KESIMPULAN - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/799/gdlhub-gdl-s1...KESIMPULAN ....

17
KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian, diketahui masih ditemukan residu CAP dalam sampel yang berasal dari masyarakat luar yang berdomisili di Jawa Barat. Namun secara aktual tingkat penggunaan antibiotik CAP dalam budidaya komoditas ekspor di BLUPPB Karawang adalah nol persen. Dari hasil pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa kegiatan uji residu CAP secara ELISA pada komoditas ekspor memiliki potensi untuk dikembangkan. Hal tersebut dikarenakan ELISA memiliki beberapa kelebihan diantaranya cukup sensitif, reagen relatif murah dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama, dapat memeriksa beberapa parameter, peralatan mudah didapat dan tidak menggunakan zat radiasi. Pengujian dapat dilakukan dalam beberapa jam, dapat dibaca menggunakan spektrofotometri dengan hasil cepat. DAFTAR PUSTAKA Akhmadi, N.Y. 2006. Aplikasi Bagan Kendali Proses Berdasarkan Tingkat Residu Chloramphenicol pada Daging Rajungan di PT. Mina Global Mandiri, Purwakarta. Skripsi. Fakultas teknologi pertanian. Institut pertanian bogor. Bogor. 134 hal. Andryssha, R. 2011. Pemeriksaan Residu Kloramfenikol Dalam Ikan Gurami (Osphronemus goramy) dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Skripsi. Universitas Sumatera Utara, Medan. Ardiana. 2011. Analisa Residu Antibiotik Chloramphenicol (CAP) pada Produk Udang Windu (Penaeus monodon) Ebi Furai Beku dengan Metode Enzyme Linked Immunoassay (ELISA). Tugas Akhir. Jurusan Teknologi Hasil Perikanan. Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. 40 hal. European Union. 2003. Commission Decission of 13 March 2003. amending Decision 2002/657/EC as regards the setting of minimum required performance limits (MRPLs) for certain residues in food of animal origin. Offical Journal of European Union, 181 : 2. Islamulhayati, S. Keman, R. Yudhastuti. 2005. Pengaruh Residu Khloramfenikol dalam Udang Windu Terhadap Kejadian Anemia Aplastik pada Mencit. Jurnal Kesehatan Lingkungan, I (2) : 99. Tampubolon, G.H. dan E. Mulyadi, 1989. Sinopsis Kerapu di Perairan Indonesia. Semarang ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Artikel Ilmiah METODE UJI RESIDU ANTIBIOTIK CHLORAMPHENICOL SECARA ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA KOMODITAS EKSPOR DI BLUPPB KARAWANG ANITA ROSYADA

Transcript of KESIMPULAN - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/799/gdlhub-gdl-s1...KESIMPULAN ....

Page 1: KESIMPULAN - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/799/gdlhub-gdl-s1...KESIMPULAN . Berdasarkan hasil pengujian, diketahui masih ditemukan residu CAP dalam sampel yang

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian, diketahui masih ditemukan residu CAP

dalam sampel yang berasal dari masyarakat luar yang berdomisili di Jawa Barat.

Namun secara aktual tingkat penggunaan antibiotik CAP dalam budidaya

komoditas ekspor di BLUPPB Karawang adalah nol persen.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa kegiatan uji

residu CAP secara ELISA pada komoditas ekspor memiliki potensi untuk

dikembangkan. Hal tersebut dikarenakan ELISA memiliki beberapa kelebihan

diantaranya cukup sensitif, reagen relatif murah dan dapat disimpan dalam jangka

waktu yang lama, dapat memeriksa beberapa parameter, peralatan mudah didapat

dan tidak menggunakan zat radiasi. Pengujian dapat dilakukan dalam beberapa

jam, dapat dibaca menggunakan spektrofotometri dengan hasil cepat.

DAFTAR PUSTAKA

Akhmadi, N.Y. 2006. Aplikasi Bagan Kendali Proses Berdasarkan Tingkat Residu

Chloramphenicol pada Daging Rajungan di PT. Mina Global Mandiri,

Purwakarta. Skripsi. Fakultas teknologi pertanian. Institut pertanian bogor.

Bogor. 134 hal.

Andryssha, R. 2011. Pemeriksaan Residu Kloramfenikol Dalam Ikan Gurami

(Osphronemus goramy) dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Secara

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Skripsi. Universitas Sumatera

Utara, Medan.

Ardiana. 2011. Analisa Residu Antibiotik Chloramphenicol (CAP) pada Produk

Udang Windu (Penaeus monodon) Ebi Furai Beku dengan Metode Enzyme

Linked Immunoassay (ELISA). Tugas Akhir. Jurusan Teknologi Hasil

Perikanan. Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. 40 hal.

European Union. 2003. Commission Decission of 13 March 2003. amending

Decision 2002/657/EC as regards the setting of minimum required

performance limits (MRPLs) for certain residues in food of animal origin.

Offical Journal of European Union, 181 : 2.

Islamulhayati, S. Keman, R. Yudhastuti. 2005. Pengaruh Residu Khloramfenikol

dalam Udang Windu Terhadap Kejadian Anemia Aplastik pada Mencit.

Jurnal Kesehatan Lingkungan, I (2) : 99.

Tampubolon, G.H. dan E. Mulyadi, 1989. Sinopsis Kerapu di Perairan Indonesia.

