Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

download Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

of 28

Transcript of Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    1/28

    Ketuban Pecah DIni

    MAKALAH

    OLEH :

    KELOMPOK 2

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    2/28

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan

    rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

    Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang kepada

    dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II yaitu ibu Eka Santi. S.Kep., Ns

    sehingga makalah ini terselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa pula kami

    mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang lain atas segala bantuan dan

    dukungannya. Kami memohon maaf jika dalam penulisan makalah ini banyak

    kekurangan yang kurang berkenan di hati.

    Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami

    mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk makalah ini.Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

    Amin.

    Banjarbaru, 12 April 2012

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    3/28

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003,

    angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka 307 per 100.000

    kelahiran hidup atau setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal karena

    berbagai sebab. Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-

    tanda persalinan dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda-tanda persalinan

    (Manuaba, 1998). Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam bidang

    kesehatan yang berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi

    korioamnionitis sampai sepsis, serta menyebabkan infeksi pada ibu yangmenyebabkan meningkatnya morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi (Prawirohardjo,

    2002).

    Ketuban pecah dini kemungkinan besar menimbulkan risiko tinggi infeksi dan

    bahaya kompresi tali pusat, maka dalam penatalaksanaan perawatannya dianjurkan

    untuk pemantauan ibu maupun janin dengan ketat (Achadiat,1995) KPD sering kali

    menimbulkan konsekuensi yang dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas pada

    ibu maupun bayi terutama kematian perinatal yang cukup tinggi. Kematian perinatal

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    4/28

    B. Tujuan Penulisan

    1. Tujuan Umum

    Agar mahasiswa mengetahui tentang asuhan keperawatan Ketuban Pecah

    Dini (KPD).

    2. Tujuan Khusus

    1. Agar mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep dasar Ketuban Pecah

    Dini(KPD)

    2. Agar mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan Ketuban Pecah

    Dini (KPD)

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    5/28

    BAB II

    ISI

    A. Konsep Dasar Ketuban Pecah Dini

    1. Pengertian

    Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda

    persalinan, dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan. Waktu sejak

    pecah ketuban sampai terjadi kontraksi rahim disebut kejadian ketuban pecah dini

    (dr. chrisdiono, 1995)

    Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan

    berlangsung.ketuban pecah dini di sebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan

    membrane atau meningkatnya tekanan intra uteri atau kedua faktor

    tersebut.berkurangnya kekuatan membrane disebabkan adanya infeksi yang dapatberasal dari vagina servik (sarwono prawiroharjop,2002) Adalah pecahnya ketuban

    sebelum in partu, yaitu bila pembukaan primi kurang dari 3 cm dan pada multipara

    kurang dari 5 cm. ( Sarwono Prawirohardjo, 2005 )

    Ketuban pecah dini, yaitu, bocornya cairan amnion sebelum mulainya

    persalinan, terjadi pada kira-kira 7 sampai 12 persen kehamilan. Paling sering,

    ketuban pecah pada atau mendekati saat persalinan; persalinan terjadi secara spontan

    dalam beberapa jam. Bila ketuban pecah dini dihubungkan dengan kehamilan

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    6/28

    e. Kelainan bawaan dari selaput ketuban

    f.

    Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban

    dalam bentuk proteolitik sehingga menyebabkan ketuban pecah.

    Manifestasi Klinik

    keluar ketuban warna putih, keruh, jernih, kuning, hijau / kecoklatan sedikit /

    banyak

    dapat di sertai demam bila sudah ada infeksi

    janin mudah teraba

    pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada , air ketuban sudah kering

    inspeksikula, tampak air ketuban mengalir / selaput ketuban tidak ada dan

    air ketuban ketuban sudah kering

    C. Patofisiologi

    a. Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan

    vaskularisasi

    b. Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah

    pecah dengan mengeluarkan air ketuban.c. ascending infection, pecahnya ketuban menyebabkan ada hubungan langsung

    antara ruang intraamnion dengan dunia luar.

