KETULUSAN DALAM MELAYANIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/06/Warta... · 2017. 6. 20. ·...

25
www.humas.unsyiah.ac.id ISSN 0215-2916 EDISI 210 . APRIL 2017 Unsyiah Warta INOVATIF, MANDIRI, TERKEMUKA KETULUSAN DALAM MELAYANI Yulianti Elisabet Demena Merasa Beruntung Kuliah di Aceh Lebih dari Sekadar Membaca Merajut Silaturahmi Lewat Liga Sipil

Transcript of KETULUSAN DALAM MELAYANIhumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/06/Warta... · 2017. 6. 20. ·...

  • w w w. h u m a s . u n s y i a h . a c . i d

    ISSN

    021

    5-2

    916

    EDISI 210 . APRIL 2017

    UnsyiahWarta

    INOVATIF, MANDIRI, TERKEMUKA

    KETULUSAN DALAM MELAYANI

    Yulianti Elisabet DemenaMerasa Beruntung

    Kuliah di Aceh

    Lebih dari Sekadar Membaca

    Merajut SilaturahmiLewat Liga Sipil

  • EDISI 210 . APRIL 2017 EDISI 210 . APRIL 2017

    3

    MELAYANI memiliki arti membantu, menyiapkan, mengurus apa yang diperlukan seseorang. Hal ini bermakna pula bahwa pelayan merupakan orang yang bertugas melayani dan memberikan pelayanan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat melihat bahwa seorang pelayan berperan besar dalam meringankan pekerjaan orang lain. Jadi alangkah mulianya tugas seorang pelayan karena selalu menebarkan kebaikan kepada orang yang dilayaninya.

    Sekilas uraian di atas dapat memberikan pemahaman kepada kita tentang tugas dari seorang pelayan. Tentu ini berlaku dalam konteks kehidupan pribadi. Lalu bagaimana tugas pelayan dalam suatu lembaga atau institusi?

    Pegawai negeri yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI), dan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan aparatur negara yang bertugas memberikan pelayanan. Ini sesuai amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 dan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. Mereka dituntut memberikan pelayanan secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam rangka penyelenggaraan tugas negara, pemerintah, dan pembangunan. Setiap pegawai negeri wajib mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sekaligus melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab.

    Pemerintah menyadari jika tugas pelayanan dalam suatu lembaga sangat penting. Sehingga dalam sasaran reformasi birokrasi salah satu poin yang ingin dicapai adalah meningkatkan pelayanan publik. Artinya seluruh badan publik yang ada di pemerintahan harus memberikan

    pelayanan publik yang baik dan berkualitas kepada masyarakat.

    Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) sebagai salah satu lembaga pemerintah yang bergerak dalam bidang pendidikan dan menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi, berusaha terus meningkatkan pelayanan. Misalnya dalam bidang pendidikan, Unsyiah terus meningkatkan kemampuan akademik mahasiswa dengan pola pembelajaran yang lebih baik. Sehingga menciptakan mutu lulusan yang mampu bersaing dengan lulusan perguruan tinggi lainnya. Hal sama juga dilakukan di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan dosen, mahasiswa, atau kolaborasi antar keduanya. Di bidang ini, Unsyiah berusaha untuk memberikan pencerahan dan pemahaman yang menyentuh langsung kebutuhan hidup masyarakat. Ini dilakukan agar kehadiran kampus tertua di Aceh ini dirasakan nyata dan berguna bagi masyarakat.

    Bagai sebuah mata rantai, peran yang tidak kalah penting dari sebuah pelayanan adalah keberadaan tenaga pengelola, yaitu tenaga kependidikan. Mereka adalah unsur pemberi layanan baik internal maupun eksternal yang menjalankan roda organisasi di perguruan tinggi. Tentu saja dalam menjalankan tugasnya, tenaga kependidikan harus profesional memahami aturan dan prosedur yang dijalankan. Sehingga memberikan kemudahan dan rasa puas bagi para penerima layanan. Untuk itu peningkatan skill tenaga kependidikan harus senantiasa dilaksanakan demi meningkatkan kualitas pelayanan. Sebab sebaik apapun sistem organisasi tanpa didukung pelayanan yang baik, akan berdampak buruk terhadap citra dan keberlangsungan organisasi tersebut. (Redaksi)

    MeningkatkanKualitas Layanan

    HUSNI FRIADY, S.T., M.M.

    IFTITAH

  • EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 210 . APRIL 2017

    5

    IZIN TERBITDITERBITKAN OLEHPERINTIS

    PEMBINA

    PENASIHAT BIDANG REDAKSI

    PENASIHAT BIDANG ADMINISTRASI & PENGEMBANGANKETUA PENGARAHPEMIMPIN REDAKSIWAKIL PEMIMPIN REDAKSIREDAKTUR PELAKSANASEKRETARIS REDAKTUREDITORPEWARTA

    FOTOGRAFERLAYOUTERADMINISTRASI & KEUANGANLOGISTIKSIRKULASIWEB MASTER

    STT No. 1138/SK/DITJEN PPG/STT/1987 Humas Universitas Syiah Kuala, Banda AcehProf. Dr. Abdullah Ali, M.Sc. (alm.); Drs. T. A. Hasan Husin (alm.); T. Syarif Alamuddin, Sm. Hk. (alm.)Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. (Rektor Universitas Syiah Kuala) Dr. Hizir (Wakil Rektor I); Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC. (Wakil Rektor III); Dr. Nazamuddin, S.E., M.A. (Wakil Rektor IV)

    Prof. Dr. Husni Jalil, S.H., M.Hum. (Wakil Rektor II)Drs. Zulkarnaini M. YasinHusni Friady, S.T., M.M.Fajriana, S.E. | Hayatana, S.E.Reza Fahlevi, S.I.PMuarrief Rahmat, S.Pd.Ferhat, S.EIbnu Syahri Ramadhan, S.E. | Cut Dini Syahrani, S.Si | Fahmi Risnaldi, S.PdSyahri Afrizal, S.I.Kom.Sayed JamaluddinRika Marlia, S.E., M.M.Munawar, S.H.SaidiMuhammad Iqbal, S.I.Kom

    WARTA UNSYIAHEDISI 210 . APRIL 2017

    ISSN 0215-2916TEBAL ISI 48 HALAMAN

    DITERBITKAN OLEHHUMAS UNIVERSITASSYIAH KUALA

    REDAKSI WARTA UNSYIAH

    [email protected] TVWEBSITEwww.humas.unsyiah.ac.idFACEBOOK@univ.syiahkuala.idINSTAGRAMuniv_syiahkualaEMAILwarta@unsyiah.ac.id

    Warta Unsyiah mengajak para pembaca untuk mengirim tulisan terbaiknya ke majalah resmi Unsyiah ini. Silakan kirim tulisan terbaik Anda disertai foto dan biodata diri ke email [email protected] (600-700 kata)

    WARTAKetulusan dalam melayani

    POLEMKeurija ngon hate, bek laloe ngon hapeSA

    GO

    E P

    OLE

    M

    IFTITAH 3MENINGKATKANKUALITAS LAYANAN

    EDUKASI 8-10LEBIH DARI SEKADAR MEMBACA

    MAHASISWA 12-13MERAJUT SILATURAHMI LEWAT LIGA SIPIL

    FOKUS 14-19KETULUSAN DALAM MELAYANIKEJUJURAN, KEIKHLASAN, DAN KEBERSAMAAN

    PROFIL 20-21YULIANTI ELISABET DEMENAMERASA BERUNTUNG KULIAH DI ACEH

    PENGABDIAN 22-23QURANIC HEALING DARI JANTUNG HATI

    RELIGIA 24-25KAMPUS NUSANTARA MENGAJI

    PERSPEKTIF 30-31MEWARNAI MENGHILANGKAN STRES

    RISET 32-33AGROFORESTRY, SOLUSI KEGALAUAN PARA PETANI

    KREATIF 34-35PUISI-PUISI NISA ULMUDDRIKA

    FAKULTAS 40-41PEMIMPIN BARU DI TIGA FAKULTAS

    ENGLISH 42-43THE SWEETNESS OF LIFE FROM SEA TEACHER PROJECT

    ASPIRASI 50-51APA SARANMU TERHADAP BIROKRASI UNSYIAH?

    20

    10

    4 DAFTAR ISIREDAKSI

    40

  • 6

    EDISI 210 . APRIL 2017 EDISI 210 . APRIL 2017

    7

    Suasana pagi di jalan Jalan Tengku Syaikh Abdul Rauf (belakang Biro Unsyiah).

    Peranan Jalan ini sangat penting bagi lingkungan Unsyiah, sebab menghubungkan Kantor Pusat

    Administrasi (KPA) dengan fakultas serta beberapa lembaga lainnya.

    Untuk menciptakan suasana nyaman bagi pengguna jalan di lingkungan Unsyiah, diharapkan adanya

    perbaikan prasarana serta sarana yang ada. Mengingat jalan ini termasuk jalur sibuk yang dilalui ribuan

    mahasiswa

  • 8

    EDISI 210 . APRIL 2017 EDISI 210 . APRIL 2017

    9

    Berapa di antara kita yang punya target membaca lima buku per bulan? Atau jika lima buku terlalu banyak,

    bagaimana dengan satu buku per bulan?