Semarang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Artikel IlmiahMETODE UJI RESIDU ANTIBIOTIK CHLORAMPHENICOL SECARA ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA KOMODITAS EKSPOR DI BLUPPB KARAWANG

ANITA ROSYADA

Page 2: KESIMPULAN - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/799/gdlhub-gdl-s1...KESIMPULAN . Berdasarkan hasil pengujian, diketahui masih ditemukan residu CAP dalam sampel yang

Yuningsih. 2011. Keberadaan Residu Antibiotika dalam Produk Peternakan (Susu

dan Daging). Lokakarya nasional keamanan pangan produk peternakan.

Balai penelitian veteriner, bogor. 8 hal.

Yusrini, H. 2005. Teknik Analisis Kandungan Aflatoksin Bl secara Elisa pada

Pakan Ternak dan Bahan Dasarnya. Balai Penelitian Veteriner, Jalan R.E.

Martadinata 30, Bogor 16114.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Artikel IlmiahMETODE UJI RESIDU ANTIBIOTIK CHLORAMPHENICOL SECARA ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA KOMODITAS EKSPOR DI BLUPPB KARAWANG

ANITA ROSYADA

Page 3: KESIMPULAN - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/799/gdlhub-gdl-s1...KESIMPULAN . Berdasarkan hasil pengujian, diketahui masih ditemukan residu CAP dalam sampel yang

METODE UJI RESIDU ANTIBIOTIK CHLORAMPHENICOL SECARA

ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA

KOMODITAS EKSPOR DI BLUPPB KARAWANG

ARTIKEL ILMIAH PRAKTEK KERJA LAPANG

PROGRAM STUDI S1 BUDIDAYA PERAIRAN

Oleh :

ANITA ROSYADA

GRESIK – JAWA TIMUR

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2014

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Artikel IlmiahMETODE UJI RESIDU ANTIBIOTIK CHLORAMPHENICOL SECARA ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA KOMODITAS EKSPOR DI BLUPPB KARAWANG

ANITA ROSYADA

Page 4: KESIMPULAN - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/799/gdlhub-gdl-s1...KESIMPULAN . Berdasarkan hasil pengujian, diketahui masih ditemukan residu CAP dalam sampel yang

METODE UJI RESIDU ANTIBIOTIK CHLORAMPHENICOL SECARA

ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA

KOMODITAS EKSPOR DI BLUPPB KARAWANG

Artikel Ilmiah Praktek Kerja Lapang sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi S-1 Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Oleh :

ANITA ROSYADA

NIM : 141111021

Mengetahui ; Menyetujui ;

Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Dosen Pembimbing,

Universitas Airlangga,

Prof.Dr.Drh.Hj. Sri Subekti, B.S.,DEA

NIP. 19520517 197803 2 001.

Dr. Kismiyati, Ir., M.Si.

NIP. 19590808 198603 2 002

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Artikel IlmiahMETODE UJI RESIDU ANTIBIOTIK CHLORAMPHENICOL SECARA ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA KOMODITAS EKSPOR DI BLUPPB KARAWANG

ANITA ROSYADA

Page 5: KESIMPULAN - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/799/gdlhub-gdl-s1...KESIMPULAN . Berdasarkan hasil pengujian, diketahui masih ditemukan residu CAP dalam sampel yang

METODE UJI RESIDU ANTIBIOTIK CHLORAMPHENICOL SECARA

ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA

KOMODITAS EKSPOR DI BLUPPB KARAWANG

Anita Rosyada dan Kismiyati, 2014. 14 hal.

Abstrak

Pembangunan sektor perikanan di Indonesia senantiasa ditingkatkan

sebagai penyokong kebutuhan protein hewani bagi masyarakat, membuka

lapangan kerja, penggerak utama (prime mover) ekonomi serta sebagai sumber

devisa negara. Namun kegiatan ekspor hasil perikanan ke berbagai negara

seringkali terhambat akibat ketatnya pengawasan terhadap keamanan pangan.

Larangan penggunaan antibiotik chloramphenicol (CAP) dalam budidaya

ditetapkan berdasarkan ketentuan WHO (World of Health Organization) memiliki

aturan zero tolerance terhadap kandungan chloramphenicol dalam udang).

Peraturan Uni Eropa (UE) No. 001/705/EC, sejak 27 September 2001

menetapkan bahwa semua produk udang khususnya hasil budidaya dari negara

Asia termasuk Indonesia yang diekspor ke UE harus bebas dari chloramphenicol.

Minimum Require Performance Limits (MRPL) chloramphenicol pada udang

sebesar 0,3 µg/kg (European Union, 2003). Residu antibiotik dapat mempengaruhi

kelayakan produk dan membahayakan kesehatan manusia.

Praktek kerja lapang ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan,

pengalaman serta ketrampilan, khususnya metode pengujian residu antibiotik

chloramphenicol (CAP) terhadap komoditas perikanan yang akan diekspor serta

tingkat penggunaannya dalam kegiatan budidaya. Praktek kerja lapang ini

dilaksanakan di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan (BLUPPB) Karawang

Desa Pusakajaya, Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada

tanggal 20 januari sampai dengan 15 Februari 2014.

