Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

22
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Oleh: Dwityo A. Soeranto Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Disampaikan pada pembahasan Pleno Kegiatan Penyusunan RP2KPKP Tahun 2016 Manado, 19 September 2016 KETERPADUAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

Transcript of Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

Page 1: Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan RakyatDirektorat Jenderal Cipta Karya

Oleh:

Dwityo A. SoerantoDirektur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman

Disampaikan pada pembahasan Pleno Kegiatan Penyusunan RP2KPKP Tahun 2016

Manado, 19 September 2016

KETERPADUAN PENANGANAN

PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

Page 2: Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

2

II. Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

1. Mengapa Terjadi Permukiman Kumuh di Perkotaan?

2. Amanat Undang-Undang No.1Tahun 2011 dan PP No. 14 Tahun 2016;

3. Tahapan dan Lingkup Keterpaduan Bidang Cipta Karya;

4. Keterpaduan Rencana Kawasan Permukiman;

5. Keterpaduan RKP dengan Rencana Infrastruktur Permukiman ;

6. Kerangka Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh;

7. Keterpaduan Multi Pendanaan Dalam Penanganan Kumuh;

8. Keterpaduan Investasi Fisik dan Non-Fisik Dalam Peningkatan Kualitas Kumuh;

OUTLINEI. Kebijakan dan Strategi Ditjen Cipta Karya 2015-2019

1. Amanat RPJMN dan Nawacita;

2. Isu Strategis;

3. Isu Global;

4. Tantangan Global;

5. Gerakan Nasional 100-0-100;

6. Rencana Aksi Capaian Kumuh 0% Tahun 2019;

7. Strategi Pendanaan Mencapai Gerakan Nasional 100-0-100;

Page 3: Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

BAGIAN I

KEBIJAKAN & STRATEGI

DJCK 2015-2019

3

Page 4: Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

3

5

1. Amanat RPJMN dan Nawacita

4

RPJMN TAHAP III 2015 – 2019

BIDANG INFRASTRUKTUR

Ketersediaan infrastruktur

sesuai tata ruang;

Berkembangnya jaringan

transportasi;

Terwujudnya konservasi

sumber daya air dan

terpenuhinya penyediaan air

minum untuk kebutuhan

dasar pengembangan

infrastruktur perdesaan

mendukung pertanian;

Pemenuhan kebutuhan hunian

didukung sistem pembiayaan

jangka panjang;

Terwujudnya kota tanpa

permukiman kumuh.

RPJMN TAHAP III 2015 – 2019

BIDANG INFRASTRUKTUR

Ketersediaan infrastruktur

sesuai tata ruang;

Berkembangnya jaringan

transportasi;

Terwujudnya konservasi

sumber daya air dan

terpenuhinya penyediaan air

minum untuk kebutuhan

dasar pengembangan

infrastruktur perdesaan

mendukung pertanian;

Pemenuhan kebutuhan hunian

didukung sistem pembiayaan

jangka panjang;

Terwujudnya kota tanpa

permukiman kumuh.

NAWACITA PEMERINTAH 2015–2019NAWACITA PEMERINTAH 2015–2019

3

Membangun Indonesia dari

pinggiran dengan

memperkuat daerah dan desa

dalam kerangka negara

kesatuan;

5 Meningkatkan kualitas hidup

manusia.

RENSTRA

KEMENPUPR

2015-2019

RENSTRA

KEMENPUPR

2015-2019

RPJMN 2015-2019

“Terwujudnya

Infrastruktur

Pekerjaan Umum

dan Perumahan

Rakyat yang Handal

dalam Mendukung

Indonesia yang

Berdaulat, Mandiri

dan Berkepribadian

Berlandaskan

Gotong Royong”

Visi Kementerian PU-PR

“Meningkatnya

Kualitas dan

Cakupan

Pelayanan

Infrastruktur

Permukiman di

Perkotaan dan

Perdesaan”

Sasaran

Strategis

Ditjen Cipta

Karya

RENSTRA

DJCK

2015-2019

RENSTRA

DJCK

2015-2019

I. Kebijakan dan Strategi DJCK 2015 - 2019

Page 5: Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

2. Isu Strategis

17,2 22,4

30,9

42,2

49,853,3

56,760

63,466,6

-

50.000.000

100.000.000

150.000.000

200.000.000

250.000.000

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

80,0

90,0

1970 1980 1990 2000 2010 2015 2020 2025 2030 2035

Juta

Jiw

a

Pers

ent

ase

% Penduduk Perkotaan % Penduduk Perdesaan Jumlah Penduduk Perkotaan Jumlah Penduduk Perdesaan

