Ketenagalistrikan

download Ketenagalistrikan

of 34

Transcript of Ketenagalistrikan

  • UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2009TENTANG KETENAGALISTRIKAN

    DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGIDEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

    29 DESEMBER 2009

  • ASAS DAN TUJUAN

    Asas pembangunan ketenagalistrikan: manfaat, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, optimalisasiekonomi dalam pemanfaatan sumber daya energi, mengandalkan pada kemampuan sendiri, kaidah usaha yang sehat, keamanan dan keselamatan,kelestarian fungsi lingkungan, dan otonomi daerah.

    Tujuan pembangunan ketenagalistrikan: Penyediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, harga yang wajar kesejahteraan rakyat, danmewujudkan pembangunan berkelanjutan.

  • PENGUASAAN

    1. Usaha penyediaan tenaga listrik dikuasai oleh negara dan penyelenggaraannya dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah.

    2. Pemerintah/Pemda sebagai regulator: melakukan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan usaha.

    3. Pemerintah/Pemda sebagai pelaku usaha: melaksanakan usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum.

  • KEWENANGAN PEMERINTAH (1)

    1. Penetapan kebijakan ketenagalistrikan nasional; 2. Penetapan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagalistrikan;3. Penetapan pedoman, standar, dan kriteria di bidang ketenagalistrikan;4. Penetapan pedoman penetapan tarif tenaga listrik untuk konsumen;5. Penetapan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN);6. Penetapan wilayah usaha;7. Penetapan izin jual beli tenaga listrik lintas negara;8. Penetapan Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk badan usaha yang

    wilayah usahanya lintas provinsi; dilakukan oleh badan usaha milik negara; dan menjual tenaga listrik dan/atau menyewakan jaringan tenaga listrik kepada pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik yang ditetapkan Pemerintah;

  • KEWENANGAN PEMERINTAH (2)

    1. penetapan Izin Operasi yang fasilitas instalasinya mencakup lintas provinsi;2. penetapan tarif tenaga listrik untuk konsumen dari pemegang Izin Usaha

    Penyediaan Tenaga Listrik yang dikeluarkan oleh Pemerintah;3. penetapan persetujuan harga jual tenaga listrik dan harga sewa jaringan

    dari pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik yang ditetapkan oleh Pemerintah;

    4. penetapan persetujuan penjualan kelebihan tenaga listrik dari pemegang Izin Operasi yang ditetapkan oleh Pemerintah;

    5. penetapan izin usaha jasa penunjang tenaga listrik yang dilakukan oleh badan usaha milik negara atau penanam modal asing/mayoritas sahamnya dimiliki oleh penanam modal asing;

  • KEWENANGAN PEMERINTAH (3)

    1. Penetapan izin pemanfaatan jaringan tenaga listrik untuk kepentingan telematika pada jaringan milik pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik atau Izin Operasi yang ditetapkan oleh Pemerintah;

    2. Pembinaan dan pengawasan kepada badan usaha di bidang ketenagalistrikan yang izinnya ditetapkan oleh Pemerintah;

    3. Pengangkatan inspektur ketenagalistrikan;4. Pembinaan jabatan fungsional inspektur ketenagalistrikan untuk seluruh

    tingkat pemerintahan; dan5. Penetapan sanksi administratif kepada badan usaha yang izinnya

    ditetapkan oleh Pemerintah.

  • KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI (1)

    1. Penetapan peraturan daerah provinsi di bidang ketenagalistrikan;2. Penetapan Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah (RUKD) provinsi;3. Penetapan Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk badan usaha yang

    wilayah usahanya lintas kabupaten/kota;4. Penetapan persetujuan harga jual tenaga listrik dan sewa jaringan tenaga

    listrik untuk badan usaha yang menjual tenaga listrik dan/atau menyewakan jaringan tenaga listrik kepada badan usaha yang izinnya ditetapkan oleh pemerintah provinsi;

