Kesesuaian Rencana Strategis dengan Peraturan

21
REVIEW KESESUAIAN RENCANA STRATEGIS DENGAN PERATURAN Studi Kasus: Dinas Kesehatan Kota Bandung Ashri Ulima Zhafirah 1,a , Rini Purnamasari 2,b , Vylda Riezka Febbyana 3,c dan Marita Putri 4,d 15411019 1,a , 15411035 2,b , 15411091 3,c , 15411097 3,c 1,2,3, Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Bandung, Bandung. a Email: [email protected], b Email: [email protected], c Email: [email protected] dan d Email: [email protected] Abstrak Dalam suatu pembangunan, produktivitas masyarakat menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena muara tujuan perencanaan dan pembangunan adalah kesejahteraan masyarakat. Salah satu aspek yang mempengaruhi produktivitas tersebut adalah kesehatan. Tingkat kesehatan di Kota Bandung sudah cukup baik, namun hal ini tidak menjadikan Kota Bandung tidak membuat strategi demi meningkatkan aspek kesehatan menjadi lebih baik lagi. Untuk melakukan strategi dalam aspek kesehatan dibutuhkan suatu perencanaan yang sifatnya legal di mata hukum untuk dapat diterapkan. Badan tersebut adalah Dinas Kesehatan Kota Bandung dengan alat Rencana Strategis untuk mencapai tujuan pembangunan yang tertuang dalam RPJMD. Rencana DInas Kesehatan Kota Bandung secara keseluruhan sudah sesuai dengan arahan yang terdapat dalam RPJMD. Selain melihta kesesuaiannya dengan RPJMD, dilihat juga kesesuaian muatan Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung dengan peraturan yang berlaku yaitu Permendagri No 54 Tahun 2010. Kata Kunci: Renstra, SKPD, Dinas Kesehatan, Kota Bandung, Kesesuian PENDAHULUAN Latar Belakang 1

description

Review Rencana Strategis SKPD Terhadap Peraturan.

Transcript of Kesesuaian Rencana Strategis dengan Peraturan

Page 1: Kesesuaian Rencana Strategis dengan Peraturan

REVIEW KESESUAIAN RENCANA STRATEGIS DENGAN PERATURANStudi Kasus: Dinas Kesehatan Kota Bandung

Ashri Ulima Zhafirah1,a, Rini Purnamasari2,b, Vylda Riezka Febbyana3,c dan Marita Putri4,d

154110191,a, 154110352,b, 15411091 3,c, 15411097 3,c

1,2,3,Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Bandung, Bandung.aEmail: [email protected], bEmail: [email protected], cEmail:

[email protected] dan dEmail: [email protected]

Abstrak

Dalam suatu pembangunan, produktivitas masyarakat menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena muara tujuan perencanaan dan pembangunan adalah kesejahteraan masyarakat. Salah satu aspek yang mempengaruhi produktivitas tersebut adalah kesehatan. Tingkat kesehatan di Kota Bandung sudah cukup baik, namun hal ini tidak menjadikan Kota Bandung tidak membuat strategi demi meningkatkan aspek kesehatan menjadi lebih baik lagi. Untuk melakukan strategi dalam aspek kesehatan dibutuhkan suatu perencanaan yang sifatnya legal di mata hukum untuk dapat diterapkan. Badan tersebut adalah Dinas Kesehatan Kota Bandung dengan alat Rencana Strategis untuk mencapai tujuan pembangunan yang tertuang dalam RPJMD. Rencana DInas Kesehatan Kota Bandung secara keseluruhan sudah sesuai dengan arahan yang terdapat dalam RPJMD. Selain melihta kesesuaiannya dengan RPJMD, dilihat juga kesesuaian muatan Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung denganperaturan yang berlaku yaitu Permendagri No 54 Tahun 2010.

Kata Kunci: Renstra, SKPD, Dinas Kesehatan, Kota Bandung, Kesesuian

PENDAHULUAN

Latar BelakangKesehatan merupakan salah satu aspek

penting yang perlu diperhatikan dalam pembangunan suatu kota. Kesehatan memiliki peran penting di dalam kesejahteraan manusia dan sangat erat kaitannya dengan meningkatkan kapabilitas manusia. Selain itu, kesehatan berperan aktif dalam peningkatan produktivitas masyarakat. Tujuan akhir dari semua perencanaan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Maka dari itu, kesehatan tidak dapat dipisahkan

di dalam perencanaan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Selain itu, dapat terlihat di dalam komponen Indeks Pembangunan Manusia yang salah satu komponennya adalah kesehatan. Maka dari itu, kesehatan merupakan aspek kunci di dalam meningkatkan kualitas masyarakat di dalam suatu wilayah.

Pada masa pembangunan yang terjadi di Kota Bandung pada tahun 2008, kesehatan bukan merupakan bidang yang diprioritaskan. Hal ini dikarenakan indeks kesehatan Kota Bandung sudah menunjukkan angka yang cukup

1

Page 2: Kesesuaian Rencana Strategis dengan Peraturan

bagus. Di antara seluruh komponen IPM, kesehatan merupakan aspek yang pertumbuhannya paling cepat. Namun hal ini tidak memberikan alasan untuk kesehatan dapat diabaikan. Kesehatan merupakan key supporting system yang harus tetap dijaga perkembangannya untuk mendukung pembangunan Kota Bandung yang diinginkan.

