fa’ilnya mudzakkar, maka fi’ilnya mufrod mudzakkar. Bila naibul failnya muannats maka fi’ilnya mufrod muannats. Contoh: ظش ذ ذ ظشد ش٠ ذ ٠ضشة ذ رضشة ش٠

6. Apabila susunan sebelum fa’ilnya dihapus menpunyai dua maf’ul bih (obyek), maka setelah failnya dihapus, maf’ul bih pertama menjadi naibul fail sedangkan maful bih kedua tetap manshub sebagai maf’ul bih. Contoh: خ ذ ذ فم١ش ب ا (Muhammad memberi orang fakir itu makanan) طؼبTatkala fa’ilnya dihapus, maka fi’ilnya harus dirubah menjadi bentuk majhul. Kemudian maf’ul bih pertama ( yaitu فم١ش berubah menjadi naibul fail, sehingga I’robnya menjadi rofa’. Adapun maf’ul ( اbih ke dua ( yaitu بطغ .tetap manshub sebagai maf’ul bih( اخ فم١ش ب ا (Orang fakir itu diberi makanan) طؼب

Bahasa Arab Dasar 50: Catatan Naibul Fa'il Catatan Na’ibul Fa’il: 1. Ketentuan na’ibul fa’il mirip dengan ketentuan yang ada pada fa’il. 2. Naibul fa’il tidak harus terletak secara langsung dibelakang fi’ilnya. Contoh: بسق اطش٠ك ف ٠مجض (Pencuri itu ditangkap di jalan) اغ3. Apabila na’ibul fa’il tidak terletak secara langsung dibelakang fi’ilnya, maka untuk na’ibul fa’il yang muannats, fi’ilnya boleh mufrod muannats atau mufrod mudzakkar. Contoh: ظشد ف فظ ا ش٠ (Maryam ditolong di dalam kelas) atau ظش ف فظ ا ش٠ (Maryam ditolong didalam kelas) 4. Apabila na’ibul fa’ilnya berupa jamak taksir, maka fi’ilnya boleh berbentuk mufrod mudzakkar atau mufrod muannats. Contoh: (Para ustadz ditanya) األعبر١ز عئAtau

(Para ustadz ditanya) األعبر١ز عئذ5. Terkadang, na’ibul fa’il berupa isim mabni Contoh: ط عشق از لجض ف (Telah ditangkap orang yang mencuri uang) اجبة زا ح٠فذ (Pintu ini dibuka) ا ىبفش لز (Orang kafir itu dibunuh) اىخ (Orang itu dinikahi) را (Mereka dipukul) ضشث

Bahasa Arab Dasar 51: Mubtada Khobar جزذأ خجش ا ا

(Mubtada’ dan Khobar) Mubtada’ adalah isim marfu’ yang biasanya terdapat di awal kalimat (Subyek) Khobar adalah sesuatu yang dapat menyempurnakan makna mubtada’ (Predikat) Contoh: ذ ذ (Muhammad adalah seorang dokter) طج١ت ش٠ض األعزبر (Ustadz itu sakit) Ketentuan-ketentuan Mubtada’ dan khobar 1. Mubtada’ dan khobar merupakan isim-isim marfu’ Contoh: ذ (Anak itu rajin) ش١ظ ان ش أث ب (Bapakmu adalah orang yang pandai) مبض (Hakim itu adil) ػبدي ا2. Mubtada’ dan khobar harus selalu sesuai dari sisi bilangannya.

Contoh:

غ (Seorang muslim itu hadir) دبضش ا

ب غ ا (Dua orang muslim itu hadir) دبضشا غ ا (Orang-orang muslim itu hadir) دبضش3. Mubtada’ dan khobar harus selalu sesuai dari sisi jenisnya. Contoh:

غ (Orang muslim itu sholeh) طبخ ا

غ ا ح (Orang muslimah itu sholihah) طبذخ ؤ ا ذ جز (Para lelaki mu’min itu orang yang bersungguh-sungguh) بد ؤ ذاد ا جز (Para perempuan mu’min itu orang yang bersungguh-sungguh)

Bahasa Arab Dasar 52: Macam-macam Mubtada اع جزذأ أ ا

(Macam-Macam Mubtada’)

1. Mubtada’ yang berupa isim mu’rob Contoh: أهلل (Allah Maha Mengetahui) ػ١

ذا ا ذا جز (Dua anak laki-laki itu orang yang bersungguh-sungguh) ش (Umar adalah seorang yang adil) ػبدي ػ

