kesehatan prov lampung 2007

download kesehatan prov lampung 2007

of 356

Transcript of kesehatan prov lampung 2007

BAB I PENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANG Otonomi daerah mengandung konsekuensi bahwa hubungan antara pemerintah pusat dan daerah berubah karena masing-masing jenjang pemerintahan memiliki kewenangan yang berbeda. Oleh karena itu masingmasing daerah harus memiliki Sistem Kesehatan Daerah termasuk dukungan sistem informasinya. Namun demikian sebagai negara kesatuan, komunikasi antar jenjang pemerintahan harus tetap terpelihara.World Health Organization dalam salah satu publikasinya menyatakan bahwa Sistem Informasi Kesehatan tidak dapat berdiri sendiri tetapi harus merupakan bagian fungsional dari Sistem Informasi Kesehatan akan menjadi jalur komunikasi data dan informasi antara pusat dan daerah dalam rangka implementasi dari Sistem Kesehatan Nasional di daerah dan mencapai tujuan Indonesia Sehat 2010 pada tataran propinsi. Di dalam SKN disebutkan bahwa keberhasilan manajemen kesehatan sangat ditentukan antara lain oleh tersedianya data dan informasi kesehatan, dukungan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, dukungan hukum kesehatan serta administrasi kesehatan. Lebih lanjut di dalam SKN disebutkan bahwa SKN terdiri dari enam subsistem, yakni (1) Subsistem Upaya Kesehatan, (2) Subsistem Pembiayaan Kesehatan, (3) Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan, (4) Subsistem Obat dan Perbekalan Kesehatan, (5) Subsistem Pemberdayaan Masyarakat, (6) Subsistem Manajemen Kesehatan. Pada Rencana Strategis Departemen Kesehatan RI pada strategi utama ketiga yaitu meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi

kesehatan dengan sasaran keempat belas disebutkan bahwa berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence based diseluruh Indonesia termasuk Propinsi Lampung. Salah satu produk Sistem Informasi Kesehatanyang selama ini menjadi sarana komunikasi tersebut adalah Profil Kesehatan.

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

1

Profil Kesehatan Propinsi Lampung adalah gambaran situasi kesehatan di propinsi Lampung yang diterbitkan setahun sekali, yang memuat berbagai data kesehatan dan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan dan keluarga berencana. Data dianalisis dengan analisis sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Dalam setiap penerbitan Profil Kesehatan Propinsi Lampung, selalu dilakukan berbagai upaya perbaikan baik dari segi analisis dan datanya, sesuai masukan dari berbagai pihak. Profil Kesehatan Propinsi Lampung tahun 2007 (berisi data tahun 2007) disusun berdasarkan Petunjuk Teknis yang berisi data indikator Indonesia Sehat 2010 dan indikator kewenangan wajib SPM. Profil kesehatan ini dapat menjadi salah satu sarana untuk menilai pencapaian Pembangunan Kesehatan dalam rangka mencapai Visi Lampung Sehat 2010. Keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat pada beberapa indikator yang digunakan untuk memantau perkembangan derajat kesehatan seperti Angka Kematian Bayi yang menurun, meningkatnya Angka Harapan Hidup waktu lahir dan status gizi masyarakat. Angka ini dicapai sebagai kontribusi Program imunisasi, perbaikan gizi, pencegahan diare, perbaikan kesehatan lingkungan, peningkatan sarana dan prasarana kesehatan kepada masyarakat. Berbagai upaya terobosan telah dilakukan dalam rangka meningkatkan upaya pembangunan kesehatan secara lebih berdayaguna dan berhasilguna serta mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, meningkatkan pemerataan dan mutu pelayanan utamanya untuk daerah terpencil, secara terus menerus dan sekaligus dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM). Dengan pembangunan yang dilaksanakan secara lebih intensif, berkesinambungan dan merata serta ditunjang oleh informasi kesehatan yang semakin mantap maka diharapkan derajat kesehatan masyarakat yang telah dicapai tersebut dapat semakin meningkat dan menjangkau ke seluruh wilayah propinsi Lampung.

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

2

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN DISUSUNNYA PROFIL KESEHATAN PROPINSI LAMPUNG Maksud disusunnya Profil Kesehatan Provinsi untuk mengetahui kondisi kesehatan di Provinsi Lampung dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal dan untuk mengetahui potensi, menganalisa permasalahan serta pemecahannya dalam program pengembangan kesehatan di Provinsi Lampung. Tujuan disusunnya Profil Kesehatan Provinsi adalah tersedianya data/informasi yang dapat digunakan untuk merencanakan kegiatan-kegiatan tahunan dan dalam rangka menyediakan sarana untuk mengevaluasi pencapaian Pembangunan Kesehatan Tahun 2007 untuk mencapai visi Lampung Sehat 2010. 1.3. SISTEMATIKA PENYAJIAN Sistematika penyajian Profil Kesehatan Propinsi Lampung sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Bab ini menjelaskan maksud dan tujuan disusunnya Profil kesehatan Propinsi Lampung dan sistematika penyajiannya Bab II : Gambaran Umum dan Lingkungan Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten/Kota. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktorfaktor lainnya misal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan. Bab III : Program Kesehatan Bab ini menguraikan program pokok yang direncanakan untuk menuju

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

3

propinsi sehat. Untuk masing-masing program dijelaskan tujuan, sasaran dan target yang hendak dicapai di tahun yang bersangkutan. Pada bab ini dibahas pula uraian upaya/kegiatan yang dilakukan di tahun tersebut untuk mencapai target. Bab IV : Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan dan angka status gizi masyarakat. Bab V : Situasi Upaya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya. Bab VI : Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. Bab VII : Penutup Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Propinsi ditahun yang bersangkutan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang masih kurang dalam rangka upaya menuju propinsi sehat. Lampiran, berisi tabel data Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Indikator Kewenangan Wajib SPM bidang kesehatan.

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

4

BAB II GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG2.1. GEOGRAFIDaerah Propinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 Km termasuk pulau-pulau yang terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara pulau sumatera, dibatasi oleh : Sebelah Utara dengan Propinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu Sebelah Selatan dengan Selat Sunda Sebelah Timur dengan Laut Jawa Sebelah Barat dengan Samudera Indonesia

Ibukota Propinsi Lampung adalah Bandar Lampung yang merupakan penyatuan antara dua kota yaitu Tanjungkarang dan Telukbetung. Secara Geografis Propinsi Lampung terletak pada kedudukan : Timur - Barat berada antara 103040' BT sampai 105050' BT dan Utara - Selatan 6045' LS sampai 3045' LS.