Tujuan Pendekatan yang dilakukan Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) atau dinas merupakan pendekataan strategic planning. Pendekatan strategis yang dilakukan juga tercermin dari nama yang digunakan SKPD dalam perencanaan jangka menengah yang digunakan oleh SKPD atau dinas. Maka dari itu perencanaan strategis perlu dikuasai oleh mahasiswa tingkat sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota. Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk menjembatani teori mengenai manajemen dan administrasi pembangunan yang berkaitan dengan manajemen strategis yang dilakukan SKPD atau dinas yang dipilih. Laporan bertujuan untuk mengevaluasi rencana strategis yang telah disusun oleh SKPD yang telah dipilih yang pada intinya membahas kesesuaian proses penyusunan renstra, muatan serta Ketercapaian dari SKPD terpilih.

Proses Pembuatan Renstra SKPDManajemen strategis adalah pendekatan

sistematis untuk memformulasikan, mewujudkan dan monitoring strategi (Toft dalam Rabin et.al 2000:1) dan merujuk pada proses manajerial untuk membentuk visi strategi, penyusunan obyektif, penciptaan strategi mewujudkan dan melaksanakan strategi dan kemudian sepanjang waktu melakukan penyesuaian dan koreksi terhadap visi, obyektif strategi dan pelaksanaan tersebut. (Thomson, 2003). Dalam manajemen strategis,

terutama yang berhubungan dengan sektor publik, terdapat beberapa kajian didalamnya, yaitu konsep dan aplikasi manajemen strategis, perumusan visi, misi dan nilai, analisis lingkungan strategis, analisis strategis dan faktor-faktor kunci keberhasilan dan rencana strategis. Penerapan manajemen strategis ini dapat kita lihat dalam pembuatan Renstra SKPD.

Renstra SKPD merupakan satu dokumen resmi daerah untuk mengarahkan pelayanan SKPD khususnya dan pembangunan daerah pada umunya dalam jangka waktu 5 tahun ke depan masa pimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih. Kualitas penyusunan Renstra SKPD akan sangat ditentukan oleh kemampuan SKPD untuk menerjemahkan, mengoperasionalkan, dan mengimplementasikan Visi, Misi dan Agenda KDH, tujuan, strategi, kebijakan, dan capaian program RPJMD ke dalam penyusunan Renstra SKPD sesuai TUPOKSI SKPD. (Dadang Solihin, 2012). Renstra SKPD menjawab 3 pertanyaan dasar, yaitu:1) Ke mana pelayanan SKPD akan di arahkan

pengembangannya dan apa yang hendak dicapai dalam lima tahun mendatang;

2) Bagaimana mecapainya;3) Langkah-langkah strategis apa yang perlu

dilakukan agar tujuan tercapai.

Berdasarkan PP No. 8 Tahun 2008 Pasal 40, kerangka (outline) Renstra SKPD yaitu terdiri dari: 1) Pendahuluan;2) Gambaran pelayanan SKPD;3) Isu-isu strategis berdasarkan tugas pokok

dan fungsi;4) Visi, misi tujuan dan sasaran, strategi dan

kebijakan; rencana program, kegiatan, indicator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif;

2

Page 3: Kesesuaian Rencana Strategis dengan Peraturan

5) Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.

Sistematika penulisan Renstra SKPD terdiri dari 6 (enam) bab yaitu Bab 1 Pendahuluan, Bab 2 Tugas pokok dan fungsi SKPD, Bab 3 Profil Kinerja Pelayanan SKPD, Bab 4 Visi, Misi, Tujuan, Strategi dan Kebijakan, Bab 5 Program serta Bab 6 Penutup. Untuk rincian setiap babnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1 Sistematika Penulisan Renstra SKPD

Sumber: dadang-solihin.blogspot.com

Ada 6 (enam) tahap penyusunan Renstra SKPD yaitu:1) Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dibuat yaitu:

• Orientasi perencanaan daerah• Pembentukan tim penyusunan RPJMD• Penyusunan rencana kerja penyiapan

dokumen RPJMD• Visi, misi dan program prioritas Kepala

Daerah terpilih• Orientasi Renstra SKPD• Pembentukan tim penyusun Renstra

SKPD

• Penyusunan rencana kerja penyiapan dokumen Renstra SKPD

• Identifikasi stakeholder• Penentuan stakeholder untuk

konsultasi public• Penyiapan draft SK tim penyusun dan

SK panduan penyusunan dokumen RPJMD

• Penetapan SK tim penyusun dan SK panduan penyusunan dokumen RPJMD

• Surat perintah KDH kepada SKPD dan surat permintaan kepada lembaga/NGS agar berkontribusi dalam proses RPJMD

• Sosialisasi bahwa daerah akan menyusun RPJMD

• Perumusan metoda dan panduan jaring aspirasi, FGD, Musrenbang RPJMD

2) Tahap Penyusunan Rancangan Awal RPJM Daerah• Pengumpulan data/informasi kondisi

penyelenggaraan Pemda 5 tahun• Penyusunan profil daerah dan prediksi

masa depan• Kajian terhadap RPJPD• Kajian terhadap visi, misi dan program

prioritas Kepala Daerah terpilih• Analsis keuangan daerah• Kajian RTRW-D• Review RPJMD Provinsi dan Nasional• Jaring aspirasi: Isu dan harapan

masyarakat• Formulasi Dok. Rancangan Awal RPJMD• FGDs untuk setiap topic• Pembahasan rancangan awal RPJMD

bersama SKPDs• Penyusunan rancangan awal RPJMD

untuk dalam musrenbang RPJMD3) Tahap Penyusunan Rancangan Awal Renstra

SKPD• Pengumpulan data/informasi kondisi

pelayanan SKPD

3

Page 4: Kesesuaian Rencana Strategis dengan Peraturan

• Penyusunan profil pelayanan SKPD dan prediksi jangka menengah

• Tupoksi SKPD• Perumusan Visi dan Misi SKPD• Evaluasi Renstra SKPD periode lalu• Identifikasi capaian keberhasilan dan

