Ketikan PL I
-
Upload
harsa-firdiansyah -
Category
Documents
-
view
21 -
download
0
description
Transcript of Ketikan PL I
PL I
PENGUJIAN KOMPOSISI PASIR CETAK
1.1 Pengujian Kadar Air Pasir Cetak
1.1.1 Tujuan Pengujian
Tujuan yang hendak dicapai dari pengujian ini adalah:
1. Praktikan mengetahui dan memahami dengan benar komposisi pasir cetak.
2. Praktikan mampu menganalisa kadar air, kadar pengikat, serta besar nomor
kehalusan pasir cetak.
3. Praktikan mampu mengoperasikan alat-alat praktikum pengujian pasir cetak.
4. Praktikan mampu menganalisa laju penguapan kadar air di dalam pasir cetak.
1.1.2 Dasar Teori
1.1.2.1 Definisi dan Fungsi Kadar Air
Kadar air merupakan jumlah air yang terkandung di dalam pasir cetak dan
dinyatakan dalam kadar air standart untuk pasir cetak adalah antara 1,5% - 1,8%
tergantung dari jenis cetakan dan logam yang di tuang.
Kadar air (%) = x 100 %
Keterengan:
Berat awal : berat pasir sebelum dilakukan pengujian (gram)
Berat akhir : berat pasir setelah dilakukan pengujian (gram)
Sumber : Richard W Heine (2010,88)
1.1.2.2 Macam-macam Air
a. Air Terikat
Air terikat adalah air yang terikat pada lempung tersebut hingga dapat
mengikat butiran pasir.
b. Air Bebas
Air bebas adalah air yang kehilangan fungsinya sebagai aktivator pengikat
lempung dan akhirnya masuk ke dalam celah-celah antar butiran pasir, sehingga
tidak bisa mengikat butir pasir
1.1.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Penguapan Kadar Air
a. Waktu pemanasan
Dengan semakin lama waktu pemanasan maka kadar air yang menguap
akan semakin besar. Bila pemanasan pada waktu tertentu,penguapan terjadi
semakin konstan. Hal ini di karenakan kadar air dalam pasir cetak telah habis
menguap.
b. Temperatur pemanasan
Semakin tinggi temperatur pemanasan, maka kadar air yang diuapkan
makin besr, dan sebaliknya tergantung pada tinggi atau rendahnya temperature
pemanasan.
c. Luas penampang permukaan butir
Bila semakin besar ukuran besar luas penampang permukaan butir dari
pasir cetak, maka penguapan semakin cepat.
d. Ukuran dan dimensi butir
Semakin besar ukuran pasir, celah antara butir akan semakin besar,
sehingga uap air akan mudah keluar saat pemanasan, sehingga laju
penguapannya tinggi dan bila butir pasir homogeny, air akan lebih cepat
menguap disbanding butir pasir homogen, karena rongga antar butir yang
terbentuk lebih besar sehingga laju penguapannya lebih tinggi.
e. Kelembaban Udara
Tingkat kelembapan udara juga berpengaruh terhadap pengujian kadar air
pasir cetak, karena pada saat pengujian dapat dipastikan terdapat udara
didalam alat moisture analyser yang dipanaskan. Semakin tinggi kelembapan
udara, semakin banyak uap air yang terkandung didalam udara lingkungan,
sehingga banyak uap air yang dipanaskan.
f. Tekanan Udara
Semakin tinggi tekanan udara maka tekan pada molekul disekitarnya
berkurang, sehingga dapat bergerak dan laju penguapan cepat, sebaliknya jika
tekanan udara rendah maka molekul udara disekitar lebih cepat sehingga
penguapannya lambat.
1.1.2.4 Pengaruh Kadar Air terhadap Pengujian Karakteristik Pasir Cetak
A. Pengaruh Kadar Air Terhadap Kekuatan Pasir Cetak
1. Kekuatan Basah
Jika kadar air meningkat pada prosentase tertentu maka kekuatan
akan meningkat karena air mengaktivasi bentonit sehingga bentonit
berikatan dengan pasir, sehingga pasir lebih kuat, namun ketika setelah
melewati titik maksimum dan kadar air dinaikan maka kekuatan akan
berangsur-angsur menurun, hal ini di karenakan bentonit tidak dapat
mengikat air lagi, hal ini sesuai dengan sifat bentonit yang hanya mengikat
air dalam jumlah terbatas. Kelebihan air bisa jadi pelumas dan membuat
pasir cetak menjadi pasta dan kekuatan turun.
Gambar 1.1 Grafik Pengaruh Air dan Bentonit pada pasirSumber: Tata Surdia “ Teknik Pengecoran Logam “ (112)
2. Kekuatan Kering
Semakin besar kadar air yang diberikan maka kekuatan kering dari
pasir cetak akan semakin besar pula. Hal ini disebabkan semakin banyak
air yang di berikan semakin banyak pula bentonit yang teraktivasi seingga
daya ikat pasir akan semakin besar.
B. Pengaruh Kadar Air Terhadap Permeabilitas Pasir Cetak
Kadar air standart untuk pasir adalah 1,5-8% tergantung dari jenis cetakan
dan logam yang dituang. Apabila kadar air bertambah, permeabilitas naik
sampai titik maksimum dan menurun bila ditambah secara terus-menerus
dengan kelebihan air permeabilitas menurun karena rongga anata butir pasir
ditempati oleh air bebas. Begitu pula dengan kadar air yang tidak cukup akan
menurunkan permeabilitas karena aka nada bentonit yang tidak teraktivasi
yang mana bentonit tersebut akan mengisi rongga antar butir pasir.
1.1.3 Pelaksanaan Pengujian
1.1.3.1 Alat dan Bahan
1. Moisture Analyser
Alat ini digunakan untuk mengukur kandungan kadar air pasir cetak.
Merk : Sartorius
Voltase : 100 – 120 / 220 – 290 VAC
Model : MA 30
Frekuensi : 50 – 60 Hz
Arus : 3,3 A / 1,6 A
Gambar 1.2 Moisture Analyzer
Sumber: Laboratorium Pengecoran Logam Teknik Mesin Universitas Brawijaya (2014)
2. Timbangan Elektrik
Alat ini digunakan untuk menimbang berat pasir cetak sebelum dan
sesudah diukur kandungan kadar airnya.