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    7/28

    Cairan tampak di introitus

    Tidak ada his dalam 1 jam Ketuban pecah dini

    Cairan vagina berbau

    Demam/menggigil

    Nyeri perut Riwayat keluarnya cairan

    Uterus nyeri

    DJJ cepat

    Perdarahan pervaginam sedikit Amniotomis

    Cairan vagina berbau

    Tidak ada riwayat ketuban pecah

    Gatal

    Keputihan Nyeri perut

    Disuria Vaginitis

    Caitan vagina berdarah

    Cairan berupa darah dan lendir Nyeri perut

    Gerak janin berkurang

    Perdarahan banyak

    Pembukaan dan pendataran cervik Perdarahan Antepartum

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    8/28

    F. Pengobatan dan Penatalaksaan

    Penatalaksanaan menurut buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal

    dan neonatal

    a. Konservatif

    1. Rawat rumah sakit dengan tirah baring.

    2. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan gawat janin.

    3. Umur kehamilan kurang 37 minggu.

    4. Antibiotik profilaksis dengan amoksisilin 3 x 500 mg selama 5 hari.

    5. Memberikan tokolitik bila ada kontraksi uterus dan memberikan kortikosteroid

    untuk mematangkan fungsi paru janin.

    6. Jangan melakukan periksan dalam vagina kecuali ada tanda-tanda persalinan.7. Melakukan terminasi kehamilan bila ada tanda-tanda infeksi atau gawat janin.

    8. Bila dalam 3 x 24 jam tidak ada pelepasan air dan tidak ada kontraksi uterus

    maka lakukan mobilisasi bertahap. Apabila pelepasan air berlangsung terus, lakukan

    terminasi kehamilan.

    b. Aktif

    1. Bila didapatkan infeksi berat maka berikan antibiotik dosis tinggi. Bila

    ditemukan tanda-tanda inpartu, infeksi dan gawat janin maka lakukan terminasi

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    9/28

    2. Yang tidak boleh dilakukan:

    a) Tidak boleh berendam dalam bath tub, karena bayi ada resiko terinfeksi

    kuman.

    b) Jangan bergerak mondar-mandir atau berlari ke sana kemari, karena air

    ketuban akan terus keluar. Berbaringlah dengan pinggang diganjal supaya

    lebih tinggi.

    G. Pemeriksaan Penunjang

    a. Hitung Darah Lengkap dengan Apusan Darah.

    Leukositosis digabung dengan peningkatan bentuk batang pada apusan tepi

    menunjukkan infeksi intrauterin.b. Diagnosis banding

    Diagnosis banding hams mencakup kemungkinan inkontinensia urin. Karena urin

    biasanya asam, perbandingan pH urin dan pH vagina membantu dalam

    membedakan.

    c. Ultrasonografi:

    Pengukuran diameter biparietal, sirkumferensia tubuh janin, dan pattjangnya

    leniiir memberikan perkiraan umur kehamilan. Diameter biparietal lebih besar

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    10/28

    Peningkatan protein C-reaktif serum menunjukkan peringatan awal

    korioamnionitis.

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    11/28

    BAB III

    Asuhan Keperawatan

    Pengkajian

    1) Riwayat Kesehatan :

    Kajian berfokus kepada manifestasi klinik keluhan utama, kejadian yang

    membuat kondisi sekarang ini, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan

    keluarga, dan riwayat psikososial. Riwayat kesehatan dimulai dari biografi

    pasien. Aspek yang sangat erat hubungannya dengan gangguan sistem

    pernapasan adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan (terutama gambaran kondisi

    tempat kerja), dan tempat tinggal.

    a) Keluhan utama

    Keluhan utama yang biasa muncul pada pasien yang mengalamigangguan siklus O2 dan CO2 antara lain batuk, peningkatan produksi

    sputum, dispnea, hemoptisis, wheezing, stridor, dan nyeri dada.

    -

    Batuk (Cough)

    Batuk merupakan gejala utama pada pasien dengan gangguan

    sistem pernapasan. Tanyakan berapa lama pasien mengalami batuk

    (misal: satu minggu, tiga bulan). Tanyakan juga bagaimana hal

    tersebut timbul dengan waktu yang spesifik (misal: pada malam hari,

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    12/28

    - Dispnea

    Dispnea merupakan suatu persepsi kesulitan bernapas/napas

    pendek dan merupakan perasaan subjektif pasien. Perawat mengkaji

    tentang kemampuan pasien saat melakukan aktivitas.

