Kesultanan banten.docx

16
Adinda Putri Alivia Fanny Fradhinka Sari Fithania Wahyu F S Lilis Dwi Septiani Sofia Nabillah KELOMPOK 6

Transcript of Kesultanan banten.docx

Page 1: Kesultanan banten.docx

Adinda Putri AliviaFanny Fradhinka SariFithania Wahyu F SLilis Dwi SeptianiSofia Nabillah

KELOMPOK 6

Page 2: Kesultanan banten.docx

Berdirinya Kesultanan BantenKesultanan Banten berawal ketika Kesultanan Demak memperluas

pengaruhnya ke daerah barat. Pada tahun 1524/1525, Sunan Gunung Jati bersama pasukan Demak merebut pelabuhan Banten dari kerajaan Sunda, dan mendirikan Kesultanan Banten yang berafiliasi ke Demak. Menurut sumber Portugis, sebelumnya Banten merupakan salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Sunda Kalapa dan Cimanuk.

Anak dari Sunan Gunung Jati (Hasanudin) menikah dengan seorang putri dari Sultan Trenggono dan melahirkan dua orang anak. Anak yang pertama bernama Maulana Yusuf. Sedangkan anak kedua menikah dengan anak dari Ratu Kali Nyamat dan menjadi Penguasa Jepara.

Terjadi perebutan kekuasaan setelah Maulana Yusuf wafat (1570). Pangeran Jepara merasa berkuasa atas Kerajaan Banten daripada anak Maulana Yusuf yang bernama Maulana Muhammad karena Maulana Muhammad masih terlalu muda. Akhirnya Kerajaan Jepara menyerang Kerajaan Banten. Perang ini dimenangkan oleh Kerajaan Banten karena dibantu oleh para ulama.

Page 3: Kesultanan banten.docx

Sumber sejarah tentang Kerajaan Banten sangat sedikit dapat ditemukan karena di abad XVI Kerajaan Banten telah menjadi pelabuhan Kerajaan Sunda. Dan salah satu sumber sejarah Kerajaan Banten adalah catatan dari Ten Dam

Sumber Sejarah

Page 4: Kesultanan banten.docx

Lokasi Kesultanan Banten

Page 5: Kesultanan banten.docx

Kerajaan Banten berada pada posisi yang strategis dalam perdagangan internasional. Berkuasanya Portugis di Malaka mendorong Banten untuk membuat pelabuhan di tepi Selat Sunda dan Teluk Banten, pelabuhan ini dipakai untuk ekspor lada yang akan dikirim ke luar negeri. Untuk menambah ekspor lada, Maulana Yusuf melakukan penaklukan ke Lampung. Dengan ditaklukkannya Lampung sebagai penghasil lada terbesar mampu meningkatkan ekspor ke luar negeri dan meningkatkan perekonomian.

Masyarakat yang berada pada wilayah Kesultanan Banten terdiri dari beragam etnis yang ada di Nusantara, antara lain: Sunda, Jawa, Melayu, Bugis, Makassar, dan Bali. Beragam suku tersebut memberi pengaruh terhadap perkembangan budaya di Banten dengan tetap berdasarkan aturan agama Islam. Pengaruh budaya Asia lain didapatkan dari migrasi penduduk Cina akibat perang Fujian tahun 1676, serta keberadaan pedagang India dan Arab yang berinteraksi dengan masyarakat setempat.

Kehidupan Ekonomi

Sosial Budaya

Page 6: Kesultanan banten.docx

1. Maulana HasanuddinMaulana Hasanuddin merupakan seorang pendiri Kesultanan

Banten. Ia juga bergelar Pangeran Sabakingkin dan berkuasa di Banten dalam rentang waktu 1552 - 1570.Maulana Hasanuddin merupakan salah seorang putera dari Sunan Gunung Jati. Bersama Kerajaan Demak, Ia turut serta dalam penaklukan Pelabuhan Kelapa sekitar tahun 1527 yang waktu itu masih merupakan pelabuhan utama dari Kerajaan Sunda. Kemudian melanjutkan perluasan kekuasaan ke daerah penghasil lada di Lampung. Ia mendirikan benteng pertahanan yang dinamakan Surosowan dan kemudian menjadi pusat pemerintahan, setelah Banten menjadi kerajaan sendiri.

