Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

41
Guru dalam Menghadapi Kurikulum Baru dan Problematika yang Dihadapi Itje Chodidjah Education and ELT Consultant [email protected]

description

Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Transcript of Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Page 1: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Guru dalam Menghadapi Kurikulum Baru dan

Problematika yang Dihadapi

Itje ChodidjahEducation and ELT Consultant

[email protected]

Page 2: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

BETTER TEACHERS for BETTER NATION

Itje ChodidjahEducation and ELT [email protected] (FB and Twitter)

Page 3: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Siapakah yang paling berperan dalam implementasi kurikulum secara langsung

Page 4: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Guru sebagai Ujung tombak, karena segala macam yang kita lakukan tak lain adalah untuk anak-anak yang

setia berada di dalam kelas bersama guru-gurunya .

Page 5: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Apa yang saat ini sudah bapak ibu diketahui tentang Kurikulum

2013?

Page 6: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Apa yang ada dalam sebuah kurikulum?

• Concept

• Attainment Target Description (goal, objectives)

• Strategies and approaches to achieve the objectives

Page 7: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Apa yang perlu dicermati dalam Kurikulum 2013 agar siswa tetap mendapatkan hak pendidikannya

melalui proses pembelajarannya di kelas?

Bagaimanakah Kurikulum menjadi acuan utama dalam menyiapkan

kehidupan siswa dan bukan sekedar mengejar nilai?

Page 8: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru
Page 9: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

4 hal yang perlu menjadi pemikiran guru dan pemangku kepentingan

agar kurikulum dapat terimplementasi sesuai dengan

tujuannya yaitu menyiapkan anak didik untuk kreatif, inovatif, dan

produktif agar dapat berkolaborasi serta berkompetisi di abad 21.

Page 10: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

1. KESADARAN akan pentingnya memahami secara tuntas konsep yang mendasari dikembangkannya kurikulum 2013, serta berbagai kekurangan-kekurangannya.

2. PEMAHAMAN tentang aspek-aspek apa saja yang akan berpotensi menimbukan keraguan, kebingungan atau bahkan kesalahan dalam proses belajar mengajar dan kegagalan pencapaian tujuan.

Page 11: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

3. PENCARIAN alternatif- alternatif agar anak didik tidak terkena dampak dari kebingungan, keraguan, atau bahkan kesalahpahaman guru dan pemangku kepentingan lainnya.

4. PEMAHAMAN akan kebutuhan anak didik untuk hidup di abad 21 yang menurut penjelasan - penjelasan yang sementara beredar telah dicakup dalam dokumen kurikulum dan diterjemahkan dalam materi ajar yang telah dibuat oleh pemerintah pusat.

Page 12: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Selama ini hampir semua guru yang saya temui ketika masuk kelas lebih

mengutamakan membawa buku text dan bukan membawa

kurikulum, silabus, atau bahkan RPP.

Page 13: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Padahal seharusnya proses pembelajaran bertumpu pada

tujuan pembelajaran secara umum. Kemudian diterjemahkan menjadi tujuan –tujuan instruksional yang

lebih terfokus pada pencapaian indikator-indikator tertentu. Materi ajar adalah alat mencapai tujuan.

Page 14: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Bagaimana dengan diterbitkannya SATU JENIS buku ajar dan buku pegangan guru dari pusat ?

Akankah terjamin tujuan tercapai atau materi habis? Bagaimana mengukur ketercapaian tujuan

pembelajaran yang tak lepas dari Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang relatif abstrak?

Bagaimana jika antara kemampuan anak didik yang diperkirakan penulis dengan anak didik yang ada di

kelas tertentu sangat berbeda?