2. Mubtada’ yang berupa isim mabni Contoh: ىزبة زا (Buku ini baru) جذ٠ذ ا

ذ جز (Dia seorang yang bersungguh-sungguh) (Saya seorang mahasiswa) طبت أب

Bahasa Arab Dasar 53: Macam-Macam Khobar اع خجش أ ا

(Macam-Macam Khobar)

1. Khobar Mufrod Khobar mufrod adalah khobar yang bukan berupa jumlah maupun syibhul jumlah. Contoh: ؼب (Seorang pekerja itu hadir) دبضش ا

ال ؼب ا (Dua orang pekerja itu hadir) دبضشابي ؼ ا (Para pekerja itu hadir) دبضش 2. Khobar Murokkab Khobar murokkab adalah khobar yang berupa jumlah atau syibhul jumlah. a. Khobar yang berupa jumlah i. Jumlah Ismiyah Contoh: ذ (Anak laki-laki itu bukunya baru) جذ٠ذ وزبث ا

ذ ا (Anak laki-laki itu bapaknya hadir) دبضش أثذسعخ عب ا ذس (Sekolahan itu pengajarnya telah hadir) دضش ii. Jumlah Fi’liyah Contoh: ذ دضش ا (Anak itu telah hadir bapaknya) أثط ذس (Seorang pengajar itu telah hadir) دضش ا ع ذس ا ا (Para pengajar itu telah hadir) دضش b. Khobar yang berupa syibhul jumlah i. Jer dan Majrur Contoh: ذ ذ ج١ذ ف (Muhammad di dalam rumah) اىزبة ىزت ػ ا (Buku itu di atas meja) اii. Dhorof dan Mudhof ilaih Contoh: ذ ذ ب ج١ذ أ (Muhammad di depan rumah) اح ش رذذ ا ا (Kucing itu di bawah meja) وزت

Bahasa Arab Dasar 54: Catatan Mubtada Khobar Catatan: 1. Susunan mubtada’ dan khobar membentuk jumlah isimiyah, sedangkan susunan fi’il dan fa’il membentuk jumlah fi’ilyah. Contoh:

غ (Jumlah isimiyah) دضش ا دضش غ (Jumlah fi’liyah) ا

2. Apabila khobar berupa jumlah fi’liyah yang fa’ilnya berupa dhomir, maka harus mengikuti mubtada’nya dari sisi bilangan dan jenisnya. Contoh: غ دضش ا غ ا ا دضشخ غ دضشد ابد غ ا دضش3. Terkadang letak khobar didahulukan daripada mubtada’. Khobar ini dinamakan khobar muqoddam (خجش مذ ) dan mubtada’nya dinamakan mubtada’ muakhkhor ( جزذأ ش ؤخ ) Contoh: ج١ذ ف ا سجذ ط ػ ف4. I’rob dari khobar yang berbentuk murokkab adalah fi mahalli rof’in ( ف ذ ( سفغ

Bahasa Arab Dasar 55: Isim Kana Dan Saudari-Saudarinya اع وب ارب أخ

(Isim Kaana dan Saudaranya) Kaana dan saudari-saudarinya merupakan fi’il-fi’il yang masuk pada susunan mubtada’ dan khobar sehingga merofa’kan mubtada’ dan menashobkan khobar. Mubtada’ yang telah dirofa’kan oleh kaana dan saudari-saudarinya dikenal dengan Isim Kaana Khobar yang telah dinashobkan oleh kaana dan saudari-saudarinya dikenal denganKhobar Kaana Contoh: هللا : ػ١ ب هللا وب ػ١ذ ذ ذ : جز ذ وب ذ ذا جز

Bahasa Arab Dasar 56: Isim Kaana

1. Isim Kaana yang berupa isim mu’rob Contoh: ذ وب ش١طب ا طبذخ ػبئشخ وبذ وب غ ا طبذ١بد وبذ غ طبذبد ا2. Isim Kaana yang berupa isim mabni Contoh: وب ب األعزبر زا ػب ىزبة ره وب ف١ذا ا ذ ب و غ ا وب ١ غ

رظش٠ف وب

Contoh:

غ : ب وب غ ب ب غ وبب : ١ غ

ذ خ أ غ ذ : خ و غ

Bahasa Arab Dasar 57: Saudari-Saudari Kaana Saudari-Saudari Kaana – أضذ – أطجخ .1 غ – ض (Untuk menunjukkan waktu) ثبد – أContoh: ذ ثبد ب ا (Anak itu tidur di malam hari) بئ (Untuk penafian) ١ظ .2Contoh: ال اجبح ١ظ (Kesuksesan itu tidaklah mudah) ع (Untuk menunjukkan terjadinya perubahan) طبس .3Contoh: ذ طبس ذ (Muhammad telah menjadi seorang pemuda) شبثب 4. بدا (Untuk menunjukkan jeda waktu) Contoh: رخشج ال بدا ١ طشا ا (Jangan keluar selama hari masih hujan) 5. بثش فه – ح ب بفزئ – بصاي – (Untuk menunjukkan adanya kesinambungan) Contoh: بصاي سا اغبسق ىذ (Pencuri itu senantiasa membuat resah)