Pengujian residu antibiotik dilakukan dengan metode Enzyme Linked

Immunosorbent Assay (ELISA). Hasil pengujian akan menentukan kelayakan

produk untuk mendapatkan sertifikat kesehatan dan memenuhi persyaratan ekspor

berdasarkan ketentuan yang berlaku. Terdapat satu sampel kode I.001

mengandung CAP dengan konsentrasi sebesar 1,214 ng/g. Konsentrasi tersebut

tidak melebihi MRPL namun masih melebihi kapabilitas pendeteksian

laboratorium sehingga diindikasi terdapat kandungan senyawa lain yang

strukturnya mirip dengan CAP (suspect). Berdasarkan hasil wawancara diketahui

secara aktual tingkat penggunaan antibiotik CAP dalam budidaya komoditas

ekspor di BLUPPB Karawang adalah nol persen.

Kata Kunci : Chloramphenicol, CAP, Enzyme Linked Immunosorbent Assay,

ELISA

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Artikel IlmiahMETODE UJI RESIDU ANTIBIOTIK CHLORAMPHENICOL SECARA ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA KOMODITAS EKSPOR DI BLUPPB KARAWANG

ANITA ROSYADA

Page 6: KESIMPULAN - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/799/gdlhub-gdl-s1...KESIMPULAN . Berdasarkan hasil pengujian, diketahui masih ditemukan residu CAP dalam sampel yang

THE ANTIBIOTIC CHLORAMPHENICOL RESIDUE TEST METHOD

FOR ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) IN

EXPORT COMMODITIES AT BLUPPB KARAWANG

Anita Rosyada and Kismiyati, 2014. 14 p.

Abstract

Fisheries sector development in Indonesia constantly improved as the

proponents need animal protein for people, open up employment, Prime Mover

(prime mover) and as a source of foreign exchange of the country. However the

activities of fisheries export results to different countries is often hampered due to

tight oversight of food safety. Ban on the use of the antibiotic chloramphenicol

(CAP) in aquaculture are set based on the provisions of the WHO (World Health

Organization of) has a zero tolerance rules against the content of chloramphenicol

in shrimp (Islamulhayati, 2005). The regulations of the European Union (EU) No.

001/705/EC, since 27 September 2001 stipulates that all products, especially

shrimp farming results from Asian countries including Indonesia exported to the

EU must be free of chloramphenicol. The Minimum Require Performance Limits

(MRPL) chloramphenicol in shrimp amounted to 0.3 ug/kg (European Union,

2003).

Antibiotic residue could affect the eligibility of products and harm human

health. This roomy work practices aim to gain knowledge, experience and skills,

particularly antibiotic residue testing methods of chloramphenicol (CAP) of the

fishery commodities will be exported as well as the level of its use in aquaculture

activities. This airy working practices implemented in the Production Efforts of

Fisheries Service Center (BLUPPB) Pusakajaya Village, subdistrict of Karawang

Cilebar, Karawang, West Java on January 20, up to 15 February 2014.

Antibiotic residue testing conducted by the method of Enzyme Linked

Immunosorbent Assay (ELISA). The test results will determine the feasibility of

the product to obtain a health certificate and satisfy the requirements of export

based on conditions. There is one sample code i. 001 contains a STAMP with a

concentration of 1,214 ng/g. Concentration does not exceed the MRPL but still

exceed the capability of detection laboratories so that indicates there are other

compounds in structure, similar to a CAP (suspect). Based on the results of the

actual level of consensus interview antibiotic use CAP in the cultivation of export

commodities in Karawang BLUPPB is zero percent.

Key word : Chloramphenicol, CAP, Enzyme Linked Immunosorbent Assay,

ELISA

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Artikel IlmiahMETODE UJI RESIDU ANTIBIOTIK CHLORAMPHENICOL SECARA ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA KOMODITAS EKSPOR DI BLUPPB KARAWANG

ANITA ROSYADA

Page 7: KESIMPULAN - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/799/gdlhub-gdl-s1...KESIMPULAN . Berdasarkan hasil pengujian, diketahui masih ditemukan residu CAP dalam sampel yang

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai potensi sumberdaya ikan

yang sangat melimpah merupakan faktor pendukung dalam pembangunan sektor

perikanan selain sebagai penyokong kebutuhan protein hewani bagi masyarakat,

membuka lapangan kerja, penggerak utama (prime mover) ekonomi serta sebagai

sumber devisa negara (Tampubolon dan Mulyadi, 1989).

Pada tahun 2004-2012, nilai ekspor hasil perikanan Indonesia mengalami

peningkatan. Tercatat sebesar 3,85 USD miliar pada tahun 2012 dengan

pertumbuhan rata-rata sebesar 10,51 USD miliar tiap tahunnya (Kementerian

Kelautan dan Perikanan, 2012). Dengan demikian, dilihat dari sisi ekspor, prospek

ikan budidaya Indonesia adalah sangat maju.

Kegiatan ekspor hasil perikanan ke berbagai negara tujuan tidak

selamanya berjalan mulus. Indonesia seringkali mengalami hambatan terutama

yang berkaitan dengan ketahanan pangan. Keamanan pangan yang membatasi

perdagangan produk pangan tersebut adalah residu antibiotik Chloramphenicol

(CAP). Eksportir udang menderita kerugian yang cukup besar sehubungan dengan

berlakunya peraturan Uni Eropa (UE) No. 001/705/EC, sejak 27 September 2001,

yang menetapkan bahwa semua produk udang khususnya hasil budidaya dari

negara Asia termasuk Indonesia yang diekspor ke UE harus bebas dari

Chloramphenicol. Minimum Require Performance Limits (MRPL)

Chloramphenicol pada udang sebesar 0,3 µg/kg (European Union, 2003).

