Ketentuan Teknis Perancangan Site

7
2. Ketentuan Teknis Site Perancangan Beberapa ketentuan teknis yang harus diperhatikan pada site perencanaan bangunan yaitu berupa Ketentuan umum peraturan zonasi, Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Garis Sempadan Bangunan (GSB), Garis Sempadan Pagar (GSP), Garis Sempadan Sungai, dan Koefisien Dasar Hijau (KDH). a. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi untuk Kawasan Pariwisata Aturan kawasan Pariwisata diambil dalam Rencana Tata Ruang Kota Kendari adalah kawasan Pariwisata dengan pertimbangan bahwa kawasan komersil perkantoran dalan Studio Desain Komunikasi Visual ini belum bersifat formil dan lebih banyak menggunakan jasa desainer freelance. Untuk itulah maka kawasan Pariwisata diambil sebagai tolak ukur pembangunan gedung yang bersangkutan. Berdasarkan ketentuan intensitas pemanfaatan ruang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Kendari Tahun 2010-2030 Pasal 74 bahwa: 1).Koefisien Wilayah Terbangun (KWT) maksimum 40% 2).Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum 40%

description

Ktentuan Teknis Perancangan Site (A-Z Ketentuan Teknis Bangunan)

Transcript of Ketentuan Teknis Perancangan Site

Page 1: Ketentuan Teknis Perancangan Site

2. Ketentuan Teknis Site Perancangan

Beberapa ketentuan teknis yang harus diperhatikan pada site perencanaan

bangunan yaitu berupa Ketentuan umum peraturan zonasi, Koefisien Dasar

Bangunan (KDB) dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Garis Sempadan

Bangunan (GSB), Garis Sempadan Pagar (GSP), Garis Sempadan Sungai, dan

Koefisien Dasar Hijau (KDH).

a. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi untuk Kawasan Pariwisata

Aturan kawasan Pariwisata diambil dalam Rencana Tata Ruang

Kota Kendari adalah kawasan Pariwisata dengan pertimbangan bahwa

kawasan komersil perkantoran dalan Studio Desain Komunikasi Visual

ini belum bersifat formil dan lebih banyak menggunakan jasa desainer

freelance. Untuk itulah maka kawasan Pariwisata diambil sebagai tolak

ukur pembangunan gedung yang bersangkutan.

Berdasarkan ketentuan intensitas pemanfaatan ruang dalam

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Kendari Tahun 2010-2030

Pasal 74 bahwa:

1). Koefisien Wilayah Terbangun (KWT) maksimum 40%

2). Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum 40%

3). Koefisien Dasar Hijau (KDH) 60%

4). Garis Sempadan Bangunan (GSB) setengan Ruang Milik Jalan

ditambah satu meter jika lebar ruang milik jalan lebih dari 8 meter

b. Koefisien Dasar Bangunan

Untuk mendapatkan luas lantai dasar bangunan (Lbd) dari

keseluruhan luas tanah (lt) sesuai dengan persyaratan KDB dapat

digunakan rumus sebagai berikut.

Lbd=¿ x KDB

Page 2: Ketentuan Teknis Perancangan Site

Maka daripada itu jumlah luas lantai dasar bangunan untuk Studio

Desain Komunikasi Visual dengan Gaya Arsitektur Futuristik di

Kendari dapat ditemukan dengan perhitungan sebagai berikut:

Lbd = 82.428,87 m2 x 40%

= 32.971,548 m2

Sehingga luas lantai dasar maksimum dan Koefisien Wilayah

Terbangun (KWT) adalah sebesar 32.971,548 m2

c. Koefisien Dasar Hijau

Selain KDB dan KLB, sebuah bangunan yang baik juga harus

mengikuti ketentuan ketersediaan ruang terbuka hijau. Dengan

demikian keseimbangan alam di lingkungan sekitasr bangunan tersebut

terjaga dengan baik.

Ketentuan mengenai ketersediaan ruang terbuka hijau dikenal

dengan koefisien dasar hijau (KDH). KDH minimal 10% untuk daerah

sangat padat/padat. Dan untuk wilayah pariwisata di kota Kendari

menurut ketentuan umum Rencana Tata Ruang Wilayah kota Kendari

untuk zonasi pariwisata adalah sebesar 60%. KDH menentukan besaran

minimum daerah hijau bangunan (DHB), yang harus ada dalam lahan

suatu bangunan. DHB juga dapat berupa taman atap (roof garden).