    5. Penetapan tarif tenaga listrik untuk konsumen dari pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi;

    6. Penetapan Izin Operasi yang fasilitas instalasinya mencakup lintas kabupaten/kota;

  • KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI (2)

    1. Penetapan persetujuan penjualan kelebihan tenaga listrik dari pemegang Izin Operasi yang izinnya ditetapkan oleh pemerintah provinsi;

    2. Penetapan izin pemanfaatan jaringan tenaga listrik untuk kepentingan telematika pada jaringan milik pemegang izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik atau Izin Operasi yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi;

    3. Pembinaaan dan pengawasan kepada badan usaha di bidang ketenagalistrikan yang izinnya ditetapkan oleh pemerintah provinsi;

    4. Pengangkatan inspektur ketenagalistrikan untuk provinsi; dan5. Penetapan sanksi administratif kepada badan usaha yang izinnya

    ditetapkan oleh pemerintah provinsi.

  • KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (1)

    1. Penetapan peraturan daerah kabupaten/kota di bidang ketenagalistrikan;

    2. Penetapan Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah (RUKD) kabupaten/kota;

    3. Penetapan Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk badan usaha yang wilayah usahanya dalam kabupaten/ kota;

    4. Penetapan persetujuan harga jual tenaga listrik dan sewa jaringan tenaga listrik untuk badan usaha yang menjual tenaga listrik dan/atau menyewakan jaringan tenaga listrik kepada badan usaha yang izinnya ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota;

  • KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (2)

    1. Penetapan tarif tenaga listrik untuk konsumen dari pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota;

    2. Penetapan Izin Operasi yang fasilitas instalasinya dalam kabupaten/kota;

    3. Penetapan izin usaha jasa penunjang tenaga listrik bagi badan usaha yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh penanam modal dalam negeri;

    4. Penetapan persetujuan penjualan kelebihan tenaga listrik dari pemegang Izin Operasi yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota;

  • KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA (3)

    1. Penetapan izin pemanfaatan jaringan tenaga listrik untuk kepentingan telematika pada jaringan milik pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik atau Izin Operasi yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota;

    2. Pembinaaan dan pengawasan kepada badan usaha di bidang ketenagalistrikan yang izinnya ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/ kota;

    3. Pengangkatan inspektur ketenagalistrikan untuk kabupaten/kota; dan4. Penetapan sanksi administratif kepada badan usaha yang izinnya

    ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota.

  • PEMANFAATAN SUMBER ENERGI PRIMER

    1. Sumber energi primer dimanfaatkan secara optimal sesuaidengan Kebijakan Energi Nasional (KEN) untuk penyediaan TLberkelanjutan.

    2. Pemanfaatan sumber energi primer mengutamakan sumberenergi baru dan energi terbarukan.

    3. Pemanfaatan sumber energi primer yang terdapat di dalamnegeri diutamakan untuk kepentingan ketenagalistrikannasional.

    4. Pemerintah menetapkan ketentuan lebih lanjut mengenaipemanfaatan sumber energi untuk usaha penyediaan tenagalistrik.

  • RENCANA UMUM KETENAGALISTRIKAN

    1. Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) disusunberdasarkan Kebijakan Energi Nasional.

    2. RUKN ditetapkan Pemerintah setelah berkonsultasi denganDPR.

    3. RUKN disusun dengan mengikutsertakan pemda.4. RUKD disusun berdasarkan RUKN dan ditetapkan pemda

    setelah berkonsultasi dengan DPRD.

  • USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK UNTUK KEPENTINGAN UMUM (UKU)(1)

    Jenis usaha:1. Pembangkitan tenaga listrik;2. Transmisi tenaga listrik;3. Distribusi tenaga listrik; dan/atau4. Penjualan tenaga listrik.

    Usaha distribusi dan penjualan TL dilakukan dalam satu wilayah usaha (monopoli).

    Wilayah usaha ditetapkan Pemerintah.

  • USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK UNTUK KEPENTINGAN UMUM (UKU) (2)

    Pemerintah dan pemda melalui BUMN dan BUMDmelaksanakan UKU.