Larangan penggunaan antibiotik CAP dalam budidaya ditetapkan berdasarkan

ketentuan WHO (World of Health Organization) memiliki aturan zero tolerance

terhadap kandungan CAP dalam udang (Islamulhayati, 2005). Yuningsih (2011)

menyatakan sejak tahun 1982 Indonesia sudah melarang menggunakan

chloramphenicol untuk pengobatan hewan yang akan dikonsumsi dan juga bahan

tambahan pakan. Namun pada kenyataannya sampai pada tahun 2011 masih

ditemukan penggunaan CAP dalam proses budidaya. Hasil penelitian Andryssha

(2011) menunjukkan terdapat residu CAP dalam ikan gurami dari beberapa pasar

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Artikel IlmiahMETODE UJI RESIDU ANTIBIOTIK CHLORAMPHENICOL SECARA ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA KOMODITAS EKSPOR DI BLUPPB KARAWANG

ANITA ROSYADA

Page 8: KESIMPULAN - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/799/gdlhub-gdl-s1...KESIMPULAN . Berdasarkan hasil pengujian, diketahui masih ditemukan residu CAP dalam sampel yang

yang berbeda di kota Binjai, dengan kadar berturut- turut ikan 1, ikan 2, ikan 3

dan ikan 4 dalam satuan mg/g adalah 0,2092±0,0073, 0,0587±0,0016,

0,0786±0,0045, 0,1190±0,0111 dan 0,07675±0,0048. Berdasarkan Rancangan

Standar Nasional Indonesia No. 01 – 6366 - 2000 Batas Maksimum Residu

(BMR) CAP dalam daging sebesar 0,01 mg/kg. Berdasarkan hasil penelitian,

disimpulkan bahwa kadar residu CAP dalam sampel tidak memenuhi persyaratan

Chloramphenicol (CAP) merupakan salah satu dari sembilan jenis bahan

tambahan makanan yang dilarang di Indonesia (Permenkes No.

722/Menkes/Per/IX/88). CAP merupakan antibiotik dengan spektrum kegunaan

yang cukup luas dalam membunuh bakteri. CAP dilarang dalam penggunaannya

dikarenakan sifatnya yang tidak mudah diurai oleh tubuh. Asupan CAP dalam

waktu lama akan meninggalkan deposit berlebih dalam tubuh dan bersifat toksik.

Salah satu pengaruh toksisitas deposit adalah kelainan aplasic anemia. Aplastic

anemia merupakan penyakit yang disebabkan oleh penurunan produksi sel darah

merah pada sumsum tulang belakang (Neuhaus et al, 2002).

Berdasarkan latar belakang ini, maka akan dilakukan Praktek Kerja

Lapang dengan judul Metode Uji Residu Antibiotik Chloramphenicol secara

Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) pada Komoditas Ekspor Hasil

Perikanaan di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan (BLUPPB) Karawang,

Jawa Barat.

Tujuan

Praktek kerja lapang ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan,

pengalaman serta ketrampilan, khususnya metode pengujian residu antibiotik

chloramphenicol (CAP) terhadap komoditas perikanan yang akan diekspor serta

tingkat penggunaannya dalam kegiatan budidaya di BLUPPB Karawang sehingga

dapat memperoleh pengetahuan mengenai cara pengujian residu antibiotik

chloramphenicol (CAP) terhadap komoditas ekspor dan mengetahui informasi

tingkat penggunaannya dalam budidaya di BLUPPB Karawang.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Artikel IlmiahMETODE UJI RESIDU ANTIBIOTIK CHLORAMPHENICOL SECARA ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA KOMODITAS EKSPOR DI BLUPPB KARAWANG

ANITA ROSYADA

Page 9: KESIMPULAN - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/799/gdlhub-gdl-s1...KESIMPULAN . Berdasarkan hasil pengujian, diketahui masih ditemukan residu CAP dalam sampel yang

Manfaat

Praktek Kerja Lapang ini mempunyai manfaat diantaranya mendapatkan

pengetahuan tentang cara pengujian dan tingkat penggunaan residu antibiotik

chloramphenicol secara Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) pada

komoditas ekspor hasil perikanaan di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan

Budidaya Karawang, Jawa Barat.

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANG

Praktek kerja lapang ini dilaksanakan di Balai Layanan usaha Produksi

perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang yang terletak di Desa Pusakajaya,

Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat. Kegiatan ini

dilaksanakan pada tanggal 20 Januari – 15 Februari 2014. Metode yang digunakan

dalam praktek kerja lapang ini adalah melakukan pengamatan langsung dan

mengikuti semua kegiatan yang dilaksanakan di BLUPPB Karawang dan

melakukan wawancara terhadap pembimbing lapang atau pegawai mengenai

obyek-obyek yang bersangkutan selama proses pengujian residu antibiotik

chloramphenicol secara Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) pada

komoditas ekspor di BLUPPB Karawang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan Pengujian Residu Chloramphenicol (CAP) pada Komoditas Ekspor

Pengujian residu antibiotik CAP pada komoditas ekspor di BLUPPB

Karawang dilakukan setiap tahun pada saat dan/atau sebelum panen dari setiap

kolam budidaya dan masyarakat lokal.

