Studi Kesiapan Dan Pilihan Strategi Alternatif Dalam Menghadapi
Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru
-
Upload
pristiadi-utomo -
Category
Education
-
view
3.755 -
download
2
description
Transcript of Kesiapan guru dalam menghadapi kurikulum baru
Guru dalam Menghadapi Kurikulum Baru dan
Problematika yang Dihadapi
Itje ChodidjahEducation and ELT Consultant
BETTER TEACHERS for BETTER NATION
Itje ChodidjahEducation and ELT [email protected] (FB and Twitter)
Siapakah yang paling berperan dalam implementasi kurikulum secara langsung
Guru sebagai Ujung tombak, karena segala macam yang kita lakukan tak lain adalah untuk anak-anak yang
setia berada di dalam kelas bersama guru-gurunya .
Apa yang saat ini sudah bapak ibu diketahui tentang Kurikulum
2013?
Apa yang ada dalam sebuah kurikulum?
• Concept
• Attainment Target Description (goal, objectives)
• Strategies and approaches to achieve the objectives
Apa yang perlu dicermati dalam Kurikulum 2013 agar siswa tetap mendapatkan hak pendidikannya
melalui proses pembelajarannya di kelas?
Bagaimanakah Kurikulum menjadi acuan utama dalam menyiapkan
kehidupan siswa dan bukan sekedar mengejar nilai?
4 hal yang perlu menjadi pemikiran guru dan pemangku kepentingan
agar kurikulum dapat terimplementasi sesuai dengan
tujuannya yaitu menyiapkan anak didik untuk kreatif, inovatif, dan
produktif agar dapat berkolaborasi serta berkompetisi di abad 21.
1. KESADARAN akan pentingnya memahami secara tuntas konsep yang mendasari dikembangkannya kurikulum 2013, serta berbagai kekurangan-kekurangannya.
2. PEMAHAMAN tentang aspek-aspek apa saja yang akan berpotensi menimbukan keraguan, kebingungan atau bahkan kesalahan dalam proses belajar mengajar dan kegagalan pencapaian tujuan.
3. PENCARIAN alternatif- alternatif agar anak didik tidak terkena dampak dari kebingungan, keraguan, atau bahkan kesalahpahaman guru dan pemangku kepentingan lainnya.
4. PEMAHAMAN akan kebutuhan anak didik untuk hidup di abad 21 yang menurut penjelasan - penjelasan yang sementara beredar telah dicakup dalam dokumen kurikulum dan diterjemahkan dalam materi ajar yang telah dibuat oleh pemerintah pusat.
Selama ini hampir semua guru yang saya temui ketika masuk kelas lebih
mengutamakan membawa buku text dan bukan membawa
kurikulum, silabus, atau bahkan RPP.
Padahal seharusnya proses pembelajaran bertumpu pada
tujuan pembelajaran secara umum. Kemudian diterjemahkan menjadi tujuan –tujuan instruksional yang
lebih terfokus pada pencapaian indikator-indikator tertentu. Materi ajar adalah alat mencapai tujuan.
Bagaimana dengan diterbitkannya SATU JENIS buku ajar dan buku pegangan guru dari pusat ?
Akankah terjamin tujuan tercapai atau materi habis? Bagaimana mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran yang tak lepas dari Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang relatif abstrak?
Bagaimana jika antara kemampuan anak didik yang diperkirakan penulis dengan anak didik yang ada di
kelas tertentu sangat berbeda?