    Berapa pula di antara kita yang memiliki perpustakaan pribadi di mana kita bisa menyebutkan secara pasti tanpa “kira-kira” dan “sekitar” untuk jumlah buku yang

    LEBIH DARISEKADAR MEMBACA

    banyak muncul dalam pikiran kita jika ditanya, “Mana yang lebih kita kenal, penulis buku atau aktor film box office dunia?”. Siapa yang tak tahu Minions? Siapa tak gemas melihat sosok kuning berpakaian overall jeans dan kacamata kebesaran serta rambut yang sehelai-helai di atas kepalanya. Belum lagi jika mendengar suara imut mereka terutama jika sedang berbicara menggunakan bahasanya sendiri yang konon adalah campuran Bahasa Inggris, Spanyol, Indonesia, dan beberapa bahasa lainnya.

    Mungkin kita semua pernah dengar atau tahu bahwa sutradara–yang juga mengisi salah satu suara Minions–dari film tersebut adalah Pierre Coffin yang berkebangsaan Perancis. Pierre Coffin berhasil menciptakan tokoh yang sangat favorit dan menguntungkan secara ekonomi. Remaja putri kita banyak yang mengoleksi segala aksesoris berbau Minions. Tapi, berapa orang di antara kita yang kenal dengan ibunya Pierre Coffin?

    Ironi dalam hal ini adalah kemungkinan besar kita lebih kenal dan akrab dengan karya anaknya (yang bukan berkebangsaan Indonesia) dibanding karya ibunya yang asli orang Indonesia yang merupakan penulis dari puluhan novel di nusantara, Nh. Dini. Memang Nh.

    Dini mulai menulis sebelum tahun 1990-an sehingga kita bisa berkilah tidak tahu, itu bukan zaman kita. Tapi toh, jujurlah pada diri sendiri, jangankan penulis dari masa lalu–yang masih hidup dan masih berkarya sampai artikel ini ditulis–berapa banyak penulis masa kini yang kita kenal dan baca karyanya?

    Inti dari semua paparan di atas adalah sudah sebaiknya kita mengetuk lagi pikiran kita dan coba membukanya untuk lebih banyak baca daripada tontonan. Tahukah kita, terlalu banyak menonton bisa mematikan pelan-pelan keinginan, kemampuan kita dalam menggunakan imajinasi. Menonton hanya membutuhan usaha memahami gambar dan mencernanya menjadi persepsi cerita. Sedangkan membaca akan membuat kita menggunakan otak untuk mencerna mulai dari huruf, kata, kalimat, paragraf hingga bab buku untuk membayangkan bentuk audiovisual dari apa yang kita baca. Proses imajinasi tak instan yang sesungguhnya. Terlalu banyak menonton akan membuat kita lebih senang “disuapi” cerita

    kebiasaan-kebiasaan di atas dalam kesehariannya. Tetapi, berapa banyak jumlah mereka dibandingkan keluarga atau pribadi yang lebih semangat diajak menonton dan merumpikan plot terbaru dari sinema lokal atau impor yang baru diputar di televisi.

    Mari lakukan eksperimen kecil terhadap diri kita masing-masing untuk menambah daftar panjang tentang betapa masih jauhnya kita dari dunia literasi yang mencerdaskan. Siapa yang lebih

    dari pada “menyuapkan” cerita ke dalam “mulut” pikiran kita. Kita pun menjadi pribadi pasif dan cenderung malas untuk aktif menemukan informasi.

    Sebuah musibah besar terutama jika hal-hal di atas terjadi pada mahasiswa atau pelajar secara umumnya. Mengapa? Sebab selain jamak faktor lain, proses menuntut ilmu yang baik hanya akan terjadi ketika si pembelajar ikut aktif, bangun, bahkan keluar dari zona nyamannya demi mendapatkan ilmu pengetahuan. Maka, sikap pasivisme yang muncul dari malas membaca hanya akan menyeretnya pelan-pelan ke lembah ketidakmautahuan. Sesuatu yang lebih berbahaya dari pada sekedar tidak tahu.

    Bayangkan mahasiswa yang mudah tersulut emosinya hanya karena judul berita yang tak bertanggung jawab dan provokatif, padahal isi berita bertolakbelakang dari judulnya atau bahkan hoax. Atau mahasiswa yang hanya datang ke kampus atau buka website universitas/fakultas untuk pengumuman terbaru jika

    EDUKASIEDUKASI

    DR. NURIL ANNISSA NISWANTO

    ALUMNI PENDIDIKAN DOKTER, FAKULTAS KEDOKTERAN, UNSYIAH

    sudah kita miliki dan kita baca?

    Berapa juga di antara kita yang berkomitmen memiliki waktu untuk membaca yang tidak terganggu dengan kehadiran televisi, smartphones, dan lain-lain?

    Mungkin ketiga kebiasaan di atas bukan bagian lazim dari kebiasaan keluarga Indonesia atau Aceh secara khusus. Bisa jadi ada beberapa keluarga atau pribadi yang sudah mengadopsi

    Sikap pasivisme yang muncul dari malas membaca hanya akan menyeretnya pelan-pelan ke lembah ketidakmautahuan.

  • 10

    EDISI 210 . APRIL 2017

    mendapat pemberitahuan pesan chatting dari komisarisnya saja. Atau mahasiswa yang tak tahu harus memulai dari mana menulis proposal penelitian sebab tak tahu memulai baca buku yang mana. Semua contoh musibah di atas adalah output dari kemalasan memulai untuk membaca.

    Membaca adalah proses yang tidak bisa kita percepat dengan menjejali diri dengan puluhan buku demi satu skripsi. Sebab jika pasca selesai skripsi dirampungkan dan kita tak lagi membuka buku, maka kegiatan membaca yang dilakukan

    selama menulis skripsi patut kita pertanyakan. Sebab beda antara membaca dengan sekadar mencari kutipan.

    Membaca adalah proses yang harus menjadi gaya hidup. Di mana kita terbiasa membungkam mulut sampai pikiran dan hati kita kenyang akan ilmu dan khazanah dari Tuhan, bukan sebaliknya. Membaca sebaiknya menjadi kebiasaan yang didasari dengan keimanan terhadap Alquran dan wahyu pertama berupa Iqra’. Bahwa membaca tanda-tanda kebesaran Allah baik melalui kalimat tertulis

    maupun tidak. Tanpa sepotong-sepotong. Tanpa merasa penuh dan menolak untuk diisi.

    Dan semoga semakin banyak kita membaca dan membuka diri bagi ilmu dan kelezatan tadabbur melaluinya, maka semakin dekat pula kita ke hati dan pikiran yang muthmainnah. Tenang dan tangguh seperti samudera yang dalam. Tahu kapan harus diam dan tahu kapan harus berbicara dengan ilmu, fakta, dan cara nan bijaksana. Semoga pada akhirnya membawa kita ke puncak proses membaca yang meresap ke dalam jiwa. Ketika kita akhirnya bisa menulis dengan qalam atau pena untuk mengajak khalayak umat untuk ikut merasakan gelombang kebaikan yang kita rasakan dari membaca. (mr)

    EDUKASI

    Membaca sebaiknya menjadi kebiasaan yang didasari dengan keimanan terhadap Alquran dan wahyu pertama berupa Iqra’

  • 12

    EDISI 210 . APRIL 2017 EDISI 210 . APRIL 2017

    Sepak bola bukan sekadar olahraga, melainkan sebuah persatuan, kesolidan, dan semangat. Inilah

    yang dirasakan oleh mahasiswa Fakultas Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala, yang terlibat dalam turnamen Liga Sipil 2017. Liga Sipil merupakan kompetisi sepak bola yang diselenggarakan

    setiap tahunnya oleh mahasiswa Fakultas Teknik Sipil. Turnamen ini telah berlangsung sejak tahun 1995 dan terus bergulir hingga sekarang.

    Di tahun 2017 ini, Mirja Maulana dipercayakan sebagai Ketua Panitia Liga Sipil. Mirja merupakan mahasiswa aktif Fakultas Teknik Sipil, Unsyiah, letting 2016.

    berlangsung di Stadion Mini Unsyiah yang diikuti sepuluh tim yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Teknik dari jenjang sarjana dan diploma. Selain itu, panitia juga mengundang dua tim alumni Fakultas Teknik untuk ikut serta dalam kompetisi ini.

    “Bahkan, ada beberapa alumni yang tinggal dan bekerja di luar kota sengaja pulang ke Banda Aceh untuk ikut terlibat dalam Liga Sipil. Ini merupakan bukti kekompakan dari alumni dan mahasiswa teknik,” ujar Mirja.

    Penyelenggaraan Liga Sipil yang dimulai pertengahan Februari 2017 ini, bertujuan untuk menjaga silaturahmi antara alumni, dosen, dan mahasiswa di Fakultas Teknik. Setiap sore hampir semua elemen dari Fakultas Teknik berkumpul di Stadion Mini Unsyiah untuk memeriahkan ajang tahunan ini. Sorak-sorai penonton ikut memeriahkan kompetisi yang berlangsung sengit ini. Setiap tim berusaha menampilkan permainan terbaik demi meraih kemenangan.