Metode pengujian residu CAP di Laboratorium Nutrisi BLUPPB Karawang

yaitu Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) menggunakan kit merek

Bioo Scientific Max Signal® Chloramphenicol (CAP) ELISA Test Kit untuk

menganalisa CAP yang terkandung dalam bahan makanan yang terdiri dari

beberapa reagen, standar CAP yang kemudian dilakukan pembacaan nilai

absorbansi menggunakan ELISA reader dengan merek Microplate Reader iMark*

Biorad.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Artikel IlmiahMETODE UJI RESIDU ANTIBIOTIK CHLORAMPHENICOL SECARA ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA KOMODITAS EKSPOR DI BLUPPB KARAWANG

ANITA ROSYADA

Page 10: KESIMPULAN - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/799/gdlhub-gdl-s1...KESIMPULAN . Berdasarkan hasil pengujian, diketahui masih ditemukan residu CAP dalam sampel yang

Proses pengujian terdiri dari beberapa tahap yaitu persiapan alat dan bahan,

pembuatan reagen, preparasi sampel, pembacaan residu dan perhitungan hasil.

Persiapan Alat dan Bahan

Sampel yang datang ke BLUPPB Karawang didata terlebih dahulu di

ruang tata usaha untuk dilakukan pengkodean dan klasifikasi sesuai permintaan

pengujian. Setelah itu, sampel didistribusikan ke laboratorium terkait untuk

dilakukan pengujian.

Peralatan yang digunakan antara lain pinset, well, centrifuge, timbangan

analitik, inkubator, tissue mixer, ELISA plate reader, water bath, vortex mixer,

pipet 10, 20, 100 and 1000 µL, multi-channel pipette: 50-300 µL, nitrogen

evaporator, gelas beker dan freezer.

Bahan kimia/reagen yang digunakan yaitu gas nitrogen, ethyl acetate

(CH3COOC2H5), n-Hexane (CH3(CH2)4CH3), aquadest dan Chloramphenicol

(CAP) ELISA Test Kit yang terdiri dari CAP standards, CAP-HRP Conjugate,

10X Sample Extraction Buffer, 20X Wash Solution, Stop Buffer dan

Tetramethylbenzidine substrate (TMB) Substrate.

Preparasi Sampel

Sampel yang diujikan meliputi komoditas ekspor perikanan di BLUPPB

Karawang yang akan mengalami masa panen, yaitu udang vannamei dari kolam

budidaya D.II (3) dan D.III (14) serta masyarakat luar yang berdomisili di Jawa

Barat. Sampel yang dipersiapkan sebanyak 10 ekor sedangkan pakan sebanyak

100 gram. Selanjutnya sampel udang disimpan pada suhu -200C (freezer) untuk

dilakukan pengujian pada hari berikutnya. Sampel pakan disimpan dalam suhu

ruangan (200 – 25

0 C / 68 – 77

0 F).

A. Udang Vannamei

Preparasi sampel dilakukan dengan menghaluskan daging udang vannamei

menggunakan tissue mixer, kemudian ditimbang sebanyak tiga gram dan

ditambahkan enam mililiter ethyl acetate lalu dikocok menggunakan vortex

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Artikel IlmiahMETODE UJI RESIDU ANTIBIOTIK CHLORAMPHENICOL SECARA ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA KOMODITAS EKSPOR DI BLUPPB KARAWANG

ANITA ROSYADA

Page 11: KESIMPULAN - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/799/gdlhub-gdl-s1...KESIMPULAN . Berdasarkan hasil pengujian, diketahui masih ditemukan residu CAP dalam sampel yang

selama tiga menit sampai homogen. Selanjutnya sampel disentrifugasi selama

lima menit dengan kecepatan 4.000 rpm dalam suhu ruangan (20 – 250 C / 68 –

770 F). Setelah itu ditambahkan empat mililiter supernatan ethyl acetate ke dalam

tabung dan dimasukkan ke dalam water bath dengan suhu 60 – 700 C yang

disemprotkan gas nitrogen untuk mengeringkan sampel. Endapan yang terbentuk

diaduk menggunakan larutan n-hexana sebanyak dua mililiter dan ditambahkan

satu mililiter 1X Sampel Extraction Buffer (SEB) kemudian diaduk menggunakan

vortex selama dua menit dengan kecepatan maksimum. Langkah selanjutnya

dilakukan pengambilan lapisan atas hexane (supernatant) sebanyak 100 µL dan

diletakkan ke dalam well untuk dilakukan pembacaan hasil menggunakan

microtiter plate reader (Bioo Scientific Corp. 2008).