Tema Pengembangan Kurikulum 2013Kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang:
Produktif, Kreatif, Inovatif, Afektif melalui penguatan
Sikap, Keterampilan, dan Pengetahuan yang terintegrasi
15
Posisi Kurikulum 2013
ProduktifKreatifInovatifAfektif
16
17
Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Bus. Review:• 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui
pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.• Kebalikannya berlaku untuk kemampuan intelijensia yaitu: 1/3
dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.• Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
- Observing [mengamati]- Questioning [menanya]- Associating [menalar]- Experimenting [mencoba] - Networking [Membentuk jejaring]
Personal
Inter-personal
17
Perlunya merumuskan kurikulum yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning
18
Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas
Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity: what can we learn from research?:Guru dapat membuat peserta didik berani berperilaku kreatif melalui: • tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar
[banyak/semua jawaban benar], • mentolerir jawaban yang nyeleneh, • menekankan pada proses bukan hanya hasil saja, • memberanikan peserta didik untuk mencoba, untuk menentukan sendiri yang
kurang jelas/lengkap informasinya, untuk memiliki interpretasi sendiri terkait dengan pengetahuan atau kejadian yang diamatinya
• memberikan keseimbangan antara yang terstruktur dan yang spontan/ekspresif
Perlunya merumuskan kurikulum yang mencakup standar penilaian yang mencakup pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal, memberi nilai bagi jawaban
nyeleneh, menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya, penilaian spontanitas/ekspresif, dll
18
19
Membentuk Kemampuan Pikir Order Tinggi Sejak Dini
Center on the Developing Child, Harvard University [2011]. Building the Brain ‘ATC’ System: How Early Experiences Shape the Development of Executive Function.• Arsitektur otak dibentuk berdasarkan lapisan-lapisan yang berisi jaringan-
jaringan neuron yang terkait satu sama lain• Jejaringan tersebut terbentuk mulai masih anak-anak, walaupun masih
berkembang sampai umur 30 tahun tetapi penambahannya tidak secepat pada saat anak-anak
• Kompleksitas jaringan tersebut menentukan tingkat kemampuan berfikir seseorang [low order of thinking skills untukpekerjaan rutin sampai high order of thinking skills untuk pekerjaan pengambilan keputusan eksekutif ]
• Untuk itu diperlukan sistem pembelajaran yang dapat membangun kemampuan high order thinking skill tersebut [melalui mencari tahu bukan diberi tahu] sejak dini melalui pemberian kebebasan untuk menentukan apa yang harus dilakukan
Perlunya merumuskan kurikulum yang mengedepankan proses mengamati, menanya, menalar, menyimpulkan sampai memutuskan sehingga peserta didik sejak kecil sudah terlatih dalam berfikir tingkat tinggi yang nantinya diperlukan
untuk pengambilan keputusan
Perlunya merumuskan kurikulum yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta
didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning
Perlunya merumuskan kurikulum yang mencakup standar penilaian yang mencakup pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal, memberi nilai bagi jawaban
nyeleneh, menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya, penilaian spontanitas/ekspresif, dll
Perlunya merumuskan kurikulum yang mengedepankan proses mengamati, menanya, menalar, menyimpulkan sampai memutuskan sehingga peserta didik sejak kecil sudah
terlatih dalam berfikir tingkat tinggi yang nantinya diperlukan untuk pengambilan keputusan
Bisakah guru memenuhi tuntutan konsep di atas dan berlatih kreatif bila semua materi
telah tersedia dan tinggal diikuti saja?
Apakah materi ajar yang dibuat oleh pengembang yang belum tentu memahami konteks sekolah di berbagai daerah dapat memampukan guru mengajar dengan
mengedepankan pengalaman personal siswa melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba
[observation based learning] melalui collaborative learning?
Sejauh mana ke tiga konsep landasan kurikulum di atas diterjemahkan dalam
bentuk materi yang dibuat dengan prinsip ‘one for all, and all for one”
Sejauh mana nantinya Kepala Sekolah dan Pengawas dapat memahami dan mentolerir
pengembangan materi yang MUNGKIN dibuat oleh guru yang merasa mau dan
mampu untuk sedikit nyeleneh?
Bagaimana Guru akan disiapkan dan mengimplementasikan
Kurikulum 2013 di kelasnya?
Cukupkah alokasi waktu yang disediakan agar tujuan Kurikulum
sampai di kelas?