Spesifikasi alat :
Merk : Melter
Type : PJ 3000
Frekuensi : 50 – 60 Hz
Voltase : 100 – 120 V 80 mA / 200 – 240 V 45 mA
Gambar 1.3 Timbangan elektrikSumber: Laboratorium Pengecoran Logam Teknik Mesin Universitas Brawijaya (2014)
3. Cawan
Gambar 1.4 CawanSumber: Laboratorium Pengecoran Logam Teknik Mesin Universitas Brawijaya (2014)
Alat ini digunakan untuk tempat spesimen. Bahan yang digunakan dalam
pengujian ini adalah pasir cetak yang terdiri dari pasir silica dan pengikat
seberat 25 gram.
1.1.3.2 Urutan Kerja Pengujian Kadar Air
Urutan kerja dalam pengujian ini adalah
1. Ambil pasir cetak kemudian timbanglah seberat 25 gram sebanyak 5 buah
sebagai spesimen.
2. Letakan specimen pasir cetak dalam cawan specimen.
3. Masukan cawan pertama kedalam alat penentu kelembapan, panaskan 110 0C
selama 10 menit.
4. Catat kandungan air yang terbaca pada alat.
5. Ukur berat akhir pasir cetak setelah dikeringkan pada timbangan elektrik dan
catat hasilnya, ulangi langkah 2,3,4, dan 5.
1.1.4 Pengolahan Data dan Pembahasan
1.1.4.1 Pengolahan Data dan Pembahasan Kadar Air
Data hasil pengujian kadar air:
Tabel 1.1 Data Hasil Pengujian Kadar Air
No Berat Awal (gram) Berat Akhir (gram) Kadar Air (%)
1 24.295 22.883 5.80
2 24.430 23.132 5.31
3 24.660 23.432 4.97
∑ 73.385 69.438 16.08
Tabel 1.2 Hasil Perhitungan
No
Berat
Awal
(gram)
Berat
Akhir
(gram)
% Kadar
Air
(X)
2
1 24.295 22.883 5.80 0.44 0.1936
2 24.430 23.132 5.31 -0.05 0.0025
3 24.660 23.432 4.97 -0.39 0.1521
∑ 73.385 69.438 16.08 0.45 0.3482
Contoh perhitungan Spesimen 1
Berat awal 24.295 gram
Berat akhir 22.883 gram
Kadar air (X) = … ?
Jawab:
1.1.4.2 Perhitungan Data Hasil Pengujian Kadar Air
Perhitungan statistik
Kadar air rata-rata (
Simpangan baku (δ)
Simpangan Baku rata-rata
Kesalahan relative (Kr)
Digunakan α = 10%
Dengan db = n – 1 = 3 – 1 = 2
Sehingga
Dari gambar di atas diketahui bahwa dengan kadar air 5.36 % dan kadar
pengikat 4.5% adalah memenuhi daerah terima dengan perhitungan kisaran
4.323% sampai 6.347% dengan tingkat keyakinan 95 %. Kurang dari 4.323%
dan lebih dari 6.392% adalah daerah tolak.
1.1.4.3 Grafik Hubungan antara Waktu Pemanasan dengan Penguapan
Rata-rata Data Kelompok
Gambar 1.5 Grafik Hubungan antara Waktu Pemanasan dengan Penguapan Rata-rata Data Kelompok
Pada grafik di atas menunjukkan hubungan antara waktu pemanasan dengan
penguapan rata-rata. Pada kurva diatas menunjukkan grafik terus meningkat pada
waktu tertentu menjadi konstan. Kenaikan kurva diatas dipengaruhi oleh
banyaknya kadar air bebas pada pasir cetak yang menguap. Kelembapan pasir
cetak juga mengakibatkan waktu penguapan menjadi cepat.
Pada rentan waktu 2-7 menit terjadi kenaikan kurva yang menunjukkan
banyaknya air bebas yang menguap pada pasir cetak, dan pada rentan waktu 7-10
kurva mulai konstan yang menunjukkan bahwa kadar air yang ada pada pasir
cetak telah habis menguap.
Hal ini sesuai dengan dasar teori, bahwa semakin lama pemanasan
berlangsung, semakin banyak air yang menguap, lama waktu pemanasan hanya
berpengaruh pada kadar air dalam waktu tertentu, karena setelah mencapai waktu
tertentu kurva akan menjadi konstan.
1.1.4.4 Grafik Hubungan antara Waktu Pemanasan dengan Laju Penguapan
Data Kelompok
Gambar 1.6 Grafik Hubungan antara Waktu Pemanasan dengan Laju Penguapan Data Kelompok
Pada grafik diatas menunjukkan hubungan antara waktu pemanasan dengan
laju penguapan. Pada grafik diatas kurva mengalami kenaikan pada rentan waktu
2-6 menit, hal ini dikarenakan kelembapan pada lingkungan pasir cetak , serta
banyaknya kadar air bebas yang menguap selama pemanasan. Pada rentan waktu
6-7 menit grafik mulai konstan dikarenakan kadar air bebas telah habis menguap.
Lalu pada rentan waktu 7-10 grafik menjadi turun, hal ini dikarenakan waktu
pemanasan yang lama, mengakibatkan kadar air terikat menguap sepenuhnya,
namun kadar air terikat tidak menguap secepat kadar air bebas.
1.1.4.5 Grafik Hubungan antara Waktu Pemanasan dengan Penguapan
Rata-rata Data antar Kelompok
Gambar 1.7 Grafik Hubungan antara Waktu Pemanasan dengan Penguapan Rata-rata Data antar Kelompok
Pada grafik hubungan antara penguapan rata-rata dengan waktu pemanasan
data antar kelompok dapat kita lihat bahwa grafik cenderung terjadi peningkatan.
Hal ini disebabkan karena semakin lama waktu pemanasan makasemakin banyak
pula kadar air pada pasir cetak yang dapat diuapkan, sehingga penguapannya akan
semakin meningkat seiring bertambahnya waktu penguapan yang menyebabkan
penguapan rata-rata semakin besar.
Pada grafik diatas terlihat pada kelompok dengan kadar air 3%, 4%, 5% terjadi
penguapan rata-rata yang cenderung konstan dan terjadi sedikit penurunan pada
menit ke-1 sampai ke-3 spesimen dengan kadar air 3%, 4%, 5% tidak ada
penyimpangan karena pemanasan moisture analyzer yang baik. Pada menit ke-5
sampai ke-10 cenderung konstan karena kadar air yang dapat diuapkan berkurang.
