Keseimbangan Pasar BarangUang

17
1 Lisensi Dokumen: Copyright © 2008 ekonomi-syariah.com Seluruh dokumen di ekonomi-syariah.com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari ekonomi-syariah.com. Kuliah Umum ekonomi-syariah.Com Copyright © 2008 ekonomi-syariah.Com Keseimbangan Pasar Barang Dan Uang : Kurva Is – Lm Dalam Ekonomi Konvensional Dan Ekonomi Islam Septiana Ambarwati [email protected] Dalam ekonomi konvensional terdapat keseimbangan pada pasar barang dan pasar uang. Keseimbangan tersebut terjadi antara pendapatan nasional (Y) dengan tingkat bunga (i). Dalam keadaan keseimbangan besarnya pendapatan nasional (Y) dan tingkat buga (i) yang terjadi akan mencerminkan pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) keseimbangan baik di pasar barang maupun di pasar uang, menurut Eko Suprayitno. Keseimbangan pada pasar barang disimbolkan dengan kurva IS, dan keseimbangan pada pasar uang disimbolkan dengan kurva LM. Pada bab ini akan diuraikan bagaimana keseimbangan pasar barang dan pasar uang dalam ekonomi konvensional terbentuk. KESEIMBANGAN PASAR BARANG : KURVA IS Untuk menguraikan keseimbangan pada pasar barang dalam ekonomi konvensional, kami menyajikan analisa grafik berdasarkan buku yang ditulis oleh Eko Suprayitno tentang keseimbangan pasar barang dan pasar uang. Pasar barang ditulis juga sebagai sektor riil dalam bukunya Eko Suprayitno tersebut dalam pembahasan mengenai

Transcript of Keseimbangan Pasar BarangUang

Page 1: Keseimbangan Pasar BarangUang

1

Lisensi Dokumen:Copyright © 2008 ekonomi-syariah.comSeluruh dokumen di ekonomi-syariah.com dapat digunakan, dimodifikasi dandisebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidakmenghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakandalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecualimendapatkan ijin terlebih dahulu dari ekonomi-syariah.com.

Kuliah Umum ekonomi-syariah.Com Copyright © 2008 ekonomi-syariah.Com

Keseimbangan Pasar Barang Dan Uang :

Kurva Is – Lm Dalam Ekonomi Konvensional

Dan Ekonomi Islam

Septiana Ambarwati [email protected]

Dalam ekonomi konvensional terdapat keseimbangan pada pasar barang dan pasar

uang. Keseimbangan tersebut terjadi antara pendapatan nasional (Y) dengan tingkat

bunga (i). Dalam keadaan keseimbangan besarnya pendapatan nasional (Y) dan tingkat

buga (i) yang terjadi akan mencerminkan pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i)

keseimbangan baik di pasar barang maupun di pasar uang, menurut Eko Suprayitno.

Keseimbangan pada pasar barang disimbolkan dengan kurva IS, dan

keseimbangan pada pasar uang disimbolkan dengan kurva LM. Pada bab ini akan

diuraikan bagaimana keseimbangan pasar barang dan pasar uang dalam ekonomi

konvensional terbentuk.

KESEIMBANGAN PASAR BARANG : KURVA IS

Untuk menguraikan keseimbangan pada pasar barang dalam ekonomi

konvensional, kami menyajikan analisa grafik berdasarkan buku yang ditulis oleh Eko

Suprayitno tentang keseimbangan pasar barang dan pasar uang. Pasar barang ditulis juga

sebagai sektor riil dalam bukunya Eko Suprayitno tersebut dalam pembahasan mengenai

Page 2: Keseimbangan Pasar BarangUang

2

ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan

dan penawaran barang dan jasa. Stabilitas ekonomi makro dilihat dari keseimbangan

antara permintaan (yang ditunjukkan oleh total pengeluaran) dan penawaran yang

ditunjukkan oleh kemampuan perekonomian tersebut mengghasilkan barang dan jasa

yang terjadi di pasar tersebut.

Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa menurut Keynes pengeluaran

konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan. Secara matematis, hubungan fungsional antara

pengeluaran konsumsi rumah tangga (C) dan pendapatan (Y) dapat dinyatakan sebagai

berikut :

C = f (Y)

Kita juga mengetahui bahwa investasi perusahaan sangat tergantung dari tingkat bunga.

Makin tinggi tingkat bunga, maka semakin kecil investasi yang dilaksanakan, begitu juga

sebaliknya. Oleh karena itu hubungan matematisnya adalah sebagai berikut :

I = f(i)

Di mana ∆I/∆I < 0

Secara eksplisit bentuk poersamaan investasi sebagai berikut :

I = I0 – ki

Dimana :

I0 : besarnya pengaruh investasi pada saat tingkat bunga = 0

i : tingkat bunga umum

k : besarnya koefisien tingkat bunga

Dalam analisis keseimbangan pasar barang atau sektor riil, kondisi keseimbangan

perekonomian dapat digambarkan ke dalam sebuah kurva yang disebut kurva IS. Menurut

Mankiw untuk terbentuknya kurva IS tersebut, maka Mankiw menggunakan model

Keynesian cross. Keynesian cross adalah model dasar dalam penentuan pendapatan. Ini

mengambil kebijakan fiskal dan perencanaan investasi sebagai exogenous dan kemudian

menunjukkan bahwa terdapat satu level dari pendapatan nasional yang mana actual

expenditure sama dengan planned expenditure. Secara matematisnya adalah :

Y = E

Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam kebijakan fiskal memiliki dampak

multiplier atas pendapatan. Mankiw juga menyatakan bahwa perencanaan investasi

Page 3: Keseimbangan Pasar BarangUang

3

tergantung dengan tingkat bunga, Keynesian cross menunjukkan hubungan antara tingkat

bunga dan pendapatan nasional. Makin tinggi tingkat bunga, maka makin rendah

investasi yang akan ditanamkan, hal ini akan mengakibatkan menurunnya pendapatan

nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari grafik berikut ini :

Gambar 1. Menurunkan kurva IS secara grafik

Dari gambar 1 diatas pada grafik a yang menunjukkan fungsi investasi, yang mana

pertambahan tingkat bunga dari r1 ke r2, mengakibatkan penurunan tingkat investasi dari

I1 ke I2. Penurunan investasi ini juga mempengaruhi Keynesian cross yang ditunjukkan

pada grafik b hubungan antara pengeluaran dengan pendapatan nasional. Ketika terjadi

penurunan investasi, maka pendapatan juga mengalami penurunan dari Y1 ke Y2.. Grafik

a dan b tersebut kita turunkan akan menghasilkan kurva IS yang ditunjukkan pada grafik

Actual Expenditure

Income, output, Y

Expenditure, E

Y2 Y1

Y

0

Interest rate, r

Y1 Y2 0 I1 I2 0

r2

r1

Interest rate,r

Invesment, I

r2

r1 I

(c)

(b) (a)

IS

The Keynesian Cross

Planned Expenditure

Page 4: Keseimbangan Pasar BarangUang

4

c hubungan antara tingkat bunga dengan pendapatan. Ketika tingkat bunga mengalami

kenaikan dari r1 ke r2, maka mengakibatkan penurunan pendapatan dari Y1 ke Y2.

Kurva IS akan mengalami perubahan, apabila terjadi perubahan dalam kebijakan

fiskal. Apabila pemerintah melakukan pertambahan pada tingkat pembeliannya, sehingga

menaikkan planned expenditure. Dianggap bahwa G dan T tetap ketika terjadi perubahan

kebijakan fiskal dan tingkat bunga juga tetap, maka hal ini akan mengakibatkan

pendapatan mengalami kenaikan, sehingga kurva IS bergerak ke kanan, hal ini dapat

ditunjukkan pada gambar 2 berikut ini.