Strategi Penyiapan Guru
1
26
STRATEGI DIKLAT GURU KELAS/MAPEL, KEPALA SEKOLAH, PEGAWAS
DPR, DPRD, GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA, DEWAN PENDIDIKAN, DINAS PENDIDIKAN PROVINSI, KABUPATEN/KOTA, MASYARAKAT
KEBIJAKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
GURUKEPALA
SEKOLAH PENGAWAS
DIKLAT KURIKULUM2013
SD, SMP, SMA, SMK
27
Strategi Pelatihan Guru SD
NARASUMBER NASIONAL
GURU INTI(8.610 ORG)
GURU KELAS/MAPEL(151.695)
INSTRUKTUR NASIONAL(531 ORG)
Guru Kelas I+IV : 396 ORG (52 JP)Guru Agama : 135 ORG (31 JP)
28
Guru Kelas I+IV : 6.622 ORG (52 JP) Guru Agama : 1.988 ORG (31 JP)
Guru Kelas I : 53.538 ORG (33+19 JP) Guru Kelas IV : 53.538 ORG (33+19 JP)Guru Agama : 44.619 ORG (33+19 JP)
(33 JP Tatap Muka + 19 JP Mandiri Terbimbing)
Strategi Pelatihan Guru SMP
NARASUMBER NASIONAL
GURU INTI(19.880 ORG)
GURU MAPEL(365.020 ORG)
INSTRUKTUR NASIONAL(1.350 ORG)
29
PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris
52 JP135
orang per
mapelAgama, Seni Budaya, Penjasorkes, Prakarya 31 JP
PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris
52 JP1.988 orang
per mapelAgama, Seni Budaya, Penjasorkes,
Prakarya 31 JP
PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris
52 JP(33+19)
36.502orang
per mapelAgama, Seni Budaya, Penjasorkes,
Prakarya31 JP
(22+9)(33 JP Tatap Muka + 19 JP Mandiri Terbimbing)(22 JP Tatap Muka + 9 JP Mandiri Terbimbing)
Strategi Pelatihan Guru SMA
NARASUMBER NASIONAL
GURU INTI(2.982 ORG)
GURU MAPEL(34.605 ORG)
INSTRUKTUR NASIONAL(324 ORG)
30
Matematika, Sejarah Indonesia, Bahasa Indonesia
52 JP
108 orang per mapel
(33 JP Tatap Muka + 19 JP Mandiri Terbimbing)
Matematika, Sejarah Indonesia, Bahasa Indonesia
52 JP
994 orang per mapel
Matematika, Sejarah Indonesia, Bahasa Indonesia
52 JP
11.535 orang per
mapel
Strategi Pelatihan Guru SMK
NARASUMBER NASIONAL
GURU INTI(2.982 ORG)
GURU MAPEL(29.625 ORG)
INSTRUKTUR NASIONAL(324 ORG)
31
Matematika, Sejarah Indonesia, Bahasa Indonesia
52 JP
108 orang per mapel
(33 JP Tatap Muka + 19 JP Mandiri Terbimbing)
Matematika, Sejarah Indonesia, Bahasa Indonesia
52 JP
994 orang per mapel
Matematika, Sejarah Indonesia, Bahasa Indonesia
52 JP
8.975 orang per
mapel
Strategi Pelatihan Kepala Sekolah
KEPALA SEKOLAH INTI10.581 ORG
INSTRUKTUR NASIONAL646 ORG
Unsur Widyaiswara, Pengawas Berprestasi : Pelatih Nasional 15 Org/P4TK/LPMP ( 10 Org
Widyaiswara ; 5 Org Kepala Berprestasi
Peserta : 20 Org Per Kab/Kota (Kepsek SD 8 Org, Kepsek SMP 4 Org, Kepsek SMA 4 Org,
Kepsek SMK 4 Org)
32
KEPALA SEKOLAH (Blockgrand)95.375 ORG
Kepsek SD (44.615 Org); Kepsek SMP(30.290 Org), Kepsek SMA (11.306 Org),
Kepsek SMK (9.164 Org)
NARASUMBER NASIONAL
Strategi Pelatihan Pengawas Sekolah
PENGAWAS INTI1.030 ORG
INSTRUKTUR NASIONAL112 ORG
Unsur Widyaiswara, Pengawas Berprestasi : Pelatih Nasional 8 Org/P4TK ( 5 Org
Widyaiswara ; 3 Org Pengawas Berprestasi
Koordinator Pengawas Sekolah Propinsi/Kab/Kota 1 Org & Pengawas Berprestasi Tingkat Kab/Kota 1 Org
33
PENGAWAS13.732 ORG Pengawas Sekolah : 2 Org Per Kab/Kota
NARASUMBER NASIONAL
Mari kita cermati beberapa hal berikut ini.
