Kesimpulan Dan Saran TPTA 1 Fix

2
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Kesimpulan pada praktikum kali ini sebagai berikut : 1. Untuk mengukur tingkat kemiringan lahan dapat dilakukan dengan 5 alat, yaitu suunto level, hagameter, abney level, theodolit digital dan meteran. 2. Kemiringan pada lahan praktikum ini termasuk kedalam klasifikasi lahan miring dengan besarnya kemiringian sebesar 8 sampai 15 % dan termasuk kedalam kategori bentuk relief berombak. 3. Alat ukur sudut yang lain yaitu hagameter menunjukkan hasil yang cukup berbeda dengan hasil pengukuran menggunakan abney lavel. 4. Kemiringan lahan merupakan salah satu unsur topografi dan sebagai faktor terjadinya erosi melalui proses run off. 5. Semakin curam lereng semakin besar laju dan jumlah aliran permukaan, semakin besar pula erosi yang terjadi. 6. Hagameter memiliki tingkat keakuratan yang lebih tinggi pada hasil praktikum dibandingkan dengan alat lainnya. 7. Pengukuran dengan menggunakan alat theodolit, praktikan mendapatkan nilai batas bawah, batas tengah dan batas atas dari rambu ukur. 8. Faktor kurangnya tingkat ketelitian yang utama yaitu keterbatasan pembacaan sudut karena terbatasnya pandangan atau posisi pemegangan alat ukur yang berubah-ubah serta faktor eksternal dimana kondisi cuaca yang hujan dan angin yang cukup kencang. 9. Pembacaan sudut dengan kelima alat tersebut memiliki fungsi penting dalam penentuan kemiringan suatu lahan agar hasil data tersebut dapat diolah dan dimanfaatkan untuk konservasi. 10. Setiap alat ukur memiliki tingkat ketelitian yang berbeda beda. 11. Apabila nilai hasil pengamatan menggunakan theodolit dijadikan acuan, maka hasil pengamatan menggunakan abney level merupakan nilai yang paling mendekati akurat. Muhammad Nugraha 240110120055

description

TPTA

Transcript of Kesimpulan Dan Saran TPTA 1 Fix

  • BAB IV

    KESIMPULAN DAN SARAN

    4.1 Kesimpulan

    Kesimpulan pada praktikum kali ini sebagai berikut :

    1. Untuk mengukur tingkat kemiringan lahan dapat dilakukan dengan 5 alat,

    yaitu suunto level, hagameter, abney level, theodolit digital dan meteran.

    2. Kemiringan pada lahan praktikum ini termasuk kedalam klasifikasi lahan

    miring dengan besarnya kemiringian sebesar 8 sampai 15 % dan termasuk

    kedalam kategori bentuk relief berombak.

    3. Alat ukur sudut yang lain yaitu hagameter menunjukkan hasil yang cukup

    berbeda dengan hasil pengukuran menggunakan abney lavel.

    4. Kemiringan lahan merupakan salah satu unsur topografi dan sebagai faktor

    terjadinya erosi melalui proses run off.

    5. Semakin curam lereng semakin besar laju dan jumlah aliran permukaan,

    semakin besar pula erosi yang terjadi.

    6. Hagameter memiliki tingkat keakuratan yang lebih tinggi pada hasil

    praktikum dibandingkan dengan alat lainnya.

    7. Pengukuran dengan menggunakan alat theodolit, praktikan mendapatkan

    nilai batas bawah, batas tengah dan batas atas dari rambu ukur.

    8. Faktor kurangnya tingkat ketelitian yang utama yaitu keterbatasan

    pembacaan sudut karena terbatasnya pandangan atau posisi pemegangan alat

    ukur yang berubah-ubah serta faktor eksternal dimana kondisi cuaca yang

    hujan dan angin yang cukup kencang.

    9. Pembacaan sudut dengan kelima alat tersebut memiliki fungsi penting dalam

    penentuan kemiringan suatu lahan agar hasil data tersebut dapat diolah dan

    dimanfaatkan untuk konservasi.

    10. Setiap alat ukur memiliki tingkat ketelitian yang berbeda beda.

    11. Apabila nilai hasil pengamatan menggunakan theodolit dijadikan acuan,

    maka hasil pengamatan menggunakan abney level merupakan nilai yang

    paling mendekati akurat.

    Muhammad Nugraha

    240110120055

  • 4.2 Saran

    Adapun saran untuk praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

    1. Diharapkan alat yang digunakan pada saat praktikum serta kondisi cuaca

    sekitar disesuaikan dengan keadaan yang seharusnya sehingga data-data

    yang didapat dari praktikum bisa lebih akurat kebenarannya.

    2. Diharapkan adanya penanggulangan akibat erosi yang terjadi dikarenakan

    lahan yang diamati tergolong lahan yang memiliki tingkat kemiringan yang

    terjal dengan lahan berbukit, sehingga sangat memungkinkan terjadinya

    kerusakan.

    3. Diharapkan praktikan mempelajari terlebih dahulu materi yang akan

    dipraktikan demi kelancaran selama proses praktikum berlangsung.

    4. Perhatikan kondisi alam saat melakukan praktikum, karena angin dan

    fatamorgana akan sangat berpengaruh pada pembacaan hasil.

    5. Diharapkan pemegang rambu ukur sebaiknya memastikan rambu/jalon

    dalam keadaan tegak (tidak tergoyangkan oleh angin) sehingga hasil proses

    pembidikan dapat berlangsung dengan baik.

    Muhammad Nugraha

    240110120055