Bahasa Arab Dasar 58: Khobar Kaana اع خجش أ وب

(Macam-Macam Khobar Kaana)

1. Khobar Kaana yang berbentuk mufrod Contoh: وب ؼب دبضشا ا2. Khobar Kaana yang berbentuk murokkab Contoh: ذ وب جذ٠ذ وزبث اوب ع ذس ا ا دضش ذ وب ذ ج١ذ ف ا ذ وب ذ ب ج١ذ أ ا

Bahasa Arab Dasar 59: Catatan Kaana Catatan Kana: 1. Apabila isim kaana berupa isim mu’rob, maka kaana selalu dalam bentuk mufrodnya walaupun isim kaana tersebut berupa isim mutsanna atau jamak. Contoh: وب غ ذا ا جز وب ب غ ا ذ٠ جز وب غ ا ذ٠ جز

2. Apabila isim kaana berupa isim mabni yang berupa dhomir, maka kaana ditashrif sesuai dengan dhomirnya. Contoh:

غ : ب وب غ ب ب غ وبب : ١ غ أب غ ذ : ب و غ 3. I’rob dari khobar kaana yang berbentuk murokkab adalah fii mahalli nashbin ( ف ذ ( ظت

Bahasa Arab Dasar 60: Khobar Inna Dan Saudari-Saudarinya خجش ارب إ أخ

Inna dan saudari-saudarinya merupakan huruf yang masuk pada susunan mubtada dan khobar, sehingga menashabkan mubtada dan merofa’kan khobar. Mubtada’ yang telah dinashabkan oleh inna dan saudari-saudarinya dikenal dengan Isim Inna. Khobar yang telah dirofa’kan oleh inna dan saudari-saudarinya dikenal dengan Khobar Inna. Sehingga istilahnya menjadi berubah, dari mubtada menjadi isim inna dan khobar menjadi khobar inna. Contoh: هللا إ (Sesungguhnya Allah adalah Maha Bijaksana) دى١ ػ١ب إ (Sesungguhnya Ali adalah Anak yang cerdas) رو إ ٠ (Sesungguhnya Agama ini mudah) ٠غش اذPerincian kalimat: هللا — دى١ هللا إ دى١

رن ػ — ػ١ب إ رو ٠ — ٠غش اذ إ ٠ ٠غش اذ

Bahasa Arab Dasar 61: Saudari-Saudari Inna Saudari-Saudari Inna: 1. إ Untuk Taukid (Menguatkan sesuatu) = أ ,Contoh: غ هللا إ بثش٠ (Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar) اظ

اػ ا غ اظش أ جش (Ketahuilah sesungguhnya pertolongan itu bersama kesabaran) اظ Untuk berandai-andai = ١ذ .2Contoh: ١ذ (Seandainya nilainya baik) دغخ از١جخ 3. Untuk Tasybih (Menyerupakan) = وأContoh: وأ ػ (Seakan-akan Umar adalah singa) أعذ س4. Untuk Menyatakan kebalikan dari kalimat sebelumnya = ىContoh: ىزبة طغ١ش ا ف١ذ ى (Kitab itu kecil akan tetapi berfaidah) 5. Untuk pengharapan = ؼContoh: ؼ ج ؼزذ ا (Mudah-mudahan udaranya nyaman) يظ ابف١خ ال .6 ج = Untuk meniadakan jenis Contoh: ال ج١ذ ف سج (Tidak ada seorang lelaki pun di dalam rumah itu) ا

Bahasa Arab Dasar 62: Tashrif Inna Bersama Dhomirnya Tashrif Inna:

Bahasa Arab Dasar 63: Macam-Macam Isim Inna

Isim Inna terbagi dua, yang berupa isim Mu’rob dan Mabni.