2. Maulana YusufMaulana Yusuf atau Pangeran Pasareyan merupakan putra dari

Maulana Hasanuddin pendiri Kesultanan Banten. Ia melanjutkan kekuasaan bapaknya di Banten dalam rentang waktu 1570 - 1580.

Berdasarkan Sejarah Banten, setelah Maulana Hasanuddin meninggal pada tahun 1570, Maulana Yusuf naik tahta, kemudian melanjutkan ekspansi Banten ke kawasan pedalaman Sunda, dengan menaklukan Pakuan Pajajaran pada tahun 1579.

Raja yang Terkenal

Page 7: Kesultanan banten.docx

3. Maulana MuhammadMaulana Muhammad atau Pangeran Sedangrana merupakan

putra dari Maulana Yusuf, ia memerintah sebagai penguasa di Banten pada rentang waktu 1580 - 1596. Maulana Muhammad naik tahta dalam usia yang belum dewasa, sehingga dalam penyelengaraan pemerintahan di Banten waktu itu ia dibantu dengan sistem perwalian. Maulana Muhammad, seperti pendahulunya ia juga melakukan perluasan wilayah Kesultanan Banten, namun meninggal dunia di Palembang sewaktu mencoba menundukkan kawasan tersebut.

4. Sultan Ageng TirtayasaSultan Ageng Tirtayasa berkuasa di Kesultanan Banten pada

periode 1651 - 1692. Ia memimpin banyak perlawanan terhadap Belanda. Masa itu, VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten. Kemudian Tirtayasa menolak perjanjian ini dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka. Saat itu, Sultan Ageng Tirtayasa ingin mewujudkan Banten sebagai kerajaan Islam terbesar.

Page 8: Kesultanan banten.docx

5. Sultan HajiSultan Haji merupakan salah seorang putera dari

Sultan Abulfath Abdulfattah atau Sultan Ageng Tirtayasa pewaris Kesultanan Banten yang berkuasa pada periode 1671-1686. Ia mendapatkan tahtanya bekerja sama dengan Belanda setelah menggulingkan ayahnya. Hal ini menimbulkan banyak spekulasi, mengingat jika ia pewaris syah dari Kesultanan Banten seharusnya tanpa melakukan kudeta terhadap ayahnya pun, ia dapat menerima tahta tersebut.

Page 9: Kesultanan banten.docx

Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Hal-hal yang dilakukan oleh Sultan Ageng Tirtayasa terhadap kemajuan Kerajaan Banten adalah sebagai berikut: Memajukan wilayah perdagangan. Wilayah perdagangan Banten

berkembang sampai ke bagian selatan Pulau Sumatera dan sebagian wilayah Pulau Kalimantan.

Banten dijadikan sebagai tempat perdagangan internasional yang mempertemukan pedagang lokal dengan para pedagang asing dari Eropa.

Memajukan pendidikan dan kebudayaan Islam sehingga banyak murid yang belajar agama Islam ke Banten.

Melakukan modernisasi bangunan keraton dengan bantuan arsitektur Lucas Cardeel. Sejumlah situs bersejarah peninggalan Kerajaan Banten dapat kita saksikan hingga sekarang di wilayah Pantai Teluk Banten.

Membangun armada laut untuk melindungi perdagangan. Kekuatan ekonomi Banten didukung oleh pasukan tempur laut untuk menghadapi serangan dari kerajaan lain di Nusantara dan serangan pasukan asing dari Eropa.

Puncak Kejayaan

Page 10: Kesultanan banten.docx

Peristiwa penting yang pernah terjadi di Kerajaan Banten yaitu:a. Sultan Ageng Tirtayasa menolak VOC menerapkan mono poli.b. Rakyat Kerajaan Banten membuat VOC kewalahan dengan merusak kebun tebu milik VOC.c. Kemenangan Sultan Haji menandai berakhirnya kejayaan Kerajaan Banten.

Peristiwa Penting

Page 11: Kesultanan banten.docx

Masa KeruntuhanPasca mangkatnya Sultan Haji pada tahun 1687, VOC semakin

mencengkramkan pengaruhnya di Banten diantaranya pengangkatan sultan Banten mesti mendapat persetujuan dari Gubernur Jenderal Hindia-Belanda di Batavia. Kalangan istana dan rakyat Banten kecewa karena lingkaran istana menyerah begitu saja. Perang saudara pun meletus secara sporadis yang membuat Banten semakin mengalami kemunduran . Pada tahun 1808 Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia-Belanda (1808 – 1810) mengumumkan dari markasnya diserang bahwa wilayah Kesultanan Banten telah diserap ke dalam wilayah Hindia Belanda.

