Kesempurnaan Islam

9
KESEMPURNAAN ISLAM DAN BAHAYA BID’AH DISUSUN OLEH : MUDRIKAH 010112a060 Program Studi Ilmu keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran

description

bhfgffg

Transcript of Kesempurnaan Islam

KESEMPURNAAN ISLAM DAN BAHAYA BIDAH

DISUSUN OLEH :MUDRIKAH010112a060

Program Studi Ilmu keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran 2012

KESEMPURAAN ISLAM

Allah Telah Menjelaskan Tentang Pokok-Pokok dan Cabang-Cabang Agama Islam dalam Al-QuranAllah telah menjelaskan dalam Al-Quran tentang ushul (pokok-pokok) dan furu (cabang-cabang) agama islam. Allah pula telah menjelaskan tantang tauhid dengan segala macam-macamnya, sampai tentang bergaul dengan sesama manusia, sepertiEtika pertemuan: terdapat pada QS. Al-Mujadalah:11 Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: Berlapang-lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan member kelapangan untukmu.

Tata cara minta izin: terdapat pada QS. An-Nur: 27-28 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu, sebelum kamu minta izin dan memberi salam kepada penghuninya, yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu selalu ingat. Jika kamu tidak menemui seseorang di dalamnya, maka janganlah kamumasuk sebelum kamumendapat izin, dan jika dikatakan kepadamu: Kembalilah, maka hendaklah kamu kembali, itu lebih bersih bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Tata cara berpakaian: terdapat pada QS. An-Nur: 60, QS. Al-Ahzab: 59 Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi) tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan. (QS. An-Nur: 60) Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri orang-orang mumin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab:59)

Dan masih banyak lagi petunjuk lain, bahwa Islam itu sempurna, mencakup segala aspek kehidupan. Sebagaimana firman Allah tentang Al-Quran:Dan Kami turunkan kepadamu kitab (Al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu. (QS. An-Nahl: 89)Dengan demikian, tidak ada sesuatu yang dibutuhkan manusia baik menyangkut masalah kehidupan di akhirat maupun masalah kehidupan di dunia, kecuali telah dijelaskan Allah dalam Ar-Quran secara tegas atau dengan isyarat, secara tersurat maupun tersirat.

Rasulullah Telah Menjelaskan Seluruh Ajaran Agama IslamNabi telah menerangkan segala sesuatu yang berkenaan dengan ajaran Islam, baik melalui perkataan, perbuatan atau persetujuan beliau. Beliau telah menerangkannya langsung dari inisiatif beliau atau sebagai jawaban atas pertanyaan. Sebagai bukti bahwa Nabi telah menjelaskan segala apa yang diperlukan manusia dalam ibadah, muamalah dan kehidupan mereka, yaitu firman Allah: Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nimatKu, dan telah Kuridlai Islam itu jadi agamamu. (QS. Al-Maidah: 3)