A. Isim Inna yang berupa isim mu’rob Contoh: ذا إ ذ (Sesungguhnya Muhammad duduk) جبظ إ زذب اإل (Sesungguhnya Ujian itu mudah) ع إ شأر١ ا (Sesungguhnya dua wanita itu hadir) دبضشرب

إ االػج١ جذ (Sesungguhnya para pemain itu bersungguh-sungguh)

B. Isim inna yang berupa isim mabni Contoh: ب خ إ (Sesungguhnya dia -perempuan- berdiri) لبئ (Sesungguhnya kamu adalah seorang ustadz) أعزبر إه (Sesungguhnya aku adalah seorang pelajar) ةطبي إ

Bahasa Arab Dasar 64: Pembagian Khobar Inna

اع خجش أ إ(Pembagian Khobar Inna)

Macam-Macam Khobar Inna: 1. Mufrod Contoh: جخ إ دك ا(Sesungguhnya keberadaan Surga adalah benar) 2. Jar Majrur Contoh: بءاي ف هللا إ ع(Sesungguhnya Allah berada di atas langit)

3. Zharaf Contoh: أ فشج غ ا ىشة ا(Sesungguhnya jalan keluar bersama dengan kesusahan) 4. Jumlah Ismiyyah Contoh: ش إ ذ ػ طبخ (Sesungguhnya anaknya Umar adalah anak shalih) 5. Jumlah Fi’liyyah Contoh: ٠ش هللا إ(Sesungguhnya Allah Melihat)

Bahasa Arab Dasar 66: Tabi' Dan Tawabi' ازبثغ(Tabi’)

Tabi’ adalah kata yang mengikuti hukum kata sebelumnya ditinjau dari sisi i’rab. Contoh: جبء سج (Seorang lelaki yang mulia telah datang) وش٠ب سجال سأ٠ذ (Aku telah melihat seorang lelaki yang mulia) وش٠Istilahnya: ع زج Kata yang diikuti = ا Kata yang mengikuti = ازبثغ

اثغ از(Tawabi’)

د / ؼذ — اؼذ .1 ؼ ؼطف .2 ف / ػطف — ا ؼط

و١ذا .3 ز و١ذ — ذ / ر ؤو جذي .4 جذي / ثذي — ا

Bahasa Arab Dasar 67: Na'at Man'ut ؼذا(Na’at)

Na’at adalah tabi’ yang menyifati isim sebelumnya. Na’at bisa disebut sifat. Contoh: جبء ب (Seorang imam yang adil telah datang) ػبدي إ رظ خ (Seorang muslimah yang shalihah sedang shalat) طبذخ ع Ketentuan-Ketentuan Na’at: 1. Na’at harus mengikuti man’ut dari sisi ta’yin (kejelasan) nya. Contoh: ش طبت سجغ ب (Seorang mahasiswa yang pandai telah kembali) شاي اطبت سجغ ب (Seorang mahasiswa yang pandai itu telah kembali) 2. Na’at harus mengikuti man’ut dari sisi ‘adad (jumlah) nya. Contoh: ش طبت سجغ ب (Seorang mahasiswa yang pandai telah kembali) سجغ طبجب شا ب (Dua orang mahasiswa yang pandai telah kembali) طالة سجغ ش ب (Para mahasiswa yang pandai telah kembali) 3. Na’at harus mengikuti man’ut dari sisi nau’ (jenis) nya. Contoh: ش طبت سجغ ب (Seorang mahasiswa yang pandai telah kembali)

شح طبجخ سجغ ب (Seorang mahasiswi yang pandai telah kembali)

Bahasa Arab Dasar 68: Faidah Tambahan Na'at Man'ut Catatan: 1. Apabila man’ut berupa isim jama’ yang tidak berakal (غ غ١ش ج maka na’atnya boleh (ػبلberbentuk mufrod muannats atau jama’ muannats. Contoh:

فجشد ججبي ا غ ا (Gunung-gunung yang tinggi itu meletus) ا١خا

فجشد ججبي ا ؼب١بد ا (Gunung-gunung yang tinggi itu meletus) ا 2. Setiap jumlah (kalimat) yang terletak setelah isim nakirah maka dia dianggap sebagai na’at (sifat). Contoh: زا ػ (Ini adalah amalan yang berfaidah) د٠فض (Hari yang dinginnya menusuk telah berlalu) لبسص ثشد ٠

Bahasa Arab Dasar 69: 'Athaf Ma'thuf

العطف(‘Athaf)

‘Athaf adalah tabi’ yang terletak setelah huruf-huruf athaf (huruf-huruf penghubung / penyambung) Contoh: ش جبء ػ ب (Umar dan Utsman telah datang) ػث

