Ketika Matahari Tak Tampak

2
Hidup Sebuah Pilihan Judul : Ketika Matahari Tak Tampak Penulis : Bambang Joko Susilo Penerbit : Balai Pustaka Tahun Terbit : 2000 Cetakan : Kedua Tebal : 84 Halaman Ukuran buku : 21 Cm Kumpulan Cerpen yang berjudul Ketika Matahari Tak Tampak merupakan buku fiksi hasil karangan dari Bambang Joko Susilo. Buku yang berisi 15 cerita pendek ini bukan sekedar kumpulan cerpen biasa yang tidak mengandung makna. Namun isinya menjelaskan makna sebuah kehidupan serta masalah kejiwaan para tokohnya. Cerita dalam buku ini memiliki gaya bahasa yang lincah sehingga mudah untuk dipahami. Lukisan keadaan yang menarik membuat pembaca seolah-olah terbawa dalam suasana yang terdapat pada alur cerita. Buku ini dimulai dengan Judul Lelaki Tua Dalam Mesjid. Cerita ini menceritakan tentang seorang lelaki tua yang berdiam diri dan menghabiskan waktunya dengan berzikir. Ia memilih untuk mengurung diri didalam mesjid ditengah kesibukan orang-orang mengejar dunia. Semua orang tidak tahu apa yang sebenarnya lelaki tua itu inginkan dalam hidup ini. Buku-buku ini juga melukiskan sebuah kehidupan dengan cerita yang berjudul Ketika Matahari Tak Tampak. Cerita ini menceritakan tentang kebisuan alam yang membuat para manusia menjadi heboh. Matahari tenggelam dalam kepekatan, bumi menggigil dalam dingin. Tida seorang pun yang tahu apa yang sedang terjadi hari itu. Dilanjutkan dengan cerita 3 orang pengamen kereta api yang selalu menyanyikan senandung lagu “ Ke Jakarta ku kan kembali, apapun yang terjadi..” Cerita ini di muat dalam sebuah cerita yang berjudul Pengamen Kereta Api . Dan yang tidak kalah menarik cerita yang berjudul Surat dari Bukit Gagak. Cerita ini menceritakan tentang seorang yang mengirimkan surat bersambung yang memaksa

Transcript of Ketika Matahari Tak Tampak

Page 1: Ketika Matahari Tak Tampak

Hidup Sebuah Pilihan

Judul : Ketika Matahari Tak Tampak Penulis : Bambang Joko SusiloPenerbit : Balai PustakaTahun Terbit : 2000Cetakan : KeduaTebal : 84 HalamanUkuran buku : 21 Cm

Kumpulan Cerpen yang berjudul Ketika Matahari Tak Tampak merupakan

buku fiksi hasil karangan dari Bambang Joko Susilo. Buku yang berisi 15 cerita pendek

ini bukan sekedar kumpulan cerpen biasa yang tidak mengandung makna. Namun isinya

menjelaskan makna sebuah kehidupan serta masalah kejiwaan para tokohnya. Cerita

dalam buku ini memiliki gaya bahasa yang lincah sehingga mudah untuk dipahami.

Lukisan keadaan yang menarik membuat pembaca seolah-olah terbawa dalam suasana

yang terdapat pada alur cerita.

Buku ini dimulai dengan Judul Lelaki Tua Dalam Mesjid. Cerita ini

menceritakan tentang seorang lelaki tua yang berdiam diri dan menghabiskan waktunya

dengan berzikir. Ia memilih untuk mengurung diri didalam mesjid ditengah kesibukan

orang-orang mengejar dunia. Semua orang tidak tahu apa yang sebenarnya lelaki tua itu

inginkan dalam hidup ini. Buku-buku ini juga melukiskan sebuah kehidupan dengan

cerita yang berjudul Ketika Matahari Tak Tampak. Cerita ini menceritakan tentang

kebisuan alam yang membuat para manusia menjadi heboh. Matahari tenggelam dalam

kepekatan, bumi menggigil dalam dingin. Tida seorang pun yang tahu apa yang sedang

terjadi hari itu. Dilanjutkan dengan cerita 3 orang pengamen kereta api yang selalu

menyanyikan senandung lagu “ Ke Jakarta ku kan kembali, apapun yang terjadi..” Cerita

ini di muat dalam sebuah cerita yang berjudul Pengamen Kereta Api . Dan yang tidak

kalah menarik cerita yang berjudul Surat dari Bukit Gagak. Cerita ini menceritakan

tentang seorang yang mengirimkan surat bersambung yang memaksa penerima surat

untuk memahami isi surat dan tidak menganggap remeh surat tersebut karena akan

berakibat maut baginya.

Keunggulan buku, dari setiap cerita memberikan kita pemahaman akan hal-hal

yang sering terabaikan oleh kita. Buku ini juga mengajak kita untuk memaknai sebuah

kehidupan dan mengajak kita untuk belajar dari apa yang sehari-hari kita amati.

Kelemahan buku ini adalah ada beberapa judul yang tidak memberikan penyelesaian dari

konfliknya.

Membaca cerpen-cerpen Bambang Joko Susilo ini bagi saya membuka pola pikir

dan pandangan kita terhadap sebuah kehidupan. Buku ini layak untuk dinikmati oleh

semua kalangan. Semoga pembaca dapat memetik manfaatnya dengan menjadikan

cermin kehidupan dan pada gilirannya akan merasa terhibur usai membaca buku ini.

Resensator : Harlia Wardilla