Page 15: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Tema Pengembangan Kurikulum 2013Kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang:

Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif melalui penguatan

Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan yang terintegrasi

15

Page 16: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Posisi Kurikulum 2013

ProduktifKreatifInovatifAfektif

16

Page 17: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

17

Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas

Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Bus. Review:• 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui

pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.• Kebalikannya berlaku untuk kemampuan intelijensia yaitu: 1/3

dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.• Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:

- Observing [mengamati]- Questioning [menanya]- Associating [menalar]- Experimenting [mencoba] - Networking [Membentuk jejaring]

Personal

Inter-personal

17

Perlunya merumuskan kurikulum yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning

Page 18: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

18

Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas

Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity: what can we learn from research?:Guru dapat membuat peserta didik berani berperilaku kreatif melalui: • tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar

[banyak/semua jawaban benar], • mentolerir jawaban yang nyeleneh, • menekankan pada proses bukan hanya hasil saja, • memberanikan peserta didik untuk mencoba, untuk menentukan sendiri yang

kurang jelas/lengkap informasinya, untuk memiliki interpretasi sendiri terkait dengan pengetahuan atau kejadian yang diamatinya

• memberikan keseimbangan antara yang terstruktur dan yang spontan/ekspresif

Perlunya merumuskan kurikulum yang mencakup standar penilaian yang mencakup pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal, memberi nilai bagi jawaban

nyeleneh, menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya, penilaian spontanitas/ekspresif, dll

18

Page 19: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

19

Membentuk Kemampuan Pikir Order Tinggi Sejak Dini

Center on the Developing Child, Harvard University [2011]. Building the Brain ‘ATC’ System: How Early Experiences Shape the Development of Executive Function.• Arsitektur otak dibentuk berdasarkan lapisan-lapisan yang berisi jaringan-

jaringan neuron yang terkait satu sama lain• Jejaringan tersebut terbentuk mulai masih anak-anak, walaupun masih

berkembang sampai umur 30 tahun tetapi penambahannya tidak secepat pada saat anak-anak

• Kompleksitas jaringan tersebut menentukan tingkat kemampuan berfikir seseorang [low order of thinking skills untukpekerjaan rutin sampai high order of thinking skills untuk pekerjaan pengambilan keputusan eksekutif ]

• Untuk itu diperlukan sistem pembelajaran yang dapat membangun kemampuan high order thinking skill tersebut [melalui mencari tahu bukan diberi tahu] sejak dini melalui pemberian kebebasan untuk menentukan apa yang harus dilakukan

Perlunya merumuskan kurikulum yang mengedepankan proses mengamati, menanya, menalar, menyimpulkan sampai memutuskan sehingga peserta didik sejak kecil sudah terlatih dalam berfikir tingkat tinggi yang nantinya diperlukan

untuk pengambilan keputusan

Page 20: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Perlunya merumuskan kurikulum yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta

didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning

Perlunya merumuskan kurikulum yang mencakup standar penilaian yang mencakup pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal, memberi nilai bagi jawaban

nyeleneh, menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya, penilaian spontanitas/ekspresif, dll

Perlunya merumuskan kurikulum yang mengedepankan proses mengamati, menanya, menalar, menyimpulkan sampai memutuskan sehingga peserta didik sejak kecil sudah

terlatih dalam berfikir tingkat tinggi yang nantinya diperlukan untuk pengambilan keputusan

Page 21: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Bisakah guru memenuhi tuntutan konsep di atas dan berlatih kreatif bila semua materi

telah tersedia dan tinggal diikuti saja?

Apakah materi ajar yang dibuat oleh pengembang yang belum tentu memahami konteks sekolah di berbagai daerah dapat memampukan guru mengajar dengan

mengedepankan pengalaman personal siswa melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba

[observation based learning] melalui collaborative learning?

Page 22: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru
Page 23: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Sejauh mana ke tiga konsep landasan kurikulum di atas diterjemahkan dalam

bentuk materi yang dibuat dengan prinsip ‘one for all, and all for one”

Sejauh mana nantinya Kepala Sekolah dan Pengawas dapat memahami dan mentolerir

pengembangan materi yang MUNGKIN dibuat oleh guru yang merasa mau dan

mampu untuk sedikit nyeleneh?

Page 24: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru
Page 25: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Bagaimana Guru akan disiapkan dan mengimplementasikan

Kurikulum 2013 di kelasnya?

Cukupkah alokasi waktu yang disediakan agar tujuan Kurikulum

sampai di kelas?