    “Kompetisi seperti ini harus terus dipertahankan dan bagus untuk menjalin silaturahmi. Sebab di sini saya banyak bertemu dan mengenal teman-teman baru,” ujar Iqbal, salah seorang penonton.

    Beberapa persiapan pun dilakukan panitia guna menyukseskan acara tersebut. Mulai dari menyiapkan fasilitas hingga mencari sponsor acara. Kompetisi Liga Sipil 2017 didukung oleh beberapa sponsor seperti PT Gecko Wisata, LZ Sport, BTN, Pocari Sweat, dan beberapa sponsor lainnya.

    Kompetisi Liga Sipil 2017

    MAHASISWA

    Selain itu, kompetisi Liga Sipil 2017 juga bertujuan menumbuhkembangkan semangat bertanding dan berolahraga terutama di kalangan mahasiswa.

    “Ada sebagian mahasiswa yang kurang berminat untuk berolahraga, padahal olahraga sangat banyak manfaatnya terutama di bidang kesehatan,” ujar Mirja yang berharap kegiatan ini dapat memicu semangat mahasiswa untuk berkompetisi.

    Liga Sipil diharapkan dapat menghasilkan atlet sepak bola unggul yang mampu mengharumkan nama Unsyiah di tingkat nasional maupun internasional. Terlebih lagi, beberapa waktu lalu Unsyiah pernah menjadi tuan rumah penyelenggaraan POMNAS (Pekan

    Olahraga Mahasiswa Nasional).

    “Bukan tidak mungkin dengan doa dan kerja keras kita semua, dari Liga Sipil ini dapat menghadirkan atlet baru,” ujar Rahmat, salah seorang alumni Fakultas Teknik Sipil.

    Berbagai kendala pun dihadapi panitia saat melaksanakan Liga Sipil seperti cuaca yang kerap berubah-ubah. Tetapi, hal ini tidak menyurutkan panitia untuk melanjutkan kompetisi sepak bola yang paling bergengsi di Fakultas Teknik ini.

    “Semoga ke depan kegiatan ini semakin baik secara kualitas maupun fasilitas. Dan berharap dapat terus dilanjutkan sebagai tradisi silaturahmi yang selama ini sudah berlangsung,” pungkas Mirja. (fhr)MERAJUT SILATURAHMI

    LEWAT LIGA SIPIL

    13MAHASISWA

  • 14

    EDISI 210 . APRIL 2017 EDISI 210 . APRIL 2017

    15FOKUSFOKUS

    KETULUSAN DALAM MELAYANI

  • 16

    EDISI 210 . APRIL 2017 EDISI 210 . APRIL 2017

    17

    Pertemuan kerja sama antara Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dengan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI)

    Aceh ditunda. Pertemuan yang rencananya berlangsung pukul 09.00 WIB tertunda satu jam. Pasalnya, pesawat yang membawa Rektor ISBI Aceh, Dr. Ahmad Akmal, M.Pd, mengalami delay di Bandara Kuala Namu, Medan.

    Setelah penandatanganan nota kesepahaman (MoU), Rektor Unsyiah memanfaatkan waktu yang singkat tersebut untuk mendengarkan kendala-kendala yang dihadapi ISBI Aceh. Ternyata kendala utama kampus yang berdiri tahun 2014 ini adalah minimnya SDM, baik untuk dosen maupun tenaga pendidikan. Rektor Unsyiah pun bersedia menawarkan SDM yang dimiliki Unsyiah untuk membantu ISBI Aceh.

    “Kita siap memberikan rekomendasi. Untuk dosen bisa dari FKIP Unsyiah, kalau jabatan penting lain minimal yang pernah menjabat Wakil Dekan, jadi mereka mengerti tentang pengelolaan,” ujar Rektor Unsyiah.

    Unsyiah adalah kampus yang terbuka bagi siapapun. Prinsip ini telah lama terpatri dalam jati diri Unsyiah. Maka siapapun yang berkunjung ke kampus jantoeng hatee rakyat Aceh ini akan dilayani sepenuh hati. Oleh sebab itu, permintaan khusus Rektor untuk menyajikan kopi terbaik untuk tamunya bukan sekadar basa-basi, tetapi merupakan cara Unsyiah untuk menjadi tuan rumah yang baik.

    Ketulusan dalam melayani adalah prinsip yang terus dijaga Unsyiah. Tanpa sikap tersebut Unsyiah mungkin tidak akan mampu menjadi besar seperti saat ini atau

    bahkan tidak akan berdiri di Aceh. Sebab berawal dari ketulusanlah masyarakat Aceh dengan suka rela menyumbangkan sebidang tanahnya untuk kampus ini. Para tokoh pendidikan Aceh berpikir keras bagaimana menghidupkan nadi pendidikan di Aceh dengan mendirikan Unsyiah.

    Maka tujuan akhir dari prinsip melayani adalah terbukanya jalan keluar dari permasalahan yang ada. Jalan buntu yang menemukan titik terangnya. Maka Unsyiah terus berupaya meningkatkan kualitas institusinya, sehingga setiap permasalahan punya jalan keluarnya. Jika tidak, sebaik apapun pelayanannya tidak akan berarti apa-apa.

    Seperti solusi yang Rektor Unsyiah tawarkan saat mengetahui kendala yang ISBI Aceh hadapi selama ini adalah keterbatasan SDM. Dengan penuh ketulusan, Rektor Unsyiah bersedia memberikan rekomendasi siapa yang layak untuk menjadi dosen di kampus tersebut. Mereka adalah orang-orang Unsyiah dengan kompetensi yang telah teruji.

    Ya, melayani adalah wilayah kerjanya hati. Tetapi, menemukan titik terang dalam sebuah persoalan membutuhkan kompetensi lainnya. Dan itu adalah wilayah kerjanya akal pikiran. (ib)

    FOKUSFOKUS

    Sementara pukul 11.00 WIB Rektor Unsyiah sudah memiliki janji dengan tamu lain.

    Alhasil, pertemuan penting tersebut hanya berlangsung singkat. Meski demikian, Rektor Unsyiah tidak ingin pertemuan ini terkesan tergesa-tergesa. Apalagi Rektor ISBI Aceh baru saja menempuh perjalanan jauh. Maka

    secara khusus, Rektor Unsyiah bangun dari tempat duduknya lalu meminta kepada sekretarisnya untuk memesan kopi terbaik untuk rombongan ISBI Aceh.

    Aroma kopi arabica pun menguap di ruang mini Rektor Unsyiah. Pertemuan dua kampus Aceh ini pun berlangsung hangat. Pertemuan hari itu menghasilkan beberapa kesepakatan penting.

    Unsyiah dan ISBI Aceh sepakat untuk saling mendukung terwujudnya masa depan pendidikan Aceh yang lebih berkualitas.

    “Kerja sama seperti ini sangat penting, sebab tanggung jawab untuk melahirkan generasi Aceh yang cerdas bukan hanya tanggung jawab Unsyiah, tetapi semua pihak,” ujar Rektor Unsyiah.

  • 18

    EDISI 210 . APRIL 2017 EDISI 210 . APRIL 2017

    19

    Pelayanan yang baik adalah kunci keberhasilan sebuah institusi publik. Jika semangat

    melayani terus diterapkan, maka kepercayaan masyarakat terhadap institusi tersebut juga akan meningkat. Ini dapat menciptakan hubungan erat dan harmonis antara institusi dan masyarakat. Tetapi, membentuk institusi dengan karakter melayani bukanlah pekerjaan mudah. Sebab syarat penting yang harus dimiliki institusi tersebut adalah birokrasi yang sehat, berkompetensi serta bersedia melayani dengan sepenuh hati. Hal inilah yang mendorong Unsyiah untuk mengubah mindset birokrasinya, sehingga kampus ini benar-benar menjadi jantong hatee masyarakat.

    Oleh karena itu, dalam beberapa kesempatan ada tiga kata kunci yang selalu Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, tekankan dalam pidatonya. Rektor selalu mengajak semua orang khususnya civitas Unsyiah untuk bekerja dengan basis kejujuran, keikhlasan dan kebersamaan.

    “Kami sangat yakin dan percaya

    selalu dilaksanakan dengan cukup ketat demi menjunjung tinggi prinsip kejujuran. Unsyiah sangat tidak mentolerir praktik-praktik kecurangan. Bahkan, jika praktik kecurangan terungkap setelah proses seleksi usai, Unsyiah tidak segan-segan untuk membatalkan status kelulusan orang tersebut. Hal seperti ini sudah pernah terjadi di Unsyiah saat proses seleksi penerimaan mahasiswa baru yang melibatkan sekolah asal siswa. Akibatnya sekolah tersebut di-blacklist oleh Unsyiah

    “Karena kami percaya bahwa kejujuran adalah nilai yang paling menentukan untuk menjadikan

    seorang sukses di masa depan. Sementara kecurangan cepat atau lambat akan membawa malapetaka,” ungkap Rektor Unsyiah.