1.1.4.6 Grafik Hubungan antara Waktu Pemanasan dengan Laju Penguapan
Data antar Kelompok
Gambar 1.8 Grafik Hubungan antara Waktu Pemanasan dengan Laju Penguapan Data antar Kelompok
Laju penguapan adalah kecepatan air pada specimen untuk menguap
dalam interval waktu tertentu dimana pada grafik diatas terlihat apabila waktu
pemanasan saat mancapai titik maksimum laju penguapan rata-rata akan menurun,
hal ini dikarenakan air yang terkandung dalam pasir cetak berangsur-angsur habis.
Pada grafik diatas terjadi penyimpangan yaitu laju penguapan specimen
dengan kadar air 3% disebabkan pada saat pengujian kadar air 3% tekana udara
lebih tinggi dibandingkan pada saat pengujian kadar air 4%. Seperti yang
dijelaskan pada dasar teori bahwa semakin tinggi tekanan pada molekul
disekitarnya berkurang sehingga dapat bergerak bebas dan laju penguapan
semakin cepat. Pada menit ke-1 sampai ke-5 pada specimen dengan kadar air 3%,
4%, dan 5% laju penguapan cenderung naik karena masih banyak air yang
diuapkan. Pada menit ke-6 laju penguapan pada specimen dengan kadar air 3%,
4%, dan 5% cenderung menurun karena kandungan air sudah habis.
1.1.5 Kesimpulan dan Saran
1.1.5.1 Kesimpulan
1. Pada grafik penguapan rata-rata data kelompok tidak ada penyimpangan
karena grafik naik pada titik tertinggi, kemudian turun secara konstan karena
suhu telah mencapain 110oC dan sesuai dasar teori.
2. Pada grafik penguapan rata-rata kelompok tidak ada penyimpangan karena
grafik naik pada titik tertinggi kemudian turun secra konstan karena air sudah
menguap seluruhnya dan sesuai dengan dasra teori.
3. Pada grafik penguapan rata-rata data antar kelompok tidak ada penyimpangan
karena suhu sudah mencapai 110oC semua kondisi terjadi demikian pula pasir
cetak dengan kadar air 35, 4%, dan 5% ini sesuai dengan dasar teori.
4. Pada grafik laju penguapan antar kelompok terjadi sedikit penyimpangan pada
titik kedua, tetapi pada titik berikutnya naik pada titik tertinggi, kemudian
turun secara konstan karena air sudah menguap seluruhnya, semua kondisi ini
terjadi demikian pada pasir cetak dengan kadar air 3%, 4%, dan 5%.
5. Semua perhitungan masuk dalam data yang diterima dalam toleransi yang
membuktikan data yang sesuai.
1.1.5.2 Saran
1. Diharapkan praktikan lebih memahami cara kerja dan prosedur pengujian agar
praktikum lebih lancer.
2. Diharapkan semua asisten membantu praktikan saat praktikum.
Alat-alat yang ada di laboratorium didata ulang dan diperbarui.
1.2 Pengujian Kadar pengikat
1.2.1 Tujuan Praktikum
1. Agar praktikan mengetahui macam-macam pengikat.
2. Agar praktikan mengetahui kadar pengikat terhadap karakteristik pasir cetak.
3. Agar praktikan mengetahui alat yang digunakan untuk uji kadar pengikat.
1.2.2 Dasar Teori
1.2.2.1 Definisi
Kadar pengikat adalah jumlah pengikat yang terkandung dalam pasir cetak
dan dinyatakan dalam prosentase. Sedangkan pengikat sendiri adalah material
yang memiliki daya tarik yang kuat terhadap air dan juga digunakan untuk
mengikat butir-butir pasir yang bisaanya berukuran kurang lebih 20 µm atau
0.0008 inch, fungsi dari kadar pengikat adalah mengikat pasir cetak sekaligus
pasir cetak mempunyai sifat mampu bentuk sehingga mudah dalam pembuatan
cetakan dengan kekeuatan dan permeabilitas yang cocok.
Kadar lempung (%) = x 100 % x Kadar air rata-rata
1.2.2.2 Macam-macam Pengikat
A. Lempung
Tanah lempung dihasilkan oleh batuan yang berasal dari pelapukan kerak
bumi yang sebagian besar tersusun oleh batuan feldspatik, terdiri dari unsur-
unsur seperti silicon, oksigen dan aluminium. Aktivasi panas bumi membuat
pelapukan batuan silica oleh asam karbonat kemudian membentuk tanah
lempung.
Gambar 1.9 Tanah LiatSumber: Annonymous 1 (2012)
1. Lempung Primer
Lempung primer adalah yang berasal dari batuan feldspatik yang
dipicu tenaga endogen dari batuan induk yang tidak berpindah, lempung
jenis ini lebih murni daripada lempung sekunder.
Gambar 1.10 Lempung PrimerSumber: Mengenal Tanah Liat atau Lempung
Lempung ini antara lain adalah bentonit. Bentonit sendiri ada dua macam
yaitu:
a. Wyoming / Na Bentonit (Swelling bentonit)
Gambar 1.11 Wyoning / Na BentonitSumber: Mengenal Tanah Liat (2012)
Na bentonit memiliki daya ikat tinggi 8 kali bila dicelup ke air.
Dalam keadaan kering berwarna putih dan dalam keadaan basah
terkena sinar matahari berwarna mengkilap.
b. Mg, Ca Bentonit (Non-Swelling bentonit)
Gambar 1.12 Mg, Ca BentonitSumber: Mengenal Tanah Liat atau Lempung.2012
Bentonit ini kurang mengembang bila dicelup ke air dan tetap
terdispersi ke dalam air, tetapi secara alami atau setelah diaktivasi oleh
air maka akan punya sifat menghisap yang baik.
2. Lempung sekunder
Gambar 1.13 Lempung SekunderSumber: Anonymous 1 (2012)
Kebalikan dari lempung primer, jenis ini berasal dari pelapukan
batuan feldspatik yang berpindah jauh dari pelapukan batuan induknya
oleh tenaga eksogen. Dalam perjalanan perpindahannya lempung ini
bercampur dengan bahan-bahan organik dalam tanah yang mengubah sifat-
sifatnya baik secara kimia ataupun fisika.
a. Tanah liat tahan api (Fire clay)
Gambar 1.14 Tanah liat tahan apiSumber: Anonymous 1 (2012)
Lempung ini biasanya terang keabu-abuan gelap menuju hitam.