    - Hemoptisis

    Hemoptisis adalah darah yang keluar dari mulut saat batuk.

    Perawat mengkaji apakah darah tersebut berasal dari paru-paru,

    perdarahan hidung, atau perut. Darah yang berasal dari paru-paru

    biasanya berwarna merah terang karena darah dalam paru-paru

    distimulasi segera oleh refleks batuk.

    - Chest pain

    Nyeri dada (Chest pain) dapat berhubungan dengan masalahjantung dan paru-paru. Gambaran yang lengkap dari nyeri dada dapat

    menolong perawat untuk membedakan nyeri pada pleura,

    muskuloskeletal, kardik, dan gastrointestinal. Paru-paru tidak

    mempunyai saraf yang sensitif terhadap nyeri. Oleh karena perasaan

    nyeri murni bersifat subjektif, maka perawat harus menganalisis nyeri

    yang ditimbulkan dan berhubungan dengan masalah.

    b)Riwayat kesehatan masa lalu

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    13/28

    2) Dada diobservasi dengan membandingkan satu sisi dengan yang

    lainnya.

    3) Tindakan dilakukan dari atas sampai bawah.

    4) Inspeksi dada posterior terhadap warna kulit dan kondisinya (skar,

    lesi, dan massa) dan gangguan tulang belakang (kifosis, skoliosis,

    dan lordosis).

    5)

    Catat jumlah, irama, kedalaman pernapasan, dan kesimetrisan

    pergerakan dada.

    6) Observasi tipe pernapasan seperti: pernapasan hidung atau

    pernapasan diafragma serta penggunaan otot bantu pernapasan.

    7) Saat mengobservasi respirasi, catat durasi dari fase inspirasi (I) dan

    fase ekspirasi (E). Rasio pada fase ini normalnya adalah 1 : 2.8) Kaji konfigurasi dada dan bandingkan diameter anteroposterior (AP)

    dengan diameter lateral/transversal (T). Rasio normal berkisar antara

    1 : 2 sampai 5 : 7, tergantung dari kondisi cairan tubuh pasien.

    9) Kelainan pada bentuk dada:

    - Barrel chest

    Timbul akibat terjadinya overinflation paru-paru. Terdapat

    peningkatan diameter AP : T (1 : 1), sering terjadi pada pasien

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    14/28

    Terlihat dengan adanya elevasi skapula yang akan mengganggu

    pergerakan paru-paru. Kelainan ini dapat timbul pada pasien

    dengan osteoporosis dan kelainan muskuloskeletal lain yang

    mempengaruhi thoraks.

    Kifosis : meningkatnya kelengkungan normal columna

    vertebrae thoracalis menyebabkan pasien tampak bongkok.

    Skoliosis : melengkungnya vertebrae thoracalis ke samping,

    disertai rotasi vertebral.

    10) Observasi kesimetrisan pergerakan dada. Gangguan pergerakan atau

    tidak adekuatnya ekspansi dada mengindikasikan penyakit pada paru-

    paru atau pleura.

    11)

    Observasi retraksi abnormal ruang interkostal selama inspirasi, yangdapat mengindikasikan obstruksi jalan napas.

    2.Palpasi

    Palpasi dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan

    mengobservasi abnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit, dan

    mengetahui vocal/tactile premitus (vibrasi). Perlu dikaji juga kelembutan

    kulit terutama jika pasien mengeluh nyeri. Perhatikan adanya getaran

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    15/28

    Dihasilkan pada jaringan paru-paru, normal umumnya bergaung

    dan bernada rendah.

    - Dullness

    Dihasilkan di atas bagian jantung atau paru-paru.

    - Tympany

    Dihasilkan di atas perut yang berisi udara umumnya bersifat

    musikal.