NARASUMBER NASIONAL
Siapa mereka? Bagaimana mereka Memahami konsep dan isi kurikulum?Apakah latar belakang mereka? Sejauhmana Mereka dapat membayangkan konteks kelas di berbagai wilayah
Siapa yang menentukan bahwa mereka Guru inti yang bisa memberi pelatihan?Apa parameternya?
Bagaimana pola pendekatan pelatihan yangdirancang? Apa kriteria keberhasilan yangdicapai mereka? Sudahkah ada pengujian Terhadap Kriteria keberhasilan tersebut?
Instruktur Nasional(HARUS menguasa konsep dan isi kurikulum,
silabus, buku pegangan guru, buku siswa secara menyeluruh ; dapat memodelkan dan
pemahaman konteks trainer, konteks pendidikan di daerah)
Guru Inti(penguasaan konsep dan isi kurikulum,
silabus, buku pegangan guru, buku siswa untuk diterjemahkan dalalm konteks kelas dan pemahaman konteks guru di daerah)
Guru di kelasMemahami konsep yang tertera dalam
kurikulum secara umum untuk diterjemahkan dalam kegiatan belajar
mengajar - dari planning sampai evaluasi sehingga buku ajar dan buku
pegangan tidak menjadi kitab suci yang diikuti saja.
100% pemahaman semua aspek yang diperlukan oleh para guru inti dari berbagai konteks daerah dari mana guru inti berasal dan konteks sekolah di daerah-daerah tsb.
100% pemahaman akan semua aspek yang diperlukan oleh guru di daerah masing-masing
pemahaman konsep secara umum dan 100 % pemahaman tentang tujuan dalam kurikulum dan silabus dalam kaitannya dengan materi yang disajikan
Proses internalisasi
Proses internalisasi
Proses internalisasi
Apa yang perlu dikuasai oleh Instruktur Nasional
• Pemahaman konsep kurikulum secara mendalam karena harus dapat menterjemahkan dengan bahasa yang konkrit yang dipahami oleh trainer di daerah.
• Kemampuan menterjemahkan bahasa konsep tersebut menjadi bahasa yang fungsional dan dapat dipahami dan diterjemahkan oleh mereka ke dalam bahasa yang lebih teknis untuk kepentingan guru di kelas.
Persiapan bagi training Kepala sekolah, Pengawas dan Widyaiswara yang akan menjadi pendamping
• Perumusan bersama bagaimana design pelatihan yang mengakomodir poin pada slide sebelumnya baik dalam penyederhanaan konsep maupun penjabaran isi.
• Pembedahan berbagai tujuan yang tercantum dalam kurikulum maupun silabus.
• Penguasaan mengenai materi yang disajikan dalam buku pegangan guru dan buku siswa.
• Penentuan bagian mana yang akan menjadi fokus bagi para trainer di daerah dan bagi guru.
Kurikulum 2013 yang ditampilkan adalah ibarat paparan konsep mobil Ferari baru canggih yang tidak dicoba bisa jalan atau tidak lebih lagi ketika jalannya berbeda-beda, terjal, naik, turun, luas, sempit dsb. dan dibayangkan supirnya akan otomatis canggih mengendarainya karena sudah dibuatkan manual lengkap.
Guru wajib:
• menguasai konsep dan terjemahannya serta landasan pedagogi pengetrapan di kelas ,
• trampil memilih teknik dan media dan membawakannya secara tepat di kelas
• mampu menampilakan sikap dan perilaku sebagai model
Keberhasilan sebuah kurikulum adalah pada impementasinya dalam proses belajar mengajar di kelas dimana GURU adalah ujung tombaknya