B. Pakan

Preparasi sampel pakan udang dilakukan dengan menghaluskan

sampel menggunakan tissue mixer, kemudian ditimbang sebanyak dua gram

sampel dan ditambahkan enam mililiter ethyl acetate lalu dikocok menggunakan

vortex selama tiga menit sampai homogen. Selanjutnya sampel disentrifugasi

selama lima menit dengan kecepatan 4.000 rpm dalam suhu ruangan (20 – 250 C /

68 – 770 F). Langkah selanjutnya supernatant sebanyak tiga mililiter ditambahkan

ke dalam tabung reaksi dan dimasukkan pada water bath dengan suhu 60 – 700 C

yang disemprotkan gas nitrogen untuk mengeringkan sampel. Endapan yang

terbentuk diaduk menggunakan larutan n-hexana sebanyak dua mililiter dan

ditambahkan satu mililiter 1X Sample Extraction Buffer (SEB) kemudian diaduk

menggunakan vortex selama dua menit dengan kecepatan maksimum. Selanjutnya

dilakukan sentrifugasi selama sepuluh menit dengan kecepatan 4.000 rpm dalam

suhu ruangan. Setelah itu supernatant diambil sebanyak 100 µL dan ditambahkan

400 µL 1x Sample Extraction Buffer kemudian diaduk. Pembacaan menggunakan

microtiter plate reader dilakukan dengan mengambil larutan sebanyak 100 µL

yang diletakkan ke dalam well (Bioo Scientific Corp. 2008).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Artikel IlmiahMETODE UJI RESIDU ANTIBIOTIK CHLORAMPHENICOL SECARA ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA KOMODITAS EKSPOR DI BLUPPB KARAWANG

ANITA ROSYADA

Page 12: KESIMPULAN - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/799/gdlhub-gdl-s1...KESIMPULAN . Berdasarkan hasil pengujian, diketahui masih ditemukan residu CAP dalam sampel yang

Pembuatan Reagen

Pembuatan reagen dilakukan berdasarkan kebutuhan sampel yang akan

diuji. Jumlah sampel yang akan ditangani sebanyak 4 sampel daging udang

vannamei (I.001, I.002, I.003, I.004) dan 4 sampel pakan udang vannamei

(P.001, P.002, P.003, P.004) dari masing-masing kolam budidaya, sehingga

terdapat 16 sampel yang masing-masing diduplikasi untuk pengulangan. Reagen

yang dibutuhkan terdiri dari dua bagian yaitu reagen untuk preparasi sampel

diantaranya ethyl acetate, n-hexane dan 1X Sample Extraction Buffer (SEB) serta

reagen berupa protokol ELISA diantaranya CAP-HRP conjugate, 1X Wash

Solution, TMB Substrate dan Stop Buffer. Selanjutnya dilakukan pengenceran

reagen yang disesuaikan dengan SEB diperlukan bahan 10X SEB sebanyak 2 mL

dan pelarut H2O sebanyak 18 mL (perbandingan 1 : 9), serta pembuatan 1X Wash

Solution dengan pengenceran dari 20X Wash Solution sebanyak 1,3 mL dan

pelarut H2O sebanyak 24,7 mL (perbandingan 1 : 19).

Tahap Pembacaan Residu CAP

Tahap pembacaan merupakan tahap untuk membaca kandungan CAP pada

sampel yang telah diekstrasi dengan metode ELISA melalui reaksi antigen-

antibodi dengan penambahan reagen dalam test-kit. Langkah pertama yaitu

menyiapkan microplate (well) dan memberikan 100 µL CAP Standard (duplo)

pada masing-masing well (penambahan dilakukan dari konsentrasi rendah ke

konsentrasi tinggi). Kemudian ditambahkan 100 µL sampel pada masing-masing

well, lalu ditambahkan 50 µL CAP-HRP Konjugat dengan mengaduk plate secara

manual selama 1 menit. Selanjutnya plate diinkubasi selama 1 jam pada ruang

gelap dan suhu ruangan (200 – 25

0 C / 68 – 77

0 F). Tujuannya untuk memberi

waktu agar terjadi reaksi kompetisi pengikatan antibodi CAP (yang terikat dalam

fase padat) oleh sampel atau standar yang mengandung CAP dengan konjugat.

Langkah selanjutnya plate dicuci tiga kali dengan menggunakan 250 µL 1x wash

solution. Tujuan pembilasan adalah untuk menghilangkan konjugat enzim HRP

yang tidak berkaitan dengan antibody CAP (Handojo, 2003). Selanjutnya, plate

dibalik dan dikeringkan menggunakan kain lap. Setelah itu ditambahkan 100 µL

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Artikel IlmiahMETODE UJI RESIDU ANTIBIOTIK CHLORAMPHENICOL SECARA ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA KOMODITAS EKSPOR DI BLUPPB KARAWANG

ANITA ROSYADA

Page 13: KESIMPULAN - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/799/gdlhub-gdl-s1...KESIMPULAN . Berdasarkan hasil pengujian, diketahui masih ditemukan residu CAP dalam sampel yang

tetramethylbenzidine (TMB) substrat dan diperoleh warna biru dengan kecerahan

yang variatif. Selanjutnya diaduk secara manual selama 1 menit sebelum

diinkubasi selama 20 menit dengan suhu ruangan (200 – 25

0 C / 68 – 77

0 F).

Langkah selanjutnya dilakukan penambahan 100 µL stop buffer untuk

menghentikan reaksi enzim. Pada akhir proses terjadi perubahan warna biru

menjadi kuning sebagai indikator reaksi telah berhenti (Marpaung, 2007).

Pembacaan microplate menggunakan ELISA plate reader untuk

mengetahui nilai absorbansi dengan panjang gelombang 450 nm. Data diolah

menggunakan software dalam komputer.