Biasanya diperoleh dalam wujud bongkahan yang menggumpal dan
padat. Jenis ini tahan api dengan suhu tinggi tanpa mengubah
bentuknya.
b. Tanah liat Stone wall
Gambar 1.15 Tanah liat Stone wallSumber: Anonymous (2012)
Jenis ini tidak mengalami perubahan bentuk saat pembakaran
gerabah (easthwave). Titik leburnya sekitar 14.000 ºC. biasanya jenis
ini menjadi material utama untuk membuat benda-benda keramik.
c. Tanah liat ball clay
Gambar 1.16 Ball ClaySumber: Anonymous (2012)
Jenis ini disebut tanah liat sedimen memiliki butir-butir yang
halus dengan daya plastis tinggi. Pada umumnya berwarna abu-abu.
B. Semen
Semen adalah hasil industri dan paduan bahan baku kapur dan lempung
sebagai bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk
bubuk, tanpa adanya memandang proses pembuatannya yang mengeras jika
dicampur dengan air.
Gambar 1.17 semen warna abuSumber: Anonymous 2 (2012)
Semen warna putih adalah semen yang lebih murni daripada semen
warna abu yang digunakan untuk pekerjaan finishing.
Gambar 1.18 Semen putihSumber: Anonimous 2 (2012)
Oil well cement adalah semen khusus yang digunakan ke dalam proses
pengeboran minyak bumi baik di darat maupun di lepas pantai.
Gambar 1.19 Oil well cementSumber: Anonimous (2012) Macam-macam Perekat Dinding.2012
Mix and fly cement adalah hasil campuran semen abu dengan pozzolon
buatan . Fly ash adalah hasil campuran pembakaran batubara yang
mengandung amorphas silica, aluminium oksida, besi oksida, dan oksida lain.
Semen ini untuk membuat beton lebih keras.
Gambar 1.20 Mix and fly cementSumber: Macam-macam Perekat Dinding (2012)
1.2.2.3 Pengaruh Kadar Pengikat terhadap Karakteristik Pasir Cetak
a. Pengaruh terhadap Kekuatan
Kekuatan pasir cetak akan meningkat jika pada pasir cetak dicampur
dengan lempung sampai 10%. Hal ini karena pasir cetak permukaan
singgungnya diikat oleh lempung. Jika lebih dari 10% kekuatannya cenderung
konstan. Ini disebabkan karena lempung tidak hanya mengikat pasir saja,
namun juga mengikat butiran antar lempung.
Gambar 1.21 Grafik Hubungan Kadar Lempung dengan KekuatanSumber: Heine.1976:100
b. Pengaruh terhadap Permeabilitas
Jika semakin tinggi kadar pengikat pada pasir cetak, maka permeabilitas
pasir cetak akan semakin tinggi sampai pada titik maksimum. Tapi jika
melebihi titik maksimum permeabilitas akan menurun, karena semakin
banyak kadar pengikat, maka ikatan antar butir pasirnya sendiri kuat dan
rongga antar butirnya sebagaimana akan ditutupi pengikat yang tidak
teraktivasi oleh air, sehingga menurunkan permeabilitasnya.
1.2 Pelaksanaan Pengujian
1.2.3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan
Alat-alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah:
1. Kompor listrik
Alat ini digunakan untuk mengeringkan spesimen.
Gambar 1.22 Kompor ListrikSumber: Laboratorium Pengecoran Logam Teknik Mesin Universitas Brawijaya (2014)
2. Timbangan Listrik
Alat ini digunakan untuk menimbang spesimen sebelum dan sesudah
dikeringkan.
Gambar 1.23 Timbangan ElektrikSumber: Laboratorium Pengecoran Logam Teknik Mesin Universitas Brawijaya (2014)
3. Panci.
Digunakan untuk menghilangkan lempung pada pasir dan untuk
mengeringkan pasir pada kompor listrik
Gambar 1.24 PanciSumber: Laboratorium Pengecoran Logam Teknik Mesin Universitas Brawijaya (2014)
4. Gelas Ukur.
Alat ini digunakan untuk mengukur volume larutan yang dipakai.
Gambar 1.25 Gelas UkurSumber: Indonetwork.2012
Bahan yang digunakan untuk pengujian kadar lempung yang dipakai:
- Pasir cetak seberat 100 gr
- Larutan NaOH 2,5 % sebanyak 50 mL
- Air sebanyak 950 mL
1.2.3.2 Urutan Kerja Pengujian
1. Timbang pasir cetak seberat 100 gr sebagai spesimen
2. Larutkan pasir di dalam 950 ml air pada panci
3. Tambahkan NaOH 2,5 % sebanyak 50 ml
4. Aduk campuran tersebut dan biarkan pasir mengendap selama 5 menit
5. Buang airnya sebanyak 5/6 dari tinggi permukaan air
6. Tambahkan airnya hingga seperti semula dan ulangi langkah kerja 4, 5, 6 dan
diamkan selama 5 menit hingga airnya jernih
7. Panaskan pasir cetak dalam panci dengan kompor listrik pada suhu 100 – 1100C
8. Aduk pasir hingga kering
9. Timbang pasir cetak kering tersebut dan catat hasilnya
10. Hitung kadar lempung dengan rumus di bawah ini :
1.2.4 Pengolahan Data dan Pembahasan Kadar Pengikat
1.2.4.1 Data Hasil Pengujian Kadar Pengikat
Tabel 1.3 Data Hasil Pengujian Kadar Pengikat
No Berat Awal (gram) Berat Akhir (gram)Kadar Pengikat
(%)
1 100 87.25 7.4
2 100 87.05 7.6
3 100 87.13 7.52
Tabel 1.4 Data Hasil Perhitungan
NoBerat Awal
( gram )
Berat Akhir
( gram )
% Kadar
Lempung
( X )
2
1. 100 87.25 7.4 -0.107 0.011
2. 100 87.05 7.6 -0.093 0.009
3. 100 87.13 7.52 0.013 0.0002
300 261.43 22.52 0.00 0.0212
1.2.4.2 Perhitungan Data Hasil Pengujian Kadar Pengikat
Perhitungan statistic
Prosentase kadar pengikat specimen
Kadar air rata-rata ( )
Simpangan baku (δ)
Simpangan Baku rata- rata ( )
Kesalahan relative (Kr)
Digunakan α = 10%
Dengan db = n – 1 = 3 – 1 = 2
Sehingga
Didapatkan nilai kadar pengikat rata-rata pasir cetak 7.507% setelah
dilakukan perhitungan statistic, maka nilai kadar air rata-rata didaerah terima
dengan kisaran 7.207% sampai 7.807% dengan tingkat keyakinan 90%.