permasalahan• Perumusan program (SKPD, Lintas

SKPD, kewilayahan)• Pembahasan forum SKPD• Berita acara hasil kesepakatan forum

SKPD• Penyusunan dokumen rancangan

Renstra SKPD4) Tahap Pelaksanaan Musrenbangda Jangka

Menengah• Musrenbang RPJMD• Naskah kesepakatan hasil musrenbang

RPJMD5) Tahap Penyusunan Rancangan Akhir

RPJMD/Renstra SKPD• Penyusunan rancangan akhir dokumen

RPJM daerah• Penyusunan • skah akademis rancangan Perka SKPD• Penetapan Perda tnaskah akademis

Ranperda Ranperda RPJMD• Penyusunan rancangan akhir dokumen

Renstra SKPD6) Penyusunan Penetapan Peraturan Daerah

Tentang RPJMD• Penyampaian naskah Perda RPJMD

kepada Gubernur cq Bappeda Provinsi• Konsultasi dengan Gubernur cq kepala

Bappeda Provinsi• Penyampaian DPRD tentang Ranperda

RPJMD• Penetapan Ranperda menjadi Perda• Dokumen RPJM-D yang telah disahkan• Dokumen Renstra SKPD telah disahkan

Dalam proses keberjalanannya, harus ada evaluasi kualitas terhadap Renstra SKPD yang mencakup dalam beberapa hal, yaitu: (Dadang, Solihin, 2012)1) Ada review yang cukup menyeluruh tentang

kinerja pelayanan SKPD dalam periode lalu (1-3 tahun lalu) untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang telah berpengaruh pada kinerja pelayanan SKPD

2) Adanya kejelasan rumusan status dan kedudukan kinerja pencapaian pelayanan SKPD masa kini dalam penyelenggaraan berbagai urusan wajib atau pilihan SKPD sesuai TUPOKSI SKPD

3) Ada kajian perspektif masa depan SKPD: Mengantisipasi perubahan-perubahan Kecenderungan perkembangan internal

dan eksternal yang diperkirakan akan mempengaruhi kinerja pelayanan SKPD

Merumuskan apa yang perlu dilakukan agar pelayanan SKPD kepada masyarakat lebih efisien dan efektif

4) Ada rumusan isu dan permasalahan strategis pembangunan pelayanan SKPD dan identifikasi langkah-langkah strategis untuk memperbaiki pelayanan SKPD kepada masyarakat

5) Ada kesesuaian dan konsistensi antara visi, misi dan agenda KDH terpilih, tujuan, strategi, kebijakan, dan capaian program RPJMD dengan usaha mengoptimalkan kekuatan dan mengatasi kelemahan internal organisasi dan pelayanan SKPD

6) Ada penerjemah yang baik dan sistematis dari visi, misi dan agenda KDH terpilih dan RPJMD ke dalam perumusan visi, misi, tujuan, strategi, dan kebijakan pembangunan pelayanan SKPD sesuai TUPOKSI SKPD

7) Ada rumusan yang bak dan sistematis tujuan, strategi, kebijakan, dan prioritas program pembangunan pelayanan SKPD

4

Page 5: Kesesuaian Rencana Strategis dengan Peraturan

8) Ada kesesuaian antara hasil rumusan isu strategis dalam pengelolaan keuangan daerah dengan rumusan tujuan, strategi, dan arah kebijakan keuangan dan pembiayaan SKPD

9) Ada kesesuaian antara rumusan program pembangunan daerah dengan kendala fiscal SKPD

10) Ada keterkaitan yang erat dan kontribusi program pembangunan daerah terhadap pemecahan isu dan permasalahan strategis pelayanan SKPD dan pembangunan daerah secara keseluruhan

11) Ada proses perencanan yang demokratis dan partisipatif dalam keseluruhan proses pengambilan keputusan penyusunan Renstra SKPD

Isu Strategis Dalam menjalankan rencana strategis dinas

kesehatan perlu mempertimbangkan isu strategis yang ada di Bandung ini sendiri, isu strategis yang terkait dengan dinas kesehatan tersebut diantaranya: Disparitas derajat kesehatan antar wilayah

kecamatan dan antar kelompok tingkat sosial ekonomi penduduk masih terjadi

Masih dihadapi beberapa penyakit menular (re-emerging disease), sementara penyakit menular baru dan penyakit degeneratif meningkat (new-emerging disease)

Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan belum sepenuhnya menempatkan masyarakat sebagai subjek pembangunan kesehatan

Pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi pembangunan nasional, belum dapat dilaksanakan seperti yang diharapkan

Sistem perencanaan dan penganggaran Dinas kesehatan belum optimal

Peran Dinas Kesehatan sebagai pelaksana dan penggerak / fasilitator pembangunan kesehatan belum optimal.

PEMBAHASAN

Ketercapaian Perencanaan Strategis Untuk Sektor Publik

Oleh karena banyaknya isu strategis seperti yang telah di jelaskan sebelumnuya penting untuk mengetahui lebih lanjut mengenai rencana strategis untuk menjawab isu-isu tersebut dengan melihat visi Kota Bandung. Visi Kota Bandung Tahun 2009 – 2013 adalah “Memantapkan Kota Bandung sebagai Kota Jasa Bermartabat”. Sedangkan Misi Kota Bandung Tahun 2009-2013 merupakan penjabaran dari Misi Tahap II dalam RPJPD Kota Bandung Tahun 2005-2025 dan integrasi dari sasaran yang akan dicapai pada Misi tahap II . Misi tahap II ini memiliki beberapa poin namun salah satunya yang berhubungan dengan kesehatan ialah mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Sehat, Cerdas, Berakhlak, Profesional, dan Berdaya Saing.

Untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan dalam lima tahun kedepan (2009-2013) yang bertumpu pada potensi sumber daya dan kemampuan yang dimiliki serta ditunjang dengan semangat kebersamaan, tanggung jawab yang optimal dan proporsional dari seluruh komponen masyarakat dan pemerintah maka misi Dinas Kesehatan Kota Bandung yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : Meningkatkan pelayanan kesehatan yang

bermutu dan terjangkau; Meningkatkan serta mendorong kesadaran

individu, keluarga serta masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri;

Menggali potensi masyarakat dalam pembangunan kesehatan;

Mengutamakan profesionalisme dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.Dengan mempertimbangkan pencapaian

dan pembangunan kesehatan dan

5

Page 6: Kesesuaian Rencana Strategis dengan Peraturan

kecenderungan perkembangan masalah kesehatan di masayang akan datang ditetapkan visi Dinas kesehatan Kota Bandung adalah Bandung Kota Sehat yang Mandiri. Dengan misi sebagai berikut ;a. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang

bermutu dan terjangkaub. Meningkatkan serta mendorong kesadaran

individu, eluarga serta masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri

c. Menggali potensi masyarakat dalam pembangunan kesehatan

d. Mengutamakan profesionalisme dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Sebagai penjabaran dari visi maka tujuan yang akan di capai adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyrakat yang setinggi-tingginya dengan sasaran makro pembangunan kesehatan di Kota Bandung adalah meningkatkan Indeks kesehatan menjadi 81,55; meningkatkan umur harapan hidu menjadi 73,93 tahun; menurunkan angka kematian bayu menjadi 32,87-31,12 per 1000 KH; menurunkan jumlah kematian ibu melahirkan 12 orang per tahun; tingkat pemenuhan SPM kesehatan dalam fasilitan kesehatan 80%.

Untuk mewujudkan visi dan Misi yang telah di tetapkan di perlukan strategi dan program kegiatan yang tepat agar dapat tercapai yaitu : a. meningkatkan kualitas dan akses pelayanan

kesehatan dasar dan rujukan yang bermutu, merata dan terjangkau

b. meningkatkan kualitas lingkungan bersih melalui sanitasi dasar dan sanitasi umum

c. meningkatkan promosi dan pemberdayaan masyarajat dalam pembangunan kesehatan

d. meningkatkan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan

Di dalam dokumen Renstra Dinas kesehatan Bandung tahun 2009-2013 terdapat bagian rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan yang dimana indicator kinerjanya merupakan

turunan dari sasaran makro pembangunan kesehatan di Kota Bandung yang telah di jelaskan sebelumnya. Oleh karenya untuk melihat ketercapain ini dapat pula dilihat melalui indicator tersebut. Dibawah ini adalah tabel yang menjelaskan ketercapaian dari setiap indikator kerja.

Tabel 1 Ketercapaian Indikator Kerja Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung 2009-

2013

Sumber : Kerangka Pengukuran Dan Evaluasi Kinerja(Bandung.go.id), 2012

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Indeks Kesehatan :

Pencapaian Indeks Kesehatan pada tahun 2012 adalah sebesar 81,35 poin belum mencapai target 81,45poin, namun jika dibandingkan dengan tahun 2011 maka pencapaian indeks kesehatan menunjukkan penambahan sebesar 0,03 poin atau meningkat sebesar 0,04% dari 81,32 poin pada tahun 2011 menjadi 81,35 poin pada Tahun 2012.

2. Angka Harapan hidup Pencapaian Usia Harapan Hidup (UHH) pada tahun 2012 adalah sebesar 73.81 tahun belum mencapai 73.87 tahun, namun jika dibandingkan dengan tahun 2011 maka

6

Page 7: Kesesuaian Rencana Strategis dengan Peraturan

pencapaian Usia Harapan Hidup (UHH) menunjukkan penambahan sebesar 0,02 tahun atau terjadi peningkatan sebesar 0,03% dari 73,79 pada Tahun 2011 tahun menjadi 73,81 pada Tahun 2012.

3. Angka Kematian Bayi : Angka Kematian Bayi pada tahun 2012 adalah sebesar 29.33 per 1000 kelahiran hidup sudah mencapai target 32.87 - 31.12 per 1000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan tahun 2011 maka Angka Kematian Bayi menunjukkan penurunan sebesar 2,91 dari 32,24 pada Tahun 2011 menjadi 29,33 pada Tahun 2012.

4. Jumlah Kematian IbuJumlah Kematian Ibu pada tahun 2012 adalah sebesar 24 orang melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 14 orang. Jika dibandingkan dengan tahun 2011 maka Jumlah Kematian Ibu menunjukkan peningkatan sebanyak 4 orang dari 20 orang pada Tahun 2011 tahun menjadi 24 orang pada Tahun 2012.

5. Tingkat pemenuhan SPM kesehatan dalam fasilitas kesehatan Tingkat Pemenuhan SPM Kesehatan dalam Fasilitas Kesehatan pada tahun 2012 adalah sebesar 152.08% melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 65.75% . Jika dibandingkan dengan tahun 2011 maka Tingkat Pemenuhan SPM Kesehatan dalam Fasilitas Kesehatan menunjukkan penurunan sebanyak 35,1% dari 187.18% pada Tahun 2011 menjadi 152.08% pada Tahun 2012. Dari kelima indikator kerja diatas yang belum mencapai target RPJMD ada 2, yang mencapai target 1, dan 2 indikator kerja lainnya daoat melebihi target.