ذ ب ذ ث (Muhammad tidur kemudian Ali) ػ

Bahasa Arab Dasar 70: Macam-Macam Huruf 'Athaf Huruf-huruf ‘athaf ada lima, yaitu: 1. Digunakan untuk sekedar menggabungkan dua kata atau lebih (طك غ ج (اContoh: جبء ذ د دغ عؼ١ذ (Muhammad, Hasan dan Sa’id telah datang) ف .2Digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih secara berurutan dengan tanpa adanya jeda ( زشر١ت غ (ازؼم١ت Contoh: ذ جبء ذ (Muhammad datang, kemudian Hasan, kemudian Sa’id) فغؼ١ذ فذغFaidah: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: … ث مجخ اعزمج فىجش ا‚…Kemudian hendaklah menghadap ke arah kiblat kemudian (langsung) bertakbirlah.‛ ‚Dalam hadits ini menyebutkan perbuatan langsung, setelah seseorang menghadap kiblat, kemudian ia langsung bertakbir. Maka faidahnya, tidak ada pengucapan niat dalam shalat.‛ 3. ثDigunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih secara berurutan dengan disertai adanya jeda ( غ ةزشر (ازشاخ Contoh:

غجذ دخ ذ ا ذ ث -Muhammad masuk masjid kemudian -beberapa saat kemudian) دغHasan) 4. أDigunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih untuk menunjukkan sebuah pilihan atau untuk mengungkapkan keragu-raguan.

Contoh: غ ٠جبح ؼت اطالة ج أ ف رؼ Dibolehkan bagi segenap mahasiswa untuk) اإلجبصح ٠bermain atau belajar pada hari libur)

خجش م ذ ا ذ أ (Yang menukil kabar adalah Muhammad atau Ali) ػ5. أDigunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih guna menuntut suatu kejelasan. Huruf ini biasanya terletak setelah huruf istifham ‚a‛ (أ) Contoh: ن ذط أث (?Apakah Bapakmu seorang Insinyur ataukah Dokter) طج١ت أ

Bahasa Arab Dasar 71: Taukid و١ذ از(Taukid)

Taukid adalah tabi’ yang disebutkan di dalam kalimat untuk menguatkan atau menghilangkan keragu-raguan dari si pendengar. Contoh: (Ustadz itu telah datang) فغ األعزبر جبء اطالة دضش (Para Mahasiswa semuanya telah datang) و

و١ذ .1 ر فظTaukid yang disebutkan dalam suatu kalimat dengan cara mengulang lafazh yang hendak dikuatkan.

Contoh: بد دغ (Hasan Hasan telah meninggal)دغ لز ػ (Ali Ali telah dibunuh) ػ و١ذ .2 ر ؼ Yaitu taukid yang disebutkan dalam suat kalimat dengan cara menambahkan lafazh-lafazh khusus فبظ) و١ذ (از Catatan: Alfazhuzh taukid harus bersambung dengan dhomir-dhomir yang sesuai dengan dengan kata yang ingin dikuatkan.

Bahasa Arab Dasar 72: Lafazh-Lafazh Taukid Diantara lafazh-lafazh taukid adalah: فظ .1Contoh:

ذ طب ذ فغ 2. ػ١Contoh: جبئذ ش٠ ػ١ب وال .3Contoh: ب ػث ػ ب جخ ف وال ازب .4 وContoh: دضشد عزب ذس ب زب و5. ١غ ,و خع ,ج ا

Contoh: اطالة سجغ ١ؼ ج

Bahasa Arab Dasar 73: Faidah Tambahan Taukid Faidah Tambahan: Apabila ditemukan kata yang bentuknya adalah mufrad akan tetapi secara makna mempunyai anggota bagian maka ia dikuatkan dengan lafazh taukid jamak. Contoh: ج١ش جبء ١ؼ ا ج خ ١خ األ ١ؼب اإلعال ت ج ادذ ل

Bahasa Arab Dasar 74: Badal جذي ا(Badal)

Badal adalah tabi’ yang disebutkan di dalam suatu kalimat untuk mewakili kata sebelumnya, baik mewakili secara keseluruhan ataupun sebagiannya saja. Contoh: األعزبر ٠جظ ذ (Ustadz Muhammad sedang duduk) د ضشة (Ali dipukul kakinya) سج ػBadal bisa dikenal dengan menambahkan kata ‚yaitu‛ pada terjemah kata yang digantikan.