Gambar 2. Pengaruh perubahan kebijakan fiskal terhadap kurva IS

Mankiw menyimpulkan bahwa kurva IS menunjukkan kombinasi antara tingkat bunga

dan pendapatan nasional, bahwa hal tersebut sesuai dengan keseimbangan pada pasar

barang. Kurva IS digambarkan untuk kebijkan fiskal. Perubahan pada kebijakan fiskal

yang mengakibatkan kenaikkan permintaan akan barang dan jasa akan menggerakkan

kurva IS ke kanan. Perubahan kebijakan fiskal yang mengakibatkan penurunan

permintaan akan barang dan jasa mengakibatkan kurva IS bergerak kekiri.

IS2

0

r

Interest rate,r

Income, output, Y

Y1

IS1

Y2

Page 5: Keseimbangan Pasar BarangUang

5

KESEIMBANGAN PASAR UANG : KURVA LM

Dalam ekonomi konvensional, pasar uang akan berada dalam keseimbangan

apabila penawaran akan uang (ms) sama dengan permintaan akan uang (md). Dalam

analisis keseimbangan di pasar uang digunakan suatu kurva yang disebut kurva LM.

Kurva LM adalah tempat kedudukan titik-titik yang menghubungkan tingkat bunga (i)

dan pendapatan nasional (Y), dimana pasar uang dalam keadaan seimbang. (Suprayitno,

2005).

Sebagaimana kita ketahui bahwa penawaran akan uang (Ms) adalah ditentukan

oleh pemerintah atau dinyatakan tetap. Menurut Mankiw perubahan pendapatan akan

mempengaruhi permintaan akan uang. Apabila pendapatan naik, maka expenditure akan

mengalami kenaikan, sehingga masyarakat banyak melakukan transaksi yangg

menggunakan uang. Sehingga, kenaikan pendapatan akan mengakibatkan kenaikan

permintaan akan uang. Hal ini dapat ditunjukkan secara matematis sebagai berikut :

(M/P)d = L (r,Y)

Permintaan akan uang memiliki hubungan negatif dengan tingkat bunga dan memiliki

hubungan positif dengan pendapatan. Menurut Mankiw penurunan kurva LM dapat

ditunjukkan pada gambar 3 berikut ini.

Gambar 3. Penurunan kurva LM

Real Money balances, M/P

Income, Output, Y Y2 Y1

0 M/P 0

r2

r1

Interest rate,r

r2

r1 I

(b) (a)

Interest rate,r

LM

L(r,Y1)

L(r,Y2)

Page 6: Keseimbangan Pasar BarangUang

6

Dari gambar 3 dapat kita lihat pada grafik a yang menunjukkan perubahan keseimbangan

pada pasar uang, dimana ketika pendapatan mengalami kenaikan sebesar Y1 ke Y2, maka

akan mengakibatkan kenaikan permintan uang, sehingga kurva Md bergerak ke kanan.

Hal ini juga mengakibatkan kenaikan tingkat bunga dari r1 ke r2. Perubahan pada tingkat

bunga tersebut menunjukkan kurva lm yang ditunjukkan pada grafik b.hubungan antara

tingkat bunga dengan pendapatan, ketika pendapatan mengalami kenaikan, maka

mengakibatkan kenaikan tingkat bunga.

Menurut Mankiw untuk memahami bagaimana kebijakan moneter dapat

mempengaruhi pergerakan kurva LM digunakanlah teori liquidity preference. Hal ini

dapat kita lihat pada gambar 4 berikut ini.

Gambar 4. Pengaruh perubahan kebijakan moneter terhadap kurva LM

Dari gambar 4 tersebut menunjukkan bagaimana pengaruhnya kebijakan moneter yang

dikeluarkan oleh bank sentral terhadap tingkat bunga dan pendapatan nasional. Ketika

bank sentral melakukan pengurangan money supply (Ms) dari M1 ke M2, hal ini

mengakibatkan keseimbangan Ms mengalami penurunan dari M1/P ke M2/P. Dianggap

pendapatan tetap dan kurva permintaan uang mengalami keseimbangan, maka hal ini

akan mengakibatkan kenaikan tingkat bunga pada keseimbangan pasar uang . Hal ini

dengan penurunan Ms mengakibatkan kurva LM bergerak keatas.