Kesultanan Banten resmi dihapuskan tahun 1813 oleh pemerintah kolonial Inggris. Pada tahun itu, Sultan Muhammad Muhyiddin Zainussalihin dilucuti dan dipaksa turun takhta oleh Thomas Stamford Raffles. Peristiwa ini merupakan pukulan pamungkas yang mengakhiri riwayat Kesultanan Banten.

Page 12: Kesultanan banten.docx

1. Istana Keraton Kaibon Istana Kaibon adalah sebuah Istana tempat tinggal Ratu Aisyah, ibunda dari Sultan Syaifuddin. Menurut penduduk sekitar, dulunya ini adalah sebuah Istana yang sangat megah. Namun, Pada tahun 1832, Belanda menghancurkannya saat terjadi peperangan melawan Kerajaan Banten.

2. Masjid Agung Banten Masjid Agung Banten terletak di Kompleks bangunan masjid di Desa Banten Lama, Kecamatan Kasemen, sekitar 10 km sebelah utara Kota Serang. Masjid ini dibangun pertama kali oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570). Ini adalah karya arsitektur China yang bernama Tjek Ban Tjut. Dua buah serambi yang dibangun kemudian menjadi pelengkap di sisi utara dan selatan bangunan utama.

Peninggalan

Page 13: Kesultanan banten.docx

3. Benteng SpellwijkLokasi tidak jauh dari Masjid Agung Banten,

benteng ini dibangun sekitar tahun 1585. Dahulunya Benteng Spellwijk digunakan sebagai Menara Pemantau yang berhadapan langsung ke Selat Sunda dan sekaligus berfungsi sebagai penyimpanan meriam-meriam dan alat pertahanan lainnya. Di tempat ini juga terdapat sebuah Terowongan yang katanya terhubung dengan Keraton Surosowan.

4. Meriam Ki Amuk merupakan senjata andalan Banten

yang telah beberapa kali dipergunakan dalam pertempuran melawan musuh. Menurut beberapa sumber sejarah, meriam tersebut dibuat oleh Kerajaan Banten sendiri dengan mendatangkan para ahli meriam dari Turki

Page 14: Kesultanan banten.docx

5. Danau Tasikardi Danau ini terletak tidak jauh dari Istana Kaibon, Konon, Danau tersebut luasnya 5 Hektar dan bagian dasarnya dilapisi oleh Batu Bata, Pada masa itu danau ini dikenal dengan nama "Situ Kardi" yang memiliki sistem ganda, selain sebagai penampung air di Sungai Cibanten yang digunakan sebagai PengairanPersawahan, danau ini juga dimanfaatkan sebagai pasokan Air bagi keluarga Keraton dan Masyarakat sekitarnya.

6. Pengindelan Emas Untuk mengalirkan air dari danau tasikardi menuju keraton, air harus diproses dulu di bangunan ini. Air dialirkan dari Pipa-Pipa yang terbuat dari Tanah Liat berdiameter 2-40 cm. Sebelum digunakan air danau harus disaring dan diendapkan ditempat penyaringan khusus yang dikenal dengan Pengeindelan Emas

Page 15: Kesultanan banten.docx

7. Istana Keraton Surosowan Tidak Jauh dari Istana Keraton Kaibon, terdapat sebuah Situs Istana Surosowan yang merupakan Kediaman para SultanBanten, dari Sultan Maulana Hasanudin hingga Sultan Haji yang pernah berkuasa pada tahun 1672-1687, Istana ini dibangun pada tahun 1552.. Sisa bangunan megah ini berupa Benteng yang terbuat dari batu merah dan batu karang dengan tinggi 0,5 – 2 meter. Ditengahnya terdapat kolam persegi empat. Konon, kolam tersebut adalah bekas pemandian para putri termasuk Rara Denok. Dengan luas sekitar 4 hektar. Bangunan sejarah ini dihancurkan oleh Belanda pada masa kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa tahun 1680.

Page 16: Kesultanan banten.docx