    Ya, berawal dari kejujuran maka akan hadir keikhlasan lalu akan membentuk kebersamaan. Jika prinsip ini telah menjadi karakter dalam sebuah birokrasi seperti di Unsyiah, maka dapat dipastikan kepercayaan masyarakat terhadap Unsyiah akan meningkat. Masyarakat semakin yakin jika kampus ini benar-benar menjadi jantoeng hatee rakyat Aceh sebab telah melayani mereka dengan sepenuh hati. (ib)

    FOKUSFOKUS

    KEJUJURAN, KEIKHLASAN,DAN KEBERSAMAAN

    mengerti apa yang semestinya ia lakukan.

    “Tanpa ada dosen, mahasiswa, dan pegawai maka kampus ini tidak ada. Maka kita harus bekerja secara bersama-sama. Inilah semangat yang selalu kita sampaikan,” ucap Wakil Rektor Bidang Mahasiswa dan Alumni Unsyiah, Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC, kepada para pegawai Unsyiah saat apel pagi (Senin, 13/3).

    Karena kejujuran adalah titik awalnya, maka dalam setiap proses seleksi penerimaan baik itu penerimaan mahasiswa, tenaga pendidikan, dan dosen

    bahwa tiga basis tersebut bukan hanya melambungkan prestasi Universitas Syiah Kuala, tetapi juga akan membuat kita semua lebih sukses dan lebih bahagia,” ucap rektor saat berpidato di hadapan wisudawan pada Februari 2017 lalu.

    Menurut Rektor, ketiga prinsip ini saling berkaitan. Maka ketiganya harus benar-benar tertanam dalam diri seseorang. Terlebih lagi civitas akademika Unsyiah punya tanggung jawab moral untuk membesarkan kampus ini dengan mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Jika dirunut, kejujuran adalah kata kunci pertama. Sebab tanpa kejujuran

    seseorang tidak mungkin bisa bekerja dengan penuh keikhlasan. Birokrasi yang sehat pun bisa terancam jika dihuni oleh orang-orang yang tidak jujur. Praktik-praktik penyimpangan akan mudah terjadi. Birokrasi yang buruk seperti ini akan menjadi bom waktu yang dapat menghancurkan institusi itu sendiri.

    Selanjutnya, jika keikhlasan dan kebersamaan telah berpadu akan menghadirkan semangat kebersamaan. Meski setiap orang berada di posisi berbeda, tetapi tetap akan memiliki visi yang sama untuk membesarkan institusinya. Kerja besar akan mudah terselesaikan karena setiap orang

  • 20

    EDISI 210 . APRIL 2017 EDISI 210 . APRIL 2017

    21

    t

    PROFILPROFIL

    Bagi Yulianti, Unsyiah adalah kampus yang asing. Perempuan kelahiran Kantumilena, Jayapura, 16 Juli 1992 ini, sama sekali tidak memiliki gambaran seperti apa Unsyiah. Saat mengikuti seleksi Beasiswa

    Afirmasi Pendidikan, Yulianti memilih kampus di Jawa sebagai pilihan pertama dan keduanya. Sementara pada pilihan ketiga ditentukan oleh Dikti (Direktorat Pendidikan Tinggi). Dan saat pengumuman, barulah Yulianti terkejut.

    “Aku pilihnya IPB, pas waktu lulus hasilnya, lha kok, di Unsyiah. Hah, itu di mana?” ceritanya saat ditemui Warta Unsyiah.

    Yulianti pun bertanya kepada tetangganya yang kebetulan orang Aceh. Saat itulah ia baru menyadari kalau Unsyiah berada di Banda Aceh. Tempat yang sangat jauh dari rumahnya di Papua. Ibu Yulianti, Yustina Samoa, sempat bimbang. Pasalnya, Yulianti belum pernah pergi jauh. Maka ia menyerahkan segala keputusan tersebut kepada anak ketiganya itu.

    “Aku bilang sama Mama kalau aku siap. Karena niat aku memang mau kuliah. Jadi enggak masalah.”

    Sebelum berangkat, ayah Yulianti, Frans Demena, sempat berpesan. Sebuah nasihat penting yang selalu diingatnya selama menjalani perkuliahan.

    “Kamu kuliahnya sampai berhasil ya, nak. Kamu harus bawa pulang ijazah,” Yulianti menirukan ucapan ayahnya dengan mata berkaca-kaca. Pesan inilah yang menguatkan Yulianti untuk terus belajar. Ia pun bertekad untuk membuat orang tuanya bangga.

    Yulianti membuktikan tekadnya tersebut. Ia akhirnya mampu menjadi lulusan pertama Beasiswa Afirmasi Pendidikan di seluruh Indonesia dengan IPK 3,38. Prestasi besar ini menjadi sangat berarti bagi dirinya. Saat wisuda, Yulianti tidak kuasa menahan haru ketika Rektor Unsyiah memintanya untuk foto bersama. Perasaannya campur aduk sebab teringat kedua orang tuanya yang tidak dapat hadir saat prosesi wisuda berlangsung.

    “Waktu lulus aku langsung hubungi orang tua,“Ma, Yuli wisuda”. Tapi, Mama cuma diam dan nangis, “Nak, kamu sudah sampai sejauh ini,” kenang alumni Fakultas Kelautan dan Perikanan Unsyiah ini.

    Tekad Yulianti untuk belajar tergolong kuat. Padahal saat duduk di Sekolah Dasar, ayahnya sempat melarang keras dirinya untuk sekolah karena faktor ekonomi. Bapak Yulianti hanyalah seorang buruh kasar, sementara ibunya sesekali menjadi kuli cuci pakaian. Semangat sekolah pernah ia tunjukkan saat ayahnya tidak mengizinkan Yulianti mengikuti ujian nasional Sekolah Dasar. Padahal saat itu ia telah mengenakan seragam.

    “Bapak, Yuli mau sekolah,” pintanya penuh iba saat itu.

    Keinginan kuat Yulianti untuk sekolah karena ia tidak ingin keluarganya terus-terusan hidup miskin. Yulianti tidak ingin orang tuanya bekerja terlalu keras lagi. Ia pun membuktikan kesungguhannya itu. Hasilnya saat ujian nasional Sekolah Dasar, nilai Yulianti tertinggi kedua se-kabupaten Jayapura.

    “Makanya terkadang aku mikirnya begini; Aku sudah lulus SMA, pasti aku bisa lulus kuliah. Sekarang aku sudah lulus S1, aku pun mikir-mikir lagi. Pasti nanti aku bisa juga lulus S2,” ucapnya sambil tersenyum.

    Saat ini Yulianti sedang mempersiapkan diri untuk melanjutkan kuliah S2. Ia pun mulai rajin belajar TOEFL. Di balik kegigihannya dalam melanjutnya pendidikan, Yulianti juga mengungkapkan jika ia merasa beruntung dapat kuliah di Aceh. Menurutnya, Aceh berperan penting membentuk dirinya menjadi lebih disiplin. Ia pun merasa pergaulannya lebih terjaga.

    Meski di Aceh Yulianti menjadi minoritas, tetapi ia tidak merasa terkungkung. Saat pertama kali tiba di Aceh, Yulianti memang sempat shock. Sebab Aceh dan Papua memiliki kultur yang jauh berbeda. Di Papua, ia terbiasa memakai baju lengan pendek sementara di Aceh hal tersebut dilarang. Namun, Yulianti tidak langsung membeli baju lengan panjang, ia malah membeli jaket untuk menjaga penampilannya.

    “Saya tidak biasa pakai lengan panjang karena terasa agak aneh ha-ha-ha,” ujarnya sambil tertawa.

    Hari-hari selanjutnya Yulianti mulai terbiasa dan mulai nyaman hidup bersama kultur masyarakat Aceh. Orang tuanya pun senang saat mengetahui kehidupan Yulianti di Aceh.

    “Baguslah berarti kalian itu dijaga dan dilindungi. Berarti kalian enggak mudah bergaul sama anak-anak yang aneh. Seperti yang lain itu, kerjanya ya mabuk-mabukan,” ujar Yulianti menirukan ucapan Ibunya.

    Hal ini pula membuat Yulianti bertekad. Jika suatu saat nanti ia memiliki anak, Yulianti ingin menyekolahkan anaknya di Aceh, “Karena kalau di Jakarta kan terlalu bebas, di Papua juga begitu. Tapi di Aceh, aku nyaman karena merasa dilindungi,” pungkasnya. (ib)

    YULIANTI ELISABET DEMENA

    ALUMNI FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN UNSYIAH

    LULUSAN PERTAMA BEASISWA AFIRMASI PENDIDIKAN DI SELURUH INDONESIA.

    MERASA BERUNTUNG KULIAH DI ACEH

  • QURANIC HEALINGDARI JANTUNG HATI

    22 PENGABDIAN 23PENGABDIAN

    Nabi Muhammad Saw bersabda, “Tidaklah Allah turunkan penyakit kecuali Allah turunkan pula

    obatnya.” (HR. Imam Bukhari)

    Hadis tersebut menegaskan jika semua penyakit di dunia ini pasti ada obat atau penawarnya. Hanya saja manusia belum bisa memecahkan seluruh teka-teki ciptaan Allah Swt yang bisa dijadikan sebagai obat. Alquran sebagai pedoman hidup umat Islam juga diturunkan sebagai syifa’ (penyembuh). Syifa’ bermakna penawar atau penyembuh untuk penyakit lahiriah maupun batiniah. Sedangkan pengertian dawa’ (obat) cenderung bermakna sebagai penyembuh bagi penyakit lahiriah semata.