SETIAP BIDAH ADALAH KESESATAN

Bidah (Bahasa Arab: ) dalam agama Islam berarti sebuah perbuatan yang tidak pernah diperintahkan maupun dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW tetapi banyak dilakukan oleh masyarakat sekarang ini. Hukum dari bidah ini adalah haram. Perbuatan dimaksud ialah perbuatan baru atau penambahan dalam hubungannya dengan peribadatan.Bidah merupakan pelanggaran yang sangat besar dari sisi melampaui batasan-batasan hukum Allah dalam membuat syariat, karena sangatlah jelas bahwa hal ini menyalahi dalam meyakini kesempurnaan syariat.Menuduh Rasulullah Muhammad SAW menghianati risalah, menuduh bahwa syariat Islam masih kurang dan membutuhkan tambahan serta belum sempurna. Siapapun yang berbuat suatu bidah dalam agama, walaupun dengan tujuan yang baik, maka bidahnya itu selain kesesatan adalah suatu tindakan menghujat agama, dan mendustakan firman Allah, yang artinya: Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, karena dengan perbuatannya tersebut dia seakan-akan mengatakan bahwa ajaran islam itu belum sempurna, sebab amalan yang diperbuatnya dengan anggapan dapat mendekatkan diri kepada Allah belum terdapat di dalamnya.Jadi secara umum dapat diketahui bahwa semua bid'ah dalam perkara ibadah/agama adalah haram atau dilarang sesuai kaedah ushul fiqih bahwa hukum asal ibadah adalah haram kecuali bila ada perintah dan tidaklah tepat pula penggunaan istilah bid'ah hasanah jika dikaitkan dengan ibadah atau agama sebagaimana pandangan orang banyak, namun masih relevan jika dikaitkan dengan hal-hal baru selama itu berupa urusan keduniawian murni misal dulu orang berpergian dengan unta sekarang dengan mobil, maka mobil ini adalah bid'ah namun bid'ah secara bahasa bukan definisi bid'ah secara istilah syariatSyarat yang harus Dipenuhi dalam IbadahPerlu diketahui bahwa mutabaah (mengikuti Nabi Muhammad SAW) tidak akn tercapai kecuali apabila amal yang dikerjakannya sesuai dengan syariat, dalam enam perkara:Pertama: SebabJika seseorang melakukan suatu ibadah kepada Allah dengan sebab yang tidak disyariatkan, maka ibadah tersebut adalah bidah, dan tidak akan diterima (ditolak). Contoh: Ada orang yang melakukan shalat tahajjud pada malam dua puluh tujuh bulan rajab, dengan dalih bahwa malam itu adalah malam miraj Rasulullah (dinaikkan ke atas langit).Shalat tahajjud adalah ibadah, tetapi karena dikaitkan dengan sebab tersebut maka menjadi bidah. Karena ibadah tadi didasarkan atas sebab yang tidak ditetapkan oleh syariat. Syariat ini yaitu: Ibadah harus sesuai dengan sebab yang syari adalah penting, karena dengan demikian dapat diketahui beberapa macam amal yang dianggap termasuk sunnah, namun sebenarnya adalah bidah.Kedua: JenisYaitu: Ibadah itu harus sesuai dengan jenis yang telah disyariatkan. Jika tidak ibadah tidak diterima.Contoh: Seseorang yang menyembelih kuda untuk kurban. Maka kurbannya tidak sah, sebab yanh boleh dijadikan kurban adalah onta, sapi, dan kambing. Dan ia menyalahi ketentuan syariat dalam jenisnya.Ketiga: Kadar (bilangan)Kalau ada seseorang yang menambah bilangan rakaat pada shalat tertentu, yang menurutnya hal itu diperintahkan, maka shalat tersebut adalah bidah dan tidak diterima, karena tidak sesuai syariat dalam jumlah bilangan rakaatnya. Jadi apabila ada orang shalat Dzhuhur 5 rakaat umpamanya, maka tidak sah.Keempat: Kaifiyah (cara)Seandainya ada orang yang berwudlu dengan cara membasuh tangan, lalu muka, maka tidak sah wudlunya, karena tidak sesuai dengan cara yang telah ditentukan oleh syariat.Kelima: WaktuApabila ada orang yang menyembelih hewan kurban pada hari pertama Dzulhijjah, maka kurbannya tidak sah, karena waktu melaksanakannya tidak menurut ajaran islam.Ada orang yang bertaqorrub (mendekatkan diri) kepada Allah pad bulan Ramadhan dengan menyembelih kambing. Amal ini adalah bidah, karena tidak ada sembelihan yang ditujukan untuk bertaqorrub kepada Allah kecuali untuk kurban, denda haji, dan aqiqah.Keenam: TempatAndaikata ada orang beritikaf di tempat selain masjid, maka tidak sah itikafnya. Begitu pula, andaikata ada seorang wanita beritikaf di dalam musholla rumahnya, maka tidak sah itikafnya.Contoh lain: Seseorang yang melakukan thawaf di luar masjid Al-Haram dengan alas an karena di dalam masjid sudah penuh, maka thawafnya tidak sah. Karena tempat melakukan thawaf adalah Baitullah, sebagaimana firman Allah:Dan sucikanlah rumahKuini bagi orang-orang yang thawaf. (QS. Al-Hajj: 26)

Kesimpulannya bahwa ibadah seseorang tidak termasuk amal shaleh, kecuali apabila memenuhi dua syarat, yaitu:- Ikhlas- Mutabaah (mengikuti tuntunan Rasul)