Dari hal diatas ini dapat pula disimpulkan beberapa strategi masih kurang dapat menjawab sasaran atau mungkin kurang tepat

sehingga dalam keberjalanannya masih terdapat indikator yang belum tercapai.

Kesesuaian Muatan Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung dengan Peraturan

Pada bagian ini akan dibahas mengenai kesesuaian Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung dengan peraturan yang berlaku yaitu Permendagri No 54 Tahun 2010. Menurut peraturan tersebut sistematika penulisan Renstra SKPD paling sedikit harus mencakup enam bab yaitu: Pendahuluan Gambaran pelayanan SKPD Isu-isu strategis berdasarkan tugas pokok

dan fungsi Visi, misi, tujuan dan sasara, strategi dan

kebijakan Rencana program, kegiatan, indikator

kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif

Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD

Selanjutnya akan dibahas kesesuaian muatan yang ada di dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung. Bab pertama adalah bagian Pendahuluan. Pada bagian ini dijabarkan latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan serta sistematika tulisan dari Renstra SKPD. Dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung sudah terpapar dengan jelas latar belakang yang mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra SKPD, fungsi Renstra SKPD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, proses penyusunan Renstra SKPD, keterkaitan Renstra SKPD dengan RPJMD, Renstra provinsi dan dengan Renja SKPD. Semuanya telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Begitu pula pada landasan hukum yang digunakan dalam menyusun Renstra Dinas Kesehatan Kota

7

Page 8: Kesesuaian Rencana Strategis dengan Peraturan

Bandung ini. Landasan hukum memuat penjelasan tentang undang-undang peraturan pemerintah, Peraturan Daerah dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi kewenangan SKPD serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran SKPD. Pada bagian landasan hukum ini tercantum daftar beberapa undang-undang yang digunakan sebagai landasan hukum penyusunan renstra ini. Poin penting lain yang diharuskan untuk tercantum dalam renstra sebuah SKPD adalah maksud dan tujuan serta sistematika penulisan. Keduanya terpapar dengan jelas, bagian maksud dan tujuan memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung dan bagian sistematika penulisan menguraikan pokok bahasan dalam penulisan renstra serta susunan garis besar isi dokumen. Dapat disimpulkan untuk bab pertama, muatan dari Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung memiliki muatan yang sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu Permendagri No 54 Tahun 2010.

Bab yang kedua adalah Bab Gambaran Pelayanan SKPD. Bab ini seharusnya memuat tugas, fungsi dan struktur organisasi SKPD yang berisi penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan SKPD, struktur organisasi SKPD, serta uraian tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon dibawah kepala SKPD. Penjelasan terkait struktur organisasi SKPD ditujukan untuk menunjukkan organisasi, jumlah personil dan tata laksana SKPD seperti proses, prosedur dan mekanisme. Selain itu pada bab ini juga dijelaskan mengenai sumber daya SKPD serta kinerja pelayanan SKPD. Sumber daya SKPD memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang dimiliki SKPD dalam menjalankan tugas dan fungsinya mencakup sumber daya manusia, modal dan unit usaha

yang masih operasional. Bagian kinerja pelayanan SKPD harus menunjukkan tingkat capaian kinerja SKPD berdasarkan sasaran/target Renstra SKPD periode sebelumnya, indikator kinerja pelayanan SKPD atau indikator lain yang telah diratifikasi oleh pemerintah. Semua bagian yang diharuskan untuk terdapat dalam Renstra SKPD sudah tercantum dengan jelas di Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung. Maka dapat disimpulkan bahwa bab kedua yang membahas gambaran pelayanan SKPD sudah sesuai dengan peraturan yang mendasari penyusunan Renstra SKPD.

Bab ketiga adalah bab yang membahas isu strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi. Bab ini terdiri dari beberapa pokok bahasan yaitu identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan SKPD, telaahan visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih, telaahan renstra K/L dan renstra, telaahan RTRW dan kajian lingkungan hidup strategis serta penentuan isu-isu strategis. Pada pokok bahasan identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan SKPD seharusnya dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan SKPD beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya namun pada Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung, dalam pokok bahasan ini kurang memaparkan faktor-faktor penyebab dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi Dinas Kesehatan Kota Bandung. Jadi pada Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung hanya dipaparkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dinas tersebut tanpa menyebutkan dengan jelas faktor apa saja yang menjadi penyebab dari permasalahan tersebut. Selebihnya pokok bahasan dari bab ketiga ini muatannya sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

8

Page 9: Kesesuaian Rencana Strategis dengan Peraturan

Bab yang keempat adalah bab yang membahas tentang visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan kebijakan Renstra SKPD. Pada bab ini dipaparkan visi dan misi SKPD yang dikemukakan rumusan pernyataan visi dan misi SKPD sebagaimana dihasilkan pada bagian sebelumnya lalu dipaparkan juga tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD serta strategi dan kebijakan SKPD yang mengemukakan rumusan pernyataan strategi dan kebijakan SKPD dalam lima tahun mendatang sebagaimana dihasilkan pada bagian sebelumnya. Pada Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung sudah terpapar dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pada bab kelima dibahas mengenai rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif. Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatirf sebagaimana yang telah dihasilkan dari bab sebelumnya. Perbedaannya adalah pada bagian ini penjabarannya dilakukan lebih mendetil dan spesifik Penjabaran dilakukan dengan bentuk tabel. Bab kelima yang ada pada Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung ini juga sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung dapat dilihat penjabaran dari rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatirf disajikan dalam bentuk tabel sehingga dapat lebih mudah dipahami.