2.2. TOPOGRAFITopografi Daerah Lampung dibagi dalam lima bagian yaitu : 1. Daerah Topografis berbukit sampai bergunung. 2. Daerah Topografis berombak sampai bergelombang. 3. Daerah dataran alluvial 4. Daerah rawa pasang surut 5. Daerah river basin

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

5

2.2.1. Daerah Topografis Berbukit Sampai BergunungDaerah Propinsi Lampung terdiri dari lereng - lereng yang curam dan terjal dengan kemiringan sekitar 250 dengan ketinggian rata-rata 300 m di atas permukaan laut. Daerah ini meliputi Bukit Barisan dengan tonjolantonjolan dan puncaknya yaitu Gunung Tanggamus, Gunung Pasawaran dan Gunung Rajabasa. Puncak - Puncak yang lain adalah Bukit Pugung, Bukit Pesagi dan Sekincau.

2.2.2. Daerah Topografis Berombak Sampai BergelombangCiri khusus daerah ini adalah terdapatnya bukit-bukit rendah yang diselingi daratan-daratan sempit. Kemiringannya berkisar 80 sampai 150 dengan ketinggian antara 300 m sampai 500 m dari permukaan laut. Daerah ini membatasi daerah pegunungan dengan dataran alluvial. Vegetasi yang terdapat di daerah ini adalah tanaman-tanaman perkebunan seperti kopi, cengkeh, lada dan tanaman pertanian peladangan seperti padi, jagung dan sayur-sayuran. Daerah tersebut meliputi daerah-daerah; Kecamatan Kedaton di wilayah Kota Bandar Lampung, Kecamatan Gedong Tataan di Lampung Selatan, Sukoharjo dan Pulau Panggung di Tanggamus dan Kecamatan Kalirejo dan Bangun Rejo di Lampung Tengah.

2.2.3. Daerah Dataran AlluvialKemiringan daerah dataran alluvial berkisar antara 00 sampai 30 dengan ketinggian 25 m sampai 75 m di atas permukaan laut. Daerah ini sangat luas, meliputi Lampung Tengah sampai mendekati pantai sebelah Timur yang juga merupakan bagian hilir dari sungai-sungai yang besar seperti Way Sekampung, Way Tulang Bawang dan Way Mesuji.

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

6

2.2.4. Daerah Daratan Rawa Pasang SurutSepanjang Pantai Timur merupakan daerah rawa pasang surut dengan ketinggian 0,5 m sampai 1 m dari permukaan laut.

2.2.5. Daerah River BasinDi Propinsi Lampung terdapat 5 (lima) daerah river basin yang utama yaitu River Basin Tulang Bawang, Seputih, Sekampung, Semangka dan Way Jepara.

2.3. KLIMATOLOGI2.3.1. Arus Angin Propinsi Lampung terletak dibawah katulistiwa yaitu 50 LS, beriklim Tropis humid dengan angin laut lembah yang bertiup dari Samudera Indonesia. Setiap tahun ada dua musim angin yaitu : 1. Nopember s/d Maret angin bertiup dari arah barat dan barat laut. 2. Juli s/d Agustus angin bertiup dari arah timur dan tenggara dengan kecepatan rata-rata 5,83 km/jam. 2.3.2. Temperatur Pada daerah daratan dengan ketinggian 30m - 60m, temperatur udara rata-rata berkisar antara 260 C - 280 C.Temperatur maksimum yang sangat jarang dialami adalah 33,40 C dan temperatur minimum 21,7 0 C. 2.3.3. Kelembaban Udara Rata-rata kelembaban udara berkisar antara 75% sampai 87% dan bahkan lebih tinggi di tempat-tempat yang lebih tinggi.

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

7

2.4. PERHUBUNGANDi sektor perhubungan, umumnya seluruh wilayah di Propinsi Lampung telah terjangkau jaringan perhubungan darat. Semua ibukota kecamatan telah dapat dicapai dengan kendaraan roda empat, kecuali beberapa desa terpencil. Untuk perhubungan laut dan udara, di Propinsi Lampung terdapat satu Pelabuhan Udara yaitu Raden Intan II yang terletak 28 km dari ibukota Propinsi dan tiga buah pelabuhan laut yaitu Panjang, Srengsem dan Bakauheni.

2.5. ADMINISTRASI PEMERINTAHANSecara Administratif Daerah Propinsi Lampung dibagi dalam 10 (sepuluh) Daerah Kabupaten dan Kota.Tabel 2.1. Tabel Wilayah Administrasi Propinsi Lampung Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan, Tahun 2006-2007Tahun 2006 No Kabupaten / Kota Jumlah Kecamatan 13 20 28 23 15 24 28 24 5 14 194 Jumlah Desa/ Kelurahan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Kota Bandar Lampung Kabupaten Lampung Selatan Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Utara Kabupaten Lampung Barat Kabupaten Tulang Bawang Kabupaten Tanggamus Kabupaten Lampung Timur Kota Metro Kabupaten Way Kanan Kabupaten Pesawaran PropinsiSumber : BPS Propinsi Lampung Tahun 2007 Keterangan: * : Kabupaten Pesawaran terbentuk 2 November 2007 merupakan pemekaran Kab. LS

Tahun 2007 Jumlah Kecamatan 13 24 28 23 17 28 28 24 5 14 * 204 Jumlah Desa/ Kelurahan 98 385 293 247 201 241 379 246 22 205 * 2.317

98 380 291 231 176 241 378 246 22 200 2.263

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

8

Jumlah kecamatan propinsi Lampung mengalami pemekaran dari 162 pada tahun 2004 menjadi 181 Kecamatan pada tahun 2005 dan menjadi 194 Kecamatan pada tahun 2006, 204 Kecamatan pada tahun 2007, begitu pula jumlah desa/kelurahan juga mengalami pemekaran dari 2.178 desa/kel pada tahun 2004 menjadi 2.196 desa/kelurahan pada tahun 2005 dan menjadi 2.263 desa/kel pada tahun 2006, 2.279 desa/kelurahan pada tahun 2007. Empat kabupaten yang mengalami pemekaran wilayah kecamatan seperti tabel dibawah ini. Tabel 2.2. Lima Wilayah Administrasi Kabupaten Yang Mengalami Pemekaran Wilayah KecamatanNo. Kabupaten Jumlah Kecamatan Semula (Tahun 2006) 1. Lampung Selatan 2. Lampung Barat 3. Tulang BawangSumber : BPS Propinsi Lampung Tahun 2007

Bertambah Menjadi (Tahun 2007) 24 17 28

20 15 24

Lima kabupaten yang mengalami pemekaran wilayah desa/kelurahan seperti tabel dibawah ini. Tabel 2.3. Enam Wilayah Administrasi Kabupaten Yang Mengalami Pemekaran Wilayah Desa/ KelurahanNo. 1. 2. 3. 4. 5. Kabupaten Lampung Selatan Lampung Tengah Lampung Barat Tanggamus Way Kanan Jumlah desa/kelurahan Semula (Tahun 2006) 380 291 176 378 200 Bertambah Menjadi (Tahun 2007) 385 293 201 379 205