Page 26: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Strategi Penyiapan Guru

1

26

Page 27: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

STRATEGI DIKLAT GURU KELAS/MAPEL, KEPALA SEKOLAH, PEGAWAS

DPR, DPRD, GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA, DEWAN PENDIDIKAN, DINAS PENDIDIKAN PROVINSI, KABUPATEN/KOTA, MASYARAKAT

KEBIJAKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

GURUKEPALA

SEKOLAH PENGAWAS

DIKLAT KURIKULUM2013

SD, SMP, SMA, SMK

27

Page 28: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Strategi Pelatihan Guru SD

NARASUMBER NASIONAL

GURU INTI(8.610 ORG)

GURU KELAS/MAPEL(151.695)

INSTRUKTUR NASIONAL(531 ORG)

Guru Kelas I+IV : 396 ORG (52 JP)Guru Agama : 135 ORG (31 JP)

28

Guru Kelas I+IV : 6.622 ORG (52 JP) Guru Agama : 1.988 ORG (31 JP)

Guru Kelas I : 53.538 ORG (33+19 JP) Guru Kelas IV : 53.538 ORG (33+19 JP)Guru Agama : 44.619 ORG (33+19 JP)

(33 JP Tatap Muka + 19 JP Mandiri Terbimbing)

Page 29: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Strategi Pelatihan Guru SMP

NARASUMBER NASIONAL

GURU INTI(19.880 ORG)

GURU MAPEL(365.020 ORG)

INSTRUKTUR NASIONAL(1.350 ORG)

29

PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris

52 JP135

orang per

mapelAgama, Seni Budaya, Penjasorkes, Prakarya 31 JP

PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris

52 JP1.988 orang

per mapelAgama, Seni Budaya, Penjasorkes,

Prakarya 31 JP

PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris

52 JP(33+19)

36.502orang

per mapelAgama, Seni Budaya, Penjasorkes,

Prakarya31 JP

(22+9)(33 JP Tatap Muka + 19 JP Mandiri Terbimbing)(22 JP Tatap Muka + 9 JP Mandiri Terbimbing)

Page 30: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Strategi Pelatihan Guru SMA

NARASUMBER NASIONAL

GURU INTI(2.982 ORG)

GURU MAPEL(34.605 ORG)

INSTRUKTUR NASIONAL(324 ORG)

30

Matematika, Sejarah Indonesia, Bahasa Indonesia

52 JP

108 orang per mapel

(33 JP Tatap Muka + 19 JP Mandiri Terbimbing)

Matematika, Sejarah Indonesia, Bahasa Indonesia

52 JP

994 orang per mapel

Matematika, Sejarah Indonesia, Bahasa Indonesia

52 JP

11.535 orang per

mapel

Page 31: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Strategi Pelatihan Guru SMK

NARASUMBER NASIONAL

GURU INTI(2.982 ORG)

GURU MAPEL(29.625 ORG)

INSTRUKTUR NASIONAL(324 ORG)

31

Matematika, Sejarah Indonesia, Bahasa Indonesia

52 JP

108 orang per mapel

(33 JP Tatap Muka + 19 JP Mandiri Terbimbing)

Matematika, Sejarah Indonesia, Bahasa Indonesia

52 JP

994 orang per mapel

Matematika, Sejarah Indonesia, Bahasa Indonesia

52 JP

8.975 orang per

mapel

Page 32: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Strategi Pelatihan Kepala Sekolah

KEPALA SEKOLAH INTI10.581 ORG

INSTRUKTUR NASIONAL646 ORG

Unsur Widyaiswara, Pengawas Berprestasi : Pelatih Nasional 15 Org/P4TK/LPMP ( 10 Org

Widyaiswara ; 5 Org Kepala Berprestasi

Peserta : 20 Org Per Kab/Kota (Kepsek SD 8 Org, Kepsek SMP 4 Org, Kepsek SMA 4 Org,

Kepsek SMK 4 Org)

32

KEPALA SEKOLAH (Blockgrand)95.375 ORG

Kepsek SD (44.615 Org); Kepsek SMP(30.290 Org), Kepsek SMA (11.306 Org),

Kepsek SMK (9.164 Org)

NARASUMBER NASIONAL

Page 33: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Strategi Pelatihan Pengawas Sekolah

PENGAWAS INTI1.030 ORG

INSTRUKTUR NASIONAL112 ORG

Unsur Widyaiswara, Pengawas Berprestasi : Pelatih Nasional 8 Org/P4TK ( 5 Org

Widyaiswara ; 3 Org Pengawas Berprestasi

Koordinator Pengawas Sekolah Propinsi/Kab/Kota 1 Org & Pengawas Berprestasi Tingkat Kab/Kota 1 Org

33

PENGAWAS13.732 ORG Pengawas Sekolah : 2 Org Per Kab/Kota

NARASUMBER NASIONAL

Page 34: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Mari kita cermati beberapa hal berikut ini.