Urbanisasi yang pesat memberikan implikasi terhadap pembangunan permukiman

Ketidaksiapan kota menghadapi urbanisasi

menyebabkan semakin pesatnya

pertumbuhan permukiman kumuh dan

terbatasnya pelayanan dasar perkotaan

Ketidaksiapan kota menghadapi urbanisasi

menyebabkan semakin pesatnya

pertumbuhan permukiman kumuh dan

terbatasnya pelayanan dasar perkotaan

Luas Kawasan Kumuh Perkotaan: 38.431 Ha

Pertumbuhan Penduduk Alami Reklasifikasi Desa ke Kota Migrasi Desa ke Kota

Meningkatnya kepadatan permukiman dan perubahan

kebutuhan rumah tangga perkotaan

Meningkatnya kebutuhan pelayanan dasar

dan sistem pengelolaan permukiman

Menigkatnya kebutuhan permukiman

layak huni dan berkelanjutan

I. Kebijakan dan Strategi DJCK 2015 - 2019

5

Page 6: Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

3. Isu Global

I. Kebijakan dan Strategi DJCK 2015 - 2019

SUSTAINABLE

DEVELOPMENT GOALS

SUSTAINABLE

DEVELOPMENT GOALS

TARGETTARGET

20302030

• Akses Perumahan Layak Bagi

Semua, Aman Dan Terjangkau;

•• AKSES LAYANAN AKSES LAYANAN

INFRASTRUKTUR DASAR;INFRASTRUKTUR DASAR;

• Pengelolaan Urbanisasi Sebagai

Bagian Dari Perencanaan Permukiman

Perkotaan.

•• PENANGANAN KAWASAN KUMUH PENANGANAN KAWASAN KUMUH

YANG BERKELANJUTAN; YANG BERKELANJUTAN;

•• LAYANAN RUANG PUBLIK YANG LAYANAN RUANG PUBLIK YANG

MEMADAI;MEMADAI;

• Meningkatnya

kebutuhan akan

permukiman layak

dengan akses

pelayanan dasar

yang memadai;

• Masih terbatasnya

penyediaan ruang

publik yang dapat

diakses oleh semua

warga kota;

• Belum meratanya

kepedulian

stakeholders pada

pembangunan

permukiman yang

layak bagi

semua, aman dan

berkelanjutan;

GOAL 6GOAL 6Menjamin ketersediaan dan pengelolaan

berkelanjutan untuk air minum dan

sanitasi bagi semua

GOAL 11GOAL 11Mewujudkan perkotaan dan kawasan

permukiman yang inklusif, aman,

berketahanan, dan berkelanjutan

GOAL 6GOAL 6Menjamin ketersediaan dan pengelolaan

berkelanjutan untuk air minum dan

sanitasi bagi semua

GOAL 11GOAL 11Mewujudkan perkotaan dan kawasan

permukiman yang inklusif, aman,

berketahanan, dan berkelanjutan

6

Page 7: Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

7

Agenda Kependudukan

• Perbaikan manajemen data kependudukan perkotaan yang lebih akurat;

• Agenda khusus terkait dengan keberadaan kaum muda perkotaan untuk mengembangkan potensi dalam era transisi demografi dan memanfaatkan demographic dividend;

• Menerapkan kebijakan kependudukan secara terpadu dalam hubungan desa-kota;

• Urbanisasi sebagai proses pengkotaan yang menjadi bagian engine of growth suatu kota;

Agenda Pertanahan dan Perencanaan Kota

• Pengembangan paradigma baru dalam perencanaan kota dan desain lingkungan yang lebih inklusif danramah lingkungan;

• Perbaikan kampung tidak hanya pada peningkatan kualitas lingkungan namun juga penyediaan ruang untuk usaha ekonomi kecil dan mikro;

• Kawasan terpadu pelestarian dan budidaya untuk pengembangan produk kelautan, industri maritim, danekowisata untuk memajukan kota-kota pesisir Indonesia;

Agenda Lingkungan dan Urbanisasi

• Membangun model-model kota baru dengan konsep “Kota Hijau” yang berketahanan iklim dan bencana;

• Kemampuan kawasan perkotaan untuk beradaptasi terhadap variasi iklim jangka panjang yang permanen atau perubahan iklim;

• Mengembangkan sistem infrastruktur yang dipadukan dengan pemanfaatan fungsi dan potensi maritim;