    2)Suara perkusi abnormal

    - Hiperresonan

    Bergaung lebih rendah dibandingkan dengan resonan dan timbul

    pada bagian paru-paru yang abnormal berisi udara.- Flatness :

    Nadanya lebih tinggi dari dullness dan dapat didengar pada perkusi

    daerah paha, di mana seluruh areanya berisi jaringan.

    4.

    Auskultasi

    Auskultasi merupakan pengkajian yang sangat bermakna mencakup

    mendengarkan suara napas normal dan suara tambahan (abnormal). Suara

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    16/28

    sedang. Inspirasi sama panjang dengan ekspirasi. Suara ini

    terdengar di daerah dada di mana bronkhus tertutup oleh dinding

    dada.

    - Vesikular : terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi.

    Inspirasi lebih panjang dari ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti

    tiupan.

    2)Jenis suara napas tambahan adalah:

    - Wheezing: terdengar selama inspirasi dan ekspirasi, dengan

    karakter suiara nyaring, musikal, suara terus-menerus yang

    disebabkan aliran udara melalui jalan napas yang menyempit.

    -

    Ronchi : terdengar selama fase inspirasi dan ekspirasi, karaktersuara terdengar perlahan, nyaring, dan suara mengorok terus-

    menerus. Berhubungan dengan sekresi kental dan peningkatan

    produksi sputum.

    - Pleural friction rub : terdengar saat inspirasi dan ekspirasi.

    Karakter suara kasar, berciut, dan suara seperti gesekan akibat dari

    inflamasi pada daerah pleura. Sering kali pasien mengalami nyeri

    saat bernapas dalam.

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    17/28

    3) Pemeriksaan diagnostik :

    -

    Foto toraks :

    Pada foto toraks, broncho pneumonia terdapat bercak-bercak infiltrat

    pada satu atau beberapa lobus, jika pada pneumonia lobaris terlihat

    adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus.

    - Laboratorium :

    o

    Gambaran darah tepi menunjukan leukositosis, dapat mencapai

    15.000-40.000 /mm3 dengan pergeseran ke kiri. Kuman penyebab

    dapat dibiakan dari usapan tenggorokan, dan mungkin juga dari

    darah.

    o Urin biasa berwarna lebih tua, mungkin terdapat albumia uria ringan

    karena suhu yang naik & sedikit torak halin.o AGD dapat menunjukan asidosis metabolic dengan atau tanpa retensi

    CO2.

    4) Pengkajian psikososial

    Pengkajian psikososial meliputi kajian tentang aspek kebiasaan hidup pasien

    yang secara signofikan berpengaruh terhadap fungsi respirasi. Beberapa

    kondisi respiratori timbul akibat stres. Penyakit pernapasan kronis dapat

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    18/28

    3. Ansietas berhubungan dengan kurang nya pengetahuan atau konfirmasi

    tentang penyakit

    4. Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan adanya nyeri,

    peningkatan HIS

    5. .Intoleransi aktifitas b.d. kelemahan fisik

    (Dangoes:2000)

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    19/28

    No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Inervensi Rasional

    1 Resiko infeksi berhubungan

    dengan prosedur invasif, pecah

    ketuban, kerusakan kulit,

    penurunan hemoglobin,

    pemajanan pada patogen

    Tujuan :

    infeksi tidak terjadi

    pada ibu

    kriteria hasil

    pencapaian tepat

    waktu pada pemulihan

    luka tanpa komplikasi

    Tinjau ulang

    kondisi/faktor risiko

    yang ada

    sebelumnya. Catat

    waktu pecah

    ketuban.

    Kaji terhadap

    tanda dan gejala

    infeksi (misalnya:

    peningkatan suhu,

    nadi, jumlah sel

    darah putih, atau

    bau/warna rabas

    vagina).

    Berikan

    perawatan perineal

    sedikitnya setiap 4

    jam bila ketuban

    Kondisi dasar ibu, seperti

    diabetes atau hemoragi,

    menimbulkan potensial resiko

    infeksi atau penyembuhan luka

    yang buruk. Resiko

    korioamnionitis meningkat

    dengan berjalannya waktu,

    sehingga meningkatkan resiko

    infeksi ibu dan janin.