    Oleh karena itu, Rumah Amal Mesjid Jamik Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) sebagai jantung hatinya rakyat Aceh mengusung sebuah program terapi psikis (kejiwaan) yang trauma akibat gempa di Kabupaten Pidie Jaya. Program yang bernama Quranic Healing tersebut digagas oleh Rumah Amal Mesjid Jamik Unsyiah

    di bawah koordinasi Dr. rer. pol Heru Fahlevi, S.E., M.Sc selaku direktur.

    Pelaksanaan Quranic Healing dilaksanakan sekaligus dengan program Pemberdayaan Ekonomi Umat. Ada enam desa di tiga kecamatan yang merasakan manfaat dari program ini, yaitu Desa Paru Keude, Desa Blang Sukon, Desa Sagou, Desa Jijiem, Desa Abah Lueng, dan Desa Lhok Puuk. Kegiatan tersebut terlaksana dengan menggandeng Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan Pascagempa Kabupaten Pidie Jaya

    42 orang mahasiswa serta dosen pendamping KKN Tematik di Pijay.

    Seorang peneliti dari Amerika Serikat, Dr. Ahmed El Kadi, melakukan penelitian mengenai pengaruh bacaan Alquran terhadap tubuh manusia. Penelitian tersebut dilakukan pada tiga kelompok manusia, yaitu seorang muslim yang pintar berbahasa Arab, muslim yang tidak bisa berbahasa Arab, dan non-muslim yang tidak bisa berbahasa Arab. Kemudian setiap pengaruh dari bacaan Alquran diukur dengan seperangkat alat elektronik perangkat studi dan evaluasi terhadap tekanan syaraf yang ditambah dengan komputer jenis Medical Data Exuizin (Medax) 2002. Medax ditemukan dan dikembangkan oleh Pusat Studi Kesehatan Universitas Boston dan sebuah perusahaan di Boston.

    Saat dibacakan sepotong ayat Alquran beserta terjemahannya, muncul dampak perubahan yang

    bisa ditunjukkan dengan akurasi 97 persen berhasil. Dampak tersebut timbul pada perubahan fisiologis dengan menurunnya kadar tekanan saraf secara spontanitas. Ini terlihat pada perubahan energi listrik pada otot-otot pada organ tubuh. Perubahan terjadi pada kulit, peredaran darah, detak jantung, volume darah yang mengalir pada kulit, dan suhu badan. Perubahan-perubahan ini menunjukan adanya perubahan pada organ-organ di saraf otak secara langsung sekaligus mempengaruhi organ tubuh lainnya.

    Melihat fenomena tersebut, maka ide untuk melakukan Quranic Healing merupakan pilihan tepat yang digagas tim Unsyiah. Pelaksanaan program Quranic Healing dan Pemberdayaan Ekonomi Umat dilakukan berdampingan dengan KKN Tematik selama satu bulan. Quranic Healing meliputi kegiatan pengajian, story telling, games Islami, film Islami, dan aktivitas

    lainnya. Sementara Pemberdayaan Ekonomi Umat antara lain mencakup pelatihan menjahit, pelatihan pengolahan ikan, dan pelatihan pembuatan susu kedelai. Program ini terlaksana berkat bantuan dari para donatur untuk korban gempa Pijay. Total dana yang diterima oleh Rumah Amal Unsyiah mencapai Rp. 300 juta rupiah. Selain kedua program itu, Rumah Amal Unsyiah juga menyerahkan berbagai jenis bantuan berupa sembako, pakaian, tenda pengungsian, dan sejumlah bantuan lainnya.

    Quranic Healing dan Pemberdayaan Ekonomi Umat ini bukan satu-satunya bentuk pengabdian yang dilakukan Unsyiah untuk masyarakat. Masih banyak kegiatan Unsyiah lainnya yang telah memberi manfaat kepada masyarakat. Unsyiah berharap upaya ini terus berjalan untuk menjawab Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian. (rz)

    EDISI 208 . FEBRUARI 2017EDISI 208 . FEBRUARI 2017

    (Pijay) beserta Badan Pengelola Kuliah Kerja Nyata (Bapel KKN) Unsyiah.

    Quranic Healing merupakan program penanggulangan trauma berbasis Alquran. Sedangkan program Pemberdayaan Ekonomi Umat merupakan upaya peningkatan keterampilan dan pemberian modal usaha disertai pendampingan pemasaran produk. Kedua program tersebut diperuntukkan bagi korban gempa bumi di Pidie Jaya. Quranic Healing dan Pemberdayaan Ekonomi Umat turut melibatkan

    EDISI 210 . APRIL 2017 EDISI 210 . APRIL 2017

  • menghadirkan Unit Pengembangan Program Pendamping Mata Kuliah Agama Islam (UP3AI). Kehadiran UP3AI sebagai upaya membantu mahasiswa untuk dapat membaca Alquran dan menjalankan praktek ibadah sehari-hari. Tanpa mengikuti UP3AI, mahasiswa tidak diperbolehkan mengambil mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI). Program UP3AI adalah program akademik sebagai prasyarat mata kuliah PAI.

    Umat Islam pun sebenarnya sangat ditekankan untuk dapat menguasai Alquran. Tanpa kemampuan membaca Alquran maka dipastikan seseorang akan sulit untuk melaksanakan ibadah lainnya seperti shalat. Selain membaca Alquran, Nabi Muhammad Saw memerintahkan umatnya agar senantiasa selalu dekat dan mempelajari Alquran. Rasulullah Saw bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya.” (HR. Imam Bukhari)

    Sementara itu, Allah Swt juga berfirman dalam surat Fathir ayat 29-30 yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri”.

    Hadis dan kalam Ilahi tersebut menjadi bukti kuat betapa mulianya orang-orang yang senantiasa mengaji dan mempelajari Alquran. Selain itu, umat Islam juga diperintahkan untuk mengamalkan isi kandungan Alquran. Mengamalkan isi kandungan Alquran akan lebih mudah jika setiap muslim kerap membaca dan mempelajarinya. Kedekatan seseorang dengan Alquran akan membuat hidupnya lebih terjaga dan damai. Berbagai perkara kehidupan berupa sains atau problematika dapat diselesaikan dengan mudah apabila di dalam diri seseorang terdapat ruh Alquran. Tak heran bahwa Rasulullah Saw dapat menyelesaikan beribu-ribu masalah kehidupan karena dalam dirinya telah terpupuk perangai yang digariskan Alquran.

    Rasulullah Saw dijuluki dengan Alquran yang berjalan sebab tingkah lakunya tidak pernah melenceng dengan firman Allah

    KAMPUSNUSANTARA MENGAJI

    24 25RELIGIARELIGIA

    EDISI 210 . APRIL 2017 EDISI 210 . APRIL 2017

    Swt. Kemudian seorang muslim juga diwajibkan untuk meyakini setiap ayat yang termaktub dalam Alquran. Apabila ia mengingkarinya maka salah satu rukun imannya telah gugur. Posisi kalam Ilahi berupa Alquran sangat sakral dalam Islam. Saking sakralnya, iman kepada kitab-kitab Allah Swt menduduki posisi keempat dalam rukun iman umat Islam. Maka sudah sepantasnya umat Islam memuliakan Alquran dengan membacanya, mempelajarinya, bahkan menghafalkannya.

    Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya Allah itu mempunyai keluarga yang terdiri dari pada manusia. Lantas Anas bin Malik bertanya, “Siapakah mereka itu wahai Rasulullah?” Baginda menjawab, “Yaitu ahli Quran (orang yang membaca atau menghafal Quran dan mengamalkannya). Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang yang istimewa bagi Allah.” (HR. Ahmad). (rz)

    Suasana malam di Masjid Jamik Kampus Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) pada Jumat (10/3), sangat

    berbeda dibandingkan malam-malam biasanya. Sejak sore hari para jamaah berdatangan dan memadati mesjid yang mampu menampung sekitar tiga ribu jamaah tersebut. Malam itu bukan malam tarawih atau sepuluh malam terakhir Ramadan. Mereka datang dengan niat untuk mengaji bersama dengan mengkhatamkan bacaan Alquran secara serentak se-Nusantara. Kegiatan ini bertajuk Kampus Nusantara Mengaji yang diikuti para mahasiswa, dosen, dan masyarakat sekitar Unsyiah. Diperkirakan sebanyak 1.800 orang ikut berpartisipasi pada kegiatan ini. Peserta sangat antusias mengikuti program rohani tersebut.

    Sontak malam itu listrik padam sesaat, tetapi tidak ada jamaah yang krasak-krusuk meninggalkan mesjid. Mereka tetap bertahan untuk melanjutkan pengajiannya. Bahkan di lantai dasar mesjid terlihat pemandangan syahdu dimana para mahasiswi berusaha menyalakan senter HP-nya untuk meneruskan bacaan Alquran.