Dapat disimpulkan, bahwa kurva LM menunjukkan kombinasi dari tingkat bunga

dan pendapatan nasional yang mana hal ini sesuai dengan keseimbangan pada pasar uang.

Kurva LM menggambarkan bagaimana keseimbangan penawaran akan uang riil.

LM2

0

r1

Interest rate,r

Income, output, Y

LM1

Y

r2

Page 7: Keseimbangan Pasar BarangUang

7

Penurunan pada keseimbangan penawaran akan uang riil membuat kurva LM bergerak

keatas, pertambahan pada keseimbangan akan uang riil membuat kurva LM bergerak

kebawah.

KESEIMBANGAN JANGKA PENDEK : KURVA IS-LM

Menurut Mankiw kurva IS dan kurva LM dapat digambarkan dalam

matematisnya sebagai berikut :

IS : Y = C (Y-T) + I(r) + G

LM : M/P = L (r,Y)

Model tersebut menunjukkan kebijakan fiskal , G dan T, kebijakan moneter M, dan harga

sebagai exogenous. Sehingga hal tersebut menunjukkan kurva IS hanya menujukkan

kombinasi antara r dan Y, hal ini sesuai dengan persamaan pada pasar barang. Dan kurva

LM hanya menunjukkan kombinasi antara r dan Y yang sesuai dengan persamaan pada

pasar uang. Kedua kurva tersebut dapat kita lihat dari gambar 5 berikut ini.

Gambar 5. Keseimbangan IS-LM

Dari gambar 5 tersebut dapat kita ketahui hubungan antara kurva IS dan kurva LM yang

menunjukkan secara simultant keseimbangan pada pasar barang dan pasar uang untuk

memberikan nilai pada pengeluaran pemerintah, pajak, penawaran uang, dan tingkat

harga.

IS

0

rE

Interest rate,r

Income, output, Y I

YE

LM

Page 8: Keseimbangan Pasar BarangUang

8

KESEIMBANGAN SEKTOR RIIL (PASAR BARANG) DALAM EKONOMI

ISLAM

Keseimbangan pasar barang pada sistem ekonomi Islam sangat berbeda dengan

keseimbangan pasar barang pada sistem ekonomi konvensional. Hal ini karena pada

sistem ekonomi Islam, bunga (i) dihapuskan dan diganti dengan keuntungan yang

diharapkan (r).

ANALISIS KESEIMBANGAN SEKTOR RIIL DENGAN GRAFIK

Pengeluaran konsumsi rumah tangga (C) dipengaruhi oleh pendapatan (Y). Hubungan ini

dapat ditunjukkan dengan fungsi matematis:

C = f(Y) dengan C = C1 + C2

Dimana C1 = pendapatan muzakki; C2 = pendapatan mustahiq

Dalam ekonomi Islam, investasi tergantung dari besarnya tingkat keuntungan yang

diharapkan dan biaya aset yang kurang produktif. Semakin besar tingkat keuntungan

yang diharapkan dan semakin tinggi biaya aset yang kurang produktif, maka semakin

besar pula investasi yang dilakukan, demikian sebaliknya.

Kondisi keseimbangan dalam sektor riil dapat digambarkan secara grafis ke dalam

sebuah kurva yang disebut kurva ISI. Kurva ISI menggambarkan kedudukan titik-titik

yang menunjukkan hubungan antara tingkat keuntungan yang diharapkan (r) dan

pendapatan nasional (Y), dimana pasar barang berada dalam kondisi keseimbangan.

Untuk menurunkan kurva ISI secara grafis, maka langkah pertama adalah

menggambarkan empat buah kurva yang terdiri dari diagram I, II, III dan IV (dimulai

dari kurva kanan bawah berputar kebalikan dengan arah jarum jam).

Page 9: Keseimbangan Pasar BarangUang

9

Gambar 6. Menurunkan kurva ISI secara grafik

Diagram I menunjukkan fungsi investasi. Fungsi ini menunjukkan hubungan antara

tingkat keuntungan yang diharapkan (r) dan besarnya investasi yang dilakukan (I).