• Penambahan ruang terbuka hijau untuk penyerapan dan penampungan air dan pengendalian banjir;

3. Tantangan Global: Indonesia New Urban Agenda

7

I. Kebijakan dan Strategi DJCK 2015 - 2019

Page 8: Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

8

Agenda Tata Kelola Pemerintah dan Legislatif

• Tata kelola perkotaan untuk pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) melalui keterpaduan program;

• Meningkatkan kualitas partisipasi publik melalui peningkatan pengetahuan masyarakat secara lebih luas;

• Pelibatan aktif praktisi, pakar, organisasi profesi untuk evaluasi pengelolaan dan pembangunan kota;

• Inovasi tata kelola model pembangunan “Kota Cerdas” dan berdaya saing;

• Peningkatan kapasitas kerjasama antar kota dan antar daerah;

Agenda Ekonomi Perkotaan

• Pemahaman dan penataan keharmonisan dan keterkaitan antara ekonomi internasional, nasional, lokalformal, dan lokal informal yang terjadi di wilayah urban;

• Keseimbangan pembangunan antar wilayah, perdesaan dan perkotaan, mendukung pusat-pusat pertumbuhanekonomi nasional;

• Mendorong perkembangan industri pengolahan pertanian di daerah pinggiran kota;

Agenda Perumahan dan Infrastruktur Pelayanan Dasar

• Menciptakan keterpaduan pembangunan perumahan dengan kawasan permukiman;

• Memberikan prioritas utama untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapan Pemerintah Daerah dalampenanganan kumuh;

• Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pendanaan infrastruktur dan pengembangan mekanisme alternatif(creative financing scheme);

• Sistem pembiayaan pelayanan perkotaan dilakukan perhitungan tarif secara rasional;

Sumber: Kertas Kerja Indonesia untuk Agenda Baru Perkotaan, Konferensi Habitat III, 2016

8

3. Tantangan Global: Indonesia New Urban Agenda

I. Kebijakan dan Strategi DJCK 2015 - 2019

Page 9: Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

4. Gerakan Nasional 100-0-100

9

I. Kebijakan dan Strategi DJCK 2015 - 2019

Kebutuhan Dana Mencapai Target 0%

Kemampuan APBN(Renstra PUPR 2015-2019)

46,4 T

174 T

Page 10: Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

5. Rencana Aksi Pencapaian Target 2015 - 2019

I. Kebijakan dan Strategi DJCK 2015 - 2019

Salah satu sasaran strategis Kementerian PUPR:

Meningkatnya kualitas infrastruktur permukiman di

perkotaan dan perdesaan melalui Pencegahan dan

Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh di

38.431 Ha (10 persen);

Kemampuan APBN(Renstra PUPR 2015-2019)

Target RPJMN 2015-2019

10

Page 11: Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

6. Strategi Pendanaan Pencapaian Target 2015 - 2019

I. Kebijakan dan Strategi DJCK 2015 - 2019

2010 - 2014

2015 - 2019

11

Page 12: Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

BAGIAN II

KETERPADUAN PENANGANAN

PERMUKIMAN KUMUH

12

Page 13: Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

1. Mengapa Terjadi Permukiman Kumuh ?

II. Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan

Sanitasi lingkungan

,

Sanitasi lingkungan

(air

minum, MCK, sampah,

air limbah)

Jaringan jalan dan

drainase

LingkunganLingkunganPerumahan

(kondisi, status lahan, kepadatanbangunan, KDB)

Sosial (tingkat

pendidikan, kesehatan,

pengetahuan)

Budaya dan Perilaku

(adat, kebiasaan)

( ,Ekonomi

(Pendapatan, pekerjaan,daya beli)

PenyebabLangsung Penyebab Tak

Langsung

13

Page 14: Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

PP No. 14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan

Perumahan dan Kawasan Permukiman

UU No. 1 Tahun 2011 Tentang

Perumahan dan Kawasan Permukiman

2. Amanat UU No. 1 Tahun 2011 dan PP No. 14 Tahun 2016

II. Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan

Rencana Pembangunan

dan Pengembangan

Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN (RKP)merupakan instrumen yang wajib disusun oleh Daerah dalam

melaksanakan pembangunan kawasan permukiman serta

keterpaduan prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU)

RKP ditetapkan

oleh bupati/

walikota.RKP menjadi acuan

penyusunan Rencana

Pembangunan dan

Pengembangan Perumahan

(RP3) serta rencana induk

masing-masing sektor

Pengembangan Permukiman;

RKP ditinjau

kembali paling

sedikit satu kali

dalam 5 (lima)

tahun.