Bab keenam membahas indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD. Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD. Indikator kinerja SKPD pada bagian ini mengacu pada tujuan dan

sasaran RPJMD yang berasal dari bagian sebelumnya. Pada Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung semua kriteria yang diharuskan untuk tercantum dalam renstra ini sudah tersedia.. Maka dapat disimpulkan bahwa bab ini memiliki muatan yang sesuai dengan ketentuan yang ada.

Setelah dilakukannya beberapa pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa muatan-muatan yang terdapat pada Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung pada umumnya sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bagian yang kurang sesuai merupakan bagian bab tiga yang membahas permasalahan dan faktor yang mempengaruhi pelayanan SKPD. Pada bagian ini tidak tercantum faktor yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD. Namun secara keseluruhan muatan yang terdapat dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung sudah sesuai dengan peraturan yang digunakan sebagai landasan penyusunan Renstra SKPD yaitu Permendagri No 54 Tahun 2010.

Kesesuaian Muatan Renstra Dinas Kesehatan dengan RPJMD

Sesuai dengan PERMENDAGRI Nomor 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2008, Renstra SKPD disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPS serta berpedoman kepada RPJMD dan bersifat indikatif. Ada beberapa hal yang diatur didalam peraturan tersebut, yaitu :1. Visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan

dirumuskan dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran program yang ditetapkan di dalam RPJMD.

2. Visi SKPD merupakan keadaan yang ingin diwujudkan SKPD pada akhir periode Renstra SKPD, sesuai dengan tugas dan fungsi yang sejalan dengan pernyataan visi

9

Page 10: Kesesuaian Rencana Strategis dengan Peraturan

kepala daerah dan wakil kepala daerah di dalam RPJMD.

Maka dari itu, akan dilakukan analisis mengenai kesesuaian isi Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Bandung dengan RPJMD Kota Bandung. Tujuan mengenai bidang kesehatan yang tercantum di dalam RPJMD adalah memantapkan kesehatan warga Kota Bandung. RPJMD tersbut juga menetapkan sasaran bidang kesehatan adalah meningkatnya kualitas dan akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang bermutu, mudah, merata, dan terjangkau; Meningkatnya kualitas lingkungan bersih melalui sanitasi dasar dan sanitasi umum; Meningkatnya promosi dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan; meningkatnya kebijakn dan manajemen pembangunan kesehatan; Meningkatnya pengawasan komoditas produk-produk pangan; dan, Meningkatnya kualitas hidup mengelalui pengendalian jumlah penduduk.

Berdasarkan tujuan dan sasaran tersebut, visi, misi, tujuan, strategi, dan kebijakan yang tercantum di dalam Renstra Dinas Kesehatan sudah merupakan perwujudan pencapaian beberapa sasaran yang ada di RPJMD. Namun masih ada beberapa sasaran yang belum terlihat diwujudkan di dalam visi, misi, tujuan, strategi, dan kebijakan Renstra Dinas Kesehatan. Sasaaran tersebut adalah mengenai peningkatan pengawasan komoditas produk-produk pangan dan peningkatan kualitas hidup melalui pengendalian jumlah penduduk. Selain itu, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang tercantum di dalam Renstra Dinas Kesehatan hanya mengutamakan bermutu dan terjangkau. Poin mengenai pelayanan kesehatan yang mudah merata tidak diterapkan di renstra.

Perwujudan sasaran yang belum tercantum di dalam visi, misi, strategi, dan kebijakan Renstra Dinas Kesehatan dapat dilihat pada kebijakan program-program. Sasaran mengenai peningkatan pengawasan komoditas produk-produk pangan diwujudkan dalam bentuk program pengawasan obat dan makanan, program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan. Namun, untuk sasaran peningkatan kualitas hidup melalui pengendalian jumlah penduduk tidak diwujudkan di dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung. Meskipun pengendalian jumlah penduduk akan lebih signifikan jika diatur dari segi migrasi, namun dinas kesahatan dapat merencanakan program mengenai penyuluhan Keluarga Berencana atau Keluarga Kecil untuk turut mengendalikan jumlah penduduk. Hal inilah yang belum diwujudkan di dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung.

Indikator kinerja Dinas Kesehatan yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD yang tercantum di renstra sudah sesuai dengan isi RPJMD. Meskipun indikator yang ditargetkan oleh dinas kesehatan masih sama secara keseluruhan dengan RPJMD. Hal ini berarti dinas kesehatan tidak memiliki target lebih dari yang di tetapkan di RPJMD atau dengan kata lain tidak terlalu mengusahakan untuk melebihi target di RPJMD. Terlepas dari hal tersebut, dinas kesehatan menambahkan cukup banyak indikator-indikator lain sebagai parameter kinerja SKPD dalam mencapai visi dan misinya. Hal ini berarti dinas kesehatan tidak hanya terpaku pada indikator yang ditetapkan di RPJMD.