Sumber : BPS Propinsi Lampung

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

9

Tabel 2.4. Status Desa Menurut Kabupaten/Kota di Propinsi Lampung Tahun 2006No. Kab/Kota Kurang Berkembang 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Lampung Barat Tanggamus Lam. Selatan Lampung Timur Lam. Tengah Lampung Utara Way Kanan Tulang Bawang B. Lampung Metro 3 7 0 0 0 2 4 3 0 0 Desa Tertinggal Sedang Berkembang 5 11 0 0 0 3 7 7 0 0 101 107 117 33 63 82 116 91 3 0 109 125 117 33 63 87 127 101 3 0 67 205 260 213 224 144 73 141 95 22 Maju Jml Desa Non Tertinggal

Sumber : Lampung Dalam Angka Th. 2007

2.6. KEPENDUDUKANDalam setiap pelaksanaan kegiatan pembangunan, Jumlah penduduk bukan hanya merupakan modal, tetapi juga merupakan beban dalam pembangunan dan di sisi lain penduduk juga merupakan faktor penentu, karena penduduk tidak saja berperan sebagai pelaku tetapi juga sebagai sasaran pembangunan. Oleh karena itu pembangunan di Propinsi Lampung diarahkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk, perkembangan penduduk diarahkan pada pengendalian kuantitas, pengembangan kualitas serta pengarahan mobilitas sehingga mempunyai ciri dan karakteristik yang menunjang kegiatan pembangunan.

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

10

Grafik 2.1. Trend Jumlah Penduduk Propinsi Lampung Tahun 2001-20077.400.000 7.300.000 7.200.000 7.100.000 7.000.000 6.900.000 6.800.000 6.700.000 6.600.000 6.500.000 6.400.000Jml Penduduk 2001 6.722.314 2002 6.787.654 2003 6.852.999 2004 6.915.950 2005 6.983.700 2006 7.211.586 2007 7.289.767

Sumber : BPS Prop. Lampung (Data Proyeksi Hasil SP 2000) dan Data 2006-2007 hasil SUPAS 2005.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa trend pertambahan penduduk dari tahun 2001 s/d 2007 nampak terjadi kenaikan yang signifikan seperti terlihat pada grafik dibawah ini. Pada profil kesehatan tahun 2006 masih menggunakan data SP 2000 yaitu 7.401.100 jiwa. Grafik 2.2. Kepadatan Penduduk (Km) Prop. Lampung Tahun 2001-2007210 205 200 195 190 185 180 Kepadatan Penduduk 2001 190 2002 192 2003 194,2 2004 195,95 2005 197,87 2006 204,36 2007 206,58

Sumber : BPS Prop. Lampung

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

11

GAMBAR 2.1. PETA WILAYAH ADMINISTRASI PROPINSI LAMPUNG MENURUT KEPADATAN PENDUDUK TH. 2007

T.Bawang 99,63 jiwa/ Km Way Kanan 92,50 jiwa/ Km L.Utara 206,31 jiwa/Km L. Tengah 242,23 jiwa/km

L. Barat 77,05 jiwa/Km Tanggamus 246,26 jiwa/Km

LAMPUNG BARAT

METRO METRO

Metro 2.136,63 jiwa/ m L.Timur 215,94 jiwa/Km

BDL 4.207,94 jiwa/Km L.Selatan 421,67 jiwa/Km

Kota yang kepadatan penduduknya > 1.000 Km Kabupaten yang kepadatan penduduknya > 300/Km Kabupaten yang kepadatan penduduknya > 200 Km

Kabupaten yang kepadatan penduduknya < 100/Km

Sumber : BPS Propinsi Lampung th 2007 Keterangan: Peta belum menampilkan kabupaten Pesawaran yang definitive tanggal 2 November 2007.

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk terbesar adalah Kota Bandar Lampung dan Metro, sedangkan yang terkecil yaitu kabupaten lampung Barat. Pada tahun 2007 ada pemekaran wilayah di kabupaten Lampung Selatan yaitu Kabupaten Pesawaran yang terbentuk pada 2 November 2007. 2.6.1. Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk Propinsi Lampung tahun 2007, dengan perhitungan proyeksi menggunakan data dasar berdasarkan SUPAS 2005 tercatat sebesar 7.289.767 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki 3.749.736 jiwa dan penduduk perempuan 3.540.031 jiwa, jumlah ini sedikit meningkat 1,01 kali dari tahun 2006. Sejak tahun 1971 atau sekitar 30 tahun terakhir, jumlah penduduk Lampung telah meningkat hampir 300 persen, yaitu dari sebesarProfil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

12

2,78 juta jiwa pada tahun 1971 menjadi 6,78 juta jiwa pada tahun 2002. Namun demikian jika dilihat dari indikator tingkat laju pertumbuhan penduduk, tercatat mengalami penurunan hampir 5 kali lipat dari 5,77% (1971-1980) pertahun dan mengalami penurunan pada periode 1980-1990 menjadi sebesar 2,67% per tahun dan menjadi 1,01% pada tahun 1990-2000. Dan pada tahun 2000-2005 sedikit meningkat sebesar 1,61% kemudian menurun kembali sampai dengan tahun 2025, seperti tampak pada grafik dibawah ini. Grafik 2.3. Estimasi Laju Pertumbuhan Penduduk propinsi Lampung Tahun 2000-20252,00 1,50 1,00 0,50 0,00 Laju Pertumb Pddk

2000-2005 1,61

2005-2010 1,47

2010-2015 1,33

2015-2020 1,17

2020-2025 0,99

Sumber : Buku Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2025

Kondisi ini merefleksikan bahwa upaya pengendalian penduduk telah berjalan selaras dengan upaya peningkatan kesejahteraan, termasuk faktor kesehatan penduduknya. Apabila estimasi laju pertumbuhan penduduk propinsi Lampung pada tahun 2005-2010 dibandingkan dengan propinsi terdekatnya (Bengkulu:1,99 dan Sumatera Selatan: 1,58) maka laju pertumbuhan penduduknya sedikit lebih kecil bila dibandingkan kedua propinsi tersebut.