    Pecah ketuban terjadi 24jam

    sebelum pembedahan dapat

    menyebabkan amnionitis sebelum

    intervensi bedah dan dapat

    mengubah penyembuhan luka.

    Untuk mencegah agar tidak

    terjadi infeksi

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    20/28

    telah pecah

    2

    3

    Gangguan rasa nyaman : nyeri

    berhubungan dengan terjadi nya

    ketegangan otot rahim

    Ansietas berhubungan dengan

    kurang nya pengetahuan atau

    konfirmasi tentang penyakit

    Tujuan :

    rasa nyeri berkurang

    Kriteria hasil :

    klien tampak tenang

    klien tampak nyaman

    Tujuan :

    klien pengetahuan klien

    bertambah setelah

    diberikan informasi

    mengenai penyakit nya

    kriteria hasil :

    1. klien tidak resah lagi

    dengan peyakit nya

    monitor tanda

    tanda vital : TD,

    pernafasan, nadi dan

    suhu

    ajrakan klien

    teknik relaksasi

    atur posisi klien

    berikan

    lingkungan yang

    nyaman dan batasi

    pengunjung

    tinjau proses

    penyakit dan

    harapan masa depan

    dorong periode

    istirahat yang

    adekuat dengan

    aktifitas terjadwal

    berikan

    nyeri dapat mengakibatkan

    peningkatan frekuesni pernafasan

    dan nadi

    untuk mengurangi rasa nyeri

    yang dirasakan klien

    untuk memberikan

    kenyamanan pada klien

    agar klien dapat beristirahat

    memberikan pengetahuan

    dasar dimana klien dapat

    membuat pilihan

    agar klien tidak merasa jenuh

    dan mempercepat proses

    penyembuhan

    agar klien mengerti dengan

    bahaya nya infeksi dan penyakit

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    21/28

    4 Gangguan kebutuhan istirahat

    tidur berhubungan dengan

    adanya nyeri , peningkatan HIS

    menunjukkan

    pemahaman akan proses

    penyakit dan prognosis

    tujuan :

    kebutuhan istirahat

    tidur klien terpenuhi

    Kriteria hasil :

    klien dapat tidur

    dengan tenang dan tidak

    gelisah

    klien menunjukkan

    pola tidur yang adekuat

    pelayanan kesehatan

    mengenai penyakit

    nya

    jelaskan kepada

    klien apa yg terjadi,

    berikan kesempatan

    untuk bertanya dan

    berikan jawaban

    yang terbuka dan

    jujur

    lakukan

    pengkajian terhadap

    gangguan kebutuhan

    tidur

    motivasi klien

    agar mengalihkan

    perhatian

    monitor

    kebutuhan tidur

    nya

    menunjukkan realitas situasi

    yang dapat membantu klien atau

    orang terdekat menerima realitas

    dan mulai menerima apa yang

    terjadi

    agar dapat memberikan

    gambaran sampai sejauh mana

    kebutuhan tidur terganggu

    dengan mengalihkan perhatian,

    maka perhatian klien tidak hanya

    tertuju pada rasa nyeri sehingga

    membantu relaksasi pada klien

    sewaktu tidur

    untuk mengetahui apakah

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    22/28

    5 Intoleransi aktifitas b.d.

    kelemahan fisik

    Tujuan:

    - aktivitas kembali sesuaikemampuan pasien.

    Kriteria hasil:

    - pasien bisa beraktivitas

    seperti biasa.

    ciptakan suasana

    nyaman

    - Bantu pasien dalam

    memenuhikebutuhan sehari-

    hari seminimal

    mungkin.

    - Beri posisi

    nyaman.

    -Anjurkan

    menghemat energy

    hindari kegiatan

    yang melelahkan.

    -Jelaskan pentingnya

    kebutuhan tidur klien terpenuhi

    seperti biasa atau belum

    suasana yang tenang dapat

    membantu relaksasi sehingga

    nyeri berkurang dan klien bisa

    tidur

    agar kebutuhan seharihari

    klien dapat terpenuhi seperti biasanya

    agar klien merasa nyaman dan

    tenang

    kelelahan dapat menyebabkan

    lama nya proses penyembuhan

    klien,,jadi dengan menghindari

    kegiatan yang melelahkan dapat

    membantu proses penyembuhan

    proses penyembuhan

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    23/28

    mobilisasi diri.