RKP terdiri atas:

a. kebijakan dan strategi pengembangan

dan pembangunan kawasan

permukiman;

b. rencana Lingkungan Hunian perkotaan

dan perdesaan;

c. rencana keterpaduan Prasarana Sarana

Permukiman dan Utilitas Umum;

d. indikasi program pembangunan dan

pemanfaatan kawasan Permukiman.14

Page 15: Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

3. Tahapan dan Lingkup Keterpaduan Bidang Cipta Karya

1. Keterpaduan Infrastruktur bidang Cipta Karya mengacu

pada arahan Rencana Tata Ruang Wilayah;

2. Keterpaduan Infrastruktur bidang Cipta Karya di 35

Wilayah Pengembangan Strategis, 24 Pelabuhan

Strategis, 10 Kawasan Strategis Pariwisata

Nasional, dan 22 Kawasan Industri Prioritas;

3. Keterpaduan Infrastruktur bidang Cipta Karya di

Kawasan Perbatasan yang terdiri dari 7 Kawasan Pos

Lintas Batas Negara, dan 26 Pusat Kegiatan

Strategis Nasional;

4. Keterpaduan Infrastruktur bidang Cipta karya di 30

Kawasan Permukiman Kumuh Prioritas;

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengawasan

Identifikasi

II. Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan

15

Page 16: Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

RTRW/Perda

RPJMD

Perda BG

RISPK

RISPAM

RTBL

Integrated Development

Plan

Bina Marga

SDA

Perda Lainnya

Rencana Kawasan Permukiman(RKP)

RPIJM Kab/Kota

RP3

SSK

RP3= Rencana Pembangunan dan Pengembangan PerumahanRP2KPKP= Rencana Pencegahan dan Peningatan Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan

RP2KPKP

II. Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan

Sektor Lainnya

4. Keterpaduan Rencana Kawasan Permukiman

16

Page 17: Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

RISPAM : Rencana Induk Sistem Pengembangan Air MinumTPST : Tempat Pengolahan Sampah Terpadu

RTBL : Rencana Tata Bangunan dan LingkunganBG : Bangunan GedungRTH : Ruang Terbuka Hijau

STRATEGI SANITASI KOTA

Sektor, Masterplan Drainase Lingkungan

STRATEGI SANITASI KOTASPAL Setempat, SPAL

Terpusat, Kampanye, AdvokasiPemda, Peningkatan Kapasitas SDM, Bantuan

Teknis Kelembagaan, Sinkronisasi Lintas Sektor, Masterplan Drainase Lingkungan

MASTERPLAN PERSAMPAHAN

Sampah, Sinkronisasi Lintas Sektor

MASTERPLAN PERSAMPAHANPengelolaan di Sumber

(TPS3R/TPST), Pengelolaan Akhir(TPA), Kampanye, Advokasi

Pemda, Peningkatan KapasitasSDM, Kelembagaan Pengelola

Sampah, Sinkronisasi Lintas Sektor

RP2KPKPRencana Pencegahan dan Peningatan Kawasan

Permukiman Kumuh Perkotaan

RISPAMRISPAMSPAM Regional/Perkotaan/BerbasisMasyarakat/Kawasan Khusus/PDAM

Terfasilitasi/PDAM Non Terfasilitasi, PenyehatanPDAM, Peningkatan Kapasitas SDM

PERATURAN BANGUNAN GEDUNG

RTBL, Perda BG, IMB, Sertifikasi LayakFungsi, Pendataan BG, Bangunan GedungHijau, Tim Ahli BG, RTH, Kawasan Pusaka

RISPKRencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran

RENCANA KAWASAN

PERMUKIMAN(RKP)

KE

TE

RP

AD

UA

N

KE

TE

RP

AD

UA

N

RTRW + RPJMD + RAD 100-0-100

RPIJM Bidang

Cipta Karya

5. Keterpaduan RKP dengan Rencana Infastruktur Permukiman

II. Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan

17

Page 18: Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

RENCANA KAWASAN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN

• PENGAWASAN & PENGENDALIAN• PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

• PEMUGARAN• PEREMAJAAN• PEMUKIMAN KEMBALI

ASPEK PENANGANANASPEK PENANGANAN• FISIK• SOSIAL/ EKONOMI (Pemberdayaan)• LEGALITAS (Peraturan)