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

13

Grafik.2.4. Estimasi Perbedaan Laju Pertumbuhan Penduduk Daerah Perkotaan dan Pedesaan Propinsi Lampung Tahun 2000-20250,50 0,40 0,30 0,20 0,10 0,00 Laju Pertumb Pddk 2000-2005 0,3862 2005-2010 0,3476 2010-2015 0,3128 2015-2020 0,2815 2020-2025 0,2534

Sumber : Buku Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2025

Berdasarkan grafik 2.3. diatas terlihat perbedaan laju pertumbuhan penduduk daerah perkotaan dan pedesaan propinsi Lampung tahun 20002025 nampak sedikit menurun. 2.6.2. Persebaran Penduduk Ciri pokok penduduk di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, selain jumlahnya yang besar adalah persebarannya yang secara geografis sangat tidak merata. Propinsi Lampung yang terletak di bagian selatan pulau Sumatera juga mempunyai ciri pokok tersebut. Kepadatan penduduk propinsi Lampung sebesar 206,58 jiwa/Km2, dengan penduduk terpadat yaitu Kota Bandar Lampung yang kepadatannya mencapai 4.207,94 jiwa/Km2 sedangkan yang paling jarang penduduknya adalah di Kabupaten Lampung Barat yaitu 77,05 jiwa/Km2. Persebaran penduduk yang tidak merata tidak terlepas dari adanya pengaruh geografis.Tingkat kemajuan diberbagai daerah di propinsi ini tentunya berkaitan dengan aspek kultur, historis dan ekologis serta dukungan kualitas dan kuantitas infrastruktur. Persebaran penduduk Lampung masih berorientasi pada potensi pertanian dan sedikit bergeser pada agroindustri. Akibatnya terjadi pola pergeseranProfil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

14

yang kurang ideal dengan kepadatan tertinggi pada daerah sentral industri dan akses yang baik. 2.6.3. Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Rincian penduduk Propinsi Lampung hasil SUPAS (Survey Penduduk Antar Sensus) 2005 menurut golongan umur dan jenis kelamin tergambar dalam piramida penduduk. Piramida penduduk tahun 2007 menunjukkan ciri yang menarik, antara lain : pertama : perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan/sex ratio: 105,92 kedua : menurut struktur umur, proporsi penduduk produktif yaitu berusia 15 s/d 64 tahun masih tinggi yaitu 63,52%, proporsi penduduk tidak produktif yaitu yang berumur muda 0 - 14 tahun dan umur lanjut 65 tahun ke atas sebesar 36,48%.Gambar 2.2. Piramida Penduduk Propinsi Lampung Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Tahun 200775+ 70 - 74 65 - 69 60 - 64 55 - 59 50 - 54Kelompok Umur

45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 - 19 '10 - 14 '5 - 9 0-4500.00 400.00 300.00 200.00 100.00 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah Penduduk 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 0 Laki-Laki Perempuan 0 0 0

Sumber : BPS Propinsi Lampung

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

15

Angka/rasio beban tanggungan tahun 2007 sebesar 57,44 per 100, artinya setiap 100 jiwa menanggung sekitar 57 jiwa dan hal ini berarti angka ketergantungan/angka beban tanggungan semakin meningkat setiap tahunnya seperti grafik dibawah. Grafik 2.5. Trend Rasio Beban Tanggungan Penduduk Propinsi Lampung Tahun 2001-200758 57 56 55 54 53 52 51 Dependency Rasio 2001 56,02 2002 54 2003 53,48 2004 52,4 2005 51,13 2006 52,42 2007 57,44

Sumber : BPS Propinsi Lampung

Jika dilihat dari rasio beban tanggungan propinsi Lampung, angkanya setiap tahun semakin rendah pada tahun 2001-2005. Dan meningkat kembali pada tahun 2006 -2007. Menurut ILO, penduduk usia kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas. Angka beban tanggungan per kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 2. 2.6.4. Angka Kelahiran Kasar (CBR / Crude Birth Rate) Berdasarkan perkiraan yang dihitung oleh Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukan bahwa Angka Kelahiran Kasar (AKK) di Propinsi Lampung telah menurun dari 29,5 per 1000 penduduk pada periode 1990-1995 menjadi 26,6

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

16

per 1000 penduduk pada periode 1995-2000. Proyeksi CBR tahun 2000-2025 diproyeksikan akan mengalami penurunan seperti grafik dibawah. Grafik 2.6. Estimasi CBR Propinsi Lampung Tahun 2000-2025200 150 100 50 0 CBR Kelahiran (000) 2000 21,7 146,1 2005 19,7 143,6 2010 18,2 142,7 2015 16,8 140,7 2020 15,7 139,4 2025 14,9 139,0

Sumber : Buku Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2025

2.6.5. Angka Kelahiran Total (TFR/Total Fertility Rate) Di Propinsi Lampung TFR terus mengalami penurunan pada setiap periode yaitu 4,8 pada periode 1980 - 1985, 4,0 pada periode 1985 - 1990 3,4 pada periode 1990 - 1995 dan menjadi 2,9 pada periode 1995 - 2000. Keadaan ini menunjukkan kecenderungan penurunan angka kelahiran total. Demikian pula TFR secara nasional mengalami penurunan dari 2,9 pada periode 1990 - 1995 menjadi 2,6 pada periode 1995 - 2000. Berdasarkan grafik 2.5. bahwa periode 2000 - 2005 angka kelahiran total yaitu 2,577 dan terlihat mengalami penurunan dari tahun 2000-2025. Dan jika dibandingkan dengan Indonesia dalam tiga periode terlihat propinsi Lampung lebih besar dan dua periode terlihat hampir sama.

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

17

Grafik 2.7. Estimasi Angka Kelahiran Total (TFR) Propinsi Lampung Tahun 2000-20253,00 2,00 1,00 0,00TFR Lampung Indonesia

2000-2005 2,577 2,276

2005-2010 2,349 2,177

2010-2015 2,201 2,121

2015-2020 2,107 2,090

2020-2025 2,049 2,072

Sumber : Buku Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2025

2.7.

SOSIAL EKONOMI

2.7.1. Kecamatan Bebas Rawan Gizi & Desa/Kelurahan Dengan KLB Ditangani < 24 Jam Persentase kecamatan bebas rawan gizi berfluktuasi naik turun dari tahun 2002-2007. Begitu juga dengan desa/kelurahan terkena KLB nampak berfluktuasi naik turun. Angka ini belum mencapai target 2007, hal ini kemungkinan karena belum optimalnya pencatatan dan pelaporan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD KLB) pada penyakit menular dan keracunan serta kurang optimalnya SKPG (Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi). Berbagai upaya yang perlu ditingkatkan yaitu meningkatkan hubungan sinergi antar program dan lintas sektor serta meningkatkan Peran Serta Masyarakat/pemberdayaan terutama kepekaan terhadap masalah kesehatan. Diduga daerah rawan gizi akan bertambah, karena masalah gizi berhubungan dengan faktor tidak langsung yaitu ketrampilan/pola asuh ibu, daya beli, lingkungan dan pelayanan kesehatan selain asupan dan penyakit infeksi sebagai faktor langsung.