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    24/28

    Implementasi

    Setelah rencana keperawatan di susun, maka rencana tersebut diharapkan

    dalam tindakan nyata untuk mencapai tujuan yang diharapkan, tindakan tersebut

    harus terperinci sehingga dapat diharapkan tenaga pelaksanaan keperawatan dengan

    baik dan sesuai dengan waktu yang ditentukan

    Implementasi ini juga dilakukan oleh si pembuat rencana keperawatan dan di dalam

    pelaksanaan keperawatan itu kita harus menjunjung tinggi harkat dan martabat

    sebagai manusia yang unik

    Evaluasi

    Evaluasi adalah hasil akhir dari proses keperawatan dilakukan untuk

    mengetahui sampai dimana keberhasilan tindakan yang diberikan sehingga dapat

    menentukan intervensi yang akan dilanjutkan

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    25/28

    BAB IV

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah

    kehamilan berusia 22 minggu sebelum proses persalinan berlangsung dan dapat

    terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan

    aterm.

    Penyebabnya masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti.

    Beberapa laporan menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan erat dengan KPD,

    namun faktor-faktor mana yang lebih berperan sulit diketahui. Kemungkinan yang

    menjadi faktor predesposisi adalah: Infeksi, Servik yang inkompetensia, Tekananintra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan (overdistensi uterus),

    misalnya (trauma, hidramnion, gemelli), Kelainan letak, Keadaan sosial ekonomi, dan

    factor lain

    Walaupun pendekatan diagnosis KPD cukup banyak macam dan caranya,

    namun pada umumnya KPD sudah bisa terdiagnosis dengan anamnesa dan

    pemeriksaan sederhana.

    Penatalaksanaan KPD tergantung pada umur kehamilan. Kalau umur

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    26/28

    yang tepat serta pemilihan rencana tindakan antara koservatif dan aktif sesuai dengan

    umur kehamilan dapat menurunkan resiko dan kematian ibu dan bayi.

    B. Saran

    1. Sebagai seorang perawat untuk menanggapi masalah Ketuban Pecah Dini,

    perawat harus mempunyai skill dan kemampuan untuk mengatasi suatu masalah

    terjadinya Asuhan Keperawatan ibu dengan Ketuban Pecah Dini

    2. Perawat harus dituntut untuk menjadi perawat yang profesional dimana perawat

    dapat berfikir kritis dalam mengatasi masalah yang terjadi pada pasien yang

    mengalami Ketuban Pecah Dini

    3. Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu mahasiswa mengenal

    lebih dalam tentang Asuhan Keperawatan ibu dengan Ketuban Pecah Dini.

    4. Diharapkan kepada pihak pendidikan untuk memperbanyak buku tentangkeperawatan maternitas terutama tentang masalah ketuban pecah dini.

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    27/28

    Daftar pustaka

    James R Scott, et al. Danforth buku saku obstetric dan ginekologi. Alih bahasa TMA

    Chalik. Jakarta: Widya Medika, 2002.

    Obstetri fisiologi, Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Unversitas

    Padjajaran Bandung, 1993.

    Mochtar, Rustam. Sinopsis obstetrik. Ed. 2. Jakarta: EGC, 1998.

    Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga

    berencana. Jakarta: EGC, 1998.

    Bobak, Lowdermilk, Jensen. Buku ajar keperawatan maternitas. Alih bahasa: Maria

    A. Wijayarini, Peter I. Anugerah. Jakarta: EGC. 2004

    Helen Varney, 2000, Buku saku bidan, Jakarta.IBG Manuaba, 1998, Ilmu kebidanan dan penyakit kandungan dan keluarga

    berencana.

    Rustam mochtar, 1998, synopsis jilid I, Jakarta, penerbit buku kedokteran EGC.

  • 8/10/2019 Ketuban Pecah DIni-Vita Edit

    28/28