    BUMN mendapat prioritas pertama dan sebagaithe last resort

    Badan usaha swasta, koperasi, dan swadayamasyarakat dapat berpartisipasi dalam UKU.

    UKU dilakukan berdasarkan Izin Usaha PenyediaanTenaga Listrik yang dikeluarkan oleh Pemerintahatau pemda.

  • USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK UNTUKKEPENTINGAN SENDIRI (UKS)

    Jenis usaha: pembangkitan tenaga listrik;pembangkitan dan distribusi tenaga listrik; ataupembangkitan, transmisi, dan distribusi tenaga listrik.

    Pelaku: instansi pemerintah, pemda, BUMN/D, badanusaha swasta, koperasi, perseorangan, danlembaga/badan usaha lainnya.

    UKS untuk kapasitas tertentu (ditetapkan dng PermenESDM) dilakukan berdasarkan Izin Operasi yangdikeluarkan oleh Pemerintah/ pemda.

  • USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK (1)

    1. Konsultansi dalam bidang instalasi penyediaan tenaga listrik;2. Pembangunan dan pemasangan instalasi penyediaan tenaga listrik;3. Pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga listrik;4. Pengoperasian instalasi tenaga listrik;5. Pemeliharaan instalasi tenaga listrik;6. Penelitian dan pengembangan;7. Pendidikan dan pelatihan;8. Laboratorium pengujian peralatan dan pemanfaat tenaga listrik;9. Sertifikasi peralatan dan pemanfaat tenaga listrik;10. Sertifikasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan; atau11. Usaha jasa lain yang secara langsung berkaitan dgn penyediaan tenaga listrik.

    Usaha jasa penunjang tenaga listrik:

  • Usaha Industri Penunjang Tenaga Listrik: Usaha industri peralatan tenaga listrik; dan Usaha industri pemanfaat tenaga listrik

    Dilaksanakan sesuai dengan per-UU-an bidang perindustrian.

    USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK (2)

  • HAK DAN KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (1)

    1. Melintasi sungai atau danau baik di atas maupun di bawah permukaan;

    2. Melintasi laut baik di atas maupun di bawah permukaan;3. Melintasi jalan umum dan jalan kereta api;4. Masuk ke tempat umum atau perorangan dan

    menggunakannya untuk sementara waktu;5. Menggunakan tanah dan melintas di atas atau di bawah

    tanah;6. Melintas di atas atau di bawah bangunan yang dibangun di

    atas atau di bawah tanah; dan7. Memotong dan/atau menebang tanaman yang

    menghalanginya.

    Hak:

  • HAK DAN KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (2)

    1. Menyediakan tenaga listrik yang memenuhi standar mutu dan keandalan;

    2. Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada konsumen dan masyarakat;

    3. Memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan; dan

    4. Mengutamakan produk dan potensi dalam negeri.

    Kewajiban:

  • HAK DAN KEWAJIBAN KONSUMEN (1)

    1. Mendapat pelayanan yang baik;2. Mendapat tenaga listrik secara terus-menerus

    dengan mutu dan keandalan yang baik;3. Memperoleh tenaga listrik yang menjadi haknya

    dengan harga yang wajar;4. Mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada

    gangguan tenaga listrik; dan5. Mendapat ganti rugi apabila terjadi pemadaman

    yang diakibatkan kesalahan dan/atau kelalaian pengoperasian oleh pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sesuai syarat yang diatur dalam perjanjian jual beli tenaga listrik.

    Hak

  • HAK DAN KEWAJIBAN KONSUMEN (2)

    1. Melaksanakan pengamanan terhadap bahaya yang mungkin timbul akibat pemanfaatan tenaga listrik;

    2. Menjaga keamanan instalasi tenaga listrik milik konsumen;

    3. Memanfaatkan tenaga listrik sesuai dengan peruntukan;

    4. Membayar tagihan pemakaian tenaga listrik; dan5. Menaati persyaratan teknis di bidang

    ketenagalistrikan.