Diagram II menunjukkan keseimbangan di pasar barang, dimana besarnya tabungan (S)

sama dengan besarnya investasi (I), atau dapat dituliskan S = I. Bila tingkat keuntungan

yang diharapkan adalah r1 maka menuntut agar investasi bersih menjadi I1.

Keseimbangan investasi tabungan mengharuskan bahwa simpanan mesti menjadi sebesar

S1 = I.

Diagram III menunjukkan fungsi tabungan. Pada diagram ini tampak bahwa hanya satu

tingkat pendapatan tertentu yang dapat mendorong masyarakat untuk menyediakan

S=I

I

S

I1 I2

I

0

S2

S1

r

I2 I1 0

S

S2

S1

0 Y1

S=f(Y)

Y2

Y2 Y1 0

r2

r1

r

Y

Y

r2

r1 A B

ISI1

Diagram II Diagram III

Diagram I Diagram IV

Page 10: Keseimbangan Pasar BarangUang

10

tabungan pada tingkat yang disebutkan. Bila tingkat tabungan berada pada S1, maka dapat

diperhitungkan bahwa tingkat pendapatan nasional berada pada Y1 (Metwally, 1995).

Diagram IV menunjukkan kurva ISI, kurva yang menghubungkan antara titik-titik tingkat

keuntungan yang diharapkan (r), dan pendapatan nasional (Y). Karena kurva ISI adalah

kurva yang menghubungkan tingkat keuntungan yang diharapkan, serta pendapatan

nasional, maka masing-masing sumbu pada diagram IV kita tentukan sumbu-sumbu yang

akan ditempati variabel tingkat keuntungan yang diharapkan dan variabel pendapatan

nasional. Pada sumbu horisontal kita tempatkan variabel pendapatan nasional (Y) dan

pada sumbu vertikal kita tempatkan variabel tingkat keuntungan yang diharapkan (r).

Dengan demikian, diagram yang berada di atas diagram IV yaitu diagram III adalah

diagram yang menghubungkan besarnya tabungan pada berbagai tingkat pendapatan

nasional (fungsi tabungan). Hubungan antara tabungan dengan pendapata nasional adalah

positif, artinya makin besar pendapatan nasional, maka tabungan yang terjadi juga makin

besar. (Metwally, 1995).

Diagram II menunjukkan keseimbangan di pasar barang, yaitu suatu kondisi dimana

besarnya investasi (I) sama dengan besarnya tabungan (S), atau dapat ditulis I = S.

Diagram II merupakan kurva bantu yang menggambarkan keseimbangan di pasar barang,

dimana I = S. Kurva kesamaan investasi dan tabungan adalah kurva yang ditarik dari titik

(titik pusat sumbu) yang membentuk sudut 450 terhadap masing-masing sumbu, yang

berarti jarak dari suatu titik tersebut ke sumbu tegak akan sama jaraknya dengan titik

tersebut ke sumbu datar.

Pada diagram I ditunjukkan hubungan positif antara tingkat keuntungan yang diharapkan

(r), dan besarnya investasi (I). Bila tingkat keuntungan yang diharapkan naik, maka

investasi yang dilakukan juga akan naik, demikian sebaliknya. Hal ini ditunjukkan

dengan kurva investasi berlereng positif. Sumbu tegak pada diagram I menunjukkan

variabel tingkat keuntungan yang diharapkan sedangkan sumbu datar menunjukkan

besarnya investasi.