SUMBERDAYA

SUMBERDAYA• PEMERINTAH (Pusat/ Daerah)• AKADEMISI/ PERGURUAN TINGGI• MASYARAKAT• BISNIS/ PERUSAHAAN, DLL

RENCANA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS

KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH

PENCEGAHAN KUMUHPENINGKATAN KUALITAS PENINGKATAN KUALITAS

PERMUKIMAN KUMUH

PJM KOMUNITAS

RENCANA TAHUNAN

6. Kerangka Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

II. Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan

18

Page 19: Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

Corporate Social

Responsibility, SUKUK/Surat

Berharga, Obligasi

Fasilitasi Investasi Air Minum dan

Sanitasi Indonesia

Lembaga Wali Amanat Air Minum dan

Sanitasi

Pinjaman dan Hibah

Luar Negeri

Kerjasama Pemerintah-

Swasta (KPS)

Pemerintah Daerah dan Pemerintah

Masyarakat

Penanganan permukiman kumuh biasanya

tidak akan menghasilkan pendapatan.

Biasanya, pendapatan diperoleh dari perbaikan

dan penyediaan pasokan air minum dan / atau

pengumpulan sampah, dimana masyarakat

dikenakan biaya. Dengan tidak adanya prospek

pendapatan, analisis keuangan akan terbatas

pada kemampuan untuk membiayai proyek.

Biaya harus secara eksplisit mencakup biaya

sosial dan langkah mitigasi lingkungan.

Penilaian tersebut harus mencakup analisis

arus kas pemerintah daerah dengan biaya

penanganan dan subsidi untuk menentukan

keberlanjutan proyek dalam kaitannya dengan

aliran pendapatan pemerintah daerah.

Perbaikan permukiman kumuh harus melihat

nilai kelayakan ekonomi. Investasi

infrastruktur biasanya akan meningkatkan

kesehatan dan kesempatan kerja. Ini berpotensi

signifikan pula dalam meningkatkan nilai tanah.

Oleh karena itu, setidaknya analisis efektivitas

biaya harus dilakukan.

7. Keterpaduan Multi Pendanaan Dalam Penanganan Kumuh

II. Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan

19

Page 20: Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

( pembinaanPeningkatan Kapasitas

(Pemetaan, pelatihan, pembinaanpengelolaan)

Pembangunan Ekonomi

Modal

Pembangunan Ekonomi(Pelatihan

kewirausahaan, Pinjaman Modal Usaha)

( PerubahPembangunan Sosial

(Pendidikan, Kesehatan, Perubahan kebiasaan dan perilaku)

Pembangunan Fisik danLingkungan (Penataan dan

sertifikasi lahan, air minum, sanitasi, drainase, baha

yakebakaran, persampahan, jalan

lingkungan, drainase, rumahsusun) yang terintegrasi

rencana kota.

Pembiayaan Pembangunan (Mencari peluang pembiayaan dari

non-dana pemerintah)

Pemerintahan danKelembagaan (Pelibatan

kelompok masyarakat, gender sensitive approach, dan

mendorong bottom-up approach)

Pelaksanaan Strategi PemasaranSosial (untuk memastikan

informasi penting tentang kegiatanmencapai semua orang, terutama

yang dirugikan)

, Status Penyiapan Data Akurat

(Kepadatan, Pendapatan, Status Sosial Penduduk, Pemilikan

lahan)

8. Keterpaduan Investasi Fisik dan Non-Fisik Dalam Peningkatan

Kualitas Permukiman Kumuh

II. Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan

20

Page 21: Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

1. Pemerintah daerah mempunyai kewajiban menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman yang akurat di daerahnya. Pengumpulan data dilakukan secara berkala sesuai ketentuan teknis yang berlaku.

2. Sebagai landasan penyelenggaraan dalam penanganan kumuh diperlukan SK Kepala Daerah yang mengidentifikasi lokasi, kondisi, dan luas kawasan kumuh.

3. Berdasarkan SK Kepala Daerah, disusun strategi dan rencana aksi keterpaduanpenanganan permukiman kumuh yang melibatkan para pemangku kepentingan, agar penanganan permukiman kumuh berjalan sinergis, efektif dan efisien.

4. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah menjadi penting karena Pemda bertanggung jawab dalam perencanaan dan pelaksanaan program penanganan permukiman kumuh.

5. Pelibatan masyarakat, perempuan, dan kaum yang dirugikan, mulai dari perencanaan hingga pengawasan merupakan kunci penting dalam menjamin keberlanjutan dari hasil peningkatan kualitas permukiman kumuh.

21

PENUTUP

Page 22: Keterpaduan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

22

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA