Kesehatan Mental Pada Bencana

44
1 KESEHATAN MENTAL PADA BENCANA Tantri W.U

description

Kesehatan Mental Pada Bencana

Transcript of Kesehatan Mental Pada Bencana

Page 1: Kesehatan Mental Pada Bencana

1

KESEHATAN MENTAL PADA BENCANA

Tantri W.U

Page 2: Kesehatan Mental Pada Bencana

2

Pendahuluan

Penanganan aspek psikologis saat bencana merupakan suatu proses yang unik tiap individu dan tiap komunitas.

Metode untuk memfasilitasi pemulihan disesuaikan dengan karakteristik individu dan komunitas termasuk budaya di komunitas tersebut.

Tiap individu memiliki cara yang sesuai dengan dirinya untuk dapat pulih

Page 3: Kesehatan Mental Pada Bencana

3

Konsep dasar pemeliharaan kesehatan jiwa korban bencana

Tidak ada orang berurusan dengan bencana tetapi tidak terkena dampak bencana

Trauma yang ditimbulkan oleh bencana, dibagi menjadi trauma tingkat personal dan trauma tingkat kelompok

Semua orang berjuang sekuat tenaga dalam menghadapi bencana tetapi efisiensi kerja akan menurun.

Stress akibat bencana dan reaksi berduka adalah reaksi normal dalam kondisi abnormal

Page 4: Kesehatan Mental Pada Bencana

4

Konsep dasar pemeliharaan kesehatan jiwa korban bencana

Sebagian besar dari reaksi emosional korban bencana berasal dari masalah kehidupan sehari-hari yang ditimbulkan oleh bencana

Usaha penyelamatan korban bencana ada kemungkinan menimbulkan bencana sekunder

Setelah bencana banyak orang berangapan bahwa dirinya tidak memerlukan layanan kesehatan jiwa, sehingga tidak berusaha untuk mendapatkannya

Page 5: Kesehatan Mental Pada Bencana

5

Korban bencana ada kemungkinan menolak segala bentuk bantuan yang ditujukan pada korban bencana

Sebagai bentuk intervensi terhadap korban bencana, staf kesehatan jiwa lebih memilih metode outreach (secara proaktif mengulurkan tangan kepada korban yang dianggap memerlukan bantuan) daripada tradisional.

Layanan kesehatan jiwa korban bencana harus disesuaikan dengan karakteristik komunitas tersebut

Page 6: Kesehatan Mental Pada Bencana

6

Tampa rasa empati dan perhatian yang tulus, bantuan tidak akan dipedulikan oleh para korban bencana.

Intervensi harus dilakukan sesuai dengan fase bencana.

Kunci dari rehabilitasi adalah support system.

Page 7: Kesehatan Mental Pada Bencana

7

Proses pemulihan mental

Fase siaga

Fase Dampak

Fase Bulan madu

Fase Gelisah

Fase rekonstruksi

Page 8: Kesehatan Mental Pada Bencana

8

1. Fase siaga

Pada fase ini terjadi kelumpuhan mental ( emotional numbness) Tepat sesudah terjadi bencana Geraknya menjadi pelan Apatis Kehilangan harapan Gangguan keseimbangan tubuh Kehilangan kemampuan untuk

mengendalikan diri

Page 9: Kesehatan Mental Pada Bencana

9

2. Fase dampak

Sejak terjadi bencana hingga beberapa hari

Rasa takut Hiperarousal ( peningkatan respon

terhadap stimulus yang ada) Perilaku pahlawan Pahlawan merupakan periulaku

menolong keluarga dan tetangga tampa memperhatikan bahaya apapun.

Page 10: Kesehatan Mental Pada Bencana

10

3. Fase bulan madu

Setelah 1 minggu s.d 6 bulan Berbagi (sharing ) pengalaman

bencana yang mengerikan, dan para korban bencana terikat solidaritas yang kuat

Sambil mengharapkan bantuan, saling membantu dan membersihkan puing-puing dan reruntuhan

Page 11: Kesehatan Mental Pada Bencana

11

4. Fase gelisah

2 bulan s.d 1 atau 2 tahun Kesabaran korban bencana sudah

melewati batas maka muncul ketidakpuasan terhadap kesalahan administrasi dan lambannya bantuan.

Mudah terjadi masalah minuman keras dan perkelahian

Kehilangan solidaritas dan simpati masyarakat

Page 12: Kesehatan Mental Pada Bencana

12

5. Fase rekonstruksi

Setelah beberapa bulan. Kembali menjalani kehidupan sehari-

hari yang normal Semakin percaya diri dengan secara

aktif berpartisipasi dalam kegiatan membangun komunitas

Namun, orang yang tertinggal dan kehilangan dukungan mental tetap hidup dengan banyak stress

Page 13: Kesehatan Mental Pada Bencana

13

Dampak Psikologis dari bencana

Emosi

Shock

takut

sedih

MarahDendam

Rasa bersalah

Malu

Ketidakberdayaan

Kehilangan emosi

Page 14: Kesehatan Mental Pada Bencana

14

Kognisi

Kacau Salah persepsi

Kemampuan

mengambil

keputusan

Daya konsentrasi & daya

ingat

Mengingat hal-hal

yang tidak menyenan

gkan

Menyalahkan diri sendiri

Page 15: Kesehatan Mental Pada Bencana

15

Fisik

Terasa tegang

cepat lelah

cepat marah

susah tidur

sakit ditubuh

mudah terkejut

palpitasi

mual

Perubahan nafsu

makan

seksual menurun.

Page 16: Kesehatan Mental Pada Bencana

16

Hubungan interpersonalPerubahan pada hubungan interpersonal (disekolah, tempat kerja, dengan teman,

pasangan hiudup, anak)rasa tidak percaya pada orang lain

gelisah

Malas bertemu dengan orang

menyendiri

merasa terisolasimerasa ditolak& ditinggalkan pergi orang

lain tergesa-gesa dalam mengambil keputusan

terlalu dominan.

Page 17: Kesehatan Mental Pada Bencana

17

Tahapan Bencana

Faktor pra bencana

Faktor bencana

Faktor pasca bencana

Page 18: Kesehatan Mental Pada Bencana

18

Dampak psikologis dari pra bencana

Jenis kelamin

Usia & pengalaman hidup

Faktor budaya,ras, etnis

Sosial ekonomi

Keluarga

Tingkat kekuatan mental & kepribadian

Page 19: Kesehatan Mental Pada Bencana

19

Jenis kelamin

Perempuan lebih mudah terkena dampak psikologis akibat bencana, baik dari segi besarnya dampak dan lamanya stress

Perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah > 2 : 1

Page 20: Kesehatan Mental Pada Bencana

20

Usia dan pengalaman hidup

a. Tidak tampak kecenderungan yang jelas untuk usia kanak-kanak dan usia pubertas

b. Kelompok usia lanjut risikonya lebih tinggic. Kelompok usia paruh baya karena terus

menerus mengalami stress dalam kehidupan sehari-hari , sehingga risiko cukup tinggi

d. Kecenderungan kelompok usi rentan stress pada masing-masing negara mungkin berbeda-beda, karena perbedaan kondisi sosial, politik, ekonomi dan latar belakang sejarah pada negara yang bersangkutan

Page 21: Kesehatan Mental Pada Bencana

21

e. Pengalaman berhasilnya bencana dimasa lalu, dapat meringankan rasa cemas pada saat terjadi bencana dan meningkatkan kemampuan menghadapi bencana yang sedang terjadi

f. Pengalaman trauma dimasa lalu, ditambah pengetahuan dan pelatihan, dapat meningkatkan kemampuan untuk pulih

Page 22: Kesehatan Mental Pada Bencana

22

Faktor budaya, ras dan etnis

Dampak yang ditimbulkan bencana lebih besar dinegara berkembang dibandingkan dinegara maju

Untuk kelompok usia muda, tidak ada gejala khas untuk etnis tertentu

Page 23: Kesehatan Mental Pada Bencana

23

Sosial ekonomiDampak pada individu berbeda menurut latr belakang pendidikan, proses pembentukan kepribadian, penghasilan dan profesiIndividu dengan kedudukan sosek yang rendah, akan mengalami stress pasca bencana yang lebih berat.Semakin sering seseorang mengalami bencana akan semakin mempengaruhi kedudukan sosial ekonomi orang tersebut.

Page 24: Kesehatan Mental Pada Bencana

24

Keluarga Pengaruh status perkawinan pada

perempuan > laki Sindrom penyakit pada suami berdampak >

istri Pengalaman bencana akan mempengaruhi tk

stress dalam perkawinan Posisi sbg orang tua akan meningkatkan

tingkat stress. Hal ini terutama terjadi pada orang tua perempuan

Stress pada anak merupakan dampak dari keluarga. Gejala patologi psikis pada orang tua akan tampak pada anak.

Perhatian pada anak perlu melibatkan seluruh keluarga. Perhatian pada orang tua akan berdampak positif pada anak

Page 25: Kesehatan Mental Pada Bencana

25

Dampak psikologis pra bencana :Tingkat kekuatan mental dan kepribadian pra bencana

Kondisi mental pra bencana dapat dipakai untuk memprediksi dampak patologis pasca bencana

Bagi pasien gangguan jiwa : gejala PTSD pasca bencana belum tentu disebabkan oleh bencana tetapi mungkin merupakan gejala gangguan jiwa yang lain.

Gejala psikis pra bencana berkaitan dengan tingkat ekspos terhadap bencana

Kepribadian dari individu dengan gangguan jiwa akan mengalami stress yang lebih berat, dibandingkan dengan individu dengan kondisi psikologis yang stabil

Page 26: Kesehatan Mental Pada Bencana

26

Dampak psikologis dari bencana : faktor bencana

Tingkat eksposur

Ditinggalkan oleh keluarga atau sahabat

Diri sendiri atau keluarga terlukaMerasakan ancaman keselamatan jiwa , mengalami ketakutan luar biasaPengalaman rasa panik saat bencana

Pengalaman berpisah dengan keluarga

Kehilangan harta benda dalam jumlah besar

Pindahtempat tinggal akibat bencana

Page 27: Kesehatan Mental Pada Bencana

27

Dampak psikologis dari bencana : faktor bencana

*•Semakin banyak faktor psikologis bencana, maka akan semakin berat masalah kesehatan jiwa yang dialalmi korban

•Rasa kehilangan pada individu, akan memperkuat perasaan negatif•Hancurnya komunitas akan memperlemah perasaan positif

Dampak bencana

pada komunitas

Page 28: Kesehatan Mental Pada Bencana

28

Dampak psikologis dari bencana : Faktor pasca bencana Stress akibat kegiatan tertentu dalam siklus

kehidupan dan stress kronik pasca bencana, berkaitan dengan tingkat kesehatan mental pada korban bencana stres dan stabilnya pemenuhan kebutuhan berkaitan dengan stabilnya kondisi psikiatrik

Tingkat stress yang dialami oleh suatu komunitas yang tertimpa bencan perlu dipantau dalam jangka panjang

Pasca bencana semua sumber daya harus diinventarisasi secara konkrit dan terinci serta diumumkan

Page 29: Kesehatan Mental Pada Bencana

29

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya risiko terkena beban mental pasca bencana (terutama pada orang dewasa)

Perempuan Usia 40-60 tahun Tidak berpengalaman menangani

akibat bencana atau mendapatkan pelatihan penanggulangan bencana

Kelompok minoritas dalam masyarakat Kelompok sosial ekonomi kelas bawah Perempuan yang bersuami terutama

yang suaminya stress berat

Page 30: Kesehatan Mental Pada Bencana

30

Pernah mendapatkan penanganan medis oleh dokter spesialis syaraf

Tingkat eksposur terhadap bencana cukup tinggi (terluka, ada ancaman keselamatan jiwa, mengalami kehilangan yang mendadak)

Komunitas tempat tinggal mengalami kerusakan parah

Stress akibat bencana sekunder dan kehilangan harta benda

Page 31: Kesehatan Mental Pada Bencana

31

Intervensi Dasar

* •Menjelaskan bahwa kondisi sudah aman

* •Berbagi pengetahuan dan informasi : pendidikan psikologis & sumber daya lokal

* •Tidak memaksa

* •Tidak menjanjikan bahwa tugas selanjutnya kita tanggung semua

Page 32: Kesehatan Mental Pada Bencana

32

Penatalaksanaan

Intervensi tahap awal ( psychological first aid)