1.2.4.3 Pembahasan
Standar kadar pengikat dalam pasir cetak adalah 4%-8%. Bila kadar
pengikat terlalu banyak, mengakibatkan tidak berfungsinya kadar air sebagai
activator, karena ketika bentonit tidak teraktivasi, maka bentonit akan mengisi
celah pasir. Tetapi jika kadar pengikat yang terlalu sedikit, maka hasil pasir
cetakan lembek, karena kandungan kadar air lebih banyak dari pada bentonit,
sehingga pasir cetak tidak bisa terikat secara sempurna. Pada pengujian kali ini
kadar air 5% dan bentonit 6% digunakan juga larutan NaOH untuk memisahkan
bentonit dengan butiran pasir.
1.2.5 Kesimpulan dan Saran
1.2.5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil pengujian dapat diperoleh kadar bentonit rata-rata adalah 7.507%
dengan interval antara 7.207% sampai 7.807% dengan tingkat keyakinan 95%
2. Kandungan bentonit belum sesuai dengan kadar bentonit yang dikehendaki
yaitu dengan kadar 6%, tetapi masih sesuai dengan kadar bentonit yang tidak
dikehendaki.
3. Bentonit adalah butiran yang digunakan untuk mengikat butir pasir cetak
sehingga mempunyai sifat mampu bentuk.
4. Pengaruh kadar pengikat ( bentonit)
Terhadap permeabilitas
Semakin tinggi kadar bentonit maka permeabilitas semakin rendah
karena pasir cetak akan semakin kuat, butir pada pasir cetak akan terikat
secara kuat dan rongga antar butirnya sebagian tertutup pengikat, begitu
pula sebaliknya.
Terhadap kekuatan
Kekuatan akan meningkat jika pada pasir cetak dicampur pengikat
sampai 10%, karena ikatan antar butirnya semakin kuat. Namun jika
penambahannya lebih dari 10% cenderung menurun karena butiran
pengikat saling mengikat sendiri.
1.2.5.2 Saran
1. Sebaiknya asisten member sedikit gambaran didunia kerja
2. Praktikan sebaiknya memakai masker saat praktikum.
3. Sebaiknya tangan menggunakan sarung tangan agar tidak gatal pada
pencampuran NaOH.
1.3 Pengujian Distribusi Besar Butir Pasir Cetak
1.3.1 Tujuan Praktikum
1. Agar praktikan mengetahui besar butir pasir cetak melalui nomor kehalusan
pasir cetak.
2. Agar praktikan mengetahui prosentase dari ukuran butir pasir yang ada pada
cetakan.
3. Agar praktikan memahami dan mampu melakukan pengujian distribusi pasir
cetak.
1.3.2 Dasar Teori
1.3.2.1 Definisi Pasir
Pasir merupakan produk dari hancurnya batu-batuan dalam jumlah
waktu lama. Alasan pemakai pasir sebagai bahan cetakan adalah karena murah
dan ketahanannya terhadap temperatur tinggi. Pemilihan jenis pasir untuk cetakan
melibatkan beberapa faktor penting seperti bentuk dan ukuran pasir. Sebagi
contoh pasir halus dan bulat akan menghasilkan permukaan yang halus dan bulat
akan menghasilkan permukaan yang halus. Untuk membuat pasir cetak selain
dibutuhkan pasir, juga dibutuhkan pengikat dan air, ketiga bahan tersebut diaduk
dengan komposisi tertentu dan siap dipakai sebagai bahan pembuat cetakan.
1.3.2.2 Komposisi Kimia Pasir
Tabel 1.5 Komposisi Kimia Pasir
Sumber: Heine.(1976,86)
Pasir untuk pengecoran logam memiliki kandungan SO2 yang sangat
dominan. Hal ini dapat dilihat pad tabel diatas, dimana kandungan SO2 lebih kecil
daro 90%, pada semua jenis pasir yang disajikan pada tabl. Selain senyawa SO2
terdapatjuga unsur atau senyawa lainnya. Pada jenis pasir tertentu seperti Fe,
Fe203, Io3, dan lain-lain.
1.3.2.3 Macam-macam Pasir
Pasir cetak adalah media yang digunakan dalam proses pengecoran
logam yang tyerdiri dari bahan-bahan pasir silika, pengikat dan air sebagai
aktivator, secara umum pasir dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Pasir Alam
Pasir yang tersedia di alam tanpa bantuan manusia, terdiri dari:
a. Pasir alam yang lansung bisa digunakan
Pasir alam ini langsung bisa digunakan setelah diambil dari alam
dan tinggal dicampur air untuk digunakan sebagai pasir cetak. Hal ini
dikarenakan jenis ini sudah memiliki adhesi yang kuat dan memiliki kadar
pengikat yang cukup langsung digunakan. Pasir ini dipilih karena
harganya yang murah dan mudah didapat. Besarnya adhesi pada pasir
alami ini mengakibatkan gaya tarik-menarik antar molekul yang berbeda,
akibatnya pasir ini sudah memiliki kadar pengikat yang cukup untuk
dipakai langsung untuk menjadi cetakan pasir . Contoh:
Pasir Gunung
Pasir gunung didapat dengan jalan digali dari lapisan pasir tua.
Pasir tersebut mengandung lempung yang kebanyakan dapat dipakai
setelah dicampur dengan air.
Gambar 1.26 Pasir GunungSumber: Pengujian Distribusi Besar Butir (2012)
b. Pasir alam yang tidak bisa langsung digunakan
Pasir jenis ini tidak bisa langsung digunakan sebagai pasir cetak,
namun memerlukan bahan lain sebagai pengikat, karena pasir ini sifat
adhesinya kurang. Contoh:
Pasir pantai
Pasir ini tidak dapat digunakan langsung karena pasir ini sifat
adhesinya kurang, Pasir ini juga mengandung kotoran yang banyak
organik.