Page 35: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

NARASUMBER NASIONAL

Siapa mereka? Bagaimana mereka Memahami konsep dan isi kurikulum?Apakah latar belakang mereka? Sejauhmana Mereka dapat membayangkan konteks kelas di berbagai wilayah

Siapa yang menentukan bahwa mereka Guru inti yang bisa memberi pelatihan?Apa parameternya?

Bagaimana pola pendekatan pelatihan yangdirancang? Apa kriteria keberhasilan yangdicapai mereka? Sudahkah ada pengujian Terhadap Kriteria keberhasilan tersebut?

Page 36: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Instruktur Nasional(HARUS menguasa konsep dan isi kurikulum,

silabus, buku pegangan guru, buku siswa secara menyeluruh ; dapat memodelkan dan

pemahaman konteks trainer, konteks pendidikan di daerah)

Guru Inti(penguasaan konsep dan isi kurikulum,

silabus, buku pegangan guru, buku siswa untuk diterjemahkan dalalm konteks kelas dan pemahaman konteks guru di daerah)

Guru di kelasMemahami konsep yang tertera dalam

kurikulum secara umum untuk diterjemahkan dalam kegiatan belajar

mengajar - dari planning sampai evaluasi sehingga buku ajar dan buku

pegangan tidak menjadi kitab suci yang diikuti saja.

100% pemahaman semua aspek yang diperlukan oleh para guru inti dari berbagai konteks daerah dari mana guru inti berasal dan konteks sekolah di daerah-daerah tsb.

100% pemahaman akan semua aspek yang diperlukan oleh guru di daerah masing-masing

pemahaman konsep secara umum dan 100 % pemahaman tentang tujuan dalam kurikulum dan silabus dalam kaitannya dengan materi yang disajikan

Proses internalisasi

Proses internalisasi

Proses internalisasi

Page 37: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Apa yang perlu dikuasai oleh Instruktur Nasional

• Pemahaman konsep kurikulum secara mendalam karena harus dapat menterjemahkan dengan bahasa yang konkrit yang dipahami oleh trainer di daerah.

• Kemampuan menterjemahkan bahasa konsep tersebut menjadi bahasa yang fungsional dan dapat dipahami dan diterjemahkan oleh mereka ke dalam bahasa yang lebih teknis untuk kepentingan guru di kelas.

Page 38: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Persiapan bagi training Kepala sekolah, Pengawas dan Widyaiswara yang akan menjadi pendamping

• Perumusan bersama bagaimana design pelatihan yang mengakomodir poin pada slide sebelumnya baik dalam penyederhanaan konsep maupun penjabaran isi.

• Pembedahan berbagai tujuan yang tercantum dalam kurikulum maupun silabus.

• Penguasaan mengenai materi yang disajikan dalam buku pegangan guru dan buku siswa.

• Penentuan bagian mana yang akan menjadi fokus bagi para trainer di daerah dan bagi guru.

Page 39: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Kurikulum 2013 yang ditampilkan adalah ibarat paparan konsep mobil Ferari baru canggih yang tidak dicoba bisa jalan atau tidak lebih lagi ketika jalannya berbeda-beda, terjal, naik, turun, luas, sempit dsb. dan dibayangkan supirnya akan otomatis canggih mengendarainya karena sudah dibuatkan manual lengkap.

Page 40: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Guru wajib:

• menguasai konsep dan terjemahannya serta landasan pedagogi pengetrapan di kelas ,

• trampil memilih teknik dan media dan membawakannya secara tepat di kelas

• mampu menampilakan sikap dan perilaku sebagai model

Page 41: Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru

Keberhasilan sebuah kurikulum adalah pada impementasinya dalam proses belajar mengajar di kelas dimana GURU adalah ujung tombaknya