(Perawatan primer) Primary care

Intensive treatment

Page 33: Kesehatan Mental Pada Bencana

33

Korban bencana yang memerlukan intervensi tahap awal

Korban yang terasingkan

Korban yang tidak dapat beristirahat

sebagaimana mestinya

Korban yang tidak memiliki tempat yang aman untuk

menceritakan pengalamannya

Page 34: Kesehatan Mental Pada Bencana

34

Intervensi tahap awal

Tidak membahayakan Reaksi normal terhadap kondisi

abnormal Menceritakan pengalaman dan

perasaan sendiri kepada orang yang dapat dipercaya

Pemulihan pola hidup normal dan aktivitas sehari-hari

Olahraga secukupnya Usahakan waktu tidur cukup

Page 35: Kesehatan Mental Pada Bencana

35

Terapi obat

Menenangkan & menurunkan kecemasan

Mencegah terjadinya masalah psikologis dimasa yang akan datang

Page 36: Kesehatan Mental Pada Bencana

36

Intervensi pada kehidupan sehari-hari

Penanganan psikis terhadap individu korban bencana

Penanganan psikis terhadap anggota keluarga korban bencana

Kontrol rasa cemas Terapi dengan obat

Page 37: Kesehatan Mental Pada Bencana

37

Penanganan psikis

Menjelaskan trauma sebagai memori yang terukir dalam benak

Memperkenalkan contoh kasus dimasa lalu

Penjelasan tentang perasaan yang menyertai pengalaman traumatik : rasa bersalah, malu, hilangnya rasa percaya diri, marah

Gambaran mengenai proses pemulihan

Page 38: Kesehatan Mental Pada Bencana

38

Gambaran mengenai proses pemulihan

Keadaan pasti membaik seiring berjalannya waktu

Bukan menghapus memori tentang pengalaman traumatik, tetapi memulihkan rasa percaya diri bahwa memori tersebut sudah terkontrol

Meningkatnya kemampuan dalam menghadapi bencana serta pemulihan kesehatan dan fungsi organ tubuh, sebagai bentuk usaha pemberdayaan diri

Page 39: Kesehatan Mental Pada Bencana

39

Stress dan penanggulangannya Setelah mengalami kejadian yang

mengguncangkan jiwa, ada kemungkinan timbul berbagai jenis dampak secara fisik maupun jiwa.

Dampak yang timbul disebut reaksi stress disebabkan pengalaman yang mengerikan, ada kalanya timbul segera setelah kejadian, tetapi ada kalanya setelah beberapa jam, atau beberapa hari, atau bahkan beberapa minggu kemudian

Page 40: Kesehatan Mental Pada Bencana

40

Cara menangani stress

Lakukan olah raga : mengendurkan otot yang tegang akan bermanfaat untuk mengurangi stress pada tubuh

Terimalah reaksi stress sebagai sesuatu yang lumrah dan alamiah

Ekspress feeling (curhat) pada orang yang dapat dipercaya

Hindari mengkomsumsi alkohol, rokok dan obat-obatan dalam dosis yang berlebihan

Page 41: Kesehatan Mental Pada Bencana

41

Usahakan mempertahankan kebiasaan hidup dan suasana hati seperti pada saat sebelum mendapat bencana

Sediakan waktu untuk berkumpul dengan teman dan keluarga

Jika tidak bisa tidur jangan memaksakan diri untuk tidur, lakukan hal-hal yang disukai sekedar untuk menghabiskan waktu.

Jika karena suatu kondisi kita harus tidur, minumlah obat sesuai dengan instruksi dokter

Page 42: Kesehatan Mental Pada Bencana

42

Lakukan hal-hal yang kita sukai atau yang membuat kita gembira

Sebelum emosi kembali stabil, hindari membuat keputusan yang penting misalnya menikah, bercerai atau pindah rumah

Harus cukup waktu untuk istirahat

Page 43: Kesehatan Mental Pada Bencana

43

Kata-kata yang dapat melukai perasaan pasien Teruslah berusaha Kalau kamu tidak sembuh-sembuh, orang

yang sudah meninggal juga tidak akan tenang lhoh

Kalau kamu menangis , orang yang sudah meninggal juga akan menjadi sedih lhoh

Sudah bagus lhoh bahwa nyawa kamu masih bisa diselamatkan

Kamu khan punya keluarga, itu saja sudah bisa bahagia, bukan?

Page 44: Kesehatan Mental Pada Bencana

44

Anggap saja ini tidak pernah terjadi, mari mulai segalanya dari awal

Pasti ada hal yang baik dimasa yang akan datang

Cepat lupakan bangkitkan semangatmu

Kamu lebih sehat dari yang saya perkirakan sebelumnya

Jangan berpikir begitu lagi Mari berpikir positif Segini saja cukup khan? Tidak apa-apa lhoh