Perhitungan Hasil

Perhitungan hasil dilakukan dengan membuat kurva kalibrasi (Gambar 2)

yaitu dengan menghitung nilai Optical Density (OD) dan nilai absorbansi

standar/absorbansi standar 0 ng/ml (%B/B0) pada kurva logaritma. Nilai

absorbansi CAP standar dapat dilihat pada Tabel 6. Nilai konsentrasi CAP pada

sampel diperoleh dari persamaan logaritma standar dalam nilai ng/g setelah

dikalikan dilution factor. Angka dilution factor diperoleh dari rasio berat sampel

dengan volume pelarut.

Tabel 6. Nilai Absorbansi Residu CAP

C Standar OD (rata

2) %B/B0 Ln C

ng/ml

0.000 1.137

0.015 1.051 92.5 -4.200

0.050 0.944 83.1 -2.996

0.150 0.716 63.0 -1.897

0.500 0.484 42.6 -0.693

1.500 0.337 29.7 0.405

Slope -14.420

Intercept 35.102

R2 0.986

Keterangan: OD (Optical density) = Absorbansi

B/BO = absorbance standard (or sample)/absorbance zero standard

Ln C = Anti-Logarithmic Concentration

Sumber: Laboratorium Nutrisi BLUPPB Karawang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Artikel IlmiahMETODE UJI RESIDU ANTIBIOTIK CHLORAMPHENICOL SECARA ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA KOMODITAS EKSPOR DI BLUPPB KARAWANG

ANITA ROSYADA

Page 14: KESIMPULAN - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/799/gdlhub-gdl-s1...KESIMPULAN . Berdasarkan hasil pengujian, diketahui masih ditemukan residu CAP dalam sampel yang

Gambar 2. Kurva Kalibrasi Residu CAP

Hasil uji residu CAP terhadap komoditas ekspor secara ELISA, diperoleh

kadar residu CAP pada setiap jenis sampel uji tercantum pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil Pembacaan Residu CAP

Sampel %B/B0 C

ng/g Keterangan

P.001 109.3 0.039 Negatif

P.002 101.9 0.049 Negatif

P.003 99.0 0.060 Negatif

P.004 96.2 0.101 Negatif

I.001 23.0 1.214 Suspect

I.002 87.0 0.014 Negatif

I.003 59.2 0.098 Negatif

I.004 94.9 0.008 Negatif

Pengujian residu CAP pada komoditas ekspor bertujuan untuk mengetahui

konsentrasi CAP yang masih tersisa akibat dugaan terkontaminasinya molekul

CAP dalam komoditas ekspor baik melalui sarana produksi yang diterapkan

termasuk melalui pakan yang diberikan. Metode Enzyme Linked Immunosorbent

Assay (ELISA) merupakan suatu teknik deteksi dengan metode serologis yang

berdasarkan atas reaksi spesifik antara antigen dan antibodi, mempunyai

sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi dengan menggunakan enzim sebagai

indicator. Prinsip dasar ELISA adalah analisis interaksi antara antigen dan

antibodi yang teradsorpsi secara pasif pada permukaan fase padat dengan

menggunakan konjugat antibodi atau antigen yang dilabel enzim. Enzim ini akan

bereaksi dengan substrat dan menghasilkan warna. Warna yang timbul dapat

ditentukan secara kualitatif dengan pandangan mata atau kuantitatif dengan

y = -14,42x + 35,102 R² = 0,9859

0

20

40

60

80

100

120

-5,000 -4,000 -3,000 -2,000 -1,000 0,000 1,000

B/B

0 (

%)

Ln C

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Artikel IlmiahMETODE UJI RESIDU ANTIBIOTIK CHLORAMPHENICOL SECARA ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA KOMODITAS EKSPOR DI BLUPPB KARAWANG

ANITA ROSYADA

Page 15: KESIMPULAN - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/799/gdlhub-gdl-s1...KESIMPULAN . Berdasarkan hasil pengujian, diketahui masih ditemukan residu CAP dalam sampel yang

pembacaan nilai absorbansi (OD) pada ELISA plate reader (Burgess,

1995 dalam Yusrini, 2005).

Metode ELISA yang digunakan untuk menentukan residu CAP adalah

metode kompetitif langsung. Analisis berlangsung dalam wadah well dengan

konsentrasi antibodi yang dilapiskan pada mikroplat 0 ng/ml. CAP yang terdapat

pada sampel yang diperiksa akan berkompetisi dengan antibodi yang berada

dalam well. Bahan atau pereaksi yang tidak berikatan akan terbuang setelah

mengalami proses pencucian. Penambahan substrat pada well akan terbentuk

warna pada ikatan antara antibodi dan enzim konjugat. Semakin kuning warna

yang dihasilkan, semakin kecil CAP yang terdapat pada sampel yang dianalisis.

Hasil analisis ditentukan dengan membaca optical density (OD ) pada ELISA

reader. Kurva kalibrasi, plot antara nilai OD dan konsentrasi standar CAP dibuat

dan digunakan untuk menghitung kadar CAP pada sampel.

Ketentuan negara Uni Eropa terkait Minimum Require Performance Limits

(MRPL) residu CAP dalam makanan dan hewan adalah sebesar 0,30 µg/kg (ppb)

atau setara dengan ng/g namun laboratorium penguji diharuskan untuk

mendapatkan kapabilitas hasil pendeteksian sebesar 50% yaitu 0,15 ng/g sampel.