Bahasa Arab Dasar 75: Macam-Macam Badal

طبثك ثذي .1 Yaitu badal yang menggantikan kata sebelumnya (mubdal minhu) secara utuh. Contoh:

ب ذ اإل أد (Imam Ahmad adalah seorang lelaki yang shalih) طبخ سججؼض ثذي .2 ا ى اBadal yang mewakili anggota bagian dari kata sebelumnya. Contoh:

ذ ج١ذ ا (Rumah itu dindingnya roboh) جذاس ابي ثذي .3 االشزBadal yang mewakili sebagian sifat dari kata sebelumnya. Contoh: ج١ذ ٠ؼجج ظبفز ا (Kebersihan rumah itu mengagumkanku)

Bahasa Arab Dasar 76: Catatan Badal Catatan: 1. Badal ba’dhi minal kulli dan badal isytimal harus bersambung dengan dhomir yang sesuai dengan mubdal minhu nya. 2. Biasanya badal ditemukan dalam suatu kalimat setelah: a. Nama orang atau gelar

Contoh: لبي ػ (Ali bin Abi Thalib berkata) طبت أث ثذ اش١خ وزت ذ سعبخ ٠ذح ف (Syaikh Muhammad menulis sebuah risalah yang berfaidah) b. Isim Isyarat Contoh: ىزبة زا ف١ذ ا (Kitab ini berfaidah) ج١ذ ره ظ١ف ا (Rumah itu bersih) c. Pembagian Contoh: خ ى ثالثخ ا :ألغب اع فؼ دشف (Kalimat terbagi tiga: Isim, Fi’il dan Huruf) شن اش ػب أوجش : أطغش (Syirik terbagi dua: Besar dan Kecil)

Bahasa Arab Dasar 77: Catatan Khusus Badal Catatan Khusus: Apabila badal berupa lafadz maka mubdal minhu (yang dibadali/kata yang terletak ,اثsebelumnya) tidak boleh ditanwin, sedangkan lafadz dihilangkan alifnya (menjadi اث dan (ثkata yang terletak setelahnya dimajrurkan sebagai mudhaf ilaih Contoh: ؼبر ث جج

Bahasa Arab Dasar 78: Manshubatul Asma – Maf'ul Bih ثبد ظ بء األع

(Keadaan Dinashobkannya Isim-Isim) Kelompok Manshubatul Asma: 1. ا ي ث فؼي .2 فؼ ا ف١

ي .3 فؼ ألج ا ي .4 فؼ طك ا ا5. ي فؼ ؼ ا ذبي .6 ا٠ض .7 ازغزث .8 ا خجش .9 وب10. اع إبد .11 ااثغ .12 از

ي ث فؼ ا(Maf’ul Bih)

Maf’ul bih adalah isim yang menjadi objek dari pelaku. Contoh: (Mahasiswa itu telah menulis pelajaran) اذسط اطبت وزت ششثذ ش٠ (Maryam meminum susu) اج

Bahasa Arab Dasar 79: Macam-Macam Maf'ul Bih اع ث ي أ فؼ ا

(Macam-Macam Maf’ul Bih)

1. Maf’ul bih yang berupa isim mu’rob Contoh: ذ ٠مشأ ذ عبخ (Muhammad membaca surat) اشذ اشزش ذ (Muhammad membeli dua buah buku) وزبث١ لبر غ ا ىبفش٠ (Orang-orang muslim memerangi orang-orang kafir) ا2. Maf’ul bih yang berupa isim mabni Contoh: (Aku telah melihat kamu) سأ٠زه (Ustadz telah menasihati murid ini) اطبت زا األعزبر ظخ ره شبذب (Kami telah menyaksikan permainan itu) اؼت

eBahasa Arab Dasar 80: Letak-Letak Maf'ul Bih Dalam Struktur Kalimat

Letak-letak maf’ul bih dalam struktur kalimat: 1. – فؼ فغ – فبػ ي ث Contoh: ذ سفظ ذ ىشح (Muhammad menendang bola) اذ رثخ ذ غ (Muhammad menyembelih kambing) ا2. ي – فؼ فؼ – ث فبػContoh: ذ اشص أو (Anak kecil itu makan nasi) ا األعزبر عأي (Murid itu bertanya kepada guru) رر

3. فؼ ي – فبػ فؼ ث Contoh: ذ (Aku bertanya kepada ustadz) األعزبر عأجخ لشأد (Aku membaca majalah) ا4. فؼ ي فبػ فؼ ث Contoh: شره (Aku memerintahkan kepada kamu) أ (Dia memukulnya) ضشث5. ي فؼ فؼ – ث فبػContoh: (Seorang ustadz bertanya kepadaku) أعزبر عأه (Semoga Allah merahmatimu) هللا سدي .6 فؼ – ث فؼ فبػContoh: ؼجذ إ٠بن (Hanya kepada-Mu kami menyembah) ذ خجضا (Aku hanya makan roti) أوFaidah tambahan: Pola ke enam biasanya digunakan untuk pembatasan / pengkhususan.