    Suasana syahdu ini juga dirasakan di 27 kampus lainnya di Indonesia yang ikut menyemarakkan kegiatan

    serupa. Pengajian serentak ini dipimpin langsung oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir secara teleconference dari Masjid Nurul Huda Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Solo. Kampus Nusantara Mengaji juga bagian dari peringatan hari jadi UNS ke-41 tahun.

    Unsyiah sendiri selama ini telah menggalakkan mahasiswanya untuk mengikuti kegiatan-kegiatan islami. Bahkan Unsyiah sudah lama

  • 26

    EDISI 210 . APRIL 2017 EDISI 210 . APRIL 2017

    2726 27GALERIGALERI

  • Banyak toko buku di Indonesia menyediakan seperangkat buku mewarnai untuk orang dewasa. Buku tersebut juga dijual secara online melalui jejaring media sosial. Hal ini tentu menumbuhkan keingintahuan untuk mencoba kegiatan yang bermanfaat ini. Salah satu buku mewarnai yang paling laris di pasaran adalah Johanna Basford’s Secret Garden. Pada umumnya, buku mewarnai dilengkapi dengan berbagai tema gambar seperti flora dan fauna atau sketsa negara yang didesain khusus bagi orang dewasa.

    Semua orang pasti pernah mengalami stres, bosan, atau tertekan pada suatu kondisi di kehidupannya

    sehari-hari. Tidak ayal semua kegiatan dijajaki untuk meredakan kondisi tersebut, seperti menulis status di media sosial, curhat kepada sahabat, dan tidak jarang melampiaskannya pada makanan dan olahraga. Kegiatan mewarnai merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat kondisi perasaan tidak stabil. Kegiatan mewarnai kerap diidentikkan dengan aktivitas anak-anak. Sebab kegiatan ini merupakan rutinitas yang sering dilakukan siswa taman kanak-kanak. Tetapi saat ini, anggapan tersebut mulai tergeser seiring perkembangan zaman. Banyak orang dewasa yang turut melakukan kegiatan mewarnai untuk mengisi waktu luang dan melepas lelah dari belajar atau bekerja.

    KEGIATAN MEWARNAI MENYEHATKAN MENTAL

    Berbagai permasalahan dan tekanan yang dihadapi orang dewasa cenderung menimbulkan perasaan yang tidak stabil. Biasanya permasalahan tersebut menurunkan semangat dan produktifitas bekerja dan belajar. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengusir kejenuhan, salah satunya lewat kegiatan mewarnai. Tetapi, tidak banyak yang mengetahui jika kegiatan mewarnai dapat dijadikan alternatif untuk merilekskan tubuh dan pikiran.

    Ditinjau dari sejarahnya, pada awal tahun 1900-an para dokter di Amerika Serikat telah mempelajari dampak kegiatan mewarnai bagi kesehatan mental. Secara khusus psikiater Carls Jung memberikan terapi mewarnai untuk membuat pasiennya lebih fokus dan rileks. Seiring perkembangan ilmu terapi jiwa, para ahli terapi mencoba mengklarifikasi jika terapi mewarnai tidak termasuk ke dalam terapi seni. Menurut American Art Therapy Association, terapi seni merupakan proses pembuatan dan penciptaan hasil karya seni yang bermanfaat untuk menenangkan perasaan, mengurangi konflik dalam jiwa, meningkatkan kesadaran diri, mengembangkan keterampilan sosial, dan mengurangi rasa cemas. Berdasarkan pendapat tersebut, bisa diasumsikan jika mewarnai tidak dapat disebut terapi seni. Sebab kriteria sebuah terapi sangat tergantung pada prosedur yang terstruktur yang menekankan hubungan antara klien dan terapis. Kegiatan mewarnai sangat sederhana. Dapat dilakukan kapan dan dimana saja tanpa adanya terapis yang mengarahkan jalannya kegiatan mewarnai. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri, kegiatan mewarnai dapat mengurangi tekanan dan menenangkan pikiran kita.

    MEWARNAIMENGHILANGKANSTRES

    FOKUS PROSES, BUKAN HASIL

    Menurut Psikolog Gloria Martinez Ayala, kegiatan mewarnai dapat membantu otak untuk menurunkan aktivitas bagian otak yang mengontrol emosi (amygdala). Melalui kegiatan mewarnai, seseorang akan cenderung menyampingkan konflik dan masalahnya serta fokus sejenak untuk mewarnai. Hal ini yang menyebabkan menurunnya aktivitas amygdala yang ditandai dengan berkurangnya stres atau tekanan. Dalam proses mewarnai dibutuhkan fokus dan komitmen serta hindari memikirkan hasil berupa keindahan dan kerapian gambar. Ikuti kata hati dan biarkan tangan mengekspresikan melalui warna. Dalam proses mewarnai jangan sekali-kali kita merasa terikat dalam pemilihan warna. Luangkan waktu untuk mewarnai di tempat yang menurut kita paling nyaman seperti di rumah, taman, perpustakaan, dan tempat

    nyaman lainnya, sehingga kita dapat merasakan ketenangan dan mudah merilekskan pikiran. Mewarnai dapat dilakukan kapan saja dan tidak terfokus pada satu waktu. Gambar yang diwarnai pun tidak harus selesai dalam satu kali kegiatan, tetapi dapat dilanjutkan pada kegiatan selanjutnya.

    Keberhasilan kegiatan mewarnai tidak ditentukan oleh keindahan dan kerapian gambar, tetapi lebih menekankan pada perasaan yang kita dapatkan ketika mewarnai. Perasaan senang, lega, melupakan sejenak masalah dan yang paling penting adalah rileks. Untuk mendapatkan proses mewarnai berkualitas, kita dapat memulai kegiatan mewarnai mulai sekarang. Kegiatan mewarnai adalah salah satu kegiatan alternatif yang dianjurkan ketika mengalami stres. Kita mendapatkan kualitas emosi yang baik dan pengelolaan manajemen stres yang terkendali. (syr)

    FITRA MARSELA, S.PD

    ALUMNI BIMBINGAN DAN KONSELING, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, UNIVERSITAS SYIAH

    KUALA. PENERIMA BEASISWA BPI LPDP MAHASISWI MAGISTER BIMBINGAN DAN

    KONSELING UPI.

    28 29PERSPEKTIFPERSPEKTIF

    EDISI 210 . APRIL 2017EDISI 210 . APRIL 2017

  • sudah diterapkan secara turun-temurun dari nenek moyang ini sangatlah sulit.

    Keunggulan sistem pertanian secara multikultur adalah para petani tidak perlu menunggu hasil panen dari satu jenis tanaman saja yang belum tentu berhasil. Sistem ini menerapkan banyak tanaman yang dibudidaya sehingga mampu memperkecil peluang gagal panen hasil pertanian. Salah satu sistem pertanian multikultur yang telah diterapkan di beberapa pedesaan adalah sistem agroforestry (pertanian hutan). Sistem ini bukanlah upaya pemeliharaan hutan akan tetapi

    merupakan sistem pertanian yang pendekatannya sama dengan multikultur.

    Sistem agroforestry adalah mengelola suatu lahan yang digunakan semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang baik. Seperti membudidayakan tanaman sayuran, tanaman tahunan, tanaman holtikultura, dan beberapa jenis ternak serta ikan di dalam satu lahan. Petani yang telah menerapkan sistem ini umumnya belum memaksimalkan pelaksanaannya baik dari tujuan maupun pemanfaatannya. Beberapa fakta yang terjadi di lapangan adalah para petani membudidayakan banyak variasi tanaman dalam satu lahan hanya untuk tanaman pengisi saja.

    Para petani harus memiliki wawasan mengenai betapa bermanfaatnya sistem agroforestry ini. Sistem ini dapat menjadi pengendali hama serta penyedia unsur hara untuk kesuburan tanah. Kemungkinan suatu hama menyerang tanaman akan sangat minim karena tanaman yang dibudidayakan bervariasi. Keuntungan yang dapat diraih selanjutnya adalah hematnya biaya dalam proses pemupukan. Pupuk kandang dan bahan organik yang dihasilkan dalam suatu lahan dengan berbagai varian tanaman akan

    AGROFORESTRY, SOLUSI KEGALAUAN PARA PETANI

    mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia secara berlebihan.

    Sedangkan ditinjau dari segi ekonomi, sistem ini sangat menguntungkan karena merupakan salah satu wujud diversifikasi pangan. Hal tersebut karena adanya penganekaragaman pangan yang dibudidaya dalam suatu lahan. Sistem agroforestry ini juga meningkatkan keuntungan ekonomi sebab dapat panen bersamaan sehingga meningkatkan pendapatan para petani. Namun, jika seorang petani mengalami gagal dalam memanen sayur di dalam sebuah lahan, maka ada kemungkinan untuk memanen jengkol yang ditanam

    ODI WAYUNA

    MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU TANAH, FAKULTAS PERTANIAN,

    UNIVERSITAS SYIAH KUALA

    30 31RISETRISET

    di lahan yang sama. Begitupun jika seorang petani gagal memanen kentang, maka masih memiliki ayam dan ternak untuk dipanen sebab berada dalam satu lahan yang sama.