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

18

Grafik 2.8. Persentase Kecamatan Bebas Rawan Gizi dan Desa/Kelurahan Tanpa KLB, Terkena KLB & Ditangani < 24 Jam Tahun 2002-2007120 100 80 60 40 20 0 Kec Bebas Rawan Gizi Tanpa KLB Terkena KLB Ditangani95 72.50 72,5 2005 75 75 2006 76.5 76.5 2007 78 78 2008 79 79 2009 80 80 Peningkatan upaya lingkungan sehat di kawasan pariwisata, industri perumahan, perumahan dan pemukiman serta perbaikan sarana sanitasi dasar untuk pemukiman kumuh dan keluarga miskin di Program Lingkungan sehat CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN KEBIJAKANPROGRAM

TUJUAN

URAIAN

INDIKATOR

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007 32

SASARAN TARGET 2004 dan keluarga miskin di perkotaan maupun di pedesaan 2005 2006 2007 2008 2009

CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN KEBIJAKANPROGRAM

TUJUAN

URAIAN

INDIKATOR

perkotaan maupun di pedesaan melalui surveilans epidemiologi, peningkatan sistem kewaspadaan dini, peningkatan lingkungan sehat dan upaya pengendalian faktor resiko

2. Meningkatkannya upaya percepatan pelaksanaan desentralisasi bidang kesehatan sesuai dengan tatanan kewenangan wajib dan

1. % Kab/kota yang memiliki SIK 2. Rata-rata % anggaran kesehatan dalam APBD kab/kota 3. % Kab/kota yg melaks Surkesda 4. % Kab/kota yg mempunyai dokumen sistem kesehatan

20 15

20 -

100 -

100 -

100 -

100 15

Peningkatan upaya percepatan pelaksanaan desentralisasi bidang kesehatan sesuai kewena-

0 100

-

100

100 100

100

100 100

ngan wajib dan standart pelayanan minimal (KW-SPM) kab/kota serta peningkatan manajemen

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007 33

SASARAN TARGET 2004 standart pelayanan minimal (KWSPM) kab/kota serta peningkatan manajemen pembangunan kesehatan yang efektif dan efisien 5. % Kab/kota yg memiliki Contingency Plan untuk masalah kesehatan akibat bencana 6. % Kab/kota yang membuat profil kesehatan 7. % Kab/kota yg mempunyai DHA (District Health Account) 8. Pelaksanaan Surkesda di Propinsi 9. Pelaksanaan PHA (Provincial Health Account) 10. % Kab/kota yg memiliki Perda KW-SPM bid. Kesehatan 100 100 100 100 100 100 100 100 0 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 2005 20 2006 40 2007 70 2008 90 2009 100

CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN KEBIJAKANPROGRAM

TUJUAN

URAIAN

INDIKATOR

pem-bangunan kesehatan yang efektif dan efi-sien melalui panataan dan kejelasan pera-turan, standart teknis dan mana-jemen termasuk pengawasan dan infor-masi serta peranan dan fungsi masingmasing institusi kesehatan

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007 34

SASARAN TARGET 2004 11. Alokasi Anggaran kesh pemerintah perkapita/tahun 3.Meningkatnya perumusan Kebijakan Program Pembangunan Kesehatan Berdasarkan Hasil dan Pengembangan Kesehatan 2.Terciptanya Peri-laku Sehat dan Ke-mampuan Meningkatnya Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan 1. % Rumah Tangga PHBS 2. % Penduduk yang men-jadi peserta JPK 40 50 55 60 65 70 45 45 48 52 55 60 Penelitian 1. % Pemanfaatan Hasil Penelitian Bidang Kesehatan 100 20 40 60 80 42.000 2005 2006 2007 2008 2009Rp. 100. 000

CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN KEBIJAKANPROGRAM

TUJUAN

URAIAN

INDIKATOR

100

Peningkatan Perumusan Kebijakan/ Program Pembangunan Kesehatan Berdasarkan Hasil Penelitian Pengembangan Kesehatan yg didukung oleh Manajemen SDM & Sarana serta Prasarana Penelitian & Pengembangan kesehatan Peningkatan Upaya Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat dlm Pem-

Program Penelitian & Pengemba ngan

Program Promosi Kesehatan dan

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007 35

SASARAN TARGET 2004 Masyarakat untuk Memilih dan Mendapatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu Ma-syarakat dalam Pembngunan Kesehatan 3. % Bayi yang mendapat ASI Ekslusif 4. % Posyandu Purnama dan Mandiri 5. % Desa dengan Garam beryodium yang baik 6. % Upaya Penyuluhan NAPZA oleh Nakes 7. % Cakupan JPK Gakin & Masyarakat Rentan 100 30 50 60 70 80 2 2 5 7 10 15 72.45 75.2 78.15 80.9 83.65 90 23 26 29 32 35 40 26,7 2005 29.9 2006 40.1 2007 45.2 2008 60.5 2009 80

CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN KEBIJAKANPROGRAM

TUJUAN

URAIAN

INDIKATOR

bangunan Kesehatan melalui Pengembangan Media & Forum KIE, Peningkatan jejaring & kemitraan pihak lintas sektor, swasta & lembaga Swadaya Masya-rakat (LSM), Pening-katan Upaya Keseha-tan Bersumber masyarakat serta menumbuhkembangkan Pembiayaan & Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Pemberday aan Masyarakat

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007 36

SASARAN TARGET 2004 3.Terciptanya Pelayanan Kesehatan yang ber-mutu, merata dan terjangkau oleh Masyarakat Meningkatnya Kualitas, jangkauan Pe-merataan Pelaya-nan Kesehatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan bagi Terutama Kelompok Rentan Penduduk Daerah Terpencil, Perbatasan Rawan dan Bencadan di di Keterdan 1. % Cakupan Kunjungan Bumil K4 2. % Bumil Resti yang dirujuk 3. % Cakupan Kunjungan Neonatus 4. % Cakupan Kunjungan Bayi 5. % Cakupan BBLR yang ditangani 6. % Persalinan Nakes 7. Murid SD/MI yang mendapat pemeriksaan gigi dan mulut 8. % Cakupan Deteksi Tumbuh kembang Anak Balita & Pra Sekolah Balita 60 65 70 75 80 90 82 100 83 100 85 100 86 100 88 100 90 100 83 86 89 92 95 100 82 84 85 87 88 90 82 84 85 87 88 90 60 76 82 87 92 100 84 2005 86 2006 88 2007 90 2008 92 2009 95

CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN KEBIJAKANPROGRAM

TUJUAN

URAIAN

INDIKATOR

Peningkatan Kualitas, keterjangkauan & Pemerataan Pelayanan Kesehatan di fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar & Rujukan terutama bagi keluarga miskin, kelompok rentan & penduduk di daerah terpencil, perbatasan & rawan bencana/konplik dengan memperhatikan kesetaraan & keadilan gender melalui pelak-sanaan program prioritas nasional & lokal yg didukung Surveilans

Program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

Keluarga Miskin,

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007 37

SASARAN TARGET 2004 na/Konplik Masyarakat Pekerja serta Anak Pra Sekolah 60 74 2005 65 78 2006 70 82 2007 75 86 2008 80 90 2009 90 100

CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN KEBIJAKANPROGRAM

TUJUAN

URAIAN

INDIKATOR

Epidemiologi & Profesionalisme Tenaga Kesehatan

9. % Cakupan Pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh Nakes atau tenaga terlatih/guru UKS/Dokter kecil 10. % Cakupan Yankes Remaja 11. % Penduduk yang memanfaatkan Puskesmas - Rawat Jalan - Rawat Inap 12. % Sarana Kesehatan dengan kemampuan Labkes Sederhana 13. Keluarga miskin yang

55

60

65

68

72

80

32.4 0.2 100

15 1.5 100

15 1.5 100

15 1.5 100

15 1.5 100

15 1.5 100

100

100

100

100

100

100

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007 38

SASARAN TARGET 2004 mendapat pelayanan kesehatan 14. % Sarkes dengan kemampuan pelayanan gawat darurat yang dapat diakses masyarakat 15. % Cakupan Yankes kerja pada pekerja 16. % Cakupan Yankes Pra Usia Lanjut dan usia lanjut Meningkatnya Upaya Penyediaan Pemanfaatan Obat, Obat Tradisional terutama Obat Asli Indo& 1. % Ketersediaan Obat sesuai kebutuhan 2. % Pengadaan Obat Esensial 3. % Pengadaan Obat Generik 70 70 70 80 90 100 70 70 75 80 90 100 75 75 75 80 85 90 63 65 66 67 68 70 15.71 20 40 50 70 80 87 90 90 90 90 90 2005 2006 2007 2008 2009

CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN KEBIJAKANPROGRAM

TUJUAN

URAIAN

INDIKATOR

Peningkatan Upaya Penyediaan & Pemanfaatan Obat Esensial melalui Penyediaan Obat Generik Esensial & Sangat Esensial di

Program Obat & Perbekalan Kesehatan

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007 39

SASARAN TARGET 2004 nesia, Kosmetika, Produk plemen, komProduk yg & 2005 2006 2007 2008 2009

CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN KEBIJAKANPROGRAM

TUJUAN

URAIAN

INDIKATOR

unit-unit Pelayanan Kesehatan Dasar Terutama untuk Pelayanan Kesehatan bagi Keluarga Miskin yang terjamin mutu, keamanan & khasiat/kemanfaatan produk terapeutik/obat, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen dan produk pangan yg bere1. % Penulisan Resep Obat Generik 70 70 70 80 85 90 dar serta mencegah masyarakat dari penyalahgunaan dan penggunaan yang salah obat keras, narkotika, psikotropika, Program Pengawas an Obat dan Makanan

Pangan dan Alat Kesehatan ber-kualitas terjamin Keamanan Produk yang serta rakat & yg tersebut bere-dar terdari penggunaan salah Obat & Zat

cegahnya MasyaPenyalahgunaan

Keras, Narkotika, Psiko-tropika Percusor,

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007 40

SASARAN TARGET 2004 Aditif lainnya Meningkatnya Upaya Pemerataan dan Profesionalisme Sumber Daya Kesehatan 1. Rasio Dokter per 100.000 penduduk 2. Rasio Dokter Spesialist per 100.000 penduduk 3. Rasio Dokter Keluarga per 100.000 penduduk 4. Rasio Drg per 100.000 penduduk 5. Rasio Apoteker per 100.000 penduduk 6. Rasio Bidan per 100.000 penduduk 7. Rasio Perawat per 100.000 penduduk 8. Rasio Ahli Gizi per 2 3 4 6 7 9 36 37 42 50 55 59 21.63 21 25 30 34 39 1 1 2 2 2 2 1,13 1,13 11 2 2 2 3 3 3 5 5 6 7 8 9 & Bahan 2005 2006 2007 2008 2009

CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN KEBIJAKANPROGRAM

TUJUAN

URAIAN

INDIKATOR

precursor, zat adiktif dan bahan berbahaya lainnya. Peningkatan Upaya Pemerataan dan Profesionalisme Sumber daya Manusia Kesehatan Melalui Pendayagunaan dan Pening-katan Daya saing Tenaga Kesehatan Program Sumber Daya Kesehatan

Berbahaya

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007 41

SASARAN TARGET 2004 100.000 penduduk 9. Rasio Ahli Sanitasi per 100.000 penduduk 10. Rasio Ahli Kesmas per 100.000 penduduk 4.Terpelihara dan Meningkatnya Keseha-tan Sege-nap Masyarakat Lampung dengan lebih Mengutamaka n Upaya Meningkatnya Upaya Pencegahan dan Penyembuhan Akibat Penyakit, untuk Terutama 1. Angka Kesakitan Malaria per 1.000 Penduduk 2. % Angka Kesembuhan TB Paru BTA (+) 3. Prevalensi HIV/AIDS pada Penduduk Beresiko 4. Angka AFP pada anak kurang dari 15 tahun per 100.000 anak 5. Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk 5 5 5 5 5 2 1 1 1 1 1 >1 85 >85 6 6 6 5.5 5.2 5 4 4 6 7 8 10 7 8 9 11 12 14 2005 2006 2007 2008 2009

CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN KEBIJAKANPROGRAM

TUJUAN

URAIAN

INDIKATOR

Peningkatan Upaya Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Melalui Penemuan Kasus, Imunisasi, Sur-veilans, Penatalak-sanaan, Pengobatan & Pengurangan Dampak Penyakit Terutama untuk Percepatan Menurunkan Kematian

Program Pencegaha n& Pemberant asan Penyakit

Menurunkan Ang-ka Kematian Ibu dan Kematian Penurunan Angka Kesakitan Melahirkan Angka Bayi,

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007 42

SASARAN TARGET 2004 yang Bersifat Promotif dan Preventif disamping yang Bersifat Kuratif dan Rehabilitatif Berbagai Penyakit Upaya Kece-patan Penang-gulangan Masalah Kesehatan Akibat terjadinya Wabah Kejadian Biasa Kon-plik dengan Luar (KLB), dan Koserta dan Meningkatnya 6. % Desa yang mencapai UCI 7. % Desa terkena KLB yang ditangani kurang dari 24 jam 8. % Cakupan Balita dengan Pnermonia yang ditangani 9. % Klien yang mendapat penanganan HIV/AIDS 10. % Infeksi menular seksiual yang diobati 11. % Penderita DBD yang ditangani 12. % Balita dengan Diare yang diobati 13. % darah donor diskrining terhdp HIV/AIDS 100 100 100 100 100 100 60 100 100 100 100 100 80 80 80 80 80 80 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 65 20 40 60 80 100 100 100 100 100 100 100 84.15 2005 96.08 2006 97.12 2007 98.14 2008 99.13 2009 100

CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN KEBIJAKANPROGRAM

TUJUAN

URAIAN

INDIKATOR

Ibu dan Bayi serrta Peningkatan Upaya & Kecepatan Penanggulangan Masalah Kesehatan Akibat Terjadinya Wabah, Kejadian Luar Biasa, Konflik & Bencana Melalui Pengembangan Sistem Kewaspadaan Dini, Pemetaan dan Pengembangan Model Pelayanan Kesehatan

Bencana, sesuai mitmen Nasional dan Internasional

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007 43

SASARAN TARGET 2004 14. % Penderita Malaria yang diobati 15. % Penderita Kusta yang selesai berobat (RFT Rate) 16. Kasus filaria yang ditangani 17. Balita BGM 18. % Kecamatan Bebas Rawan Gizi 19. % Balita Gizi Buruk mendapat Perawatan Meningkatnya Upaya Pemeliharaan dan Peningkatan Kesehatan, terutama bagi 1. % Penduduk yang memanfaatkan RS a.Rawat Jalan b.Rawat Inap 2. % RS yang menyelenggarakan 4 5 0.5 100 0.5 100 0.5 100 1 100 1 100 15 1 100 100 100 100 100 100 100 15 67,5 15.8 70.5 15.4 73.6 15 76.7 14.6 79.8 < 15 80 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90 > 90 90 50 > 90 >90 >90 >90 100 2005 100 2006 100 2007 100 2008 100 2009 100

CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN KEBIJAKANPROGRAM

TUJUAN

URAIAN

INDIKATOR

Peningkatan Upaya Pemeliharaan, Perlindungan/Keselamatan, Peningkatan Kesehatan dalam rangka Peningkatan Status

Program Upaya Kesehatan Peroranga n (UKP)

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007 44

SASARAN TARGET 2004 Penduduk Miskin melalui Pemberian pelayanan spesialis dasar 3. % Cak Peserta KB Aktif 4. % Pelayanan Gangguan jiwa disarana pelayanan kesehatan umum 5. Akses terhadap ketersediaan darah dan komponen yang aman untuk menangani rujukan bumil dan neonatus 6. % Bumil resti/komplikasi yang ditangani 7. % Neonatal resti/komplikasi yang ditangani 60 65 65 70 70 80 64 65 65 70 70 80 60 65 65 70 70 80 5 5 5 7 9 15 63 70 2005 2006 2007 2008 2009

CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN KEBIJAKANPROGRAM

TUJUAN

URAIAN

INDIKATOR

Gizi Terutama Keluarga Miskin & Kelompok Rentan, Melalui Perbaikan & Peningkatan Gizi, Peningkatan Kebugaran & Kesehatan Jiwa, Peningkatan Keselamatan & Keamanan Terutama bagi Pekerja dan individu/masyarakat yang terpapar pada kondisi matra Program Perbaikan Gizi

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007 45

SASARAN TARGET 2004 8. % Cakupan Bumil yang mendapat 90 tablet besi 9. % Cakupan balita yang BBnya naik 10. % Balita mendapat kap-sul vitamin A 2 kali per tahun 11. % Cakupan Pemberian MP-ASI pada Bayi BGM dari gakin 12. % Cakupan WUS yang mendapat Kapsul YodiumSumber : Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2004 - 2009

CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN KEBIJAKAN 2008 69.41 2009 90PROGRAM

TUJUAN

URAIAN

INDIKATOR 2005 39.32

2006 49.32

2007 53.87

29.29

74,61 65

75.03 67

75.91 70

77.16 75

78.41 80

80 90

63.59

69.65

75.71

81.77

87.83

100

55.26

59.12

63.22

67.07

71.17

80

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007 46

BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Pembangunan

secara

umum

sering

diartikan

sebagai

upaya

multidimensi untuk mencapai kualitas hidup seluruh penduduk yang lebih baik. Pembangunan kesehatan di Indonesia diselenggarakan secara menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Oleh banyak negara, termasuk Indonesia dan propinsi Lampung, pembangunan kesehatan dimaknakan sebagai proses yang terus menerus dan progresif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pembangunan ini semakin penting mengingat kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus merupakan faktor penentu utama Indeks Pembangunan Manusia (IPM) serta investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Oleh sebab itu, kesehatan bagi semua rakyat perlu diperjuangkan dan terus diupayakan oleh semua pihak baik pemerintah, masyarakat maupun semua komponen bangsa secara sinergi. Derajat kesehatan merupakan pencerminan kesehatan perorangan, kelompok maupun masyarakat yang digambarkan dengan Umur Harapan Hidup, Mortalitas, morbiditas dan status gizi masyarakat. Sehat dapat mencakup pengertian yang sangat luas, yakni bukan saja bebas dari penyakit tetapi juga tercapainya keadaan kesejahteraan baik fisik, sosial dan mental. Derajat kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur-unsur mortalitas dan yang mempengaruhinya, yaitu morbiditas dan status gizi. Untuk kualitas hidup, yang digunakan sebagai indikator adalah Angka Harapan Hidup Waktu Lahir (Lo). Sedangkan untuk mortalitas telah disepakati lima indikator yaitu Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Balita (AKABA) per 1000 Kelahiran Hidup, Angka Kematian Pneumonia Pada Balita per 1000 Balita, Angka Kematian Diare pada Balita per 1000 Balita dan Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) perProfil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

47

100.000 Kelahiran Hidup. Untuk morbiditas telah disepakati beberapa indikator yaitu Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000 Penduduk, Angka Kesakitaan Malaria per 1000 Penduduk, Persentase Kesembuhan TB Paru, Prevalensi Penderita HIV/AIDS terhadap Penduduk Beresiko dan Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) pada Anak Usia < 15 tahun per 100.000 anak. Untuk status gizi telah disepakati empat indikator yaitu persentase bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Persentase Anak Balita Dengan Gizi Baik, Prevalensi Anemia Gizi dan Prevalensi Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). 4.1. UMUR HARAPAN HIDUP (UHH) Meningkatnya status kesehatan masyarakat selain ditunjukkan oleh menurunnya angka kesakitan dan kematian, juga ditunjukkan oleh meningkatnya angka harapan hidup. Angka harapan hidup merupakan salah satu indikator mempengaruhi pencapaian indeks pembangunan manusia (IPM).Grafik 4.1. Estimasi Angka Harapan Hidup Provinsi Lampung dan Indonesia Tahun 2000-202575 AHH (th) 70 65 60 Lampung Indonesia

2000-2005 67,9 67,8

2005-2010 70,1 69,8

2010-2015 71,8 71,5

2015-2020 73,1 72,8

2020-2025 73,8 73,6

Sumber : Buku Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2025 (kerjasama BAPPENAS, BPS & UNFPA)

Berdasarkan estimasi Angka Harapan Hidup (e) penduduk propinsi Lampung hasilnya mendekati estimasi penduduk Indonesia, seperti grafik 4.1. diatas. Di propinsi Lampung angka harapan hidup penduduk menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat terlihat dari tahun 2002-2007. AngkaProfil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