Bahasa Arab Dasar 81: Catatan Maf'ul Bih Catatan Maf’ul Bih: Di dalam satu kalimat, terkadang ditemukan maf’ul bih lebih dari satu. Contoh: ذ أػط طا ذا س ذ (Pengajar itu memberi Muhammad hadiah) جبئضح

اطالة األعزبر ػ ػ (Guru itu mengajarkan para mahasiswa ilmu nahwu) اذذ ش٠ضب ػ١ب ظ (Aku menyangka Ali sakit)

Bahasa Arab Dasar 82: Maf'ul Fih (Zhorof) ي فؼ ف١ ا

(Maf’ul Fih) Maf’ul fih (zhorof) adalah isim yang menunjukkan keterangan waktu atau tempat terjadinya suatu perbuatan. Contoh: (Aku bersafar pada waktu malam) ١ال شبفشدذ ط ٠ (Aku berpuasa pada hari senin) اإلث١ جغذ ب جش أ (Aku duduk di depan mimbar) ا

ت ب ى ف ا جبة خ (Anjing itu tidur di belakang pintu) ا Catatan: 1. Maf’ul fiih yang digunakan untuk menunjukkan keterangan waktu dikenal sebagai zhorof zaman ظشف ب اض2. Maf’ul fiih yang digunakan untuk menunjukkan keterangan tempat dikenal sebagai zhorof makan ظشف ىب اDiantara contoh zhorof zaman adalah: (Pagi hari) طجبدب (Malam hari) ١الشا (Bulan) ش (Terkadang) ربسح

(Sebelum) لج (Baru saja) أفب (Besok) غذا

(Sekarang) األ (Kadang-kadang) د١ببأ Diantara contoh zhorof makan adalah: ق (Di atas) ف (Di antara) ث١ذ (di sisi) ػساء (Di belakang) (Di bawah) رذذي (Sekitar) د ١ ٠ (Sebelah kanan) بي (Sebelah kiri) ش

(Arah) ذ

Bahasa Arab Dasar 83: Macam-Macam Zhorof اع سفاع أ

Macam-Macam Zhorof

A. Zhorof mutashorrif adalah lafazh zhorof yang dapat difungsikan untuk selain zhorof. Contoh: ذ ط ٠ (Aku berpuasa pada hari senin) اإلث١

ؼخ ٠ ج ا جبسن ٠ (Hari jum’at adalah hari yang diberkahi) B. Zhorof ghoiru mutashorrif adalah lafazh yang hanya dapat difungsikan sebagai zhorof dan tidak dapat difungsikan untuk yang lainnya. Di antara contohnya adalah: ذ ,أثبء ,ثؼذ ,لج ,ػ ب ساء ,أ Contoh: الرشلذ ء لج ض (Janganlah kamu tidur sebelum wudhu) ا

Bahasa Arab Dasar 84: Catatan Zhorof Catatan Zhorof: 1. Zhorof ghoiru mutashorrif boleh di-jer-kan dengan huruf Contoh: ذ غجذ دخ ا (Aku telah memasuki masjid sebelum kalian) لجى2. Ada beberapa zhorof yang bentuknya adalah mabni. Contoh: ظ (Kemarin) أ (Di manapun) د١ث

Bahasa Arab Dasar 85: Maf'ul Liajlih ي فؼ ج ا أل

Maf’ul Liajlih Maf’ul liajlih adalah isim yang digunakan untuk menjelaskan sebab terjadinya perbuatan. Contoh: بب ط١ذ (Aku shalat karena iman kepada Allah) ثبهلل إ٠ (Aku mengunjungi Ali karena cinta kepadanya) دجب ػ١ب صسد

فم١ش أػط١ذ ب ا (Aku memberi orang fakir itu makanan karena kasihan kepadanya) شفمخ طؼبMaf’ul liajlih di bentuk dari amalan-amalan hati. Lafazh-lafazh yang biasa menjadi maf’ul liajlih: ب (Karena hormat) إوشا (Karena malu) د١بء (Karena sedih) دضبخ (karena sayang) سدفب (karena takut) خ (karena iri) دغذا Catatan: Lafazh-lafazh maf’ul liajlih dapat di-jer-kan dengan huruf lam. Contoh: فم١ش أػط١ذ ب ا طؼب (Aku memberi orang fakir itu makanan karena kasihan kepadanya) شفمز

Bahasa Arab Dasar 86: Maf'ul Muthlaq طك ي ا فؼ

Maf’ul Muthlaq Maf’ul muthlaq adalah isim yang berasal dari lafazh fi’il yang berfungsi untuk penguat makna, penjelas bilangan atau penjelas sifat. Contoh: (Aku telah menghafal pelajaran itu dengan sebenar-benarnya hafal) دفظب اذسط دفظذ (Aku telah memukulnya dengan sebenar-benar memukul) ضشثب ضشثز (Aku telah menghafal pelajaran itu dengan sekali hafal) دفظخ اذسط دفظذ (Aku telah memukulnya dengan sekali pukul) ضشثخ ضشثز