Page 11: Keseimbangan Pasar BarangUang

11

Untuk menghasilkan kurva ISI kita mulai dari diagram I dengan mengambil titik salah

satu titik tingkat keuntungan yang diharapkan, misalnya r1. Pada kondisi tersebut,

investasi yang dilakukan sebesar I1 dan dalam keadaan keseimbangan, besarnya tabungan

adalah S1. Tabungan sebesar S1 terjadi apabila pendapatan sebesar Y1. Apabila keadaan

tersebut kita bawa ke diagram IV, maka kita peroleh satu titik di kurva ISI (misalnya kita

beri nama titik A). Untuk menggambarkan suatu kurva (kita anggap kurva ISI adalah

linear) minimal harus ada dua titik I. Dengan demikian, kita perlu mengambil salah satu

titik pada tingkat keuntungan yang diharapkan lagi, misalnya titik I2. Pada kondisi

tersebut, investasi yang diinginkan sebesar I2, dan dalam keadaan keseimbangan besarnya

tabungan sebesar S2. Tabungan sebesar S2 terjadi apabila pendapatan sebesar Y2. Apabila

keadaan tersebut kita bawa pada diagram IV, maka kita memperoleh satu titik lagi dari

kurva ISI (misalnya kita beri nama titik B). Apabila titik A dan titik B tersebut kita

hubungkan, maka kita memperoleh kurva ISI, yaitu kurva yang menggambarkan

keseimbangan di sektor riil (pasar barang) yang berlereng positif. Hal ini menunjukkan

bahwa pada sektor riil (pasar barang), apabila terjadi kenaikan keuntungan yang

diharapkan, maka pendapatan nasional akan naik. Kenaikan keuntungan yang diharapkan

akan menyebabkan naiknya investasi dan naiknya investasi secara langsung akan

menyebabkan naiknya pendapatan nasional. Sebaliknya, apabila tingkst keuntungan yang

diharapkan turun maka pendapatan nasional juga akan turun. Karena turunnya tingkat

keuntungan yang diharapkan akan menyebabkan turunnya investasi.

Pergeseran fungsi investasi dan fungsi tabungan (atau fungsi konsumsi) akan

mengakibatkan pergeseran kurva ISI. Kenaikan biaya atas aset yang kurang produktif

(menganggur) akan menyebabkan meningkatnya permintaan investasi, dan sepanjang

tidak ada perubahan fungsi tabungan, akan menyebabkan pergeseran kurva ISI ke kanan

bawah.

Page 12: Keseimbangan Pasar BarangUang

12

KESEIMBANGAN DI PASAR UANG DALAM EKONOMI ISLAM

Dalam ekonomi Islam, ada dua motif utama memegang uang yaitu:

• Motif untuk melakukan transaksi

• Motif untuk berjaga-jaga

Sedangkan motif untuk spekulasi, seperti yang dikemukan oleh Keynes, tidak pernah

akan ada di dalam ekonomi Islam. Sehingga permintaan uang untuk tujuan spekulasi

(yang merupakan fungsi dari tingkat bunga) akan sebesar nol. Oleh karena itu,

permintaan uang dalam ekonomi Islam selalu berhubungan dengan tingkat pendapatan.

Besarnya persediaan uang tunai akan berhubungan dengan tingkat pendapatan dan

frekuensi pengeluaran. Jika seseorang menerima pendapatan dalam bentuk uang tunai

dan dalam waktu yang bersamaan dikeluarkan juga secara tunai, maka tidak perlu

memegang uang untuk tujuan transaksi. Di sana tidak ada interval waktu untuk

menjembataninya. Dalam hubungannya dengan kebutuhan pribadi, persediaan akan uang

tunai yang dipegang akan lebih besar proporsi dalam interval antara penerimaan dan

pendapatan. Seseorang yang mendapat bayaran bulanan akan memerlukan persediaan

uang tunai rata-rata lebih besar dibandingkan dengan seseorang yang mendapat bayaran

harian, dengan asumsi bahwa perilaku konsumsi mereka sama.

Perusahaan juga memerlukan uang tunai sebagai penghubung antara pengeluaran untuk

bahan baku dan penerimaan dari penjualan produk dalam bentuk tunai. Kebutuhan uang

tunai tersebut akan berubah dalam interval waktu dan tingkat aktivitas usaha.

Pembayaran dari seorang pengusaha kepada pengusaha yang lain akan berubah menurut

tingkatan proses produksi dan tingkatan integrasi dalam perekonomian dengan anggapan

hal-hal lain tetap, meningkatkan integrasi ini, menurunkan permintaan uang tunai

(Metwally, 1995;88).