    Sistem pertanian yang modern mampu membawa perekonomian suatu bangsa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ini dapat dilihat di negara maju yang memiliki sistem pertanian modern serta memiliki petani berwawasan luas dalam mengembangkan sistem pertanian. Pembenahan dan manajemen sistem pertanian yang baik akan mampu mencukupi berbagai aspek kekurangan pangan di Indonesia. (cds)

    EDISI 208 . FEBRUARI 2017 EDISI 208 . FEBRUARI 2017

    Dunia pertanian sangat penting untuk terus dikaji sebab menjadi faktor pendukung kemajuan suatu

    negara. Pembenahan sistem manajemen pertanian yang baik akan mampu mencukupi berbagai aspek kekurangan pangan. Ketersediaan hasil pangan dan pertanian dapat menghemat pengeluaran negara dalam hal ekspor-impor.

    Permasalahan klasik yang menyebabkan sistem ekspor-impor terkendala selama ini terletak pada manajemen petani itu sendiri. Sistem pertanian yang

    Sistem agroforestry adalah mengelola suatu lahan yang digunakan semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang baik.

    EDISI 210 . APRIL 2017EDISI 210 . APRIL 2017

    mereka geluti selama bertahun-tahun seolah menjadi adat turun-temurun yang sulit diubah. Hal ini terbukti dari sulitnya para petani mempraktekkan hasil penyuluhan mengenai pengembangan sistem pertanian yang lebih modern.

    Salah satu sistem manajemen pertanian yang sering dijumpai adalah sistem pertanian monokultur. Sistem ini menerapkan petani hanya menanam satu jenis tanaman saja. Padahal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, petani dapat menerapkan sistem pertanian multikultur. Namun, untuk mengubah sistem pertanian yang

  • 32

    EDISI 210 . APRIL 2017

    33KREATIFKREATIF

    Bertanya bebanmuAdakah lelah yang menimpa?Banyakkah keluhan yang kau terima?Adakah yang menyakitimu duhai raga?

    Seribu pertanyaan, namun kau sanggup membalasnya dengan senyumanKarena senyum adalah kekuatanBukan hanya untuk jasadBukan pula untuk setan dan nafsu yang buruk niatTapi, inilah rasa cinta dan cita-cita tubuh yang harus diperjuangkan

    BURONAN MIMPI

    Semenjak merangkakAku bersusah payah agar jalanku lancarSeketika bisa berlariAkupun tak berhenti lagi

    Kala siang menyapaSenyumku sumringah, memikirkan setumpuk permainan yang akan ku mainkanMalamku menghampiriAkupun tak berhenti bergurau, seolah masaku tak lelah ingin mengikuti

    Akulah buronan mimpiMimpi hidupku tiada matiMimpi langkahku yang enggan menepiKarena matiku yang tak ingkar janjiMakaku terus melaluiSudilah kiranya ku tepati Jika pejuang mimpi telah berjutaMaka pasti banyak pengharapan yang penuh ibaAku hadir sebagai pelengkapnyaMenjadi pelaku yang tak kenal kecewaMembungkus mimpi lalu ku gencar sehabis-habisnya

    ANTARA DUA

    Cinta dan cita-citaBersemayam penuh malu dalam sanubariGemerlap dunia tak memudarkan pesonanyaKegigihannya melemahkan keluhan dan siasat manusia,

    Usaha yang kini kau pupukAdalah kecerdasan yang akan menumpukHarapan hidup kau rangkul tahta demi tahtaCinta dan cita-cita inilah yang katamu untuk masa depan kita,

    Beragam komunitas kau temaniBerbagai pertemuan kau jadikan referensiBuku, prestasi, dan bahasa adalah yang diam-diam kau perjuangkan,

    Wah, ternyata ada banyak duri yang terpegangAda hati yang tak kau terima, sakit pula yang kau deritaNamun, ada lagi kekuatan yang selalu menghasilkan karya nyata

    EDISI 210 . APRIL 2017

    NISA ULMUDDRIKA

    MAHASISWA JURUSAN FARMASI,FMIPA,

    UNIVERSITAS SYIAH KUALA

    Asa dan cita-cita adalah mimpikatamu berani meraih cita-citakenapa tidak berani mengumpulkan mimpi?Jika berani menulisnya, maka berani pula menelan pahit manisnya

    BERTAHAN

    Sabar, keluhkuDalam degup jantung merintih terkatung-katungKata-katamu menusuk hati ini yang rapiMerasa diri sangat dibenci

    Matamu melototMulutmu berucapMenyebarkan untaian piluTak tertahanDadaku bujuk, lalu ku bungkamMataku berbinar-binarSeperti seorang penyiar agama yang menangis karena duniaSamaku juga, berusaha bertahan pada kehidupan nyataLaksana kemarahan bayi yang tak jadiKarena sesuatu yang tak diberi

    Kucoba telan titahmuKu tanamkan dalam-dalam berontakkuKarena ku tahuSaat itu aku sedang menahan nafsu.

    Bertahanlah aku Pada kemarahannyaPada sikapnya yang memang bedaAku… Tersipu malu pada rombongan ekspedisiKarena ketidaksengajaanku yang menuntut telitiIngin menangisTapi, malu ini lebih besar daripada tetesan airmataku saat itu

  • 34

    EDISI 210 . APRIL 2017 EDISI 210 . APRIL 2017

    35GALERIGALERI

    Southern Cross University menandatangi Memorandum of Understanding (MoU) bersama Universitas Syiah Kuala. Kesepakatan kerjasama ini disampaikan langsung oleh Direktur AFG Venture Group Michael Fay kepada Rektor Unsyiah Prof.Dr. Samsul Rizal, M.Eng di ruang Rektor Unsyiah.

    Wakil Rektor III Unsyiah, Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC, melantik Muhammad Yunus sebagai Ketua Umum Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Unsyiah di Gedung Gelanggang Mahasiswa.

    Managing Director Commercial Funding Digital Banking and Distribution Bank BTN, Catur Budi Harto, Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., dan Dekan Fakultas Teknik, Dr. Ir. Mirza Irwansyah, M.B.A., M.L.A., meresmikan BTN Zone di Fakultas Teknik Unsyiah sebagai sarana civitas akademika Unsyiah dalam bertransaksi perbankan, sekaligus menjadi wadah entrepreneur yang ingin berbisnis e-commerce.

    Career Development Centre (CDC) Unsyiah kembali menggelar Job Fair (Bursa Kerja) yang bertajuk Unsyiah Career Day and Edu Expo 2017 di Gedung AAC Dayan Dawood. Selain menjaring tenaga kerja, job fair tahun ini juga diikuti lembaga pemberi beasiswa dari dalam maupun luar negeri.

  • EDISI 210 . APRIL 2017 EDISI 210 . APRIL 2017

    36 37GALERIGALERI

    Penyerahan piagam perghargaan kepada pemenang Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Perguruan Tinggi (ON MIPA-PT) 2017 tingkat universitas di halaman Kantor Pusat Administrasi (KPA) Unsyiah.

    Lembaga Penelitian dan Pengabdian

    kepada Masyarakat (LP2M) Unsyiah

    melakukan gotong royong di halaman gedung

    Biro Unsyiah. Kegiatanini memiliki

    dampak psikologis lingkungan yang

    sangat baik dalam kehidupan sosial

    masyarakat.

    Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal M.Eng., melantik tiga dekan baru periode 2017-2021 di gedung AAC Dayan Dawood. Mereka yang dilantik adalah Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Dr. Djufri MSi., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prof. Dr. Nasir S.E. MBA., dan Dekan Fakultas Hukum, Prof. Dr. Ilyas S.H. M.Hum.

    Bank Aceh Syariah melalui Gubernur Aceh, Dr. Zaini Abdullah, menyerahkan satu unit bus untuk Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry di Pendopo Gubernur. Pada kesempatan tersebut juga turut diserahkan satu unit mobil pemadam kebakaran kepada Kabupaten Bireun.

  • “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan

    dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR Bukhari dan Muslim).

    Menjadi pemimpin bukanlah pekara mudah. Perlu komitmen, kerja keras, dan pembuktian sumbangsih ilmu pengetahuan sehingga permasalahan dapat diselesaikan. Kehadiran pemimpin adalah elemen

    penting di dalam kehidupan. Sebab pemimpin merupakan tonggak sebuah kemajuan dan keberhasilan.

    Kehadiran pemimpin juga dirasakan oleh tiga fakultas di lingkungan Unsyiah. Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng melantik tiga dekan baru untuk periode 2017-2022. Mereka yang dilantik adalah Prof. Dr. Ilyas, S.H., M.Hum sebagai Dekan Fakultas Hukum, Prof. Dr. Nasir, S.E., MBA, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), serta Dr. Djufri, M.Si yang terpilih kembali

    sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Prof. Ilyas menggantikan Prof. Dr. Faisal, S.H., M.Hum dan Prof. Nasir menggantikan Dr. Mirza, S.E., MBA yang saat ini ditunjuk sebagai Kepala Unit Pengembangan Bisnis Unsyiah yang dibentuk sebagai persiapan Unsyiah menuju Badan Layanan Umum (BLU) Perguruan Tinggi.