    Kewajiban

  • TANAH UNTUK USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

    1. Tanah yang dipergunakan secara langsung diberi ganti rugi, pengadaan tanah dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan di bidang pertanahan.

    2. Tanah yang dipergunakan secara tidak langsung (dilintasitransmisi tenaga listrik) diberi kompensasi.

    3. Ketentuan dan tata cara pembayaran kompensasi diaturdengan Peraturan Pemerintah.

  • HARGA JUAL, SEWA JARINGAN DAN TARIF TENAGA LISTRIK

    1. Harga jual/sewa jaringan, dan tarif tenaga listrik ditetapkan oleh/atas persetujuan regulator (regulated ).

    2. Harga jual/sewa jaringan tenaga listrik ditetapkan oleh/atas persetujuan Pemerintah/pemda.

    3. Tarif tenaga listrik ditetapkan Pemerintah/Pemda atas persetujuan DPR/DPRD.

    4. Penetapan harga jual/sewa jaringan, dan tarif tenaga listrik memperhatikan prinsip usaha yang sehat dan keadilan.

    5. Pemerintah/pemda mensubsidi konsumen tidak mampu. 6. Tarif tenaga listrik dapat ditetapkan secara berbeda dalam

    suatu wilayah usaha.

  • JUAL BELI TENAGA LISTRIK LINTAS NEGARA (1)

    1. Belum terpenuhinya kebutuhan tenaga listrik setempat;2. Hanya sebagai penunjang kebutuhan tenaga listrik setempat;3. Tidak merugikan kepentingan negara dan bangsa yang terkait

    dengan kedaulatan, keamanan, dan pembangunan ekonomi;4. Untuk meningkatkan mutu dan keandalan;5. Tidak mengabaikan kemampuan penyediaan listrik dalam

    negeri;6. Tidak menimbulkan ketergantungan dari luar negeri.

    Pembelian tenaga listrik lintas negara, dapat dilakukanapabila:

  • JUAL BELI TENAGA LISTRIK LINTAS NEGARA (2)

    Penjualan tenaga listrik lintas negara, dapatdilakukan apabila:

    1. Kebutuhan tenaga listrik setempat telahterpenuhi;

    2. Harga jual tenaga listrik tidak mengandungsubsidi;

    3. Tidak mengganggu mutu dan keandalan.

  • LINGKUNGAN HIDUP DAN KETEKNIKAN

    1. Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhiketentuan yang disyaratkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.

    2. Usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuankeselamatan ketenagalistrikan untuk mewujudkan kondisiandal, aman bagi instalasi dan mahluk hidup, dan ramahlingkungan.

    3. Instalasi tenaga listrik wajib memiliki sertifikat laik operasi.4. Peralatan dan pemanfaat tenaga listrik wajib memenuhi SNI.5. Tenaga teknik wajib memiliki sertifikat kompetensi.

  • PEMANFAATAN JARINGAN TENAGA LISTRIK UNTUK TELEMATIKA

    1. Dilakukan sepanjang tidak mengganggu kelangsungan penyediaan tenaga listrik.

    2. Dilakukan dengan persetujuan pemilik jaringan.3. Dilakukan berdasarkan izin pemanfaatan jaringan

    yang diberikan oleh Pemerintah/pemda.

  • PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

    1. Pemerintah/pemda melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap usaha ketenagalistrikan dalam memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dan persyaratan perijinan.

    2. Pengawasan pelaksanaan ketentuan keselamatan ketenagalistrikan dilakukan inspektur ketenagalistrikan.

  • SANKSI ADMINISTRATIF (1)

    Sanksi administratif terdiri atas:1. teguran tertulis;2. pembekuan kegiatan sementara; dan/atau3. pencabutan izin usaha.