Luas DHB diperhitungkan sebagai luas ruang terbuka hijau pekarangan

(RTHP), tetapi tidak lebih dari 25% luas RTHP.

Untuk tapak Studio Desain Komunikasi Visual dengan Pendekatan

Gaya Arsitektur Futuristik di Kendari dapat ditemukan dengan cara

sebagai berikut:

Maka diperoleh perhitungan:

RTHP = 82.428,87 m2 x 60%

RTHP=¿x KDH

Page 3: Ketentuan Teknis Perancangan Site

= 49.457,322 m2

d. Garis Sempadan Bangunan

Garis sempadan bangunan adalah garis pembatas yang menandai

jarak minimum sisi bangunan terluar yang diizinkan, yang diukur dari

daerah milik jalan (Damija) sampai dengan sisi dinding bangunan

terluar. (Sabaruddin Arief, 2012: 42)

Tujuan GSB adalah untuk menjamin kualitas lingkungan mikro

yang lebih baik. Selain itu, beberapa keuntungan bila memiliki GSB

yang cukup pada sebuah bangunan antara lain terdapatnya pekarangan

hijau dengan tanaman sebagai buffer terhadap udara kotor/pencemaran

udara dari jalan raya sehingga udara yang masuk ke dalam rumah

merupakan udara bersih. Dari sisi arsitektur, GSB dapat dimanfaatkan

menjadi ruang semi publik untuk menjaga privasi bangunan dengan

kualitas yang baik, area parkir, tangki septik, tempat sampah, sumur

resapan, taman, dan sebagainya.

Gambar III. Pengaturan Garis Sempadan Bangunan

(Sumber: Sabaruddin Arief, 2013)

Untuk zonasi pariwisata kota Kendari seperti yang disebutkan

dalam poin 4) ketentuan intensitas pemanfaatan ruang, Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) Kota Kendari Tahun 2010-2030 Pasal 74 di

Page 4: Ketentuan Teknis Perancangan Site

atas. Sehingga GSB pada tapak Studio Desain Komunikasi Visual

dengan pendekatan Gaya Arsitektur Futuristik adalah dapat ditemukan

dengan cara analisa sebagai berikut:

Lebar jalan (lj) di depan tapak = meter (< 8 meter)

Maka GSB nya adalah:

e. Garis Sempadan Sungai

Sama seperti bangunan, sungai juga memiliki pembatas yang

menandai jarak minimum antara sisi kanan dan atau kiri nya dengan sisi

terluar bangunan.

Di kota Kendari sendiri aturan mengenai garis sempadan sungai

sudah diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota

Kendari Tahun 2010-2030 Pasal 27 dimana disebutkan bahwa :

1). Kawasan sempadan sungai Wanggu dengan lebar sempadan

minimal 50 meter sisi kiri dan kanan sungai.

2). Kawasan sempadan sungai Mata, sungai Abeli, sungai Wua-Wua,

dan sungai Labibia dengan lebar sempadan 15 meter sisi kiri dan

kanan sungai.

3). Kawasan sempadan sungai Kadia dengan lebar sempadan 5 meter

sisi kiri dan kanan sungai.

4). Kawasan sempadan sungai Kassilampe, sungai Sodohoa, sungai

Benubenua, sungai Tipulu, sungai Transito, sungau Lapulu, sungai

Punggolaka dan sungai Puuwatu dengan lebar sempadan 8 meter sisi

kiri dan kanan sungai.

GSB=12

lj

Page 5: Ketentuan Teknis Perancangan Site

5). Kawasan sempadan sungai Mandonga, sungai Tipulu, sungai

Kelinci, dan sungai Dapudapura dengan lebar sempadan 5 meter sisi

kiri dan kanan sungai

6). Kawasan sempadan pantai dengan lebar sempadan 100 meter

sepanjanh pantai sesuai dengan bentuk dan kondisi fisik pantai.

Oleh karena itu dilihat dari kondisi eksisting lokasi tapak Studio

Desain Komunikasi Visual dengan Pendekatan Gaya Arsitektur

Futuristik di Kendari ini dilalui oleh sungai Kadia yang memiliki

sempadan 5 meter sisi kiri dan kanan sungai.