Gambar 1.27 Pasir PantaiSumber: Pengujian Distribusi Besar Butir.2012
- Pasir sungai
Pasir yang merupakan hasil kikisan batu-batuan yang keras
dan tajam, pasir ini butirannya cukup baik (antar 0,063mm-5mm).
Sehingga dibutuhkan pengikat untuk mengikatnya , biasanya
pengikat yang digunakan yaitu lempung atau bentonit.
Gambar 1.28 Pasir sungaiSumber: Pengujian Distribusi Besar Butir(2012)
- Pasir silicon alami
Pasir ini dapat diambil dari pegunungan dalam keadaan alami
dan tidak dapat melekat dengan sendirinya. Pasir ini memiliki
kandungan utama SiO2 dan kotoran lain seperti mika dan fospor.
Sifat umum pasir ini yaitu cukup taham terhadap teperatur tinggi,
umur pemakainnya panjang, serta harganya murah, bentuk butir
beragam, koefisien muai tinggi, cenderung melekat pada coran,
bahan pengikat yang sering digunakan adalah, bentonit, illini, dam
kaolinit.
Gambar 1.29 Pasir Silika AlamiSumber: Pengujian Distribusi Besar Butir.20122. Pasir Buatan
Pasir yang sengaja dibuat untuk memperoleh butir pasir sesuai dengan
yang diinginkan. Pasir ini berasal dari pasir olahan dan pasir alam maupun
campuran dari bahan kimia, memiliki daya tahan temperatur tinggi, contoh:
- Pasir silika buatan
Pasir silica buatan ini diperoleh dengan memecah batu kuarsa
atau kuarsit. Kandungan utama SiO2.
Gambar 1.30 Pasir silica buatanSumber: Pengujian Distribusi Besar Butir (2012)
- Pasir chromit
Pasir chromit, berbentuk angular dengan warna hitam memiliki
beberapa sifat, yaitu:
Secara kimia tidak reaktif dan sangat reaktif.
Stabilitas thermal dan sifat chilling sangat baik.
Ekspansi thermalnya dua kali dari pasir zirkon.
Sering mengandung pengotor yang menyerap air.
Gambar 1.31 Pasir ChromitSumber: Pengujian Distribusi Besar Butir (2012)
- Pasir zircon
Pasir zircon biasnya berbentuk zirconium silicate sangat reaktif
dan memiliki karakteristik foundry yang baik, sifat zikcon yaitu :
Ekspansi thermal rendah.
Reaktivitas terhadap logm cair rendah.
Tidak meleleh bersama logam cair.
Massa jenis tinggi, sering digunakan untuk bagian permukaan
rongga cetakan.
Gambar 1.32 Pasir zircon Sumber: Pengujian Distribusi Besar Butir(2012)
1.3.2.4 Ukuran dan dimensi Butiran Pasir Cetak
Ukuran dan dimensi butiran pasir cetak mempengaruhi karakteristik pasir
cetak. Semakin kecil butiran maka bidang kontaknya semakin besar dan akan
meningkatkan kekuatan pasir cetak, namun akan berakibat kurangnya
permeabilitas terhadap logam cair. Suatu cara untuk menyatakan besarnya butir
pasir ditunjukkan dengan GFN (Grain Fineness Number) menyatakan ukuran
rata-rata kehalusan butir pasir. Semakin tinggi GFN maka butiran pasir semakin
halus dan daya salur udara (permeabilitas) semakin rendah. Macam-macam
bentuk pasir cetak antara lain:
Gambar 1.28 ukuran dan dimensi butiran pasir cetak
Sumber : Principal of Casting Metalurgi (1976,87)
1. Butir pasir bulat
- Kelebihan : a. Jumlah pengikat sedikit, siklus kontak
antar butiran sehingga menghasilkan bentuk bulat.
b. Permeabilitas tinggi karena bentuk butiran pasir yang
bulat menyebabkan banyak rongga.
- Kekurangan : a. Kekuatan kurang baik, hal ini
dikarenakan sudut kontak pada butiran pasir bulat kecil.
Gambar 1.29 Bentuk pasir butir bulatSumber : Principal of Casting Metalurgi (1976,87)
2. Butir pasir sebagian bersudut
- Kelebihan : a. Kekuatan lebih tinggi dari butir pasir
bulat, karena sudut yang ada membuat lebih sulit
terjadinya slip
- Kekurangan : a. Permeabilitas rendah, karena rongga
butir menjadi semakin kecil
b. Jumlah pengikat lebih banyak dari butir pasir bulat
karena sudut kontak pada pasir sebagian bersudut
semakin besar.
Gambar 1.30 Bentuk butir pasir sebagian bersudutSumber : Principal of Casting Metalurgi (1976,87)
3. Butir pasir bersudut
- Kelebihan : a. Kekuatan lebih tinggi dari butir pasir,
sebagian bersudut karena sudut kontaknya lebih besar
dari butir pasir sebagian bersudut.
- Kekurangan : a. Permeabiltasnya lebih rendah dari butir
pasir sebagian bersudut karena pasirnya memiliki rongga
bersudut
b. Jumlah pengikat lebih banyak dari butir pasir sebagian
bersudut, karena sudut kontak pada pasir bersudut makin
besar.
Gambar 1.31 Bentuk butir pasir bersudutSumber : Principal of Casting Metalurgi (1976,87)
4. Butir pasir compound
- Kelebihan : a. Kekuatan tinggi karena sudut kontaknya paling besar.
- Kekurangan : a. Permeabilitas buruk, karena tidak
mempunyai rongga antar butiran.
b. Rapuh
c. Jumlah pengikat banyak, karena sudut kontaknya paling
besar.
Gambar 1.32 Bentuk butir pasir compoundSumber : Principal of Casting Metalurgi (1976,87)
Pada kondisi ideal, jenis butiran pasir bulat lebih baik daripada butir pasir
compund, karena butiran pasir bulat yang diperlukan lebih sedikit untuk
mendapatkan kekuatan dan permeabilitas tertentu alirannya baik sekali.
1.3.2.5 Distribusi Besar Butir Pasir Cetak
Pada umumnya pasir cetak tidak terdiri dari butiran-butiran dengan ukuran
yang sama. Untuk mengetahui distribusi pasir yang mempunyai besar butir yang
berbeda-beda, maka dilakukan analisa ayak (mesh). Mesh digunakan
untuk ,menentukan distribusi besar butir pasir. Istilah mesh dalam pengukuran
ayakan berarti jumlah lubang perpanjangan. Jika digunakan secara teknis tidak
berarti kecuali bila diameter ayakan ditentukan, sehingga ukuran lubang dapat
ditentukan.
Tabel 1.6 Tabel Mesh
Sumber: Heine.1976 (103)
Tabel 1.7 Finest Number
Sumber: Heine.1976 (103)
1.3.2.6 Syarat Pasir Cetak
Syarat-syarat pasir cetak antara lain:
1. Mempunyai sifat mampu bentuk yang baik, pasir cetak harus mempunyai sifat
ini karena menyesuaikan pola serta mampu dibentuk dan diuji.
2. Permeabilitas yang cocok, permeabilitas adalah kemampuan suatu pasir cetak
untuk dialiri suatu fluida yang dimaksud adalah udara. Permeabilitas harus
cocok karena jika permeabilitas kurang baik kemampuan alirnya juga kurang
sehingga nanti ada udara yang terjebak di dalam coran dan menyebabkan
cacat pada hasil coran.
3. Distribusi besar butir yang cocok, karena berpengaruh pada hasil coran.
4. Tahan terhadap temperatur tinggi
5. Komposisi yang cocok dalam pembuatan pasir cetak
6. Mampu didaur ulang
7. Pasir harus murah dan mudah didapat
1.3.2.7 Pengaruh Distribusi Besar Butir Pasir Cetak terhadap Karakteristik
Pasir Cetak
Karakteristik pasir cetak yang paling penting adalah kekuatan dan
permeabilitas.
a. Pengaruh distribusi besar butir pasir cetak terhadap kekuatan pasir cetak
Jika ukuran butir pasir cetak kecil kekuatan pasir cetak besar karena luas
bidang kontaknya besar dibandingkan dengan besar angka tertentu. Kemudian
dijumlahkan dan dibagi dengan prosentase pasir yang tertinggal. Bilangan ini
berguna untuk membandingkan kekuatan berbagai jenis pasir.
b. Pengaruh distribusi besar butir pasir cetak terhadap permeabilitas pasir cetak
Permeabilitas pasir cetak kecil jika butiran pasir pasir cetak tidak
seragam karena luas bidang kontaknya juga besar serta permeabilitas kecil.
Jika butiran pasir cetak berbentuk kristal karena luas bidang kontaknya juga
besar akibatnya butiran kristal penuh menjadi butiran kecil sehingga mengisi
rongganya. Begitu pula sebaliknya, permeabilitas pasir cetak besar jika
butiran pasir cetak seragam karena luas bidang kontaknya kecil.
1.3.3 Pelaksanaan Pengujian
1.3.3.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan alat-alat yang digunakan dalam pengujian ini
adalah:
1. Mesin Pengguncang Rotap
Alat ini berfungsi untuk menyaring pasir spesifikasi alat:
• Jenis : Rotap
• Tipe : VS 1
• Merk : Retsch
• Volatse : 220 V
• Daya : 430 Watt
• Buatan : Jerman Barat
• Artikel : 30 40 0010
• No Seri : 01849038
• Frekuensi : 50 Hz
Gambar 1.33 Mesin Pengguncang RotapSumber: Laboratorium Pengecoran Logam FTUB (2014)
2. Timbangan Pasir Elektrik
Alat ini digunakan untuk menimbang pasir yang akan diuji.
Gambar 1.34 Timbangan ElektrikSumber: Laboratorium Pengecoran Logam FTUB (2014)
3. Tempat Pasir
Alat ini digunakan untuk menampung pasir silica.
Gambar 1.35 Tempat pasirSumber: Laboratorium Pengecoran Logam FTUB (2014)1.3.3.2 Urutan Kerja Pengujian
Urutan Kerja Pengujian Urutan pengujian distribusi pasir cetak adalah:
1. Ambil pasir cetak seberat 100 gr sebanyak (3 sampel.)
2. Susun ayakan dari bawah ke atas dengan tingkat mesh semakin ke atas
semakin besar meshnya, lau letakkan pada mesin rotap.
3. Letakkan spesimen pasir cetak pada ayakan paling atas.
4. Hidupkan mesin rotap selama 5 menit, frekuensi 50 Hz.
5. Timbang berat pasir yang ada di tiap mesh.
6. Cari harga Sn dari tiap mesh yang ada dari table yang terlampir.
7. Hitung besar nomor kehalusan pasir cetak dalam skala FN maupun standar
AFS.
1.3.4 Pengolahan Data dan Pembahasan
1.3.4.1 Data Hasil Pengujian Distribusi Besar Butir Pasir Cetak
Tabel 1.8 Data Hasil Pengujian
No Mesh (µm) Berat 1 (gram)Berat 2
(gram)
Berat 3
(gram)
1 315 17.60 16.78 18.64
2 280 2.79 4.71 2.99
3 250 3.52 3.48 3.22
4 200 7.77 6.5 6.97
5 180 3.21 3.76 4.6
6 160 4.43 4.74 4.55
7 140 2.71 2.34 2.67
8 125 2.63 2.51 2.21
9 Sisa 3.04 3.67 2.96
Rumus yang digunakan untuk mencari nomor kehalusan pasir cetak
adalah:
Rumus untuk mencari AFS:
Tabel 1.9 Data Perhitungan Spesimen 1
NoUkuran Mesh
(µm)Sn Wn (gram) (Wn x Sn)
1 315 60.366 17.60 1062.44
2 280 68.080 2.79 189.94
3 250 77.046 3.52 271.2
4 200 95.066 7.77 738.66
5 180 107.197 3.21 344.1
6 160 119.328 4.43 528.62
7 140 136.636 2.71 370.3
8 125 154.364 2.63 405.98
9 Sisa (tan) 620 3.04 1884.8
∑ 47.7 5796.04
Tabel 1.10 Pelipat Sn untuk perhitungan nomor kehalusan butir.
Sumber: Surdia dan chijiwa.2000:122
Tabel 1.11 Data Perhitungan Spesimen 2
NoUkuran Mesh
(µm)Sn Wn (gram) (Wn x Sn)
1 315 60.366 16.78 1012.94
2 280 68.080 4.71 320.66
3 250 77.046 3.48 268.12
4 200 95.066 6.5 617.93
5 180 107.197 3.76 403.06
6 160 119.328 4.74 565.61
7 140 136.636 2.34 319.732
8 125 154.364 2.51 387.45
9 Sisa (tan) 620 3.67 2275.4
∑ 1438.085 47.7 6170.9
Tabel 1.12 Pelipat Sn untuk perhitungan nomor kehalusan butir.
Sumber: Surdia dan chijiwa.2000:122
Tabel 1.13 Data Perhitungan Spesimen 3
NoUkuran Mesh
(µm)Sn Wn (gram) (Wn x Sn)
1 315 60.366 18.64 1125.2
2 280 68.080 2.99 230.56
3 250 77.046 3.22 248.09
4 200 95.066 6.97 662.61
5 180 107.197 4.6 493.1
6 160 119.328 4.55 542.94
7 140 136.636 2.67 364.82
8 125 154.364 2.21 341.14
9 Sisa (tan) 620 2.96 1835.2
∑ 1438.085 48.81 5483.7
Tabel 1.14 Pelipat Sn untuk perhitungan nomor kehalusan butir.
Sumber: Surdia dan chijiwa.2000:122
Tabel 1.15 Data Perhitungan Spesimen 1
NoUkuran
Mesh (µm)Us M Wn1 Wn1.M
1 315 48.319 38.32 17.60 674.41
2 280 53.448 41.742 2.79 116.4
3 250 60.345 45.173 3.52 159.005
4 200 73.934 52.623 7.77 408.88
5 180 83.77 59.18 3.21 189.97
6 160 93.607 65.738 4.43 291.22
7 140 106.512 74.884 2.71 199.407
8 125 120.465 85.349 2.63 221.09
9 Sisa (tan) 620 300 3.04 912
∑ 47.7 3172.4
o Mencari nilai Us
o Mencari nilai M
Tabel 1.16 Data Perhitungan Spesimen 2
NoUkuran
Mesh (µm)Us M Wn2 Wn2.M
1 315 48.319 38.32 16.78 642.99
2 280 53.448 41.742 4.71 196.52
3 250 60.345 45.173 3.48 157.2
4 200 73.934 52.623 6.5 342.05
5 180 83.77 59.18 3.76 222.52
6 160 93.607 65.738 4.74 311.6
7 140 106.512 74.884 2.34 172.18
8 125 120.465 85.349 2.51 211.006
9 Sisa (tan) 620 300 3.67 1101
∑ 47.7 3357.06
o Mencari nilai Us
o Mencari nilai M
Tabel 1.17 Data Perhitungan Spesimen 3
NoUkuran
Mesh (µm)Us M Wn3 Wn3.M
1 315 48.319 38.32 18.64 714.27
2 280 53.448 41.742 2.99 124.75
3 250 60.345 45.173 3.22 145.45
4 200 73.934 52.623 6.97 366.78
5 180 83.77 59.18 4.6 272.23
6 160 93.607 65.738 4.55 299.108
7 140 106.512 74.884 2.67 196.46
8 125 120.465 85.349 2.21 185.78
9 Sisa (tan) 620 300 2.96 888
∑ 48.81 3192.84
o Mencari nilai Us
o Mencari nilai M
Tabel 1.18 Skala AFS
No Spesimen AFSn (X) 2
1 1 66.5073 -0.5437 0.2956
2 2 69.232 2.181808 4.757
3 3 65.414 -1.6373 2.68
∑ 201.153 0 7.733
Perhitungan statistik
AFS rata-rata ( )
Simpangan baku (δ)
Simpangan Baku rata- rata ( )
Kesalahan relative (Kr)
Digunakan α = 10%
Dengan db = n - 1 = 3 – 1 = 2
Sehingga
Didapatkan nilai AFS rata-rata pasir cetak 67.051. Setelah
dilakukan perhitungan statistic, maka nilai AFS rata-rata dengan kisaran
61.311% sampai 72.791% dengan tingkat keyakinan 90%.
1.3.5 Pembahasan
Pada data nilai AFS pada saat pengujian diperoleh data sebabgai berikut.
1. Spesimen 1 dengan nilai AFS 66.5073
2. Spesimen 2 dengan nilai AFS 69.222
3. Spesimen 3 dengan nilai AFS 65.4137
Dengan perhitungan statistic, diambil resiko kesalahan sebesar 10% dan
derajat kebebasan sebesar 2 diperoleh 61.311≤AFS≤72.4137. Dimana dengan
derajat tingkat keyakinan 90% menunjukkan bahwa data sempel specimen yang
diperoleh termasuk dalam range tersebut.
Drai hasil pengujian tiap specimen tersebut didapatkan data nilai AFS sesuai
dengan standar nomor kehalusan butir pasir berdasarkan AFS standar yaitu 40-
280.
Jadi dengan demikian dapat diketahui bahwa nilai FN yaitu untuk mencari
nomor kehalusan butir pasir dengan memasukkan ke dalam range tersebut.
Sedangkan AFS yaitu nilai untuk mencari nomor kehalusan butir pasir dengan
memasukkan ke dalam range, apakah memenuhi standar butiran pasir berdasarkan
AFS standar (40-200) sehingga layak untuk digunakan sebagai pasir cetak.
1.3.6 Kesimpulan dan Saran
1.3.6.1 Kesimpulan
2. Dari hasil pengujian dengan 3 spesimen diperoleh harga nomor kehalusan
butir pasir yaitu FN dan AFS.
3. AFS rata-rata 67.051 dan intervalnya 61.31028 sampai 72.79172 dengan
tingkat keyakinan 90%
4. Standar AFS butir pasir yang layak digunakan adalah 40-220. Dari hasil
pengujian maka pasir cetak yang diuji telah memnuhi syarat standar kehalusan
butir pasir yaitu dalam range AFS 40-220.
1.3.6.2 Saran
2. Ketika akan melakukan praktikum, disarankan untuk membaca modul
sebelum melakukan praktikum
3. Sebaiknya pasir yang akan digunakan untuk praktikum harus benar-benar
kering
4. Sebaiknya pasir yang digunakan untuk praktikum adalah pasir yang baru.
Daftar Pustaka
Surdia dan chijiwa.2000:122
Heine.1976 (103)
Principal of Casting Metalurgi (1976,87)
Pengujian Distribusi Besar Butir (2012)
Laboratorium Pengecoran Logam Teknik Mesin Universitas Brawijaya (2014)
Tata Surdia “ Teknik Pengecoran Logam “ (112)
Anonymous 1 : Mengenal Tanah Liat atau Lempung.2012
Macam-macam Perekat Dinding.2012
Heine.1976:100