Di dalam RPJMD Kota Bandung juga menyebutkan arah kebijakan yang berkaitan dengan bidang kesehatan yaitu peningkatan kesehatan masyarakat termasuk di dalamnya pencegahan dan penanganan HIV dan narkoba terutama dikalangan generasi muda. Arahan

10

Page 11: Kesesuaian Rencana Strategis dengan Peraturan

kebijakan tersebut tidak diwujudkan dalam bentuk program apapun di dalam Renstra Dinas Kesehatan. Selain itu, RPJMD juga menetapkan program-program yang harus dibuat dalam bidang kesehatan untuk menjalankan misi 1, yaitu program upaya kesehatan masyarakat, program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, program pencegahan penanggulangan penyakit dan lingkungan sehat, program obat dan pembekalan kesehatan, program peningkatan sarana, prasarana, dan manajemen kesehatan, program keluarga berencana, program kesehatan reproduksi remaja, program pemberdayaan keluarga, program penguatan kelembagaan keluarga kecil berkualitas, dan program pengembangan sistem informasi dan mikro keluarga. Terdapat beberapa program yang tidak diwujudkan didalam renstra dinas kesehatan, yaitu program keluarga berencana, program kesehatan reproduksi remaja, program penguatan kelembagaan keluarga kecil berkualitas, dan program pengembangan sistem informasi dan mikro keluarga.

Ketiadaan kebijakan dan beberapa program yang tercantum di RPJMD dalam renstra dikarenakan fokus dari dinas kesehatan pada beberapa tahun tersebut adalah meningkatkan kesehatan warga Kota Bandung melalui pemberdayaan masyarakat. Hal ini menyebabkan kebijakan, strategi dan program yang dibuat oleh dinas kesehatan juga lebih mengedepankan peningkatan kesehatan melalui peran aktif masyarakat.

Berdasarkan poin kedua yang tercantum di dalam PERMENDAGRI Nomor 54 Tahun 2010, visi SKPD haruslah sejalan dengan visi kepala daerah yang ditetapkan di dalam RPJMD. Sebagaimana tertulis di renstra, visi dinas kesehatan adalah “Bandung Kota Sehat yang Mandiri”. Visi tersebut masih sejalan dengan visi kepala daerah yang menginginkan Kota

Bandung memiliki pemenuhan kondisi lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Selain itu, sesuai juga dengan visi yang menginginkan kota dengan jati diri, harga diri dan kebanggaan bagi seluruh warganya yang berkaitan dengan sisi mandiri yang diinginkan di dalam visi dinas kesehatan.

Kekuatan Perencanaan Strategis Untuk Sektor Publik• Wilayah ataupun lingkungan memiliki

kedinamisan yang tidak dapat diatur oleh manusia, sementara sumber daya alam dan kemampuan manusia itu terbatas. Maka dari itu, dengan adanya rencana strategis dapat merespon sesuai dengan perubahan yang terjadi yang semakin hari semakin kompleks dan perubahan tersebut dapat diantisipasi dengan tepat sasaran.

• Rencana strategis memungkinkan pemerintah untuk lebih fokus kepada masalah yang dihadapi sespesifik dan sedetail mungkin. Salah satu kegagalan yang sering dialami pemerintah dalam hal manajamen sektor publik adalah kesalahan dalam mengidentifikasi masalah yang dihadapi. Adanya rencana strategis meminimalisir kegagalan yang terjadi karena yang mengidentifikasi masalah adalah orang-orang yang memang berwenang dan ahli di bidangnya. Karena pada kenyataannya kita tidak bisa mengharapkan pemimpin daerah dapat memahami keseluruhan aspek pembangunan yang ada.

• Rencana strategis membantu pemerintah dalam mempertajam pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Hal ini dikarenakan perencanaan strategis membantu dalam mengeksplor alternatif-alternatif pembangunan dan menghadapi

11

Page 12: Kesesuaian Rencana Strategis dengan Peraturan

dampak-dampak yang ditimbulkan oleh kebijakan yang dibuat di masa sekarang.

• Rencana strategis juga memberikan rasa kepemilikan lebih kepada aparat pemerintah, sehingga pembangunan dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan mereka merasa lebih dilibatkan di dalam perencanaan pembangunan.

Kelemahan Perencanaan Strategis Untuk Sektor Publik• Masuknya pertimbangan politis dalam

perencanaan strategis yang seharusnya mengedepankan objektivitas. Kondisi lingkungan politik yang sangat panas di Indonesia menyebabkan banyaknya intervensi yang dilakukan oleh berbagai pihak sehingga perencanaan strategis yang dibuat tidak lagi mengedepankan objektivitas dan bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Pihak-pihak tertentu tersebut mengintervensi penyusunan perencanaan strategis yang dilakukan sehingga rencana strategis yang dihasilkan menguntungkan pihak mereka.

• Rendahnya kualitas data dan informasi yang diperlukan untuk merumuskan masalah sebagai dasar perencanaan strategis sektor publik. Hal tersebut berakibat pemerintah tidak dapat mengidentifikasi masalah yang sebenarnya terjadi sehingga perencanaan strategis yang disusun menjadi tidak berguna karena tidak menyelesaikan masalah yang sebenarnya terjadi di masyarakat. Padahal analisis proyeksi kondisi suatu permasalahan adalah kunci dari pendekatan perencanaan strategis yang dilakukan dan analisis tersebut tidak dapat dilakukan tanpa data dan informasi yang valid dan layak.

• Wilayah dan kota yang terus mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu.

Perkembangan tersebut mengakibatkan masalah yang ada semakin kompleks sehingga perencanaan strategis yang dibutuhkan lebih mendetil dan spesifik agar dapat memecahkan masalah tersebut. Selain itu perencanaan strategis yang dilakukan memerlukan investasi dalam bentuk waktu, uang dan tenaga yang cukup besar.

PENUTUP

Kesulitan dalam Pembuatan Tugas

Dalam pengerjaan tugas ini terdapat beberapa kesulitan yaitu data yang tidak lengkap dan susah di dapatkan termasuk data pendukung yang menjelaskan alas an ketidaktercapaian strategi yang dilakukan oleh SKPD terkait dalam hal ini Dinas kesehatan. Data yang ditampilkan diatas merupakan data dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 milik pemerintah Kota Bandung.