Motivasi berjaga-jaga muncul karena individu dan perusahaan menganggap perlu

memegang uang tunai di luar apa yang diperlukan untuk transaksi, guna memenuhi

kewajiban dan berbagai kesempatan yang tidak disangka untuk pembelian di muka.

Page 13: Keseimbangan Pasar BarangUang

13

MENURUNKAN KURVA LM DENGAN METODE GRAFIK

Meningkatnya pendapatan akan meningkatkan permintaan atas uang oleh masyarakat,

untuk tingkat pendapatan tertentu yang terkena zakat. Secara matematik dirumuskan

sebagai berikut:

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛=

µYfM D

00

>⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

=µδδ

d

D

YM

dimana:

MD = permintaan uang dalam masyarakat Islam

Y = pendapatan

m = tingkat biaya karena menyimpan uang dalam bentuk kas

Suatu kenaikan pada biaya uang yang menganggur, pada tingkat pendapatan tertentu akan

cenderung mengurangi jumlah permintaan uang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh kurva

berikut:

Gambar 7. Permintaan Uang dalam Ekonomi Islam

Pendapatan (Y) diukur pada garis vertikal dan permintaan uang (MD) pada garis

horisontal. Bila pendapatan adalah Y1 dan tingkat biaya adalah m1 maka permintaan uang

M3D M1

D M2D

MD

Y

Y1

µ3

µ2

µ1

Page 14: Keseimbangan Pasar BarangUang

14

adalah M1D. Kenaikan tingkat biaya ke m2 akan mengakibatkan penurunan jumlah

permintaan uang dari M1D menjadi M2

D. Kenaikan biaya selanjutnya menjadi m3 akan

menurunkan jumlah permintaan uang menjadi M3D.

Penawaran uang dalam ekonomi Islam dikontrol oleh negara sebagai pemegang monopoli

atas penerbitan mata uang sebagai alat tukar yang sah (legal tender). Islam membuat

suatu ketentuan yang jelas tentang suatu ”Badan Keuangan Nasional” (Central National

Finance House) dengan cabang-cabang yang tersebar di seluruh negeri. Badan ini, yang

pada masa awal Islam disebut ”Baitul Mal”, merupakan prototype dari semua bank

sentral modern milik negara, yang melaksanakan seluruh fungsi seperti yang dilakukan

oleh bank sentral, dengan mengecualikan penerbitan mata uang (issue of currency) dan

fungsi lain yang telah dipercayakan Islam kepada Bendahara Negara. Negara melakukan

sendiri kontrol terhadap penerbitan uang dan kepemilikan atas semua bentuk uang baik

uang logam, uang kertas atau kredit. Negara melalui Badan Keuangan Nasional beserta

perwakilan cabang-cabangnya berkuasa penuh untuk mengontrol uang logam, pencetakan

uang kertas, dan pengadaan bahan-bahan uang dengan proporsi yang layak antara

perunggu, nikel, perak, dan emas serta kertas, sesuai yang dipandang paling praktis.

Benda-benda ini akan mempunyai status penuh sebagai uang sesuai dengan

denominasinya, dan mesti diterima sebagai alat tukar yang sah dala semua bentuk

transaksi, tanpa terpengaruh oleh keadaan apakah ia diberikan secara terpisah atau

bersama-sama.

Penawaran uang diasumsikan bebas dari tingkat biaya yang dikenakan atas aset yang

tidak produktif dan ditetapkan oleh otoritas moneter sebagai proporsi bagi nilai transaksi

atau tingkat pendapatan, yaitu:

Ms = f(µ)

dan

Ms = aY ; α > 0

Asumsi tentang pengaruh perluasan penawaran uang ini dengan mudah dapat

dimodifikasi tanpa berpengaruh pada analisanya.

Page 15: Keseimbangan Pasar BarangUang

15

Suatu kondisi yang penting bagi keseimbangan pasar uang ialah bahwa penawaran uang

harus seimbang dengan permintaan uang.