48

harapan hidup yang diharapkan adalah angka harapan hidup yang tinggi dan berkualitas status kesehatannya. Tabel 4.1. Angka Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota Propinsi Lampung Tahun 2002 -2007Kabupaten/Kota 2003 11. Lampung Barat 2. Tanggamus 3. Lampung Selatan 4. Lampung Timur 5. Lampung Tengah 6. Lampung Utara 7. Way Kanan 8. Tulang Bawang 9. Bandar Lampung 10. Metro 11. Pesawaran Propinsi Lampungpada tanggal 2 November 2007

Angka Harapan Hidup (tahun) 2004 366,4 67,1 68,8 69,3 67,8 66,7 67,8 66,4 68,6 71,8 67,6

2005 465.2 67.7 67.4 69.4 68.5 66.9 68.5 67.3 69.9 71.9 68.0

2006 565.9 67,7 67,5 69,4 68,6 67,1 68,7 67,8 69,4 71,9 68,5

2007* 666,1 68,0 67,8 69,6 68,9 67,2 68,7 68,1 69,7 72,1 69,1

263,9 66,1 65,2 68,1 67,3 65,4 66,3 64,9 67,9 71,8 66,2

Sumber : BPS Propinsi Lampung Ket. * Data AHH tahun 2007 bersifat data sementara. Kab pesawaran definitif

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa angka harapan hidup propinsi Lampung tahun 2003-2007 terus meningkat. Jika data dilihat distribusinya per kabupaten/kota maka UHH tertinggi tahun 2007 terbesar di Kota Metro dan terrendah di Kabupaten Lampung Barat.

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

49

Grafik 4.2. Trend Angka Harapan Hidup di Propinsi Lampung Tahun 2002 - 200775 67,6 66,2 68 68,5 69,1

50

25

0 2003 2004 2005 2006 2007

sumber : BPS Propinsi Lampung. Ket. Data tahun 2007 : data sementara

4. 2. KEMATIAN / MORTALITAS Tingkat kematian secara umum sangat berhubungan dengan tingkat kesakitan. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat mortalitas dan morbiditas adalah : 1. Sosial ekonomi 2. Pendidikan 3. Perilaku Hidup Sehat 4. Lingkungan 5. Upaya Kesehatan 6. Fertilitas.

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

50

Gambaran lebih jelas tentang situasi derajat kesehatan penduduk yaitu angka kesakitan dan kematian dijelaskan dalam uraian dibawah ini : A. Angka Kematian Bayi / Infant Mortality Rate ( AKB /IMR) Angka kematian bayi (AKB) di Propinsi Lampung menunjukkan kecenderungan perbaikan yang cukup berarti. Perkiraan pada tahun 2000 berdasarkan proyeksi penduduk BPS menjadi 49 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2001 yaitu sebesar 41 perseribu kelahiran hidup. Dan pada tahun 2002 mengalami sedikit peningkatan yaitu 42 perseribu kelahiran hidup sedangkan tahun 2003 AKB meningkat menjadi 55 perseribu kelahiran hidup. Berdasarkan hasil proyeksi angka kematian bayi pada tahun 2005 sebesar 28 kemudian sedikit meningkat pada tahun 2006 sebesar 28,5. Hasil ini belum mencapai yang ditargetkan yaitu 42 per 1.000 KH, dan target Lampung Sehat 2010 yaitu 40 per 1.000 KH. Pada grafik dibawah ini belum representatif menggambarkan trend/kecenderungan kematian bayi di provinsi Lampung karena sumber datanya berbeda.Grafik 4.3. Trend Angka Kematian Bayi di Propinsi Lampung Tahun 2000 - 200680 70 60 50 40 30 20 10 0 2000 2001 2002 2003 2005 2006 28 28,5 49 41 42 55

sumber : BPS Prop. Lampung. Data tahun 2005 & 2006 berasal dari Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2025.

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

51

Grafik 4.3.A. Estimasi Angka Kematian Bayi (AKB) Propinsi Lampung dan Indonesia Tahun 2000-202540 35 30 25 20 15 10 5 0 Lampung Indonesia 2000-2005 36 36 2005-2010 28 28 2010-2015 22 23 2015-2020 18 18 2020-2025 15 15

Sumber : Buku Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2025

Berdasarkan grafik 4.3.A. diatas dapat dilihat bahwa AKB propinsi Lampung dan Indonesia dari tahun 2000-2025 mengalami penurunan dan ini merupakan hal yang baik dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.

Grafik 4.4. Persentase Penyebab Kematian Bayi Propinsi Lampung Tahun 2007

Lain2; 31,41

BBLR; 28,42

Diare; 1,71 Pneumonia; 3,63

TN; 0,64

Asfiksia; 34,19

Sumber : Seksi Kesga bidang Yankes

Penyebab kematian bayi adalah BBLR: 28,42%, Asfiksia: 34,19%, Pneumonia :3,63%, Diare :1,71%, TN :0,64% dan lain-lain : 31,41% sebagaimana grafik 4.4. diatas.

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

52

Grafik 4.5. Kasus Kematian Bayi Per 1.000 KH Menurut Kab/Kota Propinsi Lampung Tahun 200712kasus per 1.000 KH

10 8 6 4 2 0BDL LS LT LU LB TLB WK TGM LTM MTR AKB 2,87 7,72 3,65 9,49 4,04 4,42 3,49 7,93 4,18 11,1 PS WR

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Th. 2007. Ket : Data pada grafik ini belum menggambarkan angka kematian per 1000 KH karena bukan hasil survey. Kab pesawaran definitif pada tanggal 2 November 2007

Berdasarkan tabel 4.5 diatas terlihat bahwa kota Metro kasus kematian bayi per 1.000 KH lebih besar jika dibandingkan dengan kab/kota lainnya sedangkan jika dilihat per kasusnya kabupaten Lampung Selatan yang terbesar kasusnya. Hasil ini tidak bisa dibandingkan dengan target 40 per 1.000 KH karena data diatas adalah data per kasus belum menggambarkan angka per 1.000 KH dan data AKB tahun 2004-2007 belum tersedia di BPS Propinsi Lampung, yang tersedia hanya data SDKI tahun 2002-2003 sebesar 55 per 1.000 KH.Grafik 4.6. Jumlah Kasus Kematian Bayi Menurut Kab/Kota Propinsi Lampung Tahun 2007250 200 150 100 50 0BDL LS AKB 54 248 LT 82 LU 122 LB 33 TLB WK TGM LTM MTR 75 26 149 83 32 PS W

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Th. 2007Kab pesawaran definitif pada tanggal 2 November 2007 (pemekaran Kab. Lampung Selatan)

Profil Kesehatan Propinsi Lampung Tahun 2007

53

B. Angka Kematian Balita / AKABA Angka Kematian Balita (0-