    Prof. Samsul berharap agar pejabat baru ini dapat bekerja secara profesional untuk memajukan Unsyiah. Terlebih lagi usia Unsyiah

    PEMIMPIN BARUDI TIGA FAKULTAS

    telah melewati setengah abad. Maka perlu kerja sama yang kuat untuk membangun universitas, terutama dalam peningkatan nilai akreditasi program studi.

    “Para dekan baru juga harus mencatat setiap prestasi yang diraih mahasiswa dan penelitian yang dilakukan para dosen,” tegasnya.

    Menurut Rektor Unsyiah, saat ini Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) menilai Unsyiah telah meraih nilai sempurna untuk kategori akademik dan sumber daya manusia (SDM). Akan tetapi, Kemristekdikti menilai Unsyiah masih rendah pada kategori kemahasiswaan dan penelitian.

    “Padahal penelitian dan kegiatan mahasiswa kita sangat banyak, tetapi belum terdata dengan cukup baik. Jadi saya mengimbau kepada dekan baru untuk mencatat semua prestasi dan penelitian agar ranking Unsyiah menjadi lebih baik,” harapnya.

    Prof. Samsul juga mengingatkan kepada para dekan jika tantangan

    EDISI 210 . APRIL 2017 EDISI 210 . APRIL 2017

    38 39FAKULTASFAKULTAS

    Unsyiah ke depan semakin besar. Hal ini disebabkan program sarjana, pascasarjana, dan doktoral telah bergabung di bawah pengelolaan fakultas yang dulunya dikelola oleh Program Pascasarjana Unsyiah.

    “Ini membutuhkan pengelolaan dan konsentrasi yang lebih besar dalam bekerja karena tantangan ke depan semakin berat,” pungkasnya.

    Seperti diketahui, Prof. Ilyas menyelesaikan sarjana di program Hukum Agraria Fakultas Hukum Unsyiah pada tahun 1989. Lalu pada tahun 1995 menyelesaikan S2 Konsentrasi Hukum Agraria di Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dan di tahun 2005 menyelesaikan S3 Konsentrasi Hukum Agraria di Universitas Padjadjaran, Bandung. Sejak tanggal 1 Februari 2014, beliau diangkat sebagai Guru Besar bidang Ilmu Hukum Agraria di Fakultas Hukum, Unsyiah.

    Sementara itu, Prof. Nasir Azis mulai bertugas sebagai dosen Fakultas Ekonomi (FE), Unsyiah, sejak tahun 1991. Setelah menamatkan sarjana

    di FE, Unsyiah, pada tahun 1990 ia melanjutkan master di UKM dengan gelar MBA dan lulus pada tahun 1998. Selanjutnya pada tahun 2002, ia melanjutkan program doktor di Tokyo University of Agriculture and Technology, Jepang, dan lulus pada Juni 2005. Pada tahun 2008 mendapatkan gelar Guru Besar pada Fakultas Ekonomi, Unsyiah. Sebelumnya, Prof. Nasir Azis juga ditunjuk sebagai Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPKM) dan Ketua Program Studi Magister Manajemen, Unsyiah.

    Sedangkan Dr. Djufri, M.Si merupakan dosen program studi Pendidikan Biologi, FKIP, Unsyiah. Ia fokus di bidang keahlian ekologi tumbuhan dan biokonservasi. Pria kelahiran Aceh Tenggara, 11 November 1963 ini,  menamatkan sarjana Pendidikan Biologi di FKIP, Unsyiah, pada tahun 1988. Kemudian melanjutkan magister bidang Ekologi Tumbuhan di Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, pada tahun 1993. Serta program doktor bidang Biologi, Ekologi, dan Produk Bahan Alami di Institut Pertanian Bogor. Selama mengabdi di Unsyiah, pengalaman kepemimpinannya telah dimulai sejak menjadi Ketua Laboratorium Biologi, FKIP (1995-1999), Ketua Laboratorium Biologi, FMIPA (1996-1998), Pembantu Dekan IV FKIP (2007-2009), Pembantu Dekan III FKIP (2009-2013), dan Kepala Stasiun Riset University Farm di Lamno (2008-2011). (mr)

    Para dekan baru juga harus mencatat setiap prestasi yang diraih mahasiswa dan penelitian yang dilakukan para dosen.

    PROF. DR. IR. SAMSUL RIZALREKTOR UNSYIAH

  • EDISI 210 . APRIL 2017

    Imam Syafi’I once said, “Knowledgeable and civilized people will not stand in their hometown. Leave your country and go abroad! You will get a replacement from relatives and friends. Crease, because the sweetness of life is after a weary

    struggle”. This quote has powerful impacts for me: bringing me to have the chance to stay in another country by becoming a 3rd batch SEA Teacher Project participant in Valaya Alongkorn Rajabhat University, Prathum Thani, Thailand.

    “The SEA Teacher project or the ‘Pre Service Student Teacher Exchange in Southeast Asia’ is a project that aims to provide opportunity for pre service student teachers from universities in Southeast Asia to have teaching experiences (practicum) in schools in other countries in Southeast Asia.” (Seateacher.seameo.org). Syiah Kuala University is one of the universities in Indonesia that also participates in the project.

    What do you think when you hear about Thailand? The common answers, Thailand are The White Elephant Country, The Land of a Thousand of Pagodas, or a Buddhist country. Rarely do people know this royal country as Land of Smile country. I experienced of this; why the uncolonized country, as my perception, is called such the nickname.

    Before going to Thailand, my mind was surrounded by a number of worried questions, such as, “Could I survive there? Could Thai people speak English well? And other kinds of questions” After arriving in Don Muaeng Airport, I was surprised by such a strange, but friendly greeting that I did not recognize before by an immigrant staff. She with the palms pressed together in a prayer-like fashion, a slight of bow, and smiled, said, “Sawatdi kha.” The fact that she could not speak English well did not become serious problems. The

    communication between us was so interactive, with no miscommunications at all, as I imagined before. Her beginning greeting impressed me for the first time to be there.

    Thai people are friendly and helpful. On the second day in Thailand, I had a meeting with the presidents, deans, and others important officials of Valaya Alongkorn Rajabhat University (VRU), my host university in Thailand. One of the lectures next to me in a friendly way greeted me, and then we talked to each other. I was quite happy to be in that room. Then, I got Chiengrak Noi School as the place to do my internship and teaching practices. At the first day of my teaching, I did not know the ways to get back to my dormitory. My school supervisor offered me, while I did not ask. She said, “Because today is your first day here, I will bring and show you the ways to get to your dorm.” We went by a public transportation. My question is who is not happy if someone is treated such kinds of attitudes?

    Last, but not the least, in Thailand I had the chance to feel well-educational atmosphere. We went to school from Monday to Friday. Every day, we had to do flag ceremony for 30 minutes, starts from 08.00 to 08.30 in the morning. During myself in the school (for a month), I observed, none of the students came late to school. Apart from it, the students were so respectful to every teacher. Being an internship and a young teacher did not make me degraded by the students. They treated and loved me the same as other teachers. To be honest, I missed seeing the disciplines, punctuality, and respectfulness of them.

    One of SEA Teacher participants from Yogyakarta State University once said to me, “None does not love Thailand if he or she has lived there. We were also fortunate enough to have the chance to feel the sweetness of life in another country.” (fhr)

    EDISI 210 . APRIL 2017

    40 41ENGLISHENGLISH

    CURRICULUM VITAEName : MuhajirPlace/date of birth : Kota Fajar, 23 March 1995

    EDUCATIONAL BACKGROUND• SD Negeri 3 Meulaboh• SMP Negeri 3 Meulaboh• SMA NegerI 1 Meulaboh• FKIP (Teacher Training and Education

    Faculty), English Education Department, Syiah Kuala University

    SOCIAL MEDIASFacebook : Muhajir Julizar Line : muhajir_julizarInstagram : muhajirjulizar Email : [email protected]

    ACHIEVEMENT• SEA Teacher Project Participant in Valaya

    Alongkorn Rajabhat University, Thailand

    TheSweetness

    of Life from SEA Teacher

    Project

  • EDISI 210 . APRIL 2017 EDISI 210 . APRIL 2017

    42 43GALERIGALERI

    SEBANYAK 1.800 mahasiswa Unsyiah melakukan khatam Al quran bersama dalam program Kampus Nusantara Mengaji di Masjid Jamik Unsyiah. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Dies Natalis Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, yang turut melibatkan 27 Perguruan Tinggi di Indonesia.

    Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa Unsyiah bersama mahasiswa dari 27 Perguruan Tinggi lainnya serentak melakukan pengajian bersama secara teleconference yang dipimpin langsung oleh Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti), Mohammad Nasir, yang berada di Masjid Nurul Huda UNS.

    Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Samsul Rizal M.Eng, merasa bersyukur karena kegiatan Kampus Nusantara Mengaji mendapat respon positif dari mahasiswa Unsyiah. Kegiatan ini berlangsung sejak pukul 18.00 WIB hingga berakhir pukul 22.00 WIB.

  • 44 45GALERIGALERI

    EDISI 210 . APRIL 2017 EDISI 210 . APRIL 2017

  • EDISI 210 . APRIL 2017 EDISI 210 . APRIL 2017

    46 47ASPIRASIASPIRASI