    Sanksi administratif ditetapkan oleh Menteri,gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengankewenangannya

  • SANKSI ADMINISTRATIF (2)

    Perbuatan berikut dapat dikenai sanksi administratif:1. Tidak mengutamakan produk dan dalam negeri.2. Tidak memenuhi kewajiban dalam penyediaan tenaga listrik.3. Menerapkan harga jual/sewa jaringan tenaga listrik tanpa

    persetujuan Pemerintah/Pemda.4. Menerapkan tarif tenaga listrik tidak sesuai dengan penetapan

    Pemerintah/pemda. 5. Melakukan jual beli tenaga listrik lintas negara tanpa izin

    Pemerintah.6. Tidak memenuhi ketentuan per-UU-an di bidang lingkungan hidup.7. Memanfaatkan jaringan tenaga listrik untuk telematika tanpa ijin

    Pemerintah/pemda.

  • KETENTUAN PIDANA DAN PENYIDIKAN (1)

    Perbuatan pidana:1. Melakukan usaha ketenagalistrikan tanpa IUPTL/IO.2. Tidak memperhatikan keselamatan ketenagalistrikan, mengakibatkan

    kematian orang atau mengganggu kelangsungan penyediaan tenaga listrik.3. Menggunakan tenaga listrik yang bukan haknya (pencurian). 4. Menggunakan tanah untuk usaha penyediaan tenaga listrik tanpa memberi

    ganti rugi atau kompensasi terhadap yang berhak atas tanah.5. Memproduksi atau menjual peralatan dan pemanfaat tenaga listrik tidak

    sesuai dengan SNI. Selain penyidik Kepolisian, dibentuk penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang ketenagalistrikan.

  • KETENTUAN PERALIHAN

    1. PT PLN dianggap telah memiliki Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik. Paling lama 2 (dua) tahun, Pemerintah telah melakukan penataan dan penetapan Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik kepada BUMN tsb.Keterangan:Kuasa Usaha Ketenagalistrikan berlaku paling lama 2 tahun.PP 17 Tahun 1990: Perusahaan yang didirikan dengan PP 18 Tahun 1972 sebagaimana telah diubah dengan PP 54 Tahun 1981 dilanjutkan berdirinya dan ditetapkan sebagai PKUK.PP 23 Tahun 1994: Perum Listrik Negara yang didirikan dengan PP 17Tahun 1990 dialihkan bentuknya menjadi perusahaan perseroan(persero) sebagai PKUK.

    2. IUKU, IUKS, IUPTL yang dikeluarkan berdasarkan UU 15/85 berlaku sampai habis masa berlakunya.

  • KETENTUAN PENUTUP

    1. Pada saat UU ini mulai berlaku, UU Nomor 15 Tahun 1985tentang Ketenagalistrikan dicabut dan dinyatakan tidakberlaku.

    2. Peraturan pelaksanaan UU Nomor 15 Tahun 1985 tentangKetenagalistrikan tetap berlaku sepanjang tidakbertentangan atau belum diganti berdasarkan UU ini.

    www.djlpe.esdm.go.id

    Email: [email protected]

    Slide Number 1ASAS DAN TUJUAN PENGUASAANSlide Number 4Slide Number 5Slide Number 6Slide Number 7Slide Number 8Slide Number 9Slide Number 10Slide Number 11PEMANFAATAN SUMBER ENERGI PRIMERRENCANA UMUM KETENAGALISTRIKANUSAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK UNTUK KEPENTINGAN UMUM (UKU)(1)USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK UNTUK KEPENTINGAN UMUM (UKU) (2)USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK UNTUK KEPENTINGAN SENDIRI (UKS)USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK (1)Slide Number 18HAK DAN KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (1)HAK DAN KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (2)HAK DAN KEWAJIBAN KONSUMEN (1)HAK DAN KEWAJIBAN KONSUMEN (2)Slide Number 23Slide Number 24Slide Number 25Slide Number 26Slide Number 27Slide Number 28Slide Number 29Slide Number 30SANKSI ADMINISTRATIF (2)Slide Number 32Slide Number 33Slide Number 34