Ms = MD

Bila kebutuhan akan uang melebihi penawaran, maka kelebihan penawaran itu dieliminir

dengan meningkatnya biaya atas uang menganggur. Dengan kata lain, jika misalnya pada

tingkat pendapatan (Y0) dan tingkat biaya (m0) maka:

Md0 ( Y0 / µ1 ) > Ms0 = α Y0

Jika otoritas Islam akanmeningkatkan biaya atas uang menganggur untuk mencapai

tingkat keseimbangan. Dengan pengandaian bahwa tingkat biaya yang baru mencapai m1,

maka diperoleh persamaan sebagai berikut:

Md0 ( Y0 / µ1 ) = Ms0 = α Y0

Kenaikan m akan mendorong sekaligus investasi dan konsumsi, dan ini akan menaikkan

tingkat pendapatan menjadi Y1.

Tingkat pendapatan yang baru akan meningkatkan tingkat permintaan uang (menjadi

Md1), selanjutnya tingkat keseimbangan baru akan diperoleh seperti:

Md1 ( Y1 / µ1 ) = Ms1 = α Y1

Keterkaitan antara penawaran uang, permintaan dan biaya terhadap uang yang

menganggur pada ekonomi Islam dapat dilihat pada kurva berikut:

Gambar 8. Hubungan antara Penawaran Uang, Permintaan Uang, dan Biaya atas Uang

Tunai dalam Ekonomi Islam

Md

M1D M2

D MD, Ms

µ

Y

µ2

µ1

M’d Ms

Page 16: Keseimbangan Pasar BarangUang

16

Sumbu horisontal mengukur jumlah uang (dalam penawaran-permintaan) sementara

sumbu vertikal mengukur tingkat biaya atau uang menganggur. Kurva yang menunjukkan

jumlah penawaran uang adalah vertikal, mengindikasikan bahwa penawaran uang

ditetapkan oleh negara, tanpa terkait dengan tingkat biaya atas uang menganggur.

Permintaan akan uang (untuk motivasi transaksi maupun berjaga-jaga) nampak bervariasi

sebagai kebalikan dari tingkat biaya atas uang menganggur. Pada tingkat biaya m1

keseimbangan akan tercapai pada titik E1. Jika pada tingkat pendapatan sekarang dan

dengan biaya-biaya yang berlaku terdapat kecenderungan untuk menahan uang

(katakanlah M2D) pada tingkat biaya yang ada, maka negara akan menaikkan biaya-biaya

itu ke tingkat yang cukup tinggi untuk menahan kecenderungan tersebut (Metwally,

1995).

Pada gambar 3, tingkat biaya-biaya itu ditunjukkan dengan m2. Pada tingkat ini

permintaan hanya akan mencapai M1D dan dengan demikian keseimbangan akan

terpelihara. Suatu hal yang penting di sini ialah bahwa pemerintah, memelihara

keseimbangan, tidak dengan meningkatkan penawaran uang tetapi justru dengan

menaikkan biaya atas uang menganggur. Ini akanmenjamin bahwa penawaran uang tidak

akan sampai ke tingkat rawan inflasi, sebagai reaksi atas peningkatan permintaan uang

yang kemungkinan akan terbelanjakan kemudian tanpa mempengaruhi peningkatan akan

barang dan jasa. Juga penting disinggung bahwa yang dimaksud dengan biaya atas uang

menganggur adalah pajak yang adapat dibebankan negara bila mengalami tingkat inflasi.

(Suprayitno, 156-157)

Page 17: Keseimbangan Pasar BarangUang

17

DAFTAR PUSTAKA

Blanchard, Oliver. Macroeconomics. Third Edition. Massachusetts Institute of

Technology. Prentice Hall Pearson Education International

Mankiw, N. Gregory. Macroeconomics. 4thed. Worth Publishers. New York. 2000

Metwally, M.M, 1995, Teori dan Model Ekonomi Islam, PT. Bangkit Daya Insana, Edisi

Pertama, Jakarta

Suprayitno, Eko. Ekonomi Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional.

Edisi Pertama. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta. 2005