(Aku telah menghafal pelajaran itu dengan hafalan yang baik) ج١ذا دفظب اذسط دفظذ (Aku telah memukulnya dengan pukulan yang keras) شذ٠ذا ضشثب ضشثز

Bahasa Arab Dasar 87: Ketentuan-Ketentuan Maf'ul Muthlaq Ketentuan-Ketentuan Maf’ul Muthlaq: 1. Maf’ul muthlaq harus menggunakan mashdar (kata kerja yang dibendakan). 2. Apabila mashdar yang merupakan maf’ul muthlaq berdiri sendiri, maka ia berfungsi sebagai penguat makna. Contoh: (Aku menendang dengan sebenar-benarnya menendang) سفغب دسفظ3. Maf’ul muthlaq yang berfungsi untuk menjelaskan bilangan, biasanya mengikuti wajan فؼخ Contoh: (Aku menendang dengan sekali tendang) سفغخ سفغذ4. Apabila mashdar yang merupakan maf’ul muthlaq disifati atau diidhofahkan, maka ia berfungsi sebagai penjelas sifat atau jenis. Contoh: (Aku menendang dengan tendangan yang keras) شذ٠ذا سفغب سفغذجد سفظ سفغذ (Aku menendang seperti tendangan para tentara) ا5. Terkadang fi’il dari maf’ul muthlaq dihilangkan. Contoh : (Terima kasih) شىشاYang asalnya adalah: (Aku berterima kasih kepadamu dengan betul-betul terima kasih) شىشا أشىشن

Bahasa Arab Dasar 88: Maf'ul Ma'ah Maf’ul ma’ah adalah isim yang terletak setelah huruf () yang mempunyai arti ‚bersama‛ untuk menunjukkan kebersamaan. Contoh: عبس ػ جج ا (Ali berjalan bersama dengan gunung) ذ جبء ذ ة غش ظ (Muhammad datang bersamaan dengan terbenamnya matahari) اش

Bahasa Arab Dasar 89: Perbedaan Wau Ma'iyyah Dan Wau Athaf Perbedaan antara wau ma’iyyah dengan wau ‘athof: 1. Isim yang terletak setelah wau maiyyah selalu mansub, adapun isim yang terletak setelah wau ‘athof tergantung ma’thufnya. Contoh : عبس ػ جج ا = waunya adalah wau ma’iyyah عبس ػ دغ = waunya adalah wau ‘athof 2. Pelaku pada wau ma’iyyah hanya terdiri dari satu pihak, sedangkan pelaku pada wau ‘athof terdiri dari dua belah pihak. Catatan: Pada dasarnya, huruf wau yang terletak di antara dua buah isim adalah wau ‘athof. Oleh karena itu seandainya sebuah kalimat cocok untuk dimaknai dengan wau ‘athof, maka wau tersebut adalah wau ‘athof.

Bahasa Arab Dasar 90: Hal ذبي ا(Hal)

Hal adalah isim mansub yang digunakan untuk menjelaskan keadaan fa’il atau maf’ul bih saat terjadinya fi’il (perbuatan). Contoh: ذ ط ذ (Muhammad shalat dalam keadaan duduk) لبػذا

ذ رت ذ غجذ إ بش١ب ا (Muhammad pergi ke masjid dengan berjalan) (Aku melihat ustadz sedang naik kendaraan) ساوجب األعزبر سأ٠ذ

Bahasa Arab Dasar 91: Ketentuan-Ketentuan Hal Ketentuan-ketentuan Hal: 1. Hal merupakan isim yang mansub. Contoh: ذ ط ذ (Muhammad shalat dalam keadaan duduk) لبػذا

2. Hal berbentuk isim nakiroh, sedangkan shohibul hal (isim yang dijelaskan keadaannya oleh Hal) berbentuk isim ma’rifat. Contoh: ذاي أو ب (Anak itu makan dalam keadaan berdiri) لبئذ Shohibul hal, ma’rifat = اب Hal, nakiroh = لبئ3. Hal mengikuti shohibul hal dari sisi nau’ (mudzakkar atau muannats) dan ‘adad(mufrod, mutsanna, jama’). Contoh: ذ ششة ذ (Muhammad minum dalam keadaan duduk) جبغب

خ ششثذ (Fatimah minum dalam keadaan duduk) جبغخ فبط ذ أو ب ا (Anak itu makan dalam keadaan berdiri) لبئ

أو ذا ١ ا (Dua anak itu makan dalam keadaan berdiri) لبئ