Kesimpulan

2
Kesimpulan Melihat perhatian masyarakat yang begitu luas, kalangan pemerintah dan DPR berkeyakinan bahwa masukan ataupun kritik masyarakat di satu sisi mempunyai nilai posisitf untuk perbaikan dalam rangka kesempurnaan UU Perlindingan anak, yang menyangkut perlindungan anak di indonesia dapat diatasi. Dengan adanya UU Perlindungan anak, di harapkan akan terdapat intrumen hukum yang berfungsi sebagai perekeyasa perlindungan anak di indonesia. Format ke depan yang menyangkut fungsi kandungn undang sebagai instrumen sosial engineering akan segera bisa dilakukan. Harapan kita undang-undang dapat dijalankan dengan langkah- langkah konkrit oleh seluruh komponen masyarakat baik pemerintah, lsm, ormas dan lembaga lain yang mempunyai kepedulian terhadap perlindungan hak-hak anak. Peran serta keluarga dan masyarakat sangat penting untuk turut berpartisipasi terhadap kepedulianmasa depan anak terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan anak Indonesia. Saran Berdasarkan analisa dan pembahasan di atas, maka ada beberapa hal yang dapat menjadi catatan kita bersama guna meminimalisir kemungkinan terjadinya tindakan serupa pada masa yang akan datang, mengingat apa yang tertulis pada pasal 20 undang-uandang Perlindungan anak yang berbunyi : “Negara, Pemerintah, Masayarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak”. Oleh karena itu, ada beberapa saran yang dapat dijadikan acuan bagi kita semua, antara lain : 1. Keluarga a. Lebih memahami dan mengerti bahwa anak bukan milik pribadi karena pada dasarnya setiap anak adalah sebuah pribadi yang utuh yang juga memiliki hak sebagaimana individu lainnya, sehingga anak tidak dapat dijadikan tumpuan amarah atas semua permasalahan yang dialami orangtua (Domestic Based Violence) b. Lebih berhati-hati dan memberikan perhatian serta menjaga anak dari kemungkinan menjadi korban

Transcript of Kesimpulan

KesimpulanMelihat perhatian masyarakat yang begitu luas, kalangan pemerintah dan DPR berkeyakinan bahwa masukan ataupun kritik masyarakat di satu sisi mempunyai nilai posisitf untuk perbaikan dalam rangka kesempurnaan UU Perlindingan anak, yang menyangkut perlindungan anak di indonesia dapat diatasi.Dengan adanya UU Perlindungan anak, di harapkan akan terdapat intrumen hukum yang berfungsi sebagai perekeyasa perlindungan anak di indonesia. Format ke depan yang menyangkut fungsi kandungn undang sebagai instrumen sosial engineering akan segera bisa dilakukan. Harapan kita undang-undang dapat dijalankan dengan langkah-langkah konkrit oleh seluruh komponen masyarakat baik pemerintah, lsm, ormas dan lembaga lain yang mempunyai kepedulian terhadap perlindungan hak-hak anak. Peran serta keluarga dan masyarakat sangat penting untuk turut berpartisipasi terhadap kepedulianmasa depan anak terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan anak Indonesia.

Saran Berdasarkan analisa dan pembahasan di atas, maka ada beberapa hal yang dapat menjadi catatan kita bersama guna meminimalisir kemungkinan terjadinya tindakan serupa pada masa yang akan datang, mengingat apa yang tertulis pada pasal 20 undang-uandang Perlindungan anak yang berbunyi : “Negara, Pemerintah, Masayarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak”.Oleh karena itu, ada beberapa saran yang dapat dijadikan acuan bagi kita semua, antara lain :

1. Keluargaa. Lebih memahami dan mengerti bahwa anak bukan milik pribadi karena pada

dasarnya setiap anak adalah sebuah pribadi yang utuh yang juga memiliki hak sebagaimana individu lainnya, sehingga anak tidak dapat dijadikan tumpuan amarah atas semua permasalahan yang dialami orangtua (Domestic Based Violence)

b. Lebih berhati-hati dan memberikan perhatian serta menjaga anak dari kemungkinan menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh orang disekitar kita ( Community Based Violence).

2. Masayarakata. Lebih peka dan tidak menutup mata terhadap keadaan sekitar sehingga

apabila terjadi kekerasan terhadap anak dilingkungan sekitar penanganannya dapat lebih cepat guna menghindari kemungkinan yang lebih buruks pada anak yang bersangkutan.

b. Pihak sekolah dan orangtua asuh sebagai pendidik kedua setelah orangtua kandung, diharapkan dapat lebih sensitif anak dalam mendidik anak-anak yang berada di bawah pengasuhan mereka.

c. Aparat hukum seharusnya dapat lebih peka terhadap anak pada setiap proses penanganan perkara anak baik dalam hal anak sebagai korban tindak pidana maupun anak sebagai pelaku dengan mengedepankan prinsip demi kepentingan terbaik bagi anak (The Best Interest for the Child).