Berdasarkan Tabel 4. diketahui terdapat satu sampel kode I.001 mengandung CAP

dengan konsentrasi sebesar 1,214 ng/g. Konsentrasi tersebut tidak melebihi

MRPL namun masih melebihi kapabilitas pendeteksian laboratorium sehingga

diindikasi terdapat kandungan senyawa CAP. Berdasarkan hasil wawancara

diketahui secara aktual tingkat penggunaan antibiotik CAP dalam budidaya

komoditas ekspor di BLUPPB Karawang adalah nol persen (Lampiran 7),

sehingga dapat diketahui bahwa komoditas ekspor di BLUPPB Karawang

termasuk tidak terindikasi cemaran CAP.

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dengan hasil pembacaan

standar yang tercantum dalam Tabel 4 dan kurva kalibrasi pada Gambar 2, dapat

disimpulkan bahwa prosedur pengujian telah dilaksanakan dengan baik karena

diperoleh regresi sebesar 0,9859, artinya terdapat hubungan (korelasi)

antarvariabel yang diujikan.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Artikel IlmiahMETODE UJI RESIDU ANTIBIOTIK CHLORAMPHENICOL SECARA ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA KOMODITAS EKSPOR DI BLUPPB KARAWANG

ANITA ROSYADA

Page 16: KESIMPULAN - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/799/gdlhub-gdl-s1...KESIMPULAN . Berdasarkan hasil pengujian, diketahui masih ditemukan residu CAP dalam sampel yang

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian, diketahui masih ditemukan residu CAP

dalam sampel yang berasal dari masyarakat luar yang berdomisili di Jawa Barat.

Namun secara aktual tingkat penggunaan antibiotik CAP dalam budidaya

komoditas ekspor di BLUPPB Karawang adalah nol persen.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa kegiatan uji

residu CAP secara ELISA pada komoditas ekspor memiliki potensi untuk

dikembangkan. Hal tersebut dikarenakan ELISA memiliki beberapa kelebihan

diantaranya cukup sensitif, reagen relatif murah dan dapat disimpan dalam jangka

waktu yang lama, dapat memeriksa beberapa parameter, peralatan mudah didapat

dan tidak menggunakan zat radiasi. Pengujian dapat dilakukan dalam beberapa

jam, dapat dibaca menggunakan spektrofotometri dengan hasil cepat.

DAFTAR PUSTAKA

Akhmadi, N.Y. 2006. Aplikasi Bagan Kendali Proses Berdasarkan Tingkat Residu

Chloramphenicol pada Daging Rajungan di PT. Mina Global Mandiri,

Purwakarta. Skripsi. Fakultas teknologi pertanian. Institut pertanian bogor.

Bogor. 134 hal.

Andryssha, R. 2011. Pemeriksaan Residu Kloramfenikol Dalam Ikan Gurami

(Osphronemus goramy) dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Secara

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Skripsi. Universitas Sumatera

Utara, Medan.

Ardiana. 2011. Analisa Residu Antibiotik Chloramphenicol (CAP) pada Produk

Udang Windu (Penaeus monodon) Ebi Furai Beku dengan Metode Enzyme

Linked Immunoassay (ELISA). Tugas Akhir. Jurusan Teknologi Hasil

Perikanan. Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. 40 hal.

European Union. 2003. Commission Decission of 13 March 2003. amending

Decision 2002/657/EC as regards the setting of minimum required

performance limits (MRPLs) for certain residues in food of animal origin.

Offical Journal of European Union, 181 : 2.

Islamulhayati, S. Keman, R. Yudhastuti. 2005. Pengaruh Residu Khloramfenikol

dalam Udang Windu Terhadap Kejadian Anemia Aplastik pada Mencit.

Jurnal Kesehatan Lingkungan, I (2) : 99.

Tampubolon, G.H. dan E. Mulyadi, 1989. Sinopsis Kerapu di Perairan Indonesia.

Semarang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Artikel IlmiahMETODE UJI RESIDU ANTIBIOTIK CHLORAMPHENICOL SECARA ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA KOMODITAS EKSPOR DI BLUPPB KARAWANG

ANITA ROSYADA

Page 17: KESIMPULAN - adln.lib.unair.ac.idadln.lib.unair.ac.id/files/disk1/799/gdlhub-gdl-s1...KESIMPULAN . Berdasarkan hasil pengujian, diketahui masih ditemukan residu CAP dalam sampel yang

Yuningsih. 2011. Keberadaan Residu Antibiotika dalam Produk Peternakan (Susu

dan Daging). Lokakarya nasional keamanan pangan produk peternakan.

Balai penelitian veteriner, bogor. 8 hal.

Yusrini, H. 2005. Teknik Analisis Kandungan Aflatoksin Bl secara Elisa pada

Pakan Ternak dan Bahan Dasarnya. Balai Penelitian Veteriner, Jalan R.E.

Martadinata 30, Bogor 16114.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Artikel IlmiahMETODE UJI RESIDU ANTIBIOTIK CHLORAMPHENICOL SECARA ENZYME LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) PADA KOMODITAS EKSPOR DI BLUPPB KARAWANG

ANITA ROSYADA