Kesimpulan• Renstra SKPD merupakan satu dokumen

resmi daerah untuk mengarahkan pelayanan SKPD khususnya dan pembangunan daerah pada umunya dalam jangka waktu 5 tahun ke depan masa pimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih;

• Ada 6 (enam) tahap penyusunan Renstra SKPD yaitu persiapan, penyusunan rancangan awal RPJMD, penyusunan rancangan awal Renstra SKPD, pelaksanaan Musrenbangda jangka menengah, penyusunan rancangan akhir RPJMD/Renstra SKPD, penyusunan penetapan Perda Tentang RPJMD;

• Strategi Dinas Kesehtan masih kurang dapat menjawab sasaran atau mungkin kurang tepat sehingga dalam keberjalanannya

12

Page 13: Kesesuaian Rencana Strategis dengan Peraturan

masih terdapat indikator kerja Dinas kesehatan yang belum tercapai. Indikator yang sudah tercapai yaitu indikator Angka Kematian Bayi. Sementara indikator lainnya yaitu Indeks Kesehatan, Angka Harapan Hidup, Jumlah Kematian Ibu dan Tingkat Pemenuhan SPM Kesehatan dalam fasilitas belum tercapai sesuai tujuan.

• Muatan-muatan yang terdapat pada Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung pada umumnya sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bagian yang kurang sesuai merupakan bagian bab tiga yang membahas permasalahan dan faktor yang mempengaruhi pelayanan SKPD. Pada bagian ini tidak tercantum faktor yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD. Namun secara keseluruhan muatan yang terdapat dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung sudah sesuai dengan peraturan yang digunakan sebagai landasan penyusunan Renstra SKPD yaitu Permendagri No 54 Tahun 2010.

• Secara keseluruhan muatan-muatan yang pada Renstra Dinas Kesehatan Kota Bandung pada umumnya sudah sesuai dengan RPJMD. Bagian-bagian yang belum sesuai yaitu perwujudan beberapa sasaran dalam peningkatan pengawasan komoditas produk-produk pangan dan peningkatan kualitas hidup melalui pengendalian jumlah penduduk, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang tercantum di dalam Renstra Dinas Kesehatan hanya mengutamakan bermutu dan terjangkau. Poin mengenai pelayanan kesehatan yang mudah merata tidak diterapkan di Renstra.

• Dinas kesehatan tidak hanya terpaku pada indikator yang ditetapkan di RPJMD, karena dinas kesehatan menambahkan cukup banyak indikator-indikator lain sebagai

parameter kinerja SKPD dalam mencapai visi dan misinya.

• Salah satu arahan kebijakan dalam RPJMD yaitu peningkatan kesehatan masyarakat termasuk di dalamnya pencegahan dan penanganan HIV dan narkoba terutama dikalangan generasi muda tidak diwujudkan dalam bentuk program apapun di dalam Renstra Dinas Kesehatan.

• Terdapat beberapa program dalam RPJMD yang tidak diwujudkan didalam renstra dinas kesehatan, yaitu program keluarga berencana, program kesehatan reproduksi remaja, program penguatan kelembagaan keluarga kecil berkualitas, dan program pengembangan sistem informasi dan mikro keluarga.

• Kebijakan, strategi dan program yang dibuat oleh dinas kesehatan juga lebih mengedepankan peningkatan kesehatan melalui peran aktif masyarakat.

• Visi Dinas Kesehatan masih sejalan dengan visi kepala daerah yang menginginkan Kota Bandung memiliki pemenuhan kondisi lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Selain itu, sesuai juga dengan visi yang menginginkan kota dengan jati diri, harga diri dan kebanggaan bagi seluruh warganya yang berkaitan dengan sisi mandiri yang diinginkan di dalam visi dinas kesehatan.

• Ada beberapa kekuatan perencanaan strategis untuk sektor publik yaitu wilayah ataupun lingkungan memiliki kedinamisan yang tidak dapat diatur oleh manusia, sementara sumber daya alam dan kemampuan manusia itu terbatas. Selain itu rencana strategis memungkinkan pemerintah untuk lebih fokus kepada masalah yang dihadapi sespesifik dan sedetail mungkin, membantu pemerintah dalam mempertajam pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dan

13

Page 14: Kesesuaian Rencana Strategis dengan Peraturan

memberikan rasa kepemilikan lebih kepada aparat pemerintah, sehingga pembangunan dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

• Ada beberapa kelemahan perencanaan strategis untuk sektor publik yaitu masuknya pertimbangan politis dalam perencanaan strategis yang seharusnya mengedepankan objektivitas, rendahnya kualitas data dan informasi yang diperlukan untuk merumuskan masalah sebagai dasar

perencanaan strategis sektor publik, wilayah dan kota yang terus mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Selain itu perencanaan strategis yang dilakukan memerlukan investasi dalam bentuk waktu, uang dan tenaga yang cukup besar.

REFERENSI

Permendagri No 54 Tahun 2010http://bandung.go.id/images/download/8_BAB-III.pdf, diakses tanggal 19 Mei 2014http://oaththinking.blogspot.com/2011/02/kebaikan-dan-kelemahan-perencanaan.html,diakses tanggal 19 Mei 2014http://www.namac.org/strategic-planning-benefits, diakses tanggal 19 Mei 2014http://www.slideshare.net/DadangSolihin/penyusunan-rpjpd-rpjmd-renstra-skpd-dan-renja-skpd, diakses tanggal 19 Mei 2014

14